KHASANAH ILMU, VOL. III NO.1 MARET 2012

PENGEMBANGAN PUSAT KULINER NUSANTARA KOTA BANDUNG SEBAGAI TUJUAN WISATA

Oda STMP BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No. 1-6 Terusan Jalan Jakarta, Bandung email: [email protected]

ABSTRACT

Bandung City as a students and industrial city has become attraction for people from other regions in Nusantara to visit it to study and look for a job. Heterogeneity of Bandung population, also as a constrainnt to manage, is a potential to develop as a the centre of Nusantara food that can support economic growth of Bandung City. The innitiative of nusantara food centre derives from some businesmen, not the government of Bandung City. Bandung city does not have Nusantara food centre map, either its origin or the kinds, because the exist of Nusantara food centre has not been identified. Nusantara food map availability is very important, it can make tourist easy to find the centre of Nusantara food and the government can carry out the retribution easily.

Key Word: Nusantara Culanary, Touristsm Destination

I. PENDAHULUAN lautan api”. Bandung juga dikenal sebagai tempat penyelenggaraan Konfrensi Asia Keindahan alam dengan Afrika yang pertama (KAA), beraneka ragam etnik dan keunikan budaya diselenggarakan pada tanggal 19 april 1955 yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dan dihadiri oleh 29 negara kawasan Asia dulu menjadi perhatian dan daya tarik dan Afrika. wisatawan mancanegara maupun wisatawan Kota Bandung juga dikenal sebagai nusantara. Berdasarkan pada potensi itu, kota pelajar (student city), terdapat tiga Indonesia menempatkan sektor Pariwisata perguruan tinggi negeri (PTN) yang menjadi sektor andalan untuk pemasukan terkenal yaitu Institut Tenknologi Bandung devisa Negara sekaligus peningkatan (ITB) Universitas Padjadjaran dan perekonomian masyarakat Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Kota Bandung sebagai ibu kota banyak Perguruan Tinggi Swasta cukup provinsi Jawa Barat secara geografis terletak terkenal dan berkualitas, sehingga Kota di tengah-tengah provinsi Jawa Barat dan Bandung menjadi tujuan banyak para kaum mempunyai nilai strategis terhadap daerah- muda dari berbagai daerah di Indonesia daerah di sekitarnya terutama DKI Jakarta. untuk menuntut ilmu di Bandung. Kota Bandung merupakan suatu cekungan Kota Bandung juga merupakan pusat dan terletak pada ketinggian ±768 m di atas perkembangan dan insdustri, karena itu permukaan laut dan dikelilingi oleh Bandung juga merupakan daya tarik para pegunungan. Berkat dataran tinggi dan urbanisan untuk mencari pekerjaan. gunung-gunung di sekelilingnya, Kota Banyaknya pendatang dari berbagai daerah Bandung berhawa sejuk dan memiliki nusantara ke kota Bandung untuk menuntut panorama alam yang indah. Di daerah ilmu maupun bekerja, menjadikan penduduk pegunungan di sekitar Bandung terhampar Kota Bandung sangat heterogin. Laju permadani hijau perkebunan teh yang Pertumbuhan Penduduk (LPP) kota menutupi hampir setiap kaki gunung. Bandung sebesar 1,88% dengan Rata-rata Selain terkenal keindahan panorama kepadatan penduduk Kota Bandung alam dan berhawa sejuk, Kota Bandung juga 13.927,48 jiwa/Km2 (Kota Bandung dalam memiliki nilai sejarah. Kota Bandung Angka, 2007). Heteroginitas masyarakat dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Kota bandung tersebut selain merupakan Belanda) City of Paris van java (Inggris) tantangan bagi Kota Bandung dalam atau “Paris dari Jawa”, sebagai Eropanya mengelola jumlah penduduk yang besar, daerah tropis. Pada jaman revolusi, juga memberi peluang bagi perkembangan Bandung dikenal dengan semangat khasanah kekayaan kuliner nusantara di kota perjuangan yang dikenal dengan “Bandung Bandung yang dapat dimanfaatkan sebagai ISSN 2087-0086 51

