FAKTOR-FAKTOR DETERMINANT FRAUD PREVENTION: PERAN INTERNAL CONTROL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

SISKA SIVVANI DWI SAPITRI NIM: 11150820000060

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1441 H/2019

FAKTOR-FAKTOR DETERMINANT FRAUD PREVENTION: PERAN INTERNAL CONTROL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

SISKA SIVVANI DWI SAPITRI NIM: 11150820000060

Dibawah bimbingan Pembimbing I

Reskino, SE., M.Si., Ak., CA., CMA., CERA., NIP. 19740928 200801 2 004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini , 08 Mei 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Siska Sivvani Dwi Sapitri 2. NIM : 11150820000060 3. Jurusan : Akuntansi (Keuangan) 4. Judul Skripsi : Faktor-Faktor Determinant Fraud Prevention: Peran Internal Control sebagai Variabel Intervening

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 08 Mei 2019

1. Fitriyani Damayanti, SE.,M.Si. ( __ ) NIP:19810731200604200 Penguji I

2. Masrul Huda, SE., M.Si ( __ ) NIP: 19630506201411100 Penguji II

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 26 September 2019 telah dilakukan Uji Skripsi atas mahasiswa/i:

Nama : Siska Sivvani Dwi Sapitri No. Induk Mahasiswa : 11150820000060 Jurusan : Akuntansi Judul Skripsi : Faktor-Faktor Determinant Fraud Prevention: Peran Internal Control sebagai Variabel Intervening.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 September 2019

1. Yessy Fitri, SE., M.Si,Ak (...... ) NIP: 19760924 200604 2 002 Ketua

2. Reskino, SE., MSi.,Ak., CA., CMA., CERA (...... ) NIP: 19740928 200801 2 004 Sekretaris

3. Dr. Rini, M.Si.,Ak.,CA (...... ) NIP: 19760315 200501 2 002 Penguji Ahli

4. Reskino, SE., MSi.,Ak., CA., CMA., CERA (...... ) NIP: 19740928 200801 2 004 Pembimbing

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Siska Sivvani Dwi Sapitri No. Induk Mahasiswa : 11150820000060 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya oranglain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggungjawabkan atas karya ini Jika dikemudian hari ada tntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian dan dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar aturan di atas, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 26 September 2019

Siska Sivvani Dwi Sapitri

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI 1. Nama Lengkap : Siska Sivvani Dwi Sapitri 2. Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 01 Januari 1998 3. Alamat : Jl. Kapten Pierre Tendean No.16 Jakarta Selatan 12790 4. Telepon : 081291624219 5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN 1. SD Negeri Pela Mampang 03 Pagi Tahun 2003-2009 2. SMP Negeri 43 Jakarta Selatan Tahun 2009-2012 3. SMK Negeri 6 Jakarta Selatan Tahun 2012-2015 4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019

III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Hamid 2. Ibu : Uun Yunengsih

IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Manager Program Youth Finance Indonesia Periode 2016-2018 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2016-2017 2. Sekretaris Tax Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2016-2018 3. Ketua Divisi Program Greenpeace Youth Jakarta periode 2016 – 2018 4. Bendahara CeweQuat Batch V 2017

V. KEPANITIAAN 1. Global Money Week Youth Finance Indonesia sebagai Wakil Ketua Pelaksana, 2019.

v

2. Talkshow Hari Oeang Youth Finance Indonesia sebagai Ketua Pelaksana, 2018. 3. Brevet Tax Center UIN Jakarta sebagai ketua pelaksana, 2018. 4. Rainbow Warrior Tour Ship Greenpeace sebagai Koordinator Volunteer, 2018 5. Talkshow Potensi menjadi prestasi: “Let’s Contribute More For Our Beloved Country” sebagai Ketua Divisi Acara, 2018

VI. SEMINAR, WORKSHOP, DAN COMPANY VISIT 1. Workshop Aplikasi Akuntansi Zahir oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. 2. Company Visit Goes to Direktorat Jenderal Pajak oleh Tax Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. 3. Workshop Audit Simulation oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

vi

FACTORS DETERMINING FRAUD PREVENTION: THE ROLE OF INTERNAL CONTROL AS A VARIABEL INTERVENING

ABSTRACT

This study aims to examine the factors determining fraud prevention: the role of internal control a variabel intervening. This study uses primary data by distributing questionnaires to financial staff working in Islamic banking and Islamic insurance in DKI Jakarta. Sampling was done using the purposive sampling method. This research was using samples as many 98 respondents. The data analysis method that used as Partial Least Square (PLS)-SEM with the help of data analysis tool SmartPLS 3.0. The result of this research showed that corporate culture, accounting principle compliance, Islamic corporate governance and risk management significantly influence on internal control. Effectiveness of technology information unable to contribute significantly to internal control. Internal control significantly influence on the fraud prevention. Corporate culture, accounting principle compliance, effectiveness of technology information, islamic corporate governance and risk management unable to contribute significantly to the fraud prevention. Corporate culture, accounting principle compliance and Islamic corporate governance significantly influences on fraud prevention through internal control. Effectiveness of technology information and risk management unable to contribute significantly to fraud prevention through internal control. Keywords: Corporate culture, Accounting principle compliance, Islamic corporate governance, Effectiveness of technology information, Risk management, Internal control, fraud prevention, Islamic banking, Islamic insurance.

vii

FAKTOR-FAKTOR DETERMINANT FRAUD PREVENTION: PERAN INTERNAL CONTROL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor determinant fraud prevention: peran internal control sebagai variable intervening. Penelitian ini menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada staf keuangan yang bekerja pada perbankan syariah dan asuransi syariah di DKI Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 98 responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS)-SEM dengan menggunakan alat analisis data SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa corporate culture, accounting principle compliance, islamic corporate governance dan risk management berpengaruh secara signifikan terhadap internal control. Effectiveness of technology information belum dapat berkontribusi secara signifikan terhadap internal control. Internal control berpengaruh secara signifikan terhadap fraud prevention. Corporate culture, accounting principle compliance, effectiveness of technology information, islamic corporate governance dan risk management belum dapat berkontribusi secara signifikan terhadap fraud prevention. Corporate culture, accounting principle compliance, islamic corporate governance berpengaruh secara signifikan terhadap fraud prevention melalui internal control. Effectiveness of technology information dan risk management belum dapat berkontribusi secara signifikan terhadap fraud prevention melalui internal control Kata Kunci: Corporate culture, Accounting principle compliance, Islamic corporate governance, Effectiveness of technology information, Risk management, Internal control, fraud prevention. Islamic banking, Islamic insurance.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor Determinant Fraud Prevention: Peran Internal Control sebagai Variabel Intervening”. Tak lupa juga shalawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan hingga ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari adanya banyak pihak yang turut serta membantu dalam proses penyelesaian ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih atas doa, bantuan, dukungan, dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada:

1. Orang tua (Mamah, Ayah dan Nenek), yang menjadi penyemangat terbesar yang selalu memberikan energi positif, dan percaya bahwa penulis mampu menyelesaikan ini dengan baik, dan juga telah memberikan dukungan tiada henti baik moril maupun materil. Terimakasih, ini saya persembahkan untuk kalian. 2. Adik saya Enzyta Balqis Febryal yang selalu memberikan semangat, hiburan, keceriaan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.,Ak.,CA.,M.Si.,QIA.,BKP,CRMP. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Fitri Damayanti, M.Si. Selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

ix

6. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA., CMA., CERA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk selalu memberikan saran, referensi, motivasi dan semangat, serta perhatian kepada penulis selama ini. 7. Ibu Nur Wachidah Yulianti SE., M.S.Ak selaku selaku dosen pembimbing akademik yang telah meluangkan waktunya untuk selalu memberikan saran, referensi, motivasi dan semangat kepada penulis selama ini. 8. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA. yang telah memberikan banyak ilmu dan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan. 9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua. 10. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 11. Rafa Muhammad Bazar S.T yang selalu sabar memberikan doa, dukungan, pendapat, perhatian, dan tiada hentinya memberikan semangat dalam setiap proses untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabatku, “Wanita Idaman” Umayah teman seperjuangan sejak dibangku SMK sampai perkuliahan saling support, menyemangati penulis dalam keadaan apapun baik susah maupun senang. Serta Farhani dan Lidya yang juga menemani dan menyemangati penulis selama dibangku perkuliahan sampai proses menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman-teman Superheroque (Umay, Hani, Lidya, Fiqih, Yogi, Bening, Fatih dan Bagas) yang telah memberikan dukungan dan semangat dimasa perkuliahan. 14. Segenap keluarga besar (Kakak-Rekan-Adik) Tax Center UIN Jakarta, Reboisasi Akuntansi dan Youth Finance Indonesia yang telah memberikan semangat dan mendukung penulis dalam organisasi di perkuliahan selama ini.

x

15. Segenap keluarga besar KKN Kebangsaan dan Bersama Delegasi UIN Syarif Hidayatullah di provinsi Lampung 2018 yang telah menyemangati dan mendoakan penulis. 16. Kak Isyarah selaku senior penulis yang telah meluangkan waktunya untuk mengajarkan penulis untuk mengolah data menggunakan SmartPLS 17. Endah, Ummi dan Ka Nisrina, selaku rekan seperjuangan bimbingan yang selalu saling support dan mendoakan. 18. Rosi, Yuslika, Yanti, Anna, Nabila, Olin, Adhisti, Rifda selaku sahabat- sahabat SMP-SMK yang selalu memberi dukungan, doa, kebersamaan kepada penulis selama ini. 19. Ka Fifi, Ka Ami, Ka Lulu, Ka Zavita, Ka Chika, Ka Otoy, Ka Ratu, Ka Ajeng, Ka Tiara, Ka Lia selaku senior penulis yang selalu memberikan dukungan agar tidak pernah lelah menjalani proses di bangku perkuliahan. 20. Bu rike, Om Oji, Bu Novi, Ka Rifki, Ka Faris, Shofi & Ilham selaku senior serta rekan selama magang di DGS, terimakasih atas ilmu dan motivasi yang diberikan kepada penulis. 21. Amel, Zia, Ririn selaku rekan new joiner G di KPMG yang penulis kenal akrab belum terlalu lama, selalu membagikan ilmunya dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini 22. Keluarga besar Akuntansi B 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberi dukungan, doa, pembelajaran, kepada penulis. Terimakasih telah mewarnai kehidupan dimasa perkuliahanku ini. 23. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2015, terimakasih atas doa dan insipirasinya selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 September 2019

Siska Sivvani Dwi Sapitri

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...... v

ABSTRACT ...... vii

ABSTRAK ...... viii

KATA PENGANTAR ...... ix

DAFTAR ISI ...... xii

DAFTAR TABEL ...... xv

DAFTAR GAMBAR ...... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...... xvii

BAB I ...... 1

PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang ...... 1

B. Identifikasi Masalah ...... 19

C. Pembatasan Masalah ...... 20

D. Rumusan Masalah ...... 20

E. Tujuan Penelitian ...... 21

F. Manfaat Penelitian ...... 22

BAB II ...... 24

TINJAUAN PUSTAKA ...... 24

A. Tinjauan Literatur ...... 24

1. Fraud Theory ...... 24

2. Agency Theory ...... 32

3. Fraud Prevention ...... 34

4. Internal Control ...... 40

xii

5. Islamic Corporate Governance ...... 42

6. Accounting Principle Compliance ...... 47

7. Pemanfaatan Teknologi Informasi ...... 48

8. Corporate Culture ...... 50

9. Risk Management ...... 50

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ...... 52

C. Pengembangan Hipotesis ...... 62

D. Kerangka Pemikiran ...... 75

BAB III ...... 76

METODOLOGI PENELITIAN ...... 76

A. Ruang Lingkup Penelitian ...... 76

B. Metode Penentuan Sampel ...... 76

1. Populasi dan Sampel ...... 76

C. Metode Pengambilan Sampel ...... 77

D. Metode Pengumpulan Data ...... 77

1. Penelitian Pustaka (Library Research) ...... 77

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ...... 77

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ...... 78

F. Metode Analisis Data ...... 85

1. Statistik Deskriptif ...... 87

2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model ...... 87

3. Uji Model Struktral atau Inner Model ...... 89

4. Uji Efek Intervening ...... 92

BAB IV ...... 95

HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 95

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...... 95

xiii

1. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 95

2. Karakteristik Profil Responden ...... 96

B. Hasil dan Pembahasan ...... 101

1. Hasil Statistik Deskriptif ...... 101

2. Hasil Uji Outer Model atau Measurment Model ...... 104

3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model ...... 115

4. Hasil Uji Efek Intervening ...... 120

C. Pembahasan ...... 125

BAB V ...... 160

KESIMPULAN DAN SARAN ...... 160

A. Kesimpulan ...... 160

B. Implikasi Penelitian ...... 162

C. Keterbatasan ...... 163

D. Saran ...... 164

DAFTAR PUSTAKA ...... 165

LAMPIRAN ...... 170

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kasus fraud pada Perbankan Syariah dan Asuransi Syariah ...... 9

Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya ...... 52

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ...... 83

Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ...... 96

Tabel 4.2 Data Distribusi Penelitian ...... 96

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 97

Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ...... 98

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...... 98

Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ...... 99

Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lokasi Perusahaan ...... 100

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif ...... 102

Tabel 4.9 Outer Loading ...... 104

Tabel 4.10 Outer Loading Modifikasi ...... 107

Tabel 4.11 Cross Loading ...... 109

Tabel 4.12 Composite Reliability dan Cronbach Alpha ...... 110

Tabel 4.13 Nilai R-Square...... 111

Tabel 4.14 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value) ...... 118

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Aset Industri Keuangan Syariah per Januari 2019 ...... 3

Gambar 1.2 Islamic Financial Development Report ...... 3

Gambar 1.3 Kategori Risiko Fraud ...... 5

Gambar 1.4 Industri yang menjadi korban fraud di wilayah Asia Pasifik ...... 6

Gambar 1.5 Frequency of schemes Based on Industry ...... 7

Gambar 1.6 Kerugian yang diderita perusahaan di wilayah Asia Pasifik ...... 8

Gambar 2.1 Fraud Triangle ...... 27

Gambar 2.2 Fraud Diamond ...... 29

Gambar 2.3 Fraud Pentagon ...... 31

Gambar 3.1 Model Intervening ...... 93

Gambar 4.1 Model Struktural Hasil Bootsrapping ...... 114

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ...... 171

Lampiran 2 ...... 173

Lampiran 3 ...... 179

Lampiran 4 ...... 224

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di Asia, memegang

peranan penting dalam perkembangan perekonomian dan perputaran ekonomi

di Asia (Widyastuti, 2013). Dengan jumlah penduduk yang padat dengan

peringkat ketiga di dunia dan sebagai negara yang memiliki potensi ekonomi

yang sangat menjanjikan yang membuat Indonesia menjadi salah satu negara

yang diperhitungkan dalam persaingan ekonomi di dunia. Menurut (Sukarno

dan Syaichu, 2006) upaya meningkatkan perekonomian sebuah negara perlu

adanya lembaga-lembaga keuangan yang dapat fokus mengurus sektor

perekonomian negara.

Indonesia memiliki potensi dan peluang yang sangat besar dalam

pengembangan industri keuangan syariah mengingat Indonesia adalah negara

dengan populasi muslim terbesar di dunia. Jumlah populasi yang besar

memberikan potensi bagi Indonesia, yaitu berupa kecukupan sumber daya

yang menjadi pelaku maupun pengguna dan layanan keuangan syariah..

Lahirnya lembaga keuangan syariah di Indonesia ditandai secara resmi

dengan pendirian Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama

pada tahun 1991. Berdirinya BMI, dan seiring dengan meningkatnya

kesadaran masyarakat atas pelayanan keuangan berbasis syariah, selanjutnya

perkembangan sektor keuangan non bank syariah dimulai pada tahun 1994

1 dengan berdirinya PT Syarikat Takaful Indonesia yang merupakan induk dari

PT Asuransi Takaful Keluarga.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, Perbankan syariah adalah segala bentuk yang menyangkut tentang

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melakukan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau prinsip hukum islam yang di atur dalam fatwa Majelis Ulama

Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan („adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah) serta tidak menggandung gharar, masyir, riba zalim, dan obyek yang haram. Menurut Undang –Undang

RI Nomor 40 tahun 2014 tentang asuransi syariah adalah kumpulan perjanjian, yang terdiri atas perjanjian antara perusahaan asuransi syariah dan pemegang polis dan perjanjian di antara para pemegang polis, dalam rangka pengelolaan kontribusi berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong dan melindungi.

Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia semakin pesat yang dapat terlihat dari jumlah lembaga keuangan syariah di Indonesia dan total aset industri keuangan syariah yang mencapai Rp 1.291,48 triliun per

Januari 2019. Aset industri keuangan syariah didominasi oleh sukuk negara sebesar Rp 651,29 triliun atau 50,4%. Di posisi kedua, aset perbankan syariah sebesar 479,17 triliun atau 37,1%. Di posisi ketiga, aset asuransi syariah mencapai Rp 43,12 triliun atau 3,34%. Di posisi keempat ada reksa dana

2 syariah senilai Rp 37,3 triliun atau 2,89%. Disusul oleh aset lembaga non- bank syariah Rp 32,43 triliun atau 2,5%, pembiayaan syariah Rp 25,61 triliun atau 1,99%, dan sukuk korporasi Rp 22,56 triliun atau 1,78%.

Gambar 1.1 Aset Industri Keuangan Syariah per Januari 2019 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan 2019 Berdasarkan Islamic Financial Delevopment Report tahun 2018 dari

Thomson Reuters menunjukan Indonesia masuk dalam daftar 10 negara dengan pasar keuangan syariah yang tumbuh pesat di dunia. Indonesia berada di peringkat ke-10 dari 131 negara dalam Islamic Financial

Delevopment Index 2018 dengan skor 50.

Gambar 1.2 Islamic Financial Development Report Sumber: Reuters,Ltd 2018

3

Menurut Indonesia memiliki keunggulan lain dibidang industri perbankan yaitu regulatory regime yang dinilai lebih baik dibanding dengan negara lain. Di Indonesia kewenangan mengeluarkan fatwa keuangan syariah bersifat terpusat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) yang merupakan institusi yang independen. Sementara di negara lain, fatwa dapat dikeluarkan oleh perorangan ulama sehingga peluang terjadinya perbedaan sangat besar.

Semakin berkembangnya bank syariah berimplikasi pada semakin besarnya tantangan yang harus dihadapi bank syariah, di mana tantangan terbesar adalah untuk mempertahankan citra dan nama baik di mata nasabah agar tetap menjaga kepercayaan serta loyalitas nasabah kepada bank syariah.

Menurut (Hameed et al, 2004) Bank syariah harus dapat memberi manfaat yang optimal bagi masyarakat dan peran serta tanggung jawab bank syariah selaku lembaga keuangan islam memastikan seluruh kegiatan yang dijalankan sesuai dengan prinsip syariah.

Menurut Bank Indonesia dalam surat edaran untuk Bank Umum

Indonesia Nomor 13/28/DPNP yang dimaksud dengan fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan bank dan/atau menggunakan sarana bank sehingga mengakibatkan bank, nasabah atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung.

4

Berdasarkan surat edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor

SEOJK/46/SEOJK.05/2017 fraud pada asuransi ialah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja di lakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi perusahaan pemegang polis, tertanggung, peserta atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan perusahaan dan/atau menggunakan sarana perusahaan sehingga mengakibatkan perusahaan, pemegang polis, tertanggung, peserta, atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku fraud memperoleh keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan penelitian Association of Certified Fraud Examiners

(ACFE) tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat 2.690 kasus fraud dari 125 negara diseluruh dunia pada tahun 2017. Global Fraud Survey juga mengungkapkan bahwa 220 kasus fraud tersebut berasal dari wilayah Asia

Pasifik. Indonesia menduduki ranking ke 3 dari negara di wilayah Asia

Pasifik dengan 29 kasus fraud selama tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan kasus fraud yang cukup tinggi.

Gambar 1.3 Kategori Risiko Fraud Sumber: ACFE 2018

Berdasarkan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) 2018 pada gambar 1.3 mengklasifikasikan kecurangan (fraud) itu ke dalam tiga

5

kategori, yaitu kecurangan asset (asset misappropriation), pernyataan palsu

atau salah penyataan (fraudulent statement), dan korupsi (corruption).

Diantara kasus-kasus kecurangan tersebut, jenis kecurangan yang paling

banyak terjadi adalah asset misappropriation (80%), kemudian korupsi (51%)

dan jumlah paling sedikit (13%) adalah kecurangan laporan keuangan

(fraudulent statement). Kecurangan adalah masalah sosial dan ekonomi. Hal

ini akan mengakibatkan pada menurunnya reputasi masyarakat mengenai

perusahaan, sehingga dapat mengarahkan perusahaan pada kebangkrutan.

Gambar 1.4 Industri yang menjadi korban fraud di wilayah Asia Pasifik Sumber: ACFE 2018

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) 2018 pada

gambar 1.4 Perbankan dan Jasa Keuangan yang paling banyak terwakili di

antara kasus fraud yang dianalisis berada pada urutan ke 2 yakni sebesar 25

kasus dengan persentase sebesar 11,% dan perusahaan asuransi berada pada

urutan ke 8 yaitu sebanyak 10 kasus dengan persentase 10 kasus.

6

Gambar 1.5 Frequency of schemes Based on Industry Sumber: ACFE Report to the Nations on Occupational Fraud and Abuse 2018 Pada gambar 1.5 Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)

juga menyajikan informasi mengenai jenis atau skema fraud yang paling

sering terjadi di industri serta besar frekuensi tiap jenis-jenis fraud. Skema

yang paling umum dalam setiap industri diarsir berwarna merah. Hal ini

menandakan jenis fraud yang memiliki risiko paling tinggi (high-risk) terjadi

di industri. Sedangkan yang diarsir kuning menandakan jenis fraud yang

memiliki risiko paling rendah (low-risk). Untuk perbankan dan jasa keuangan,

fraud jenis korupsi (corruption) menempati posisi yang paling tinggi dengan

persentase sebesar 36%. Kemudian, cash on hand menempati urutan kedua

dengan persentase sebesar 23%. Sedangkan untuk pengeluaran gaji (payroll)

7

memiliki tingkat risiko yang paling rendah sebesar 2%. Untuk asuransi, fraud

jenis korupsi (corruption) menempati posisi yang paling tinggi dengan

persentase sebesar 45%. Kemudian, pembayaran (billing) menempati urutan

kedua dengan persentase sebesar 20%. Sedangkan untuk register disbarment

memiliki tingkat risiko yang paling rendah sebesar 1%.

Gambar 1.6 Jumlah kerugian yang diderita perusahaan di wilayah Asia Pasifik Sumber: ACFE 2018

Pada gambar 1.6 Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)

pada tahun 2018 melakukan penelitian yang menunjukkan banyaknya jumlah

kerugian yang diderita oleh perusahaan yang terkena kasus fraud. Dari data

tersebut lembaga keuangan menderita kerugian cukup besar, perbankan dan

jasa keuangan menderita kerugian dengan rata-rata sebesar $310.000,

sedangkan perusahaan asuransi menderita kerugian dengan rata-rata sebesar

$105.000.

Menurut Fidiana (2019) tidak ada satupun entitas bisnis yang terbebas

dari ancaman fraud , baik itu entitas bisnis berskala kecil atau besar, atau

entitas bisnis yang go publik maupun yang belum go publik. Fraud

merupakan ancaman laten bagi semua entitas tanpa terkecuali, termasuk pada

8 entitas bisnis berbasis syariah. Berikut ini sebagian kasus fraud yang terjadi adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Kasus fraud pada Perbankan Syariah dan Asuransi Syariah No Tahun Kasus Sumber 1. Bank Islam pernah mengalami Rini (2014) kerugian sekitar 300 juta dolar sebagai dampak dari kecurangan laporan keuangan dan Bank Islam di Afrika utara menderita kerugian antara R50 hingga R70 yang disebabkan oleh buruknya management dan kecurangan akuntansi. 2. 2014 Bank Mega Syariah terseret kasus “Bank Mega Syariah gadai emas. Investasi emas Golden Terseret Kasus, Gadai Emas Traders Indonesia Syariah menyalai Seret” aturan karena melewatui batas gadai http://www.tribunnews.om maksimal dan gadai fiktif Diakses pada 13 April 2019 Pukul 21.49 WIB 3. 2015 Kecurangan penggelapan dokumen, ”Bank Syariah Mandiri penggelapan uang dan penipuan pada Pecat Pegawai yang Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Gelapkan Dana Rp 75 M“ Bogor senilai Rp 50 Miliyar https://news.detik.com Diakses pada 23April 2019 pukul 15.30 WIB.

4. 2018 PT Bank Jawa Barat dan Banten Terjadi fraud di BJB (BJB) Syariah terlilit kasus dugaan Syariah selama 2018“ kredit fiktif yang merugian perseroan http://m.bisnis.com Diakses senilai Rp548 Milyar pada 01 Oktober 2019 pukul 17.30 WIB.

9

No Tahun Kasus Sumber 5. 2017 Kasus Allianz atas penolakan https://www.cnnindonesia.co pengajuan klaim peserta asuransi. m/ekonomi Penolakan tersebut disebabkan oleh syarat dari perusahaan Diakses pada 29 Agustus asuransi yang tidak sesuai dengan 2018 Pukul 14.00 WIB buku polis yang diberikan dan persyaratan dari Allianz yang tidak tertera di buku polis dan melanggar UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen

Dari beberapa kasus tersebut membuktikan bahwa tidak ada jaminan lembaga keuangan syariah terutama perbankan dan asuransi syariah bebas dari tindakan fraud. Adapun faktor penyebab terjadinya fraud tidak terlepas dari konsep fraud yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization), kompetensi (competence) dan Arogansi

(arrogance) yang disebut sebagai fraud pentagon. Faktor tekanan adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan yang diakibatkan karena kebutuhan atau masalah finansial. Kedua, faktor kesempatan terjadi karena kurang efektifnya internal control. Ketiga, faktor rasionalisasi dimana sikap pembenaran yang dilakukan oleh pelaku dengan merasionalkan bahwa tindakan kecurangan adalah sesuatu yang wajar (T.

Tuanakotta, 2007). Keempat, competence adalah kemampuan individu untuk mengesampingkan pengendalian internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan mengendalikan secara sosial situasi tersebut untuk keuntungan pribadinya (Horwath, 2011). Dan kelima, arrogance merupakan perilaku superioritas pada pelaku fraud yang mempercayai bahwa kebijakan

10 dan peraturan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya. arrogance bisa berdampak buruk kepada perusahaan dan seseorang, karena bisa menghancurkan karir atau perusahaan tersebut (Horwath, 2011)

Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi terjadinya tindakan fraud.

Pencegahan fraud adalah upaya untuk menghilangkan atau meminimalisir sebab-sebab timbulnya fraud (Amrizal, 2004). Pencegahan fraud di sektor publik dilakukan dengan mengeluarkan berbagai peraturan perundang- undangan yang menetapkan sanksi yang diharapkan dapat menangkal atau setidaknya dapat mengurangi tindak fraud (Karyono, 2013) . Salah satunya oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga yang mengatur dan mengawasi

Perbankan dan Asuransi Syariah di Indonesia menerbitkan Undang-undang

OJK Pasal 1 dan pasal 6 UU Nomor 21 tahun 2011 mengenai pengawasan fraud terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan dan sektor perasuransian.

Pemerintah juga mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.

13/28/DNPN/2011 perihal penerapan strategi anti fraud bagi perbankan dan

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 46/SEOJK.05/20/17 tentang strategi anti fraud serta dasar hukum sanksi administratif POJK Nomor

17/POJK.05/2017 pada asuransi untuk pengendalian fraud khususnya dalam mencegah terjadinya fraud. Tindakan fraud yang terjadi di suatu entitas harus segera dicegah, agar tidak semakin merugikan perusahaan.

Hasil analisis yang dilakukan oleh berbagai organisasi dan regulator menemukan bahwa kasus-kasus yang terjadi pada perbankan dan asuransi

11 sebagian besar karena faktor internal perusahaan yang belum efektif.

Aktivitas operasional bank yang berkaitan dengan uang masyarakat dalam jumlah besar sangat rentan terhadap risiko yang dapat merugikan bank. Pada titik inilah mekanisme kontrol internal dibutuhkan untuk menilai dan mengelola risiko serta mengidentifikasi kelemahan internal bank. Menurut

(Warren, Carl S., James M. Reeve, 2009) Kontrol internal merupakan sebuah mekanisme yang diimplementasikan oleh managemen sebagai sebuah kerangka yang terintegrasi untuk mengendalikan dan mengevaluasi aktivitas dalam sebuah entitas.

Menurut Commite Of Sponsoring Organization (COSO) pengendalian internal dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan dalan hal efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan informasi keuangan dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta memastikan dipatuhinya oleh semua karyawan di dalam perusahaan

Hasil survey dari KPMG New Zealand Forensic (2015) menyebutkan bahwa penerapan pengendalian internal yang buruk serta adanya kelemahan dan penyelewengan pada pengendalian internal merupakan dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecurangan. Hasil survey menunjukkan ketika sudah terjadi kecurangan maka cara utama untuk untuk mendeteksi kecurangan yang sudah terjadi dengan sistem pengendalian internal.

Sebanyak 49% responden di Australian dan New Zealand telah mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh karyawannya dengan mengimplementasikan pengendalian internal yang kuat.

12

Menurut Natasya et al., (2017) the effort to prevent fraud is start from how to manage and set the effective system of internal control. Jika Internal

Control suatu perusahaan lemah, maka kemungkinan terjadinya kecurangan akan sangat besar. sebaliknya, jika internal control suatu perusahaan kuat, maka kemungkinan terjadinya kecurangan dapat diperkecil. Setiap entitas wajid menyelenggarakan kegiatan dan sistem kontrol internal yang baik untuk menghindari risiko terjadinya fraud (Anugerah,2014).

Penelitian terkait kontrol internal terhadap fraud telah banyak dilakukan

(Hamdani & Albar, 2016,Mufidah & Sari, 2018, Shintadevi, 2016) Penelitian tersebut membuktikan bahwa internal control berpengaruh terhadap fraud.

Internal control diyakini mencegah terjadinya fraud (Ndege, Odhiambo, Prof,

& Byaruhanga, 2015). Pencegahan fraud dapat dikendalikan dengan mencegah faktor yang memicu timbulnya fraud dengan mendesain sistem kerja yang berupaya mencegah fraud. Jadi, fraud harus sedini mungkin diidentifikasi dan dicegah melalui mekanisme internal control. Internal control yang efektif dan efisien penting untuk mencegah fraud serta telah digunakan oleh banyak entitas (Ndege et al., 2015)

Dalam mencegah fraud (Zelmiyanti & Anita, 2015) menjelaskan bahwa untuk meningkatkan internal control, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan serta nilai-nilai etika (code of conduct) yang berlaku secara umum pada perbankan, lembaga bank wajib melaksanakan peningkatan budaya organisasi. Lembaga keuangan merupakan perusahaan yang memberikan jasa

13 pelayanan, sehingga budaya sangat penting. Menurut (Tunggal, 2014) budaya kejujuran dan etika yang tinggi dapat mencegah kecurangan dalam suatu organisasi.

Budaya organisasi menurut (Robbins & Judge, 2008) merupakan suatu pola tingkah laku, kepercayaan yang telah menjadi suatu panutan bagi semua anggota organisasi. (Sulistiyowati, 2007) mengatakan budaya organisasi yang baik tidak akan membuka peluang sedikit pun bagi individu untuk melakukan fraud karena budaya organisasi yang baik akan membentuk orang-orang di dalam organisasi mempunyai rasa ikut memiliki (sense of belonging) dan rasa bangga sebagai bagian dari organisasi (sense of identity). Menurut (Reskino dan Hutasuhut, 2016) Budaya Organisasi diyakini merupakan keyakinan dasar yang melandasi visi, misi, tujuan dan nilai-nilai yang dianut oleh anggota organisasi mulai dari pemimpin hingga karyawan pada level terendah.

(Robbins & Judge, 2008) Budaya berfungsi sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian internal. Selain corporate culture yang diterapkan sebagai salah satu tindakan preventif untuk mengetahui risiko terjadinya fraud, maka hal lain yang mungkin dapat meminimalisir terjadinya fraud adalah dengan menerapkan Risk Management di perusahaan.

Berdasarkan ISO 31000:2009 Manajemen risiko adalah suatu upaya atau kegiatan yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan terhadap berbagai kemungkinan risiko yang ada. Dengan kata

14 lain, manajemen risiko merupakan seperangkat prinsip, kerangka kerja, dan proses untuk mengelola risiko secara efektif guna mencegah terjadinya fraud.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 5/ 8 PBI/2003 dan SEBI no.5/21/DNDP, Bank umum diwajibkan menerapkan manajemen risiko dalam pengelolaan banknya. Kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan merupakan esensi dari penerapan manajemen resiko sehingga kegiatan usaha dapat terkendali pada batasan yang dapat diterima serta tetap menghasilkan keuntungan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan perusahaan asuransi untuk menerapkan manajemen risiko terhadap fraud.

