Shabira Dwi Fadhilah Program Studi Ilmu Komunikasi UMY, Kampus Terpadu UMY, 42 Nabila Farahnisa Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Rizki Taslimatul Uyun 55183 Jurnal KOMUNIKATOR Nurul Fajri Hidayati Email : [email protected]

Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak- dalam suatu film yang berasal dari perubahan tujuan serta penyeragaman berita dan pihak terkait saling lempar tanggung jawab fenomena yang tampaknya tidak tergantung informasi sebagai hasil dari pembedaan media. Stasiun televisi “nasional” lainnya harus mengikuti untuk menyelesaikan beberapa persoalan pada ada atau tidaknya kebebasan apa yang dilakukan TV dengan membuat ekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasus masyarakat. Fenomena ini berakar dari jaringan dengan RBTV untuk memberikan tersebut. keinginan untuk merefleksikan kondisi kesempatan kepada televisi lokal, dengan itu masyarakat. mereka bisa bersaing dengan semua televisi PERAN FILM SEBAGAI MEDIA “nasional” di seluruh . Televisi-televisi Dalam melihat dan mengkaji isi media, lokal lainnya diharapkan mengikuti strategi RBTV SOSIALISASI LINGKUNGAN melalui jaringan televisi dengan KOMPAS TV untuk banyak penelitian telah dilakukan dengan Proses komunikasi massa pada intinya ialah bertahan dari persaingan ketat antar televisi lokal. proses penyampaian pesan dari komuikator menggunakan berbagai perspektif teoritis. Kata kunci : televisi berjaringan, televisi lokal, kepada komunikan. Teori komunikasi massa Gans (1979) dan Gitlin (1980) RBTV “merupakan salah satu proses komunikasi yang mengelompokan pendekatan ini ke dalam berlangsung pada peringkat masyarakat luas, beberapa kategori, yaitu: PENDAHULUAN 1. Isi media merefleksikan realitas sosial yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas Saat ini, televisi (TV) menjadi media dengan sedikit atau tanpa distorsi. institusional. Pesan merupakan suatu produk yang paling banyak diminati masyarakat. Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwa dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, Perkembangan teknologi informasi yang apa yang disiarkan media merupakan hubungan pengirim dan penerima lebih RBTV Bertahan di Tengah semakin cepat membuat keinginan refleksi akurat tentang kenyataan sosial banyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Film masyarakat juga semakin beragam. Berbagai merupakan salah satu dari media massa, film kepada audiens. Pendekatan “null effects”, TV “Nasional” juga beranggapan bahwa isi media stasiun televisi pun semakin bermunculan dan berperan sebagai sarana komunikasi yang berlomba-lomba menyajikan berbagai program digunakan untuk penyebaran hiburan, menggambarkan kenyataan, namun kenyataan di sini merupakan hasil Abstract unggulan terbaiknya agar menjadi favorit para menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan pemirsanya. sajian teknis lainnya kepada masyarakat. kompromi antara yang menjual informasi This research discusses about how RBTV’s Peluang ini tak hanya dimanfaatkan oleh Karakteristik film sebagai usaha bisnis ke media dan yang membeli. Realitas strategy as one of local television survived from many other local televisions and “national” televisi “nasional” saja, namun juga televisi pertunjukan dalam pasar sebenarnya belum kompromi ini kemudian menjadi bagian refleksi atas realitas di luar dan menjadi televisions. The conclusion of the research is the lokal. Sejak adanya Undang-undang (UU) no. mampu mencakup segenap permasalahannya. cooperation between KOMPAS TV and RBTV bagian dari realitas media itu sendiri. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran pada bab Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemen as a networked television, made mass media III pasal 14 (3) yang menyatakan bahwa di besar diantaranya: 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan (especially television) escaped from media policy 1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda. sikap para pekerja media. Pendekatan and goals changing and also homogenity of daerah provinsi, kabupaten, atau kota dapat Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuan “communicator centered” ia mengatakan news and information as the results from media didirikan lembaga penyiaran publik lokal, diversification. Other “national” television station nasional dan masyarakat. Hal ini berkaitan bahwa faktor psikologis pekerja media berbagai televisi lokal bermunculan dan turut (seperti profesionalisme, sikap politik, dan should follow KOMPAS TV ways by networked bersaing dengan televisi “nasional”. Namun dengan pandangan yang menilai bahwa film television with RBTV to create the opportunity for lainnya) membuat mereka memproduksi memiliki jangkauan, realism, pengaruh local television, so they can compete with other sayangnya, adanya Undang-undang tentang emosional, dan popularitas. Bauran realitas sosial dimana terdapat norma “national” television all over Indonesia. Other local perizinan televisi lokal ini tidak dibarengi pengembangan unsur pesan dengan hiburan ikatan sosial, ide, atau perilaku yang televisions are hoped to follow RBTV’s strategy dengan perkembangan kualitas dan kuantitas sebenarnya sudah lama diterapkan dalam “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini through networked television with KOMPAS TV to yang ada. Banyak televisi lokal yang hidupnya survive from tight competition among other local kesusastraan dan drama (teater) namun berhubungan erat dengan latarbelakang terancam, Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal television. unsur film jauh lebih sempurna Keywords : networked television, local yang terbatas, modal yang sedikit, dan juga ini pelaku yang dimaksudkan ialah para dibandingkan dengan teater dari segi television, RBTV persaingan dengan televisi “nasional” yang jangkauan penonton tanpa harus pembuat film baik produser, kameramen, memiliki modal dan SDM yang kuat menjadi kehilangan kredibilitasnya. penata cahaya, penata artistik, penulis Abstrak alasannya. Ditambah lagi televisi lokal juga naskah, editing, terutama sutradara yang 2. Munculnya beberapa aliran film Penelitian ini berdiskusi tentang bagaimana harus bersaing dengan media baru seperti mempunyai kewenangan penuh atas suatu diantaranya drama, dokumenter, strategi RBTV sebagai televisi lokal mencoba internet dan juga televisi berlangganan. Hal karya film. dokudrama dan lain-lain. bertahan dari banyaknya televisi lokal dan televisi inilah yang membuat beberapa stasiun televisi 3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi “nasional”. Kesimpulan penelitian ini adalah 3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial. lokal seperti Mahameru TV, Singosari TV, media. Pendekatan ini menyatakan bahwa kerjasama antara KOMPAS TV dan RBTV sebagai Di samping itu, terdapat unsur-unsur dan Brawijaya TV akhirnya mati karena tak isi media dipengaruhi oleh bagaimana para televisi berjaringan, membuat media massa ideologi dan propaganda yang terselubung (khususnya televisi) keluar dari kebijakan media dan sanggup menghadapi persaingan yang ada. 4286 Jurnal KomunikatorKOMUNIKATOR

