4. ANALISIS DATA

4.1 Biografi Sandiaga Salahuddin Uno

Gambar 4.1 Sandiaga Salahuddin Uno Sumber: https://www.Instagram.com/sandiuno/, 2019

Sandiaga Salahuddin Uno merupakan anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Razif Halik Uno dan Rachmini Rachman yang lahir di Pekanbaru, Riau, 28 Juni 1969. Sang ayah bekerja di perusahaan Caltex di Riau, sementara ibunya terkenal sebagai pakar pendidikan kepribadian. Sekitar tahun 1970-an, keluarga Sandiaga akhirnya pindah ke dikarenakan sang ayah berhenti bekerja. Selama di Jakarta, Sandiaga mengenyam pendidikan dari SD hingga SMA. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan di Wichita State University, Amerika Serikat dan lulus di tahun 1990 dengan predikat summa cum laude dan memperoleh gelar Bachelor of Business Administration. Tak lama kemudian, Sandiaga pun melanjutkan pasca sarjana Business Administration di George Washington University dengan jalur beasiswa dan lulus dengan IPK 4.0 di tahun 1992 (“Profil: Sandiaga Salahuddin”, 2019). Suami dari Nur Asiah yang dikaruniai 3 orang anak bernama Anneesha Atheera Uno, Amyra Atheefa Uno, dan Sulaiman Saladdin Uno ini memiliki perjalanan karir yang panjang dan tidak mudah. Awal karirnya dimulai dari

58 Universitas Kristen Petra sebagai karyawan pada tahun 1990 di Bank Summa. Tiga tahun kemudian, ia pun bergabung dengan Seapower Asia Investment Limited di Singapura dan langsung menjabat sebagai Manajer Investasi sekaligus di MP Holding Limited Group pada tahun 1994. Pada tahun 1995, Sandiaga berpindah perusahaan ke NTI Resources Ltd, Kanada dengan jabatan Executive Vice President. Namun sayangnya, krisis moneter tahun 1997 menyebabkan perusahaan menjadi bangkrut dan membuat Sandiaga menjadi pengangguran. Akhirnya, Sandiaga pun memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan tinggal bersama kedua orang tuanya (“Profil: Sandiaga Salahuddin”, 2019). Semenjak itu, Sandiaga pun mencoba kembali bangkit dari keterpurukannya dan mulai membangun bisnis. Pada akhir tahun 1997, Sandiaga bersama teman-temannya, salah satunya Rosan Perkasa Roeslani mendirikan perusahaan PT. Recapital Advisors yang bergerak di bidang jasa konsultan keuangan (Wink, August 9, 2018). Perusahaan ini memiliki anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, seperti asuransi jiwa, perbankan, dan sebagainya. Adapun anak perusahaan dari PT. Recapital Advisors di antaranya Recapital Asset Management, Global Sarana Lintas Artha, Recapital Life Insurance, Recapital General Insurance, Bank Pundi (sekarang BPD Banten), Acuatico yang membawahi Aetra air (Indonesia, Tangerang, Jakarta) dan Acuatico Hanoi, Hotel Grand Kemang, Hotel Mesastila Magelang, Mahaka Media yang membawahi Republika Online dan sejumlah perusahaan periklanan (Pasha, August 24, 2018). Selanjutnya, di tahun 1998, Sandiaga mendirikan Perusahaan Saratoga Investama Sedaya Tbk bersama Edwin Soeryadjaya dan Michael Soeryadjaya yang merupakan perusahaan holding untuk berinvestasi ke perusahaan-perusahaan besar milik mereka lainnya. Sejak 1998 hingga 2017, terdapat 11 perusahaan yang mereka jadikan sebagai tempat berinvestasi, di antaranya: PT. Mandala Airlines (2011-2014), PT. Deltomed Laboratories (2017), PT. Gilang Agung Persada (2014), PT MGM BOSCO (2016), PT. Agra Energi Indonesia (2015), PT. Amara Plantation (2010), Finders Resources Limited (2013), Interra Resources Limited (2012), PT. Merdeka Copper Gold (2014), PT. Sihayo Gold Limited (2012), dan Sumatera Copper & Gold (2012) (Pasha, August 24, 2018).

59 Universitas Kristen Petra Secara perlahan, Sandiaga mulai membangun perusahaannya dan berhasil. Ia pun membuka bisnis baru dengan cara membeli perusahaan yang bangkrut, lalu dirapikan dan dijual kembali (“Profil: Sandiaga Salahuddin”, 2019). Hingga kini, bisnisnya berkembang pesat dan memiliki berbagai sektor bisnis, antara lain pertambangan batu bara (Adaro Energy Tbk), otomotif (Mitra Pinansthika Mustika Tbk), perkebunan kelapa sawit (Provident Agro Tbk), pembangkit listrik (Medco Power Indonesia), telekomunikasi (Tower Bersama Infrastructure Tbk), dan infrastruktur (Lintas Marga Sedaya) (Pasha, August 24, 2018). Berkat kegigihan dan kesuksesannya dalam dunia bisnis, membuat Sandiaga tak luput dari berbagai penghargaan. Ia pernah memperoleh penghargaan Indonesian Enterpreneur of The Year dari Enterprise Asia tahun 2008. Kemudian, di tahun 2009, Sandiaga termasuk sebagai 150 orang terkaya versi Globe Asia. Pada tahun 2011, ia pun kembali mendapat posisi sebagai orang terkaya nomor 37 di Indonesia versi Majalah Forbes. Bahkan, Sandiaga juga pernah dinobatkan oleh Globe Asia sebagai orang terkaya ke-63 di Indonesia (“Profil: Sandiaga Salahuddin”, 2019). Kecemerlangannya dalam mengelola bisnis akhirnya mengantarkan Sandiaga untuk menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) yang beranggotakan lebih dari 30 ribu pengusaha periode 2005-2008. Salah satu fokusnya adalah pada pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) (Nugroho, August 10, 2018). Tidak hanya itu, Sandiaga juga aktif di KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) dan sempat menduduki jabatan Wakil Ketua Umum bidang usaha UMKM dan koperasi (Susila & Zaihnudin, October 1, 2016).

60 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.2 Sandiaga yang Gemar Berolahraga di Sela-Sela Kesibukannya Sumber: Trinoviana, February 19, 2019

Selain dunia bisnis, Sandiaga juga dikenal sebagai penggemar dunia olahraga, khususnya lari. Ia pernah berkeliling dunia dan berpartisipasi di 6 World Major Marathons di New York (2011), Berlin (2012), Tokyo (2014), Chicago (2014), Boston (2015), dan London (2015). Ketika usianya 47 tahun, Sandiaga pernah diangkat sebagai Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia menggantikan Hilmi Panigoro (“Profil: Sandiaga Salahuddin”, 2019). Selain olahraga lari, Sandiaga juga aktif bermain basket. Berkat hobinya tersebut, Sandiaga pernah menjadi Manajer Timnas Bola Basket Putri Indonesia di ajang SEA Games tahun 2005 di Filipina (Susila & Zaihnudin, October 1, 2016). Sukses di dunia usaha dan olahraga, akhirnya Sandiaga pun berkiprah di dunia politik. Sebelum resmi bergabung di Partai Gerindra, Sandiaga hanyalah sebagai konsultan keuangan Prabowo yang bertugas memberi saran dan masukan dari segi keuangan terhadap bisnis Prabowo (Pasha, August 24, 2018). Tidak hanya itu, di tahun 2014, Sandiaga pun terlibat aktif menjadi juru bicara Prabowo di bidang Ekonomi dalam Pilpres 2014 (“Prabowo-Sandi”, 2018). Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada tanggal 6 Februari 2015, Sandiaga resmi masuk ke Partai Gerindra menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina yang bertugas membangun kebijakan mengenai kerakyatan, kewirausahaan, dan UKM (Pasha, August 24, 2018).

61 Universitas Kristen Petra Melihat potensi Sandiaga yang luar biasa, beberapa bulan kemudian di akhir tahun 2015, selaku Ketua Umum Gerindra, menunjuk langsung Sandiaga sebagai calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan . Diawali dengan keraguan, Sandiaga pun mempelajari segala hal mengenai Jakarta selama tiga bulan lamanya. Setelah turun langsung ke 257 kelurahan, barulah muncul keyakinan dari dalam dirinya bahwa ia memiliki peluang besar di Jakarta dan menang di Pilkada 2017 (Pasha, August 24, 2018). Berkat usaha dan kerja kerasnya itu, Sandiaga sempat memecahkan rekor muri sebagai kandidat yang paling banyak turun ke lokasi masyarakat yakni 1.300 lokasi (Zulkodri, August 23, 2018). Setelah melewati persaingan yang sengit, akhirnya pasangan Anies-Sandi yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS ini berhasil memenangkan pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 di putaran kedua dengan perolehan suara 57,96% mengalahkan pasangan Ahok-Djarot (Pasha, August 24, 2018). Tepatnya pada tanggal 16 Oktober 2017, akhirnya Sandiaga bersama Anies Baswedan dilantik sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI periode 2017-2020 (“Profil: Sandiaga Salahuddin”, 2019). Kini, setelah hampir 10 bulan lamanya menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga akhirnya mendapatkan mandat untuk menjadi calon Wakil Presiden RI 2019 bersama Prabowo Subianto periode 2019-2024. Keputusannya ini membuat Sandiaga harus memilih untuk menanggalkan posisinya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta (Nugroho, August 10, 2018). Dalam Pilpres 2019 ini, Sandiaga yang berpasangan dengan Prabowo mewakili pasangan calon nomor urut dua serta memperoleh dukungan afiliasi dari Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera (Gatra, September 21, 2018).

62 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.3 Sandiaga Menyapa Para Milenial Usai Hadir dalam Acara Dialog dengan Milenial Depok, di Margonda, Depok, Jawa Barat Sumber: Mansur, January 12, 2019

Keseriusan Sandiaga dalam memenangkan Pilpres 2019 bersama pasangannya, dibuktikan melalui gencarnya kampanye akan dirinya di sejumlah tempat. Berikut adalah sejumlah fakta perjalanan Kampanye Sandiaga sejak 11 Agustus 2018 hingga 7 Januari 2019 berdasarkan data Tim Prabowo-Sandi (Mansur, January 12, 2019): 1. Sandiaga menempuh perjalanan panjang untuk mensosialisasikan program-programnya dengan melewati 77 kabupaten, 47 kota, dan 27 provinsi. 2. Sandiaga tidak hanya menyasar pasar dalam memaparkan program pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan catatan sebanyak 77 pasar, namun juga sebanyak 102 pondok pesantren. 3. Cawapres yang hobi olahraga lari dan basket ini menggunakan sejumlah moda transportasi dalam berkampanye keliling Nusantara, di antaranya pesawat sebanyak 83 kali, kereta 7 kali, dan 1 kali kapal ferry. 4. Jalur terpanjang dalam berkampanye yang pernah ditempuh Sandiaga adalah menempuh beberapa kota dalam waktu 3 malam dan mencapai 5.000 kilometer.

63 Universitas Kristen Petra 5. Sandiaga tercatat telah mengunjungi 1000 titik selama masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2019 dengan menempuh perjalanan sejauh 107.237,3 kilometer. Tidak hanya berkampanye secara langsung atau blusukan, Sandiaga juga aktif berkampanye di media sosial. Media sosial dipilihnya sebab Pilpres 2019 merupakan ajang pertarungan memperebutkan pemilihan milenial. Dengan demikian, pemanfaatan strategi komunikasi melalui sosial media berbasis big data dirasa sangat jauh lebih efektif dan optimal selain strategi komunikasi konvensional (Malau, September 26, 2018). Tidak hanya itu, penggunaan media sosial menurut Sandiaga juga dirasa lebih efektif dalam menjaring suara pemilih, termasuk dalam mempengaruhi swing voter atau massa mengambang (Wahidin, October 18, 2018). Adapun beberapa akun media sosial pribadi yang digunakan Sandiaga sebagai media kampanye dan terdaftar secara resmi di KPU (“Komisi Pemilihan Umum”, September 27, 2018), di antaranya Facebook ‘Sandiaga Salahuddin Uno’ yang dibuat sejak April 2009, disusul Twitter ‘@sandiuno’ yang dibuat sejak April 2010, serta yang terakhir, Instagram ‘@sandiuno’ yang dibuat sejak 6 Juli 2015 dan paling aktif digunakan Sandiaga dalam berkampanye di Pilpres 2019.

4.2 Profil Akun Instagram @sandiuno Akun resmi Instagram Sandiaga dengan nama @sandiuno ini telah dibuat sejak tanggal 6 Juli 2015. Hingga hari ini (28/3/19), akun Instagram Sandiaga telah berhasil memperoleh 3,9 juta followers dengan following sebanyak 252 akun dan posting-an mencapai 3,297 post. Di dalam akun Instagram Sandiaga ini, dimuat berbagai posting-an dimulai dari foto hingga video yang dilengkapi dengan caption. Tak hanya itu, Sandiaga pun juga memanfaatkan fitur Instagram lainnya, seperti IG Live hingga IGTV dalam berkomunikasi dengan publiknya (Rosana, November 13, 2018).

64 Universitas Kristen Petra

Gambar 4.4 Tampilan Akun Instagram Sandiaga Sumber: https://www.Instagram.com/sandiuno/, 2019

Terlepas dari posting-an terkait aktivitas keseharian dan kehidupan Sandiaga, ternyata Instagram telah digunakannya sebagai wadah kampanye dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 (“Eksis di Instagram”, February 24, 2017). Tidak hanya itu, pada Pilpres 2019, Sandiaga pun kembali berkampanye melalui Instagram- nya. Adapun alasan Sandiaga memilih menggunakan Instagram sebagai media kampanyenya sebab dirasa lebih efisien, memiliki jangkauan yang besar, mampu menghimpun aspirasi rakyat, dan memudahkan untuk memperlihatkan citra dirinya di mata publik (Fathurohman, October 19, 2018).

Gambar 4.5 Berbagai Posting-an dalam Akun Instagram Sandiaga Sumber: https://www.Instagram.com/sandiuno/, 2019 65 Universitas Kristen Petra Pada Pilpres 2019, Sandiaga sangat aktif dalam berkampanye di akun Instagram miliknya. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi peneliti dalam akun Instagram @sandiuno bahwa jumlah posting-an Sandiaga dimulai dari tanggal 23 September 2018 hingga 13 April 2019 yakni masa awal hingga akhir masa kampanye Pilpres 2019 yang ditetapkan KPU, terdapat sebanyak 1.115 posting-an dengan unggahan sebanyak 1-18 post per harinya. Banyaknya jumlah posting-an Sandiaga di akun Instagram Sandiaga ini pun mengalahkan jumlah posting-an dalam akun Instagram masing-masing kandidat lainnya seperti Instagram @jokowi.amin yang mewakili pasangan Jokowi-Amin sebanyak 447 posting-an dengan unggahan sebanyak 1-15 post per harinya dan Instagram @prabowo sebanyak 180 posting-an dengan unggahan sebanyak 1-4 post per harinya.

4.3 Isi Dokumen “Empat Pilar Menyejahterakan Indonesia: Adil Makmur bersama Prabowo-Sandi” Berikut ini adalah isi dokumen resmi awal yang terdapat di situs resmi kpu.go.id serta telah diterima dan diakui secara resmi atau sah oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) berjudul “Empat Pilar Menyejahterakan Indonesia: Adil Makmur bersama Prabowo-Sandi”, yang di mana di dalamnya mencakup visi, misi, dan empat pilar utama “Menyejahterakan Indonesia” yang digunakan sebagai pedoman materi kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019 (“Komisi Pemilihan Umum”, September 27, 2018): 4.3.1 Visi Terwujudnya Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, relijius, berdaulat di bidang politik, berdiri diatas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional yang kuat di bidang budaya serta menjamin kehidupan yang rukun antar warga negara tanpa memandang suku, agama, latar belakang sosial dan rasnya berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

66 Universitas Kristen Petra 4.3.2 Misi 1. Membangun perekonomian nasional yang adil, makmur, berkualitas, dan berwawasan lingkungan dengan mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia melalui jalan politik-ekonomi sesuai pasal 33 dan 34 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Membangun masyarakat Indonesia yang cerdas, sehat, berkualitas, produktif, dan berdaya saing dalam kehidupan yang aman, rukun, damai, dan bermartabat serta terlindungi oleh jaminan sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi. 3. Membangun keadilan di bidang hukum yang tidak tebang pilih dan transparan, serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui jalan demokrasi yang berkualitas sesuai dengan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Membangun kembali nilai-nilai luhur kepribadian bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, dan bersahabat, yang diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa. 5. Membangun sistem pertahanan dan keamanan nasional secara mandiri yang mampu menjaga keutuhan dan integritas wilayah Indonesia.

4.3.3 Empat Pilar “Menyejahterakan Indonesia” • Pilar I: Pilar Ekonomi 1. Menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan di bidang ekonomi, dengan mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan mampu bersaing di tingkat dunia. 2. Menciptakan lapangan kerja sebesar-besarnya. 3. Menjaga harga kebutuhan pokok yang stabil dan terjangkau. 4. Mendorong pertumbuhan dunia usaha dan koperasi yang efisien dan unggul. 5. Mendorong pembangunan berkualitas yang mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial ekonomi. 6. Meningkatkan daya beli masyarakat. 67 Universitas Kristen Petra 7. Menciptakan sumber-sumber pertumbuhan baru, termasuk pariwisata, ekonomi kreatif, ekonomi digital, startup, industri syariah dan maritim. 8. Mendorong pembangunan ekonomi nasional dengan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan yang berkeadilan sosial.

• Pilar II: Pilar Kesejahteraan Rakyat 1. Mempercepat penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan lapangan kerja dan perbaikan iklim ketenagakerjaan. 2. Memberikan jaminan pemenuhan hak dasar masyarakat bagi fakir miskin, anak terlantar, lansia, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya. 3. Memastikan seluruh rakyat Indonesia terlindungi oleh Jaminan Sosial. 4. Memperbaiki tata kelola sistem kesehatan dengan mengedepankan ‘Paradigma Sehat’ untuk mewujudkan manusia Indonesia yang tangguh dan berkualitas. 5. Memperbaiki sistem Pendidikan Nasional untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing global. 6. Memperbaiki program kependudukan termasuk hak dan kesehatan reproduksi demi peningkatan kualitas dan produktivitas penduduk untuk memanfaatkan bonus demografi. 7. Memperkuat program ketahanan keluarga sebagai garda terdepan guna mewujudkan Indonesia yang bermartabat, adil dan makmur. 8. Memperkuat program pembinaan olahraga secara menyeluruh, modern dan berjenjang. 68 Universitas Kristen Petra 9. Membangun ketersediaan Pangan, Energi, dan Gizi.

• Pilar III: Pilar Budaya dan Lingkungan Hidup 1. Melestarikan keragaman warisan seni budaya sebagai kekuatan pemersatu bangsa. 2. Merevitalisasi dan mendorong pembangunan dan penyebaran sentra kebudayaan, termasuk bioskop rakyat, di seluruh Indonesia. 3. Mengembangkan budaya bahari dalam sistem pendidikan nasional. 4. Memperkuat badan-badan yang ada, dalam merevitalisasi bangunan kuno cagar budaya di seluruh Indonesia. 5. Membangun industri berbasis digital yang berorientasi global dengan memberikan insentif dan modal kepada para pelakunya. 6. Memperluas kewenangan dan peran Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) sebagai ujung tombak pengembangan industri yang berbasis ekonomi-budaya. 7. Mendukung pengembangan sumber daya kreatif yang potensial guna meningkatkan jumlah SDM di sektor ekonomi kreatif yang memiliki daya saing. 8. Memperjuangkan hak-hak para pekerja seni, seniman dan artis di Indonesia. 9. Berperan aktif mengatasi perubahan iklim global, sesuai kondisi Indonesia. 10. Memberikan hukuman seberat-beratnya bagi pemilik perusahaan yang terlibat dalam pembalakan liar, kebakaran hutan dan pembunuhan hewan langka yang dilindungi. 11. Merevitalisasi usaha-usaha pelestarian lingkungan menggunakan kearifan lokal, di wilayah-wilayah yang mengalami degradasi lingkungan yang berat. 69 Universitas Kristen Petra 12. Meningkatkan perlindungan hewan langka dengan meningkatkan luasan area perlindungan dan konservasi.

• Pilar IV: Pilar Politik, Hukum, dan Hankam 1. Mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui jalan demokrasi. 2. Mewujudkan keutuhan dan integritas wilayah Indonesia dengan memperkuat sistem pertahanan dan keamanan nasional. 3. Mewujudkan penegakan hukum yang adil, tidak tebang-pilih, dan transparan. 4. Mewujudkan penerapan reformasi birokrasi yang berkualitas. 5. Memberantas korupsi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dengan memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman. 6. Mencegah praktik korupsi dalam birokrasi melalui penerapan manajemen terbuka dan akuntabel, termasuk kerja sama dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman. 7. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif yang berwibawa, disegani, dan dihormati oleh dunia internasional. 8. Membangun kedaulatan maritim yang tangguh dan kuat.