Kejadian fraud harus di laporkan secara berkala kepada OJK. Adapun risiko fraud termasuk bagian dari risiko operasional.

Faktor lain yang dapat diterapkan sebagai tindakan preventif untuk mengetahui risiko terjadinya fraud yang mungkin dapat meminimalisir terjadinya fraud adalah accounting principle compliance. Suatu instansi atau lembaga akan melakukan tindakan kecurangan karena mereka tidak berpedoman pada aturan akuntansi yang berlaku. Fenomena ini terlihat pada kasus yang ditemukan oleh Badan pemeriksaan keuangan (BPK) yang menyebutkan bahwa hasil pemeriksaan terhadap 662 objek pemeriksaan terdapat sebanyak 3.452 kasus senilai Rp 9,24 triliun yang berdampak financial yang merupakan temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian Negara, potensi kerugian

Negara dan kekurangan penerimaan (BPK, 2014)

15

(Oktavia, 2017) Suatu laporan keuangan dinyatakan mentaati aturan akuntansi jika menerapkan pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip yang tertuang dalam standar akuntansi. Jika perusahaan tidak mentaati aturan akuntansi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya, maka dimungkinkan akan terjadi kecurangan akuntansi. Semakin tinggi tingkat ketaatan aturan akuntansi, maka kecurangan akuntansi akan semakin rendah.

Keandalan laporan keuangan merupakan proses yang dijalankan dalam penerapan pengendalian internal pada perusahan (Tunggal, 2011). Maka dengan adanya ketaatan aturan akuntansi akan menghasilkan laporan yang andal yang akan mencegah terjadi fraud pada akuntansi.

Faktor lainnya yang perlu diperhatikan yaitu terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan untuk mencegah kecurangan yang sering terjadi di perusahaan atau organisasi. (Widianingsih,

Maghfiroh, & Sunarmo, 2018) Teknologi informasi telah membawa perubahan yang sangat mendasar bagi organisasi swasta maupun sektor publik. Oleh karena itu, teknologi informasi menjadi suatu hal yang sangat penting dalam menentukan daya saing dan kinerja bisnis. (Wilkinson et al.,

2000) Implementasi teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat. Tepat waktu, relevan, dan akurat.

(Halbouni, Obeid, & Garbou, 2016) mengemukakan bahwa perusahaan yang menggunakan lingkungan berbasis Teknologi Informasi dinilai dapat mencegah adanya fraud.

16

(Widianingsih et al., 2018) Implementasi teknologi informasi yang

membantu kegiatan perusahaan dalam menghasilkan informasi yang akurat

tentunya sangat membantu mencegah terjadinya kecurangan dalam organisasi

perusahaan. (McKeown, Patrick G. & Eonomy, 2001) menambahkan bahwa

manager-manager yang tidak menggunakan Teknologi Informasi berpotensi

untuk melakukan manipulasi data.

Fraud dari sudut pandang syariah dapat dikendalikan dan dimonitor

berdasarkan kepatuhan pada prinsip syariah sebagai bagian dari upaya

mencegah potensi fraud (Sula, Atik Emilia, Moh Nizarul Alim, 2014)

Pengoperasian Lembaga Keuangan Syariah tidak terlepas dari tuntutan

pelaksanaan tata kelola perusahaan dan berdasarkan prinsip-prinsip syariah

yang disebut sebagai Islamic Corporate Governance (Rahmayani, 2017). Isu

terpenting menurut (Asrori, 2014) yaitu kelemahan tata kelola perusahaan

perbankan syariah terkait dengan sharia compliance, dimana manajemen

bank syariah tidak mampu memberikan jaminan kepatuhan syariah pada

setiap layanan produk dan jasa perbankan yang diberikan. Perbankan dan

Asuransi syariah selaku lembaga keuangan islam harus memastikan seluruh

kegiatan yang dijalankan sesuai dengan prinsip syariah.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian (Rahman &

Anwar, 2014) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian adalah pada variabel independennya, dimana variabel Rahman dan Anwar terdapat bank reconciliation, password protection sedangkan dalam penelitian ini menggunakan variabel corporate culture, islamic good corporate, risk

17 management, accounting principle compliance dan peneliti menambahkankan variabel internal control sebagai variabel intervening. Objek penelitian yang digunakan oleh Rahman dan Anwar adalah responden manajer dan staf keuangan pada perbankan syariah di Malaysia sedangkan responden dalam penelitian ini staf keuangan pada perbankan syariah dan asuransi syariah di

Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena pertama, corporate culture, risk management,

accounting principle compliance, effectiveness of technology information dan

islamic good corporate yang merupakan unsur yang penting di dalam

lembaga keuangan syariah khususnya perbankan dan asuransi syariah,

lemahnya faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kinerja serta

memberikan peluang untuk terjadinya kecurangan di dalam perusahaan.

Internal sangatlah diperlukan seiring dengan tumbuh dan berkembangnya

transaksi bisnis perusahaan. Kedua, internal Control yang memiliki peranan

penting yaitu sebuah prosedur untuk melindungi asset atau kekayaan

organisasi yang dapat diandalkan untuk melindungi dan mencegah dari

kecurangan perusahaan, serta memastikan dipatuhinya kebijakan manajemen

dan ketentuan hukum oleh semua karyawan di dalam perusahaan. Ketiga,

sampai dengan tahap penyelesaian penelitian ini, peneliti belum menemukan

penelitian yang secara spesifik menguji penelitian tersebut. Peneliti berharap

dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan mendapatkan informasi

yang dibutuhkan dan relevan dalam meningkatkan fraud prevention. Dengan

18

demikian maka peneliti memberikan judul penelitian ini sebagai “Faktor-

Faktor Determinant Fraud Prevention: Peran Internal Control sebagai

Variabel Intervening”.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah yang ingin

diteliti dalam penelitian ini terkait permasalahan-permasalahan yang ada pada

Lembaga Keuangan Syariah adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya tindakan fraud yang terjadi di seluruh dunia, termasuk di

Indonesia.

2. Di Indonesia telah banyak terjadi kasus-kasus fraud di lembaga

keuangan syariah. Tidak ada jaminan lembaga keuangan yang berbasis

syariah bebas dari kemungkinan kecenderungan perilaku fraud.

3. Penerapan internal control suatu perusahaan yang lemah menyebabkan

terjadinya fraud.

4. Rendahnya corporate culture yang diterapkan karyawan menyebabkan

mudahnya melakukan tindakan fraud

5. Kurangnya accounting principle compliance yang tidak diterapkan

dapat menyebabkan terjadinya fraud dalam akuntansi

6. Kurangnya penerapan risk management menyebabkan terjadinya fraud.

7. Pemanfaatan teknologi informasi yang kurang memadai

8. Implementasi Islamic corporate governance yang kurang terintegrasi

dapat menjadi celah untuk karyawan melakukan fraud.

19

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka pembatasan masalah

yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi perusahaan mengenai

fraud, penelitian ini hanya fokus untuk menguji faktor-faktor

determinant fraud preventin: peran internal control sebagai variabel

intervening.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah staf keuangan perusahaan yang

bekerja di perbankan syariah dan asuransi syariah di wilayah DKI

Jakarta.

3. Metode analisa data yang digunakan, yaitu analisis Partial Least

Square (PLS)-SEM dengan software SmartPLS 3.0.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka rumusan

masalah nya adalah sebagai berikut:

1. Apakah corporate culture, islamic corporate governance, risk

management, accounting principle compliance dan effectiveness of

technology information berpengaruh terhadap internal control?

2. Apakah corporate culture, islamic corporate governance, risk

management, accounting principle compliance dan effectiveness of

technology information berpengaruh terhadap terhadap Fraud

Prevention?

3. Apakah internal control berpengaruh terhadap fraud prevention?

20

4. Apakah corporate culture, islamic corporate governance, risk

management, accounting principle compliance dan effectiveness of

technology information berpengaruh terhadap terhadap Fraud

Prevention melalui internal control sebagai variabel intervening

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, penelitian

ini bertujuan untuk:

1. Menguji secara empiris apakah corporate culture, islamic good

corporate, risk management, accounting principle compliance dan

effectiveness of technology information berpengaruh terhadap internal

control.

2. Menguji secara empiris apakah corporate culture, islamic good

corporate, risk management, accounting principle compliance dan

effectiveness of technology information berpengaruh terhadap fraud

prevention.

3. Menguji secara empiris apakah internal control berpengaruh terhadap

fraud prevention.

4. Menguji secara empiris apakah corporate culture, islamic good

corporate, risk management, accounting principle compliance dan

effectiveness of technology information berpengaruh terhadap terhadap

Fraud Prevention melalui internal control sebagai variabel intervening.

21

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Kontribusi Teoritis

a. Mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai wawasan memperluas ilmu

pengetahuan dan sebagai sarana referensi ilmu mengenai faktor-

faktor determinant fraud prevention dengan peran internal control

sebagai variabel intervening.

b. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya mengenai topik fraud prevention, internal control,

corporate culture, islamic good corporate, risk management,

accounting principle compliance dan effectiveness of technology

information.

c. Keilmuan, untuk menambah bukti empiris mengenai faktor-faktor

determinant fraud prevention dengan peran internal control

sebagai variabel intervening.

22

2. Kontribusi Praktis

a. Direktur, manajemen organisasi, dan komite audit, penelitian ini

dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai hal apa saja

yang dapat meningkatkan peran internal control dan hal apa saja

yang menyebabkan terjadinya fraud guna meminimalisir tindakan

fraud dengan berbagai langkah pencegahan fraud.

b. Auditor internal, staf keuangan dan akuntansi, penelitian ini dapat

memberikan gambaran dan informasi mengenai faktor internal

yang mempengaruhi fraud prevention di lingkungan tempatnya

bekerja guna meminimalisir tindakan fraud yang mungkin dapat

terjadi.

c. Dewan direksi, yaitu sebagai bahan masukan untuk mengetahui

faktor internal apa saja yang berpotensi untuk membantu mencegah

fraud.

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Fraud Theory

Seiring maraknya kasus fraud yang terjadi maka teori mengenai fraud

terus berkembang hingga saat ini. Teori mengenai fraud diawali dari fraud

triangle theory yang dikembangkan oleh Cressey tahun 1953, selanjutnya

fraud diamond theory yang dikembangkan oleh Wolf dan Hermanson tahun

2004, dan hingga saat ini yaitu fraud pentagon theory yang dikembangkan

oleh Crowe Horwath pada tahun 2011.

a. Fraud Triangle

Fraud Triangle Theory diciptakan oleh Cressey pada tahun 1953.

Teori ini merupakan teori pertama yang menjelaskan tiga elemen utama

seseorang melakukan fraud, yaitu pressure, opportunity, dan

rationalization.

1) Pressure (Tekanan)

Pressure menjadi salah satu alasan bagi para manajemen dan

pegawai dalam melakukan fraud. Sesorang melakukan penipuan dan

penggelapan uang perusahaan karena adanya tekanan yang datang

dalam berbagai bentuk, baik dari keuangan maupun non-keuangan.

Fraud yang sering terjadi biasanya datang dari kebutuhan keuangan

yang mendesak dan tidak dapat diceritakan kepada orang lain

(Tuanakotta, 2012). Sedangkan fraud dari bentuk non-keuangan,

24 contohnya seperti kebutuhan hasil laporan yang lebih baik daripada

faktanya, frustasi atas pekerjaannya, atau bahkan tantangan untuk

mengacaukan sistem juga bisa memotivasi tindakan fraud (Albrecht,

Albrecht, & Albrecht, 2008).

Pressure dapat terjadi dikarenakan adanya target yang tidak

realistik untuk dicapai dari pihak manajemen kepada pegawainya atau

pemilik perusahaan kepada manajemen. Berbagai target yang tidak

realistik dan deadline dapat memberikan tekanan kepada para

pegawai, sehingga mereka cenderung untuk melakukan fraudulent

financial statement dengan memberikan hasil laporan keuangan yang

di mark up agar sesuai dengan keinginan manajemen atau pemilik

perusahaan agar dapat menarik para investor untuk menanamkan

saham atau obligasinya (Tuanakotta, 2012).

2) Opportunity (Peluang)

Seseorang yang melakukan fraud biasanya mempunyai peluang

jika mereka memiliki akses terhadap aset dan informasi yang

memungkinkan untuk menyembunyikan aktivitas fraud mereka.

Dengan adanya peluang menyebabkan para pelaku kecurangan (fraud)

yakin bahwa setiap aktivitas yang mereka lakukan tidak akan

terdeteksi (Priantara, 2013) Peluang ini terdiri dari dua komponen,

yaitu general information dan technical skill sehingga memungkinkan

pelaku untuk memanfaatkan komponen tersebut (Tuanakotta, 2014).

25

Dalam SAS No. 99 dan SPAP terdapat berbagai kondisi yang

menyebabkan terjadinya peluang seseorang melakukan tindakan

fraud, diantaranya yaitu adanya kelemahan pengendalian internal,

ketidakefektifan pengawasan manajemen, atau penyalahgunaan posisi,

dan kegagalan untuk menetapkan prosedur yang memadai untuk

mendeteksi fraud. Perusahaan yang tidak bisa menerapkan hal-hal

diatas akan memiliki banyak celah yang dapat dijadikan sebagai

peluang untuk melakukan fraud oleh para pelaku.

3) Rationalization (Rasionalisasi)

Rasionalisasi adalah kondisi dimana setiap perbuatan fraud yang

mereka lakukan dianggap sebagai tindakan yang wajar atau justru

benar, karena tindakan fraud seperti itu sudah biasa dilakukan oleh

pihak manajemen di berbagai perusahaan di seluruh dunia. Seseorang

yang melakukan fraud berdasarkan rasionalisasi tidak akan merasa

bersalah, karena menurut mereka hal itu bukanlah suatu pelanggaran.

Fraud muncul ketika seseorang mulai membenarkan apa yang mereka

lakukan, walaupun menurut hukum itu salah. Seseorang membenarkan

kesalahan mereka dengan tujuan agar mereka tetap merasa nyaman

dalam melakukan suatu tindakan salah secara terus-menerus

(Dorminey, Fleming, Kranacher, & Riley, 2012).

26

Gambar 2.1 Fraud Triangle Sumber: Cressey (1953) b. Fraud Diamond

Fraud Diamond Theory diciptakan oleh Wolf dan Hermanson pada tahun 2004. Fraud diamond theory merupakan penyempurna dari fraud triangle theory. (Wolfe & Hermanson, 2004) menyatakan sebagian besar kecurangan tidak akan terjadi tanpa adanya orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan kecurangan. Sehingga elemen keempat yang ditambahkan dari elemen utama seseorang melakukan fraud, yaitu capability (kemampuan).

Capability adalah suatu kemampuan pelaku fraud untuk dapat mengembangkan strategi yang digunakan untuk melakukan dan menyembunyikan fraud, serta dapat mengamati kondisi sosial untuk memenuhi kepentingan pribadinya (Horwath, 2011). (Wolfe & Hermanson,

2004) menjelaskan sifat-sifat yang terkait dengan elemen competence, yaitu positioning, intelligence, convidence, coercion, deceit, dan stress, sebagai berikut:

1) Positioning

Posisi seseorang dalam organisasi dapat memberikan

kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut untuk

27

melakukan fraud. Seseorang dalam posisi otoritas memiliki pengaruh

lebih besar atas situasi atau lingkungan tertentu.

2) Intelligence / Creativity

Pelaku fraud memiliki pemahaman yang cukup dan bisa

mengeksploitasi kelemahan pengendalian internal untuk

menggunakan posisi, fungsi, atau akses untuk mendapat keuntungan

sebesar mungkin.

3) Convidence / Ego

Orang dengan ego yang kuat dan kepercayaan diri yang besar

akan merasa bahwa dirinya tidak akan terdeteksi apabila melakukan

fraud, atau orang yang percaya bahwa dirinya dapat dengan mudah

keluar dari permasalahan yang terjadi, sehingga bisa memotivasi

dirinya dalam melakukan fraud.

4) Coercion

Pelaku fraud dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau

menyembunyikan fraud. Seseorang individu dengan kepribadian

persuasif bisa lebih berhasil meyakinkan orang lain untuk bisa diajak

melakukan fraud bersama atau mengalihkan isu yang sedang terjadi

(Abdullahi & Mansor, 2015).

28

5) Deceit

Penipuan yang sukses membutuhkan kebohongan yang efektif

dan konsisten. Dalam melakukan fraud, orang yang tidak jujur akan

lebih nyaman dalam melakukan fraud dengan segala kemampuan

yang dimilikinya. Untuk menghindari pendeteksian fraud, seorang

pelaku fraud harus terlihat meyakinkan di mata auditor, investor,

direktur, dan lainnya (Wolfe & Hermanson, 2004).

6) Stress

Stres karena pekerjaan dapat meningkatkan tindakan fraud. Oleh

karena itu, setiap pegawai harus bisa mengendalikan dan menjaga

stres agar terhindar dari tindakan fraud (Rudewicz & Partner, 2011).

Gambar 2.2 Fraud Diamond Sumber: (Wolfe & Hermanson, 2004) c. Fraud Pentagon Theory

Fraud Pentagon Theory merupakan pengembangan dari fraud triangle theory oleh Cressey tahun 1953, kemudian fraud diamond theory oleh

(Wolfe & Hermanson, 2004). Fraud pentagon theory dikembangkan oleh

Horwath pada tahun 2011, perkembangan teori ini merubah risk factor capability menjadi competence yang memiliki makna dari istilah yang sama

29 dalam fraud diamond theory. Crowe juga menambahkan satu risk factor yaitu arrogance (arogansi). Dua elemen tersebut yaitu:

1) Competence (Kompetensi)

Competence merupakan perluasan dari elemen opportunity yang

meliputi kemampuan individu untuk mengesampingkan pengendalian

internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan

mengendalikan secara sosial situasi tersebut untuk keuntungan

pribadinya (Horwath, 2011).

2) Arrogance (Arogansi)

Arrogance merupakan perilaku superioritas pada pelaku fraud

yang mempercayai bahwa kebijakan dan peraturan perusahaan tidak

berlaku untuk dirinya. Arrogance bisa berdampak buruk kepada

perusahaan dan seseorang, karena bisa menghancurkan karir atau

perusahaan tersebut (Horwath, 2011).

Terdapat lima elemen arrogance dari perspektif CEO, sebagai

berikut (K, H, & Simon, 2015):

a) Ego besar, CEO terlihat seperti selebriti daripada seorang

pengusaha.

b) Mereka menganggap pengendalian internal tidak berlaku untuk

dirinya.

c) Memiliki karakteristik perilaku pengganggu.

d) Memiliki kebiasaan memimpin secara otoriter.

e) Memiliki ketakutan akan kehilangan posisi atau status.

30

Gambar 2.3 Fraud Pentagon Sumber: Crowe’s fraud pentagon theory (Horwath, 2011)

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk melakukan tindakan kecurangan (fraud), baik pada level top, lini, dan staf. Berdasarkan perkembangan fraud theory yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, dalam penelitian ini menggunakan fraud pentagon theory. Digunakannya fraud pentagon theory karena peneliti melihat dari perkembangan sekarang yang dimana teknologi telah berkembang pesat dan menjadi peranan penting dalam berbagai sektor bisnis di Indonesia.

Sejalan dengan hal tersebut Marks (2010) menjelaskan bahwa dua elemen tambahan pada teori pentagon fraud ini ditambahkan mengingat para pelaku fraud pada masa sekarang dianggap memiliki pola fikir yang lebih independent, informasi yang lebih memadai dan akses yang lebih leluasa terhadap aset di perusahaan dibandingkan dengan pelaku fraud pada masa teori fraud. Lebih lanjut Marks (2010) menyebutkan bahwa perusahaan saat ini mengedepankan kesejahteraan dan kepopuleran, yang mendorong karyawan untuk memperoleh gaji yang lumayan dan pengakuan yang lebih besar dengan cara apapun. Kompetensi dan arogansi dianggap

31

memainkan peranan dalam menentukan apakah seseorang karyawan saat ini

memiliki apa yang diperlukan untuk melakukan fraud.

Sejalan dengan hal tersebut, faktor-faktor internal penyebab fraud

harus diketahui terlebih dahulu agar bisa diidentifikasi secara komprehensif

penyebab terjadinya fraud sehingga dapat meminimalisir peluang terjadinya

kecurangan (fraud).

Usaha untuk meminimalisir kecurangan yang terjadi harus dimulai

dari lingkungan internal perusahaan, yaitu menerapkan internal control

yang baik antar anggota organisasi, Implementasi corporate culture,

diterapkannya risk management yang baik, membangun tata kelola islami

perusahaan yang baik, mematuhi aturan akuntansi yang sesuai dengan

standar dan peraturan pemerintah yang berlaku, serta pemanfaatan teknologi

informasi yang baik.

Oleh karena itu, pencegahan fraud dapat dilakukan mulai dari

lingkungan internal perusahaan. Dengan pengendalian internal yang baik

dapat mengurangi orang-orang dalam melakukan kecurangan yang dapat

merugikan banyak pihak termasuk perusahaan.

2. Agency Theory

(Amaliah, Januarsi, & Ibrani, 2002) menjelaskan konsep dasar dari

teori agensi, yaitu hubungan kerjasama antar pihak pemegang saham

sebagai principal dan manajemen sebagai agent. Hubungan agensi timbul

ketika principal mempekerjakan pihak lain (agen) dengan memberikan

32 suatu jasa tertentu dan memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen (Diyanti et al., 2012).

Prinsipal selalu menginginkan return tinggi atas investasi yang diberikan untuk perusahaan, sedangkan agen memiliki kepentingan tersendiri yaitu untuk mendapatkan kompensasi yang besar atas hasil kinerjanya. Ketika prinsipal dan agen memiliki pandangan yang berbeda antara satu dengan lainnya, maka akan menimbulkan konflik antar keduanya, benturan ini sering disebut dengan conflict of interest (Cyntia,

2016). Conflict of interest atau perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen dapat memicu agency problem yang dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan.

Menurut (Einsenhardt, 1989), teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia, yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri

(self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse). Ketiga sifat tersebut menyebabkan informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya.

Informasi yang disampaikan biasanya tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya atau disebut sebagai informasi yang tidak simetri (asimetry information). Ketidaksesuaian informasi yang dihasilkan manajemen dapat menyesatkan para pengguna laporan dalam proses pengambilan keputusan.

33

Perbedaan kepentingan menyebabkan agen menyalahgunakan

tugasnya dalam penyampaian informasi kepada prinsipal dengan cara

memberikan atau menahan informasi yang diminta prinsipal bila

menguntungkan bagi agen (Amaliah et al., 2002). Untuk mengatasi hal

tersebut, diperlukan internal control, corporate culture, Islamic corporate

governance, accounting principle compliance, effectiveness of technology

information dan risk management untuk memastikan hubungan seluruh

stakeholder dan keberlangsungan perusahaan terjamin.

Hubungan antara teori agensi dengan fraud pada perbankan syariah

dan asuransi syariah, yaitu fraud merupakan akibat yang mungkin timbul

dari adanya agency problem yaitu asimetri informasi, dimana informasi

yang dimiliki agen digunakan untuk mengambil keuntungan bagi dirinya

sendiri (self interest) yang dapat mengakibatkan kerugian bagi prinsipal

maupun perusahaan.

Prinsip-prinsip Islam yang telah diterapkan oleh bank syariah dan

asuransi syariah tidak menjamin bank syariah dan asuransi syariah terbebas

dari tindakan kecurangan. Fraud dapat terjadi di lingkungan internal bank

syariah dan asuransi syariah. Hal lain yang mungkin muncul adalah adanya

conflict of interest antara agen dan prinsipal yang dapat menimbulkan

fraud..

3. Fraud Prevention

Secara harfiah fraud di definisikan sebagai kecurangan, namun

pengertian ini telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai

34 cakupan yang luas. Secara umum istilah fraud diartikan sebagai penipuan atau kecurangan di bidang keuangan. Hall (2009) mendefinisikan fraud sebagai suatu tindakan penipuan yang disengaja dilakukan oleh individu atau sekelompok orang yang menimbulkan kerugian pihak lain dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan dan atau kelompoknya.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan (Sawyer, 2006) bahwa fraud adalah suatu tindakan penipuan yang mencakup berbagi penyimpangan dan tindakan illegal yang ditandai dengan penipuan disengaja oleh individu atau kelompok dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi ataupun kelompok.

Dalam surat edaran Bank Indonesia Nomor 13/28/DPNP tentang penerapan strategi anti fraud bagi perbankan adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan bank dan/atau menggunakan sarana bank sehingga mengakibatkan bank, nasabah atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku fraud memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Organisasi internasional yang merupakan asosiasi akuntan forensik di

Amerika Serikat (association of certified fraud examinier, disingkat (ACFE) menggambarkan fraud dalam sebuah bentuk fraud tree atau pohon kecurangan dan pohon ini menggambarkan cabang-cabang dari fraud dalam

35 hubungan kerja, beserta ranting dan anak rantingnya (Tuanakotta,2014).

Berikut merupakan gambar fraud tree:

Gambar 2.4 Fraud Tree Sumber: ACFE Report to the Nations on Occupational Fraud and Abuse, 2014.

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), Fraud tree terdiri dari tiga cabang utama yakni korupsi (Bribery/corruption),

Penyalahgunaan aset (Asset misappropriation), dan Kecurangan Laporan

Keuangan (Financial Statement Fraud).

1. Korupsi (Bribery/corruption), terbagi menjadi empat macam, yakni:

 Konflik kepentingan (conflicts of interest), merupakan

penyalahgunaan wewenang yang sering kita jumpai dalam berbagai

bentuk diantaranya bisnis flat merah atau bisnis pejabat (penguasa)

dan keluarga serta krooni mereka yang menjadi pemasok atau

rekanan lembaga-lembaga pemerintah dan didunia bisnis sekalipun

36

(Tuanakotta, 2014) yang terjadi dalam skema purchase schemes

dan sales schemes.

 Penyuapan (Bribery) adalah memberikan sesuatu yang bernilai

(barang atau jasa) kepada seseorang dengan maksud untuk

memengaruhi tindakan orang tersebut agar tujuannya dapat

tercapai. Bribery terbagi menjadi dua, yakni: Suap faktur (Invoice

kickbacks) dan tender kolusif (bid rigging)

 Pemberian illegal (illegal gratuities) hampir sama dengan bribery,

yang membedakannya adalah Illegal gratuities terjadi setelah

tindakan resmi dilakukan.

 Pungutan/ pemerasan (economic extortion) adalah kebalikan dari

bribery (penyuapan).

2. Penyalahgunaan aset (Asset misappropriation), yaitu suatu tindakan

penyalahgunaan atau mencuri aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk

kepentingan pribadi. Asset misappropriation terbagi menjadi dua

macam, yakni:

1) Cash terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a) Pencurian Kas di Tangan (Theft Of Cash On Hand)

b) Pencurian Penerimaan Kas (Theft Of Cash Receipts),

c) Penipuan Pencairan (Fraudulent Disbursements).

2) Inventory and all other assets (persediaan dan semua aset lainnya)

terbagi menjadi dua hal, yakni:

37

a) Penyalahgunaan (Misuse)

b) Pencurian (Larceny)

3. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud) adalah

seseorang yang sengaja memanipulasi laporan keuangan dengan tujuan

untuk dapat menyembunyikan atau menutupi kondisi dan kinerja

perusahaan yang dinilai kurang baik. Financial Statement Fraud terbagi

menjadi dua macam, yakni:

a) Aset dan pendapatan yang berlebihan (Asset/ revenue

overstatement)

b) Aset dan pendapatan yang terlalu rendah (Asset/ revenue

understatement).

Berdasarkan surat edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor

SEOJK/46/SEOJK.05/2017, Fraud pada Asuransi ialah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja di lakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi perusahaan pemegang polis, tertanggung, peserta atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan perusahaan dan/atau menggunakan sarana perusahaan sehingga mengakibatkan perusahaan, pemegang polis, tertanggung, peserta, atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku fraud memperoleh keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Strategi anti fraud, sebagaimana yang terdapat dalam surat Edaran

Bank Indonesia No. 13/28/DPNP yang dalam penerapannya berupa system pengendalian fraud, memiliki 4 (empat) pilar sebagai berikut:

38 a. Pencegahan

Pilar pencegahan merupakan bagian dari sistem pengendalian

fraud yang memuat langkah-langkah dalam rangka mengurangi potensi

risiko terjadinya fraud, yang paling kurang mencakup anti fraud

awareness, identifikasi kerawanan dan know your employee. b. Deteksi

Pilar deteksi merupakan bagian dari sistem pengendalian fraud

yang memuat langkah-langkah dalam rangka mengidentifikasi dan

menemukan fraud dalam kegiatan usaha Bank, yang mencakup paling

kurang kebijakan dan mekanisme whistleblowing, surprise audit, dan

surveillance system. c. Investigasi, Pelaporan dan Sanksi

Pilar investigasi, pelaporan dan sanksi merupakan bagian dari

sistem pengendalian fraud yang paling kurang memuat langkah-langkah

dalam rangka menggali informasi (investigasi), sistem pelaporan dan

pengenaan sanksi atas fraud dalam kegiatan usaha Bank. d. Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut

Pilar pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut merupakan bagian

dari sistem pengendalian fraud yang paling kurang memuat langkah-

langkah dalam rangka memantau dan mengevaluasi fraud, serta

mekanisme tindak lanjut.

Dari sudut pandang auditor, fraud dapat secara luas diklasifikasikan

sebagai langkah yang sengaja dilakukan oleh satu atau lebih individu

39

untuk menipu atau menyesatkan dengan tujuannya adalah

menggelapkan asset bisnis sehingga mendistorsi kinerja keuangan atau

memperoleh keuntungan yang tidak adil.

Berdasarkan hal tersebut, fraud perlu untuk diketahui lebih dini

penyebabnya. Artinya kecurangan yang terjadi didalam suatu organisasi

perlu diidentifikas secara komprehensif penyebabnya sehingga dapat

diminimalisir peluang terjadinya kecurangan yang kronis. menurut (

Tuanakotta, 2014) pencegahan fraud dapat dilakukan dengan mengaktifkan

pengendalian internal. Ini berarti, pengendalian internal dapat menjadi

penghalang atau mengurangi orang-orang dalam melakukan kecurangan

yang dapat merugikan banyak orang termasuk organisasi.

4. Internal Control

(Tunggal, 2014) mendefinisikan pengendalian internal merupakan

rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga

asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan

memperbaiki efisiensi jalannya organisasi serta mendorong kesesuaian

dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Senada dengan Comitee of

Sponsoring Organization (COSO) Internal control adalah sebuah proses

yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan, manajemen, dan karyawan

lain, untuk memberikan keyakinan yang wajar mengenai pencapaian tujuan

dalam kategori berikut:

a. Efektivitas dan efisiensi operasi

b. Keandalan pelaporan keuangan

40

c. Ketaatan dengan hokum dan aturan yang berlaku

Internal Control menurut (Ndege et al., 2015) merupakan bagian dari system proteksi terhadap kecurangan yang di desain untuk mencegah irregularitas dan upaya pencegahan dini kecurangan. AICPA (1947) menjelaskan bahwa Internal Control sangat penting, antara lain untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan. Menurut COSO (2013) indikator dari pengendalian internal adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan kendali

Terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan

keseluruhan sikap dari manajemen puncak, para direkturdan para

pemilik dari suatu entitas mengenai pengendalian internal dan arti

penting pengendalian bagi entitas. Yang terdiri dari:a.Integritas dan

nilai-nilai etis; b. Komitmen untuk kompetensi; c. Partisipasi dewan

direksi dan komite audit; d. Filosofi dan gaya manajemen; e. Struktur

organisasi; f. Penugasan dari otoritas dan tanggung jawab; g. Kebijakan

dan praktik sumberdaya manusia.

2) Penilaian Resiko

Penilaian resiko adalah identifikasi manajemen analisis risiko

yang relevan dengan persiapan dengan persiapan laporan keuangan

yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

41

3) Aktivitas Pengendalian

Kebijaksanan dan produsen pengendalian harus di tetapkan

dilaksanakan untuk memastikan bahwa tindakan yang diindetifikasi

oleh manajemen diperlukan untuk menghadapi risiko terhadap

pencapaian tujuan entitas secara efektif dilakukan. Aktifitas

pengendalian meliputi: a. Pemisahan kewajiban yang memadai; b.

otoritas yang sesuai dengan transaksi dan aktivitas; c. Dokumen dan

catatan yang memadai; d. Pengendalian fisik atas asset dan catatan; e.

Pemeriksaan independen atas penampilan

4) Informasi dan komunikasi

Informasi dan komunikasi memungkinkan karyawan perusahaan

mendapatkan dan menukar informasi yang diperlukan untuk

melaksanakan, mengelola dan mengendalian operasi nya.

