Sekolah Pawiyatan Abdi …(Yuris Prudisia Herti Dwi A) 1

SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018

THE PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT SCHOOL IN 2010-2018

Oleh : Yuris Prudisia Herti Dwi A dan Saefur Rochmat, S.Pd., M.IR., Ph.D. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang sekolah abdi dalem yang dilaksanakan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada tahun 2010-2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Konsep pendidikan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat semasa Sri Hamengku Buwono I-IX; (2) Sistem pendidikan Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat; (3) Implementasi Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Pendidikan asli Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat selama masa Sri Sultan Hamengku Buwono I-IX yang terdiri dari pendidikan yang dikelola oleh karaton (formal dan non formal) dan pendidikan dikelola oleh masyarakat; (2) Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem menerapkan sistem pendidikan Karaton tradisional bersifat praktis dan sangat sederhana; (3) Sekolah ini menerapkan dan melanjutkan model pendidikan semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I agar tetap menjaga dan melestarikan budaya Jawa sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal DIY yakni filosofi hamemayu hayuning bawana, ajaran moral sawiji, greget, sengguh, ora mingkuh serta semangat golong-gilig.

Kata kunci: Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat ABSTRACT

This study discusses a school for royal servants run by the Ngayogyakarta Hadiningrat Palace in 2010-2018. This study aims to investigate: (1) the concept of education in the Ngayogyakarta Hadiningrat Palace during the reigns of Sri Sultan I-IX, (2) the education system of the Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat School, and (3) implementation of the Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat School. The results of this study are as follows. (1) The original education of the Ngayogyakarta Hadiningrat Palace during the reigns of Sri Sultan -IX consisted of education managed by the palace (formal and non-formal) and education managed by the community. (2) The Pawiyatan Abdi Dalem School applied a traditional palace education system that was practical and very simple. (3) This school implemented and continued the education model during the reign of Sri Sultan Hamengku Buwono I in order to maintain and preserve the Javanese culture in accordance with the local wisdom values of the Special Region of Yogyakarta, comprising the philosophy of hamemayu hayuning bawana (making the world safe, prosperous, and full of happiness), moral teachings of sawiji, greget, sengguh, ora mingkuh (one, spirit or passion, concentration, determination), and the spirit of golong gilig (togetherness).

Keywords: The Pawiyatan Abdi Dalem, Ngayogyakarta Hadiningrat Palace

2 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume… Edisi… Tahun… Ke… 2019

I. Pendahuluan Sri Sultan Hamengku Buwono X menyelenggarakan pendidikan ini Kasultanan Ngayogyakarta diperuntukkan bagi para abdi dalem di Hadiningrat terbentuk pada tahun 1755 Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat atas dasar perjanjian Giyanti. 1 Sejak guna membentuk seseorang pemimpin, pemerintahan Sultan Hamengku yang mana kepemimpinan sebagai Buwono I, Karaton Kasultanan pribadi dan kepemimpinan dalam Yogyakarta menerapkan sistem kelembagaan. Abdi dalem yang terdiri pendidikan yang berlaku di istana. dari sanak keluargapun juga diharapkan Semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I agar dapat memahami mengenai budaya mengajarkan pendidikan yang dalam artian menjadi contoh dimana dia menyangkut ajaran budaya (Persatuan tinggal sebagai figur ksatria. Sehingga, Kesatuan yang Golong-Gilig, Falsafah pendidikan ini sebagai proses yang Hamemayu Hayuning Bawana, dan berkelanjutan bagi seseorang yang telah watak satriya).Pengajaran yang menempuh pendidikan dan berguna bagi menyangkut budaya ini sebagai dasar semasa hidupnya. filosofis pendidikan di karaton. Sri Sri Sultan Hamengku Buwono X Sultan Hamengku Buwono X ingin ingin menyelenggarakan kembali model menyelenggarakan pendidikan khusus di pendidikan semasa Sri Sultan Hamengku dalam Karaton Ngayogyakarta Buwono I. Pendidikan ini diperuntukkan Hadiningrat. Adanya upaya-upaya untuk bagi para abdi dalem punakawan dan memberdayakan dan membangkitkan kaprajan. Sejak setelah perjanjian kesadaran bagi masyarakat khususnya Giyanti pada tanggal 13 Maret 1755 (29 yang ikut andil dalam tata pemerintahan Jumadilawal 1680 TJ), Karaton di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai abdi dalem akan pentingnya membutuhkan aparatur negara yang baik pendidikan. dari golongan sipil maupun militer. 2 Untuk itu, di Karaton Ngayogyakarta

