STUDY FISHING GROUND IN KAMPAR RIVER, MERANGIN VILLAGE, KUOK DISTRICT, PROVINCE OF . By

Tiur Anastasya Lestari Sitorus 1), Ir. Hj. Alit Hindri Yani, M.Sc 2), Dr. Nofrizal, S.Pi, M.Si 3)

ABSTRACT

This research was conducted in Mei 2015 in Kampar river, Merangin village, Kuok district, Province of Riau. Purpose of this study was to obtain data on environmental parameters become the benchmark fishing grounds and fishing activity. Environmental parameters measured are temperature, current speed, brightness, depth, acidity (pH) and dissolved oxygen. After doing this research is that the condition of the Kampar river Merangin village still quite good and still support for life of organisms that were in it and deserves to fishing activities in these waters.

Keywords: fishing ground, environmental parameters,

1.Student of Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau, 2.Lecture of Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau, Pekanbaru

PENDAHULUAN sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan Kualitas air yaitu sifat air dan parameter biologi (plankton dan kandungan makhluk hidup, zat benthos) (Sihotang, 2006). Suhu air energi atau komponen lain di dalam dipengaruhi komposisi substrat, air. Kualitas air dinyatakan dengan kecerahan, kekeruhan, air tanah dan beberapa parameter yaitu parameter pertukaran air, panas udara akibat fisika (suhu, kekeruhan, padatan respirasi dan naungan dari kondisi terlarut dan sebagainya), parameter perairan tersebut. Wilayah perairan kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, tidaklah selalu sama kesuburannya kadar logam dan sebagainya), dan maupun kelimpahan serta jenisnya. parameter biologi (keberadaan Hal ini antara lain disebabkan plankton, bakteri dan sebagainya) tidak samanya parameter lingkungan (Effendi, 2003). di setiap perairan. Pengetahuan Pengukuran kualitas air dapat mengenai faktor lingkungan perairan dilakukan dengan dua cara, yang sebagai daerah pengoperasiaan alat pertama adalah pengukuran kualitas tangkap yang menjadi tolak ukur air dengan parameter fisika dan penilaian sangat dibutuhkan untuk kimia (suhu, oksigen terlarut, mendapatkan hasil tangkapan yang karbondioksida bebas, pH, optimal diantaranya adalah faktor konduktivitas, kecerahan, alkalinitas) fisika dan faktor kimia. Mengingat yang dikumpulkan adalah data selama ini nelayan hanya primer dan sekunder. Data primer menentukan daerah penangkapan yang diukur meliputi suhu, kecepatan berdasarkan kebiasaan dan arus, kecerahan, kedalaman, oksigen pengalaman. Atas dasar itu dilakukan terlarut, derajat keasaman (pH) dan penelitian mengenai studi daerah jenis ikan hasil tangkapan jaring, penangkapan ikan di sungai Kampar pengilar, pancing gantung, jala. Kecamatan Kuok Provinsi Riau. Sedangkan data sekunder di peroleh Tujuan penelitian ini adalah dari instansi yang terkait berupa untuk mengetahui hasil tangkapan topograpi dan monograpi desa. pada daerah penangkapan (fishing ground) dan mengidentifikasi alat HASIL tangkap yang digunakan di perairan Desa Merangin terletak sungai Kampar Kecamatan Kuok dijalan Lintas Pekanbaru-Sumatera Provinsi Riau. Penelitian ini Barat dan Jalan Lintas Rokan Hulu bertujuan untuk memperoleh data yang bisa menghubungkan ke tentang parameter lingkungan yang Sumatera Utara. Di Desa Merangin menjadi kondisi daerah penangkapan terbentang Sungai Kampar yang dan aktifitas penangkapan ikan di memiliki potensi dan Sumber Daya perairan Sungai Kampar Kecamatan Alam yang beraneka ragam. Desa Kuok. Merangin juga dibentangi Bukit- bukitan yang disebut Bukit Barisan METODE PENELITIAN dan sebuah genangan Danau PLTA Penelitian ini dilakukan pada Koto Panjang yang sangat potensial tanggal Mei 2015 di Desa Merangin sebagai Usaha Budidaya Kerambah Kecamatan Kuok Provinsi Riau. Jaring Apung. Alat yang digunakan untuk Desa Merangin Setelah penelitian adalah dimekarkan memiliki wilayah sangat 1. Alat tangkap jaring, pengilar, kecil dan terdiri dari tiga dusun. Desa jala dan pancing gantung Merangin memiliki luas ± 3.281 Ha. Termometer, Adapun batasan Wilayah Desa 2. Botol dengan tali berskala dan Merangin sebagai berikut : sebelah stopwatch, Utara berbatas dengan Desa Pulau 3. Pinggan secchi Terap. Sebelah timur berbatas 4. Tali berskala dan pemberat, dengan Desa Pulau Terap. Sebelah 5. Kertas lakmus Selatan berbatas dengan Kecamatan 6. Do meter XIII Koto Kampar. Sebelah Barat 7. Meteran. berbatas dengan Desa Silam. 