4.4 Uji Reliabilitas dan Validitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sampai sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (reliable). Suatu penelitian dapat dikatakan reliabel apabila pengukuran yang sama atas data yang sama, maka akan menghasilkan kesimpulan atau hasil akhir yang sama pula (Ardianto, 2010, p. 189). Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian dengan metode analisis isi ini adalah lembar koding yang telah disesuaikan dengan kategori strategi impression management milik Jones & Pittman (1982). 70 Universitas Kristen Petra Penelitian ini menggunakan formula Ole R. Holsti (1969) untuk menghitung reliabilitas dari alat ukur yang akan digunakan peneliti. Berikut adalah rumus untuk menghitung reliabilitas (Holsti, 1969, p. 140):

Reliabilitas Antar-Coder = 2M

N1+N2

Keterangan: M : Jumlah coding yang sama (disetujui oleh masing-masing coder) N1 : Jumlah coding yang dibuat oleh coder 1 N2 : Jumlah coding yang dibuat oleh coder 2

Reliabilitas dari suatu alat ukur penelitian dapat dilihat dari angka koefisien reliabilitas (coefficient reliability) antar-coder yang menunjukkan seberapa besar persentase persamaan antar-coder ketika menilai suatu isi. Reliabilitas bergerak antara 0 hingga 1, di mana 0 berarti tidak ada satu pun yang disetujui oleh para coder dan 1 berarti persetujuan sempurna di antara para coder. Semakin tinggi angka reliabilitas, maka semakin tinggi pula reliabilitas (Eriyanto, 2011, p. 290). Pada formula Holsti ini, angka koefisien reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah sebesar 0,7. Dalam artian, jika angka koefisien reliabilitas memperoleh angka sebesar 0,7 atau bahkan lebih besar, maka alat ukur dapat dikatakan reliabel. Namun jika angka koefisien reliabilitas di bawah angka 0,7 berarti alat ukur dikatakan tidak reliabel (Eriyanto, 2011, p. 290). Nuendorf (2002, p. 51) pun mengusulkan jumlah unit studi yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas sekurangnya adalah 10% dari total populasi unit studi (dalam Eriyanto, 2011, p. 299). Peneliti (Coder 1) dan hakim (Coder 2) yaitu Indira Siedharta, telah melakukan koding terhadap 80 sampel caption Sandiaga dalam akun Instagram @sandiuno. Adapun jumlah sampel untuk uji reliabilitas ini diperoleh dari 10% total sampel dalam penelitian ini yakni caption Sandiaga dalam akun Instagram @sandiuno mulai dari tanggal 23 September 2018 hingga 13 April 2019 dan

71 Universitas Kristen Petra memiliki keterkaitan dengan empat pilar besar “Menyejahterakan Indonesia”, sebanyak 755 caption. Berikut adalah hasil koding yang telah dilakukan oleh peneliti dan hakim seperti yang tertera pada tabel 4.1 di bawah ini di mana “S” berarti Setuju yang menandakan adanya persetujuan antara peneliti dan hakim dan “TS” berarti Tidak Setuju yang menandakan tidak adanya persetujuan antara peneliti dan hakim:

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

Reliabilitas Antar- No. Indikator Sub Indikator Coder a) Sifat positif 0,98 b) Persetujuan 1 c) Pujian 0,90 d) Salam 0,99 1. Ingratiation e) Simpati 0,98 f) Humor 0,99 g) Terima kasih 0,94 h) Motivasi 0,98 a) Ancaman 1 b) Marah 1 2. Intimidation c) Kekuasaan 0,99 d) Keputusan 0,98 e) Kritikan 0,90 a) Kemampuan 0,96 b) Optimisme 0,81 3. Self-Promotion c) Pengalaman 0,96 d) Prestasi 0,99 a) Ajakan berbuat baik 1 b) Kepentingan masyarakat 0,81 c) Kejujuran dalam bekerja 0,98 4. Exemplification d) Kedisiplinan dalam bekerja 0,94 e) Ajakan bertindak positif 0,90 f) Kedermawanan 0,98 a) Ketidakmampuan 1 5. Supplication b) Kelemahan 1 c) Permintaan bantuan 1

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

72 Universitas Kristen Petra Berdasarkan tabel 4.1 di halaman 72, terlihat bahwa angka reliabilitas antar-coder dari setiap sub indikator yang mewakili setiap indikator strategi impression management telah mencapai angka di atas 0,7 sesuai dengan angka koefisien reliabilitas mininum yang ditoleransi dalam formula Holsti. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa alat ukur yakni lembar koding yang telah dibuat oleh peneliti dalam penelitian ini dikatakan reliabel. Di samping uji reliabilitas, peneliti juga melakukan uji validitas. Menurut Eriyanto (2011, p. 260), validitas sangat penting dalam analisis isi karena berkaitan dengan apakah alat ukur yang dipakai dapat secara tepat mengukur konsep yang ingin diukur. Di sini, peneliti menggunakan validitas muka yaitu validitas yang berorientasi pada data untuk menilai seberapa baik alat ukur merepresentasikan informasi yang melekat di dalam dan berasosiasi dengan data yang tersedia (Krippendorff, 1980 dalam Eriyanto, 2011, p. 260). Untuk mengukurnya, maka peneliti melakukan pengecekan pada buku, jurnal dan konferensi yang diselenggarakan oleh komunitas ilmiah di bidang yang diteliti, dan memastikan apakah alat ukur yang dipakai telah diterima sebagai alat ukur yang valid (Eriyanto, 2011, p. 262). Terkait hal tersebut, indikator maupun sub indikator yang dituangkan dalam lembar koding penelitian ini merupakan alat ukur yang valid, sebab peneliti telah mengecek pada buku dan jurnal yang menjadi acuan peneliti (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999) yang mana sumber-sumber tersebut telah teruji, baik secara validitas dan reliabilitasnya, serta telah banyak digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Siedharta, 2017; Dewa, 2017; Satrio, 2017; Sriwigati, 2018).

4.5 Temuan dan Analisis Data Penelitian ini dilakukan dengan cara mengkoding data terhadap 755 caption Sandiaga dalam akun Instagram @sandiuno. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini merupakan caption Sandiaga mulai dari tanggal 23 September 2018 hingga 13 April 2019 dan memiliki keterkaitan dengan empat pilar utama “Menyejahterakan Indonesia” yang terdapat dalam dokumen berjudul “Empat Pilar Menyejahterakan Indonesia: Adil Makmur bersama Prabowo- Sandi”. Adapun kumpulan caption ini akan terbagi menjadi empat kategori pilar

73 Universitas Kristen Petra di mana pilar-pilar ini merupakan fokus dan cerminan dari visi misi yang diajukan pasangan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019. Keempat pilar yang dimaksud di antaranya yaitu pilar ekonomi, pilar kesejahteraan rakyat, pilar budaya dan lingkungan hidup, serta pilar politik, hukum, dan hankam. Peneliti secara khusus akan melihat strategi impression management yang digunakan oleh Sandiaga selama masa kampanye Pilpres 2019 melalui pesan verbalnya pada 755 caption. 4.5.1 Pilar 1: Ekonomi Captions yang terdapat dalam akun Instagram @sandiuno, khususnya pada kategori pilar ekonomi ini, meliputi fokus-fokus sebagai berikut: sumber daya manusia; lapangan kerja; harga kebutuhan pokok; dunia usaha dan koperasi; pembangunan berkualitas; daya beli masyarakat; sumber-sumber pertumbuhan baru, termasuk pariwisata, ekonomi kreatif, ekonomi digital, startup, industri syariah, dan maritim; dan pembangunan ekonomi nasional. Adapun jumlah caption yang termasuk dalam pilar ekonomi adalah sebanyak 567 caption dari total 755 caption. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management Sandiaga dalam kategori pilar ekonomi:

Grafik 4.1 Strategi Impression Management Sandiaga dalam Kategori Pilar Ekonomi

Strategi Impression Management (Pilar Ekonomi)

600

500

400 300 490 200 245 100 231 103 0 13 Ingratiation Intimidation Self-Promotion Exemplification Supplication

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

74 Universitas Kristen Petra Berdasarkan grafik perhitungan 4.1 di atas, terlihat jelas bahwa strategi exemplification memiliki perolehan jumlah koding tertinggi, yaitu 490 koding (45,29%) jika dibandingkan dengan strategi impression management lainnya. Selanjutnya, terdapat strategi self-promotion dengan jumlah koding sebanyak 245 koding (22,64%), diikuti dengan strategi ingratiation dengan jumlah koding sebanyak 231 koding (21,35%), kemudian strategi intimidation dengan jumlah koding sebanyak 103 koding (9,52%), dan terakhir, strategi supplication dengan jumlah koding hanya sebanyak 13 koding (1,2%). Adapun jumlah koding dalam setiap strategi di atas menunjukkan total jumlah koding sub indikator yang tampak dari keseluruhan caption di kategori pilar ekonomi. Unggulnya jumlah koding pada strategi exemplification ini, menunjukkan bahwa dalam mengomunikasikan mengenai kategori pilar ekonomi tersebut, Sandiaga ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness). Hasil perhitungan di atas memperlihatkan bahwa hasil jumlah koding tertinggi terletak pada strategi exemplification. Strategi exemplification adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness) dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 245). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.2 di halaman 76 ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management exemplification secara khusus:

75 Universitas Kristen Petra Grafik 4.2 Strategi Impression Management: Exemplification

Exemplification

Ajakan berbuat baik 0

Kepentingan masyarakat 408

Kejujuran dalam bekerja 2

Kedisiplinan dalam bekerja 25

Ajakan bertindak positif 53

Kedermawanan 2

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi exemplification dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: mengajak masyarakat untuk berbuat baik kepada sesama; menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat; menyatakan kejujurannya dalam bekerja; menyatakan kedisiplinannya dalam bekerja; mengajak masyarakat untuk bertindak positif; dan menunjukkan sikap kedermawanan dirinya (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.2 di atas, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi exemplification yang tampak dan relevan dengan teori adalah menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat sebanyak 408 koding (83,26%), menyatakan kejujurannya dalam bekerja sebanyak 2 koding (0,41%), menyatakan kedisiplinannya dalam bekerja sebanyak 25 koding (5,1%), mengajak masyarakat untuk bertindak positif sebanyak 53 koding (10,82%), dan menunjukkan sikap kedermawanan dirinya sebanyak 2 koding (0,41%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi exemplification yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat, yakni muncul di dalam 408 caption dari total 490 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 83,26%. 76 Universitas Kristen Petra Menurut Jones & Pittman (1972, p. 245), para pelaku exemplification, secara khas menampilkan dirinya dengan jujur, disiplin, dermawan, dan tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Mengutamakan kepentingan bersama atau orang lain, dalam hal ini masyarakat sama halnya dengan tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri yang menjadi salah satu karakteristik dari pelaku exemplification. Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Prabowo-Sandi akan selalu berpihak pada rakyat Indonesia dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas segala-galanya. Ikhtiar kami ialah menghadirkan keadilan ekonomi dengan menghadirkan harga-harga yang terjangkau, serta membuka luas lapangan kerja yang diutamakan untuk rakyat Indonesia, bukan asing.” (Caption Sandiaga terkait “67 persen atau hampir dua per tiga dari ekonomi kita ditopang …”, 13 Desember 2018).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa dalam mengomunikasikan kategori pilar ekonomi ini, Sandiaga secara jelas menyatakan tindakannya yang selalu mengutamakan kepentingan masyarakat. Seperti pernyataan di atas, Sandiaga mengatakan bahwa dirinya bersama Prabowo yang akan selalu berpihak dan mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia, terutama dalam menghadirkan keadilan ekonomi, melalui harga terjangkau dan perluasan lapangan kerja. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Sandiaga memang memprioritaskan kepentingan masyarakat Indonesia dibandingkan hal yang lainnya. Dengan menyatakan tindakannya yang mementingkan kepentingan rakyat ini, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi exemplification yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness). Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.2 di halaman 76 bahwa terdapat satu sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi exemplification ini. Sub indikator yang dimaksud adalah mengajak masyarakat untuk berbuat baik kepada sesama. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 259), pelaku exemplification akan memberikan contoh sikap mengenai kebaikan atau kelayakan (worthiness) di depan target orang. Farida Agus Setiawati (2006, p. 43) menjelaskan bahwa perilaku yang bermoral adalah perilaku manusia yang baik yang sesuai dengan harapan, aturan, dan kebiasaan yang diterima suatu kelompok masyarakat tertentu

77 Universitas Kristen Petra (dalam Khaironi, 2017, p. 7). Dengan demikian, melalui tindakan mengajak masyarakat untuk berbuat baik kepada sesama, maka termasuk ke dalam salah satu tindakan bermoral, karena pada dasarnya hal ini merupakan tindakan yang baik dan diterima oleh masyarakat. Namun, temuan penelitian tidak mendapati adanya karakteristik ajakan berbuat baik pada keseluruhan caption Sandiaga dalam kategori pilar ekonomi ini. Hal ini tentu sangat disayangkan dan akan jauh lebih baik jika keseluruhan sub indikator dalam strategi exemplification ini dimunculkan untuk semakin memperkuat penunjukan kesan berintegritas dan layak secara moral. Pada urutan berikutnya, tampak bahwa Sandiaga menggunakan strategi self-promotion, yaitu sebanyak 245 koding atau setara dengan persentase sebesar 22,64%. Strategi self-promotion adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan kompeten dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 241). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.3 di bawah ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management self-promotion secara khusus:

Grafik 4.3 Strategi Impression Management: Self-Promotion

Self-Promotion

Kemampuan 6

Optimisme 184

Pengalaman 24

Prestasi 31

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

78 Universitas Kristen Petra Strategi self-promotion dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang mendukung kinerjanya sebagai pemimpin; menyatakan optimisme dalam bekerja; menyatakan pengalaman masa lalu yang mendukung; dan menceritakan prestasi yang pernah diraih/ dalam bekerja sebagai pemimpin (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999). Pada grafik 4.3 halaman 78, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi self-promotion yang tampak dan relevan dengan teori adalah menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang mendukung kinerjanya sebagai pemimpin sebanyak 6 koding (2,45%), menyatakan optimisme dalam bekerja sebanyak 184 koding (75,1%), menyatakan pengalaman masa lalu yang mendukung sebanyak 24 koding (9,8%), dan menceritakan prestasi yang pernah diraih/ dalam bekerja sebagai pemimpin sebanyak 31 koding (12,65%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi self-promotion yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah menyatakan optimisme dalam bekerja, yakni muncul di dalam 184 caption dari total 245 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 75,1%. Jones & Pittman (1982, p. 241) mengatakan bahwa strategi self-promotion merupakan strategi impression management yang menekankan pada kompetensi. Pelaku self-promotion pada umumnya akan berusaha untuk meyakinkan target orang bahwa mereka kompeten di dalam satu bidang atau lebih. Untuk memperoleh kepercayaan dari target orang akan kompetensi yang dimiliki, seseorang dapat menunjukkan kepribadiannya yang positif (DeVito, 2013, pp. 76- 77). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Kami, Prabowo-Sandi yakin dengan mengamankan pasokan, memastikan rantai distribusi dengan lebih sederhana terbuka dan berkeadilan, kita bisa menghadirkan harga bahan pangan lebih terjangkau buat masyarakat.” (Caption Sandiaga terkait “Kita sedikit terenyuh dengan data world bank bahwa harga …”, 7 Oktober 2018).

Kutipan di atas menunjukkan Sandiaga yang optimis dengan apa yang akan dilakukannya dan apa yang diinginkannya untuk masyarakat dapat berhasil terwujudkan. Seperti pernyataan di atas, Sandiaga mengatakan bahwa ia bersama Prabowo yakin bahwa dengan upaya-upaya tertentu yang dilakukannya, harga bahan pangan yang terjangkau untuk masyarakat dapat terwujudkan. Dengan 79 Universitas Kristen Petra kepribadiannya yang positif melalui keoptimisan yang ditunjukkannya itu, Sandiaga memperlihatkan keyakinannya akan kompetensinya di mata masyarakat untuk dipercaya dan dapat berhasil dalam mewujudkan harga bahan pangan yang terjangkau atau perbaikan dalam bidang ekonomi. Dengan menyatakan keoptimisannya dalam bekerja, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi self- promotion yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berkompeten. Selanjutnya, tampak bahwa Sandiaga menggunakan strategi ingratiation dengan jumlah koding sebanyak 231 koding atau setara dengan persentase sebesar 21,35%. Strategi ingratiation adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan disukai dari pihak lain (likeable) (Jones & Pittman, 1982, p. 235). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.4 di bawah ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management ingratiation secara khusus:

Grafik 4.4 Strategi Impression Management: Ingratiation

Ingratiation

Sifat positif 2 Persetujuan 5 Pujian 98

Salam 26

Simpati 9 Humor 10 Terima kasih 60 Motivasi 21

0 20 40 60 80 100 120

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi ingratiation dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: menunjukkan sifat-sifat positif yang dimiliki; menyatakan 80 Universitas Kristen Petra persetujuan atas sesuatu hal yang dikemukakan oleh pihak lain; memberikan pujian kepada pihak lain; mengucapkan salam; menyatakan simpati kepada pihak lain, baik dalam bentuk ucapan selamat, belasungkawa, ataupun melalui tindakan bersimpati lainnya; menyatakan sesuatu yang bersifat humor; mengucapkan terima kasih kepada pihak lain atas sesuatu hal yang telah mereka lakukan/ berikan; dan memberikan motivasi kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.4 di halaman 80, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi ingratiation yang tampak dan relevan dengan teori adalah menunjukkan sifat-sifat positif yang dimiliki sebanyak 2 koding (0,87%), menyatakan persetujuan atas sesuatu hal yang dikemukakan oleh pihak lain sebanyak 5 koding (2,16%), memberikan pujian kepada pihak lain sebanyak 98 koding (42,42%), mengucapkan salam sebanyak 26 koding (11,25%), menyatakan simpati kepada pihak lain, baik dalam bentuk ucapan selamat, belasungkawa, ataupun melalui tindakan bersimpati lainnya sebanyak 9 koding (3,9%), menyatakan sesuatu yang bersifat humor sebanyak 10 koding (4,33%), mengucapkan terima kasih kepada pihak lain atas sesuatu hal yang telah mereka lakukan/ berikan sebanyak 60 koding (25,97%), dan memberikan motivasi kepada pihak lain sebanyak 21 koding (9,1%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi ingratiation yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah memberikan pujian kepada pihak lain, yakni muncul di dalam 98 caption dari total 231 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 42,42%. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 259), target orang dari pelaku ingratiation memiliki keinginan untuk memercayai ketulusan dari pujian atau persetujuan yang ia terima, tepatnya di dalam situasi di mana ia ingin paling disukai. Dengan demikian, melalui pemberian pujian kepada pihak lain, misalnya atas sesuatu yang mereka lakukan atau capai, dapat menunjukkan upaya seseorang untuk mendapatkan kesan disukai dari pihak lain (DeVito, 2013, pp. 74-75). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram- nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Ini adalah contoh sukses santripreuner. Pak Mahfudz tidak hanya punya Ponpes tapi juga beberapa restoran Dapur M’riah yang tersebar di Jawa Timur dan mampu menyerap lapangan kerja dan mampu meningkatkan

81 Universitas Kristen Petra ekonomi umat.” (Caption Sandiaga terkait “Laper situesyen di restoran Dapur M’riah, milik …”, 6 Oktober 2018).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sandiaga memberikan pujian kepada seorang bapak dengan menjadikannya sebagai contoh sosok yang dapat diteladani dan inspiratif. Ia memuji keberhasilan bapak tersebut dikarenakan dengan mendirikan rumah belajar maupun rumah makan, bapak tersebut telah memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, seperti tidak hanya dari segi pendidikan, namun juga pada lapangan kerja dan ekonomi umat. Dengan menyatakan pujiannya kepada seorang bapak tersebut, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi ingratiation yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang disukai. Di samping unggulnya sub indikator memberikan pujian kepada pihak lain dalam strategi ingratiation ini, muncul pula sub indikator menyatakan sesuatu yang bersifat humor sebanyak 10 koding atau setara dengan persentase 4,33%, seperti terlihat pada grafik 4.4 di halaman 80. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 235), pelaku ingratiation berupaya untuk mencapai sifat disukai dan untuk dapat disukai oleh orang lain, maka seseorang perlu memiliki karakteristik seperti kehangatan, humor, dapat dipercaya, mempesona, dan daya tarik fisik. Humor tampak menjadi salah satu karakteristik yang dapat ditunjukkan oleh seseorang yang ingin mendapatkan kesan disukai dari pihak lain. Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Ini saya beli ayam-ayaman produk UMKM lokal di Purwakarta. Saya kasih nama ayam-ayaman ini Owo dan Owi. Ini ayam-ayaman bukan untuk diadu apalagi untuk dibaperin. Biarkan ayam-ayaman ini hidup berdampingan sehingga terwujud ayam-ayaman yang damai dan sejahtera.” (Caption Sandiaga terkait “Ini saya beli ayam-ayaman produk UMKM lokal di …”, 14 November 2018).

