ARTIKEL

Siswanto Masruri, MA. Jong Islamieten Bond dan Cendekiawan Muslim di Indonesia

I organisasi yang berdiri pada tahun Perkembangan pemikiran Islam di 1925 tersebut, baik latar belakang, Indonesia dewasa ini tidak terlepas asas dan tujuan maupun pengaruhnya dari kontribusi para ulama dan cend^ dalam melahirkan tokoh-tokoh kiawan muslim. Ulama, dengan basis nasionalis dan modernis Islam di pendidikan model - untuk negeri tercinta ini.^ mengikuti kategori Karel Adrian II Steenbrink - lebih dikenal dengan Sebenarnya pergerakan pemuda pemikiran Islamnya yang teologis- yang pertama didirikan adalah Budi doktrinal, dan cendekiawan muslim, Utomo (20 Mei 1908). Tetapi sungguh- dengan basis pendidikan model, pun perkumpulan ini akan segera sekolah, di samping organisasi-' menjadi perkumpulan kaum tua, organisasi kader seperti Jong sebagian dari perintisnya ketika itu Islamieten Bond (JIB) dengan adalah para pemuda, murid beberapa Studenten Islam Studie Club (SISC), sekolah menengah semisal R. Sutomo lebih dikenal dengan pemikiran dan R. Gunawan Mangunkusumo. Islamnya yang empiris-rasional.' Sementara itu, cita-cita melangsung- Organisasi kader tersebut tampak- kan Pergerakan Nasional untuk tanah nya cukup menarik untuk diketahui Jawa itu muncul dari M. W^idin karena, di tingkat intelektual, ia telah Sudiro Husodo, seorang dokter pen- muncul sebagai wadah dan pabrik siunan yang merasa tidak puas dengan yang memproduksi - baik langsung maupun tidak langsung - hampir ' Terlepas dari kelemahan dan kelebihan semua tokoh cendekiawan muslim di yang dimiliki, baik kontribusi ulama maupun Indonesia. cendekiawan muslim beserta pendekatan masing-masing tampaknya akan selalu diharap- Tulisan yang sederhana ini tidak kan oleh masyarakat Islam Indonesia, dan untuk akan membahas isi dan corak itu perlu meningkatkan kerjasama dan dialog pemikiran Islam yang dikembangkan, secara integral. tetapi, karena ternyata sangat berbeda ^ Ridwan Saidi, Pemuda Islam dalam dengan organisasi-organisasi kader Dinamika Politik Bangsa 1925-1984 (Jakarta : Islam sekarang, ia akan menelusuri CV. Rajawali, 1984), hal. 26-27

46 UNISIA 9.XI.111.1991 bangsa dan tanah airnya. Maka dari perasaan buat segala bahasa dan itu, konggres Budi Utomo pertama (5 •budaya Indonesia.'* Oktober 1908) menunjukkan bahwa Namun demikian, karena perkum perkumpulan tersebut tampaknya pulan ini bersifat Jawasentris, maka bukan merupakan perkumpulan para pemuda yang bukan Jawa pemuda, tetapi merupakan perkum (Madura, Sunda, Bali daii Lombok) pulan kaumtua.^ merasa kurang senang; dan untuk Dalam perkembangan selanjutnya, menghindari' perpecahan, konggres para pemuda tidak merasa puas yang diselenggarakan di Solo (12 Juni dengan Budi Utomo yang cenderung 1918) menetapkan dan merubah menjadi perkumpulan kaum tua. Para namianya menjadi Jong Java. Para pemuda semakin sadar bahwa mereka pemuda muslim ketika itu banyak harus memiliki perkumpulan sendiri yang menjadi anggotanya dan bahkan demi masa depan mereka. Itulah pada konggres Jong Java yang sebabnya, pada tanggal 7 Maret 1915, keenam, R. Syamsurijal telah terpilih Dr. R. Satiman Wiryosanjoyo, sebagai ketuanya.^ Kadarman dan Sunardi serta beberapa pi samping perkumpulan pemuda pem^a lainnya di Jakarta ber- tersebut di atas, di sini perlu di- mufakat untuk mendirikan perkum kemukakan pula bahwa di tahun dua- pulan pemuda dengan anggota yang puluhan, pandangan kaum .miida terdiri dari aiiak-anak sekolah me- terpelajar bangsa Indonesia tentang' nengah di Pulau Jawa dan' Madura. agama Islani, dapat dikat^an sebagai Perkumpulan ini 4iberi nama "Tii tidak diwamai oleh suatu pengertian Koro Dharmo" dan ia merupakan per dan penghargaan yang wajar karena kumpulan pemuda pertama yang mei^eka itu mehdapatkan pendidikan sesungguhnya. dan pelajaran jnelalui lembaga- Tujuan perkumpulanini adalah untuk lembaga pendidikan model B^at. mencapai Jawa Raya dengan jalan Sejak zaman dahulu di, Indonesia memperkokoh rasa persatuan antar sebenarnya sudah ada lembaga-. pemuda Jawa, Madura, Sunda, Bali lembaga pendidikan tradisional.^ dan Lombok. Perkumpulan Jawi ini Karena terbawa oleh keadaah pada memiliki semboyan : sakti, budi dan saat itu, maka tidak saja ada pan- bakti, dan dengan semboyan sebagai berikut : 1. Menimbulkan pertalian antara ^ Yxismar Basri (Editor), Sejarah Nasional Indonesia, Jilid V (Jakarta : Balai Pustaka, murid-murid Bumi Putra pada 1977), hal. 194. Sekolah Menengah, dan kursiis perguruan kejuruan dan sekolah '* Ibid., hal. 195. vak. ^ Ibid. -- 2. Menambah pengetahuan umum ^ "Jong Islamieten bag! anggota-anggotanya. Bond Yang Saya Aland", Panji Masyarakat,-.! 3. Membangkitkan dan mempertajam Januari 1982, hal. 20.

