MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September 2018

WAKHUDIN

Menjadi Guru Berkarakter: Meneladani Kepemimpinan Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd. dalam Membangun Sekolah Berkualitas

ABSTRAKSI: Artikel ini, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode biografi, mengkaji tentang keberhasilan seorang Kepala Sekolah. Hasil kajian menunjukan bahwa Haji Ajat, atau nama lengkapnya Drs. H. (Doktorandus Haji) Ajat Sudrajat, M.M.Pd. (Magister Manajemen Pendidikan), adalah kisah sukses seorang Kepala Sekolah di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Lebih dari 20 tahun, Haji Ajat menjadi Kepala Sekolah di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) yang berbeda-beda. Pada mulanya, Haji Ajat ditugaskan memimpin SMAN Ciniru, sekolah yang jaraknya jauh dari Kuningan Kota; kemudian beliau berpindah ke SMAN Mandirancan, sebuah sekolah di tengah sawah dan di daerah pinggiran; lalu beliau berpindah untuk memimpin SMAN Cilimus, sekolah yang dekat Kota Kuningan; dan beliau berpindah lagi ke SMAN Luragung, sekolah yang dekat dengan daerah Jawa Tengah. Terakhir, Haji Ajat memimpin SMAN III Kuningan, yang berada di tengah Kota Kuningan. Semua sekolah yang dipimpin oleh Haji Ajat selalu berprestasi dalam bidang akademik dan, terutama, sekolah yang ramah lingkungan. Kepala sekolah yang berkarakter dan sukses perlu menjadi teladan bagi siapa pun yang ingin memimpin lembaga pendidikan. KATA KUNCI: Kepala Sekolah; Sekolah Ramah Lingkungan; Sekolah Berkualitas.

ABSTRACT: “Become a Character Teacher: Exemplify the Leadership of Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd. in Building a Quality School”. This article, using a qualitative approach and biographical method, examines the success of a Principal. The results of the study show that Haji Ajat, or its full name is Drs. H. (Doktorandus Haji) Ajat Sudrajat, M.M.Pd. (Master of Education Management), is success story of a Principal in Kuningan District, West , Indonesia. More than 20 years, Haji Ajat has dedicated to be a Principal in a different SMANs (Public Senior High Schools). At first, Haji Ajat was assigned to lead the SMAN at Ciniru, a school that was far from Kuningan City; then he moved to SMAN at Mandirancan, a school in the middle of rice fields and on the outskirts; then he moved to lead the SMAN at Cilimus, a school near Kuningan City; and he moved again to SMAN at Luragung, a school near to area. Finally, Haji Ajat leads the SMAN III Kuningan, which is in the center of Kuningan City. All schools led by Haji Ajat always succeed in the academic field and, especially, schools that are environmental friendly. Principals who have character and success need to be role models for anyone who wants to lead an educational institution. KEY WORD: Principal; Environmentally Friendly Schools; Quality School.

About the Author: Dr. Wakhudin adalah Dosen di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UMP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto), Jalan Raya Dukuh Waluh, Purwokerto, Banyumas 53182, Jawa Tengah, Indonesia. Alamat emel penulis: [email protected] Suggested Citation: Wakhudin. (2018). “Menjadi Guru Berkarakter: Meneladani Kepemimpinan Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd. dalam Membangun Sekolah Berkualitas” in MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September, pp.169-188. Bandung, Indonesia: UPI [Indonesia University of Education] Press, ISSN 2527-3868 (print) and 2503-457X (online). Article Timeline: Accepted (June 22, 2018); Revised (July 27, 2018); and Published (September 30, 2018).

© 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 169 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik WAKHUDIN, Menjadi Guru Berkarakter

PENDAHULUAN itu, Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd. ingin Tulisan ini bermaksud mendeskripsikan menuntaskan pembangunan taman. Di tentang pribadi Drs. H. (Doktorandus tengah perbincangan, mereka menemukan Haji) Ajat Sudrajat, M.M.Pd. (Magister ide, yakni melengkapi taman dengan aneka Manajemen Pendidikan) secara utuh, beserta macam bunga. Begitu ide muncul, saat itu seluruh pemikiran dan kiprahnya. Jujur, di juga, bunga harus didatangkan dan ditanam samping ingin menulis tentang kebaikannya, di taman. Maka, terjadilah dialog berikut ini: penulis juga berupaya mengungkap keburukannya. Tapi pribadi yang satu ini “Apa tidak menunggu besok menanam memang betul-betul masagi, yakni nyaris bunganya, Pak Haji?”, kata Pak Uha, panggilan akrab Haji Suleha. sempurna. Apa yang dia lakukan dan “Mengapa harus menunggu besok?”, jawab pikirkan lebih banyak dan lebih baik dari Haji Ajat (wawancara dengan Responden E, apa yang ditulis di sini (Adiwikarta, 1988; 11/7/2013). Hermawan, 2012; dan Sulasih, 2014). Lagi pula, menulis kebaikan di zaman Maka, dengan berbagai cara, dan sekarang sangat diperlukan. Di saat bangsa dengan usaha yang sungguh-sungguh, Indonesia semakin kehilangan teladan, Drs. setelah menghubungi berbagai tempat H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd. mampu menjadi yang memungkinkan mendapatkan bunga, contoh. Yang lebih penting lagi, siapa pun Haji Suleha berhasil mendatangkan bunga yang akan menjadi Kepala Sekolah di yang diinginkan. Di malam itu juga, bunga berbagai level satuan pendidikan, pantas ditanam di taman yang tengah diselesaikan. berguru kepadanya. Ia adalah pemimpin Maka, tak ubahnya seperti kisah pendidikan sejati (Hermawan, 2012; dan Sangkuriang, SMAN (Sekolah Menengah Sumarno, 2015a). Atas Negeri) Mandirancan tiba-tiba Mengenal Drs. H. Ajat Sudrajat, berubah wajah, dari sekolah kusam menjadi M.M.Pd. tak ubahnya seperti mengenal sumringah dalam semalam (Siswoyo, 2016; peri. Apa pun yang dia sentuh berubah dan wawancara dengan Responden E, menjadi menarik hati. Bedanya, peri 11/7/2013). berkelamin wanita, sedangkan Drs. H. Pola kerja seperti itulah yang selalu Ajat Sudrajat, M.M.Pd. adalah laki-laki. dilakukan oleh Drs. H. Ajat Sudrajat, Peri mengubah sesuatu dalam waktu M.M.Pd. Ia selalu meminta para Wakil singkat, sedangkan Drs. H. Ajat Sudrajat, Kepala Sekolah menemaninya untuk M.M.Pd. mengubah sesuatu melalui proses. mencari gagasan baru. Begitu ketemu Meskipun melalui proses, tetap saja, semua gagasan baru yang bagus, maka gagasan itu yang dilakukan oleh Drs. H. Ajat Sudrajat, langsung dilaksanakan, saat itu juga. Jika M.M.Pd. termasuk cepat dibandingkan gagasannya terpikir malam hari, maka di dengan proses jika dilakukan oleh orang malam hari itu pula akan dilaksanakan. Jika lain (Adiwikarta, 1988; Hermawan, 2012; idenya muncul pagi hari, maka di pagi itu dan Sumarno, 2015a dan 2015b). pula gagasannya langsung dilaksanakan. Dia Salah satu contohnya sebagai berikut. tidak pernah menunda untuk mewujudkan Setelah Maghrib, Drs. H. Ajat Sudrajat, gagasan. Itulah sebabnya, Drs. H. Ajat M.M.Pd. masih berada di sekolah, ditemani Sudrajat, M.M.Pd. seperti peri yang selalu oleh Wakil Kepala Sekolah, Haji Suleha, mewujudkan impian dalam tempo singkat saat masih menjadi Kepala Sekolah di (Iqbal, 2014; dan wawancara dengan SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) Responden D, 10/7/2013). Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Apakah tidak ada hambatan dalam Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Malam mewujudkan impian? Ada, selalu ada.

170 © 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September 2018

Tapi bagi Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd., di Indonesia yang dibersihkan dan dipel hambatan bukanlah halangan untuk sebanyak tiga kali dalam sehari. Bahkan, mewujudkan gagasan. Dengan bahasa yang rumah sakit sekalipun dipel dua kali sehari. santun dan lembut, dia selalu menantang Tapi sekolah yang dipimpin oleh Drs. H. stafnya. Memang“ hambatannya apa?” Ajat Sudrajat, M.M.Pd. harus dipel tiga Katakanlah, uang untuk biaya membangun. kali sehari. Maka, terlihat bersih, dan selalu Baginya, uang bukanlah hambatan. bersinar, meskipun bangunannya tidak baru Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd. sangat (Karwati et al., 2013; Sumarno, 2015a dan terbiasa menomboki uang pribadi untuk 2015b; dan wawancara dengan Responden melaksanakan pembangunan sekolah. F, 12/7/2013). Kalaupun memerlukan biaya besar, dia Meja dan kursi harus tertata rapi, sesuai tidak risau. Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd. peruntukannya. Rapi pun tidak cukup, akan mendatangi berbagai instansi yang semua meja harus ditutup taplak yang relevan untuk mensponsori proyek yang bersih, sehingga mengesankan ruangan dikerjakannya (Yalia, 2014; Sumarno, yang berwibawa. Semua ventilasi dipasang 2015a dan 2015b; dan wawancara dengan gorden, sehingga menambah warna dan Responden F, 12/7/2013). pesona. Maka kita dapat membayangkan, Kerja cepat, biasanya, berdampingan sekolah tersebut pasti nyaman. Sebab, dengan ketergesa-gesa dan kualitas semua ditata rapi, dibetulkan setiap fasilitas yang rendah. Bagi Drs. H. Ajat Sudrajat, yang rusak, dilengkapi setiap barang M.M.Pd., tidak demikian. Cepat bukan sesuai fungsinya. Lahir adalah utusan berarti tidak berkualitas. Cepat hanya batin. Jika bagian luar terlihat rapi, indah, menyangkut pelaksanaan, sedangkan nyaman dipandang, tertib, disiplin, itu kualitas tetap harus dijaga. Bahkan, kualitas berarti batinnya pun mengalami hal yang harus lebih tinggi daripada pembangunan sama (cf Ahmad, 2017; Sumarno, 2015a; pada umumnya. Ia tak pernah meninggalkan dan wawancara dengan Responden E, teori. Yang saban hari ia lakukan adalah 11/7/2013). mewujudkan teori, bukan melulu berkutat Biasanya, orang yang workaholik hanya pada teori (Sumarno, 2015a dan 2015b; dan memikirkan dunia dan melupakan akhirat. Rachbini, 2017). Tapi tidak dengan Drs. H. Ajat Sudrajat, Lulusan Pendidikan Bahasa Sunda IKIP M.M.Pd. Justru, kerja tanpa lelahnya itu (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) merupakan ekspresi atas keyakinannya Bandung – kini menjadi UPI (Universitas terhadap agama Islam yang dianutnya. Pendidikan Indonesia) – tidak hanya Hidup di dunia hanyalah sekali, maka mewujudkan teori sesuai disiplin ilmunya. sekali hidup harus berarti. Jangan tanya soal Apa pun teori yang sempat dipelajari dan religiusitas pribadinya. Shalat tepat waktu, dibacanya, maka akan ia laksanakan. Agar bertahajud, dan semua rukun Islam telah lebih sempurna, ia memanggil Wakil Kepala dijalaninya (Mulyasa, 2007; Asmani, 2012; Sekolah atau Guru yang mengajarkannya Sumarno, 2015b; dan wawancara dengan (Widodo, 2011; Karwati et al., 2013; Responden F, 12/7/2013). dan wawancara dengan Responden E, Yang bisa diteladani dari religiusitasnya 11/7/2013). adalah bahwa dia mampu melembagakan Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd. tradisi keagamaan menjadi perilaku siswa. bukanlah tipe pemimpin yang sekadar Salah satunya adalah Drs. H. Ajat Sudrajat, suka membangun, tanpa melakukan M.M.Pd. membiasakan siswa datang pemeliharaan. Jangan tanya soal kebersihan, setengah jam lebih awal dari waktu belajar. sangat bersih. Sepertinya tidak ada sekolah Karena siswa harus mulai belajar pukul 7.00

