DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(2).4125 P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770 Relevansi Konsep Nilai Petatah Petitih Sunan Gunung Djati dalam Pendidikan Islam

Hanif Cahyo Adi Kistoro, Aminah Nur Latifa Sibarani

Universitas Ahmad Dahlan , Jl. Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Kec. Banguntapan, Bantul, Yogyakarta 55191 Email: [email protected]

Abstract: This study aims to explain the relevance of the concept of petatah petitih/ Sunan Gunung Jati advice with the values of Islamic education. This type of research is library research (library research). The primary data sources of this research are inscriptions, books, journals, and other works. Secondary sources were obtained from informants through interviews—data analysis techniques using content analysis techniques by doing source criticism, interpretation, and historiography. From the results of the study, it was concluded that the method of Sunan Gunung Jati in religious education through the concept of petatah-petitih. The relevance of petitah petatih with Islamic culture is the balance of the value of monotheism and humanity (tajug and poor poor), prayer is the pillar of religion (yen prayer pucuke arrow refuge, fasting educates to be patient, honest and controlling lust (yen fasting and tetaling gundewa refugee), consistent in worship (fixed kang worship), fear of the prohibition of God (Wedi ing Allah), give thanks for the favors given (Manah den thank God and God), and always ask for forgiveness (Kudu ngakehaken repentance).

Keywords: Relevance, Petatah-Petitih Concept Sunan Gunung Jati, Islamic Education

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan relevansi konsep petatah petitih/nasehat Sunan Gunung Jati dengan nilai–nilai pendidikan islam. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Sumber data utama dari penelitian ini adalah prasasti, buku, jurnal dan karya lainnya. Sumber sekunder didapatkan dari informan melalui wawancara. Teknik Analisis data menggunakan teknik analisis konten (content analysis) dengan melakukan kritik sumber, interpretasi dan histroriografi. Dari hasil penelitian, ditarik kesimpulan bahwa metode Sunan Gunung Jati dalam pendidikan agama melalui konsep petatah-petitih. Relevansi petatah petitih dengan pendidikan islam adalah adanya keseimbangan nilai Tauhid dan kemanusiaan (tajug dan fakir miskin), shalat adalah tiang agama (yen sembahyang kungsi pucuke panah, puasa mendidik untuk sabar, jujur dan mengendalikan hawa nafsu (yen puasa den kungsi tetaling gundewa), konsisten dalam ibadah (Ibadah kang tetap), takut larangan Allah (Wedi ing Allah), mensyukuri nikmat yang diberikan (Manah den syukur lan Allah), dan selalu meminta ampunan (Kudu ngakehaken pertobat).

Kata Kunci: Relevansi, Konsep Petatah-Petitih Sunan Gunung jati, Pendidikan Islam

Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 4, No. 2, Juli – Desember 2019 Received: 26 November 2019; Accepted: 03 January 2020; Published: 18 February 2020 *Corresponding Author: [email protected] PENDAHULUAN pengetahuan merupakan contoh nilai Sesuatu yang berharga biasanya insaniah yang sifatnya dinamis. bernilai. Dalam ilmu pengetahuan Pendidikan yang dianggap sebagai khususnya ilmu pendidikan, nilai proses penanaman nilai-nilai tentu mempunyai peran yang penting. Nilai mempunyai kompleksitas persoalan merupakan suatu komponen keyakinan didalamnya. Tugas pendidikan adalah ataupun perasaan yang menjadi suatu selalu mencari dan menggali makna nilai identitas yang memberikan pengaruh untuk di terapkan dalam kehidupan tertentu dalam berpikir, berperasaan dan manusia. berperilaku (Daradjat, 1992: 260). Nilai Pendidikan adalah suatu usaha inilah yang diharapkan menjadi hasil dari manusia untuk membina kepribadiannya proses pendidikan. Seseorang yang sesuai dengan nilai yang berlaku mendapatkan pendidikan akan dimasyarakat. Proses Pendidikan bahkan mempunyai nilai yang lebih baik dari segi juga terjadi dalam lingkup masyarakat pengetahuan (knowledge), keterampilan yang sederhana sekalipun (Ramayulis, (skill), sikap/perilaku (attitude). Nilai 2008:166). melekat dalam perilaku sehingga tidak Esensi pendidikan adalah dapat disentuh dengan pancaindra. Oleh seperangkat bimbingan dan pengarahan karenanya nilai merupakan sesutu yang dalam kehidupan manusia yang berbentuk ideal dan abstrak. Ada beberapa kemampuan dasar dan kemampuan ajar pengertian tentang nilai menurut para yang merubah kepribadiannya sebagai ahli. Nilai merupakan rangkaian dalam makhluk sosial (Arifin,1994:14). keyakinan yang memberikan sesuatu yang Pendidikan dengan kata lain berharga dalam pemikiran dan tindakan merupakan upaya pendidik utuk (Abu Ahmadi dan Noor Salimi, 2008:202). menjadikan anak didik menjadi dewasa. Pengertian lain menjelaskan segala Indikator kedewasaaan adalah sesuatu mempunyai batasan. Nilai adalah kemampuan anak didik menetapkan ukuran dari sesuatu yang adadi jagat raya pilihan dan mempertanggungjawabkan (Azizi, 2009:15). perbuatan secara mandiri. Apabila ini Dari pengertian tersebut, nilai terwujud maka pendidikan dianggap mengandung sesuatu yang berharga yang berhasil (Kistoro, 2014:10). dihasilkan dari pemikiran dan menjadi Islam adalah agama yang sebuah kesepakatan dimasyarakat dalam menganjurkan pentingnya pendidikan. menjaga tingkah laku manusia. Islam mengajarkan tentang kehidupan Ada dua sumber utama nilai dalam dunia dan akhirat. Bentuk nyata islam kehidupan manusia yaitu sumber ilahiah dalam dunia pendidikan adalah kewajiban dan sumber insaniah. Nilai ilahiah pemeluknya untuk belajar dan merupakan nilai yang berasal dari Tuhan melaksanakan pendidikan. Mulai dari lahir dan diajarakan lewat Utusan-Nya. hingga akhir hayat. Keimanan, ketakwaan, kemaslahatan dan Asas dan filsafat pendidikan islam bentuk lainnya adalah bukti sifat yang dapat di lihat dalam kandungan Al-quran bernilai. Pada nilai ini tugas manusia seperti dalam surat Al-Nahl} ayat 89: َ َ َ َ َ ُ ُ ل ُ َّ َ ً َ َ ل adalah menginterpretasikan nilai tersebut ويوۡم ۡنبۡعث ۡ يِف ۡ يك ۡأم ةۡ ۡش يهيدا ۡعليۡ يهم ۡ يمنۡۡ salah satunya dalam bentuk perilaku yang َ َ َ ُ َ َ َ َ ً َ ى َ ُ ا َ َ َّ َ .baik أنف يس يهمۡ ۡو يجئۡناۡبيكۡش يهيداَۡعۡۡهۡؤ ۡل يۡء ۡونز ۡلاۡ Nilai insaniah merupakan َ ل َ kesepakatan manusia yang di gunakan َ َ َ ى َ َ ى ُ ل َ ُ َ َ َ عليۡكۡٱۡل يكتۡبۡتيبۡ ۡينۡاۡلي يكۡ ۡشءۡ ۡوهدۡىۡورحۡ ۡةۡ untuk kehidupan bermasyarakat dan َ ُ َ ى ُ َ pengembangan peradaban manusia. Nilai وب ۡشىۡۡليلۡمسۡلي يمني٨٩ۡۡ ۡ sosial, nilai budaya, nilai ilmu