PadaPadahal, kasus Lapindo, dari segi pemerintahpeluang, televisi dan pihak- lokal dilihatdalam dari suatu keberhasilan film yang mediaberasal cetak dari Jawa pihakmempunyai terkait peluang saling lempar yang cukup tanggung besar jawab untuk Posfenomena yang mampu yang bertahan tampaknya dan tidak bersaing tergantung untukeksis dan menyelesaikan bertahan dalam beberapa menghadapi persoalan denganpada mediaada atau cetak tidaknya nasional kebebasan lainnnya. ekonomi,persaingan sosial dengan dan televisi kemanusiaan “nasional” dari kasus Jawamasyarakat. Pos dikenal Fenomena sebagai salah ini berakar satu media dari tersebut.lainnya. Perkembangan televisi “nasional” cetakkeinginan yang menyajikan untuk merefleksikan berita-berita kondisi yang semakin pesat membuat nilai kelokalan olahragamasyarakat. yang lengkap dan berwarna sukses PERANsemakin berkurang.FILM SEBAGAI Mayoritas MEDIA stasiun televisi membangun segmentasi di kalangan pelajar SOSIALISASI“nasional” yang masihLINGKUNGAN bersifat sentris yangDalam notabene melihat akan dan menjadi mengkaji pembaca isi media, danProses mengesampingkan komunikasi massa nilai-nilai pada intinyakelokalan ialah banyakJawa Pos penelitian di masa depantelah dilakukan melalui kompetisi dengan prosesdaerah penyampaian lainnya. Televisi pesan lokal dari sebagai komuikator televisi menggunakanDevelopment berbagaiBasketball perspektif League (DBL)teoritis. yang kepadayang dekat komunikan. dengan masyarakat, Teori komunikasi mampu massa Gansdiselenggarakan (1979) dan (Junaedi,Gitlin (1980) 2014: 159-160). “merupakanmemposisikan salah dirinya satu sebagaiproses komunikasitelevisi yang mengelompokanKesuksesan Jawa pendekatan Pos ini dikarenakan ini ke dalam ia berlangsungyang mengusung pada nilaiperingkat lokal masyarakatdalam setiap luas, beberapasebagai media kategori, cetak yaitu: mampu menganalisis yangtayangannya identifikasinya dan memiliki ditentukan peran oleh besar ciri dalam khas 1.khalayaknya Isi media merefleksikan dengan tepat realitasmelalui sosialsegmentasi, institusional.melestarikan budayaPesan merupakan dan kearifan suatu lokal. produk targetingdengan, dan sedikit positioning atau tanpa. Prinsip distorsi. segementasi, danHal inikomoditi semakin yang didukung mempunyai oleh nilaiwarna tukar, dan targetingPendekatan, dan positioning “mirror” ini adalah beranggapan menjadi bahwa hubungancita rasa khas pengirim lokal yang dan penerimaterdapat dalamlebih tigaapa kunci yang mendasar disiarkan dalam media pengelolaanmerupakan banyaktelevisi satulokal. arah”. Ditambah (Denis lagi McQuail: dengan 33).adanya Film manajemenrefleksi akurat media tentang secara kenyataanprofesional sosial merupakanUU no. 32 tahunsalah satu2002 dari tentang media Penyiaran massa, film (Junaedi,kepada 2014: audiens. 139). Pendekatan Menurut “Kotler,null effects”, ada berperanbab III pasal sebagai 6 (3) sarana yang komunikasimengatur bahwa yang tigajuga tahap beranggapan dalam menganalisis bahwa isi mediakhalayak digunakandalam sistem untuk penyiaran penyebaran nasional hiburan, terdapat yaitumenggambarkan segmentasi, targeting, kenyataan, dan namun positioning. menyajikanlembaga penyiaran cerita, peristiwa, dan pola jaringanmusik, drama yang dan Segmentasikenyataan khalayak di sini merupakan merupakan hasil suatu kompromi antara yang menjual informasi sajianadil dan teknis terpadu lainnya yang kepada dikembangkan masyarakat. dengan strategi untuk memahami struktur khalayak. ke media dan yang membeli. Realitas membentukKarakteristik stasiun film jaringan sebagai usahadan stasiun bisnis lokal. Targeting bisa diartikan sebagai target kompromi ini kemudian menjadi bagian pertunjukanHal ini tentunya dalam semakin pasar sebenarnya menguntungkan belum khalayak, yaitu persoalan bagaimana memilih, refleksi atas realitas di luar dan menjadi mampubagi keberadaan mencakup televisi segenap lokal. permasalahannya. menyeleksi, dan menjangkau khalayak. bagian dari realitas media itu sendiri. DalamPenelitian sejarahnya terdahulu film mempunyai mengenai televisitiga elemen Setelah khalayak dipilih, selanjutnya 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan besarlokal telahdiantaranya: dilakukan oleh Hesti Dwi adalah bagaimana melakukan positioning, sikap para pekerja media. Pendekatan 1.Yulianti Pemanfaatan dan Masduki. film sebagai Mereka alat meneliti propaganda. yaitu bagaimana strategi untuk memasuki “communicator centered” ia mengatakan bagaimanaFilm ialah proses sebagai produksi upaya dalampencapaian stasiun tujuan otak konsumen (Morissan dalam Junaedi, bahwa faktor psikologis pekerja media televisinasional lokal dan di Banjarmasin, masyarakat. Hal yaitu ini TVRI berkaitan 2014:139). dengan pandangan yang menilai bahwa film (seperti profesionalisme, sikap politik, dan Stasiun Produksi (SP) Banjarmasin dan lainnya)Tak terkecuali membuat dengan mereka televisi memproduksi lokal. Banjarmemiliki TV. Pada jangkauan, tahap pra realism, produksi, pengaruh kegiatan Televisi lokal tentunya juga mampu emosional, dan popularitas. Bauran realitas sosial dimana terdapat norma dilakukan dengan pengumpulan bahan-bahan mempertahankanikatan sosial, ide, eksistensinya atau perilaku dan yang bersaing informasipengembangan yang mencakup unsur pesan informasi dengan yang hiburan dengan televisi “nasional” lainnya bila mampu sebenarnya sudah lama diterapkan dalam “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini sedang berkembang di media massa, baik menganalisisberhubungan khalayaknya erat dengan dengan latarbelakang tepat, cetakkesusastraan maupun elektronik. dan drama Sedangkan(teater) namun pada termasuk Reksa Birama Televisi (RBTV). unsur film jauh lebih sempurna yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal tahap produksi, saat melakukan peliputan di RBTV merupakan stasiun televisi lokal yang dibandingkan dengan teater dari segi ini pelaku yang dimaksudkan ialah para lapangan, reporter TVRI SP Banjarmasin dan mengudara di Yogyakarta. RBTV berdiri jangkauan penonton tanpa harus pembuat film baik produser, kameramen, Banjar TV banyak melakukan kontak dengan berkat kerjasama antara PT. Redjo Buntung kehilangan kredibilitasnya. penata cahaya, penata artistik, penulis narasumber maupun pihak panitia dengan Yogyakarta (RBFM) dengan Sekolah Tinggi 2. Munculnya beberapa aliran film naskah, editing, terutama sutradara yang maksud agar mendapatkan wawancara dan Manajemen Informatika dan Komputer diantaranya drama, dokumenter, mempunyai kewenangan penuh atas suatu informasi yang lengkap (Yulianti dan Masduki (STMIK) AMIKOM Yogyakarta. Sejak 1 dokudrama dan lain-lain. karya film. dalam Junaedi, 2014: 133). Maret 2012, RBTV yang mempunyai tagline 3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial. 3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi Pengalaman keberhasilan beberapa “Asli Jogja” ini menjadi televisi lokal yang Di samping itu, terdapat unsur-unsur media. Pendekatan ini menyatakan bahwa media dalam menjaga eksistensinya dapat bekerjasama dengan KOMPAS TV. ideologi dan propaganda yang terselubung isi media dipengaruhi oleh bagaimana para 42 8742 Jurnal KOMUNIKATOR Vol. 8 No. 2 NovemberKOMUNIKATOR 2016 Jurnal

Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak- dalam suatu film yang berasal dari Berbeda dengandari penelitianberasal yang terdahulufilm suatu dalam dan mengembangkannyapihak- dan kepemerintah dalam berbagaiLapindo, kasus Pada pihak terkait saling lempar tanggung jawab fenomena yang tampaknya tidak tergantung yang menelititergantung tentangtidak prosestampaknya produksiyang beritafenomena pertanyaanjawab serta kemudiantanggung lempar mencatatsaling jawabanterkait pihak untuk menyelesaikan beberapa persoalan pada ada atau tidaknya kebebasan di televisi lokal, penelitiankebebasan initidaknya berfokusatau ada padapada informan atas pertanyaanpersoalan beberapa yang diajukanmenyelesaikan untuk ekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasus masyarakat. Fenomena ini berakar dari manajemendari televisiberakar lokal.ini DalamFenomena hal ini masyarakat. secara akuratkasus dari (Neuman, 2000:kemanusiaan dan 277). sosial Teknik ekonomi, tersebut. keinginan untuk merefleksikan kondisi peneliti mencobakondisi meneliti merefleksikan tentang untuk bagaimanakeinginan pemilihan informan dapat dilakukan lebih tersebut. masyarakat. manajemen televisi lokal yang dalam hal masyarakat. bersifat purposive sampling atau criterion- PERAN FILM SEBAGAI MEDIA ini RBTV, bertahan dari televisi “nasional” based selection. DalamMEDIA hal ini, penelitiSEBAGAI FILM akan PERAN SOSIALISASI LINGKUNGAN Dalam melihat dan mengkaji isi media, melalui segmentasi,media, isi targetingmengkaji dan , dan positioningmelihat Dalam - memilih informan yang dipandangLINGKUNGAN paling SOSIALISASI Proses komunikasi massa pada intinya ialah banyak penelitian telah dilakukan dengan nya. Penelitiandengan ini pentingdilakukan dilakukan,telah karenapenelitian banyak tahu, ialah sehingga intinya pilihanpada informanmassa dapatkomunikasi Proses proses penyampaian pesan dari komuikator menggunakan berbagai perspektif teoritis. hasil penelitianteoritis. ini diharapkanperspektif mampuberbagai menggunakan berkembang sesuaikomuikator dengandari pesan kebutuhan penelitipenyampaian proses kepada komunikan. Teori komunikasi massa Gans (1979) dan Gitlin (1980) menjadi referensi bagi (1980) televisi Gitlin lokaldan untuk(1979) Gans untuk memperolehmassa data.komunikasi InformanTeori yangkomunikan. akan kepada “merupakan salah satu proses komunikasi yang mengelompokan pendekatan ini ke dalam menjaga eksistensinyadalam ke ini dan bertahanpendekatan dari mengelompokan diwawancaraiyang adalahkomunikasi Wahyuproses satu Sudarmawan,salah “merupakan berlangsung pada peringkat masyarakat luas, beberapa kategori, yaitu: serangan berbagai televisi “nasional”yaitu: kategori, lainnya. beberapa yang merupakanluas, Direkturmasyarakat Utamaperingkat daripada RBTV. berlangsung yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas 1. Isi media merefleksikan realitas sosial Berdasarkansosial latarrealitas belakang ini,merefleksikan maka media Isi 1. Setelahkhas ciri dataoleh dikumpulkan,ditentukan maka identifikasinya yang institusional. Pesan merupakan suatu produk dengan sedikit atau tanpa distorsi. permasalahan yangdistorsi. harustanpa segeraatau dicarikansedikit dengan langkah selanjutnyaproduk suatu adalahmerupakan analisisPesan data. institusional. dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwa jalan keluarnyabahwa adalah,beranggapan ini bagaimana mirror” “ Pendekatan Menurut Seiddel,tukar, nilai analisis datamempunyai kualitatifyang komoditi dan hubungan pengirim dan penerima lebih apa yang disiarkan media merupakan manajemen televisimerupakan lokal media RBTV bertahandisiarkan yang apa memiliki beberapalebih prosespenerima (Bungin,dan 2011:pengirim hubungan banyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Film refleksi akurat tentang kenyataan sosial dari televisisosial “nasional”kenyataan melaluitentang segementasi,akurat refleksi 149). ProsesFilm 33). yang pertamaMcQuail: adalah(Denis arah”. proses satu banyak kepada audiens. Pendekatan “null effects”, effects”, null “ Pendekatan audiens. kepada merupakan salah satu dari media massa, film targeting, dan positioning yang dimiliki? mencatatfilm yangmassa, menghasilkanmedia dari satu catatansalah merupakan juga beranggapan bahwa isi media media isi bahwa beranggapan juga berperan sebagai sarana komunikasi yang lapangan denganyang hal itukomunikasi diberisarana kode agarsebagai berperan menggambarkan kenyataan, namun namun kenyataan, menggambarkan digunakan untuk penyebaran hiburan, Metode Penelitian sumber datanya dapathiburan, ditelusuri.penyebaran Prosesuntuk yang digunakan kenyataan di sini merupakan hasil hasil merupakan sini di kenyataan menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan Penelitian ini dilakukan dalam kerangka keduadan adalahdrama mengumpulkan,musik, peristiwa, memilah-cerita, menyajikan kompromi antara yang menjual informasi informasi menjual yang antara kompromi sajian teknis lainnya kepada masyarakat. milah, mengklasifikasikan,masyarakat. kepada menyintesiskan,lainnya teknis sajian ke media dan yang membeli. Realitas penelitian deskriptifRealitas kualitatifmembeli. yang dengandan media ke Karakteristik film sebagai usaha bisnis membuat ikhtisar,bisnis usaha dan membuatsebagai film indeksnya.Karakteristik kompromi ini kemudian menjadi bagian menggunakanbagian metodemenjadi studi kasus.kemudian ini Analisis kompromi pertunjukan dalam pasar sebenarnya belum Proses ketigabelum adalah berpikirsebenarnya pasar dengandalam jalan pertunjukan refleksi atas realitas di luar dan menjadi studi kasus berusahamenjadi dan menjelaskanluar di realitas sebuahatas refleksi mampu mencakup segenap permasalahannya. realitas sosial secara holistik atau menyeluruh. membuat agar kategoripermasalahannya. datasegenap itu mempunyaimencakup mampu Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemen bagian dari realitas media itu sendiri. sendiri. itu media realitas dari bagian elemen tiga mempunyai film sejarahnya Dalam 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan Untukdan itu, saat melanjutkansosialisasi oleh penelitian,dipengaruhi media Isi 2. makna, mencari dan menemukan pola dan besar diantaranya: peneliti harus bersikap hati-hati dan teliti agar hubungan-hubungan. Proses terakhir adalahdiantaranya: besar 1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda. sikap para pekerja media. Pendekatan Pendekatan media. pekerja para sikap propaganda. alat sebagai film Pemanfaatan 1. semua realitas yang dilihatnya dapat tercatat dengan membuat temuan-temuan umum. Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuan “communicator centered” ia mengatakan mengatakan ia centered” communicator “ tujuan pencapaian upaya sebagai ialah Film dengan baik. Adapun tujuan analisis data kualitatif nasional dan masyarakat. Hal ini berkaitan bahwa faktor psikologis pekerja media media pekerja psikologis faktor bahwa berkaitan ini Hal masyarakat. dan nasional Sebagai sebuah metode penelitian yang adalah mencari makna dibalik data melalui dengan pandangan yang menilai bahwa film (seperti profesionalisme, sikap politik, dan dan politik, sikap profesionalisme, (seperti film bahwa menilai yang pandangan dengan berada dalam ranah paradigma positivis, pengakuan subjek pelakunya (Kasiram, 2010: memiliki jangkauan, realism, pengaruh lainnya) membuat mereka memproduksi memproduksi mereka membuat lainnya) pengaruh realism, jangkauan, memiliki maka peneliti dalam studi kasus harus 355). Peneliti dihadapkan kepada berbagai emosional, dan popularitas. Bauran realitas sosial dimana terdapat norma norma terdapat dimana sosial realitas Bauran popularitas. dan emosional, mengambil jarak dengan objek penelitiannya objek penelitian yang semuanya menghasilkan pengembangan unsur pesan dengan hiburan ikatan sosial, ide, atau perilaku yang yang perilaku atau ide, sosial, ikatan hiburan dengan pesan unsur pengembangan serta bersikap netral terhadap realitas yang data yang membutuhkan analisis. Data yang sebenarnya sudah lama diterapkan dalam “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini ini Sosialisasi diasingkan. “berbeda” dalam diterapkan lama sudah sebenarnya dihadapi saat melakukan penelitian. Cara didapat dari objek penelitian memiliki kaitan kesusastraan dan drama (teater) namun berhubungan erat dengan latarbelakang latarbelakang dengan erat berhubungan namun (teater) drama dan kesusastraan pengumpulan data dalam penelitian ini yang masih belum jelas. Oleh karenanya, unsur film jauh lebih sempurna yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal hal Dalam media. pelaku oleh dimiliki yang sempurna lebih jauh film unsur dibandingkan dengan teater dari segi ini pelaku yang dimaksudkan ialah para adalah denganpara ialah wawancara mandalamdimaksudkan yang (in-pelaku ini analisis diperlukansegi dari untukteater mengungkapdengan dibandingkan jangkauan penonton tanpa harus pembuat film baik produser, kameramen, depth interview).kameramen, Wawancaraproduser, jenisbaik inifilm bersifatpembuat kaitan tersebut secaraharus tanpa jelas sehinggapenonton menjadijangkauan kehilangan kredibilitasnya. penata cahaya, penata artistik, penulis lentur dan terbuka,penulis tidakartistik, memilikipenata strukturcahaya, penata pemahaman umum. Proses analisiskredibilitasnya. data dapatkehilangan 2. Munculnya beberapa aliran film naskah, editing, terutama sutradara yang ketat, tidakyang dalamsutradara suasana formalterutama danediting, bisa naskah, dilakukan melaluifilm tigaaliran tahapan;beberapa reduksi data, Munculnya 2. diantaranya drama, dokumenter, mempunyai kewenangan penuh atas suatu dilakukansuatu berulangatas penuh pada informan.kewenangan Teknik inimempunyai penyajian data, dan kesimpulan.dokumenter, drama, Tahapan diantaranya dokudrama dan lain-lain. karya film. akan dilakukan pada semua informan.film. Bagiankarya pertama adalah mereduksi datalain-lain. dan yang berartidokudrama 3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial. 3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi terpentingisi dalamrutinitas wawancaraoleh mendalamdipengaruhi media Isi 3. merangkum,sosial. memilih hal-haldokumentasi aliran yang pokok, Memunculkan 3. Di samping itu, terdapat unsur-unsur media. Pendekatan ini menyatakan bahwa adalah menanyakanbahwa pertanyaanmenyatakan ini yangPendekatan ada media. memfokuskan padaunsur-unsur hal-hal terdapat yang itu, penting,samping Di ideologi dan propaganda yang terselubung isi media dipengaruhi oleh bagaimana para di panduanpara wawancarabagaimana oleh (interview guidedipengaruhi ) media isi dicari tema danterselubung polanya,yang dan membuangpropaganda dan yangideologi 4288 Jurnal KomunikatorKOMUNIKATOR

Padatidak kasusperlu Lapindo,(Sugiyono, pemerintah 2009: 338). dan Tahapan pihak- Pemerintahdalam suatu Daerah film yang(Pemda) berasal DIY dari sebagai pihakkedua terkaitadalah saling penyajian lempar data, tanggung menurut jawab televisifenomena yang mampuyang tampaknya menyukseskan tidak tergantung berbagai untukMiles danmenyelesaikan Huberman beberapa penyajian persoalan data adalah programpada ada yang atau mereka tidaknya siarkan. kebebasan ekonomi,sekumpulan sosial informasi dan kemanusiaan tersusun yang dari memberi kasus masyarakat.Sebagai sebuah Fenomena stasiun initelevisi berakar lokal, dari tersebut.kemungkinan adanya penarikan kesimpulan tentunyakeinginan tak untukmudah merefleksikan bagi RBTV untuk kondisi (Idrus, 2009: 151). Tahapan terakhir adalah menghadapimasyarakat. derasnya arus persaingan, PERANkesimpulan FILM atau SEBAGAIverifikasi. Pada MEDIA bagian ini baik itu antar sesama televisi lokal maupun SOSIALISASIpeneliti mengutarakan LINGKUNGAN kesimpulan dari data- denganDalam televisi melihat “nasional”. dan mengkaji Berbagai isi media, kendala dataProses yang komunikasitelah diperoleh. massa pada intinya ialah banyakpun sempat penelitian dialami telah oleh dilakukan RBTV dalam dengan proses penyampaian pesan dari komuikator menggunakanmenghadapi persaingan berbagai perspektif dengan stasiun teoritis. kepadaPEMBAHASAN komunikan. Teori komunikasi massa Ganstelevisi (1979) lainnya. dan Gitlin (1980) “merupakanRBTV adalah salah salah satu prosessatu stasiun komunikasi televisi yang mengelompokanWahyu Sudarmawan, pendekatan selaku ini direktur ke dalam berlangsunglokal yang terletak pada peringkat di Jalan Jagalanmasyarakat nomor luas, beberapautama RBTV, kategori, menuturkan yaitu: sebagai berikut : 1. Isi media merefleksikan realitas sosial yang36 A, identifikasinya Yogyakarta. Ide ditentukan mendirikan oleh stasiun ciri khas “Sekarang TV lokal banyak, bisa dengan sedikit atau tanpa distorsi. institusional.televisi siaran Pesan lokal merupakanini berawal darisuatu semangat produk berkompetisi. Semakin banyak saingan, Pendekatansemakin tinggi “mirror” kualitas ini beranggapan program. Ada bahwa Adi dandua orangkomoditi putra yang daerah mempunyai Yogyakarta, nilai yaknitukar, apaTV yangdan Jogjadisiarkan TV. Kompetisinyamedia merupakan cukup hubunganWahyu Sudarmawan, pengirim dan S.E, penerima S.H, M.Si lebih dan refleksibagus dalam akurat meraih tentang pendengar. kenyataan Dari sosial sisi banyakjuga tokoh satu keradioan arah”. (Denis Yogyakarta, McQuail: Aris 33). Film kepadaSDM, terjadi audiens. saling Pendekatan bajak penyiar. “null effects”, Dari merupakanYudanto, S.H. salah Mereka satu dari memiliki media keinginan massa, film sisi marketing, berebut porsi belanja iklan juga beranggapan bahwa isi media berperanuntuk turut sebagai serta sarana berpartisipasi komunikasi membangun yang yang sedikit. Dari sisi audiences, Jogja menggambarkan kenyataan, namun digunakandaerah sesuai untuk kemampuan penyebaran dan hiburan, ilmu yang itu Indonesia mini. Beragam masyarakat kenyataandari seluruh di Indonesiasini merupakan ada di hasil Jogja, jadi menyajikandimilikinya. cerita,Hal ini peristiwa, juga didukung musik, dengan drama dan kompromiprogramnya antara kalau yang diterima menjual dapat informasi menjadi sajiantelah disahkannyateknis lainnya Undang-undang kepada masyarakat. Republik Karakteristik film sebagai usaha bisnis keicon media nasional” dan yang (Notulensi membeli. wawancara Realitas , 4 Indonesia nomor 22 tahun 1999 tentang November 