© 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 171 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik WAKHUDIN, Menjadi Guru Berkarakter

WIB (Waktu Indonesia Barat), maka mereka sangat asyik dilihat mata (Bahri, 2015; dan harus tiba di sekolah pukul 6.30 WIB. Sumarno, 2015b). Setengah jam sebelum belajar digunakan Membuat candra tentang Drs. H. Ajat untuk membaca Al-Qur’an. Karena Al- Sudrajat, M.M.Pd. seperti mengambil air Qur’an merupakan kitab suci, maka siapa dari mata air yang tak pernah kering. Ia pun yang membacanya harus dalam keadaan adalah guru masagi, pendidik yang nyaris bersuci (cf Mulyasa, 2007; Asmani, 2012; sempurna. Sulit mencari titik lemah tentang Mulyadi, 2013; dan Sumarno, 2015a). kepemimpinannya di sekolah. Maka, setiap Itulah sebabnya, tempat berwudhu di menjadi Kepala Sekolah di mana pun, sekolah disediakan dalam jumlah yang sekolah tersebut selalu berprestasi, tidak cukup. Tapi siswa diajarkan untuk bersuci hanya di tingkat lokal, tapi juga tingkat sejak dari rumah masing-masing, sehingga regional, bahkan di tingkat nasional (Yalia, tak perlu bersuci lagi saat di sekolah. 2014; dan Sundiawan, 2016a).1 Upaya menyucikan diri bagi siswa dapat Penulisan tentang prestasi dan perilaku memberikan implikasi psikologis religius, terbaik berkaitan dengan kepemimpinannya mereka tak akan membatalkan wudhunya di bidang pendidikan, diharapkan dapat dengan bersenggolan dengan orang lain diteladani siapa pun yang mengembangkan yang bukan muhrim (Mulyadi, 2013; dunia pendidikan, atau siapa pun yang Sumarno, 2015b; dan Raharjo, 2016). mempelajari education leadership. Dengan Akrab dengan lingkungan hidup jujur, penulis berupaya pula mengungkapkan merupakan trade mark-nya. Hampir kekurangannya, jika ditemukan. Karena tidak ada ruang terbuka yang lolos tidak sulit mencari figur pendidik seperti Drs. ditanami pohon. Pohon apa pun bisa H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd., maka penulis ditanam, yang penting produktif, indah, memberinya sebutan laqob, “Guru Masagi”, dan bermanfaat bagi masyarakat di karena syarat rukun menjadi pemimpin sekitar. Di kebun atau taman yang luas dilakukan nyaris sempurna (Prihatni, 2011; bisa ditanam pohon pangan yang dapat Widodo, 2011; dan Raharjo, 2016). menghasilkan. Di sekitar sekolah, tanaman Perspektif Teoritis. Mendeskripsikan disesuaikan, agar menimbulkan kesan indah prestasi Drs. H. (Doktorandus Haji) Ajat dan meningkatkan marwah dan wibawa Sudrajat, M.M.Pd. (Magister Manajemen sekolah (Mulyasa, 2007; Asmani, 2012; dan Pendidikan) sesungguhnya sedang Sumarno, 2015a). menjelaskan tentang teori pendidikan Aneka tanaman dan bunga dipasang di karakter dan kepemimpinan yang setiap ruang publik, baik secara manual efektif dalam kepemimpinan pendidikan ataupun menggunakan sistem hidroponik (education leadership). Drs. H. Ajat atau green house. Selain nyaman menjadi Sudrajat, M.M.Pd. merupakan pribadi yang tempat berkumpul, terkesan sejuk, membuat mampu menggerakkan seluruh sumber semua orang betah tinggal di sekolah untuk daya yang ada, termasuk sumber daya belajar. Aneka panel di lingkungan sekolah manusia untuk bergerak sesuai dengan dipasang pot bunga dan tanaman, sesuai tujuan yang diinginkan (Rohiat, 2008; dan kekhasan ruangan itu. Dari satu gedung ke Suhartini, 2015). gedung yang lain dipasang pergola terbuat 1Lihat kembali, misalnya, “Drs. H. Sudrajat, M.M.Pd. dari baja ringan, yang menyebabkan orang Nominasi Kategori Pembina Lingkungan” dalam yang melewatinya tak basah saat hujan dan KALPATARU. Jakarta: 22 Juni 2016. Tersedia secara online tak kepanasan saat matahari terik. Besi dan juga di: https://kalpataru2016.wordpress.com/2016/06/22/ d-02-drs-h-sudrajat-m-m-pd-nominasi-kategori-pembina- baja tersebut ditanami aneka pohon rambat lingkungan [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, plus bunga, sehingga mirip lorong yang Indonesia: 27 Desember 2017].

172 © 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September 2018

Sebagaimana dikemukakan bahwa Character cannot be developed in ease kepemimpinan adalah proses mempengaruhi and quiet. Only through experience of trial orang, baik individu maupun kelompok. and suffering can the soul be strengthened, ambition inspired, and success achieved Pemimpin adalah seseorang yang aktif (dalam Edberg, 2010). membuat rencana, mengkoordinasikan, melakukan percobaan, dan memimpin Artinya: pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Karakter tidak dapat dikembangkan dengan Karakteristik pemimpin didasarkan pada mudah dan baik. Hanya melalui pengalaman prinsip belajar seumur hidup, berorientasi dengan mencoba dan derita membuat jiwa pada pelayanan, dan membawa energi menjadi kuat, terinspirasi ambisi, dan positif (Danim, 2010; dan Eko, 2018). mencapai sukses (dalam Rizal et al., 2016:19). Di samping itu, kepemimpinan efektif Sedangkan John Holt, sebagaimana yang dijalankan oleh Drs. H. Ajat Sudrajat, dikutip juga dalam A. Syamsu Rizal et al. M.M.Pd. sesungguhnya merupakan (2016), mengungkapkan bahwa the true praktek pendidikan karakter. Semakin test of character is not how much we know kuat karakter pemimpin, semakin efektif how to do, but how we behave when we dalam memimpin. Dapat dikatakan bahwa don’t know what to do atau “ujian yang Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd. mampu benar dari karakter bukan berapa banyak melaksanakan 18 karakter baik, yang kita mengetahui bagaimana berbuat, tapi menyebabkan dia menjadi pemimpin yang bagaimana kita menyikapi ketika kita tidak disegani. Ke-18 karakter baik tersebut mengetahui apa yang dilakukan” (dalam adalah: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; Rizal et al., 2016). (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; Demikian juga Anne Frank, sebagaimana (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin dikutip oleh Stef Riko Saputra (2011), tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) dimana ia mengemukakan bahwa the final cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; forming of a person’s character lies in their (13) bersahabat/komuniktif; (14) cinta own hands atau “pembentukan akhir dari damai; (15) gemar membaca; (16) peduli karakter seseorang, terletak di tangan mereka lingkungan; (17) peduli sosial; dan (18) sendiri” (dalam Saputra, 2011). Dalam konteks tanggung jawab (cf Lickona, 1991; Mu’in, ini juga, Herbert Spencer (1820-1903), dalam 2011; dan Mustakim, 2011). Brian Holmes (2002), menambahkan bahwa Dalam konteks ini, Abraham Lincoln, education has for its object the formation sebagaimana dikutip dalam Luno (2016) of character atau “pendidikan memiliki pernah mengemukakan, sebagai berikut: tujuannya untuk pembentukan karakter” Nearly all men can stand adversity, but if you (dalam Holmes, 2002). want to test a man’s character, give him power Menjelaskan tentang kepemimpinan (dalam Luno, 2016). pendidikan, Aminuddin Syam (2012) Artinya: mengatakan bahwa sebelum otonomi pendidikan diberlakukan, kepemimpinan Hampir semua orang teruji dengan kesusahan, pendidikan yang dilaksanakan saat tapi kalau mau menguji karakternya, berikan itu adalah kepemimpinan pendidikan dia kekuasaan. sentralistik (Syam, 2012:151). Sementara itu, Helen Keller, sebagaimana Kepemimpinan pendidikan sentralistik dikutip oleh Henrik Edberg (2010) dan A. menggunakan strategi input-output dan Syamsu Rizal et al. (2016), berpendapat macro oriented. Dalam strategi input-output, sebagai berikut: jika semua input pendidikan dipenuhi

© 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 173 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik WAKHUDIN, Menjadi Guru Berkarakter dalam pengelolaan pendidikan, maka Leader dianggap orang yang mengerti betul pendidikan menghasilkan pendidikan yang kebutuhan semua orang (cf Andriansyah, bermutu. Sedangkan menurut strategi macro 2015; dan Noer, 2018:21). oriented, pengelolaan pendidikan diatur Sepintas, pendapat Muhammad Noer oleh jajaran pendidikan ditingkat pusat, (2018) tersebut ada benarnya. Namun manakala kepemimpinan pendidikan di pendapat tersebut juga bisa memiliki tingkat sekolah hanya melaksanakan semua kesalahan fatal. Benar, karena masih banyak ketentuan yang ditetapkan di tingkat pusat, manajer yang memang belum melakukan dengan cara demikian diharapkan dapat tugasnya dengan baik, sehingga mendapat diperoleh peningkatan mutu pendidikan (cf penilaian negatif. Bisa jadi, ini sebagai Syam, 2012; dan Sulaeman, 2018). bentuk ketidakpuasan yang dirasakan Setelah diberlakukan otonomi daerah, karyawan terhadap manajer mereka masing- termasuk otonomi pendidikan, dengan masing, sehingga tercermin dalam definisi Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun yang mereka sampaikan. Salah, karena 2000, maka kepemimpinan pendidikan penjelasan di atas menggambarkan seolah- di sekolah harus menyesuaikan pula olah hal yang jelek ada pada manajer, dan dengan peraturan tersebut. Kepemimpinan yang baik ada pada leader. Padahal, baik pendidikan yang cocok di era otonomi manajer maupun leader pada dasarnya pendidikan itu adalah kepemimpinan yang memiliki konotasi yang baik (cf Berlian, inovatif. Kepemimpinan yang inovatif 2012; dan Noer, 2018). adalah kepemimpinan yang mampu Diungkapkan bahwa leader is a melakukan perubahan atau inovasi dalam person who leads or commands a group, institusi pendidikan (Gunawan, 2000; dan organization, or country atau “leader Jalal & Supriadi eds., 2001). adalah seseorang yang memimpin atau Kepemimpinan pendidikan yang memerintah sebuah kelompok, organisasi, inovatif di era otonomi pendidikan ini atau negara”. Jika kita lihat dari definisi sangat dibutuhkan, karena: (1) corak di atas, ada kemiripan antara manajer dan hidup dan fungsi manusia berubah dengan leader. Baik manajer maupun leader sama- pertambahan usia; serta (2) dunia dan sama bertugas untuk sekelompok orang kehidupan manusia mengalami perubahan tertentu, yang menjadi bagian dari timnya. dari waktu ke waktu. Bahkan pemikiran Sedangkan sang manajer atau leader adalah modern mengatakan bahwa kepemimpinan orang yang bertanggung jawab, mengelola, pendidikan tidak hanya mampu memimpin, atau memerintah sekelompok menyesuaikan diri pada dunia kehidupan orang tersebut. Leaders are people who do yang berubah, tetapi juga berperan dalam the right things; managers are people who menciptakan dan pengendalian perubahan do things right atau “Para leaders adalah itu (Syam, 2012:151; dan Rusdiana, 2014). mereka yang melakukan sesuatu dengan Muhammad Noer (2018) mengemukakan benar; para manajer adalah mereka yang bahwa pemimpin (leader) adalah orang benar melakukan sesuatu” (Noer, 2018:25). yang mengayomi timnya. Dia ikut berada Abd Haris (2013) mengemukakan di depan dan bekerja bersama-sama dengan bahwa memimpin berarti mempengaruhi timnya. Pemimpin berbeda dengan manajer. bawahan agar mereka mau bekerja dengan Manajer terkesan banyak jeleknya, suka baik, sesuai dengan prosedur dan metode memerintah, mengatur anak buah, dan kerja yang telah ditetapkan. Kepemimpinan tak jarang disertai kemarahan ketika hasil juga dapat diartikan sebagai proses yang diharapkan tidak tercapai. Sementara kegiatan seseorang untuk mempengaruhi, leader memiliki citra yang jauh lebih baik. menggerakan, dan mengkoordinasikan