25 “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami pesantren di wilayah dan bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang Sekitarnya (Kurnia, 2007 : 2) saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kesuksesan Sunan Gunung Jati Kami datangkan kamu (Muhammad) dalam menyebarkan ajaran Islam dapat menjadi saksi atas seluruh umat manusia. ditunjukkan dari beberapa peninggalan Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al baik dalam aspek sosial, sosial, seni dan Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu pendidikan. Dampak dari dakwah sunan dan petunjuk serta rahmat dan kabar gunung jati juga membawa pengaruh gembira bagi orang-orang yang berserah positif dalam kehidupan masyarakat diri”. Cirebon dan sekitarnya (Hardi dan Sesuai dengan Qs. An Nahl diatas ada Rohman, 2014 : 1) salah satu kata kunci yang cukup jelas Salah satu konsep nilai yang sangat bahwa Al Quran yang dalam ayat ini cocok dengan pendidikan adalah petatah- disebut sebagai Al kitab diturunkan untuk petitih. Konsep petatah petitih ini sampai menjelaskan segala sesuatu yang ada sekarang masih menjadi nilai yang dianut didunia. Selain itu juga sebagai petunjuk masyarakat khususnya didaerah Cirebon bagi yang mau mempelajarinya. (Wildan, 2012:244). Jadi dapat disimpulkan dari Petatah-petitih adalah ungkapan semuanya bahwa pengertian secara luhur yang dijadikan pedoman dalam umum tentang nilai dalam pendidikan kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan Islam adalah seperangkat prinsip hidup beragama khususnya bagi umat Islam di dan keyakinan yang saling berhubungan Cirebon. Ajaran Petatah-petitih yang yang memuat ajaran agama untuk dibawa oleh Sunan Gunung Jati sebagai mengajarkan dan memberdayakan serta bekal agar bisa meningkatkan keimanan mengembangkan kemampuan manusia (Tauhid) Manusia dengan Allah SWT. dalam mencapi manusia seutuhnya sesuai Salah satu Efek dari keimanan adalah dengan kodrat penciptaanya yaitu munculnya perilaku yang baik dalam menjadi hamba dan khalifah di muka bentuk hubungan harmonis antar sesama bumi. manusia (muamalah). Sesuai sejarahnya, ajaran Islam di Nilai-nilai dalam pendidikan dapat Nusantara mulai muncul dan berkembang digolongkan dalam empat aspek, antara tidak terlepas dari peranan sembilan lain:petatah-petitih yang berkaitan dengan orang wali yang disebut Walisongo. Wali ketakwaan dan keimanan (Tauhid), artinya penghulu agama dan Songo petatah-petitih yang berkaitan dengan berasal dari bahasa Jawa yang artinya kedisiplinan, petatah-petitih yang sembilan. Jadi, Walisongo berarti sembilan menyangkut kearifan dan kebijaksanaan, orang wali Allah SWT. yang menyebarkan petatah-petitih tentang kesopanan dan agama Islam. Salah satu tokoh yang tatakrama (adab) (Eman Suryaman, termasuk dalam anggota walisongo adalah 2015:131). Syarif Hidayatullah atau biasa disebut Ajaran keimanan dan ketakwaan sebagai sebutan Sunan Gunung Jati. yang terdapat dipetatah-petitih yang Syarif Hidayatullah merupakan salah ditinggalkan oleh Sunan Gunung Jati tidak satu wali yang diberikan amanah untuk hanya berada pada tataran pengakuan menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa lisan, tetapi didasari makrifat terhadap khususnya jawa barat. Syarif Hidayatullah Allah dan dipraktikkan dalam amal atau Sunan Gunung Jati mengabdikan perbuatan (Eman Suryaman, 2015:131). seluruh kehidupan untuk menyebarkan Dalam petatah-petitih keimanan dan ajaran dengan proses yang panjang dan ketakwaan ada tujuh pokok ajaran yang tidak mudah. Salah satu ciri pendidikan diwariskan oleh Sunan Gunung Jati lebih yang islam yang di ajarkan oleh Sunan menekankan pada hubungan manusia Gunung Jati adalah adanya pondok dengan Allah yang dibina melalui ibadah,

26 antara lain aku Sunan Gunung Jati titip mengamalkan ajaran agamanya dengan tajug dan fakir miskin, apabila baik. Perilaku seseorang dapat menjadi menjalankan shalat harus khusyuk, jika cermin bagaimana kemampuan puasa harus kuat seperti anak panah, memahami ajaran agamanya. istiqomah dalam ibadah, takut dan Dengan kata lain, adanya nilai-nilai bersyukur kepada Allah, dan banyak dalam konsep petatah petitih ini dapat di bertobat (Wildan, 2002: 29). jadikan bahan dalam proses pendidikan Penjelasan sederhana dari konsep agama terutama pendidikan karakter anak diatas bahwa sebagai manusia didik. bermasyarakat perlu membantu orang yang tidak punya dan kesusahan. KONSEP TEORI Pendidikan agama diharapkan Biografi Sunan Gunung Jati mengajarkan anak didik untuk peka dan Sunan Gunung Jati dilahirkan di peduli terhadap sesama. Sifat tolong dan Mesir pada 1448 M dengan nama Syarif saling berbagi merupakan salah satu Hidayat atau Syarif Hidayatullah (Atja, wujud pendidikan karakter. 1986:36). Ia lahir di tengah-tengah Begitu pula dalam beribadah, keluarga yang sangat religius dan diharapkan selalu khusyu’ dan istiqomah. terhormat. Ayah beliau merupakan Konsistensi dalam ibadah akan keturunan raja Mesir yang bernama Syarif menelurkan nilai-nilai kebaikan seperti Abdullah dengan gelar Mahmud, kedisiplinan, keteraturan dan lainnya. sedangkan ibunya yang bernama Nyai Penekanan nilai-nilai lainya adalah Rara Santang juga seorang keturunan memperbanyak syukur atas segala apa “darah biru” karena ia adalah putri Prabu yang sudah diberikan. Kenikmatan Siliwangi, raja Pajajaran (Sunardjo, karunia yang selalu disyukuri akan 1983:43). mengarahkan manusia untuk merasa Sunan Gunung Jati berasal dari cukup dan tidak berlebih. Rasa syukur ini campuran keturunan Arab dan Indonesia dapat mencegah tumbuhnya sifat tamak. asli. Dari garis keturunan ibunya, Sunan Bukti konkrit yang dapat dilihat di jaman Gunung Jati adalah cucu Prabu Siliwangi sekarang adalah perilaku korupsi karena dari dari kerajaan Pajajaran. Darah Nabi berkurangnya rasa syukur. Ingin Muhammad S.A.W. mengalir dari ayahnya, mendapatkan sesuatu yang banyak syarif Abdullah. Sunan Gunung Jati atau dengan menghalalkan caranya. Syarif Hidayatullah merupakan keturunan Tujuan pengajaran atau pendidikan ke-22 Rasulullah (P.S. Sulendraningrat, berdasarkan nilai-nilai ajaran islam ini 1978:15). adalah untuk membentuk moralitas atau Sunan Gunung Jati dalam menempuh akhlak yang menjadi bekal mencapai pendidikan tidak melalui lembaga formal kebahagiaan abadi yang tidak bisa seperti yang berlaku sekarang. Akan dijelaskan secara materi dan kata-kata, tetapi, bentuk pendidikan yang atau kebahagiaan yang lebih bersifat ditempuhnya adalah dengan melakukan ukhrawi. pengembaraan fisik, intelektual, dan Petatah petitih yang diajarkan spiritual. Tidak jarang beliau berpindah Sunan Gunung Jati memandang bahwa dari satu guru ke gurunya yang lain, dan seluruh aktivitas ibadah dapat bernilai juga ia juga berpidah ke dari satu tempat sebagai upaya pendekatan diri kepada ke tempat lain untuk belajar. Hal ini Allah dan semuanya perlu proses dilakukan agar ilmu Islam yang pembelajran. Orang tidak akan tiba-tiba didapatkan semakin banyak, di samping mampu melaksanakan sesuatu tanpa itu didorong oleh keinginannya yang mempelajari terlebih dahulu. Diharapkan sangat besar menjadi guru agama Islam dengan orang belajar memahami ajaran (Suryaman, 2015:27). agama dengan benar, maka akan selalu

