ANALISIS SEMIOTIK MAKNA KEBEBASAN DALAM ISLAM PADA FILM BILAL: A NEW BREED OF HERO

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh Deden Ramadhan Amiludin NIM: 1112051000040

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M

ABSTRAK DEDEN RAMADHAN AMILUDIN Analisis Semiotik Makna Kebebasan dalam Islam Pada Film Bilal A New Breed Of Hero Film adalah media massa berbentuk audio visual yang sarat akan makna tertentu sehingga efektif dalam menyampaikan pesan. Salah satu film animasi bernafaskan Islam yaitu Bilal A New Breed Of Hero, dalam film bertemakan pahlawan yang diangkat dari kisah nyata ini, Bilal kecil ingin melawan perbudakan hingga akhirnya dia menjadi orang yang mulia. Berbagai macam dinamika yang muncul memberikan aspek penandaan makna, salah satunya adalah penandaan makna kebebasan dalam islam. Bedasarkan konteks di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan, bagaimana makna denotasi, konotasi, serta mitos kebebasan dalam Islam pada film Bilal A New Breed of Hero? Di dunia perfilman internasional ada beberapa film yang diproduksi berdasarakan kisah nyata. Salah satunya film Bilal A New Breed Of Hero. Film ini mendapatkan banyak penghargaan bergengsi di Asia dan juga UAE. Film yang disutradarai oleh Ayman Jamal dan Khurram H. Alavi ini sarat akan pesan kebebasan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang menjelaskan makna denotasi, konotasi, dan mitos. Makna denotasi adalah interaksi antara signifier dan signified dalam sign, dan antara sign dengan objek dalam realitas. Makna konotasi adalah interaksi yang muncul ketika sign bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca/pengguna dan nilai-nilai budaya mereka. Sedangkan mitos merupakan atau emosi pembaca/ pengguna dan nilai-nilai budaya mereka. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan pesan-pesan secara simbolis dalam film Bilal A New Breed Of Hero. Hasil yang diperoleh meliputi makna denotasi dari objek yang diteliti menampilkan bagaimana tekad seorang Bilal dalam mencari kebebasan yang hakiki. Makna konotasi adalah kebebasan dalam Islam di setiap adegan berupa bentuk-bentuk kebebasan individual. Sedangkan makna mitosnya adalah kebebasan yang hakiki ialah kebebasan yang selaras dengan fitrah manusia yaitu terbebas dari penghambaan diri selain kepada Allah SWT.

1

Kata kunci: Kebebasan dalam Islam, Semiotika, dan Film KATA PENGANTAR

﷽���

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam, dialah sebaik-baik penolong, tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak Allah. Sehingga penulis diberikan kekuatan fisik dan batin untuk dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarganya, sahabat dan para pengikutnya. dialah manusia paling mulia yang berakhlak mulia pembawa ajaran mulia yaitu Agama Islam yang mengajarkan kepada manusia arti sebuah kesetaraan dan kebebasan sebagai makhluk yang merdeka. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mengalami hambatan dan kesulitan. hingga terkadang rasa putus asa selalu dirasakan. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagi pihak menjadikan penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan akhirnya skripsi dapat terselesaikan.

Oleh karena itu, dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis. Karena dengan bimbingan, arahan serta semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, terutama kepada:

2

1. Suparto, M.Ed. Ph. D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW. MSW selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. 2. Dr. Hj. Armawati Arbi, M.Si sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Dr. H. Edi Amin, MA sebagai Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. Drs. Masran. MA sebagai Ketua Jurusan serta Fita Fathurrahmah. M.Si sebagai Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam 2012-2019 yang telah membantu mengarahkan penulis hingga tahap akhir ini. 5. Ade Masturi sebagai Dosen Penasihat skripsi penulis yang telah bersedia meluangkan waktu dikala padatnya jadwal mengajar dan meluangkan pikiran untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya kepada penulis dikala berkonsultasi. Serta teramat sabar dalam membimbing dan mengarahkan penulis. 6. Drs. Hamdani sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dari semester 1 hingga sekarang. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

3

telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan. 8. Seluruh Staff dan Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam hal peminjaman buku- buku yang digunakan sebagai referensi dan memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis hingga penyusuanan skripsi ini selesai. 9. Kepada ayah dan ibu penulis, yaitu H. Ara Gunaedi dan Hj. Karyati. Terima kasih atas segala kesabarannya yang menjaga penulis semenjak kandungan, memotivasi penulis dan mendidik penulis hingga menjadi seperti sekarang ini. Atas segala untaian doa yang mengiringi perjuangan penulis sampai sekarang hingga menyelesaikan skripsi ini. 10. Kepada Teteh Rika Supartika dan kakak Beni Gunaedi yang selalu mengingatkan dan memberikan motivasi kepada penulis 11. Ustadz Sahrul Mubarok, M, Ag sebagai senior yang telah membangkitkan semangat penulis dari keterpurukan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Kepada sahabat terbaik Fadli Husen dan keluarga yang banyak membantu penulis di akhir-akhir pengerjaan skripsi 13. Pondok Pesantren Yatim Assa’adah, ayahanda Drs. H. Ahmad Yani Rahman selaku Pimpinan yang memberikan

4

dorongan moril maupun materil untuk penulis, beserta seluruh santriwan-santriwati. 14. Dynamic Generation, Adamantium Generation, dan kls 4 Int TMI yang tidak pernah berhenti melantunkan doa untuk penulis. 15. Sahabat-sahabat penulis, teman-teman seperjuangan selama kuliah Fatwa Dienul Haq, Guntur Gustiawan, Novitasari dan Imad Aqil. Terima kasih selalu memberikan semangat dan banyak informasi yang sangat membantu penulis dalam penulisan skripsi. 16. Teman jihad menuju S1, Haris Mauludin dan Hera Setiawati yang terus kompak tanpa lelah, putus asa dan menyerah demi mengapai cita-cita. 17. KPI B, terima kasih atas kebersamaan yang menyimpan banyak kenangan. Terima kasih telah menjadi bagian cerita semasa kuliah yang tidak akan terlupakan. 18. Semua pihak, yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun tanpa mengurangi rasa hormat, yang telah membantu penulis. penulis ucapkan terima kasih.

5

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... I KATA PENGANTAR ...... II

DAFTAR ISI ...... VI DAFTAR TABEL ...... IX DAFTAR GAMBAR ...... IX

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ...... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 6 1. Tujuan Penelitian ...... 6 2. Manfaat Penelitian ...... 7 D. Metodologi Penelitian ...... 7 1. Metode Penelitian ...... 7 2. Objek dan Subjek Penelitian ...... 9 3. Sumber data penelitian ...... 9 4. Teknik Pengumpulan Data ...... 10 5. Teknik Analisis Data ...... 10 6. Teknik Penulisan ...... 11 E. Tinjauan Pustaka ...... 11 F. Sistematika Penulisan ...... 13 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Semiotik ...... 15 1. Pengertian Umum Semiotik ...... 15 2. Konsep Semiotika Roland Barthes... 19 B. Tinjauan Umum Tentang Film ...... 22 1. Pengertian Umum Film...... 22 2. Film Sebagai Media Massa ...... 24 3. Unsur-unsur Film ...... 27 4. Struktur Film ...... 27 5. Sinematografi ...... 28 6. Jenis-jenis Film ...... 30 7. Film Sebagai Media Komunikasi ..... 36 8. Film Sebagai Media Dakwah ...... 38 C. Tinjauam Umum Tentang Kebebasan... 41 1. Pengertian Umum Kebebasan ...... 41

7

2. Kebebasan Perspektif Barat ...... 45 3. Kebebasan dalam Islam...... 46 D. Kerangka Berpikir ...... 55 BAB III. GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN A. Sekilas Tentang Film Bilal ...... 56 B. Sejarah Tokoh Bilal...... 57 C. Sinopsis Film ...... 62 D. Profil Sutradara ...... 64 E. Profil Pemain ...... 67 F. Pengisi Suara versi Inggris ...... 73 G. Pengisi Suara versi Arab ...... 80 H. Tim Produksi Film ...... 85

BAB IV. DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Pengantar Adegan Pada Film ...... 87 B. Temuan Adegan-adegan Kebebasan Dalam Islam Pada Film Bilal ...... 87 1. Scene 1 ...... 87 2. Scene 2 ...... 89 3. Scene 3 ...... 90 4. Scene 4 ...... 92 5. Scene 5 ...... 97 6. Scene 6 ...... 99 7. Scene 7 ...... 104 8. Scene 8 ...... 105

BAB V. PEMBAHASAN

A. Scene 1 ...... 106 1. Denotasi...... 106 2. Konotasi ...... 107 3. Mitos ...... 108 B. Scene 2 ...... 109 1. Denotasi ...... 109 2. Konotasi ...... 109

8

3. Mitos ...... 111 C. Scene 3 ...... 112 1. Denotasi...... 112 2. Konotasi ...... 112 3. Mitos ...... 113 D. Scene 4 ...... 114 1. Denotasi...... 114 2. Konotasi ...... 116 3. Mitos ...... 119 E. Scene 5 ...... 120 1. Denotasi...... 121 2. Konotasi ...... 121 3. Mitos ...... 122 F. Scene 6 ...... 123 1. Denotasi...... 123 2. Konotasi ...... 126 3. Mitos ...... 129 G. Scene 7 ...... 133 1. Denotasi...... 133 2. Konotasi ...... 133 3. Mitos ...... 134 H. Scene 8 ...... 135 1. Denotasi...... 135 2. Konotasi ...... 135 3. Mitos ...... 135

BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan ...... 137 1. Makna Denotasi ...... 137 2. Makna Konotasi ...... 138 3. Makna Mitos ...... 139 B. Implikasi ...... 140 C. Saran-saran ...... 140

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

9

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Scene 1 ...... 87

Tabel 4.2 Scene 1I ...... 89

Tabel 4.3 Scene 1II ...... 90

Tabel 4.4 Scene 1V ...... 92

Tabel 4.5 Scene V ...... 97

Tabel 4.6 Scene V1 ...... 99

Tabel 4.7 Scene V1I...... 104

Tabel 4.8 Scene VII1 ...... 105

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes ...... 20

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...... 55

Gambar 3.1 Poster Film Bilal: A New Breed Of Hero ...... 56

Gambar 3.2 Profil Ayman Jamal ...... 64

Gambar 3.3 Profil Khurram H. Alavi ...... 66

Gambar 3.4 Profil Bilal ...... 67

Gambar 3.5 Profil Umayyah ...... 68

Gambar 3.6 Profil Hamzah ...... 68

Gambar 3.7 Profil Al Siddiq ...... 69

10

Gambar 3.8 Profil Hamama ...... 69

Gambar 3.9 Profil Charalatan Priest ...... 70

Gambar 3.10 Profil Sa’ad ...... 70

Gambar 3.11 Profil Sohaib ...... 71

Gambar 3.12 Profil Ghufaira...... 71

Gambar 3.13 Profil Abu Al Hakam ...... 72

Gambar 3.14 Profil Safwan ...... 72

Gambar 3.15 Profil Okba ...... 73

Gambar 3.16 Profil Adewale Akinnouye-Agbaje ...... 73

Gambar 3.17 Profil Ian McShane ...... 74

Gambar 3.18 Profil Dave B. Mitchel ...... 74

Gambar 3.19 Profil Fred Tatasciore ...... 75

Gambar 3.20 Profil Cynthia McWilliams ...... 75

Gambar 3.21 Profil Thomas Ian Nicholas...... 76

Gambar 3.22 Profil Jon Curry ...... 76

Gambar 3.23 Profil Jacob Latimore ...... 77

Gambar 3.24 Profil China Anne McClain...... 77

Gambar 3.25 Profil Al Rodrigo ...... 78

Gambar 3.26 Profil Mick Wingert ...... 78

Gambar 3.27 Profil Michael Gross ...... 79

Gambar 3.28 Profil Qusai Kheder ...... 80

11

Gambar 3.29 Profil Jamal Sulayman ...... 80

Gambar 3.30 Profil Assad Khalifa ...... 81

Gambar 3.31 Profil Jihad Al Atrash ...... 82

Gambar 3.32 Profil Ola Al Fares ...... 82

Gambar 3.31 Profil Yasser Al Saggaf ...... 83

Gambar 3.31 Profil Faisal Al Zahrani ...... 83

Gambar 3.31 Profil Yassin Kamel ...... 84

12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kemuliaan dan kebebasan adalah dua hal yang saling berkaitan, karena salah satu tanda kemuliaan manusia ialah diberikannya kebebasan untuk berbuat segala sesuatu yang mendatangkan maslahat bagi dirinya dan juga bagi masyrakat luas umumnya. Di zaman modern ini kebebasan menjadi kartu sakti yang dikeluarkan oleh orang-orang yang memiliki banyak kepentingan, kebebasan menjadi alat propaganda yang efektif untuk membenarkan apa yang dilakukan oleh manusia saat ini. sehingga makna kebebasan itu sendiri terasa kabur dan tidak jelas pembatasannya. Meminjam istilah Dr Syamsuddin Arif, para pengusung kebebasan itu lalu menyandarkan alasan mereka pada sebuah konsensus yang merujuk kepada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) atau yang lebih populer dengan sebutan Hak Asasi Manusia (HAM). Mereka berkilah, dengan kebebasan yang terjamin sebagai hak asasi tersebut, berarti setiap individu punya kemerdekaan dan kebebasan “dari” dan “untuk” melakukan sesuatu.1 Maka dengan banyaknya perspektif mengenai kebebasan dan kaburnya batasan kebebasan, di dalam

1 “Pengusung Kebebasan” diakses pada 30 April 2019 dari, https://www.hidayatullah.com/spesial/hidcompedia/read/2015/10/16/81030/ke bebasan.html

1

2

penelitian ini penulis berusaha memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan kebebasan yang hakiki menurut pandangan Islam. Dan untuk menjembatani pemaparan ini dipilihlah media yang cukup bagus dan efektif dalam menyebarkan nilai- nilai tersebut, yaitu film. Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang penyebarannya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan berbagai macam hal, seperti berdakwah, memberikan informasi ataupun hiburan. Ia merupakan salah satu media massa yang semakin diminati akhir-akhir ini oleh berbagai macam kalangan tanpa melihat ras, agama, suku dan usia. Dengan bentuknya yang audio visual atau terdiri dari suara dan gambar, maka pesan yang disampaikan film dapat dilihat dari karakter tokoh, dialog ataupun skenario film secara keseluruhan. Sehingga film dapat menjadi sebuah karya estetika sekaligus sebagai alat informasi yang bisa menjadi alat penghibur, alat propaganda, juga alat politik. Ia juga dapat menjadi sarana rekreasi dan edukasi, di sisi lain dapat pula sebagai sarana penyebar luas nilai-nilai budaya baru. Salah satu bukti bahwa film sebagai sarana penyebar luas nilai-nilai budaya baru adalah cerita Film Bilal A New Breed of Hero yang berbentuk animasi, menggambarkan sosok manusia lemah yang tak berdaya karena ditangkap dan diculik oleh para penjarah yang membuat dirinya terpaksa menjadi seorang budak. Dari sinilah ia kemudian terhempas dalam sebuah dunia yang penuh kekejaman dan ketidakadilan. Meskipun mengalami berbagai kesulitan, Bilal mulai

3

menemukan kekuatan dari dalam dirinya untuk menemukan jalan hidupnya.2 Yaitu dengan memilih Islam sebagai jalan hidupnya, yang ia anggap sebagai jalan terbaik, karena melalui Islamlah ia mengenal bahwa setiap manusia dilahirkan bebas (merdeka) dan setara, meskipun dengan keragaman personalitas yang disandang. Kebebasan merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia, sehingga dengan hak-haknya tersebut manusia menjadi makhluk yang mulia. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi,

ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ و ﻟ َ َﻘ ْﺪ َﻛﱠﺮْﻣﻨَﺎ ﺑَِﲏ ءَ َادَم َوَﲪَْﻠﻨَ ُﺎﻫْﻢ ﰲ اﻟَْﺒـّﺮ َو اﻟْﺒَ ْﺤﺮ َوَرَزْﻗـﻨَ ُﺎﻫْﻢ ﻣ َﻦ اﻟﻄّﻴّﺒَﺎت َو ِ ٍ ِ ِ ﻓَ ﱠﻀْﻠﻨَ ُﺎﻫْﻢ َﻋﻠَﻲ َﻛﺜْﲑ ﳑﱠ ْﻦ َﺧﻠَْﻘﻨَ َﺎﺗـْﻔﻀْﻴًﻼ “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.(QS. 17:70)

Dalam salah satu adegan film tersebut Bilal menyatakan kepada ibunya bahwa cita-citanya adalah menjadi prajurit yang kuat dan ingin menunggang kuda yang besar

2Mbahsinopsis.id, “Film Bilal: A New Breed of Hero 2018”. Dari https://www.mbahsinopsis.id/2018/01/sinopsis-film-bilal-a-new-breed-of- hero-2018, artikel ini diakses pada 31 Agustus 2018

4

serta melawan penjahat melindungi ibu dan Ghufaira, namun ibunya mengingatkan bahwa pedang dan kuda tidak membuatmu kuat, untuk menjadi kuat adalah “dengan hidup tanpa rantai amarah dan dendam”. Pernyataan itu kiranya dapat mewakili arti dari sebuah kebebasan yang hakiki, yaitu kebebasan dari segala hal yang bersifat materi dan hawa nafsu. Hal ini berbeda dengan makna kebebasan yang kita ketahui sekarang, bahwa bebas adalah ketika kita bebas melakukan segala sesuatu, yang apabila kita telurusi dasar dari tindakan itu hakikatnya kebebasan yang diperbudak oleh hawa nafsu kita. Film ini dikemas oleh sang sutradara menjadi sebuah film animasi yang modern dan sarat akan makna. Hal ini ditujukan agar muatan islami yang disampaikan bersifat universal sehingga dapat diterima oleh masyarakat umum dari berbagai macam ras dan agama. Dalam film ini banyak sekali pesan-pesan nilai keislaman yang berkaitan dengan kebebasan disampaikan secara implisit sehingga di dua tahun setelah penayangan perdananya di wilayah Timur Tengah dan Afrika, film ini bisa masuk ke Amerika yang notabanenya negara anti Islam. Kisah seorang sahabat nabi yang mulia dari agama terakhir, yang membawa nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, kebebasan dan keadilan yang kini sedang menjadi masalah terbesar di negara- negara Eropa dan Amerika. Sehingga dengan adanya film ini seolah sutradara ingin menjawab stigma negatif orang-orang yang anti terhadap agama Islam selama ini.

5

Dalam perkembangannya, film menemukan bentuk barunya yaitu film animasi. Animasi diambil dari bahasa latin, “anima” yang artinya jiwa, hidup, nyawa, dan semangat. Animasi adalah dua gambar dimensi yang seolah-olah bergerak, karena kemampuan otak untuk selalu menyimpan/mengingat gambar sebelumnya.3 Animasi telah berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi yang ada sehingga muncul jenis animasi. Teknik yang digunakan untuk membuat animasi makin beragam.4 Setidaknya ada tiga jenis animasi yang sering diproduksi, yaitu Animasi 2D, Animasi 3D dan Animasi stop motion. Bilal: A New Breed of Hero merupakan film aksi petualangan animasi 3D yang diproduksi oleh Barajoun Entertainment yang berbasis di Dubai UEA ini disutradarai oleh Ayman Jamal dan Khurram H. Alavi. Film animasi menghabiskan dana 30 juta dolar.5 Dan dikerjakan selama 8 tahun oleh 250 animator. Film ini mendapat ulasan positif dan merupakan film box office. Film ini memenangkan “The Best Inspiring Movie” pada hari animasi selama festival Film Cannes dan “Film Inovatif terbaik” di Broadcast Pro Middle East Award. Film ini juga dinominasikan untuk Best Animated Feature

3 Cinemags. The Making of Animation: Homeland. (Bandung: PT. Megindo Tunggal Sejahtera Indonesia, 2004), h.17 4 Zaharuddin G. Djalle. The Making of 3D Animation Movie. (Jakarta: Gramedia, 2007), h.23 5 Hidayatullah.com, “Film Kepahlawanan Bilal Siap Mengguncang Hollywood”. Artikel ini diakses pada 31 Agustus 2018 dari, https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2018/01/22/133628/fil m-kepahlawanan-bilal-siap-mengguncang-hollywood

6

Film di Asia Pacific Screen Awards atau “APSA”, penghargaan tertinggi di kawasan ini untuk film.6 Berdasarkan hal-hal di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Analisis Semiotika Makna Pesan Kebebasan dalam Islam pada Film Bilal: A New Breed of Hero”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, peneliti membatasi penelitian ini terhadap analisis scene mengenai makna kebebasan dalam Islam yang terdapat pada film Bilal: A New Breed of Hero dengan pendekatan teori analisis semiotik Roland Barthes. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos mempresentasikan makna kebebasan dalam Islam pada film Bilal: A New Breed of Hero?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis makna denotasi, konotasi, dan mitos yang mempresentasikan makna

6 Portal Islam.id, “Film “Bilal: A New Breed of Hero” diputar di Amerika”. Dari https://www.portal-islam.id/2018/01/film-bilal-new-breed-of- hero-diputar-di, artikel ini diakses pada 31 Agustus 2018

7

Kebebasan dalam Islam pada film Bilal A New Breed of Hero. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai dunia perfilman kepada mahasiswa jurusan komunikasi maupun masyarakat umum yang mempunyai minat pada film. Serta dapat berkontribusi pada pengembangan keilmuan komunikasi, khususnya bagi penelitian analisis dan kajian semiotika. b. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan deskripsi dalam membaca makna yang terkandung di dalam adegan- adegan sebuah film melalui metode analisis semiotik.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau

8

tulisan dan perilaku orang yang diamati.7 Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu pertama, peneliti kualitatif lebih memerhatikan proses daripada hasil. Kedua, peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi.8 Ketiga, peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan, melakukan observasi partisipasi lapangan. Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.9 Penelitian ini berpedoman pada pendekatan kualitatif, dengan menggunakan analisis semiotik. Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang diteliti berupa gambar, kata-kata, dan bukan angka-angka (dialog) dalam sebuah film. Kemudian analisis yang digunakan adalah analisis semiotik. Semiotika merupakan analisis untuk mengkaji tanda. Penelitiaan ini membahas mengenai pesan kebebasan dalam Islam yang terdapat dalam sebuah film. Oleh sebab itu, peneliti memilih analisis two order of signification Roland Barthes untuk menganalisis pesan

7 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 34 8 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: kencana, 2008), Cet. III, h. 303. 9 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat,h. 303.

9

kebebasan dalam Islam yang terdapat dalam film Bilal A New Breed of Hero.

2. Objek dan subjek penelitian

Objek penelitian yaitu film Bilal Breed of New Hero karya Aiman Jamal dan subjeknya adalah potongan gambar visual serta dialog yang terdapat dalam film Bilal A New Breed of Hero yang berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan.

3. Sumber data penelitian

Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan: 1) Data Primer

Data penelitian merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek peneliti perorangan, kelompok, dan organisasi.10 Dalam hal ini data Primer yaitu rekaman video film Bilal A New Breed of Hero terutama pada adegan yang mengandung nilai-nilai kebebasan dalam Islam.

2) Data Sekunder

10 Rosady Ruslan. Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 29.

10

Memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan, termasuk majalah dan jurnal.

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas dua, yaitu : a. Observasi Menurut Kartono pengertian observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.11 Dalam penelitian ini, metode observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati dialog-dialog dengan teliti, serta adegan-adegan dalam film Bilal A New Breed of Hero. Kemudian, menganalisis adegan yang telah ditentukan sesuai dengan teori yang telah digunakan. b. Studi Kepustakaan (Library Research) Peneliti mengumpulkan dan mempelajari data melalui beberapa literatur dan sumber bacaan, seperti buku-buku yang relevan dengan masalah yang dibahas dan pendukung penelitian. 3. Teknik Analisis Data

11Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h.143.

11

Setelah data primer dan data sekunder terkumpul, peneliti melakukan analisis data menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes. Barthes mengembangkan semiotika beberapa tahap yaitu denotasi dan konotasi yang di dalamnya terkandung pula makna mitos. Semiotik Roland Barthes menghasilkan makna secara objektif untuk memahami makna secara tersirat dalam film Bilal A New of Hero yang menjadi objek penelitian ini.

4. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku “pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti di perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdapat beberapa penelitian skripsi terdahulu yang berkaitan. Tujuan dari tinjauan pustaka ini untuk menghindari adanya plagiasi dan bisa jadi bahan referensi peneliti. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan diantaranya: 1. MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAN12 Oleh Devi Feria Artika,

12 Devi Feria Artika,”Makna Toleransi Agama Dalam Film Bajrangi Bhaijan” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016

12

mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Dalam skripsi ini dibahas mengenai makna toleransi agama dalam film Bajrangi Bhaijan. Persamaannya dengan skripsi ini yaitu sama-sama meneliti sebuah film yang fokus kepada makna yang disampaikan, sedangkan peneliti fokus kepada pesan kebebasan dalam Islam pada film Bilal Breed of New Hero. 2. ANALISIS SEMIOTIK MAKNA PESAN RADIKALISME AGAMA DALAM FILM MATA TERTUTUP KARYA GARIN NUGROHO13 oleh Aditya Prasetyo, mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, konsentrasi jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Dalam skripsi ini dibahas mengenai makna pesan Radikalisme yang terkandung dalam Film Mata Tertutup karya Garin Nugroho dengan menggunakan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes, dan menjelaskan bagaimana makna pesan radikalisme agama dipresentasikan dalam film tersebut. 3. ANALISIS SEMIOTIK MAKNA PERJUANGAN MENJADI ISTRI SHALIHAH DALAM FILM AIR

13 Aditya Prasetyo,”Analisis Semiotik Makna Pesan Radikalisme Agama Dalam Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016

13

MATA SURGA14Oleh Aisyah, Mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, konsentrasi jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Dalam skripsi ini dibahas mengenai makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah yang terkandung dalam Film Air Mata Surga dengan menggunakan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes, dan menjelaskan bagaimana makna perjuangan Istri Shalihah dipresentasikan dalam film tersebut. Ketiga skripsi tersebut menggunakan analisis semiotik model Roland Barthes dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang sama digunakan oleh peneliti. Perbedaannya jelas terdapat pada subjek dan objek penelitiannya.

F. Sistematika Penulisan Dalam rangka mempermudah tahap demi tahap penulisan karya ilmiah ini, maka penulis menyusunnya ke dalam enam bab. Dalam bab-bab tersebut mengandung beberapa sub bab yang akan dipaparkan secara terperinci, adapun sistematika penulisan dapat dilihat sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Pada bab pertama membahas tentang pendahuluan yang melatar belakangi penelitian ini dan batasan penelitian yang

14 Aisyah, “Analisis Semiotik Makna Perjuangan Menjadi Istri Shalihah Dalam Film Air Mata Surga” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016

14

meliputi: Latar belakang masalah, batasan dan rumuan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penlitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Kajian Pustaka Dalam bab kedua membahas landasan teori menguraikan beberapa hal yang menyangkut pembahasan dalam penelitian ini. Bab III. Gambaran Umum Latar Penelitian Pada bab ketiga ini difokuskan terhadap gambaran umum objek penelitian yakni Film Bilal Breed of New Hero Bab IV. Data dan Temuan Penelitian Pada bab keempat ini membahas analisa hasil temuan data yang menggambarkan makna pesan kebebasan dalam Islam yang terkandung dalam film Bilal breed of New Hero. Bab V. Pembahasan Pada bab ini berisi uraian pembahasan mengenai makna denotasi, konotasi dan mitos dari hasil temuan data yang sebelumnya Bab VI. Simpulan, Implikasi dan Saran Pada bab kelima, peneliti memberikan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, serta memberikan saran-saran dan beberapa lampiran yang didapat peneliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Semiotik

16

1. Pengertian Umum Semiotik Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia semiotik dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem tanda dan lambang dalam kehidupan manusia.15 Sedangkan semiotika adalah ilmu (teori) tentang lambang dan tanda dalam bahasa, lalu lintas, kode morse, dan sebagainya16 sehingga antara semiotik dan semiotika memiliki kaitan yang erat. Dalam pengertiannya sebagai fakta historis, seorang pendiri ilmu kedokteran modern bernama hipocrates (460- 377 SM) yang mengusulkan istilah ‘semiotika’ dan mendefinisikannya sebagai cabang ilmu kedokteran untuk mempelajari gejala-gejala.17 Gejala sebagai semeion berarti ‘ciri atau tanda’ yang menunjukkan sesuatu di luar dirinya. Hippocrates mengklaim bahwa tugas utama seorang dokter adalah menyingkapkan hal-hal yang ditunjukkan oleh gejala-gejala ini dalam kaitannya dengan tubuh manusia. Menurut Eco, Secara Etimologis, semiotik berasal dari kata Yunani Semeion yang berarti “tanda”.Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan secara Terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu

15 “Definisi semiotik” diakses pada 13 Maret 2019 pukul 01.57 WIB dari, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/semiotik, 16 “Definisi semiotika” diakses pada 13 Maret 2019 pukul 02.02 WIB dari, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/semiotika, 17 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra Cet ke-1, 2010), h.34

17

yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.18 Menurut Roland Barthes, analisis semiotika digunakan untuk melihat tingkatan makna dalam tanda (sign). Makna denotasi misalnya mengacu pemaknaan pada tingkat pertama yang bersifat objektif (first order) yang dapat diberikan terhadap lambang-lambang, yakni dengan mengaitkan secara langsung antara lambang dengan realitas atau gejala yang ditunjuk. Sedangkan makna konotasi mengacu pada makna dalam tingkatan kedua (second order), yakni makna-makna yang dapat diberikan pada lambang-lambang dengan mengacu pada nilai-nilai budaya. Bahkan untuk melihat makna konotatif ini, Barthes menggunakan istilah mitos (myth) atau rujukan yang bersifat kultural.19 Malone dalam Pawito menjelaskan semiotika menurut Pierce yaitu proses digunakan untuk menunjuk studi tentang lambang-lambang (sign) secara luas baik dalam konteks kultural maupun natural.20 Dalam konsep Pierce, lambang dibedakan menjadi tiga kategori pokok yang meliputi Ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol).

18Alex Sobur. Analisis Teks Media – Suatu Pengantar, Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009), h. 95. 19Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. (Jogjakarta: LKiS Pelangi Nusantara, 2007), h. 163-164. 20Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif , h.161-162.

18

Pawito menyimpulkan analisis semiotika (semiotical analysis) merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap paket -paket lambang pesan atau teks dengan segala bentuknya (sign) baik pada media massa maupun dokumen/teks lainnya.21Sedangkan Alex Sobur menggaris bawahi definisi semiotika dari para ahli bahwa semiotika itu sebagai ilmu atau proses yang berhubungan dengan tanda.22 Kajian tentang semiotika terbagi menjadi dua jenis, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu di antaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi (pengirim, penerima, pesan, saluran dan acuan). Sedangkan semiotika signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu.23 Dalam kajian komunikasi, semiotika merupakan ilmu penting, sebab tanda-tanda (signs) merupakan basis utama dari seluruh komunikasi (Littlejohn, 1996). Sebab dengan tanda-tanda manusia dapat melakukan komunikasi apapun dengan sesamanya.24

21Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. h. 155. 22Sobur. Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 16. 23Sobur. Semiotika Komunikasi, h.15. 24Sobur. Semiotika Komunikasi, h.15.

19

Sedangkan menurut Morissan, semiotika adalah studi mengenai tanda (signs) dan simbol yang merupakan tradisi penting dalam pemikiran tradisi komunikasi. Tradisi semiotik mencakup teori terutama mengenal bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya yang berada di luar diri. Studi mengenai tanda tidak saja memberikan jalan atau cara dalam mempelajari komunikasi tetapi juga memiliki efek besar pada hampir setiap aspek (perspektif) yang digunakan dalam teori komunikasi. Beberapa tokoh yang menjadi pencetus kajian teori semiotik antara lain : a. Charles Sanders Pierce Charles Sanders Pierce merupakan ahli filsafat pada abad kesembilan belas, yang dianggap sebagai pendiri semiotika modern. Ia mendefinisikan semiotika sebagai suatu hubungan antara tanda (simbol), objek, dan makna. Tanda mewakili objek (refenant) yang ada di dalam pikiran orang yang menginterpretasikannya (interpreter). Pierce menyatakan bahwa representasi dari suatu objek disebut interpretant. b. Ferdinand de Saussure Ferdinand de Saussure seorang ahli linguistik Swiss yang terkenal dengan konsep semiotik signifier (penanda) dan signified (petanda). Dalam konteks semiotik Saussure, penanda merupakan bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna (aspek

20

material), yaitu apa yang ditulis, dikatakan, atau dibaca. Petanda merupakan gambaran mental yaitu pikiran atau konsep (aspek mental) dari bahasa. c. Roland Barthes Konsep pemikiran Barthes terhadap semiotik terkenal dengan konsep mythologies atau mitos. Sebagai penerus dari pemikiran Saussure, Roland Barthes menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapakan oleh penggunanya. Konsep pemikiran Barthes dikenal dengan dua tatanan pertandaan (Two Order of Signification).

2. Konsep Semiotika Roland Barthes Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol mempraktikan model linguistik dan semiologi Saussuren. Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga kelas menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah barat daya Prancis ia juga intelektual dan kritikus sastra Prancis yang ternama, eksponen penerapan strukturalisme dan semiotika pada studi sastra. Bertens menyebutnya sebagai tokoh yang memainkan peranan sentral dalam strukturalisme tahun 1960-an dan 70-an.25

25 Sobur. Semiotika Komunikasi, h.63

21

Ia berpendapat bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.

Barthes menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja: i. Signifier 2.Signified (Penanda) (petanda)

3. Detonative signifier (tanda detonatif)

5. Connotative 4. Connotative Signifier Signified (petanda (Penanda Konotatif) Konotatif)

6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)

(Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes)26

Dari peta di atas dapat dijelaskan bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika anda mengenal tanda “singa”, barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.

26 Sobur. Semiotika Komunikasi, h.69

22

Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif. Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam pengertian secara umum serta denotasi dan konotasi yang dimengerti Barthes. Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai makna harfiah, makna yang “sesungguhnya”, bahkan kadang kala juga dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses signifikasi yang secara tradisional disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu kepada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Akan tetapi, di dalam semiologi Roland Barthes dan para pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna dan, dengan demikian, sensor atau represi politis.27 Dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang

27 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69-71.

23

melandasi keberadaannya. Konotasi identik dengan operasi ideologi yang disebutnya sebagai mitos, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam satu periode tertentu. Mitos, dalam pemahaman semiotika Barthes adalah pengkodean makna nilai- nilai sosial sebagai sesuatu yang dianggap alamiah.28

B. Tinjauan Umum Tentang Film 1. Pengertian Umum Film Menurut kamus besar bahasa Indonesia, film diartikan dalam dua pengertian. Pertama film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Kedua, film diartikan juga sebagai lakon (cerita) gambar hidup. 29 Dalam bahasa inggris film dikenal dengan movie yang mengandung arti gambar hidup dan bioskop. 30 Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara

28 Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama (Malang: UIN Malang-Press), h.23 29 “Definisi film” diakses pada 13 Maret 2019 pukul 02.12 WIB dari, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/film 30 “Definisi Movie” diakses pada 13 Maret 2019 pukul 20.30 WIB dari, https://en.oxforddictionaries.com/definition/movie

24

dan dapat dipertunjukkan.31Film memiliki kemampuan yang sangat besar dalam memengaruhi penontonnya. Ini diakarenakan film ditayangkan pada suatu layar putih besar dalam suatu ruangan khusus, yang bernama bioskop, yang membuat penontonnya sejenak melupakan realitas mereka dan fokus mengikuti alur cerita film tanpa gangguan dari dunia luar. Pengaruh dari film mampu menghipnotis seorang penonton dengan sentuhan magisnya dan membuat penonton itu merubah pandangannya. Menurut UU 8/1992, sebagaimana dikutip oleh Taufan Saputra dalam jurnalnya yang berjudul “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film 2012 Karya Roland Emmrich”, definisi film adalah sebagai berikut. “film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa audio visual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat

31 “UU Perfilman” diakses pada 13 Maret 2019 pukul 20.51 dari, http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/5168_1434- UU33Tahun2009Perfilman.pdf

25

dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan/atau lainnya.”32 Film sebagai penanda berarti teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan timbulnya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata. Sedangkan sebagai petanda, film merupakan cermin bagi kehidupan metaforis.33 Di dalam genre film terdapat sistem signifikansi yang dapat ditanggapi oleh setiap orang. Hal ini jelas bahwa topik dalam film menjadi sangat pokok dalam kajian semiotika media dan melalui film, setiap orang mencari inspirasi, wawasan, rekreasi dan informasi.

2. Film Sebagai Media Massa Pada awal kemunculannya di akhir abad ke-19, film menjelma menjadi sebuah alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang menawarkan cerita, panggung, musik, drama, humor dan trik teknis bagi konsumsi populer. Film juga hampir menjadi media massa yang dalam artiannya bahwa film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar dengan cepat. Terdapat tiga elemen penting dalam sejarah film sebagai bisnis pertunjukkan. Pertama, penggunaan film untuk propaganda sangat signifikan, terutama jika diterapkan untuk tujuan nasional dan kebangsaan,

32 Taufan Saputra, “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film 2012 karya Roland Emmrich,” ejournal. Ilkom.fisip-ummul.ac.id, 13 Maret 2019, h. 277. 33 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 134.

26

berdasarkan jangkuannya yang luas, sifatnya yang riil, dampak emosional, dan popularitas.34 Dua elemen lain dalam sejarah film adalah munculnya beberapa sekolah seni film dan munculnya gerakan film dokumenter. Sejarah film mengalami perubahan besar yang disebut dengan ‘Amerikanisasi’. Perubahan ini terjadi setelah perang dunia I dengan munculnya televisi dan pemisahan film dari bioskop.35 Televisi mengambil sebagian besar khalayak film, terutama khalayak keluarga dan sedikit dari khalayak kalangan anak muda. Televisi juga mengambil atau mengalihkan dokumenter sosial dari perkembangan film dan memberikannya kepada program yang biasanya bersifat jurnalistik atau laporan khusus. Bagaimanapun program tersebut tidak memiliki efek yang sama pada seni film atau nilai estetika film. Pemisahan antara film dengan bioskop merujuk kepada banyaknya cara menonton film. Dari mulai pertunjukkan awal di bioskop, televisi penyiaran, penyiaran kabel, rekaman video, penjualan atau penyewaan DVD, televisi satelit dan saat ini internet digital.36 Perkembangan- perkembangan ini memiliki dampak tertentu, yakni membuat film tidak lagi sebagai pengalaman publik bersama dan lebih kepada pengalaman pribadi.

34 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa. Penerjemah Putri Iva Izzati, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 35 35 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 36. 36 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 36.

27

Meskipun media film telah dinomorduakan oleh media televisi, film justru lebih menyatu dengan media lain, terutama penerbitan buku, musik dan televisi. Film telah berperan besar, walaupun berkurang khalayaknya, film justru menjadi sumber kebudayaan yang darinya menghasilkan buku, kartun strip, lagu dan bintang televisi serial.37 Oleh karena itu, film merupakan pencipta budaya massa yang dapat dijangkau oleh televisi, rekaman digital, kabel dan saluran satelit.

3. Unsur-unsur Film Sebagai alat komunikasi massa untuk bercerita film memiliki unsur yang tidak dimiliki pada media massa lainnya. Unsur-unsur yang berkaitan dengan film. a. Skenario: rencanan untuk pelakonan film berupa naskah. Skenario berisi sinopsis, deskripsi treatment (deskripsi peran), break down, rencana shot dan dialog. b. Sutradara: Pengarah adegan sesuai skenario c. Sinopsis: Ringkasan cerita pada sebuah film d. Plot: Biasa juga disebut alur atau jalan cerita. Plot merupakan jalur cerita pada sebuah skenario. Plot hanya terdapat pada film cerita. e. Penokohan: Tokoh pada film cerita selalu menampilkan protagonis (tokoh utama) dan antagonis (lawan protagonis), tokoh pembantu utama dan figuran.

37 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h. 37.

28

f. Karakteristik: karakteristik pada sebuah film cerita merupakan gambaran umum karakter yang dimiliki oleh para tokoh dalam film tersebut. g. Karakteristik: karakteristik pada sebuah film cerita merupakan gambaran umum karakter yang dimiliki oleh para tokoh dalam film tersebut. h. Scene: Biasa disebut adegan, scene adalah entitas terkecil dalam film yang merupakan rangkaian shot dalam satu ruangan dan waktu serta memiliki kesamaan gagasan.38

4. Struktur Film Secara fisik sebuah film dapat dipecah menjadi unsur-unsur yakni shot, adegan dan sekuen. Pemahaman tentang shot, adegan dan sekuen nantinya banyak berguna untuk membagi urutan-urutan (segmentasi) plot sebuah film secara sistematik. Segmentasi plot akan banyak membantu melihat perkembangan plot sebuah film secara menyeluruh dari awal hingga akhir. a. Shot Shot selama produksi film memiliki arti proses perekaman gambar sejak kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off) atau juga setelah film telah jadi (pasca produksi) memiliki arti satu rangkaian

38 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 11-12

29

gambar utuh yang tidak terinterupsi oleh potongan gambar (editing).

b. Scene (adegan) Adegan adalah salah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita), tema, karakter, atau motif. Satu adegan umumnya terdiri dari beberapa shot yang saling berhubungan. c. Sequence (sekuen) Sekuen adalah satu adegan besar yang memperlihatkan satu rangkaian peristiwa yang utuh. Satu sekuen umumnya terdiri dari beberapa adegan yang saling berhubungan.39

5. Sinematografi Dalam sebuah produksi film ketika seluruh aspek miss-en-scene telah tersedia dan sebuah adegan telah siap ambil gambarnya, pada tahap inilah unsur sinematografi mulai berperan. Sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni kamera dan film framing, serta durasi gambar. Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok filmnya,

39 Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 29-30

30

seperti warna, penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar, dan sebagainya. Framing adalah hubungan kamera dengan objek yang akan diambil, seperti batasan wilayah gambar atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera dan seterusnya. Sementara durasi gambar mencakup lamanya sebuah objek diambil gambarnya oleh kamera.40 Berikut ini adalah salah satu aspek framing yang terdapat dalam sinematografi, yakni jarak kamera terhadap objek (type of shot), yaitu41: a. Extreme long shot Extreme long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh dari objeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama yang luas. b. Long shot Pada Long Shot fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih dominan. Long shot sering digunakan sebagai establising shot, yaitu pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat. c. Medium long Shot Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang. d. Medium shot

40 Hirmawan Pratista, Memahami Film, h. 89 41 Hirmawan Pratista, Memahami Film, h.104-106

31

Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari punggung ke atas. Gesture serta ekpresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan frame.

e. Medium close up Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan jarak medium close-up. f. Close-up Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail. Close-up biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close-up juga memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau obyek. g. Ekstreme close-up Pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetail bagian dari wajah, seperti telinga, mata, hidung, dan lainnya atau bagian dari sebuah obyek.

6. Jenis-jenis Film Keberagaman film memicu adanya kategorisasi, guna membedakan jenis film satu dan lainnya. Menurut Richard Barsam, dalam bukunya Looking At Movies: An Introduction To Film, membagi jenis film ke dalam empat

32

jenis (Four primary types of Movies), yaitu film naratif (fiksi), film non-fiksi (dokumenter), film animasi, dan film eksperimental. a) Film Naratif (fiksi) Film fiksi merupakan film yang memiliki struktur narasi yang jelas. Berbeda dengan film dokumenter dan eksperimental yang tidak memiliki struktur narasi yang jelas.42 “Fiction means that the stories these films tell – and the characters, places, and events the represent – were conceived in the minds of the films’ creators.”43 Fiksi berarti bahwa cerita, karakter, tempat dan kejadian atau peristiwa yang ada dalam film merupakan hasil kreasi dari sang pembuat film. Meskipun cerita yang diangkat bisa berasal dari kejadian nyata yang pernah terjadi, namun isi dan runutannya dipilah serta dirancang oleh penulis skenario dan sutradara demi keperluan dramatisasi pada film. Pada film fiksi inilah terdapat kategorisasi cerita, atau biasa dikenal genre. Perbedaan genre pada setiap film dilihat dari tema serta gaya berceritanya, dan aspek visual yang ditampilkan. Action, identik dengan serangkaian adegan perkelahian atau

42 Hirmawan Pratista, Memahami Film, h.4 43 Richard M. Barsam, Looking at Movies: An Introduction to Film, ( New York: W. W. Norton & Company, 2006 ), h. 29

33

pertempuran yang ditampilkan secara dinamis dan cepat. Biography atau biopic, mengangkat kisah hidup atau perjuangan seorang tokoh ternama. Comedy, film yang tujuannya membuat penonton tertawa lepas. Melodrama, menampilkan rangkaian cerita yang memicu rasa haru dan tangis penontonnya. Romance, umumnya merupakan kisah percintaan sepasang kekasih. Horror, identik dengan karakter yang menyeramkan guna menakuti penonton. b) Film non-fiksi Krzystof Kieslowki, seorang sutradara asal polandia, dalam perkataannya menjelaskan makna film non-Fiksi sebagai: “describing the world life as it is, not how it might exist in the imagination.” Film non- fiksi menggambarkan keadaan dunia seperti apa adanya, bukan seperti apa adanya, bukan seperti apa yang mungkin kita bayangkan. Secara umum, film non-Fiksi terbagi dalam empat tipe dasar, yaitu faktual, instruksional, dokumenter, dan propaganda. Film faktual menghadirkan orang-orang atau tokoh, tempat dan kejadian secara jujur dengan maksud untuk menghibur dan mengajarkan tanpa harus terlalu mempengaruhi penontonnya, contoh awalnya adalah film-film yang diproduksi selama Perang Dunia I.44

44 Richard M. Barsam, Looking at Movies, h.39

34

Ketiga jenis film non-fiksi lainnya (instruksional, dokumenter, dan propaganda) dapat dibedakan dari tujuan untuk mempengaruhi penontonnya. Film instruksional cenderung berusaha untuk mengedukasi penonton seputar kepentingan umum daripada membujuk penonton untuk menerima gagasan tertentu. Sewaktu perang dunia II, film semacam ini digunakan untuk mengajarkan tentara tentang tantangan pada masa perang, keamanan serta persediaan makanan. Namun pada jaman sekarang, film instruksional lebih seperti DVD tutorial tentang teknik memasak, latihan senam dan semacamnya. Film dokumenter biasanya dibuat oleh pihak independen atau TV, mengangkat seputar isu sosial, kebijakan serta ketidakadilan pemerintah atau badan hukum. Ketika film dokumenter dibuat oleh pemerintah dan membawa pesan-pesan pemerintahan, maka film itu tak lagi sebagai film dokumenter tetapi film propaganda. c) Film animasi Film animasi dibuat untuk dikonsumsi anak- anak. Tujuan utama dari film animasi adalah untuk menghibur. Walaupun tujuan utamanya untuk menghibur, tapi terdapat pula film-film animasi yang mengandung unsur-unsur pendidikan di dalamnya.45

45 Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatma Media, 2004), h.138-140

35

Titik berat pembuatan film animasi adalah seni lukis. Dan setiap lukisan memerlukan ketelitian. Satu per satu dilukis dengan seksama untuk kemudian dipotret satu per satu pula. Film animasi tidak dilukis oleh satu orang tetapi oleh pelukis dalam jumlah banyak.46 d) Film Eksperimental Film eksperimental dikenal sebagai avant- garde films, istilah yang menyiratkan bahwa mereka berada jauh di depan film tradisional, dalam hal penemuan ide-ide baru yang tak biasa. Film eksperimental biasanya seputar subjek (tema) yang asing, tak biasa, atau tidak jelas dan dibuat dengan teknik inovatif yang menarik perhatian, pertanyaan, dan bahkan menantang. Karena sebagian besar film eksperimental tidak menyampaikan sebuah cerita dengan cara konvensial, melainkan secara non-linear, abstrak. Film eksperimental membantu kita memahami mengapa film merupakan sebuah bentuk seni. Menurut Heru Effendy, jenis-jenis film terbagi atas film dokumenter, film cerita panjang dan film cerita pendek: a. Film Dokumenter Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang

46 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h.126

36

berkisah tentang perjalanan yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Maana (1926) karya Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif mempresentasikan realitas. Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan sampai saat ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Pada intinya, film dokumenter tetap berpijak kepada hal-hal yang nyata. b. Film Cerita Pendek (Short Films) Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di negara-negara maju seperti Jerman, Amerika Serikat, Kanada dan Australia, film cerita pendek dijadikan sebagai laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/ sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan dari karya-karya para mahasiswa/I jurusan film atau orang/kelompok

37

yang menyukai dunia perfilman dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada pula orang/kelompok yang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek. Umumnya hasil-hasil film pendek ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi. c. Film Cerita Panjang Film cerita panjang ini berdurasi lebih dari 60 menit, biasanya durasi untuk film cerita panjang antara 90 sampai 100 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini, bahkan film-film bioskop terkadang mencapai durasi lebih dari 100 menit, misalnya saja film Dances With Wolves yang berdurasi lebih dari 120 menit. Film-film produksi India yang cukup banyak beredar di Indonesia, rata-rata berdurasi hingga 180 menit.

7. Film sebagai Media Komunikasi Terbentuknya film merupakan hasil dari usaha beberapa orang. Pada tahun 1884, George Eastman menciptakan rol film. Pada dekade yang sama, Thomas Edison dan asistennya W.K.L Dickson menemukan cara untuk memutar-mutar beberapa gambar/foto tak bergerak sehingga menciptakan ilusi pergerakan. Saat itulah ia menciptakan kinetoscope, mesin yang digunakan untuk

38

melihat pergerakan gambar-gambar sebelum terciptanya sinema dan mesin proyeksi untuk memutar film. Pada tahun 1888, Thomas Edison mengembangkan sebuah kamera citra berg erak, membuat film sepanjang 15 detik yang merekam seorang asistennya ketika sedang bersin. Edison memiliki studio pertama yang di-desain untuk merekam gambar- gambar bergerak. Studio ini ia namakan Black Maria. Dengan bantuan Lumiere bersaudara (Auguste Marie Louis Nicolas Lumeire dan Louis Jean Lumiere) yang berasal dari keluarga berprofesi fotografer, mereka menyadari bahwa cara kerja mesin jahit mirip dengan cara kerja mesin proyeksi. Mereka pun mengadaptasi teknologi mesin jahit tersebut dan membuat kotak proyeksi yang berukuran lebih kecil dari sebelumnya sehingga memudahkan orang untuk merekam dan memproyeksikan gambar bergerak. Ketika film berkembang menjadi fenomena yang dianggap menguntungkan, orang-orang di belakang berkembangnya film ini mulai berebutan mengklaim hak cipta film.47 Perkembangan film itu sendiri secara luas dimulai pada tahun 1895, ketika Lumiere bersaudara memberikan pertunjukan film secara umum di sebuah cafe di Paris; ini menjadi cikal bakal terciptanya bioskop. Film yang diputar saat itu adalah film berjudul L’Arrive d’un train en gare la Ciotat/ The Arrival of a Train at La Ciotat Station.48 Mark

47 Mark Cousins, The Story of Film – A Worldwide History, (New York: Pavilion Book, 2004), h.23 48 Mark Cousins, The Story of Film – A Worldwide History, h.22

39

Cousins menggambarkan pengalaman pemutaran film pertama itu dalam bukunya The Story of Film: A Worldwide History: “The camera was placed near the track so the rain gradually increased ini size as it pulled in, until ini seemed it would crash through the screen into the room itself. Audiences ducked, screamed or got up to leave. They were thrilled, as if on a roller-coaster ride. Masyarakat begitu terpukau dan tersihir dengan fenomena visual yang dihadirkan film sebagai media baru sehingga mereka terpancing untuk bertindak seolah apa yang mereka saksikan di layar adalah kenyataan. Pada perkembangannya lebih lanjut, film menjadi sebuah medium yang ampuh, baik itu sebagai medium hiburan, informasi, maupun komunikasi. Sebagai media komunikasi yang berpengaruh, banyak pihak yang memakai kekuatan film untuk mensosialisasikan ide-ide tertentu. Sebut saja film Pengkhianatan G30S/PKI (1984) besutan Arifin C. Noer yang dikeluarkan pada jaman Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, yang sarat nilai anti- komunisme, film V fo Vendetta (2006), disutradarai oleh James McTeigue yang diadaptasi dari novel grafis karya Alan Moore dan David Lloyd, yang berisi nilai-nilai totalitarian. Dibanding media-media lain, film memiliki kekuatan besar. Baik dari segi estetika, yang mana film

40

menjajarkan dialog, musik, pemandangan dan tindakan bersama-sama secara visual dan naratif, maupun sebagai alat komunikasi yang bisa ditelisik, terdapat banyak makna dibalik teks dan tanda-tanda di dalamnya.

8. Film sebagai media dakwah Film adalah alat komunikasi massa yang mengoperkan lambang-lambang komunikasinya dalam bentuk bayangan hidup di atas bayangan putih, hal ini dilakukan atas bantuan proyektor, sedangkan filmnya sendiri adalah rentetan foto di atas seloid.49 Maka, melihat sebuah film adalah melihat sebuah kenyataan dalam sebuah layar, yang kadang-kadang ceritanya bisa juga hadir dalam realitas kehidupan sehari-hari. Film menunjukkan pada kita jejak-jejak yang ditinggalkan pada masa lampau, cara menghadapai masa kini, dan keinginan manusia terhadap masa yang akan datang, sehingga dalam perkembangannya film bukan lagi sekedar usaha menampilkan citra bergerak (Moving Images), namun juga diikuti oleh muatan-muatan kepentingan tertentu, seperti halnya politik, kapitalisme, dan hak-hak manusia. Maka dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin menggiat, yang telah menciptakan perubahan

49 Yoyon Mdjiono, Komunikasi Penyiaran Islam, (Surabaya, Fak. Dakwah, IAIN Surabaya), 76

41

pada banyak hal, sehingga dari berbagai kalangan berlomba-lomba memanfaatkan teknologi canggih untuk dijadikan media komuniasi massa sebagai sarana dakwah. Dakwah Islami melalui kecanggihan teknologi dengan memanfaatkan media informasi modern seperti film misalnya akan lebih efisien dari pada dakwah kultural yang masih harus menyesuaikan dengan kondisi budaya masing- masing daerah. Karena selain film dapat berfungsi sebagai media komunikasi, film juga dapat berfungsi sebagai media dakwah, yaitu media untuk mengajak kepada kebenaran dan kembali pada jalan Allah SWT. Film sebagai media dakwah, tentunya mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri dibandingkan dengan media- media lainnya. Dengan kelebihan-kelebihan itulah, film dapat menjadi media dakwah yang efektif, dimana pesan- pesannya dapat disampaikan kepada penonton atau mad’u secara halus dan menyentuh relung hati. Hal ini senada dengan ajaran Allah SWT, bahwa untuk mengkomunikasikan pesan, hendaknya dilakukan secara qawlan syadidan, yaitu pesan yang dikomunikasikan dengan benar, menyentuh, dan membekas dalam hati.50 Oleh karena itu, selain film hadir dalam bentuk penglihatan dan pendengaran, film juga dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada para penonton,

50 Widjaja, Ilmu Komunikasi Dan Pengantar Studi, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000), hal.79

42

seperti adanya nuansa perasaan dan pemikiran. Film merupakan sebuah nilai yang dapat memenuhi kebutuhan penonton yang bersifat spiritual, yaitu keindahan dan transedental. Dan film dapat memberikan pengaruh yang cukup besar kepada jiwa manusia disaat menonton, sehingga akan terjadi suatu gejala yang menurut ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologis. Ketika proses decoding terjadi, para penonton kerap menyamakan atau meniru seluruh pribadinya dengan salah seorang pemeran dalam adegan film yang ditontonnya. Maka sangat wajar ketika dakwah modern-film dapat menjangkau pelosok- pelosok dunia dengan cepat, dan diakses dengan mudah oleh khalayak luas, karena film merupakan medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan keagamaan. Dengan demikian, film dengan menampilkan kebudayaan Islam dan membawa misi keselamatan bagi seluruh umat manusia, nampak sudah semakin penting untuk menjadikan bahan pemikiran yang agak serius bagi kalangan muslim, khususnya mereka yang bergerak di bidang dakwah. Karena, sesuai dengan misi yang dibawanya, bahwa muslim dan Islam merupakan rahmatan lil-‘alamin.

C. Tinjauan Umum Tentang Kebebasan 1. Pengertian Umum Kebebasan

43

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bebas adalah lepas sama sekali atau merdeka, tidak dijajah dan tidak diperintah.51 Sedangkan kebebasan adalah keadaan bebas52, arti kata bebas dan kebebasan baru menjadi jelas kalau dikatakan dari apa seseorang telah dibebaskan atau masih bebas. Oleh karena itu kesimpulan yang dapat kita tarik dari uraian di atas yaitu arti kata “bebas” pada umumnya dan pada dasarnya ialah tiadanya penghalang atau pembatas, paksaan atau halangan beban atau kewajiban.53 Dalam artinya yang umum, kata “bebas” bisa menunjuk misalnya kepada keadaan “lepas dari kewajiban atau tuntutan apapun”. Di sini “bebas” menjadi sama artinya dengan leluasa, sesuka hati, sewenang-wenang, membiarkan naluri dan hawa nafsu tak terkekang. Seorang manusia yang mencita-citakan kebebasan macam itu, taraf hidupnya dalam hal ini tidak melebihi taraf hewan.54 Dalam Dardiri menurut Franz Von Magnis mengemukakan mengenai pengertian kebebasan yang beraneka ragam. Menurut Von Magnis, kebebasan mempunyai tiga pengertian yaitu:

51 “definisi bebas” diakses pada 24 April 2019 dari, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bebas 52“definisi kebebasan” diakses pada 24 April 2019 dari, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kebebasan 53 Dr. Nico Syukur Dister OFM, Filsafat Kebebasan, (Yogyakarta, Kanisius, 1997), hal.46 54 Dr. Nico Syukur Dister OFM, Filsafat Kebebasan, hal.45

44

a. Kebebasan jasmaniah, maksudnya adalah tidak adanya paksaan terhadap kemungkinan- kemungkinan kita untuk menggerakkan badan kita, misalnya terhadap kemungkinan untuk pergi ke pasar, untuk berteriak, untuk memegang buku. Jangkauan kebebasan ini ditentukan oleh kemampuan badan kita sendiri. b. Kebebasan kehendak, maksudnya adalah kebebasan untuk menghendaki sesuatu. Jangkauan kebebasan kehendak adalah sejauh jangkauan kemungkinan untuk berpikir, dan karena manusia dapat memikirkan apa saja maka ia dapat menghendaki apa saja. c. Kebebasan moral, maksudnya adalah tidak adanya macam-macam ancaman, tekanan, larangan dan lain desakan yang tidak sampai berupa paksaan pisik.55 Harold H. Titus (11, 1984, p. 99-109) dalam membahas persoalan ada atau tidak adanya kebebasan manusia mengajukan tiga pandangan, yakni: a. Determinisme Determinisme adalah suatu teori atau pandangan yang mengatakan bahwa segala sesuatu dalam alam ini termasuk manusia diatur oleh hukum sebab akibat. b. Indeterminisme (free will)

55 Dardiri, “Sepintas Tentang Artii Kebebasan Manusia dan Peranannya Dalam Pertanggungjawaban Moral”, diakses pada 29 April 2019 dari: https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/31437/19017

45

Indeterminisme adalah suatu teori atau pandangan yang mengatakan bahwa bagian-bagian alam ini mempunyai kemampuan besar untuk bermain secara bebas (loose play). Dengan ungkapan lain, tidak semua benda itu terikat dengan hukum sebab akibat.

c. Self-Determinisme Self-Determinisme yaitu suatu sikap atau pandangan yang menekankan aku sebagai penyebab, yang merupakan pusat kreativitas dan memiliki kebebasan memilih. 56

Oleh karenanya berbicara masalah kebebasan, yang oleh Norman P. Barry, diartikan sebagai “tidak adanya suatu paksaan atau rintangan” dan oleh Werner Becker didefinisikan sebagai “orang yang dalam batas- batas tertentu dapat melakukan atau meninggalkan apa yang dia inginkan.57 Satu-satunya kebebasan yang pantas disebut kebebasan adalah kebebasan untuk mengejar kebaikan kita sendiri menurut cara kita sendiri, selama kita tidak berusaha merampas hak orang lain dari kebaikan mereka

56 Dardiri, “Sepintas Tentang Artii Kebebasan Manusia dan Peranannya Dalam Pertanggungjawaban Moral”, diakses pada 29 April 2019 dari: https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/31437/19017 57 In’amuzzahidin, Muh,“Konsep Kebebasan Dalam Islam”, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Negeri Islam Walisongo. Hal. 260

46

atau menghalangi usaha mereka untuk mendapatkannya.58 Maka kebebasan yang dimiliki oleh manusia ialah kebebasan yang terikat.

2. Kebebasan Perspektif Barat Jika kita melihat konsep kebebasan ala barat, Istilah kebebasan dan kemerdekaan umumnya dipahami sebagai padanan kata freedom dan liberty. Artinya keadaan dimana seseorang bebas dari dan untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Yang disebut pertama adalah kebebasan negatif, dimana segala bentuk pengaturan dan pembatasan berupa suruhan, larangan ataupun ajaran, dianggap berlawanan dengan kebebasan; manakala yang kedua (‘bebas untuk’) dinamakan kebebasan positif, dimana seseorang boleh menentukan sendiri apa yang ia kerjakan. Demikian menurut Isaiah Berlin dalam Two Concepts of Liberty (1958).59 Pada mulanya, liberalisme identik dengan partai politik atau kelas sosial dan program spesifik. Namun sekarang istilah tersebut digunakan pada sistem pemikiran dan perbuatan, yang tidak spesifik pada doktrin filsafat, dan lebih inklusif daripada prinsip partai.

58 John Stuart Mill, On Liberty Perihal Kebebasan, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2005), hal. 6 59 “Kebebasan ala barat” diakses pada 30 April 2019 dari, https://insists.id/tiga-makna-kebebasan-dalam-islam-2/

47

Liberalisme setidaknya dapat dideskripsikan dengan 1) adanya nilai kebebasan berekspresi dari personalitas individual; 2) adanya kepercayaan terhadap kemampuan manusia untuk membuat ekspresi tersebut bagi mereka sendiri dan masyarakat; 3) penegakan dari institusi-institusi dan kebijakan-kebijakannya, yang menjaga dan membantu adanya kebebasan ekspresi dan kepercayaan terhadap kebebasan.60 Kaum liberal, sebagaimana orang Barat pada umumnya, menjadikan faktor ”mengganggu orang lain” sebagai batas kebebasan. Seseorang beragama apa pun, berkeyakinan apa pun, berperilaku dan berorientasi seksual apa pun, selama tidak mengganggu orang lain, maka perilaku itu harus dibiarkan, dan negara tidak boleh campur tangan. Bagi kaum liberal, tidak ada bedanya seorang menjadi ateis atau beriman, orang boleh menjadi pelacur, pemabok, menikahi kaum sejenis (homo/lesbi), kawin dengan binatang, dan sebagainya. Yang penting tidak mengganggu orang lain. Maka, dalam sistem politik mereka, suara ulama dengan penjahat sama nilainya.61

3. Kebebasan dalam Islam Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kosakata salima yang berarti selamat sentosa. Dari kata

60 In’amuzzahidin, muh. “Konsep Kebebasan Dalam Islam” Jurnal at- Taqaddum volume 7, nomor 2, November 2015 61 “Kebebasan Barat” diakses pada 30 April 2019 dari: https://insists.id/demi-kebebasan-membela-kebathilan/

48

ini kemudian dibentuk menjadi kata aslama yang berarti memeliharakan dalam keadaan selamat, sentosa, dan berarti pula berserah diri, patuh, tunduk dan taat.62 Islam ialah agama yang kekal dan benar serta sesuai dengan akal dalam setiap zaman dan bangsa, yang dibawa oleh Muhammad SAW untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya dan untuk menunjukkan manusia jalan yang lurus serta mengarahkan manusia menuju kebahagian dunia dan akhirat63 ِ ِ ِ ِ ِ إ ﱠ ن ّاﻟﺪ ﻳ ْ َ ﻦ ﻋ ْ ﻨ َﺪ ﷲ اﻹ ْ ﺳ َﻼ م ُ “sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. 3:19) Istilah kebebasan menurut definisi agama adalah buah, terjemah sampel dan praktek bagi agama yang mendengungkan pembebasan manusia dari semua warna ikatan dan kehambaan pada selain Allah sang pencipta, yang mengadakan wujud manusia atas dasar kemuliaan dan kesempurnaan manusia.64

ِ ِ ِ ِ ِ ِ َوﻟََﻘْﺪ َﻛﱠﺮْﻣﻨَﺎ ﺑَِﲏ ءَ َادَم َوَﲪَْﻠﻨَ ُﺎﻫْﻢ ﰲ اﻟَْﺒـّﺮ َو اﻟْﺒَ ْﺤﺮ َوَرَزْﻗـﻨَ ُﺎﻫْﻢ ﻣ َﻦ اﻟﻄّﻴّﺒَﺎت ِ ٍ ِ ِ َو ﻓَ ﱠﻀْﻠﻨَ ُﺎﻫْﻢ َﻋﻠَﻲ َﻛﺜْﲑ ﳑﱠ ْﻦ َﺧﻠَْﻘﻨَ َﺎﺗـْﻔﻀْﻴًﻼ

62 Prof. DR. H. Abuddin Nata, MA., Studi Islam Komprehensif, (Jakarta, Kencana, 2015), hal.11 63 Kmi Gontor, Addinul Islamiy juz awwal, (Ponorogo, Darussalam Press, 2004), hal. 3 64 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2005) hal.7

49

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas

kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.(QS. 17:70)

Ibnu Taimiyah mendefinisikan kebebasan dengan bentuk penghambaan yang murni terhadap Allah yang mampu mengumpulkan antara sempurnanya kecintaan dengan sempurnanya kehinaan di hadapan Allah.65 Kebebasan adalah hak dalam mengerjakan sesuatu yang diperbolehkan oleh undang-undang. Sebagian para ahli perundang-undangan (Zakaria Ibrahim) mengartikan kebebasan dengan suatu bentuk kreativitas khusus yang dapat memberikan corak utama manusia dipandang dari sisi berakalnya, dimana kemauannya dapat melahirkan semua bentuk aktivitasnya, bukan dari bentuk kemuan yang dianggap asing darinya. Kebebasan dalam hal ini berarti tidak adanya paksaan dari luar. Maka kebebasan sejati adalah sebuah keputusan yang pribadi dan berdikari, didasari oleh pemahaman yang pribadi dan berdikari.66 Muhsin Al-Abudi mendefinisikan kebebasan dengan sekelompok hak hak yang telah diakui

65 Ta’arudh Al-Aqli wa An-Naqli “pertentangan nalar dan Nash”, karya Ibnu Taimiyah. Hal. 62 66 Dr. Nico Syukur Dister OFM, Filsafat Kebebasan, hal.31

50

keberadaannya dan dianggap pokok dalam tataran peradaban yang jelas, dan untuk berikutnya kebebasan ini menuntut perlindungan undang-undang secara khusus, dilindungi negara, dijamin tidak diabaikan dan penjelasan terhadap beberapa medium yang menjaga kebebasan tersebut.67 Berbicara tentang kebebasan dalam Islam, sangat kompleks, tergantung dari sudut mana kita memandang. Dari tasawuf misalnya. Kebebasan dapat diartikan dengan terbebasnya seseorang dari dominasi dan jebakan materi-kebendaan. Dengan dzawq-nya, ia mampu menyaksikan hakekat kebenaran ( mukasyafah/ ketersingkapan).68 Atau dari teologi Islam, seseorang akan mendapatkan bahasan tentang kebebasan berkehendak (free will and free act) sebagai lawan dari predestinasi (taqdir), sebagaimana yang tampak dalam perdebatan antara golongan mu’tazilah, jabariyah dan sunni dengan berbagai argumentasinya. Maka makna kebebasan dalam Islam ada tiga makna, yaitu: 1. Kebebasan identik dengan fitrah, yaitu tabiat dan kodrat asal manusia sebelum diubah, dicemari, dan dirusak oleh sistem kehidupan disekelilingnya.

67 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.31 68 Abdul Munir Mulkhan, Mencari Tuhan dan Tujuh Jalan Kebebasan (Sebuah Essai Pemikiran Imam Al-Ghazali), (Jakarta, Bumi Aksara Cet. I, 1992) hal. 122

51

2. Kebebasan daya kemampuan dan kehendak atau keinginan yang Allah berikan kepada kita untuk memilih jalan hidup masing-masing. 3. Kebebasan dalam islam berarti memilih yang baik (ikhtiyar)69 Sehingga kebebasan dalam Islam ialah kebebasan yang sesuai dengan fitrah manusia yaitu menghambakan diri kepada Allah, Tuhan yang telah menciptakannya dan memuliakannya. Kebebasan untuk kemaslahatan bersama yang memantulkan ilmu dan adab. Istilah kebebasan dalam syariat Islam memiliki arti sosial, dalam hal ini Islam memberikan dua ikatan; 1. Ikatan dari dalam yang bangkit dari jiwa yang paling dalam, berfungsi dalam penguasaan jiwa, patuh terhadap putusan akal maupun perasaan, dan mengikat kebebasan manusia dari mengikuti hawa nafsu maupun kesenangan. Di antara fenomena macam ikatan ini yang yang paling nampak adalah rasa malu. 2. Ikatan dari luar terhadap jiwa yang diatur undang- undang. Faktor yang mendasari adanya ikatan ini adalah lemahnya beberapa ikatan jiwa dari dalam, padahal dalam realitasnya ia sangat menjaga kebebasan, tidak ada ikatan bagi kebebasan.

69 “Makna kebebasan dalam Islam” diakses pada 30 April dari, https://insists.id/tiga-makna-kebebasan-dalam-islam-2/

52

I. Kebebasan-kebebasan yang berkenaan dengan kepentingan individu yang bersifat maknawi. Kebebasan ini terdiri dari empat macam70 a. Kebebasan beragama Yang dimaksud kebebasan beragama adalah dimungkinkannya seseorang untuk memilih agama atau kepercayaan yang dianutnya. Kebebasan beragama ini meliputi kebebasan berakidah, kebebasan menjalankan ibadah, serta melakukan acara ritual keagamaan. b. Kebebasan berpendapat, berserikat, pers, dan mendirikan lembaga-lembaga LSM. Kebebasan berpendapat adalah suatu kondisi dimana setiap individu mampu mengekspresikan pendapat serta pikirannya ke masyarakat. c. Kebebasan belajar dan mengajar Yaitu kemampuan seseorang untuk memperoleh pengajaran atau ilmu dari siapa pun yang diinginkannya, serta menyampaikan ilmu yang dipunyai atau menyampaikan kepada siapa pun yang dikehendakinya. d. Hak mengajukan petisi Yaitu hak setiap individu untuk mengutarakan pengaduan, permohonan ataupun catatan tertulisnya kepada pemerintah.

70 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.65-66

53

Adapun pembagian mengenai hak dan kebebasan menurut Dr. Musthafa Zaid Fahmi yang membaginya menjadi tiga macam71: 1. Hak perorangan/personal. Meliputi hak terjaminnya kemanan, kebebasan bertempat tinggal, berpindah, kerahasiaan surat menyurat, serta adanya penghormatan atas akal manusia. 2. Kebebasan politik. Meliputi kebebasan berpendapat, beragama dan pemakian atribut keagamaan, kebebasan berserikat serta pers 3. Hak dan kebebasan sosial ekonomi Konsep kebebasan (al-hurriyyah atau liberty) dalam Islam, asal mulanya adalah konsep ikhtiyar dan taqdir, yang berkaitan dengan kebebasan atau tidaknya manusia dalam melakukan perbuatannya, dalam term teologi atau agama. Kemudian setelah terjadinya kontak dengan dunia barat konsep tersebut berkembang menjadi lebih luas cakupannya.72 Kebebasan dalam Islam lebih terbatas dan terarah, atau dengan kata lain bebas tapi terikat. Dalam ayat Al-Qur’an disebutkan tentang mengemban tanggungjawab menghormati kebebasan dan hak-hak asasi manusia, ِ ِ ِ َ و أ َْ وُ ﻓـ ْ ﻮا 䚎 َﻟﻌ ْ ﻬ ﺪ إ ﱠ ن َاﻟﻌ ْ ﻬ َﺪ َﻛ َﺎن َ ﻣ ْ ﺴ ُﺌـ ْ ﻮًﻻ

71 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.67 72 In’amuzzahidin, Muh,“Konsep Kebebasan Dalam Islam”, Hal. 259

54

“Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.” (Al-Israa’:34) Ayat ini menjamin pemeliharaan kebebasan agar tidak disalah gunakan. Maka untuk membatasi kebebasan yang telah dipaparkan di atas, ada tiga hal penting yang perlu kita perhatikan sebagai berikut. Pertama, bahwa adanya kebebasan yang dimiliki seseorang tidak boleh mengganggu atau membatasi kebebasan orang lain. Dengan demikian, kebebasan yang dimiliki oleh seseorang dibatasi oleh kebebasan individu orang lain, atau bukan kebebasan tanpa batas, karena kebebasan tanpa batas akan melahirkan anarkhisme yang selanjutnya menghancurkan kebebasan yang dimiliki seseorang. Kedua, bahwa adanya kebebasan yang dimiliki seseorang menunjukkan bahwa dalam Islam tidak diakui adanya perbudakan sebagaimana yang pernah terjadi di zaman jahiliah atau di zaman modern saat ini. Karena dalam Islam semua manusia dilahirkan dalam keadaan bebas atau merdeka dalam menentukan jalan hidupnya. Ketiga, bahwa kebebasan individu dalam etika Islam diakui selama tidak bertentangan dengan kepentingan sosial yang lebih besar atau sepanjang individu tidak melangkahi hak-hak orang lain.73

73 Prof. DR. H. Abuddin Nata, MA., Studi Islam Komprehensif, (Jakarta, Kencana, 2015), hal.417-418

55

Dari berbagai pemaparan di atas, Dr. Wahbah pada akhirnya mengambil kesimpulan bahwa di dunia ini tidak ada kebebasan mutlak. Menurutnya, kebebasan selalu terikat dengan aturan tertentu, yaitu selama tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain. Oleh karena itu, kebebasan harus diatur sehingga seseorang tidak berlebihan atau menyalahgunakan kebebasan. Menurutnya, standar kebebasan harus bersifat umum dan berlaku untuk semua kalangan tanpa memandang perbedaan agama, etnis atau lainnya.74

74 “Kebebasan menurut Prof. Wahbah” diakses pada 30 April 2019 dari, http://almuflihun.com/hak-mendapatkan-kebebasan-perspektif-prof-dr- wahbah-zuhaili/

56

D. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, yaitu teori Semiotika Roland Barthes maka penulis membuat skema kerangka berpikir dalam penelitian ini yang tergambar pada gambar 2.2.75 Sebagai acuan penulis dalam melakukan

Film Bilal: A New Breed Of Hero

Semiotika Roland Barthes

Denotatif Konotatif Mitos

penelitian.

75 “Kerangka Berpikir” diakses pada 28 April 2019 dari: https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/666/jbptunikompp-gdl-dwiyansept-33254- 4-unikom_d-i.pdf

57

(Gambar 2.2 Kerangka berpikir)

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sekilas Tentang Film Bilal A New Breed of Hero Film ini berasal dari Uni Emirat Arab yang disutradarai oleh Khurram H. Alavi dan Ayman Jamal yang sekaligus penulis naskah skenario. Film ini diproduksi oleh Rumah Produksi Film Barajoun Entertainment, Resnick Interactive Development, dan didistributori oleh Hum Films. Film ini rilis pada tanggal 2 Februari 2018 di USA, dengan panjang durasi sekitar 1 jam 45 menit.

(Gambar 3.1 Poster Bilal: A New Breed of Hero) 76

76 “Poster Film Bilal: A New Breed of Hero”diakses pada 28 April 2019 dari, https://s3-eu-west- 1.amazonaws.com/abandomedia/indie/foto/db_49211_60.jpg

57

Meski baru dirilis di AS, film dengan format 3D dan disutradarai Ayman Jamal dan Khurram H Alavi ini sebenarnya merupakan film lama karena tayang perdananya (premier) dilakukan di Festival Film Internasional Tahunan ke-12 pada 9 Desember 2015, dan kemudian, pada 8 September 2016, dirilis di seluruh wilayah MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara). Film ini mendapat ulasan positif dan merupakan film box office. Film ini memenangkan “The Best Inspiring Movie” pada hari animasi selama festival Film Cannes dan “Film Inovatif terbaik” di Broadcast Pro Middle East Award. Film ini juga dinominasikan untuk Best Animated Feature Film di Asia Pacific Screen Awards atau “APSA”, penghargaan tertinggi di kawasan ini untuk film.77 Selain daripada itu, film ini mendapatkan beberapa respon positif dari media luar, diantaranya media The Hollywood Reporter, yang menyatakan :"Bilal membuat aksi tetap mengalir selama dua jam penuh. Film ini tidak pernah membingungkan atau mengaburkan ... itu adalah kisah yang kuat yang diceritakan dengan baik yang menciptakan banyak momentum emosional"78

B. Sejarah Tokoh Bilal bin Rabah

77 Portal Islam.id, “Film “Bilal: A New Breed of Hero” diputar di Amerika”. Diakses pada tanggal 31 Agustus 2018 dari https://www.portal- islam.id/2018/01/film-bilal-new-breed-of-hero-diputar-di 78 “Award Film Bilal” diakses pada 28 Maret 2019 https://www.hollywoodreporter.com/review/bilal-dubai-review-847577

58

Salah satu ajaran dasar Islam adalah persatuan umat manusia dan kesetaraan manusia. Sejak awal, agama Islam dibangun untuk mencakup semua orang; pria dan wanita dari berbagai suku, ras, dan kelompok sosial. Di mata kaum Muslim, mereka semua bersaudara tanpa perbedaan di antara mereka. Nabi Muhammad SAW adalah yang pertama menyatakan kesetaraan di antara manusia dalam sejarah sejarah dunia 1.400 tahun yang lalu. Di hadapan lebih dari 120.000 sahabat selama haji, ia menyatakan: “Wahai manusia! Tuhanmu adalah satu Tuhan, dan kalian semua memiliki ayah yang sama (Adam). Memang, tidak ada keunggulan orang Arab di atas non-Arab atau non-Arab di atas Arab; atau putih di atas hitam; atau hitam di atas putih, kecuali dengan taqwa (kebenaran). "Maka tidak mengherankan kemudian, bahwa salah satu pahlawan paling terkenal dalam sejarah Arab, digunakan untuk menggambarkan dirinya sebagai" Abyssinian, yang adalah seorang budak "tanpa rasa rasa malu. Dia tahu bahwa bagi saudara-saudaranya, ini tidak penting. Pahlawan yang kita bicarakan adalah "Bilal ibn Rabah", budak pertama dalam sejarah Arab yang masuk Islam, dan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling tepercaya dan setia. Bilal ibn Rabah lahir di Mekah, pada tahun 580 Masehi. Ayahnya, Rabah, adalah seorang budak Arab dari klan "Bani Jumah" sementara ibunya, Hamama, adalah seorang mantan putri Abysinna (Ethiopia modern) yang

59

ditangkap setelah 'Tahun Gajah' ( upaya untuk menghancurkan Kabah) dan dilemparkan ke dalam perbudakan. Terlahir dalam perbudakan, Bilal tidak punya pilihan lain selain bekerja untuk tuannya, Umayya bin Khalaf, pemimpin Quraisy (suku politeis). Dia biasa melakukan perjalanan ke negeri-negeri jauh untuk karavan dagang 'Umayya, menantang dinginnya musim dingin yang pahit dan musim panas yang ekstrem, terlalu banyak bekerja dan diperlakukan dengan buruk. Bilal segera diakui sebagai budak yang layak dan dipercayakan dengan kunci untuk berhala Arab. Namun, rasisme dan status sosial politik Arab mencegah Bilal dari mencapai posisi yang tinggi di masyarakat. Ketika Muhammad SAW mengumumkan kenabiannya dan mulai mendakwahkan pesan Islam, Bilal meninggalkan penyembahan berhala, menjadi salah satu mualaf yang paling awal untuk beriman, yang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Pada waktu itu, bahkan anggota terhormat Mekah menjadi sasaran pelecehan segera setelah mereka masuk Islam. Bagi Bilal, itu lebih sulit karena dia harus menentang Umayya, tuannya, yang kebetulan juga merupakan antagonis utama Islam. Bilal, yang saat itu menjadi budak Umayyah binKhalaf, pernah dikalungi tali di lehernya, lalu dia diserahkan kepada anak-anak kecil lalu mereka mengaraknya di pegunungan di Mekkah. Lehernya menampakkan luka

60

bekas jeratan tali itu, karena Umayyah mengikatkan tali itu kencang-kencang, dan masih ditambahi lagi dengan pukulan tongkat. Setelah itu dia disuruh duduk di bawah terik matahari dan dibiarkan kelaparan. Penyiksaan oaling keras dialaminya, suatu hari dia dibawa keluar selagi matahari tepat di tengah ufuk, lalu dia ditelentangkan di atas padang pasir di Mekkah. Umayyah meminta sebuah batu yang besar lalu meletakkannya di atas dada Bilal, seraya berkata, “Tidak, demi Allah, kamu tetap seperti ini hingga kamu mati atau mengingkari Muhammad serta menyembah Lata dan Uzza,” Bilal hanya mampu berucap, “Ahad,. Ahad...”79 Telah disebutkan bahwa berita tentang budak yang berteriak 'Tuhan adalah Satu!' Bahkan di tengah-tengah penyiksaan, segera mencapai Nabi Muhammad SAW dan teman-temannya. Abu Bakar, sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW dan seorang pedagang kaya dengan status setara dengan Umayyah, dikirim untuk menyelidiki. Dia datang ke lapangan terbuka tempat Bilal disiksa untuk hiburan. Abu Bakar tidak kehilangan kesabarannya, karena itu bukan caranya, tetapi dia berkata kepada Umayya, "Apakah kamu tidak takut kepada Tuhan bahwa kamu memperlakukan orang miskin ini seperti ini?" Dia menjawab dengan mengatakan: "Kamu adalah orang yang merusaknya, jadi kamu menyelamatkannya dari penderitaannya!" Abu Bakar menjawab: "Kalau begitu, jual dia padaku, sebutkan

79 Al-Mubarukfuri, Shafiyyurrahman, Sirah Nabawiyah: Ar-Rahiq Al- Makhtum, (Jakarta: Ummul Qura, 2011), hal. 175-176

61

harganya." Umayya, adalah seorang pengusaha dan tidak bisa menyerah untuk mendapat untung, jadi dia menjual Bilal dengan harga yang bagus. Untuk mempermalukan Bilal, dia menambahkan: "Aku akan menjualnya kepadamu bahkan jika kamu hanya menawari saya satu ons emas." Abu Bakar menjawab: "Aku akan membelinya bahkan jika kamu meminta seratus ons." Selama dekade berikutnya, Bilal menemani Nabi Muhammad SAW dalam ekspedisi militernya, menyebarkan ajaran Islam dan diberi posisi penting sebagai komandan pasukan, akhirnya menempatkan kecerdasan dan keterampilannya untuk digunakan sepenuhnya. Dia juga menjadi terkenal karena suaranya yang indah ketika dia berdoa dengan lantang, dan mendapat kehormatan untuk menjadi muazin pertama — orang yang memanggil umat Islam untuk shalat dari atas masjid. Bilal menjadi salah satu sahabat Nabi Muhammad yang paling dipercaya dan setia. Bilal bahkan bermigrasi dengan Nabi SAW ke Madinah dan berpartisipasi dalam pertempuran besar termasuk Badr, Uhud, dan Khandaq. Dalam perang Badar, ia membunuh musuh Islam yang gigih, mantan penguasa tirannya, Umayya. Selama bertahun-tahun, dia menjadi dekat dengan Nabi Muhammad SAW dan ketika dia meninggal, dikatakan bahwa Bilal tidak bisa tinggal di Madinah lagi. Dia pindah ke

62

Suriah di mana dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di mana dia meninggal pada tahun 640, pada usia 57.80

C. Sinopsis Film Film Bilal A New Breed of Hero berlatar sekitar seribu tahun yang lalu, berkisah pada seorang anak laki-laki bernama Bilal yang bermimpi untuk menjadi pejuang hebat. Namun ia diculik bersama dengan saudari perempuannya dan dibawa ke tanah yang jauh dari rumah. Dilempar ke dalam dunia dimana keserakahan dan ketidakadilan menguasai segalanya. Meskipun menghadapi berbagai macam kesusahan, Bilal mulai menemukan kekuatan dari dirinya untuk menemukan jalan hidupnya dengan memberanikan diri untuk meninggikan suaranya dan membuat perubahan. Bilal selalu bermimpi untuk menjadi seorang pejuang sejak ia masih anak-anak. Akan tetapi setelah bertahun-tahun dipenangkaran, dimana dimulai sejak serangan brutal yang membunuh ibunya menjadi mimpi buruk untuk Bilal. Era baru baginya setelah ia dijual kepada Umayyah ibnu Khalaf, seorang pedagang terkaya di Hejaz. Bilal tak pernah melupakan hari dimana ibunya terbunuh dan selalu mengingat saran dari ibunya. Suatu ambisi mengingatkannya bahwa ia perlu mengatasi kesulitan dalam hidupnya sendiri.

80 “Sejarah Bilal” diakses pada 28 April 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/history

63

Hijaz adalah pusat perdagangan penting dan tempat pertemuan orang-orang kafir sekitar 1400 tahun yang lalu. Dalam ceritanya, orang-orang kaya memiliki sikap tirani yang luar biasa terhadap orang miskin di negeri ini. Umayyah dan algojonya juga merupakan tokoh terkemuka. Orang-orang mematuhi mereka, tapi Bilal tidak pernah melakukannya. Dia selalu merasa bahwa ia akan menikmati kebebasan suatu hari dengan perpegang teguh pada mimpi dan hatinya. Bilal dan saudari perempuannya menghabiskan seluruh masa kecil mereka dibawah penganiayaan Umayyah, namun ikatan mereka tak pernah putus, justru semakin tumbuh lebih kuat. Bilal merindukan ibunya, ia masih ingat lagu-lagunya yang terngiang ditelinga dan hatinya, yang menginspirasi dia. Semakin lama Bilal tumbuh menjadi seorang pria tampan dan tangguh. Suatu hari, saat ia berjalan-jalan, suatu hal terjadi yang akan mengubah hidupnya untuk selamanya. Dia bertemu dengan tuan para pedagang. Tapi Bilal bukan lagi orang yang sama. Keinginannya untuk kebebasan telah menyebar keseluruh tubuhnya. Kata-kata sang ibu masih melekat didalam pikirannya, "Tidak ada yang bisa memiliki jiwamu". Tapi Umayyah adalah pemilik tubuhnya dan menyiksanya disetiap kesempatan. Tujuannya adalah untuk menghukum mereka yang berpaling dari menyembah berhala (Latta dan Uzza) dengan siksaan sebagai peringatan kepada orang lain.

64

Akan tetapi Bilal tak menyerah meskipun ia disiksa seperti melentangkan dirinya untuk menghadap matahari dan dadanya ditindih dengan batu yang sangat besar sehingga membuat napasnya menjadi terasa sesak. Tekad dan keinginannya untuk kebebasan membantu dia tetap kuat. Akhirnya saudagar kaya bernama Abu Bakar membeli Bilal dari Umayyah untuk dibebaskan. Kemudian Bilal dibawa Abu Bakar menuju ke rumahnya untuk dirawat dan diobati luka-lukanya. Namun saudari perempuan Bilal tidak bisa ikut dibebaskan karena Safwan, anak dari Umayyah tidak mengijinkannya untuk dibebaskan. Bilal kemudian menjadi salah satu pria terkemuka di masyarakat dan menjadi pejuang yang baik. Pemandunya adalah Hamza, seorang pejuang paling terkenal dimasa itu. Bilal memberitahu semua orang bahwa setiap orang itu setara di bawah matahari yang sama, tidak peduli warna kulit mereka apa. Dia juga berhasil mewujudkan mimpinya selama ini sejak sedari kecil, tapi masih ada rasa sakit yang pahit dihatinya, yaitu mengenai saudari perempuannya.81

D. Profil Sutradara

81 “Sinopsis Film Bilal” , diakses pada 30 Maret 2019 dari: https://www.mbahsinopsis.id/2018/01/sinopsis-film-bilal-a-new-breed-of- hero-2018.html

65

(Gambar 3.2 Ayman Jamal)

Ayman Jamal dikenal sebagai Pendiri dan Managing Partner dari Barajoun Entertainment, sebuah studio animasi dan efek visual terkemuka di kawasan MENA yang menyediakan rangkaian penuh animasi dan produksi gambar yang dihasilkan komputer dari desain konsep hingga render akhir. Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan dan menghasilkan cerita yang inspirasional dan layak disebarkan di kalangan pemuda di seluruh dunia selain berpartisipasi dalam mengembangkan industri Pembuatan Film di wilayah tersebut.82 Ayman adalah wirausahawan produktif yang telah mendirikan delapan perusahaan dalam 14 tahun terakhir dan salah satunya perusahaan (Visualizit) memenangkan Posisi 1 di "100 Perusahaan dengan Pertumbuhan Tercepat" di Arab Saudi oleh Otoritas Investasi Umum Arab Saudi kembali pada tahun 2011. Hasratnya untuk mendongeng dan keahlian dalam mengembangkan Konten Media, Hiburan Bermerek, Animasi dan Dokumenter mengilhami dia untuk

82IMDb “Profil Ayman Jamal” diakses pada 30 Maret 2019 dari: https://www.imdb.com/name/nm6336449/bio?ref_=nm_ov_bio_sm)19.01,

66

memproduksi film fitur animasi penuh pertamanya "BILAL", yang menceritakan tentang iman, harapan, dan keberanian.83 Karyanya membuka jalan untuk mencapai tujuan utamanya yaitu menginspirasi orang melalui karyanya karya menghasilkan cerita yang memberikan nilai dan pengalaman yang mengubah hidup untuk generasi yang berbeda dari semua umat manusia. Meskipun menjadi penggila di dunia bisnis, ia meluangkan waktu dari jadwalnya sendiri untuk berbagi wawasan penting tentang kehidupan dan menyampaikan pesan layanan publik pada berbagai kesempatan.

(Gambar 3.3 Khurram H. Alavi)

Khurram H. Alavi adalah seorang sutradara, penulis skenario, konsultan cerita, pematung dan direktur seni. Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang ini, Khurram melakukan debut sebagai sutradara dengan 'Bilal: A

83“Profil Ayman Jamal” diakses pada 30 Maret 2019 dari: http://www.pnu.edu.sa/arr/Conferences/childhood/Documents/Ayman%20Jam al%20Bio.pdf

67

New Breed of Hero', sebuah kisah animasi epik tentang salah satu kepribadian paling dihormati dalam sejarah Arab.84 Obsesi masa kecil dengan pahlawan super dan budaya pop mendorong Khurram untuk mengejar karir di bidang hiburan visual. Lulusan Sekolah Seni & Arsitektur Indus Valley (Pakistan), Khurram H. Alavi menghabiskan tahun-tahun awalnya belajar dan mengalami berbagai aspek pembuatan konten animasi.85 Dengan kemampuan yang solid atas penulisan, ilustrasi, patung, desain, dan iklan. Dalam hal kualitas dan nilai pasar, Khurram dapat melihat sebuah proyek dari semua sisi spektrum. Dihormati oleh rekan-rekan karena profesionalisme yang sempurna, Khurram sangat senang bekerja dengan siapapun. Dia juga biasa dikenal dengan 'Gandalf,' dan itu juga bukan untuk janggut atau rambut panjang! Etos kerjanya yang tak kenal lelah, dan perhatiannya pada detail membuat dampak luar biasa pada apa pun yang dilakukan Khurram. Saat ini, Khurram mengembangkan "Mirlo & The Magical Opus," sambil memberikan layanan konsultasi dan pengembangan pada proyek-proyek lain.

E. Profil Pemain 1. Bilal

84 IMDb “Biografi Khurram H. Alavi” diakses pada 30 Maret 2019 dari, https://www.imdb.com/name/nm6735778/bio?ref_=nm_ov_bio_sm 85 “Biografi Khurram H. Alavi” diakses pada 30 Maret 2019 dari, https://dubaifilmfest.com/en/cast/140320/khurram_h_alavi.html

68

(Gambar 3.4 Bilal Ibn Rabah)86 Pahlawan dari kisah kami, Bilal yang kuat akan sering membuatnya bermasalah dengan penguasa Mekah. Meskipun demikian, kerinduan Bilal untuk panggilan yang lebih tinggi membuatnya tetap bertahan, karena tidak ada pelecehan fisik atau mental yang mampu mematahkan perselisihannya untuk kebebasan dan kesetaraan.

2. Umayya (Gambar 3.5 Umayyah)87 Tuan Bilal yang kejam, dan pedagang terkaya saat itu. Sama seperti sukunya, Umayya menderita kompleks superioritas yang diperkuat oleh keinginannya akan kekuasaan. Apa yang membuat Umayya benar-benar berbahaya, bagaimanapun, adalah kemampuannya untuk

86 Sumber: Screen capture Cast Bilal diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 87 Sumber: Screen capture Cast Umayyah diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

69

memanipulasi orang-orang Mekah dengan cara menegakkan kehendaknya, dengan satu atau lain cara!

3. Hamza

(Gambar 3.6 Hamzah)88 Dikenal sebagai "Singa", Hamza adalah pejuang yang kuat dan kaya dengan karakter moral yang kuat, dan keterampilan bertarung yang brutal. Takut dan dihormati di seluruh Mekah, tidak ada yang berani melawannya. Dalam kisah ini, Hamza terbukti menjadi sekutu dan pembimbing yang berharga bagi Bilal.

4. Al Siddiq (Gambar 3.7 Abu Bakr Al Siddiq)89 Tuan Pedagang. Juga orang pertama yang melihat kebaikan di Bilal. Al Siddiq mendekati Bilal merasakan

88 Sumber: Screen capture Cast Hamzah diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 89 Sumber: Screen capture Cast Al Siddiq diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

70

perjuangan batinnya dan membimbingnya dengan sabar menuju keselamatannya. Ketika Bilal dihukum berat karena bangkit melawan tuannya, Al Siddiq menawarkan untuk membeli dia yang pada gilirannya memenangkan Bilal kebebasannya.

5. Hamama

(Gambar 3.8 Hamama)90 Ibu Bilal & Ghufaira, dan inspirasi mereka. Dari darah bangsawan, Hamama adalah wanita yang bijak dan elegan yang dibunuh oleh perampok. Namun, suara Hamama masih bergema di hati dan pikiran Bilal. Membantu dia mengatasi banyak kesulitan dan kesusahan yang tak terbayangkan yang dia alami.

6. Charalatan Priest (Gambar 3.9 Pendeta)91

90 Sumber: Screen capture Cast Hamama diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

71

Iblis mempersonifikasikan. Teka-teki ini adalah penjual kejahatan abadi di dunia Bilal. Tidak ada yang melihat wajah yang ada di balik topeng itu, dan mungkin tidak ada. Sangat tergantung pada sistem bisnis dan perdagangan Umayya yang korup. Imam itu memaksa orang awam untuk menyembah berhala dan membayar upeti dalam bentuk makanan dan uang.

7. Saad (Gambar 3.10 Saad)92 Putra seorang pedagang kaya yang, bersama keluarganya, tidak ternoda oleh korupsi Umayya. Saad yang pemberani dikenal sebagai pemanah terbaik pada masanya. Teman setia Bilal.

8. Sohaib

91 Sumber: Screen capture Cast Charalatan Priest diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 92 Sumber: Screen capture Cast Saad diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

72

(Gambar 3.11 Sohaib)93 Seperti Bilal, Sohaib juga seorang budak yang bekerja untuk tuannya sebagai pandai besi. Besar dan kuat, Sohaib dapat bertarung melawan sepuluh pria tanpa banyak berkeringat.

9. Ghufaira

(Gambar 3.12 Ghufaira)94 Adik Bilal yang mendukung. Bilal melakukan semua yang dia bisa untuk melindunginya dan menjauhkannya dari bahaya, yang sering mengarah ke beberapa bentuk hukuman di tangan Umayya dan putranya yang kejam Safwan.

10. Abu Al-Hakam

93 Sumber: Screen capture Cast Sohaib diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 94 Sumber: Screen capture Cast Ghufaira diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

73

(Gambar 3.13 Abu Al-Hakam)95 Kepercayaan tangan kanan Umayya, sama penyeleweng dan nakalnya saat mereka datang. Abu Al Hakam adalah pemimpin yang kejam yang melampiaskan amarahnya kepada siapa saja yang berani mempertanyakan sistem bisnis dan perdagangan Umayya yang korup.

11. Safwan

(Gambar 3.14 Safwan)96 Putra dan pewaris tunggal Umayya. Menjadi begitu dekat dengan Bilal memupuk permusuhan antara keduanya dengan cepat berubah menjadi semacam persaingan. Safwan terus-menerus berusaha untuk mengesankan Umayyah yang kejam melalui pertempuran, keterampilan perdagangan, dan sikapnya yang kejam.

95 Sumber: Screen capture Cast Abu Al Hakam diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 96 Sumber: Screen capture Cast Safwan diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

74

12. Okba (Gambar 3.15 Okba)97 Cermin untuk orang-orang zaman Bilal. Pedagang serakah, lihai, penjilat. Dikenal sebagai seorang pelawak, Okba memiliki energi 'membual' ditambah dengan sandiwara di atas yang condong ke arah kegembiraan feminim

F. Pengisi Suara Versi Inggris 1. Adewale Akinnuoye-Agbaje (Bilal Dewasa)

(Gambar 3.16 Adewale Akinnuoye-Agbaje)98 Adewale paling dikenal karena karyanya tentang "Lost", acara TV hit, dan baru-baru ini untuk peran 'Croc' dalam film fitur Suicide Squad.

97 Sumber: Screen capture Cast Okba diunduh pada 30 Maret 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 98 Sumber: Screen capture Adewale Akinnuoye-Agbaje diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

75

2. Ian McShane (Umayya)

(Gambar 3.17 Ian McShane)99

Disuarakan oleh antagonis terkenal yang paling dikenal karena karyanya tentang "Bajak Laut Karibia" dan "."

3. Dave B. Mitchel (Hamza)

(Gambar 3.18 Dave B. Mitchel)100

99 Sumber: Screen capture Ian McShane diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 100 Sumber: Screen capture Dave B. Mitchel diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

76

Pengisi suara oleh Dave B. Mitchell yang dikenal karena karyanya tentang "The Lorax" "Batman Unlimited: Monster Mayhem" dan "Resonance of Fate."

4. Fred Tatasciore (Charalatan Priest)

(Gambar 3.19 Fred Tatasciore)101 Disuarakan oleh Fred Tatasciore yang paling dikenal karena karyanya di film-film seperti "Kung Fu Panda 2" dan "Team America: World Police" dan Serial TV seperti "Trollhunters" dan "Family Guy."

5. Cynthia McWilliams (Hamama)

(Gambar 3.20 Cynthia McWilliams)102

101 Sumber: Screen capture Fred Tatasciore diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 102 Sumber: Screen capture Cynthia McWilliams diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

77

Hamama disuarakan oleh Cynthia Kaye Mcwilliams

6. Thomas Ian Nicholas (Saad)

(Gambar 3.21 Thomas Ian Nicholas)103

Disuarakan oleh Thomas Ian Nicholas yang memulai karirnya pada usia tujuh tahun ketika dia berperan dalam "Who's the Boss." Dia kemudian dilemparkan dalam beberapa pertunjukan dan film termasuk "Walt Before Mickey."

7. Jon Curry (Sohaib)

(Gambar 3.22 Jon Curry)104

103 Sumber: Screen capture Thomas Ian Nicholas diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

78

Pengisi suara oleh Jon Curry yang dikenal karena banyak pekerjaan akting suaranya di video game seperti "Batman: Arkham Origins" dan "Avatar: The Game," tetapi ia juga mengerjakan beberapa serial TV seperti "Grays Anatomy."

8. Jacob Latimore (Bilal Muda)

(Gambar 3.23 Jacob Latimore)105

Bilal Muda disuarakan oleh Jacob Latimore; ia muncul di film-film fitur seperti The Maze Runner, dan Collateral Beauty.

104 Sumber: Screen capture Jon Curry diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 105 Sumber: Screen capture Jacob Latimore diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

79

9. China Anne McClain (Ghufaira) (Gambar 3.24 China Anne McClain)106 Pengisi suara oleh China Anne Mcclain yang paling dikenal karena karyanya dengan Disney di ANT Farm dan the Descendants 2.

10. Al Rodrigo (Abu Al-Hakam)

(Gambar 3.25 Al Rodrigo)107 Pengisi suara oleh Al Rodrigo yang paling dikenal karena karyanya tentang "Mr. Peabody & Sherman "" The Book of Life "dan" Penguins of Madagascar "

106 Sumber: Screen capture China Anne McClain diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 107 Sumber: Screen capture Al Rodrigo diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

80

11. Mick Wingert (Safwan)

(Gambar 3.26 Mick Wingert)108

Pengisi suara oleh Mick Wingert yang telah mengerjakan beberapa serial TV yang mencakup "The Fairly Odd Parents" "Guardians of the Galaxy" dan "Spider-Man."

12. Michael Gross (Okba)

(Gambar 3.27 Michael Gross)109

108 Sumber: Screen capture Mick Wingert diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 109 Sumber: Screen capture Michael Gross diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

81

Pengisi suara oleh Michael Gross yang paling dikenal untuk karyanya di film seperti "Becoming Santa" dan "Liburan." Dia juga bekerja "The Stanley Dynamic."

G. Pengisi Suara Versi Arab

1. Qusai Kheder (Bilal)

(Gambar 3.28 Qusai Kheder)110

Bilal disuarakan oleh Qusai Kheder, yang merupakan penyanyi-penulis lagu Saudi. Dia merilis

110 Sumber: Screen capture Qusai Kheder diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

82

beberapa single utama seperti "Mother" dan "That's Life", tetapi dia dikenal luas di Dunia Arab sebagai tuan rumah Arab's Got Talent.

2. Jamal Sulayman (Umayya)

(Gambar 3.29 Jamal Sulayman)111

Dalam versi berjuluk Arab, peran Umayya dimainkan oleh Selebriti Suriah terkenal Jamal Sulayman. Dia adalah produser, sutradara dan aktor terkenal yang dikenal karena banyak peran dalam Drama Suriah dan Mesir. Dia adalah bintang di "Hadaek Al Shetan, Salah el din" dan banyak lagi.

3. Assad Khalifa (Hamza)

111 Sumber: Screen capture Jamal Sulayman diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

83

(Gambar 3.30 Assad Khalifa)112

Assad Khalifa adalah aktor dan pemain vokal

Yordania, yang mengambil peran 'Singa', Hamza. Dia sebagian besar dikenal karena menjuluki suara omar Ibn el Khattab dalam epik sejarah "omar" pada 2012. Dia juga berakting di sandiwara panggung seperti "Wagh bi Malayeen Al oyoon" (Wajah dengan Jutaan Mata).

4. Jihad Al Atrash

(Gambar 3.31 Jihad Al Atrash)113

Abu Bakar Al Siddiq disuarakan oleh aktor dan pengisi suara Libanon, Jihad dan Al-Atrash. Dia membintangi beberapa film seperti "The Lebanon I Dream of" dan menjuluki banyak karya seperti "Pokémon" tetapi

112 Sumber: Screen capture Assad Khalifa diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 113 Sumber: Screen capture Jihad Al Atrash diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

84

paling terkenal dan mengesankan dalam penampilannya "UFO Robot Grendizer."

5. Ola Al Fares (Hamama & Ghufaira)

(Gambar 3.32 Ola Al Fares)114

Ola Al-Fares menyuarakan 2 karakter dalam film Bilal; Ghufaira dan Hamama. Selain menjadi presenter TV terkenal & dicintai di MBC, Ola adalah seorang pengacara dan jurnalis. Saat ini ia adalah wanita Yordania paling banyak diikuti kedua di twitter, tepat setelah Ratu Rania.

6. Yasser Al Saggaf (Gambar 3.33 Yasser Al Saggaf)115

114 Sumber: Screen capture Ola Al Fares diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

85

Adalah pembawa acara TV yang telah tampil di beberapa acara. Dia juga merilis acaranya sendiri yang ditayangkan di MBC dan YouTube. 7. Faisal Al Zahrani (Safwan)

(Gambar 3.34 Faisal Al Zahrani)116

Dia adalah salah satu dari tiga nama teratas sebagai pembawa acara di Kerajaan Arab Saudi. Dia telah menyelenggarakan lebih dari 300 acara. Dalam jajak pendapat untuk menentukan peringkat 50 kepribadian paling berpengaruh di jejaring sosial, ia berada di urutan ke-25.

8. Yassin Kamel (Okba)

115 Sumber: Screen capture Yasser Al Saggaf diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast 116 Sumber: Screen capture Faisal Al Zahrani diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

86

(Gambar 3.35 Yasin Kamel)117

Dia bergabung dengan industri film pada usia muda dan selama waktunya di "Klinik Film" di Mesir memproduksi film tertulis pertamanya "El Alamy" pada usia 25 tahun. Film ini menghasilkan kritik yang sangat positif dan dianggap sebagai langkah sejati pertamanya dalam memenuhi mimpinya. Dia kemudian ikut menulis film animasi Bilal.

H. Tim Produksi Film Producer : Ayman Jamal Co-producer : Carlo Polkinhorn Executive producer : Arif Jilani Director : Khurram H. Alavi Co-director : Ayman Jamal Screenplay : Alex Kronemer

117 Sumber: Screen capture Yasin Kamel diunduh pada 10 Juli 2019 dari, http://www.bilalmovie.com/#/cast

87

Michael Wolfe Alavi Nareg Kalenderian Camera : Ajdin Durakovic Alavi Kalenderian Editor : Patricia Heneine Composer Atli Orvarsson Art directors : Maha Al-Shafie Yassin Kamel Helen Saouma Animation Supervisor : Jayesh Jagdish Yatgiri Sound Hayden Collow Sound designer : Justin Webster Line Producer : Iqbal Haider Budget Produksi : $30,000,000 MPAA Rating : PG-13 Realese : 9 Desember 2015 Realese International : 2 Februari 2018 Durasi : 103 menit Sumber : Berdasarkan kisah nyata Genre : Adventure Production Companies : Barajoun Entertainment

88

Production Countries : Saudi Arabia, United Arab Emirates118

118 “Tim dan Kru Film Bilal” daikses pada 27 April 2019 dari, https://www.the-numbers.com/movie/Bilal-A-New-Breed-of-Hero#tab=cast- and-crew,

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Pengantar adegan-adegan pada Film Bilal A New Breed of Hero

Kisah perjalanan Bilal dengan segala dinamikanya termuat dalam beberapa scene. Dalam scene tersebut ada beberapa adegan yang berkaitan dengan isi penelitian. Film Bilal A New Breed of Hero, berdurasi 110 menit merupakan film animasi yang menceritakan tentang bagaimana seorang terlempar ke dalam dunia kelam sehingga harus menjadi budak yang tidak kenal menyerah dalam menggapai kebebasan yang hakiki. Ada beberapa adegan yang menarik dalam film ini untuk kita teliti. Namun berdasarkan beberapa adegan yang berhubungan dengan perumusan masalah, sehingga peneliti membatasi penelitian ini dan hanya akan menjelaskan beberapa adegan. Dalam penelitian dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes pada film Bilal A New Breed of Hero telah ditemukan beberapa bentuk penandaan makna kebebasan dalam Islam.

B. Temuan Adegan-adegan Kebebasan dalam Islam pada Film Bilal A New Breed of Hero. 1. Scene 1 Visual Dialog/keterangan Type of Shot Safwan: Itu Medium close barulah rusa... up: pada jarak seekor rusa hitam. ini Ke sini, hey budak! memperlihatkan Durasi Aku tubuh manusia 11:51 bilang...ke..sini! dari kepala Berhenti, budak! hingga dada. Teknik ini

mempertegas gambaran profil seseorang

87

88

Ghufaira: Medium long Hentikan Shot: pada jarak Prajurit : Jangan ini tubuh bergerak manusia dan Durasi Ghufaira: Tolong lingkungan 12:16 jangan sekitar relatif seimbang Bilal: jangan Close up tehnik pernah ini sering menyakitinya lagi! digunakan Safwan: beraninya untuk Durasi kau menekankan 12:52 memerintahku? .. keadaan beri tikus ini emosional pelajaran! subyek. Tipe ini hanya menampilkan bagian kepala saja Tanpa dialog Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan Durasi lingkungan 13:23 sekitar relatif seimbang Tanpa dialog Close up tehnik ini sering digunakan untuk Durasi menekankan 13:33 keadaan emosional subyek. Tipe ini hanya

89

menampilkan bagian kepala saja

2. Scene 2

Tanpa dialog Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan Durasi 14:50 lingkungan sekitar relatif seimbang Uqba : Terima Long Shot: kasih.... terima jarak fokus kasih objek telah Oh anda baik tampak sekali Tuan namun latar Durasi 16:06 Umayyah belakang masih dominan

Uqba: Medium long Dermawan Shot: pada sekali.... Luar jarak ini biasa tubuh manusia dan lingkungan Durasi 16:15 sekitar relatif seimbang

90

3. Scene 3

Bilal : Ibu Medium close ceritakan seperti up: pada

apa ayahku? Ibu: jarak ini Ayahmu adalah memperlihatk orang hebat.... an tubuh

kau ingin jadi apa manusia dari Durasi 14:50 setelah dewasa? kepala hingga Petani? Atau dada. Teknik pedagang yang ini menghasilkan mempertegas banyak uang? gambaran Bilal : aku ingin profil menjadi seorang seseorang prajurit yang kuat! Dan ingin menunggang kuda yang besar dan melawan penjahat melindungi ibu dan Ghufaira Ibu : Tapi ingat! Close up: Pedang dan kuda umumnya tidak membuatmu memperlihatk menjadi kuat an wajah,

Bilal : Benarkah? tangan, kaki, Durasi 21:24 Ibu : Ya, untuk atau sebuah menjadi kuat obyek kecil adalah dengan lainnya. hidup tanpa rantai Teknik ini Bilal : Rantai...? mampu Ibu : Bukan, memperlihatk rantai yang tidak an ekspresi dapat kau lihat wajah dengan yang ada di sini jelas serta Bilal : dalam gesture yang

91

diriku mendetail Ibu : menjadi prajurit tidak membuatmu menjadi orang hebat, jika kau merantai dirimu dengan amarah dan dendam, meyakini mitos dan ketakutan adalah rantai dan ada rantai-rantai yang lain Ibu : untuk Medium long menjadi orang Shot: pada hebat kau harus jarak ini melepaskan diri tubuh dari semua itu manusia dan

Durasi 21:38 Bilal : bagaimana lingkungan aku sekitar relatif melakukannya? seimbang Aku tidak bisa melihat apa yang ada di dalam diriku Ibu : Ibu bisa, ibu melihat hati seorang lelaki, Bilal kau akan menemukan jalan, petunjuk itu akan datang kau akan lihat, tidak ada rantai yang dapat menghentikanmu. .. tidak ada rantai

92

4. Scene 4

Abu Bakr: kau Close up: memilih kehilangan umumnya apa yang kau miliki memperlihatkan daripada wajah, tangan, membiarkan dewa kaki, atau s Durasi 31:20 kehilangan sebuah obyek uangnya? kecil lainnya. Bilal : aku ingin Teknik ini anak itu terhindar mampu dari hukuman memperlihatkan Abu Bakr : jadi ekspresi wajah kau lebih peduli dengan jelas pada seorang anak serta gesture jalanan daripada yang mendetail berhala, katakan tidakah kau percaya pada janji-janji pendeta Bilal : Maafkan saya tuan, saya hanya seorang budak, saya tidak tahu apa-apa

Abu Bakr : kau Medium Long tidak tahu! Atau Shot: pada jarak sangat tahu ini tubuh Bilal : anda bukan manusia terlihat seorang pendeta, dari bawah lutut Durasi 31:37 anda saudagar sampai ke atas. terkenal itu Abu Tubuh fisik Bakr manusia dan

93

Abu Bakr: Benar, lingkungan apa kau berlutut sekitar relatif karena kau pikir seimbang aku seorang pendeta atau pertanyaanku yang membuat kamu takut? Berdirilah anakku jangan takut Bilal : tidak, tuan, Medium close saya tidak takut up: pada jarak Abu Bakr: apa kau ini meremehkan rasa memperlihatkan takut? tubuh manusia Durasi 32:18 Bilal : Tuan, apa dari kepala yang anda tahu hingga dada. tentang rasa takut? Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang Abu Bakr: aku Medium long banyak melihatnya Shot: pada jarak di dalam mata ini tubuh manusia. Cukup manusia dan untuk mengerti lingkungan Durasi 32:27 bagaimana itu sekitar relatif merubah orang seimbang menjadi budak Seorang wanita Medium long takut melahirkan Shot: pada jarak anak perempuan, ini tubuh maka dia manusia dan melakukan lingkungan Durasi 32:30 persembahan dan sekitar relatif memohon pada seimbang

94

berhala untuk mempunyai anak laki-laki Seorang pria kaya Medium long takut jatuh miskin, Shot: pada jarak maka dia ini tubuh membagikan manusia dan sedikit uangnya lingkungan Durasi 32:40 dengan para Dewa, sekitar relatif dan menjanjikan seimbang lebih jika mereka membantunya tetap kaya Seorang pria tua Medium long takut kematian, Shot: pada jarak maka dia ini tubuh membayar sang manusia dan pendeta untuk lingkungan Durasi 32:52 menyelamatkannya. sekitar relatif Ketakutan ini seimbang memaksa mereka mencari perlindungan pada para dewa, yaitu dewa keserakahan dan ketidakadilan, berharap semua masalah mereka akan hilang Tempat suci ini Medium long tidak dibangun Shot: pada jarak untuk menampung ini tubuh segala kebusukan manusia dan ini, tempat ini lingkungan Durasi 33:15 dibangun agar sekitar relatif semua manusia bisa seimbang hidup

95

berdampingan sejajardan mengikuti satu pencipta Bilal : kecuali para Medium close budak up: pada jarak Abu Bakr: ini anakku.. tidak ada memperlihatkan Durasi 34:37 yang terlahir tubuh manusia menjadi budak, dari kepala dulu kau bebas, hingga dada. bukan begitu? Teknik ini Bilal : Dulu saya mempertegas bebas, dulu sekali, gambaran profil sebelum para iblis seseorang datang menghancurkan rumah saya, menculik saya, dan menculik Ghufaira adik saya. Tuan... berbicara tentang kesetaraan hanya harapan dan tidak berarti apa- apa bagi saya, Tuan... simpan ceramah anda untuk mereka yang mau membeli apa yang anda jual Abu Bakr: anak muda, hidup ini maha pemurah aku tidak menjual apapun padamu Bilal : tapi tidak

96

untuk budak, tuan saya menunggu, saya harus segera kembali Abu Bakr: Siapa Tuanmu? Bilal : Tuan Umayyah, orang paling kaya di Makkah Abu Bakr : dan siapa namamu, nak? Bilal : Bilal Abu Bakr: Bilal... Aku melihat kebesaran di tangan yang telah menyelamatkan anak itu hari ini, dan ingatlah... orang yang besar adalah mereka yang memiliki tekad untuk memilih takdirnya sendiri.

5. Scene 5

Bilal : Tuan apa Close up: maksud anda umumnya dengan kita memperlihatkan memilih?! Apa wajah, tangan, Durasi 47:53 anda mencoba kaki, atau membeli saya? sebuah obyek

97

Abu Bakr: apa kau kecil lainnya. ingin aku Teknik ini membelimu? mampu Bilal : Sepertinya memperlihatkan kau lebih baik ekspresi wajah daripada majikan dengan jelas yang aku layani serta gesture sekarang yang mendetail Abu Bakr : Percaya atau tidak, Bilal majikanmu adalah seorang budak juga. Bilal : Benarkah? Lalu siapa majikannya? Abu Bakr : Keserakahan, majikan terburuk sepanjang masa Bilal : Apakah ini artinya tidak ada yang pernah bebas? Aku tidak bermaksud begitu Bilal : Lalu bagaimana saya bisa bebas? Abu Bakr: kau yang memperbudak dirimu, sendiri Bilal: saya mohon maaf tuan, tapi tidak ada yang pernah memperlakukan saya dengan baik,

98

dan saya tidak mengerti, kenapa seorang seperti anda mau menolong budak seperti saya, apa anda ingin mendapatkan balasan dari saya? Abu Bakr: Dengar, Bilal.... Rasulullah menuntunku ketika aku tersesat, karena beliau sangat mulia menyebarkan agama Islam dan pesan kesetaraan, aku memilih melakukan hal yang sama, dan mengikuti jalannya, dan siapa tahu Bilal, mungkin suatu hari, kau akan menginspirasi hati banyak orang juga

6. Scene 6

99

Abu Jahal: dan Medium close ceramah mereka up: pada jarak tentang kebebasan ini tidak membuatmu memperlihatkan gusar? tubuh manusia Durasi 50:16 Umayyah : apa dari kepala maksudmu hingga dada. Abu Jahal : Teknik ini Mereka mempertegas mengatakan kita gambaran profil mengambil seseorang keuntungan dari penderitaan orang lain, mereka mengatakan Tuhan yang benar tidak meminta harta. Apa yang terjadi dengan bisnis kita Umayyah: hanya Medium close ada satu majikan, up: pada jarak dan itu adalah ini uang! Inilah memperlihatkan keyakinan sejati di tubuh manusia Durasi 50:56 kota ini dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang Bilal: Kita Medium close semua... up: pada jarak terlahir...sama, kita ini menghirup udara memperlihatkan yang sama, kita tubuh manusia Durasi 52:36 berdarah darah dari kepala

100

yang sama, dan hingga dada. kita akan mati... Teknik ini dan dikubur di mempertegas dalam tanah yang gambaran profil sama seseorang Bilal: Aku Medium close percaya... aku up: pada jarak adalah manusia ini bebas, sama memperlihatkan seperti kau tubuh manusia Durasi 53:08 dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang Umayyah: Rantai Close up: dia! Rantai dengan umumnya kencang memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau Durasi 54:19 sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail Dan siapa yang Medium close melihat ke dalam up: pada jarak diri, akan ini dibimbing, memperlihatkan tubuh manusia

101

Durasi 55:43 dari kepala hingga dada. Teknik ini mempertegas gambaran profil seseorang Tanpa dialog Medium long Shot: pada jarak ini tubuh manusia dan lingkungan

Durasi 55:47 sekitar relatif seimbang dan dengan Medium long hidayah, kisahmu Shot: pada jarak dimulai di gurun ini tubuh ini, menyebar manusia dan keseluruh dunia, lingkungan Durasi 56:02 sekitar relatif seimbang Disinilah.. Medium long manusia mulia Shot: pada jarak diuji, bersiaplah ini tubuh Bilal, untuk manusia dan menjadi manusia lingkungan

Durasi 56:34 mulia adalah hidup sekitar relatif tanpa rantai seimbang Umayyah: aku Close up: tidak pernah umumnya percaya dewa- memperlihatkan dewa ini. Tidak, wajah, tangan, tidak, tidak aku kaki, atau Durasi 58:04 tidak bodoh, sebuah obyek sebenarnya kita kecil lainnya. berdua budak, Teknik ini

102

Bilal. Perbedaan mampu aku dan kau. Aku memperlihatkan menyembah yang ekspresi wajah lebih kuat dariku. dengan jelas Tapi kau... kau serta gesture menyembah yang yang mendetail akan menghancurkanmu . Umayyah: Medium long Manusia merdeka Shot: pada jarak tahu bagaimana ini tubuh mengambil manusia dan kesempatan, lingkungan Durasi 58:47 misalkan dia sekitar relatif menawarkan untuk seimbang memata-matai musuh majikannya. Dia melihat ada keuntungan dari itu, kau mengerti perkataanku, Bilal? Umayyah: kau Close up: mau aku melepas umumnya rantainya? memperlihatkan Bagaimana Bilal? wajah, tangan, Bilal: Aku sudah... kaki, atau Durasi 59:04 terbebas dari sebuah obyek rantaiku kecil lainnya. Umayyah: tidak Teknik ini mungkin, karena mampu aku melihatnya, memperlihatkan atau Tuhanmu ekspresi wajah membuatnya tidak dengan jelas nampak?! serta gesture

103

Bilal: aku yang mendetail membicarakan rantai yang ada dalam diriku

Umayyah: jangan Close up: bicara hal ghaib, umumnya tidak kau lihat memperlihatkan dilema yang kau wajah, tangan, hadapi? Aku bisa kaki, atau Durasi 59:17 membunuhmu sebuah obyek sekarang juga kecil lainnya. Bilal: aku tidak Teknik ini perduli apa yang mampu akan kau lakukan, memperlihatkan tidak ada yang bisa ekspresi wajah kau tawarkan, aku dengan jelas sudah bebas serta gesture yang mendetail Safwan: kau Medium close merasakan ini? up: pada jarak Budak! ini Menyerahlah, memperlihatkan Bilal ini semua tubuh manusia Durasi 1:03:37 akan berakhir, dari kepala mohon ampunlah, hingga dada. dan akuilah kami Teknik ini sebagai tuanmu mempertegas selamanya. Dan gambaran profil akuilah ini sebagai seseorang tuhanmu yang benar Safwan: ada Medium close berapa Tuhan di up: pada jarak situ? Kau bisa ini menghitung? memperlihatkan

104

Durasi 1:03:54 Budak! tubuh manusia Bilal : Ahad, dari kepala ahadun ahad hingga dada. (hanya satu Teknik ini Tuhan) mempertegas Safwan: kau gambaran profil takabur seseorang Bilal: Aku.. Manusia... MERDEKA

7. Scene 7

Abu Bakr: orang Long Shot: fisik yang bisa manusia telah mengontrol tampak jelas amarahnya, dan namun latar mema’afkan belakang masih Durasi 1:12:55 ketika bisa dominan membalaskan dendam akan mendapatkan kemenangan Bilal: Aku berjanji, akan aku coba Abu Bakr: Medium close berjanji untuk up: pada jarak melatih ini, ini kekuatan memperlihatkan sesungguhnya tubuh manusia Durasi 1:13:05 ada pada pikiran dari kepala bukan pada hingga dada. senjatanya dan Teknik ini itulah rahasia mempertegas

105

Hamza. Suatu gambaran profil hari Bilal kau seseorang temukan rahasiamu sendiri

8. Scene 8

Hamzah: saat Medium close kau memutuskan up: pada jarak untuk ini menggunakannya, memperlihatka ingat... jangan n tubuh Durasi 1:24:22 biarkan pedang manusia dari itu kepala hingga mengendalikanm dada. Teknik u ini mempertegas gambaran profil seseorang.

BAB V PEMBAHASAN A. Scene I a. Denotasi Beberapa gambar adegan di atas menceritakan tentang anak Umayyah yaitu Safwan yang sedang latihan memanah bersama sebagian pengawalnya, namun ia tidak menemukan target yang akan dia panah. Hingga akhirnya salah satu prajurit melihat Ghufaira yang sedang berjalan yang mereka panggil sebagai rusa hitam (buruan yang berharga). Beberapa pengawal kemudian memegangi Ghufaira agar tidak bergerak untuk dijadikan target panah dari Safwan. Kata rusa hitam merupakan bentuk kata diskriminasi yang mendeskriditkan kehormatan manusia, karena persamaan adalah hak bagi semua manusia tanpa mengenal perbedaan ras, jenis kelamin, garis keturunan, atau warna kulit, kecuali bersandar pada dasar takwa dan pelaksanaan amal shalih.119 Tindakan Safwan menjadikan Ghufaira sebagai target memanah merupakan tindakan yang melanggar kebebasan individual, karena diantara hak manusia, baik muslim ataupun non muslim adalah agar supaya menolak segala bentuk penghinaan dan pelecehan yang menginjak- nginjak kehormatannya.120

119 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.9 120 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.99 106

107

Namun tatkala Safwan melepas anak panah dari busurnya, muncullah Bilal sesaat setelah itu yang mengakibatkan melesetnya tembakan Safwan. Kemudian Bilal memperingatkan Safwan agar tidak menyakiti Ghufaira, Safwan yang merupakan majikannya tentu merasa dilecehkan dengan peringatan dari Bilal. Akibat itu maka Safwan menyuruh pengawalnya untuk menyerang Bilal, tapi Bilal dapat menyelesaikannya, bahkan dapat dengan mengarahkan panah ke arah wajah Safwan. Namun Ghufaira dengan kelembutan hatinya dapat meluluhkan hati Bilal untuk tidak mengikuti amarahnya. b. Konotasi Berdasarkan beberapa scene di atas maka terbentuk makna konotasi kedigdayaan seorang majikan terhadap budak yang terjadi di Arab pada masa sebelum datangnya Islam. Hal ini bertolak belakang dengan konsep Islam seperti yang telah diungkapkan oleh Khalifah Imar Radhiyallahu Anhu pada abad ke tujuh Masehi lewat perkataannya yang sangat populer, yaitu wahai Amr, sejak kapan engkau memperbudak manusia padahal ibunya telah melahirkannya dalam keadaan merdeka”.121 Gambar kedua memperlihatkan ketidakberdayaan Ghufaira sebagai target memanah dari Safwan. Di gambar selanjutnya terlihat ekspresi Bilal yang sangat berani dalam menegur Safwan yang notabanennya adalah majikannya demi melindungi adiknya. Keberanian itu semakin

121 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.80

108

digambarkan dalam adegan Bilal hendak memanah kepala Safwan dan dalam tatapan tajam yang menggambarkan emosi yang luar biasa. Tak lama kemudian sang adik membujuk Bilal untuk menahan emosinya dan akhirnya Bilal menyingkirkan panahnya dari wajah Safwan. c. Mitos Makna mitos yang terbangun dari scene di atas ialah bahwa budak tidak memiliki daya dan upaya untuk membantah perintah majikan, sekalipun perintah itu berlawanan dengan hati nuraninya. Budak tidak lebih seperti binatang yang tidak memiliki akal dan kehormatan sehingga senantiasa harus patuh kepada majikannya. Namun di scene terakhir Bilal tampil sebagai budak yang ingin mendobrak dogma tersebut dengan cara membela adiknya di depan majikannya, bahkan hingga menodongkan anak panah tepat dimukanya. Di akhir scene ini nilai yang sengaja ingin disampaikan bahwa orang yang kuat itu ialah yang dapat menaklukkan hawa nafsunya, bahwa budak sesungguhnya ialah orang yang menjadi budak hawa nafsunya. Adegan ini ditampilkan Bilal dengan menurunkan anak panah dari muka Safwan atas bujukan adiknya. Maka secara tidak langsung Bilal sudah menjadi orang yang merdeka, setidaknya merdeka dari hawa nafsunya.

109

B. Scene II a. Denotasi Scene pertama memiliki dua elemen, yaitu visual yang menampilkan budak-budak yang dalam kondisi

dirantai sedang di lelang oleh para penjual di depan para pembeli. Adapun elemen kedua yaitu audio dari para penjual yang menjajakan budaknya untuk dilelang. Menurut pandangan Islam, hak kebebasan ataupun lainnya termasuk halnya hak-hak asasi manusia adalah hak setiap manusia dengan sama rata, merupakan pemberian Tuhan selamanya, hak tersebut tidak diperoleh dari sebab kekuatan, kekuasaan, undang-undang atau adat manapun. Masuk ke scene dua ada Uqba yang sedang menawarkan budak-budak terbaik kepada Umayya, di lokasi yang sama dengan scene pertama dan dengan penawaran yang menggiurkan dari Uqba dengan harapan Umayya dapat membeli budak yang ia tawarkan. Di akhir scene Umayya membeli satu budak di antara budak yang ditawarkan, budak tersebut dibayar dengan uang yang cukup banyak. Terlihat dari tumpukan koin-koin emas di atas meja dan beberapa koin yang sengaja Umayyah tebarkan ke atas tanah dari kantungnya untuk kemudian dipungut oleh Uqba dengan penuh antusias. Perlu diketahui dari unsur visual dalam scene ini Uqba berperawakan gemuk dan menggunakan pakaian yang cukup mewah disertai dengan kalung emas. b. Konotasi

110

Pada scene pertama memperlihatkan suasana perdagangan budak yang tidak manusiawi di kalangan bangsa Arab zaman dahulu, terlihat dari kondisi mereka yang dirantai dan dalam kondisi yang memprihatinkan. Rantai ini menggambarkan keterbelengguan, dan bahwa budak ditempatkan tidak lebih dari sekedar binatang yang layak diperjualbelikan tanpa memandang hak-haknya sebagai manusia. Selanjutnya dalam scene dua, masuk ke dalam transaksi antara Umayyah dengan Uqbah. Umayyah merupakan orang terkaya di Mekah, hal demikian terlihat dari pakaian yang ia kenakan dan sikap dia dalam bertransaksi. Sedangkan Uqbah merupakan penjual yang pintar membual dan rakus terhadap harta. Sehingga dengan kepiawaian perkataannya Umayyah tertarik untuk membeli budak dari dia dengan harga yang tinggi. Terakhir di scene ketiga, digambarkan Umayyah membayar uang kepada Uqbah dengan cara yang kurang baik secara etika jual beli, yaitu dengan cara menebarkan uang ke atas tanah, namun dengan antusias Uqbah mengambilnya tanpa merasa dirinya terhina. Dari sini kita mengetahui bahwa Umayyah digambarkan adalah seorang kaya yang arogan dan sombong, dan sisi lain Uqbah ialah orang yang ambisius terhadap kekayaan yang bahkan dia sudah tidak memikirkan kehormatannya untuk mendapatkan segalanya.

111

Maka tidak salah jika Rasullah pernah menyampaikan “celakalah hamba dinar” Mengenai sabda Rasullulah di atas, Ahli tafsir abad keempat Hijriah, ar-Raghib al-Ishfahani, dalam kitabnya menerangkan dua arti ‘bebas’ (hurr): pertama, bebas dari ikatan hukum; kedua, bebas dari sifat-sifat buruk seperti rakus harta sehingga diperbudak olehnya.122 Apa yang digambarkan Umayyah dan Uqbah dalam scene di atas ialah akibat lemahnya ikatan yang bangkit dari jiwa yang paling dalam, yang berfungsi dalam penguasaan jiwa, patuh terhadap putusan akal maupun perasaan, dan mengikat kebebasan manusia dari mengikuti hawa nafsu maupun kesenangan.123 c. Mitos Barang-barang yang biasa dijajakan di dalam pasar hanyalah barang yang memiliki harga dan siapa saja bisa memilikinya. Gambaran pada scene awal memperlihatkan bahwa budak adalah kasta terendah dari strata manusia, mereka layaknya hewan yang hanya diambil manfaatnya untuk keuntungan majikannya. Hal ini tentu berlawanan dengan fitrah manusia yang dilahirkan dalam keadaan merdeka dan memiliki kebebasan. Dalam Islam perbudakan hanya boleh dilakukan atas sebab warisan dan tawanan perang saja, dan melarang

122 “Tiga makna kebebasan” diakses pada 2 April 2019 dari, https://insists.id/tiga-makna-kebebasan-dalam-islam-2/ 123 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.33

112

sebab lain seperti memperbudak orang merdeka secara paksa ataupun dengan jalan membelinya.124 Uang merupakan salah satu alat yang seringkali dijadikan tujuan oleh manusia, maka akibat salah menempatkan tersebut banyak manusia yang diperbudak oleh makhluk yang satu ini. Sehingga ia menjadi budak dari hawa nafsu dan keserakahan. Bahkan tidak jarang manusia mengorbankan banyak hal dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. ِ َوُﲢﺒﱡ َﻮن اﻟَْﻤ َﺎل ُﺣﺒًّﺎ َﲨًّﺎ - 89:20 “Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan” (QS. 89:20)

C. Scene III a. Denotasi Dalam scene ini Bilal kembali mengingat kenangan masa kecil bersama ibunya, dalam kenangannya banyak sekali pesan-pesan yang disampaikan ketika berdialog dengan ibunya yang berkaitan dengan hal-hal yang telah dan akan dialaminya ketika Bilal dewasa. b. Konotasi Kenangan yang hadir kembali kepada Bilal hakikatnya hadir karena ketertekanannya dengan kondisi yang ia alami saat itu yaitu setelah penyiksaan yang dilakukan oleh Umayyah akibat Bilal mempermalukan Safwan di depan khalayak ramai. Maka setelah kejadian itu

124 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal.103

113

ia termenung dan teringat kembali pesan ibunya bahwa orang yang kuat ialah yang bisa lepas dari rantai atau ikatan yang membelenggunya. Ikatan itulah yang sekarang sedang ia hadapi, ikatan sebagai budak yang hak-haknya dibatasi oleh majikannya. Maka pokok kebebasan adalah percaya kepada Allah dan menyerahkan kepada-Nya wujud, perasaan hati, serta berbagai kegiatan, yang tercermin dalam firman Allah “sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi allah hanyalah Islam (Ali-Imran:19)125 c. Mitos Ibu merupakan peran terpenting dalam pendidikan anak, dalam Islam ibu dinyatakan sebagai madrosatu-l- uulaa (sekolah pertama) bagi anak-anaknya. Demikian yang terjadi dengan Bilal, baginya ibu merupakan hal terpenting dalam hidupnya yang senantiasa memberikan semangat, menginspirasi dan mendidiknya. Sehingga tatkala Bilal dilanda kesedihan dan tekanan dalam hidup ia merenung kembali tentang-nasehat-nasehat yang pernah disampaikan kepadanya tatkala ia masih kecil. Dalam Islam ibu memiliki tempat yang terhormat bahkan ridha dan murkanya disandingkan dengan Allah SWT. Maka berbakti kepada orang tua khususnya ibu ialah suatu keharusan yang dilakukan oleh manusia yang merdeka yang bisa menggunakan akal sehatnya.

125 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 9-10

114

ﱠ ِﱠ ِ ِ ِ ِ ِ َوﻗَ َﻀ ٰﻰ َرﺑﱡ َﻚ أَﻻ َﺗـْﻌﺒُُﺪوا إﻻ إﱠ�ﻩُ َو䚎ﻟَْﻮاﻟَﺪ ﻳْ ِﻦ إ ْﺣ َﺴ ًﺎ� ۚ إﱠﻣﺎ ﻳـَْﺒـﻠُﻐَ ﱠﻦ ِ ِ ِ ﱠ ٍ ﻋ َﻨﺪ َك اﻟْﻜَﺒـَﺮ أَ َﺣ ُﺪ ُﳘَﺎ أَْو ﻛَﻼ ُﳘَﺎ ﻓََﻼ َﺗـُﻘﻞ ﳍَُﻤﺎ أُ ّف َوَﻻ َﺗـْﻨـَﻬْﺮُﳘَﺎ

ﱠ َوﻗُﻞ ﳍَُﻤﺎ َﻗـْﻮًﻻ َﻛِﺮﳝًﺎ - 17:23 “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik” Zoom-in fokus kepada tangan Bilal kecil yang memegang pedang kayu, sengaja ingin membangun makna bahwa memiliki pedang saja tidak cukup untuk menjadi orang kuat dan hebat tapi orang yang kuat dan hebat ialah yang bisa bebas dari belenggu-belenggu kejiwaan yang mengakibatkan manusia bisa menjadi makhluk yang merdeka sesuai dengan fitrahnya.

D. Scene IV a. Denotasi Di sekitaran kakbah banyak orang yang berlalu lalang dengan segala kesibukannya, dari beberapa orang yang lewat ada yang menyempatkan untuk bersedekah kepada berhala yang sudah disediakan oleh pendeta di

115

sekitaran kakbah. Ditengah hiruk pikuk tersebut ada seorang anak kecil meminta-minta yang tidak jauh dari lokasi para berhala berada. Berbeda dengan nasib para berhala yang mendapatkan koin-koin sedekah, anak kecil tersebut justru tidak ada yang memberinya uang sepeserpun sehingga ia berinisiatif untuk mengambil uang dari berhala yang ada di dekatnya dengan harapan dengan uang itu dia bisa membeli makanan. Dalam usahanya menggapai koin tersebut ia hampir saja dihukum oleh pendeta yang sedang mengawasinya dari jauh. Bilal dengan sikapnya yang bijak langsung memegang tangan anak itu seraya menasehatinya bahwa mengambil bukan haknya adalah perbuatan yang tidak terpuji, anak itu cukup mengerti namun rasa laparnya sudah tidak bisa ia sembunyikan hingga akhirnya Bilal memberikan roti miliknya kepada anak kecil tersebut. Tak lama setelah itu Bilal terperangah dengan perkataan seorang pria dewasa yang duduk tak jauh dari tempat Bilal berdiri, dialah Abu Bakr saudagar terkenal di Makkah. Abu bakr banyak memberikan nasehat dan kekagumannya dengan pria yang baru saja ditemuinya itu, hingga Bilal menyampaikan pertanyaan tentang “rasa takut”. Abu Bakr menjawab pertanyaan tersebut dengan baik dan penuh kebijakan sehingga Bilal sedikitnya mendapatkan pencerahan, namun rasa takut dan pesimis yang masih membelenggu dirinya masih mengalahkan

116

tekadnya untuk mempercayai apa yang disampaikan oleh Abu Bakr. Sehingga Abu Bakr memberikan pernyataan yang cukup membekas dalam hati Bilal bahwa “orang yang besar adalah mereka yang memiliki tekad untuk memilih takdirnya sendiri” dan inilah nanti yang menjadi dasar pertemuan Bilal dengan Abu Bakr untuk menjadikannya seorang muslim. b. Konotasi Kakbah merupakan pusat peribadatan, disitulah tempat para pendeta menyampaikan ajarannya kepada pengikutnya. Demikian banyak orang yang berkunjung memberikan persembahannya untuk para dewa melalui pendeta-pendeta yang ada. Tatapan Bilal di scene pertama memperlihatkan keseriusannya mendengarkan perkataan Abu Bakr, hal ini biasanya terjadi dengan orang yang memiliki rasa penasaran yang besar terhadap hal baru yang belum diketahuinya. Maka di sini Bilal penasaran dengan orang yang tiba-tiba berbicara kepadanya dengan penuh wibawa dan kesopanan. Perkataan Abu Bakr yang penuh dengan makna dan dismpaikan dengan wibawa dia membuat Bilal berlutut kepadanya sebagai bentuk penghormatan. Hal ini lazim dilakukan oleh seorang budak kepada majikannya atau kepada pendeta, karena kedudukan budak sangat berbeda dengan orang-orang yang merdeka.

117

Lalu Abu Bakr memerintahkan Bilal untuk kembali berdiri, hal ini menggambarkan bahwa Abu Bakar ingin menyempaikan kepada Bilal bahwa manusia adalah makhluk yang setara di hadapan Allah dan tidak ada yang patut ditakuti di dunia ini kecuali Allah SWT, meskipun pada saat itu Bilal adalah masih seorang budak. Ketundukan budak kepada tuannya salah satunya diciptakan melalui rasa takut yang ditanamkan dalam diri setiap budak oleh majikannya, sehingga apabila seorang budak mengerjakan hal yang tidak sesuai dengan keinginan sang majikan maka ia akan mendapatkan hukuman. Bilal sebagai seorang budak tentu sangat penasaran dengan hakikat rasa takut tersebut, sehingga Bilal menanyakan hal ini kepada Abu Bakr. Dalam gambar keempat digambarkan Abu Bakr menyoroti orang-orang yang sedang mendengarkan ceramah dari pendeta yang ada di sekitar kakbah. Mereka terlihat antusias dengan apa yang disampaikan oleh pendeta terkait ajaran-ajarannya. Gambar selanjutnya menjelaskan ketakutan seorang ibu yang sedang mengandung, ia takut melahirkan anak perempuan sehingga ia memohon kepada berhala agar diberikan anak laki-laki dengan cara memberikan macam- macam persembahan. Permohonan disampaikan dengan penuh pengharapan rasa takut dan kekhusyuan. Selanjutnya pria yang memiliki banyak kekayaan mempersembahkan sebagian hartanya kepada berhala,

118

dengan harapan berhala dapat memberikan kekayaan yang lebih banyak lagi sehingga ia tidak jatuh miskin. Dia menukar yang sedikit agar mendapatkan yang lebih banyak. Adegan berikutnya laki-laki tua yang terbaring lemas dan tidak berdaya memberikan hartanya kepada pendeta dengan harapan dipanjangkan umurnya serta diberikan kesehatan oleh para dewa melalui pendeta tersebut. Namun harta tersebut sama sekali tidak merubah nasib pria tua tersebut. Penggambaran kakbah pada adegan selanjutnya memiliki makna bahwa tempat itu adalah tempat yang disucikan dan dibangun untuk beribadah semua manusia tanpa terkecuali. Agar mereka dapat hidup berdampingan, sejajar dan terbebas dari segala belenggu. Adegan terakhir dari pembahasan ini ialah Bilal diingatkan dengan nasehat dari Abu Bakr, bahwa dalam kehidupan seorang manusia harus memiliki tekad yang kuat untuk berjuang memilih takdirnya dan salah satunya yaitu untuk membuka belenggu yang mengikat dirinya. Pesan tersebut nampaknya sangat membekas di hati Bilal, karena nampak dari wajah Bilal yang menerima pesan tersebut dengan penuh keinsyafan. Kebebasan dalam memilih takdir ialah daya kemampuan (istitha‘ah) dan kehendak (masyi’ah) atau keinginan (iradah) yang Allah berikan kepada kita untuk memilih jalan hidup masing-masing. Apakah jalan yang lurus (as-shirath al-mustaqim) ataukah jalan yang lekuk.

119

Apakah jalan yang terjal mendaki ataukah jalan yang mulus menurun. Apakah jalan para nabi dan orang-orang sholeh, ataukah jalan syaitan dan orang-orang sesat. ‘Siapa yang mau beriman, dipersilakan. Siapa yang mau ingkar, pun dipersilakan’ (fa-man sya’a fal-yu’min, wa man sya’a fal- yakfur), firman Allah dalam al-Qur’an (18:29).126 c. Mitos Mencuri apapun bentuknya adalah perbuatan tercela namun terkadang keadaan senantiasa mendesak manusia untuk melakukannya. Anak kecil yang mengambil koin dari berhala adalah sebuah gambaran kecerobohan manusia yang dapat mencelakakan dirinya sendiri, hal ini tentu hanya dilakukan oleh orang yang akalnya belum sempurna atau berpikiran pendek sama halnya dengan nalar anak- anak yang belum sempurna. Kesempurnaan akal dituntut dalam sebuah kebebasan, karena kebebasan tanpa kemurnian akal akan mendatangkan kekacauan. Bahkan dakwah Islam pun berlandaskan atas dasar petunjuk akal sehat.127 Pertemuan antara dua manusia yang tidak saling mengenal di sebuah tempat biasanya akan menyisakan rasa penasaran yang besar, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari kepentingan antara satu dengan yang lainnya. Demikian terjadi dengan bilal

126 “Tiga makna kebebasan” diakses pada 2 April 2019 dari, https://insists.id/tiga-makna-kebebasan-dalam-islam-2/ 127 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 72

120

sehingga apa yang disampaikan kepadanya sangat membekas di dalam hatinya. Tunduknya Bilal kepada Abu Bakr menggambarkan bahwa ada ketidaksetaraan antara dua makhluk tersebut. Bilal merasa dirinya hina sehingga dia harus tunduk kepada manusia yang lebih mulia. Di dalam Islam semua manusia diciptakan setara, bebas dan mulia. Tidak ada kelebihan antara satu dengan yang lainnya kecuali dengan ketakwaan kepada Allah SWT. ِ ِ ٍ ِ َ� أَﻳـﱡَﻬــــﺎ اﻟﻨﱠ ُــــﺎس إﱠ� َﺧﻠَْﻘﻨَ ُــــﺎﻛﻢ ّﻣــــﻦ ذََﻛــــﺮ َوأُﻧﺜَ ٰــــﻰ َوَﺟَﻌْﻠﻨَ ُــــﺎﻛْﻢ ُﺷــــﻌُ ًﻮ䚎 َوَﻗـﺒَﺎﺋ َــــﻞ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ﻟَﺘـَﻌ َﺎرﻓُﻮا ۚ إ ﱠن أَ ْﻛَﺮَﻣ ُﻜْﻢ ﻋ َ ﻨﺪ ﱠاﻪﻠﻟ أَْﺗـَﻘ ُﺎﻛْﻢ ۚ إ ﱠ ن ﱠاﻪﻠﻟَ َﻋﻠ ٌﻴﻢ َﺧﺒﲑٌ - 49:13 “Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptkan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ilah orang yang paling bertakwa. Sungguh, allah Maha mengetahui, Mahateliti.” (QS. 49:13) Perintah Abu Bakr agar Bilal berdiri merupakan gambaran keluhuran budi pekerti seorang manusia yang sudah matang dan dewasa, tentunya ini sangat dipengaruhi oleh ajaran Nabi Muhammad SAW yaitu Islam, karena Islam adalah rahmatan lil alamiin dan beliau tidak diutus kecuali hanya untuk memperbaiki akhlak manusia.

E. Scene V

121

a. Denotasi Dalam scene pertama Bilal kembali mendatangi orang yang baru ditemuinya beberapa hari yang lalu di

sekitaran kakbah. Ia mendatangi orang tersebut di bawah pohon yang rindang setelah melewati bukit yang cukup jauh. Wajah Bilal terlihat menunduk dengan ekspresi ketidaktahuan dan berfikir secara mendalam mengenai pernyataan yang disampaikan Abu Bakar di pertemuan sebelumnya.Abu Bakr menjawab semua pertanyaan Bilal dengan lengkap dan penuh kebijaksanaan. Hal hal yang ditanyakan adalah hal-hal yang berkaitan dengan hakikat kebebasan. Bilal bertanya “apa maksud dari memilih? Apa anda mencoba untuk membeli saya?” lalu Abu Bakr menjawab “percaya atau tidak, Bilal... Majikanmu adalah seorang budak juga, yaitu budak dari keserakahan” b. Konotasi Datangnya Bilal kepada Abu Bakr memperlihatkan tekad kuat dia untuk mengetahui hal yang selama ini menjadi pertanyaan besar di dalam dirinya, yaitu akan arti sebuah kebebasan. Gambar diambil dengan latar bukit yang tinggi, ini menggambarkan bahwa Bilal mendatangi Abu Bakr di tempat yang lumayan jauh yang membutuhkan tenaga ekstra untuk mendatanginya. Terlebih dalam kondisi Bilal yang statusnya masih budak tentu dia pergi mendatangi

122

Abu Bakr dengan segala resiko yeng mengintai. Namun memang itulah yang harus dilakukan seorang yang mencari ilmu dia harus gigih dan berusaha dengan keras. Seperti pepatah Arab yang mengatakan “Man Jadda Wa Jada” Abu Bakr berbicara sambil memegang pundak Bilal dengan penuh kasih sayang, hal ini hanya bisa dilakukan apabila Abu Bakr memandang Bilal adalah saudaranya. Sehingga timbul kesan bahwa Abu Bakr adalah orang yang berakhlak mulia dan sangat baik hal tersebut terlihat dari bagaimana ia mengajak bicara lawan bicaranya. Tentu dengan cara demikian segala nasehat yang diberikan akan tersampaikan dengan baik. c. Mitos Kebebasan belajar dan mengajar merupakan hak yang melekat pada diri setiap manusia. Belajar biasanya dilakukan dari seorang murid kepada gurunya, maka ada konsensus bersama di dalam kehidupan kita bahwa siapa yang membutuhkan ilmu maka ialah yang mendatangi si pemilik ilmu. Di dalam Islam menuntut ilmu merupakan perbuatan terpuji yang bahkan Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang tersebut. Secara umum, kebebasan pendidikan dan pengajaran adalah kemampuan manusia untuk mengambil ilmu dari siapa saja dan mengajarkan ilmu dan pengetahuannya tersebut kepada orang lain dengan cara apa

123

saja. Hal ini merupakan bagian dari fenomena kebebasan berpendapat dan bertukar pikiran.128 Memilih guru dalam belajar tentu tidak sembarangan, ada beberapa pertimbangan-pertimbangan yang kita tentukan agar kiranya kita tidak salah dalam memilih guru. Salah satu pertimbangannya ialah kita harus mencari guru yang berakhlak mulia, karena seperti yang kita ketahui bahwa akhlak di atas segalanya. Ketidaktahuan merupakan kunci mencari ilmu, karena jika kita ingin mendapatkan pengetahuan yang baru maka kita harus mengkosongkan diri kita, layaknya seperti gelas yang kosong yang siap untuk diisi oleh air, andai saja gelas itu penuh tentu air yang baru tidak akan pernah masuk ke dalam gelas tersebut. Maka dengan ilmu yang dimiliki manusia bisa menjadi makhluk yang memiliki derajat yang tinggi sesuai yang terkandung dalam Al Qur’an, ﱠِ ِ ﱠِ ِ ٍ ِ ﻳـَْﺮﻓَِﻊ ﱠاﻪﻠﻟُ اﻟﺬ َﻳﻦ َآﻣﻨُﻮا ﻣ ُﻨﻜْﻢ َواﻟﺬ َﻳﻦ أُوﺗُﻮا اﻟْﻌْﻠ َﻢ َدَرَﺟﺎت ۚ َو ﱠاﻪﻠﻟُ ﲟَﺎ ِ َﺗـ ْﻌ َﻤﻠُ َﻮن َﺧﺒﲑٌ - 58:11 “niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.” (QS. 58:11)

128 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 187

124

F. Scene VI a. Denotasi Pada gambar pertama, Umayyah dan Abu jahal sedang berbincang tentang perkembangan perniagaan

mereka yang akhir-akhir ini mengalami kerugian akibat dari banyaknya pengikut mereka yang mulai memeluk Islam. Gambar selanjutnya Umayyah menyatakan keyakinannya di depan para tamunya bahwa Tuhan yang sesungguhnya bagi orang-orang yang hadir ialah uang. Dan uang tersebut berkurang akhir-akhir ini dikarenakan berhala-berhala yang mereka bikin tidak laku akibat banyaknya penduduk yang mengikuti agama Islam Scene selanjutnya setelah Bilal diizinkan untuk berbicara oleh majikannya sebagai bentuk pembelaan dirinya dari tuduhan Safwan kemudian ia dengan penuh keyakinan menyampaikan hakikat kesetaraan dan kebebasan kepada Umayyah dengan menundukkan pandangannya, namun disaat mengtakan “aku adalah manusia bebas seperti kau... setara dan bebas” dengan penuh keberanian ia mengangkat kepalanya dan menatap tajam mata Umayyah. Keberanian Bilal menyatakan hal demikian karena tidak ada yang ditakuti kecuali Allah semata. Akan tetapi, keberanian ini tetap tidak keluar dari sikap bijak dan tidak terlepas dari tutur sapa yang baik dan sopan.129

129 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 125

125

Tak lama setelah Bilal menyampaikan pernyataannya ia langsung diseret oleh para pengawal Umayyah untuk diberikan hukuman karena berani untuk mempermalukan Umayyah di depan khalayak ramai akibat berkhianat kepadanya. Bilal seketika itu langsung dimasukkan ke dalam kurungan dengan tangannya yang dirantai dengan kencang, siksaan demi siksaan dia dapatkan di dalam kurungan tersebut tidak ada air dan tidak ada makanan. Semua hal itu dilakukan Umayyah dengan harapan Bilal menjadi ragu dengan keputusannya sehingga ia dapat kembali menjadi budaknya. Dalam kurungan tersebut berbagai macam bisikkan dia dengarkan, ada yang menyatakan dirinya harus menyerah dan ada juga bisikan yang menguatkan tekadnya. Bisikan inilah digambarkan dengan orang yang terbuat dari pasir sedang tersujud tanpa berdaya. Kemudian ia memandang kedua tangannya mengepal lalu menarik tali kekang kuda yang tiba-tiba muncul dari gurun pasir setelah itu ia menungganginya dengan gagah berani, namun di tengah perjalan ia dihadang dengan makhluk besar yang hendak menghalangi lajunya. Suatu ketika Umayyah mengunjungi Bilal untuk melihat keadaannya dan menawarkan beberapa penawaran. Umayyah takjud dengan keadaan dan tekad Bilal yang tidak sedikitpun berubah sejak awal dimasukkan ke dalam kurungan hingga sekarang. Akhirnya Umayyah dengan

126

segala tipu dayanya membujuk Bilal agar mau berubah pikiran dan meninggalkan keyakinan barunya. Umayyah menawarkan kepada Bilal untuk membuka rantai yang mengikat tangannya. Namun dengan yakin Bilal menjawab “aku sudah terbebas dari rantaiku, dan aku sudah bebas”, hal ini membuat Umayyah terkejut karena yang ia tahu bahwa tangan Bilal masih terikat. Kemudian Bilal menjelaskan bahwa rantai yang ia maksud adalah rantai yang ada dalam dirinya. Segala tawaran dan upaya yang dilakukan Umayyah kepada Bilal nampaknya tidak merubah sedikitpun pendirian Bilal yang kokoh dan mengkristal di dalam hatinya. Karena itu Bilal ditarik keluar lapangan untuk diberikan hukuman didepan khalayak ramai. Bilal diseret oleh pengawal Umayyah ke tengah padang pasir di bawah panas terik matahari untuk kemudian badannya ditindih oleh batu besar. di salah satu sudut berdirilah di situ Abu Bakr mengamati dari jauh apa yang terjadi dengan Bilal. Ditengah badannya yang dihimpit batu, Safwan mendatanginya dan memaksa Bilal untuk mengakui tuhan- tuhan berhala yang di bawa oleh Safwan. Safwan berkata “ada berapa Tuhan di situ?” Bilal sambil menunjukkan jari tengahnya seraya menjawab “ahad ahad ahadun ahad (satu, Tuhan yang satu).... Aku manusia Merdeka” seketika itu langit menjadi teduh dan akibat perkataan tersebut membuat siksaannya semakin berat, sampai akhirnya Abu

127

Bakr membelinya kepada Umayyah dengan harga yang mahal. b. Konotasi

Percakapan rahasia dan serius antara Umayyah dan Abul Hakam tentang kelangsungan perniagaan serta kaitannya dengan pergerakan kaum muslimin di Makkah. Diskusi dilakukan di luar rumah Umayyah, ini menunjukkan bahwa tidak semua orang bisa mengakses informasi ini. Type shot adalah close up untuk menekankan pentingnya hal yang dibahas. Umayyah memberikan pernyataan di depan para tamunya, bahwa di dunia ini hanya ada satu majikan dan itu adalah uang. Dia meyakini tanpa uang hidupnya akan susah dan tidak bisa menikmati kemewahan yang ada seperti yang sekarang ia rasakan. Maka upaya apapun akan dia lakukan untuk mengabadikan kekayaannya. Setelah mengetahui banyak orang disekitarnya masuk Islam, Umayyah murka dan membanting gelasnya. Kemarahan yang luar biasa ditampilkan Umayyah karena ia merasa dikhianati, sampai tiba tuduhan dari anaknya bahwa Bilal mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Bilal yang memang sudah mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW sejak lama, tidak bisa mengelak dengan tuduhan tersebut. Akhirnya karena didesak oleh Umayyah, dengan segala keberaniannya Bilal menyampaikan bahwa dirinya setara dan merdeka.

128

Kata-kata setara dan bebas bagi mereka merupakan kata-kata yang menistakan kehormatan mereka, sehingga tidak salah jika Umayyah marah besar ketika mendengar Bilal menyatakan hal tersebut. maka akibat dari itu Bilal segera dimasukkan ke dalam kurungan untuk disiksa, dirantai, tanpa diberikan makan dan minum. Seorang budak tidak memiliki daya dan upaya untuk membela diri dan menyampaikan pendapat, sehingga dalam adegan di atas Bilal tidak langsung membela dirinya namun menunggu instruksi dari Umayyah selaku tuannya. Meskipun pembelaan yang disampaikan sangat mempermalukan Umayyah di depan khalayak ramai tamu undangan. Gambaran yang ditampilkan dalam scene memperlihatkan kuatnya tekad Bilal untuk menggapai kebebasan yang selama ini ia cari, meskipun secara fisik dia terkekang namun dalam hatinya ia sudah mulai merasakan getaran kebebasan. Sampai pada penggambaran berhala yang tampil sebagai bentuk tantangan terbesar dalam melepaskan penghambaan kepadanya. Namun Bilal tidak lagi memahami bahwa rantai yang membelenggunya ialah yang dapat melucuti kebebasannya, justru belenggu yang terpenting yang harus kita lepaskan dari dalam diri kita masing-masing ialah belenggu hawa nafsu. Penawaran-penawaran adalah salah satu cara negosiasi yang dilakukan Umayyah untuk membujuk Bilal

129

sehingga ia kembali menjadi budaknya dan menyembah berhala. Namun dengan negosiasi yang lunak Bilal tidak bergeming dari keyakinannya, maka Umayyah berinisiatif untuk memberikan Hukuman yang lebih berat, yaitu menimpakan batu di atas tubuhnya di tengah padang pasir di bawah terik matahari. Hukuman dalam bentuk menindihkan batu besar di atas tubuh seseorang merupakan penyiksaan di luar batas kewajaran manusia. Siksaan ini dilakukan untuk merubah keyakinan seseorang yang sudah tertancap kuat di dalam hati sanubarinya, maka yang terjadi adalah nihil bahwa keyakinan tidak dapat dirubah dengan cara-cara menyakiti fisik, karena ia merupakan konsep ilahiah yang tertanam di dalam hati setiap manusia. Apabila manusia sudah yakin akan sesuatu maka apapun yang akan dihadapi tidak akan menjadi halangan banginya. Dan keyakinan adalah hak bagi setiap indvidu yang merdeka. Kata ahad merupakan “kalimah tauhid” yang meyakini bahwa Allah Tuhan yang Esa. Ini merupakan pengejawantahan atas keyakinan yang kuat terhadap ajaran yang dipeluknya yang tidak diragukan lagi apapun keadaannya, dan keyakinan yang kuat itu di dalam Islam dinamakan iman. Maka di sini Bilal sudah dalam keadaan beriman kepada Allah SWT. Iman ialah meyakini dengan hati, mengatakan dengan lisan, mengamalkan dengan anggota tubuh bertambah dengan keta’atan dan berkurang

130

dengan kemaksiatan130, dan dalam scene ini Bilal sudah mengamalkan definisi iman yang tersebut di atas. c. Mitos

Informasi yang dirahasiakan adalah informasi yang dianggap sangat penting, informasi ini biasanya terkait dengan kepentingan segelintir orang ataupun banyak orang yang bisa memberikan akibat cukup serius. Hak merahasiakan informasi merupakan salah satu bentuk kebebasan yang dimiliki oleh manusia merdeka. Adapun perkumpulan, pesan jamuan merupakan hak-hak kebebasan yang dimiliki oleh setiap orang. Pembicaraan dalam pertemuan khalayak ramai dan pembicaraan secara pribadi tentu berbeda. Maka dalam Islam pembicaraan-pembicaraan tersebut diatur dengan baik. Dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. (Q.S. An-An’am 152) Apa yang dilakukan Umayyah di depan tamu- tamunya adalah merupakan propaganda seorang kapitalis untuk memuluskan segala perniagaannya, dia membayangkan akan banyak kerugian yang dihadapi jika ajaran Islam telah menyebar, karena Islam agama yang tidak menyembah berhala.

130 Al-Fauzan, Sholih, Tauhid Muqorror liSHaffi attsany KMI, (Ponorogo: Darussalam Press, 2007) hal 3

131

Marah besar yang digambarkan Umayyah dengan melempar gelas adalah marah yang dilarang dalam Islam, karena marah yang diperbolehkan adalah marah karena Allah SWT, bukan karena dunia. Islam tidak melarang marah, namun Islam lebih menempatkan marah pada tempat yang seharusnya. Marah termasuk hak kebebasan manusia asalkan marah menimbulkan efek positif atau manfaat. Apa yang dituduhkan Safwan kepada Bilal menerapkan pola tabayyun yang diatur di dalam Al-Qur’an. Bilal mengakui bahwa dirinya sudah bebas dan merdeka dari perbudakan. Berlaku jujur sangat diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya, sebaliknya berbohong ataupun munafik sangat dikecam di dalam Islam. Terkadang kejujuran mendatangkan akibat yang tidak selalu manis, itulah yang membuat banyak manusia akhirnya memilih untuk berbohong atau bersikap munafik. Maka dalam kata hikmah ada yang mengatakan “katakanlah kebenaran meskipun pahit” Berkata jujur merupakan hal yang tidak mudah, apalagi perkataan tersebut menyinggung kepentingan sipenguasa. Masuknya Bilal ke dalam kurungan adalah akibat dari keberanian dia menyatakan sebuah kejujuran. Salah satu hak bagi orang yang merdeka adalah hak kebebasan menyampaikan pendapat atau pembelaan diri yang berkaitan dengan sikap dirinya terhadap suatu hal.

132

Maka hak mengemukakan pendapat ini adalah salah satu bagian bentuk dari kebebasan individu. “barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia” kiranya inilah yang dilakukan Bilal dengan tekadnya untuk mendapatkan kebebasan. Berbagai macam tantangan berupa siksaan dan kecaman tidak membuatnya surut untuk mendapatkan kebebasan yang hakiki. Rantai yang hakiki ialah rantai yang membelenggu kebebasan yang ada dalam diri kita, yaitu kebebasan untuk berdaulat menentukan jalan hidup yang sesuai dengan fitrah manusia yang merdeka. Hidup yang bebas dari perbudakan materi dunia atau keserakahan. Rayuan-rayuan untuk mengerjakan keburukan dan meninggalkan kebaikan sering kali diidentikkan dengan cara setan menggoda manusia. Begitupun dengan Bilal yang mendapatkan godaan dari Umayyah berupa kekayaan apabila ia bersedia meninggalkan keyakinannya. Hukuman merupakan bentuk tindakan preventif dan represif untuk manusia agar bisa menjaga kemaslahatan bersama, bentuk hukuman bisa bermacam-macam sesuai dengan takarannya. Bilal mendapatkan hukuman akibat kejujurannya, dia dihukum di lapangan luas agar kiranya dapat menjadi shock theraphy bagi budak-budak yang lain. Di dalam Islam manusia memiliki kebebasan dalam setiap hal, namun kebebasan tersebut berbanding lurus dengan tanggung jawabnya. Maka kebebasan tidak boleh berlawanan dengan hukum yang ada.

133

Kebebasan berkeyakinan atau memilih agama adalah hak bagi setiap manusia, dalam Islam hal tersebut diatur dengan baik. Maka dalam Islam tidak boleh memaksakan keyakinan kita kepada yang lainnya dalam bentuk apapun.

Yang dimaksud kebebasan beragama adalah dimungkinkannya seseorang untuk memilih agama atau kepercayaan yang dianutnya. Kebebasan beragama ini meliputi kebebasan berakidah, kebebasan menjalankan ibadah, serta melakukan acara ritual keagamaan.131

ِ ِ ِ َﻻ إ ْﻛَﺮاﻩَ ﰲ ّاﻟﺪ ِﻳﻦ ۖ 2:256 “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam)” (QS. 2:256)

G. Scene VII a. Denotasi Bilal jatuh tersungkur setelah ia dikalahkan oleh Suhaib dalam adu pedang. Abu Bakr kemudian menghampiri Bilal dan menyampaikan pesan “jangan menyerang ketika kau marah”. Kemarahan Bilal akibat ia tidak bisa menolong adiknya Ghufaira sehingga Abu Bakr memahamkannya tentang beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai seorang petarung. Dalam gambar kedua Abu Bakr menunjuk kening Bilal sambil

131 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 65

134

menekankan apa yang menjadi percakapan mereka berdua di awal. b. Konotasi Dalam perkelahian yang kalah akan dijatuhkan oleh lawannya. Abu Bakr menghampiri sebagai bentuk pertolongan dengan mengulurkan tangannya kepada Bilal. Ini menandakan ia ingin memberikan semangat kepada Bilal, bahwa setelah terjatuh kita harus kembali semangat. Memberikan nasehat seorang yang lebih tua kepada yang masih muda merupakan salah satu bentuk perhatian yang baik. Tangan Abu Bakr menunjuk ke kening Bilal menandakan bahwa hal yang ia tunjuk merupakan hal yang penting, yaitu akal adalah kunci dari segalanya, karena manusia memiliki ikatan-ikatan untuk membatasi hawa nafsu sehingga manusia tidak diperbudak oleh hawa nafsunya sendiri. Maka ketika akal kita bisa mengikat hawa nafsu disitulah kemenangan yang sesungguhnya. c. Mitos Bilal terjatuh dikalahkan oleh Suhaib karena dalam kondisi lemah, maka yang dibutuhkan orang lemah ialah uluran tangan dari orang lain untuk menolongnya. Salah satu kebaikan dari orang yang menolong ialah memberikan dorongan atau motivasi agar si lemah bisa lebih kuat lagi dalam menjalani kehidupan, dan salah satu untuk menjadikannya kuat yaitu dengan cara berdzikir kepada Allah SWT. Karena hanya dengan ingat kepada Allah SWT diri kita akan tenang.

135

ﱠِ ِ ِِ ِ ِِ ِ ِ اﻟﺬ َﻳﻦ َآﻣﻨُﻮا َوﺗَﻄَْﻤﺌ ﱡﻦ ﻗـُﻠُﻮﺑـُُﻬﻢ ﺑﺬْﻛِ ﺮ ﱠاﻪﻠﻟ ۗ أََﻻ ﺑﺬْﻛِ ﺮ ﱠاﻪﻠﻟ ﺗَﻄَْﻤﺌ ﱡﻦ اﻟُْﻘﻠُ ُﻮب 13:28 -

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS. 13:28)

Kunci lemah atau kuatnya manusia itu terletak dalam pola pikirnya, ketika seorang manusia memiliki pikiran negatif maka sekuat apapun kondisinya dia tetap akan lemah, sebaliknya jika kita memiliki pikiran yang positif semua yang dihadapi tentu akan terasa mudah. Maka sangat penting memiliki husnuzon kepada Allah SWT, karena sesungguhnya Allah sesui dengan prasangka hambanya.

H. Scene VIII a. Denotasi Selang satu tahun dari berita dibunuhnya Ghufaira, Bilal selalu terlihat murung dan termenung memikirkan nasib adiknya yang tidak ada kabar. Ditengah dirinya merenung, Hamzah datang mencoba untuk menasehatinya dan sekaligus menghiburnya dengan memberikan sebilah pedang yang dibuatkan khusus untuknya. Namun diakhir Hamzah memberikan pesan yang sangat penting kepada Bilal tentang pedang yang ada ditangannya. b. Konotasi Pesan yang disampaikan Hamzah terkait pedang tersebut memiliki makna pengendalian emosi, yaitu pedang

136

ini hanya patut digunakan ketika keadaan darurat yang keluar dari pertimbangan yang matang tidak didasari oleh hawa nafsu. c. Mitos Ketika manusia bisa menaklukan hawa nafsunya, maka ialah orang yang kuat. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW bahwa “ bahwa orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan hawa nafsunya” berikut sabda nabi Muhammad SAW "Tidaklah orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah." Dalam konsep Islam kebebasan yang realistis atau logis maupun sistematis adalah kebebasan yang terikat dengan hak-hak orang lain, dengan kepentingan umum bagi masyarakat, dan dengan ruang lingkup syariat Tuhan. Karena kebebasan mutlak itu hanya ada di akhirat, bukan di dunia.132

132 Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan dalam Islam, hal. 3

137

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Setelah mengamati dan menganalisa beberapa macam adegan, dialog, dan karakter dari objek penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan tentang makna kebebasan dalam Islam pada film Bilal: A New Breed of Hero berdasarkan penanda dan petanda yang ditemukan melalui makna denotasi, konotasi dan mitos model analisis semiotika Roland Barthes. Berikut adalah kesimpulan yang penulis temukan dari hasil penelitian objek di atas: 1. Makna Denotasi

138

Bilal beserta Ghufaira adalah dua orang yang terlempar ke dalam dunia perbudakan. Tidak memiliki kebebasan individu untuk menentukan jalan hidupnya, tidak memiliki kebebasan mendapatkan keamanan, belajar mengajar dan memeluk agama yang ia yakini. Status budak hanyalah seperti binatang, hidup, diperjual belikan dan hanya dimanfaatkan atau diambil hasilnya sesuai yang diinginkan oleh majikannya. Berbeda dengan Bilal, Umayyah memiliki segala kebebasan, dia bisa melakukan apapun yang dikehendakinya. Kekayaannya yang bersumber dari berhala menjadikannya sebagai saudagar paling kaya di Makah. Maka sedikit sekali orang yang berani untuk tidak mentaatinya. Baginya uang adalah segalanya, uang adalah majikan yang sejati di kota Makah. Abu Bakr memberikan pelajaran yang berharga kepada Bilal tentang hakikat rasa takut, kesetaraan, kebebasan dan akhlak yang mulia. Dia adalah representasi dari kemuliaan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW 2. Makna Konotasi Film ini memvisualisasikan kisah perjuangan seorang anak yang terbuang ke dalam dunia perbudakan yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan, yang berjuang dengan tekad kuat untuk mendapatkan kebebasan, keadilan dan kesetaraan yang hakiki sesuai dengan fitrah manusia yang dilahirkan secara merdeka.

139

Bilal adalah pahlawan nyata yang mengalami segala perbudakan dalam segala aspek kehidupannya, budak yang terbelenggu oleh kekejaman dan keserakahan manusia, namun apa yang telah dan akan dihadapinya tidak membuat dia putus asa untuk mengejar apa yang menjadi keyakinannya. Umayyah adalah ibrah nyata kehidupan yang mengalami kedigdayaan dalam segala aspek kehidupannya, manusia merdeka yang diperbudak oleh hawa nafsu dan keserakahan. Karena keyakinannya bahwa uang dan kehormatan adalah segalanya, maka ia telah mengekang dirinya sendiri hingga ajal menjemputnya. Abu Bakr tampil sebagai cahaya yang menerangi gelapnya jalan yang dilalui oleh Bilal, dia mengajarkan kebebasan hakiki yang didambakan oleh semua manusia, yaitu kebebasan dari belenggu-belenggu yang mengikat manusia dari esensinya sebagai makhluk yang paripurna yang hanya menghambakan diri kepada Allah SWT. 3. Makna Mitos Kebasan bukanlah kebebasan yang terbebas dari peraturan hukum, dari kewajiban dan dari segala aspek yang membuat diri kita terkekang yaitu kebebasan yang berlandaskan hawa nafsu. Maka apabila mendefinisikan kebebasan berdasarkan tersebut di atas tidak ada bedanya diri kita dengan hewan yang menjadikan hawa nafsunya sebagai acuan untuk mengarungi kehidupan ini.

140

Tidak selayaknya manusia menuhankan materi yang berlandaskan hawa nafsunya, manusia diciptakan dengan bentuk yang paripurna dengan segala haknya. Jika manusia merasa kebebasan mengikuti hawa nafsunya adalah kebebasan yang hakiki untuk mencapai kebahagian, maka itulah kebebasan yang semu yaitu kebebasan yang mencerminkan kebodohan dan kebiadaban. Ajaran Islam dalam hakikat kebebasan memiliki pandangan bahwa kebebasan yang hakiki adalah kebebasan yang selaras dengan fitrah manusia yaitu terbebas dari penghambaan diri selain kepada Allah SWT, kebebasan yang mencerminkan ilmu dan adab. Karena dengan ilmu hidup manusia akan terarah, membimbing pemiliknya memilih jalan yang benar dari yang keliru, dan memahamkannya bahwa kebebasan seseorang dibatasi oleh kebebasan orang lain.

B. Implikasi Hasil penelitian ini adalah bukti bahwa penggunaan film sebagai media dakwah dalam menyampaikan nilai-nilai luhur kehidupan sangat efektif. Film adalah media yang bisa menjangkau semua kalangan dan khalayak ramai tanpa melihat status. Dan ini sesuai dengan misi Islam yang memberikan rahmat bagi seluruh alam. Film animasi bertemakan kepahlawanan memiliki segmentasi anak-anak menjelang remaja, sehingga nilai-nilai

141

yang ada dalam film ini sangat tepat dengan kondisi anak- anak remaja yang memiliki semangat juang yang tinggi dalam berjuang merealisasikan apa yang menjadi cita- citanya.

C. Saran-saran Setelah peneliti menyimpulkan tentu ada beberapa saran yang kiranya dapat diambil sebagai masukan dan evaluasi terhadap film Bilal: A New Breed of Hero. Saran tersebut peneliti tujukan kepada: 1. Pihak pembuat film Saran peneliti untuk pembuat film, agar lebih banyak membuat film yang terinspirasi dari pahlawan islam yang membawa nilai-nilai luhur yang erat kaitannya dengan kemanusiaan agar menjadi oase ditengah minimnya pahlawan-pahlawan islam yang dikenal dunia. 2. Penonton dan penikmat film Untuk para penonton dan penikmat film agar lebih aktif mengambil pesan-pesan yang disampaikan film, sehingga kita tidak sekedar menikmati sajian estetika filmnya saja namun juga mendapatkan nilai lebih. Karena setiap pembuatan film pasti membawa nilai-nilai tertentu yang bisa kita jadikan pelajaran 3. Universitas Harapannya universitas dapat menjadi wadah untuk mengsinergikan nilai-nilai keislaman dalam bidang perfilman dengan teknologi, sehingga banyak generasi-

142

generasi ummat kedepannya yang memiliki wawasan keislaman yang luas kreatif dan inovatif untuk menghadapi persaingan global yang semakin maju. 4. Penulis Bagi penulis film ini banyak membawa nilai-nilai positif yang sedang dibutuhkan manusia di tengah krisis nilai-nilai kemanusiaan. Film dalam bentuk animasi memiliki segmentasi tersendiri, terlebih di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi ini sangat tepat rasanya film Bilal hadir di tengah pecinta film animasi termasuk peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

Al-Mubarukfuri, Shafiyyurrahman. Sirah Nabawiyah: Ar-Rahiq Al- Makhtum. Jakarta: Ummul Qura, 2011

Ardianto, Elvinaro & Erdinaya Lukiati Komala. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatma Media, 2004.

Az-Zuhaili, Wahbah. Kebebasan dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005

143

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2008.

Cousins, Mark. The Story of Film – A Worldwide History. New York: Pavilion Book, 2004

Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra Cet ke-1, 2010

Dister, Nico Syukur. Filsafat Kebebasan. Yogyakarta: Kanisius, 1997

Djalle, Zaharuddin G. The Making of 3D Animation Movie. Jakarta: Gramedia, 2007.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003

Gontor, KMI. Addinul Islamiy juz awwal. Ponorogo: Darussalam Press, 2004

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Hidayat, Dedy N. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik. Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003.

144

M. Barsam, Richard. Looking at Movies: An Introduction to Film. New York: W. W. Norton & Company, 2006

McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika, 2000

Mill, John Stuart. On Liberty Perihal Kebebasan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Muzakki, Akhmad. Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama. Malang: UIN Malang Press, n.d.

—. Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama. Malang: UIN Malang Press, 2007.

Nata, Abuddin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana, 2015

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Jogjakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2007.

Ruslan, Rosady. Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Sobur, Alex. Analisi Teks Media - Suatu Pengantar, Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing. Bandung: Rosdakarya, 2009.

145

Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra, 2009

Pratista, Himawan. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.

Widjaja, Ilmu Komunikasi Dan Pengantar Studi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000

Literatur Artika, Devi Feria,”Makna Toleransi Agama Dalam Film Bajrangi Bhaijan” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016

Prasetyo, Aditya,”Analisis Semiotik Makna Pesan Radikalisme Agama Dalam Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016

Saputra, Taufan. “Representasi Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film 2012 karya Roland Emmrich,” ejournal. Ilkom.fisip-ummul.ac.id

Website

“Sinopsis Film Bilal: A New Breed of Hero”, artikel diakses pada tanggal 1 Januari 2018 dari :

146

http://www.mbahsinopsis.id/2018/01/sinopsis-film-bilal- a-new-breed-of-hero-2018

“Profil Khuram H. Alavi”, artikel diakses pada tanggal 27 Maret

2019 dari: https://www.imdb.com/name/nm6735778/bio?ref_=nm_o v_bio_sm

“Profil Khuram H. Alavi”, artikel diakses pada tanggal 27 Maret 2019 dari: https://dubaifilmfest.com/en/cast/140320/khurram_h_alav i.html

“Profil Ayman Jamal”, artikel diakses pada tanggal 27 Maret 2019 dari: http://www.pnu.edu.sa/arr/Conferences/childhood/Docum ents/Ayman%20Jamal%20Bio.pdf

“Tentang Film Bilal”, artikel diakses pada tanggal 28 Maret 2019 dari: https://www.portal-islam.id/2018/01/film-bilal-new- breed-of-hero-diputar-di

“Team Film Bilal”, artikel diakses pada tanggal 28 April 2019 dari: https://www.hollywoodreporter.com/review/bilal- dubai-review-847577

“Sejarah Bilal” diakses pada 28 April 2019 dari: http://www.bilalmovie.com/#/history

147

“Review Film Bilal”, artikel diakses pada tanggal 29 Maret 2019 dari:http://www.hidayatullah.com/berita/internasional/rea d/2018/01/22/133628/film-kepahlawanan-bilal-siap-siap- mengguncang-hollywood

“Definisi Bebas”, artikel diakses pada tanggal 15 April 2019 dari: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bebas

“Definisi Kebebasan”, artikel diakses pada tanggal 15 April 2019 dari: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kebebasan

“Cast Film Bilal”, artikel diakses pada tanggal 28 Maret 2019 dari: http://www.bilalmovie.com/#/cast

“Cast Film Bilal”, artikel diakses pada tanggal 28 Maret 2019 http://www.bilalmovie.com/#/history

“Definisi Film”, artikel diakses pada tanggal 13 Maret 2019 dari: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/film

“Definisi Movie”, artikel diakses pada tanggal 13 Maret 2019 dari: https://en.oxforddictionaries.com/definition/movie

“UU Perfilman”, artikel diakses pada tanggal 13 Maret 2019 dari: http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/5168_1434- UU33Tahun2009Perfilman.pdf