KHASANAH ILMU, VOL. III NO.1 MARET 2012

daya tarik distinasi wisatawan dari luar pariwisata memiliki pengaruh ganda Bandung khususnya dari Ibukota DKI (multiplier effect) yang sangat besar. Jakarta. Seperti pada bagan diatas, jelas Pada saat ini Bandung selain terkenal bahwa seorang wisatawan berkunjung ke dengan daerah wisata belanja, juga terkenal sebagai pusat kuliner, baik kuliner lokal suatu tempat atau daerah tertentu karena Jawa Barat yaitu aneka macam kuliner tertarik oleh sesuatu, atau dengan kata lain sunda mapun kuliner dari berbagai daerah daerah tersebut mempunyai daya tarik bagi nusantara. Mulai dari tempat kuliner yang wisatawan tersebut. Kemudian untuk eksklusif, mewah dan mahal sampai tempat menunjang kebutuhan wisatawan terhadap kuliner yang unik dan tradisional, dari produk pariwisata, salah satu hal penting tempat kuliner nongkrong anak muda untuk pengembangan pariwisata adalah sampai tempat kuliner dipinggiran jalan semuanya tersedia di Bandung dalam waktu kemudahan atau fasilitas wisata, seperti 24 jam. kemudahan mendapatkan informasi, mengurus dokumen perjalanan, ATM center, II. TINJAUAN PUSTAKA dan sebagainya. Aksesibilitas untuk mencapai tempat tujuan wisata mejadi salah A. Aspek Ekonomi Pariwisata satu komponen penting selanjutnya. Shmoll dalam Yoeti (2008) Aksesibilitas tersebut dapat berupa moda mengatakan bahwa wisatawan itu bertindak transportasi udara, transportasi darat, dan dengan kehendak hatinya dan bebas memilih transportasi laut. Tidak jarang salah satu daerah wisata yang akan dikunjunginya, faktor yang membuat wisatawan tertarik obyek dan atraksi wisata yang akan melakukan perjalanan ke daerah tujuan dilihatnya atau fasilitas serta produk apa wisata karena alasan kuliner (makanan dan yang dibutuhkan atau diinginkannya. minuman) serta akomodasi (penginapan). Permintaan dalam industri pariwisata terdiri Untuk itu, fasilitas dan ketersediaan dari beberapa fasilitas atau produk yang akomodasi serta makanan dan minuman berbeda, namun sangat erat kaitannya menjadi faktor yang penting dalam dengan kebutuhan wisatawan selama dalam menunjang industri pariwisata. Hiburan dan perjalanan wisata yang dilakukannya cenderamata merupakan produk terakhir dari (composite demand). Lebih lanjut menurut industri pariwisata yang melengkapi Shmoll, faktor-faktor yang menentukan kebutuhan wisatawan akan produk permintaan terhadap daerah kunjungan pariwisata. wisata antara lain : Bryden dalam Mangiri (2003) dalam 1. Harga (price) Prabowo (2009) menyebutkan 5 dampak 2. Daya tarik wisata (tourist attractions), positif pariwisata bagi masyarakat. Manfaat fasilitas yang tersedia (tourist facilities), tersebut, yaitu : memperbaiki neraca bentuk-bentuk pelayanan lainnya pembayaran sebagai penghasil devisa, (services) seperti transportasi lokal, menyebarkan pembangunan ke daerah- telekomunikasi, dan hiburan. daerah non industri, menciptakan lapangan 3. Kemudahan-kemudahan untuk kerja, dan menghasilkan dampak pengganda berkunjung (accessibilities) seperti perekonomian (multiplier effect). sarana jalan, jembatan, tenaga listrik,

atau persediaan air bersih. B. Kuliner Nusantara 4. Pre travel services and informations Istilah Kuliner berkaitan erat dengan 5. Images of tourist destination konsumsi makanan sehari-hari dan Sammeng (2000) dalam Prabowo merupakan sebuah gaya hidup yang tidak (2009) menjelaskan bahwa produk dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, pariwisata merupakan mata rantai dari karena sehari-hari setiap orang memerlukan serangkaian komponen yang satu dengan makanan. Dalam kamus Webster (1913) kuliner atau culinary adalah “Relating to the yang lainnya saling terkait dan saling kitchen, or to the art of cookery; used in mempengaruhi. Inilah yang menyebabkan ISSN 2087-0086 52