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Sandiaga menyatakan humornya di sela-sela aktivitas kampanyenya yang mengundang tawa masyarakat. Di samping menyampaikan fokus utamanya dalam hal UMKM, Sandiaga juga tampak menyempatkan diri untuk menyampaikan hiburan berupa humor agar dapat membuat orang lain suka terhadapnya. Tidak hanya itu, melalui tindakan humor yang ditunjukkannya dalam kategori pilar ekonomi ini, Sandiaga juga terlihat

82 Universitas Kristen Petra berupaya untuk mematahkan pandangan atau persepsi publik akan dunia perpolitikan, dalam hal ini kontestasi Pilpres 2019 yang cenderung dianggap sebagai sesuatu hal yang serius dan menegangkan. Karyono Wibowo, selaku pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI), mengatakan bahwa kontestasi elektoral atau pemilihan tidak terlepas dari adanya segresasi (pengucilan) dan konflik sosial, sehingga masalah politik merupakan masalah yang serius dan juga menegangkan (Sidebang, November 27, 2018). Dengan demikian, hal ini tentu menjadi keunikan tersendiri bagi Sandiaga, sebab melalui tindakan humornya, ia ingin menunjukkan dirinya sebagai calon pemimpin yang mampu membawakan suasana yang berbeda dalam ajang demokrasi Pilpres 2019 ini. Berikutnya, tampak bahwa Sandiaga menggunakan strategi intimidation dengan jumlah koding sebanyak 103 koding atau setara dengan persentase sebesar 9,52%. Strategi intimidation adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan ditakuti dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 238). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.5 di bawah ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management intimidation secara khusus:

Grafik 4.5 Strategi Impression Management: Intimidation

Intimidation

Ancaman 0

Marah 0

Kekuasaan 0

Keputusan 11

Kritikan 92

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

83 Universitas Kristen Petra Strategi intimidation dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu menyatakan ancaman yang ditujukan kepada pihak lain; menyatakan perasaan marah; menyatakan kekuasaan sebagai pemimpin yang menimbulkan pengaruh negatif kepada pihak lain; menyatakan keputusan yang bersifat menekan dan menakuti pihak lain; dan menyatakan kritikan yang ditujukan kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.5 di halaman 83, terlihat bahwa hanya terdapat dua sub indikator dalam strategi intimidation yang tampak dan relevan dengan teori, di antaranya yaitu menyatakan keputusan yang bersifat menekan dan menakuti pihak lain sebanyak 11 koding (10,68%) dan menyatakan kritikan yang ditujukan kepada pihak lain sebanyak 92 koding (89,32%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi intimidation yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah menyatakan kritikan yang ditujukan kepada pihak lain, yakni muncul di dalam 92 caption dari total 103 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 89,32%. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 238), pelaku intimidation ingin menerima posisi bahwa ia memiliki sumber daya untuk mengakibatkan rasa sakit dan tekanan serta cenderung melakukan hal tersebut jika ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Ia ingin ditakuti dan dipercaya. Melalui kritikan yang ditujukan kepada target orang, maka dapat mengakibatkan orang yang ditarget menjadi tersinggung atau tersakiti hatinya (Wicaksono, July 31, 2018). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram- nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Pembangunan infrastruktur besar-besaran dengan memakan biaya yang besar bahkan harus utang luar negeri seharusnya mampu memberikan dampak langsung untuk seluruh masyarakat, bukan hanya di perkotaan tapi juga di pedesaan. Harga-harga yang kurang terjangkau dan biaya hidup yang masih tinggi memperlihatkan bahwa pembangunan infrastruktur kurang bisa dirasa dampaknya oleh seluruh lapisan masyarakat. (Caption Sandiaga terkait “Pembangunan infrastruktur besar- besaran dengan memakan …”, 9 Januari 2019).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa secara implisit, Sandiaga menyatakan kritikannya terhadap kinerja pihak tertentu yang dirasanya belum optimal untuk masyarakat, khususnya di pedesaan. Ia merasa bahwa pihak yang mengelola pembangunan infrastruktur kurang begitu berperan dalam menghadirkan dampak 84 Universitas Kristen Petra positif bagi masyarakat. Melalui kritikan ini, Sandiaga secara tidak langsung telah menyinggung dan menyakiti perasaan target orang yang dikritiknya tersebut. Ia ingin menerima posisi dan dipercaya bahwa dirinya memiliki sumber daya yang jauh lebih baik dan mampu untuk masyarakat di bawah kepemimpinannya mendatang, yang pada akhirnya mengakibatkan pihak yang dikritik menjadi lemah di mata masyarakat. Dengan menyatakan kritikannya kepada pihak lain, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi intimidation yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang ditakuti. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.5 di halaman 83 bahwa terdapat tiga sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi intimidation ini. Ketiga sub indikator yang dimaksud adalah menyatakan ancaman yang ditujukan kepada pihak lain, menyatakan perasaan marah, dan menyatakan kekuasaan sebagai pemimpin yang menimbulkan pengaruh negatif kepada pihak lain. Menurut Jones & Pittman (1982, pp. 238-239), pelaku intimidation ingin ditakuti dan dipercaya sehingga karakteristiknya lebih mengarah pada sikap ancaman, marah, hingga menyatakan kekuasaannya untuk menciptakan perasaan tersakiti, rasa tidak nyaman, atau segala bentuk sakit secara fisik. Tidak munculnya ketiga sub indikator dan rendahnya angka pada strategi intimidation (103 koding atau setara dengan persentase sebesar 9,52%) dalam kategori pilar ekonomi ini menunjukkan bahwa Sandiaga memang tidak ingin terkesan sebagai calon pemimpin yang ditakuti. Sebab, perilaku intimidation pada dasarnya dapat membuat seseorang menjadi kurang tertarik dan membuat orang semakin terpisah (Jones & Pittman, 1982, p. 239). Pada urutan terakhir, tampak bahwa Sandiaga menggunakan strategi supplication dengan jumlah koding sebanyak 13 koding atau hanya setara dengan persentase sebesar 1,2%. Strategi supplication adalah strategi impression management yang dilakukan dengan menyatakan kelemahan dan ketergantungan diri untuk mendapatkan bantuan (Jones & Pittman, 1982, p. 247). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.6 halaman 86 ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management supplication secara khusus:

85 Universitas Kristen Petra Grafik 4.6 Strategi Impression Management: Supplication

Supplication

Ketidakmampuan 6

Kelemahan 0

Permintaan bantuan 7

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi supplication dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu menyatakan ketidakmampuan/ ketidakberdayaannya dalam bekerja seorang diri; menyatakan kelemahan diri dalam berbagai hal di hadapan orang lain; dan menyatakan permintaan bantuan kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.6 di atas, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi supplication yang tampak dan relevan dengan teori adalah menyatakan ketidakmampuan/ ketidakberdayaannya dalam bekerja seorang diri sebanyak 6 koding (46,15%) dan menyatakan permintaan bantuan kepada pihak lain sebanyak 7 koding (53,85%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi supplication yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah menyatakan permintaan bantuan kepada pihak lain, yakni muncul di dalam 7 caption dari 13 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 53,85%. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 247), strategi supplication adalah strategi impression management yang dilakukan dengan menyatakan kelemahan dan ketergantungan diri untuk mendapatkan bantuan. Oleh karena itu, menyatakan permintaan bantuan menjadi salah satu karakteristik dalam strategi ini. Melalui ketidakmampuan yang ditunjukkan seseorang, maka target orang akan 86 Universitas Kristen Petra memberikan bantuan yang dapat dilakukannya (DeVito, 2013, p. 77). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram- nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Saya dan Pak @prabowo memohon doa dan restu dari seluruh masyarakat Indonesia agar bisa mewujudkan apa yang rakyat Indonesia harapkan, yakni perbaikan dalam ekonomi.” (Caption Sandiaga terkait “Malam ini kita berkumpul di tempat ini, dan juga terhubung …”, 14 Januari 2019).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sandiaga secara terang-terangan meminta bantuan dari seluruh masyarakat Indonesia agar dirinya bersama Prabowo dapat memenangkan Pilpres 2019 dan mewujudkan apa yang diinginkan rakyat Indonesia, khususnya dalam perbaikan ekonomi. Terlihat bahwa ia memerlukan adanya bantuan dari orang lain, dalam hal ini doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia. Melalui permintaan bantuan yang dilakukannya, Sandiaga menunjukkan dirinya yang tidak mampu berdiri sendiri dalam memenangkan Pilpres 2019 jika tanpa adanya bantuan dari masyarakat, sehingga ia berharap masyarakat akan memberikan doa dan restunya. Dengan menyatakan permintaan bantuannya kepada pihak lain, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi supplication. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.6 di halaman 86 bahwa terdapat satu sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi supplication ini. Sub indikator yang dimaksud adalah menyatakan kelemahan diri dalam berbagai hal di hadapan orang lain. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 247), strategi supplication dimungkinkan untuk dilakukan oleh seseorang yang kekurangan sumber daya sehingga memanfaatkan kelemahan dan ketergantungannya. Tidak mengherankan jika sub indikator menyatakan kelemahan tidak muncul, sebab semakin banyak sub indikator dalam strategi supplication ini ditunjukkan, maka akan membuat Sandiaga yang maju sebagai Cawapres 2019 menjadi terkesan tidak berkompeten. Hal ini pun sesuai dengan diutarakan oleh Jones & Pittman (1982, p. 260) bahwa strategi self promotion bertentangan dengan strategi supplication. Dalam temuan penelitian ini, strategi self promotion tampak unggul (245 koding atau setara dengan persentase 22,64%) dibandingkan dengan strategi supplication yang mendapati perolehan persentase terendah (hanya sebanyak 13 koding atau setara dengan persentase 1,2%), seperti terlihat pada grafik 4.1 di halaman 74. Dengan 87 Universitas Kristen Petra demikian, ketika seseorang ingin tampak berkompeten, maka tidak mungkin sisi kelemahannya ditunjukkan. Secara keseluruhannya, dari hasil perhitungan peneliti, jumlah koding pada strategi exemplification sangatlah dominan, khususnya pada sub indikator menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat, jika dibandingkan dengan strategi impression management lainnya. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 245), strategi exemplification adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness) dari pihak lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam mengomunikasikan kategori pilar ekonomi ini selama masa kampanye Pilpres 2019 melalui akun Instagram-nya @sandiuno, Sandiaga ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness). Dominannya strategi exemplification dalam kategori pilar ekonomi ini, didukung dengan pernyataan Sandiaga dalam rapat paripurna DPRD DKI terkait penetapan pemberhentian dirinya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dalam pidatonya dikatakan bahwa semasa ia bertugas dengan Anies Baswedan, dirinya berkomitmen untuk mengabdi, konsisten dalam menekan kepentingan pribadi, disertai dengan upaya terus-menerus untuk mengutamakan kepentingan rakyat seperti penumbuhan wirausaha, menjinakkan harga, dan membuka lapangan kerja (Tambun, August 27, 2018). Fakta tersebut memperlihatkan bahwa tidak hanya saat berkampanye dalam Pilpres 2019, Sandiaga memang sejak awal dalam bekerja bertekad untuk selalu mengutamakan kepentingan masyarakat dibandingkan kepentingan dirinya sendiri, khususnya dalam perbaikan ekonomi untuk rakyat yang termasuk ke dalam fokus kategori pilar ekonomi ini. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 245), pelaku exemplification secara khas menampilkan dirinya dengan jujur, disiplin, dermawan, dan tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Di samping itu, pelaku exemplification juga harus memiliki konsistensi diri atas apa yang dilakukannya, terutama dalam hal memberikan teladan moral. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa fakta dan temuan yang ada telah mendukung teori di mana Sandiaga selalu konsisten dalam mengutamakan kepentingan rakyat yang menjadi salah satu karakteristik dari strategi

88 Universitas Kristen Petra exemplification. Melalui tindakan mengutamakan kepentingan rakyat tersebut, Sandiaga memang terbukti ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral.

4.5.2 Pilar 2: Kesejahteraan Rakyat Captions yang terdapat dalam akun Instagram @sandiuno, khususnya pada kategori pilar kesejahteraan rakyat ini, meliputi fokus-fokus sebagai berikut: lapangan kerja dan ketenagakerjaan; jaminan pemenuhan hak dasar masyarakat; jaminan sosial; tata kelola sistem kesehatan; sistem pendidikan nasional; program kependudukan; program ketahanan keluarga; program pembinaan olahraga; serta ketersediaan pangan, energi, dan gizi. Adapun jumlah caption yang termasuk dalam pilar kesejahteraan rakyat adalah sebanyak 117 caption dari total 755 caption. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management Sandiaga dalam kategori pilar kesejahteraan rakyat:

Grafik 4.7 Strategi Impression Management Sandiaga dalam Kategori Pilar Kesejahteraan Rakyat

Strategi Impression Management (Pilar Kesejahteraan Rakyat)

120

100

80

60 103 40 68

20 36 13 0 2 Ingratiation Intimidation Self-Promotion Exemplification Supplication Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

89 Universitas Kristen Petra Berdasarkan grafik perhitungan 4.7 di halaman 89, terlihat jelas bahwa strategi exemplification memiliki perolehan jumlah koding tertinggi, yaitu 103 koding (46,4%) jika dibandingkan dengan strategi impression management lainnya. Selanjutnya, terdapat strategi ingratiation dengan jumlah koding sebanyak 68 koding (30,63%), diikuti dengan strategi self-promotion dengan jumlah koding sebanyak 36 koding (16,22%), kemudian strategi intimidation dengan jumlah koding sebanyak 13 koding (5,85%), dan terakhir, strategi supplication dengan jumlah koding hanya sebanyak 2 koding (0,9%). Adapun jumlah koding dalam setiap strategi di atas menunjukkan total jumlah koding sub indikator yang tampak dari keseluruhan caption di kategori pilar kesejahteraan rakyat. Unggulnya jumlah koding pada strategi exemplification ini, menunjukkan bahwa dalam mengomunikasikan mengenai kategori pilar kesejahteraan rakyat tersebut, Sandiaga ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness). Hasil perhitungan di atas memperlihatkan bahwa hasil jumlah koding tertinggi terletak pada strategi exemplification. Strategi exemplification adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness) dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 245). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.8 di halaman 91 menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management exemplification secara khusus:

90 Universitas Kristen Petra Grafik 4.8 Strategi Impression Management: Exemplification

Exemplification

Ajakan berbuat baik 6

Kepentingan masyarakat 42

Kejujuran dalam bekerja 0

Kedisiplinan dalam bekerja 4

Ajakan bertindak positif 42

Kedermawanan 9

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi exemplification dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: mengajak masyarakat untuk berbuat baik kepada sesama; menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat; menyatakan kejujurannya dalam bekerja; menyatakan kedisiplinannya dalam bekerja; mengajak masyarakat untuk bertindak positif; dan menunjukkan sikap kedermawanan dirinya (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.8 di atas, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi exemplification yang tampak dan relevan dengan teori adalah mengajak masyarakat untuk berbuat baik kepada sesama sebanyak 6 koding (5,82%), menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat sebanyak 42 koding (40,78%), menyatakan kedisiplinannya dalam bekerja sebanyak 4 koding (3,88%), mengajak masyarakat untuk bertindak positif sebanyak 42 koding (40,78%), dan menunjukkan sikap kedermawanan dirinya sebanyak 9 koding (8,74%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi exemplification yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat dan mengajak masyarakat untuk bertindak positif, yakni

91 Universitas Kristen Petra masing-masing muncul di dalam 42 caption dari total 103 caption atau masing- masing setara dengan perolehan persentase sebesar 40,78%. Menurut Jones & Pittman (1972, p. 245), para pelaku exemplification, secara khas menampilkan dirinya dengan jujur, disiplin, dermawan, dan tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Mengutamakan kepentingan bersama atau orang lain, dalam hal ini masyarakat sama halnya dengan tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri yang menjadi salah satu karakteristik dari pelaku exemplification. Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Saya dan Pak @prabowo tidak akan pernah lelah memperjuangkan apa yang rakyat Indonesia butuhkan. Kami akan selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan kesejahteraan rakyat di atas segala-galanya. Sudah saatnya, rakyat mendapatkan apa yang menjadi hak mereka dari negara yang kaya raya ini.” (Caption Sandiaga terkait “Lebih dari 1000 titik saya kunjungi selama 4 bulan …”, 15 Januari 2019).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sandiaga ingin terlihat sebagai calon pemimpin yang memikirkan kepentingan banyak orang, khususnya masyarakat Indonesia. Seperti pernyataan di atas, Sandiaga mengatakan bahwa dirinya bersama Prabowo yang akan terus berjuang dalam mewujudkan apa yang menjadi kebutuhan dan hak masyarakat Indonesia. Ia pun juga bertekad akan selalu memprioritaskan kepentingan dan kesejahteraan rakyat dibandingkan hal lainnya. Dengan menyatakan tindakannya yang mengutamakan kepentingan rakyat ini, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi exemplification yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness). Selain itu, dengan perolehan jumlah koding atau persentase yang sama, adapun sub indikator lainnya yang tampak dari strategi exemplification adalah mengajak masyarakat untuk bertindak positif. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 245), pelaku exemplification harus mampu memberikan teladan moral dan tidak hanya mengakuinya begitu saja. Pelaku dapat mempengaruhi orang lain dengan cara menunjukkan keberhasilannya dalam merefleksikan normal-norma sosial tersebut. Salah satu karakteristik yang mencerminkan strategi exemplification adalah dengan mengajak orang lain untuk bertindak positif seperti yang dilakukannya (Lee et all., 1999, p. 720). Karakteristik ini pun tampak dalam

92 Universitas Kristen Petra pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Memulai aktivitas pagi ini dengan berlari dan senam sehat bersama masyarakat di alun-alun Pekalongan … Ayo terus kita tingkatkan pola hidup sehat agar tubuh tetap terjaga dari berbagai penyakit, karena mencegah lebih baik daripada mengobati.” (Caption Sandiaga terkait “Memulai aktivitas pagi ini dengan berlari dan senam sehat …”, 12 Februari 2019).

Kutipan di atas jelas menunjukkan bahwa Sandiaga secara terang-terangan mengajak masyarakat untuk bertindak positif dengan cara meningkatkan pola hidup sehat. Terlihat bahwa Sandiaga sangat peduli dalam hal kesehatan, sehingga ia tergerak untuk mengajak masyarakat dengan bergaya hidup sehat, seperti yang ia lakukan, dalam hal ini melalui aktivitas berlari dan senam sehat. Melalui pernyataan di atas, tampak bahwa Sandiaga tidak hanya sekedar mengajak untuk bertindak positif, namun juga menunjukkannya melalui tindakan nyata dilakukannya, sehingga ia dapat mempengaruhi orang lain untuk ikut tergerak melakukan hal yang serupa. Dengan mengajak masyarakat untuk bertindak positif, maka Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi exemplification, yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.8 di halaman 91 bahwa terdapat satu sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi exemplification ini. Sub indikator yang dimaksud adalah menyatakan kejujurannya dalam bekerja. Menurut Jones & Pittman (1972, p. 245), para pelaku exemplification secara khas menampilkan dirinya dengan jujur, disiplin, dermawan, dan tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Kejujuran tampak menjadi salah satu karakteristik yang dapat ditunjukkan oleh seseorang yang ingin mendapatkan kesan berintegritas dan layak secara moral dari pihak lain. Namun, temuan penelitian tidak mendapati adanya karakteristik menyatakan kejujuran dalam bekerja pada keseluruhan caption Sandiaga dalam kategori pilar kesejahteraan rakyat ini. Hal ini tentu sangat disayangkan dan akan jauh lebih baik jika keseluruhan sub indikator dalam strategi exemplification ini dimunculkan untuk semakin memperkuat penunjukan kesan berintegritas dan layak secara moral.

93 Universitas Kristen Petra Selain strategi exemplification, tampak bahwa Sandiaga juga menunjukkan adanya strategi ingratiation dengan jumlah koding sebanyak 68 koding atau setara dengan persentase sebesar 30,63%. Strategi ingratiation adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan disukai dari pihak lain (likeable) (Jones & Pittman, 1982, p. 235). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.9 di bawah ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management ingratiation secara khusus:

Grafik 4.9 Strategi Impression Management: Ingratiation

Ingratiation

Sifat positif 3

Persetujuan 1 Pujian 27 Salam 9 Simpati 16 Humor 1

Terima kasih 4 Motivasi 7

0 5 10 15 20 25 30

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi ingratiation dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: menunjukkan sifat-sifat positif yang dimiliki; menyatakan persetujuan atas sesuatu hal yang dikemukakan oleh pihak lain; memberikan pujian kepada pihak lain; mengucapkan salam; menyatakan simpati kepada pihak lain, baik dalam bentuk ucapan selamat, belasungkawa, ataupun melalui tindakan bersimpati lainnya; menyatakan sesuatu yang bersifat humor; mengucapkan terima kasih kepada pihak lain atas sesuatu hal yang telah mereka lakukan/ berikan; dan memberikan motivasi kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; 94 Universitas Kristen Petra Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.9 di halaman 94, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi ingratiation yang tampak dan relevan dengan teori adalah menunjukkan sifat-sifat positif yang dimiliki sebanyak 3 koding (4,41%), menyatakan persetujuan atas sesuatu hal yang dikemukakan oleh pihak lain sebanyak 1 koding (1,47%), memberikan pujian kepada pihak lain sebanyak 27 koding (39,71%), mengucapkan salam sebanyak 9 koding (13,24%), menyatakan simpati kepada pihak lain, baik dalam bentuk ucapan selamat, belasungkawa, ataupun melalui tindakan bersimpati lainnya sebanyak 16 koding (23,53%), menyatakan sesuatu yang bersifat humor sebanyak 1 koding (1,47%), mengucapkan terima kasih kepada pihak lain atas sesuatu hal yang telah mereka lakukan/ berikan sebanyak 4 koding (5,88%), dan memberikan motivasi kepada pihak lain sebanyak 7 koding (10,29%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi ingratiation yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah memberikan pujian kepada pihak lain, yakni muncul di dalam 27 caption dari total 68 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 39,71%. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 259), target orang dari pelaku ingratiation memiliki keinginan untuk memercayai ketulusan dari pujian atau persetujuan yang ia terima, tepatnya di dalam situasi di mana ia ingin paling disukai. Dengan demikian, melalui pemberian pujian kepada pihak lain, misalnya atas sesuatu yang mereka lakukan atau capai, dapat menunjukkan upaya seseorang untuk mendapatkan kesan disukai dari pihak lain (DeVito, 2013, pp. 74-75). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram- nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Dalam acara dialog Jogja Millenialpreneur, saya berjumpa dengan Mba Endang, seorang penyandang difabel yang selain jago bernyanyi juga memproduksi kerajinan tangan khas Jogja dengan brand bernama DIFA (Difabilitas). Ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang bagi mereka untuk berkarya.” (Caption Sandiaga terkait “Dalam acara dialog Jogja Millenialpreneur, saya berjumpa …”, 16 Oktober 2018).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sandiaga menyatakan pujiannya kepada seorang penyandang difabel atas kemampuan yang dimilikinya. Seperti dalam pernyataan di atas, ia memuji Mba Endang yang meskipun terlahir dalam keterbatasan, namun ia tetap memiliki kemampuan yang hebat dalam bernyanyi

95 Universitas Kristen Petra dan juga dalam berkarya. Melalui pujian tersebut, memperlihatkan tindakan Sandiaga yang menghargai upaya orang-orang yang terlahir dalam keterbatasan serta menunjukkan sikap peduli dan perhatiannya. Dengan menyatakan pujiannya kepada penyandang difabel tersebut, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi ingratiation yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang disukai. Di samping unggulnya sub indikator memberikan pujian kepada pihak lain dalam strategi ingratiation ini, muncul pula sub indikator menyatakan sesuatu yang bersifat humor meskipun dalam jumlah persentase yang hanya sebesar 1,47% atau sebanyak 1 koding, seperti terlihat pada grafik 4.9 di halaman 94. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 235), pelaku ingratiation berupaya untuk mencapai sifat disukai dan untuk dapat disukai oleh orang lain, maka seseorang perlu memiliki karakteristik seperti kehangatan, humor, dapat dipercaya, mempesona, dan daya tarik fisik. Humor tampak menjadi salah satu karakteristik yang dapat ditunjukkan oleh seseorang yang ingin mendapatkan kesan disukai dari pihak lain. Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Pagi ini memulai kegiatan dengan senam sehat bareng masyarakat Surabaya, dari anak-anak muda hingga emak-emak. Hadir juga Sandiaga Uno 20 tahun yang lalu... @alghazali7, yang sudah mengiringi kita bernyanyi bersama.” (Caption Sandiaga terkait “Selamat pagi Surabaya! Pagi ini memulai kegiatan dengan …”, 31 Maret 2019).