174 © 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September 2018 individu atau kelompok agar terwujud Jawa Barat, seperti SMA Negeri Ciniru, hubungan kerja sama dalam upaya mencapai SMA Negeri Mandirancan, SMA Negeri tujuan yang telah ditetapkan. Seringkali Cilimus, SMA Negeri Luragung, dan SMA kepemimpinan disamakan dengan pemimpin, Negeri III Kuningan. Di samping itu, teknik padahal keduanya memiliki perbedaan wawancara digunakan untuk menginterviu makna. Pemimpin merupakan seseorang Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd., serta yang memiliki tugas memimpin, sementara para mantan Wakil Kepala Sekolah dari kepemimpinan merupakan bakat atau sifat semua sekolah yang pernah dipimpinnya. yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin Wawancara dilakukan secara bertahap, (Haris, 2013:14; dan Wahed, 2016). dalam beberapa sesi. Pertama dilakukan Sedangkan kepemimpinan pendidikan pada tahun 2013, dan terakhir dilakukan dari merupakan proses mempengaruhi, tanggal 22 hingga 27 Maret 2017 di SMA menggerakan, dan mengkoordinasikan Negeri III Kuningan (Spradley, 1980; Yin, individu dalam organisasi/lembaga 2004; dan Hasanah, 2016). pendidikan untuk mencapai tujuan Sejumlah dokumen sekolah, buku, pendidikan. Seperti halnya kepemimpinan foto, dan berbagai slide lainnya digunakan Kepala Sekolah, maka ia memiliki peran untuk melakukan penelitian ini, sehingga dalam mempengaruhi, mendorong, diperoleh data yang valid dan dapat membimbing, mengarahkan, dan dipertanggungjawabkan. Setiap perwakilan menggerakan guru, staf, siswa, orang tua sekolah yang pernah dipimpinnya, dengan siswa, dan pihak lain yang terkait untuk semangat menyerahkan berbagai dokumen beraktivitas/berperan serta guna mencapai penting tentang capaian (achievement) tujuan yang telah ditetapkan (Mulyadi, yang diraih oleh Drs. H. Ajat Sudrajat, 2010; dan Haris, 2013:16). M.M.Pd. selama memimpin. Bagi mereka, mengenang Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd. METODE dirasakan sebagai mengenang keberhasilan Artikel ini merupakan hasil penelitian (Spradley, 1980; Yin, 2004; Hasanah, 2016; yang menggunakan pendekatan kualitatif dan wawancara dengan Responden E, dengan metode biografi. Metode biografi 11/7/2013). merupakan salah satu tradisi kualitatif (Creswell, 1998:63; dan Safari, 2013). Studi HASIL PENELITIAN DAN ini juga merupakan salah satu dari lima PEMBAHASAN tradisi riset kualitatif. Lima tradisi kualitatif Drs. H. (Doktorandus Haji) Ajat Sudrajat, tersebut adalah biografi, fenomenologi, M.M.Pd. (Magister Manajemen Pendidikan) grounded theory, etnografi, dan studi kasus adalah sosok tiga “dewa” yang menyatu (Creswell, 1998:65). Penelitian ini disebut dalam dirinya, yakni: Batara Brahma, juga dengan naturalistic inquiry (Lincoln & Batara Wisnu, dan Batara Siwa. Batara Guba, 1985); qualitative inquiry (Creswell, Brahma, menurut khasanah perwayangan 1998); atau penelitian alamiah atau Jawa, adalah dewa pencipta segala sesuatu naturalistic (Moleong, 2004). di marcapada. Apa pun yang dicipta Beberapa teknik penelitian digunakan, selalu jadi. Tidak ada penghalang apa yaitu dengan melakukan observasi dengan pun. Sementara Wisnu adalah dewa yang mengunjungi beberapa kali SMA (Sekolah memelihara dan menjaga semua ciptaan Menengah Atas) yang pernah dipimpin Dewa Brahma. Sedangkan Siwa adalah oleh Drs. H. (Doktorandus Haji) Ajat dewa perusak, merusak ciptaan Brahma. Sudrajat, M.M.Pd. (Magister Manajemen Namun tiga dewa inilah yang merupakan Pendidikan) di Kabupaten Kuningan, siklus kehidupan. Mulai dari diciptakan,

© 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 175 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik WAKHUDIN, Menjadi Guru Berkarakter dipelihara, rusak, kembali diciptakan, pribadi yang luar biasa. Beberapa ciri dipelihara, rusak, dan seterusnya (Mulyono, khas Haji Ajat adalah pertama, ia tak 1989; Margana, 2001; dan wawancara pernah berhenti berinovasi dan berkreasi. dengan Responden E, 11/7/2013). Sebagaimana dinyatakan oleh para mantan Haji Ajat, begitu panggilan sehari-hari Wakil Kepala Sekolahnya, sebagai berikut: Drs. H. Ajat Sudrajat, M.M.Pd., sangat piawai mencipta sesuatu yang baru, sangat Ya, nyaris 24 jam, Haji Ajat selalu berpikir rajin memelihara dan merawat kebaikan, sesuatu yang baru. Jika satu pekerjaan selesai, dia mengerjakan pekerjaan berikutnya dan sangat bersemangat merusak dan tanpa berhenti. Baginya, waktu 24 jam seperti menghancurkan kekumuhan, kemalasan, tidak cukup (wawancara dengan Responden E, dan ketidakbaikan. Haji Ajat adalah “dewa 11/7/2013). yang mangejawantah” mengabdikan dirinya, setidaknya di lima sekolah di Sekolah Jika Allah tidak menganugerahkan rasa lelah dan rasa kantuk kepada manusia, niscaya Menengah Atas (SMA) Kuningan, Jawa Haji Ajat memanfaatkan semua waktunya Barat. Apa pun yang “disentuh tangannya” untuk membangun, mencipta, berkreasi, selalu berubah. Seperti kisah Sunan berinovasi, melakukan perbaikan, memugar, Kalijaga, yang mampu “mengubah” buah melakukan pengadaan, dan seterusnya. Itulah kolang-kaling atau cangkaleng menjadi sebabnya, ia harus beristirahat meskipun pulang ke rumah saat malam sudah larut. emas dalam waktu seketika (Isnaeni, 2015; Dia tidak peduli tentang jam kerja Pegawai dan wawancara dengan Responden B, Negeri Sipil, yang bekerja sekian jam. 4/7/2013). Baginya, semua waktu digunakan untuk Siapa pun yang mengenal Haji Ajat mengerjakan semua yang menjadi tanggung akan membuatnya “jatuh cinta” kepadanya. jawabnya (wawancara dengan Responden F, 12/7/2013). Tidak saja kepada pribadinya, melainkan juga kepada budi bahasa, perilaku, kreasi, Meskipun pulang larut malam, tapi saat serta inovasinya. Memang tak banyak yang Subuh, dia sudah berangkat kembali ke bisa dikorek dari pribadinya, jika seseorang sekolah. Meneruskan pekerjaan yang belum bertemu muka dengannya. Sebab, ia adalah selesai. Persis seperti “Sangkuriang” yang berhasil menciptakan kapal dalam pribadi low profile, rendah hati, dan tidak waktu semalam. Dalam beberapa kasus, akan pernah menceritakan prestasi yang ia “memaksa” Wakil Kepala Sekolah dan pernah diraihnya. Ia “tak tahu diri”, tak stafnya untuk bekerja lembur hingga larut tahu bahwa dirinya berprestasi. Kalau ingin malam, sampai pekerjaan tuntas. Di SMA tahu tentang Haji Ajat, maka temuilah Negeri 1 Mandirancan, misalnya, Haji Ajat berhasil “memaksa” anak buahnya mengubah para mantan Wakil Kepala Sekolah yang comberan menjadi taman bunga dalam pernah membantunya. Mereka dengan semalam, saat sekolahnya akan mengikuti bersemangat akan menceritakan bagaimana lomba lingkungan hidup. Anehnya, anak kinerja Haji Ajat yang hidupnya “berlari dan buahnya tidak mengeluh, malah merasa terus berlari, tapi dijalani dengan senang gembira, bahkan bangga selamanya, karena dengan karyanya itu SMAN 1 Mandirancan hati” (Sinamo, 2005; wawancara dengan itu meraih Juara 1 Nasional dalam bidang Responden A, 3/7/2013; dan wawancara lingkungan (wawancara dengan Responden D, dengan Responden C, 5/7/2013). 10/7/2013). Salah seorang yang sangat aktif dan setia kepadanya adalah Pak Uha atau Haji Suleha Bagaimana SMA Negeri 1 Mandirancan tidak juara, SMA yang letaknya di pinggir itu. Demikian juga semua Wakil Kepala sawah dan agak jauh dari perumahan Sekolah yang pernah mendampinginya. penduduk ini tadinya termasuk sekolah yang Semua merasakan hal yang sama dengan bukan favorit. Tapi, kedatangan Haji Ajat yang dirasakan Pak Uha. Haji Ajat adalah benar-benar menjadi berkah. Apa pun yang