KHASANAH ILMU, VOL. III NO.1 MARET 2012

kitchens; as, a culinary vessel; the culinary budaya yang sering kali menghambat art”. transfer pengetahuan tentang makanan Kuliner adalah suatu bagian hidup tradisional itu sendiri. yang erat kaitannya dengan konsumsi Dari perspektif antropologi, kuliner makanan sehari-hari. Kuliner merupakan tidak terlepas dari pola konsumsi dan sebuah gaya hidup yang tidak dapat kapitalisme. Identitas sosial menyangkut dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. kelas sosial dapat terlihat lewat pola-pola Karena setiap orang memerlukan makanan makan yang akhirnya bisa dijadikan bahan yang sangat dibutuhkan sehari-hari. Mulai refleksi tentang kesenjangan sosial-budaya dari makanan yang sederhana hingga atau juga polarisasi kelas di Indonesia. makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Kegiatan makan seringkali dianggap sebagai Sedangkan pengertian “Nusantara” kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar memiliki arti “di antara dua benua dan dua semata, padahal dari sudut kajian samudera", sehingga Jawa pun termasuk antropologi budaya, kegiatan makan dalam definisi nusantara. Istilah nusantara merupakan suatu bagian dari tujuh unsur ini dengan cepat menjadi populer kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki penggunaannya sebagai alternatif dari nama kekhasan tersendiri dalam kegiatan makan, Hindia Belanda. Sampai hari ini istilah mulai dari menyiapkan bahan makanan, nusantara tetap di pakai untuk menyebutkan proses memasak, mengemas, hingga proses wilayah tanah air kita dari Sabang sampai memakannya. Rohendi (2001), Merauke. mengungkapkan dalam perspektif Berdasarkan pengertian di atas, antropologi, makanan bukanlah sesuatu yang kuliner nusantara menunjuk pada makanan dipandang semata-mata berhubungan khas tradisional dan makanan utama yang dengan aspek fisiologis dan biologis berasal dari wilayah Indonesia. manusia melainkan secara menyeluruh Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri terserap dalam suatu sistem budaya dari berbagai etnis, menyebabkan corak makanan. Sistem budaya makanan ragam makanan tradisional di nusantara juga mencakup kegiatan produksi, distribusi, dan sangat beranekaragam. Globalisasi dan konsumsi makanan yang di dalamnya kemajuan pembangunan ekonomi saat ini tersirat pemenuhan kebutuhan manusia - memberikan pengaruh kepada pergeseran primer, sosial, dan budaya- dalam rangka pola konsumsi makanan ke arah produk melangsungkan kehidupan dan import. Sejalan dengan era global dan sistem meningkatkan kesejahteraan diri, keluarga, ekonomi dunia yang semakin liberal, dan masyarakatnya, dihadapkan pada berpengaruh pada pergeseran pola sumber daya lingkungan alam (juga sosial- komsumsi dan senantiasa menghantui akan budaya) yang dapat dimanfaatkannya. hilangnya corak ragam makanan khas Menurut Roedjito (1989 : 3–6) tradisional bangsa Indonesia. Dalam posisi makanan dalam suatu masyarakat sangat demikian, upaya melestarikan dan ditentukan oleh keadaan sosial budayanya. mengembangkan makanan tradisionil Cara makan suatu masyarakat atau suatu nusantara merupakan hal penting dan sangat daerah akan dapat berkembang menjadi strategis. suatu kebiasaan makan. Individu yang hidup Pengembangan kuliner nusantara bermasyarakat sepanjang sejarah telah tidak saja mampu mengatasi persoalan mengembangkan pola tingkah laku yang ketidakseimbangan pola komsumsi produk khas, bertalian dengan cara mereka import dan tradisional, tetapi juga memberi melakukan kegaitan yang berhubungan manfaat ekonomi secara langsung kepada dengan pangan. Dengan demikian, kegiatan para pelaku ekonomi, kesempatan kerja dan memilih makanan, belanja pangan, lebih jauh meningkatkan efektifitas mengawetkan, mengolah dan berfungsinya organisasi-organisasi sosial menghidangkan makanan akan berkembang kemasyarakatan dalam upaya melindungi menjadi kebiasaan dan tradisi. keberlanjutan sistem produksi makanan Mengembangkan kebiasaan makan, tradisionil. Sementara itu, upaya mempelajari cara yang berhubungan dengan mengembangkan makanan tradisional konsumsi pangan dan menerima atau nusantara dihadapkan pada kendala antara menolak bentuk atau jenis makanan tertentu, lain sanitasi yang buruk, proses pengolahan yang dimulai dari permulaan hidupnya akan yang overcook, kurang memperhatikan gizi, menjadi bagian dari perilaku yang berakar lemahnya unsur teknologi, atau kendala pada masyarakat tersebut. Adat dan tradisi ISSN 2087-0086 53