8. Timbangan 9. Kamera digital Hasil Tangkapan 10. Alat tulis Data hasil tangkapan di Desa 11. GPS (Global Position System) Merangin ini dikumpulkan hasil Metode yang digunakan tangkapan dari alat tangkap jaring, dalam penelitian ini adalah metode pancing gantung, jala, pengilar. survei, data diperoleh dengan cara Metode pengoperasian alat tangkap pengamatan dan pengukuran dilihat dari teknologi dan peralatan langsung dilapangan (insitu). Data masih tergolong tradisional, serta jangkauan operasi penangkapan Alat tangkap jala biasanya masih terbatas di daerah perairan digunakan nelayan pada pagi, siang sungai Kampar sehingga nelayan dan sore hari. Penggunaan alat sangat tergantung pada sumberdaya tangkap ini digunakan saat nelayan di daerah perairan tersebut. ingin menangkap saja. Untuk tempat Jaring terbuat dari tali nilon penangkapan ikannya tidak memakai berwarna putih. Untuk patokan. Panjang alat tangkap ini pelampungnya, nelayan hanya adalah 4 meter. Bahan yang menjadi menggunakan botol aqua dan ranting pemberatnya adalah tembaga. Cara pohon. Pemberat yang digunakan pengopersian alat tangkap ini dengan nelayan pada jaring adalah tembaga cara di tebar di pemukaan air lalu di yang berbentuk bulat. Panjang alat lagi. Apabila alat tangkap ini tangkap jaring adalah 5 meter dan nyangkut di batu, maka nelayan lebarnya 1 meter. Jaring ini di tersebut akan menyelam untuk operasikan dengan cara melintang melepaskan jala dari batu yang menghadang arus di perairan sungai bertujuan agak alat tankap tersebut Kampar untuk menghadang arah tidak koyak. renang ikan. Jaring ini biasa Alat tangkap pengilar dioperasikan penduduk di Desa digunakan setiap hari dan alat Meranti pada pagi, siang dan sore tangkap ini dapat juga di biarkan hari. Lama perendaman jaring di bermalam di perairan. Pada alat dalam air sekitar 5 sampai 10 menit. tangkap ini diikat, tali akan diikatkan Hasil tangkapannya adalah ikan pada bagian pinggir atas dari pohon lelan. satu ke pohon yang lain dan Komponen dari alat tangkap dibiarkan sampai ada ikan pancing gantung adalah kayu, tali didalamnya. Untuk sampai ke tempat dan mata pancing. Panjang kayu 150 alat tangkap ini di butuhkan waktu ± cm, panjang talinya bervariasi ada 1 5 menit dengan menggunakan boat. dan 2 meter. Pancing ini di Berdasarkan penelitian hasil operasikan menetap di perairan yang tangkapan nelayan adalah ikan geso tempatnya di pinggiran sungai. Cara (Mystus wyckii), paweh (Osteochilus pengoperasiannya adalah dengan hasselti), ikan lelan (Osteochilus menancapkan kayu pancing ke tanah pleurotaenia), ikan mas (Cyprinus dan pancingnya bisa juga diikatkan carpio), nila (Oreocromis niloticus), ke pohon. Umpan yang digunakan Pantau (Rasbora cephalotaenia), adalah ikan kecil yang masih hidup Mali (Dangila ocellata), ikan kapiek dan usus. Anak ikan dan usus yang (Barbodes schwanefeldi), dimana menjadi umpan tersebut, akan di berat dan hasil tangkapan berbeda. sangkutkan di mata pancing dan di Jumlah tangkapan keseluruhan biarkan di dalam air sampai ikan- selama penelitian adalah 7.500 gr ikan lain memakan umpannya. Hasil dengan hasil tangkapan 61 ekor yang dari pancing gantung ini tidak terlihat pada tabel berikut: menentu. Tabel 2 . Jenis, nama ilmiah dan jumlah ikan yang ada di Desa Merangin. No. Jenis ikan Nama ilmiah Berat (gram) Jumlah (ekor) 1. Baung geso Mystus wyckii 600 5 2. Paweh Osteochilus hasselti 1000 7 3. Lelan Osteochilus pleurotaenia 1200 12 4. Mas Cyprinus carpio 1150 1 5. Nila Oreocromis niloticus 1250 8 6. Pantau Rasbora cephalotaenia 100 8 7. Mali Dangila ocellata 1000 9 8. Kapiek Barbodes schwanefeldi 1000 10 7.300 60 pleurotaenia), ikan mas (Cyprinus carpio), nila (Oreocromis niloticus), Berdasarkan hasil dari Pantau (Rasbora cephalotaenia), penelitian 7 hari, hasil tangkapan Mali (Dangila ocellata), ikan kapiek nelayan adalah ikan geso (Mystus (Barbodes schwanefeldi), dimana wyckii), paweh (Osteochilus berat dan hasil tangkapan berbeda. hasselti), ikan lelan (Osteochilus

