MUSEUM BUDAYA KUTARINGIN DI PANGKALAN BUN Dengan Pendekatan Desain Arsitektur Nusantara Mengkini

1) 2) 3) Roby Ariffandi , M. Maria Sudarwani , Esti Yulitriani T. Universitas Pandanaran Jl. Banjarsari Barat No. 1, Pedalangan, Banyumanik, 1)[email protected] 2)[email protected] 3)[email protected]

Abstrak

Dengan adanya perencanaan bangunan Museum Budaya Kutaringin di Kotrawaringin Barat khususnya di Pangkalan Bun sebagai wahana konservasi kebudayaan masyarakat Kotawaringin Barat di Pangkalan Bun, diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang sejarah dari leluhur mereka dan bisa melestarikan budaya dari leluhur setempat.Pangkalan Bun merupakan kota yang mempunyai kebudayaan yang unik di pamerkan dan sekaligus dilestarikan, upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan budayanya yaitu, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa, ikut melestarikan budaya dengan cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya, mempelajari tentang budaya, mensosialisasikan kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya. Salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan dan mensosialisasikan pengetahuan budaya kepada masyarakat yaitu dengan membuat Museum Budaya. Dengan terbangunnya Museum Budaya Kutaringin di Pangkalan Bun bertujuan untuk memfasilitasi guna menyimpan berbagai benda peninggalan bersejarah dan sebagai wahana konservasi kebudayaan masyarakat Kotawaringin Barat. Bertujuan untuk meningkatkan daya tarik masyarakat, untuk salah satu destinasi wisata edukasi dan bertujuan untuk melakukan pelestarian warisan budaya setempat. Kata kunci : Museum Budaya Kutaringin di Pangkalan Bun, Arsitektur Nusantara Mengkini.

PENDAHULUAN Kotawaringin merupakan nama yang disebutkan dalam Hikayat Banjar dan Tengah merupakan Kakawin Negarakretagama, sering pula provinsi yang memiliki kebudayaan yang disebut Kuta-Ringin, karena dalam bahasa cukup beragam, para generasi muda pun Jawa, ringin berarti beringin. harus turut melestarikan kebudayaan Pembangunan museum dinilai sangat Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten penting. Pasalnya, selama ini benda Kotawaringin Barat agar kebudayaan peninggalan budaya warisan kerajaan tersebut tidak punah dan tidak tergantikan Kotawaringin belum ada tempat oleh budaya dari negera lain. Pulau penyimpanan khusus. Kalimantan memiliki berbagai macam Dengan adanya perencanaan tradisi, adat-istiadat, kesenian, tari-tarian bangunan Museum Budaya Kutaringin di dan berbagai macam ritual yang melekat dan Kotrawaringin Barat khususnya di erat dengan kehidupan masyarakat sehari- Pangkalan Bun sebagai wahana konservasi harinya. Tidak heran banyak juga orang kebudayaan masyarakat Kotawaringin Barat asing yang melancong ke sana untuk di Pangkalan Bun, diharapkan masyarakat berlibur atau yang menetap sementara untuk dapat mengetahui tentang sejarah dari melakukan penelitian kehidupan masyarakat sehari-hari. leluhur mereka dan bisa melestarikan 2. Perencanaan Museum Budaya budaya dari leluhur setempat. Kutaringin ditekankan kaitannya pada Pangkalan Bun merupakan kota yang disiplin ilmu Arsitektur. Yang mempunyai kebudayaan yang unik di mengerucut pada pengkinian arsitektur pamerkan dan sekaligus dilestarikan, upaya nusantara, penekanan desain arsitektur yang dapat dilakukan untuk melestarikan modern dengan mengkombinasikan budayanya yaitu, menumbuhkan kesadaran dengan arsitektur lokal. tentang pentingnya budaya sebagai jati diri 3. Peraturan bangunan tetap mengacu pada bangsa, ikut melestarikan budaya dengan peraturan yang berlaku pada kawasan cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya, tersebut yang telah ditetapkan oleh mempelajari tentang budaya, bupati atau pemerintah setempat. mensosialisasikan kepada orang lain 4. Data – data yang tidak bisa didapat, sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga diasumsikan berdasarkan data lainnya atau melestarikannya. Salah satu upaya yang relevan dan literatur. Lingkup untuk menjaga dan melestarikan dan kegiatan yang ada pada bangunan mensosialisasikan pengetahuan budaya museum ialah kegiatan pameran, kepada masyarakat yaitu dengan membuat kegiatan pertunjukan, kegiatan Museum Budaya. pelatihan, kegiatan konservasi dan Dengan terbangunnya Museum restorasi. Budaya Kutaringin di Pangkalan Bun 5. Penentuan lokasi dan tapak yang bertujuan untuk memfasilitasi guna digunakan dalam perencanaan dan menyimpan berbagai benda peninggalan perancangan mengacu pada tata guna bersejarah dan sebagai wahana konservasi lahan kawasan setempat. kebudayaan masyarakat Kotawaringin Barat. Bertujuan untuk meningkatkan daya tarik Anggapan masyarakat, untuk salah satu destinasi Anggapan – anggapan yang dipakai wisata edukasi dan bertujuan untuk pada perencanaan Museum Budaya melakukan pelestarian warisan budaya Kutaringin ialah sebagai berikut : setempat. 1. Dana untuk pembangunan Museum Budaya Kutaringin ini dianggap tersedia Tujuan dan sesuai dengan program perencanaan Mendapatkan acuan dasar dan perancangan. perencanaan dan perancangan Museum 2. Perluasan lahan dapat dilakukan, Budaya Kutaringin di Pangkalan Bun menyesuaikan dengan kebutuhan ruang. sebagai wahana konservasi. 3. Kondisi daya dukung tanah dianggap memenuhi persyaratan. Sasaran 4. Proses penyediaan lahan untuk objek Menyusun landasan program dianggap tidak mengalami perencanaan dan perancangan arsitektur permasalahan, termasuk status lokasi pada Museum Budaya Kutaringin di (status kepemilikan tanah dan hak guba Pangkalan Bun, yang berupa program ruang tanah) dianggap telah terselesaikan. dan konsep dasar perancangan. 5. Jaringan sarana dan prasarana kota pada tapak terpilih telah memenuhi syarat. Batasan 6. Studi lingkungan dianggap memenuhi Batasan - batasan yang dipakai pada syarat. perencanaan Museum Budaya Kutaringin 7. Kemajuan teknologi untuk struktur ini ialah sebagai berikut : bangunan dianggap sudah 1. Benda – benda koleksi Museum Budaya memungkinkan untuk diterapkan pada Kutaringin ini dibatasi dari jaman bangunan. kerajaan kutaringin Pangeran Adipati sampai sekarang. TINJAUAN TEORI METODOLOGI