5) Pengawasan keseluruhan

Pengawasan keseluruhan proses harus dimonitor dan dibuat

perusahaan bila diperlukan dengan cara ini sistem dapat beraksi secara

dinamis dan berubah sering dengan peruahan kondisi

5. Islamic Corporate Governance

Seiring berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia

diikuti oleh masalah-masalah yang muncul salah satunya terkait dengan tata

kelola pada lembaga keuangan syariah. Pada penelitian (Grais dan

Pallegreni (2006) dan asrori 2014 dengan responden sejumlah bank syariah

yang beroperasi di enam belas negara termasuk di Indonesia,

42 mengungkapkan kelemahan mekanisme internal tata kelola perusahaan perbankan syariah terutama yang menyangkut pemenuhan kepatuhan syariah dan kegiatan operasional dan usahanya. Sedangkan kelemahan mekanisme eksternal terkait dengan regulasi pelaksanaan good corporate governance bank syarah yang tidak dapat ditegakkan secara efektif dan diimplementasikan secara islami.

Good corporate governance merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah untuk semua stakeholders. Good corporate governance memberikan struktur untuk pembagian hak dan tanggung jawab yang sesuai antara dewan (komisaris dan direksi), eksekutif, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Aturan dan prosedur pengambilan keputusan dibuat untuk memberikan struktur tujuan perusahaan serta pemantauan kinerja (Priantara,

2013). Sedangkan menurut Litbang KPK, (2009) good corporate governance adalah seperangkat tata hubungan diantara manajemen, direksi, dewan komisaris, pemegang saham, dan para pemangku kepentingan

(stakeholder) yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan.

Berdasarkan uraian definisi diatas dapat disimpulkan bahwa good corporate governance adalah sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan berbagai pihak yang berkepentingan, terutama hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi untuk mencapai tujuan perusahaan. (Agoes, 2012)menjelaskan bahwa good corporate governance bertujuan untuk mengatur hubungan-hubungan

43 tersebut dan mencegah timbulnya berbagai kesalahan yang signifikan dalam strategi korporasi, serta untuk memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki.

Munculnya isu-isu tata kelola perusahaan yang mengancam kelangsungan usaha serta kredibilitas bank syariah sebagai lembaga keuangan islami, mendorong para pakar ekonomi dan keuangan Islam mengembangkan tata kelola perusahaan bank syariah yang lebih islami, dalam beberapa literatur dikenal dengan islamic corporate governance

(Lewis, 2005) dalam (Asrori, 2014)

(Najib & Rini, 2016) Tata kelola secara islami berusaha untuk menemukan cara di mana ekonomi, sistem hukum, dan tata kelola perusahaan dapat diarahkan oleh nilai-nilai moral dan sosial berdasarkan hukum syariah. Pendukungnya percaya bahwa semua ekonomi, perusahaan dan kegiatan bisnis harus didasarkan pada paradigma ethareligius, dengan tujuan mensejahterakan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam banyak hal, islamic corporate governance memiliki tujuan yang sama seperti tata kelola perusahaan konvensional, tetapi dalam kode moral yang berbasis agama islam.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2012) mengungkapkan 5 prinsip pelaksanaan good corporate governance, yaitu: a. Transparansi

Transparansi (transparency) berarti penyediaan informasi secara tepat

waktu, memadai, jelas, dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses

44

oleh pemangku kepentingan dan masyarakat. Transparansi diperlukan

agar bank syariah dapat menjalankan bisnisnya secara obejektif,

profesional, dan melindungi kepentingan konsumen. b. Akuntabilitas

Akuntabilitas (accountability) berarti perusahaan menjalankan ufungsi

organisasi secara jelas dan bertanggung jawab. Bank sebagai lembaga

dan pejabat yang memilik wewenang harus bisa mempertanggung

jawabkan kinerjanya secara transparan dan akuntibel. Akuntabilitas

merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang

berkesinambungan. c. Responsibilitas

Responsibilitas berarti mematuhi peraturan perundang-undangan dan

ketentuan internal bank serta tanggungjawab bank terhadap masyarakat

dan lingkungan. Responsibiliti diperlukan untuk memelihara

kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan

sebagai warga korporasi yang baik. d. Independensi

Independensi berarti kemandirian dari pihak lain dan objektifitas dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Dalam hal ini, bank harus

dikelola secara independen agar masing-masing organ perusahaan

beserta seluruh jajarannya tidak boleh saling mendominasi dan dapat

diintervensi oleh pihak manapun yang dapat memperngaruhi

45

obyektifitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya. e. Kewajaran

Kewajaran (fairness) berarti bersikap adil dan memberikan kesempatan

yang sama sesuai dengan proporsinya. Dalam hal ini, bank syariah

harus memperhatikan kepentingan pemegang saham, konsumen, dan

pemangku kepentingan lainnya beradarkan asa kewajaran dan

kesetaraan dari masing-masing pihak yang bersangkutan.

Kelima prinsip-prinsip pokok GCG diatas sesuai dengan norma dan nilai islami dalam aktivitas dan kehidupan seorang muslim. Islam sangat intens mengajarkan diterapkannya prinsip-prinsip islam.

Menurut (Lestari, Gunawan, & Purnamasari, 2016) Perbedaan implementasi GCG pada perbankan syariah dan konvensional terletak pada shariah compliance yaitu kepatukan pada syariah. Sedangkan prinsip- prinsip transaparansi, kejujuran, kehati-hatian, kedisiplinan merupakan prinsip universal yang juga terdapat dalam aturan GCG konvensional.

Shariah compliance adalah ketaatan bank syariah terhadap prinsip- prinsip syariah. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariah Islam, artinya bank dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam khususnya menyangkut tata cara bermuamalat secara islam. Prinsip utama bank syariah tercermin dalam produk-produk yang dihasilkan bebas bunga dengan menggunakan prinsip bagi hasil.

46

Bank umum syariah diwajibkan melakukan penilaian sendiri (self

assessment) terhadap tata kelola perusahaanya sesuai dengan surat edaran

OJK Nomor 10/SEOJK/3/2014. Self assessment pada bank syariah meliputi

11 faktor, yaitu:

a. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris

b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite

d. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS

e. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan

penyaluran dana serta pelayanan jasa

f. Penanganan benturan kepentingan

g. Penerapa fungsi kepatuhan

h. Penerapan fungsi dari audit intern

i. Penerapan fungsi dari audit ekstern

j. Batas maksimum penyaluran dana (DMPD), dan

k. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan

pelaksanaan Good corporate governance serta pelaporan internal.

6. Accounting Principle Compliance

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan taat yaitu

senantiasa tunduk/tidak berlaku curang. Menurut (Rahmawati, Ardiana

Peni, 2012) aturan merupakan tindakan atau perbuatan yang harus

dijalankan. Aturan akuntansi dibuat sedemikian rupa sebagai dasar dalam

penyusunan laporan keuangan. Dalam standar akuntansi terdapat aturan-

47

aturan yang harus digunakan dalam pengukuran dan penyajian laporan

keuangan yang berpedoman terhadap aturan-aturan yang dikeluarkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia.

(Agoes, 2012) Menerangkan bahwa kepatuhan dapat dilihat dari

pemeriksaan apakah prosedur dan aturan yang telah ditetapkan otoritas

berwenang sudah ditaati oleh sumber daya manusia dalam organisasi.

Ditambahkan pula bahwa audit kepatuhan dapat dilaksanakan dalam

perusahaan kepada: (1) kebijakan dan prosedur tertulis tentang kelengkapan

transaksi. Hal ini dilakukan untuk membuktikan adanya kepatuhan terhadap

kelengkapan transaksi yang dilakukan dalam perusahaa, pelaksanaan

transaksi tersebut sejak transaksi dimulai sampai dengan selesai. (2)

Kepatuhan terhadap perundang-undangan. Dalam setiap aspek operasional

perusahaan atau bagian organisasi perusahaan harus memenuhi setiap aspek

operasional perusahaan atau bagian organisasi perusahaan harus memenuhi

setiap peraturan perundang-undangan dan peraturan internal perusahaan.

7. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Organisasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu membutuhkan suatu

pengendalian internal yang didalamnya dipengaruhi oleh sumber daya

manusia dan teknologi informasi (Halbouni et al., 2016). Suatu teknologi

informasi terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak

(software), manajemen data dari jaringan Hal ini menjelaskan bahwa

teknologi informasi merupakan sarana pendukung atas tujuan organisasi

(Muhammad & Ridwan, 2017).

48

Berdasarkan (Ahrianti, Basuki, & Widiastuty, 2015) Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data.

Pengolahan ini termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.

Informasi inilah yang akan digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintah serta merupakan informasi yang stategis untuk pengambilan keputusan.

Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya sesuai kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global (Muhammad &

Ridwan, 2017)

Investasi dibidang teknologi informasi dalam suatu entitas umumnya dimaksudkan untuk memberikan kontribusi terhadap kinerja individual anggota organisasi dan institusi tersebut. Selain itu, penggunaan terknologi informasi juga akan mempermudah dan mempercepat kegiatan organisasi.

Sehingga, para karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara ekonomis, efisien dan efektif . Maka dari itu pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu mempercepat proses pengolahan data transaksi dan penyajian laporan keuangan dan dapat menekan tingkatan fraud yang dilakukan.

49

8. Corporate Culture

Menurut (Francis, Armstrong, & Foxley, 2015), budaya organisasi

atau adalah nilai-nilai, norma, keyakinan, sikap, dan asumsi yang

merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan

melakukan sesuatu hal. Budaya organisasi menurut Edgar H. Schein

mendefinisikan budaya dalam bukunya organizational Culture and

Leadership sebagai berikut: “Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang

diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh sekelompok tertentu sebagai

pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi

internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu

diajarkan/diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat

memahami, memikirkan, dan merasakan terkait dengan masalah-masalah

tersebut.”

9. Risk Management

Risiko dalam lembaga keuangan merupakan kejadian potensial, baik

yang dapat di perkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan yang

berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan lembaga keuangan.

Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan

dikendalikan, oleh karena itu diperlukan serangkaian prosedur yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengendalikan risiko yang timbul (Abdullah, Shahimi, & Ghafar Ismail,

2011)

50

Perusahaan maupun organisasi yang berjalan tidak akan pernah terhindar dari adanya risiko. Paling tidak akan terdapat dua jenis risiko dalam setiap pengambilan keputusan yaitu risiko strategis dan risiko operasional. Semua risiko tersebut harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian atau dapat diminimalisir. Apabila risiko-risiko dalam operasional perusahaan dapat dikelola dengan baik maka operasional perusahaan akan berjalan lancer dan tujuan akan tercapai.

Menurut Kwatingtyas (2017), Risiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain risiko merupakan kemungkinan menderita kerugian karena kehilangan sebagian atau seluruh modal. Dalam kaitannya dengan pengelolaan risiko, Bank dituntut melakukan manajemen risiko yang sehat. Menurut Pandia

(2012:198) pengertian manajemen risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan termasuk evaluasi risiko untuk mengurangi tindak kecurangan yang akan mengakibatkan kerugian bagi organisasi.

51

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut hasil-hasil penelitian dari peneliti-peneliti terdahulu, mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 1. Lorensa et .al Pengaruh Budaya Organisasi Variabel Budaya Variabel Islamic 1. Terdapat pengaruh antara (2018) dan Peran Auditor Internal Organisasi, Pencegahan Corporate budaya organisasi terhadap terhadap Pencegahan Kecurangan dan Governance, pencegahan Fraud Kecurangan dengan Variabel Pengendalian Technology 2. Tidak terdapat pengaruh Pengendalian Internal Internal sebagai Information , Risk antara peran auditor Sebagai Variabel Intervening. Variabel Intervening Management, , dan internal terhadap Ketaatan Aturan pencegahan Fraud Akuntan si 3. Terdapat pengaruh antara Responden, dan budaya organisasi terhadap lokasi. pencegahan fraud melalui pengendalian internal Bersambung ke halaman selanjutnya

52

Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 2. Mufidah, Sari Pengaruh Pengendalian Variabel Pengendalian Variabel Islamic 1. Pengendalian Internal (2018) Internal, Ketaatan Aturan Internal, Ketaatan Corporate tidak berpengaruh secara Akuntansi, terhadap Aturan Akuntansi dan Governance, signifikan terhadap Akuntabilitas Keuangan pencegahan keurangan. Technology pencegahan Fraud dengan Pencegahan Fraud Pengujian Information , Risk 2. Ketaatan Aturan sebagai Variabel Intervening menggunakan PLS Management, , dan Akuntansi berpengaruh Corporate Culture , secara signifikan terhadap Responden, dan Pencegahan Fraud lokasi.

3. Rohana Fraud Detection and Variabel pencegahan Variabel peran Dalam mendeteksi Othman et. al Prevention Methods in the fraud internal auditor, Good kecurangan audit Malaysian Public. Sector: corporate governance, operasional, komite audit, Accountants’ and Internal responden dan lokasi peran internal auditor, Auditors’ Perceptions penelitian tinjauan pengendalian internal, dan kebijakan pelaporan penipuan dan kebijakan rotasi staf dinilai cukup efektif.

Bersambung ke halaman selanjutnya

53

Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 4. Rahmayani Pengaruh Islamic Corporate Variabel Islamic Variabel Corporate 1. Internal Control tidak dan Governance dan Internal Corporate Governance, Culture, Technology berpengaruh terhadap Rahmawaty Control terhadap terjadinya Fraud Information , Risk indikasi terjadinya Fraud (2017) fraud pada Bank Umum Management, , dan 2. Islamic Corporate Syariah Indonesia Ketaatan Aturan Governance tidak Akuntansi, berpengaruh terhadap Responden, dan indikasi terjadinya Fraud Lokasi

5. Zelmiyanti Pengaruh Budaya Organisasi Variabel Budaya Variabel Islamic 1. Budaya organisasi dan Anita dan Peran Auditor Internal Organisasi, Pencegahan Corporate berpengaruh signifikan (2015) terhadap Pencegahan Fraud Fraud, Pengendalian Governance, positif terhadap dengan Pengendalian Internal Internal sebagai Technology pencegahan fraud sebagai Variabel Intervening Variabel Intervening, Information , Risk 2. Peran Auditor Internal SEM –PLS Management, , dan tidak berpengaruh Ketaatan Aturan terhadap pencegahan Akuntan si Fraud Responden, dan 3. Pengendalian Internal lokasi. berpengaruh terhadap pencegahan Fraud 4. Budaya Organisasi berpengaruh Bersambung ke halaman selanjutnya

54

Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 6. Melia Tertus Pengaruh Good corporate Variabel good Variabel peran Good corporate governance & Yulius governance terhadap Kinerja corporate governance internal auditor dan berpengaruh kinerja yang Chistiawan Perusahaan pada Sektor variabel intervening diukur melalui ROA (return (2015) Keuangan pencegahan fraud. on Asset)

7. Hersi , Pengaruh Integritas Aparatur, Variabel Pemanfaatan Variabel Islamic Peran Teknologgi Informasi Islahuddin dan Kompetensi Aparatur, Dan Teknologi Informasi dan Corporate Governance, berpengaruh secara signifikan Nadir Pemanfaatan Teknologi Pencegahan Fraud , Corporate Culture , Risk dari terhadap pencegahan Fraud Syah(2015) Informasi terhadap Pencegahan Management, dan Fraud Ketaatan Aturan Akuntansi, Responden, dan lokasi.

8. Shintadevi Pengaruh Keefektifan Variabel Keefektifan Variabel Islamic Peran Pengendalian Internal, (2015 Pengendalian Internal, Ketaatan Pengendalian Internal, Corporate Governance, Ketaatan Aturan Akuntansi Aturan Akuntansi dan Ketaatan Aturan Corporate Culture , Risk berpengaruh secara signifikan Kesesuaian Kompensasi Akuntansi dan Management, , terhadap pencegahan Fraud terhadap Pencegahan Fraud Pencegahan Fraud Responden, dan lokasi. dengan Perilaku Tidak Etis sebagai Variabel Intervening

Bersambung ke halaman selanjutnya

55

Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 9. Natasya, Pengaruh Komitmen Variabel komitmen Variabel risiko Komitmen organisasi dan Karamoy, Organisasi dan Pengendalian organisasi dan terjadinya kecurangan, pengendalian internal dan Lambey Internal Terhadap Risiko pengendalian internal. responden, dan lokasi berpengaruh terhadap risiko Terjadinya Kecurangan penelitian kecurangan dalam (2017) (Fraud) Dalam Pelaksanaan pelaksanaan jaminan Jaminan Kesehatan di Rumah kesehatan. Sakit Bhayangkara TK. IV Polda Sulut 10. Rusman Pengaruh Pengendalian Variabel Pengendalian Variabel Corporate 1. Pengendalian internal Soleman Internal dan Good Corporate Internal dan Culture, Technology berpengaruh positif (2014) Governance Terhadap Pencegahan fraud Information , Risk terhadap Good Corporate Pencegahan Fraud Management, , dan Governance Ketaatan Aturan 2. Good corporate Akuntansi, governance berpengaruh Responden, dan positif terhadap Lokasi pencegahan fraud. 3. Pengendalian internal berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud Bersambung ke halaman selanjutnya

56

Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 11. Wardawati ( Implikasi Syariah Variabel Syariah Variabel Corporate Shariah governance pada bank 2011) Governance terhadap Governance, Bank Culture, Technology syariah (Bank Muamalat) Reputasi dan Kepercayaan Syariah, SEM Information , Risk sudah dilaksanakan dengan Bank Syariah Management, , dan baik. Dari masingmasing Ketaatan Aturan indikator shariah governance, menunjukkan bahwa shariah Akuntansi, compliance merupakan Responden, dan indikator yang memberi Lokasi kontribusi terbesar.

12. Gusnardi Pengaruh Peran Komite Variabel audit internal, Variabel Good Peran Komite Audit, (2011) Audit, Pengendalian Internal, dan pencegahan corporate governance, Pengendalian Internal, Audit Internal Dan kecurangan, Variabel intervening, Audit Internal dan Pelaksanaan Tata Kelola variabel kinerja Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Terhadap perbankan, Perusahaan berpengaruh Pencegahan Kecurangan Responden, dan lokasi terhadap Pencegahan Kecurangan

Bersambung ke halaman selanjutnya

57

Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 13. Nadia (2018) Pengaruh Pengendalian Variabel pengendalian Responden dan lokasi Pengendalian internal dan Internal dan Good Corporate internal, good penelitian. good corporate Governance Terhadap corporate governance, governance berpengaruh Pencegahan Kecurangan dan pencegahan terhadap pencegahan kecurangan. kecurangan.

14 Hamdani Pengaruh Kesesuaian Variabel kesesuaian Variabel budaya Keefektifan sistem Kompensasi, Keefektifan kompensasi, sistem organisasi, pengendalian internal dan (2017) Sistem Pengendalian Internal, pengendalian internal, kompetensi, budaya organisasi Budaya Organisasi, dan dan fraud. responden, dan lokasi berpengaruh negatif terhadap Kompetensi Terhadap Fraud penelitian. fraud. Sedangkan kesesuaian kompensasi dan kompetensi tidak berpengaruh terhadap fraud.

Bersambung ke halaman selanjutnya

58

Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 15 Kwatingtya Pengaruh Pengendalian Variabel pengendalian Variabel manajemen Pengendalian internal s Internal dan Manajemen internal, good risiko, responden, dan berpengaruh positif terhadap Risiko pada Good Corporate corporate governance, lokasi penelitan. good corporate governance, (2017) Governance serta dan pencegahan fraud. manajemen risiko tidak Implikasinya dalam berpengaruh positif terhadap Pencegahan Fraud good corporate governance, pengendalian internal tidak berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud, manajemen risiko berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud, good corporate governance berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud, serta pengendalian internal dan manajemen risiko secara tidak langsung berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud melalui good corporate governance.

Bersambung ke halaman selanjutnya

59

Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Metode Penelitian No Hasil Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 16 Junia Pengaruh Moralitas Aparat, Variabel ketaatan Variabel kesesuaian Moralitas aparat, kesesuaian Kesesuaian Kompensasi, dan aturan akuntansi, dan kompensasi ,moralitas kompensasi, dan ketaatan (2016) Ketaatan Aturan Akuntansi kecurangan akuntansi. aparat, responden, dan aturan akuntansi berpengaruh Terhadap Kecenderungan lokasi penelitian. terhadap kecenderungan Kecurangan Akuntansi kecurangan akuntansi.

17 Kustiawan Pengaruh Pengendalian Intern Variabel pengendalian Variabel kualitas Pengendalian internal dan dan Tindak Lanjut Temuan internal dan pencegahan laporan keuangan, tindak lanjut temuan audit (2016) Audit Terhadap Kualitas fraud populasi dan lokasi berpengaruh positif terhadap Laporan Keuangan yang penelitian. kualitas laporan keuangan. Berimplikasi Terhadap Pengendalian internal dan Pencegahan Faud tindak lanjut temuan audit berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud.

Bersambung ke halaman selanjutnya

60

Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 18 Rahman dan Effectiveness of fraud Variabel fraud Variabel Bank Pentingnya membangun Anwar prevention and detection prevention ,Tecnology Reconciliation, fraud sistem pengendalian internal (2014) techniques in Malaysian Information, Internal detection, responden, yang kuat dan teknologi Islamic Banks control dan lokasi penelitian. informasi yang baik dan dilakukan evaluasi terus menerus serta menentukan peran serta tanggung jawab semua pihak dalam pelaporan keuangan dalam mencegah dan mendeteksi fraud.

61

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Corporate Culture Terhadap Internal Control

Budaya organisasi bertugas sebagai pembentuk rasa dan mekanisme

pengendalian yang memberikan panduan dan perilaku serta sikap karyawan

(Robbins & Judge, 2008). Budaya organisasi atau budaya perusahaan adalah

nilai, norma keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan bentuk

bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan

sesuatu hal yang bisa dilakukan (Francis et al., 2015).

Hasil penelitian (Zelmiyanti & Anita.,2015;Widuri & Paramita., 2007)

menyatakan bahwa corporate culture berpengaruh terhadap internal

control. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa budaya organisasi

yang diterapkan oleh karyawan maka akan menciptakan internal control

yang semakin baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

corporate culture berpengaruh tehadap internal control, maka hipotesis yang

dirumuskan penelitian sebagai berikut:

H1 : Corporate Culture Berpengaruh Terhadap Internal Control

2. Pengaruh Accounting Principle Compliance Terhadap Internal Control

Pada teori Kohlberg (1969) dalam (Bartenputra, 2016) pengendalian

internal yang tinggi juga didukung pada ketaatan aturan yang berlaku.

Dalam teori tersebut, manajemen berorientasi pada peraturan yang berlaku,

sehingga ketaatan aturan akuntansi dapat membentuk pengendalian internal

yang tinggi dalam perusahaan.

62

Menurut (rahmawati, Ardiana Peni, 2012) aturan merupakan tindakan

atau perbuatan yang harus dijalankan. Aturan akuntansi dibuat sedemikian

rupa sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam standar

akuntansi terdapat aturan-aturan yang harus digunakan dalam pengukuran

dan penyajian laporan keuangan yang berpedoman terhadap aturan-aturan

yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa accounting principle compliance berpengaruh

terhadap pencegahan kecurangan, maka hipotesis yang dirumuskan

penelitian sebagai berikut:

H2: Accounting Principle Compliance Berpengaruh Terhadap Internal

Control

3. Pengaruh Effectiveness of Technology Information terhadap Internal

Control

Hasil penelitian dari (Widianingsih et al., 2018) menyimpulkan bahwa

Technology Information Control berpengaruh signifikan terhadap Internal

Control. Namun, Bronner (2011) tidak menjamin bahwa Technology

Information Control berpengaruh positif terhadap Internal Control. Hal ini

dikarenakan jika dalam suatu perusahaan menyediakan Technology

Information untuk karyawan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan,

juga membuka kesempatan untuk melakukan kecurangan dengan adanya

fasilitas tersebut atau sering disebut dengan human error. Dengan hasil

penelitian yang bersifat kontras tersebut, maka hipotesis yang peneliti

ajukan adalah:

63

H3: Technology Information Control berpengaruh signifikan terhadap

Internal Control

4. Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap Internal Control

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/pbi/2009 tentang pelaksanaan

good corporate governance bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah

pasal 2 ayat (1) dijelaskan bahwa bank wajid melaksanakan good corporate

governance dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau

jenjang organisasi. Dan mengacu pada SE BI No12/13/DPbS yang

menjelaskan bahwa bank syariah melakukan asesmen mandiri (self

assessment) terhadap tata kelolanya baik secara operasional maupun dari

aspek syariahnya.

Hasil penelitian dari (Maradita, 2012) menjelaskan bahwa

penerapan sistem corporate governance dalam perbankan syariah

diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang

berkepentingan. Dengan adanya corporate governance dapat meningkatkan

pengendalian internal pada suatu perusahaan dan diharapkan semakin

meningkat pula kepercayaan public kepada bank syariah. Berdasarkan

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa islamic corporate governance

berpengaruh terhadap internal control, maka hipotesis yang dirumuskan

penelitian sebagai berikut::

H4: Islamic Corporate Governance berpengaruh terhadap Internal

Control

64

5. Pengaruh Risk Management terhadap Internal Control

Menurut (Sanusi, Rameli, & Isa, 2015) Risiko dalam lembaga

keuangan merupakan kejadian potensial, baik yang dapat di perkirakan

maupun yang tidak dapat diperkirakan yang berdampak negatif terhadap

pendapatan dan permodalan lembaga keuangan. Risiko-risiko tersebut tidak

dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan, oleh karena itu

diperlukan serangkaian prosedur yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang

timbul.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Abdullah et al.,

2011;Pradana.,Joeswanto.,2015) menyebutkan bahwa manajemen risiko

berpengaruh pada pengendalian internal. Manajemen risiko yang diterapkan

sebagian upaya untuk mewujudkan adanya akuntabilitas yang akan

mewujudkan pengendalian internal yang efektif. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa risk management berpengaruh terhadap internal

control, maka hipotesis yang dirumuskan penelitian sebagai berikut:

H5 : Risk Management berpengaruh terhadap Internal Control

6. Pengaruh Corprorate Culture terhadap Fraud Prevention

Menurut (Zelmiyanti & Anita, 2015), Budaya organisasi mempunyai

pengaruh positif terhadap pencegahan fraud, yaitu apabila budaya organisasi

dalam suatu perusahaan tersebut diterapkan dengan sesuai yang norma yang

65

berlaku maka akan membuat pelaksanaan pencegahan fraud menjadi lebih

efektif.

Relevan dengan penelitian (Zelmiyanti & Anita, 2015), hasil

penelitian Festi et.al (2014) menyatakan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan dari Budaya Organisasi terhadap pencegahan kecurangan. Hasil

penelitian tersebut juga menyatakan bahwa semakin baik budaya organisasi

maka semakin tinggi pencegahan kecurangan.

Penelitian Putra, O., & Maemunah, (2017) tidak relevan dengan

penelitian zelmiyanti (2015) dan Festi et.al (2014) menyatakan bahwa

Budaya Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap fraud. Hal ini

menandakan bahwa baik atau tidaknya pemahaman karyawan terhadap

budaya organisasi yang ada di perusahaan tidak mempengaruhi tingkat

kecenderungan fraud yang terjadi di instansi tersebut. Berdasarkan uraian

diatas, peneliti tertarik meneliti terkait hal tersebut, sehingga hipotesis yang

dirumuskan penelitian sebagai berikut:

H6: Corporate Culture berpengaruh terhadap Fraud Prevention

7. Pengaruh Accounting Principle Compliance terhadap Fraud

Prevention

Menurut rahmawati, Ardiana Peni (2012) aturan merupakan tindakan

atau perbuatan yang harus dijalankan. Aturan akuntansi dibuat sedemikian

rupa sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan

penelitian Mufidah & Sari (2018) semakin baik Ketaatan Aturan Akuntansi

akan meningkatkan pencegahan fraud. Sejalan dengan Shintadevi (2016),

66

penelitian yang dilakukan oleh (Fitriyah, n.d.,2027) menyatakan bahwa

ketaatan aturan akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap pencegahan

kecurangan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketaatan aturan

akuntansi berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan, maka hipotesis

yang dirumuskan penelitian sebagai berikut:

H7 : Accounting Principle compliance berpengaruh terhadap fraud

prevention

8. Pengaruh Effectiveness of Technology Information terhadap Fraud

Prevention

Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan

untuk mengolah data. Pengolahan ini termasuk memproses, mendapatkan,

menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,

akurat dan tepat waktu.

Penelitian Halbouni et al., (2016) ) menyatakan bahwa kehadiran

teknologi informasi memberikan banyak manfaat bagi pemerintah dan

perusahaan. Selaras dengan (Widianingsih et al., 2018)membuktikan bahwa

pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pengendalian internal

berdampak positif pada potensi untuk mencegah fraud. Terjadi

ketidakkonsistenan dari penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

H8: Effectiveness of Technology information berpengaruh terhadap

67

Fraud Prevention

9. Pengaruh Islamic Corporate Governance Terhadap Fraud Prevention

Good corporate governance digunakan dalam rangka mencegah

potensi fraud yang terjadi pada perusahaan maupun organisasi sektor

publik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gusnardi (2011) terhadap 13

BUMN di Indonesia menemukan bukti empiris bahwa pengendalian internal

dan pelaksanaan Good corporate governance (GCG) dapat mencegah

terjadinya fraud dalam perusahaan. Artinya bahwa pencegahan fraud dapat

dilakukan oleh organisasi manakala tata kelola perusahan diterapkan dalam

organisasi.

Sejalan dengan penelitian Gusnardi (2011), hasil penelitian Anugerah

(2014) menunjukkan bahwa Good corporate governance pada Bank Syariah

berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud. Hal ini menunjukkan bahwa

pencegahan fraud dapat dilakukan dengan mengeleminsasi faktor-faktor

pendorong terjadinya kecurangan dengan menerapkan prinsip prinsip Good

corporate governance yaitu transparansi, akuntabilitas, kewajaran, integritas

dan partisipasi.

Tidak sejalan dengan penelitian Rini( ) bahwa Islamic Corporate

Governance tidak berpengaruh terhadap fraud pada Bank Syariah. Hal ini

menunjukan pelaksanaannya sangat sulit untuk menerapkan tata kelola

perusahaan secara maksimal khususnya bagi Bank Syariah yang

menggunakan syariah atau hukum-hukum islam sebagai prinsipnya, yang

mana bank syariah di Indonesia yang masih terbilang baru sehingga masih

68

dalam tahap penyesuaian serta pengembangan sehingga belum bisa

dikatakan telah menerapkan prinsip islam sepenuhnya.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dirumuskan penelitian

sebagai berikut:

H9: Islamic Corporate Governance berpengaruh terhadap Fraud

Prevention

10. Pengaruh Risk Management terhadap Fraud Prevention

Menurut Pandia (2012:198) pengertian manajemen risiko, terutama

risiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan, keluarga dan

masyarakat. Jadi mencakup kegiatan termasuk evaluasi risiko untuk

mengurangi tindak kecurangan yang akan mengakibatkan kerugian bagi

organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Kwatingtyas (2017)

menunjukkan bahwa manajemen risiko berpengaruh positif terhadap

pencegahan fraud. pengelolaan risiko pada perusahaan tersebut merupakan

upaya untuk mencegah terjadinya fraud. pada dimensi pengelolaan

keuangan, perusahaan tersebut telah memiliki standar operasional prosedur

yang jelas yang diketahui semua pengurus dan karyawan dengan sanksi

yang tegas bagi pelanggarnya. Hal tesebut merupakan cara menutup celah

terjadinya fraud.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa risk management

berpengaruh terhadap fraud prevention, maka hipotesis yang dirumuskan

penelitian sebagai berikut:

H10 : Risk Management berpengaruh terhadap Fraud Prevention

69

11. Pengaruh Internal Control Terhadap Pencegahan Kecurangan

Internal Control merupakan bagian dari sistem proteksi terhadap

kecurangan yang di desain untuk mencegah irregularitas dan upaya

pencegahan dini kecurangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Silverstone (2007), menjelaskan bahwa komponen Internal Control

berpengaruh secara signifikan positif terhadap Fraud Prevention. Sejalan

dengan penelitian tersebut, Tuanakotta (2007) Fraud Prevention dapat

dilakukan dengan mengaktifkan Internal Control.

Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik dan aktif Internal control

yang diterapkan, maka dapat mencegah kecurangan yang terjadi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Internal control

berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan, maka hipotesis yang

dirumuskan penelitian sebagai berikut:

H11: Internal control Berpengaruh Terhadap Fraud Prevention

12. Pengaruh Corporate Culture Terhadap Pencegahan Kecurangan

dengan Internal Control sebagai Variabel Intervening

Hasil penelitian dari Zelmiyanti dan Anita (2015) Lorensa et al (2018)

yang menyatakan bahwa komponen pengendalian internal merupakan

variabel yang dapat mengintervening pengaruh budaya organisasi terhadap

pencegahan kecurangan Budaya organisasi bertugas sebagai pembentuk rasa

dan mekanisme pengendalian yang memberikan panduan dan perilaku serta

sikap anggotanya. Hal ini menjelaskan penerapan budaya organisasi

khususnya pada pengendalian internal bermanfaat untuk meningkatkan

70

keefektifan suatu organisasi sehingga dapat mempengaruhi pencegahan

kecurangan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa corporate culture

berpengarh terhadap fraud prevention meelalui internal control maka

hipotesis yang dirumuskan penelitian sebagai berikut:

H12: Internal control Berpengaruh terhadap Fraud Prevention dengan

Internal Control sebagai Variabel Intervening.

