View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE

provided by Jurnal Online Universitas Jambi

AD-DHUHA 1 (1) (2020)

AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya

Https:// online-journal.unja.ac.id/Ad-Dhuha

Digitalisasi : dari Laku Tradisional menuju Revolusi Digital

Fridiyanto, M. Kholis Amrullah, Muhammad Rafi’i Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jl. Muara Bulian No.Km. 16, Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar Kota Email: [email protected] Info Artikel Abstrack Sejarah Artikel: This article argues that digital revolution made Islam Society Diterima Februari 2020 Organisation, Nahdlatul Ulama must be changed in many aspects of Disetujui Maret 2020 lifes such as: economy, politic, dakwah, and perspectives of Islamic Dipublikasikan April 2020 teachings and State narration. This research uses netnography method, an etnography application for online lifes from a community, individu and organisation virtually. The research findings that although Nahdlatul Ulama ever ignored in optimising digital technology, but now Nahdlatul Ulama begins to follow their falling behind in information technology aspects. Nahdlatul Ulama seriously make some digital projects in many aspects of Nahdliyin lifes such as: economy, dakwah, Islamic teachings, Politic and Nation States. In dakwah aspects Nahdlatul Ulama promotes some preachers in Youtube as follows, Gus Baha, Gus Miftah, Gus Muwaffiq and many famous Kiyais also make social media account such as KH. , KH. , and Ulil Abshar Abdalla. Then Nahdlatul Ulama also has many propagandas media online to make a counter argument against fundamentalism groups discourse. It also making a peacefull Islam campaign and explain aboaut Islam and State rellation.

Keywords: Digitalisasi, Nahdlatul Ulama, Revolusi Digital

Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

juga mulai meramaikan media sosial PENDAHULUAN dengan -kyai Nahdlatul Ulama. Artikel ini merupakan sebuah Era Digital atau yang dikenal tulisan pendahuluan untuk merekam sebagi Revolusi Industri 4.0 telah merubah akitivitas digitalisasi Nahdaltul Ulama. sendi-sendi hidup manusia seperti sosial, Penulis mencoba menyampaikan fenomena politik, budaya dan berbagai aspek lainnya. Nahdlatul Ulama yang dikenal sebagai Era digital telah merubah budaya misalnya organisasi tradisionalis namun tidak dari penggunaan kertas ke paperless, dari ketinggalan dalam memanfaatkan belanja ke pasar menjadi belanja online, teknologi digital dalam berbagai dari naik Taxi Blue Bird menjadi pesan kepentingan: menarasikan Islam dari rumah Gocar dan Grab Car. Era Kebangsaan, Islam yang damai dan ramah, Digital yang disruptif ini berdampak pada serta sebagai wacana tandingan terhadap organisasi masyarakat Islam, Nahdlatul kelompok Islam konservatif terutama yang Ulama yang selama ini dikenal sebagai dilandasi ideologi transnasional, seperti kelompok Islam tradisional, akhirnya NU kelompok yang memperjuangkan khilafah harus beradaptasi dengan Revolusi Digital Islamiyah dan Negara Islam Indonesia. jika tidak akan terlindas dalam gelombang Melalui teknik digital NU juga berupaya perubahan. membangun kekuatan ekonomi kalangan Ruang dakwah saat ini tidak lagi nahdliyin. hanya terbatas di panggung pengajian, lingkungan , di dalam masjid, METODE PENELITIAN pengajian bapak-bapak dengan pertemuan yasinan, majelis ta’lim ibu-ibu yang Metode penelitian yang digunakan diselenggarakan tiap minggunya. Saat ini dalam artikel ini yaitu netnografi. masyarakat tinggal klik Youtube, lalu Netnografi merupakan bentuk riset bermunculan beragam macam penceramah etnografi yang diadaptasi untuk riset di 1 dengan berbagai topik yang publik sukai, perangkat komputer. Netnografi mereka bisa menyimak ceramah sambil merupakan sebuah modifikasi etnografi tidur-tiduran atau sambil masak di dapur. yang diterapkan untuk mengamati daily Kesempatan belajar agama saat ini ada activity, thick description yang dilakukan dimana saja selama memiliki smartphone sebuah entitas di dunia maya. dan paket internet. Sebuah penelitian netnografi Nahdlatul Ulama sebagai salah satu dilakukan untuk memahami relasi sosial di organisasi Islam terbesar dan tertua di alam maya atau media sosial. Kozinets Indonesia dapat dikatakan cukup terlambat menjelaskan bahwa penelitian netnografi menyikapi era digital, jika dibandingkan merupakan bentuk khusus etnografi yang dengan kelompok-kelompok Islam lainnya mengeksplorasi kebiasaan unik dari yang mengoptimalkan misalnya Youtube berbagai jenis interaksi sosial di internet. sebagai media dakwah, sarana filantropi Melalui netnografi peneliti dapat seperti yang dilakukan kelompok Islamis mempelajari budaya masyarakat yang seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang nampak secara online. memayungi berbagai kegiatan filantropi Dalam penelitian ini, peneliti secara offline maupun online. Namun mengamati media sosial yang digagas oleh demikian Nahdlatul Ulama segera kiyai-kiyai NU dan berbagai aktivitas menyadari bahwa ketertinggalan tersebut pengurus NU dan kalangan nahdliyin di harus segera dikejar dengan meluncurkan berbagai program proyek digitalisasi, dan 1 Robert V. Kozinets,Netnography: Understanding Networked Communication Society (Canada: York University, 2002), hlm. 65

P a g e | 60 Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

alam maya. Peneliti mengumpulkan data Organisasi Islam, Nahdlatul Ulama dan mencatat serta mengklasifikasi tidak dapat menghindari dampak Revolusi pembahasan yang sesuai dengan tema Digital ini, salah satu yang paling terasa mengenai Nahdlatul Ulama yang sudah adalah dampak hoaks dan kampanye berupaya mengoptimalkan teknologi negatif dari beberapa kelompok Islam yang informasi dan perangkat digital. melakukan bully kepada Nahdlatul Ulama dan pengurusnya, misalnya melalui REVOLUSI DIGITAL DAN wacana yang dianggap NAHDLATUL ULAMA sesat, hal ini sangat memengaruhi citra NU. Eksistensi Nahdlatul Ulama di alam Revolusi digital merupakan maya terdapat empat model: Tanpa perubahan teknologi yang berdampak pada identitas; Berbasis swadaya pesantren; politik, ekonomi, dan bisnis.2 Revolusi Berbasis komunitas Islam Nusantara; dan Digital ini telah membuat banyak teopri- Berbasis Nahdlatul Ulama. Keempat teori bisnis menjadi usang, model-model model ini merupakan praktik kalangan bisnis tidak relevan lagi.3 Khasali Nahdliyin di alam virtual.5 Nahdlatul menjelaskan bahwa Revolusi Digital Ulama dan dinilai sangat terdapat enam pilar sebagai berikut: berkontribusi dalam mencerahkan Internet of Thing, Cloud Computing, Big masyarakat dengan menebarkan Islam Data Analytics, Artificial Intelligence, yang damai dan ramah di media online, Super Apps, dan Broadband peran NU digital ini sangat besar melawan Infrastructure. Dalam Encyclopaedia hoaks dan berita online yang menebar Britanica dijelaskan bahwa revolusi kebencian.6 Dalam banyak penelitian keempat ini menandai serangkaian ditegaskan bahwa Nahdlatul Ulama pergolakan sosial, politik, budaya, dan merupakan benteng Negara Kesatuan ekonomi. Hal ini akan berlangsung selama Republik Indonesia, oleh karena itu harus abad ke-21 yang akan banyak tercipta berkiprah dalam berbagai aspek, digital inovasi digital, biologis, dan fisik. salah satunya. Revolusi digital akan banyak merubah sendi kehidupan umat manusia. TEMUAN PENELITIAN Revolusi Digital yang sangat disruptif ini tidak hanya berdampak pada Kiyai, Media Sosial dan Pengajian dunia bisnis, investasi, dan keuangan. Online Namun juga berdampak pada kehidupan Setelah menyadari bahwa NU pemerintahan, politik, dunia hiburan, kurang berkiprah di media sosial membuat maupun sosial.4 Revolusi digital mengacu kiai-kiai besar NU harus turun ke lapangan pada perkembangan teknologi dimulai dari dengan beraktivitas di media sosial untuk elektronik, perangkat mekanis menjadi menyampaikan narasi NU di kalangan teknologi digital yang eranya sering masyarakat. Beberapa tokoh NU tersebut disebut mulai dari tahun 1980 an, Revolusi di antaranya: Ketua Umum Pengurus Besar Digital ini sering juga disebut dengan Era Nahdlatul Ulama KH. Said Aqil Siradj, 4.0. Wakil Rais Am PBNU KH Musthofa Bisri,

2 Hening Meyer 5 Mukodi, “Revitalisasi Islam Nusantara di Era https://www.socialeurope.eu/understanding-digital- Digital”, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol, 9, No. revolution-means 2, Desember 2017. 3 Rhenald Kasali, M#O: sebuah Dunia Baru 6 Mustiqowati Ummul Fithriyyah, Muhammad yang Membuat Banyak Orang Gagal Paham Saiful Umam, “Quo Vadis Ormas Islam Moderat (: Mizan, 2019). Indonesia? Meneropong Peran NU-Muhammadiyah 4 Rhenald Kasali, Disruption (Jakarta: di Era Revolusi Industri 4.0” , Jurnal Politea, Vol. I Gramedia, 2017), hlm. 139. No. I, 2018.

P a g e | 61 Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

dan almarhum KH Salahuddin Wahid juga Aplikasi Digital dan Start Up sempat aktif di Facebook dan Twitter. Revolusi digital berdampak pada Aktivitas yang dilakukan kyai-kyai NU ketidakpastian dalam banyak aspek, tersebut beragam, sebagaimana netizen misalnya ekonomi rakyat kecil perkotaan lainnya, misalnya Gus Mus yang sering dan rakyat kecil pedesaan yang merupakan menampilkan aktivitas santai, misalnya kalangan nahdliyin. Dikalangan perkotaan sedang di toko buku, namun ada juga misalnya tukang ojek pangkalan, tukang postingan yang bersifat serius untuk becak motor, oplet harus berhadap- menyikapi permasalahan agama, Islam dan hadapan dengan transportasi online. Kebangsaan, serta peristiwa-peristiwa Sedangkan masyarakat pedesaan juga politik terbaru di Indonesia. KH. Said Aqil terdampak akibat inovasi digital. Siradj termasuk salah satu akun yang aktif Menyikapi persoalan dampak negatif di Facebook, misalnya di Bulan Ramadhan terhadap ekonomi kalangan nahdliyin, melalui Facebook Kyai Said mengkaji maka PBNU mulai melakukan gerakan , di Ramadhan tahun 2020, digitalisasi Nahdlatul Ulama. Kiyai Said mengulas mengenai kehidupan PBNU juga memikirkan Nabi Muhammad. pemberdayaan kalangan nahdliyin melalui Salah satu pengajian online melalui Start Up di bidang ekonomi. Beberapa Facebook yang sangat populer yaitu aplikasi yang diluncurkan adalah: Nujek, pengajian Ihya Ulumuddin yang Nucash, dan Kesan. Nujek merupakan diprakarsai oleh Ulil Abshar Abdalla dan Startup pendatang baru setelah adanya istrinya. Pengajian Ihya Ulumuddin telah Gojek dan Grab. Nujek memiliki berlangsung beberapa tahun hingga diferensiasi dibanding Gojek dan Grab, di Ramadhan tahun 2020 pengajian Ihya antaranya (1) Nujek dapat melayani sistem Ulumuddin masih diselenggarakan setiap langganan jika konsumen merasa nyaman malam setelah tarawih dengan tambahan dan cocok dengan jasa yang diberikan; (2) kitab Otobiografi Al-Ghazali yang dikaji calon penumpang dapat memilih driver selama satu jam sebelum pengajian Ihya dengan kriteria yang diinginkan, mulai dari Ulumuddin. Jumlah penonton pengajian jenis kendaraan dan peringkat driver; (3) live streaming Ihya Ulumuddin setiap konsumen perempuan memiliki malamnya di sekitaran minimal 300 keistimewaan dengan dapat menentukan viewers dan bisa mencapai 400 viewers driver yang juga perempuan; (4) konsumen bahkan bisa lebih, ini akan terus bertambah dapat melakukan stop dan go melalui scan setelah pengajian selesai karena penonton QR Code. akan melihat kembali video yang terekam Berdasarkan penjelasan pengelola di Youtube. Audien yang hadir dalam Nujek, Moch Gazali bahwa mereka pengajian tersebut berasal dari hampir di memiliki target 1 juta pengguna, 20.000 seluruh provinsi di Indonesia bahkan driver untuk tahun 2020. Saat ini Gujek banyak audiens dari luar negeri. Para sudah beroperasional di 15 kota salah pendengar sangat antusias menyimak satunya adalah kota Gorontalo. Aplikasi penjelasan Ulil Abshar Abdalla yang Nujek juga terintegrasi dengan aplikasi secara sederhana dan informatif memberi Kesan, sebuah marketplace halal yang penjelasan mengenai kitab Ihya memasarkan produk Nahdlatul Ulumuddin. Selain pengajian via Facebook Ulama. Selanjutnya terdapat aplikasi ini masih banyak pengajian online yang Nucash dimana konsumen dapat diselenggarakan para kiyai, Gus, dan para melakukan pembayaran digital untuk kader Nahdlatul Ulama. Nujek.

P a g e | 62 Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Salah satu upaya NU membantu Rembang dengan 51.000 subscriber dilihat permasalahan ekonomi kalangan nahdliyin 2.199 kali. Channel Youtube yang diamati adalah dengan adanya Lazisnu yang oleh Abd. Hamid Hamidah ini ditonton berupaya menyentuh segala aspek rentang waktu dua sampai lima jam. kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Sedangkan channel tokoh NU Lazisnu juga gencar menjalankan program berikut catatan Abd. Hamid Hamidah dengan memanfatkan teknologi digital, sebagai berikut: (1) KH. Marzuki misalnya dengan program Koin Muktamar Mustamar dengan 7.300 subscriber sebagai penggalangan dana secara mandiri ditonton sebanyak 1.292 kali; (2) Channel untuk penyelenggaraan Muktamar NU di Gus Miftah terdapat dua, yaitu Ewen Lampung. Aktivitas digital Lazisnu ini Channel dengan 12. 300 subscriber terbilang sukses dilihat dari besarnya ditonton 28.000 kali, dan New Eje jumlah donasi yang masuk. Lazisnu Multimedia dengan 155.000 subscriber memiliki berbagai program untuk ditonton sebanyak 2,2 juta kali. Abd. masyarakat kecil mulai dari bantuan sosial Hamid Hamidah menanggapi tulisan KH. hingga bantuan kesehatan. Dengan Imam Jazuli, Lc yang menyimpulkan optimalisasi digital Lazisnu mulai bahwa pengajian online ala Kyai NU tidak menampakkan peran penting sebagai menarik. pendukung program PBNU. Hal ini dapat dilihat bandingannya dengan channel penceramah kondang Merebut Ruang Dakwah Youtube seperti: (1) Religi One, sebuah channel dan Media Online Ustadz Abdul Shomad dengan 342.000 subscriber yang ditonton 57.000 kali; (2) Abd. Hamid Hamidah melakukan Adi Hidayat Official dengan 723.000 sebuah survey menarik mengenai channel subscriber ditonton sebanyak 59.000 kali; ceramah online selama Ramadhan 2010, (3) A’a Gym Official dengan 356.000 khususnya yang diselenggarakan tanggal 2 subscriber ditonton sebanyak 2.500 kali; Mei 2020. Berikut ringkasan observasinya (4) Al bahjah TV, channel Buya Yahnya terhadap channel Youtube Pondok yang memiliki 2. 130.000 subscriber Pesantren Nahdlatul Ulama, sebagai dalam sehari ditonton 830 kali; dan (5) berikut: (1) Pondok Pesantren Tebuireng Felix Siauw dengan 631.000 subscriber dengan 22.000 subscriber terdapat 700 ditonton sebanyak 17.000 kali. penonton; (2) Pondok Pesantren Lirboyo Berdasarkan observasi Abd. Hamid dengan 50.000 subscriber terdapat 3.200 Hamidah dapat dilihat bahwa channel penonton; (3) Pondok Pesantren Langitan youtube milik pesantren atau penceramah dengan 50.000 subscriber terdapat 660 yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama penonton; (4) Pondok Pesantren Tambak cukup kompetitif dengan kelompok Islam Beras, dengan 4.000 subscriber dilihat 377 lainnya. kali; (5) Pondok Pesantren Denanyar, Nahdlatul Ulama sangat progresif dengan 1.400 subscriber dilihat 162 kali; dalam membangun narasi Islam damai dan (6) Pondok Pesantren Darul Ulum dengan Islam kebangsaan, terbukti dari banyaknya 944 subscriber dilihat 3001 kali; (7) website official dari Nahdlatul Ulama Pondok Pesantren Al Aqobah dengan sebagaimana yang ditampilkan di bawah. 2.900 subscriber dilihat 220 kali; (8) Pondok Pesantren Al Anwar Sarang

P a g e | 63 http://www.nu.or.id http://www.moslemwiki.com http://www.tabayuna.com http://www.media-islam.or.id http://www.harakatuna.com http://www.moslemforall.com https://duta.co http://www.mosleminfo.com http://nublitar.or.id http://www.muslimedianews.com http://www.wartaislami.com http://www.muslimoderat.com http://www.infoindonesiakita.com http://www.arrahmah.co.id http://www.islam-institute.com http://www.islamsantri.com http://www.islamuna.info http://www.alfikr.com http://www.kabarislamia.com http://www.syekhermania.or.id http://www.madinatuliman.com http://www.bersamaislam.com http://www.majelis.info http://www.kalamulama.com http://www.majelisrasulullah.org http://www.seputarmu.com http://www.santri.net http://www.tebuireng.org http://stainutmg.ac.id http://www.neverblast.com http://www.santrinews.com http://www.sekolahprogresif.sch.id http://www.santrionline.net http://www.lirboyo.net http://www.sarkub.com http://www.pondoktremas.com http://www.suara-muslim.com http://www.pesantrenvirtual.com http://www.liputanislam.com http://www.piss-ktb.com http://www.islami.co http://www.ppmmiftahulkhoir.com http://www.islamnusantara.com http://www.sufinews.com http://www.islam-institute.com http://www.nukhatulistiwa.com http://www.cahayanabawiy.com http://www.salamsantri.com http://www.satuislam.org http://www.salafynews.com http://www.serambimata.com http://www.matancirebon.com http://www.hikmahislam.com http://www.dakwah.web.id http://www.rumah-islam.com http://www.pwansorjabar.org http://www.kanzunqalam.com http://www.nujabar.or.id http://www.majalahlangitan.com http://www.ansorsubang.or.id http://www.auleea.com http://www.tasamuh.id http://www.alfachriyah.org http://www.dutaislam.com http://www.matanciputat.com http://www.pmiijabar.or.id http://www.jalansurga.com/ http://www.santrimenara.com http://www.aswj-rg.com http://www.nujepara.or.id http://www.ngaji.web.id http://www.nukudus.com http://www.gusdurfiles.com http://www.jombang.nu.or.id http://www.habibluthfi.net http://www.pwnudiy.or.id http://www.suarasantri.net http://www.pwnujatim.or.id http://www.suarapesantren.net http://www.unisnu.ac.id http://www.aswajanu.com http://www.mediasantrinu.com http://www.aswajacenter.com http://www.ansorjateng.net http://www.aswajanucenterjatim.com http://www.ansorjatim.or.id http://www.cyberdakwah.com http://www.metroislam.com http://www.dinulqoyim.com http://www.santrigusdur.com http://www.elhooda.net http://www.soearamoeria.com http://www.nujateng.com http://www.liriksolawat.com http://www.santrigusdur.com

Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

alam maya menyapa publik awam dengan Situs-situs ataupun akun media memberikan pencerahan keagamaan. Jika sosial akan menjadi lebih banyak jika tidak dilakukan, maka otoritas kiyai-kiyai dimasukkan juga akun yang dibuat atau atau ulama NU akan semakin tergerus. dikelola oleh aktivis dan kader-kader Kedua, Aplikasi Digital Nahdlatul Nahdlatul Ulama. Situs-situs tersebut Ulama merupakan respon Nahdlatul membangun narasi Islam khas Indonesia Ulama untuk mengantisipasi kalangan yang toleran, moderat dan menghargai nahdliyin semakin terpinggirkan misalnya perbedaan di bawah kesatuan Republik dalam bidang ekonomi. Keterlibatan NU Indonesia. Situs-situs ini sangat berguna untuk mendinamisir Strat Up besar seperti dalam membantah dengan argumentasi Gojek, Grab dan start up lainnya yang kuat terhadap serangan-serangan dari membuktikan bahwa NU sudah sangat kelompok Islam fundamentalis, anti serius untuk mengejar ketertinggalannya NKRI, dan anti sistem demokrasi. atas dakwah bil medsos dan teknologi informasi. PEMBAHASAN Selain itu, NU atas nama jihad bil medsos bukan berarti meninggalkan tradisi Terdapat tiga poin aktivitas ilmiah NU atau berdasarkan pada digitalisasi Nahdlatul Ulama berdasarkan referensi. Kerap kali pengajian-pengajian temuan penelitian, yaitu: Otoritas yang dilakukan oleh Kyai NU dengan keagamaan di media sosial dan pegajian menghadirkan kitab kuning di dalam online; Aplikasi Digital Nahdlatul Ulama, pengajiannya, baik di medsos maupun di dan Ruang Dakwah Youtube dan Media media offline. Hal ini menunjukkan bahwa Online. NU dalam merespon era digital ini terus Pertama, Otoritas keagamaan di era melakukan pembaruan dan media sosial menjadi sangat kabur. Saat ini mempertahankan kekhasannya, sehingga publik lebih mengikuti apa yang mereka upaya mendorong digitalisasi di sukai, atau mengikuti seorang penceramah lingkungan NU dapat mengalir didasarkan pilihan politik. Kasus terbaru sebagaimana mestinya. adalah persoalan beribadah di rumah, Ketiga, ruang dakwah yang dibentuk sudah sangat jelas Majelis Ulama oleh kyai NU, kader NU maupul lembaga Indonesia, Nahdlatul Ulama, dan atas nama NU memainkan peran pesaing Muhammadiyah telah menyatakan bahwa yang sehat di saat berdakwah. Di dalam dalam kondisi wabah Covid 19, maka berdakwah melalui medsos tersebut semua umat Islam dianjurkan untuk taraweh di kyai NU memiki nuansa berbeda-beda rumah, tidak mudik , dan tidak ada namun tetap satu muara, yaitu pada shalat Idul Fitri, untuk memutus mata perdamaian, menyenangkan dan rantai penyebaran virus Covid 19. menyejukkan. Dari polarisasi dakwah yang Namun pada kenyataannya, publik dilakukan oleh NU, mereka tetap lebih memilih untuk mendengar ustadz- mempertimbangkan realitas sosial, dan ustadz media sosial yang tidak memiliki menghargai satu sama lain. Ini menjadi kejelasan latar belakang keilmuannya, strategi persaingan yang sehat dan menjadi misalnya (ustad) Sugik Nur yang sangat daya tarik tersendiri bagi media sosial NU. banyak pengikutnya. Publik awam lebih Sarana dakwah melalui Youtube memilih mengikuti Sugik Nur, Felix adalah lahan dakwah yang harus digarap Shiau, daripada misalnya KH Said Aqil secara serius. Radikalisasi kalangan Siradj ataupun ulama-ulama kharismatik. Muslim awam di Indonesia banyak Dalam konteks ini membuktikan bahwa dimulai dari ceramah di Youtube yang kyai-kyai Nahdlatul Ulama perlu tidak dapat disaring lagi. Di tengah mengambil peran untuk turun langsung ke miskinnya budaya literasi masyarakat