Klasifikasi Museum Landasan Pendekatan Menurut Drs. Moh. Amir Sutaarga, Konsep pendekatan perencanaan dan museum dapat diklasifikasikan berdasarkan perancangan ini adalah : 5 jenis, yaitu : 1. Pendekatan perencanaan dan 1. Berdasarkan Tingkat Wilayah dan perancangan didasarkan dari timeline Sumber Lokasi : atau batasan waktu sebagai pembatas a. Museum Internasional objek sehingga jelas isi dari Museum b. Museum Nasional Budaya Kutaringin. c. Museum Regional 2. Pendekatan yang lebih spesifik dapat d. Museum Lokal ditinjau dari fungsi bangunan Museum 2. Berdasarkan Jenis Koleksi : Budaya Kutaringin, sehingga mampu a. Museum Umum, koleksi memberikan kemudahan pelayanan baik mencakup beberapa bidang/disiplin bagi pengunjung, terutama yang b. Museum Khusus, koleksi terbatas berkaitan dengan sirkulasi pada pada bidang/disiplin tertentu bangunan namun tetap memperhatikan 3. Berdasarkan Penyelenggaraannya : tata ruang luar dan lansekap. a. Museum Pemerintah 3. Citra bangunan yang akan ditampilkan b. Museum Yayasan diupayakan untuk lebih modern dengan c. Museum Pribadi mengkombinasikan arsitektur lokal. 4. Berdasarkan Golongan Ilmu Pengetahuan 4. Pendekatan tapak hendaklah Yang Tersirat Dalam Museum : memperhatikan aksesibilitas lahan. a. Museum Ilmu Alam dan 5. Untuk ruang – ruang yang tidak Teknologi, misalnya : Museum Zoologi, memiliki standar, dilakukan studi Museum Geologi, Museum Industri, dan analisa dan asumsi – asumsi. lain-lain. b. Museum Ilmu Sejarah dan Pendekatan Program Perencanaan Kebudayaan, misalnya: Museum Seni Rupa, Museum Ethnografi, Museum Arkeologi, Kebijakan Pengembangan dan dan lain-lain. Pembangunan 5. Berdasarkan Sifat Pelayanannya : Kebijakan pengembangan dan a. Museum Berjalan / Keliling pembangunan ini haruslah memperhatikan b. Museum Umum aspek teknis serta non teknis, karena suatu c. Museum Lapangan bangunan dikatakan berhasil bila mana d. Museum Terbuka. bangunan itu tidak hanya bisa berdiri kokoh tetapi juga memperhatikan lingkungan Persyaratan Bangunan sekitar sebagai satu kesatuan yang saling Lokasi museum harus strategis, mempengaruhi. artinya harus mudah dijangkau oleh Sebagai contoh bila nanti kedepannya pengunjung dengan tersedianya sarana bangunan yang dibangun tidak transprotasi yang memadai. Lokasi museum menimbulkan masalah bagi bangunan itu harus sehat, maksudnya museum tidak sendiri dan juga lingkungan sekitar, tetapi berada pada lokasi kawasan industri atau justru sebaliknya bisa memberikan manfaat pada daerah yang beriklim yang dapat bagi lingkungan secara umum. Tentunya mempengaruhi efisiensi kinerja museum dan dalam pengembangan museum ini harus mempengaruhi keawetan obyek koleksi berdasarkan dari undang – undang untuk museum. lingkungan tersebut.