KHASANAH ILMU, VOL. III NO.1 MARET 2012

merupakan dasar perilaku tersebut, yang mewah dengan harga yang mahal, kafe berbeda diantara kelompok yang satu yang nyaman, warung makan yang murah, dengan yang lain. Kepercayaan terhadap sampai dengan warung pinggiran jalan. Oleh makanan ditentukan oleh budaya yang karena itu berkunjung ke Bandung kiranya merupakan suatu pedoman dimana cara belumlah lengkap apabila belum berwisata makan dan penerimaan terhadap makanan kuliner di seputaran kota Bandung yang terbentuk. Hal tersebut diajarkan dengan nyaman dan asri. seksama kepada generasi berikutnya. Berbagai jenis kuliner nusantara Makanan tradisional adalah makanan seperti makanan khas tradisional Jawa, yang telah membudaya di kalangan Sulawesi, sumatera, NTB, Kalimantan, Jawa masyarakat Indonesia, serta telah ada sejak Tengah, Jawa Timur, Betawi, dan makanan nenek moyang suku nusantara dari daerah-daerah lain di Indonesia sudah (Muhilal,1995). banyak dijajakan di kota Bandung. Makanan Menurut Winarno (1993), makanan khas Jawa Timur yang mewakili masakan tradisional adalah makanan yang pekat nusantara di kota Bandung seperti berbagai dengan tradisi setempat. Sementara itu jenis , , rujak cingur, dan Hadisantosa (1993), mendefinisikan pangan lain-lain. Masakan khas mewakili kota tradisional sebagai makanan yang Yogyakarta (seperti ) berkembang dikonsumsi oleh golongan etnik dan wilayah pesat di kota bandung dari mulai dari rumah spesifik, diolah berdasarkan resep yang makan sampai di warung-warung pinggir secara turun temurun. Bahan yang jalan. Masakan Jawa Tengah seperti ayam digunakan berasal dari daerah setempat dan Suharti, soto bangkong, surabi Solo, makanan yang dihasilkan juga sesuai dengan tengkleng, banyak diminati oleh masyarakat selera masyarakat. yang berkunjung ke kota Bandung maupun Berdasarkan uraian di atas, dapat masyarakat kota Bandung sendiri. Masakan diketahui bahwa makanan berkait dengan Sulawesi seperti coto makasar, , ikan kebudayaan, setiap orang tidak akan pernah bakar banyak tersebar di Kota Bandung. melupakan makanan tradisionalnya. Masakan khas Sumatera seperti masakan Meskipun terjadi pergeseran pola makan padang bertebaran di Kota Bandung mulai akibat globalisasi dan perkembangan dari restoran besar sampai dengan warung ekonomi, orang akan selalu memproduksi pinggiran jalan banyak dijumpai di dan mencari makanan tradisional untuk Bandung. Masakan khas Nusa Tengagara memenuhi kebutuhan makan sehari hari. Barat seperti juga banyak Kondisi inilah tampaknya yang menjadi digemari masyarakat kota Bandung. Akhir- alasan bagi pelaku usaha kuliner untuk akhir ini kota Bandung dimeriahkan dengan menyajikan makanan tradisional di kota- dibukanya banyak makanan nusantara yaitu kota besar karena mereka percaya bahwa “kedei Aceh” yang menyajikan dan menjual orang yang merantau ke kota akan makanan khas Aceh, dan Rumah makan cenderung mencari makanan tradisional “Raja Melayu” yang menyajikan masakan daerahnya. khas melayu (daerah Riau). Kota Bandung dan umumnya Jawa C. Bandung Sebagai Pusat Kuliner Barat, juga memiki kekhasan kuliner Nusantara tradisional yang melengkapi keberadaan Heteroginitas masyarakat kota kuliner nusantara di Kota Bandung. Bandung menjadikan kota ini menjadi pusat Makanan khas tradisional dari Jawa Barat kuliner nusantara. Setiap orang yang datang yang ada di kota Bandung yang banyak ke Bandung cenderung berusaha mencari diburu oleh para wisatawan yang datang ke makanan khas tradisional daerahnya masing- kota Bandung antara lain: masing, karena dari aspek budaya orang 1. Makanan tradisional kota Bandung tidak dapat meninggalkan begitu saja diantaranya , kupat sayur, makanan yang biasa mereka makan. Potensi soto bandung, baso tahu, , kemajemukan etnis di kota Bandung , angeun kacang beureum, nasi dijadikan peluang bagi pelaku usaha kuliner timbel, , peuyeum bandung, untuk mendapatkan keuntungan melalui peuyeum ketan, borondong, ladu, ali membuka usaha makanan tradisional atau agrem, kolontong, opak, ranginang, kuliner nusantara. Usaha di bidang makanan kiripik tempe, kiripik , awug, tahu tradisional atau kuliner nusantara di Kota bandung, Colenak (Dicocol Enak) Bandunga dapat ditemui mulai dari restoran Batagor ( ), Surabi, ISSN 2087-0086 54

KHASANAH ILMU, VOL. III NO.1 MARET 2012

Awug Beras. Cimol (Aci Digemol), dan pada tabel 1 di atas, masih banyak lagi lain-lain. restoran, café, rumah makan dan warung 2. Makanan tradisional Cianjur; geco, pigiran jalan di wilayah seputar kota , aneka manisan buah. Bandung yang belum teridentisfikasi. 3. Makanan tradisional Purwakarta; sate Meskipun sebagian tempat tersebut berada maranggi, simping, peuyeum gandul. di luar Kota Bandung, namun tempat kuliner 4. Makanan tradisional Bogor; , sirop tersebut menjadi incaran para wisatawan pala. kiririp taleus, bogor, lapis yang berkunjung di Bandung setelah mereka hejo.. melakukan wisata. Di bagian utara Kota 5. Makanan tradisional ; empal Bandung misalnya terdapat tempat wisata gentong, , , kuliner seperti “The Peak”, “Kampung kurupuk udang, sirop campolai, terasi, Daun”, “Balcony” yang merupakan sebuah ikan asin, . resto di kompleks bangunan Hotel Bilique 6. Makanan tradisional Sumedang; tahu, dan Fame Station di Jalan Sersan Bajuri. Di ubi cilembu tempat ini banyak pilihan menu untuk 7. Makanan tradisional Sukabumi sirop masakan Canton dan tempat makan pribadi. pala, kueh moci, . House du Chocolait atau House de 8. Makanan tradisional Kuningan; Chocolate, berada di kompleks Apartment peuyeum ketan. Setiabudi. Rumah makan “Daeng Tata” 9. Makanan tradisional Majalengka : belum lama ini dibuka di Bandung yang kecap. menyajikan makanan khas Makassar seperti 10. Makanan tradisional Subang : Sop Konro panas, Iga Bakar. nanas, sale nanas. Cianjur juga tersedia di Bandung, Café 11. Makanan tradisional Garut : aneka “Suis Butcher” di Jln. Martadinata dan “ macam dodol ketan, sale kesemek. Steak House Tomodachi” di Jln. Sukajadi 12. Makanan tradisional Tasikmalaya : serta berbagai masakan mancanegara, dodol sirsak, sale pisang, opak, Jepang dan terutama masakan Eropa juga ranginang. banyak di kota Bandung. 13. Makanan tradisional Ciamis : minyak Dinas pariwisata Kota Bandung telah kelapa, galendo, kiripik pisang, sale memiliki peta wisata kuliner, namun belum pisang. menunjukkan peta wisata kuliner nusantara. Sedangkan jenis minuman khas Peta wisata kuliner yang dibuat Dinas tradisional Jawa Barat dan orang Sunda pada Pariwisata Kota Bandung baru menyusun umumnya antara lain , , zona-zona geografis dan tempat-tempat , goyobod,es puter, sakoteng dan es kuliner seperti restoran, kafe dan rumah cingcauw. Masih banyak lagi makanan dari makan dan menu makanan import yang bisa nusantara yang dibuka di Kota Bandung dikunjungi oleh wisatawan, namun yang belum sempat diidentifikasi sebagai wisatawan belum bisa melihat kekhasan potensi peta wisata. Sampai saat ini kuliner kuliner nusantara yang disajikan dari nusantara yang ada di Kota Bandung belum masing-masing tempat kuliner tersebut. Peta diidentifikasi menjadi peta wisata kuliner wisata kuliner di Kota Bandung dibagi nusantara. kedalam lima wilayah yaitu Bandung Utara, Selain peta wisata kuliner yang telah Bantung Timur, Bandung Tengah, Bandung diidentifikasi dan disusun seperti tertera Barat, dan Bandung Selatan sebagai berikut:

Tabel 1 Peta Pariwisata Kuliner Kota Bandung No. Nama Restoran/Café/Rumah Makan Alamat 1 Bandung Utara BLOEMEN CAFE Cihampelas Walk Broadway St. SL 13-13A DEF RESTO Jl. Raden Patah No. 6 Bandung 022 2501353 ROEMAH MACARONI SALSA Jl. Cihampelas No 57 Bandung 40161 022 4266566 AYAM COBEK LANGGANAN Jl. Culan no.1 (Daerah Anggrek-Soka) Bandung 022 7271718 I LOVE U CAFE Jl. Cihampelas No.314 Bandung 022 2033920 KEDAI S Jl. Raya Cikole Km. 4 Bandung 022 2784787 COET WARUNG Jl. Sersan Bajuri Km. 4,7 Villa Triniti Bandung 022 70686769

ISSN 2087-0086 55

KHASANAH ILMU, VOL. III NO.1 MARET 2012

ANEKA CAFE Jl. Grand Hotel No. 33 Bandung 022 2786225 2. Bandung Barat NESSA BAKING & COOKING Jl. Cicendo No.11 Bandung 022 4204168/ 2038159 COURSE GRAND EASTERN RESTAURANT Jl. Pasir Kaliki GUE CAFE & BIUTIQUE Jl. Raya Pajajaran No. 14 Bandung KUPAT TAHU IBU KOKOM GOR Padjadjaran Jl. Padjadjaran TAHU YUN-YI Jl. Kebon Kawung No. 48. Jl. Jend. Sudirman No. 229 GRANDMA KITCHEN MENU Jl. Sindang Sirna No. 12 Bandung, 022 92630297 HOCK KIE Jl. Jend. Sudirman No. 222 Bandung BAKMIE GUNUNG PERENG Jl. Pasirkaliki Ruko Paskal Hyper Square Blok A No.12 CIPAGANTI BASO MALANG Jl. Sukagalih, Gg. H. Gojali No.261 3 Bandung Timur RUBY RESTAURANT Jl. Burangrang No.15 Bandung KAFE EXCELSO Jl. Jend Gatot Subroto No. 289 Bandung Supermall A/120 BIC CAFE Jl. Batununggal Indah II No. 70 Bandung DESO CAFE Jl. Pasir Layung No. 300 Bandung KEDAI SASTRO Jl. Reog Raya No. 7 Bandung J & C KERING ROOMBUTTER Istana Plaza Lt. dasar BSM Lt.2 Food court JAVA FOOD MTC Soekarno Hatta Lt.2 (Kampung Priangan) BUMEGA Jl. Waringin No. 21 Bandung Bandung Supermall, Plaza IBCC, Yogya Sunda DAIMANZOKU Bandung Supermall 2nd Floor-B238 (depan lift Atrium) 4. Bandung Selatan 88 CAFE LAKSA PEDAS THAILAND Kompl Taman Kopo Indah I BI A-2/133 Bandung BATAGOR PERMAI Komp. Kopo Permai 48A/ 1 Bandung LEKKERE Jl. Kopo Permai II Blok A10 - 16 YOGHURT LEMBANG Jl. Taman Kopo Indah III Blok F2 No.8 NASI SPESIAL Jl. Waringin No.21 022 6014854 PAO PAO RESTAURANT Jl. Kopo No. 371 A 022 5402469 NOODLE SPOT Jl. Pelajar Pejuang 45 No.115 022 7307434, 7319687

NIA CATERING 022 7303607 5. Bandung Tengah BROWFEE CAFE Jl. Ir.H.Djuanda No.167 KRISTE BAKERY & CAKE Jl. Kemuning No.2 Bandung 022 7271931 MARINO SEAFOOD & CHINESE Pertigaan Jl. Sukabumi dan jl. Terusan FOOD Jakarta 085294455560 PUJASERA SAN FRANCISCO Jl. Burangrang No. 12 Bandung DAPUR PARAHYANGAN CAFE 022 7314350 COFFEE CENTER Jl. Taman Sari No. 27 Bandung 022 4260973 ETCETRA Jl. Trunojoyo No. 40 Bandung 022 4265153 HERITAGE CAFE Jl. LL. RE. Martadinata No. 63 Bandung 022 422545