2016). pertunjukan dalam pasar sebenarnya belum kompromi ini kemudian menjadi bagian Pemerintahan Daerah serta Undang-undang refleksi atas realitas di luar dan menjadi mampuRepublik mencakup Indonesia segenap nomor permasalahannya.32 tahun 2002 Seperti yang telah dijelaskan oleh Wahyu Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemen bagian dari realitas media itu sendiri. tentang Penyiaran. Dengan adanya Undang- 2.Sudarmawan, Isi media dipengaruhi bahwa sebagai oleh sebuah sosialisasi stasiun dan besarundang diantaranya: tersebut, peluang para pelaku usaha televisi lokal yang berjaringan, tak bisa 1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda. sikap para pekerja media. Pendekatan lokal untuk mendirikan usaha televisi siaran dipungkiri RBTV pasti memiliki beberapa Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuan “communicator centered” ia mengatakan menjadi terbuka. Untuk itu, disepakatilah kendala dan halangan untuk bisa bertahan nasional dan masyarakat. Hal ini berkaitan bahwa faktor psikologis pekerja media kerjasama sinergis dengan menyusun visi dan dari kekuasaan televisi “nasional”. Dengan dengan pandangan yang menilai bahwa film (seperti profesionalisme, sikap politik, dan misi usaha untuk merancang dan membangun semakin banyaknya televisi nasional memiliki jangkauan, realism, pengaruh lainnya) membuat mereka memproduksi televisi lokal di Yogyakarta, yakni RBTV. yang bermunculan, membuat RBTV emosional, dan popularitas. Bauran realitas sosial dimana terdapat norma RBTV sendiri merupakan stasiun televisi semakin berkompetisi dan bersaing untuk pengembangan unsur pesan dengan hiburan ikatan sosial, ide, atau perilaku yang yang bekerjasama dengan STMIK AMIKOM menghasilkan program-program yang sebenarnya sudah lama diterapkan dalam “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini dimana sebagian saham dari RBTV dimiliki berkualitas. Dari sisi marketing, setiap televisi kesusastraan dan drama (teater) namun berhubungan erat dengan latarbelakang oleh Ketua Yayasan STMIK AMIKOM. unsur film jauh lebih sempurna lokalyang harus dimiliki bersaing oleh untuk pelaku mendapatkan media. Dalam porsi hal Studiodibandingkan siaran dan dengan produksi teater RBTV dari terletak segi iklanini yang pelaku sedikit. yang dimaksudkanKarena dengan ialah adanya para di Grahajangkauan STMIK penonton AMIKOM tanpa Unit harus 1 Lantai Jakartapembuat sentris film yang baik membuat produser, pabrik kameramen, maupun 3 Ringkehilangan Road Utara, kredibilitasnya. Condongcatur, Sleman, perusahaanpenata cahaya, skala besarpenata lebih artistik, banyak penulis berada 2.Daerah Munculnya Istimewa beberapa Yogyakarta aliran (DIY). film RBTV di Jakarta,naskah, makaediting, perusahaan terutama sutradaratersebut lebihyang telahdiantaranya meraih beberapa drama, dokumenter,penghargaan dari memilihmempunyai untuk kewenanganmengiklankan penuh produk atas dan suatu mitra-mitradokudrama lembaga dan lain-lain. seperti Komisi Pemilihan jasakarya mereka film. kepada televisi “nasional” yang 3.Umum Memunculkan (KPU), Komisi aliran Penyiaran dokumentasi Indonesia sosial. 3.berpusat Isi media di Jakarta. dipengaruhi Hal ini oleh membuat rutinitas televisi isi (KPI),Di samping Kepolisian itu, Daerah terdapat (Polda) unsur-unsur DIY, lokalmedia. pun semakinPendekatan sulit ini mencari menyatakan iklan bahwauntuk Pemerintahideologi danProvinsi propaganda (Pemprov) yang DIY, terselubung dan mendanaiisi media berbagai dipengaruhi kegiatan oleh siarannya. bagaimana Selain para 42 8942 Jurnal KOMUNIKATOR Vol. 8 No. 2 NovemberKOMUNIKATOR 2016 Jurnal

Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak- dalam suatu film yang berasal dari menghadapi arusdari persaingan,berasal yang RBTVfilm suatu sebagai dalam menyukaipihak- programdan hiburanpemerintah dan informasi-Lapindo, kasus Pada pihak terkait saling lempar tanggung jawab fenomena yang tampaknya tidak tergantung stasiun televisitergantung lokaltidak juga memilikitampaknya yang kendala fenomena informasi ringan.jawab tanggung lempar saling terkait pihak untuk menyelesaikan beberapa persoalan pada ada atau tidaknya kebebasan dari segi pembiayaan.kebebasan tidaknya atau ada pada Berdasarkan persoalan segmentasi beberapa tersebut, RBTVmenyelesaikan untuk ekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasus masyarakat. Fenomena ini berakar dari Wahyudari Sudarmawan,berakar ini selaku Fenomena direktur masyarakat. telah menyusunkasus dari beberapa programkemanusiaan dan yangsosial sesuai ekonomi, tersebut. keinginan untuk merefleksikan kondisi utama RBTV,kondisi menuturkan merefleksikan sebagaiuntuk berikut: keinginan dengan segmentasi audiences-nya. Program tersebut. masyarakat. “Membiayai TV itu mahal, harus ada masyarakat. tersebut antara lain adalah program Kabar PERAN FILM SEBAGAI MEDIA pengembangan program karena harus Jogja yang mewartakanMEDIA informasiSEBAGAI mendidikFILM PERAN SOSIALISASI LINGKUNGAN Dalam melihat dan mengkaji isi media, dinamis.media, Dekorasiisi panggungmengkaji dan saja melihat sudah Dalam dan menghibur dengan mengedepankanLINGKUNGAN etika SOSIALISASI Rp 40 juta. Setahun sekali harus ganti, Proses komunikasi massa pada intinya ialah banyak penelitian telah dilakukan dengan dengan dilakukan telah penelitian banyak jurnalistikialah sertaintinya normapada danmassa budaya yangkomunikasi luhur.Proses menggunakan berbagai perspektif teoritis. belum yangteoritis. lain-lain.perspektif Harus bisaberbagai mencari menggunakan proses penyampaian pesan dari komuikator iklan yang bisa membiayai. Padahal iklan Ada juga programkomuikator Leyeh-Leyehdari pesan yang manapenyampaian proses kepada komunikan. Teori komunikasi massa Gans (1979) dan Gitlin (1980) sebagian besar ada di(1980) Jakarta”Gitlin (Notulensidan (1979) Gans program massa ini dihadirkankomunikasi untukTeori mendekatkankomunikan. kepada “merupakan salah satu proses komunikasi yang mengelompokan pendekatan ini ke dalam wawancaradalam ke , 4ini November 2016).pendekatan mengelompokan masyarakatyang dengankomunikasi budayaproses lokalsatu Jawa,salah “merupakan berlangsung pada peringkat masyarakat luas, beberapa kategori, yaitu: yaitu: kategori, beberapa baik dagelanluas, khas Jogja,masyarakat maupunperingkat lagu-lagupada berlangsung yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas 1. Isi media merefleksikan realitas sosial Di balik ketatnyasosial realitas persaingan danmerefleksikan jugamedia Isi 1. campursari.khas ciri Sementaraoleh untukditentukan acara ringan,identifikasinya yang institusional. Pesan merupakan suatu produk dengan sedikit atau tanpa distorsi. berbagai kendala distorsi. yang harustanpa atau dihadapi sedikit oleh dengan RBTV menyusunproduk suatu program merupakan acara Pesan mingguan, institusional. dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwa RBTV sebagaibahwa stasiunberanggapan televisiini lokal,mirror” “ masih Pendekatan yakni Musictukar, Box,nilai Resensi Filmmempunyai , Healthyyang Talk,komoditi dan hubungan pengirim dan penerima lebih apa yang disiarkan media merupakan terdapat peluang bagimerupakan RBTVmedia untukdisiarkan