Kajian Pola Guna Lahan Pendekatan Besaran dan Kapasitas Dalam mendirikan sebuah bangunan Ruang haruslah sesuai dengan tata guna lahan Besaran ruang yang direncanakan sebagai tindakan prefentif terhadap dihitung berdasarkan studi dan asumsi, kemungkinan yang buruk terjadi di suatu dibawah ini : saat nanti. Demikian juga dengan Standart sirkulasi yang digunakan : perencanaan Museum Budaya Kutaringin di 5-10% = Standar Minimal Sirkulasi. Pangkalan Bun ini ialah sudah sesuai dengan 20% = Kebutuhan Keleluasaan Sirkulasi. tata guna lahan yang berlokasi di Jl. Utama 30% = Tuntutan Kenyamanan Fisik. Pasir Panjang yang saat ini berstatus sebagai 40% = Tuntutan Kenyamanan Psikologis. lahan kosong sebagai tempat yang akan 50% = Tuntutan Spesifik Kegiatan. dijadikan pembangunan museum tersebut. 70-100% = Keterkaitan dengan Banyak Pernyataan tersebut didukung dengan Kegiatan. peraturan pemerintah setempat sehingga untuk bangunan museum ini tidak ada HASIL PEMBAHASAN masalah. Aspek Teknis/Struktural Pendekatan Lokasi Perencanaan  Pendekatan Sistem Struktur Menurut Pedoman Pendirian Pendekatan elemen struktur diperoleh Museum, Depdikbud, 1988, persyaratan dengan pertimbangan, sebagai berikut dalam perencanaan suatu museum adalah ialah : sebagai berikut : - Penyesuaian fungsi ruang kegiatan, 1. Lokasi museum harus strategis, artinya tuntutan bentuk ruang, dimensi ruang harus mudah dijangkau oleh pengunjung serta fleksibilitas dan efisiensi dengan tersedianya sarana dan prasarana pengaturan ruang. transportasi yang memadai. - Dapat mendukung penampilan 2. Lokasi museum harus sehat, maksudnya bangunan dan pengolahan massa sesuai museum tidak berada pada lokasi dengan pendekatn desain. kawasan industri atau pada daerah - Memenuhi persyaratan kekuatan dan dengan iklim yang dapat mempengaruhi distribusi gaya. efisiensi kinerja museum dan - Penyesuaian terhadap segi akustik mempengaruhi keawetan obyek koleksi ruang, dengan cara pemisahan antara museum. struktur utama dengan bidang-bidang pembentuk ruang agar suara tidak Pendekatan Program Ruang merambat melalui struktur utama Secara umum atau yang biasa ditemukan bangunan. organisasi ruang pada bangunan museum - Untuk ruang-ruang yang bentangnya terbagi menjadi zona/area berdasarkan relatif pendek dapat menggunakan kehadiran publik dan keberadaan struktur beton dan baja. koleksi/pajangan/benda-benda bersejarah. - Pada ruang-ruang yang menuntut Zona-zona tersebut ialah : penataan ruang dengan fleksibilitas tinggi perlu memperhatikan penggunaan  Zona Publik - tanpa koleksi pembatas ruangan yang fleksibel pula. - Pemilihan system struktur harus  Zona Publik - dengan koleksi memperhatikan pada kondisi sekitar,  Zona Non Publik - tanpa koleksi seperti kondisi tanah, kondisi lingkungan dan sebagainya.  Zona Non Publik - dengan koleksi

 Zona Penyimpanan Koleksi.

Aspek Utilitas, Mekanikal dan Elektrikal - Tangga, dengan lebar minimum 1,5m, a. Jaringan Air Bersih mudah dilihat dan mudah dijangkau. System jaringan air bersih yang digunakan - Travelator, semata-mata untuk adalah dengan up fed system, dengan membantu dan memudahkan sumber air dari PAM atau dari sumur. pengunjung dalam melakukan Dasar pemilihan system ini adalah untuk perjalanan vertikal. Serta memudahkan mengantisipasi persediaan air bersih jika juga untuk para kaum difabel. listrik padam. f. Jaringan Pengkondisian Udara b. Jaringan Air Kotor Penggunaan AC mutlak diperlukan dalam Meliputi pembuangan air kotor kloset, ruang pamer dan ruang konservasi dan urinoir, wastafel, kamar mandi, dan preservasi yang membutuhkan keadaan jaringan pembuangan air hujan. Air suhu ideal. Sedangkan untuk ruang yang kotor pada setiap bangunan dialirkan lain diupayakan menggunakan untuk dikumpulkan dalam suatu pengkondisian udara alami dan dapat penampungan berupa sumur endapan, menggunakan exhaust fan. System AC sedangkan kotoran cair dapat langsung yang digunakan ada dua macam yakni : mengalir melalui roil kota. - Sistem water cooled package, digunakan c. Jaringan Instalasi Listrik untuk ruangan yang berkapasitas besar Sumber daya listrik berasal dari PLN, dan seperti ruang pamer, dan ruang sebagai sumber cadangan digunakanlah auditorium. genset. Daya listrik ini akan melayani - Sistem split, digunakan untuk ruang beban penerangan, pompa, penghawaan yang berkapasitas kecil sehingga dapat buatan dan MEE lainnya. dilakukan pengaturan kenyamanan yang d. Jaringan Komunikasi terpisah. Ada dua macam system komunikasi : g. Jaringan Penagkal Petir 1. Komunikasi Internal, yaitu komunikasi System yang digunakan adalah system yang terjadi antara satu tempat ke faraday. System ini terdiri satu tiang tempat yang lain dalam satu bangunan, yang dihubungkan dengan kawat antara lain : tembaga yang dialirkan ke dalam tanah - Intercom, HT, untuk penggunaan melalui arde. Pertimbangannya adalah individual 2 arah. karena bangunan tidak terlalu tinggi dan - Speaker/sound system dan car all untuk supaya tidak membahayakan bangunan komunikasi satu arah. sekitarnya. - Local Area Network (LAN) yaitu h. Jaringan Pembuangan Sampah system komunikasi data berupa Sampah ditampung sementara di bak pertukaran informasi antar penampungan. Sampah organik dan computersecara intern antar ruangan anorganik dipisahkan, kemudian dalam bangunan. diangkat ke tempat pembuangan akhir - Private Automatic Brand Exchange menggunakan truk sampah. System sebagai pengendali komunikasi i. Jaringan Pemeliharaan Bangunan keluar masuk. Dilakukan secara berkala baik didalam 2. Komunikasi eksternal, yaitu komunikasi bangunan maupun luar bangunan supaya dari dan keluar bangunan. Antara lain : tampilan bangunan tetap awet dan - Telepon untuk pembicaraan individu 2 menarik (tidak kusam). arah. j. Jaringan Pengamanan Bangunan - Faximile, komunikasi melalui jaringan 1. Pengamanan terhadap kebakaran. telepon dengan catatan tertulis langsung Ada dua penanganan terhadap kebakaran : dan penggunaan internet. a. System tanda bahaya, dengan e. Jaringan Transportasi Vertikal mendeteksi gejala-gejala yang terjadi Jaringan Transportasi Vertikal yang akibat kebakaran dengan menggunakan : digunakan adalah :  Detektor derajat panas rata-rata, Untuk mendukung proses pendekatan, digunakan ruang yang bersifat umum. perencanaan dan perancangan ini maka  Detektor derajat panas tetap, untuk ditetapkan beberapa hal sebagai dasar mendeteksi panas secara lebih sensitif. pendekatan, ialah sebagai berikut :  Panel kontrol bahaya api, untuk a. Sesuai dengan proses yang ada mendeteksi asal api. berdasarkan ruang lingkup  Detektor asap, untuk mendeteksi asap pelayanannya, maka Museum Budaya yang berlebihan. Kutaringin di Pangkalan Bun ialah b. System pemadam api, dengan sebagai museum budaya yang ruang menempatkan elemen seperti : lingup pelayanan regional.  Sprinkler, bekerja secara otomatis pada b. Perencanaan dan perancangan Museum suhu ruangan yang mencapai 60ºc-70ºC. Budaya Kutaringin di Pangkalan Bun daya semburan ±25m². Perletakan jarak mengacu pada tapak yang ada, antar sprinkler biasanya 6 m untuk memanfaatkan tapak sesuai dengan ruangan dan 9 m untuk koridor. kebutuhan museum yang akan  Pada ruang koleksi sprinkler mendapatkan bentuk akhir. menggunakan serbuk agar tidak c. Penyelenggaraan dan pengelolaan merusak koleksi. Museum Budaya Kutaringin di Pangkalan Bun nantinya akan ditangani  Fire hydrant, jangkauan sekitar 25-30m, oleh pemerintah Kabupaten sumber air berasal dari reservoir. Kotawaringin Barat melalui Dinas  Hydrant pylar, untuk diluar bangunan, Pariwisata setempat. jarak maksimal 100m. d. Ekspresi bangunan yang nantinya akan  Fire extinguisher, tabung berisi zat ditampilkan merupakan arsitektur kimia dengan penempatan antar unit modern dengan mengadopsi asitektur sekitar 20-25 m, memiliki jangkauan lokal kalimantan. seluas 200m²-250m². e. Untuk ruang-ruang yang tidak memiliki 2. Pengamanan terhadap tindak kriminal standar, akan dilakukan studi analisa Menggunakan CCTV dengan menempatkan dan asumsi-asumsi. kamera pengawas pada setiap ruang

yang perlu pengawasan. Serta Aspek Arsitektural pemasangan alarm pada vitrine atau Yang digunakan pada perancangan ruang pamer. bangunan Museum Budaya Kutaringin di

Pangkalan Bun, dengan pendekatan Konsep Dasar Perancangan arsitekturalnya adalah pengkinian arsitektur Aspek Fungsional nusantara, yaitu menggabungkan antara Pendekatan perencanaan dan arsitektur lokal dengan arsitektur modern. perancangan arsitektur pada bangunan Beberapa yang menjadi pertimbangan yang Museum Budaya Kutaringin di Pangkalan mendasari pemilihan desain ini ialah potensi Bun sebagai museum aktif. Yang tidak tapak yang strategis, menciptakan bangunan hanya memamerkan sejarah dan budaya yang bisa menjadi icon kota dengan desain kotawaringin barat saja tetapi juga yang baik, imajinatif dan kreatif. Hal ini mengenalkan atau memamerkan benda- mengikuti dengan perkembangan benda bersejarah, juga sebagai wahana Kotawaringin Barat yang semakin mengarah konservasi dan edukasi, kegiatan-kegiatan ke modernisasi di segala bidang tetapi tidak penelitian dan pengembangan. Dan juga meninggalkan unsur-unsur budaya setempat. wadah promosi kebudayaan dan Sesuai dengan tujuan yang sudah kepariwisataan setempat. Kegiatan tersebut dibahas sekaligus menegaskan kembali dimaksudkan untuk menghidupkan aktivitas perencanaan dan perancangan Museum museum. Budaya Kutaringin di Pangkalan Bun ini menggunakan pendekatan Arsitektur Nusantara. Dengan memadukan Arsitektur Lokal dan Arsitektur Modern atau mengkinikan arsitektur lokal. Selain bangunan bangunan modern tetapi juga masih ada unsur arsitektur lokal. Pengkinian arsitektur Nusantara menjadi langkah pokok dalam menjaga kesinambungan antara asitektur masa lampau dengan masa kini dan masa mendatang. Pengkinian bukan berarti kembali ke masa lampau, tetapi arsitektur masa lampu dijadikan sebagaisumber kreatifitas dan akar kearsitekturan di .

Konsep Site dan Tapak Lokasi dan Tapak Terpilih Lahan Kosong – Area Hutan. Lokasi berada di Jl. Utama Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan – Kabupaten Kotawaringin Barat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Adapun batas-batas administratifnya adalah sebagai berikut :  Sebelah Utara : Lahan kosong dan gedung futsal.  Sebelah Timur : Jl. Utama Pasir Panjang dan SMKN 2 Pangkalan Bun dan SMP 7 Arut Selatan.  Sebelah Selatan : Permukiman warga pasir panjang dan rumah adat betang.  Sebelah Barat : Hutan dan lahan kosong.

Peraturan wilayah setempat. Peraturan daerah pada tapak atau lahan yang menjadi pilihan adalah sebagai berikut : 1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 60% 2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 1,8 3. Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 20 meter 4. Ketinggian Bangunan : Maksimal 3 lantai

SITEPLAN

DENAH SITEPLAN

TAMPAK KESELURUHAN

PERSPEKTIF

MUSEUM

GEDUNG PERTEMUAN

BANGUNAN PENUNJANG

AMPHITHEATER

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan yang dapat diambil De Chiara & Crosbie, 2001 : p.679-680 setelah melalui bab pendahuluan dan De Chiara & Crosbie, Time Saver Standards tinjauan pustaka serta data lokasi yang ada for Building Types (. 2001 : p.679 adalah : Ernst Neufert, 1997, Hal.135 1. Museum adalah tempat dimana Museografika, Ditjen Kebudayaan kebudayaan dan kesenian dari jaman Direktorat Permuseuman, Depdikbud, 1988 dahulu yang bernilai seni tinggi bisa Smita J. Baxi Vinod p. Dwivedi, Modern dilihat. Museum, Organization and Partice 2. Pembangunan museum dinilai sangat In India, New Delhi, Abinar penting. Pasalnya, selama ini benda Publications peninggalan budaya warisan kerajaan D.K.Ching, Francis, 2000, Arsitektur, Kotawaringin belum ada tempat Bentuk, Ruang dan Susunannya, penyimpanan khusus. ed.ke-2. Terj. Nurrahman Tresani 3. Dengan terbangunnya Museum Budaya Harwadi, Erlangga, Kutaringin di Pangkalan Bun bertujuan Neufert, Ernst, 2002, Data Arsitek, Jilid 2, untuk memfasilitasi guna menyimpan Terjemahan Sunarto Tjahjadi, berbagai benda peninggalan bersejarah Erlangga, Jakarta dan sebagai wahana konservasi Soekono, 1996, Pengamanan Museum, kebudayaan masyarakat Kotawaringin Proyek Pembinaan Permuseuman, Barat. Bertujuan untuk meningkatkan Jakarta daya tarik masyarakat, untuk salah satu Sunarso, Drs., 2000, Pengetahuan Dasar destinasi wisata edukasi dan bertujuan Konservasi Museum, Direktorat untuk melakukan pelestarian warisan Permuseuman, Direktorat Jendral budaya setempat. Kebudayaan Departemen 4. Memberikan tempat sebagai wahana Pendidikan dan Kebudayaan, konservasi budaya setempat dengan Jakarta memdirikan museum, dari yang Sutaarga, Moh. Amir, 1997/1998, Pedoman sebelumnya ada menjadi ada. Penyelenggaraan dan Pengelolaan 5. Mendorong bidang pariwisata di Museum, Direktur Permuseuman, Kotawaringin Barat khususnya di Direktorat Jendral Kebudayaan, Pangkalan Bun dengan adanya museum. Departemen Pendidikan dan Yang nantinya dapat meningkatkan juga Kebudayaan, Jakarta perekonomian pemerintah setempat. ______, 1999/2000, Pedoman Pendirian 6. Museum Budaya Kutaringin diharapkan Museum : Departemen Pendidikan bisa menjadi icon kota sekaligus wadah Nasional Direktorat Jendral bagi masyarakat khususnya masyarakat Kebudayaan, Proyek Pembinaan pangkalan bun untuk menjadikan Permuseuman, Jakarta Museum ini sebagai destinasi atau ______, 2008, International Council Of rujukan dalam memperoleh informasi Museum (ICOM), Pedoman tentang sejarah dan kebudayaan Museum Indonesia, Departemen kotawaringin barat sekaligus sebagai Pendidikan Nasional Direktorat tujuan wisata. Jendral Kebudayaan, Proyek 7. Dari kesimpulan diatas, maka sangat Pembinaan Permuseuman, Jakarta diperlukan pembangunan Museum Budaya Kutaringin, sehingga benda – benda bersejarah bisa diberikan wadah yang layak dan masyarakat bisa menjaga kelestarian budaya setempat.