UNISIA 9.XI.1II.1991 47 dangan, tetapi juga paksaan keadaan Angka-angka di atas menurut bahwa seseorang yang ingin maju Mohammad Roem bukan merupakan harus mengikuti pendidikan dan angka-angka yang eksak melainkan pelajaran yang diselenggarakan oleh hanya sebagai taksiran pribadi. pihak penjajah atau yang setara Taksiran demikian menggambarkan dengan model itu. betapa kecilnya jumlah bangsa Indonesia yang mendapat pendidikan Sekolah atau lembaga pendidikan rendah, menengah dan tinggi menurut yang harus ditempuh ketika itu adalah sistem Barat. Jumlah di atas ber- HIS (Hollandsche Inlandsche School) tambah sedikit di tahun tiga-puluhan yang merupakan pendidikan terendah dengan usaha bangsa sendiri yang dan memakan waktij 7 tahun. mendirikan sekolah-sekolah swasta ala Tamatan sekolah ini sudah bisa Barat.® memperoleh jalan guna mencari Sejak di sekolah rendah sampai penghidupan yang layak. Sekolah sekolah yang lebih tinggi, bahasa terendah itu kemudian dapat dilanjut- Belanda selalu menjadi bahasa kan dengan sekolah Meer Ultgebreid pengantar. Bahasa Belanda merupa Lager Onderwijs (MULO) yang kan pelajaran pokok untuk menuntut setingkat dengan SMP dan memakan ilmu pengetahuan. Bahkan kemam- waktu selama 3 tahun. Adapun tingkat puan seseorang dalam bahasa tersebut pendidikan yang di atasnya adalah dipergunakan sebagai ukuran untuk Algemene Middelbare School (AMS) diberi pekerjaan dan kedudukan yang setingkat dengan SMA serta dalam masyarakat. Bahasa Belanda memakan waktu pendidikan selama 3 dan beberapa cabang ilmu penge tahun pula.' tahuan umum menjadi perhatian pemerintah. Sementara itu, masalah Di setiap kabupaten ketika itu ter- pendidikan agama Islam tidak men dapat HIS yang mempunyai murid dapat perhatian sama sekali dari pihak kurang lebih 250 orang. Sementara itu pemerintah tersebut. Oleh karena itu, sekolah-sekolah MULO dan AMS bagi murid-murid MULO dan AMS memang sangat sedikit jumlahnya. yang beragama Islam tentu meng- Bahkan untuk jenis perguruan tinggi hadapi persoalan yang cukup serius pada tahun dua-puluhan itu hanya ada mengenai pendidikan agama mereka. sebuah yakni Technische Hoge School Sebagai murid MULO dan AMS, (THS) yang untuk kemudian pada mereka tidak memiliki waktu yang tahun 1924 disusul dengan berdirinya cukup guna belajar di Madrasah, Rechts Hoge School (RHS). Sedang sementara itu para murid MULO dan sekolah dokter yang sudah ada ter- AMS tersebut tidak diberi pelajaran lebih dahulu, meskipun lebih tinggi dari AMS, tetapi secara teknis belum merupakan fakultas dalam pengertian '' Ibid. sekarang; dan Medische Hoge School baru didirikan pada tahun 1927. ®Ibid.