1 H M. Nasruddin Anshoriy, Ch dan GKR Pembayun, Pendidikan Berwawasan 2 Tepas Tanda Yekti, Tugas dan Fungsi Kebangsaan Kesadaran Ilmiah Berbasis Abdi Dalem, (http://kratonjogja.id/abdi- Multikulturalisme, (Yogyakarta: LKis, 2008) dalem/3/tugas-dan-fungsi-abdi-dalem. diakses hlm. 10. 23 Juni 2017). Sekolah Pawiyatan Abdi …(Yuris Prudisia Herti Dwi A) 3

Hadiningrat sampai sekarang hari Kamis, 30 Oktober 2010. 4 membutuhkan abdi dalem untuk mengisi Pendidikan ini ditujukan oleh para abdi roda pemerintahan di Karaton dalem untuk menambah wawasan dan Ngayogyakarta Hadiningrat. pengetahuan. Selanjutnya, tahun 2018 Penelitian sejarah dibatasi oleh digunakan sebagai batas akhir penelitian batasan spasial dan temporal (tempat dan karena tahun 2018 merupakan batas akhir waktu). Berdasarkan tema yang diambil, penulis dalam mengambil data penelitian batasan spasial adalah Karaton dan observasi mengenai Sekolah Ngayogyakarta Hadiningrat dan batasan Pawiyatan Abdi Dalem. Selain itu, pada temporalnya pada tahun 2010-2018. tahun 2018 telah banyak arsip-arsip yang Batasan waktu ini masih masuk dalam telah dikumpulkan berkaitan dengan masa kepemimpinan Sri Sultan pelaksanan pembelajaran. Hamengku Buwono X. Periodisasi dalam Sri Sultan Hamengku Buwono X penelitian ini menggunakan waktu antara ingin menghidupkan kembali model tahun 2010-2018. Tahun 2010 diambil pendidikan tahun 1757. Model sebagai awal penelitian karena pendidikan tahun 1757 semasa Sri Sultan pendidikan abdi dalem pertama kali Hamengku Buwono I kini diterapkan diadakan pada saat bersamaan dengan kembali semasa Sri Sultan Hamengku pisowanan.3 Pisowanan ini dilaksanakan Buwono X. Penerapan model pendidikan pada tanggal 15 Oktober 2010. ini membuat penulis tertarik dalam Pendidikan pawiyatan perdana melakukan penelitian ini. Model dilaksanakan di Bangsal Kasatriyan pendidikan yang bersifat holistik terkait Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada dengan bahasa yang digunakan sampai dengan materi yang diajarkan mempunyai keberlanjutan. Penulis juga ingin mengkaji lebih dalam terkait dengan penggunaan bahasa jawa khusus 3 Pisowanan berasal dari kata “sowan” yang artinya ketemu atau bersatunya rakyat dan yang digunakan oleh para abdi dalem, sultan atau raja dengan Tuhan, Tuhan dengan umat-Nya. Lihat: Agung Mustifaris Nugroho, dan ingin melestarikan budaya Jawa yang dkk, “Makna Pisowanan Agung di Yogyakarta Tahun 1998-2008”, AVATARA, volume 6 No. 4 Arif Wibowo, Sekolah Abdi Dalem, 4, tahun 2018, hal. 2. Tersedia pada (https://store.tempo.co.id. Diakses 16 Oktober 2018). 4 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume… Edisi… Tahun… Ke… 2019