13. Pengaruh Accounting principle compliance terhadap Fraud Prevention

dengan Internal control sebagai Variabel Intervening

Menurut Rahmawati, Ardiana Peni (2012) aturan merupakan tindakan

atau perbuatan yang harus dijalankan. Aturan akuntansi dibuat sedemikian

rupa sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam standar

akuntansi terdapat aturan-aturan yang harus digunakan dalam pengukuran

dan penyajian laporan keuangan yang berpedoman terhadap aturan-aturan

yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wilopo (2006) Thoyibatun

(2009) yang menyatakan jika manajemen sebuah organisasi taat pada aturan

akuntansi, maka semakin rendah kecenderungan kecurangan akuntansi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa accounting principle

compliance berpengarh terhadap fraud prevention meelalui internal control

maka hipotesis yang dirumuskan penelitian sebagai berikut:

H13: Accounting Principle Compliance berpengaruh terhadap Fraud

Prevention dengan internal control sebagai variabel intervening.

71

14. Pengaruh Effectiveness Of Technologi Information terhadap Fraud

Prevention dengan Internal Control sebagai Variabel Intervening

Grant et.al (2008) Menyimpulkan bahwa Technology Information

Control berpengaruh terhadap Internal Control yang dapat menekan

kesalahan akuntansi. Hal ini menunjukan semakin bagus Information

Technology Control maka semakin baik pencegahan pada fraud. Dengan

adanya ITC, Manager dan auditor dapat mengidentifikasi masalah yang

mempengaruhi pelaporan keuangan untuk mencegah terjadinya fraud.

Penelitian Maharsi (2000) menyatakan teknologi informasi

memberikan banyak manfaat bagi pemerintah dan perusahaan. Selaras

dengan James (2013) membuktikan bahwa pemanfaatan teknologi informasi

dalam kegiatan pengendalian internal berdampak positif dalam pencegahan

fraud. Dengan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis yang peneliti ajukan

adalah:

H14 : Information Technology Control berpengaruh terhadap Fraud

Prevention dengan Internal Control sebagai Variabel Intervening

15. Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap Fraud Prevention

dengan Internal Control sebagai Variabel Intervening

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mubtadi et al (2018 menyatakan

bahwa islamic corporate governance berpengaruh terhadap pencegahan

fraud. Implementasi prinsip-prinsip syariah dalam keuangan islam meliputi

pelarangan riba, pelarangan penipuan (tadlis), penghindaran spekulasi

(gharar), pelarangan penjudian (maysir). Menerapkan akad- akad syariah

72

dan pengelolaan dana zakat sesuai syariah. Jadi, fraud pada perbankan

syariah bisa dicegah dengan implementasi islamic corporate governance.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa islamic

corporate governance berpengarh terhadap fraud prevention meelalui

internal control maka hipotesis yang dirumuskan penelitian sebagai berikut:

H15: Islamic Corporate Governance berpengaruh terhadap Fraud

Prevention dengan Internal Control sebagai variabel intervening.

16. Pengaruh Risk Management terhadap Fraud Prevention dengan Internal

Control sebagai Variabel Intervening

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kwatingtyas (2017)

menunjukkan bahwa manajemen risiko berpengaruh positif terhadap

pencegahan fraud. pengelolaan risiko pada perusahaan tersebut merupakan

upaya untuk mencegah terjadinya fraud. pada dimensi pengelolaan

keuangan, perusahaan tersebut telah memiliki standar operasional prosedur

yang jelas yang diketahui semua pengurus dan karyawan dengan sanksi

yang tegas bagi pelanggarnya. Hal tesebut merupakan cara menutup celah

terjadinya fraud.

Penelitian yang dilakukan oleh Pradana (2014) dan Joeswanto (2015)

menyebutkan bahwa manajemen risiko berpengaruh pada pengendalian

internal. Manajemen risiko yang diterapkan sebagian upaya untuk

mewujudkan adanya akuntabilitas yang akan mewujudkan pengendalian

internal yang efektif.

73

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa risk management berpengaruh terhadap fraud prevention meelalui internal control maka hipotesis yang dirumuskan penelitian sebagai berikut:

H16: Risk Management berpengaruh terhadap Fraud Prevention

dengan internal control sebagai variabel intervening.

74

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.4 sebagai berikut :

Perbankan dan Asuransi syariah Namun pada kenyataanya terdapat kasus- merupakan industri yang tergolong kasus skandal yang terjadi di dunia highly regulated, yang diliputi banyak maupun di indonesia mengenai fraud regulasi dan pengawasan karena pada perbankan dan asuransi yang mengelola dana masyarakat serta mengakibatkan kerugian yang signifikan menjalankan bisnisnya dalam aspek dan menurunkan citra perusahaan yang syariah sehingga diharapkan dapat membangun kepercayaan publik serta berlandaskan syariah . menunjang pembangunan nasional

GAP

Faktor-Faktor Internal pada Pencegahan Fraud dengan Pengendalian Internal sebagai Variabel

Intervening Basis Teori: Fraud Pentagon Theory dan Agency Theory

Metode Analisis : Struktural Equation Model

Hasil Yang Diharapkan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran

Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran

75

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini

merupakan penelitian yang akan menguji hubungan antara variabel

independen yaitu Islamic Good Corporate Governance, Corporate Culture,

Risk Management, Accounting standars compliance, dan Technology

Information Control terhadap variabel dependen Fraud Preventing dengan

variabel intervening yaitu Internal Control, Populasi pada penelitian ini

adalah Lembaga Keuangan Syariah Khususnya Perbankan Syariah dan

Asuransi Syariah. Sampel pada penelitian ini adalah Manajer dan Staf

Akuntan yang bekerja pada lembaga keuangan Syariah di Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, peneliti selanjutnya

menentukan populasi atau sampel yang akan di uji. Menurut Priyanto (2008)

populasi adalah suatu kumpulan subjek atau objek yang dikenai generalisasi

hasil penelitian, sedangkan sampel adalah sub kelompok dari populasi atau

sebagian dari populasi. Populasi pada penelitian ini adalah lembaga keuangan

di Indonesia. Sampel pada penelitian ini adalah Manajer dan Staff Akuntan

yang bekerja pada lembaga keuangan Syariah.

76

C. Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan

oleh peneliti adalah purposive sampling. Hal ini berarti sampel yang

dipilih harus memenuhi persyaratan atau kriteria sampel yang diperlukan.

Sampel yang akan diambil dari populasi adalah staf keuangan dengan

kualifikasi sebagai berikut:

a. Staf keuangan yang bekerja di perbankan syariah dan asuransi syariah

di wilayah DKI Jakarta.

b. Staf keuangan yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun,

karena dianggap telah memiliki pengalaman yang cukup untuk

memahami internal perusahaan.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam

memperoleh data-data penelitian, peneliti menggunakan dua cara yaitu

penelitian pustaka dan penelitian lapangan, sebagai berikut:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti melalui jurnal, buku, skripsi, thesis, internet dan alat lain yang

berhubungan dengan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian

lapangan, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (data

primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah staf

77

keuangan yang bekerja di perbankan syariah dan asuransi syariah di wilayah

DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner

secara langsung.

Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah disusun dengan sistematis dan terstruktur dengan tujuan untuk

mengumpulkan informasi dari staf keuangan yang bekerja di perbankan

syariah dan asuransi syariah sebagai responden dalam penelitian. Sumber

data dalam penelitian ini adalah masing-masing skor dari indikator variabel

penelitian yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan

kepada staf keuangan yang bekerja di perbankan syariah dan asuransi

syariah sebagai responden.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian

akan diuraikan beserta operasional dan cara pengukurannya, yaitu corporate

culture, islamic good corporate, risk management, accounting principle

compliance, effectiveness of technology information, fraud prevention dan

internal control.

1. Corporate Culture (X1)

Menurut (Francis et al., 2015), budaya organisasi atau adalah nilai-

nilai, norma, keyakinan, sikap, dan asumsi yang merupakan bentuk

bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan

sesuatu hal.

78

Dalam penelitian ini Corporate Culture diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh dan disesuaikan dengan topik penelitian dengan menggunakan 7 indikator, yaitu (1) inovasi dan pengambilan keputusan, (2) perhatian terhadap detail, (3) orientasi terhadap hasil, (4) orientasi terhadap individu, (5) orientasi terhadap tim,

(6) agresifan, (7) stabilitas. dimana semua pertanyaan diukur dengan menggunakan skala ordinal (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju

2. Islamic Corporate Governance

Istilah shariah governance dalam penelitian ini dikembangkan dari konsep good corporate governance dan shariah compliance. Good

Coporate Governance (GCG) adalah pengaturan dan hubungan institusional yang mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan.”4

Ketentuan pasal 1 angka 6 Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, yaitu:

“Good corporate governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (tansparancy), akuntabilitas

(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi

(indenpendency), dan kewajaran (fairness) serta penambahan pada Shariah

Compliance. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan corporate governance sebagai “seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemangku kepentingan, pengurus, pihak

79 kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya

Dalam penelitian ini Islamic corporate governance diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Ordinal, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

3. Risk Management

Menurut Pandia (2012:198) pengertian manajemen risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan termasuk evaluasi risiko untuk mengurangi tindak kecurangan yang akan mengakibatkan kerugian bagi organisasi.

Dalam penelitian ini risk management diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Ordinal, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral,

(4) setuju, dan (5) sangat setuju.

4. Accounting Standars Compliance

Menurut Rahmawati (2012) aturan merupakan tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Aturan akuntansi dibuat sedemikian rupa sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam standar akuntansi terdapat aturan-aturan yang harus digunakan dalam pengukuran

80 dan penyajian laporan keuangan yang berpedoman terhadap aturan-aturan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Dalam penelitian ini accounting principle compliance diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Ordinal, 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

5. Effectiveness of Information Tecnology

Penggunaan terknologi informasi akan mempermudah dan mempercepat kegiatan organisasi. Sehingga, para karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara ekonomis, efisien dan efektif

(Zanaria,2017).

Dalam penelitian ini effectiveness of technology information diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dimana semua pertanyaan diukur dengan menggunakan skala ordinal, 1 sampai 5.

Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju,

(2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

6. Internal Control

Tunggal (2011) mendefinisikan pengendalian internal merupakan rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi

81

jalannya organisasi serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Dalam penelitian ini internal control diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh dan disesuaikan dengan topic penelitian dengan menggunakan indikator, yaitu dimana semua pertanyaan diukur dengan menggunakan skala ordinal, 1 sampai 5.

Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju,

(2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

7. Fraud Prevention

Fraud Prevention dapat dilakukan dengan cara membangun struktur pengendalian intern yang baik, mengefektifkan aktifitas pengendalian dan meningkatkan kultur organisasi. (Tunggal, 2010).

Dalam penelitian ini pencegahan kecurangan diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Gusnardi (2011) dan disesuaikan dengan topik penelitian dengan menggunakan 4 indikator, yaitu (1) ciptakan kejujuran, keterbukaan dan saling membantu, (2) kesadaran kecurangan, (3) program bantuan kepada karyawan yang mengalami kesulitan, (4) adanya sanksi terhadap segala bentuk kecurangan, dimana semua pertanyaan diukur dengan menggunakan skala ordinal (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

82

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No. Butir Skala Variabel Indikator Pertanyaan Pengukuran 1. Inovasi dan pengambilan 1-2 keputusan 2. Perhatian terhadap detail 3-4

3. Orientasi terhadap hasil 5 Corporate Culture(X1) 4 Orientasi terhadap individu 6 Ordinal Robbins ( 2001) 5 Orientasi terhadap tim 7

6 Agresifan 8

7 Stabilitas 9-10

1 Transparansi 1-3

2 Akuntabilitas 4-5

Islamic Corporate 3 Responsibilitas 6-9 Governance (X4) Ordinal Gusnardi (2011) 4 Independensi 10-11

5 Kewajaran 12-14

6 Kepatuhan Syariah 15-19

1. Persyaratan Pengungkapan 1-3 Accounting 2. Menyajikan informasi yang Standars bermanfaat bagi kepentingan 4-5 publik Compliance (X2) Ordinal Shintadevi 3. Objektif 19 (2015) 4. Memenuhi Syarat kehati-hatian 10-11 5. Memenuhi konsep konsistensi penyajian 12-13 Risk Management 1. Risiko Keuangan dan pengambilan risiko 1-10 (X5) Kwaningtyas Ordinal (2017) 2. Risiko Operasional 11-19 3. Risiko Strategis 20-23

83

No. Butir Skala Variabel Indikator Pertanyaan Pengukuran

Efectiveness Of 1. Komputer 1-4 Information Ordinal technology (X ) 3 2. Jaringan Internet 5-6 Triyanto (2017) 1. Lingkungan pengendalian 1-11 Internal Control 2. Aktivitas Pengendalian 12-19 (Intervening) Ordinal Kasdiarto (2015) 3. Komunikasi dan Informasi 20-25 4. Aktivitas Pengawasan 26-32 1. Ciptakan Kejujuran, Keterbukaan, dan saling 1-4 membantu Fraud 2. Kesadaran kecurangan 5-7 Prevention (Y) 3. Program bantuan kepada Ordinal

Gusnardi (2011) karyawan yang mengalami 8 kesulitan 4. Adanya sanksi terhadap segala bentuk kecurangan 9-10

84

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis data menggunakan Partial Least

Square (PLS). PLS sebagai teknik analisis data dengan software SmartPLS 3,

karena metode PLS mempunyai beberapa keunggulan tersendiri diantaranya:

data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala

kategori, ordinal, interval sampai rasio dapat digunakan pada model yang

sama) dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS merupakan model

persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen

atau varian. PLS adalah pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan

SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian (Ghozali, 2015:6).

PLS merupakan metode analisis yang powerfull (Ghozali, 2015:5),

karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya, data harus

terdistribusi normal, kemudian sampel tidak harus besar. SEM yang berbasis

kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori, sedangkan PLS lebih

bersifat predictive model. Selain dapat mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat

digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten.

PLS juga dapat sekaligus menganalisis konstruk yang telah dibentuk dengan

indikator reflektif dan formatif.

Menurut Ghozali (2015:5), PLS merupakan metode analisis yang

powerfull karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya, data harus

terdistribusi normal, kemudian sampel tidak harus besar. SEM yang berbasis

kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori, sedangkan PLS lebih

bersifat predictive model. Selain dapat mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat

85 digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten.

PLS juga dapat sekaligus menganalisis konstruk yang telah dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif.

Tujuan PLS menurut Ghozali (2015:7) yaitu membantu peneliti untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linier agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model

(model pengukuran yaitu hubungan antar variabel laten) dan outer model

(model pengukuran yaitu hubungan indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen.

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dikategorikan menjadi tiga, yaitu: pertama adalah weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang akan menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi

3 tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2015:8).

86

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

mengenai demografi responden (jenis kelamin, usia, pendidikan formal,

lama bekerja, dan lokasi perusahaan) dan deskripsi mengenai variabel-

variabel penelitian (information and communication, whistleblowing

system, good corporate governance practice, conformity compensation,

dan islamic work ethic serta dampaknya pada fraud prevention dan

fraudulent financial statement), peneliti menggunakan tabel distribusi

frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata, median, kisaran,

dan standar deviasi (Ghozali, 2013:19).

2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model

Model pengukuran atau outer model berguna untuk

mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan

variabel latennya. Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji

dalam suatu model prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum

melewati tahap purifikasi dalam model pengukuran (Hartono dan Willy,

2014:58 dalam Fadilah, 2018). Model pengukuran juga berguna untuk

menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas

dilakukan untuk mengukur kemampuan instrumen penelitian. Dalam

PLS, uji konstruk dapat dilakukan dengan melakukan beberapa uji,

yaitu Convergent Validity, Discriminant Validity, dan Average

Variance Extracted (AVE). Selanjutnya uji reliabilitas digunakan untuk

mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur konsistensi responden

87 dalam menjawab instrumen yang ada. Instrumen dapat dikatakan andal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas di dalam PLS dapat menggunakan metode composite reliability dan cronbach alpha (Hartono dan Willy,

2014:62). a. Convergent Validity

Model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score dengan construct score yang dihitung dengan software SmartPLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi apabila berkorelasi lebih dari 0,70 dengan kostruk yang ingin diukur. Namun untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap sudah cukup (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2015:74). b. Disriminant Validity

Model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Apabila korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar kostruk dengan

88

konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai

discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk

mengukur reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih

konservatif dibandingkan dengan composite reliability.

Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar dari 0,50 (Fornnel dan

Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2015:75).

c. Reliability

Mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam

ukuran yaitu Composite Reliability dan Cronbach Alpha (Ghozali,

2015:75). Composite reliability digunakan untuk mengukur nilai

sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk dan lebih baik dalam

mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk (Salisbury et al., 2002

dalam Hartono dan Willy, 2014:62). Cronbach Alpha digunakan untuk

mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk. Konstruk

dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika mempunyai Composite

Reliability di atas 0,70 dan mempunyai Cronbach Alpha di atas 0,60.

3. Uji Model Struktral atau Inner Model

Inner model (inner relation, structural model, dan substantive

theory) berguna untuk menggambarkan hubungan antara variabel laten

berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan

menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser

square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikan dari

koefisien parameter jalur struktural.

89 a. R-Square

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R- square untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-Square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali, 2015:78). Nilai R-square 0,75, 0,50, 0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderat, dan lemah, hasil dari PLS R- square mempresentasikan jumlah variance dari konstruk yang dijelaskan oleh model (Ghozali, 2015:78). b. Q-Square

Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square

> 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q-square < 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2015:79). Besaran Q-square memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin mendekati

1 berarti model semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan koefisien determinasi total pada analisis jalur (path analysis). Nilai Q-square

0,02, 0,15, 0,35 dapat disimpulkan bahwa nilai predictive relevance lemah, moderate, dan kuat. Perhitungan Q-square dilakukan dengan rumus:

90

Q2 = 1 - (1-R12) (1-R22) …… (1-Rp)

Dimana R12, R22, …… Rp2 adalah R-square variabel endogen. c. Goodness of Fit (GoF)

GoF untuk overall fit index dapat digunakan untuk kriteria goodness of fit index dengan sebutan GoF index. Index ini dikembangkan untuk mengevaluasi model pengukuran dan model struktural, selain itu juga menyediakan pengukuran sederhana untuk keseluruhan dari prediksi model. Nilai GoF index diperoleh dari average communalities dikalikan dengan nilai R2 model. Nilai GoF terbentang antara 0-1 dengan interpretasi nilai adalah 0,1 (GoF kecil),

0,25 (GoF moderat), dan 0,36 (GoF besar) (Wetzels et al, 2009 dalam

Yamin dan Kurniawan, 2011:22). Formula GoF index yaitu:

GoF = √Com x R2

Com bergaris atas adalah average communalities dan R2 bergaris atas adalah rata-rata model R2. d. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) yaitu untuk menganalisis pola antar hubungan variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel eksogen dengan variabel endogen. Setiap analisis yang digunakan untuk memecahkan permasalahaan statistik tidak terlepas dari asumsi yang harus ditaati agar kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Dasar yang digunakan untuk menguji hipotesis

91

ini adalah nilai yang terdapat pada Path Coefficient untuk menguji

model struktural.

Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas

antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi

prioritas hubungan kausal variabel yang bergerak ke sebelah kiri. Setiap

nilai menggambarkan jalur dan koefisien jalur (Ghozali, 2013:250).

Nilai t-statistik dibandingkan dengan t-tabel yang ditentukan dalam

penelitian ini dimana diketahui df didapat dari jumlah sampel dikurangi

dua, df = (n-2) dan signifikansi sebesar 0,05.

Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam

pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefsien jalur

pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel corporate

culture (X1), islamic good corporate (X2), risk management (X3),

accounting principle compliance (X4), effectiveness of technology

information (X4) Fraud Prevention (Y) dan internal control (Z)

4. Uji Efek Intervening

Variabel intervening dalam penelitian ini yaitu internal control.

Suatu variabel dikatakan variabel intervening jika variabel tersebut ikut

mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independen) dan

variabel kriterion (dependen) (Kenny, 1986 dalam Ghozali, 2013). Efek

intervening menunjukkan hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen melalui penghubung atau intervening. Pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen tidak secara langsung

92 terjadi tetapi melalui proses transformasi yang diwakili oleh variabel intervening. Prosedur pengujian efek intervening dilakukan dengan prosedur yang dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel dapat dilakukan dengan cara (Sobel, 1982 dalam Ghozali, 2013): a. Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y

melalui variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M

dihitung dengan cara mengalikan jalur X M (a) dengan jalur

M Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = c-c‟, dimana c adalah

pengaruh variabel X terhadap variabel Y tanpa kontrol M,

sedangkan c‟ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah

mengontrol M (Gambar 3.1).

Gambar 3.1 Model Intervening

Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb,

besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect).

Sab dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sab = √b² Sa² + a² Sb² + Sa² Sb²

93 b. Langkah kedua, melakukan pengujian untuk mengetahui

signifikansi pengaruh tidak langsung, maka diperlukan perhitungan

nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:

t = ab Sab

Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel untuk signifikan

5%. Jika nilai t hitung > dari nilai t-tabel maka dapat disimpulkan

terjadi pengaruh intervening.

94

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap Staf bagian keuangan yang bekerja

pada Bank Umum Syariah dan Asuransi Syariah yang berada di wilayah

DKI Jakarta meliputi 5 wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta

Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui

penyebaran kuesioner penelitian secara langsung ke kantor pusat Bank

Umum Syariah dan Asuransi Syariah yang berada di wilayah DKI Jakarta.

Proses penyebaran dan pengembalian kuesioner ini dilaksanakan mulai

tanggal 27 Juni sampai dengan 26 Juli 2019. Kuesioner yang disebar oleh

peneliti sebanyak 115 buah dan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 98

kuesioner atau sekitar 85,22% dari total kuesioner. Sedangkan kuesioner

yang tidak kembali sebanyak 17 buah atau sekitar 14,78% dari total

kuesioner. Seluruh kuesioner yang kembali dapat diolah dengan jumlah 98

buah atau sekitar 85,22% dari kuesioner yang disebar, hal tersebut

dikarenakan kuesioner diisi secara lengkap oleh responden. Gambaran

mengenai data sampel penelitian ini disajikan pada tabel 4.1.

95

Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah Presentase 1. Jumlah kuesioner yang disebar 105 100% 2. Jumlah kuesioner yang kembali 98 85,22% 3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 17 14,78% 4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0% 5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 98 85,22% Sumber: Data primer yang diolah

Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

4.2

Tabel 4.2 Data Distribusi Penelitian Kuesioner Kuesioner No Sumber Kuesioner dikirim dikembalikan 1. Bank Mega Syariah 20 20 2. Bank Victoria Syariah 10 8 3. Bank Bukopin Syariah 20 15 4. Asuransi Takaful Keluarga 30 28 5. Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera 15 12 6 PT Asuransi BRI Life 20 15 Sumber: Data primer yang diolah

2. Karakteristik Profil Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini diukur dengan skala

nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan presentase jenis

kelamin, lama bekerja, dan pendidikan terahir. Responden dalam penelitian

ini adalah staf keuangan yang bekerja pada Bank Umum syariah dan

Asuransi Syariah yaitu Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank

96

Victoria Syariah, Asuransi Jiwa Syariah Bumi Putera, PT Asuransi BRI Life

dan Asuransi Takaful Keluarga. Kuesioner ini disebar dengan harapan

dapat diisi berdasarkan penilaian yang objektif oleh staf bagian keuangan

sehingga menghasilkan penelitian yang baik.

Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel berikut ini:

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Laki-Laki 61 62.2 60.4 60.4 Perempuan 37 37,8 39.6 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sekitar 61 orang atau

62,2% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan

sisanya sebanyak 37 orang atau 37,8% responden berjenis kelamin

perempuan. Hal ini dikarenakan jumlah pada staf keuangan yang

bekerja di perbankan dan asuransi syariah didominasi oleh laki-

laki.

b. Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan lama bekerja.

97

Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Frequen Valid Cumulative Percent cy Percent Percent Valid <3 tahun 22 22,4 22,4 22,4 3-6 tahun 28 28,6 28,6 51,0 7-10tahun 31 31,6 31,6 82,7 >10tahun 17 17,3 17,3 100.0 Total 98 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahawa deskripsi

responden berdasarkan lama bekerja adalah 22 orang atau 22,4% untuk

yang bekerja <3 tahun, 28 orang atau 28,6% untuk responden yang

bekerja selama3-6 tahun, 31 orang atau 31,6% untuk responden yang

bekerja selama 7-10 tahun, dan 17 orang untuk responden yang bekerja

selama > 10 tahun.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terahir Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent

Valid D3 7 7,1 7,1 71.7 S1 88 89,8 89,8 96,9 S2 3 3,1 3,1 100,0 s Total 98 100 100

sumber: Data primer yang diolah

98

Tabel 4.5 diatas yang berdasarkan pendidikan terakhir

menunjukkan bahwa responden berpendidikan terakhir Diploma 3

sebesar 7,1%, Strata Satu (S1) sebanyak 88 responden atau sebesar

96,9%, responden berpendidikan terakhir Strara Dua (S2) berjumlah 3

orang atau sebesar 3,1% dari total keseluruhan responden. d. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid < 25 6 6,1 6,1 6,1 25 - 30 40 40,8 40,8 46,9 31 - 35 15 15,3 15,3 62,2 36 - 40 18 18,4 18,4 80,6 41 - 45 8 8,2 8,2 88,8 > 45 11 11,2 11,2 100,0 Total 98 100,0 100,0 Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berusia 25-30 tahun dengan jumlah 40 responden atau

40,8%. Sisanya dengan jumlah 6 responden atau 6,1% berusia <25

tahun, sebanyak 15 responden atau 15,3% berusia 31-35 tahun,

sebanyak 18 responden atau 18,4% berusia 36-40 tahun, sebanyak 8

responden atau 2,0% berusia 41-45 tahun, dan 11 responden atau

10,2% berusia >45 tahun. Hal ini dikarenakan responden dengan

jabatan staf keuangan rata-rata berusia 25-30 tahun.

99 e. Deskripsi responden berdasarkan lokasi perusahaan

Tabel 4.7 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan lokasi perusahaan.

Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lokasi Perusahaan

Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Jakarta Pusat 15 15,3 15,3 15,3 Jakarta Selatan 83 84,7 84,7 84,7 Total 98 100,0 100,0 Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden melakukan pengisian kuesioner di wilayah Jakarta Selatan,

yaitu sebanyak 83 responden atau 84,7%, sedangkan wilayah Jakarta

Pusat sebanyak 15 responden atau 15,3%. Hal ini dikarenakan

sebagian besar kantor pusat perbankan dan asuransi syariah berada di

wilayah Jakarta Selatan. f. Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.8 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan lokasi perusahaan.

Tabel 4.8 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lokasi Perusahaan

Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Staff 34 0.346939 34,7 34,7 Akuntansi Assisten 8 0,081633 8,1 93,8 Manager Staff Internal 24 0,2444898 24,4 85,7

100

Auditor Staff Internal 26 0,265306 26,5 61,3 Control Staff 6 0,061224 6,1 6,1 Treasury Total 96 100,0 100,0 Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden di bagian staff akuntansi yaitu sebanyak 34 responden atau

34,7%, untuk bagian assisten manager sebanyak 8 responden atau

93,8%, Bagian staff internal auditor sebanyak 24 responden atau

85,7%, Bagian staff internal control sebanyak 26 atau 61,3%, Dan

sisanya pada bagian staff treasury sebanyak 6 responden atau 100%

Hal ini dikarenakan penyebaran kuesioner ini hanya pada staff

keuangan di perbankan dan asuransi syariah.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi peran

corporate culture, islamic corporate governance, effectiveness of

technology information, accounting principle, risk management, internal

control, dan fraud prevention yang akan diuji secara statistik deskriptif

seperti yang terlihat dalam tabel 4.8 sebagai berikut:

101

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Std. N Min Max Mean Dev Corporate Culture 98 30 49 41,18 3,559 Islamic Corporate Governance 98 57 95 76,93 7,666 Effectiveness of technology 98 15 25 20,24 2,373 information Accounting principle compliance 98 30 50 40,57 4,523 Risk Management 98 24 40 30,33 4,176 Internal Control 98 42 70 57,60 6,978 Fraud Prevention 98 27 45 37,44 3,706 Valid N (listwise) 98

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel corporate culture memiliki jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum sebesar

49, dengan rata-rata 41,18 dan standar deviasi 3,559. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 1,975 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang corporate culture yang besarnya 41,18

Variabel islamic corporate governance memiliki jawaban minimum responden sebesar 57 dan maksimum sebesar 95, dengan rata- rata 76,93 dan standar deviasi 7,666. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 7,666 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang islamic corporate governance yang besarnya

76,93.

Variabel effectiveness of technology information memiliki jawaban minimum responden sebesar 15 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-

102 rata 20,24 dan standar deviasi 2,373. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 2,373dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang effectiveness of technology information yang besarnya 20,24.

Variabel accounting principle compliance memiliki jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum sebesar 50, dengan rata- rata 40,57 dan standar deviasi 4,523. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 4,523dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang accounting principle compliance yang besarnya

40,57.

Variabel risk management memiliki jawaban minimum responden sebesar 24 dan maksimum sebesar 40, dengan rata-rata 30,33 dan standar deviasi 4,176. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 4,176 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang risk management yang besarnya 30,33.

Variabel internal control memiliki jawaban minimum responden sebesar 42 dan maksimum sebesar 70, dengan rata-rata 57,60 dan standar deviasi 6,978. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 6,978 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang internal control yang besarnya 57,60.

Variabel fraud prevention memiliki jawaban minimum responden sebesar 27 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata 37,44 dan standar deviasi 3,706. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan

103

sebesar 3,706dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan

tentang fraud prevention yang besarnya 37,44.

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel corporate

culture, islamic corporate governance, effectiveness of technology

information, accounting principle, risk management, internal control, dan

fraud prevention setuju.

2. Hasil Uji Outer Model atau Measurment Model

Terdapat kriteria didalam penggunaan teknis analisis data dengan

SmartPls untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity,

Discriminant Validity, dan Reliability.

a. Hasil Convergent Validity

Convergent Validity dari model pengukuran reflektif indicator

dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score

yang di estimasi dengan software SmartPLS. Ukurna reflektif

individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih tinggi dari 0,70

dengan konstruk yang diukur. Namun, menurut Chin (1998) dalam

(Ghozali, 2015) untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala

pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup memadai.

Dalam penelitian ini akan digunakan batas loading factor 0,50.

Tabel 4.9 Outer Loading AP CC ETI RM ICG IC FP AP_1 0,744 AP_2 0,751 Bersambung ke halaman selanjutnya

104

Tabel 4.9 (Lanjutan) Outer Loading AP CC ETI RM ICG IC FP AP_3 0,714 AP_4 0,814 AP_5 0,653 AP_6 0,690 AP_7 0,788 AP_8 0,772 AP_9 0,862 AP_10 0,801 CC_1 0,545 CC_2 0,151 CC_3 0,456 CC_4 0,550 CC_5 0,769 CC_6 0,619 CC_7 0,753 CC_8 0,716 CC_9 0,763 CC10 0,615 ETI_1 0,593 ETI_2 0,802 ETI_3 0,826 ETI_4 0,878 ETI_5 0,817 RM_1 0,835 RM_2 0,874 RM_3 0,723 RM_4 0,840 RM_5 0,809 RM_6 0,795 RM_7 0,877 RM_8 0,901 ICG_1 0,530 ICG_2 0,608 ICG_3 0,582 ICG_4 0,736 Bersambung ke halaman selanjutnya

105

Tabel 4.9 (Lanjutan) Outer Loading AP CC ETI RM ICG IC FP ICG_5 0,724 ICG_6 0,784 ICG_7 0,795 ICG_8 0,711 ICG_9 0,716 ICG_10 0,761 ICG_11 0,714 ICG_12 0,627 ICG_13 0,490 ICG_14 0,574 ICG_15 0,746 ICG_16 0,792 ICG_17 0,611 ICG_18 0,647 ICG_19 0,474 IC_1 0,855 IC_2 0,827 IC_3 0,867 IC_4 0,749 IC_5 0,835 IC_6 0,668 IC_7 0,796 IC_8 0,791 IC_9 0,889 IC_10 0,900 IC_11 0,794 IC_12 0,852 IC_13 0,845 IC_14 0,749 FP_1 0,729 FP_2 0,846 FP_3 0,860 FP_4 0,671 FP_5 0,781 FP_6 0,564 Bersambung ke halaman selanjutnya

106

Tabel 4.9 (Lanjutan) Outer Loading AP CC ETI RM ICG IC FP FP_7 0,800 FP_8 0,827 FP_9 0,861 Sumber : Data Primer yang diolah, 2019

Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS data yang dilihat pada table 4.7 nilai outer model atau korelasi antar konstruk dengan variabel pada awalnya belum memenuhi Convergent Validity terdapat empat indikator dengan nilai loading factor kurang dari 0,50 yaitu CC(2), CC (3), ICG (13), ICG (19) untuk itu indikator tersebut harus dikeluarkan dari model.