27 Keinginannya untuk mendalami ilmu Rahmat dari Ampel Gading yang digelari agama Islam sebetulnya telah terlihat Sunan Ampel. Dari Banten, ia melanjutkan semenjak ia beranjak remaja. Ia sangat perjalanannya menuju Ampel dengan gemar membaca berbagai macam kitab. menaiki perahu (Ekadjati,1974:130). Di Saat usia 20 tahun, meminta izin kepada Ampel kemudian Syarif Hidayat ibunya untuk pergi ke Makkah guna bergabung dengan Ulama lain yang mempelajari ilmu agama Islam. Melihat kemudian terkenal dengan sebutan tekadnya yang kuat, sang ibu Walisongo. mengizinkannya untuk mewujudkan cita- citanya (Suryaman, 2015:28). Menjadi Guru Agama Pendidikan beliau dimulai dari kota Kedatangan Syarif Hidayat yang Makkah dengan belajar kepada ulama ditugaskan untuk menjadi guru agama besar Yekh Tajuddin Al Qurtubi tentang khususnya di wilayah Cirebon disambut dasar-dasar Islam. Guru yang kedua gembira oleh Haji Abdullah Iman salah adalah Syek Athailah Syadzili yang satu ulama yang ada di daerah Jawa Barat. merupakan ulama ilmu tassawuf. Pertemuan antara Syarif Hidayat dengan Dalam menimba ilmu, Syarif Hidayat Haji Abdullah Iman pada masa itu tidak telah banyak menerima nama sebagai hanya untuk sekedar melepas rindu. Akan penghargaan dari para gurunya atas tetapi, mereka juga membahas hal-hal kepintarannya. Ia juga diberi nama Sayid yang dianggap penting dan mendesak al-Kamil dan Syaikh Ibrahim Ibn Maulana untuk dilakukan dalam rangka Sultanil Mahmud al-Khibti. Sementara itu, mengajarkan Islam kepada masyarakat pamannya yang memegang jabatan (suryaman,2015:28). sementara sebagai ganti ayahnya yang Pada tahun pertamanya di Cirebon, telah wafat, memberinya nama Nurdin. Syarif Hidayat menjalankan tugas Sebagai anak pertama dari Sultan dakwahnya sebagai guru agama. Hal ini Mahmud, ia berhak untuk menggantikan juga sesuai dengan keputusannya kedudukan ayahnya. Oleh sebab itu, musyawarah Dewan Wali yang sesampainya beliau di Mesir, pamannya menugaskan beliau untuk menjadi guru ingin menyerahkan kedudukan tersebut agama di Cirebon menggantikan Syaikh kepadanya. Akan tetapi, tawaran ditolak Datuk Kahfi. oleh Syarif Hidayat, karena Mengawali tugasnya sebagai guru pengembaraannya untuk mencari ilmu agama, Syarif Hidayat memilih Gunung pengetahuan, di samping cita-citanya Sembung sebagai basisnya, dan daerah ini untuk menjadi seorang pengajar agama, termasuk wilayah Pasambangan. Syarif jauh lebih menarik baginya daripada Hidayat juga mendirikan pesantren di jabatan tersebut. Akhirnya, jabatan itu sana. Daerah ini memang agak jauh dari diserahkan kepada adiknya yang bergelar istana milik pamannya. Namun dari sini, Sultan Syarif Nurullah (Sunardjo,1983:51) Syarif Hidayat mulai dapat berbaur dan Pencarian ilmu yang dilakukan syarif menyesuaikan diri dengan budaya dan hidayat di lanjutkan ke tanah Jawa dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat Cirebon singgah terlebih dahulu ke Gujarat (India) yang baru dikenalnya. Kondisi ini selama tiga bulan. Selanjutnya beliau membuatnya merasa nyaman dan tidak menuju pasai untuk belajar kepada Sayid menganggap dirinya sebagai orang asing Ishak yang masih terhitung kerabatnya. di sana. Setelah belajar pada Sayid Ishak Dari dukuh Sembung, Syarif Hidayat selama dua tahun, Syarif Hidayat kembali memperluas wilayah dakwahnya ke melanjutkan perjalanannya menuju Pulau daerah Babadan yang jaraknya sekitar tiga Jawa melalui Banten. Penduduk Banten kilometer ke arah barat dari pada waktu itu sudah mulai mengenal Pasambangan. Di Babadan, Syarif Hidayat Islam berjasa Raden Rahmat atau Sayid atau Sunan Gunung Jati berhasil

28 mengislamkan Ki Gedheng Babadan dan Keberhasilan dakwah Syarif Hidayat menikah dengan putrinya, yaitu Nyai Mas di Banten tidak terlepas dari hubungan Babadan. Namun Sunan Gunung Jati baiknya dengan penguasa setempat yang menikah dengan Nyai Mas Babadan tidak telah dirintis sebelum ia menjadi guru memiliki putra karena Nyai Mas Babadan agama di Banten. Sebagaimana dijelaskan meninggal terlebih dahulu. Setelah lama di atas, sebelum sampai di Cirebon dari menduda, Sunan Gunung Jati menikah lagi Samudera Pasai, ia sempat singgah di dengan Dewi Pakung Wati, putri Haji Banten Abdullah Iman. Dengan adanya hubungan baik Namun tidak diperoleh keterangan antara Adipati Kuwunganten dan berapa orang anak dari pernikahan ini. pengikutnya yang memeluk Islam dengan Selanjutnya, Syarif Hidayat melanjutkan Syarif Hidayat, maka ia menikahkan adik tugasnya sebagai guru agama di daerah perempuannya yang bernama Nyai Kuwunganten, dan berhasil mengislamkan Kuwunganten dengan Syarif Hidayat. Dari Adipati Kuwunganten bersama pernikahan ini, lahirlah dua orang anak, pengikutnya (Prawiraredja,2005:27). yang pertama adalah seorang perempuan Sewaktu Syarif Hidayat berdakwah yang bernama Ratu Winaon dan yang di Pasambanngan, ia didatangi oleh utusan kedua adalah laki-laki yang diberi nama dari Banten. Utusan itu datang untuk Pangeran Sabakingking (wildan, memohon kesediaan Syarif Hidayat 2002:287). menjadi guru agama Islam di sana. Setelah Pada zaman sejarah Banten hanya berunding dengan Pangeran Cakrabuana, disebutkan Syarif Hidayatullah melakukan Syarif Hidayat berangkat ke Banten dakwah di daerah Wahanten (Banten), dengan diikuti oleh beberapa orang kemudian tugas dakwahnya tersebut muridnya yang telah dewasa. Murid- dilanjutkan oleh putranya, yaitu Pangeran murid sengaja diikutkan agar dapat Sabakingking atau Maulana Hasanuddin. membantunya dalam mengajarkan ilmu Sementara itu, dalam sejarah Banyumas agama Islam di Banten (Suryaman, disebutkan bahwa ada seorang ulama 2015:47). sakti dari Gunung Srandil yang Ada kemungkinan besar sebelum memperkenalkan ajaran Islam kepada beliau diutus ke Banten, nama Sarif masyarakat Kuwunganten dan pada saat Hidayat sudah terkenal sampai ke Banten, itu menikah dengan putri penguasa terutama melalui pedagang-pedagang setempat. yang datang dari Banten ke Muara Jati Setelah berhasil mengislamkan yang pada waktu itu merupakan tempat Adipati Kuwunganten dan pengikut- pelabuhan yang sangat ramai disinggahi pengikutnya, Syarif Hidayat kembali ke oleh para pedagang dari daerah lain. Cirebon pada kira-kira tahun 1479. Kegiatan dakwah yang dilakukan Syarif Sesampai di Cirebon, Syarif Hidayat Hidayat di Banten tidak menghadapi diserahi tugas oleh pamannya, Pangeran kesulitan yang berarti. Sebagai seorang Cakrabuana atau Haji Abdullah, guru agama, di samping menguasai ilmu memegang jabatan sebagai Tumenggung keislaman, Syarif Hidayat juga dibekali Negeri Cirebon dengan gelar Susuhunan dengan berbagai macam pengalaman dan Jati. metode yang diperolehnya dari negeri- Keputusan tersebut mendapatkan negeri Islam lainnya ketika melakukan dukungan para wali dan lengitimasi dari pengembaraan untuk memperdalam ilmu Sulatan Demak. Pengangkatan ini juga keislaman. Berbekal pengalaman dan mendapat dukungan dari sebagian metode tersebut, Syarif Hidayat berhasil masyarakat dan penguasa di daerah dalam menjalankan tugas dakwahnya pantai utara Jawa. Kedudukannya sebagai kepada masyarakat di sana. Tumenggung juga mendapat pengakuan dari penguasa Pajajaran, yang bahkan