dapatyang apa dan GEMES.lebih penerima dan pengirim hubungan banyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Film refleksi akurat tentang kenyataan sosial bertahan melawansosial berbagaikenyataan serangantentang akurat dari refleksi KesuksesanFilm 33). suatuMcQuail: program(Denis bergantungarah”. satu banyak merupakan salah satu dari media massa, film kepada audiens. Pendekatan “null effects”, televisi lokaleffects”, maupunnull “ televisiPendekatan “nasional”.audiens. kepada pada kualitasfilm massa, dan perencanaanmedia dari satu suatusalah program merupakan berperan sebagai sarana komunikasi yang juga beranggapan bahwa isi media Peluang tersebutmedia meliputiisi bahwa segmentasi, beranggapan juga tersebut. Kesuksesanyang suatukomunikasi programsarana dapatsebagai berperan digunakan untuk penyebaran hiburan, menggambarkan kenyataan, namun targeting, dan positioningnamun . Halkenyataan, ini dapat menggambarkan dilihat dari banyaknyahiburan, jumlahpenyebaran penontonuntuk digunakan menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan kenyataan di sini merupakan hasil dijadikan acuanhasil bagi RBTVmerupakan dalamsini di membuatkenyataan yangdan tertarikdrama dan menyaksikanmusik, peristiwa, programcerita, menyajikan kompromi antara yang menjual informasi informasi menjual yang antara kompromi sajian teknis lainnya kepada masyarakat. suatu program yang sesuai. tersebut di televisi.masyarakat. Hal inikepada tidak terlepaslainnya teknis sajian ke media dan yang membeli. Realitas Realitas membeli. yang dan media ke Karakteristik film sebagai usaha bisnis Segmentasi merupakan strategi yang dari targetingbisnis yang usaha menjadi sebagai salahfilm satu strategiKarakteristik kompromi ini kemudian menjadi bagian bagian menjadi kemudian ini kompromi pertunjukan dalam pasar sebenarnya belum dirancang untuk menganalisa audiences bagi setiapbelum stasiun televisisebenarnya untukpasar dapatdalam pertunjukan refleksi atas realitas di luar dan menjadi menjadi dan luar di realitas atas refleksi mampu mencakup segenap permasalahannya. kepada segmen yang telah didefinisikan, mempertahankan eksistensinyapermasalahannya. segenap di masyarakat.mencakup mampu bagian dari realitas media itu sendiri. sendiri. itu media realitas dari bagian Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemen dalam konteks televisi audiences-nya Target audienceelemen tiga dari RBTVmempunyai sendirifilm adalahsejarahnya Dalam 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan dan sosialisasi oleh dipengaruhi media Isi 2. besar diantaranya: adalah penonton. Target audiences dibidik masyarakat kelas menengah ke bawah (bellowdiantaranya: besar sikap para pekerja media. Pendekatan Pendekatan media. pekerja para sikap 1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda. berdasarkan beberapa faktor, yaitu: umur, the line), masyarakatpropaganda. alat urban,sebagai sub-urban,film serta Pemanfaatan 1. “communicator centered” ia mengatakan mengatakan ia centered” communicator “ Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuan jenis kelamin, pendidikan, status sosial, masyarakattujuan rural. Masyarakatpencapaian upaya menengahsebagai ialah keFilm bahwa faktor psikologis pekerja media media pekerja psikologis faktor bahwa nasional dan masyarakat. Hal ini berkaitan komposisi program siaran, format siaran, dan bawah ini meliputiberkaitan ini Hal masyarakatmasyarakat. yangdan tinggal nasional (seperti profesionalisme, sikap politik, dan dan politik, sikap profesionalisme, (seperti dengan pandangan yang menilai bahwa film juga materi program yang disesuaikan dengan film bahwa menilai yang pandangan dengan lainnya) membuat mereka memproduksi memproduksi mereka membuat lainnya) di pedesaan dan mayoritas berprofesi sebagai memiliki jangkauan, realism, pengaruh kebutuhan audiences penonton. Segmentasi pengaruh realism, jangkauan, memiliki realitas sosial dimana terdapat norma norma terdapat dimana sosial realitas nelayan dan petani. Dengan target audience emosional, dan popularitas. Bauran dari RBTV sendiri meliputi jangkauan siaran, Bauran popularitas. dan emosional, ikatan sosial, ide, atau perilaku yang yang perilaku atau ide, sosial, ikatan yang mayoritas berprofesi sebagai petani pengembangan unsur pesan dengan hiburan usia, pekerjaan, dan kepribadian dari para hiburan dengan pesan unsur pengembangan “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini ini Sosialisasi diasingkan. “berbeda” dan nelayan, RBTV menghadirkan berbagai sebenarnya sudah lama diterapkan dalam audiences­-nya. dalam diterapkan lama sudah sebenarnya berhubungan erat dengan latarbelakang latarbelakang dengan erat berhubungan program yang disesuaikan dengan target kesusastraan dan drama (teater) namun Jangkauan siaran dari RBTV meliputi audience-nya.namun Program(teater) yangdrama dihadirkandan olehkesusastraan unsur film jauh lebih sempurna yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal hal Dalam media. pelaku oleh dimiliki yang sempurna lebih jauh film unsur berbagai wilayah. Antara lain Daerah RBTV bersifat informatif, namun dikemas dibandingkan dengan teater dari segi ini pelaku yang dimaksudkan ialah para para ialah dimaksudkan yang pelaku ini segi dari teater dengan dibandingkan Istimewa Yogyakarta (DIY), Ngawi, dalam bentuk yang ringan dan santai agar jangkauan penonton tanpa harus pembuat film baik produser, kameramen, kameramen, produser, baik film pembuat harus tanpa penonton jangkauan Wonosobo, Temanggung, Purworejo, dan para audience­-nya dapat dengan mudah kehilangan kredibilitasnya. penata cahaya, penata artistik, penulis penulis artistik, penata cahaya, penata kredibilitasnya. kehilangan Kebumen. Sedangkan segmentasi audiences memahami dan juga terhibur dengan sajian 2. Munculnya beberapa aliran film naskah, editing, terutama sutradara yang yang sutradara terutama editing, naskah, film aliran beberapa Munculnya 2. dari RBTV meliputi khalayak yang berusia 35- yang diberikan oleh RBTV. Program tersebut diantaranya drama, dokumenter, mempunyai kewenangan penuh atas suatu suatu atas penuh kewenangan mempunyai dokumenter, drama, diantaranya 65 tahun dengan pekerjaan mulai dari petani, antara lain seperti: Kabar Jogja, Leyeh-Leyeh, dokudrama dan lain-lain. karya film. film. karya lain-lain. dan dokudrama nelayan, dan masyarakat sub-urban lainnya. dan juga program acara mingguan seperti 3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial. 3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi isi rutinitas oleh dipengaruhi media Isi 3. sosial. dokumentasi aliran Memunculkan 3. Sementara untuk segmentasi psikografis dari Music Box, Resensi Film, Healthy Talk, dan Di samping itu, terdapat unsur-unsur media. Pendekatan ini menyatakan bahwa bahwa menyatakan ini Pendekatan media. unsur-unsur terdapat itu, samping Di RBTV meliputi kondisi masyarakat yang lebih GEMES. ideologi dan propaganda yang terselubung isi media dipengaruhi oleh bagaimana para para bagaimana oleh dipengaruhi media isi terselubung yang propaganda dan ideologi 4290 Jurnal KomunikatorKOMUNIKATOR