Tabel 4.10 Outer Loading Modifikasi AP CC ETI RM ICG IC FP AP_1 0,743 AP_2 0,751 AP_3 0,714 AP_4 0,814 AP_5 0,653 AP_6 0,690 AP_7 0,788 AP_8 0,772 AP_9 0,862 AP_10 0,801 CC_1 0,545 CC_4 0,543 CC_5 0,749 CC_6 0,638 CC_7 0,778 CC_8 0,758 CC_9 0,800 CC10 0,588 ETI_1 0,593 ETI_2 0,802 Bersambung ke halaman selanjutnya

107

Tabel 4.10 (Lanjutan) Outer Loading Modifikasi AP CC ETI RM ICG IC FP ETI_3 0,826 ETI_4 0,878 ETI_5 0,817 RM_1 0,835 RM_2 0,874 RM_3 0,723 RM_4 0,840 RM_5 0,809 RM_6 0,795 RM_7 0,877 RM_8 0,901 ICG_1 0,516 ICG_2 0,602 ICG_3 0,578 ICG_4 0,734 ICG_5 0,738 ICG_6 0,770 ICG_7 0,815 ICG_8 0,737 ICG_9 0,725 ICG_10 0,779 ICG_11 0,736 ICG_12 0,600 ICG_14 0,566 ICG_15 0,752 ICG_16 0,783 ICG_17 0,613 ICG_18 0,647 IC_1 0,855 IC_2 0,827 IC_3 0,867 IC_4 0,749 IC_5 0,835 IC_6 0,668 IC_7 0,796 IC_8 0,791 IC_9 0,889 IC_10 0,900 IC_11 0,794 IC_12 0,852 IC_13 0,845 Bersambung ke halaman selanjutnya

108

Tabel 4.10 (Lanjutan) Outer Loading Modifikasi AP CC ETI RM ICG IC FP IC_14 0,749 FP_1 0,728 FP_2 0,846 FP_3 0,859 FP_4 0,672 FP_5 0,781 FP_6 0,565 FP_7 0,800 FP_8 0,826 FP_9 0,861 Sumber : Data Primer yang diolah, 2019 b. Hasil Discriminant Validity

Discriminant Validity dilakukan untuk memastikan bahwa konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel lainnya.

Model mempunyai Discriminant Validity yang baik jika setiap nilai loading yang paling besar dengan nilai loading yang lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil pengujian Discriminant Validity diperoleh sebagai berikut.

Tabel 4.11 Cross Loading AP CC ETI FP IC ICG RM AP_1 0,743 0,304 0,604 0,361 0,522 0,541 0,478 AP_2 0,751 0,316 0,540 0,584 0,708 0,630 0,667 AP_3 0,714 0,404 0,651 0,329 0,490 0,498 0,453 AP_4 0,814 0,305 0,692 0,508 0,576 0,537 0,447 AP_5 0,653 0,389 0,549 0,499 0,651 0,609 0,610 AP_6 0,690 0,592 0,519 0,594 0,644 0,522 0,296 AP_7 0,788 0,462 0,442 0,541 0,604 0,508 0,411 AP_8 0,772 0,554 0,506 0,596 0,677 0,668 0,687 AP_9 0,862 0,480 0,555 0,609 0,729 0,693 0,678 AP_10 0,8 0,512 0,540 0,548 0,708 0,492 0,392 CC_1 0,332 0,535 0,435 0,499 0,604 0,504 0,446 CC_4 0,524 0,543 0,466 0,413 0,467 0,362 0,317 Bersambung ke halaman selanjutnya

109

Tabel 4.121 (Lanjutan) Cross Loading AP CC ETI FP IC ICG RM CC_5 0,556 0,749 0,485 0,637 0,633 0,657 0,436 CC_6 0,339 0,638 0,626 0,318 0,284 0,383 0,137 CC_7 0,482 0,778 0,583 0,475 0,425 0,498 0,172 CC_8 0,330 0,758 0,507 0,572 0,584 0,538 0,336 CC_9 0,250 0,800 0,511 0,476 0,433 0,480 0,195 CC10 0,291 0,588 0,287 0,427 0,434 0,504 0,446 ETI_1 0,479 0,542 0,593 0,482 0,522 0,564 0,364 ETI_2 0,520 0,487 0,802 0,505 0,547 0,507 0,428 ETI_3 0,648 0,508 0,826 0,559 0,653 0,574 0,468 ETI_4 0,540 0,684 0,878 0,642 0,597 0,598 0,455 ETI_5 0,628 0,563 0,817 0,607 0,555 0,526 0,357 FP_1 0,465 0,524 0,513 0,728 0,641 0,560 0,560 FP_2 0,545 0,613 0,588 0,846 0,731 0,597 0,597 FP_3 0,564 0,645 0,642 0,859 0,761 0,640 0,640 FP_4 0,557 0,561 0,555 0,672 0,542 0,298 0,298 FP_5 0,403 0,474 0,393 0,781 0,655 0,557 0,557 FP_6 0,488 0,353 0,302 0,565 0,498 0,153 0,153 FP_7 0,542 0,526 0,582 0,800 0,709 0,560 0,560 FP_8 0,596 0,615 0,688 0,826 0,765 0,495 0,495 FP_9 0,601 0,699 0,638 0,861 0,757 0,415 0,415 IC_1 0,643 0,615 0,546 0,735 0,855 0,744 0,654 IC_2 0,618 0,633 0,515 0,700 0,827 0,722 0,549 IC_3 0,653 0,665 0,612 0,745 0,867 0,722 0,582 IC_4 0,588 0,623 0,515 0,651 0,749 0,579 0,445 IC_5 0,724 0,668 0,695 0,711 0,835 0,788 0,677 IC_6 0,618 0,543 0,492 0,644 0,668 0,591 0,354 IC_7 0,647 0,582 0,539 0,682 0,796 0,703 0,673 IC_8 0,621 0,603 0,548 0,707 0,791 0,707 0,689 IC_9 0,679 0,591 0,709 0,803 0,889 0,711 0,655 IC_10 0,722 0,586 0,695 0,798 0,900 0,694 0,665 IC_11 0,713 0,425 0,629 0,709 0,794 0,626 0,690 IC_12 0,712 0,550 0,646 0,790 0,852 0,678 0,689 IC_13 0,661 0,493 0,592 0,699 0,845 0,692 0,732 IC_14 0,676 0,595 0,612 0,613 0,749 0,648 0,616 ICG_1 0,596 0,421 0,289 0,402 0,447 0,516 0,324 ICG_2 0,429 0,393 0,452 0,401 0,464 0,602 0,443 ICG_3 0,391 0,366 0,338 0,291 0,345 0,578 0,410 ICG_4 0,584 0,371 0,365 0,549 0,564 0,734 0,529 ICG_5 0,511 0,479 0,411 0,456 0,568 0,738 0,499 ICG_6 0,621 0,543 0,512 0,616 0,703 0,770 0,582 ICG_7 0,506 0,490 0,523 0,501 0,660 0,815 0,671 Bersambung ke halaman selanjutnya

110

Tabel 4.11 (Lanjutan) Cross Loading AP CC ETI FP IC ICG RM ICG_8 0,441 0,579 0,472 0,453 0,552 0,737 0,487 ICG_9 0,347 0,610 0,401 0,483 0,537 0,725 0,426 ICG_10 0,649 0,708 0,697 0,652 0,700 0,779 0,620 ICG_11 0,564 0,466 0,635 0,514 0,647 0,736 0,586 ICG_12 0,465 0,410 0,463 0,414 0,453 0,600 0,448 ICG_14 0,523 0,566 0,505 0,638 0,620 0,566 0,459 ICG_15 0,584 0,616 0,543 0,632 0,707 0,752 0,542 ICG_16 0,595 0,648 0,688 0,813 0,816 0,783 0,553 ICG_17 0,352 0,408 0,339 0,326 0,409 0,613 0,393 ICG_18 0,407 0,417 0,370 0,351 0,455 0,647 0,448 RM_1 0,492 0,355 0,395 0,452 0,523 0,512 0,835 RM_2 0,590 0,316 0,449 0,470 0,654 0,611 0,874 RM_3 0,507 0,364 0,382 0,341 0,480 0,562 0,723 RM_4 0,590 0,394 0,531 0,532 0,652 0,603 0,840 RM_5 0,610 0,413 0,329 0,507 0,597 0,699 0,809 RM_6 0,520 0,423 0,484 0,468 0,594 0,550 0,795 RM_7 0,568 0,374 0,407 0,647 0,739 0,622 0,877 RM_8 0,561 0,457 0,522 0,661 0,765 0,672 0,901 Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Tabel 4.11 menunjukan bahwa kontruk Accounting Principle

Compliance lebih tinggi terhadap indikatornya (AP_1, AP_2, AP_3,

AP_4, AP_5, AP_6, AP_7 AP_8, AP_9, AP_10) dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator (AP_1, AP_2, AP_3, AP_4, AP_5,

AP_6, AP_7 AP_8, AP_9, AP_10) sehingga memiliki Discriminant

Validity yang baik.

Konstruk Corporate Culture memberikan nilai indicator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator (CC_1, CC_2, CC_3, CC_4, CC_5,

CC_6,CC_7 CC_8, CC_9, CC_10). Konstruk Effectiveness Of

Technology Information juga memberikan nilai indikator yang lebih

111 tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator (ETI_1, ETI_2, ETI_3, ETI_4) sehingga memiliki

Discriminant Validity yang baik

Kemudian untuk variabel Islamic Corporate Governance (ICC_1,

ICG_2, ICG_3,ICG_4, ICG_5,ICC_6, ICG_7, ICG_8, ICG_9, ICG_10,

ICG_11, ICG_12, ICG_14, ICG_15, ICG_16, ICG_17, ICG_18) nilai indicator yang muncul lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya, sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik . Konstruk Risk Management juga memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator (RM_1, RM_2, RM_3,

RM_4,RM_5 RM_6, RM_7, RM_8) sehingga memiliki Discriminant

Validity yang baik.

Hal yang sama juga terdapat di konstruk Internal Control yang memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator IC_1, IC_2,

IC_3,IC_4, IC_5,IC_6, IC_7, IC_8, IC_9, IC_10, IC_11, IC_12, IC_13,

ICG_14 sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik. Begitupun dengan konstuk Fraud Prevention yang memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indicator FP_1, FP_2, FP_3,FP_4, FP_5, FP_6, FP_7,

FP_8, dan FP_9 sehingga dapat disimpulkan memiliki Discriminant

Validity yang baik.

112

Semua nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing- masing variabel laten sudah memiliki nilai loading factor paling besar dibandingkan dengan nilai loading factor variabel laten lainnya. Hal ini berarti menunjukkan bahwa semua variabel laten sudah memiliki

Discriminant Validity yang baik, dimana konstruk laten memprediksi indicator di blok lainnya sehingga dapat disimpulkan semua variabel laten memiliki Discriminant Validity yang baik. c. Hasil Reliability

Kriteria Reliability dapat dilihat dari nilai Composite Reliability dan Cronbach Alpha dari masing-masing konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila mempunyai nilai Composite

Reliability diatas 0,70 dan mempunyai nilai Cronbach Alpha diatas 0,60

Tabel 4.12 Composite Reliability dan Cronbach Alpha Composite Cronbach Reliability Alpha Corporate Culture 0,871 0,830 Islamic Corporate Governance 0,935 0,926 Effectiveness of Technology Information 0,890 0,843 Accounting Principle 0,932 0,919 Risk Management 0,948 0,937 Internal Control 0,966 0,961 Fraud Prevention 0,931 0,915 Sumber : Data Primer yang diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.12 Composite Reliability variabel Corporate

Culture sebesar 0,871, variabel Islamic Corporate Governance sebesar

0,935, variabel Effectiveness of Technology Information sebesar 0,890, variabel Accounting Principle sebesar 0,932, variabel Risk Management

113 sebesar 0,948, variabel Internal Control sebesar 0,966, dan variabel

Fraud Prevention sebesar 0,931 yang berarti semua variabel telah memiliki nilai Composite Reliability diatas 0,70 dan dapat disimpulkan bahwa semua konstruk memenuhi kriteria reliabilitas. Cronbach Alpha variabel Corporate Culture sebesar 0,830, variabel Islamic Corporate

Governance sebesar 0,926, variabel Effectiveness of Technology

Information sebesar 0,843, variabel Accounting Principle sebesar 0,919, variabel Risk Management sebesar 0,937, variabel Internal Control sebesar 0,961, dan variabel Fraud Prevention sebesar 0,915 yang berarti dapat dikatakan bahwa semua variabel sudah memiliki nilai

Cronbach Alpha di atas 0,60 sehingga menunjukkan tingkat konsistensi jawaban responden dalam setiap konstruk memiliki reliabilitas yang baik.

Gambar 4.1 Model Struktural Hasil Bootsrapping

114

3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model

Pengujian inner model atau model structural dilakukan untuk melihat

hubungan antar konstruk nilai signifikan dan R-Square dari model

penelitian. Model Struktural dievaluasi dengan menggunakan R-Square

untuk konstruk dependen, uji t, serta signifikansi dari koefisien parameter

jalur struktural.

a. Hasil R-Square

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-Square

untuk setiap variabel laten dependen. Uji Goodness fit model merupakan

hasil estimasi R-Square dengan menggunakan SmartPLS.

Tabel 4.13 Nilai R-Square R-Square Internal Control 0,836 Fraud Prevention 0,796 Sumber: Data primer yang diolah

Pada penelitian ini menggunakan 2 buah variabel yang dipengaruhi

oleh variabel lainnya, yaitu variabel corporate culture, islamic corporate

governance, effectiveness of technology information, accounting principle,

dan risk management serta variabel Fraud Prevention yang dipengaruhi

oleh variabel Internal Control.

Pada table 4.13 menunjukkan nilai sebesar R Square untuk variabel

tingkat kepuasan diperoleh sebesar 0,836. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa variabel corporate culture, islamic corporate governance,

effectiveness of technology information, accounting principle, dan risk

115 management secara simultan mampu menjelaskan variabel tingkat kepuasan sebesar 83,6% sisanya 16,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. Hasil selanjutnya untuk variabel corporate culture, islamic corporate governance, effectiveness of technology information, accounting principle, risk management, dan internal control mampu menjelaskan variabel Fraud Prevention sebesar 79,6% sisanya

20,4% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. Menurut Chin(1998) dalam Ghozali(2015) nilai R-Square ini termasuk dalam kategori moderat menuju tinggi. b. Hasil Q-Square

Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap mempunyai nilai predictive relevance yang relevan jika nilai Q-Square lebih besar dari 0

(nol). Besaran pada Q-Square memiliki nilai dengan rentang 0

Model ini semakin baik jika nilai Q-Square mendekati 1. Nilai Q-Square diperoleh dari:

Q² = 1 – (1 - R₁ ²) (1 - R₁ ²)

= 1 – [1 – (0,836²)] [1 – (0,796²)]

= 1 – (1 - 0,6989) (1 – 0,6336)

= 1 – (0,3011) (0,3664)

= 1 – (0,1103)

Q² = 0,8897

116

Hasil perhitungan Q-Square pada penelitian ini 0,8897 yang berarti bahwa 88,97% variabel independen dan intervening ini layak untuk menjelaskan variabel dependen yaitu Fraud Prevention c. Hasil Goodness of Fit (GoF)

Evaluasi model yang terakhir dengan melihat GoF dari model.

Evaluasi Goodness of fit model dilakukan untuk purification dan refinement terhadap uji validitas atau reliabilitas konstruk (Ghozali, 2015) sehingga

GoF ini digunakan untuk memvalidasi perfoma gabungan antara inner model dan outer model. Nilai GoF ini terbentang antara 1-0 dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF Kecil), 0,26 (GoF Moderat) dan 0,36

(GoF Besar) (Wetzels et al,2009 dalam yamin, 2011:22) Nilai GoF diperoleh dari:

GoF =

=

=

GoF = 0,8512

Hasil perhitungan GoF dalam penelitian ini menunjukkan nilai 0,8512

Lebih besar dari 0,36 sehingga dapat dikatakan bahwa model dalam penelitian ini memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan data empiris.

117 d. Hasil Uji Hipotesis

Hasil uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh suatu konstruk

terhadap konstruk lainnya dengan melihat koefisien parameter dan nilai t-

statistik (Ghozali, 2015:80). Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis

adalah nilai yang terdapat pada output Path Coefficient untuk menguji

model ini model structural. Hasil hipotesis yang diajukan dapat dilihat dari

besarnya t-statistik. Nilai t-statistik dibandingkan dengan t-tabel yang

ditentukan dalam penelitian ini adalah sebesar 1,9850 dimana diketahui nilai

df sebesar 96 ( jumlah sampel dikurang dua: 98-2) dan a sebesar 0,05 (two

tailed). Batasan untuk menerima dan menolak hipotesis yang diajukan

adalah ± 1,9850, dimana apabila nilai t-statistik berada pada rentang nilai -

1,9850 dan 1,9850 maka hipotesis akan ditolak atau dengan kata lain

menerima hipotesis nol (Ho)

Tabel 4.14 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value) Original Sample Standard T-Statistic Sample Mean Deviation P Value (IO/stdev) (O) (M) (STDEV) CC → IC 0,180 0,190 0,087 2,072 0,039 AP → IC 0,273 0,274 0,082 3,333 0,001 ETI→ IC 0,080 0,075 0,068 1,169 0,243 ICG→IC 0,272 0,252 0,088 3,072 0,002 RM→IC 0,256 0,273 0,064 3,975 0,000 IC → FP 0,820 0,824 0,127 6,440 0,000 CC → FP 0,159 0,164 0,085 1,865 0,063 AP → FP -0,121 -0,125 0,094 1,282 0,210 ETI→ FP 0,127 0,125 0,071 1,806 0,063 ICG→FP -0,027 -0,025 0,106 0,254 0,800 RM → FP -0,041 -0,041 0,077 0,532 0,595 Sumber: Data primer yang diolah

118

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa pengaruh CC (Corporate Culture) terhadap IC (internal control) sebesar 0,180 dan signifikan pada 0,05

(2,072>1,9850). Pengaruh AP (Accounting Principle Compliance) terhadap

IC (Internal Control) sebesar 0,273 dan signifikan pada 0,05 (3,333

>1,9850). Pengaruh ETI (Effectiveness of Technology Information) terhadap

IC (Internal Control) sebesar 0,080 dan signifikan pada 0,05 ( 1,169 <

1,9850). Pengaruh ICG (Islamic Corporate Governance) terhadap IC

(Internal Control) sebesar 0,272 dan signifikan pada 0,05 ( 3,072>1,9850).

Pengaruh RM (Risk Management) terhadap IC (Internal Control) sebesar

0,256 dan signifikan pada 0,05 ( 3,975>1,9850) . Pengaruh IC (Internal

Control) terhadap FP (Fraud Prevention) sebesar 0,820 dan signifikan pada

0,05 (6,440>1,9850). Pengaruh CC (Corporate Culture) terhadap FP (Fraud

Prevention) sebesar 0,159 dan signifikan pada 0,05 (1,865<1,9850).

Pengaruh AP (Accounting Principle Compliance) terhadap FP (Fraud

Prevention) sebesar -0,121 dan signifikan pada 0,05 (1,282 <1,9850).

Pengaruh ETI (Effectiveness of Technology Information) terhadap FP

(Fraud Prevention) sebesar 0,127 dan signifikan pada 0,05 ( 1,806 <

1,9850). Pengaruh ICG (Islamic Corporate Governance) terhadap FP

(Fraud Prevention) sebesar -0,027 terhadap dan signifikan pada 0,05 (0,106

< 1,9850). Pengaruh RM (Risk Management) terhadap FP (Fraud

Prevention) sebesar -0,041 dan signifikan pada 0,05 ( 0,077<1,9850).

119

4. Hasil Uji Efek Intervening

a. Hasil Uji Efek Intervening untuk Accounting Principle Compliance

terhadap Fraud Prevention melalui Internal Control

1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah

melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y

lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M

dihitung dengan cara mengalikan jalur X → M (a) dengan jalur M

→Y (b) atau ab dengan rumus:

Sab = √b²Sa² + a²Sb² + Sa²Sb²

= √(0,6724 . 0,0067) + (0,0745 . 0,0161) + (0,0067.0,0161)

=√0,004521+0.001202+0,000108)

=√0,005831 =0,076365876

2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui

signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t

dari koefisien ab dengan rumus:

t = ab Sab

t = 0,273.0,820 0,076365876

= 2,9314

Hasil pengujian melalui Uji sobel dapat diketahui dengan t-

hitung signifikan pada 0,05 yaitu 2,9314>1,9850. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel internal

120

control pada hubungan tidak langsung variabel accounting

principle compliance dan fraud prevention. b. Hasil Uji Efek Intervening untuk Corporate Culture terhadap

Fraud Prevention melalui Internal Control

1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah

melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y

lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M

dihitung dengan cara mengalikan jalur X → M (a) dengan jalur M

→Y (b) atau ab dengan rumus:

Sab = √b²Sa² + a²Sb² + Sa²Sb²

= √(0,6724. 0,0076) + (0,0324 . 0,0161) + (0,0076.0,0161)

=√0,005089+0.000522+0,000122)

=√0,005734056 =0,07572355

2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui

signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t

dari koefisien ab dengan rumus:

t = ab Sab

t = 0,190.0,820 0,07572355

= 2,0574

Hasil pengujian melalui Uji sobel dapat diketahui dengan t-

hitung signifikan pada 0,05 yaitu 2,0574>1,9850. Sehingga dapat

121

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel internal

control pada hubungan tidak langsung variabel corporate culture

dan fraud prevention. c. Hasil Uji Efek Intervening untuk Effectiveness of Technology

Information terhadap Fraud Prevention melalui Internal Control

1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah

melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y

lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M

dihitung dengan cara mengalikan jalur X → M (a) dengan jalur M

→Y (b) atau ab dengan rumus:

Sab = √b²Sa² + a²Sb² + Sa²Sb²

= √(0,6724. 0,0064) + (0,0161 . 0,0161) + (0,0064.0,0161)

=√0,005089+0.000522+0,000103)

Sab =√0,004667

Sab =0,06831544

2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui

signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t

dari koefisien ab dengan rumus:

t = ab Sab

t = 0,190.0,820 0,06831544

= 1,3559

122

Hasil pengujian melalui Uji sobel dapat diketahui dengan t-

hitung signifikan pada 0,05 yaitu 1,3559<1,9850. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening variabel

internal control pada hubungan tidak langsung variabel

Effectiveness of Technology Information dan fraud prevention. d. Hasil Uji Efek Intervening untuk Islamic Corporate Governance

terhadap Fraud Prevention melalui Internal Control

1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah

melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y

lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M

dihitung dengan cara mengalikan jalur X → M (a) dengan jalur M

→Y (b) atau ab dengan rumus:

Sab = √b²Sa² + a²Sb² + Sa²Sb²

= √(0,6724. 0,0077) + (0,0739 . 0,0161) + (0,0077.0,0161)

Sab =√0,005207+0.001193+0,000124)

=√0,006525257

=0,080779063

2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui

signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t

dari koefisien ab dengan rumus:

t = ab Sab

t = 0,272.0,820 0,080779063

123

= 2,7611

Hasil pengujian melalui Uji sobel dapat diketahui dengan t-

hitung signifikan pada 0,05 yaitu 2,7611>1,9850. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel internal

control pada hubungan tidak langsung variabel Islamic corporate

governance dan fraud prevention. e. Hasil Uji Efek Intervening untuk risk management terhadap Fraud

Prevention melalui Internal Control

1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah

melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat

variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung dengan

cara mengalikan jalur X → M (a) dengan jalur M →Y (b) atau ab

dengan rumus:

Sab = √b²Sa² + a²Sb² + Sa²Sb²

= √(0,6724. 0,0040) + (0,0655 . 0,0161) + (0,0040.0,0161)

=√0,002754+0.001057+6,60644)

=√0,003877245

=0,192971319

2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi

pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari koefisien ab

dengan rumus:

124

t = ab Sab

t = 0,256.0,820 0,192971319

= 1,0878

Hasil pengujian melalui Uji sobel dapat diketahui dengan t-

hitung signifikan pada 0,05 yaitu 1,0878<1,9850. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening variabel

internal control pada hubungan tidak langsung variabel risk

management dan fraud prevention.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Corporate Culture terhadap Internal Control

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa corporate culture terhadap internal

control menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,190 dengan nilai t-

statistic sebesar 2,072. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9850. Hal

ini berarti corporate culture memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05

terhadap internal control yang berarti sesuai dengan hipotesis pertama

(Ha1) diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Jaques.,2013; Pfister.,2019;

Cameron dan Quinn.,2005; Mihaela dan Iulian.,2012; Zelmiyanti dan

Anita.,2015; Ribaati,2003) yang menyatakan bahwa corporate culture

berpengaruh terhadap internal control. Hasil penelitian ini membuktikan

bahwa perbankan dan asuransi syariah sudah menerapkan budaya

125 organisasi yang baik kepada karyawan yang berarti semakin tinggi budaya organisasi maka semakin bagus pengendalian internal pada suatu perusahaan.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berprilaku, yaitu faktor internal dan eksternal (Faisal,2013). Faktor internal berasal dari dalam dirinya, seperti pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari pengaruh faktor lingkungan, seperti budaya organisasi. Budaya organisasi atau budaya perusahaan adalah nilai, norma keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan

(Francis et al., 2015)Budaya organisasi bertugas sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian yang memberikan panduan dan perilaku serta sikap karyawan (Robbins & Judge, 2008)

Hasil penelitian ini mendukung indikator dari internal control yang salah satunya yaitu control environment. Indikator control environment merupakan hal yang vital dalam membangun hubungan corporate culture dan internal control. Indikator control environment merupakan dasar untuk semua komponen internal control atau merupakan pondasi dari komponen lainnya. Dalam menciptakan control environment yang baik terdapat beberapa faktor yang didalamnya mengandung nilai-nilai corporate culture yang harus diterapkan oleh perusahaan yang meliputi integritas, etika, komitmen, jujur, bertanggung jawab, dan objektif. Aspek

126 paling penting pada internal control adalah personil atau karyawan.

Orang-orang yang jujur, komitmen untuk meningkatkan kompetensi serta memiliki intergritas dan nilai etis akan mampu mencapai kinerja yang tinggi yang berarti internal control perusahaan tersebut dapat dikatakan baik. Nilai-nilai tersebut harus diterapkan pada perusahaan agar menjadi budaya yang terus dikomunikasikan dan diberlakukan dalam praktik bagi semua karyawan baik golongan atas sampai golongan bawah yang hasilnya akan menciptakan corporate culture untuk menerapkan internal control yang baik.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa budaya organisasi yang diterapkan oleh karyawan maka akan menciptakan internal control yang semakin baik. Pegawai baru dalam perusahaan belum bisa menjalankan semua peraturan-peraturan yang diterapkan perusahaan secara langsung, tetapi dengan adanya budaya organisasi yang kuat akan mengarahkan pegawai tersebut untuk menjalankan peraturan yang ada. Hal itu juga akan terjadi pada karyawan yang sudah lama, ketika peraturan tersebut sudah membudaya dalam perusahaan, jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang ada maka karyawan tersebut akan mendapat sanksi yang tegas.

Budaya organisasi yang diterapkan akan memicu karyawan untuk berfikir, berperilaku, dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai organisasi yang meliputi professional, percaya pada rekan, disiplin, fokus terhadap pencapaian target, saling mendukung, sehingga penerapan budaya organisasi ini dapat mendorong perusahaan dalam meningkatkan internal

127

control menjadi lebih kuat pada perusahaan perbankan dan asuransi

syariah.

2. Pengaruh Accounting Principle Compliance terhadap Internal Control

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa accounting principle compliance

terhadap internal control menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,273

dengan nilai t-statistic sebesar 3,333. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel

1,9850. Hal ini berarti accounting principle compliance memiliki pengaruh

dan signifikan pada 0,05 terhadap internal control yang berarti sesuai

dengan hipotesis kedua (Ha2) diterima.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa semakin tinggi ketaatan pada

aturan akuntansi maka semakin baik pengendalian internal dalam suatu

perusahaan. Pada teori Kohlberg (1969) dalam Adrian (2016)

pengendalian internal yang tinggi juga didukung pada ketaatan aturan yang

berlaku. Dalam teori tersebut, manajemen berorientasi pada peraturan yang

berlaku, sehingga ketaatan aturan akuntansi dapat membentuk

pengendalian internal yang tinggi dalam perusahaan.

Sejalan dengan Teori Agoes (2009) yang menerangkan bahwa

kepatuhan dapat dilihat dari pemeriksaan apakah prosedur dan aturan yang

telah ditetapkan otoritas berwenang sudah ditaati oleh sumber daya

manusia dalam perusahaan. Maka dari itu, Perusahaan asuransi dan

perbankan syariah berarti telah menerapkan ketaatan dalam pembuatan

laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku seperti memiliki

128 kebijakan dan prosedur tertulis tentang kelengkapan transaksi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan. Dalam setiap aspek operasional perusahaan harus memenuhi setiap peraturan perundang-undangan dan peraturan internal perusahaan. Maka dari itu dengan adanya ketaatan aturan akuntansi maka pengendalian internal pada suatu perusahaan juga akan semakin baik.

Hasil penelitian ini mendukung indikator dari internal control yang salah satunya yaitu information and communication. Tujuan dari penerapan information and communication sebagai indikator internal control adalah tersajinya laporan keuangan yang andal dan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan baik pihak internal maupun pihak eksternal. Untuk menyajikan laporan keuangan yang andal dan bermanfaat harus sesuai dengan aturan akuntansi. Dengan laporan keuangan yang tersaji dengan benar dan tanpa rekayasa akan membantu para pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan dengan tepat. Jika ketaatan aturan akuntansi sudah diimplementasikan pada praktik pembuatan laporan keuangan maka internal control pada perusahaan akan berjalan dengan baik.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perbankan dan asuransi syariah telah menerapkan ketaatan dalam pembuatan laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden yang sebagian besar menjawab telah membuat laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.

129

3. Pengaruh Effectiveness of Technology Information terhadap Internal Control

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa effectiveness of technology

information terhadap internal control menunjukkan nilai koefisien jalur

sebesar 0,080 dengan nilai t-statistic sebesar 1,169. Nilai tersebut lebih

kecil dari t-tabel 1,9850. Hal ini berarti effectiveness of technology

information belum dapat berkontribusi dalam pengendalian internal pada

perbankan dan asuransi syariah, sehingga hipotesis ketiga (Ha3) ditolak.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa effectiveness of technology

information belum sepenuhnya berpengaruh dalam internal control dalam

suatu perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori pada

indikator internal control yaitu control activities. Pada teori tersebut

menyebutkan salah satu faktor control activities yaitu pengendalian

terhadap sistem teknologi informasi. Pengendalian terhadap teknologi

informasi yaitu general controls, mencakup control terhadap akses,

perangkat lunak dan system development. Oleh karena itu penerapan

effectiveness of technology information dibutuhkan pada suatu perusahaan

untuk pengendalian internal perusahaan, karena dengan adanya teknologi

informasi akan menghasilkan pengawasan atau penerapan internal control

yang lebih efektif dan efisien.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Bronner (2011) yang menyatakan

bahwa effectiveness of technology information tidak berpengaruh positif

terhadap internal control. Dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa

130 teknologi informasi memiliki risiko pengendalian internal yang unik untuk organisasi. Penelitian ini dilakukan di Kantor New York State Comptroller yang diaudit selama bertahun-tahun. Sejumlah audit tersebut menggambarkan bahwa pengelolaan beberapa pemerintah daerah terjadi penipuan dengan cara mencuri aset dari organisasi. Dalam beberapa kasus kelemahan dalam sistem teknologi informasi digunakan oleh karyawan untuk melakukan perubahan pada sistem computer. Selama Oktober, 2010, kantor New York State Comprotoller menerima 66 rekomendasi agar meningkatkan keamanan fungsi teknologi informasi untuk local pemerintah. Dengan demikian, effectiveness of technology information tidak menjamin adanya keakuratan data. Hal ini dikarenakan adanya human error.

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian (Grant

.,2008;Rahman & Anwar, 2014;Widianingsih et al., 2018)) yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan kontrol teknologi informasi yang rendah mempunyai pengendalian internal yang rendah, membayar biaya audit yang tinggi, dan biasanya diaudit oleh kantor akuntan yang lebih kecil. Dengan demikian, effectiveness of technology information berpengaruh terhadap internal control. Sejalan dengan penelitian (Elder, et al.,2013) Penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan pengendalian internal dengan menambah prosedur pengendalian baru yang dilakukan oleh komputer dan dengan mengganti pengendalian yang

131

biasanya dilakukan secara manual yang rentan terhadap kesalahan

manusia.