48 UNISIA 9.XI.III.1991 agama Islam, bahkan para guru Ada tiga orang yang dihubungi Syam, kolonial kadang-kadang suka melon- yakni K.H. , H.O.S. tarkan kata-kata sinis terhadap agama Tjokroaminoto dan H. . Islam dan ajarannya.^ Mereka itu semuanya merestui dan Syamsurrijal, yang telah terpilih memang tidak sulit untuk menyebut sebagai ketua Jong Java di atas rupa- ayat al-Qur'an serta Hadis bahwa nya menghayati benar persoalan ter- mempelajari agama Islam itu suatu sebut. Itulah sebabnya, pada kong- kewajiban.12 gresnya ketujuh di penghujung tahun Akhirnya sejumlah pemuda Islam 1924, Syam mencoba melontarkan (200 orang), baik mereka itu murid gagasannya agar Jong Java melak- MULO, AMS maupun tamatan sanakan kegiatan membuka kursus sekolah-sekolah tersebut yang sudah agama Islam bagi para anggota yang bekerja,'^ atau yang berumur antara muslim, dan tidak kebe'ratan untuk 14 sampai 35 tahun bersepakat membuka kursus agama lain bagi untuk mendirikan Ikatan Pemuda anggota yang memeluk agama ter- Islam yang lebih dikenal dengan nama sebut.^0 la mengusulkan agama Islam, Jong Isiamieten Bond (untuk selanjut- karena Islam merupakan agama nya akan disingkat saja menjadi JIB). mayoritas rakyat, yang di kemudian Meskipun tanggal berdiri JIB itu hari mereka akan dipimpin oleh bekas- 1 Januari 1925,tetapi secara resmi bekas anggota Jong Java tersebut. ia diproklamirkan pada tanggal Demikian pula, karena Syam 1 Maret 1925 di Jakarta^® dengan R. mengakui bahwa mempelajari agama Syamsurijal sebagai ketua Islam bagi kaum muda terpelajar pertamanya. adalah sangat penting sekali. Namun Latar belakang berdirinya JIB demikian, usul Syam itu ditolak dan seperti diuraikan di atas ternyata bahkan Syam dituduh akan menye- sangat berbeda dengan apa yang di- lewengkan Jong Java dan akan ber- tuturkan oleh dua buah buku sejarah main politik di dalamnya.^^ yang masing-masing berjudul, Sejarah Menurut Mohammad Roem,' Perjuangan Pemuda Indonesia, yang penolakan atas usul Syam itu dapat dianggap sebagai blessing in disguise, karena kalau usul tersebut diterima ^ Ridwan Saidi, op.cit., hal. 28.

sudah barang tentu Jong Isiamieten Ibid. Bond tidak akan lahir. " Mohammad Roem, op.cit., hal. 21. Konggres-konggres para pemuda •2 Ibid. ketika itu mendapat perhatian kaum tua. Tetapi, disamping itu Syam Ridwan Saidi, loc.cit.

sendiri mencoba meminta nasehat Mohammad Roem, op.cit., hal. 24. kepada mereka tentang masalah sekitar perlunya pembentukan organi- Ridwan Saidi, loc.cit. sasi pemuda yang beragama Islam. Mohammad Roem, op.cit., hal. 21.

UNISIA 9.X1.ill.1991 49 disusun oleh sebuah team bernama dalam Jong Java dengan pendapat "Panitia Penyusun Biro Pemuda bahwa soal agama ini adalah sangat Departemen P& K" yang dibentuk besar pengaruhnya dalam mencapai oleh menteri P&K Prof. Priyono dan cita-cita. Usul ini ditolak; yang Sejarah Nasional Indonesia, yang setuju berpolitik kemudian mendiri kan JIB dengan agama Islam disusun oleh Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar perjuangan."^® Marwati P. Pusponegoro dan Nugroho Notosusanto dengan Yusmar MenurUl Ridwan Saidi, yang Basri sebagai editornya. Dalam buku menggunakan sumber kepustakaan pertama halaman 47 (yang dikutip berupa majalah sekitar tahun 30-an oleh Ridwan Saidi) dikatakan sebagai dan wawancara dengan tokoh-tokoh berikut : JIB yang masih hidup, kutipan dari "Dalam perkembangan organisasi kedua buku tersebut mengandung pemuda pada tingkat pertama ini, kepalsuan dan pertentangan.^^ Di satu juga berlangsung proses penggo- pihak dikatakan bahwa pendirinya longan berdasarkan aliran agama. JIB oleh karena usul Syam mengenai Pemuda yang beragama Islam yang klasifikasi keanggotaannya, yaitu semula bergabung dalam Jong Java anggota muda dan anggota biasa merasa dirinya lebih tepat kalau (dimana hanya anggota biasa yang mendirikan organisasinya sendiri. dibenarkan secara pribadi dalam Pemisahan ini antara lain disebab- aktivitas politik) telah ditolak.^® kan karena usul Raden Syam, ketua Jong Java pada waktu itu, untuk Sedang di lain pihak, mereka yang membagi anggota menjadi dua ditolak itu mendirikan organisasi ber golongan (anggota muda dan dasarkan Islam. Bahwa Syam anggota biasa) tidak dapat diterima. kemudian mendirikan organisasi yang Sementara dari pemuda-pemuda itu bermaksud memajukan Islam adalah berusaha mendirikan organisasi benar. Tetapi halitu tidak disebabkan yang berdasarkan kepercayaan karena penolakan usulnya mengenai Islam". klasifikasi keanggotaannya yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan per- Selanjutnya dalam buku kedua di atas soalan keislaman. Dalam hal ini perlu disebutkan bahwa : ditambahkan pula bahwa kendatipun JIB berdiri, tetapi para pemuda Jawa "Perkembangan gerakan politik ternyata juga menyeret Jong Java, yang fnuslim itu tidak meninggalkan sehingga masalah ini menjadi keanggotaannya dalam Jong Java.^i hangat dalam konggres ke-7 tahun 1924. Ada usul supaya Jong Java Ridwan Saidi, op.cil., hal. 29. tetap tidak dijadikan perkumpulan 18 Yusmar Basri, loc.cU. politik, tetapi kepada para anggota yang sudah cukup dewasa diberi Ridwan Saidi, loc.dt. kebebasan berpolitik. Sikap ini 20 Ibid. disokong oleh H. Agus Salim yang mencoba memasukkan soal agama . Ibid., hal. 30.