14

12 (ekor) 10

8

6

4

2

Jumlah Jumlah Hasil Tangkapan 0 Mas Baung Paweh Nila Pantau Mali Kapiek Lelan Geso Jenis Hasil Tangkapan

Gambar 13. Jumlah ikan berdasarkan jumlah ekor

Bila dilihat dalam grafik, ikan (Dangila 0cellata) 9 ekor, Nila yang paling banyak jumlahnya (Oreocromis niloticus) 8 ekor, ikan adalah ikan lelan (Osteochilus pantau (Rasbora cephalotaenia) 8 pleurotaenia) dengan jumlah 12 ekor, Kapiek (Barbodes ekor, kemudian menyusul ikan mali schwanefeldi) 10 ekor, ikan paweh (Osteochilus hasselti) 7 ekor, Baung batas toleransi bagi kehiupan ikan geso (Mystus wyckii) 5 ekor, sebagaimana di jelaskan oleh sedangkan ikan yang paling sedikit (Romimohtarto, 2002) bahwa suhu tertangkap adalah ikan mas berkisar antara 27°-32 °C baik untuk (Cyprinus carpio) 1 ekor. Alat kehidupan organisme perairan. tangkap yang di gunakan pada Kecerahan adalah parameter stasiun 1 adalah jaring dan jala, pada fisika yang erat kaitannya dengan stasiun 2 alat tangkap yang proses fotosintesis pada suatu digunakan adalah jaring, jala, ekosistem perairan. Kecerahan yang pancing gantung dan pengilar, tinggi menunjukkan daya tembus sedangkan pada stasiun 3 adalah cahaya matahari yang jauh ke jaring, jala. dalam perairan. Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan Pembahasan kedalam air yang dinyatakan dalam % dari beberapa panjang gelombang Karakteristik daerah penang di daerah spektrum yang terlihat kapan ikan yang baik menurut cahaya melaluli lapisan 1 meter jauh Munzir (2009) adalah : agak lurus pada permukaan air. a. Daerah tersebut harus memiliki Apabila kecerahan tidak baik, berarti kondisi dimana ikan dengan perairan itu keruh. Kekeruhan mudahnya datang bersama-sama (turbidity) air sangat berpengaruh dalam kelompoknya dan tempat yang terhadap ikan. Kekeruhan terjadi baik untuk dijadikan habitat ikan karena plankton, humus dan suspensi tersebut. lumpur atau bisa juga diakibatkan b. Daerah tersebut harus merupakan oleh suspensi hidroksida besi. tempat dimana mudah menggunakan Kekeruhan perairan dapat peralatan penangkapan ikan bagi menghambat pertumbuhan ikan nelayan. budidaya baik secara langsung c. Daerah tersebut harus bertempat di maupun tidak (Yudarlan, 2011). lokasi yang bernilai ekonomis. Wardoyo (1981) dalam Mauli Nontji (2002), mengatakan (2007), mengatakan bahwa bahwa suhu air permukaan banyak kecerahan perairan adalah mendapat pengaruh dari radiasi kemampuan cahaya matahari untuk matahari terutama ada siang dan dapat menembus perairan. Makin malam hari. Nontji (1993) tinggi kecerahan,maka semakin pemanasan matahari yang tidak tinggi daya penetrasi cahaya yang merata juga menyebabkan suhu di masuk ke dalam perairan. Hal ini permuka bumi tidak sama, yang dikarenakan tingginya produktivitas dapat mengakibatkan perubahan perairan tersebut. densitas. Suhu di pengaruhi oleh Derajat keasaman (pH) curah hujan, penguapan, kelembaban merupakan satu dari parameterkimia udara, suhu udara dan kecepatan perairan yang dapat dijadikan angin. Suhu perairan tropis relatif indikasi kualitas perairan. stabil dan suhu perairan akan Berdasarkan pengukuran di lapangan mempengaruhi fungsi fisiologi rata-rata nilai pH berkisar antara 6-7, organisme dengan kata lain akan ini berarti kisaran pH di perairan mempengaruhi distribusi individu. Desa Merangin, sangat memungkin Meskipun suhunya relatif tinggi dan kan ikan untuk tinggal dan hidup. tidak sama, namun masih dalam