PROSES PRODUKSI MIE REGULER di PT. JAKARANA TAMA CIAWI, BOGOR

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh : Mahendra Adi Ismunanto NIM : 16.I1.0168

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2018

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerahnya penulis dapat mengikuti kegian Kerja Praktek (KP) pada tanggal 16 juli sampai 17 Agustus 2018 di PT. Jakarana Tama Ciawi Bogor, Jawa Barat. Kerja praktek yang dilakukan penulis merupakan salah satu kegiatan wajib penulis sebagai mahasiswa di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan.Adapun laporan ini merupakan hasil pengamatan dan kegiatan selama masa kerja praktek yang dilakukan penulis selama ada di lapangan.Penulisan laporan ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang sangat luas dalam mempersiapkan diri di dunia kerja.

Dalam menyusun laporan ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bekerja di lapangan, pada pengumpulan data, dan pada saat penulisan laporan. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menyertai penulis dapat melakukan kegiatan Kerja Praktek hingga penulisan laporan Kerja Praktek dapat berjalan dengan baik. 2. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, S.TP., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis sehingga pelaksanaan kerja praktek dapat berjalan dengan lancar. 3. Bapak Riyan Anggriawan, Ph.D., selaku pembimbing Kerja Praktek yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kepada penulis dalam penyusunan laporan. 4. Bapak Han Han Haryanto sebagai Manager Produksi di PT. Jakaran Tama 5. Bapak Ardiyansah sebagai HRD di perusahaan ini 6. Bapak dan Ibu office yang turut membantu kelancaran Kerja Praktek kami 7. Bapak/ibu QC (Quality Control), serta karyawan divisi produksi yoghurt yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu dan mengajari penulis dalam praktek kerja ini. 8. Kedua orang tua serta keluarga besar penulis yang selalu memberikan doanya, dan selalu memberikan semangat serta motivasi kepada penulis dalam melakukan kegiatan Kerja Praktek hingga penulisan laporan.

iii

9. Agapitus Muel, Brian Mukti dan Filotheo Cristian teman seperjuangan penulis dari mulai awal melakukan Kerja Praktek di PT. Jakarana Tama hingga saling membantu dan saling memberikan informasi demi kelancaran penulisan laporan. 10. Dan semua pihak serta teman-teman, tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu, dan memberikan dukungan serta saran masukan selama pelaksanaan Kerja Praktek dan penulisan laporan. 11. Rekan rekan dari IPB yang turut membantu dan mensukseskan Kerja Praktek kami.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan atau kesalahan dalam penulisan laporan ini, maka dari itu penulis minta maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan, serta berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga penulis dapat menjadi lebih baik.Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan meningkatan pengetahuan kita semua.

Semarang, 6 Desember 2018

Mahendra Adi Ismunanto

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR GAMBAR ...... vi DAFTAR TABEL ...... vii 1. PENDAHULUAN ...... 1 1.1.Latar Belakang ...... 1 1.2.Tujuan Kegiatan ...... 2 2. PROFIL PERUSAHAAN ...... 4 2.1.Sejarah Perusahaan ...... 4 2.2.Lokasi Perusahaan ...... 5 2.3.Visi dan Misi Perusahaan ...... 5 2.3.1. Visi Perusahaan ...... 5 2.3.2. Misi Perusahaan ...... 5 2.4.Struktur Organisasi ...... 6 3. SPESIFIKASI PRODUK ...... 7 4. PROSES PRODUKSI...... 11 4.1.Penjelasan ...... 11 4.2.Tahapan Proses ...... 13 4.2.1. Penjelasan Bahan Baku ...... 14 4.2.2. Proses Produksi...... 16 5. PEMBAHASAN ...... 23 5.1.Latar Belakang ...... 23 5.2.Tugas Khusus ...... 23 6. KESIMPULAN DAN SARAN...... 28 6.1.Kesimpulan ...... 28 6.2.Saran ...... 28 7. DAFTAR PUSTAKA ...... 29 8. LAMPIRAN ...... 30

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Varian Mie Seratus ...... 8 Gambar 2. Varian Gaga Cup ...... 8 Gambar 3.Varian Mie Gepeng...... 8 Gambar 4.Varian Mie Telur...... 8 Gambar 5.Varian Mie Seribu...... 8 Gambar 6. Varian Healtimie...... 8 Gambar 7. Mesin Mixing...... 15 Gambar 8. Mesin Hopper...... 15 Gambar 9 Mesin Roller...... 16 Gambar 10 Mesin Slitter...... 16 Gambar 11. Mesin Steaming...... 17 Ganbar 12. Mesin Cutting...... ,18 Gambar 13. Conveyor...... 18 Gambar 14. Frying Machine...... 19 Gambar 15. Colling Machine...... 20

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Pemborosan pengemas Mie Reguler Gaga ...... 25 Tabel 2. Data Sampling Pemborosan Eticket Kemasan Mie Reguler Gaga ...... 26

vii

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Masyarakat saat ini banyak sekali yang mengkonsumsi mie sebagai alternatif pengganti nasi mulai anak-anak sampai orang tua. Hal tersebut dikarena mie instan mudah didapat, murah harganya, mempunyai banyak variasi rasa dan mudah cara penyajiannya, hanya cukup di masak dengan air mendidih atau diseduh dengan air panas selama 3-4 menit. Selain mengandungkarbohidrat mie instan juga mengandung protein.

Karena ketertarikan masyarakat akan mie yang semakin meningkat menyebabka peluang untuk mendirikan industry industri pengolahanan mie. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mie adalah tepung terigu. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling.Keistimewaan diantara serealia lainnya adalah kemampuannya membentuk gluten pada saat terigu dibasahi dengan air. Sifat elastis gluten pada adonan mie menyebabkan mie yang dihasilkan tidak mudah putus pada proses penceta kan dan pemasakan. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu dan menurunkan harga jual produk, penggunaan tepung terigu dapat dikurangi dengan penambahan bahan-bahan lain seperti tepung tapioka, tepung sagu, tepung mocal. Tahap-tahap pembuatan mie terdiri dari tahap pencampuran, roll press (pembentukan lembaran), pembentukan mie, pengukusan, penggorengan, pendinginan, pengemasan

Mi dapat dikeringkan dengan dua cara, yaitu dengan cara digoreng dan dikeringkan mengunakan uap panas. Mi yang dikeringkan dengan cara digoreng memiliki keunggulan rasa karena mampu menyerap hingga 20 % selama penggorengan, meskipun mi disyaratkan agar pada saat proses perebusan tidak terdapat minyak yang lepas dalam air rebusan (Astawan 2006). Mi yang dikeringkan dengan uap panas memiliki keunggulan karena lebih rendah lemak dan memiliki umur simpan yang cukup tinggi.Kadar air mi yang telah dikeringkan mencapai 8-10 % (Anam dan Handajani 2010).Mi yang berkualitas baik memiliki karakteristik seperti, memiliki tekstur kenyal, tidak lengket, cepat matang ketika dimasak, setelah matang harus tetap utuh (firm) (Kotler 1997).Meningkatnya konsumsi mi membuat pertumbuhan produsen mi cukup signifikan. PT Jakarana Tama merupakan salah satu produsen mi di . Perusahaan ini telah memproduksi berbagai varian mi dari berbagai jenis dan rasa yang berbeda beda

kebanyakan varian mie reguler cukup populer di kalangan masyarakat dan pelaku usaha restoran karena harganya yang terjangkau tetapi memiliki rasa yang enak, tekstur yang kenyal, dan warna yang menarik. Akan tetapi pada proses pembuatan mi tidak menutup kemungkinan adanya permasalahan yang timbul.