Bronner (2011) mengatakan bahwa lingkungan TI dapat juga

menjadi boomerang bagi perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya ulah

manusia yang menyalahgunakan TI untuk memanipulasi data.

4. Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap Internal Control

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa Islamic corporate governance

terhadap internal control menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,272

dengan nilai t-statistic sebesar 3,072. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel

1,9850. Hal ini berarti Islamic corporate governance memiliki pengaruh

dan signifikan pada 0,05 terhadap internal control yang berarti sesuai

dengan hipotesis kedua (Ha2) diterima.

Hasil penelitian ini membuktikan berarti pada perusahaan perbankan

dan asuransi syariah telah menerapkan islamic corporate governance

sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/pbi/2009 tentang

pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum syariah dan unit

usaha syariah pasal 2 ayat (1) dijelaskan bahwa bank wajid melaksanakan

good corporate governance dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh

tingkatan atau jenjang organisasi. Dan mengacu pada SE BI

No12/13/DPbS yang menjelaskan bahwa bank syariah melakukan asesmen

mandiri (self assessment) terhadap tata kelolanya baik secara operasional

maupun dari aspek syariahnya.

132

Hasil penelitian ini mendukung indikator dari internal control yang salah satunya yaitu monitoring. Suatu tanggung jawab manajemen yang penting adalah membangun dan memelihara internal untuk mempertimbangan apakah pengendalian tersebut dimodifikasi sebagaimana mestinya dan apakah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah pada perbankan dan asuransi syariah. Keberadaan DPS yang merupakan salah satu unsur islamic corporate governance akan menjamin bank syariah berjalan di atas koridor syariah yang dimana semakin baik tata kelola secara islami yang diterapkan akan meningkatkan pengendalian internal yang baik pada perusahaan perbankan dan asuransi syariah.

Indikator shariah compliance dalam Islamic corpororate governance merupakan penerapan prinsip-prinsip islam dalam perbankan dan asuransi syariah serta bisnis lain yang terkait. shariah compliance merupakan penerapan prinsip-prinsip islam dalam kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank dan asuransi syariah. Sehingga dapat dipahami shariah compliance merupakan manifestasi pemenuhan sesuruh prinsip syariah dalam memiliki wujud, karakteristik, intergritas, dan kredibilitas di bank dan asuransi syariah.

Sejalan dengan Mubtadi et al (2018) menjelaskan Shariah compliance secara konsisten dijadikan sebagai kerangka kerja bagi sistem dan keuangan bank dan asuransi syariah dalam alokasi sumber dana, manajemen, produksi, aktivitas pasar modal dan distribusi kekayaan. Oleh karena itu, indikator shariah compliance dalam Islamic corporate

133 governance dapat meningkatkan internal control pada perusahaan perbankan dan asuransi syariah.

Hasil penelitian ini membenarkan teori yang menjelaskan bahwa dengan diterapkannya prinsip-prinsip corporate governance dengan baik oleh perusahaaan dapat meningkatkan internal control. Prinsip transparansi dan pertanggungjawaban dapat dilihat bahwa perbankan dan asuransi syariah setiap tahunnya telah mempublikasikan laporan keuangan yang andal dan dapat bermanfaat bagi pengguna laporan baik pihak internal maupun eksternal. Prinsip akuntabilitas dapat dilihat bahwa setiap prosedur dan kebijakan yang dibuat dapat dijalankan oleh seluruh karyawan baik top managemen sampai karyawan biasa. Prinsip independensi dapat dilihat bahwa setiap karyawan bekerja sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing dan prinsip kewajaran dilakukan dengan memberikan sikap yang adil terhadap semua karyawan. Hal tersebut diimplementasikan oleh perusahaan yang akan menunjang penerapan internal control yang semakin baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Maradita (2014) yang menjelaskan bahwa penerapan sistem corporate governance dalam perbankan syariah diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Dengan adanya corporate governance dapat meningkatkan pengendalian internal pada suatu perusahaan dan diharapkan semakin meningkat pula kepercayaan public kepada bank syariah, pertumbuhan industry jasa keuangan islam dan stabilitas sistem

134

keuangan secara keseluruhan akan senantiasa terpelihara, dan keberhasilan

industry jasa keuangan islam dalam menerapkan corporate governance

akan menempatkan lembaga keuangan islam sejajar dengan lembaga

keuangan internasional lainnya.

5. Pengaruh Risk Management terhadap Internal Control

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa risk management terhadap internal

control menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,256 dengan nilai t-

statistic sebesar 3,975. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9850. Hal

ini berarti risk management memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05

terhadap internal control yang berarti sesuai dengan hipotesis kelima

(Ha5) diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pradana (2014) dan

Joeswanto (2015) yang menyebutkan bahwa manajemen risiko

berpengaruh pada pengendalian internal. Hasil penelitian ini menjelaskan

bahwa perusahaan telah menerapkan risk management terkait pengelolaan

risiko operasional, keuangan dan strategis. Perbankan dan Asuransi syariah

telah menerapkan sistem operasional prosedur bagi karyawan dan

keamanan pada data penting yang dimiliki. Pengelolaan risiko strategis

dilakukan dengan ketaatan akan peraturan Undang-undang untuk

menciptakan internal control yang baik. Manajemen risiko yang

diterapkan sebagian upaya untuk mewujudkan adanya akuntabilitas yang

akan mewujudkan pengendalian internal yang efektif.

135

Hasil penelitian ini mendukung indikator dari internal control salah satunya yaitu risk assessment. Suatu tanggung jawab manajemen yang harus dilakukan yaitu analisis risiko meliputi kemungkinan terjadinya risiko, dan bagaimana mengelola risiko. Manajemen harus dapat menentukan risiko-risiko apa yang akan terjadi. Setelah menentukan risiko, risiko tersebut harus dikelola sesuai dengan strategi pengelolaan risiko, komponen-komponen tersebut dikembangkan oleh pengendalian internal yang bertujuan untuk memitigasi tingkat suatu risiko yang tidak dapat diterima. Setiap pengendalian akan mendefinisikan suatu risiko yang tidak dapat diterima. Jadi dapat dipahami setiap pengendalian akan mendefinisikan suatu risiko atau menjadi bagian dari persyaratan regulasi yang selanjutnya akan menyelesaikan beberapa risiko terkait hukum, kebijakan, prosedur dan peraturan.

Semua perusahaan memiliki risiko internal dan eksternal apalagi perusahaan perbankan dan asuransi yang menghimpun dana masyarakat.

Peningkatan risiko yang ditanggung oleh perbankan dan asuransi harus diimbangi dengan pengendalian risiko yang memadai. management harus memiliki seperangkat tools untuk menilai risiko tersebut.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan perbankan dan asuransi syariah dalam objek penelitian ini telah mengimplementasilan risk management pada perusahaan baik berdasarkan COSO ERM – integrated framework, ISO 31000 2009 risk management – principles and guidelines ataupun sesuai dengan standar yang berlaku pada perusahaan karena harus

136

disesuaikan dengan sasaran, karakteristik, dan regulasi yang berlaku pada

organisasi. Maka dari itu organisasi dapat mengadaptasi dan

mengkombinasikan komponen-komponen tertentu pada kedua rujukan

tersebut untuk membangun sistem manajemen risiko tersendiri yang

efektif bagi organisasinya upaya menciptakan pengendalian internal yang

baik.

6. Pengaruh Corprorate Culture terhadap Fraud Prevention

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa corporate culture terhadap fraud

prevention menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,159 dengan nilai t-

statistic sebesar 1,864. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,9850. Hal ini

berarti corporate culture belum dapat berkontribusi dalam fraud

prevention pada perbankan dan asuransi syariah, sehingga hipotesis

keenam (Ha6) ditolak.

Hal ini dapat dimaknai bahwa baik atau tidaknya pemahaman

karyawan terhadap budaya organisasi yang ada pada perusahaan

Perbankan dan Asuransi Syariah belum dapat mempenggaruhi tingkat

pencegahan fraud yang terjadi di perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini

sejalan dengan (Melati., 2017; Zulkarnain., 2013; Faisal., 2013; Rahmanta

et al., 2014) yang menyatakan bahwa corporate culture tidak berpengaruh

terhadap pencegahan fraud. Hal ini dapat diperkirakan kurangnya

pemahaman karyawan terhadap pelatihan atau seminar yang diberikan oleh

137 perbankan dan asuransi syariah sehingga pelatihan etika yang kurang berdampak pada kecenderungan terjadinya fraud.

Hasil penelitian Melati (2017) menjelaskan adanya ketidakjelasan kode etik organisasi terkait prinsip dasar organisasi sehingga terjadi ketidakpahaman karyawan yang menyebabkan tidak ada pengaruh terhadap pencegahan fraud. Kurang tegasnya hukuman dan tidak adanya sarana untuk melakukan pelaporan bila ada tindakan fraud yang dilakukan salah seorang karyawan juga bias menjadi penyebabnya.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perusahaan perbankan dan asuransi syariah belum dapat menerapkan budaya organisasi yang kuat untuk para pegawainya atau dapat diperkirakan kurangnya pemahaman karyawan terhadap pelatihan yang diberikan oleh perbankan dan asuransi syariah sehingga nilai-nilai perusahaan yang mengakibatkan masih terjadinya fraud. sebagai perusahaan yang berlabel syariah seharusnya nilai-nilai islami harus lebih banyak diterapkan pada perusahaan perbankan dan asuransi syariah guna menanggulangi dan mencegah kecurangan. Najib dan Rini (2016) mengemukakan bahwa islam sangat intens mengajarkan diterapkannya prinsip „adalah, tawazun, akhlaq, shidiq, amanah, fathanah, hurriyah, ihsan, wasathan, ghirah, idarah, khilafah, aqidah, ijabiyah, raqabah, qira’ah, dan ishlah. Karyawan pada perusahaan perbankan dan asuransi syariah belum sepenuhnya mengimplementasikan norma dan islam dalam aktvitas dan kehidupan seorang muslim sebagaimana mestinya.

138

Penelitian ini tidak sejalan dengan (Robbin et al., 2013; Pramudita.,

2013; Prisliyanti., 2013; Rahmanta et al., 2014) yang menyatakan bahwa

corporate culture berpengaruh signifikan terhadap pencegahan fraud.

Corporate Culture cenderung membentuk standar etika yang tinggi

diantara anggotanya. Jika suatu budaya itu kuat dan mendukung standar

etika yang tinggi, maka akan memiliki pengaruh yang ampuh dan positif

terhadap perilaku karyawannya. Sehingga ketika pemahaman karyawan

terhadap budaya organisasi tersebut baik akan mencegah tindakan fraud.

7. Pengaruh Accounting Principle Compliance terhadap Fraud Prevention

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa accounting principle compliance

terhadap fraud prevention menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -

0,121 dengan nilai t-statistic sebesar 0,201. Nilai tersebut lebih kecil dari t-

tabel 1,9850. Hal ini berarti accounting principle compliance belum dapat

berkontribusi dalam fraud prevention pada perbankan dan asuransi

syariah, sehingga hipotesis ketujuh (Ha7) ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Amrizal.,2004; Putro.,2009)

yang menyatakan bahwa accounting principle compliance tidak

berpengaruh terhadap pencegahan fraud. Hasil penelitian ini sesuai dengan

fraud pentagon yang menjelaskan 5 hal penyebab terjadinya kecurangan.

Menurut teori pentagon theory dimungkinkan karena adanya tekanan,

kesempatan, rasionalisasi, kapabiliti dan arogansi oleh si pelaku sehingga

ketaatan kepada asas akuntansi bukanlah syarat untuk menekan timbulnya

139 fraud, masih adanya kesempatan dan kondisi-kondisi yang dialami seseorang sehingga ketaatan kepada asas akuntansi tidak cukup untuk mencegahnya dari fraud. Kondisi ini memungkinkan seorang calon pelaku sedang mengalami kesulitan atau tekanan keuangan yang tidak mungkin diungkapkan kepada pihak lain.

Kecurangan juga bisa terjadi karena dorongan dari lingkungan, terutama dari atasan ditempatnya bekerja. Misalnya saja, direktur atau kepala bagian keuangan disuatu perusahaan, dengan alasan pribadi, dapat menyuruh karyawan bagian keuangan dan akuntansi untuk melakukan perubahan atas nilai utang perusahaan demi untuk menyelamatkan reputasi perusahaan. Karyawan yang bersangkutan, walaupun memiliki integritas dan ketaatan yang tinggi pada asas akuntansi, terpaksa melaksanakan perintah tersebut agar jabatan dan keberlangsungan profesinya tidak terganggu. Pada PP RI No 71 Tahun 2010 tentang Kode Etik Profesi

Akuntan Publik menjelaskan bahwa dinyatakan mentaati aturan akuntansi jika perusahaan telah menerapkan persyaratan pengungkapan, menyajikan informasi yang objektif dan bermanfaat, memenuhi syarat kehati-hatian, dan memenuhi konsep konsistensi penyajian (Thoyibatun,2009)

Menurut Alpinista (2013) dalam Najahningrum (2013), tidak ada organisasi yang terbebas dari fraud. karena pada dasarnya permasalahan ini bersumber dan bermuara pada masalah manusia, “the man behind the gun”. Oleh karena itu apapun aturan dan prosedur yang diciptakan, sangat dipengaruhi oleh manusia yang memegang kuasa untuk menjalankannya.

140

Tegak atau tidaknya peraturan yang diterapkan oleh instansi tergantung

kepada pejabat yang berwenang mengenai hal tersebut. Jika pejabat tidak

tegas dalam menangani masalah penegakan peraturan, maka pegawai akan

dengan mudah untuk melakukan tindakan kecurangan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan (Mufidah dan Sari.,2018;

Oktavia.,2017) yang menyatakan bahwa accounting principle compliance

berpengaruh signifikan terhadap pencegahan fraud. Dimana sesuai dengan

penelitian Wolk and Tearney (1997), yang menjelaskan bahwa kegagalan

penyusunan laporan keuangan yang disebabkan ketidaktaatan pada aturan

akuntansi, di mana hal tersebut akan menimbulkan kecurangan.

8. Pengaruh Effectiveness of Technology Information terhadap Fraud

Prevention

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa effectiveness of technology information

terhadap fraud prevention menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,127

dengan nilai t-statistic sebesar 1,806. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel

1,9850. Hal ini berarti effectiveness of technology information belum dapat

berkontribusi dalam fraud prevention pada perbankan dan asuransi

syariah, sehingga hipotesis kedelapan (Ha8) ditolak.

Teknologi Informasi dibuat untuk memberikan informasi yang

akurat yang dibutuhkan oleh manajemen sebuah perusahaan guna

memudahkan pengelolaan perusahaan, namun penerapan teknologi

informasi tidak lepas dari adanya risiko keamanan dan salah saji yang

141 dapat terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan (Korompis,2014) yang menyatakan bahwa dalam teknologi informasi terdapat komponen berupa people atau orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi, procedure yang merupakan proses mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data yang berhubungan dengan aktivitas organisasi, kegiatan atau proses bisnis, software, dan infrastruktur informasi teknologi seperti komputer dan peralatan lainnya, dan terkadang komponen-komponen tersebut dapat mengalami error atau kesalahan.

Kesalahan yang disengaja biasanya disebabkan oleh manusia yang mengoperasikan sistem tersebut. Kesalahan yang biasa terjadi dapat berupa kesalahan ataupun manipulasi pencatatan kegiatan operasional guna kepentingan pribadi. Hal tersebut tergolong sebuah fraud yang dilakukan seseorang dengan sebuah sistem untuk menghasilkan informasi yang keliru bagi perusahaan tempatnya bekerja.

Hasil penelitian ini didukung oleh fraud pentagon theory yang menjelaskan 5 hal yang mendorong terjadinya sebuah upaya fraud, salah satunya yaitu kesempatan. Adanya tanggung jawab untuk mengoperasikan sebuah teknologi informasi memberikan peluang atau kesempatan seseorang dalam berbuat curang. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan fraud pentagon theory yaitu indikator competence yaitu perluasan dari elemen opportunity yang meliputi kemampuan individu untuk keuntungan pribadinya. Sebagaimana hasil survey menyatakan bahwa jenjang

142

pendidikan terakhir pada karyawan di Perbankan dan Asuransi Syariah

sebanyak 80% yang mengakibatkan cukup tinggi pengetahuan dan

pemahaman akan pengguanaan teknologi informasi. Hal ini dapat

diperkirakan tidak ada hambatan bagi karyawan untuk melakukan

kecurangan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh (Huslina et al., 2015; Maharsi.,2000., Widianingsih et

al.,2018) yang menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud. Maharsi (2000)

menyatakan bahwa kehadiran teknologi informasi memberikan banyak

manfaat bagi pemerintah yang kompleks serta menghasilkan informasi

yang dapat di percaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat di percaya,

relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka

perencanaan, pengendalian, pengawasan dan pengambilan keputusan

manajemen.

9. Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap Fraud Prevention

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa Islamic corporate governance

terhadap fraud prevention menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,027

dengan nilai t-statistic sebesar 0,254. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel

1,9850. Hal ini berarti Islamic corporate governance belum dapat

berkontribusi dalam fraud prevention pada perbankan dan asuransi

syariah, sehingga hipotesis kesembilan (Ha9) ditolak.

143

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Rahmawaty.,2018; Najib dan

Rini., 2016; In‟airat.,2015., Rahmanty.,2013) yang menyatakan bahwa

Islamic corporate governance tidak berpengaruh terhadap pencegahan fraud dan indikasi terjadinya fraud. Penerapan tata kelola perusahaan menjadi keharusan bagi suatu institusi termasuk bank dan asuransi syariah, hal ini lebih ditujukan kepada adanya tanggung jawab publik berkaitan dengan kegiatan operasional bank yang diharapkan mematuhi ketentuan yang telah digariskan (Maradita,2014). Hal ini diperkirakan karena sulitnya penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip islam. Bank syariah di Indonesia masih terbilang baru dan masih dalam tahap penyesuaian dan pengembangan, sehingga tidak bisa dikatakan telah menerapkan prinsip islam sepenuhnya. Hasil penelitian IRTI (islamic research & training institute) dalam Wardayati (2011) yang menunjukkan bahwa GCG belum terlaksana dengan baik pada perbankan syariah di berbagai negara. Selain itu, kurangnya pemahaman SDM (sumber daya manusia) pada bank syariah terhadap mekanisme dan prinsip syariah sehingga menghasilkan kesan di masyarakat bahwa praktik perbankan syariah tidak berbeda dengan konvensional (Rahmanti,2013). Rahman

(2012) mengatakan bahwa maraknya korupsi di negeri ini tidak lepas dari adanya kebobrokan moral.

Fraud dalam organisasi dapat dilakukan oleh berbagai tingkatan baik dari pihak manajemen sampai dengan pemilik (Anugerah,2004).

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi tidak akan yang merupakan

144 indikator dari islamic corporate governance tidak akan menjamin perbankan syariah terhindar dari indikasi fraud, karena fraud dalam perusahaan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti management fraud dan white collar crime (kecurangan yang dilakukan oleh kalangan atas)

Agoes (2012). Sesuai dengan fraud pentagon theory, yaitu competence dan arrogance yang berarti kemampuan karyawan untuk mengontrol situasi sosial untuk keuntungan pribadinya. Dan arogansi berarti sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya. Perbankan dan Asuransi syariah perlu memastikan apakah semua karyawan telah menerima dan memahami peraturan-peraturan untuk menjalankan islamic corporate governance. Hal ini bertujuan agar visi misi perusahaan terselaraskan dengan baik.

Manajemen juga harus lebih bertindak tegas dalam memberikan sanksi kepada karyawan yang melakukan kecurangan untuk membuat efek jera kepada pelaku dan dapat membuat calon pelaku fraud lainnya menjadi takut dan berfikir dua kali untuk melakukan kecurangan. Perusahaan juga harus selektif dalam memperkerjakan sumber daya manusia dengan moral, etika, kepribadian, dan perilaku calon karyawan.

Karena hal tersebut maka tata kelola perusahaan secara islam pada bank dan asuransi syariah pada saat ini belum efektif berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan, sehingga perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus atas pelaksanaan tata kelola perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip islam serta efektif untuk diterapkan.

145

Penelitian ini tidak sejalan dengan Mubtadi et al (2018) yang

menyatakan bahwa islamic corporate governance berpengaruh signifikan

terhadap pencegahan fraud. Implementasi prinsip-prinsip syariah dalam

keuangan islam meliputi pelarangan riba, pelarangan penipuan (tadlis),

penghindaran spekulasi (gharar), pelarangan penjudian (maysir).

Menerapkan akad- akad syariah dan pengelolaan dana zakat sesuai syariah.

Jadi, fraud pada perbankan syariah bisa dicegah dengan implementasi

islamic corporate governance.

10. Pengaruh Risk Management terhadap Fraud Prevention

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa Risk management terhadap Fraud

prevention menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,041 dengan nilai t-

statistic sebesar 0,531. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,9850. Hal ini

berarti Risk management belum dapat berkontribusi dalam Fraud

prevention pada perbankan dan asuransi syariah, sehingga hipotesis

kesepuluh (Ha10) ditolak.

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa manajemen risiko belum

dapat berpengaruh pada pencegahan fraud. Hasil penelitian ini

menjelaskan bahwa perusahaan walaupun telah menerapkan risk

management terkait pengelolaan risiko operasional, keuangan dan strategis

belum dapat mencegah terjadinya indikasi fraud. Perusahaan perbankan

dan asuransi syariah harus memiliki standar operasional prosedur yang

jelas yang diketahui semua pengurus dan karyawan dengan sanksi yang

146 tegas bagi pelanggarnya. Dengan adanya sanksi yang tegas karyawan akan takut akan melakukan kecurangan pada perusahaan. Selanjutnya terkait pengelolaan risiko operasional perusahaan perbankan dan asuransi syariah harus melakukan rekrutmen karyawan yang kompeten, melakukan rotasi karyawan, dan melakukan pemisahan tugas yang jelas yang akan memperkaya praktik memperkaya diri sendiri.

Segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing termasuk manajemen risiko, manajemen risiko tidak akan dijalankan dengan baik jika individu tidak peduli dan tidak mau melakukan aturan yang disepakati untuk kepentingan bersama. Faktor manusia merupakan kendala yang paling sering dijumpai. Sifat manusia yang serakah dan kebutuhan yang semakin meningkat mendorong seseorang untuk memperoleh uang lebih banyak walau dengan cara-cara yang tidak dibenarkan, sebaik apapun sistem yang diterapkan tidak akan efektif jika personilnya tidak menjalankan dengan baik.

Maka perlu adanya perekrutan dan mempekerjakan pegawai yang tepat agar dapat mencegah kecurangan, perusahaan yang dikelola dengan baik mengimplementasikan kebijakan penyaringan yang efektif untuk menggurangi kemungkinan mempekerjakan orang-orang yang tingkat kejujurannya rendah.

Hasil penelitian ini didukung oleh fraud pentagon theory yang menjelaskan hal yang mendorong upaya terjadinya fraud meliputi arrogance. Adanya sifat superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa

147

bahwa kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya. Adanya keahlian

karyawan untuk mengabaikan kebijakan yang telah dibuat untuk

memenuhi kepentingan pribadinya. Maka dapat disimpulkan bahwa sebaik

apapun manajemen risiko yang sudah dibuat namun tidak akan efektif jika

personilnya tidak menjalankan dengan baik Sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Hanafi (2010) bahwa faktor penyebab seseorang

melakukan tindakan korupsi adalah faktor dorongan dalam diri sendiri

(keinginan, hasrat, kehendak, dan sebagainya).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Kwatingtyas (2017) yang

menunjukkan bahwa manajemen risiko berpengaruh positif terhadap

pencegahan fraud. pengelolaan risiko pada perusahaan tersebut merupakan

upaya untuk mencegah terjadinya fraud. pada dimensi pengelolaan

keuangan, perusahaan tersebut telah memiliki standar operasional prosedur

yang jelas yang diketahui semua pengurus dan karyawan dengan sanksi

yang tegas bagi pelanggarnya. Hal tesebut merupakan cara menutup celah

terjadinya fraud.

11. Pengaruh Internal Control terhadap Fraud Prevention

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode

bootstrapping menunjukkan bahwa internal control terhadap fraud

prevention menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,820 dengan nilai t-

statistic sebesar 6,440. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9850. Hal

ini berarti internal control memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05

148 terhadap fraud prevention yang berarti sesuai dengan hipotesis kesebelas.

Hal ini berarti hipotesis kesebelas (Ha11) diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Tunggal.,2010; Zelmiyanti dan

Anita.,2015; Soleman.,2013; Nisak Chainun et al., 2013; Lorensa et al.,2018; Tuannakotta.,2007) yang menyatakan bahwa pengendalian internal berpengaruh terhadap pencegahan fraud. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perbankan dan asuransi syariah telah menerapkan pengendalian internal yang baik pada perusahaannya. Pencegahan fraud sangat efektif jika dimulai dari internal perusahaan, karena pihak internal memiliki peran yang sangat penting dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk membangun sistem pengendalian internal yang baik agar dapat mencegah kecurangan yang terjadi di perusahaan. Pengendalian internal merupakan rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang ditetapkan (Tunggal,2011)

Hasil penelitian ini sesuai dengan fraud pentagon theory yang menjelaskan 5 hal penyebab terjadinya kecurangan. salah satunya, adanya kesempatan. Fraud yang terjadi akibat adanya kesempatan merupakan fraud yang timbul akibat lemahnya dan tidak efektifnya sistem pengendalian internal. Hal ini menunjukan bahwa untuk mencegah fraud pada perusahaan Perbankan dan Asuransi Syariah dengan pengendalian

149

internal. Semakin baik pengendalian internal maka semakin tinggi

pencegahan fraud yang dimana dapat mengurangi tingkat fraud yang

terjadi dalam suatu perusahaan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan (Mufidah dan Sari., 2018;

Fauzya.,2017) yang menyatakan bahwa pengendalian internal tidak

berpengaruh terhadap pencegahan fraud, hal tersebut dikarenakan efektif

atau tidak efektifnya sistem pengendalian internal tidak menjamin

menurunnya fraud, walaupun sistem pengendalian internal sudah efektif

kecenderungan fraud masih terjadi.

12. Pengaruh Corporate Culture terhadap Fraud Prevention melalui

Internal Control.

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel

menunjukkan nilai t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu 2,057 > 1,9850.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa internal control dapat

dijadikan variabel intervening didalam pengaruh secara tidak langsung

antara corporate culture terhadap fraud prevention. Hal ini berarti

hipotesis keduabelas (Ha12) diterima.

Hasil dari hipotesis keduabelas ini membuktikan bahwa internal

control dapat dijadikan sebagai variabel intervening didalam pengaruh

tidak langsung corporate culture terhadap fraud prevention. Hasil

penelitian ini sejalan dengan (Zelmiyanti dan Anita.,2015; Lorensa et al.,

2018) yang menyatakan bahawa komponen pengendalian internal

150 merupakan variabel yang dapat mengintervening pengaruh budaya organisasi terhadap pencegahan kecurangan.

Budaya organisasi bertugas sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian yang memberikan panduan dan perilaku serta sikap anggotanya. Hal ini menjelaskan penerapan budaya organisasi khususnya pada pengendalian internal bermanfaat untuk meningkatkan keefektifan suatu organisasi sehingga dapat mempengaruhi pencegahan kecurangan.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dengan adanya internal control yang menerapkan nilai-nilai perusahaan meliputi integritas, etika, komitmen, jujur, bertanggung jawab, dan objektif dalam setiap penerapannya oleh karyawan maka akan menciptakan lingkungan perusahaan yang terstruktur untuk upaya dalam mencegah terjadinya fraud. Pegawai baru dalam perusahaan belum bisa menjalankan semua peraturan-peraturan yang diterapkan perusahaan secara langsung, tetapi dengan adanya internal control terkait kebijakan, prosedur dan SOP yang didalamnya sudah mengimplementasikan nilai-nilai budaya organisasi yang kuat akan mengarahkan pegawai tersebut untuk menjalankan peraturan yang ada. Hal itu juga akan terjadi pada karyawan yang sudah lama, ketika peraturan tersebut sudah membudaya dalam perusahaan, jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang ada maka karyawan tersebut akan mendapat sanksi yang tegas. Budaya organisasi yang diterapkan melalui pengendalian internal akan memicu karyawan untuk berfikir, berperilaku, dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai organisasi yang

151

meliputi professional, percaya pada rekan, disiplin, fokus terhadap

pencapaian target, saling mendukung, sehingga penerapan budaya

organisasi melalui pelaksanaan internal control dapat mencegah timbulnya

fraud pada perbankan dan asuransi syariah.

13. Pengaruh Accounting Principle Compliance terhadap Fraud

Prevention melalui Internal Control.

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel

menunjukkan nilai t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu 2,931 > 1,9850.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa internal control dapat

dijadikan variabel intervening didalam pengaruh secara tidak langsung

antara accounting principle compliance terhadap fraud prevention. Hal ini

berarti hipotesis ketigabelas (Ha13) diterima.

Hasil dari hipotesis ketigabelas ini membuktikan bahwa internal

control dapat dijadikan sebagai variabel intervening didalam pengaruh

tidak langsung accounting principle compliance terhadap fraud

prevention. Hasil penelitian ini didukung oleh (Wilopo.,2006;

Thoyibatun.,2009) yang menyatakan jika semakin manajemen sebuah

organisasi taat pada aturan akuntansi, maka semakin rendah

kecenderungan kecurangan akuntansi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa accounting principle

compliance melalui internal control dapat mencegah seseorang dalam

melakukan tindakan fraud dalam bekerja, sehingga kecurangan seperti

kecurangan laporan keuangan dan penyalahgunaan aset dapat

152 diminimalisir. Hal ini sejalan dengan penelitian Wolk and Tearney (1997) dalam Mufidah dan Sari (2018) yang menjelaskan bahwa kegagalan penyusunan laporan keuangan dan penyalahgunaan asset yang disebabkan karena ketidaktaatan pada aturan akuntansi, di mana hal tersebut akan menimbulkan kecurangan. Maka dari itu dengan adanya ketaatan aturan akuntansi yang diterapkan dalam kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang dimana akan semakin baik pengendalian internal pada perusahaan Perbankan dan Asuransi Syariah yang dampaknya akan meminimalisir terjadinya fraud.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dengan adanya internal control yang menerapkan ketaatan pada aturan akuntansi pada penerapannya oleh karyawan bagian keuangan maka akan menciptakan laporan keuangan yang andal dan bermanfaat yang dapat mencegah terjadinya fraud. Ketika peraturan terkait ketaatan aturan akuntansi tersebut sudah tertera pada prosedur, kebijakan serta SOP pada internal control suatu perusahaan maka akan menghasilkan laporan yang andal,objektif, konsistensi dan bermanfaat bagi kepentingan pihak internal maupun pihak eksternal. Jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang ada maka karyawan tersebut akan mendapat sanksi yang tegas. Ketaatan aturan akuntansi yang diterapkan melalui pengendalian internal akan memicu karyawan untuk patuh dan taat sehingga penerapan Ketaatan aturan akuntansi melalui pelaksanaan internal control dapat mencegah timbulnya fraud pada perbankan dan asuransi syariah.

153

14. Pengaruh Effectiveness Technology Information terhadap Fraud

Prevention melalui Internal Control.

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel

menunjukkan nilai t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu 1,355 < 1,9850.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa internal control tidak dapat

dijadikan variabel intervening didalam pengaruh secara tidak langsung

antara effectiveness technology information terhadap fraud prevention.

Hal ini berarti hipotesis keempatbelas (Ha14) ditolak.

Hasil dari hipotesis keempatbelas ini menunjukkan bahwa internal

control tidak bisa memediasi hubungan antara effectiveness technology

information terhadap fraud prevention. Dalam penelitian ini variabel

effectiveness technology information belum dapat berpengaruh langsung

signifikan terhadap internal control maupun fraud prevention. Walaupun

dengan menambahkan variabel intervening hubungan effectiveness

technology information terhadap fraud prevention juga pengaruh tidak

langsungnya masih sangat kecil. Maka internal control belum dapat

dijadikan variabel intervening didalam pengaruh secara tidak langsung

antara effectiveness technology information terhadap fraud prevention.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penyataan the treadway

commission mengenai hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi fraud,

yaitu menyusun dan mengimplementasikan pengendalian internal untuk

menyediakan penjaminan yang baik dan mencegah terjadinya fraud. Hasil

tersebut berkaitan dengan dimensi pengendalian internal dan perangkat

154 keamanan memperkuat fakta bahwa perusahaan perusahaan telah menerapkan suatu pengendalian yang baik.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Huslina et al., 2015; Maharsi.,2000., Widianingsih et al.,2018) yang menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap efektivitas sistem pencegahan fraud.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Korompis,2014) yang menyatakan bahwa dalam teknologi informasi terdapat komponen berupa people atau orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi, procedure yang merupakan proses mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data yang berhubungan dengan aktivitas organisasi, kegiatan atau proses bisnis, software, dan infrastruktur informasi teknologi seperti komputer dan peralatan lainnya, dan terkadang komponen- komponen tersebut dapat mengalami error atau kesalahan. Hal tersebut dapat mengakibatkat terjadinya fraud pada perusahaan.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa walaupun adanya internal control dalam implementasi teknologi informasi masih belum dapat mencegah terjadinya fraud. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pencegahan fraud dapat diminimalisir dengan adanya pengendalian internal yang baik. Pengendalian internal dapat ditingkatkan dengan teknologi informasi yang memadai. Namun,

Teknologi informasi memiliki risiko keamanan dan kehilangan data yang mengakibatkan belum dapat meminimalisir terjadinya fraud sehingga

155

perusahaan harus menerapkan pengendalian IT khusus seperti pengaturan

fungsi IT, Pengembangan sistem dan pengamanan fisik online.

15. Pengaruh Islamic Corporate Governance terhadap Fraud Prevention

melalui Internal Control.

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel

menunjukkan nilai t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu 2,761 > 1,9850.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa internal control dapat

dijadikan variabel intervening didalam pengaruh secara tidak langsung

antara islamic corporate governance terhadap fraud prevention. Hal ini

berarti hipotesis kelimabelas (Ha15) diterima.

Hasil dari hipotesis kelimabelas ini membuktikan bahwa internal

control dapat dijadikan sebagai variabel intervening didalam pengaruh

tidak langsung islamic corporate governance terhadap fraud prevention.

Hasil penelitian ini didukung oleh Balqis (2017) yang menyatakan bahwa

islamic corporate governance berpengaruh terhadap pencegahan fraud.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa islamic corporate

governance dapat mencegah seseorang dalam melakukan tindakan fraud

dalam bekerja melalui internal control karena corporate governance

merupakan salah satu yang terdapat pada pengendalian internal. Dengan

adanya label syariah pada intstitusi perbankan dan asuransi sehingga

penting bagi manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk menjaga

nama baik lembaga syariah agar tidak tercemar dengan tindakan fraud. Hal

ini dapat dilakukan perusahaan dengan memberikan pelatihan terkait

156

pemahaman kepada karyawan baru maupun lama mengenai tata kelola

perusahaan yang didasari nilai-nilai islami dan diterapkan secara

keberlanjutan. Maka jika tata kelola secara islami diterapkan secara baik

akan memperkuat pengendalian internal suatu perusahaan yang

dampaknya akan meminimalisir terjadinya fraud pada perbankan dan

asuransi syariah.

16. Pengaruh Risk management terhadap Fraud Prevention melalui Internal Control.

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel

menunjukkan nilai t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu 1,355 < 1,9850.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa internal control tidak dapat

dijadikan variabel intervening didalam pengaruh secara tidak langsung

antara risk management terhadap fraud prevention. Hal ini berarti

hipotesis keenambelas (Ha16) ditolak.

Dalam penelitian ini variabel risk management memiliki hubungan

pengaruh langsung terhadap internal control namun belum memiliki

hubungan pengaruh langsung terhadap fraud prevention. Walaupun dengan

menambahkan variabel intervening antara hubungan risk management

terhadap fraud prevention, hasil yang didapat masih belum memiliki

pengaruh yang signifikan. Maka internal control belum dapat dijadikan

variabel intervening didalam pengaruh secara tidak langsung antara

effectiveness technology information terhadap fraud prevention.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Kwatingtyas (2017) yang

menunjukkan bahwa manajemen risiko berpengaruh positif terhadap

157 pencegahan fraud. pengelolaan risiko pada perusahaan tersebut merupakan upaya untuk mencegah terjadinya fraud. pada dimensi pengelolaan keuangan, perusahaan tersebut telah memiliki standar operasional prosedur yang jelas yang diketahui semua pengurus dan karyawan dengan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya. Hal tesebut merupakan cara menutup celah terjadinya fraud.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dengan adanya internal control yang menerapkan manajemen risiko pada penerapannya belum dapat mencegah terjadinya fraud. manajemen risiko tidak akan dijalankan dengan baik walaupun melalui penerapan pengendalian internal jika individu tidak peduli dan tidak mau melakukan aturan yang disepakati untuk kepentingan bersama. Faktor manusia merupakan kendala yang paling sering dijumpai. Sifat manusia yang serakah dan kebutuhan yang semakin meningkat mendorong seseorang untuk memperoleh uang lebih banyak walau dengan cara-cara yang tidak dibenarkan, sebaik apapun sistem yang diterapkan tidak akan efektif jika personilnya tidak menjalankan dengan baik maka kecurangan pada perusahaan akan terus terjadi. Maka perlu adanya perekrutan dan mempekerjakan pegawai yang tepat agar dapat mencegah kecurangan, perusahaan yang dikelola dengan baik mengimplementasikan kebijakan penyaringan yang efektif untuk menggurangi kemungkinan mempekerjakan orang-orang yang tingkat kejujurannya rendah.

158

Tabel 4.15 Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil No Hipotesis Pengujian 1 Ha1: Corporate Culture terhadap Internal Control Diterima

2 Ha2: Accounting Principle Compliance terhadap Diterima Internal Control 3 Ha3: Effectiveness of Technology Information Ditolak terhadap Internal Control 4 Ha4: Islamic Corporate Governance terhadap Diterima Internal Control 5 Ha5 : Risk Management terhadap Internal Control Diterima D6 Ha6: Corporate Culture terhadap Fraud Prevention Ditolak

7 Ha7: Accounting Principle Compliance terhadap Ditolak

Fraud Prevention 8 Ha8: Effectiveness of Technology Information Ditolak terhadap Fraud Prevention 9 Ha9: Islamic Corporate Governance terhadap Ditolak Fraud Prevention 10 Ha10: Risk Management terhadap Fraud Prevention Ditolak 11 Ha11: Internal Control terhadap Fraud Prevention Diterima

12 Ha12: Corporate Culture terhadap Internal Control Diterima

dan dampaknya terhadap Fraud Prevention

13 Ha13: Accounting Principle Compliance terhadap Diterima

Internal Control dan dampaknya terhadap Fraud Prevention 14 Ha14: Effectiveness of Technology Information Ditolak terhadap Internal Control dan dampaknya terhadap Fraud Prevention 15 Ha15: Islamic Corporate Governance terhadap Diterima Internal Control dan dampaknya terhadap Fraud Prevention 16 Ha16: Risk Management terhadap Internal Control Ditolak

dan dampaknya terhadap Fraud Prevention

Data primer yang diolah, 2019

159

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate culture,

accounting principle compliance, technology information control, islamic

corporate governance, dan risk management terhadap internal control dan

dampaknya terhadap fraud prevention. Responden dalam penelitian ini

berjumlah 98 staf keuangan perbankan syariah dan asuransi syariah di DKI

Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian

yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan SmartPLS

3.0, Uji Preacher dan Hayes, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Corporate culture berpengaruh secara signifikan terhadap internal

control. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Zelmiyanti dan Anita., 2015; Ribaati.,2003; Lorensa et al.,2018).

2. Accounting principle compliance berpengaruh terhadap internal

control.

3. Effectiveness Of Technology Information tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap internal control. Hasil penelitian ini sesuai dengan

Bronner (2011) dan Grant (2008)

4. Islamic Corporate Governance berpengaruh secara signifikan terhadap

internal control.

5. Risk management berpengaruh secara signifikan terhadap Internal

Control.

160

6. Corporate culture tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fraud

prevention. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Melati., 2017; Zulkarnain., 2013; Faisal., 2013; Rahmanta et al.,

2014), namun tidak sejalan dengan penelitian (Robbin et al., 2013;

Pramudita., 2013; Prisliyanti., 2013; Rahmanta et al., 2014)

7. Accounting principle compliance tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap fraud prevention. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Amrizal.,2004; Putro.,2009), namun tidak sejalan

dengan penelitian (Mufidah dan Sari.,2018; Oktavia.,2017).

8. Effectiveness of Technology Information tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap fraud prevention. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Korompis (2014), namun tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Huslina et al., 2015;

Maharsi.,2000)

9. Islamic corporate governance tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap fraud prevention. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Rahmawaty.,2018; Najib dan Rini., 2016;

In‟airat.,2015., Rahmanty.,2013)

10. Risk Management tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Fraud

Prevention. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Khalid & Amjad., 2012; Abdullah et al., 2011;

Kwatingtyas, 2017; Sanusi et al., 2015)

161

11. Internal control berpengaruh secara signifikan terhadap Fraud

Prevention. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Tunggal.,2010; Zelmiyanti dan Anita.,2015; Soleman.,2013;

Nisak Chainun et al., 2013; Lorensa et al.,2018; Tuannakotta.,2007),

namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mufidah

dan Sari., 2018; Fauzya.,2017).

12. Internal control bisa memediasi hubungan antara corporate culture

dengan fraud prevention. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Zelmiyanti dan Anita.,2015; Lorensa et al., 2018).

13. Internal control bisa memediasi hubungan antara accounting principle

compliance dengan fraud prevention.

14. Internal control tidak bisa memediasi hubungan antara effectiveness

technology information dengan fraud prevention. .

15. Internal control bisa memediasi hubungan antara islamic corporate

governance dengan fraud prevention.

16. Internal control tidak bisa memediasi hubungan antara risk

management dengan fraud prevention.

B. Implikasi Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

berharga dalam dunia akademis, yaitu dalam mempelajari teori-teori yang

berhubungan dengan corporate culture, accounting principle compliance,

technology information control, islamic corporate governance, dan risk

managemen, internal control dan fraud

162

Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam

mendeteksi fraud melalui tindakan pencegahan, karena mencegah adalah

langkah awal dalam mengurangi faktor-faktor penyebab tindakan kecurangan.

Sehingga dengan diketahuinya faktor-faktor penyebab kecurangan diharapkan

fraud yang terjadi pada perusahaan dapat menurun.

Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

memantau corporate culture yang dibangun perusahaan, Penerapan

accounting principle compliance dan effectiveness of technology information

yang lebih baik, memperhatikan fungsi dan peran islamic corporate

governance, , serta mempertakan risk management untuk meningkatkan

internal control agar dapat meminimalisir terjadinya fraud.

C. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian, diantaranya:

1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada

penggunaan kuesioner dengan penilaian secara persepsi pribadi (self

rating)

2. Populasi pada penelitian ini hanya difokuskan pada staf keuangan

perbankan syariah dan asuransi syariah, tanpa melihat unsur-unsur

lain yang terlibat secara tidak langsung terhadap Internal Control dan

Fraud Prevention.

163

D. Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian di atas, berikut adalah saran yang

dapat dipertimbangkan bagi peneliti yang akan datang, yaitu:

1. Pada peneliti selanjutnya disamping menggunakan kuesioner juga

melakukan wawancara dan mengidentifikasi data sekunder sebagai

bahan pertimbangan dalam menilai objektifitas jawaban responden.

2. Pada peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih

besar agar dapat mengeneralisasi hasil penelitian.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel lain

seperti organizational commitment, Assimetris Information, dan fraud

detection

164

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M., Shahimi, S., & Ghafar Ismail, A. (2011). Operational risk in Islamic banks: examination of issues. Qualitative Research in Financial Markets, 3(2), 131–151. https://doi.org/10.1108/17554171111155366 Abdullahi, R., & Mansor, N. (2015). Fraud Triangle Theory and Fraud Diamond Theory . Understanding the Convergent and Divergent For Future Research. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences, 5(4), 38–45. https://doi.org/10.6007/IJARAFMS/v5- 3/1823 Agoes, S. (2012). Auditing. Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik (1st ed.). Jakarta: Salemba Empat. Ahrianti, D., Basuki, P., & Widiastuty, E. (2015). Analisis pengaruh sistem pengendalian internal, asimetri informasi, perilaku tidak etis dan kesesuaian kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur. InFestasi, 11(1), 41–55. Albrecht, W. S., Albrecht, C., & Albrecht, C. C. (2008). Current Trends in Fraud and its Detection. Information Security Journal: A Global Perspective. Amaliah, B., Januarsi, Y., & Ibrani, E. (2002). Perspektif Fraud Diamond Theory Dalam Menjelaskan Earnings Management Non-GAAP Pada Perusahaan. Jaai, 19(Rezaee), 51–67. Amrizal. (2004). No Title. In Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Audit. Bandung: Alfabeta. Arens, A. A. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi (1st ed.). Jakarta: Erlangga. Asrori. (2014). Implementasi Islamic Corporate Governance Dan Implikasinya Terhadap Kinerja Bank Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi, 6(1): 90–102. Bartenputra, A. (2016). Pengaruh Kesesuaian Kompensasi, Ketaatan Akuntansi, dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Artikel Ilmiah. BPK. (2013). No Title. BPK RI Telah Memeriksa 597 Objek Pemeriksaan Kinerja Dan 69 Objek Pemeriksaan Keuangan. BPKP. (2008). Fraud Auditing (5th ed.). Bogor: Pusdiklatwas BPKP. Cyntia, T. (2016). Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon pada Sektor Keuangan dan Perbankan di Indonesia. Simposium

165

Nasional Akuntansi XIX, 1–21. Diyanti, V., Kecerdasan, P., Terhadap, E., Dosen, K., Pada, W., Hapsoro, D., … Daerah, I. O. (2012). Penyebab dan dampak sanksi badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (bapepam-lk) terhadap emiten (Vol. 6). Dorminey, J., Fleming, S., Kranacher, M.-J., & Riley, R. (2012). The Evolution of Fraud Theory. American Accounting Association: Issues in Accounting Education. Einsenhardt, K. M. (1989). Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of Management Review (14th ed.). Fitriyah, N. H. (n.d.). Pengaruh sistem pengendalian intern, ketaatan pada asas akuntansi, dan sistem kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Francis, R. D., Armstrong, A. F., & Foxley, I. (2015). Whistleblowing: A Three Part View. Journal of Financial Crime, 22(2). Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21 (7th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I. (2015). Konsep, Teknik, dan Aplikasi Menggunakan Program Smart PLS 3.0 (2nd ed.). Semarang: Salemba Empat, Universitas Diponegoro. Halbouni, S. S., Obeid, N., & Garbou, A. (2016). Corporate governance and information technology in fraud prevention and detection: Evidence from the UAE. Managerial Auditing Journal, 31(6–7), 589–628. https://doi.org/10.1108/MAJ-02-2015-1163 Hamdani, R., & Albar, A. R. (2016). Internal controls in fraud prevention effort: A case study. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 20(2), 127–135. https://doi.org/10.20885/jaai.vol20.iss2.art5 Hameed, S., Wirman, A., Alrazi, B., Nazli, M., & Pramono, S. (2004). Alternative disclosure and performance measures for Islamic banks. In Proceedings: Conference on Administrative Sciences King Fahd University of Petroleum and Minerals: Saudi Arabia. In’airat. Hartono, J., & Willy, A. (2014). Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE. Horwath, C. (2011). Article on Fraud. K, M. Y., H, A. K. A., & Simon, J. (2015). Fraudulent Financial Reporting: An Application of Fraud Models to Malaysian Public Listed Companies. The Macrotheme Review, 4(3), 126–145. Khalid, S., & Amjad, S. (2012). Risk management practices in Islamic banks of

166

Pakistan. Journal of Risk Finance, 13(2), 148–159. https://doi.org/10.1108/15265941211203198 Kwatingtyas, L. P. A. (2017). Pengaruh Pengendalian Internal dan Manajemen Risiko Pada Good Corporate Governance Serta Implikasinya Dalam Pencegahan Fraud. Tesis. Lestari, I. T., Gunawan, H., & Purnamasari, P. (2016). Pengaruh Peran Audit Internal dan Efektivitas Whistleblowing System Terhadap Pencegahan Fraud (Survei Pada Bank Umum Syariah di Kota Bandung, Jawa Barat). Prosiding Akuntansi, 2(1), 205–212. Litbang, K. (2009). Implementasi Good Corporate Governance di Sektor Swasta: BUMN dan BUMD. Jakarta. Maradita, A. (2012). Karakteristik Good Corporate Governance Pada Bank Syariah dan Bank Konvensional. Yuridika, 29(2). McKeown, Patrick G., 2001. Information Technology and The Networked, & Economy, H. O. (2001) Mufidah, & Sari, A. P. (2018). Ekonomis : Journal of Economics and Business Vol.2 No.2 September 2018. Journal of Economics and Business, 2(2), 218– 234. Muhammad, R., & Ridwan. (2017). Pengaruh Kesesuaian Kompensasi, Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, dan Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Kecurangan Akuntansi Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi. Najib, H., & Rini. (2016). Sharia Compliance , Islamic Corporate. Akuntansi Dan Keuangan Islam, 4.2(i), 131–146. Ndege, O., Odhiambo, J., Prof, A., & Byaruhanga, J. (2015). Effect of Internal Control on Fraud Detection and Prevention in District Treasuries of Kakamega County. 4(1), 47–57. Oktavia, tiara. (2017). Empirical Study in SKPD of Riau Provinces). In Pengaruh Tata Kelola Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Internal, Peran Auditor Internal, Dan Ketaatan Aturan Akuntansi Terhadap Pencegahan Kecurangan (Studi Empiris Pada SKPD Provinsi Riau) (Vol. 4). Priantara, D. (2013). Fraud Auditing & Investigation. Jakarta: Mitra Wacana Media. Putra, A. M., O., M. L., & Maemunah, M. (2017). Pengaruh Audit Investigasi dan Efektivitas Whistleblowing System terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud). Prosiding Akuntansi, 3(2), 183–187. Rahman, R. A., & Anwar, I. S. K. (2014). Effectiveness of Fraud Prevention and

167

Detection Techniques in Malaysian Islamic Banks. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 145(August 2014), 97–102. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.06.015 Rahmawati, Ardiana Peni, dan I. S. (2012). Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Moralitas Manajemen Terhadap Kecenderungan Kecurangan. Undip. Rahmayani, and R. 2017. (2017). Pengaruh Islamic Corporate Governence Dan Internal Control Terhadap Indikasi Terjadinya Fraud Di Bank Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi. Reskino, H. (2016). No Title. Pengaruh Budaya Organisasi, Pelaksanaan Tanggung Jawab, Otonomi Kerja, Dan Ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Auditor, 9, 55–72. Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku Organisasi (2nd ed.). Jakarta: Salemba Empat. Robinson, S., Robertson, J. C., & Curtis, M. B. (2012). The Effects of Contextual and Wrongdoing Attributes on Organizational Employees Whistleblowing Intentions Following Fraud. Journal of Business Ethics, 106, 213–227. Rudewicz, F., & Partner. (2011). The Fraud Diamond : Use of Investigative Due Diligence to Identify the “ Capability Element of Fraud .” CTTMA NEWSLETTER, 4(1), 1–13. Sanusi, Z. M., Rameli, M. N. F., & Isa, Y. M. (2015). Fraud Schemes in the Banking Institutions: Prevention Measures to Avoid Severe Financial Loss. Procedia Economics and Finance, 28(April), 107–113. https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)01088-6 Shintadevi, P. F. (2016). Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi Dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dengan Perilaku Tidak Etis Sebagai Variabel Intervening. Nominal, Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 4(2). https://doi.org/10.21831/nominal.v4i2.8003 Sukarno, K., & ; Syaichu, M. (2006). No Title. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia, 3(2), 46. Sula, Atik Emilia, Moh Nizarul Alim, and P. (2014). Pengawasan, Strategi Anti Fraud Dan Audit Kepatuhan Syariah Sebagai Upaya Fraud Prefentive Pada Lembaga Keuangan Syariah. 02(2): 91–100. Retrieved from http://journal.trunojoyo.ac.id/jaffa/article/view/764/673. Sulistiyowati, F. (2007). Pengaruh kepuasan gaji dan kultur organisasi terhadap persepsi aparatur pemerintah daerah tentang tindak korupsi. Jaai, 11(1), 47– 66.

168

Syakhroza, A. (2003). Teori Corporate Governance. Jakarta: Majalah Usahawan. Tuanakotta, T. (2012). Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta: Salemba Empat. Tuanakotta, T. M. (2014). Akuntansi Forensik & Audit Investigatif. Jakarta: Salemba Empat. Tunggal, A. (2011). Pengantar Internal Auditing. Jakarta: Harvarindo. Warren, Carl S., James M. Reeve, and P. E. F. (2009). Accounting (21st Editi). Australia South-Western, , OH. Widianingsih, R., Maghfiroh, S., & Sunarmo, A. (2018). PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN ACCOUNTING REPORTING. XVII(2), 110–123. Widuri, R., & Paramita, A. (2007). Governance Pada Pt Aneka Tambang Tbk. Journal The WINNERS, 8(9), 126–138. Widyastuti, R. B. A. (2013). No Title. Kompetisi Industri Perbankan Indonesia, 15, 4. https://doi.org/https://doi.org/10.21098/bemp.v15i4.74 Wilkinson, Joseph W., Michael J. Cerullo, Vasant Raval, B. W. (2000). Accounting information system (Canada). Jhon Willey & Sons,Inc. Wolfe, D. T., & Hermanson, D. R. (2004). The Fraud Diamond : Considering the Four Elements of Fraud. 74(12), 38–42. Yamin, S., & Kurniawan, H. (2011). Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan PLS Path-Modeling dengan Software XLSTAT, SartPLS, dan Visual PLS (1st ed.). Jakarta: Salemba Infotek. Zelmiyanti, R., & Anita, L. (2015). Budaya Organisasi Thd Pencegahan Fraud. 8(10), 67–76.

169

LAMPIRAN

170

Lampiran 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner

171

Jakarta, 14 Februari 2019 Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat

Dengan hormat,

Sebelumnya kami memohon maaf karena telah mengganggu waktu Bapak/Ibu/Sdr/i. Sehubungan dengan tugas penelitian sebagai Dosen dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, kami bermaksud melakukan penelitian bersama dengan komposisi Tim sebagai berikut:

1. Reskino, SE, M.Si., Ak., CA., CMA., CERA (Ketua Tim) 2. Siska Sivvani Dwi Sapitri (Anggota) Dengan judul “Faktor-Faktor Determinant Fraud Prevention: Peran Internal Control Sebagai Variabel Intervening”.

Untuk itu, kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk berkenan menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi lembar kuesioner secara lengkap. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan kami jaga sesuai dengan etika penelitian.

Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang memubutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi Siska Sivvani Dwi Sapitri di telepon 081291624219 atau email [email protected]. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini, saya ucapkan terima kasih.

Salam, Ketua Tim Peneliti,

Reskino, SE, M.Si., Ak., CA., CMA., CERA NIP. 19740928 200801 2 004

172

Lampiran 2 Surat Keterangan

173

174

175

176

177

178

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

179

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR DETERMINANT FRAUD PREVENTION: PERAN INTERNAL CONTROL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Oleh:

SISKA SIVVANI DWI SAPITRI NIM: 11150820000060

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERISITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

180

Jakarta, 09 Juli 2019

Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat

Dengan hormat,

Sebelumnya kami memohon maaf karena telah mengganggu waktu Bapak/Ibu/Sdr/i. Sehubungan dengan tugas penelitian sebagai Dosen dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, kami bermaksud melakukan penelitian bersama dengan komposisi Tim sebagai berikut:

3. Reskino, SE, M.Si., Ak., CA., CMA., CERA (Ketua Tim) 4. Siska Sivvani Dwi Sapitri (Anggota) Dengan judul “Faktor-Faktor Determinant Fraud Prevention: Peran Internal Control Sebagai Variabel Intervening”.

Untuk itu, kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk berkenan menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi lembar kuesioner secara lengkap. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan kami jaga sesuai dengan etika penelitian.

Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang memubutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi Siska Sivvani Dwi Sapitri di telepon 081291624219 atau email [email protected]. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini, saya ucapkan terima kasih.

Salam,

Ketua Tim Peneliti,

Reskino, SE, M.Si., Ak., CA., CMA., CERA

NIP. 19740928 200801 2 004

181

Nomor: ..….. (diisi oleh peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ……………………………………….. (boleh tidak diisi) 2. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan 3. Usia : < 25 Tahun 36 - 40 Tahun

25 - 30 Tahun 41 - 45 Tahun

31- 35 Tahun > 45 Tahun

4. Nama Perusahaan : ………………………………….……….. 5. Posisi/Jabatan saat ini : …………………………………………... 6. Lokasi Perusahaan : Jakarta Utara Jakarta Barat

Jakarta Pusat Jakarta Selatan

Jakarta Timur

7. Pendidikan Formal : D3 S2

S1 S3

8. Pengalaman Kerja : < 3 Tahun 7 - 10 Tahun

3 - 6 Tahun > 10 Tahun

182

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Berilah tanda silang (X) untuk setiap pernyataan yang menggambarkan persepsi anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS) 4= Setuju (S) 2= Tidak Setuju (TS) 5= Sangat Setuju (SS) 3= Netral (N

Corporate Culture (Budaya Organisasi)

Corporate Culture adalah suatu norma yang terdiri dari suatu keyakinan, sikap, nilai dasar, dan pola perilaku yang dilakukan setiap karyawan dalam suatu organisasi(Tunggal,2007;2).

No Pernyataaan STS TS N S SS

Inovasi dan pengambilan keputusan

1 Saya diberi kepercayaan penuh oleh pimpinan dalam menyelesaikan pekerjaan

2 Saya mendapatkan kebebasan dalam bertindak untuk mengambil keputusan

Perhatian terhadap detail

3 Saya menyelesaikan pekerjaan dengan tepat dan cermat

4 Saya memperhatikan hal-hal detail dalam pekerjaan

Orientasi terhadap hasil

5 Saya berusaha meningkatkan efektivitas cara bekerja guna memperoleh hasil yang optimal

183

Orientasi terhadap individu

6 Saya merasa senang dengan pekerjaan yang saya jalani saat ini karena dapat memberi manfaat bagi perusahaan

Orientasi terhadap tim

7 Dalam melaksanakan pekerjaan, saya melakukan koordinasi dengan rekan kerja dan pimpinan

Agresifan

8 Saya senantiasa berbagi informasi pada rekan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan

Stabilitas

9 Saya menyampaikan hasil kinerja yang sesungguhnya kepada pimpinan

10 Saya mampu mengedepankan visi dan misi perusahaan daripada kepentingan pribadi

Islamic Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik)

Islamic corporate governance adalah suatu sistem yang dipakai untuk mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi (directing, controlling, dan supervising) pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis, dan produktif (E3P) oleh nilai-nilai moral dan sosial berdasarkan syariah (Bhati, 2003).

184

No Pernyataan STS TS N S SS

Transparansi (Transparency)

1 Saya dapat menyajikan laporan keuangan dengan akurat dan tepat waktu

2 Saya dapat menyampaikan uraian mengenai kondisi perusahaan yang sebenarnya

3 Saya selalu terbuka akan informasi dari laporan keuangan kepada para pengguna laporan keuangan

Akuntabilitas (Accountability)

4 Saya memahami pedoman Islamic corporate governance yang tertulis di mana di dalamnya mengatur secara rinci hak-hak dan kewajiban pekerja

5 Saya bersedia membuat pernyataan tertulis secara berkala bahwa saya taat pada pedoman kode etik yang telah ditentukan perusahaan

Pertanggungjawaban (Responsibilities)

6 Saya menerapkan sistem tata nilai dan budaya yang dianut perusahaan

7 Saya bekerja sesuai dengan standar operasional, prosedur, dan ketentuan yang berlaku

8 Saya menerapkan system tata nilai dan budaya yang dianut perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip syariah

185

No Pernyataan STS TS N S SS

Pertanggungjawaban (Responsibilities)

9 Saya bertanggungjawab dalam menjalankan tugas sebagai wujud tanggungjawaban kepada Allah SWT

Kemandirian (Independency)

10 Saya dapat bekerja secara mandiri sesuai dengan peran dan fungsi tugas yang saya miliki

11 Saya dapat melakukan pengambilan keputusan secara obyektif pada tugas yang saya miliki

Kewajaran (Fairness)

12 Saya dan seluruh pihak yang berkepentingan di perusahaan selalu diperhatikan oleh perusahaan berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran

13 Saya mendapatkan perlakuan yang setara dan wajar dari perusahaan sesuai dengan kontribusi dan manfaat yang saya berikan

14 Saya diberikan kesempatan untuk memberikan masukan dan pendapat untuk perusahaan serta memiliki akses mendapatkan informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan

Kepatuhan syariah (Shariah Compliance)

15 Saya jujur dan amanah dalam melaksanakan tugas

186

No Pernyataan STS TS N S SS

Kepatuhan syariah (Shariah Compliance)

16 Saya dapat memberikan infaq dan shadaqah untuk aktifitas sosial

17 Dalam transaksi tidak ada unsur riba

18 Dalam transaksi tidak ada unsur dzalim

19 Saya menghindari transaksi-transaksi yang tidak jelas atau meragukan

Efectiveness of Information Technology Information

Efectiveness of Information Technology Information adalah seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah, dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya(McKeown,2013)

No Pernyataan STS TS N S SS

Komputer

1 Saya telah menggunakan komputer untuk melaksanakan tugas

2 Proses akuntansi telah dilakukan secara komputerisasi menggunakan software yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku

3 Laporan akuntansi yang telah di buat dihasilkan dari sistem informasi yang terstruktur

187

No Pernyataan STS TS N S SS

Jaringan Internet

3 Saya menggunakan jaringan internet sesuai kebutuhan

4 Saya telah memanfaatkan jaringan internet diunit kerja sebagai penghubung dalam pengiriman informasi yang dibutuhkan

Accounting Principle (Ketaatan aturan akuntansi)

Accounting Principle adalah kepatuhan dalam menaati pedoman-pedoman yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan (Oktavia, 2017)

No Pernyataan STS TS N S SS

Persyaratan Pengungkapan

1 Dalam penyusunan laporan keuangan, saya menggunakan standar akuntansi keuangan

2 Saya menyajikan laporan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku

Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi kepentingan publik

3 Laporan keuangan yang disajikan dapat bermanfaat bagi kepentingan publik

4 Saya mempertimbangkan kepentingan pengguna laporan keuangan sebagai skala prioritas

188

No Pernyataan STS TS N S SS

Objektif

5 Bukti transaksi merupakan hal penting sebagai bukti dalam penyusunan laporan keuangan

6 Saya bersikap jujur secara intelektual dan adil dalam membuat laporan keuangan

7 Dalam menyusun laporan keuangan, saya harus berusaha membebaskan diri dari berbagai pengaruh kepentingan tertentu dari pihak lain yang bertentangan dengan ketentuan akuntansi

Memenuhi syarat kehati-hatian

8 Dalam melaksanakan tugas, saya harus memiliki tanggung jawab yang kompeten dan bersikap hati-hati

Memenuhi konsep konsistensi penyajian

9 Saya menggunakan pedoman dalam penyajian laporan keuangan yang konsisten sesuai dengan peraturan yang berlaku

10 Bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas, saya tetap harus mentaati ketentuan akuntansi secara konsisten

Risk Management (Manajemen Risiko)

Risk Management adalah kegiatan atau proses mengidentifikasi risiko, mengukur dan menilai risiko yang mungkin terjadi sehingga dapat menekan kerugian yang dihadapi perusahaan (COSO,2013)

189

No Pernyataaan STS TS N S SS

Risiko keuangan

1 Saya mampu mengambil tindakan yang tepat terhadap segala risiko keuangan yang terjadi dalam perusahaan

2 Saya telah menggunakan prinsip 5C (Characteristic,Capability, Capital, Collateral dan Condition) dalam menilai risiko

3 Saya melakukan penilaian risiko audit berdasarkan pemahaman terhadap bisnis perusahaan

Risiko operasional

4 Saya mampu mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan perusahaan

5 Saya harus memiliki pengetahuan yang kompeten untuk menangani risiko yang terjadi

6 Saya mampu menganalisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola

Risiko Strategis

7 Saya mampu menilai adanya perubahan yang mungkin berpengaruh signifikan terhadap kondisi perusahaan

8 Saya mampu mempertimbangkan kemungkinan adanya kecurangan dalam penilaian risiko

190

Internal Control (Pengendalian Internal)

Internal Control merupakan bagian dari sistem proteksi terhadap kecurangan yang di desain untuk mencegah irregularitas dan upaya pencegahan dini kecurangan (Silverstone, 2007).