176 © 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September 2018

“disentuhnya” kemudian menjadi hidup. Haji Ajat sudah tiba di depan pintu gerbang, Halaman sekolah “disentuh” berubah menyambut setiap siswa, dan guru yang menjadi lapangan bola basket. Karuan, datang dengan ramah dan dengan senyum semangat siswa berolah raga bangkit. Lapangan basket menjadi kebanggaan yang tulus (Sutikno, 2015; dan wawancara peserta didik. Apalagi, lapangan basket dengan Responden G, 22/3/2017). yang dibangun di tengah sekolah dikurung Berikut adalah kesaksian dan pernyataan dengan kawat secara memutar dan ditutup dari para mantan Wakil Kepala Sekolah dengan aneka pepohonan rambat yang indah. tentang pribadi dan prestasi Haji Ajat dalam Terasa nyaman, sejuk, hijau, sehat, lapang, membanggakan, dan itulah “ikon” sekolah memimpin sekolah: yang selalu jadi kenangan siswa sepanjang masa. Halaman yang kumuh disulap sebagai taman. Belum lagi, satu gedung sekolah dengan Penjaga sekolah difungsikan maksimal. gedung lainnya dihubungkan dengan gondola Memang terpaksa harus merelokasi yang membentuk lorong, yang dapat menahan pedagang yang mangkal di depan sekolah. terik sinar matahari. Maka siapa pun yang Namun, pedagangnya pun tahu diri, merasa berjalan dari satu kelas ke kelas yang lain, tidak pantas berada di sekolah yang tiba- atau dari satu gedung ke gedung yang lain, tiba terlihat megah. Kondisi warungnya tidak akan tersentuh air saat hujan atau tidak tak cocok dengan wajah sekolah yang kepanasan saat matahari menyengat. Semua terlihat sumringah. Siapa pun tak akan lorong ini juga memiliki ciri yang khas, yaitu ada yang melihat tembok dan kayu yang ditumbuhi pepohonan, khususnya pohon tidak dicat, bahkan saat terlihat kusam rambat yang mengikuti lenturnya lorong itu. sedikit, tembok itu segera dicat ulang agar Halaman sekolah yang biasanya mubazir terlihat menggairahkan (wawancara dengan dibuat menjadi taman bunga. Tak tanggung- Responden I, 22/3/2017). tanggung menjadi taman anggrek. Tanah sisanya dibuat menjadi kolam ikan. Siapa pun Haji Ajat datang berarti sampah hilang. boleh memancingnya. Ikannya banyak. Tapi Jangankan sampah, ruang kelas pun harus karena indah dipandang mata, pada umumnya dipel setiap waktu. Bahkan lebih bersih dari siswa dan guru lebih suka memelihara ikan rumah sakit, sebab sekolah dipel tiga kali itu daripada mengkonsumsinya (wawancara sehari. Sepertinya, tak boleh ada sebutir dengan Responden E, 11/7/2013). debu pun menempel di lantai. Juga tak boleh ada secuil sampah pun di lingkungan Kedua, apa pun sekolah yang dipimpin sekolah. Semua harus “clean” dan “clear”. Haji Ajat sendiri ikut melakukannya, oleh Haji Ajat, panggilan akrab bagi Drs. H. membangun, memelihara, mengecat, (Doktorandus Haji) Ajat Sudrajat, M.M.Pd. mengepel, dan seterusnya. Tentu ia dibantu (Magister Manajemen Pendidikan), maka para Wakil Kepala Sekolah, Guru, dan tenaga yang tadinya pabalatak (berantakan) pendidik lainnya. Semua orang bergerak, berubah menjadi rapi, ramah lingkungan, berpikir, bekerja dan bekerja seperti tanpa henti (wawancara dengan Responden G, indah, dan enak dilihat. Saksikan, misalnya, 22/3/2017). SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) Cilimus, yang berada di kawasan wisata Begitu selesai satu pekerjaan, Haji Ajat Sangkanhurip, Kuningan, Jawa Barat, bertanya kepada para Wakilnya, “Apa lagi dulunya terlihat kumuh. Dari jalan, tak yang harus dikerjakan?” Begitu dijawab A atau B, maka itulah yang harus dikerjakan ada kesan bahwa bangunan itu merupakan saat itu. Tidak ada kata menunda. Kalau sekolah. Tapi saat Haji Ajat memimpin diperlukan saat itu, maka dilakukanlah saat SMAN itu, maka segalanya berubah. Batas itu juga. Kalau harus diselesaikan sampai sekolah dengan kampung segera ditandai malam, ya dikerjakan sampai malam. dengan tembok keliling, sehingga keluar- Kalau harus ditunda, besoknya dikerjakan lagi di pagi hari sampai tuntas. Tak ada masuknya guru dan siswa dapat dikontrol kamus menunda pekerjaan, apalagi yang secara baik. Sebelum orang lain datang, menyangkut hajat hidup orang banyak. Ada

© 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 177 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik WAKHUDIN, Menjadi Guru Berkarakter

gagasan, berarti ada dalam kenyataan. Itulah menjadi sekolah favorit (wawancara dengan Haji Ajat (wawancara dengan Responden H, Responden I, 22/3/2017). 27/7/2013). Ketiga, ciri khas yang melekat erat Jangan tanya kepada Wakil Kepala Sekolah soal capek atau tidak. Tentu capek, sangat dengan Haji Ajat, atau nama lengkapnya capek, dan selalu tegang. Wakil Kepala Sekolah Drs. H. (Doktorandus Haji) Ajat harus mengikuti irama Kepala Sekolah, yang Sudrajat, M.M.Pd. (Magister Manajemen sepertinya “tidak punya udel” ini. Sebelum Pendidikan), adalah kecintaan kepada matahari bersinar, pada umumnya, mereka lingkungan. Pembangunan apa pun yang sudah berada di sekolah, hingga matahari sudah terbenam pun, mereka masih berada di dilakukannya tidak pernah dipisahkan tempat belajar itu. Bahkan, di hari Minggu yang dari perhatian untuk memelihara dan mestinya libur sekalipun, Wakil Kepala Sekolah menumbuhsuburkan lingkungan. Di mana kadang bersama para Guru tetap berada di pun Haji Ajat memimpin, maka sekolah sekolah. Memang untuk bersantai, sekadar tersebut otomatis berubah menjadi sekolah makan nasi liwet bersama, dengan mengajak keluarga. Namun, di tengah santainya bersama yang ramah lingkungan. Saat Haji Ajat Pak Ajat, semua harus berpikir, dan kemudian harus menjadi Kepala Sekolah di SMAN dilanjutkan dengan bekerja keras (wawancara (Sekolah Menengah Atas Negeri) Luragung, dengan Responden G, 22/3/2017). Kuningan, Jawa Barat, misalnya, sebagian orang terperanjat, karena menyangka Haji Apakah para Wakil Kepala Sekolah yang mendampingi Haji Ajat sakit hati Ajat dibuang ke tempat yang jauh. Amat kepadanya? Inilah istimewanya. Tidak. sangat disayangkan, Kepala Sekolah dengan Mereka seperti terhipnotis. Mereka pada segunung prestasi ini harus memimpin umumnya justru terkagum-kagum dengan sekolah yang jauh dari kota dan berada di apa yang dilakukannya. Mereka tak pernah pelosok yang jarang dilewati, selain sebagai membayangkan bahwa dirinya mampu melakukan banyak aktivitas besar, yang jalan alternatif saat pemudik pulang ke Jawa tak mungkin dilakukannya tanpa ada Pak Tengah dari Jawa Barat (Mulyasa, 2007; Ajat. Praktis, Haji Ajat hanya memberikan Sutikno, 2015; dan wawancara dengan stimulus, sedangkan yang melaksanakannya Responden J, 23/3/2017). para Wakil Kepala Sekolah bersama Guru, Berikut adalah kesaksian dan pernyataan tenaga kependidikan, dan para peserta didik. Dengan Pak Ajat, semua bergerak, dari para mantan Wakil Kepala Sekolah semua mendapatkan peran, semua aspirasi tentang pribadi dan prestasi Haji Ajat dalam ditampung dan dilaksanakan (wawancara memimpin sekolah: dengan Responden H, 27/7/2013). Lagi-lagi, Haji Ajat adalah Pak Ajat. Dia Wakil Kepala Sekolah, pada umumnya, tak pernah kalah dan menyerah. Memimpin seperti mimpi. Tiba-tiba mereka merasa bisa sekolah yang tadinya tak terkenal pun mengubah halaman sekolah yang kumuh dilakukan sepenuh hati dan sepenuh waktu. menjadi kolam ikan yang indah, dengan Semuanya seperti mutlak, sekolah dan tumbuhan ganggang di tengahnya yang lingkunga harus bersih, ruang belajar dipel disinggahi ikan warna-warni. Mereka tidak minimal dua kali sehari, tak boleh kusam, membayangkan sebelumnya ruang kelas semua mengkilat, tak boleh ada lahan kosong yang tadinya terdiri atas tegel pecah, tiba- yang mubazir, lingkungan harus indah dan tiba berubah menjadi keramik yang bersih menyenangkan. Wakil Kepala Sekolah, mengkilat. Wakil Kepala Sekolah sering para Guru, dan tenaga kependidikan harus terperanjat sendiri, tadinya hidup santai “berlari”, berdisiplin yang super super super tanpa tujuan yang jelas, tiba-tiba memiliki ketat (wawancara dengan Responden K, program kerja konkret yang harus dikerjakan 24/3/2017). sekarang juga. Mereka juga terkaget-kaget sendiri, saat sekolah yang dipimpinnya, Jangan lupa, SMA Negeri 1 Luragung tadinya masuk sekolah biasa, tiba-tiba memiliki luas tanah 14,000 meter, sekolah

178 © 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September 2018 terluas di Kuningan. Tanah seluas apa pun, romantis kesenian ini, tapi terasa “sigrak”, tak boleh mubazir. Maka, Haji Ajat menggali semangat, menggugah rasa, dan sangat lubang tanah di sana sini, membangun tempat meriah. Apa pun pertemuannya, jika penampungan air, memasang pipa air sebagai dimeriahkan dengan “rampak kendang” SMA air resapan yang dapat mengondisikan Negeri 1 Luragung, terasa megah dan meriah. kesuburan tanah. Semua tanah seluas itu Inilah ciri khas “rampak kendang”. Dengan ditanami aneka sayuran dan buah-buahan. “rampak kendang”, Haji Ajat berhasil Seluas apa pun, batas sekolah dengan tanah membangkitkan gairah masyarakat sekolah masyarakat disekat dengan tembok. Semua SMA 1 Luragung. Maka jangan heran, SATPAM (Satuan Pengamanan) difungsikan sekolah yang sempat lesu peminat, tiba-tiba dengan baik untuk mengatur kendaraan pendaftarnya membludak (wawancara dengan siswa, guru, dan tamu yang datang; menjaga Responden K, 24/3/2017). keamanan; dan menjaga harta sekolah. Mereka makmur, karena setiap saat bisa Keempat, ciri lain Haji Ajat, nama memanen sayur dan buah yang dibutuhkan lengkapnya Drs. H. (Doktorandus Haji) Ajat keluarga (wawancara dengan Responden J, Sudrajat, M.M.Pd. (Magister Manajemen 23/3/2017). Pendidikan), adalah religius. Secara fisik, Haji Ajat bukanlah olahragawan, meskipun dia sangat menjaga kebersihan, baik badan sangat suka bermain bola di saat muda. maupun lingkungan. Tapi secara rohani, Haji Tapi jangan tanya kepeduliannya terhadap Ajat juga menjaganya amat sangat, sangat, aktivitas siswa. Maka, dibangunlah aneka dan sangat ketat. Meskipun sekolah yang lapangan untuk berolah raga. Bola basket seperti lagu wajib. Bola voley juga seperti dipimpinnya SMA (Sekolah Menengah Atas) keharusan. Lapangan sepak bola juga sebuah Negeri, namun ia memperlakukannya seperti keniscayaan. Maka, apa pun hobi siswa SMA santri. Semua siswa Muslim harus dapat Negeri 1 Luragung dipenuhi, asalkan mereka membaca dan menulis Al-Qur’an. Maka berlatih secara serius dan antusias. Maka, sebelum jam sekolah dimulai, semua siswa jangan pernah menantang atlet asal SMA Negeri 1 Luragung saat Haji Ajat memimpin, harus sudah di kelas. Mereka harus membaca semua akan dimenangkannya. Al-Qur’an terlebih dahulu secara tartil. Haji Ajat juga bukan seniman. Tapi Membaca Al-Qur’an haruslah suci, semua perhatiannya terhadap seni juga tak usah siswa harus berwudhu sebelum menyentuh diragukan. Siswa SMA Negeri 1 Luragung mushaf Al-Qur’an. Kalau tidak bersuci di dimanjakan dengan aneka macam peralatan seni. Mereka yang gemar bermusik, sekolah sekolah, siswa harus mengambil air wudhu di menyiapkan beberapa perangkat musik secara rumah masing-masing, sehingga di sekolah lengkap dengan kualitas terbaik. Siswa dilatih tidak perlu berebut kran untuk berwudhu bermain gitar, piano, gendang, dan semua (Sahlan, 2010; dan wawancara dengan alat musik. Maka, SMA 1 Luragung mendadak Responden A, 3/7/2013). panen artis. Apa pun kegiatannya, bermusik menjadi tradisi baru di SMA ini. Bahkan Berikut adalah kesaksian dan pernyataan setiap Minggu pagi, siswa SMA 1 Luragung dari para mantan Wakil Kepala Sekolah menghibur pengunjung “Car Free Day” di tentang pribadi dan prestasi Haji Ajat dalam Kuningan. Bermusik akhirnya menjadi ciri memimpin sekolah: khas SMA Negeri 1 Luragung. Tak hanya musik modern, Haji Ajat juga Dalam keadaan bersuci, siswa tidak akan bersemangat melatih siswa memainkan melakukan perbuatan asusila, saat berangkat musik tradisional. Dia membuat grup pemain ke sekolah. Saat di angkutan kota, misalnya, “karinding”. Meskipun saat itu “karinding” siswa laki-laki berusaha menghindar belum begitu dikenal, dengan permainan bersenggolan dengan perempuan. Demikian kolosal dan dimainkan secara serius dan pula siswa putri, mereka melakukan sikap semangat, seni ber-“karinding” dapat yang sama agar kesuciannya terpelihara. membuat bulu kuduk merinding. Indah, Ternyata, membaca Al-Qur’an di sekolah menggetarkan. Haji Ajat juga membentuk berimplikasi terhadap sikap siswa di jalan. grup “rampak kendang”. Memang tidak Kalaupun siswa laki-laki berboncengan