29 menganugerahinya gelar dengan sebutan Kemudian Sunan Gunung Jati Suunan Jati Purbawisesa menikahi Nyai Lara Bagdad atau Syarifah Tentang keluarga Sunan Gunung Jati, Bagdad, putri dari Abdurahman al- diperoleh keterangan bahwa beliau Baghdadi atau yang dikenal dengan mempunyai enam orang istri dan tujuh Pangeran Panjunan. Dari perkawinan ini, orang anak. Istri-istri Sunan Gunung Jati mereka memperoleh dua orang anak, adalah sebagai berikut Nyai Babadan yaitu Jaya Kelana dan Brata Kelana yang (putri Ki Gedheng Babadan), Nyai dikenal sebagai Pangeran Gung Anom. Pakungwati (putri Pangeran Cakrabuana), Pangeran Jaya Kelana menikah dengan Nyai Kuwunganten (adik Adipati Banten), Nyai Pembaya, dan Pangeran Gung Anom Ong Tien (seorang putri Cina), Nyai Lara menikah dengan Ratu Nyawa. Keduanya Bagdad, Nyai Tepasari (putri Ki Gedheng merupakan putri Raden Patah. Tepasari) dari . Sunan Gunung Jati wafat di usia 120 Keenam istri Sunan Gunung Jati itu tahun (1448-1568). Dimakamkan di Giri tidak dinikahi dalam waktu yang Nur Cipta Rengga (kompleks Astana bersamaan, karena ada di antara istri- Gunung Sembung, yang berjarak lima istrinya yang lebih dahulu meninggal kilometer arah utara kota Cirebon), dunia. Yang paling unik dari pernikahan setelah membangun dan mengembangkan Sunan Gunung Jati itu adalah kedudukan kerajaan Cirebon selama delapan puluh putri Ong Tien dari Cina yang dikenalnya sembilan tahun (Masduqi, 2011:14). saat melakukan muhibah ke negeri Tirai Setelah sunan Gunung Jati wafat, Bambu tersebut kesultanan Cirebon dilanjutkan oleh Adapun putra-putri Sunan Gunung keturunannya. Banyak peninggalan Sunan Jati adalah Ratu Winaon, Pangeran Gunung Jati yang masih terjaga sampai Sabakingking atau Pangeran Hasanuddin, saat ini. Secara fisik bentuk bangunan Pangeran Jaya Kelana, Pangeran Brata kerajaan, prasasti, dan karya tulisan masih Kelana, Nyai Ratu Ayu, dan Pangeran ada. Adanya hubungan erat dengan Muhammad Arifin yang biasa disebut juga kerajaan Banten juga menjadi bukti Pangeran Pasarean. peninggalan sunan gunung jati. Selain Pernikahan Sunan Gunung Jati peninggalan seni dan lainnya. dengan keenam istrinya tidak semuanya Gambar 1. Makam Sunan Gunung Jati memiliki anak. Pernikahan dengan istri pertama tidak memiliki anak dikarenakan istrinya itu meninggal dunia sebelum memiliki keturunan. Pernikahan keduanya tidak diberi keterangan berapa anak yang dimiliki oleh istri kedua Sunan Gunung Jati. Dengan istri ketiga, yaitu putri Cina, mempunyai anak, tetapi meninggal sewaktu masih kecil. Putra-putri Sunan Gunung Jati berasal dari istri ketiga, kelima, dan keenam, yang masing-masing istrinya melahirkan dua orang putra. Nyai Kuwunganten berputrakan Ratu Winaon Konsep Pendidikan Agama Sunan dan Pangeran Sabakingking. Ratu Winaon Gunung Jati menikah dengan Pangeran Raja Laut. Proses pengislaman tanah sunda Sementara itu, Pangeran Sabakingking oleh sunan gunung jati tidak terlepas dari menjadi penguasa Banten pada tahun beberapa metode pendekatan yang 1552 dengan gelar Sultan Hasanuddin dilakukan, diantaranya: Metode mau’izhah (Suryaman, 2015:30). hasanah. Metode ini dipakai untuk menghadapi tokoh-tokoh khusus atau

30 orang terpandang di tengah-tengah merealisasikan metode dakwahnya, para masyarakat, seperti bupati, adipati, raja walisanga juga membuat kurikulum dan bangsawan. Para tokoh tersebut pengajaran terutama untuk lingkungan diperlakukan secara khusus dan istimewa lembaga-lembaga pendidikan seperti yang terkadang terjadi pertemuan secara pesantren. pribadi atau melalui surat yang berisi Metode kaderisasi. Metode ini keterangan dan pemahaman tentang dimulai dengan membentuk kader-kader ajaran Islam. dakwah yang kemudian dikirim ke daerah Selain mengirimkan surat, para wali yang memang belum tersentuh oleh juga menyampaikan pesan dakwanya ajaran Islam. Metode kaderisasi ini sangat melalui secara lembut, saling bertukar efektif terutama untuk menyentuh pikiran dari hati ke hati dengan penuh daerah-daerah pedalaman yang memang perhormatan dan sikap toleransi yang belum mengenal ajaran Islam sama sekali. tinggi terhadap pendirian dan Metode syura (musyawarah). kepercayaan tokoh-tokoh masyarakat Metode ini merupakan sarana untuk curah yang bersangkutan. pendapat para wali dalam mengevaluasi Metode al-hikmah. Metode ini sangat kegiatan dakwah yang dilakukan. Dalam melekat pada para wali termasuk Sunan musyawarah ini, tidak hanya dibahas Gunung Jati. Melalui metode kearifan ini, masalah umat semata, namun terkadang ajaran-ajaran Islam disampaikan baik juga masalah mistik atau tawasuf yang secara populer, atraktif maupun memang merupakan “makanan” para wali mempunyai daya tarik kebaruan. Metode dalam rangka pendekatan diri Allah ini ditempuh terutama untuk menghadapi supaya diberi bimbingan dalam masyarakat awam. Dengan sangat menjalankan tugas dakwah (Saksono, bijaksana, masyarakat awam didekati 1995:23). dengan bahasa komunikasi yang baik, dan Salah satu bentuk Media dakwah terkadang di luar kebiasaan masyarakat kultural yang dilakukan Sunan Gunung Jati setempat sehingga menimbulkan adalah melalui kesenian. Masyarakat yang ketertarikan. Selain oleh Sunan Gunung menggemari , tari, dan Jati, metode ini pernah dipakai juga oleh disyaratkan membayar dengan membaca Sunan Kalijaga. Dengan hikmah dan syahadat untuk melihat pagelaran kebijaksanaan, para wali mampu pertunjukan. Prosesi ini kemudian berdakah dengan menggunakan kultur berkembang dengan sebutan Sekaten. lokal yang dimodifikasi secara Islam. Adanya gamelan sekaten sampai saat ini Dengan strategi ini, masyarakat tidak maish digelar di Keraton Kasepuhan. merasa asing terhadap apa yang Berdasarkan uraian diatas dapat disampaikan, di samping pesan-pesan dipahami bahwa konsep pendidikan yang disampaikan juga sangat mudah agama yang dilakukan sunan gunung jati diterima menggunakan banyak cara untuk menarik Metode tadarruj atau tarbiyatul minat dan mudah dilakukan oleh ummah. Metode ini digunakan untuk masyarakat. Media seni baik tari, wayang mengklasifikasikan garapan dakwah, peta dan seni lainnya menjadi jalan dalam dakwah yang disesuaikan dengan faktor mengajarkan islam di tanah Sunda. pendidikan, serta lingkungan dan budaya Tidak hanya kesenian, dalam agar dakwah Islam mudah dimengerti kegiatan Ibadah, Sunan Gunung Jati juga oleh umat. Dengan demikian, ajaran Islam mengajarkan empat tingkatan ibadah menjadi ajaran yang cocok untuk setiap yaitu syariat, tarekat, hakikat, ma’rifat. kultur zaman dan waktu (li kulli zaman wa Ajaran ini dibungkusdalam bentuk makan). Dengan memperhatikan setiap kesenian agar mudah merasuk di jenjang bakat dan kecenderungan audiens, masyarakat. Syariat disimbolkan dengan dakwah jadi mudah diterima. Untuk wayang sebagai perwujudan manusia