HONGER CAFE Jl. Gelap Nyawang No. 9 Bandung 022 70403344 Sumber: http://bandung.petawisata.com

Dalam rangka melestarikan kuliner Gempol mewakili Bandung, Soto Udang nusantara, sejak tahun 2008 para Duta racikan RM Rinaldy mewakili Medan, Bango menyelenggarakan Festifat Jajanan Tutug Oncom olahan Saung Kiray mewakili Bango (FJB) yang diwakili masakan Bogor, Coto Daeng Muchtar khas Makassar, Ciragil mewakili Jakarta, Nasi dan Rawon Dengkul Nguling terpilih Bug Trunojoyo mewakili Malang, sajian sebagai Duta Bango yang mewakili Gudeg dari RM Adem Ayem mewakili Surabaya. Pada bulan Juni 2009 PT Yogyakarta, Tengkleng Bu Edi mewakili Unilever Tbk menyelenggarakan Festival Surakarta (Solo). Kemudian Kupat Tahu Jajanan Bango (FJB 2009) lagi di Kota ISSN 2087-0086 56

KHASANAH ILMU, VOL. III NO.1 MARET 2012

Bandung. Festifal ini selain mengajak empiris sensual. Secara epistemologis, masyarakat menyusuri sebuah etalase metodologi penelitian dengan pendekatan khusus yang di dalamnya terdapat proses rasionalistik menuntut objek yang pembuatan Kecap bango yang dikemas diteliti tidak dilepaskan dari konteksnya atau dalam nuansa khas, Festival ini merupakan setidaknya objek diteliti dengan fokus salah satu langkah kongkrit PT Unilever tertentu, tetapi tidak mengeliminasi untuk menunjukkan konsistensi dalam konteksnya. melestarikan warisan kuliner Nusantara. Pengumpulan data menggunakan Penyelanggaran FJB 2009 di Kota bandung pendekatan studi literature (pustaka), yang merupakan bagian dari upaya untuk bersumber dari sejumlah literatur yang mengajak masyarakat untuk melestarikan meliputi buku-buku yang dapat mendukung berbagai makanan tradisional Indonesia. isi penulisan, artikel media massa, dan Sesuai dengan tema pilihan, FJB kali ini penelusuran literatur on-line (situs website) menghadirkan 60 makanan tradisional khas yang bersifat menambah wahana keilmuan dari kota setempat, dan masih ditambah lagi sebagai penunjang topik pembahasan. partisipasi dari 8 Duta Bango dari luar kota. Para penjaja makanan yang tampil di FJB IV. PEMBAHASAN tahun ini mewakili kota Surabaya, Jakarta, Bandung, Malang, Yogyakarta, Makassar, Kuliner Nusantara di wilayah kota Bogor, Solo, dan Medan (detik.com ). Bandung sudah tersebar dari mulai restoran Selah sukses pada bulan Juli 2009, mewah, café, rumah makan sampai dengan Festival Jajanan Bango (FJB) 2010 kembali warung dipingiran jalan. Keberadaan kota digelar di Bandung pada bulan NOktober Bandung sebagai pusat kuliner sudah 2010, gelaran kuliner terakbar ini diketahui oleh banyak orang termasuk menyajikan 100 jajanan nusantara. Festival wisatawan dari luar kota Bandung seperti Jajanan Bango (FJB) 2010 yang digelar di DKI Jakarta. Saat ini banyak wisatawan Lapangan Tegalega pada Sabtu (16/10/2010) nusantara utamanya DKI Jakarta yang menarik antusias warga Kota Bandung., sengaja datang ke Bandung hanya untuk mereka ramai-ramai menjajal berbagai datang ke tempat-tempat wisata kuliner makanan khas nusantara (detik.com). nusantara. Didukung adanya jalan tol Festival Ini adalah kesempatan langka, cipularang, akses transportasi antara karena pengunjung bisa mencicipi aneka Bandung-Jakarta menjadi sangat mudah ragam masakan Nusantara dengan citarasa dengan jarak tempuh Bandung-Jakarta yang mantap yang bisa dinikmati dalam satu hanya 2,5 jam. Kemudahan akses kesempatan. Festifal Ini adalah salah satu transportasi tersebut mendorong banyak keunggulan FJB, dimana pengunjung dapat warga Jakarta pada hari sabtu dan minggu menikmati berbagai makanan khas berkunjung ke Bandung hanya untuk Nusantara tanpa harus mengunjungi satu- melakukan wisata belanja dan wisata persatu tempat makan enak yang tersebar di kuliner. Data pada bulan Januari 2006, berbagai daerah, dan sekaligus sebagai jumlah kendaraan yang masuk ke Bandung media promosi kuliner nusantara di Kota sebanyak 25.665. Pendapatan yang diterima Bandung. Jasa Marga pada saat tersebut adalah sebesar Rp 276,7 juta. Sekitar 80% pengunjung III. METODE PENELITIAN adalah wisatawan dari luar kota. Dari jumlah itu, 60% adalah orang Jakarta. Sisanya Metode penelitian menggunakan pengunjung dari Jawa, Sulawesi, metode deskriptif-kualitatif dengan Yogyakarta, dan Solo. Bahkan, turis asing pendekatan rasionalistik. Metode kualitatif- dari kawasan Asia Tenggara, Jepang, rasionalistik ini didasarkan atas pendekatan Belanda, Belgia kerap kali berbelanja di holistik berupa suatu konsep umum (grand kawasan ini. concepts) yang diteliti pada objek tertentu Kemudahan akses transportasi (spesific object), yang kemudian tersebut belum diimbangi oleh pemerintah mendudukkan kembali hasil penelitian yang kota Bandung dalam penataan wisata kuliner didapat pada konsep umumnya. Paradigma nusantara. Hal ini dapat dilihat dari belum penelitian kualitatif diantaranya diilhami dimilikinya konsep penataan wisata kuliner falsafah rasionalisme yang menghendaki di kota Bandung. Kuliner nusantara di Kota adanya pembahasan holistik, sistemik, dan Bandung masih tersebar diberbagai tempat, mengungkapkan makna dibalik fakta sehingga para wisatawan tidak dengan ISSN 2087-0086 57