© 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 179 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik WAKHUDIN, Menjadi Guru Berkarakter

motor dengan siswa perempuan, mereka tidak Tak jarang, siswa harus membawa pohon, main tempel layaknya suami-istri. Dengan benih, aneka macam tanaman, dan berwudhu, hubungan siswa-siswi relatif sebagainya. Dari tanaman yang dipelihara terjaga. Semua sekolah yang dipimpin oleh Haji Ajat harus melakukan kegiatan seperti baik, sekolah yang dipimpin oleh Haji ini, pun dengan SMA Negeri III Kuningan, Ajat menghasilkan aneka sayuran dan yang termasuk sekolah favorit. Biar favorit buah-buahan, serta aneka bunga. Minimal secara akademik, SMA ini juga harus favorit dikonsumsi oleh warga sekolah, lebih jauh secara spiritual, termasuk harus dibersihkan bahkan dapat menghasilkan uang (Mulyasa, lebih licin dari rumah sakit, karena dipel tiga kali sehari (wawancara dengan Responden C, 2007; Sutikno, 2015; dan wawancara 5/7/2013). dengan Responden D, 10/7/2013). Berikut adalah kesaksian dan pernyataan Nasib Haji Ajat sepertinya “tidak pernah dari para mantan Wakil Kepala Sekolah beruntung”. Dia selalu menjadi “Kepala tentang pribadi dan prestasi Haji Ajat dalam Sekolah buangan”. Pertama kali menjadi Kepala Sekolah, ia ditempatkan untuk memimpin sekolah: memimpin SMA Negeri Ciniru, sebuah SMA di daerah yang paling terpencil di Kuningan. Berbagai macam kerja sama yang Jalan menuju SMA ini harus melalui jalan dilakukan dengan klien, baik menyangkut yang tak mulus. Tapi sejak awal, Haji Ajat kesenian maupun kerja sama yang bersifat adalah pribadi yang super disiplin. Sebelum komersial, juga kerap menghasilkan uang matahari terbit, dia sudah berada di sekolah yang dapat digunakan untuk membangun itu, sampai matahari sudah terbenam lama. sekolah yang dipimpinnya. Berbagai Semua dilakukan sesuai dengan langgam prestasi yang dicetaknya kerap mampu hidupnya. Meskipun SMA Ciniru awalnya memenangi aneka macam lomba. Uang yang disebut sebagai SMA kampung, di tangan dihasilkannya dimanfaatkan secara produktif, Haji Ajat berubah menjadi sekolah yang sehingga menghasilkan prestasi yang juga mampu memenangi berbagai jenis olah menghasilkan uang (wawancara dengan raga dan kesenian. Lapangan basket mampu Responden E, 11/7/2013). mengangkat harkat dan martabat serta marwah siswa, sehingga mereka tidak lagi Yang jarang dilakukan sekolah lain, Haji minder di hadapan sekolah lain (wawancara Ajat menghubungi para alumni sekolah dengan Responden B, 4/7/2013). yang dipimpinnya, di mana pun mereka berada. Alumni sukses yang dihubungi Haji Ajat, nama lengkapnya Drs. H. kerap tidak sungkan menyumbangkan dana untuk membangun almamaternya. Inilah (Doktorandus Haji) Ajat Sudrajat, M.M.Pd. berbagai sumber keuangan Haji Ajat dalam (Magister Manajemen Pendidikan), adalah membangun sekolah yang dipimpinnya. pribadi masagi, nyaris sempurna. Maka, ciri Tentu saja, uang pribadi amat sangat khas kelima, dia orang yang tidak pernah sering digunakan untuk membangun aneka pusing dengan dana. Berapa pun dana yang kebutuhan sekolah (wawancara dengan Responden F, 12/7/2013). dibutuhkan untuk membangun sekolah yang dipimpinnya, dia tidak memusingkannya. Analisis. Kesaksian sejumlah mantan Kemampuannya berkomunikasi, baik secara Wakil Kepala Sekolah, yang mendampingi horisontal maupun vertikal, dilakukannya Haji Ajat, atau nama lengkapnya Drs. H. secara elok dan berhasil. Dia mampu (Doktorandus Haji) Ajat Sudrajat, M.M.Pd. melakukan pendekatan kepada pemerintah (Magister Manajemen Pendidikan) sebagai untuk mendapatkan haknya dalam Kepala Sekolah, dapat menggambarkan membangun sekolah yang dipimpinnya. bagaimana efektivitas education leadership Tak berhasil, dia membangkitkan semangat yang dilakukan oleh Haji Ajat. Di samping siswa dan guru untuk melakukan patungan itu, kesaksian mereka menjadi bukti bahwa membangun apa pun yang diperlukannya. Haji Ajat merupakan Kepala Sekolah dan

180 © 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September 2018

Guru yang berkarakter kuat (Lickona, S.Pd. (Sarjana Pendidikan), tapi juga kepada 1991; Zamroni, 2011; Sutikno, 2015; Wakil Kepala Sekolah dan warga SMAN dan wawancara dengan Responden E, (Sekolah Menengah Atas Negeri) Cilimus, 11/7/2013). Kuningan, Jawa Barat, yang lain. Maka, Nunung Nurhayani, S.Pd. (Sarjana pola kerja berlari menjadi ciri khas SMAN Pendidikan), Guru Matematika di SMAN Cilimus. Lari, terus berlari, dan semua terus (Sekolah Menengah Atas Negeri) Cilimus, berlari. Dengan perubahan kultur kerja, Kuningan, Jawa Barat, misalnya, yang maka SMAN Cilimus pun berubah. Tingkat mendampingi Haji Ajat sebagai Wakil kedisiplinan melonjak. Tapi warganya Kepala Sekolah Bidang Sarana, menuturkan ramah, semua saling menyapa, saling dalam dua kesempatan wawancara yang memberi salam, saling menghormati, dan berbeda bahwa Haji Ajat merupakan akhirnya saling bekerja sama (Mulyasa, pemimpin dengan disiplin yang sangat 2007; Sutikno, 2015; wawancara dengan tinggi. Lebih lanjut, Nunung Nurhayani, Responden H, 27/7/2013; dan wawancara S.Pd. menyatakan, sebagai berikut: dengan Responden I, 22/3/2017). Yoyo Sofyan, S.Pd., yang saat itu Ia adalah pekerja keras yang tidak pernah menjadi Wakil Kepala SMAN 1 Luragung menghitung perbandingan antara waktu Bidang Sarana dan Prasarana, saat kerja dengan gaji yang diterima. Bekerja ya bekerja, total. Sepanjang membantu Haji Ajat diwawancara pada tanggal 23 Maret 2017, memimpin SMAN Cilimus, saya tidak bekerja juga menjelaskan bahwa selama Haji Ajat, santai. Semua terus berjalan, mengalir, nama lengkapnya Drs. H. (Doktorandus bahkan lari dan terus berlari, seperti tidak Haji) Ajat Sudrajat, M.M.Pd. (Magister pernah berhenti. Tentu saja banyak masalah Manajemen Pendidikan), memimpin SMAN yang dihadapi. Tapi masalah tak berhenti sebagai masalah, sebab bagi Haji Ajat, Luragung, dirinya mendapat banyak sekali masalah harus dipecahkan. Pola belajar pengalaman, dari yang biasa menjadi luar ”problem solving” seperti inilah yang selalu biasa. Intinya, dengan mengelola sekolah dibelajarkan Haji Ajat kepada warga sekolah secara profesional, maka sekolah dan warga di SMA Negeri Cilimus (wawancara dengan sekolah terangkat kewibawaannya. Yang Responden G, 27/7/2013). sangat luar biasa, Haji Ajat saat memimpin Sebagai wanita, Haji Ajat memperlakukan rapat mampu mempengaruhi yang lain saya secara proporsional. Bersikap baik secara positif. Di tangan Haji Ajat, hal yang dan ramah terhadap keluarga saya. Tapi mustahil pun jadi mungkin (Prihatni, 2011; sebagai Kepala Sekolah, Haji Ajat tetap Suhartini, 2015; dan wawancara dengan terus memotivasi saya untuk bekerja maksimal. Saya merasa keteteran ketika Responden J, 23/3/2017). Lebih lanjut, Yoyo harus menyesuaikan diri dengan irama Sofyan, S.Pd. menyatakan sebagai berikut: kerja atasan saya. Sebab, larinya cepat sekali. Saya juga merasa seperti tidak akan Sampai sekarang, saya selalu terkesan mampu mengerjakannya. Sepertinya saya dengan semboyan Haji Ajat tentang konsep akan menyerah. Tapi Haji Ajat mempercayai 3P (Penampilan, Pelayanan, dan Prestasi). saya, meminta saya mengerjakannya, dan Penampilan yang baik, katanya, mampu terus dikerjakan. Subhanallah, ternyata, saya melahirkan wibawa. Sementara pelayanan mampu mengerjakannya, dan selesai dengan harus dilakukan di semua hal, terutama baik. Pola dan irama kerja yang dituntut kepada siswa dan peserta didik, apalagi Haji Ajat itulah, yang akhirnya menjadi etos kepada tamu. Saat ada tamu datang, kerja saya (wawancara dengan Responden G, siapa pun tamu tersebut harus betul-betul 22/3/2017). mendapatkan pelayanan prima dan santun. Dengan penampilan lahir dan batin yang Pola kerja berlari seperti itu ternyata tidak baik, disertai dengan pelayanan prima, maka hanya diajarkan kepada Nunung Nurhayani, dengan sendirinya warga sekolah, baik secara