50 UNISIA 9.XI.III.1991 Demikian pula, yang diusulkan oleh sejauh mungkin meningkatkan Syam adalah soal kursus agama dan pengertian tentang politik, terutama bukan soal klasiHkasi keanggotaan. dari sudut Islam. Tetapi JIB tidak akan ikut aksi politik. Pun anggota- Selanjutnya, mengenai kehadiran anggota kami tidak akan terjun H. Agus Salim pada konggres Jong dalam politik atas nama organisasi. Java ke-7 juga tidak benar, karena Tetapi tidak melarang para anggota- beliau itu adalah orang Minang. Kalau anggotanya yang secara sah dapat JIB dikatakan sebagai organisasi ikut dalam gelanggang politik, politik, maka pernyataan demikian dengan harapan mereka ini tidak tidak benar pula karena dalam kenya- berniat berlebih-Iebihan atau taannya JIB tidak pernah melakukan menonjolkan sebelum waktunya".^^ kegiatan politik. Bahkan dalam per- Informasi-informasi mengenai latar soalan yang terakhir ini, pada kong belakang berdirinya JIB yang saling gres JIB pertama, Syam dengan tegas berbeda ini perlu dikemukakan mengatakan : dengan harapan agar kesalahan- "Allah SWT mewajibkan kami kesalahan dalam penulisan Sejarah tidak hanya berjuang untuk bangsa Islam pada umumnya dan Sejarah dan negera kita, tetapi juga untuk Pemuda Islam (Indonesia) pada umat Islam di seluruh dunia. khususnya, semakin bisa dikurangi Hanya, hendaknya, di samping dan bukan dihilangkan-sama sekali. aliran-aliran Islam, kita selalu Ill memberi tempat kepada aliran- aliran nasionalis. Selain kewajiban Setelah membahas latar belakang yang utama ini, kami wajib ber berdirinya JIB, uraian berikut ini akan juang untuk umat Islam seluruhnya, mengemukakan asas dan tujuan serta sebab, kami, orang Islam, adalah kegiatan organisasi tersebut. Menurut hamba Allah SWT dan kami Anggaran Dasar JIB yang dikutip mengabdi hanya kepadaNya, Yang kembali oleh Ridwan Saidi atau Maha Kuasa, Maha Arif, Maha Mohammad Roem, asas dan tujuan Tahu, Raja Alam Semesta. Inilah JIB adalah sebagai berikut : prinsip Islam yang menjiwai JIB". 1. Mempelajari agama Islam dan "Dan terakhir pertanyaan : menganjurkan agar ajaran-ajaran- Bagaimana sikap JIB terhadap politik ? Saya akui, bahwa ini nya diamalkan. adalah pertanyaan yang pelik, 2. Menumbuhkan simpati terhadap seperti halnya dengan banyak per- Islam dan pengikutnya, disamping tanyaan-pertanyaan lain yang sulit toleransi yang positif terhadap pula bagi penduduk suatu koloni orang-orang yang berlainan yang belum dapat menanamkan agamanya.23 dirinya sebagai satu bangsa dalam arti yang sebenarnya". Ibid., hal. 32. "Pada kursus-kursus, ceramah- ceramah dan debat-debat yang kami Ibid., hal. 31; Mohammad Roem, op. selenggarakan, akan diusahakan cit., hal. 21.