31 sebagai hamba, sedangkan dengan balong, agama sisebut pendidikan Aqidah dan hakikat disimbolkan dengan topeng, dan Akhlak. Salah satu yang sampai saat in makrifat disimbolkan dengan ronggeng masih menjadi tema pendidikan di (wildan, 2001:307) masyarakat Cirebon adalah konsep Hakikat yang disimbolkan dengan Petatah petitih. Petatah Petitih merupakan topeng adalah sesuatu yang tersembunyi. sebuah ajaran yang berbentuk kata-kata Seorang manusia akan mampu kiasan tertentu yang mempunyai memperolehnya kalau ia mematuhi mendalam berdasarkan ajaran Islam. dalangnya dalam meniti tarekat. Jika Petatah-petitih ini mengandung makna seseorang sampai pada hakikat yang ajaran hidup berupa pandangan hidup, tersembunyi, ia akan menemukan ajuran, pesan, teguran, nasihat dan lain keindahannya, yaitu makrifat. Simbol- sebagainya. Petatah-petitih tersebut simbol ini mengisyaratkan bahwa mengajarkan berbagai hal, seperti perjalanan hidup manusia di dunia tidak ketakwaan, akhlak yang baik, kedisplinan, terlepas dari skenario Yang Mahakuasa, dan lain-lain (Arif, 2013:399). sehingga ketika memiliki kekuasaan atau Keimanan atau Tauhid merupakan kekayaan jangan disombongkan. hal yang prinsip bagi seorang pemimpin. Simbol-simbol yang terdapat diatas Pemimpin yang tidak memiliki iman akan sering dimuculkan dalam upacara-upacara mudah tergerus oleh perubahan dan slametan dan sedekahan, yang pada bulan kemegahan yang materi. Keimanan akan tertentu menjadi tradisi. Selain itu menjadikan seorang pemimpin lebih arif, perayaan tradisi keislaman yang berasal bijaksana, serta mempunyai tanggung dari ajaran Wali Songo, seperti upacara jawab sosial dan tanggung jawab kepada sakatenan yang dilaksanakan untuk Tuhan. Keimanan juga akan melahirkan memperingati kelahiran Nabi Muhammad tata nilai Rabbaniyah, yaitu sebuah SAW juga di gelar. Tradisi ini biasanya tatanan nilai yang didasarkan pada dilangsungkan hampir di seluruh kerajaan kesadaran hidup bahwa semuanya berasal Islam yang ada di Jawa. Barzanji dan dari Tuhan dan kembali kepada-Nya. sedekah sultan atau dikenal dengan Pepatah-petitih Sunan Gunung Jati grebeg, yaitu membagi-bagikan makanan yang berkaitan dengan masalah keimanan, sebagai hadiah dari sultan kepada diantaranya: Insun titip tajug lan fakir rakyatnya. Di Cirebon kegiatan ini miskin. Pengertiannya, Sunan Gunung Jati biasanya dipusarkan di Masjid Agung Sang sangat berharap untuk bahwa tajug dan Ciptarasa (Saksono, 1995:150). Fakir miskin di jaga. Kandungan makna Adapun fungsi dari upacara ini dan isi yaitu Sunan Gunung Jati tidak adalah memberikan ketenangan batin dan mewariskan harta dan tahta, tetapi tajug kestabilan emosi serta kesehatan jasmani (mushalla) dan fakir miskin. Tajug bagi rakyatnya oleh penguasa. Slametan merupakan simbol nilai pendidikan Islam bagi masyarakat Jawa berfungsi sebagai antara nilai dunia dan akhirat. wahana untuk ketenangan batin. Dalam Prinsip ini mengandung makna upacara slametan biasanya ada sejenis bahwa harkat dan martabat manusia makanan yang dibuat dari beras ketan adalah sama. Tidak seorang pun di antara tang dilumat pada suatu talam besar manusia yang berhak merendahkan sehingga membentuk sebuah piring yang harkat dan martabat orang lain, apalagi tipis. menguasainya. Manusia adalah sama di sisi Tuhan. Setiap manusia memiliki hak Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam asasi untuk hidup dengan harkat yang Petatah Petitih Sunan Gunung Jati mulia (Nawawi,1992:155). Ajaran sunan Gunung Jati secara Kata tajug disini fungsinya bukan khusus lebih mengutamakan pendidikan hanya sebagai tempat sholat, tapi disitu karakter dan kepribadian. Dalam bahasa juga ada nilai pendidikan Islam. Dimana

32 pendidikan agama dilakukan di tajug- kehidupan sehari-hari bisa menerapkan tajug setelah sholat maghrib sampai jam 9. nilai-nilai yang berlandasan Dan ini menjadi garis kalau Ingsun titip keseimbangan atau dalam Islam lebih tajug Ian fakir miskin itu adalah istilah dikenal dengan istilah tawazun. Bentuk dari pendidikan. dari keseimbangan yang dimaksud adalah Ingsun titip tajug mengandung berkaitan dengan hablumminallah dan makna pendidikan agama supaya manusia hablumminannas, yang nantinya bisa harus belajar wudhu, belajar shalat, berimplikasi kepada orientasi manusia belajar berdoa, dan belajar Al-Qur’an dan dalam menjalani kehidupannya. sebagainya. Sedangkan titip fakir miskin Etika terhadap Allah, Tajug juga mengandung makna pendidikan merupakan simbol dari hubungan Islam yaitu supaya kita yang hidupnya makhluk dengan khaliq atau berkecukupan bisa menyantuni fakir hablumminallah. Bentuk yang paling miskin. Mau mempunyai kepekaan umum dan mudah untuk dipahami dalam terhadap lingkungan sosial sebagai salah beretika atau berakhlak kepada Allah satu bentuk pendidikan karakter. adalah dengan menaati segala Nilai-nilai pendidikan Islam yang perintahnya dan menjauhi semua terdapat dalam petatah-petitih Ingsun titip larangannya. Pun pada tajug yang tajug Ian fakir miskin adalah tentang nilai merupakan simbol keagamaan, maka ke-Tuhanan atau Tauhid nilai keberadaannya perlu diberdayakan akhlak/moral, nilai ketawadukan, nilai sebagai alat dalam mendekatkan diri kesamaan derajat, nilai keseimbangan dan kepada Allah SWT. nilai ketakwaan. Nilai-nilai tersebut Selain akhlak kepada Allah, ada adalah bagian dari ajaran islam. etika terhadap sesama yang ditunjukkan Dalam kontek agama nilai dengan membantu kepada fakir miskin religiusitas yang terkandung dalam sebagai bentuk simpati dan empati. Sikap petatah petitih Ingsun titip tajug lan fakir simpati disini wujudkan dengan cara tidak miskin merupakan bagian dari pengajaran segan dalam memberikan bantuan dan Sunan Gunung Jati dalam menyampaikan pertolongan bagi mereka yang kurang nilai-nilai keislaman yang luhur dengan mampu, terlebih golongan fakir miskin. mengggunakan bahasa yang sangat Sedangkan sikap empati, ibadah puasa sederhana. Penggunaan kata tajug sebagai bisa dijadikan latihan untuk ikut simbol dari agama dan fakir miskin merasakan kehidupan fakir miskin yang mewakili simbol kesosialan, Sunan serba kekurangan sehingga nantinya akan Gunung Jati dalam menyampaikan makna muncul sikap kepedulian dan bertanggung kandungan dalam Al-Qu’ran untuk jawab. beriman dan melakukan amal saleh. Gambar 2. Prasasti Ingsun titip tajug Ian Nilai Etika, Pesan Ingsun titip tajug fakir miskin lan fakir miskin yang disampaikan oleh Sunan Gunung Jati mengandung nilai-nilai yang berkaitan dengan etika, baik etika kepada Allah maupun etika sesama manusia. Sebagai makhluk yang diciptakan, tugas manusia adalah menjadi Hamba dan menjadi khalifah/pemimpin. Fungsi keduanya membutuhkan etika dalam pelaksanaannya. Petatah Petitih kedua tentang Pesan Sunan Gunung jati dalam ketauhidan adalah Yen sembahyang kungsi menitipkan tajug dan fakir miskin sebagai tertaling gundewa. Penegrtian disini simbol dan aspek keagamaan dan adalah apabila shalat, harus khusyuk dan kesosialan ini mengajarkan agar dalam tawadhu’ seperti anak panah yang

33 menancap kuat. Shalat merupakan salah berpuasa akan bisa merasakan bagaimana satu rukun diantara lima rukun Islam penderitaan yang dirasakan oleh orang (Zurinal dan Amirudin, 2008:64), yaitu yang secara ekonomi tidak mencukupi mengucap kalimat dua syahadat, shalat, (Suryaman, 2015: 106). puasa, zakat dan haji bila mampu. Kelima Bagi Sunan Gunung Jati, puasa rukun itu merupakan kewajiban setiap mempunyai makna yang jauh lebih dalam muslim untuk melaksanakannya, baik dari pengertian yang biasa, kuat seperti laki-laki atau perempuan yang sudah anak panah mengandung pengertian dewasa dan berakal sehat atau mukalaf. mampu menembus alam surgawi melalui Shalat merupakan ibadah kepada Allah ketajaman batin yang dimiliki dan dapat yang rukun, syarat, bacaan dan gerakan merasakan kehadiran Tuhan yang sangat diatur secara khusus, Diawali dari gerakan dekat dengan dirinya (Madjid, 2003: 204). takbir dan diakhiri dengan salam. Ibadah Puasa adalah suatu ibadah khusus shalat merupakan amalan yang akan kepada Allah SWT dengan tujuan untuk ditanya nantinya dihari kiamat. Karena menahan diri dari segala keinginan nafsu shalat tingkat ketakwaan dan bisa syahwat, nafsu perut, dan segala sesuatu mendekatkan diri kepada Allah SWT. yang masuk kedalam tubuh melalui Shalat punya nilai filosofi yang kerongkongan, baik itu berupa makanan sangat dalam bagi umat Islam. Kebenaran maupun minuman, obat dan sejenisnya. bukan sesuatu yang mudah diperoleh, Waktu puasa sudah ditentukan dari terbit sehingga setiap saat harus dimohonkan fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa kepada Tuhan. Maksudnya dari ini adalah dilakukan dengan niat oleh umat Islam manusia harus mempunyai sikap rendah yang sudah cukup umur, berakal, tidak hati. Shalat sebetulnya adalah mendidik sedang datang bulan/ haid, tidak nifas . untuk bersikap rendah hati dengan inti Nilai pendidikan Islam yang bisa ihdina ash-shirath al-mustaqim. Jika peneliti dapatkan dari yen puasa den seseorang memohon petunjuk kepada kungsi tetaling gundewa yaitu dengan Allah, ia harus membersihkan diri dari puasa dapat mendidik manusia menjadi pengakuan kalau ia sudah tahu. pribadi muslim yang bertaqwa, dengan Sikap rendah hati adalah suatu sifat adanya puasa dapat menjadi sarana yang mutlak dimiliki oleh setiap orang pendidikan akhlak maksud dari sarana islam, tiadanya rasa rendah hati akan pendidikan akhlak disini yaitu mendidik membuat seseorang merasa benar sendiri, manusia untuk berkikap jujur dan tidak mau mendengarkan pendapat orang amanah, bisa mendidik manusia untuk lain, dan cenderung bersikap otoriter bisa hidup sederhana, bisa bersifat sabar terhadap orang yang di bawahnya. Jika dan bisa mengendalikan hawa nafsu sikap keangkuhan yang tidak mau (Ramayulis, 2015:166). mendengarkan dimiliki oleh pemimpin, Petatah petitih, Ibadah kang tetap maka negara akan menyengsarakan (ibadah harus terus-menerus). Kehidupan rakyat yang dipimpinnya adalah suatu misteri yang harus Dengan demikian, shalat yang dipecahkan oleh manusia. Ibadah sebagai khusyuk dan tawaduk itu adalah seperti satu cara mendekatkan diri kepada Allah anak panah, pesan dari beliau, yang akan SWT untuk memecahkan persoalan yang mendidik kita sikap tawaduk dan rendah dihadapi. Tidak ada satupun manusia di hati, yang mau menerima apapun itu dunia ini yang luput dari persoalan. masukan dari orang lain. Ketegaran dalam menghadapi dan Petatah petitih Yen puasa den kungsi memecahkan persoalan membutuhkan tetaling gandewa dianalogkan seperti tali kestabilan batin. Ibadah merupakan cara anak panah yang kuat. Puasa, selain kita mendekatkan diri kepada Allah dan mempunyai nilai kesalehan individu, juga untuk membuat batin manusia menjadi mempunyai nilai sosial. Orang yang stabil. Sunan Gunung Jati menekankan

34 agar selalu konsisten dalam beribadah. manusia harus bersyukur melalui sikap Orang yang konsisten dalam beribadah batin, yaitu bersyukur kepada Allah. Hati akan mempunyai pendirian yang kokoh. yang bersyukur akan melahirkan sifat Sikap keteguhan pendirian yang tawaduk, menyadari kemampuan dan juga dimiliki Sunan Gunung Jati ini terlihat kelemahan serta keterbatasan- ketika ia diangkat sebagai pemimpin keterbatasan yang dimilikinya sebagai Cirebon mengantikan pamannya. Untuk manusia. ukuran pemimpin yang baru diangkat, ia Sikap Sunan Gunung Jati yang penuh termasuk yang paling berani dalam kelembutan, cinta, dan kasih sayang mengambil keputusan. layaknya seorang bapak yang mengayomi Petatah petitih, Wedi ing Allah anaknya mempercepatnya perkembangan (takutlah kepada Allah). Sikap ini, ajaran Islam pada masyarakat Cirebon. menurut Sunan Gunung Jati, merupakan Pada khususnya, masyarakat Sunda, pada sikap penting dan mutlak dimiliki setiap umumnya orang. Orang yang tidak takut kepada Dulunya Sunan Gunung Jati yang Allah akan mudah melakukan tindakan- dianggap musuh oleh rakyat, setelah tindakan melanggar hukum, baik hukum melihat sikap beliau yang penuh cinta dan masyarakat maupun hukum agama. kelembutan hati, mereka semua berbalik Ketakutan terhadap Allah sebetulnya menjadi pengikut setianya. merupakan pembebasan manusia dari Petatah petith Kudu ngahekaken rasa kekhawatiran dan ketakutan pertobat berarti memperbanyak taubat. terhadap sesama manusia. Pengalaman Taubat diartikan sebagai sebuah telah menunjukkan, jika pemimpin negara penyesalan terhadap kesalahan dan dosa- tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, yang telah dilakukan. Tiga syarat dalam ia akan takut terhadap manusia melakukan taubat adalah menyadari Rasa takut kepada Allah sebetulnya kesalahan, berusaha membebaskan dari merupakan pembebasan supaya manusia jerat dosa tersebut dan bertekat untuk tidak takut dan bergantung kepada tidak mengulangi. Taubat adalah manusia. Sikap tidak takut kepada meninggalkan dosa yang selama ini sudah manusia ini akan melahirkan manusia diperbuat karena Allah Swt, dengan yang independen, bukan individual tetapi perasaan menyesal, atas perbuatan menghargai manusia sesuai dengan kadar maksiat yang selama ini diperbuat kemanusiaannya. bertekad kuat untuk tidak mengulanginya Petatah petitih, Manah den syukur dan selalu menaati perintah-Nya (Al lan Allah mempunyai pengertian hati Jauziyah, 1998: 35). harus bersyukur pada Allah. Syukur Sebagai layaknya kehidupan berarti menerima segala nikmat Allah waliyullah, Sunan Gunung Jati selalu SWT yang dikaruniakan padanya. Syukur bertobat kepada Allah bukan saja atas yang paling sederhana adalah cara dosa-dosanya yang besar, melainkan juga menyebut nikmat tersebut dengan bacaan atas hal-hal yang bersifat Syubhat. Dengan hamdallah. Bentuk lain syukur adalah tobat hatinya selalu dibimbing oleh Allah dengan cara mempergunakan segala dalam menjalankan tugas kekhalifahan nikmat yang diperoleh baik harta benda, untuk memanifestasikan kebesaran dan ilmu dan lainnya di jalan yang kemahakuasaan Tuhan di bumi. dikehendaki oleh Allah SWT (Husna, Ajaran-ajaran Sunan Gunung Jati 2013:110). tentang keimana dan ketakwaan pada Jadi syukur adalah salah satu bentuk prinsipnya adalah untuk mendidik orang- penerimaan nikmat yang diperoleh dari orang sesudahnya untuk membawa diri Allah SWT. Menurut bagi Sunan Gunung dan menyadarkan kita, setiap gerak gerik Jati bentuk syukur tidak hanya terbatas yang dilakukan akan dipertanggung jawab pada syukur secara lisan. Akan tetapi, di hari akhirat.