© 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 181 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik WAKHUDIN, Menjadi Guru Berkarakter

individu maupun kelembagaan, dapat meraih Atas Negeri) 1 Luragung memang tidak prestasi. nyaman. Itulah sebabnya, ketika Bupati Karena kewibawaan dan kearifannya, Kuningan, Haji Aang Hamid Sugandha, semua orang bersedia mendengarkan dan menaati perintah Haji Ajat dari mana pun melakukan kunjungan mendadak ke sekolah mereka berasal. Anak buah Haji Ajat tidak itu, beliau menyebut bahwa SMAN 1 bisa bekerja asal-asalan. Semua bekerja Luragung sebagai “sekolah terkumuh” di serius dengan usaha yang maksimal. Apa pun Kuningan, Jawa Barat (Sumarno, 2015b; hasilnya, yang penting telah melakukan upaya dan wawancara dengan Responden K, sebaik yang bisa dilakukan. Dengan demikian, selain dari hasil, bekerja bisa juga dilihat dari 24/3/2017). Kaitannya dengan Haji Ajat, prosesnya (wawancara dengan Responden J, Iwan Hermawan, M.Pd., kemudian, 23/3/2017). menyatakan sebagai berikut:

Wakil Kepala SMAN (Sekolah Karena itulah, Haji Ajat ditempatkan di SMAN 1 Luragung, Kuningan. Beliau Menengah Atas Negeri) 1 Bidang mengajak untuk bersama-sama membangun Kesiswaan di Luragung, Kuningan, Jawa sekolah ini. Insya Allah tahun ajaran baru, Barat, Iwan Hernawan, M.Pd. (Magister kata Haji Ajat, kita mampu menerima siswa Pendidikan), yang mendampingi Haji baru 10 kelas. Mendengar pernyataan Ajat, atau nama lengkapnya Drs. H. tersebut, saya sempat terperanjat. Sebab, kenyataan saat itu menunjukan bahwa (Doktorandus Haji) Ajat Sudrajat, M.M.Pd. jumlah peserta didik baru terus mengalami (Magister Manajemen Pendidikan), saat itu penurunan, dari semula 6 kelas, susut menjadi menceritakan bahwa Haji Ajat saat pertama 5 kelas, dan terakhir tinggal 4 kelas. datang ke SMAN 1 Luragung, pukul 03.00 Ternyata gebrakan Haji Ajat memang WIB (Waktu Indonesia Barat). Begitu tiba, luar biasa. SMAN 1 Luragung memang dapat digambarkan seperti seekor burung ia berjalan mengelilingi lingkungan sekolah yang sayapnya patah. Jangankan terbang, untuk memotret keadaan sekolah. Saat bahkan berjalan pun tidak mampu. Tapi mendampingi Haji Ajat itulah, menurut tiba-tiba, datang seorang dokter, berwujud Iwan Hernawan, M.Pd., beliau mengatakan Haji Ajat, yang kemudian merawat, dan bahwa, “Kita harus berlari agar sekolah sangat telaten melatih. Setelah sehat, burung tersebut ternyata bisa terbang kembali. Itulah ini maju”, sembari menambahkan bahwa gambaran SMAN 1 Luragung (wawancara dirinya saat itu belum tahu kredibilitas Haji dengan Responden K, 24/3/2017). Ajat (wawancara dengan Responden K, 24/3/2017). Lebih lanjut, Iwan Hernawan, Memimpin sekolah terlama, yang M.Pd. menyatakan sebagai berikut: dijalani oleh Haji Ajat, atau nama lengkapnya Drs. H. (Doktorandus Haji) Ajat Haji Ajat kemudian bertanya mengapa jumlah Sudrajat, M.M.Pd. (Magister Manajemen siswa SMA Luragung terus turun. Saya pun menjawab bahwa hal itu disebabkan adanya Pendidikan), adalah saat beliau menjadi pesaing, dengan berdirinya SMK (Sekolah Kepala Sekolah SMAN (Sekolah Menengah Menengah Kejuruan) yang baru. Karena ada Atas Negeri) III Kuningan, Jawa Barat, SMK, jumlah siswa terbagi dua. Ternyata, Indonesia, dari tahun 2013 sampai dengan jawaban ini tidak mampu memuaskan beliau pensiun pada bulan September 2017, Haji Ajat. Persaingan bukanlah alasan. Yang paling tepat adalah, kata Haji Ajat, yakni selama empat tahun. Menjadi Kepala karena SMA Luragung tidak menyebabkan Sekolah di tempat lain relatif lebih pendek. siswa merasa nyaman (wawancara dengan Karena relatif lama menjadi Kepala Sekolah Responden K, 24/3/2017). di SMAN III Kuningan, Haji Ajat mampu menuntaskan hampir seluruh imaginasinya. Iwan Hernawan, M.Pd. pun mengakui Dengan seluruh kemampuan yang dimiliki, bahwa SMAN (Sekolah Menengah ia berhasil memobilisasi SDM (Sumber

182 © 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September 2018

Daya Manusia) yang dimiliki SMAN III pelestarian lingkungan hidup. Adiwiyata Kuningan. Bagaimana hasilnya? Dahsyat. artinya tempat yang baik dan ideal untuk Sekolah yang berada di seberang Kantor memperoleh ilmu pengetahuan dan berbagai Kabupaten Kuningan, Jawa Barat tersebut tak norma serta etika yang dapat menjadi dasar ubahnya seperti hotel bintang lima (Dhama, manusia menuju terciptanya kesejahteraan 2015; Sundiawan, 2016a dan 2016b; dan hidup dan menuju cita‐cita pembangunan wawancara dengan Responden L, 25/3/2017). berkelanjutan. Tujuan program Adiwiyata Berikut adalah kesaksian dan pernyataan adalah mewujudkan warga sekolah yang dari para mantan Wakil Kepala Sekolah bertanggung jawab dalam upaya melindungi tentang pribadi dan prestasi Haji Ajat dalam dan mengelola lingkungan hidup melalui memimpin sekolah di SMAN III Kuningan, tata kelola sekolah yang baik untuk Jawa Barat: mendukung pembangunan berkelanjutan (cf KLH, 2012; Ahmad, 2017; Morgan, Ya, setaraf hotel termewah. Sebab, begitu 2017; dan wawancara dengan Responden L, memasuki pintu gerbang sekolah, udara terasa sejuk, padahal tidak ber-AC. 25/3/2017). Sementara, lingkungan sekitar terasa panas. Apalagi Stadion Mashud Wisnusaputra, KESIMPULAN yang jaraknya sekitar 50 meter di seberang Haji Ajat, atau nama lengkapnya adalah SMAN III Kuningan, begitu menyengat. Drs. H. (Doktorandus Haji) Ajat Sudrajat, Mengapa sekolah terasa dingin? Karena seluruh sudut sekolah dipenuhi dengan aneka M.M.Pd. (Magister Manajemen Pendidikan), tanaman. Dari mulai tembok keliling sampai merupakan pemimpin di dunia pendidikan, setiap sudut sekolah tidak ada satu pun yang baik sebagai Guru maupun Kepala Sekolah terlewat dari tanaman, sehingga terlihat yang berhasil. Selama sekitar 20 tahun hijau (wawancara dengan Responden M, memimpin 5 SMA (Sekolah Menengah 26/3/2017). Atas), sekolah-sekolah tersebut selalu Di antara tetumbuhan di pelataran sekolah meraih prestasi terbaik di tingkat regional, terdapat kolam ikan dengan air yang mengalir bahkan nasional. Selain pembangunan deras sepanjang 24 jam. Siapa pun yang fisik yang sangat maju, sehingga sekolah masuk ke dalam sekolah terasa nyaman. yang dipimpinnya mirip dengan hotel Saking nyamannya suasana sekolah, siswa kerap malas pulang, walaupun sudah pukul bintang lima, kemajuan akademiknya juga 17.00 WIB. Padahal, sejak diberlakukan sistem sangat tinggi, sehingga berubah menjadi ”full day school”, belajar berakhir adalah sekolah favorit di daerah. Perilakunya yang pukul 16.00 WIB. Apalagi halaman sekolah sangat religius menyebabkan ia menjadi dilengkapi bangku yang bisa digunakan pribadi yang bersih, disegani, dan menjadi untuk duduk-duduk dan beristirahat, atau sekadar janjian bertemu antara teman yang pemimpin yang efektif. satu dengan yang lain (wawancara dengan Nama Haji Ajat seperti legenda dalam Responden N, 27/3/2017). sejarah SMA di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Sebab sepanjang menjadi Setelah dipimpin oleh Haji Ajat, atau Kepala Sekolah, sekolah yang dipimpinnya nama lengkapnya Drs. H. (Doktorandus selalu menjadi yang terbaik. Tidak hanya di Haji) Ajat Sudrajat, M.M.Pd. (Magister tingkat Kabupaten Kuningan dan Provinsi Manajemen Pendidikan), SMAN (Sekolah Jawa Barat, tapi juga pada tingkat nasional. Menengah Atas Negeri) 3 Kuningan, Menjelang pensiun pada bulan Juli 2017, Jawa Barat, Indonesia kemudian meraih Haji Ajat sempat meraih penghargaan penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Sekolah Adiwiyata Mandiri, pada tahun Mandiri pada tahun 2017. Piala ini 2017, untuk SMA Negeri III Kuningan yang merupakan penghargaan tertinggi di bidang dipimpinnya.