Bahwasanya pH dipengaruhi oleh di Desa Merangin terdapat rata-rata jumlah karbondioksida dalam air parameter perairan dari setiap stasiun pada pagi dan siang hari. Bila yaitu : rata-rata suhu perairan adalah konsentrasi karbondioksida bebas 27,57 °C, 27,42°C, 26,71 °C. Rata- dalam air tinggi,maka pH menjadi rata kecepatan arus perairan adalah rendah (Raharjo dalam Sanusi, 0,16 m/d, 0,14 m/d, 0,27 m/d. Rata- 1983). perubahan ph perairan terjadi rata kedalaman adalah 2.46 m, karena pencampuran karbondioksida 3,64m, 2,39 m. Rata-rata kecerahan diperairan diubah olehaktivitas perairan berkisar adalah 52,14 cm, biologi seperti fotosintesis dan 25,14 cm, 31,42 cm. Derajat respirasi, serta variasi salinitas. keasaman (pH) adalah 62, 6,3, 6,57. Salah satu dampak PLTA Rata-rata oksigen terlarut adalah 4,85 terhadap nelayan tangkap adalah mg/l, 5,06 mg/l, 4,99 mg/l. tidak stabilnya siklus air sungai kampar ( selalu berubah ) sehingga Saran hasil tangkapan nelayan tidak Perairan di sungai kampar maksimal, beresiko pada jaring harus di pertahankn kualitas airnya insang, jala, kail dan pengilar, pada supaya bisa menjadi sumber saat spill way (pintu pembuangan air) kehidupan. Hendaknya ada dibuka (debit air naik / dalam penelitian lanjutan untuk mengetahui kondisi banjir) maka daerah aliran bagaimana bagaimana kondisi sungai (DAS) akan meningkat, parameter perairan di sungai Kampar sehingga membuat nelayan tangkap yang ditinjau dari faktor biologi. tidak bisa melaksanakan kegiatan Serta penelitian mengenai komposisi penangkapan ikan di sepanjang hasil tangkapan masing-masing alat aliran sungai kampar, karena arus tangkap yang ada di sungai Kampar yang kuat dan debet air yang tinggi, untuk melihat potensi perikanan membuat para nelayan jadi takut yanag ada di sana. untuk melakukan aktifitasnya. DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN DAN SARAN Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Kesimpulan Air Bagi Pengelolaan Sumber daya Lingkungan Perairan. Ikan-ikan yang terdapat di Kanisius, Yogyakarta. 249 Desa rantau Merangin adalah baung hal. geso (Mystus wyckii), paweh (Osteochilus hasselti) , lelan Maruli. 2007. Studi Karakteristik (Osteochilus pleurotaenia), ikan mas Parameter Fisika dan Kimia (Cyprinus carpio), nila (Oreocromis Daerah Pengoperasian niloticus), pantau (Rasbora Trammel Net Desa Bagan cephalotaenia), mali (Dangila Asahan Baru Kecamatan ocellata), kapiek (Barbodes Tanjung Balai Karimun schwanefeldi). Jenis alat tangkap Kabupaten Asahan Provinsi yang digunakan adalah jaring, Sumatera Utara. Skripsi pancing gantung, jala dan pengilar. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Berdasarkan penelitian yang Kelautan Universitas Riau. telah dilakukan di perairan Kampar Pekanbaru.60 hal. Munzir. 2009. Daerah Penangkapan Lembaga Oceanografi Nasion Ikan. http://pondok munzir. al. Dikunjungi Tanggal 13 blogspot.com./2009/06/daera Oktober 2014. Http; //www. h-penangkapan-ikan. Google.com./BL/85/P. Dikunjungi tanggal 18 Desember Sihotang, C dan Efawani. 2006. 2014. Penuntun Praktikum Limnolo gi. Fakultas Perikanan dan Nontji. A. 1993. Laut Nusantara. Ilmu Kelautan UNRI : Penerbit Djambatan. . Pekanbaru, 26 hal. 127 hal. Yudarlan, 2011. http: // yudarlan. Nontji. A. 2002. Laut Nusantara. blogspot. Com / 2011/ 10 / Djambatan. Jakarta.368 hal. parameter-kualitas-perairan. Html. Romimohtarto, K. 2002. Kualitas Air Dalam Budidaya Laut. LIPI-