berkembang sampai saat ini (nguri-uri 1. Pemilihan Topik budaya Jawa). Pemilihan topik menurut Kuntowijoyo sebaiknya berdasarkan II. Metode Penelitian kedekatan emosional atau kedekatan intelektual. 8 Kedekatan emosional Metode penelitian sejarah adalah penting mengingat seseorang yang seperangkat aturan dan prinsip sistematis menulis sejarah akan bekerja lebih untuk mengumpulkan sumber-sumber sungguh jika menulis tentang topik sejarah secara efektif, menilainya secara yang disenanginya. 9 Kedekatan kritis dan mengajukan sintesis dari hasil- emosional penulis terhadap tema hasil dalam bentuk tulisan.5 Metode sejarah penelitian ini karena berdasarkan tempat adalah proses menguji dan menganalisa tinggal penulis yang berada di sekitar secara kritis rekaman-rekaman dan lingkungan karaton dan mempunyai peninggalan masa lampau. 6 Metode keluarga yang berlatarkan profesi penelitian sejarah memliki landasan utama sebagai abdi dalem semasa Sri Sultan yaitu bagaimana menangani buki-bukti Hamengku Buwono VIII. Hal ini sejarah, serta bagaimana memicu keinginan penulis untuk menghubungkannya. 7 Metode penelitian meneliti pendidikan yang dilaksanakan sejarah yang digunakan adalah metode di karaton saat ini. Selain itu, penulis penelitian sejarah Kuntowijoyo. Berikut juga ingin menambah referensi terkait tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut. pendidikan khusus yang dilaksanakan di dalam karaton.

2. Heuristik 5 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, (: Logos Wacana Heuristik merupakan langkah awal Ilmu, 1999), hlm. 43-44. dalam melakukan penelitian sejarah,

6 Louis Gottschalk, Understanding yaitu suatu kegiatan mencari sumber- History: A Primer of Historical Method, a.b. sumber untuk mendapatkan data data, Nugroho Notosusanto, “Mengerti Sejarah”, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 35.

7 Fatchor Rahman, Menimbang Sejarah 8 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, sebagai Landasan Kajian Ilmiah; Sebuah (Yogyakarta: Bentang, 2005), hlm. 91. Wacana Pemikiran dalam Metode Ilmiah, (El Banat, Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2017), hlm. 139. 9 Ibid., hlm. 92. Sekolah Pawiyatan Abdi …(Yuris Prudisia Herti Dwi A) 5

atau materi sejarah atau evidensi oleh istilahnya menekankan aspek sejarah. 10 Sumber atau sumber sejarah “dalam” yaitu isi dari sumber: adalah sejumlah materi sejarah yang kesaksian.13 tersebar dan teridentifikasi. 11 Materi- 4. Interpretasi materi tersebut dapat tersebar dan Interpretasi adalah hal menetapkan teridentifikasi melalui berbagi macam makna yang saling berhubungan dari sumber. Tahapan ini banyak menyita fakta-fakta yang diperoleh setelah waktu, tenaga, pikiran, biaya, bahkan diterapkan kritik ekstern maupun kritik perasaan.12 intern dari data-data yang didapatkan 3. Verifikasi sehingga memberikan kesatuan berupa Kritik sumber yaitu kegiatan bentuk peristiwa lampau. Fakta-fakta meneliti apakah jejak-jejak itu sejati, sejarah yang diperoleh tadi kemudian baik bentuk maupun isinya, sehingga diinterpretasikan dengan menggunakan benar-benar merupakan fakta yang bantuan ilmu-ilmu sosial atau ilmu dapat dipertanggung jawabkan. Kritik bantu lainnya sehingga dapat diketahui sumber dilakukan dengan dua cara hakikat dibalik kejadian sejarah atau yakni kritik eksternal dan kritik internal. fakta sejarah. 14 Kritik eksternal berkaitan dengan uji 5. Historiografi keotentikan sumber yang bertujuan Penulisan sejarah juga harus untuk mengetahui keaslian sumber. mengedepakan prinsp kronologis Kedua adalah Kritik intern merupakan dengan menggunakan perodisasi. kebalikan dari kritik eksternal, kritik Penyajian penelitian dalam bentuk internal sebagaimana yang disarankan tulisan mempunyai tiga bagian: (1)

Pengantar, (2) Hasil Penelitian, (3) Simpulan. 15 Bagian-bagian tersebut 10 Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah Dalam Perspektif Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Graha dirangkum secara keseluruhan terdiri Ilmu, 2009), hlm. 153. 13 Ibid., hlm.143. 11 Suhartono, Teori Dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 14 Sri Suryantini, Metodologi Sejarah, 29. (http://skp.unair.ac.id/repository/Guru- /. diakses 28 Februari 2019). 12 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm.86. 15 Ibid., hlm. 80-81.