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Sandiaga menyatakan humornya di sela-sela aktivitas kampanyenya yang mengundang tawa masyarakat. Tampak pada pernyataan di atas, Sandiaga menyamakan dirinya dengan Al Ghazali di saat dirinya sedang mengkampanyekan gaya hidup sehat dengan bersenam bersama masyarakat Surabaya. Al Ghazali merupakan anak muda dari pasangan musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty, berparas tampan, dan piawai dalam bersandiwara atau ber-acting (Khairunnisa, January 31, 2019). Melalui humor yang dilontarkannya itu, tentu ia ingin membuat orang lain suka terhadapnya. Tidak hanya itu, melalui tindakan humor yang ditunjukkannya dalam kategori pilar kesejahteraan rakyat ini, Sandiaga juga terlihat berupaya untuk mematahkan pandangan atau persepsi publik akan dunia perpolitikan, dalam hal ini kontestasi Pilpres 2019 yang cenderung dianggap sebagai sesuatu hal yang 96 Universitas Kristen Petra serius dan menegangkan. Karyono Wibowo, selaku pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI), mengatakan bahwa kontestasi elektoral atau pemilihan tidak terlepas dari adanya segresasi (pengucilan) dan konflik sosial, sehingga masalah politik merupakan masalah yang serius dan juga menegangkan (Sidebang, November 27, 2018). Dengan demikian, hal ini tentu menjadi keunikan tersendiri bagi Sandiaga, sebab melalui tindakan humornya, khususnya dalam kategori pilar kedua ini, ia juga ingin menunjukkan dirinya sebagai calon pemimpin yang mampu membawakan suasana yang tidak menegangkan dalam ajang demokrasi Pilpres 2019 ini. Selanjutnya, tampak bahwa Sandiaga menggunakan strategi self- promotion, yaitu sebanyak 36 koding atau setara dengan persentase sebesar 16,22%. Strategi self-promotion adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan kompeten dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 241). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.10 di bawah ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management self-promotion secara khusus:

Grafik 4.10 Strategi Impression Management: Self-Promotion

Self-Promotion

Kemampuan 1

Optimisme 27

Pengalaman 6

Prestasi 2

0 5 10 15 20 25 30

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

97 Universitas Kristen Petra Strategi self-promotion dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang mendukung kinerjanya sebagai pemimpin; menyatakan optimisme dalam bekerja; menyatakan pengalaman masa lalu yang mendukung; dan menceritakan prestasi yang pernah diraih/ dalam bekerja sebagai pemimpin (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999). Pada grafik 4.10 di halaman 97, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi self-promotion yang tampak dan relevan dengan teori adalah menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang mendukung kinerjanya sebagai pemimpin sebanyak 1 koding (2,78%), menyatakan optimisme dalam bekerja sebanyak 27 koding (75%), menyatakan pengalaman masa lalu yang mendukung sebanyak 6 koding (16,67%), dan menceritakan prestasi yang pernah diraih/ dalam bekerja sebagai pemimpin sebanyak 2 koding (5,55%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi self-promotion yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah menyatakan optimisme dalam bekerja, yakni muncul di dalam 27 caption dari total 36 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 75%. Jones & Pittman (1982, p. 241) mengemukakan bahwa strategi self- promotion merupakan strategi impression management yang menekankan pada kompetensi. Pelaku self-promotion pada umumnya akan berusaha untuk meyakinkan target orang bahwa mereka kompeten di dalam satu bidang atau lebih. Untuk memperoleh kepercayaan dari target orang akan kompetensi yang dimiliki, seseorang dapat menunjukkan kepribadiannya yang positif (DeVito, 2013, pp. 76-77). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Saya dan Pak @prabowo yakin dengan pendidikan yang baik serta memberi pemahaman dan pelatihan mengenai kewirausahaan, akan tercipta santripreneur-santripreneur sukses yang mampu membangkitkan ekonomi umat dan mampu menciptakan banyak lapangan kerja.” (Caption Sandiaga terkait “Alhamdulillah, siang ini saya bisa bersilaturahim ke Ponpes …”, 6 Januari 2019).

Kutipan di atas memperlihatkan keoptimisan Sandiaga bahwa dengan upaya atau solusi yang akan dihadirkannya bersama Prabowo, maka dapat membawa keberhasilan pada apa yang mereka ingin wujudkan. Terlihat pada pernyataan di atas, Sandiaga menyatakan keyakinannya bahwa dengan pendidikan

98 Universitas Kristen Petra yang disertai dengan pemahaman dan pelatihan kewirausahawan, maka dirinya bersama Prabowo dapat menciptakan banyak santripreneur sukses yang mampu membangkitkan perekonomian dan terciptanya lapangan kerja. Melalui keoptimisan atau kepribadian positif yang ditunjukkan Sandiaga tersebut, ia yakin akan kemampuan dirinya dan ingin memperlihatkan kepada masyarakat bahwa dirinya berkompeten dan bisa dipercaya untuk dapat berhasil mewujudkan apa yang diinginkannya bersama Prabowo untuk masyarakat Indonesia. Dengan menyatakan keoptimisannya tersebut, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi self-promotion yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berkompeten. Adapun dalam mengomunikasikan kategori pilar kesejahteraan rakyat ini, tampak bahwa Sandiaga juga menggunakan strategi intimidation, dengan jumlah koding sebanyak 13 koding atau setara dengan persentase sebesar 5,85%. Strategi intimidation adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan ditakuti dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 238). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.11 di bawah ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management intimidation secara khusus:

Grafik 4.11 Strategi Impression Management: Intimidation

Intimidation

Ancaman 0

Marah 0

Kekuasaan 0

Keputusan 0

Kritikan 13

0 2 4 6 8 10 12 14

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019 99 Universitas Kristen Petra Strategi intimidation dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu menyatakan ancaman yang ditujukan kepada pihak lain; menyatakan perasaan marah; menyatakan kekuasaan sebagai pemimpin yang menimbulkan pengaruh negatif kepada pihak lain; menyatakan keputusan yang bersifat menekan dan menakuti pihak lain; dan menyatakan kritikan yang ditujukan kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.11 halaman 99, terlihat bahwa hanya terdapat satu sub indikator dalam strategi intimidation yang tampak dan relevan dengan teori yaitu menyatakan kritikan yang ditujukan kepada pihak lain sebanyak 13 koding (100%). Menurut Jones & Pittman (1982, p. 238), pelaku intimidation ingin menerima posisi bahwa ia memiliki sumber daya untuk mengakibatkan rasa sakit dan tekanan serta cenderung melakukan hal tersebut jika ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Ia ingin ditakuti dan dipercaya. Melalui kritikan yang ditujukan kepada target orang, maka dapat mengakibatkan orang yang ditarget menjadi tersinggung atau tersakiti hatinya (Wicaksono, July 31, 2018). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram- nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Sistem BPJS kesehatan ini seharusnya dibuat untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh akses kesehatan. Pemerintah seharusnya memiliki sistem ekonomi yang kuat sehingga pelayanan kesehatan tidak menjadi polemik baru bagi masyarakat.” (Caption Sandiaga terkait “Ibu Dadah yang saya temui di Desa Sindangmukti, Kecamatan …”, 12 Maret 2019).

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Sandiaga menyatakan kritikannya terhadap pihak tertentu atas kinerjanya yang belum maksimal dalam menghadirkan akses kesehatan yang memadai untuk masyarakat. Ia merasa bahwa sistem BPJS kesehatan kurang begitu berperan dalam menyediakan kemudahan akses kesehatan dan sama halnya dengan Pemerintah yang kurang maksimal dalam mengatur sistem perekonomian. Melalui kritikannya tersebut, Sandiaga telah menyinggung dan menyakiti hati target orang yang dikritiknya tersebut yang pada akhirnya membuat target yang dikritik menjadi lemah atau tidak berdaya di mata masyarakat. Sementara itu, ia ingin menerima posisi bahwa dirinya memiliki sumber daya yang jauh lebih baik dan mampu dalam menghadirkan kemudahan

100 Universitas Kristen Petra akses kesehatan bagi masyarakat di bawah kepemimpinannya mendatang dibandingkan dengan pihak yang dikritiknya itu. Dengan menyatakan kritikannya kepada pihak lain, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi intimidation yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang ditakuti. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.11 di halaman 99 bahwa terdapat empat sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi intimidation ini. Keempat sub indikator yang dimaksud adalah menyatakan ancaman yang ditujukan kepada pihak lain, menyatakan perasaan marah, menyatakan kekuasaan sebagai pemimpin yang menimbulkan pengaruh negatif kepada pihak lain dan menyatakan keputusan yang bersifat menekan dan menakuti pihak lain. Menurut Jones & Pittman (1982, pp. 238-239), pelaku intimidation ingin ditakuti dan dipercaya sehingga karakteristiknya lebih mengarah pada sikap ancaman, marah, hingga menyatakan kekuasaannya untuk menciptakan perasaan tersakiti, rasa tidak nyaman, atau segala bentuk sakit secara fisik. Selain itu, pelaku intimidation juga cenderung ingin menerima posisi bahwa ia memiliki sumber daya untuk mengakibatkan rasa sakit dan tekanan terhadap orang lain. Tidak munculnya keempat sub indikator dan rendahnya angka pada strategi intimidation (13 koding atau setara dengan persentase sebesar 5,85%) dalam kategori pilar kesejahteraan rakyat ini menunjukkan bahwa Sandiaga memang tidak ingin terkesan sebagai calon pemimpin yang ditakuti. Sebab, perilaku dalam strategi intimidation pada dasarnya dapat membuat seseorang menjadi kurang tertarik dan membuat orang semakin terpisah (Jones & Pittman, 1982, p. 239). Terakhir, terlihat bahwa Sandiaga menggunakan strategi supplication meskipun dalam persentase yang sangat kecil yakni hanya sebesar 0,9% atau setara dengan jumlah koding sebanyak 2 koding. Strategi supplication adalah strategi impression management yang dilakukan dengan menyatakan kelemahan dan ketergantungan diri untuk mendapatkan bantuan (Jones & Pittman, 1982, p. 247). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.12 di halaman 102 menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management supplication secara khusus:

101 Universitas Kristen Petra Grafik 4.12 Strategi Impression Management: Supplication

Supplication

Ketidakmampuan 0

Kelemahan 0

Permintaan bantuan 2

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi supplication dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu menyatakan ketidakmampuan/ ketidakberdayaannya dalam bekerja seorang diri; menyatakan kelemahan diri dalam berbagai hal di hadapan orang lain; dan menyatakan permintaan bantuan kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.12 di atas, terlihat bahwa hanya terdapat satu sub indikator dalam strategi supplication yang tampak dan relevan dengan teori yaitu menyatakan permintaan bantuan kepada pihak lain sebanyak 2 koding (100%). Menurut Jones & Pittman (1982, p. 247), strategi supplication adalah strategi impression management yang dilakukan dengan menyatakan kelemahan dan ketergantungan diri untuk mendapatkan bantuan. Oleh karena itu, menyatakan permintaan bantuan menjadi salah satu karakteristik dalam strategi ini. Melalui ketidakmampuan yang ditunjukkan seseorang, maka target orang akan memberikan bantuan yang dapat dilakukannya (DeVito, 2013, p. 77). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram- nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Doakan kami agar selalu bisa amanah dalam memperjuangkan harapan ratusan juta rakyat Indonesia dan memimpin Bangsa kita tercinta ini.”

102 Universitas Kristen Petra (Caption Sandiaga terkait “Allah telah begitu baik dengan memberikan rezeki berlebih …”, 14 Desember 2018).

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Sandiaga meminta bantuan kepada masyarakat Indonesia agar dirinya bersama Prabowo dapat terpilih untuk amanah dalam memimpin Indonesia. Tampak pada pernyataan di atas, Sandiaga menyatakan kata “kami” yang mewakili dirinya bersama Prabowo untuk memohon dukungan dari masyarakat dalam bentuk doa, agar dirinya bersama Prabowo dapat terpilih dalam Pilpres 2019 untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan dari seluruh rakyat Indonesia. Melalui permintaan bantuannya berupa doa dari masyarakat, Sandiaga menunjukkan diri yang tidak mampu untuk berdiri sendiri namun membutuhkan doa dari masyarakat agar dapat amanah untuk terpilih pada Pilpres 2019. Dengan menyatakan permintaan bantuannya kepada pihak lain, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi supplication. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.12 di halaman 102 bahwa terdapat dua sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi supplication ini. Kedua sub indikator yang dimaksud adalah menyatakan ketidakmampuan/ ketidakberdayaannya dalam bekerja seorang diri dan menyatakan kelemahan diri dalam berbagai hal di hadapan orang lain. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 247), strategi supplication adalah strategi yang menyatakan ketergantungan untuk mendapatkan bantuan. Strategi ini dimungkinkan untuk dilakukan oleh seseorang yang kekurangan sumber daya sehingga memanfaatkan kelemahan dan ketergantungannya. Sesuai temuan penelitian ini, tidak mengherankan jika kedua sub indikator tersebut tidak muncul, sebab semakin banyak sub indikator dalam strategi supplication ini ditunjukkan, maka akan membuat Sandiaga yang maju sebagai Cawapres 2019 menjadi terkesan tidak berkompeten. Hal ini pun sesuai dengan diutarakan oleh Jones & Pittman (1982, p. 260) bahwa strategi self promotion bertentangan dengan strategi supplication. Berdasarkan temuan penelitian ini, strategi self-promotion tampak lebih unggul (36 koding atau setara dengan persentase 16,22%), sementara strategi supplication mendapati perolehan persentase yang rendah (2 koding atau setara dengan persentase 0,9%), seperti terlihat pada grafik 4.7 di halaman 89. Dengan demikian, ketika seseorang ingin tampak berkompeten, maka menjadi wajar apabila sisi kelemahannya tidak ditunjukkan. 103 Universitas Kristen Petra Secara keseluruhannya, dari hasil perhitungan peneliti, tampak bahwa perolehan jumlah koding pada strategi exemplification menempati urutan pertama khususnya pada sub indikator menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat dan mengajak masyarakat untuk bertindak positif, jika dibandingkan dengan strategi impression management lainnya. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 245), strategi exemplification adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness) dari pihak lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam mengomunikasikan kategori pilar kesejahteraan rakyat ini selama masa kampanye Pilpres 2019 melalui akun Instagram-nya @sandiuno, Sandiaga ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness). Unggulnya strategi exemplification yang ditunjukkan oleh Sandiaga ini, tidak terlepas dari teknik andalannya dengan cara kampanye blusukan. Jika diperhatikan, Sandiaga seringkali melakukan kampanye blusukan, sama seperti yang dilakukan oleh saat masih menjadi Wali Kota Solo dan Basuki Tjahja Purnama saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta guna mendekati rakyat. Selama berkampanye, dirinya selalu mengunjungi daerah-daerah untuk mendengarkan keluh kesah masyarakat, sekaligus untuk menunjukkan dirinya yang peduli dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Dalam kunjungannya tersebut, Sandiaga terlihat membingkai permasalahan yang dihadapi rakyat, mulai dari bidang ekonomi, hingga pada masalah kesehatan dan pendidikan, sebagai alasan kuat di balik program-program yang dicanangkannya (Adam, March 18, 2019). Melalui tindakan blusukannya tersebut, ia ingin menunjukkan kesan akan dirinya sebagai calon pemimpin yang mendengarkan dan dekat dengan rakyat kecil, khususnya dalam fokus pilar kesejahteraan rakyat ini seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Tidak hanya itu, ia juga suka mengajak masyarakat untuk bertindak positif yang menjadi karakteristik strategi exemplification lainnya yang ditonjolkan Sandiaga. Salah satunya, ia gemar untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat pada masyarakat dengan cara berolahraga yang menjadi salah satu fokus dalam pilar ini. Tidak hanya sekedar mengajak, namun Sandiaga pun juga

104 Universitas Kristen Petra mempraktikkannya dengan selalu menyempatkan diri untuk berolahraga meskipun dirinya tengah sibuk berkampanye (Setyorini, January 3, 2019). Melalui tindakan yang mengutamakan kepentingan rakyat dan mengajak masyarakat untuk bertindak positif yang termasuk ke dalam strategi exemplification, maka terlihat jelas bahwa fakta dan temuan yang ada telah mendukung teori. Dengan demikian, Sandiaga memang terbukti ingin mendapat kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness).

4.5.3 Pilar 3: Budaya dan Lingkungan Hidup Captions yang terdapat dalam akun Instagram @sandiuno, khususnya pada kategori pilar budaya dan lingkungan hidup ini, meliputi fokus-fokus sebagai berikut: warisan seni budaya; pembangunan dan penyebaran sentra kebudayaan; budaya bahari dalam sistem pendidikan nasional; memperkuat badan-badan, dalam merevitalisasi bangunan kuno cagar budaya; industri berbasis digital yang berorientasi global; badan ekonomi kreatif (BEKRAF); sumber daya kreatif yang potensial; hak-hak para pekerja seni, seniman, dan artis; perubahan iklim global, penegakan hukum seberat-beratnya bagi pemilik perusahaan yang terlibat dalam pembalakan liar, kebakaran hutan, dan pembunuhan hewan langka yang dilindungi; usaha-usaha pelestarian lingkungan; dan perlindungan hewan langka. Adapun jumlah caption yang termasuk dalam pilar budaya dan lingkungan hidup adalah sebanyak 24 caption dari total 755 caption. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management Sandiaga dalam kategori pilar budaya dan lingkungan hidup:

105 Universitas Kristen Petra Grafik 4.13 Strategi Impression Management Sandiaga dalam Kategori Pilar Budaya dan Lingkungan Hidup

Strategi Impression Management (Pilar Budaya dan Lingkungan Hidup)

20

15

10 19

5 9 3 3 0 0 Ingratiation Intimidation Self-Promotion Exemplification Supplication Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Berdasarkan grafik perhitungan 4.13 di atas, terlihat jelas bahwa strategi exemplification memiliki perolehan jumlah koding tertinggi, yaitu 19 koding (55,88%) jika dibandingkan dengan strategi impression management lainnya. Selanjutnya, terdapat strategi ingratiation dengan jumlah koding sebanyak 9 koding (26,48%), lalu diikuti dengan strategi self-promotion dan strategi intimidation yang mendapatkan perolehan jumlah koding yang sama banyaknya yakni sebanyak 3 koding (masing-masing setara dengan 8,82%). Sementara itu, dalam kategori pilar ini, tidak ditemukan adanya strategi supplication. Adapun jumlah koding dalam setiap strategi di atas menunjukkan total jumlah koding sub indikator yang tampak dari keseluruhan caption di kategori pilar budaya dan lingkungan hidup. Unggulnya jumlah koding pada strategi exemplification ini, menunjukkan bahwa dalam mengomunikasikan mengenai kategori pilar budaya dan lingkungan hidup tersebut, Sandiaga ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness).

106 Universitas Kristen Petra Hasil perhitungan di atas memperlihatkan bahwa hasil jumlah koding tertinggi terletak pada strategi exemplification. Strategi exemplification adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness) dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 245). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.14 di bawah ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management exemplification secara khusus:

Grafik 4.14 Strategi Impression Management: Exemplification

Exemplification

Ajakan berbuat baik 0

Kepentingan masyarakat 9

Kejujuran dalam bekerja 0

Kedisiplinan dalam bekerja 1

Ajakan bertindak positif 9

Kedermawanan 0

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi exemplification dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: mengajak masyarakat untuk berbuat baik kepada sesama; menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat; menyatakan kejujurannya dalam bekerja; menyatakan kedisiplinannya dalam bekerja; mengajak masyarakat untuk bertindak positif; dan menunjukkan sikap kedermawanan dirinya (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.14 di atas, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi exemplification yang tampak dan relevan dengan teori adalah menyatakan

10 7 Universitas Kristen Petra tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat dan mengajak masyarakat untuk bertindak positif dengan perolehan jumlah koding yang sama yakni sebanyak 9 koding (masing-masing setara dengan 47,37%) serta menyatakan kedisiplinannya dalam bekerja sebanyak 1 koding (5,26%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi exemplification yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat dan mengajak masyarakat untuk bertindak positif, yakni masing-masing muncul di dalam 9 caption dari total 19 caption atau masing-masing setara dengan perolehan persentase sebesar 47,37%. Menurut Jones & Pittman (1972, p. 245), para pelaku exemplification, secara khas menampilkan dirinya dengan jujur, disiplin, dermawan, dan tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Mengutamakan kepentingan bersama atau orang lain, dalam hal ini masyarakat sama halnya dengan tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri yang menjadi salah satu karakteristik dari pelaku exemplification. Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Prabowo-Sandi berkomitmen untuk memajukan dan mengembangkan potensi di industri kreatif Indonesia sehingga mampu membuka luas lapangan kerja, khususnya untuk anak-anak muda kreatif yang ingin menjadikan hobinya sebagai profesi.” (Caption Sandiaga terkait “Acara launching merchandise Sandiaga Uno bersama …”, 4 Februari 2019).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sandiaga mengutamakan kepentingan masyarakat, dalam hal ini anak-anak muda Indonesia, terutama di bidang industri kreatif. Ia ingin memperlihatkan bahwa dirinya perhatian dalam mengutamakan kebutuhan anak-anak muda Indonesia yang ingin berkreasi. Seperti pernyataan di atas, ia menyatakan komitmennya untuk memajukan dan mengembangkan industri kreatif Indonesia di mana hal ini menunjukkan bahwa Sandiaga berpihak kepada anak-anak muda Indonesia dengan menyediakan wadah agar mereka dapat menyalurkan hobinya menjadi sebuah profesi atau untuk menciptakan lapangan kerja. Dengan menyatakan tindakannya yang mengutamakan kepentingan anak- anak muda Indonesia ini, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi exemplification yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness). 108 Universitas Kristen Petra Di samping itu, terdapat pula sub indikator lainnya yang tampak dari strategi exemplification dengan perolehan jumlah koding atau persentase yang sama yaitu mengajak masyarakat untuk bertindak positif. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 245), pelaku exemplification harus mampu memberikan teladan moral dan tidak hanya mengakuinya begitu saja. Pelaku dapat mempengaruhi orang lain dengan cara menunjukkan keberhasilannya dalam merefleksikan normal-norma sosial tersebut. Salah satu karakteristik yang mencerminkan strategi exemplification adalah dengan mengajak orang lain untuk bertindak positif seperti yang dilakukannya (Lee et all., 1999, p. 720). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Yuk kita dukung pengurangan pemakaian plastik demi mengurangi sampah plastik yang ada di laut. Kita mulai dari diri kita sendiri. Kalau saya contoh kecilnya dengan selalu membawa botol minum ini kemana- mana.” (Caption Sandiaga terkait “Yuk kita dukung pengurangan pemakaian plastik demi …”, 1 Desember 2018).