UNISIA 9.XI.III.1991 51 Asas dan tujuan di atas direalisasi- Belanda, maka dalam tulisan ini hanya kan melalui kegiatan-kegiatan antara akan disinggung beberapa nomor saja Iain: penerbitan, kursus dan ceramah, sebagaimana yang pemah dikemuka- kepanduan dan kewanitaan. kan oleh Yusuf Abdullah Puar, seorang bekas ketua JIB cabang Sehubungan dengan kegiatan pener Medan. Ia pernah menulis bahwa bitan, JIB telah mengeluarkan majalah bulanan nomor pertama yang majalah yang juga diedarkan kepada terbit di Jakarta dengan pimpinan masyarakat umum. Majalah yang redaksi Wiwoho Purbohadijoyo, telah sudah terbit sejak bulan Maret 1925 memuat kata pengantar dan karangan itu diberi nama An-Nur atau Het utama H. Agus Salim tentang "Islam, Licht. Pada halaman kulit luar Het Licht van Allah". Nomor itu juga majalah tersebut terdapat sebuah memuat penjelasan tujuan perjuangan motto dari al-Qur'an (at Taubah : JIB yang mencoba mengambil tempai 32)24 yang terjemahannya adalah di samping organisasi-organisasi lain, sebagai berikut : dan berusaha mencapai sentuhan per- saudaraan serta sebanyak mungkin Mereka berkehendak memadamkan untuk mengadakan kerja-sama. cahaya (agama) Allah dengan mulut Demikian pula, JIB akan menempat- (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah kan politik di luar organisasi, tetapi tidak menghendaki selain dalam kursus-kursus dan sidang- menyempurnakan cahayaNya, sidang muzakarahnya akan sebanyak walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.25 mungkin melaksanakan pertumbuhan pandangan politik dari kacamata Islam. Meskipun majalah itu tidak terbit secara teratur, tetapi ia berumur cukup Selanjutnya, nomor kedua majalah lama dan bertahan sampai tahun tersebut berisi penjelasan tentang ber- 1940/1941 (tahun ke-16). Ia memuat dirinya cabang-cabang JIB yang ter- artikel-artikel yang hampir semuanya nyata banyak mendapatkan uluran berbahasa Belanda dan sebagian besar tangan dari beberapa tokoh Muham- berkenaan dengan masalah-masalah madiyah. Mungkin, karena organisasi keagamaan, perjuangan dan organi- itu saling bersentuhan dalam hal dasar sasi. Dengan demikian, ia memang reformasi dan modernisasi Islam. merupakan media untuk intelectual exercising, tSrutama bagi para anggotanya. 24 Sebagai contoh, lihat : halaman kulit luar majalah " No. 11/12, Januari/ Pebruari 1927. Meskipun sebagian majalah tersebut 2^ R.H.A. Soenarjo (Ketua Yayasan masih disimpan di beberapa perpus- Penyelenggara Penterjemah), Al-Qur'an dan takaan (mis^ya Perpustakaan Islam Terjemahannya (Jakarta : Proyek Pengadaan ), tetapi karena bahasa Kitab Suci Al-Qur'an, Departemen Agama yang dipergunakan adalah Bahasa Republik Indonesia, 1978), hal. 283.

52 UNISIA 9.XI.III.1991 Bahkan dengan tegas pula dinyatakan ilmiah. la mencoba memperkenalkan bahwa JIB tidak dilahirkan dari rasionalitas dalam Islam setelah tetapi di samping mengalami sentuhan dengan pikiran- Muhammadiyah.2^ pikiran Barat. Itulah sebabnya tokoh Berbeda dengan Het Licht nomor ini memiliki daya tarik yang luar biasa; pertama, maka Het Licht tahun ke-I6 28 dan sebagai akibatnya, kesalah- (Maret 1940) diterbitkan di pahaman para anggota tentang Islam dan memuat soal-soal kepanduan serta dan perasaan rendah diri mereka kewanitaan, sebagian besar sudah secara bertahap menjadi hilang ditulis dalam bahasa Indonesia. karenanya.29 Sementara itu, majalah Het Licht (Mei 1941) yang juga terbit di Kegiatan JIB yang lain adalah Semarang telah memuat pidato ketua dalam bidang kepanduan dan kewani PB JIB, Sunaryo Mangunpuspito taan. Informasi mengenai kedua (Ketua JIB terakhir) yang mengata- kegiatan ini sangat minim sekali, kan : "JIB waktu dipegang Wiwoho kecuali bahwa dalam.soal kepanduan (Ketua JIB kedua) selaras dengan JIB telah mendirikan "NATIPJ" namanya : JIB mendapat dan (National Indonesisch Panvinderij). menemukan kewibawaan dan kewi- Satu hal yang menarik dari pembentu- wahaannya : dan JIB sewaktu kan organisasi kepanduan ini adalah dipimpin oleh Kasman Singodimejo bahwa ia telah menggunakan identitas (Ketua JIB ketiga) tampak sebagai kebangsaan Indonesia pertama yang Singo.^"^ Kutipan dari sebagian isi mendahului organisasi-organisasi lain. pidato itu barangkali dipakai untuk Sementara itu dalam hal kewanitaan, menunjukkan betapa potensialnya JIB JIB juga telah membentuk "JIBDA" ketika dipimpin oleh kedua tokoh (Jong Islamieten Bond Dames tersebut. Afdeling). JIBDA melakukan Sebagaimana dikemukakan di atas, kegiatan-kegiatan dalam bidang di samping menerbitkan majalah, JIB kewanitaan dan ikut aktif memper- juga mengadakan kursus-kursus dan juangkan masalah-masalah kewani ceramah-ceramah tentang agama taan dalam forum nasional. Tokoh- tokoh JIBDA ini antara Iain adalah Islam. Tokoh sentral dalam hal ini adalah H. Agus Salim yang oleh Mohammad Roem dijuluki sebagai "Bapak Spiritualisme" JIB. Seperti 2^ Yusuf Abdullah -Puar, "Warisan bahasa yang dipergunakan dalam Nasional Jong Islamieten Bond" Panji Masyarakdty 15 Nopember 1980, hal. 14. majalah bulannya adalah bahasa Belanda, maka bahasa yang diper 2"^ Ibid. gunakan dalam berbagai kesempatan 28 NurcholishMadjid, "SerbaPandangan kursus dan ceramah juga bahasa Tentang Peranan Cendekiawan", Prisma, Belanda. Metode-metode yang diper Nopember 1976, hal. 45. gunakan tokoh ini cukup menarik dan 2^ Mohammad Roem, op.cit., hal. 24.