6 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume… Edisi… Tahun… Ke… 2019

dari 5 bab. Bab pertama yakni bab Yogyakarta. Karaton Ngayogyakarta pendahuluan, bab kedua, ketiga, dan Hadiningrat mengelola pendidikan melalui keempat pembahasan hasil penelitian, cara formal dan non formal. Pendidikan serta bab terakhir berupa uraian formal didirikan oleh Karaton kesimpulan serta sumber-sumber yang Ngayogyakarta Hadiningrat sendiri dengan digunakan dalam halaman lampiran. mendirikan sekolah-sekolah, sedangkan pendidikan non formal melalui penulisan III. Pembahasan

karya sastra yang berisi nilai-nilai kehidupan Pendidikan memiliki ciri-ciri khas di dan keahlian-keahlian yang dimiliki oleh setiap zamannya. Pendidikan di Karaton masyarakat Yogyakarta sendiri melalui lebih mengajarkan tentang ketuhanan, komunitas-komunitas yang dibentuk. keindahan, pertanian, akhlak, moral, dan tata Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat 16 pemerintahan kerajaan. Ajaran-ajaran memberlakukan sistem pendidikan di tersebut bersifat universal untuk menjadikan karaton yang diurus oleh instansi agama kehidupan manusia yang langgeng, (Kawedanan Pengulon), lembaga Budaya harmonis, dan serasi sesuai tatanan dan sastra (Tepas Kapujangaan) 17 serta kehidupan alam semesta. Kebijakan- anggota keluarga kerajaan. Sistem kebijakan pendidikan di Karaton telah diatur pendidikan di karaton memiliki tujuan oleh kerajaan. Nilai-nilai moral dan spiritual mengembangkan dan menyiapkan diri dalam di dalam pendidikan memberikan kesan 17 sebagai faktor pendukung pendidikan di Abdi Dalem Reh Kapujanggan yaitu abdi dalem yang bertugas mengampu pelajaran Karaton. bahasa dan kasusasteraan Jawa Baru dan Kawi serta sejarah karaton-karaton di tanah Jawa yang Pendidikan di Karaton Ngayogyakarta diketuai oleh seorang Tumenggung. Sedangkan abdi dalem Reh Kawedanan Pangulon yaitu abdi Hadiningrat memiliki dua macam, yaitu dalem yang bertugas dalam bidang mengaji atau agama meliputi pelajaran tentang kitab Turutan, pendidikan yang dikelola karaton dan Al-Qur’an dan tafsirnya, hukum agama Islam, pendidikan yang dikelola oleh masyarakat di tradisi sejumlah pacara kerajaan mulai kerajaan Mataram hingga Kerajaan Ngayogyakarta (adat naluri tuwin tata adating keraton), yang 16 Muhammad Rifa’i, Sejarah berhubungan dengan agama, parail, perkawinan, Pendidikan Nasional Dari Masa Klasik Hingga dan talak. Lihat: Dwi Ratna Nurhajarini, dkk, Modern, (Yogyakarta: AR-RUZZ Media, Meneguhkan Identitas Budaya Sejarah 2011), hlm. 8. Pendidikan di Yogyakarta (Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2017), hlm. 13-14.