Kutipan di atas jelas menunjukkan bahwa secara eksplisit, Sandiaga mengajak masyarakat untuk bertindak positif dalam hal mengurangi pemakaian plastik. Tampak pada pernyataan di atas, ia mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik guna membantu menjaga kelestarian alam laut dan ia ingin masyarakat memiliki kesadaran dari dalam diri. Tidak hanya sekedar mengajak, namun ia ingin mempengaruhi orang lain dengan cara memperlihatkan keberhasilannya dalam merefleksikan tindakan positif yang telah dilakukannya, di mana hal ini ditunjukkannya melalui penggunaan botol minum kemanapun ia pergi sebagai pengganti kemasan plastik air mineral yang tidak ramah lingkungan. Dengan mengajak masyarakat untuk melakukan tindakan positif tersebut, maka Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi exemplification, yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.14 di halaman 107 bahwa terdapat tiga sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi exemplification ini. Ketiga sub indikator yang dimaksud adalah mengajak masyarakat untuk berbuat baik kepada sesama, menyatakan kejujurannya dalam bekerja, dan menunjukkan sikap kedermawanan dirinya. Menurut Jones & Pittman (1972, p. 245), para pelaku 109 Universitas Kristen Petra exemplification secara khas menampilkan dirinya dengan jujur, disiplin, dermawan, dan tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Tidak hanya itu, pelaku exemplification juga akan memberikan contoh sikap mengenai kebaikan atau kelayakan (worthiness) di depan target orang (Jones & Pittman, 1982, p. 259). Farida Agus Setiawati (2006, p. 43) menjelaskan bahwa perilaku yang bermoral adalah perilaku manusia yang baik yang sesuai dengan harapan, aturan, dan kebiasaan yang diterima suatu kelompok masyarakat tertentu (dalam Khaironi, 2017, p. 7). Dengan demikian, ajakan berbuat baik yang termasuk ke dalam tindakan bermoral, kemudian menyatakan kejujuran dan menunjukkan sikap dermawan menjadi bagian dari karakteristik yang menggambarkan strategi exemplification. Akan tetapi, temuan penelitian ini tidak mendapati adanya ketiga sub indikator tersebut pada keseluruhan caption Sandiaga dalam kategori pilar ketiga ini. Hal ini tentu sangat disayangkan dan akan jauh lebih baik jika keseluruhan sub indikator dalam strategi exemplification ini dimunculkan untuk semakin memperkuat penunjukan kesan berintegritas dan layak secara moral. Tidak hanya strategi exemplification, tampak bahwa Sandiaga juga menunjukkan adanya strategi ingratiation dengan jumlah koding sebanyak 9 koding atau setara dengan persentase sebesar 26,48%. Strategi ingratiation adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan disukai dari pihak lain (likeable) (Jones & Pittman, 1982, p. 235). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.15 di halaman 111 menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management ingratiation secara khusus:

110 Universitas Kristen Petra Grafik 4.15 Strategi Impression Management: Ingratiation

Ingratiation

Sifat positif 0 Persetujuan 0 Pujian 6 Salam 0 Simpati 0

Humor 1 Terima kasih 2 Motivasi 0 0 1 2 3 4 5 6 7

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi ingratiation dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: menunjukkan sifat-sifat positif yang dimiliki; menyatakan persetujuan atas sesuatu hal yang dikemukakan oleh pihak lain; memberikan pujian kepada pihak lain; mengucapkan salam; menyatakan simpati kepada pihak lain, baik dalam bentuk ucapan selamat, belasungkawa, ataupun melalui tindakan bersimpati lainnya; menyatakan sesuatu yang bersifat humor; mengucapkan terima kasih kepada pihak lain atas sesuatu hal yang telah mereka lakukan/ berikan; dan memberikan motivasi kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.15 di atas, terlihat bahwa hanya terdapat tiga sub indikator dalam strategi ingratiation yang tampak dan relevan dengan teori, di antaranya yaitu memberikan pujian kepada pihak lain sebanyak 6 koding (66,67%), menyatakan sesuatu yang bersifat humor sebanyak 1 koding (11,11%), dan mengucapkan terima kasih kepada pihak lain atas sesuatu hal yang telah mereka lakukan/ berikan sebanyak 2 koding (22,22%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi ingratiation yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah memberikan pujian kepada pihak lain, yakni muncul di dalam 6 caption dari total 9 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 66,67%. 111 Universitas Kristen Petra Menurut Jones & Pittman (1982, p. 259), target orang dari pelaku ingratiation memiliki keinginan untuk memercayai ketulusan dari pujian atau persetujuan yang ia terima, tepatnya di dalam situasi di mana ia ingin paling disukai. Dengan demikian, melalui pemberian pujian kepada pihak lain, misalnya atas sesuatu yang mereka lakukan atau capai, dapat menunjukkan upaya seseorang untuk mendapatkan kesan disukai dari pihak lain (DeVito, 2013, pp. 74-75). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram- nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Di tengah kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi, Fariz Wibisono adalah contoh milenial yang melakukan terobosan melalui ekonomi kreatif berbasis budaya. Selain menjaga nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal, ia memberikan edukasi dan juga membuka lapangan kerja untuk masyarakat di sekitarnya. Fariz adalah milenial yang bukan mencari kerja, tapi menciptakan lapangan kerja.” (Caption Sandiaga terkait “Sebagai bangsa yang besar Indonesia bukan hanya kaya …”, 30 Januari 2019).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sandiaga secara tidak langsung memberikan pujian terhadap seorang anak milenial atas hal yang dilakukannya. Tampak pada pernyataan di atas, Sandiaga menjadikan Fariz Wibisono sebagai contoh milenial yang inspiratif bagi orang lain di mana milenial tersebut tidak hanya menjaga kebudayaan, namun juga memberikan edukasi dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Pada kalimat akhir pernyataan, terlihat bahwa Sandiaga memuji Fariz sebagai milenial yang tidak hanya mengutamakan diri sendiri untuk menghasilkan uang melalui bekerja namun juga orang lain melalui lapangan kerja yang diciptakannya. Dengan menyatakan pujiannya kepada milenial tersebut, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi ingratiation yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang disukai. Di samping unggulnya sub indikator memberikan pujian kepada pihak lain dalam strategi ingratiation ini, muncul pula sub indikator menyatakan sesuatu yang bersifat humor meskipun dalam jumlah persentase yang hanya sebesar 11,11% atau sebanyak 1 koding, seperti terlihat pada grafik 4.15 di halaman 111. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 235), pelaku ingratiation berupaya untuk mencapai sifat disukai dan untuk dapat disukai oleh orang lain, maka seseorang perlu memiliki karakteristik seperti kehangatan, humor, dapat dipercaya, mempesona, dan daya tarik fisik. Humor tampak menjadi salah satu karakteristik

112 Universitas Kristen Petra yang dapat ditunjukkan oleh seseorang yang ingin mendapatkan kesan disukai dari pihak lain. Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Tidak penting apa yang kamu makan, tapi dengan siapa kamu makan. Begini nih korban film Aruna & Lidahnya. Yaa.. sebelas dua belas lah ya sama Aruna & Bono.” (Caption Sandiaga terkait “Tidak penting apa yang kamu makan, tapi dengan siapa …”, 9 Oktober 2018).

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Sandiaga menyatakan humornya dalam bentuk kalimat yang membuat masyarakat menjadi terbawa perasaannya atau dikenal dengan istilah ‘baper’. Melalui ungkapannya tersebut, tentu dapat membuat publik menjadi tertawa. Hal ini pun dilakukan oleh Sandiaga sema-mata agar dirinya disukai oleh orang lain. Tidak hanya itu, melalui tindakan humor yang ditunjukkannya dalam kategori pilar budaya dan lingkungan hidup ini, Sandiaga juga terlihat berupaya untuk mematahkan pandangan atau persepsi publik akan dunia perpolitikan, dalam hal ini kontestasi Pilpres 2019 yang cenderung dianggap sebagai sesuatu hal yang serius dan menegangkan. Karyono Wibowo, selaku pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI), mengatakan bahwa kontestasi elektoral atau pemilihan tidak terlepas dari adanya segresasi (pengucilan) dan konflik sosial, sehingga masalah politik merupakan masalah yang serius dan juga menegangkan (Sidebang, November 27, 2018). Dengan demikian, hal ini tentu menjadi keunikan tersendiri bagi Sandiaga, sebab melalui tindakan humornya, ia ingin menunjukkan dirinya sebagai calon pemimpin yang mampu membawakan suasana yang berbeda dalam ajang demokrasi Pilpres 2019. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.15 di halaman 111 bahwa terdapat lima sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi ingratiation ini. Kelima sub indikator yang dimaksud adalah menunjukkan sifat-sifat positif yang dimiliki, menyatakan persetujuan atas sesuatu hal yang dikemukakan oleh pihak lain, mengucapkan salam, menyatakan simpati kepada pihak lain, baik dalam bentuk ucapan selamat, belasungkawa, ataupun melalui tindakan bersimpati lainnya, serta memberikan motivasi kepada pihak lain. Menurut Lee et al (1999, p. 719), untuk mencapai sifat disukai, maka seseorang dapat memberitahu orang lain tentang kualitas dirinya yang positif dan mengekpresikan persetujuan atas pendapat orang lain. Selain itu, terdapat pula beberapa subkelas yang menonjol terkait perilaku

113 Universitas Kristen Petra ingratiation yang berhasil dirangkum oleh Jones & Wortman (1973) dari beberapa riset terkait ingratiation. Salah satunya adalah berbuat hal baik (doing favors) (Jones & Pittman, 1982, p. 236). Prinsip yang melekat pada doing favors ini adalah bahwa seseorang yang berlaku baik akan disadari sebagai seseorang yang peduli, ramah, dan penuh perhatian (Schokker, 2007, p. 24). Tindakan mengucapkan salam, menyatakan simpati, dan memberi motivasi termasuk dalam doing favors yang menjadi karakteristik ingratiation. Sebab, melalui ucapan salam dan simpati yang ditujukan kepada orang lain, maka seseorang telah menunjukkan sikap ramah di hadapan orang lain. Kemudian, melalui pemberian motivasi kepada orang lain maka seseorang telah menunjukkan bentuk perhatian nya kepada orang yang lain pula (Riyadi, October 10, 2018). Berdasarkan temuan penelitian, peneliti tidak mendapati adanya kelima sub indikator tersebut pada keseluruhan caption Sandiaga dalam kategori pilar budaya dan lingkungan hidup ini. Hal ini tentu sangat disayangkan dan akan jauh lebih baik jika keseluruhan sub indikator dalam strategi ingratiation ini dimunculkan untuk semakin memperkuat penunjukan kesan disukai oleh pihak lain. Berikutnya, tampak bahwa Sandiaga menggunakan strategi self- promotion, yaitu sebanyak 3 koding atau setara dengan persentase sebesar 8,82%. Strategi self-promotion adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan kompeten dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 241). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.16 di halaman 115 menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management self-promotion secara khusus:

114 Universitas Kristen Petra Grafik 4.16 Strategi Impression Management: Self-Promotion

Self-Promotion

Kemampuan 0

Optimisme 3

Pengalaman 0

Prestasi 0

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi self-promotion dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang mendukung kinerjanya sebagai pemimpin; menyatakan optimisme dalam bekerja; menyatakan pengalaman masa lalu yang mendukung; dan menceritakan prestasi yang pernah diraih/ dalam bekerja sebagai pemimpin (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999). Pada grafik 4.16 di atas, terlihat bahwa hanya terdapat satu sub indikator dalam strategi self-promotion yang tampak dan relevan dengan teori yaitu menyatakan optimisme dalam bekerja sebanyak 3 koding (100%). Jones & Pittman (1982, p. 241) mengemukakan bahwa strategi self- promotion merupakan strategi impression management yang menekankan pada kompetensi. Pelaku self-promotion pada umumnya akan berusaha untuk meyakinkan target orang bahwa mereka kompeten di dalam satu bidang atau lebih. Untuk memperoleh kepercayaan dari target orang akan kompetensi yang dimiliki, seseorang dapat menunjukkan kepribadiannya yang positif (DeVito, 2013, pp. 76-77). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Oleh karena itu kami yakin dengan memberdayakan UMKM akan membangkitkan perekonomian bangsa Indonesia.” (Caption Sandiaga

115 Universitas Kristen Petra terkait “Siang tadi saya berkesempatan melihat tiap sudut …”, 6 Maret 2019).

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Sandiaga optimis dengan apa yang dilakukannya maka ia dapat mencapai apa yang diinginkannya. Terlihat pada pernyataan di atas, Sandiaga menyatakan kata “kami” yang mewakili dirinya bersama Prabowo bahwa dengan upaya atau solusi yang dihadirkannya yaitu memberdayakan UMKM, maka ia bersama Prabowo dapat membangkitkan perekonomian bangsa Indonesia yang menjadi keinginan untuk dicapainya. Melalui keyakinan yang ditunjukkannya, memperlihatkan bahwa Sandiaga percaya diri akan kemampuannya untuk dapat berhasil mencapai keinginannya dan dengan kepribadian positifnya tersebut, ia sekaligus ingin menunjukkan pada masyarakat luas bahwa dirinya berkompeten dan bisa dipercaya untuk dapat mewujudkan harapan rakyat Indonesia terutama dalam hal perbaikan ekonomi bangsa. Dengan menyatakan keoptimisannya tersebut, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi self-promotion yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berkompeten. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.16 di halaman 115 bahwa terdapat tiga sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi self-promotion ini. Ketiga sub indikator yang dimaksud adalah menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang mendukung kinerjanya sebagai pemimpin, menyatakan pengalaman masa lalu yang mendukung, dan menceritakan prestasi yang pernah diraih/ dalam bekerja sebagai pemimpin. Adapun ketiga sub indikator ini telah digunakan dalam penelitian milik Bolino & Turnley (1999, p. 1999) dalam menunjukkan strategi self-promotion yang erat dengan kesan berkompeten di mata target orang. Akan tetapi, temuan penelitian tidak mendapati adanya ketiga sub indikator tersebut pada keseluruhan caption Sandiaga dalam kategori pilar budaya dan lingkungan hidup ini. Hal ini tentu sangat disayangkan dan akan jauh lebih baik jika keseluruhan sub indikator dalam strategi self-promotion ini dimunculkan untuk semakin memperkuat penunjukan kesan berkompeten di mata pihak lain. Terakhir, dalam jumlah koding yang sama banyaknya dengan strategi self- promotion, tampak bahwa Sandiaga juga menunjukkan adanya strategi intimidation yakni sebanyak 3 koding atau setara dengan persentase sebesar 8,82%. Strategi intimidation adalah strategi impression management yang 116 Universitas Kristen Petra dilakukan untuk mendapatkan kesan ditakuti dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 238). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.17 di bawah ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management intimidation secara khusus:

Grafik 4.17 Strategi Impression Management: Intimidation

Intimidation

Ancaman 0

Marah 0

Kekuasaan 0

Keputusan 0

Kritikan 3

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi intimidation dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu menyatakan ancaman yang ditujukan kepada pihak lain; menyatakan perasaan marah; menyatakan kekuasaan sebagai pemimpin yang menimbulkan pengaruh negatif kepada pihak lain; menyatakan keputusan yang bersifat menekan dan menakuti pihak lain; dan menyatakan kritikan yang ditujukan kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.17 di atas, terlihat bahwa hanya terdapat satu sub indikator dalam strategi intimidation yang tampak dan relevan dengan teori yaitu menyatakan kritikan yang ditujukan kepada pihak lain sebanyak 3 koding (100%). Menurut Jones & Pittman (1982, p. 238), pelaku intimidation ingin menerima posisi bahwa ia memiliki sumber daya untuk mengakibatkan rasa sakit dan tekanan serta cenderung melakukan hal tersebut jika ia tidak mendapatkan 117 Universitas Kristen Petra apa yang diinginkannya. Ia ingin ditakuti dan dipercaya. Melalui kritikan yang ditujukan kepada target orang, maka dapat mengakibatkan orang yang ditarget menjadi tersinggung atau tersakiti hatinya (Wicaksono, July 31, 2018). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram- nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Tadi saya mendengar berbagai keluhan dari para pengrajin, dari menurunnya daya beli serta mahalnya biaya produksi karena bahan baku batik yang masih impor. Pembangunan infrastruktur yang masif belum bisa mendatangkan keuntungan langsung dan berdampak signifikan bagi pengrajin batik sebagai pelaku ekonomi mikro.” (Caption Sandiaga terkait “Sentra Batik Pekalongan selama ini telah berhasil …”, 25 September 2018).

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Sandiaga menyatakan kritikannya terhadap tindakan atau kinerja pihak tertentu yang justru tidak menguntungkan masyarakat, dalam hal ini para pengrajin batik. Tampak pada pernyataan di atas, secara tidak langsung, ia menegur pihak yang masih mengutamakan impor dan pihak yang berperan dalam pembangunan infrastruktur. Hal ini dilakukannya sebab Sandiaga ingin masyarakat melihat bahwa dirinya memiliki sumber daya yang jauh lebih baik dan mampu untuk menghadirkan keuntungan dan dampak yang signifikan bagi masyarakat di bawah kepemimpinannya mendatang. Secara tidak langsung, melalui kritikannya tersebut, Sandiaga telah membuat target yang dikritik menjadi tersinggung dan tersakiti hatinya sebab kinerjanya dinilai kurang baik yang pada akhirnya membuat target menjadi lemah atau dibuat tidak mampu di mata masyarakat. Dengan menyatakan kritikannya kepada pihak lain, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi intimidation yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang ditakuti. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.17 di halaman 117 bahwa terdapat empat sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi intimidation ini. Keempat sub indikator yang dimaksud adalah menyatakan ancaman yang ditujukan kepada pihak lain, menyatakan perasaan marah, menyatakan kekuasaan sebagai pemimpin yang menimbulkan pengaruh negatif kepada pihak lain dan menyatakan keputusan yang bersifat menekan dan menakuti pihak lain. Pelaku intimidation ingin ditakuti dan dipercaya sehingga karakteristiknya lebih menekankan pada sikap ancaman, marah, hingga menyatakan kekuasaannya untuk

118 Universitas Kristen Petra menciptakan perasaan tersakiti, rasa tidak nyaman, atau segala bentuk sakit secara fisik. Selain itu, pelaku intimidation juga cenderung ingin menerima posisi bahwa ia memiliki sumber daya untuk mengakibatkan rasa sakit dan tekanan terhadap orang lain (Jones & Pittman, 1982, pp. 238-239). Tidak munculnya keempat sub indikator dan rendahnya angka pada strategi intimidation (3 koding atau setara dengan persentase sebesar 8,82%) dalam kategori pilar ketiga ini menunjukkan bahwa Sandiaga memang pada dasarnya tidak ingin terkesan sebagai calon pemimpin yang ditakuti. Sebab, perilaku dalam strategi intimidation pada dasarnya dapat membuat seseorang menjadi kurang tertarik dan membuat orang semakin terpisah (Jones & Pittman, 1982, p. 239). Sementara itu, dalam kategori pilar budaya dan lingkungan hidup ini tidak ditemukan adanya strategi supplication sama sekali, terlihat pada grafik 4.13 di halaman 106. Sesuai temuan penelitian, dari keseluruhan caption dalam kategori pilar ketiga ini tidak didapati adanya satu pun sub indikator yang tampak dalam mewakili penunjukan strategi supplication. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 247), strategi supplication adalah strategi impression management yang dilakukan dengan menyatakan kelemahan dan ketergantungan diri untuk mendapatkan bantuan (Jones & Pittman, 1982, p. 247). Tidak munculnya strategi supplication menjadi hal yang wajar terjadi dikarenakan strategi self-promotion jauh lebih unggul dalam temuan penelitian ini yakni sebanyak 3 koding (8,82%) dibandingkan dengan strategi supplication yang sama sekali tidak diperlihatkan, terlihat pada grafik 4.13 di halaman 106. Sesuai dengan diutarakan oleh Jones & Pittman (1982, p. 260) bahwa strategi self-promotion dan strategi supplication merupakan dua strategi yang saling bertentangan satu sama lain. Dengan demikian, tidak mengherankan jika strategi supplication tidak ditunjukkan sama sekali oleh Sandiaga, sebab seseorang yang ingin tampak berkompeten, maka tidak mungkin sisi kelemahannya ditunjukkan. Dengan demikian, Sandiaga tidak menggunakan strategi supplication, dikarenakan ia tidak ingin publik yang meliputi voters dan calon voters meragukan kompetensi dirinya untuk menjadi Cawapres 2019. Secara keseluruhannya, dari hasil perhitungan peneliti, terlihat bahwa strategi exemplification mendapati perolehan jumlah koding tertinggi, khususnya

119 Universitas Kristen Petra pada sub indikator menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat dan mengajak masyarakat untuk bertindak positif, jika dibandingkan dengan strategi impression management lainnya. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 245), strategi exemplification adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness) dari pihak lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam mengomunikasikan kategori pilar budaya dan lingkungan hidup ini selama masa kampanye Pilpres 2019 melalui akun Instagram-nya @sandiuno, Sandiaga ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness). Adapun dominannya strategi exemplification ini didukung dengan fakta bahwa Sandiaga memang tampak selalu mengutamakan kepentingan rakyat di setiap kunjungan kampanyenya secara langsung, yang termasuk ke dalam karakteristik strategi exemplification. Salah satunya seperti pada saat kunjungannya di Gelanggang Olahraga, Jakarta Utara, ia menyatakan bahwa dirinya berkomitmen untuk menghidupkan ekonomi kreatif dan mengedepankan pentingnya nilai-nilai kebudayaan, serta wisata bahari dan religi (Fajarta, March 25, 2019). Melalui hal tersebut, tampak bahwa Sandiaga menunjukkan tindakannya yang mengutamakan kepentingan rakyat, terutama dalam membangkitkan ekonomi kreatif, kebudayaan hingga wisata bahari dan religi yang termasuk ke dalam fokus pilar ketiga ini. Di sisi lain, tampak pula adanya karakteristik lain dari strategi exemplification yang ditonjolkan Sandiaga yakni mengajak masyarakat bertindak positif. Dikutip dari idntimes.com, dalam dialognya secara langsung dengan sejumlah tokoh masyarakat se-Jakarta Selatan dan Tangerang, Sandiaga mengungkapkan bahwa perlu ada kesadaran diri dalam memelihara lingkungan yang bebas dari sampah terutama plastik. Untuk itu, ia pun ingin menyadarkan masyarakat agar tergerak untuk mengurangi sampah plastik, salah satunya dengan penggunaan tumbler seperti yang telah ia terapkan dalam kehidupan sehari- harinya (Fathurohman, December 9, 2018), yang di mana hal tersebut termasuk ke dalam salah satu fokus dalam pilar ketiga ini. Kebiasaan positif Sandiaga ini pun

120 Universitas Kristen Petra diakui oleh Ridha, selaku Tenaga Ahli Reporter Seksi Pelayanan Hubungan Media (PHM) Diskominfotik Pemprov DKI Jakarta, bahwa Sandiaga memang terlihat selalu membawa botol minum pribadinya yang berisikan infused water setiap harinya dan kemanapun ia pergi selama ia masih menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta (Maulana, August 13, 2018). Melalui tindakan tersebut, memperlihatkan bahwa Sandiaga dapat dikatakan layak untuk menjadi teladan moral bagi orang lain sebab ia tidak hanya sekedar mengajak, namun juga telah mempraktikkannya dalam kesehariannya dan secara konsisten yang termasuk ke dalam karakteristik strategi exemplification. Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa Sandiaga memang ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral.