KHASANAH ILMU, VOL. III NO.1 MARET 2012

mudah menemukan kuliner nusantara yang penting, karena dapat digunakan sebagai diinginkan. Pemerintah Kota Bandung Juga petunjuk para wisatawan dalam mencari belum mengidentifikasi keberadaan kuliner tempat wisata kuliner. Sudah saatnya kota nusantara yang ada di kota Bandung, Bandung melakukan identifikasi keberadaan sehingga Kota Bandung belum memiliki kuliner nusantara dan memiliki peta wisata sebuah peta wisata kuliner nusantara. kuliner nusantara di kota Bandung. Keberadaan peta wisata kuliner nusantara ini

Gambar 1. Peta wisata kuliner Bandung

Keberadaan peta wisata kuliner merubah rasa dan tampilan makanan nusantara ini selain bermanfaat sebagai tradisional nusantara agar menarik dan enak petunjuk bagi wisatawan, juga berfungsi dinikmati. Upaya inovasi terhadap makanan sebagai media promosi kuliner nusantara di tradisional banyak dilakukan oleh pelaku Kota Bandung. Pemerintah daerah kota usaha sendiri seperti „surabi setiabudhi‟, Bandung secara khusus belum melakukan sehingga tampilannya menarik, rasanya enak pembinaan inovasi melalui teknologi untuk dan diminati oleh semua lapisan masyarakat. ISSN 2087-0086 58

KHASANAH ILMU, VOL. III NO.1 MARET 2012

Pemerintah kota Bandung belum 3. Pemerintah daerah melalui dinas memiliki konsep bagaimana menata wisata pariwisata melakukan pembinaan dan kuliner nusantara agar dapat bermanfaat pelatihan bagi para pelaku usaha kuliner bukan saja bagi pelestarian kuliner nusantara nusantara baik berkait dengan itu sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi manajemen, pengolahan makanan yang perkembangan kepariwisataan di Kota bersih, dan pemasaran produk kuliner Bandung. Melalui penataan wisata kuliner nusantara. yang tepat, wisata kuliner nusantara dapat 4. Pemerintah Kota Bandung perlu menarik wisatawan nusantara untuk datang memfasilitasi pembangunan fasilitas dan ke kota Bandung. Banyaknya wisatawan sarana prasarana yang diperlukan untuk yang datang ke Bandung akan berdampak pengembangan pusat-pusat usaha kuliner pada perkembangan ekonomi kota bandung, nusantara sesuai dengan kebijakan yang sehingga ekonomi masyarakat khususnya telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. pelaku usaha akan meningkat dan sekaligus Pembangunan fasilitas seperti wisata menjadi salah satu sumber peningkatan kuliner di pusat perbelanjaan “Pascal” pendapatan asli daerah (PAD) melalui perlu diperbanyak sesuai dengan restribusi. pengaturan zona wilayah, sehingga Penataan kuliner nusantara di kota pelaku usaha kuliner nusantara dapat Bandung banyak dilakukan oleh para pelaku mengakses fasilitas tersebut dan usaha, seperti tempat-tempat jajanan di pusat wisatawan dengan mudah dapat memilih perbelanjaan “Paskal” di Jln Pasirkaliki tempat serta menemukan pusat wisata Bandung, Pusat Jajanan Jln. Burangrang, kuliner yang dekat sesuai tujuan dan lain-lain.. Di tempat ini tersedia kedatangan mereka. berbagai kuliner nusantara, sehingga pengunjung dengan mudah dapat V. PENUTUP menemukan makanan khas daerah dan dapat memilih masakan dari berbagai daerah. Kesimpulan Belum banyak tempat-tempat wisata kuliner Berdasarkan uraian di atas, dapat nusantara yang seperti di pusat perbelanjaan disimpulkan bahwa kota Bandung sebagai “Paskal”, keberadaan kuliner nusantara di kota pelajar dan kota industri menjadi daya kota Bandung masih tercerai berai, kondisi tarik penduduk dari berbagai daerah di ini tentu akan menyulitkan para wisatawan wilayah nusantara untuk datang ke bandung untuk menemukan tempat-tempat kuliner dengan tujuan menuntut ilmu dan mencari nusantara. pekerjaan. Heterogenitas penduduk kota Dalam menata wisata kuliner di kota Bandung selain merupakan kendala terutama bandung, agar Bandung menjadi pusat dalam mengelola penduduknya, sekaligus kuliner nusantara, pemerintah Kota Bandung potensi yang dapat dimanfaatkan untuk melalui dinas Pariwisata perlu mengambil pengembangan pusat kuliner Nusantara yang langkah-langkah sebagai berikut: dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 1. Pemerintah kota Bandung perlu Kota Bandung. peraturan daerah (perda) yang mengatur Kuliner nusantara di kota Bandung penataan wisata kuliner termasuk dapat ditemukan para wisatawan di restoran- didalamnya wisata kuliner nusantara. restoran mewah, café, rumah makan sampai Peraturan pemerintah ini penting, karena dengan di warung pingiran jalan. Namun dapat digunakan sebagai acuan dalam keberadaan kuliner Nusantara di kota pembangunan pariwisata di Kota Bandung masih tersebar dan belum tertata di Bandung termasuk penataan wisata pusat-pusat wisatra kuliner nusantara. kuliner nusantara. Kalauapun sudah ada pusat-pusat kuliner 2. Pemerintah daerah melalui Dinas Nusantara seperti di Pusat Perbelanjaan Pariwisata bekerjasama pihak luar “Pascal” dan di beberapa tempat lainnya, (perguruan tinggi) melakukan penelitian inisiatif pemusatan kuliner nusantara datang dengan tujuan untuk mengidentifikasi dari para pelaku usaha dan bukan dari keberadaan usaha kuliner nusantara di pemerintah Kota Bandung. Kota Bandung baik yang berkait dengan Kota Bandung sudah memiliki peta potensi maupun jenis kuliner nusantara, wisata kuliner yang tersebar berdasarkan kemudian dibuat peta wisata kuliner zona-zona pembangunan, Namun peta nusantara di kota Bandung. kuliner tersebut baru merupakan peta restoran, café dan rumah makan yang tidak ISSN 2087-0086 59