Sekolah Pawiyatan Abdi …(Yuris Prudisia Herti Dwi A) 7 kehidupan bermasyarakat terkait dengan Sri Sultan Hamengku Buwono I ingin kebutuhan masyarakat. Pendidikan pada mendirikan lembaga pendidikan yang awalnya belum mengenal sekolah pada masa berlaku di istana. Lembaga pendidikan ini sekarang. Pendidikan tidak hanya dalam tujuannya adalah agar orang-orang dapat artian bersekolah, tetapi dapat dilakukan membaca dan menulis huruf Jawa. Lembaga melalui penulisan karya sastra (babad, pendidikan ini mengajarkan pendidikan piwulang, suluk, angger-angger.18 yang menyangkut ajaran budaya (Persatuan Sri Sultan Hamengku Buwono I Kesatuan yang Golong-Gilig, Falsafah memerintahkan untuk mempelajari bahasa Hamemayu Hayuning Bawana, dan watak dan kasusasteraan yang umumnya disebut satriya). 20 Lembaga pendidikan semasa Sri dengan pujangga. Kerajaan Mataram pada Sultan Hamengku Buwono inilah yang waktu itu, tidak sedikit orang-orang yang disebut dengan Sekolah Tamanan yang dapat membaca dan menulis dengan huruf didirikan pada tahun 1757 Masehi. 21 Jawa, sehingga mereka berusaha sendiri. Sekolah Tamanan ini ada bersamaan dengan Para raja mengenal kasusasteraan dan berdirinya Karaton Yogyakarta. bahasa Jawa, beberapa raja ada yang mengarang buku yang berisi pendidikan manusia, dan manusia dengan Tuhan. pula. Sebagai contoh: Sultan Agung Disamping itu, memberi pelajaran tentang watak pengarang Niti Sastra, Paku Buwana ke IV yang berdasarkan tingkah laku perbuatan dan gerak-gerik manusia. Sedangkan Serat pengarang Wulang Reh, dan Mangkunegara Wedatama berisi petunjuk-petunjuk bagi para ke IV pengarang Wedatama. 19 pemuda yang harus menyiapkan diri utuk menjadi anggota masyarakat dan manusia sebagai makhluk ber-Tuhan. Lihat: Ahmadi, Pendidikan dari Masa ke Masa, (Bandung: CV. 18 Angger-angger (undang-undang atau ARMICO, 1987), hlm. 19. sering pula diartikan dengan hukum. Lihat: Endah Susilantini, dkk, Serat Angger Pradata 20 Hamemayu Hayuning Bawana artinya Awal dan Pradata Akhir di Kraton Yogyakarta menjaga perdamaian agar dapat menjaga (Kajian Filosofis Historis), (Yogyakarta: Balai seseorang harus dimulai dengan menjaga Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta, perdamaian pribadi, keluarga, dan sesamanya. 2014), hlm. 4. Lihat: Sri Wintala Achmad, Asal Usul dan Sejarah Orang Jawa, (Yogyakarta: Araska, 19 Serat Wulang Reh berisi tentang hukum 2017), hlm. 139. kesusilaan. Pandangan pada buku itu ditujukan kepada keluarga raja dan kepada pegawai 21Anonim, Kota Jogjakarta 200 Tahun 7 kerajaan, serta kepada masyarakat pada Oktober 1756-7 Oktober, 1956, (Yogyakarta: umumnya. Dalam serat Wulang Reh karya Paku Panitya Peringatan Kota Jogjakarta, 1956) hlm. Buwono IV mementingkan sekali soal 65. kesusilaan, yaitu hubungan manusia dengan 8 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume… Edisi… Tahun… Ke… 2019

Pendidikan karaton yang kedua melalui keahlian di bidang masing-masing. Dengan masyarakat atau komunitas-komunitas yang demikian, nama-nama kampung diberi nama dibentuk oleh masyarakat itu sendiri yang sesuai dengan keahlian-keahlian para abdi terdapat di dalam sebuah kampung di Kota dalem tersebut. Berbagai keahlian yang Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono I dimiliki oleh para abdi dalem menjadi faktor membangun kampung-kampung untuk para pendukung abdi dalem dalam menjalankan abdi dalem. Kampung-kampung tersebut tugas dan perannya di Karaton memiliki nama sesuai dengan keahlian para Ngayogyakarta Hadiningrat. abdi dalem. Para abdi dalem tersebut Pendidikan di Karaton Ngayogyakarta dikelompokkan menurut kesamaan Hadiningrat memiliki sistem pendidikan. pekerjaan, dengan menambahkan akhiran - Sistem pendidikan yang didalamnya an yang berarti tempat (nama tempat). 22 mengajarkan agar watak manusia menjadi Nama tempat untuk kampung abdi dalem ksatria.23 Selain itu, karaton juga memiliki tersebut menjadikan ciri khas bagi Karaton sistem pendidikan tradisional bersifat praktis Ngayogyakarta Hadiningrat dalam dan sangat sederhana. Pendidikan tradisional membentuk sebuah tatanan pemerintahan tidak terdapat cara pengajaran yang khusus yang terstruktur. artinya disini setiap orang diberi ajaran Kampung-kampung abdi dalem untuk dapat mengerjakan segala jenis dikelompokkan berdasarkan tempat tinggal pekerjaan yang tidak mengkhusus ada atau para abdi dalem Kampung-kampung jenis pekerjaan. 24 Sekolah asli karaton yang tersebut dibagi menjadi kawasan Jeron menerapkan sistem pendidikan tradisional Beteng (dalam beteng) dan Jaban Beteng sekarang ini adalah Sekolah Pawiyatan Abdi (luar beteng). Kampung-kampung ini Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. dibangun oleh karaton memang Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem diperuntukkan untuk tempat bermukim abdi menerapkan sistem pendidikan tradisional dalem. Abdi dalem yang telah menempuh 23 pendidikan, disisi lain juga memiliki Riyadi Goenawan dan Darto Harnoko, Mobilitas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Awal Abad Ke-20: Suatu kajian Sejarah 22 Djoko Soekirman, dkk, Sejarah Kota Sosial, (Yogyakarta: Ombak,2012), hal 80. Yogyakarta, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986), hlm. 7. 24 Anonim, Monografi Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992), hlm. 126.