4.5.4 Pilar 4: Politik, Hukum, dan Hankam Captions yang terdapat dalam akun Instagram @sandiuno, khsuusnya pada kategori pilar politik, hukum, dan hankam ini, meliputi fokus-fokus sebagai berikut: persatuan dan kesatuan bangsa; keutuhan dan integritas wilayah Indonesia; penegakan hukum; reformasi birokrasi; memberantas korupsi; mencegah praktik korupsi dalam birokrasi; politik luar negeri bebas-aktif; dan kedaulatan maritim. Adapun jumlah caption yang termasuk dalam pilar politik, hukum, dan hankam adalah sebanyak 47 caption dari total 755 caption. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management Sandiaga dalam kategori pilar politik, hukum, dan hankam:

121 Universitas Kristen Petra Grafik 4.18 Strategi Impression Management Sandiaga dalam Kategori Pilar Politik, Hukum, dan Hankam

Strategi Impression Management (Pilar Politik, Hukum, dan Hankam)

50

40

30

46 20 26 10 17 0 4 4 Ingratiation Intimidation Self-Promotion Exemplification Supplication

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Berdasarkan grafik perhitungan 4.18 di atas, terlihat jelas bahwa strategi exemplification memiliki perolehan jumlah koding tertinggi, yaitu 46 koding (47,43%) jika dibandingkan dengan strategi impression management lainnya. Selanjutnya, terdapat strategi ingratiation dengan jumlah koding sebanyak 26 koding (26,8%), lalu diikuti dengan strategi self-promotion sebanyak 17 koding (17,53%), dan terakhir, terdapat strategi intimidation dan strategi supplication dengan perolehan jumlah koding yang sama yakni masing-masing sebanyak 4 koding (masing-masing setara dengan 4,12%). Adapun jumlah koding dalam setiap strategi di atas menunjukkan total jumlah koding sub indikator yang tampak dari keseluruhan caption di kategori pilar politik, hukum, dan hankam. Unggulnya jumlah koding pada strategi exemplification ini, menunjukkan bahwa dalam mengomunikasikan mengenai kategori pilar keempat tersebut, Sandiaga ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness). Hasil perhitungan di atas memperlihatkan bahwa hasil jumlah koding tertinggi terletak pada strategi exemplification. Strategi exemplification adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan

122 Universitas Kristen Petra berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness) dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 245). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.19 di bawah ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management exemplification secara khusus:

Grafik 4.19 Strategi Impression Management: Exemplification

Exemplification

Ajakan berbuat baik 0

Kepentingan masyarakat 16

Kejujuran dalam bekerja 6

Kedisiplinan dalam bekerja 6

Ajakan bertindak positif 18 Kedermawanan 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi exemplification dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: mengajak masyarakat untuk berbuat baik kepada sesama; menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat; menyatakan kejujurannya dalam bekerja; menyatakan kedisiplinannya dalam bekerja; mengajak masyarakat untuk bertindak positif; dan menunjukkan sikap kedermawanan dirinya (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.19 di atas, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi exemplification yang tampak dan relevan dengan teori adalah menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat sebanyak 16 koding (34,78%), menyatakan kejujurannya dalam bekerja dan menyatakan kedisiplinannya dalam bekerja dengan masing-masing memperoleh jumlah koding 123 Universitas Kristen Petra sebanyak 6 koding (masing-masing setara dengan 13,04%), serta mengajak masyarakat untuk bertindak positif sebanyak 18 koding (39,14%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi exemplification yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah mengajak masyarakat untuk bertindak positif, yakni muncul di dalam 18 caption dari total 46 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 39,14%. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 245), pelaku exemplification harus mampu memberikan teladan moral dan tidak hanya mengakuinya begitu saja. Pelaku dapat mempengaruhi orang lain dengan cara menunjukkan keberhasilannya dalam merefleksikan normal-norma sosial tersebut. Salah satu karakteristik yang mencerminkan strategi exemplification adalah dengan mengajak orang lain untuk bertindak positif seperti yang dilakukannya (Lee et all., 1999, p. 720). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Ditraktir ngopi sama Kang @ridwankamil. Semoga moment seperti ini dapat memberikan contoh positif untuk seluruh masyarakat Indonesia. Kalau kita masih gontok-gontokan karena perbedaan pilihan, negara ini tidak akan pernah bisa maju. Ingat pesan saya, hindari JUNIPER (Julid, Nyinyir, Baper). Yuk kita kedepankan #DemokrasiSejuk, karena pemilu ini bukan tentang siapa calon yang akan memenangkan Pilpres nanti, tapi tentang kemenangan rakyat Indonesia.” (Caption Sandiaga terkait “Ditraktir ngopi sama Kang @ridwankamil. Semoga moment …”, 23 Januari 2019).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sandiaga ingin mengajak masyarakat untuk bertindak positif yakni mengedepankan demokrasi dalam pemilu 2019. Tampak pada pernyataan di atas, ia mengajak masyarakat untuk tidak saling bertikai karena perbedaan pendapat atau dengan kata lain ia ingin masyarakat menghindari tindakan-tindakan yang negatif yang dapat menghambat kemajuan bangsa. Tidak hanya sekedar mengajak, namun ia pun juga telah menunjukkan keberhasilannya dalam merefleksikan tindakan bermoral tersebut. Hal ini dibuktikannya melalui pernyataannya mengenai momen kebersamaannya bersama Ridwan Kamil yang meskipun keduanya berbeda pilihan namun tetap dapat bersatu atau bersama. Dengan mengajak masyarakat untuk melakukan tindakan positif tersebut, maka Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi

124 Universitas Kristen Petra exemplification, yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.19 di halaman 123 bahwa terdapat dua sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi exemplification ini. Kedua sub indikator yang dimaksud adalah mengajak masyarakat untuk berbuat baik kepada sesama dan menunjukkan sikap kedermawanan dirinya. Menurut Jones & Pittman (1972, p. 245), para pelaku exemplification secara khas menampilkan dirinya dengan jujur, disiplin, dermawan, dan tidak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. Tidak hanya itu, pelaku exemplification juga akan memberikan contoh sikap mengenai kebaikan atau kelayakan (worthiness) di depan target orang (Jones & Pittman, 1982, p. 259). Farida Agus Setiawati (2006, p. 43) menjelaskan bahwa perilaku yang bermoral adalah perilaku manusia yang baik yang sesuai dengan harapan, aturan, dan kebiasaan yang diterima suatu kelompok masyarakat tertentu (dalam Khaironi, 2017, p. 7). Dengan demikian, ajakan berbuat baik yang termasuk ke dalam tindakan bermoral dan menunjukkan sikap yang dermawan menjadi karakteristik yang mewakili penunjukan strategi exemplification. Namun, temuan penelitian ini tidak mendapati adanya karakteristik ajakan berbuat baik maupun sikap dermawan pada keseluruhan caption Sandiaga dalam kategori pilar politik, hukum, dan hankam ini. Hal ini tentu sangat disayangkan dan akan jauh lebih baik jika keseluruhan sub indikator dalam strategi exemplification ini dimunculkan untuk semakin memperkuat penunjukan kesan berintegritas dan layak secara moral. Di samping strategi exemplification, tampak bahwa Sandiaga juga menunjukkan adanya strategi ingratiation dengan jumlah koding sebanyak 26 koding atau setara dengan persentase sebesar 26,8%. Strategi ingratiation adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan disukai dari pihak lain (likeable) (Jones & Pittman, 1982, p. 235). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.20 di halaman 126 menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management ingratiation secara khusus:

125 Universitas Kristen Petra Grafik 4.20 Strategi Impression Management: Ingratiation

Ingratiation

Sifat positif 5 Persetujuan 1 Pujian 5 Salam 2 Simpati 6

Humor 0 Terima kasih 7 Motivasi 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi ingratiation dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: menunjukkan sifat-sifat positif yang dimiliki; menyatakan persetujuan atas sesuatu hal yang dikemukakan oleh pihak lain; memberikan pujian kepada pihak lain; mengucapkan salam; menyatakan simpati kepada pihak lain, baik dalam bentuk ucapan selamat, belasungkawa, ataupun melalui tindakan bersimpati lainnya; menyatakan sesuatu yang bersifat humor; mengucapkan terima kasih kepada pihak lain atas sesuatu hal yang telah mereka lakukan/ berikan; dan memberikan motivasi kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.20 di atas, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi ingratiation yang tampak dan relevan dengan teori adalah menunjukkan sifat-sifat positif yang dimiliki dan memberikan pujian kepada pihak lain dengan masing-masing sebanyak 5 koding (masing-masing setara dengan 19,23%), menyatakan persetujuan atas sesuatu hal yang dikemukakan oleh pihak lain sebanyak 1 koding (3,85%), mengucapkan salam sebanyak 2 koding (7,69%), menyatakan simpati kepada pihak lain, baik dalam bentuk ucapan selamat, belasungkawa, ataupun melalui tindakan bersimpati lainnya sebanyak 6 koding (23,08%), dan mengucapkan terima kasih kepada pihak lain atas sesuatu hal yang telah mereka lakukan/ berikan sebanyak 7 koding 126 Universitas Kristen Petra (26,92%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi ingratiation yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah mengucapkan terima kasih kepada pihak lain atas sesuatu hal yang telah mereka lakukan/ berikan, yakni muncul di dalam 7 caption dari total 26 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 26,92%. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 236), terdapat beberapa subkelas yang menonjol terkait perilaku ingratiation yang berhasil dirangkum oleh Jones & Wortman (1973) dari beberapa riset terkait ingratiation. Salah satunya adalah berbuat hal baik (doing favors). Prinsip yang melekat pada doing favors ini adalah bahwa seseorang yang berlaku baik akan disadari sebagai seseorang yang peduli, ramah, dan penuh perhatian (Schokker, 2007, p. 24). Dengan demikian, sikap ramah termasuk ke dalam doing favors yang menjadi salah satu karakteristik ingratiation. Melalui ucapan terima kasih yang diberikan kepada orang lain atas apa yang telah mereka lakukan atau berikan, maka seseorang telah menunjukkan sikap yang ramah di hadapan orang lain (Riyadi, October 10, 2018). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Terima kasih sebesar-besarnya untuk seluruh rakyat Indonesia yang telah merelakan tenaga, waktu hingga materi demi membantu memenangkan kami di Pilpres tahun depan.” (Caption Sandiaga terkait “Di Kabupaten Klaten, saya berkeliling ke berbagai desa …”, 29 Desember 2018).

Kutipan di atas memperlihatkan tindakan Sandiaga yang berterima kasih kepada orang lain atas apa yang telah orang lain lakukan terhadapnya. Seperti pada pernyataan di atas, Sandiaga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas apa yang telah mereka berikan, dalam hal ini tenaga, waktu, dan materi, untuk membantu dalam pemenangan dirinya bersama Prabowo dalam Pilpres 2019. Melalui ucapan terima kasih yang diberikannya kepada pihak lain tersebut, maka Sandiaga telah melakukan doing favors yang menjadi salah satu karakteristik perilaku ingratiation. Dengan demikian, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi ingratiation yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang disukai. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.20 di halaman 126 bahwa terdapat dua sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi ingratiation ini. Kedua sub

127 Universitas Kristen Petra indikator yang dimaksud adalah menyatakan sesuatu yang bersifat humor dan memberikan motivasi kepada pihak lain. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 235), pelaku ingratiation berupaya untuk mencapai sifat disukai dan untuk dapat disukai oleh orang lain, maka seseorang perlu memiliki karakteristik seperti kehangatan, humor, dapat dipercaya, mempesona, dan daya tarik fisik. Selain itu, terdapat pula beberapa subkelas yang menonjol terkait perilaku ingratiation yang berhasil dirangkum oleh Jones & Wortman (1973) dari beberapa riset terkait ingratiation. Salah satunya adalah berbuat hal baik (doing favors) (Jones & Pittman, 1982, p. 236). Prinsip yang melekat pada doing favors ini adalah bahwa seseorang yang berlaku baik akan disadari sebagai seseorang yang peduli, ramah, dan penuh perhatian (Schokker, 2007, p. 24). Tindakan memberi motivasi termasuk ke dalam prinsip doing favors ini yang mewakili karakteristik ingratiation. Melalui pemberian motivasi kepada orang lain maka seseorang telah menunjukkan sikap perhatian kepada orang yang lain (Riyadi, October 10, 2018). Dengan demikian, humor dan motivasi menjadi karakteristik yang menunjukkan kesan disukai sesuai strategi ingratiation. Namun, temuan penelitian ini tidak mendapati adanya kedua sub indikator tersebut pada keseluruhan caption Sandiaga dalam kategori pilar keempat ini. Hal ini tentu sangat disayangkan dan akan jauh lebih baik jika keseluruhan sub indikator dalam strategi ingratiation ini dimunculkan untuk semakin memperkuat penunjukan kesan disukai oleh pihak lain. Pada urutan selanjutnya, tampak bahwa Sandiaga menggunakan strategi self-promotion, yaitu sebanyak 17 koding atau setara dengan persentase sebesar 17,53%. Strategi self-promotion adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan kompeten dari pihak lain (Jones & Pittman, 1982, p. 241). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.21 di halaman 129 menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management self-promotion secara khusus:

128 Universitas Kristen Petra Grafik 4.21 Strategi Impression Management: Self-Promotion

Self-Promotion

Kemampuan 1

Optimisme 14

Pengalaman 1

Prestasi 1

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi self-promotion dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu: menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang mendukung kinerjanya sebagai pemimpin; menyatakan optimisme dalam bekerja; menyatakan pengalaman masa lalu yang mendukung; dan menceritakan prestasi yang pernah diraih/ dalam bekerja sebagai pemimpin (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999). Pada grafik 4.21 di atas, terlihat bahwa sub indikator dalam strategi self-promotion yang tampak dan relevan dengan teori adalah menunjukkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki yang mendukung kinerjanya sebagai pemimpin, menyatakan pengalaman masa lalu yang mendukung, dan menceritakan prestasi yang pernah diraih/ dalam bekerja sebagai pemimpin di mana ketiga sub indikator tersebut memperoleh jumlah koding yang sama yakni sebanyak 1 koding (masing-masing setara dengan 5,88%) dan menyatakan optimisme dalam bekerja sebanyak 14 koding (82,36%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi self-promotion yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah menyatakan optimisme dalam bekerja, yakni muncul di dalam 14 caption dari total 17 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 82,36%.

129 Universitas Kristen Petra Jones & Pittman (1982, p. 241) mengemukakan bahwa strategi self- promotion merupakan strategi impression management yang menekankan pada kompetensi. Pelaku self-promotion pada umumnya akan berusaha untuk meyakinkan target orang bahwa mereka kompeten di dalam satu bidang atau lebih. Untuk memperoleh kepercayaan dari target orang akan kompetensi yang dimiliki, seseorang dapat menunjukkan kepribadiannya yang positif (DeVito, 2013, pp. 76-77). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram-nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Saya dan Pak @prabowo yakin bahwa akar penyebab korupsi dan terorisme ialah karena adanya ketidakadilan, kesewenangan dan juga tidak meratanya kesejahteraan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah kepemimpinan yang tegas dan pemerintahan yang kuat di ke depannya, dan dengan penuh keyakinan, kami akan melindungi segenap bangsa dan mewujudkan kesejahteraan sosial.” (Caption Sandiaga terkait “Alhamdulillah, debat pertama dengan topik Hukum, HAM …”, 17 Januari 2019).

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Sandiaga bersama dengan Prabowo yang optimis bahwa mereka dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Indonesia, dalam hal ini korupsi dan terorisme. Tampak pada pernyataan di atas, Sandiaga menyatakan kata “kami” yang mewakili dirinya bersama Parabowo yang optimis bahwa dengan kepemimpinan yang tegas dan pemerintahan yang kuat yang mereka hadirkan mendatang, mereka yakin bahwa bangsa Indonesia dapat terlindungi dan kesejahteraan sosial dapat terwujud. Melalui keyakinannya tersebut, terlihat bahwa Sandiaga ingin masyarakat melihat dirinya bersama Prabowo memiliki kemampuan yang mumpuni atau berkompeten dalam memecahkan permasalahan bangsa. Selain itu, dengan kepribadian positif melalui optimisme yang diperlihatkannya, Sandiaga juga ingin dipercayai oleh masyarakat bahwa dirinya bersama Prabowo memang berkompeten untuk menjadi pemimpin Indonesia. Dengan menyatakan keoptimisannya tersebut, maka Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi self-promotion yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berkompeten. Berikutnya, tampak bahwa Sandiaga menunjukkan adanya strategi intimidation yakni sebanyak 4 koding atau setara dengan persentase sebesar 4,12%. Strategi intimidation adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan ditakuti dari pihak lain (Jones & Pittman, 130 Universitas Kristen Petra 1982, p. 238). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.22 di bawah ini menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management intimidation secara khusus:

Grafik 4.22 Strategi Impression Management: Intimidation

Intimidation

Ancaman 0

Marah 0

Kekuasaan 0

Keputusan 1

Kritikan 3

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi intimidation dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu menyatakan ancaman yang ditujukan kepada pihak lain; menyatakan perasaan marah; menyatakan kekuasaan sebagai pemimpin yang menimbulkan pengaruh negatif kepada pihak lain; menyatakan keputusan yang bersifat menekan dan menakuti pihak lain; dan menyatakan kritikan yang ditujukan kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.22 di atas, terlihat bahwa hanya terdapat dua sub indikator dalam strategi intimidation yang tampak dan relevan dengan teori, di antaranya yaitu menyatakan keputusan yang bersifat menekan dan menakuti pihak lain sebanyak 1 koding (25%) dan menyatakan kritikan yang ditujukan kepada pihak lain sebanyak 3 koding (75%). Dari keseluruhan sub indikator dalam strategi intimidation yang tampak ini, sub indikator yang memperoleh jumlah koding tertinggi adalah menyatakan kritikan yang ditujukan kepada pihak lain,