1.2.Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut: a) Melihat dan memahami secara langsung proses industri mie di PT Jakarana Tama Bogor, Jawa Barat b) Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dari perkuliahan dengan praktek di lapangan langsung dengan ilmu yang lainnya. Sehingga nanti dapat digunakan sebagai bekal untuk mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja atau dunia industri. c) Mengidentifkasi bahan-bahan dan proses produksi Mi Reguler Gaga di PT Jakarana Tama Membekali mahasiswa/mahasiswi dengan pengalaman pengalaman yang sebenarnya didalam dunia kerja, sebagai persiapan guna menyesuaikan diri dengan dunia kerja dan masyarakat. d) Mahaiswa/mahasiswi dapat meningkatkan rasa percaya dirinya, dalam memecahkan berbagai masalah atau kesulitan yang ditemuinya. e) Memperluas danmemperkaya wawasan terhadap pengaplikasian ilmu pangan pada dunia kerja nyata.

2

2. PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan

PT Jakarana Tama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pangan dibawahi oleh PT Wicaksana Group yang didirikan sejak tahun 1984 yang bergerak dibidang distributor. Perusahaan ini pertama kali didirikan di Medan dengan akta notaris 20 Juni 1980 No. 107 dari notaris Kusmulyanto Ongko dan pada tanggal 16 Oktober 1981 disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan status penanaman modal dalam negeri (PMDN).

PT Jakarana Tama dibangun pada tahun 1992 diatas tanah seluas 5.5 ha di daaerah Ciawi Bogor. Tahun 1993 pabrik ini mulai dioperasikan dan produknya dipasarkan di Jabodetabek. PT Jakarana Tama yang berlokasi di Ciawi Bogor memproduksi mi dan seasoning mi instan sedangkan PT Jakarana Tama yang berlokasi di Medan memproduksi mi saja dan seasoningnya di pasok dari PT Jakarana Tama yang berlokasi di Ciawi Bogor.

Pada tahun 1995 PT Jakarana Tama memproduksi produk mi dengan merek “Gaga Mi”.Terdapa dua varian Gaga Mi yaitu Gaga 100 dan Reguler. Gaga mi memiliki 3 varain rasa yaitu , ayam bawang, dan kaldu ayam lalu sekarang dikembangkan menjadi berbagai macam varian rasa.

Sekarang produk mi gaga telah diformulasikan menjadi berbagai rasa untuk menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat. Produk mi gaga yang telah berkembang sekarang adalah:

1.Gaga 100 dengan variasi rasa soto, ayam bawang, goreng ekstra pedas, dan soto cabe

2.Gaga cup milk , soto betawi, sup ayam pedas, goreng iga pedas.

3.Mi gepeng memiliki 5 varian rasa yaitu ayam bawang pedas, ayam lada hitam,

4.Gaga mi telor (GMT) yaitu Gaga Mi Telor (GMT)

5.Gaga 1000 terdiri dari rasa goreng spesial, soto mi, ayam bawang, dan kaldu ayam.

6.Healtimi barley hijau dengan varian rasa green barley dry base, milk chicken soup,

PT Jakarana Tama juga telah mengekspor produk mi ke berbagai negara antara lain Malaysia, Singapura, Filipina, Belanda, Thailand, Australia, Denmark, Norwegia,

Bulgaria, Ukraina, Arab Saudi dan Myanmar.Produk yang dihasilkan PT Jakarana Tama saat ini telah mendapatkan sertifikat ISO 22000:2005.Beberapa tahun yang lalu juga telah dikembangkan plant untuk produksi sosis.Sosis ini berupa sosis siap makan atau ready to eat yang memiliki varian rasa ayam dan sapi, selain itu juga telah dikembangkan prouk otak-otak ready to eat. Produk sosis yang dikembangkan diberikan nama dagang yaitu “Gaga Sosis Loncat”.

Sejak awal produksi pada tahun 1993, PT Jakarana Tama telah peduli terhadap kehalalan produk yang akan dikonsumsi konsumennya. Pabrik ini telah mendaftarkan produknya untuk dilakukan sertifikasi halal kepada MUI.Setelah melalui prosedur persetujuan dari LPPOM MUI, pada 1998 produk PT Jakarana Tama memperoleh sertifikasi halal.

Sesuai dengan peraturan LPPOM MUI tentang pengkodean sertifikat halal, satu jenis produk yang sama akan mendapat satu sertifikat halal sehingga PT Jakarana Tama hanya memiliki satu sertifikat halal untuk produk mi yaitu nomor 00090012840700 dengan nomor registrasi CEROL 567. Produk saus dan masuk dalam kategori produk yang sama yaitu produk saus yang memiliki sertifikat dengan nomor 00060013180800. Terasi dan ikan kaleng masuk kedalam kategori produk olahan ikan dengan nomor sertifikat halal 00030016070701. Produk olahan daging yaitu sosis ready to eat dengan nomor sertifikat halal 0001005790311 dengan nomor registrasi CEROL 2439. PT Jakarana Tama selalu melakukan pembaharuan Sistem Jaminan Halal perusahan. Hal ini dibuktikan dengan diraihnya sertifikat SJH dari LPPOM MUI setelah 3 kali berturut-turut menjadapatkan status SJH dengan nilai A. Sertifikat SJH terakhir yang dimiliki PT Jakarana Tama dan masih berlaku hingga sekarang adalah sertifikat SJH dengan seri SJH hs3a2038/112012/jkt.

4

2.2. Lokasi Perusahaan

PT Jakarana Tama beralamat di Jalan Raya Ciawi-Sukabumi km 2.5 No.88 Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Pemililihan kota Bogor sebagai lokasi pabrik disebabkan karena tersedianya sumber pengairan yang cukup, udara lingkungan yang masih bersih dan lokasinya yang strategis yaitu 3 kilometer dari tol Jagorawi yang memudahkan dalam proses distribusi

2.3. Visi dan Misi Perusahaan 2.3.1. Visi Perusahaan

Visi PT Jakarana Tama ialah menjadi suatu perusahaan makanan yang terbaik dan menjamin keamanan produk yang dipasarkan dengan sistem manajemen mutu ISO 22000 : 2005.

2.3.2. Misi Perusahaan a. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan syang berkelanjutan. b. Membentuk dan meningkatkan kualitas SDM secara berkesinambungan. c. Menghasiulkan produk yang bermutu sesuai kebutuhan konsumen. d. Mengembangkan jenis-jenis produk yang bermutu sesuai kebutuhan pasar dan meningkatkan efisiensi serta produktivitas secara maksimal

3. SPESIFIKASI PRODUK 3.1.Jenis Produk

Dalam memproduksi mi instan, PT. Jakarana Tama Divisi memproduksi beberapa merek produk mi instan dan juga berbagai macam varian rasa. Produk- produk tersebut yakni:Ada6 jenis mie yang dibuat oleh PT Jakaran Tama :

1.Gaga 100 dengan variasi rasa soto, ayam bawang, goreng ekstra pedas, dan soto cabe

2.Gaga cup milk chicken soup, soto betawi, sup ayam pedas, goreng iga pedas.

3.Mi gepeng memiliki 5 varian rasa yaitu ayam bawang pedas, ayam lada hitam,

4.Gaga mi telor (GMT) Gaga Mi Telor

5.Gaga 1000 terdiri dari rasa goreng spesial, soto mi, ayam bawang, dan kaldu ayam.

6.Healtimi barley hijau dengan varian rasa green barley dry base, milk chicken soup.

Produk mie reguler di PT Jakarana Tama ini memiliki beberapa jenis varian yang pertama adalah Gaga 100 dengan variasi rasa soto, ayam bawang, goreng ekstra pedas, dan soto cabe rawit. Warna dominan dari kemasan Mie Gaga 100 Extra Hot variasi baru adalah hitam yang elegan. Rasanya baru kali ini saya menemukan mie instan lokal dengan kemasan dominan hitam. Pembeda dua kemasan terletak pada warna bagian bawah kemasan. Mie Gaga 100 Extra Pedas Jalapeno berwarna orange super gonjreng, dan Mie Gaga 100 Extra Pedas Lada Hitam berwarna biru yang menenangkan.

Kemudian ada Gaga cup milk chicken soup, soto betawi, sup ayam pedas, goreng iga pedas. Pada dasarnya mie cup ini adalah mie yang berada di cup / gelas, dinilai lebih praktis dan mudah dibawa kemana mana.

Selanjutnya adalah Mi gepeng memiliki 5 varian rasa yaitu ayam bawang pedas, ayam lada hitam, goreng ayam panggang. Mie gepeng ini karakteristik mie ya berbentuk gepeng dan berbeda dengan varian mie reguler lainnya.

Lalu produk yang ke 4 adalah Gaga mi telor (GMT) terdiri dari dua macam variasi yaitu Gaga Mi Telor (GMT) denga warna kemasan kuning dan Gaga Mi Resto dengan warna kemasan merah. Mi kering pada pembuatannya dapat ditambahkan dengan telur, sehingga mi ini sering disebut juga dengan mi telur. Telur yang ditambahkan dapat berupa telur segar maupun tepung telur (Sukoco 2013). Menurut Estiasih dan Jatmiko (2014), penambahan telur berfungsi sebagai pengembang, pembentuk warna, perbaikan rasa, dan penambah zat gizi. Penambahan telur dalam pembuatan mi dapat meningkatkan mutu dari protein mi dan membuat adonan menjadi lebih liat sehingga tidak mudah putus.

Lalu ada mie seribu gaga 1000 terdiri dari rasa goreng spesial, soto mi, ayam bawang, dan kaldu ayam. Gaga mie 1000 gaga mie seribu ini agak berbeda dengan produk mie yang berada di pasaran Indonesia karena size nya yang relatif lebih kcil di kelasnya.

Produk yang terakhir adalah Healtimi barley hijau dengan varian rasa green barley dry base, milk chicken soup, dan vegetable soup. Healtimie merupakan produ terbaru dari gaga yang agak unik dan berbeda dari produk produk mie pada umumnya karena mie ini berbahan dasar green barley yang tinggi akan serat dan tinggi akan kandungan kalsium yang tentunya sangat menyehatkan

7

Gambar 2. Varian(Sumber: gaga www.shopee.com Gambar 2. (Sumber:www.pinterest.com) Varian gaga Gambar Gambar 1 varian 2. Varian mie 100 gaga Gambar 2. Varian gaga

(Sumber: www.shopee.com) (Sumber: www.shopee.com) Gambar 3 Varian Mie Gepeng Gambar 4. Varian mie telor A1

(Sumber: www.shopee.com) (Sumber: www.shopee.com) Gambar 6. Varian Healtimie Gambar 5. Varian mie 1000

8

4. PROSES PRODUKSI 4.1.Penjelasan

Proses produksi merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan dari awal bahan baku diperoleh hingga menjadi bahan atau produk yang akan siap di pasarkan sehingga menjadi nilai jual yang berkualitas. Proses produksi ini sangat penting untuk menghasilkan produk yang lebih baik. Karena di dalam proses produksi ini semua bahan diolah dengan baik dan tetap menjaga bahan baku agar tetap memiliki kualitas dan gizi yang baik hingga akhirnya menjadi sebuah produk. Proses produksi ini harus dilakukan dengan baik, seperti pemanasan, pencampuran, hingga ke pengemasan. Pada proses pengemasan ini harus memperhatikan kebersihan dari peralatan, proses, pemindahan bahan ke peralatan yang lain, dan proses pengemasannya. Penentuan proses produksi harus dilakukan dengan memperhatikan keefektifan dan efisien dalam proses, sehingga yang dilakukan dalam proses tersebut dapat dipergunakan dengan mengatur waktu dan jumlah bahan yang akan diproses hingga menjadi produk siap jadi.

Di Jakarana Tama ini memiliki beberapa tahapan proses produksi yang digunakan untuk meproduksi Mie Regulernya. Pertama melakukan pencampuan larutan alkali sebagai Larutan alkali atau larutan alakali adalah campuran formula-formulatertentu dengan air dengan komposisi formula dan air adalah 1:3, formula-formulayang dimaksud adalah komposisi dari sodium polipospat, sodium karbonat,garam, karboksimetil, selulosa, tetrazine yang berfungsi untuk memberi warna,mengatur keasaman, mengentalkan dan memberi rasa dari mie yang dibuat.Dikatakan larutan alkali karena bersifat basa dengan pH 9-10.Kemudian masuk ketahapan mixing Tepung terigu sebanyak 9 sak (225 kg) dan tepung tapioka sebanyak 10 kgyang berada dilantai I lantai produksi dipompakan melalui screw conveyor kemesin mixer yang berada pada lantai II.Pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka merupakan tahap awalproses pembuatan mie instant ini. Kemudian ditampung di mesin feeder Mesin feeder ini berfungsi sebagai tempat penampungan adonan untukdiratakan dan juga untuk mengatur jumlah adonan yang akan dipress, agar adonanyang akan di press rata.Proses kerja mesin feeder ini diatur melalui sebuah panel control sehinggaproses dapat berjalan secara kontinu selama masih ada adonan didalam mesin ini. Kemudian Dari mesin feeder, adonan didorong sedikit demi sedikit ke mesin pressdengan menggunakan roller-roller press yang akan menekan dan menipiskanadonan

menjadi lembaran-lembaran. Di mesin press terdapat dua pasang secara seri. Lembaran adonan yang keluar dari roller terakhir mesin press akan masuk kemesin slitter (penyisir). Kemudian lembaran dipotong-potong menjadi mie yangberukuran sekitar 1 mm dengan mesin slitter.Untaian mi yang dihasilkan dari proses sebelumnya, kemudian dilewatkan steam box untuk dilakukan proses pengukusan atau steaming secara kontinyu dengan menggunakan steam melalui pipa yang berlubang di dalam steam box. Kemudian dilanjut proses cuttingUntaian mie yang dilewatkan melalui 20 unit kipas angin (fan) untukmenurunkan suhu dimaksudkan agar mie tidak terlalu lembek untuk dipotong dandapat dilipat dengan alat pelipat. Setelah itu hap penggorengan Mangkok-mangkok conveyor dilewatkan dalam penggorengan yang telahberisi minyak yang telah dipanaskan. Penggorengan berbentuk memanjangsekitar 6 meter dan dilalui conveyor dengan kecepatan sangat lambat. Lalu proses terakhir adalah pengemasan Setelah mie didinginkan dan keluar dari cooling fan, mie didistribusikanoleh conveyor menjadi dua jalur dan di bawa ke mesin pembungkus dibagian kiridan bagian kanan. Di pembungkusan, mie yang bergerak akan melewati operatoryang bertugas menyusun dan membenarkan letak mie berdasarkan panjangnyadan memeriksa mie yang layak dibungkus. Operator pengisian mie memeriksaagar setiap conveyor pada mesin pembungkus berisi mie.Selanjutnya operatorpengisi memasukkan bumbu ke setiap mie sesuai dengan rasa dan jenismie dan kemudian conveyor mie berjalan menuju pembungkus dimana plastik pembungkus telah ada pada mesin tersebut.

10

4.2.Tahapan Proses

Mixing (T=25-40 OC; t=20 menit)

Penampungan adonan sementara di feeder

Sheeting

Slitting(60 untaian mi)

Steaming (T=90-100 OC; t=158 detik; P=0,05 Mpa)

Cutting (v=35 RPM )

Frying

Sortasi dan penumpukan blok mi

Pengemasan (v=80 RPM )

Mie Reguler Gaga

4.3.Persiapan Bahan Baku

Bahan yang digunakan Produk yang dihasilkan oleh P.T. Jakarana Tama adalah mie instant.Produk ini di produksi dengan berbagai rasa. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan mie instant adalah sebagai berikut : 4.3.1 Bahan Baku Bahan baku adalah bahan yang paling penting digunakan dalam pembuatan suatu produk dimana keberadaan bahan tersebut mempengaruhi nilai produk. Dengan kata lain, bahan baku adalah bahan utama dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan mie instant adalah : a. Tepung Terigu Bahan baku utama dalam pembuatan mi adalah tepung terigu. Hal ini dikarenakan penggunakan tepung terigu sebagai bahan baku mencapai 60-75% dari produk yang dihasilkan. Tepung terigu merupakan tepung atau bubuk halus yang berasal dari penggilingan biji gandum yang biasa digunakan digunakan sebagai bahan dasar pembuat , mi, dan roti (Fitasari,2009). Keistimewaan dari tepung terigu adalah kandungan protein dalam bentuk gluten yang berperan dalam menentukan kekenyalan atau elastisitas makanan dan mencegah adoan mudah hancur pada saat proses pencetakan dan pemasakan. b. Tepung tapioka Tepung tapioka adalah pati yang diperoleh dari hasil esktraksi ubi kayu melalui proses pemarutan, pemerasan, penyaringan, pengendapan pati, dan pengeringan (Mustafa,2015). Kualitas tapioka sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu berwarna putih, kandungan air yang rendah, banyaknya serat, kotoran,dan tingkat kekentalan. Umur kayu kurang dari 1 tahun memiliki zat serat dan kayunya masih sedikit , namun kandungan pati yang banyak c. Bumbu penyedap dan sauce Bumbu penyedap dan sauce tidak di produksi sendiri oleh pabrik tetapi didatangkan dari Ciawi yang menangani bumbu pada grup yang sama. Jadi bumbu sudah dalam bentuk kemasan.Pemberian bumbu pada setiap kemasan berbeda-beda menurut jenisnya dan rasa mie.Bumbu dan mie disatukan pada waktu pembungkusan.

12

4.3.2 Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya sebagai bahan pelengkap dan merupakan bagian dari produk akhir. Dengan kata lain, bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap bahan baku untuk sama-sama membentuk barang jadi, dimana komponen bahan tambahan ini biasanya tidak dapat dibedakan secara jelas pada barang jadi tersebut. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan mie instant adalah sebagai berikut : a. Pengemas atau pembungkus Pengemas atau pembungkus terbuat dari plastik yang telah diberi merek berbagai jenis dan rasa mie yang hendak dibungkus. Pengemas ini dibuat berbentuk roll gulungan yang telah disesuaikan dengan keadaan mesin pembungkus. b. Kotak karton Kotak karton digunakan untuk mengepak mie yang telah dibungkus pada masing- masing pengemas yang memuat 40 bungkus. Kotak karton ini juga telah diberi label berdasarkan jenis dan rasa mie yang akan dikemas. c. Selotif Selotif digunakan untuk merekatkan tutup kotak karton satu sama lain.

4.3.3 Bahan Pelengkap Bahan pelengkap adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dikenakan langsung terhadap bahan baku yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelancaran proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong ini tidak tampak pada barang jadi. Bahan penolong yang digunakan adalah : a. Natrium polipospat (NaH2PO4)

Natrium polipospat (NaH2PO4) berfungsi untuk membuat adonan menjadi kenyal dan bersatu. b. Natrium Karbonat (Na2CO3) Natrium karbonat dan kalsium karbonat merupakan bahan kimia alkali yang dapat membuat tepung terigu menjadi kenyal.Selain itu,natrium karbonat jugamengaktifkan

13

senyawa flavonoid sehingga menghasilkan mi berwarna sedikit kuning dengan flavor yang lebih baik (Firdaus, 2015). c. Garam (NaCl) Fungsi dari penggunaan garam yaitu sebagai pemberi rasa, memperkuat tekstur mi, meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas, dan membantu reaksi antara gluten dan karbohidrat. Penggunaan garam juga dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan d. Air Dalam proses pembuatan mie, air berfungsi untuk melarutkan zat-zat yang digunakan serta menjadikan adonan dapat bercampur secara homogen. Air berasal dari sumur pompa yang ditampung dalam tangki penyaring atau filter yang akan menyaring kotoran-kotoran sehingga dihasilkan air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. e. Minyak goreng Minyak goreng berfungsi untuk menggoreng mie yang sudah diadon dan dibentuk dalam mangkok-mangkok penggorengan. Minyak goreng yang dipakai harus mempunyai titik didih yang tinggi dan mengandung asam lemak rendah, sehingga hasil produksi tidak berbau tengik dan dapat bertahan lama.

4.4.Proses Produksi 4.4.1 Pembuatan Larutan Alkali Larutan alkali atau larutan konsui adalah campuran formula-formula tertentu dengan air dengan komposisi formula dan air adalah 1:3, formula-formula yang dimaksud adalah komposisi dari sodium polipospat, sodium karbonat, garam, karboksimetil, selulosa, tetrazine yang berfungsi untuk memberi warna, mengatur keasaman, mengentalkan dan memberi rasa dari mie yang dibuat

14

4.4.2 Mixing Tepung terigu sebanyak 9 sak (225 kg) dan tepung tapioka sebanyak 10 kg yang berada dilantai I lantai produksi dipompakan melalui screw conveyor ke mesin mixer yang berada pada lantai II. Pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka merupakan tahap awalproses pembuatan mie instant ini.

Gambar 7 Mesin Mixing.(Sumber http//sediamesin.com

4.4.3 Penampungan di Mesin Hopper Bila pencampuran selesai yang berarti telah terbentuk adonan yang baik menurut standar pabrik maka tutup bagian bawah (damper) mesin mixer terbuka dan adonan ditampung oleh mesin feeder yang berada tepat dibawah mesin mixer di lantai I, sehingga adonan dapat berpindah hanya dengan menggunakan gaya gravitasi

Gambar 8. Mesin Hopper (Sumber http//alibaba.com)

4.4.4 Pembentukan Lembaran Dari mesin feeder, adonan didorong sedikit demi sedikit ke mesin press dengan menggunakan roller-roller press yang akan menekan dan menipiskan adonan menjadi lembaran-lembaran. Di mesin press terdapat 2 pasang secara seri

Gambar 9. Mesin Roller(Sumber http//alibaba.com)

4.4.5 Slitting Mesin slitter atau penyisir terletak tepat berada di ujung mesin press. Lembaran adonan yang keluar dari roller terakhir mesin press akan masuk ke mesin slitter (penyisir). Kemudian lembaran dipotong-potong menjadi mie yang berukuran sekitar 1 mm dengan mesin slitter.Kemudian mie diuntai (di buat bergelombang) dengan menampung mie hasil sisiran dari slitter pada conveyor dengan kecepatan yang lebih kecil dari kecepatan keluaran potongan-potongan mie dari mesin slitter.

Gambar 10. Mesin Slitter(Sumber : www.google.com)

16

4.4.6 Steaming Untaian mi yang dihasilkan dari proses sebelumnya, kemudian dilewatkan steam box untuk dilakukan proses pengukusan atau steaming secara kontinyu dengan menggunakan steam melalui pipa yang berlubang di dalam steam box.. Sebelum proses produksi berjalan, terlebih dahulu menjalankan net steam conveyor pada steam box yang telah dialiri steam untuk mengondisikan ruang pengukusan sehingga mi yang akan dimasak pada awal produksi tidak lengket. Menurut Sugiono et al. (2011),Selanjutnya untaian mie yang selalu berada di atas conveyor dilewatkanmelalui steam box. Steam box ini sepanjang12 meter berisi uap panas 1000Cyang dialirkan dari boiler dan dilewati mie selama 1 menit. Di sini dimasakdengan cara mengukur karena hanya menggunakan uap panas atau tanpa kontakdengan api.Kemudian dari steam box untaian mie dilewatkan melalui 2 unit kipasangin (fan) untuk menurunkan suhu dari mie agar dapat diproses pada prosesselanjutnya.tujuan dari proses steaming adalah membuat adonan mengalami gelatinisasi pati yang dapat menentukan tekstur dan rehidrasi mi. Hal inlah yang membuat mi yang dihasilkan disebut mi instan karena dalam pemasakannya hanya membutuhkan waktu 3-4 menit saja

Gambar 11. Mesin Steaming(Sumber : https:/alibaba.com/)

4.4.7 Cutting Untaian mie yang dilewatkan melalui 2 unit kipas angin (fan) untuk menurunkan suhu dimaksudkan agar mie tidak terlalu lembek untuk dipotong dan dapat dilipat dengan alat pelipat.Cutter ini terdiri dari pisau pemotong dan alat pelipat sendiri terdiri dari cangkul- cangkul pelipat.

17

Gambar 12. Mesin Cutting (Sumber : alibaba.com)

4.4.8 Pendistribusian Kemudian mie yang telah dilipat dijatuhkan ke conveyor distribusi yangmembawa potongan-potongan mie conveyor penggorengan yang berisimangkok-magkok. Dalam letakkan mie dari bagian distribusi sering mie yangdijatuhkan tidak tepat pada mangkok

karena kecepatan antara conveyor tidaksama. Untuk menghindari hal ini perusahaan menggunakan tenaga karyawanuntuk mengatur atau meletakkan mie pada mangkok.

Gambar 13. Mesin Conveyor (Sumber http//alibaba.com)

18

4.4.9 Penggorengan Prinsip penggorengan mie adalah pengeringan mie basah dengan mediaminyak goreng pada temperatur tinggi sehingga mencapai kadar air tertentudengan tujuan membentuk mie kering yang matang, renyah, gurih, tahan lama dansiap dikemas.Mie yang dimasukkan ke dalam mangkok-mangkok penggorengan ditutupdengan jaring-jaring yang bertujuan untuk menjaga mie agar tidak mengembangmelebihi ukuran yang diinginkan dan tidak mengapung saat digoreng.Mangkok-mangkok conveyor dilewatkan dalam penggorengan yang telahberisi minyak yang telah dipanaskan

Gambar 14. Mesin Penggorengan(Sumber google.com)

4.4.10 Colling Potongan-potongan mie yang telah digoreng kemudian dibawa kemesinpendingin (cooling fan) dengan menggunakan conveyor.Pendinginan mie inidilakukan di dalam cooling box dengan menghembuskan udara kearah miemelalui kipas angin yang ditempatkan sedemikian rupa di dalam cooling box.Adapun jumlah kipas angin yang berda dalam mesin pendingin ialah 20 unit.

Gambar 15. Mesin Colling(Sumber tribunnews.com)

4.4.11 Pembungkusan Setelah mie didinginkan dan keluar dari cooling fan, mie didistribusikanoleh conveyor menjadi 2 jalur dan di bawa ke mesin pembungkus dibagian kiridan bagian kanan. Di pembungkusan, mie yang bergerak akan melewati operatoryang bertugas menyusun dan membenarkan letak mie berdasarkan panjangnyadan memeriksa mie yang layak dibungkus. Operator pengisian mie memeriksaagar setiap conveyor pada mesin pembungkus berisi mie. Selanjutnya operatorpengisi bumbu memasukkan bumbu ke setiap mie sesuai dengan rasa dan jenismie dan kemudian conveyor mie berjalan menuju pembungkus dimana plastik pembungkus telah ada pada mesin tersebut. Mesin ini dilengkapi dengan sensoryang memberi tanda jika ada bungkus yang tidak lengkap bumbunya atau mieyang tidak bagus bentuknya untuk kemudian disisihkan dari conveyor. Mesin inijuga memberi

20

5. PEMBAHASAN 5.1. Latar Belakang

Mie adalah produk pasta atau ekstrusi.Mie merupakan jenis makanan yangdiperkirakan berasal dari daratan Cina.Hal ini dapat dilihat dari budaya bangsaCina, yang selalu menyajikan mie pada perayaan ulang tahun sebagai symboluntuk umur yang panjang (Juliano dan Hicks, 1990).Mie dapat puladikategorikan sebagai salah satu komoditi pangan subtitusi karena dapat berfungsisebagai bahan pangan utama pengganti pangan pokok.

Mie adalah produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahanbahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mie.Produk mie umumnya digunakan sebagai sumberenergi karena kandungan karbohidratnya yang relatif tinggi (Syamsir, 2008 ).Walaupun pada prinsipnya mie dibuat dengan cara yang sama, tetapi di pasarandikenal beberapa jenis mie, seperti mie segar / mentah (raw Chinese noodle), mie basah (boiled noodle) mie kering (steam and fried noodle), dan mie instan ( ). Mie segar atau mie mentah adalah mie yang tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dan mengandung kadar air sekitar 35 %. Mie segar iniumumnya digunakan sebagai bahan baku . Mie basah adalah jenis mie yangmengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan sebelum dipasarkan danmengandung kadar air 52 %. Mie kering adalah mie segar yang telah dikeringkanhingga kadar airnya mencapai 8-10 %. Mie kering sebelum dipasarkan biasanyaditambahkan telur sehingga mie ini dikenal dengan nama mie telur. Penambahan telurini merupakan variasi sebab secara umum mie oriental tidak mengandung telur (Astawan, 2003)

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang semakin canggih maka dunia usaha juga mengalami perkembangan yang luar biasa. Muncul perusahaan-perusahaan baru yang menciptakan produk ataupun jasa untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan permintaan kob nsumen. Semakin meningkatnya kebutuhan dan permintaan konsumen dapat menjadi tolak ukur meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Permintaan konsumen yang banyak adalah penyebab munculnya perusahaan baru dibidang yang sama, sehingga menimbulkan persaingan yang begitu ketat pada dunia bisnis sendiri. Perusahaan yang awalnya memiliki pangsa pasaryang cukup luas, kini harus berbagi pangsa pasar dengan perusahaanperusahaan baru yang memiliki inovasi sehingga dapat diterima masyarakat. Perusahaan-perusahaan harus jeli dalam membentuk minat beli konsumen pada suatu produk. Salah satunya adalah dengan model pengemas Pengemasan merupakan salah satu faktor penting yang harus di perhatikan

21

untuk merebut perhatian konsumen. Karena saat ini kemasan bisa menjadi strategi jitu dalam pemasaran suatu produk untuk menarik minat beli konsumen. Kemasan juga bisa memberi gambaran awal dari suatu produk, baik itu dari segi kualitas maupun nilai produk yang di tawarkan oleh produsen. Kemasan seharusnya merupakan kesan singkat dari citra suatu produk yang ingin disampaikan dari produsen, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu saja bukan suatu hal yang mudah. Yang terpenting dari kemasan adalah kemasan tersebut harus menunjukkan identitas suatu produk. Seperti yang di ungkapkan (Schiffman dan Kanuk , 2007) minat merupakan suatu faktor internal (individual) yang mempengaruhi perilaku konsumen, minat adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembeli untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia dalam periode tertentu. Faktor kemasan menjadi bahan pertimbangan yang penting dalam pengambilan keputusan pembelian mie dan menarik minat beli konsumen.

5.2 Tugas Khusus

Pada setiap proses produksi di industri industri besar tentunya didalam proses produksi pasti akan terdapat produk yang mengalami kerusakan baik dari pengolahan bahan baku sampai dengan produk jadi. Proses pengemasan seringkali mengalami permasalahan berupa pemborosan yang dihasilkan. Oleh sebab itu analisa pemborosan plastik kemasan pengemas diperlukan untuk mengetahui seberapa besar pemborosan yang dihasilkan.

Pemborosan pengemas dapat disebabkan karena masalah yang terjadi ketika proses pengemasan seperti, permasalahan potong mi, potong gambar, dan kesalahan pengaturan sealing machine. Setiap mi yang telah dikemas dilakukan sortasi terlebih dahulu sebelum dikemas menggunakan karton sebagai pengemas sekunder.Kemasan mi yang tidak sesuai harus disobek agar mi yang masih dalam keadaan baik dapat dikemas kembali.Kemasan tersobek inilah yang menyebabkan timbulnya pemborosan kemasan.Potong mi disebabkan oleh posisi mi yang kurang rapi ketika berada pada conveyor anting-anting sebelum memasuki sealing machine. Potong gambar pada pengemas diakibatkan oleh posisi pengemas kurang sesuai sehingga sensor tidak dapat memerintahkan mesin untuk memotong pengemas pada posisi yang tepat, sehingga mesin akan memotong pada tempat yang salah meskipun sealing machine juga dilengkapi dengan pengatur panjang pengemas setiap kemasan mi. Selain panjang pengemas, pada sealing machine pengaturan kecepatan mesin, suhu end sealing, dan suhu long sealing, serta sikat pengatur banyaknya angin dalam kemasan jugadilakukan. Apabila kecepatan

22

sealing machine terlalu rendah maka proses pengemasan akan berjalan lama dan terjadi penumpukan mi pada belt conveyor, sedangkan ketika kecepatan terlalu tinggi membuat conveyor anting-anting banyak yang tidak terisi mi sehingga menghasilkan kemasan kosong (tidak ada mi). Suhu yang kurang panas membuat sealing sempurna dan mudah terlepas, sedangkan suhu yang terlalu tinggi dapat membuat sealing mejadi keriting bahkan berbentuk seperti plastik yang meleleh. Oleh sebab itu diperlukan pengaturan yang sesuai agar pemborosan pemborosanpengemas kemasan dapat diminimalkan.

Pemborosan pengemas kemasan dapat disebabkan karena mi tidak terkemas dengan baik, sehingga kemasan mi harus disobek kembali dan mi yang masih bagus akan dikemas kembali. Kerusakan kemasan pengemas ini seperti, potong mi, potong gambar, dan kesalahan pengaturan sealing machine.Permasalahan potong mi dapat diatasi dengan merapikan susunan mi pada conveyor anting-anting, lebar dan panjang mi juga harus diperhatikan agar mi tidak terpotong oleh sealing machine.Permasalahn potong gambar dapat diatasi dengan mengontrol sensor pemotongan pengemas, kecepatan mesin, dan settingan panjang pengemas.Pengaturan suhu sealing sangat diperlukan agar kemasan dapat terkelim dengan rapat, rapi, dan tidak kerinting karena suhu yang terlalu tinggi.

Tabel 1 Data pemborosanpengemas Mi Reguler Gaga Tanggal (Agustus 2018) 15 16 27 28 29 Roll (kg) 128.10 117.24 102.62 107.12 110.38 Setting awal (kg) 0.17 0.09 0.10 0.12 0.11 Start awal (kg) 0.40 0.26 0.34 0.28 0.30 Total pemborosan (kg) 2.26 1.34 2.76 3.21 3.46 Total keseluruhan (kg) 2.83 1.60 3.20 3.61 3.87 Persentase 2.21 1.36 3.12 3.37 3.51 pemborosan (%)

Hasil yang diperoleh dari tabel 6, terlihat bahwa berdasarkan pengambilan data pemborosanpengemas Mi Reguler Gagaselama 5 hari pengamatan di bulan Agustus 2018 menghasilkan pemborosanpengemas yang cukup besar. Besarnya pemborosan yang dihasilkan disebabkan oleh faktor-faktor yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu berupa permasalahan potong mi, potong gambar, dan kesalahan pengaturan pada sealing machine. Selain itu juga adanya trial suhu dryer pada proses pembuatan Mi Reguler Gagadan pada trial tersebut mi tetap dikemas menggunakan pengemas sehingga membuat pengemas menjadi boros. Bentuk

23

mi yang terlalu lebar juga mempengaruhi seal pengemas, mi yang terlalu lebar membuat seal kurang baik karena lebar long seal dan end seal dapat berkurang. Hal inilah yang membuat kemasan kurang rapi dan memungkinkan terjadinya kebocoran.Oleh sebab itu, setiap mi yang terkemas kurang baik harus disobek dan dikemas kembali untuk mencegah kebocoran seal dan membuat mi cepat rusak. Kecepatan RPM sealing machine juga mempengaruhi banyaknya pemborosanpengemas yang dihasilkan. Semakin tinggi kecepatan, memungkinkan adanya kemasan yang kosong atau jumlah mi kurang dalam kemasan karena kecepatan pengemasan tidak diimbangi dengan kecepatan mi yang dihasilkan.

Tabel 2 Data samplingpemborosan pengemas kemasan Mi Reguler Gaga Sumber pemborosan pengemas Jumlah Persentase (pieces) (%) Potong gambar 5 0.01 Potong mi 56 0.06 End seal 31 0.03 Long seal 87 0.09 Kosong 11 0.01

Hasil yang diperoleh dari data samplingpemborosanpengemas kemasan Mi Reguler Gagadapat dilihat dari Tabel 2. Selain dilakukan pengukuran pemborosanpengemas, tetapi juga dilakukan sampling setiap satu jam sekali selama 5 menit. Tujuan dari dilakukan samplingpemborosanpengemas adalah untuk mengetahui sumber penyebab dari pemborosan tersebut.Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa sumber pemborosanpengemas terbanyak yaitu karena long seal yang kurang baik pada kemasan.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa suhu dapat mempengaruhi kualitas dari sealing pada kemasan. Suhu yang kurang panas membuat sealing sempurna dan mudah terlepas, sedangkan suhu yang terlalu tinggi dapat membuat sealing mejadi keriting bahkan berbentuk seperti plastik yang meleleh. Selain itu, mie yang terlalu lebar menyebabkan area long seal menjadi lebih sempit sehingga bentuk seal kurang rapi, serta memungkinkan terjadinya kebocoran kemasan karena sealing yang kurang sempurna.

Total mi yang terbungkus ketika proses sampling adalah sebanyak 97230 pieces atau bungkus, sehingga apabila dihitung berdasarkan kemasan yang di-reject maka menghasilkan mi yang sesuai standar sebesar 99.80 % dan kemasan yang rusak sebesar 0.20 %. Jumlah mi yang dihasilkan bergantung dengan kecepatan RPM sealing machine yang digunakan. Kecepatan

24

standar sealing machine adalah 80 RPM , tetapi tidak menutup kemungkinan kecepatan tersebut ditambah atau dikurangi tergantung dengan kondisi di lapangSealing machine juga harus diperiksa kondiri dan kinerja mesin secara berkala agar mesin dapat berfungsi dengan maksimal

25

6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Permasalahan yang dapat terjadi pada proses produksi Mi Reguler Gaga adalah pemborosan dan pemborosan dari mi, serta pemborosanpengemas. Pemborosan mi dapat disebabkan karena lembaran adonan yang terlalu tebal, gelombang mi yang terlalu rapat, kecepatan cutter yang tidak konstan, suhu, dan tekanan pada proses.Pemborosan mi berasal dari mi hancur patah, mi hancur halus, dan mi hancur kotor.Mi yang hancur dapat dikarenakan terjadinya benturan antar mi maupun dengan mesin, sehingga mi harus di- reject karena tidak sesuai dengan kriteria dan standar.Pemborosan pengemas dapat disebabkan oleh adanya mi yang telah dikemas tetapi kemasan tersebut mengalami potong gambar, potong mi, serta ketidaksempurnaan proses sealing pada bagian end sealing maupun long sealing.

6.2.Saran  Pemborosan mi yang terjadi dapat diminimalkan dengan melakukan pengontrolan yang lebih intensif terhadap tebal lembaran adonan dan kepadatan gelombang mi,  melakukan pemantauan serta perbaikan mesin roll sheeter secara berkala agar kinerja mesin tetap prima.  memastikan adonan benar-benar kalis dan proses mixing telah sempurna,  memastikan tingkat kematangan mi dengan benar dengan melakukan pengaturan terhadap suhu dan tekanan steam agar mi yang dihasilkan kompak dan tidak mudah rapuh,  meminimalkan terjadinya bentuan dan membanting mi tidak mengalami patah atau hancur, serta memastikan bahwa mi yang dihasilkan memiliki bentuk dan ukuran yang sesuai agar tidak hancur ketika melewati conveyor anting-anting.  Kecepatan RPM sealing machine juga harus dikontrol agar tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat. Apabila kecepatannya terlalu tinggi, maka memungkinkan terdapat kemasan yang tidak terisi mi sehingga akan menambah jumlah pemborosan yang dihasilkan. Suhu sealing machine juga harus dikontrol agar tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah.

7. DAFTAR PUSTAKA

Anam C, Handajani. 2010. Mi kering waluh (Cucurbita moschata) dengan antioksidan dan pewarna alami. Cakara Tani. 25(1): 72-78. (http://fp.uns.ac.id/jurnal/caraka%20XXV_1-72-78.pdf) Astawan M. 2006. Membuat Mi dan Bihun. Jakarta (ID): Penebar Swadaya (http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86985/potongan/D3-2015-332209- bibliography.pdf) Astawan, M. 2003. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. PT. TigaSerangkai Pustaka Mandiri. Solo (http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22891/K.%20DAFTAR %20PUSTAKA.pdf?sequence=8&isAllowed=y) Firdaus RA, Utami R, Nurhartadi E. 2015. Aplikasi ekstrak abu sabut kelapa sebagai bahan pengenyal dan pengawet alami dalam pembuatan mie basah. Jurnal TeknologiHasilPertanian.8(2):99106. (https://jurnal.uns.ac.id/ilmupangan/article/view/12898) Fitasari E. 2009. Pengaruh tingkat penambahan tepung terigu terhadap kadar air, kadar lemak, kadar protein, mikrostruktur, dan mutu organoleptik keju gouda olahan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 4(2): 17-29. (http://jitek.ub.ac.id/index.php/jitek/article/viewFile/143/137) Jatmiko GP, Estiasih T. 2014. Mie dari umbi kimpul (Xanthosoma sagitifolium).Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(2): 127-134. (http://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/45) Juliano, B.O. dan P.A. Hicks. 1990. Utilization of rice functional properties to produce rice food products with modern processing technologies. International Rice Commission Newsletter. 39: 163-178. (https://www.researchgate.net/profile/Bienvenido_Juliano/publication/304352553 _Utilization_of_rice_functional_properties_to_produce_rice_food_products_with _modern_processing_technologies/links/576ce0ff08ae9bd7099614b4/Utilization- of-rice-functional-properties-to-produce-rice-food-products-with-modern- processing-technologies.pdf) Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasidan Pengendalian (terjemahan Jaka Wasana). Salemba Empat. Jakarta (http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76932/potongan/D3-2014-315390- bibliography.pdf) Mustafa A. 2015. Analisis proses pembuatan pati ubi kayu (tapioka) berbasis neraca massa.Agrointek. 9(2): 127- 133. (http://journal.trunojoyo.ac.id/agrointek/article/view/2143) Syamsir, E. 2008. Hasil-hasil Olahan Mie. Bandung: Penerbit Erlangga (http://repository.wima.ac.id/83/5/Bab%204.pdf) Sukoco DH. 2013. Pengaruh subtitusi tepung mocaf dan penambahan puree wortel (Daucus carota L.) terhadap sifat organoleptik mi telur. E-Journal Boga. 2(3): 25- (http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-boga/article/view/3634) Schiffman, Leon.G. dan Leslie Lazar Kanuk. (2007). Perilaku Konsumen. EdisiKe-7. Diterjemahkan oleh Zoelkifli Kasip. PT. Indeks, Jakarta. (http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFile/15 92/1974 )

8. LAMPIRAN

Tabel 3. Jadwal Kerja Praktek di PT Jakarana Tama Waktu Tanggal Kegiatan Masuk Pulang 16 Juli 2018 06.30 15.30 Pengarahan dari Bapak Ardiansyah selaku HRD PT. Jakaranatama 17 Juli 2018 06.30 15.30 Pengarahan dari bapak MB selaku supervisor bagian noodle department 18 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas Produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular varian GS-GS (Gaga Seribu Goreng Spesial) pada line 9 secara berkala yaitu selama satu jam sekali. 19 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GC-EP (Gaga Cepek Ekstra Pedas) secara berkala yakni selama 1 jam sekali 20 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GC- KSP (Gaga Cepek Kuah Soto Pedas) secara berkala yakni selama 1 jam sekali 23 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikabn Tugas produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian AR- HOT (Arirang HOT) secara berkala yakni selama 1 jam sekali 24 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas operator di bantu bagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GC-EP (Gaga Cepek Ekstra Pedas) secara berkala yakni selama 1 jam 5 kali 25 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugas bagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GS- GS (Gaga Seribu Goreng Spesial) secara berkala yakni selama 1 jam 5 kali 26 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugasbagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GC-EP secara berkala yakni selama 1 jam 5 kalidengan berat 38gram-42 gram dan

melakukan pengemasan, serta pemberian tugas 2. 27 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugasbagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GC- EPLH dan GC-EP secara berkala yakni selama 1 jam 5 kali 30 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugasbantu bagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GCKEPJ secara berkala yakni selama 1 jam 5 kali 31 Juli 2018 06.30 15.30 Diberikan tugasbantu bagian produksi untuk mengecek berat basah berat kering mie regular pada line 9 dengan varian GMTK secara berkala yakni selama 1 jam 5 kali 01 Agustus 2018 06.30 15.30 Berlatih untuk mengerjakan pemborosanpengemas atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan 02 Agustus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan pemborosanpengemas atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menimbang total jumlah kemasan yang rusak atau tidak sesuai standar 06 Agustus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan pemborosanpengemas atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menimbang total jumlah kemasan yang rusak atau tidak sesuai standar 07 Agustus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan pemborosanpengemas atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menimbang total jumlah kemasan yang rusak atau tidak sesuai standar 08 Agustus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan pemborosanpengemas atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menimbang total jumlah kemasan yang rusak atau tidak sesuai standar

29

09 Agustus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan pemborosanpengemas atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menimbang total jumlah kemasan yang rusak atau tidak sesuai standar 10 Agstus 2018 06.30 15.30 Mulai mengerjakan pemborosanpengemas atau pemborosan yang terjadi saat proses pengemasan dengan cara menimbang total jumlah kemasan yang rusak atau tidak sesuai standar 13 Agustus 201 06.30 15.30 Presentasi akhir dengan supervisor department noodle Bapak Panji

30

8.2. Surat Keterangan Selesai Kerja Praktek

31

8.3. Formulir Scan Anti Plagiarisme

32