KHASANAH ILMU, VOL. III NO.1 MARET 2012

menunjukkan ada tidaknya kuliner nusantara 4. Pemerintah Kota Bandung memfasilitasi ditempat itu. Kota Bandung belum memiliki pembangunan fasilitas dan sarana peta kuliner nusantara baik dilihat dari asal prasarana yang diperlukan untuk maupun jenisnya, karena memang belum pengembangan pusat-pusat usaha kuliner diidentifikasi keberadaannya. Keberadaan nusantara sesuai dengan kebijakan yang peta wisata kuliner nusantara di kota telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Bandung penting, karena selain dapat Pembangunan fasilitas seperti wisata memudahkan para wisatawan untuk mencari kuliner di pusat perbelanjaan “Pascal” , tempat kuliner, juga dapat sumber pendapata pusat jajanan di Jl. Burangrang perlu pemerintah (PAD) melalui penarikan diperbanyak sesuai dengan pengaturan restribusi. zona wilayah, sehingga para wisatawan dapat dengan mudah menemukan pusat Saran-Saran wisata kuliner dan memilih tempat yang Berdasarkan kesimpulan di atas, dekat sesuai tujuan kedatangan mereka. saran yang diajukan dalam rangka peningkatan wisata kuliner di Kota Bandung DAFTAR PUSTAKA adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah kota Bandung perlu Dinas Pariwisata. 2007. Kota Bandung menerbitkan peraturan daerah (perda) Dalam Angka. 2007 tentang penataan wisata kuliner termasuk Foster, George M dan Barbara Gallatin didalamnya wisata kuliner nusantara. Anderson. 2006. Antropologi Peraturan pemerintah ini penting, karena Kesehatan. Jakarta: Universitas dapat digunakan sebagai acuan dalam Indonesia. pembangunan pariwisata di Kota http://bandung.petawisata.com (diakses 23 Bandung khususnya penataan pusat Oktober 2010) wisata kuliner nusantara. Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi 2. Pemerintah daerah melalui Dinas Klasik dan Modern I. Jakarta: PT. Pariwisata bekerjasama pihak luar Gramedia. (perguruan tinggi) melakukan penelitian Kaplan, David. 2002. Teori Budaya. dengan tujuan untuk mengidentifikasi Yogyakarta: Pustaka Pelajar. keberadaan keberadaan usaha kuliner Keesing, Roger M. 1999. Antropologi nusantara di Kota Bandung baik yang Budaya. Jakarta: Erlangga. berkait dengan potensi maupun jenis Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu kuliner nusantara, kemudian dibuat peta Antropologi. Jakarta PT. Rineka wisata kuliner nusantara di kota Cipta. Bandung. Saifuddin, Achmad Fedyani. 2006. 3. Pemerintah daerah melalui dinas Antropologi Kontemporer. Jakarta: pariwisata melakukan pembinaan dan Kencana Prenada Media Group. pelatihan bagi para pelaku usaha kuliner Yudistira K. Garna. 2006. Teori Sosial nusantara baik berkait dengan Pembangunan. manajemen, pengolahan makanan yang Yoeti, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata. bersih, pemasaran produk kuliner Jakarta: Kompas nusantara,dan kemudahan akses modal usaha..

ISSN 2087-0086 60