131 Universitas Kristen Petra yakni muncul di dalam 3 caption dari total 4 caption atau setara dengan perolehan persentase sebesar 75%. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 238), pelaku intimidation ingin menerima posisi bahwa ia memiliki sumber daya untuk mengakibatkan rasa sakit dan tekanan serta cenderung melakukan hal tersebut jika ia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Ia ingin ditakuti dan dipercaya. Melalui kritikan yang ditujukan kepada target orang, maka dapat mengakibatkan orang yang ditarget menjadi tersinggung atau tersakiti hatinya (Wicaksono, July 31, 2018). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram- nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Negeri yang kaya raya ini, masih menyisakan banyak masalah. Lapangan kerja sulit didapat, peluang usaha susah dilakukan oleh masyarakat karena ketidakpastian hukum dari aparat penegak hukum.” (Caption Sandiaga terkait “Negeri yang kaya raya ini, masih menyisakan banyak …”, 21 Januari 2019).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Sandiaga secara terus terang mengkritik kinerja dari aparat penegak hukum yang tidak dapat menyejahterakan masyarakatnya. Hal ini terlihat dari pernyataan Sandiaga mengenai masih banyaknya permasalahan yang terjadi di Indonesia, seperti lapangan kerja dan peluang usaha yang sulit karena ketidakpastian hukum dari aparat penegak hukum. Melalui kritikannya tersebut, Sandiaga telah menyinggung dan menyakiti hati dari pihak aparat penegak hukum akibat kinerjanya yang tidak optimal untuk masyarakat, sekaligus menjadikannya lemah atau dibuat menjadi berkesan kurang baik di masyarakat dikarenakan kinerjanya tidak berpihak pada masyarakat. Ia ingin menerima posisi dan dipercaya bahwa jika dirinya memimpin bangsa Indonesia mendatang, maka ia memiliki sumber daya yang jauh lebih baik dan mampu untuk memecahkan persoalan rakyat. Dengan menyatakan kritikannya kepada pihak lain, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi intimidation yakni upaya untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang ditakuti. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.22 di halaman 131 bahwa terdapat tiga sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi intimidation ini. Ketiga sub indikator yang dimaksud adalah menyatakan ancaman yang ditujukan kepada pihak lain, menyatakan perasaan marah, dan menyatakan kekuasaan sebagai 132 Universitas Kristen Petra pemimpin yang menimbulkan pengaruh negatif kepada pihak lain. Menurut Jones & Pittman (1982, pp. 238-239), pelaku intimidation ingin ditakuti dan dipercaya sehingga karakteristiknya lebih mengarah pada sikap ancaman, marah, hingga menyatakan kekuasaannya untuk menciptakan perasaan tersakiti, rasa tidak nyaman, atau segala bentuk sakit secara fisik. Tidak munculnya ketiga sub indikator dan rendahnya angka pada strategi intimidation (4 koding atau setara dengan persentase sebesar 4,12%) dalam kategori pilar politik, hukum, dan hankam ini menunjukkan bahwa Sandiaga memang tidak ingin terkesan sebagai calon pemimpin yang ditakuti. Sebab, perilaku intimidation pada dasarnya dapat membuat seseorang menjadi kurang tertarik dan membuat orang semakin terpisah (Jones & Pittman, 1982, p. 239). Terakhir, tampak bahwa Sandiaga juga menggunakan strategi supplication dengan perolehan jumlah koding atau persentase yang sama dengan strategi intimidation yakni sebanyak 4 koding atau setara dengan persentase sebesar 4,12%. Strategi supplication adalah strategi impression management yang dilakukan dengan menyatakan kelemahan dan ketergantungan diri untuk mendapatkan bantuan (Jones & Pittman, 1982, p. 247). Jumlah koding setiap sub indikator pada grafik 4.23 di halaman 134 menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator tersebut muncul, dan di dalam satu caption, dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Berikut adalah jumlah koding strategi impression management supplication secara khusus:

133 Universitas Kristen Petra Grafik 4.23 Strategi Impression Management: Supplication

Supplication

Ketidakmampuan 0

Kelemahan 0

Permintaan bantuan 4

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Jumlah Koding

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Strategi supplication dalam penelitian ini, terbagi menjadi beberapa sub indikator, yaitu menyatakan ketidakmampuan/ ketidakberdayaannya dalam bekerja seorang diri; menyatakan kelemahan diri dalam berbagai hal di hadapan orang lain; dan menyatakan permintaan bantuan kepada pihak lain (Jones & Pittman, 1982; Bolino & Turnley, 1999; Lee et al., 1999). Pada grafik 4.23 di atas, terlihat bahwa hanya terdapat satu sub indikator dalam strategi supplication yang tampak dan relevan dengan teori yaitu menyatakan permintaan bantuan kepada pihak lain sebanyak 4 koding (100%). Menurut Jones & Pittman (1982, p. 247), strategi supplication adalah strategi impression management yang dilakukan dengan menyatakan kelemahan dan ketergantungan diri untuk mendapatkan bantuan. Oleh karena itu, menyatakan permintaan bantuan menjadi salah satu karakteristik dalam strategi ini. Melalui ketidakmampuan yang ditunjukkan seseorang, maka target orang akan memberikan bantuan yang dapat dilakukannya (DeVito, 2013, p. 77). Karakteristik ini pun tampak dalam pernyataan Sandiaga di caption Instagram- nya @sandiuno, seperti dalam kutipan berikut: “Bersama Kumparan, saya harap kita dapat bekerja sama membawa pemilu ini menjadi suatu menyejukan dan menggembirakan. Ini tugas Kumparan Pemilupedia mengemas dan mengupas kegiatan kampanye 134 Universitas Kristen Petra sepositif mungkin.” (Caption Sandiaga terkait “Saya ingin ucapkan selamat untuk @kumparancom atas …”, 17 Desember 2018).

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Sandiaga secara tidak langsung menyatakan permintaan bantuannya kepada pihak lain, dalam hal ini media Kumparan. Tampak pada pernyataan di atas, Sandiaga berharap bahwa media Kumparan dapat bekerja sama, dalam artian membantu dirinya dalam menghadirkan pemilu yang menyejukkan dan menggembirakan melalui pengemasan dan pengupasan terkait kegiatan kampanye sepositif mungkin. Melalui permintaan bantuan yang dilakukannya, memperlihatkan ketidakmampuan Sandiaga seorang diri dalam menghadirkan pemilu yang positif, sehingga ia berharap media Kumparan dapat bekerja sama dengannya. Dengan menyatakan permintaan bantuannya kepada pihak lain, Sandiaga telah menunjukkan adanya strategi supplication. Di sisi lain, terlihat pada grafik 4.23 di halaman 134 bahwa terdapat dua sub indikator yang tidak dimunculkan dalam strategi supplication ini. Kedua sub indikator yang dimaksud adalah menyatakan ketidakmampuan/ ketidakberdayaannya dalam bekerja seorang diri dan menyatakan kelemahan diri dalam berbagai hal di hadapan orang lain. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 247), strategi supplication adalah strategi yang menyatakan ketergantungan untuk mendapatkan bantuan. Selain itu, dimungkinkan pula untuk dilakukan oleh seseorang yang kekurangan sumber daya sehingga memanfaatkan kelemahan dan ketergantungannya. Sesuai temuan penelitian ini, kedua sub indikator tersebut tidak muncul, sebab semakin banyak sub indikator dalam strategi supplication ini ditunjukkan, maka akan membuat Sandiaga yang maju sebagai Cawapres 2019 menjadi terkesan tidak berkompeten. Hal ini pun sesuai dengan diutarakan oleh Jones & Pittman (1982, p. 260) bahwa strategi self promotion bertentangan dengan strategi supplication. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa strategi self-promotion lebih unggul (17 koding atau setara dengan persentase 17,53%) dibandingkan strategi supplication yang mendapati perolehan persentase yang rendah (4 koding atau setara dengan persentase 4,12%). Dengan demikian, menjadi hal yang wajar apabila seseorang ingin tampak berkompeten, maka sisi kelemahan akan dirinya tidak diperlihatkan.

135 Universitas Kristen Petra Secara keseluruhannya, dari hasil perhitungan peneliti, terlihat bahwa jumlah koding pada strategi exemplification lebih unggul, khususnya pada sub indikator mengajak masyarakat untuk bertindak positif, jika dibandingkan dengan strategi impression management lainnya. Menurut Jones & Pittman (1982, p. 245), strategi exemplification adalah strategi impression management yang dilakukan untuk mendapatkan kesan berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness) dari pihak lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam mengomunikasikan kategori pilar politik, hukum, dan hankam ini selama masa kampanye Pilpres 2019 melalui akun Instagram-nya @sandiuno, Sandiaga ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral (moral worthiness). Adapun unggulnya strategi exemplification yang ditunjukkan Sandiaga ini didukung dengan adanya temuan data pendukung lainnya. Seperti yang dikutip dalam pemberitaan detik.com, tampak bahwa Sandiaga seringkali menegaskan bahwa dirinya akan menghindari kampanye negatif, sehingga dirinya bersama tim suksesnya akan berfokus pada kampanye positif yang bermanfaat (Komara, October 16, 2018). Tidak hanya itu, dalam kampanye terbuka pun, Sandiaga juga terus mengajak masyarakat untuk bertindak positif, terutama pendukungnya dengan tetap menciptakan kampanye yang positif, sejuk, dan tidak mudah terprovokasi (Saputra, March 25, 2019), yang di mana hal tersebut termasuk ke dalam salah satu fokus pilar keempat ini. Terlihat bahwa Sandiaga tidak hanya sekedar mengajak untuk bertindak positif namun ia juga telah menunjukkan tekad dari dalam dirinya untuk juga melakukan tindakan positif tersebut, di mana tindakan ini telah mencerminkan karakteristik yang ada di dalam strategi exemplification. Dengan demikian, jelas terbukti bahwa Sandiaga memang ingin mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral.

136 Universitas Kristen Petra 4.5.5 Strategi Impression Management Sandiaga Berikut adalah penjabaran terkait hasil perhitungan strategi impression management Sandiaga pada akun Instagram @sandiuno secara keseluruhannya:

Tabel 4.2 Strategi Impression Management Sandiaga

Strategi Impression Management Ex Ing S-P Int Sup Ekonomi 490 231 245 103 13 Kesejateraan 103 68 36 13 2 Rakyat

Budaya dan Lingkungan 19 9 3 3 0 Hidup

Politik, Hukum, Kategori Pilar Kategori 46 26 17 4 4 dan Hankam

658 334 301 123 19 Total 45,85% 23,28% 20,98% 8,57% 1,32%

Sumber: Olahan Peneliti, 2019

Keterangan: Ex = Exemplification; Ing = Ingratiation; S-P = Self-Promotion; Int = Intimidation; Sup = Supplication

Tabel 4.2 di atas menunjukkan hasil pengkodingan dan perhitungan dalam penelitian ini secara menyeluruh, baik dari tiap kategori pilar maupun secara keseluruhannya. Adapun jumlah koding yang tampak dari setiap strategi impression management dalam tiap kategori pilar menunjukkan jumlah caption di mana sub indikator dari setiap strategi muncul, dan dalam satu caption dapat muncul beberapa sub indikator sekaligus. Melalui hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa dari total sampel yang diteliti dalam penelitian ini yakni sebanyak 755 caption, peneliti mendapati hasil bahwa strategi exemplification tampak paling dominan jika dibandingkan dengan keempat strategi impression management lainnya, yakni dengan perolehan jumlah persentase tertinggi sebesar 45,85%. Kemudian, tampak adanya strategi ingratiation dengan persentase 137 Universitas Kristen Petra sebesar 23,28% dan dilanjut dengan strategi self-promotion dengan perolehan persentase yang tidak terpaut jauh yakni sebesar 20,98%. Pada urutan berikutnya, terdapat strategi intimidation dengan jumlah persentase yang terbilang kecil yakni sebesar 8,57%, dan terakhir, tampak pula adanya strategi supplication yang meskipun hanya dengan persentase sebesar 1,32% saja. Tingginya perolehan jumlah persentase pada strategi exemplification (45,85%) menunjukkan bahwa dalam mengomunikasikan keempat pilar “Menyejahterakan Indonesia” selama berkampanye dalam Pilpres 2019, Sandiaga melakukan upaya untuk mendapatkan kesan sebagai Cawapres 2019 yang berintegritas dan layak secara moral dibandingkan kesan yang lainnya. Menurut Goffman (1959, p. 4), setiap individu menggunakan komunikasi secara sengaja untuk membentuk kesan yang diinginkan dari orang lain terhadap dirinya. Selain itu, seorang individu juga akan membuat perhitungan dalam menentukan tingkah lakunya dengan tujuan untuk menciptakan atau memelihara kesan tertentu, sehingga dapat membedakan seorang individual dengan cara tertentu (Goffman, 1959, p. 6). Demikian halnya pada Sandiaga, ia melakukan kampanye untuk mengomunikasikan keempat kategori pilarnya melalui berbagai tindakan-tindakan yang telah diaturnya sedemikian rupa melalui akun Instagram-nya sehingga dapat tercipta suatu kesan tertentu yang diinginkannya dan dapat membedakan dirinya dengan kandidat politik lainnya, seperti Joko Widodo dan Ma’ruf Amin yang merupakan pasangan Pilpres 2019 dengan nomor urut pertama. Menurut Rosenfeld, Giacalone, & Riordan (1995), impression management adalah proses di mana seseorang berupaya untuk mempengaruhi image mereka di mata orang lain (dalam Bolino & Turnley, 1999, p. 187). Maka dari itu, dalam hal ini Sandiaga, tentu akan memilih menggunakan strategi tertentu yang disesuaikan dengan image yang ingin ia dapatkan dari orang lain terhadap dirinya. Adapun kelima strategi impression management milik Jones & Pittman yang dipisahkan dalam taksonomi bukan untuk memisahkan tipe kepribadian atau perilaku, namun untuk membedakan tujuan atribusi tertentu, yang ditampilkan “diri” dalam tindakan strategis (Jones & Pittman, 1982, p. 250). Jadi, setiap strategi ini dapat melahirkan image yang berbeda-beda tergantung pada tindakan yang ditunjukkannya dan kelima strategi impression management

138 Universitas Kristen Petra ini tidak dapat dipisahkan satu per satu karena perpaduan antara strategi yang satu dengan yang lainnya dimungkinkan terjadi. Namun, tidak menutup kemungkinan apabila sebuah strategi lebih ditonjolkan, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh seseorang (Jones & Pittman, 1982, p. 260). Berkaitan dengan hal tersebut, maka tampak dalam penelitian ini bahwa Sandiaga, sebagai aktor politik, menunjukkan adanya penggunaan strategi impression management dalam komposisi yang berbeda-beda di dalam setiap kategori pilar “Menyejahterakan Indonesia” dan tampak adanya satu strategi yang lebih ditonjolkan yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapainya. Selain itu, terlihat adanya strategi yang tidak dimunculkan dan ada pula perpaduan antara strategi impression management yang satu dan lainnya di dalam setiap kategori pilar. Dalam mengomunikasikan keempat kategori pilar “Menyejahterakan Indonesia” dalam akun Instagram-nya @sandiuno, Sandiaga terlihat dominan menunjukkan strategi exemplification yaitu upaya untuk mendapatkan kesan sebagai Cawapres 2019 yang berintegritas dan layak secara moral. Terbukti dari jumlah koding pada strategi exemplification yang menunjukkan angka relatif tinggi pada keempat kategori pilar (658 koding atau setara 45,85%). Adapun sub indikator yang muncul dan memiliki jumlah koding tertinggi dalam strategi ini adalah menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat (475 koding). Dalam aktivitas kampanye yang dilakukannya melalui akun Instagram miliknya, tampak bahwa Sandiaga selalu menyatakan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kepentingan masyarakat. Berdasarkan temuan peneliti, hampir di setiap caption-nya yang dituliskannya, Sandiaga selalu menyatakan komitmen, keinginan/ harapan, atau mengupayakan/ melakukan aksi yang mengutamakan kepentingan rakyat. Hal ini pun tampak jelas pada janji ataupun komitmen yang diungkapkan di mana ia bersama Prabowo jika terpilih pada Pilpres 2019, maka mereka akan mewujudkan adanya perbaikan dalam bidang ekonomi yang menjadi fokus utamanya, seperti menciptakan harga terjangkau, penciptaan lapangan kerja, peluang usaha, menghentikan praktik impor, menolak reklamasi, dan lainnya. Tidak hanya itu, Sandiaga juga sangat peduli dengan masalah-masalah di bidang pendidikan seperti permasalahan upah minimum guru dan pendidikan yang

139 Universitas Kristen Petra berkualitas untuk anak-anak Indonesia, hingga pada bidang kesehatan seperti terkait masalah sistem BPJS yang masih belum maksimal. Maka dari itu, di setiap kampanyenya, terlihat bahwa Sandiaga selalu mencanangkan berbagai program- program, kebijakan, dan upaya-upaya yang akan dilakukannya untuk mengentaskan masalah rakyat tersebut. Keseriusan Sandiaga dalam mengutamakan kepentingan rakyat ini, didukung dengan pernyataan dari pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo yang menilai Sandiaga sebagai sosok yang negarawan dalam Pilpres 2019 (Munir, April 19, 2019). Menurut Yudi Latif, pengamat politik Reform Institute, negarawan adalah orang yang memberikan jiwa raganya untuk negara, sehingga dapat menjadi pahlawan (“Ini perbedaan politikus”, November 24, 2016). Dengan demikian, fakta dan temuan yang ada memang memperlihatkan bahwa Sandiaga merupakan sosok negarawan atau mengutamakan kepentingan rakyatnya dibandingkan kepentingan pribadinya dan mampu menjadi contoh dalam teladan moral. Karakteristik ini pun sesuai dengan yang ada pada strategi exemplification, sehingga menjadi wajar apabila strategi exemplification tampak paling dominan dibandingkan strategi impression management yang lainnya. Adapun dominannya jumlah persentase pada strategi exemplification ini juga diperkuat dengan keaktifan dirinya yang melakukan kampanye blusukan ke masyarakat secara langsung guna mendengarkan aspirasi rakyat sebagai wujud mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia. Metode blusukan ini diadaptasi oleh Sandiaga dari Joko Widodo saat masih menjadi Wali Kota Solo dan Basuki Tjahja Purnama saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta guna mendekati rakyat (Adam, March 18, 2019). Bahkan berkat keseriusannya tersebut, Sandiaga pun menerima penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) atas blusukan terbanyak ke 1.500 titik di Indonesia (Idris, April 10, 2019). Selain itu, terlahir dari orang tua yang penuh dengan ketegasan dan kedisiplinan sejak kecil semakin menguatkan karakter Sandiaga yang mengutamakan integritas dan moralitas dalam setiap perilakunya. Ditambah lagi dengan pernyataan Sandiaga bahwa dirinya masuk ke dunia politik agar dapat membantu dalam menentukan dan mengambil kebijakan yang membantu sebanyak-banyaknya rakyat atau

140 Universitas Kristen Petra dengan kata lain terlihat keseriusannya untuk mengabdi pada rakyat (Awan, February 14, 2017). Hal ini pun didukung oleh Anies Baswedan yang menceritakan kesannya mengenai sosok Sandiaga yang dikenalnya sebagai orang yang dinamis, sangat aktif, selalu memikirkan banyak orang, dan selalu terlibat dalam urusan masyarakat (Tambun, August 10, 2018). Dengan demikian, jelas terbukti bahwa fakta yang ada mendukung temuan penelitian ini di mana dalam mengomunikasikan keempat pilar “Menyejahterakan Indonesia” pada masa kampanye Pilpres 2019, Sandiaga memang ingin menunjukkan dirinya dengan kesan yang berintegritas dan layak secara moral, melalui tindakannya yang selalu mengutamakan kepentingan masyarakat. Sementara itu, tampak pula bahwa Sandiaga juga menunjukkan adanya strategi ingratiation (23,28%) dan self-promotion (20,98%) dalam mengomunikasikan keempat kategori pilar tersebut, dengan persentase keduanya yang tidak terpaut jauh. Munculnya strategi ingratiation ini pun diperkuat dengan pernyataan dari Ridha, selaku Tenaga Ahli Reporter Seksi Pelayanan Hubungan Media (PHM) Diskominfotik Pemprov DKI Jakarta bahwa Sandiaga dinilainya sebagai sosok yang yang ramah, rendah hati, dan bersahabat (Maulana, August 13, 2018). Sementara itu, Sandiaga juga dikenal sebagai sosok yang berprestasi atau berkompeten, baik dari sisi pengalaman hidupnya dalam berbisnis maupun saat dirinya masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017. Sandiaga dikenal sebagai pebisnis sukses yang dibuktikan dengan keberhasilannya dalam mendirikan berbagai perusahaan yang pada akhirnya membuat dirinya memperoleh berbagai penghargaan, seperti penghargaan Indonesian Enterpreneur of The Year dari Enterprise Asia tahun 2008 dan sempat beberapa kali terdaftar sebagai orang terkaya di Indonesia (“Profil: Sandiaga Salahuddin”, 2019). Selain itu, dikutip dari liputan6.com, selama 100 hari pertama masa kerja Anies- Sandiaga sebagai Gubernur dan Wagub DKI Jakarta, terdapat sebanyak 29 program yang telah berhasil diwujudkannya, beberapa di antaranya seperti Rumah DP 0 rupiah, penutupan hotel Alexis, OK Ocare (One Kelurahan Outstanding Care), OKE OCE, OKE OTRIP, dan lainnya (Hatta, January 26, 2018). Dengan demikian, fakta yang ada mendukung temuan penelitian ini bahwa Sandiaga

141 Universitas Kristen Petra memang ingin mendapat kesan disukai (ingratiation) sekaligus tampak berkompeten (self-promotion) di mata rakyat. Berbeda halnya dengan strategi intimidation dan supplication yang muncul namun termasuk ke dalam dua kategori dengan perolehan jumlah persentase yang tergolong rendah (8,57% dan 1,32%). Terlihat pada tabel 4.2 di halaman 137 bahwa jumlah koding pada kedua strategi ini pada keempat kategori pilar relatif rendah dibandingkan ketiga strategi lainnya. Kedua strategi ini memang jarang diperlihatkan oleh Sandiaga, kecuali pada situasi-situasi tertentu dan terutama dalam bidang ekonomi yang menjadi perhatian utama dalam kampanye Sandiaga (terlihat dari jumlah koding pada strategi intimidation dan supplication dalam pilar ekonomi yang lebih unggul dibandingkan ketiga pilar lainnya yakni sebanyak 103 koding dan 13 koding). Dalam strategi intimidation, seringkali Sandiaga memberikan kritikan terhadap kinerja pihak lain yang dirasanya kurang optimal untuk menggerakkan perekonomian masyarakat, seperti lebih mengutamakan impor, harga bahan pangan yang tidak stabil, kesulitan dalam perizinan, pembangunan infrastruktur yang tidak tepat sasaran, dan masih banyak lainnya. Sementara dalam strategi supplication, tampak Sandiaga beberapa kali meminta bantuan kepada pihak lain, seperti memohon doa dan dukungan agar ia dapat amanah dalam memperjuangkan harapan rakyat Indonesia. Munculnya strategi exemplification dengan jumlah persentase tertinggi (45,85%) yang kemudian diikuti dengan strategi ingratiation (23,28%) dan self- promotion (20,98%) menjadi hal yang wajar terjadi. Seperti yang diutarakan oleh Jones & Pittman (1982, p. 260), pengalaman dan sumber daya personal tertentu dapat menyebabkan sebuah strategi jauh lebih menonjol daripada yang lainnya serta salah satu strategi dapat mendahului atau membuka jalan bagi strategi lainnya di mana secara khusus hal ini dapat terjadi pada ingratiation, self- promotion, dan exemplification. Terkait hal tersebut, sesuai dengan temuan penelitian ini di mana strategi exemplification tampak sangat unggul yang kemudian diikuti dengan strategi ingratiation dan self-promotion. Dengan demikian, yang utama, Sandiaga ingin dilihat sebagai orang yang berintegritas