UNISIA 9.XI.III.1991 53 Ny. Kasman Singodimejo, Kemudian, sebagian dari anggota Ny. Sukaptinah Sunaryo kelompok SISC (yang berpendidikan Mangunpuspito dan Nn. Supinah.^o Barat) menjadi kelompok cendekia- Sebagai tambahan kegiatan JIB, di wan muslim dan modernis Islam di sini perlu dikemukakan pula bahwa Indonesia. Mereka berusaha dalam beberapa kali konggres, JIB mengakomodir nilai-nilai Barat dalam senantiasa memunculkan dan ajaran Islam, seperti demokrasi, hak- membahas tema-tema besar saat itu. hak asasi manusia, rule of law dan Misalnya, konggres JIB tahun 1926 sebagainya. Karena itulah, ketika dan 1927 telah membahas hai-hal yang kemudian memimpin partai Masyumi, bertalian dengan Islam : "Islam dan mereka justru lebih dekat dengan Pandangan Dunia", "Perkembangan kelompok intelektual lain yang Islam di Luar Negeri", "Islam dan tergabung dalam grup sosialis, Kristen Cita-cita Persatuan", "Kebangsaan", dan Katolik dari pada golongan Islam "Sosialisme" dan "Wanita dalam tradisional. Sebab, dengan grup ter Islam". Tema-tema tersebut dibahas sebut, mereka lebih mudah mengada- oleh para pemuda yang baru berumur kan kontak-kontak intelektual. Jarak sekitar dua puluh lima tahun. dengan kaum tradisional itu lebih Di samping itu, sebagai kelihatan lagi ketika Nahdatul Ulama' perkembangan dari kegiatan JIB, memisahkan diri dari Masyumi.^ ^ maka atas prakarsa Yusuf Wibisono IV dan Mohammad Roem, untuk level Dengan asas dan tujuan serta Perguruan Tinggi dibentuklah SISC kegiatan JIB di atas, sejak semula (Studenten Islam Studie Club) pada orang sudah meramalkan bahwa JIB tahun 1933. Sebagian besar anggota- kelak akan melahirkan tokoh-tokoh nya adalah para mahasiswa Sekolah intelektual, nasional dan modernis Tinggi Hukum di Jakarta. Jika Islam di Indonesia. Muktamar dibandingkan dengan JIB, kegiatan Muhammadiyah tahun 1931 (enam SISC lebih beraktuasi kepada pen- tahun sesudah berdirinya JIB) dalam dalaman Islam secara kritis dan tidak Khutbatul 'Arsy-nya dikatakan menggarap bidang-bidang kegiatan "mudah-mudahan Jong Islamleten sosial kemasyarakatan. Bond hidup dengan teguh, dan tentu- Jadi, studi ilmiah tentang Islam nya di kemudian hari akan mengeluar- memang menjadi bidang garapannya. kan beberapa orang pemimpin yang Itulah sebabnya, ceramah-ceramah akan menjunjung tinggi bangsa dan yang diselenggarakan senantiasa agamanya.32 mengundang perdebatan ilmiah Itulah sebabnya, selama periode tentang Islam dan berpikir secara terakhir dari kekuasaan kolonial, di kritis. Para anggota kelompok mi juga diperkenalkan dengan rasionalitas Ridwan Saidi, op.cit., hal. 33. dalam Islam setelah mengalami , loc.cit. sentuhan dengan pikiran-pikiran Yusuf Abdullah Puar, loc.cit. Barat.