No Pernyataan STS TS N S SS

Lingkungan Pengendalian

1 Saya memahami kode etik yang dimiliki oleh perusahaan

2 Saya dapat bertanggungjawab setiap tugas yang diberikan oleh perusahaan

3 Saya telah memahami tanggung jawab terkait pengendalian internal yang harus saya lakukan

Aktivitas Pengendalian

4 Saya berusaha untuk tidak menerima berbagai pembayaran fiktif yang ada di perusahaan

5 Saya dilatih untuk menerapkan sistem manajemen dan keuangan

6 Saya tidak pernah menerima suap dalam bentuk apapun

Penilaian Risiko

7 Saya sering berhadapan dengan risiko dalam upaya menyelesaikan tugas pekerjaan

8 Saya siap mengambil risiko dalam melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya

191

No Pernyataan STS TS N S SS

Komunikasi dan Informasi

9 Saya memahami konsep dan pentingnya pengendalian internal termasuk pembagian tanggung jawab

10 Saya turut serta mengkomunikasikan informasi untuk mengevaluasi seberapa baik pedoman dan kebijakan perusahaan serta diimplementasikan

11 Saya telah mengolah informasi akuntansi dan keuangan perusahaan dengan cepat dan tepat waktu

Aktivitas Pengawasan

12 Saya ikut serta dalam pemantauan untuk membantu dalam menilai kualitas kinerja perusahaan dari waktu ke waktu

13 Saya dapat bertanggungjawab jika saya tidak patuh terkait pengendalian internal

14 Saya memberitahukan kekurangan pengendalian internal kepada pihak yang bertanggung jawab

Fraud Prevention (Pencegahan Kecurangan)

Fraud prevention adalah upaya terintegrasi yang dapat menekan terjadinya faktor penyebab fraud (BPKP, 2008:37)

No Pernyataan STS TS N S SS

Ciptakan Kejujuran, Keterbukaan, dan Saling Membantu

1 Saya dapat mengimplementasikan program pengendalian anti fraud berdasarkan nilai-nilai yang dianut

192

perusahaan

2 Saya dapat bersikap jujur, terbuka dan saling membantu antar karyawan

3 Saya memiliki sikap tanggap terhadap segala sesuatu yang terjadi di perusahaan

4 Di perusahaan tempat saya bekerja, terjalin komunikasi yang positif dan kekeluargaan yang erat satu sama lain untuk saling mengingatkan kesalahan yang terjadi

Kesadaran Kecurangan

5 Saya dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kecurangan yang terjadi di perusahaan

6 Saya tidak pernah menerima suap dalam bentuk apapun

Program Bantuan Kepada Karyawan yang mengalami kesulitan

7 Saya mendapatkan perhatian dan bantuan dari perusahaan ketika sedang mengalami kesulitan ekonomi

Adanya Sanksi terhadap Segala Bentuk Kecurangan

8 Saya bersedia menerima sanksi dari perusahaan apabila terbukti melakukan tindak kecurangan

9 Saya dan karyawan yang lain saling bekerjasama guna minimalisir tindakan kecurangan di perusahaan

193

IDENTITAS RESPONDEN

No Jenis kelamin Usia Pendidikan Formal Pengalaman Kerja 1 1 4 2 4 2 1 3 2 4 3 1 2 2 1 4 2 2 2 2 5 2 2 2 2 6 1 6 2 4 7 1 3 2 1 8 1 2 2 2 9 2 2 2 2 10 1 2 2 2 11 1 2 2 2 12 1 4 2 2 13 2 5 2 3 14 2 2 2 2 15 2 2 2 2 16 1 4 2 2 17 2 1 2 1 18 1 2 2 1 19 1 2 1 2 20 1 3 3 4 21 1 6 2 4 22 1 6 1 3 23 1 3 2 4 24 2 3 2 3 25 2 2 2 2 26 2 1 2 1 27 1 3 2 2 28 1 4 2 3 29 1 3 2 3 30 2 1 2 2 31 1 4 2 4 32 2 6 2 4 33 2 3 2 3 34 1 4 2 3 35 1 3 2 3 36 1 2 2 2 37 2 2 2 2 38 2 2 2 2

194

No Jenis kelamin Usia Pendidikan Formal Pengalaman Kerja 39 1 6 2 3 40 1 3 2 3 41 1 2 2 2 42 2 5 2 3 43 1 2 2 2 44 1 2 2 2 45 1 4 2 3 46 2 4 2 3 47 2 4 2 3 48 2 4 2 3 49 1 4 2 3 50 2 1 2 1 51 1 2 2 2 52 1 6 3 4 53 2 2 2 3 54 1 6 2 4 55 1 3 2 3 56 1 2 2 2 57 2 4 2 2 58 1 2 2 1 59 1 4 2 3 60 2 1 2 1 61 1 2 2 2 62 1 2 2 1 63 1 3 2 3 64 1 6 2 4 65 1 2 2 1 66 1 2 2 2 67 1 3 2 3 68 1 6 2 4 69 2 2 2 2 70 2 2 2 1 71 2 5 2 3 72 2 2 2 1 73 1 6 2 4 74 1 3 2 3 75 1 4 3 3 76 2 2 2 1 77 1 2 1 2 78 1 2 2 1

195

No Jenis kelamin Usia Pendidikan Formal Pengalaman Kerja 79 1 4 2 3 80 2 2 2 2 81 2 5 2 3 82 2 2 2 1 83 1 4 2 3 84 2 1 1 1 85 1 5 2 4 86 1 2 2 1 87 1 3 2 3 88 1 6 2 4 89 2 2 2 1 90 2 2 1 1 91 1 5 2 4 92 1 4 2 3 93 2 2 2 1 94 2 2 1 1 95 1 5 2 3 96 1 4 2 3 97 1 5 2 4 98 2 2 1 1

196

Jawaban Responden Variabel Corporate Culture

No CC_1 CC_2 CC_3 CC_4 CC_5 CC_6 CC_7 CC_8 CC_9 CC_10 1 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 7 4 3 4 4 5 5 5 5 5 3 8 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 9 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 10 4 3 4 4 4 5 3 4 4 3 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 2 2 4 3 5 4 4 4 3 5 13 4 3 4 5 4 4 5 3 3 3 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15 4 2 3 5 4 5 5 5 5 3 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 17 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 18 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 19 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 20 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 21 4 2 4 4 4 5 5 5 5 4 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 24 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 28 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 29 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 30 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 31 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 32 4 3 5 4 5 5 5 4 4 4 33 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 34 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 35 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 36 5 2 4 5 5 4 5 4 5 5 37 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 38 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4

197

No CC_1 CC_2 CC_3 CC_4 CC_5 CC_6 CC_7 CC_8 CC_9 CC_10 39 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 40 4 4 3 5 4 4 3 4 4 5 41 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 42 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 43 4 3 4 5 5 4 5 5 4 4 44 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47 3 3 5 5 4 4 4 4 5 4 48 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54 4 2 3 5 4 5 5 5 5 3 55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 57 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 58 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 59 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 60 4 2 4 4 4 5 5 5 5 4 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 63 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 65 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 66 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 70 4 3 4 4 5 5 5 5 5 3 71 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 72 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 73 4 3 4 4 4 5 3 4 4 3 74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 2 2 4 3 5 4 4 4 3 5 76 4 3 4 5 4 4 5 3 3 3 77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 4 2 3 5 4 5 5 5 5 3

198

No CC_1 CC_2 CC_3 CC_4 CC_5 CC_6 CC_7 CC_8 CC_9 CC_10 79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 81 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 82 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 83 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 84 4 2 4 4 4 5 5 5 5 4 85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 87 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 88 4 3 4 4 4 5 3 4 4 3 89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 2 2 4 3 5 4 4 4 3 5 91 4 3 4 5 4 4 5 3 3 3 92 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93 4 2 3 5 4 5 5 5 5 3 94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 96 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 97 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 98 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5

199

Jawaban Responden Variabel Islamic Corporate Governance

No ICG1 ICG2 ICG3 ICG4 ICG5 ICG6 ICG7 ICG8 ICG9 ICG10 ICG11 ICG12 ICG13 ICG14 ICG15 ICG16 ICG17 ICG18 ICG19 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 7 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 9 3 3 3 4 4 4 4 5 5 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 10 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 11 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 5 5 5 13 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 14 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 5 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 17 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 18 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 19 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 No ICG1 ICG2 ICG3 ICG4 ICG5 ICG6 ICG7 ICG8 ICG9 ICG10 ICG11 ICG12 ICG13 ICG14 ICG15 ICG16 ICG17 ICG18 ICG19 200

21 3 3 3 3 4 3 5 5 5 5 5 3 1 4 5 4 5 5 4 22 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 24 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 25 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 28 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 29 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 30 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 32 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 33 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 34 4 3 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 36 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 4 4 5 37 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 38 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 5 3 5 5 4 39 3 3 4 3 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 3 40 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 42 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 43 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 44 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 No ICG1 ICG2 ICG3 ICG4 ICG5 ICG6 ICG7 ICG8 ICG9 ICG10 ICG11 ICG12 ICG13 ICG14 ICG15 ICG16 ICG17 ICG18 ICG19

201

45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 3 4 4 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4 3 5 5 4 5 5 47 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 48 3 3 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 50 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 53 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 54 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 5 55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 57 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 58 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 60 3 3 3 3 4 3 5 5 5 5 5 3 1 4 5 4 5 5 4 61 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 63 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 64 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 65 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 66 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 No ICG1 ICG2 ICG3 ICG4 ICG5 ICG6 ICG7 ICG8 ICG9 ICG10 ICG11 ICG12 ICG13 ICG14 ICG15 ICG16 ICG17 ICG18 ICG19

202

69 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 70 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 71 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 72 3 3 3 4 4 4 4 5 5 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 73 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 5 5 5 76 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 77 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 5 79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 81 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 82 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 84 3 3 3 3 4 3 5 5 5 5 5 3 1 4 5 4 5 5 4 85 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 87 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 88 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 5 5 5 91 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 92 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 No ICG1 ICG2 ICG3 ICG4 ICG5 ICG6 ICG7 ICG8 ICG9 ICG10 ICG11 ICG12 ICG13 ICG14 ICG15 ICG16 ICG17 ICG18 ICG19

203

93 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 5 94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 96 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 97 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 98 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5

204

Jawaban Responden Variabel Effectiveness Of Technology Information No ETI1 ETI2 ETI3 ETI4 ETI5 1 4 4 4 4 4 2 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 7 5 5 5 5 5 8 4 3 3 3 3 9 5 3 3 3 3 10 4 4 4 4 4 11 4 2 4 4 4 12 3 3 4 3 4 13 5 4 4 4 4 14 4 3 3 4 4 15 5 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 17 4 4 4 5 5 18 5 4 4 4 4 19 5 3 3 4 4 20 5 4 4 5 5 21 5 4 4 5 4 22 4 4 4 4 4 23 5 5 5 5 5 24 4 3 3 4 4 25 5 5 5 5 5 26 4 4 4 4 4 27 5 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 29 4 3 3 4 3 30 5 4 4 3 3 31 5 5 5 5 5 32 5 4 4 4 4 33 4 4 4 4 4 34 5 4 4 4 4 35 5 4 4 4 4 36 5 5 5 5 5 37 5 4 4 4 4 38 4 3 4 3 3 39 5 3 4 4 3

205

No ETI1 ETI2 ETI3 ETI4 ETI5 40 4 5 4 5 4 41 5 4 4 4 4 42 4 4 4 4 4 43 4 4 4 4 4 44 5 3 3 4 5 45 3 3 3 3 3 46 4 4 4 3 3 47 5 4 3 4 2 48 4 4 4 4 4 49 5 3 4 4 5 50 4 4 4 4 4 51 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 4 53 5 3 4 5 5 54 5 4 4 4 4 55 4 4 4 4 4 56 4 4 4 5 5 57 5 4 4 4 4 58 5 3 3 4 4 59 5 4 4 5 5 60 5 4 4 5 4 61 4 4 4 4 4 62 5 5 5 5 5 63 4 3 3 4 4 64 4 4 4 4 4 65 5 5 5 5 5 66 3 3 3 3 3 67 4 4 4 4 4 68 4 4 4 4 4 69 4 4 4 4 4 70 5 5 5 5 5 71 4 3 3 3 3 72 5 3 3 3 3 73 4 4 4 4 4 74 4 2 4 4 4 75 3 3 4 3 4 76 5 4 4 4 4 77 4 3 3 4 4 78 5 4 4 4 4 79 4 4 4 4 4

206

No ETI1 ETI2 ETI3 ETI4 ETI5 80 4 4 4 5 5 81 5 4 4 4 4 82 5 3 3 4 4 83 5 4 4 5 5 84 5 4 4 5 4 85 4 4 4 4 4 86 5 5 5 5 5 87 4 3 3 4 4 88 4 4 4 4 4 89 4 2 4 4 4 90 3 3 4 3 4 91 5 4 4 4 4 92 4 3 3 4 4 93 5 4 4 4 4 94 4 4 4 4 4 95 4 4 4 5 5 96 5 4 4 4 4 97 5 3 3 4 4 98 5 4 4 4 4

207

Jawaban Responden Variabel Accounting Principle Compliance

No AP1 AP2 AP3 AP4 AP5 AP6 AP7 AP8 AP9 AP10 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 8 4 3 3 4 4 5 5 5 5 4 9 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 10 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 13 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 17 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 18 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 19 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 20 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 21 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4

208

No AP1 AP2 AP3 AP4 AP5 AP6 AP7 AP8 AP9 AP10 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 24 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 25 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 29 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 30 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 33 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 34 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 35 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 36 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 37 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 38 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 39 3 4 4 3 3 4 3 3 4 5 40 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 41 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 42 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 43 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 44 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

209

No AP1 AP2 AP3 AP4 AP5 AP6 AP7 AP8 AP9 AP10 46 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 47 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 48 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 49 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 57 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 58 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 59 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 60 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 63 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 66 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

210

No AP1 AP2 AP3 AP4 AP5 AP6 AP7 AP8 AP9 AP10 70 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 71 4 3 3 4 4 5 5 5 5 4 72 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 73 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 76 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 81 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 82 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 83 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 84 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 87 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 88 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 91 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 92 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4

211

No AP1 AP2 AP3 AP4 AP5 AP6 AP7 AP8 AP9 AP10 94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 96 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 97 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 98 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5

212

Jawaban Responden Variabel Risk Management

No RM1 RM2 RM3 RM4 RM5 RM6 RM7 RM8 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 7 3 4 4 3 4 3 4 4 8 4 4 4 4 5 4 4 4 9 3 3 3 3 3 3 3 3 10 4 3 3 4 4 4 3 4 11 4 3 3 3 4 4 4 4 12 2 3 3 3 4 3 3 3 13 4 4 4 4 4 3 4 3 14 3 3 4 4 4 3 3 3 15 3 3 3 3 3 3 3 3 16 3 4 4 4 4 4 3 3 17 3 3 3 4 4 4 4 4 18 5 5 4 5 5 4 5 5 19 4 3 4 3 4 3 3 3 20 5 4 4 5 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 22 4 4 4 4 4 4 4 4 23 5 5 5 5 5 5 5 5 24 3 3 4 3 4 3 4 3 25 5 5 5 4 4 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 4 27 3 4 4 4 4 4 3 4 28 3 3 3 4 4 4 3 3 29 3 3 3 3 4 3 3 3 30 3 3 3 4 3 3 4 3 31 5 4 5 5 5 5 5 5 32 3 3 3 4 4 4 3 3 33 3 3 3 3 4 3 3 3 34 4 4 4 4 5 4 4 4 35 3 3 4 4 4 3 4 4 36 4 5 5 5 4 4 4 4 37 4 4 4 4 4 4 4 4

213

No RM1 RM2 RM3 RM4 RM5 RM6 RM7 RM8 38 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3 4 5 4 4 4 4 4 40 4 4 4 4 4 5 4 4 41 4 4 4 4 4 4 4 4 42 3 3 4 4 4 3 3 3 43 4 4 5 4 5 4 5 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4 45 3 3 3 3 3 3 3 3 46 4 4 4 4 4 4 4 4 47 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4 5 4 4 4 4 4 4 49 4 4 4 4 4 4 4 4 50 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4 4 4 4 4 4 4 4 52 3 4 4 4 4 4 4 4 53 5 5 5 5 5 5 5 5 54 3 3 3 3 3 3 3 3 55 3 4 4 4 4 4 3 3 56 3 3 3 4 4 4 4 4 57 5 5 4 5 5 4 5 5 58 4 3 4 3 4 3 3 3 59 5 4 4 5 4 4 4 4 60 4 4 4 4 4 4 4 4 61 4 4 4 4 4 4 4 4 62 5 5 5 5 5 5 5 5 63 3 3 4 3 4 3 4 3 64 4 4 4 4 4 4 4 4 65 3 3 3 4 4 4 3 4 66 3 3 3 3 3 3 3 3 67 4 4 4 4 4 4 4 4 68 4 4 4 3 4 3 4 4 69 4 4 4 4 4 4 4 4 70 3 4 4 3 4 3 4 4 71 4 4 4 4 5 4 4 4 72 3 3 3 3 3 3 3 3 73 4 3 3 4 4 4 3 4 74 4 3 3 3 4 4 4 4 75 2 3 3 3 4 3 3 3 76 4 4 4 4 4 3 4 3 77 3 3 4 4 4 3 3 3

214

No RM1 RM2 RM3 RM4 RM5 RM6 RM7 RM8 78 3 3 3 3 3 3 3 3 79 3 4 4 4 4 4 3 3 80 3 3 3 4 4 4 4 4 81 5 5 4 5 5 4 5 5 82 4 3 4 3 4 3 3 3 83 5 4 4 5 4 4 4 4 84 4 4 4 4 4 4 4 4 85 4 4 4 4 4 4 4 4 86 5 5 5 5 5 5 5 5 87 3 3 4 3 4 3 4 3 88 4 3 3 4 4 4 3 4 89 4 3 3 3 4 4 4 4 90 2 3 3 3 4 3 3 3 91 4 4 4 4 4 3 4 3 92 3 3 4 4 4 3 3 3 93 3 3 3 3 3 3 3 3 94 3 4 4 4 4 4 3 3 95 3 3 3 4 4 4 4 4 96 5 5 4 5 5 4 5 5 97 4 3 4 3 4 3 3 3 98 5 5 4 5 5 4 5 5

215

Jawaban Responden Variabel Internal Control

No IC1 IC2 IC3 IC4 IC5 IC6 IC7 IC8 IC9 IC10 IC11 IC12 IC13 IC14 1 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 9 4 4 3 5 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 10 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 13 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 15 4 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 17 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 20 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

216

No IC1 IC2 IC3 IC4 IC5 IC6 IC7 IC8 IC9 IC10 IC11 IC12 IC13 IC14 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 24 4 4 4 4 3 5 3 3 4 3 3 3 4 4 25 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 28 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 29 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 32 4 4 4 5 4 5 3 3 4 3 3 4 4 3 33 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 34 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 35 4 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 40 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 43 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 44 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

217

No IC1 IC2 IC3 IC4 IC5 IC6 IC7 IC8 IC9 IC10 IC11 IC12 IC13 IC14 46 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 47 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 49 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54 4 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 55 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 56 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 58 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 59 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 63 4 4 4 4 3 5 3 3 4 3 3 3 4 4 64 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 5 65 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 66 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

218

No IC1 IC2 IC3 IC4 IC5 IC6 IC7 IC8 IC9 IC10 IC11 IC12 IC13 IC14 70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 71 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 72 4 4 3 5 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 73 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 76 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 77 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 78 4 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 79 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 80 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 82 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 83 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 87 4 4 4 4 3 5 3 3 4 3 3 3 4 4 88 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 91 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 92 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 93 4 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4

219

No IC1 IC2 IC3 IC4 IC5 IC6 IC7 IC8 IC9 IC10 IC11 IC12 IC13 IC14 94 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 95 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 96 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 97 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 98 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

220

Jawaban Responden Variabel Fraud Prevention

No FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FP6 FP7 FP8 FP9 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 5 5 5 5 4 5 5 5 5 8 4 4 4 5 4 5 5 3 4 9 3 4 3 3 4 5 3 4 4 10 3 4 4 4 4 4 4 4 4 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 3 3 3 4 4 5 3 4 4 13 4 4 4 4 4 5 4 4 4 14 3 4 4 4 3 4 3 4 4 15 3 4 4 5 4 5 4 4 5 16 3 4 4 4 3 4 4 4 4 17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 18 4 5 5 4 5 5 5 5 5 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 4 5 5 5 4 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 24 4 4 4 4 4 5 3 4 4 25 5 5 5 5 4 4 5 5 5 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 27 4 4 3 4 4 5 3 4 4 28 4 4 4 5 4 5 4 4 4 29 4 4 4 4 4 4 3 3 4 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31 5 4 5 5 5 5 5 5 5 32 4 4 4 4 3 5 3 4 4 33 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34 4 5 4 4 4 5 3 5 5 35 4 4 4 4 4 5 4 4 4 36 4 5 5 5 4 5 5 5 5 37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 4 4 4 4 4 4 3 4 4

221

No FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FP6 FP7 FP8 FP9 39 4 4 4 4 4 5 4 5 5 40 4 3 4 4 4 4 4 4 5 41 4 5 5 4 5 5 4 5 5 42 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43 5 5 4 4 4 5 4 4 5 44 4 4 3 5 4 5 4 4 4 45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4 4 4 4 4 4 3 4 4 49 4 4 4 4 4 5 3 5 4 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54 3 4 4 5 4 5 4 4 5 55 3 4 4 4 3 4 4 4 4 56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 57 4 5 5 4 5 5 5 5 5 58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 4 5 5 5 4 4 4 4 4 60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 63 4 4 4 4 4 5 3 4 4 64 4 4 4 4 4 4 3 4 4 65 4 4 4 4 4 5 5 5 5 66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 3 4 4 4 4 4 4 4 4 69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70 5 5 5 5 4 5 5 5 5 71 4 4 4 5 4 5 5 3 4 72 3 4 3 3 4 5 3 4 4 73 3 4 4 4 4 4 4 4 4 74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 3 3 3 4 4 5 3 4 4 76 4 4 4 4 4 5 4 4 4 77 3 4 4 4 3 4 3 4 4 78 3 4 4 5 4 5 4 4 5

222

No FP1 FP2 FP3 FP4 FP5 FP6 FP7 FP8 FP9 79 3 4 4 4 3 4 4 4 4 80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 81 4 5 5 4 5 5 5 5 5 82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83 4 5 5 5 4 4 4 4 4 84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 87 4 4 4 4 4 5 3 4 4 88 3 4 4 4 4 4 4 4 4 89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 3 3 3 4 4 5 3 4 4 91 4 4 4 4 4 5 4 4 4 92 3 4 4 4 3 4 3 4 4 93 3 4 4 5 4 5 4 4 5 94 3 4 4 4 3 4 4 4 4 95 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96 4 5 5 4 5 5 5 5 5 97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98 4 5 5 4 5 5 5 5 5

223

Lampiran 4 Output Hasil Pengujian Data

224

A. Uji Outer Model

1. Hasil Convergent Validity

Tabel Outer Loading Sebelum Modifikasi

AP CC ETI RM ICG IC FP AP_1 0,744 AP_2 0,751 AP_3 0,714 AP_4 0,814 AP_5 0,653 AP_6 0,690 AP_7 0,788 AP_8 0,772 AP_9 0,862 AP_10 0,801 CC_1 0,545 CC_2 0,151 CC_3 0,456 CC_4 0,550 CC_5 0,769 CC_6 0,619 CC_7 0,753 CC_8 0,716 CC_9 0,763 CC10 0,615 ETI_1 0,593 ETI_2 0,802 ETI_3 0,826 ETI_4 0,878 ETI_5 0,817 RM_1 0,835 RM_2 0,874 RM_3 0,723 RM_4 0,840 RM_5 0,809 RM_6 0,795 RM_7 0,877

225

AP CC ETI RM ICG IC FP RM_8 0,901 ICG_1 0,530 ICG_2 0,608 ICG_3 0,582 ICG_4 0,736 ICG_5 0,724 ICG_6 0,784 ICG_7 0,795 ICG_8 0,711 ICG_9 0,716 ICG_10 0,761 ICG_11 0,714 ICG_12 0,627 ICG_13 0,490 ICG_14 0,574 ICG_15 0,746 ICG_16 0,792 ICG_17 0,611 ICG_18 0,647 ICG_19 0,474 IC_1 0,855 IC_2 0,827 IC_3 0,867 IC_4 0,749 IC_5 0,835 IC_6 0,668 IC_7 0,796 IC_8 0,791 IC_9 0,889 IC_10 0,900 IC_11 0,794 IC_12 0,852 IC_13 0,845 IC_14 0,749 FP_1 0,729 FP_2 0,846 FP_3 0,860 FP_4 0,671

226

AP CC ETI RM ICG IC FP FP_5 0,781 FP_6 0,564 FP_7 0,800 FP_8 0,827 FP_9 0,861

227

Tabel Outer Loading Setelah Modifikasi

AP CC ETI RM ICG IC FP AP_1 0,743 AP_2 0,751 AP_3 0,714 AP_4 0,814 AP_5 0,653 AP_6 0,690 AP_7 0,788 AP_8 0,772 AP_9 0,862 AP_10 0,801 CC_1 0,545 CC_4 0,543 CC_5 0,749 CC_6 0,638 CC_7 0,778 CC_8 0,758 CC_9 0,800 CC10 0,588 ETI_1 0,593 ETI_2 0,802 ETI_3 0,826 ETI_4 0,878 ETI_5 0,817 RM_1 0,835 RM_2 0,874 RM_3 0,723 RM_4 0,840 RM_5 0,809 RM_6 0,795 RM_7 0,877 RM_8 0,901 ICG_1 0,516 ICG_2 0,602 ICG_3 0,578 ICG_4 0,734 ICG_5 0,738

228

AP CC ETI RM ICG IC FP ICG_6 0,770 ICG_7 0,815 ICG_8 0,737 ICG_9 0,725 ICG_10 0,779 ICG_11 0,736 ICG_12 0,600 ICG_14 0,566 ICG_15 0,752 ICG_16 0,783 ICG_17 0,613 ICG_18 0,647 IC_1 0,855 IC_2 0,827 IC_3 0,867 IC_4 0,749 IC_5 0,835 IC_6 0,668 IC_7 0,796 IC_8 0,791 IC_9 0,889 IC_10 0,900 IC_11 0,794 IC_12 0,852 IC_13 0,845 IC_14 0,749 FP_1 0,728 FP_2 0,846 FP_3 0,859 FP_4 0,672 FP_5 0,781 FP_6 0,565 FP_7 0,800 FP_8 0,826 FP_9 0,861

229

2. Hasil Discriminant Validity

Tabel Cross Loading

AP CC ETI FP IC ICG RM AP_1 0,743 0,304 0,604 0,361 0,522 0,541 0,478 AP_2 0,751 0,316 0,540 0,584 0,708 0,630 0,667 AP_3 0,714 0,404 0,651 0,329 0,490 0,498 0,453 AP_4 0,814 0,305 0,692 0,508 0,576 0,537 0,447 AP_5 0,653 0,389 0,549 0,499 0,651 0,609 0,610 AP_6 0,690 0,592 0,519 0,594 0,644 0,522 0,296 AP_7 0,788 0,462 0,442 0,541 0,604 0,508 0,411 AP_8 0,772 0,554 0,506 0,596 0,677 0,668 0,687 AP_9 0,862 0,480 0,555 0,609 0,729 0,693 0,678 AP_10 0,8 0,512 0,540 0,548 0,708 0,492 0,392 CC_1 0,332 0,535 0,435 0,499 0,604 0,504 0,446 CC_4 0,524 0,543 0,466 0,413 0,467 0,362 0,317 CC_5 0,556 0,749 0,485 0,637 0,633 0,657 0,436 CC_6 0,339 0,638 0,626 0,318 0,284 0,383 0,137 CC_7 0,482 0,778 0,583 0,475 0,425 0,498 0,172 CC_8 0,330 0,758 0,507 0,572 0,584 0,538 0,336 CC_9 0,250 0,800 0,511 0,476 0,433 0,480 0,195 CC10 0,291 0,588 0,287 0,427 0,434 0,504 0,446 ETI_1 0,479 0,542 0,593 0,482 0,522 0,564 0,364 ETI_2 0,520 0,487 0,802 0,505 0,547 0,507 0,428 ETI_3 0,648 0,508 0,826 0,559 0,653 0,574 0,468 ETI_4 0,540 0,684 0,878 0,642 0,597 0,598 0,455 ETI_5 0,628 0,563 0,817 0,607 0,555 0,526 0,357 FP_1 0,465 0,524 0,513 0,728 0,641 0,560 0,560 FP_2 0,545 0,613 0,588 0,846 0,731 0,597 0,597 FP_3 0,564 0,645 0,642 0,859 0,761 0,640 0,640 FP_4 0,557 0,561 0,555 0,672 0,542 0,298 0,298 FP_5 0,403 0,474 0,393 0,781 0,655 0,557 0,557 FP_6 0,488 0,353 0,302 0,565 0,498 0,153 0,153 FP_7 0,542 0,526 0,582 0,800 0,709 0,560 0,560 FP_8 0,596 0,615 0,688 0,826 0,765 0,495 0,495 FP_9 0,601 0,699 0,638 0,861 0,757 0,415 0,415 IC_1 0,643 0,615 0,546 0,735 0,855 0,744 0,654 IC_2 0,618 0,633 0,515 0,700 0,827 0,722 0,549

230

AP CC ETI FP IC ICG RM IC_3 0,653 0,665 0,612 0,745 0,867 0,722 0,582 IC_4 0,588 0,623 0,515 0,651 0,749 0,579 0,445 IC_5 0,724 0,668 0,695 0,711 0,835 0,788 0,677 IC_6 0,618 0,543 0,492 0,644 0,668 0,591 0,354 IC_7 0,647 0,582 0,539 0,682 0,796 0,703 0,673 IC_8 0,621 0,603 0,548 0,707 0,791 0,707 0,689 IC_9 0,679 0,591 0,709 0,803 0,889 0,711 0,655 IC_10 0,722 0,586 0,695 0,798 0,900 0,694 0,665 IC_11 0,713 0,425 0,629 0,709 0,794 0,626 0,690 IC_12 0,712 0,550 0,646 0,790 0,852 0,678 0,689 IC_13 0,661 0,493 0,592 0,699 0,845 0,692 0,732 IC_14 0,676 0,595 0,612 0,613 0,749 0,648 0,616 ICG_1 0,596 0,421 0,289 0,402 0,447 0,516 0,324 ICG_2 0,429 0,393 0,452 0,401 0,464 0,602 0,443 ICG_3 0,391 0,366 0,338 0,291 0,345 0,578 0,410 ICG_4 0,584 0,371 0,365 0,549 0,564 0,734 0,529 ICG_5 0,511 0,479 0,411 0,456 0,568 0,738 0,499 ICG_6 0,621 0,543 0,512 0,616 0,703 0,770 0,582 ICG_7 0,506 0,490 0,523 0,501 0,660 0,815 0,671 ICG_8 0,441 0,579 0,472 0,453 0,552 0,737 0,487 ICG_9 0,347 0,610 0,401 0,483 0,537 0,725 0,426 ICG_10 0,649 0,708 0,697 0,652 0,700 0,779 0,620 ICG_11 0,564 0,466 0,635 0,514 0,647 0,736 0,586 ICG_12 0,465 0,410 0,463 0,414 0,453 0,600 0,448 ICG_14 0,523 0,566 0,505 0,638 0,620 0,566 0,459 ICG_15 0,584 0,616 0,543 0,632 0,707 0,752 0,542 ICG_16 0,595 0,648 0,688 0,813 0,816 0,783 0,553 ICG_17 0,352 0,408 0,339 0,326 0,409 0,613 0,393 ICG_18 0,407 0,417 0,370 0,351 0,455 0,647 0,448 RM_1 0,492 0,355 0,395 0,452 0,523 0,512 0,835 RM_2 0,590 0,316 0,449 0,470 0,654 0,611 0,874 RM_3 0,507 0,364 0,382 0,341 0,480 0,562 0,723 RM_4 0,590 0,394 0,531 0,532 0,652 0,603 0,840 RM_5 0,610 0,413 0,329 0,507 0,597 0,699 0,809 RM_6 0,520 0,423 0,484 0,468 0,594 0,550 0,795 RM_7 0,568 0,374 0,407 0,647 0,739 0,622 0,877 RM_8 0,561 0,457 0,522 0,661 0,765 0,672 0,901

231

3. Uji Reliabilitas

Tabel Composite Reliability

Composite Reliability

Corporate Culture 0,871

Islamic Corporate Governance 0,935

Effectiveness of Technology Information 0,890

Accounting Principle 0,932

Risk Management 0,948

Internal Control 0,966

Fraud Prevention 0,931

Tabel Cronbach Alpha

Cronbach Alpha

Corporate Culture 0,830

Islamic Corporate Governance 0,926

Effectiveness of Technology Information 0,843

Accounting Principle 0,919

Risk Management 0,937

Internal Control 0,961

Fraud Prevention 0,915

232

B. Uji Inner Model

Gambar Inner Model Sebelum Modifikasi

233

Gambar Inner Model Setelah Modifikasi

234

Hasil Bootstrapping

235

4. Uji Hipotesis

Tabel Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value)

Original Sample Standard T-Statistic P Value Sample Mean Deviation (IO/stdev) (O) (M) (STDEV) CC → IC 0,180 0,190 0,087 2,072 0,039 AP → IC 0,273 0,274 0,082 3,333 0,001 ETI→ IC 0,080 0,075 0,068 1,169 0,243 ICG→IC 0,272 0,252 0,088 3,072 0,002 RM→IC 0,256 0,273 0,064 3,975 0,000 IC → FP 0,820 0,824 0,127 6,440 0,000 CC → FP 0,159 0,164 0,085 1,865 0,063 AP → FP -0,121 -0,125 0,094 1,282 0,210 ETI→ FP -0,127 -0,125 0,071 1,865 0,063 ICG→FP -0,027 -0,025 0,106 0,254 0,800 RM → FP -0,041 -0,041 0,077 0,532 0,595

5. Evaluasi Model

Tabel R-Square

R-Square Internal Control 0,836 Fraud Prevention 0,796

236