© 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 183 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik WAKHUDIN, Menjadi Guru Berkarakter

Haji Ajat sendiri masuk dalam nomine lagi-lagi, SMA yang dipimpinnya tiba-tiba sebagai peraih Kalpataru 2017. Bagaimana berubah menjadi indah, rapih, warga sekolah tidak, dalam kurun 20 tahun tersebut, Haji menjadi disiplin, semangat tinggi, prestasi Ajat selalu ditugaskan menjadi Kepala akademiknya melonjak, serta tentu saja Sekolah di SMA yang jauh dari perkotaan. religius. Bahkan dapat dikatakan SMA pinggiran. Berhasil memimpin SMA Negeri Pada mulanya, ia ditugaskan memimpin Cilimus, Haji Ajat berpindah memimpin SMA Negeri Ciniru, sekolah yang jaraknya SMA Negeri Luragung, sekitar perjalanan memerlukan satu jam perjalanan dari satu jam ke arah Jawa Tengah dari Kuningan Kota, melalui jalan yang sulit Kuningan, Jawa Barat. Sesuai standar Haji dan jelek. Berkat “tangannya yang dingin”, Ajat, SMA yang menempati 14 hektare SMA Negeri Ciniru menjadi sekolah yang ini disulap menjadi sekolah besar yang bernyali. Dengan melakukan rehab fisik sangat berwibawa. Jumlah siswa yang terus secara besar-besaran dan menembok keliling menurun, tiba-tiba melonjak. Olahraga dan area sekolah, SMA Negeri Ciniru menjadi kesenian dijadikan sebagai daya tarik siswa berwibawa. Dengan membangun lapangan untuk bersemangat membangun masa depan basket berstandar nasional, para siswa mereka. Grup sepak bolanya menjadi jawara sangat bersemangat berolahraga. Maka, di di semua SMA Kuningan di Jawa Barat. mana pun ada pertandingan basket, SMA Grup musiknya menjadi terkenal, sehingga Negeri Ciniru lah pemenangnya. Secara saban hari Minggu pentas di Car Free Day psikologis, kemenangan demi kemenangan di Kuningan, Jawa Barat. Pembangunan dapat mendorong prestasi akademik siswa fisik sekolah dan lingkungan hidup tentang SMA Negeri Ciniru.2 selalu menjadi andalannya. Selesai membangun jiwa dan raga SMA Terakhir, Haji Ajat memimpin SMA Negeri Ciniru, Haji Ajat berpindah ke SMA Negeri III Kuningan yang berada di Negeri Mandirancan di Kuningan, Jawa tengah kota Kuningan, dekat dengan Barat, Indonesia. Sekolah tersebut berada GOR (Gelanggang Olah Raga) Mashud di tengah sawah dan di daerah pinggiran. Wisnusaputra. Dengan kepiawaiannya, Pembangunan fisik bangunan dan lapangan SMA Negeri III Kuningan berubah menjadi olahraga dijadikan sebagai alat pemicu seperti hotel bintang lima. Suasana sejuk keluarga besar SMA Negeri Mandirancan tanpa AC (Air Conditioner), indah, dan untuk maju dan berkembang. Dipimpin oleh bersih. Semua sekolah yang dipimpinnya Haji Ajat, SMA Negeri Mendirancan meraih selalu dipel saban hari, minimal tiga kali, di penghargaan nasional bidang lingkungan hari libur sekalipun. Jangan tanya prestasi hidup. akademik, SMA Negeri III Kuningan Sukses di Mandirancan, Haji Ajat langsung melonjak sebagai sekolah favorit berpindah memimpin SMA Negeri di dekat pertama, sejak dipimpin oleh Haji Ajat. Kota Kuningan, tepatnya di SMA Negeri Kepemimpinan sekolah (school Cilimus, di kawasan wisata Sangkanhurip. leadership) yang berkarakter inilah yang Meskipun di tengah kawasan wisata, tapi perlu menjadi teladan bagi siapa pun, yang lingkungan sekolah sangat kumuh. Tapi ingin berhasil memimpin sekolah. Tidak hanya SMA, tapi juga kepala sekolah di 2Lihat kembali, misalnya, “Drs. H. Sudrajat, M.M.Pd. Nominasi Kategori Pembina Lingkungan” dalam tingkat TK (Taman Kanak-kanak), SD KALPATARU. Jakarta: 22 Juni 2016. Tersedia secara online (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah juga di: https://kalpataru2016.wordpress.com/2016/06/22/ Pertama), SMK (Sekolah Menengah d-02-drs-h-sudrajat-m-m-pd-nominasi-kategori-pembina- lingkungan [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Kejuruan), bahkan PT (Perguruan Tinggi). Indonesia: 27 Desember 2017]. Menjadi pemimpin terbaik berarti

184 © 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September 2018 menjadi pemimpin yang berkarakter. Pada Berlian, Zainal. (2012). “Penerapan Model kenyataannya, keberhasilan Haji Ajat Kepemimpinan Transformasional dalam Dunia memimpin SMA di Kabupaten Kuningan, Pendidikan” dalam TA’DIB, Vol.XVII, No.02 [Desember]. Tersedia secara online juga di: Jawa Barat, Indonesia, karena dirinya http://download.portalgaruda.org/article. melaksanakan semua karakter yang baik. php?article=318146 [diakses di Purwokerto, Jawa Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Tengah, Indonesia: 27 Desember 2017]. Haji Ajat adalah pemimpin yang berkarakter Creswell, J.W. (1998). Qualitatvie Inquiry and kuat.3 Research Design: Choosing among Five Traditions. USA [United State of America]: Sage Publications. Danim, Sudarman. (2010). Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Referensi Dhama, Atik. (2015). “Prestasi Siswa dalam Olimpiade Sains Kabupaten Kuningan Tahun Adiwikarta, S. (1988). Sosiologi Pendidikan: Isyu 2015” dalam SMA Negeri 3 Kuningan: Media dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan Informasi dan Komunikasi Warga Sekolah. dengan Masyarakat. Jakarta: PPLPTK Dirjen Kuningan: 23 Februari. Tersedia secara online Dikti, Depdikbud RI. juga di: http://www.sman3kuningan.sch.id Ahmad, Victor Imaduddin. (2017). “Manajemen [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: Sistem Lingkungan Sekolah Adiwiyata Mandiri: 27 Desember 2017]. Studi Kasus di SMA Negeri I Lamongan” dalam “Drs. H. Sudrajat, M.M.Pd. Nominasi Kategori KUTTAB, Vo.1, No.1 [Maret]. Tersedia secara Pembina Lingkungan” dalam KALPATARU. online juga di: http://docplayer.info/48718543- Jakarta: 22 Juni 2016. Tersedia secara online Manajemen-sistem-lingkungan-sekolah- juga di: https://kalpataru2016.wordpress. adiwiyata-mandiri-studi-kasus-di-sma-negeri- com/2016/06/22/d-02-drs-h-sudrajat-m-m-pd- i-lamongan.html [diakses di Purwokerto, Jawa nominasi-kategori-pembina-lingkungan [diakses Tengah, Indonesia: 2 Maret 2018]. di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 27 Andriansyah. (2015). Kepemimpinan Visioner Desember 2017]. Kepala Daerah. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Edberg, Henrik. (2010). “Helen Keller’s Guide dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo to Courageously Looking the World Staright Beragama. Tersedia secara online juga di: https:// in the Eye”. Tersedia secara online di: https:// moestopo.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/ www.positivityblog.com/helen-keller/ [diakses Kepemimpinan-Visioner-Kepala-Daerah [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 10 di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 27 November 2017]. Desember 2017]. Eko, I.F. (2018). “Teori Kepemimpinan”. Tersedia Asmani, Ma’mur Jamal. (2012). Tips Menjadi Kepala secara online di: http://ekoif.weebly.com/teori- Sekolah Profesional. Jogjakarta: Diva Press. kepemimpinan.html [diakses di Purwokerto, Jawa Bahri, Ahmad Syaiful. (2015). “Kuningan Menuju Tengah, Indonesia: 3 Juli 2018]. Kabupaten Pendidikan” dalam Web Resmi Gunawan, Ary H. (2000). Sosiologi Pendidikan: Kabupaten Kuningan: Rapih Winangun Kerta Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Raharya. Kuningan: 14 September. Tersedia Problem Pendidikan. Jakarta: PT Renika Cipta. secara online juga di: https://www.kuningankab. Haris, Abd. (2013). Kepemimpinan Pendidikan: go.id/berita/kuningan-menuju-kabupaten- Buku Perkuliahan, Paket 1 s.d. 12. Jakarta: GoI pendidikan [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, [Government of Indonesia] and IDB [Islamic Indonesia: 10 November 2017]. Development Bank]. Hasanah, Hasyim. (2016). “Teknik-teknik Observasi: 3Pernyataan: Saya, dengan ini, menyatakan bahwa Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data artikel ini, beserta seluruh isinya, adalah benar-benar karya Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial” dalam Jurnal at- saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau Taqaddum, Vol.8, No.1 [Juli], hlm.21-46. pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika Hermawan, Iwan. (2012). “Kearifan Lokal Sunda keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik. Atas dalam Pendidikan” dalam Widyariset, Vol.15, per­nyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang No.1 [April]. Tersedia secara online juga dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan di: http://download.portalgaruda.org/article. adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan­ dalam karya php?article=351253 [diakses di Purwokerto, Jawa saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keasliaan Tengah, Indonesia: 10 November 2017]. karya saya ini.

© 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 185 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik WAKHUDIN, Menjadi Guru Berkarakter

Holmes, Brian. (2002). “Herbert Spencer, 1820– Adiwiyata di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah 1903” in PROSPECTS: The Quarterly Review Istimewa Yogyakarta”. Tersedia secara online of Comparative Education, Vol.24, No.3/4, di: http://e-journal.uajy.ac.id/11424/1/Jurnal%20 pp.533-554. Available online also at: http://www. TA14268.pdf [diakses di Purwokerto, Jawa ibe.unesco.org/sites/default/files/spencere.pdf Tengah, Indonesia: 2 Maret 2018]. [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: Mu’in, Fatchul. (2011). Pendidikan Karakter: 10 November 2017]. Konstruksi Teoretis & Praktik. Yogyakarta: Ar- Iqbal, Muchammad. (2014). “Konsep Ruzz Media. Neomodernisme dan Implikasinya dalam Mulyadi. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah Pendidikan Islam: Studi Paradigmatik Pemikiran dalam Mengembangkan Budya Mutu. Malang: Fazlur Rahman”. Skripsi Sarjana Tidak UIN [Universitas Islam Negeri] Maulana Maliki Diterbitkan. Malang: Jurusan Pendidikan Agama Ibrahim Press. Islam UIN [Universitas Islam Negeri] Maulana Mulyadi, Taufiq Arif. (2013). “Usaha Kepala Sekolah Malik Ibrahim. Tersedia secara online juga di: dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran Al- http://etheses.uin-malang.ac.id/8928/1/09110169. Qur’an di SMK Ma’arif Sleman, Yogyakarta”. pdf [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Indonesia: 10 November 2017]. Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Isnaeni, Hendri F. (2015). “Sebelum Tobat, Sunan [Universitas Islam Negeri] Sunan Kalijaga. Kalijaga Pernah Jadi Begal: Sunan Kalijaga Tersesia secara online juga di: http://digilib.uin- Semasa Muda Menjadi Begal, Setelah Tobat suka.ac.id/9228/2 [diakses di Purwokerto, Jawa Menjadi Wali Penyebar Agama Islam” dalam Tengah, Indonesia: 10 November 2017]. HISTORIA: Masa Lampau Selalu Aktual, Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Edisi 28 Maret. Tersedia secara online juga Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. di: https://historia.id/agama/articles/sebelum- Mulyono, Sri. (1989). Simbolisme dan Mistikisme tobat-sunan-kalijaga-pernah-jadi-begal [diakses dalam Wayang. Jakarta: Haji Masagung. di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 27 Mustakim, Bagus. (2011). Pendidikan Karakter: Desember 2017]. Membangun Delapan Belas Karakter Emas Jalal, Fasli & Dedi Supriadi [eds]. (2001). Reformasi Manusia Indonesia Bermartabat. Yogyakarta: Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Samudera Biru. Yogyakarta: Adi Cita. Noer, Muhammad. (2018). Essential Skills for Karwati, E. et al. (2013). Kinerjadan Profesionalisme New Manager, Seri 1: Mengelola Tim. Jakarta: Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta. Presenta, Terjemahan. KLH [Kementrian Lingkungan Hidup]. (2012). Prihatni, D. (2011). “Pengaruh Perilaku “Informasi Mengenai Adiwiyata”. Tersedia Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kepuasan secara online di: http://www.menlh.go.id/ Kerja Guru terhadap Mutu Sekolah” dalam informasimengenai-adiwiyata [diakses di Jurnal Manajerial, Vol.10, No.1. Tersedia secara Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 27 online juga di: www.ejournal.upi.edu/index.php/ Desember 2017]. manajerial/article/download/2169/15 [diakses Lickona, T. (1991). Educating for Character: di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 27 How Our Schools Can Teach Respect and Desember 2017]. Responsibility. New York: Bantam Books. Rachbini, Didik J. (2017). “Paradoks Pendidikan dan Lincoln, Y.S. & E.G. Guba. (1985). Naturalistic Dunia Kerja” dalam Detik News. Jakarta: 10 Januari. Inquiry. USA [United State of America]: Sage Tersedia secara online juga di: https://news.detik. Publication. com/kolom/3392366/paradoks-pendidikan-dan- Luno. (2016). “Abraham Lincoln: Political dunia-kerja [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Philospohy”. Tersedia secara online di: https:// Indonesia: 2 Maret 2018]. www.quora.com/Abraham-Lincoln-said-Nearly- Raharjo, Sabar Budi. (2016). “Manajemen all-men-can-stand-the-test-of-adversity [diakses Sekolah untuk Mencapai Sekolah Unggul di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 10 yang Menyenangkan: Studi Kasus di SMAN 1 November 2017]. Sleman, Yogyakarta” dalam Jurnal Pendidikan Margana, Bondhan. (2001). Wayang Purwa beserta dan Kebudayaan, Vol.1, No.2 [Agustus]. Penjelasannya. : Cendrawasih. Tersedia secara online juga di: https://media. Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian neliti.com/media/publications/119716-ID- Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. manajemen-sekolah-untuk-mencapai-sekolah. Morgan, Raymond Agasi. (2017). “Sekolah pdf [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Menengah Atas Negeri dengan Program Indonesia: 2 Maret 2018].