54 UNISIA 9.XI.III.1991 tingkat intelektual, JIB dengan SISC- Pelindih, Zainul Baharuddin, Dasuki, nya ternyata telah muncul sebagai Ny. Emma Puradirejo, Ny. Datuk "pabrik" yang memproduksi hanipir Tumenggung dan Ny. SZ. semua tokoh-tokoh cendekiawan Gunawan.^'* muslim di Indonesia, sekalipun hanya Jong Islamieten Bond yang beberapa orang diantara mereka yang didirikan oleh Syamsurrijal adalah menguasai bahasa Arab; dan langkah- organisasi generasi muda Islam yang nya tokoh-tokoh" JIB yang menguasai sekaligus dapat juga dikatakan sebagai bahasa Arab ini rupanya menjadi organisasi dari kelompok cendekiawan salah satu sebab mengapa pemikiran muda Islam pertama dan terkemuka. mereka tentang Islam, sekalipun dalam sejarah gerakan moderen Islam pemikiran ini cukup berkembang dan di Indonesia sampai tahun 1942. JIB dinamis, tetapi tetap belum tuntas. yang berdiri pada tanggal 1 Januari Mereka belum lagi terlibat dalam 1925 itu menempati kedudukan yang usaha ijtihad secara serius dan berarti, baik dalam sejarah moderen komprehensif bagi kebangkitan Islam Islam di Indonesia- maupun dalam yang sebenarnya di bidang inovasi dan sejarah Indonesia itu sendiri. pemikiran kreatif.33 Namun. Meskipun perkembangan JIB itu demikian, betapapun kekurangannya, cukup pesat, tetapi ia sebenarnya JIB dengan seagala kegiatan dan pola bukan merupakan organisasi massa, perkaderannya tetap memberikan dan ia lebih merupakan organisasi warisan nasional dan pengaruhnya kader. Sebagai organisasi kader sudah dalam melahirkan tokoh-tokoh barang tentu orientasinya adalah nasionalis dan modernis Islam serta peningkatan diri anggota-anggotanya cendekiawan muslim Indonesia. dengan menambah ilmu Apalagi setelah pola-polanya diikuti pengetahuan35 melalui beberapa oleh organisasi Pelajar Islam Indo kegiatan yang bisa dilaksanakan nesia dan Himpiman Mahasiswa Islam ketika itu. yang didirikan pada tahun 1947, di samping kelompok-kelompok studi Pola perkaderan yang ditempuh Islam di beberapa masjid kampus di oleh JIB, menurut Mohammad Roem Indonesia akhir-akhir ini. adalah pola kursus dan ceramah. Sebab pola demikian ternyata memang Tokoh-tokoh Islam dan Nasional sesuai clengan usul pendirinya pada Indonesia yang pernah menjadi anggota JIB itu antara Iain : , Mohammad Ahmad Syafi'i Ma'arif, Islam dan Roem, Prawoto Mangunpuspito, Masalah Kenegaraan (Jakarta : LP3ES, 1985), Yusuf Wibisono, Wiwoho Purbo- hal. 93. hadijoyo, Syamsurrijal, Syahbuddin Yusuf Abdullah Puar, op.cit., hal. 13. Latif, Sudewo, TM. Usman EI- Deliar Noer, -"Kecenderungan Muhammady, Ir. Indra Jaya, Syam- Eksploitasi Organisasi Mahasiswa", Panji suddin Sutan Mansur, Rustam Sutan Masyarakat, 20 Mei 1981, hal. 18.

UNiSIA 9.XI.III.1991 55 konggres Jong Java ke-7 tahun 1924. organisasi Islam sekarang pada Materi utama dalam kursus dan umumnya lebih banyak dipergunakan ceramah itu adalah hal-hal yang sebagai alal eksploitasi bagi berkaitan dengan agama Islam. Tokoh kepentingan pribadi.'^o pentingdalam kegiatanini adalah Haji Dalam setiap konggres, organisasi Agus Salim, Bapak Spiritualisme JIB. Islam sekarang lebih sering menonjol- Karena para anggotanya sebagian kan persoalan calon ketua umum dan besar sudah pernah mengikuti pen- kurang menghidangkan tema-tema didikan model Barat, maka pola besar sebagaimana yang pernah perkaderannya juga bersifat ditempuh oleh JIB, enam-puluh lima terbuka.^® tahun yang lalu. Analisis demikian Sebagai organisasi kader, temtama memang tidak selamanya menunjuk- (setelah dibentuk SISC) yang kegiatan kan hasil yang final, sebab, betapapun utamanya adalah studi ilmiah tentang kelebihan JIB, terhyata ia juga Islam dan yang pada akhirnya ikut memiliki kelemahan-kelemahan melahirkan tokoh-tokoh nasionalis mendasar. Misalnya, dalam hal dan modemis Islam serta cendekiawan menyiapkan diri menghadapi masa- muslim di Indonesia, maka organisasi masa selanjutnya, organisasi ini tidak tersebut sering mempergunakan dua mendirikan lembaga pendidikan Islam bahasa : ke dalam, mereka mencoba (menekankan kemampuan berbahasa mengadakan pembaharuan dengan Arab) dan lembaga riset bagi pikiran-pikiran Barat, sedangkan ke kepentingan kehidupan Islam dan luar mereka membawa bendera Islam umatnya. Sementara itu, di pihak untuk menahan gelombang yang kelompok Nasionalis sudah banyak datang dari Barat. didirikan. Dualisme ini terus berjalan Semangat mendalami Islam secara hingga sekarang, dan ini merupakan kritis yang justru dilakukan mereka tantangan bagi para cendekiawan yang berpendidikan Barat, tetapi muslim masa kini dan mendatang. berorientasi Islam (karena menurut Itulah sebabnya, dialog lintas atau sebuah sumber, anggota JIB itu tidak vertilisasi silang antar mereka dan para ada yang berasal dari pesantren)^® ulama, tampaknya-perlu ditingkatkan adalah barangkali karena- organisasi dalam upaya merumuskan pemikiran tersebut lahir pada zaman "melawan" Islam yang mendekati kesempurnaan. (fight against) dan bukan pada zaman "membangun" (fight for)^^. Dengan demikian, gairah mereka memang Mohammad Roem, op.cit., hal. 2 tampak lebih tinggi. Itulah sebabnya, kalau ditatap dari keadaan organisasi Nurcholish Madjid, loc.cil. pemuda Islam sekarang, JIB memang Ahmad Syafi'i Ma'arif, loc.cit. lebih banyak memberikan arti kepada para anggotanya sendiri dan sekaligus Nurcholish Madjid, loc.cil. kepada umat Islam. Sebab, organisasi- Deliar Noer, loc.cit.

56 UNISIA 9.X1.1I1.1991 Panji Masyarakat, no. 324, th. XXII, 20 Mei. DAFTAR KEPUSTAKAAN 1981 Panji Masyarakat, no. 348, th. XXIII, Ahmad Syafi'i Ma'arif 2 Januari. 1985 Islam dan Masalah Kenegaraan. ' i982 ' Jakarta : LP3ES. P r i 5 m a, no. 2, th. V, Maret. A. • 1969 Alqm Pikiran Islam' Moder'en di ' v • •P ri s rn o,-h6. 7 (Khusus), th. V, Agiistus. Indonesia, Yogyakarta : Yayasan .1976 . Nida. • A. Mukti Ali (Ketua Panitia) - •- > ' •' P.r i s m o. no. 11 (Khusus), th. V, November. 1985 70 Tahun Prof. Dr. HM. Ra^idi. 1976 P r i s m a, no. Ekstra, th. XIII. Jakarta : Harian Umum Pelita. 1984 Benda, Harry J. 1980 Bulan Sabit dan Malahari Terbit, R.H.A. Soenarjo (Ketua Yayasan Penyelenggara Diterjemahkan oleh Daniel Dhakidae. Penterjemah) Jakarta : Pustaka Jaya. ' 1978 Al-Qur'an dan Terjemahannya. Bosco Carvalo dan Dasrizal (Penyunting)'-''' Jakarta :' Proyek Pengadaan Kitab 1983 Aspirasl Umat Islam Indonesia. Suci al-Qur-an Departemen Agama Jakarta : Leppenas. Republik Indonesia. Deliar Noer • Ridwan Saidi 1982 Gerakan Moderen Islam .Indonesia 1984 Pemuda Islam dalam Dinamika Politik . 1900-1942. Jakarta : LP3ES. • Bangsa 1925-1984. Jakarta : CV. Endang Saifuddin Anshari ' •. Rajawali. r " 1983 Wawasan/y/om.'Bandung : Pustaka. Shils, Edward Al-Faruqi, Isma'il Raji 1972 The Intellectuals and the Powers and . 1982' Islamizalion.ofKnowledge : General OtherEssays. Chicago; The Unversity Principles and Workplan. Washing ofChicago Press. ton : International Institute of Islamic Sills, David L. (Editor) Thought. 1972 -International Encyclopedia of' the Gouldner, Alvin W. Social Sciences. New York ; 1979 The Future ofIntelectualand the Rise The Macmillan Company and Free I ,of the New Class. New York :.The Press. Seabury Press. Soedjatmoko Al-Nasyar, Ali Sami 1984 Etika Pembebasan. Jakarta : LP3ES. 1947 Manahij al-Bahs Inda Mufakkir Syari'ati, Ali al-Islam wa Naqd al-Muslimin li' al- 1985 Peranan Cendekiawan Muslim, • Mantig al-Aristplalisi. Iskandariyah : Disunting oleh Ahmad Fanani dan Dar al-Fikr al-'Arabi., Musthofa W. Hasyim. Yogyakarta ; Nurcholish Madjid Shalahuddin Press. 1984 Khazanah IritelektualIslam. Jakarta : Yusmar Basri (Editor) Biilan Bintang. , 1977 SeJarah Nasional Indonesia. Jilid V, Al-Nur, No.' 11/12, th. 11, Januari/Pebruari. .Jakarta : Balai Pustaka. . 1927 ' M ' ; . •. .. Benda, Julien Panji Masyarakat, no.. 307, th. XXII, 1982 The Treason of theIntelectuais.' New 15 Nopember. • ' ' York-Williamm Morrow & Company.

I'

UNISIA-9.Xl.lll:1991 57