Sekolah Pawiyatan Abdi …(Yuris Prudisia Herti Dwi A) 9 ini memiliki tujuan. Tujuan dari pendidikan merupakan pedoman penyelenggaraan tradisional yaitu mengajarkan orang untuk pendidikan dan pelatihan pengembangan mengerti tentang tata cara hidup tingkah karakter.26 laku yang sopan, kesusilaan, dan pendidikan Sultan tetap ingin menjaga dan budi pekerti.25 Pendidikan tradisional hingga melestarikan budaya Jawa dengan diikuti sekarang ini masih diajarkan di sekolah- derapnya modernitas. Modernitas yang sekolah milik Karaton Ngayogyakarta berbasiskan pada nilai-nilai kearifan lokal Hadiningrat seperti: Habirandha dan DIY yakni filosofi hamemayu hayuning Macapat. Sekolah-sekolah ini menjadi bawana, dan ajaran moral sawiji, greget, contoh bahwa melestarikan kebudayaan sengguh, ora mingkuh serta semangat melalui pendidikan adalah penting. Selain golong-gilig. 27 Filosofi-filsofi tersebut kini itu, Karaton juga memiliki peran dalam harus dimiliki oleh setiap orang termasuk kebudayaan dan pendidikan tersebut. abdi dalem. Abdi dalem harus menjadi agen Pendidikan Pawiyatan merupakan pelestari budaya Karaton Yogyakarta. Abdi pendidikan khusus bagi para abdi dalem. dalem yang mengikuti pembelajaran di Pembentukan sekolah ini merupakan salah Sekolah Pawiyatan terdiri dari berbagai satu langkah-langkah dari Sri Sultan macam latar belakang, profesi, dan keahlian, Hamengku Buwono X sebagai Gubernur termasuk abdi dalem yang sebelumnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada 4 belum mendapat pawiyatan. langkah yaitu: membuat peraturan Gubernur Abdi dalem dalam menjalankan tugas, No: 72 Tahun 2008 tentang Budaya peran, dan fungsinya harus melalui sekolah Pemerintahan di Daerah Istimewa abdi dalem. Sekolah abdi dalem disebut Yogyakarta, membuat pawiyatan di Karaton dengan Sekolah Pawiyatan dan dibentuk untuk para abdi dalem dan keluarga Karaton pada 15 Oktober 2010 dan mulai dibuka dan direncanakan untuk perangkat desa serta masyarakat, meneguhkan keistimewaan DIY dengan UU No. 13/ 2012 proses pembuatan perdais, pembuatan kurikulum dan modul. 26 Jatiningrat, Pawiyatan, (Yogyakarta: Tepas Banjarwilapa, 2014), hlm. 7. Pembuatan kurikulum dan modul 27 Anonim, Satriya, (Yogyakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa 25 Ibid., hlm. 126. Yogyakarta, 2009), hlm. 1.

10 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume… Edisi… Tahun… Ke… 2019 kembali pada tangal 30 Oktober 2010. 28 dalam artian diikuti oleh seluruh abdi dalem Pawiyatan perdana dilaksanakan di Bangsal sehingga dilaksanakan secara berkala. Kencono, Karaton Yogyakarta. Pawiyatan IV. KESIMPULAN mempunyai arti pamulangan (pembelajaran) dan diprakarsai oleh Sultan Hamengku Pendidikan di Yogyakarta telah lama Bowono X dan Tirun Marwito, S.H (K.R.T. menjadi bahan kajian yang menarik minat H. Jatiningrat). 29 Sekolah ini merupakan berbagai kalangan. Unsur yang menarik dari pendidikan khusus untuk para abdi dalem pendidikan secara historis bahwa telah dalam mempelajari berbagai hal mengenai terjadi pada masa kerajaan-kerajaan salah Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. satunya di Karaton Ngayogyakarta Pendidikan khusus untuk abdi dalem Hadiningrat. Peninggalan-peninggalan masa mempunyai macam-macam pelajaran. lalu dan kebudayaan-kebudayaan yang ada Pelajaran-pelajarannya tentang bahasa merupakan bagian dari terbentuknya sejarah karaton, tata pemerintahan, dan jabatan di pendidikan di Yogyakarta. Sejarah keraton. Pawiyatan diisi dengan pengajaran pendidikan di Yogyakarta merupakan bahan aspek kebudayaan yang tidak tampak kajian dalam skripsi ini, yang didukung oleh (intangible) dan yang tampak (tangible). 30 seluruh masyarakat Yogyakarta. Pawiyatan mengajarkan tentang filsafat, Berbagai aspek yang dapat diihat dari sejarah, bahasa, sastra, busana tata krama, perubahan-perubahan yang ada antara tradisi karaton, pusaka, wayang, , Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem dengan sampai tata ruang yang ada di Karaton Sekolah Tamanan, dapat menunjukkan sifat Ngayogyakarta Hadiningrat. Pendidikan ini kontinuitas dalam sejarah. Ada beberapa aspek saja yang saling berkaitan dengan masa sekarang. Konsep sejarah kontinuitas

28Arif Wibowo, Sekolah Abdi Dalem, dalam bahasan ini adalah terletak pada tersedia pada (htps://store.tempo.co.id. Diakses 16 Oktober 2018). model pendidikan semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I. Model pendidikan 29 Dwi Ratna Nurhajarini, dkk, Meneguhkan Identitas Budaya Sejarah semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I ini Pendidikan di Yogyakarta, (Yogyakarta: Dinas kini diterapkan kembali semasa Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2017), hlm. 14. pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono

30 Ibid., hlm. 108. X. Sekolah Pawiyatan Abdi …(Yuris Prudisia Herti Dwi A) 11

Konsep sejarah dalam bahasan ini juga sangat penting terkait dengan pembentuka ada konsep diskontinuitas. Konsep kepribadian, dan jiwa seseorang abdi dalem. diskontinuitas ini terletak pada pendidikan Abdi dalem harus menjadi suri tauladan yang ada di karaton saat ini disesuaikan yang baik bagi masyarakat dan juga pada dengan perkembangan zaman, misalnya keluarga. pemukiman di sekitar Karaton Yogyakarta. V. DAFTAR PUSTAKA Buku: Pemukiman saai ini sudah mempunyai Abdurahman, Dudung. (1999). Metode fungsi yang berbeda semasa Sri Sultan Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Hamengku Buwono I. Semasa itu beliau mempunyai fungsi sebagai pendukung tata Achmad, Sri Wintala. (2017). Asal Usul dan Sejarah Orang Jawa Yogyakarta: pemerintahan di Yogyakarta dan berguna Araska. sebagai pemukiman khusus untuk abdi Ahmadi. (1987). Pendidikan dari Masa ke dalem, sedangkan semasa Sri Sultan Masa. Bandung: CV.ARMICO. Hamengku Buwono X fungsi dan peranan Anonim. (1956). Kota Jogjakarta 200 kampung sudah berubah. Pemukiman- Tahun 7 Oktober 1756-7 Oktober pemukiman ini sekarang dihuni oleh 1956. Yogyakarta: Panitya Peringatan Kota Jogjakarta. masyarakat umum dan hanya sebagian _____. (1992). Monografi Daerah Istimewa kecilnya saja peranan kampung masih ada. Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Peranan kampung yang masih ada hingga Pendidikan dan Kebudayaan. sekarang ini terletak di Kampung _____. Satriya, (Yogyakarta: Pemerintah Sekulanggen, kampung ini masih aktif Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009), dalam menyiapkan berbagai kebutuhan karaton. Anshoriy, Nasruddin dan GKR Pembayun. (2008). Pendidikan Berwawasan Pendidikan Pawiyatan Abdi Dalem ini Kebangsaan Kesadaran Ilmiah merupakan pendidikan yang mengutamakan Berbasis Multikulturalisme. Yogyakarta: LKis. pendidikan karakter. Karakter yang sesuai Goenawan, Riyadi dan Darto Harnoko. dengan ajaran Sri Sultan Hamengku (2012). Mobilitas Sosial Daerah Buwono I terkait dengan kepemimpinan. Istimewa Yogyakarta Periode Awal Abad Ke-20: Suatu kajian Sejarah Selain itu, pendidikan pawiyatan juga Sosial. Yogyakarta: Ombak. menyisipkan budaya-budaya di Karaton Gottschalk, Louis. (1986). Understanding Ngayogyakarta Hadiningrat. Pendidikan ini History: A Primer of Historical 12 Jurnal Pendidikan Sejarah Volume… Edisi… Tahun… Ke… 2019

Method, a.b. Nugroho Notosusanto, Internet: “Mengerti Sejarah”. Jakarta: UI Press. Agung Mustifaris Nugroho, dkk. (2018). Kuntowijoyo. (2005). Pengantar Ilmu “Makna Pisowanan Agung di Sejarah. Yogyakarta: Bentang. Yogyakarta Tahun 1998-2008”, AVATARA, Vol 6 No, 4, hlm. 2. Nurhajarini Dwi Ratna, dkk. (2017). Meneguhkan Identitas Budaya Sejarah Anonim. (2010). Sekolah Abdi Dalem. Pendidikan di Yogyakarta. Tersedia pada Yogyakarta: Dinas Kebudayaan https://store.tempo.co/foto/detail/P161 Daerah Istimewa Yogyakarta. 0201000070/sekolah-abdi dalem#.XKKg49OJjo. Diakses pada Rifa’i, Muhammad. (2011). Sejarah tanggal 16 Oktober 2018. Pendidikan Nasional Dari Masa Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: Anonim. (2010). Sekolah Abdi Dalem. AR-RUZZ Media. Tersedia pada https://store.tempo.co/foto/detail/P161 Rochmat, Saefur. (2009). Ilmu Sejarah 0201000070/sekolah-abdi Dalam Perspektif Ilmu Sosial. dalem#.XKKg49OJjo. Diakses pada Yogyakarta: Graha Ilmu. tanggal 16 Oktober 2018.

Sjamsuddin, Helius. (2007). Metodologi Fatchor Rahman. (2017). “Menimbang Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Sejarah sebagai Landasan Kajian Ilmiah; Sebuah Wacana Pemikiran Soekirman, Djoko, dkk. (1986). Sejarah dalam Metode Ilmiah”, El Banat, Kota Yogyakarta, (Jakarta: Volume 7 No.1, hlm. 139. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sri Suryantini. (2011). Metodologi Sejarah. Tersedia pada Suhartono. (2010). Teori Dan Metodologi http://skp.unair.ac.id/repository/Guru- Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu. Indonesia/. Diakses 28 Februari 2019.

Susilantini, Endah, dkk. (2014). Serat Tepas Tanda Yekti. (2017). Tugas dan Angger Pradata Awal dan Pradata Fungsi Abdi Dalem. Tersedia pada Akhir di Kraton Yogyakarta (Kajian http://kratonjogja.id/abdi- Filosofis Historis). Yogyakarta: Balai dalem/3/tugas-dan-fungsi-abdi-dalem. Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Diakses pada tanggal 23 Juni 2017. Yogyakarta.

Yogyakarta, 21 Juni 2019 Dosen Pembimbing, Reviewer,

Saefur Rochmat, S.Pd., M.IR., Ph.D. Dr. Zulkarnain, M.Pd. NIP. 19681122 199403 1 001 NIP. 19740809 200812 1 001