142 Universitas Kristen Petra dan layak secara moral, dan selanjutnya ia juga ingin disukai dan terlihat berkompeten. Di sisi lain, rendahnya angka persentase pada strategi intimidation (8,57%) ini terjadi karena memang pada dasarnya strategi ini merupakan kebalikan dari strategi ingratiation yakni untuk mendapatkan kesan disukai. Ketika seseorang ingin disukai, maka menjadi wajar jika kesan untuk ditakuti menjadi rendah. Sebab, gerakan tubuh yang bersifat intimidasi cenderung membuat pelaku intimidation kurang menarik dan membuat orang-orang semakin terpisah (Jones & Pittman, 1982, p. 240). Tidak hanya itu, tidak unggulnya strategi intimidation ini dapat dikatakan sebagai upaya Sandiaga untuk mengimbangi image pasangannya, Prabowo Subianto. Menurut pengamat politik Indo Riset, Bawono Kumoro, gaya politik Prabowo belum mengalami perubahan. Image Prabowo sangat erat dengan sosok yang penuh dengan ketegasan, kerap berpidato berapi-api soal bangsa, dan dikenal suka melontarkan kritikan tajam terhadap lawan politiknya (“The new Prabowo”, October 17, 2018). Hal ini pun didukung oleh pernyataan Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Chaniago bahwa Prabowo kerap memancing berbagai sentimen negatif yang di mana hal ini tidak disukai oleh pemilih milenial dan justru akan mempersulit dirinya dalam meraih suara milenial apabila dirinya tidak mampu mengelola isu dengan baik di hadapan generasi milenial (Rachman, April 7, 2018). Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Sandiaga dipilih menjadi pasangan Prabowo dan melakukan pendekatan ke milenial (“The new Prabowo”, October 17, 2018). Dengan demikian, menjadi hal yang wajar jika caption- caption Sandiaga tidak banyak atau unggul dalam menunjukkan karakteristik- karakteristik terkait strategi intimidation, misalnya seperti menyatakan ancaman, marah, kekuasaan, dan lainnya, sebab dirinya menghindari image yang tidak disukai oleh milenial. Sementara itu, strategi supplication juga mendapati persentase yang rendah (1,32%) karena karakteristik-karakteristik yang menunjukkan berkompeten (strategi self-promotion) dan integritas dan layak secara moral (strategi exemplification) jauh lebih tinggi, sehingga kesan untuk menyatakan ketidakberdayaannya tidak tampak. Menyatakan ketergantungan adalah strategi

143 Universitas Kristen Petra yang penuh risiko dan kemungkinan akan menjadi salah satu pilihan terakhir. Mungkin ada kerugian besar terhadap harga diri seseorang dalam mengakui keadaan tidak berdaya dan ketidakmampuan seseorang (Jones & Pittman, 1982, p. 247). Dengan demikian menjadi wajar apabila strategi supplication menjadi strategi terendah yang ingin ditunjukkan Sandiaga, karena dengan menunjukkan kesan yang lemah akan membuat Sandiaga terlihat tidak mampu sebagai calon Wakil Presiden 2019 dalam memimpin bangsa Indonesia. Hasil temuan dalam penelitian ini tampak berbeda dengan penelitian terdahulu serupa yang meneliti terkait strategi impression management Sandiaga pada masa Pilkada DKI Jakarta 2017 melalui akun Instagram @sandiuno (Satrio, 2017). Dalam masa kampanye Pilpres 2019 ini, peneliti mendapati hasil bahwa Sandiaga terlihat dominan dalam menggunakan strategi exemplification untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Presiden 2019 yang berintegritas dan layak secara moral. Sementara itu, temuan peneliti terdahulu memperoleh hasil bahwa Sandiaga tampak unggul dalam menggunakan strategi ingratiation untuk mendapatkan kesan sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 yang disukai oleh orang lain. Adanya perbedaan strategi ini disebabkan karena adanya perbedaan konteks yaitu kampanye Pilgub dan kampanye Pilpres serta perbedaan saingan kandidat yaitu Ahok & Djarot saat Pilgub 2017 dan Jokowi & Amin saat Pilpres 2019, sehingga Sandiaga tentu akan menyesuaikan strategi impression management yang akan digunakannya. Tidak hanya itu, perbedaan temuan ini juga membuktikan bahwa seorang aktor politik yang sama apabila dalam berkampanye nyatanya belum tentu menggunakan strategi impression management yang sama sebab akan disesuaikan dengan tujuan akhir yang diinginkannya di benak publik. Hal ini pun sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Jones & Pittman bahwa setiap strategi dapat melahirkan image yang berbeda- beda tergantung pada tindakan yang ditunjukkannya dan sebuah strategi dapat lebih ditonjolkan yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai oleh seseorang (Jones & Pittman, 1982, p. 260). Berdasarkan hasil temuan peneliti pada konten kampanye Sandiaga dalam akun Instagram @sandiuno selama masa kampanye Pilpres 2019, tampak bahwa Sandiaga sangat fokus dalam mengomunikasikan kategori pilarnya yang pertama

144 Universitas Kristen Petra yaitu ekonomi dibandingkan ketiga pilar lainnya. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah caption yang diteliti dalam penelitian ini yakni sebanyak 567 caption dari total sebanyak 755 caption. Tingginya jumlah caption tersebut didukung dengan latar belakang Sandiaga yang memang seorang pebisnis sukses. Sandiaga dikenal sebagai pebisnis yang berhasil merintis banyak perusahaan dalam berbagai bidang, di antaranya seperti perusahaan PT. Recapital Advisors (bidang jasa konsultan keuangan), perusahaan Saratoga Investama Sedaya Tbk (perusahaan holding untuk berinvestasi), dan masih banyak perusahaan di bidang lainnya. Selain itu, Sandiaga juga memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi di mana ia menempuh pendidikan S1 dan S2 di luar negeri di bidang business administration dan lulus dengan memperoleh nilai summa cumlaude pada saat S1 dan cumlaude pada saat S2. Di samping itu, Sandiaga pun juga memperoleh berbagai penghargaan berkat kesuksesan dan kegigihannya dalam berbisnis (“Profil: Sandiaga Salahuddin”, 2019). Dengan demikian, melalui fakta-fakta tersebut, memperlihatkan bahwa tidak mengherankan jika Sandiaga sangat fokus dalam mengkampanyekan pilar ekonomi tersebut, sebab ia memang terbukti memiliki latar belakang yang matang dalam bidang ekonomi. Terkait dengan impression management, maka elemen ini menjadi sangatlah penting untuk dibentuk oleh Sandiaga di awal, terutama pada masa kampanye Pilpres 2019. Sebab, singkatnya waktu Sandiaga bergelut dalam dunia politik mulai dari tahun 2015 hingga menjadi Cawapres 2019 (Anazella & Tamtomo, August 9, 2018), membuat dirinya belum banyak dikenal oleh masyarakat luas sebagai aktor politik, lain halnya dengan identitas pebisnis sukses yang melekat erat pada dirinya. Dalam pemilihan di British tahun 2011, pembentukan image pada kandidat pemimpin politik sebagai political PR dalam kampanye menjadi hal yang penting untuk dapat memperoleh dukungan publik (Strömbäck & Kiousis, 2011, p. 122). Adapun pembentukan kesan ini termasuk ke dalam salah satu pengembangan strategi kampanye yang dinamakan positioning. Strategi ini berbicara mengenai pentingnya penanaman kesan dan kekonsistenan dalam penciptaan image politik di benak publik, salah satunya terkait image kandidat seperti Caleg, Capres atau Cawapres, untuk dapat membedakan antara image kandidat yang satu dengan yang lainnya (Heryanto,

145 Universitas Kristen Petra 2018, pp. 93-94). Dengan demikian, hal tersebut memperlihatkan betapa pentingnya Sandiaga untuk dapat membentuk kesan yang baik dan positif, khususnya pada masa kampanye Pilpres 2019 agar dirinya dapat memperoleh dukungan dan elektabilitas publik, serta membedakan dirinya dari kandidat pesaingnya yakni pasangan Pilpres nomor urut satu. Pentingnya pembentukan impression management di awal ini mampu mendukung terciptanya reputasi yang positif. Seperti yang dikemukakan oleh L’Etang (2008, p. 60), impression management menjadi dasar yang penting bagi Public Relations dalam manajemen reputasi. Pada dasarnya, impression management berbicara mengenai perangkat yang digunakan dan simbol yang dipilih untuk menciptakan karakter tertentu dengan tujuan untuk mempengaruhi persepsi atau gambaran dari diri kita dan perilaku terhadap kita (L’Etang, 2008, p. 61). Demikian halnya jika diterapkan dalam ranah political Public Relations, maka impression management menjadi sangat penting untuk dibangun oleh Sandiaga selaku Cawapres 2019 sejak awal agar dapat terbentuk kesan tertentu yang mempengaruhi gambaran dan perilaku terhadap Sandiaga, sekaligus menciptakan reputasi yang baik di mata publiknya, meliputi voters dan calon voters. Secara konsep, impression management dapat diterapkan dalam ranah Public Relations sebab membahas tiga konsep penting dalam ranah Public Relations yaitu relasi, identifikasi, dan citra (Kriyantono, 2014, p. 216). Demikian halnya jika impression management diterapkan dalam ranah political Public Relations, sebab Public Relations menjadi bagian dari political PR. Dari segi definisi, political Public Relations berkaitan dengan penggunaan strategi dan taktik Public Relations, namun dalam konteks politik dan untuk tujuan politik (Strömbäck & Kiousis, 2011, p. 8). Oleh karena itu, impression management pun juga dapat diterapkan oleh Sandiaga selaku aktor politik yang menjalankan peran political Public Relations, sehingga memudahkan dirinya dalam mencapai tujuan politiknya. Political Public Relations adalah proses manajemen yang dilakukan baik oleh organisasi ataupun aktor individual untuk tujuan politik, melalui komunikasi dan tindakan yang bertujuan, berupaya untuk mempengaruhi dan menciptakan,

146 Universitas Kristen Petra membangun, dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan, meliputi reputasi yang dibangun dengan publik utama untuk mendapatkan dukungan dalam membantu tercapainya misi dan tujuan yang telah ditetapkan (Strömbäck & Kiousis, 2011, p. 8). Berkaitan dengan reputasi, maka impression management menjadi hal yang penting bagi Public Relations (L’Etang, 2008, p. 60). Oleh karenanya, tidak mengherankan jika Sandiaga selaku aktor politik menggunakan berbagai macam strategi impression management yang tentu telah dipertimbangkan dan diatur sedemikian rupa melalui komunikasi dan tindakan- tindakan yang ditunjukkannnya, agar tercipta reputasi yang positif dan dapat memperoleh dukungan melalui hubungan yang tercipta dengan publik serta membantu tercapainya misi dan tujuannya, terutama dalam kaitannya dengan keempat pilar “Menyejahterakan Indonesia” dan untuk memenangkan Pilpres 2019. Ketika political PR dikaitkan dengan aktivitas kampanye politik, maka hal ini berhubungan dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dari publik. Untuk dapat memperoleh dukungan, maka partai politik dan kandidat akan berusaha untuk mewakili pandangan dan opini dari voters dan citizens agar mereka dapat terpilih, sehingga kandidat biasanya akan melangsungkan komunikasi berupa memberikan janji-janji dan melakukan hal-hal baik (favors) agar voters bersedia memberikan dukungannya tersebut (Strömbäck & Kiousis, 2011, p. 116). Unggulnya penggunaan strategi exemplification oleh Sandiaga selama masa kampanye ini memiliki keterkaitan dengan proses komunikasi Political PR yang diutarakan oleh Strömbäck & Kiousis tersebut. Jika diperhatikan, melalui perilaku kandidat yang mewakili pandangan dan opini voters dan citizens, serta memberikan janji ataupun melakukan hal-hal baik, maka semua hal tersebut pada dasarnya mengacu pada tindakan yang mengutamakan kepentingan masyarakat yang menjadi bagian dari karakteristik dalam strategi exemplification. Dalam artian, untuk mendapatkan dukungan masyarakat melalui kampanye, maka kandidat perlu untuk meyakinkan rakyat bahwa dirinya berpihak pada rakyat, seperti halnya yang ditunjukkan Sandiaga melalui berbagai tindakannya semasa kampanye dalam akun Instagram-nya, terutama dalam mengomunikasikan keempat pilar.

147 Universitas Kristen Petra Kampanye politik memungkinkan seseorang aktor politik untuk melakukan impression management di dalamnya. Menurut Richard A. Joshlyn, kampanye politik tidak ada bedanya dengan sebuah adegan drama yang dipentaskan oleh para aktor-aktor politik (dalam Cangara, 2011, p. 230). Hal ini pun sejalan dengan Goffman (1959) yang menjelaskan mengenai impression management, di mana dunia diibaratkan sebagai proses pertunjukan atau drama di depan khalayak di mana individu akan mengelola kesan tertentu saat mempresentasikan diri di mata khalayaknya (dalam Kriyantono, 2014, p. 217). Dengan demikian, melalui aktivitas kampanye selama Pilpres 2019 di akun Instagram-nya, Sandiaga dapat mengatur kesan yang diinginkannya melalui tindakan yang telah diaturnya di depan publiknya. Sebagai aktor politik yang baru dalam dunia politik, Sandiaga telah menunjukkan dirinya yang mengutamakan kepentingan masyarakat melalui aktivitas kampanyenya, sehingga ia memperoleh kesan berintegritas dan layak secara moral sesuai dengan strategi exemplification. Tindakan yang dilakukan oleh Sandiaga ini didukung oleh pernyataan Venus (2004, p. 4) bahwa seseorang yang terjun ke dunia politik, maka sudah seharusnya mengutamakan kepentingan umum, sementara politik adalah instrumen untuk mengabdi dan mewujudkan kepentingan publik, yakni kesejahteraan rakyat (dalam Heryanto, 2018, p. 91). Sandiaga sebagai Cawapres 2019 nomor urut dua merupakan seorang aktor atau komunikator politik. Seorang komunikator politik berusaha untuk berperilaku sebagaimana yang diharapkan orang dari pemimpin. Komunikator politik dapat dikatakan pemimpin karena arti yang ditemukan orang di dalam dirinya sebagai manusia, kepribadian, tokoh yang ternama dan sebagainya, yang diberi nama pemimpin simbolik (Nimmo, 2004, pp. 42-46). Seorang pemimpin yang baik sepatutnya memiliki hati melayani yaitu melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya, sehingga orientasinya bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tertentu (Solikin, Fatchurahman, & Supardi, 2017, p. 99). Hal ini pun sesuai dengan temuan penelitian di mana Sandiaga selalu menunjukkan tindakannya yang mengutamakan kepentingan masyarakat pada captions Instagram-nya, untuk menunjukkan kesan berintegritas dan layak secara moral. Peter G. Northouse mengatakan bahwa sifat yang seharusnya melekat pada diri

148 Universitas Kristen Petra seorang pemimpin adalah integritas, yang akan membuat seorang pemimpin dapat dipercaya dan layak untuk diberi kepercayaan oleh pengikutnya (dalam Solikin, Fatchurahman, & Supardi, 2017, p. 93). Dengan demikian, Sandiaga selaku komunikator politik, telah menampilkan dirinya sebagai calon pemimpin yang berorientasi pada rakyat atau berhati melayani dan melalui kesan yang ditunjukkannya, ia ingin memperoleh dukungan dan diberi kepercayaan oleh publik dalam Pilpres 2019 untuk memimpin Bangsa Indonesia. Sebagai aktor politik yang berperan sebagai political Public Relations, maka penting bagi Sandiaga untuk menjalin relasi atau hubungan yang baik dengan publiknya melalui komunikasi, dalam hal ini meliputi voters dan calon voters-nya, sebab hal ini merupakan fokus utama dari aktivitas Public Relations. Seperti yang diutarakan oleh Strömbäck & Kiousis (2011, p. 3), terdapat empat karakteristik utama Public Relations yaitu manajemen, manajemen komunikasi, fokus pada hubungan, dan relasi yang menguntungkan antara organisasi dan publik. Tidak hanya melalui metode blusukan ke masyarakat, Sandiaga juga membangun hubungan dengan publiknya melalui komunikasi dengan menggunakan digital communication tools, seperti media sosial. Di era komunikasi digital, media baru dapat menjadi medium politik bagi Political Public Relations. Kehadiran media sosial nyatanya sangat membantu praktisi Public Relations dalam ranah politik, seperti dalam kampanye politik untuk dapat membangun hubungan lebih dekat dengan publiknya yang mengarah pada pencapaian tujuan politik (Rusfian & Nurhajati, 2015, p. 21). Adapun kelebihan dari pemanfaatan media sosial dalam Digital Political PR yaitu dapat lebih banyak menyampaikan konten kampanye politik secara meluas dan bebas, meningkatkan interaktivitas dengan khalayak secara personal, serta dapat menghimpun donasi dan menggerakannya untuk menjadi sukarelawan hingga pemilih (Rusfian & Nurhajati, 2015, p. 22). Terkait hal tersebut, Sandiaga telah berperan sebagai Digital Political PR di mana ia telah memanfaatkan situs jejaring sosial yakni Instagram-nya @sandiuno dalam mengomunikasikan keempat pilar utamanya sebagai konten kampanyenya sehingga ia dapat menjangkau publik secara lebih luas dan membangun hubungan yang lebih dekat

149 Universitas Kristen Petra dengan publik guna memperoleh dukungan untuk memenangkannya dalam Pilpres 2019. Di antara berbagai media sosial yang ada, Sandiaga memanfaatkan Instagram pribadinya @sandiuno sebagai sarana kampanye utamanya dalam Pilpres 2019. Terlihat dari jumlah posting-an Instagram Sandiaga yang unggul dibandingkan kandidat lainnya selama masa kampanye Pilpres 2019 yakni sebanyak 1.115 posting-an dengan unggahan sebanyak 1-18 post per harinya. Tidak dipungkiri bahwa kampanye politik tidak lagi sekadar memanfaatkan above line media (seperti televisi, koran, majalah, radio, tabloid) dan below line media (seperti brosur, pamflet, spanduk, dan lainnya), namun kehadiran new media memiliki peranan yang penting (Heryanto, 2018, p. 25). Adapun penggunaan new media seperti media sosial sebagai media kampanye ini nyatanya telah diaplikasikan oleh Barack Obama dan berhasil membuatnya memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikat. Berkat situs jejaring sosial tersebut, ia berhasil memperoleh donasi secara online hingga dukungan publik yang penting untuk mendongkrak popularitasnya (Heryanto, 2018, p. 37). Selain sebagai sarana kampanye dalam mensosialisasikan keempat kategori pilarnya, Instagram juga dimanfaatkan Sandiaga untuk melakukan manajemen kesan, khususnya di ranah milenial yang berkontribusi besar dalam pemberian suara di Pilpres 2019. Filimonov et al. (2016, p. 9) mengatakan bahwa Instagram dapat menjadi alat kampanye politik yang strategis yang memungkinkan aktor politik untuk melakukan manajemen kesan. Melalui akun Instagram-nya, selain untuk berkampanye, Sandiaga juga menampilkan dirinya agar dipandang sebagai seorang calon pemimpin yang berintegritas dan layak secara moral, seperti yang menjadi temuan dalam penelitian ini. Melalui tindakan yang mengutamakan kepentingan masyarakat yang termasuk dalam karakteristik utama Sandiaga dalam strategi exemplification ini, maka Sandiaga telah mewujudkan dirinya sebagai sosok calon pemimpin yang diharapkan oleh milenial yang menjadi target sasaran Sandiaga dalam berkampanye di Instagram. Menurut Muslimin, Direktur Charta Politika Indonesia, generasi milenial atau Y mendambakan pemimpin yang egaliter, sederhana, dan memiliki harapan yang sesuai dengan keinginan kaum muda (Eksa, October 28, 2017). Egaliter

150 Universitas Kristen Petra merupakan gaya kepemimpinan yang mengedepankan perasaan senasib dengan rakyat kebanyakan atau dengan kata lain merakyat (“Menjadi pemimpin egaliter”, February 27, 2018). Jadi, tidak mengherankan bila Sandiaga menggunakan strategi exemplification sebab ia ingin menjadi sosok Cawapres 2019 yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh keinginan publik, terutama milenial. Sebagai Cawapres 2019, maka tentunya penting bagi Sandiaga untuk tetap menjaga integritas dan tindakan moralnya di depan publiknya agar dihormati dan disegani. Berdasarkan temuan dan analisis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Sandiaga terlihat dominan dalam menggunakan strategi exemplification, kemudian dilanjut dengan strategi ingratiation dan self-promotion. Melalui ketiga strategi ini, kesan yang ingin ditampilkan oleh Sandiaga sebagai Cawapres 2019 yang utama adalah berintegritas dan layak secara moral, selanjutnya ingin disukai dan dilihat berkompeten. Melalui ketiga strategi tersebut, Sandiaga selaku aktor politik yang berperan sebagai political Public Relations memang ingin menunjukkan dirinya dengan kesan yang positif di mata publik selama masa kampanye Pilpres 2019, sehingga dapat tercipta reputasi yang positif terkait dirinya hingga hubungan yang baik dengan publik, yang pada akhirnya membuat ia dapat mencapai misi dan tujuan politik yang ingin dicapainya. Sementara itu, strategi intimidation dan supplication mendapati perolehan persentase yang rendah, sebab kesan untuk ditakuti dan lemah, tentu akan membuat publik yang meliputi voters dan calon voters menjadi ‘menjauh’ atau kurang tertarik, bahkan dianggap kurang berkompeten atau tidak layak. Maka dari itu, kesan yang kurang positif dihindari oleh Sandiaga, sebab dapat merusak reputasi dan kemungkinan besar dapat membuat publik menjadi tidak ingin memberikan dukungannya atau menurunkan elektabilitas Sandiaga yang mewakili Cawapres nomor urut dua.

151 Universitas Kristen Petra