186 © 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September 2018

Rizal, A. Syamsu et al. (2016). “Membangun https://www.academia.edu/9791192/ANALISIS_ Karakter Kemanusiaan, Membentuk Kepribadian PEMIKIRAN_TOKOH_PENDIDIKAN_ISLAM Bangsa Melalui Pendidikan”. Bahan Perkuliahan [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: Belum Diterbitkan. Banjarmasin: UPT MKU 10 November 2017]. [Unit Pelaksana Teknis, Mata Kuliah Umum] Sumarno. (2015a). “Drs. H. Sudrajat, M.M.Pd. Universitas Lambung Mangkurat. Terpilih sebagai Ketua Forum Musyawarah Rohiat. (2008). Kecerdasan Emosional: Sekolah Berbudaya Lingkungan/Adiwiyata Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Refika Kabupaten Kuningan” dalam SMA Negeri 3 Aditama. Kuningan: Media Informasi dan Komunikasi Rusdiana, H.A. (2014). Konsep Inovasi Pendidikan. Warga Sekolah. Kuningan: 13 Februari. Tersedia Bandung: Pustaka Setia. Tersedia secara online secara online juga di: http://www.sman3kuningan. juga di: http://digilib.uinsgd.ac.id/8787/1/Buku sch.id [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: Indonesia: 27 Desember 2017]. 27 Desember 2017]. Sumarno. (2015b). “Pengurus FMSBL/Adiwiyata Safari, Daud. (2013). “Antara Biografi dan Kabupaten Kuningan Silaturahmi ke Bupati Historiografi: Studi 36 Buku Biografi di Kuningan” dalam SMA Negeri 3 Kuningan: Indonesia” dalam Analisis, Vol.XIII, No.1 [Juni]. Media Informasi dan Komunikasi Warga Sekolah. Sahlan, Asmaun. (2010). Mewujudkan Budaya Kuningan: 17 Maret. Tersedia secara online juga Religius di Sekolah. Malang: UIN [Universitas di: http://www.sman3kuningan.sch.id [diakses Islam Negeri] Maliki Press. di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 27 Saputra, Stef Riko. (2011). “Pengaruh Penerapan Desember 2017]. Model CTL (Contextual Teaching and Learning) Sundiawan, Awan. (2016a). “BPLH Kabupaten dan Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Bandung Mengagumi SMAN 3 Kuningan sebagai Hasil Belajar Matematika Soal Cerita Siswa Kelas Sekolah Adiwiyata Nasional/Sekolah Berbasis V SD Kecamatan Wonogiri, Tahun Pelajaran Lingkungan” dalam SMA Negeri 3 Kuningan: 2011/2012”. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Media Informasi dan Komunikasi Warga Sekolah. Surakarta: FKIP UNS [Fakultas Keguruan dan Kuningan: 17 Maret. Tersedia secara online juga Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. di: http://www.sman3kuningan.sch.id [diakses Sinamo, Jansen. (2005). Delapan Etos Kerja di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 27 Profesional: Navigator Anda Menuju Sukses. Desember 2017]. Bogor: Grafika Mardi Yuana, Terjemahan. Sundiawan, Awan. (2016b). “SMAN 3 Kuningan Siswoyo, Agus. (2016). “Cerita Rakyat Jawa Dijadikan Narasumber Adiwiyata oleh Barat: Legenda Sangkuriang, Dayang Sumbi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Semakin dan Asal-Usul Gunung Tangkuban Parahu”. Mantap sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri Tersedia secara online di: http://agussiswoyo. Nasional” dalam SMA Negeri 3 Kuningan: Media com/sejarah-nusantara/cerita-rakyat-jawa- Informasi dan Komunikasi Warga Sekolah. barat-legenda-sangkuriang-dayang-sumbi-dan- Kuningan: 1 April. Tersedia secara online juga asal-usul-gunung-tangkuban-parahu [diakses di: http://www.sman3kuningan.sch.id [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 10 di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 27 November 2017]. Desember 2017]. Spradley, James P. (1980). The Ethnographic Sutikno, Untung. (2015). “Menjadi Kepala Interview. New York: Holt Renehart and Winston. Sekolah Berkarakter dan Profesional” dalam Suhartini, Cucu. (2015). “Pengaruh Kepemimpinan KOMPASIANA: Byond Blogging. Jakarta: 14 Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Juni. Tersedia secara online juga di: https://www. Komitmen Profesi Guru, serta Implikasinya kompasiana.com/untungsutikno/552 [diakses terhadap Kinerja Guru: Survey pada Guru di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: 27 Ekonomi SMA Negeri di Kabupaten Kuningan”. Desember 2017]. Tersedia secara online di: http://download. Syam, Aminuddin. (2012). “Kepemimpinan portalgaruda.org/article.php?article=340005 Pendidikan yang Inovatif” in Jurnal Al-Ta’lim, [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: Jilid 1, Nomor 2 [Juli]. Padang: Fakultas Tarbiyah 10 November 2017]. IAIN [Institut Agama Islam Negeri] Imam Bonjol. Sulaeman, Mubaidi. (2018). “Urgensi Manajemen Wahed, Abd. (2016). “Model Kepemimpinan Kepala Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di Lembaga Madrasah dan Permasalahannya” dalam Al-Ibrah, Pendidikan Islam” dalam Realita, Vol.16, No.1. Vol.1, No.1 [Juni]. Tersedia secara online juga Sulasih. (2014). “Analisis Pemikiran Tokoh di: http://download.portalgaruda.org/article. Pendidikan Islam”. Tersedia secara online di: php?article=491902 [diakses di Purwokerto, Jawa

© 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 187 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik WAKHUDIN, Menjadi Guru Berkarakter

Tengah, Indonesia: 10 November 2017]. (Sekolah Menengah Atas Negeri) Cilimus, Wawancara dengan Responden A, mantan Wakil Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Wawancara Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SMAN dilakukan di Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, (Sekolah Menengah Atas Negeri) Ciniru, pada tanggal 22 Maret 2017. Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Wawancara Wawancara dengan Responden J, Yoyo Sofyan, dilakukan di Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, S.Pd., mantan Wakil Kepala Sekolah Bidang pada tanggal 3 Juli 2013. Sarana dan Prasarana di SMAN (Sekolah Wawancara dengan Responden B, mantan Wakil Menengah Atas Negeri) Luragung, Kuningan, Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana di Jawa Barat, Indonesia. Wawancara dilakukan di SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) Ciniru, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Wawancara 23 Maret 2017. dilakukan di Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, Wawancara dengan Responden K, Iwan Hernawan, pada tanggal 4 Juli 2013. M.Pd., mantan Wakil Kepala SMAN (Sekolah Wawancara dengan Responden C, mantan Wakil Menengah Atas Negeri) 1 Bidang Kesiswaan Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMAN di Luragung, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. (Sekolah Menengah Atas Negeri) Ciniru, Wawancara dilakukan di Kuningan, Jawa Barat, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Wawancara Indonesia, pada tanggal 24 Maret 2017. dilakukan di Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, Wawancara dengan Responden L, mantan Wakil pada tanggal 5 Juli 2013. Kepala SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) Wawancara dengan Responden D, mantan Wakil III Bidang Kurikulum di Kuningan, Jawa Barat, Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SMAN Indonesia. Wawancara dilakukan di Kuningan, (Sekolah Menengah Atas Negeri) Mandirancan, Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 25 Maret 2017. Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Wawancara Wawancara dengan Responden M, mantan Wakil dilakukan di Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, Kepala SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) pada tanggal 10 Juli 2013. III Bidang Sarana dan Prasarana di Kuningan, Wawancara dengan Responden E, Haji Suleha Jawa Barat, Indonesia. Wawancara dilakukan di atau Pak Uha, mantan Wakil Kepala Sekolah Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal Bidang Sarana dan Prasarana di SMAN (Sekolah 26 Maret 2017. Menengah Atas Negeri) Mandirancan, Kuningan, Wawancara dengan Responden N, mantan Wakil Jawa Barat, Indonesia. Wawancara dilakukan di Kepala SMAN (Sekolah Menengah Atas Negeri) Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal III Bidang Kesiswaan di Kuningan, Jawa Barat, 11 Juli 2013. Indonesia. Wawancara dilakukan di Kuningan, Wawancara dengan Responden F, mantan Wakil Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 27 Maret 2017. Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMAN Widodo, S.E. (2011). Manajemen Mutu Pendidikan (Sekolah Menengah Atas Negeri) Mandirancan, untuk Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Wawancara Ardadizya Jaya. dilakukan di Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, Yalia, Mulyono. (2014). “Kebijakan Pemerintah pada tanggal 12 Juli 2013. Daerah Kabupaten Kuningan dalam Pemanfaatan Wawancara dengan Responden G, Nunung TIK bagi Pengembangan Kepariwisataan Daerah” Nurhayani, S.Pd., Guru Matematika dan mantan dalam Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana di SMAN Publik, Vol.18, No.3 [Desember], hlm.255-264. (Sekolah Menengah Atas Negeri) Cilimus, Tersedia secara online juga di: https://media. Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Wawancara neliti.com/media/publications/123542-ID- dilakukan di Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, kebijakan-pemerintah-daerah-kabupaten-ku.pdf pada tanggal 27 Juli 2013 dan 22 Maret 2017. [diakses di Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: Wawancara dengan Responden H, mantan Wakil 10 November 2017]. Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SMAN Yin, R.K. (2004). Studi Kasus: Desain dan Metode. (Sekolah Menengah Atas Negeri) Cilimus, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, terjemahan M. Kuningan, Jawa Barat, Indonesia. Wawancara Djauzi Mudzakir. dilakukan di Kuningan, Jawa Barat, Indonesia, Zamroni. (2011). Pendidikan Karakter dalam pada tanggal 27 Juli 2013. Pespektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Wawancara dengan Responden I, mantan Wakil [Universitas Negeri Yogyakarta] Press. Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMAN

188 © 2018 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik