Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 175

LINTASAN SEJARAH PEMERINTAHAN KABUPATEN SERANG ABAD XVI - XX

Oleh Euis Thresnawaty

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email: [email protected]

Abstrak Sejarah pemerintahan daerah Serang mencakup waktu sangat panjang, karena berawal dari pembentukan Kesultanan abad ke-16. Berarti pemerintahan di daerah tersebut berlangsung pada zaman Kompeni, Hindia Belanda, Pendudukan Jepang, dan zaman kemerdekaan. Dalam perjalanan sejarahnya, Kesultanan Banten mengalami dinamika akibat gejolak situasi politik pada zaman penjajahan, bahkan kesultanan itu akhirnya dihapuskan. Zaman Hindia Belanda dan Pendudukan Jepang, Serang menjadi ibukota Keresidenan Banten dan Kabupaten Serang. Kedudukan Serang yang disebut terakhir berlangsung sampai sekarang. Mulai akhir tahun 2000, Serang kembali memiliki kedudukan penting sebagai ibukota kabupaten merangkap ibukota Provinsi Banten sejak tanggal 4 Oktober 2000. Dalam perjalanan sejarahnya, banyak peristiwa penting terjadi di daerah Serang yang penting dipetik maknanya. Atas dasar itulah tulisan ini dibuat. Kata Kunci: Sejarah Serang, pemerintahan. Abstract History of goverment of area Serang include;covers very time length, because having beginning of from forming of Sultanate Banten century XVI. Means goverment in the area takes place at period Kompeni, Hindia Belanda, Japan Occupying, and independence. On the way its the history, Sultanate Banten experiences dynamic as result of distortion of political situation at colonization period, even the sultanate finally is abolished. Dutch Indies period and Occupying Jepang, Serang to become capital of Residence Banten and Sub-province Serang. Position Serang so-called last taken place until now. Starts is year-end 2000, Serang had important position as capital of regency doubles capital of Provinsi Banten commencing from the date of 4 October 2000. On the way its the history, many important events happened in area Serang which is important is taken the meaning. On the basis of that is this article made. Keywords: History of Serang, governance.

A. Pendahuluan mengenai sejarah daerah yang lengkap, terutama bagi para penentu kebijakan. Pada periode pembangunan dewasa ini sangat diperlukan pemahaman Pemahaman mengenai sejarah masa lalu ini dapat dipergunakan sebagai alternatif

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 176 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187 dalam mencari pemecahan berbagai a. Studi kepustakaan, dilakukan di persoalan pembangunan dewasa ini berbagai perpustakaan baik di maupun masa yang akan datang. Bandung maupun Serang Banten Pemahaman ini tentu sangat diperlukan b. Kerja lapangan, yaitu langsung agar tidak terjebak dalam pengulangan menuju ke tempat tujuan. kesalahan yang telah dilakukan pada c. Melakukan wawancara dengan masa lampau. tokoh-tokoh yang berperan atau Dengan melihat perubahan- mengetahui tentang sejarah perubahan yang terjadi di dalam Kabupaten Serang. pemerintahan Kabupaten Serang maka 2. Kritik sumber untuk memperoleh perlu dilakukan kajian terhadap kebenaran dan kejernihan data, baik perubahan-perubahan tersebut dari sisi kritik ekstern (tentang wujud sumber) sejarah. Oleh karena itu, dilakukan ataupun kritik intern (tentang isi penelitian mengenai Sejarah Pemerintahan sumber) maupun melakukan perban- Kabupaten Serang yang difokuskan pada dingan data yang berasal dari berbagai studi perkembangan pemerintahan di sumber. Kabupaten Serang Propinsi Banten. 3. Pada tahap interpretasi, data meng- Berdirinya pemerintahan Kabupaten alami proses pemberian makna dan Serang memiliki rentang sejarah yang penafsiran secara jelas dan lengkap. cukup panjang, dimulai sejak Kabupaten 4. Historiografi adalah proses terakhir Serang berada di bawah pemerintahan dalam penulisan sejarah yang berupa Propinsi Jawa Barat sampai Kabupaten proses merangkaikan fakta-fakta yang Serang masuk ke dalam wilayah Propinsi berhasil dihimpun dalam sebuah kisah Banten. sejarah. Penelitian ini memiliki tujuan, B. Hasil dan Bahasan yaitu untuk mengantisipasi hilangnya berbagai peristiwa sejarah daerah sebagai 1. Kondisi Geografi dan Kependudukan bagian dari sejarah nasional dan untuk Kabupaten Serang merupakan mengungkap perjalanan sejarah salah satu wilayah yang berada di Kabupaten Serang dengan fokus utama Propinsi Banten dan sekaligus sebagai pada perkembangan Pemerintahan ibukota Propinsi Banten. Serang Kabupaten Serang. merupakan salah satu dari enam Penelitian sejarah Pemerintahan kabupaten/kota di Propinsi Banten, Kabupaten Serang ini memiliki ruang terletak di ujung barat bagian utara Pulau lingkup aspek spasial meliputi daerah Jawa dan merupakan pintu gerbang Kabupaten Serang, sedangkan aspek utama yang menghubungkan Pulau temporal berada pada kurun waktu sejak dengan Pulau Jawa, dengan pembentukan Kabupaten Serang sampai jarak sekitar 70 kilometer dari , tahun 2000. ibukota Negara Republik . Penelitian ini dilakukan dengan Luas wilayah Kabupaten Serang menggunakan metode sejarah melalui mencapai 170.341,25 hektar, tersebar empat tahapan, yaitu: menjadi 34 wilayah kecamatan, 353 desa 1. Heuristik atau proses pencarian dan dan 20 kelurahan. Kecamatan-kecamatan pengumpulan sumber, pada tahap yang terdapat di Kabupaten Serang heuristik ini digunakan tehnik-tehnik adalah: Kecamatan Serang, Cipocokjaya, sebagai berikut: Kasemen, Taktakan, Kramatwatu,

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 177

Waringinkurung, Bojonegoro, Puloampel, menjadi bagian dari kehidupan Ciruas, Walantaka, Kragilan, Pontang, masyarakat. Untuk menunjang kehidupan Tirtayasa, Tanara, Cikande, Kibin, beragama di Kabupaten Serang telah Cirenang, Binuang, Petir, Tunjungteja, terdapat sarana peribadatan Islam Curug, Baros, Cikeusal, Pamarayan, sebanyak 5.719, gereja 7, pura 1, dan 2 Kopo, Jawilan, Ciomas, Pabuaran, vihara. Sementara itu penganut agama Padarincang, Anyer, Mancak, dan Islam 1.890.457 orang, Protestan 4.674 Cinangka. Tahun 2007 Serang orang, Katolik 2.228 orang, Hindu 3.094 dimekarkan menjadi dua daerah tingkat II orang, dan Budha 536 orang (BPS dengan pembentukan Kota Administratif Kabupaten Serang, 2007). Serang sebagai ibukota Propinsi Banten. Masyarakat Kabupaten Serang Secara administratif Kabupaten sebagian besar menggunakan bahasa Serang memiliki batas wilayah sebagai Jawa Serang dalam berkomunikasi berikut: sehari-harinya. Bahasa Jawa Serang  Sebelah Utara berbatasan dengan merupakan bahasa Jawa dialek Serang Laut Jawa yang berbeda dengan bahasa Jawa  Sebelah Timur berbatasan dengan standar yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Tangerang Pemakaian bahasa Jawa di masyarakat  Sebelah Selatan berbatasan dengan Serang erat kaitannya dengan latar Kabupaten Pandeglang dan belakang historis penyebaran agama Kabupaten Lebak Islam oleh para wali yang masuk melalui  Sebelah Barat berbatasan dengan daerah Banten. Selat Sunda 2. Lambang Daerah Penduduk Kabupaten Serang Lambang Daerah Kabupaten berdasarkan data hasil sensus Serang berbentuk perisai dan pita menunjukan jumlah yang terus berwarna kuning emas dengan kedua bertambah. Pada tahun 1961 tercatat ujungnya dilipat ke bawah, terletak sebanyak 648.115 jiwa, tahun 1971 dibagian bawah perisai. Pada bagian sebanyak 766.410 jiwa, meningkat perisai terdapat: menjadi 968.358 pada tahun 1980 dan a. Garis atas dengan 17 lengkungan, 1.244.755 pada tahun 1990. Pada tahun garis bawah 8 lengkungan diantara 2000 jumlah penduduk tersebut telah buah cengkeh sedangkan di bertambah lagi menjadi 1.786.223. bawahnya terdapat empat untai daun Sedangkan jumlah penduduk tahun 2006 dan 5 akar beringin. Hal ini adalah 1.786.223 terdiri dari 917.132 menggambarkan hari Proklamasi RI laki-laki dan 869.091 perempuan (BPS 17 Agustus 1945. Kab Serang, 2007). b. 6 buah cengkeh berwarna merah dan Penduduk Kabupaten Serang putih yang mencerminkan Rukun sebagian besar memeluk agama Islam. Iman, ketakwaan kepada Tuhan Hanya sebagian kecil yang memeluk Yang Maha Esa sedangkan buah agama lain seperti Protestan, Katolik, cengkeh melambangkan kemak- Hindu, dan Budha. Kehidupan beragama muran, hasil pertanian dan antar pemeluk agama yang berbeda perdagangan serta kejayaan daerah berjalan harmonis dan tidak pernah dan masyarakat. Warna putih terjadi pertikaian. Kerukunan hidup dan mempunyai arti kesucian. tenggang rasa dalam beragama telah

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 178 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187

c. Menara Mesjid Agung Banten dari sejarah Banten, karena Serang berwarna putih, melambangkan merupakan bagian dari wilayah syiar agama dan pusat kegiatan Kesultanan Banten yang berdiri pada kebudayaan serta pemerintah yang abad XVI. Di daerah Banten, tepatnya di kuat, bersih dan berwibawa. Pulau Panaitan, pernah berdiri kerajaan d. Benteng Keraton Surosowan yang tertua di Jawa Barat, yaitu Kerajaan didalamnya terdapat dua puluh enam (Negeri Perak) dengan (26) kotak dan berpuncak 10 kotak pusatnya di Kota Rajatapura yang serta celah-celah kotak yang terletak di pesisir Pandeglang. Selain itu berjumlah 8 ini melambangkan hari Banten merupakan salah satu pusat jadi Kabupaten Serang, yaitu tanggal penyebaran agama Islam yang 8 Oktober 1526. berwarna merah berpengaruh besar dalam pengislaman di bata yang berarti semangat abadi. daerah Jawa Barat, Jakarta (Sunda e. Pohon beringin, melambangkan Kelapa), Lampung, Sumatra Selatan, dan persatuan yang kokoh dan kuat. beberapa daerah lain di sekelilingnya. Berwarna hijau yang berarti Dalam bukunya “The Suma kesuburan, kesegaran, dan kesehatan. Oriental of Pires”, Armando Cortesao f. Dua buah sungai, yang memaparkan bahwa nama Banten melambangkan bahwa di Kabupaten pertama kali muncul dalam laporan Serang terdapat dua aliran sungai, perjalanan Tome Pires seorang Portugis yaitu Cibanten dan Ciujung. Warna yang menjabat sebagai inspektur pajak di biru laut mempunyai arti kejernihan Malaka yang ikut dalam ekspedisi ke suasana dan keaslian watak. Jawa pada tahun 1513. Disebutkan g. Dua buah laut, melambangkan bahwa Banten adalah sebuah kota bahwa Kabupaten Serang diapit oleh pelabuhan yang ramai dan berada di Laut Jawa dan Selat Sunda. kawasan Kerajaan Sunda. Kesaksian Berwarna biru laut. Pada bagian Tome Pires ini dapat dijadikan petunjuk yang berbentuk pita terdapat tulisan bahwa Bandar Banten sudah berperan yang berbunyi “Sepi ing pamrih sebelum berdirinya Kesultanan Banten rame ing gawe”. Semboyan pada tahun 1526, atau pada masa merupakan himbauan agar Kerajaan Sunda. Bisa diduga bahwa masyarakat mengutamakan kerja Banten telah berdiri sekurang- kurangnya keras untuk mencapai kemakmuran pada pertengahan abad kesepuluh atau dan keadilan, tidak mengutamakan bahkan abad ke-7. kepentingan pribadi, tanpa Pada awalnya masyarakat Banten mengharapkan pujian, penghargaan adalah penganut Hindu-Budha, dan serta imbalan, berjuang dengan sampai awal abad XVI termasuk daerah ikhlas. Warna kuning emas berarti kekuasaan Kerajaan Sunda. Pada saat itu keagungan orang-orang mengamalkan Kerajaan Sunda yang dikenal dengan motto yang terukir didalamnya. sebutan Pajajaran merupakan kerajaan besar dengan daerah kekuasaan yang 3. Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang meliputi seluruh Banten, Kalapa (Jakarta), , sampai Cirebon, a. Masa Kesultanan Banten ditambah pula dengan Tegal dan Menguraikan sejarah pemerintahan Banyumas sampai batas Kali Pamali di Kabupaten Serang tidak akan terlepas (Cipamali) dan Kali Serayu (Ekadjati,1983: 19). Pelabuhan Banten

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 179

dan Sunda merupakan pelabuhan besar memindahkan pusat pemerintahan dan ramai yang banyak dikunjungi Banten yang semula berada di pedalaman pedagang dari luar negeri. Banten Girang, sekitar 13 kilometer dari Pada awal abad XVI, yang Serang ke dekat Pelabuhan Banten. Hal berkuasa di Banten adalah Prabu Pucuk ini terjadi pada tanggal 1 Muharam tahun Umum atau disebut juga Ratu Ajar 933 Hijriah bertepatan dengan tanggal 8 Domas. Pusat pemerintahannya adalah Oktober 1526. Pada saat pemindahan Kadipaten yang terletak di Banten pusat pemerintahan Banten ke pesisir, Girang. Sedangkan Banten Lama atau Syarif Hidayatullah yang menentukan Banten Ilir hanya berfungsi sebagai posisi istana, benteng, pasar, dan alun- pelabuhan saja. Untuk menghubungkan alun yang harus di bangun di dekat Kuala antara Banten Girang dengan Pelabuhan Sungai Banten yang kemudian Banten dipakai jalur sungai Kali Banten dinamakan Surosowan dan menjadi yang pada waktu itu masih dapat dilayari ibukota Kesultanan Banten. Surosowan (Ayatrohaedi, 1979:37), disamping masih dipilih sebagai ibukota Kesultanan ada jalan darat yang melalui Kalapadua Banten berdasarkan pertimbangan antara (Djajadiningrat,1983:124). lain karena Surosowan lebih mudah Banten yang berada di jalur dikembangkan sebagai Bandar pusat perdagangan internasional, diduga sudah perdagangan. memiliki hubungan dengan dunia luar Oleh karena Banten semakin besar sejak awal abad Masehi. Kemungkinan dan maju, pada tahun 1552 Masehi, pada abad ke-7 Banten sudah menjadi Banten yang semula hanya sebuah pelabuhan yang dikunjungi para saudagar kadipaten diubah menjadi negara bagian dari luar. Ketika Islam dibawa oleh para Demak dengan dinobatkannya Pangeran pedagang Arab ke timur kemungkinan Hasanuddin sebagai Sultan di Kesulanan Banten telah menjadi sasaran dakwah Banten dengan gelar Maulana Islam. Menurut berita Tome Pires, pada Hasanuddin Panembahan Surosowan tahun 1513 di Cimanuk sudah dijumpai (Lubis,2003:28). orang-orang Islam. Setidaknya pada akhir Pada masa pemerintahan abad ke-15, Islam sudah mulai diper- Hasanuddin (1552-1570) Banten kenalkan di pelabuhan milik kerajaan memperluas wilayah kekuasaannya ke Hindu Sunda. Ketika Jayakarta, Karawang, Lampung dan Denta pertamakali datang ke Banten, ia daerah sekitarnya. Langkah pertama mendapati orang Islam di Banten, Pangeran Hasanuddin sebagai penguasa meskipun penguasanya masih beragama Banten ialah mendirikan komplek Hindu (Michrob dan Chudori:1993:50- keraton Surosowan yang disebut juga 51). Gedong Kedaton Pakuwon dan mesjid. Pada tahun 1525 Hasanuddin Mesjid pertama yang didirikannya berhasil mengalahkan Prabu Pucuk terletak di Kampung Pecinan sekarang. Umum di Banten Girang dibantu oleh Pangeran Hasanuddin atau Maulana pasukan gabungan Cirebon dan Demak. Hasanuddin bisa dikatakan sebagai orang Selanjutnya atas kesepakatan Demak dan pertama yang menyusun kekuatan dan Cirebon diangkatlah Pangeran kekuasaan Banten sebagai negara yang Hasanuddin menjadi Adipati Banten berdiri sendiri. dengan pusat pemerintahan di Banten Pada tahun 1568 Pangeran Girang. Berdasarkan petunjuk dari Syarif Hasanuddin mampu memanfaatkan Hidayatullah, Pangeran Hasanuddin situasi kemelut yang terjadi di

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 180 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187

Kesultanan Demak untuk melepaskan maupun agama. Sultan merupakan diri dari pengawasan Demak. Banten pemegang kekuasaan tertinggi diikuti menjadi negara merdeka, menjadi oleh sejumlah pejabat kerajaan yang kesultanan dengan Sultan Hasanuddin diserahi tugas-tugas tertentu. Para pejabat sebagai Sultan pertamanya. Daerah yang langsung di bawah sultan adalah kekuasaannya meliputi seluruh Banten, para pangeran, anggota keluarga sultan, Jayakarta, Lampung, Bengkulu dan dan anggota-anggota kaum bangsawan daerah-daerah lainnya di Sumatra bagian lainnya. Mereka memiliki tugas masing- selatan. Maulana Hasanuddin masing, ada yang bertugas mengawasi memerintah Banten sekitar 18 tahun, ia pasukan pengawal keraton dan budak- meninggal pada tahun 1570 Masehi, budak atau tugas lainnya. Yang tergolong dimakamkan disamping Masjid Agung anggota keturunan sultan biasanya tidak Banten. Setelah Maulana Hasanuddin dilibatkan ke dalam organisasi wafat, rakyat Banten menyebutnya administratif. Kekuasaan administratif Pangeran Surosowan, Penembahan diserahkan kepada anggota-anggota Sedakingkin, yang artinya rindu akan lapisan atas birokrasi. Yang mengepalai kebijaksanaannya. birokrasi pusat adalah Patih yang dibantu Sepeninggal Maulana Hasanuddin oleh dua Kliwon yang biasanya juga sebagai penggantinya adalah Maulana disebut patih. Pengadilan keagamaan Yusuf, putra pertamanya yang meme- dipegang oleh seorang ahli agama, disebut rintah tahun 1570-1580. Selan-jutnya fakin. silih berganti hingga Sultan Banten ke-5. Pejabat-pejabat tingkat teratas lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng memiliki bawahan yang disebut Tirtayasa (1651-1672), seorang ahli Ponggawa. Para ponggawa ini memiliki strategi perang yang dapat diandalkan. tugas untuk mengatur administrasi dan Ia ditangkap pada tanggal 14 pengawasan atas penanaman lada, Maret 1683, akibat penghianatan produksi, dan perdagangannya. putranya sendiri, Sultan Haji yang Kemudian para Syahbandar yang diberi bekerja sama dengan Belanda. Sultan tugas mengatur administrasi dan Ageng Tirtayasa dipenjarakan di Batavia pengawasan atas perdagangan luar negeri sampai ia meninggal tahun 1692. Atas di kota-kota pelabuhan (Pemda Jabar, permintaan keluarganya, khususnya 1993: 198). Sejajar dengan pejabat di cucunya yaitu Sultan Abdul Al Mahasin kota-kota pelabuhan adalah kepala Zainul Abidin, jenasah Sultan Ageng daerah yang mengepalai pemerintahan Tirtayasa di pulangkan ke Banten dan di suatu daerah, yaitu yang berkedudukan di makamkan di Kompleks Mesjid Agung Lebak, Caringin, Pontang, dan Jasinga. Banten (Ekadjati, 1995:101-102; Selanjutnya adalah sederetan Ponggawa, Ensiklopedi Sunda, 2000: 661). Ngabei, Kliwon, dan Paliwara yang Kedudukan para Sultan yang bertugas mengawasi gudang-gudang dan kemudian silih berganti menduduki tahta urusan rumah tangga keraton atau selanjutnya tidak lebih dari vassal VOC pejabat-pejabat penghubung (Michrob, yang bertindak sebagi Lord sampai 1988: 98). berakhirnya kekuasaan VOC pada tahun Penggantian tahta kerajaan yang 1799 berlaku di Kesultanan Banten adalah Kesultanan Banten dalam struktur bersifat turun-temurun. Pada dasarnya pemerintahannya mempunyai hak seorang sultan memegang pemerintahan prerogatif, baik dalam urusan politik sampai meninggal. Sebagai pengganti

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 181

sultan yang meninggal adalah putra laki- dikuasainya dan bertanggung jawab laki tertua raja yang lahir dari istri langsung kepada gubernur jenderal. permaisuri. Namun apabila hal tersebut Istilah prefect kemudian diubah menjadi tidak memungkinkan maka dapat dipilih landdrost, dan prefectur menjadi putra laki-laki yang lain atau kakak/ adik landdrostambt. sultan atau cucu sultan. Apabila putra Daendels menyatakan bahwa mahkota belum dewasa, maka semua pejabat, baik pejabat Eropa pemerintahan untuk sementara dapat maupun pribumi adalah pegawai dipegang oleh seorang wakilnya, Pemerintah Hindia Belanda. Dengan kata biasanya Mangkubumi. lain, ia memodifikasi kedudukan bupati Kedudukan sultan dalam dari penguasa daerah (tradisional) pemerintahan kerajaan sangat sentral, menjadi aparat pemerintah kolonial yang karena sultan adalah penguasa tertinggi. berada di bawah pengawasan prefect. Oleh karena itu apa yang ditetapkan oleh Sistem pergantian bupati secara turun- sultan harus dipatuhi oleh rakyat. temurun tidak diakui, kemudian diganti Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan sistem penunjukkan (Syafrudin, dengan keputusan sultan akan berakibat 1993 : 263). buruk atau menerima hukuman. Sultan Berdasarkan Regeringsreglement bukanlah orang sembarangan, mereka (RR) 1854, pemerintahan di Hindia yang memerintah dikesultanan Banten Belanda tetap bersifat sentralistis, kecuali adalah keturunan dari Sunan Gunung pemerintahan desa yang dibiarkan Jati, pendiri Kesultanan Cirebon. otonom berdasarkan setempat. Akan tetapi pada pemerintahan yang b. Masa Hindia Belanda sentralistis itu dijalankan pula azas Gubernur Jenderal H.W. Daendels dekonsentrasi, yaitu sejumlah tugas adalah orang pertama yang pemerintahan dilimpahkan oleh peme- memperkenalkan sistem pemerintahan rintah pusat yaitu gubernur jenderal Barat yang modern kepada masyarakat kepada pejabat-pejabat pusat yang lebih Indonesia. Dalam menjalankan tugasnya rendah tingkatannya secara hierarkis. di Indonesia, ia sangat memperhatikan Pejabat-pejabat itu berkedudukan di urusan pemerintahan dan administrasi daerah-daerah dan mereka menjalankan negara. Dalam hal ini, Daendels tugasnya terbatas pada lingkungan menjalankan pemerintahan yang bersifat wilayah jabatan tertentu yang disebut sentralistis. Segala kekuasaan dan daerah administratif atau pemerintahan keputusan berada pada dirinya. Semua lokal administratif (Syafrudin, 1993: urusan pemerintahan, baik pemerintah 271). Karena pemerintahan dijalankan pusat maupun daerah diatur dari pusat di oleh pangrehpraja, maka pemerintahan Batavia. Pejabat-pejabat di daerah hanya itu dikenal dengan sebutan menerima dan menjalankan instruksi dari ”Pemerintahan Pangrehpraja” (Lubis, Gubernur Jenderal. 2003: 91). Dalam sistem pemerintahannya Dalam sistem pemerintahan Daendels memperkenalkan jabatan kolonial ini meskipun menerapkan sistem prefect, yaitu pejabat Eropa/ Belanda pemerintahan modern dan berusaha setingkat residen yang menguasai mengurangi kekuasaan bupati, tetapi wilayah administratif yang disebut pemerintahan tradisional tetap berlang- prefectur. Prefect merupakan wakil sung tanpa mengalami perubahan sistem pemerintah kolonial di daerah yang pemerintahan. Bupati tetap dibantu oleh

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 182 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187 pejabat struktural dan pejabat fungsional. Cicalengka, Cianjur, Sukabumi, Pejabat struktural terdiri atas patih, Sumedang, Limbangan, Tasikmalaya, wedana, (kepala distrik/ hoofddistrict), dan Sukapura Kolot. asisten wedana (hoofdonderdistrict), dan 5. Karesidenan Cirebon terdiri atas lurah (kepala desa). Pejabat fungsional empat afdeeling, yaitu Indramayu, terdiri atas jaksa kepala (hoofdjaksa), Majalengka, Kuningan, dan Galuh. penghulu kepala (hoofdpenghulu), Di antara 5 daerah tersebut, pada kanduruan (kepala/ mantri besar abad ke-19 perubahan politik dan paseban), kumitir kepala pemerintahan terutama terjadi di tiga (hoofdcommitteer), ondercollecteur daerah yaitu Karesidenan Banten, (pengumpul pajak, demang, ngabei, Karesidenan Priangan, dan Karesidenan kaliwon, panglaku, lengser (kabayan), Cirebon, karena daerah Karawang dan sejumlah mantri, dan lain-lain (Lubis, Batavia khususnya, telah berada di 2003: 91). bawah kekuasaan kolonial sejak abad ke- Tahun 1862 terjadi perubahan 17. dalam pemerintahan tradisional sebagai c. Masa Pendudukan Jepang akibat pemerintahan kolonial memper- kenalkan sistem afdeeling dalam Setelah tentara Jepang berkuasa di pembagian wilayah kabupaten. Tiap Jawa, Panglima Tentara ke-16 kabupaten yang memiliki wilayah cukup mengeluarkan Undang-Undang No. 1 luas rata-rata dibagi menjadi dua tahun 1942. Undang-undang tersebut afdeeling. Secara politis, perubahan itu merupakan induk peraturan tentang tata dimaksudkan oleh pemerintah kolonial negara selama pemerintahan sementara untuk mengurangi kekuasaan bupati, militer Jepang. Undang-undang ini berisi karena pemerintahan sehari-hari di antara lain: wilayah afdeeling dilakukan oleh asisten Pasal 1 : Balatentara Nippon residen (hoofd van plaatslijke bestuur) melangsungkan pemerintahan dengan didampingi oleh patih afdeeling militer sementara waktu itu di yang disebut ”zelfstandige patih”. daerah yang telah ditempati Akhir abad ke-19 wilayah Jawa agar supaya mendatangkan Barat dibagi dalam lima karesidenan. keamanan yang sentosa Tiap karesidenan terdiri atas sejumlah dengan segera. afdeeling dan kabupaten. Kelima Pasal 2 : Pembesar Balatentara Nippon karesidenan itu adalah: memegang kekuasaan yang 1. Karesidenan Batavia terdiri atas tiga dahulu berada di tangan afdeeling, yaitu Meester Cornelis Gubernur Jenderal. (Jatinegara), Tangerang, dan Pasal 3 : Semua badan pemerintah, Buitenzorg (Bogor). kekuasaan hukum, dan 2. Karesidenan Karawang terdiri atas undang-undang dari pemerintah tiga afdeeling, yaitu Tanah-tanah yang dahulu tetap diakui Negara, Pamanukan dan Ciasem, dan untuk sementara waktu, asal Tegalwaru. tidak bertentangan dengan 3. Karesidenan Banten terdiri atas empat Pemerintah Militer. afdeeling, yaitu Anyer, Pandeglang, Pasal 4 : Bahwa Balatentara Jepang akan Caringin, dan Lebak. menghormati kedudukan dan 4. Karesidenan Priangan terdiri atas kekuasaan pegawai-pegawai sembilan afdeeling, yaitu: Bandung, yang setia kepada Jepang.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 183

Apabila melihat isi dari undang- 2. R.A.A. Suryajayanagara, sebagai undang tersebut tergambar jelas bahwa Residen Bogor yang berkedudukan jabatan gubernur jenderal pada masa di Bogor. Pemerintahan Hindia Belanda 3. R.A.A. Wiranatakusumah, diangkat dihapuskan dan segala kekuasaan yang sebagai Residen Priangan yang berada di tangan gubernur jenderal berkedudukan di Bandung. Dalam sekarang dipegang oleh pembesar tentara pelaksanaannya ia tidak sampai Jepang. Aparat pemerintahan bangsa menjalankan kekuasaan sebagai Indonesia tetap diteruskan, sejak dari residen, melainkan hanya sebagai jabatan bupati ke bawah. Penasehat Residen Priangan Kolonel Susunan pemerintahan militer Matsui. Jepang di Jawa terdiri atas Gunsyireikan 4. Pangeran Aria Suriadi, diangkat atau Saikosyikikan sebagai pimpinan sebagai Residen Cirebon yang tertinggi pemerintahan yang dipegang berkedudukan di Cirebon. oleh Panglima Tentara ke-16. Tetapi operasional pemerintahan sehari-hari Pemerintahan Sementara Militer dilaksanakan oleh Kepala Stafnya yang Jepang berakhir pada bulan Agustus disebut Gunseikan. Staf Gunseikan 1942. Pada bulan tersebut dikeluarkan disebut Gunseikanbu. Gunsyireikan Undang-undang No. 27 tentang aturan menetapkan peraturan-peraturan yang pemerintahan daerah dan Undang-undang dinamakan Osamu Seirei, sedangkan No. 28 tentang aturan pemerintahan Syu peraturan yang dikeluarkan oleh dan Tokubetsu Syi. Kedua Undang- Gunseikan disebut Osamu Kanrei. undang tersebut merupakan pelaksanaan Peraturan-peraturan itu diumumkan reorganisasi struktur pemerintahan yang dalam Kan Po (Berita Pemerintah), semula sifatnya sementara, yang penerbitan resmi yang dikeluarkan oleh mengakhiri eksistensi Gunseibu. Gunseikanbu. Panglima Tentara ke-16 di Selanjutnya dilakukan reorganisasi Pulau Jawa yang pertama adalah Letnan pemerintahan setelah datang tenaga- Jenderal Imamura Hitosyi dengan Kepala tenaga ahli pemerintahan sipil Jepang di Stafnya Mayor Jenderal Seizaburo Pulau Jawa. Tenaga-tenaga ahli ini mulai Okazaki. Mereka diserahi tugas untuk ditempatkan pada badan-badan peme- membentuk pemerintahan militer rintahan untuk melaksanakan reor- sementara di Jawa. Yang diangkat ganisasi. Dengan perubahan peme- menjadi kepala Gunseibu (gubernur) di rintahan itu dimaksudkan oleh penguasa wilayah Jawa Barat adalah Kolonel militer Jepang untuk menjadikan Pulau Matsui, bekas komandan pasukan yang Jawa yang tanahnya subur sebagai merebut Bandung dengan wakilnya R. sumber perbekalan perang di daerah Pandu Suradiningrat dan Atik Suardi selatan. sebagai pembantu wakil Gubernur. Kedudukan tinggi dalam struktur Pada tanggal 29 April 1942 pemerintahan, yaitu di atas jabatan diangkat empat orang putra Jawa Barat bupati, yang semula diserahkan kepada menjadi residen di wilayah Jawa Barat, orang Indonesia, diambil alih oleh orang yaitu : Jepang. Pribumi hanya menduduki 1. R.A.A. Hilman Jayadiningrat, jabatan bupati ke bawah. Adapun isi sebagai Residen Banten yang Undang-undang No. 27 tahun 1942 berkedudukan di Serang. adalah:

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 184 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187

Pasal 1 : Tanah Jawa dan Madura,  Watanabe Hirosyi (1943-1944) kecuali Kooti (,  Banjokyjosji (1944-1945) daerah kesultanan), terbagi atas Syu, Syiken, Gun, Son, dan Ku. d. Masa Kemerdekaan Pasal 2 : Daerah Syu sama dengan Tanggal 19 Agustus 1945, residen dahulu. Pemerintah berhasil menyusun 12 kementrian, diantaranya Departemen Pasal 3 : Daerah Syu dibagi atas Syi dan Dalam Negeri yang dipimpin oleh R.A.A Ken. Daerah Ken terbagi atas Wiranatakusumah. Pada tanggal itu pula Gun, dan daerah Gun terbagi PPKI berhasil membentuk delapan atas Son, dan Ku sama dengan propinsi yang dikepalai seorang distrik, onderdistrict, dan desa. Gubernur dan masing-masing propinsi Pasal 4 : Di dalam Syi, Ken, Gun, Son, terdiri atas karesidenan-karesidenan yang dan Ku, masing-masing diangkat dipimpin oleh residen. Kedelapan seorang Syityoo, Kentyoo, propinsi itu ialah Jawa Barat, Jawa Guntyoo, Sontyoo, dan Kutyoo. Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Borneo, Aturan yang berlaku pada , Maluku, dan Sunda Kecil. Stadsgemente, regentschap, Masing-masing dipimpin oleh Gubernur. district, onderdistrict, dan desa Sebagai Gubernur Jawa Barat adalah tetap berlaku pada Syi, Ken, R.Sutarjo Kartohadikusumo. Gun, Son, dan Ku. Berdasarkan amanat pasal 18 UU Pasal 5 : Syi yang ditunjuk Gunseikan Dasar 1945 berikut, pasal I dan II Aturan dinamai Tokubetsoe Syi. Peralihan UUD RI JO Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 1945, dibentuk Walaupun tidak ada perubahan karesidenan-karesidenan yang masing- struktural, namun terdapat perbedaan di masing dikepalai oleh residen. dalam pelaksanaan pemerintahannya. Selanjutnya setiap karesidenan dibagi Luas daerah Syu sama dengan lagi atas kabupaten-kabupaten dan keresidenan dahulu, tetapi fungsi dan kotapraja yang diperintah oleh Bupati kekuasaannya berbeda. Residen dahulu dan Walikota. Para Pejabat kepala daerah merupakan pejabat daerah sebagai tersebut yaitu residen, bupati, dan pembantu gubernur. Sedangkan Syu walikota pada umumnya ditunjuk/dipilih merupakan pemerintahan daerah tertinggi oleh Komite Nasional Indonesia Daerah dan bersifat otonom. Syu dikepalai oleh (KNID) setempat. Sebagian dari mereka Syucokan yang kedudukannya sama yang ditunjuk adalah orang-orang yang dengan gubernur dulu. Seorang Syucokan pernah menduduki jabatan yang sama memegang kekuasaan tertinggi di pada masa pemerintahan Militer Jepang. daerahnya, karena ia mempunyai Sebagai realisasi UUD 45 dan PP no 2 kekuasaan legislatif disamping kekuasaan tahun 1945 di Jawa Barat kemudian eksekutif (Syafrudin, 1993: 351). dibentuk lima karesidenan, 18 Kabu- Banten Syu membawahi beberapa paten, dan 5 Kotapraja. Salah satu Ken (Kabupaten), yaitu Serang, karesidenan di Provinsi Jawa Barat Pandeglang, dan Lebak. Syucokan adalah karesidenan Banten dengan (Residen) yang pernah mengepalai residennya yaitu R.Ng.Tirtasoejatna. wilayah Keresidenan Banten ialah : Setiap karesidenan terdiri atas  Letkol Onokuchi (1942) beberapa Kabupaten dan Kotapraja.  Kolonel Orio (1942-1943) Karesidenan Banten terdiri atas tiga

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 185

Kabupaten yaitu Kabupaten Serang, Asnawi, seorang ulama terkenal dari Lebak, dan pandeglang. Para bupati yang Caringin. ditunjuk/diangkat baik oleh pemerintah Sebagai Residen Banten yang pusat maupun oleh KNID setempat, dipilih rakyat, K.H. Tb. Acmad Chatib diantaranya adalah R.Hilman mulai menjalankan tugas dengan Jayadiningrat sebagai Bupati Serang; menyusun personalia pemerintahan di K.H TB. Hasan sebagai Bupati Lebak; Karesidenan Banten. Semua pejabat lama dan K.H. TB. Abdul Halim sebagai tetap duduk dalam jabatan masing- Bupati Pandeglang (Lubis, 2003: 207- masing. Para bupati yang menjabat waktu 208). itu masing-masing adalah Bupati Serang Pada dasarnya pembagian wilayah Raden Tumenggung Aria Hilman administratif tersebut sama seperti pada Djayadiningrat, Bupati Pandeglang masa akhir Hindia Belanda. Demikian Raden Tumenggung Djoemhara pula pembagian pemerintah daerah dari Wiriaatmadja, dan Bupati Lebak Raden tingkat kabupaten ke bawah tetap seperti Tumenggung Hardiwinangun. keadaan sebelumnya. Walaupun sudah Apabila di telaah lagi, sejak diangkat gubernur sebagai penguasa adanya jabatan Regent atau Bupati pada tertinggi di setiap propinsi, namun dalam tahun 1826 sampai tahun 2008, telah bulan-bulan pertama setelah proklamasi terjadi 32 kali pergantian Bupati di roda pemerintahan daerah belum Kabupaten Serang. berfungsi dengan baik karena kegiatan pemerintahan tergeser oleh kegiatan Daftar Regent/ Bupati Kabupaten perjuangan menegakkan kemerdekaan Serang dan mempertahankan kemerdekaan serta 1. Pangeran Mudzafar Adi Santika : 1816-1827 mencegah kembalinya kekuasaan (Regent) kolonial yang lebih bersifat perjuangan 2. Agoes Rajak R.A. Djayakusumaningrat : 1828-1840 fisik bersenjata daripada bersifat politik. (Regent)

Pada akhir bulan Agustus 1945 3. R.T. Mandoera Radja Djajanagara : 1840-1848 diadakan musyawarah para tokoh Banten (Regent) 4. R. Toemenggoeng Basudin : 1849-1870 baik dari golongan pemuda, jawara, Tjandranagara (Regent) wanita, maupun kelompok masyarakat 5. R.T. Pandji Gondokoesoemo : 1870-1888 lainnya. Musyawarah diadakan di rumah (Tb. Hanafi) (Regent) Dzulkarnaen Surya Kartalegawa di 6. R. Toemenggoeng Sutadiningrati : 1888-1893 Serang. Dalam musyawarah diputuskan Murawan (Regent) bahwa pengambil alihan kekuasaan 7. R. Toemenggoeng Bagus Djaja : 1893-1898 diserahkan kepada Dzulkarnaen, urusan (Regent) perjuangan pemuda diserahkan kepada 8. R. Ariadjajaatmadja (Regent) : 1898-1901 Ali Amangku, urusan pemerintahan sipil 9. R.A. Achmad Djajadiningrat (Regent) : 1901-1904 kepada K.H. Tb. Achmad Chatib, dan 10. R. Toemenggoeng Prawirokoesoemo : 1904-1931 urusan militer kepada K.H. Syam,un. (Limbangan) Sedangkan K.H. Tb. Achmad Chatib 11. R.A.A Abas Soerianataatmadja : 1931-1935 pada tanggal 2 September 1945 diangkat (Priangan) oleh pemerintah RI sebagai Residen 12. R.A.A. Hilman Djajadiningrat (Banten) : 1935-1945

Banten. K.H. Tb. Achmad Chatib adalah 13. Kolonel K.H. Syam’um (Bupati) : 1945-1949 14. Mas Parmadidjaja (Bupati) : 1949-1950 putra seorang ulama terkenal dari 15. Entol Oyong Tarnaya (Bupati) : 1950-1955 Pandeglang yaitu K.H. Tb. Muhammad 16. Mas Adjenam Bin Mas Basa (Bupati) : 1955-1957 Waseh, dan menantu dari K.H. Tb.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 186 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187

17. M. Sirian Sutawidjaja (Bupati) : 1957-1959 C. Penutup

18. R. Bidin Suria Gunawan (Pj. Bupati) : 1959-1960 Perjalanan sejarah pemerintahan

19. M. H. Gogo Rafiudin Sandjadirdja : 1960-1962 Kabupaten Serang diwarnai dengan per- (Bupati) ubahan bentuk pemerintahan, yaitu dari 20. Letnan Kolonel Tb. Suwandi (Bupati) : 1962-1968 21. H.S. Ronggowaluyo (pj. Bupati) : 1968-1974 bentuk pemerintah lokal dan kabupaten. 22. Kolonel H. Tb. Saparudin (Bupati) : 1974-1975 Jejak sejarahnya tidak bisa lepas dari 23. Drs. Kartiwa Suryasaputra (Bupati) : 1975-1978 perjalanan panjang Banten yang kini 24. Letnan Kolonel Atmawidjaja (Bupati) : 1978-1983 telah menjadi Propinsi, memisahkan diri 25. H.Tjakra Sumarna (Bupati) : 1983-1988 dari Propinsi Jawa Barat sejak 4 Oktober 26. H.M.A. Sampurna (Bupati) : 1988-1993 2000. Perubahan pemerintahan itu telah 27. Kolonel H. Sukron Roshadi (Bupati) : 1993-1998 berlangsung lama sejak abad 18 yaitu 28. Kolonel Inf. Solichin Dachlan (Bupati) : 1998-1999 sejak masa Kesultanan kemudian masa 29. R. Nuriana/Gubernur Jawa Barat : 1999 Kolonial Hindia Belanda, Pendudukan (Pj. Bupati) Jepang, hingga masa kemerdekaan. 30. Drs. H. Rosadi Natawisastra : 1999-2000 Sebelumnya Banten Girang dipilih se- (pj. Bupati) bagai pusat pemerintahnya, tetapi karena

31. Drs. H. Bunyamin, MM, MBA (Bupati) : 2000-2005 letaknya dipedalaman, pusat pemerintahan

32. Drs. H. Rivai, M.Si (Pj. Bupati) : 2005 dipindahkan ke Keraton Surosowan, 33. Drs. H. A. Taufik Nuriman, MM, MBA : 2005- Serang. Dipilihnya Surosowan atau Serang (Bupati) sekarang sebagai pusat pemerintahan Kabupaten

Serang, karena lokasi ini sangat strategis Daftar Sultan Banten 1. Maulana Hasanuddin Panembahan : 1552-1570 bagi komunikasi antara Priangan, Batavia Surosowan (Jakarta) dan wilayah Pulau Sumatra. 2. Maulana Yusuf Panembaha : 1570-1580 Selain itu, Serang merupakan tempat Pakalangan yang nyaman bagi peristirahatan serta 3. Maulana Muhammad Pangeran Ratu : 1580-1596 memiliki potensi ekonomi yang cukup Banten tinggi karena memiliki pelabuhan besar 4. Sultan Abdul Mafakir Mahmud : 1596-1640 Merak, serta kekayaan sumber alam, 5. Sultan Abdul Maali Achmad Kenari : 1640-1651 khususnya bidang industri. 6. Sultan Ageng Tirtayasa Abdul Fath : 1651-1672 Berdasarkan keputusan Gubernur 7. Sultan Haji Abu Hasri Abdul Kahar : 1672-1687 Jenderal Hindia Belanda tanggal 19 8. Sultan Abdul Fadhal : 1687-1690 September 1870, pemerintah Hindia

9. Sultan Abdul Mahasin Jainul Abidin : 1690-1733 Belanda mengadakan perubahan struktur

10. Sultan Muh. Syifai Jainul Arifin : 1733-1750 pemerintahan, berupa pembentukan 11. Sutan Syarifuddin Ratu Wakil : 1750-1752 beberapa afdeling di Jawa Barat. 12. Sultan Muh. Wasi Jainul Alimin : 1752-1753 13. Sultan Muh. Arif Zainul Asyikin : 1753-1773 Afdeling itu antara lain Afdeling Serang 14. Sultan Abdul Mafakh Muh. Aliuddin : 1773-1799 yang berada di bawah Residentie Banten 15. Sultan Muhyidin Zainussalihin : 1799-1801 Regentchappen, yang dipimpin oleh 16. Sultan Muh, Ishak Jainul Mutaqin : 1801-1803 seorang Asisten Residen. 17. Sultan Pangeran Wakil Natawijaya : 1803 Dari uraian diatas dapat disimpul- 18. Sultan Aliudin (Aliudin II) : 1803-1808 kan bahwa pemerintahan di Serang telah 19. Sultan Pangeran Wakil Suramanggala : 1808-1809 mengalami 4 (empat) kali masa peralihan 20. Sultan Muhammad Syafiudin : 1809-1813 kekuasaan/pemerintahan, yaitu: 21. Sultan Muhammad Rafiudin : 1813- 1. Pemerintahan Kesultanan Kerajaan Banten yang berkuasa selama kurang lebih 290 tahun, dimulai

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 187

sejak Sultan Maulana Hasanuddin ------. 1982. yaitu tahun 1526 sampai tahun 1816. Sejarah Revolusi Kemerdekaan Dan ketika berdirinya Keraton Daerah Jawa Barat. Jakarta: Surosowan sebagai pusat pemerintahan Depdikbud. yang ditandai dengan penobatan Ekadjati, Edi S. 1995. Pangeran Sabakingkin dengan Pangeran “Kesultanan Banten dan Hasanuddin pada tanggal 1 Muharam Hubungannya Dengan Wilayah 933 H/ 8Oktober 1526 M, kemudian Luar” dalam Banten Kota dijadikan landasan penetapan sebagai Pelabuhan Jalan Sutra. Jakarta: Hari Jadi Kabupaten Serang. Depdikbud. 2. Pemerintahan Hindia Belanda yang Hakim, Lukman. 2006. berkuasa selama kurang lebih 126 Banten Dalam Perjalanan tahun yaitu dari tahun 1816 sampai Jurnalisti. Banten Heritage. tahun 1942. 3. Pemerintahan Jepang yang berjalan Ismail, Muhammad. 1983. selama 3,5 tahun yaitu dari tahun 1942 Petunjuk Jalan dan Keterangan sampai tahun 1945. Bekas Kerajaan Kesultanan 4. Pemerintahan Republik Indonesia Banten. Serang: Saudara. dimulai sejak Kemerdekaan Republik Lubis, Nina H. et al. 2000. Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 Sejarah Kota-kota Lama Jawa diproklamasikan sampai sekarang. Barat. Bandung: Alqaprint. DAFTAR PUSTAKA Lubis, Nina H. 2003. Ayatrohaedi. 1995. Banten Dalam Pergumulan Banten Sebelum Islam, Dalam Sejarah. Jakarta: LP3ES. Banten Kota Pelabuhan Jalan ------. 2003. Sutra. Jakarta: Depdikbud. Sejarah Tatar Sunda. Jilid I dan II BPS Kabupaten Serang. 2000. Bandung: Satya Historika. Serang Dalam Angka. Serang: BPS. Michrob, Halwany. 1990. BPS Kabupaten Serang. 2007. Catatan Masa Lalu Banten. Serang Dalam Angka. Serang: BPS. Serang: Penerbit Saudara. Djajadiningrat, R. Husein. 1982. Michrob, Halwany. 1993. Tinjauan Kritis Sejarah Banten. Sejarah Perkembangan Arsitektur Jakarta: Djambatan. Kota Islam Banten. Jakarta: Djajadiningrat, P.A.A. 1937. Yayasan Baluwarti. Kenang-kenangan Pangeran Aria Roesjan, Tb. 1954. Achmad Djajadiningrat. Batavia: Sedjarah Banten, Djakarta: Kolff–Buning- Bale Pustaka. Penerbit Arief. Ekadjati, Edi S. et al. 1978/1979. Syafrudin, Ateng, 1993. Sejarah Kebangkitan Nasional Sejarah Pemeritahan di Jawa Daerah Jawa Barat. Bandung: Barat. Bandung, Pemda Propinsi Depdikbud Proyek PPKD Jabar. Jawa Barat.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009