P a g e | 65 Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Indonesia, Youtube yang menampilkan program yang dirancang oleh Lazisnu video tentu saja menjadi alternative yang untuk membantu berbagai kepentingan sangat tepat. Berdasarkan penjelasan kalangan nahdliyin. Ketiga, Nahdlatul seorang pengurus pusat Ikatan Sarjana Ulama juga tidak lagi hanya berkutat Nahdlatul Ulama (ISNU), harus jujur dalam kitab kuning, tapi juga mulai diakui bahwa penceramah dari kalangan membangun saluran media online yang NU, termasuk popularita Gus Baha belum berfungsi secara praktis mengatasi dapat mengejar jumlah penonton Ustad persoalan terbaru soal pandangan . Salah satu factor yang dapat keagamaan, politik, Islam dan Negara. peneliti amati adalah factor bahasa Jawa Media online NU yang memiliki beragam yang digunakan para penceramah NU, nama ini bertugas untuk menarasikan sehingg public yang tidak mengerti Islam yang ramah, moderat, dan penuh menjadi enggan untuk menonton. Dalam kedamaian serta cinta dan kasih sayang. konteks ini, pihak NU perlu merumuskan Media online Nahdlatul Ulama sangat strategi baru agar dapat merebut ruang berperan penting melawan media-media dakwah di Youtube. Islam konservatif yang menarasikan kebencian, ideologi trans nasional, dan PENUTUP negara Islam. Saat ini sudah banyak kader- kader dan kiyai muda NU memiliki chanel Berdasarkan temuan dan Youtube dan secara perlahan mulai meraih pembahasan di atas, maka dapat simpati, walau demikian aktivitas disimpulkan beberapa poin sebagai penceramah NU di Youtube masih dinilai berikut: Pertama, bahwa Nahdlatul Ulama kurang secara kuantitats, jika disbanding memang sempat tertinggal dalam kelompok Islam fundamentalis. mengoptimalkan teknologi digital, namun kemudian Nahdlatul Ulama mulai secara serius mengejar ketertinggalan dengan menggarap aplikasi yang diharapkan dapat membantu kalangan nahdliyin, misalnya dalam bidang ekonomi. Sedangkan dalam bidang dakwah yang dilakukan Nahdlatul Ulama mulai menampakkan hasil dan mendapatkan perhatian publik misalnya dengan munculnya Gus Baha yang menampilkan profil yang teduh dengan penguasaan Al-Qur’an dan Hadist yang mumpuni. Juga terdapat Gus Miftah yang menampilkan penceramah yang sangat membumi dengan berbagai kalangan, termasuk berdakwah di dunia gemerlap seperti prostitusi. Kemudian terdapat Gus Muwaffiq yang sering dikenal sebagai penceramah nyentrik dengan penguasaan sejarah Islam yang baik dan tampilan humornya membuat banyak netizen menonton channel-nya di Youtube. Kedua, PBNU telah banyak merancang aplikasi digital yang dapat memberdayakan ekonomi kalangan nahdliyin, seperti Nujek serta program-

P a g e | 66 Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

DAFTAR PUSTAKA Kozinets, V. Robert, Netnography: Understanding Networked Communication Society, Canada: York University, 2002. Kasali, Rhenald, M#O: sebuah Dunia Baru yang Membuat Banyak Orang Gagal Paham, Jakarta: Mizan, 2019. Kasali, Rhenald, Disruption, Jakarta: Gramedia, 2017. Mukodi, “Revitalisasi Islam Nusantara di Era Digital”, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol, 9, No. 2, Desember 2017. Fithriyyah, Mustiqowati Ummul, Muhammad Saiful Umam, “Quo Vadis Ormas Islam Moderat Indonesia? Meneropong Peran NU-Muhammadiyah di Era Revolusi Industri 4.0” , Jurnal Politea, Vol. I No. I, 2018. Hening Meyer https://www.socialeurope.eu/understandin g-digital-revolution-means

https://peluangusaha.kontan.co.id/n ews/aplikasi-digital-bagi-nahdliyin-dan- santri-1 http://www.bherenk.com/2020/05/b enarkah-model-pengajian-online-kyai.html https://www.nu.or.id/post/read/102 145/peluang-dan-tantangan-nu-di-era- digital https://www.kompas.com/skola/rea d/2019/12/16/160000169/pengertian- industri-4.0-dan-penerapannya-di- indonesia?page=all

P a g e | 67