35 METODE PENELITIAN kembali kepada informan untuk mencari Riset Kepustakan adalah penelitian kesamaan makna. Apabila masih ada yang yang dilakukan dengan mengumpulkan kurang maka, peneliti mencari data sumber dari buku, majalah, atau sumber tambahan dari informan untuk kejelasan data lainnya dan menghimpun data lain data. dari berbagai literatur (Mahmud, 2011: Interpretasi sebagai bagian tahapan 31). berikutnya meruapakan kegiatan Berdasarkan pengertian di atas, penafsiran fakta-fakta yang ada sehingga penelitian kepustakaan bukan hanya yang ditemukan struktur logisnya kemudian berkaitan dengan pengumpulan literatur dirangkai agar memiliki bentuk dan yang ada tetapi juga berhubungan dengan struktur (Hamid dan Saleh, 2011). Tahap teknik analisis data sesuai dengan tahap- terakhir adalah Penulisan (Historigrafi) tahap penelitian. dimana, peneliti melakukan rekonstruksi Sumber data dalam penelitian ini imajinatif masa lampau manusia diperoleh berdasarkan 2 sumber yaitu berdasarkan data dan bukti yang data primer dan sekunder. Sumber primer diperoleh melalui proses pengujian secara merupakan kesaksian seorang dengan rekaman dan peninggalan masa lampau mata kepala sendiri atau kesaksian (Sjamsuddin, 2012:104). dengan panca indra lain (Azwar, 2001: 5). Sumber utama yang dalam peneitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN disebut informan adalah juru kunci di Proses pendidikan di wilayah jawa pesanggrahan Makam Sunan Gunung Jati barat khususnya Cirebon tidak terlepas yang berjumlah dua orang. Sumber dari proses masuknya islam dalam sekunder adalah sesuatu yang diperoleh kegiatan perdagangan. Tidak dapat dari sumber buku-buku yang merupakan disangkal lagi bahwa Cirebon merupakan hasil penelitian ataupun catatan-catatan pangkalan penting dalam jalur khusus (Gottschalk, 1986:98). perdagangan dan pelayaran antar bangsa Dalam teknik pengumpulan data, (Zuhdi, 1997: 4). Pada awalnya kerajaan peneliti menggunakan metode observasi Pajajaran mempunyai aturan ketat dengan dengan cara mengamati obyek baik secara melarang pedagang Islam masuk ke langsung maupun tidak langsung (Riskina wilayah Cirebon. Kebijakan berbeda Ratna Ningtias, 2015). Wawancara ketika Sunan Gunung Jati tiba di Cirebon. dilakukan dalam rangka mendapatkan Kondisi masyarakat secara bertahap data berupa hasil pemikiran, alasan, berubah dengan nuansa keislaman yang keinginan, perasaan dan lainnya (Prasetyo kental setelah lahirnya Kesultanan Irawan, dkk, 2009: 81). Sementara Cirebon. Pengaruh Sunan Gunung Jati dokumentasi dipakai untuk data yang sebagai penyiar agama Islam tentu berupa catatan peristiwa yang sudah memiliki peranan besar dalam terjadi dalam bentuk tulisan, gambaran pengislaman Cirebon. atau karya-karya monumental dari Kesuksesan Sunan Gunung Jati seseorang (Sugiyono, 2012:329). dalam mengislamkan Tanah Sunda tentu Teknik analisis data menggunakan tidak terlepas dari metode yang juga analisis konten dengan tahapan Verifikasi digunakan oleh para wali di Jawa Timur data. Verifikasi dilakukan untuk dan Jawa Tengah. Dengan adanya mengetahui keabsahan data. Dalam pertemuan rutin dari para wali songo, menunjang keabsahan data, peneliti muncul pemikiran dan cara-cara yang menggunakan teknik tringulasi data disesuaikan dengan kondisi masyarakat, berdasarkan sumber data yaitu informan tidak terkecuali cirebon (Dadan Wildan, atau partisipan. Hasil dari tema-tema 2012:244). utama yang nantinya dirangkai menjadi Adanya kondisi yang demikian sebuah penafsiran, akan di cocokkan memerlukan metode dalam penyebaran

36 dan pendidikan khususnya Islam supaya Makna dari ayat di atas adalah dapat diterima masyarakat. Metode manusi mempunyai kedudukan yang mau’izhah hasanah, metode al-hikmah, sama. Tidak ada seorang pun manusia metode tadarruj atau tarbiyatul ummah, yang berhak merendahkan orang lain, metode kaderisasi, metode syura apalagi ingin menguasainya (Nawawi, (musyawarah) merupakan metode yang 1992 : 155). sudah dilaksanakan sunan Gunung Jati. Petatah petitih kedua yang berhubungan dengan ibadah solat di Relevansi Nilai-nilai Ajaran Sunan gambarkan dalam kiasan Yen sembahyang Gunung Jati dengan Pendidikan Islam kungsi tertaling gundewa. apabila shalat, Konsep petatah petitih dari Sunan harus khusyuk dan tawadhu’ diibaratkan Gunung Jati apabila dikaitkan dengan seperti anak panah yang menancap kuat. kondisi modern seperti ini masih Shalat merupakan salah satu rukun mempunyai keterkaitan yang erat. Sistem diantara lima rukun Islam, yaitu pendidikan saat ini masih membutuhkan mengucap syahadat, shalat, puasa, zakat nilai- nilai dari pendidikan agama yang dan haji bila mampu (Zurinal dan mampu menjadi panduan dan benteng Aminuddin, 2008 :64). Solat dapat dari gempuran kondisi masyarakat dunia mengajarkan tentang pengendalian emosi yang semakin kompetitif. Nilai–nilai dan ketenangan jiwa. Konsep ini penting relijiusitas dan moralitas menjadi hal sekali diajarkan kepada anak didik penting yang perlu di berikan kepada disekolah bahwa ibadah solat khususnya generasi sekang dan selanjutnya. merupakan pendidikan dalam Nilai ketauhidan yang menjadi dasar menumbuhkan perilaku yang baik. Sholat utama dalam pendidikan islam perlu dapat membersihkan hati dan akal mendapatkan porsi yang lebih. Hal ini pikiran. Sholat juga dapat mencegah sejalan dengan konsep petatah petitih perbuatan keji dan mungkar. Sesuai sunan gunung jati yaitu Insun titip tajug dengan QS Al-Ankabut ayat 45: ُ َ ُ َ ا َ َ َ َ َ َ َّ َ ى َ َّ lan fakir miskin. Keimanan menjadi nilai ٱتۡلۡماۡۡأو يِحۡلييۡكۡ يمنۡٱلۡ يكتۡى يبۡوأقي يمۡٱلصلوۡۡة ۡلينۡ .mutlak yang wajib dimiliki masyarakat َّ َ ى َ َ َ َ َ َ ا َ ُ َ َ َ ُ Keimanan seseorang terbentuk dari ٱلصلوۡة ۡتنۡ ىهۡ ۡع ين ۡٱلۡفحۡشاۡ يء ۡوۡٱلۡمنك ۡري ۡو يَلكۡرۡ pelaksanaan ibadah yang baik. Oleh sunan َ َّ َ ُ َ َّ ُ َ َ ُ َ َ َ ُ َ gunung jati dianalogikan dengan Tajug ٱَّلليۡأكۡ ۡبرۡوۡٱَّللۡيعۡلمۡماۡتصۡنعون٤٥ۡۡ ۡ musholla). Tajug merupakan simbol nilai) pendidikan Islam dalam menyeimbangkan “Bacalah apa yang telah diwahyukan kehidupan dunia dan akhirat. kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Nilai pendidikan Islam yang dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu tercakup dalam petatah-petitih Ingsun mencegah dari (perbuatan-perbuatan) titip tajug Ian fakir miskin adalah tentang keji dan mungkar. Dan sesungguhnya nilai ketuhanan, nilai akhlak atau moral, mengingat Allah (shalat) adalah lebih nilai ketawaduan, dan nilai ketakwaan. besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat Nilai keimanan dalam ajaran islam juga yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang selalu berkaitan dengan amal soleh. kamu kerjakan”. Keberadaan manusia sama sebagai Shalat punya nilai filosofi yang makhluk ciptaan Allah untuk beribadah sangat dalam bagi umat Islam. Kebenaran dan menyembahnya. bukan sesuatu yang mudah diperoleh, sehingga setiap saat harus dimohonkan َ َ َ َ ُ َّ َ َ َّ َ ُ ُ kepada Tuhan. Maksudnya dari ini adalah وماۡخلقۡتۡٱ يلۡنۡوۡٱ يۡلَسن ۡليلۡ ييعۡبدو ين٥٦ۡۡ ۡ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia harus mempunyai sikap rendah manusia kecuali supaya mereka mengabdi hati. Jika seseorang memohon petunjuk kepada-Ku (QS. Al Dzariyyat: 56). kepada Allah, ia harus membersihkan diri

37 dari pengakuan kalau ia sudah tahu sikap penting dan mutlak dimiliki setiap (Madjid, 2003:117). orang. Ajaran petatah petitih sunan Gunung Ketakutan terhadap Allah sebetulnya jati yang ketiga yaitu tentang melatih merupakan pembebasan manusia dari puasa. Yen puasa den kungsi tetaling rasa kekhawatiran dan ketakutan gandewa (jika puasa harus kuat seperti terhadap sesama manusia. Pengalaman tali anak panah). Puasa, selain mempunyai telah menunjukkan, jika pemimpin negara nilai kesalehan individu, juga mempunyai tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, nilai sosial. Orang yang berpuasa akan ia akan takut terhadap manusia (Eman bisa merasakan bagaimana penderitaan Suryaman, 2015:108). yang dirasakan oleh orang yang secara Ketakutan kepada Allah ini sebagai ekonomi tidak mencukupi. kontrol manusia dalam upaya selalu Nilai ajaran Islam yang didapatkan melakukan hal yang baik dan menjauhi dari ungkapan ini yen puasa den kungsi larangan yang di perintahkan Allah. tetaling gundewa adalah dengan puasa Manah den syukur lan Allah dapat mendidik manusia menjadi pribadi mempunyai arti hati yang harus selalu muslim yang bertaqwa, dengan adanya bersyukur pada Allah adalah petatah puasa dapat menjadi sarana pendidikan petitih dari ajaran sunan gunung jati akhlak maksud dari sarana pendidikan selanjutnya. Syukur adalah menerima apa akhlak disini yaitu mendidik manusia yang sudah dilimpahkan nikmat dari Allah untuk berkikap jujur dan amanah, bisa SWT yang diberikan kepada kita. Baik mendidik manusia untuk bisa hidup dengan cara menyebut atau dengan cara sederhana, bisa bersifat sabar dan bisa menggunakan apa yang sudah diberikan mengendalikan hawa nafsu (Ramayulis, dengan sebaik-baiknya dan dipergunakan 2008:166). di jalan yang dikehendaki oleh Allah. Pengendalian hawa nafsu sangat Rasa Syukur akan mengajarkan penting saat ini untuk menghadapi manusia untuk tidak melakukan hal – hal persoalan jaman. Banyak kasus yang yang dilarang karena munculnya sifat terjadi karena tidak mampunya seseorang rakus dan tamak. Syukur akan mengelola hawa nafsunya. Perilaku agresif mengajarkan manusia menerima sesuai baik verbal atau fisik, perilaku korupsi, kebutuhan bukan karena keinginan. perilaku bullying dan lainnya merupakan Point terakhir dari ajaran petatah contoh nyata. Salam pendidikan agama petitih adalah Kudu ngahekaken pertobat puasa menjadi satu cara untuka (Banyak-banyaklah bertaubat). Taubat mengendalikan masalah ini. adalah bentuk kepasrahan manusia Konsep istiqomah yang terkandung setelah melakukan dosa atau kesalahan. dalam petatah petitih Ibadah kang tetap Menyesalinya dan berkeinginan kuat (ibadah harus terus-menerus) juga untuk tidak mengulangi kesalahan. Taubat mempunyai relevansi dalam kehidupan adalah meninggalkan dosa yang selama ini modern saat ini. Kehidupan adalah suatu sudah diperbuat karena Allah Swt, dengan misteri yang harus dipecahkan oleh perasaan menyesal, atas perbuatan manusia, dan tidak satu pun manusia di maksiat yang selama ini diperbuat dunia ini nir persoalan. Ibadah merupakan bertekad kuat untuk tidak mengulanginya cara kita mendekatkan diri kepada Allah dan selalu menaati perintah-Nya (Ibn dan untuk membuat batin manusia Qayyim Aljauziah, 1998: 35) menjadi stabil. Sunan Gunung Jati Taubat adalah bentuk evaluasi dan menekankan agar selalu konsisten dalam kepasrahan diri setelah melakukan beribadah. perbuatan. Taubat akan mempunyai Selanjutnya petatah petitih Wedi ing makna menjadikan manusia selalu Allah (takutlah kepada Allah). Sikap ini, memperbaiki diri dari kesalahan yang menurut Sunan Gunung Jati, merupakan sudah diperbuat. Taubat juga

38 mencerminkan kelapangan hati untuk Atja. Tjarita Purwaka Tjaruban Nagari, meminta maaf. Nilai ini sangat penting Seri Monografi No. 5, : Ikatan diajarkan kepada anak didik supaya Karyawan Museum, 1986. mereka mempunyai keberanian mengakui Azizi. Abdul Filsafat Pendidikan Islam kesalahan, baik kesalahan terhadap Sebagai Gagasan Membangun teman, orang tua, guru atau yang lainnya. Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, Berdasarkan analisa dan 2009. pembahasan di atas, kesimpulan yang Daradjat, Zakiah. Dasar-dasar Agama Islam, diperolah adalah bahwa ajaran sunan Jakarta: Bulan Bintang, 1992. Gunung jati dalam konsep petatah petitih Ekadjati. Sunan Gunung Jati dan masih sangat relevan dalam pendidikan Pengembangan Islam di Daerah agama di masa sekarang. Nilai – nilai ini Cirebon. Cirebon: Laporan sangat sesuai dengan penanaman nilai Filosogi, 1974. nilai dalam pendidikan karakter dan Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. kepribadian siswa. Terjemahan. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1986. PENUTUP Hardi. Titan Rokhmutiana dan Rohman, Penelitian ini menunjukkan bahwa M. Nur, Dakwah Sunan Gunung Jati konsep petatah-petitih Sunan Gunung Jati Dalam Proses Islamisasi Di dibagi 4 bidang yaitu tentang ketakwaan Kesultanan Cirebon Tahun 1479- dan keimanan, kedisiplinan, kearifan dan 1568. (2014): Jurnal Prodi kebijaksanaan, dan kesopanan atau etika. Pendidikan Sejarah Universitas Kajian dalam penelitian ini khusus tentang Negeri Yogyakarta,1-9. ketakwaan dan keimanan. Dalam Husna, Aura (Neti Suriana). Kaya dengan ketakwaan dan keimanan terdapat Bersyukur: Menemukan Makna Sejati beberapa isi yaitu sebagai berikut: Ingsun Bahagia dan Sejahtera dengan titipna tajug lan fakir miskin, yen sembah Mensyukuri Nikmat Allah, Jakarta: yang kungsi pucuke panah, yen puasa den PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013. kungsi tetaling gundewa, ibadah kang Irawan, Prasetyo. Metode Penelitian tetep, wedia ing Allah, manah den syukur Jakarta: Universitas terbuka, 2009. ing Allah dan kudu ngahekaken pertobat. Kementerian Agama Republik Nilai-nilai keimanan dan ketakwaan Indonesia. Al-Qur’anul Karim dan yang disampaikan oleh Sunan Gunung Jati Terjemah. Surakarta: Az-Ziyadah, yaitu menekankan terhadap masalah 2014. ibadah, khususnya hubungan manusia Kistoro, Hanif Cahyo Adi. Kecerdasan kepada Tuhannya, menemukan dasar sifat Emosional dalam Pendidikan moral Islam. Moral Islam menjelaskan Islam,”Jurnal Pendidikan Agama bahwa kebahagiaan yang dicapai oleh Islam”. XI.1 (2014): 1-18. manusia bukan saja untuk kehidupan Kurnia, Dadang. “Metode Da’wah Sunan dunia, melainkan juga untuk kehidupan Gunung Jati (Suatu Tinjauan dari akhirat.[] Sudut Antropologi Pendidikan)”, Jurnal Pendidikan Dasar, Volume DAFTAR RUJUKAN V, No.7, (2007): 1-4. Abu, Ahmadi. & Noor Salimi, Dasar-dasar Madjid. Pesan-Pesan Takwa, Jakarta: Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Paramadina, 2003. Bumi Aksara, 2008. Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Aljauziah, Ibn Qayyin Majaridus Salikin Bandung: CV Pustaka Setia, 2011. (Pedakian Menuju Allah) terjemahan Nawawi. Kepemimpinan yang Efektif, Kathur Surhardi cet. 1, Jakarta: Yogyakarta: Gadjah Mada University Pustaka Al-Khausat, 1998. Perss, 1992.

39 Prawiraredja. Cirebon Falsafah Tradisi dan Adat Budaya. Jakarta: Perum Percetakan Negara RI, 2005. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Cet-6, Jakarta: Kalam Mulia, 2008. Saksono. Mengislamkan Tanah Jawa; Telaah Atas Metode Dakwah Walisongo, Bandung: Mizan, 1995 Sjamsuddin. Helius Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2012. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012. Sulendraningrat, P.S., Sejarah Cirebon, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978. Sunardjo. Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan Kerajaan Cerbon 1479-1809, Bandung: Tarsito, 1983. Suryaman. Eman Jalan Hidup Sunan Gunung Jati, Bandung: Nuansa Cendekia, 2015. Susanto. Musyrifah, 2012. Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers. Wildan. Sunan Gunung Jati Antara Fiksi dan Fakta; Pembumian Islam dengan Pendekatan Struktural dan Kultural. Bandung: Humaniora, 2002. Wildan. Sunan Gunung Jati Antara Fiksi dan Fakta; Pembumian Islam dengan Pendekatan Struktural dan Kultural. Bandung: Humaniora, 2002. Zuhdi. Susanto, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra (Kumpulan Makalah Diskusi Ilmuah). Jakarta: CV. Putra Sejati Raja, 1997. Zurinal. dan Aminuddin. Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2008.

40