PadaMenurut kasus Lapindo, Rangkuti, pemerintah positioning dan adalah pihak- rapi;dalam senantiasa suatu film memperhatikan yang berasal darifaktor pihakpenempatan terkait produksaling lempar ke dalam tanggung benak jawab sosial,fenomena sendi-sendi yang tampaknyamoral, dan tidakagama tergantung serta untukkonsumen. menyelesaikan Postioning beberapaadalah perubahan, persoalan dinamispada adamengikuti atau tidaknya perkembangan kebebasan Ilmu ekonomi,tetapi perubahan sosial dan ini kemanusiaan bukan perubahan dari kasus yang Pengetahuanmasyarakat. dan Fenomena Teknologi ini (IPTEK); berakar dari tersebut.dilakukan semata-mata terhadap produk, memperhatikankeinginan untuk kesejahteraan merefleksikan karyawannya kondisi melainkan perubahan yang kita lakukan sertamasyarakat. senantiasa memberikan kesempatan PERANterhadap FILMkeseluruhan SEBAGAI brand imageMEDIA seperti untuk pengembangan diri bagi setiap Sumber SOSIALISASInama, kemasan, LINGKUNGANdan persepsi. Intinya, DayaDalam Manusia melihat (SDM)-nya; dan mengkaji dan isimenjadikan media, positioningProses komunikasiadalah perubahan massa pada yang intinya dilakukan ialah banyakRBTV sebagaipenelitian badan telah usaha dilakukan yang kompetitifdengan prosesterhadap penyampaian penampilan, pesan citra, dari dan komuikator persepsi menggunakandengan media berbagaisejenis dan perspektif menguntungkan teoritis. kepadasehingga komunikan. konsumen Teorimempersepsikan komunikasi produkmassa Gansbagi investornya. (1979) dan Gitlin (1980) “merupakansebagai produk salah yang satu berbeda proses dankomunikasi menempati yang mengelompokanBerdasarkan visi pendekatan dan misi tersebut,ini ke dalam RBTV berlangsungposisi tertentu pada yang peringkat lebih be masyarakatrharga dalam luas, beberapamemposisikan kategori, dirinya yaitu: sebagai stasiun televisi yangbenak identifikasinya konsumen (Rangkuti, ditentukan 2010: oleh 172). ciri khas 1.keluarga Isi media yang merefleksikan selalu mengangkat realitas budaya- sosial institusional.Dalam konteks Pesan televisi merupakan, positioning suatu produk budayadengan lokal, sedikit terutama atau tanpa budaya distorsi. masyarakat danberhubungan komoditi eratyang dengan mempunyai bagaimana nilai tukar, cara YogyakartaPendekatan dalam “mirror” setiap ini programnya. beranggapan bahwa hubungankita sebagai pengirim produser dan sebuah penerima program lebih televisi apaSelain yang visi disiarkan dan misi, media RBTV merupakan sendiri juga banyakmelakukan satu komunikasiarah”. (Denis agar McQuail: dalam benak 33). Film menggunakanrefleksi akurat logo tentang dan slogan kenyataan sebagai sosial merupakankonsumen tertanam salah satu suatu dari mediacitra tertentu massa, film salahkepada satu audiens.strategi positioning Pendekatan mereka “null effects”, berperandari suatu sebagai program. sarana Sehingga komunikasi di sini yang perlu untukjuga membangun beranggapan citra bahwa tertentu isi media di benak digunakandiperhatikan untuk bagaimana penyebaran mem hiburan,-positioning-kan masyarakat.menggambarkan kenyataan, namun menyajikancitra televisi, cerita, slogan, peristiwa, image, dan musik, menanamkan drama dan kenyataanLogo RBTV di merupakansini merupakan penggabungan hasil kompromi antara yang menjual informasi sajianaudience tekniss mind lainnya awareness kepada. masyarakat. antara kata RBTV dipadukan dengan ke media dan yang membeli. Realitas KarakteristikHal ini terlihat film dari sebagai visi dan usaha misi, bisnis logo, background sinyal yang dianalogikan sebagai kompromi ini kemudian menjadi bagian pertunjukandan slogan yang dalam dimiliki pasar olehsebenarnya RBTV belumsebagai pancaran gelombang frekuensi dari satu titik refleksi atas realitas di luar dan menjadi mampusalah satu mencakup stasiun televisi segenap lokal permasalahannya. yang berada yang memancarkan sinyal frekuensi sebanyak bagian dari realitas media itu sendiri. Dalamdi Yogyakarta. sejarahnya Visi film dari mempunyai stasiun televisi tiga RBTVelemen 6 buah ke angkasa dunia. Hal ini sebagai 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan besarantara diantaranya: lain adalah: membangun industri “tetenger cikal bakal” berdirinya RBTV oleh 7 sikap para pekerja media. Pendekatan 1.televisi Pemanfaatan sebagai media film sebagai hiburan, alat pendidikan propaganda. orang yang diharapkan mampu memberikan “communicator centered” ia mengatakan danFilm informasi ialah sebagai yang profesional upaya pencapaian dengan tujuan pancaran sinyal melalui getaran gelombang bahwa faktor psikologis pekerja media membangunnasional dan citra masyarakat. sebagai televisi Hal ini yang berkaitan radio di angkasa berupa program-program dengan pandangan yang menilai bahwa film (seperti profesionalisme, sikap politik, dan dikelola dan didedikasikan kepada keluarga informasi,lainnya) hiburan, membuat dan mereka pendidikan memproduksi untuk harmonis,memiliki dinamis, jangkauan, bermoral, realism, beragama pengaruh yang kepentingan dan kebutuhan masyarakat emosional, dan popularitas. Bauran realitas sosial dimana terdapat norma dibentuk dengan pendekatan sosial, filosofi, banyak.ikatan Kemudian sosial, ide, untuk atau perilaku warna biru yang pada adat,pengembangan dan budaya masyarakat unsur pesan Ngayogyakarta dengan hiburan logo memiliki arti teknologi dan smart. Warna sebenarnya sudah lama diterapkan dalam “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini Hadiningrat sehingga media ini disegani oleh hijauberhubungan artinya menyejukkan, erat dengan sementara latarbelakang hijau sebagiankesusastraan besar masyarakat dan drama Yogyakarta(teater) namun dan dan kuning artinya proses menyeimbangkan unsur film jauh lebih sempurna yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal sekitarnya. antara teori dan teknologi. dibandingkan dengan teater dari segi ini pelaku yang dimaksudkan ialah para Sedangkan misi dari stasiun televisi jangkauan penonton tanpa harus pembuat film baik produser, kameramen, RBTV antara lain adalah menyajikan acara kehilangan kredibilitasnya. penata cahaya, penata artistik, penulis hiburan, pendidikan, dan informasi dengan 2. Munculnya beberapa aliran film naskah, editing, terutama sutradara yang berakar pada pola budaya dan filosofi diantaranya drama, dokumenter, mempunyai kewenangan penuh atas suatu kehidupan masyarakat Ngayogyakarta dan dokudrama dan lain-lain. karya film. sekitarnya; menyiarkan program promosi 3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial. 3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi iklan sesuai sasarannya secara tepat waktu Di samping itu, terdapat unsur-unsur media. Pendekatan ini menyatakan bahwa dengan didukung data yang akurat dan ideologi dan propaganda yang terselubung isi media Gambardipengaruhi 1.1. Logooleh RBTVbagaimana para 42 9142 Jurnal KOMUNIKATOR Vol. 8 No. 2 NovemberKOMUNIKATOR 2016 Jurnal

Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak- dalam suatu film yang berasal dari Berdasarkandari maknaberasal yangyang terdapatfilm suatu pada dalam adalah instrumentalisme,pihak- dan pemerintah kulturalisme, Lapindo, dankasus Pada pihak terkait saling lempar tanggung jawab fenomena yang tampaknya tidak tergantung logo tersebut,tergantung RBTVtidak ingin membentuktampaknya yang citrafenomena strukturalisme.jawab Posisitanggung dalamlempar pembahasansaling terkait ini pihak untuk menyelesaikan beberapa persoalan pada ada atau tidaknya kebebasan sebagai sebuah stasiunkebebasan televisitidaknya lokalatau yangada pada ada pada posisi instrumentalis,persoalan beberapa yaitu melihatmenyelesaikan untuk ekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasus masyarakat. Fenomena ini berakar dari mampu menyeimbangkandari berakar ini antaraFenomena teknologi masyarakat. media sebagaikasus dari kendaraan politik.kemanusiaan dan Kitasosial dapat ekonomi, tersebut. keinginan untuk merefleksikan kondisi dan juga teorinyakondisi dalam menyajikanmerefleksikan untuk suatu keinginan menarik garis besar praktik konglomerasi tersebut. masyarakat. program bagi para penontonnya. RBTV jugamasyarakat. kepemilikan media massa yang berpusat pada PERAN FILM SEBAGAI MEDIA tidak lupa untuk berikrar agar selalu menjadi segelintir orang. SelainMEDIA memilikiSEBAGAI perusahaanFILM PERAN SOSIALISASI LINGKUNGAN Dalam melihat dan mengkaji isi media, televisi lokalmedia, yangisi dapatmengkaji bertahandan di melihat tengah Dalam dalam bidang media, mereka jugaLINGKUNGAN memiliki SOSIALISASI Proses komunikasi massa pada intinya ialah banyak penelitian telah dilakukan dengan banyaknya stasiundengan televisidilakukan lokaltelah lain yangpenelitian banyak perusahaanialah yangintinya bergerakpada massa dalam bidang-komunikasi Proses proses penyampaian pesan dari komuikator menggunakan berbagai perspektif teoritis. bermunculan.teoritis. perspektif berbagai menggunakan bidang bisnis lain.komuikator Kaumdari instrumentalipesan s penyampaian proses kepada komunikan. Teori komunikasi massa Gans (1979) dan Gitlin (1980) Slogan dari RBTV adalah(1980) Gitlin “Asli dan Jogja”.(1979) Gans menyatakanmassa bahwa kepemilikankomunikasi Teori media komunikan. secara kepada “merupakan salah satu proses komunikasi yang mengelompokan pendekatan ini ke dalam Maksud daridalam “Aslike ini Jogja” ini adalahpendekatan RBTV mengelompokan privatyang merupakankomunikasi instrumenproses satu dominasisalah kelas “merupakan berlangsung pada peringkat masyarakat luas, beberapa kategori, yaitu: sebagai televisi komersial pertamayaitu: yangkategori, ada beberapa (Currantluas, & Guravitchmasyarakat dalamperingkat Zulfiningrum,pada berlangsung yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas 1. Isi media merefleksikan realitas sosial di Yogyakartasosial bertekadrealitas akan menciptakanmerefleksikan media Isi 1. 2014: 146khas ).ciri Mediaoleh berfungsiditentukan menggerakkanidentifikasinya yang institusional. Pesan merupakan suatu produk dengan sedikit atau tanpa distorsi. televisi yang sesuaidistorsi. dengantanpa masyarakatatau sedikit dengan dukunganproduk untuksuatu kepentinganmerupakan kelasPesan yang institusional. dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwa Yogyakartabahwa sebagai kotaberanggapan ini pelajar,mirror” “ budaya, Pendekatan berkuasa (Chomskytukar, nilai dalam Zulfiningrum,mempunyai yang komoditi dan hubungan pengirim dan penerima lebih apa yang disiarkan media merupakan dan tujuan wisata. merupakan Label media “Asli Jogja”disiarkan yangyang apa 2014: 146). lebih Terdapat limapenerima dan poin pentingpengirim yang hubungan banyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Film refleksi akurat tentang kenyataan sosial mengiringisosial logo RBTVkenyataan memilikitentang artiakurat bahwa refleksi dapat Film digarisbawahi 33). McQuail: dan dilalui(Denis oleharah”. pesansatu banyak kepada audiens. Pendekatan “null effects”, effects”, null “ Pendekatan audiens. kepada merupakan salah satu dari media massa, film RBTV ingin selalu menyajikan program- media,film yaitu pesanmassa, mediamedia dari melayansatu isalah kekuasaan merupakan juga beranggapan bahwa isi media media isi bahwa beranggapan juga berperan sebagai sarana komunikasi yang program televisi yang mengedepankan nilai- yang mapan,yang diproduksikomunikasi oleh suatusarana industrisebagai berperan menggambarkan kenyataan, namun namun kenyataan, menggambarkan digunakan untuk penyebaran hiburan, nilai Asli Jogja dan bercirikhas Jogja seperti atau institusi yanghiburan, terkonsentrasipenyebaran padauntuk digunakan kenyataan di sini merupakan hasil hasil merupakan sini di kenyataan sejumlah besar korporasi, tergantung pada menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan ramah, sopan, humoris, sekaligus cerdas. dan drama musik, peristiwa, cerita, menyajikan kompromi antara yang menjual informasi informasi menjual yang antara kompromi sumber ekonomi utama, tergantung pada sajian teknis lainnya kepada masyarakat. Selain itu, positioning yang ingin masyarakat. kepada lainnya teknis sajian ke media dan yang membeli. Realitas Realitas membeli. yang dan media ke pejabat pemerintah sebagai sumber, selalu Karakteristik film sebagai usaha bisnis disampaikan oleh RBTV juga dijelaskan oleh bisnis usaha sebagai film Karakteristik kompromi ini kemudian menjadi bagian bagian menjadi kemudian ini kompromi ditekan oleh kelompok penekan, dan diwarnai pertunjukan dalam pasar sebenarnya belum Wahyu Sudarmawan sebagai berikut: belum sebenarnya pasar dalam pertunjukan refleksi atas realitas di luar dan menjadi menjadi dan luar di realitas atas refleksi oleh ideologi tertentu (Herman dan Downing mampu mencakup segenap permasalahannya. “Sebelum bekerjasama dengan KOMPAS permasalahannya. segenap mencakup mampu bagian dari realitas media itu sendiri. sendiri. itu media realitas dari bagian dalam Zulfiningrum, 2014:146). Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemen TV, RBTV ingin memberikan sesuatu elemen tiga mempunyai film sejarahnya Dalam 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan dan sosialisasi oleh dipengaruhi media Isi 2. besar diantaranya: yang dapat mewarnai Jogja melalui Instrumentalisme pada cara-caradiantaranya: besar 1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda. sikap para pekerja media. Pendekatan pendekatan budaya.Pendekatan Makamedia. daripekerja itu para lahirlah sikap kaum kapitalispropaganda. mempergunakanalat sebagai film kekuasaan Pemanfaatan 1. Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuan “communicator centered” ia mengatakan program Leyeh-Leyehmengatakan ia yangcentered” menggunakancommunicator “ ekonomitujuan mereka denganpencapaian upaya suatu sistemsebagai pasarialah Film nasional dan masyarakat. Hal ini berkaitan bahwa faktor psikologis pekerja media campuranmedia Bahasapekerja Jawa danpsikologis Bahasafaktor bahwa komersial untukberkaitan ini menjaminHal aliranmasyarakat. informasidan nasional dengan pandangan yang menilai bahwa film (seperti profesionalisme, sikap politik, dan Indonesiadan politik, yang sikap menjadikan RBTVprofesionalisme, (seperti publikfilm sesuaibahwa denganmenilai kepentinganyang merekapandangan dengan berbeda dari televisi lainnya. Tagline Asli memiliki jangkauan, realism, pengaruh lainnya) membuat mereka memproduksi memproduksi mereka membuat lainnya) (Zulfiningrum,pengaruh 2014: 146)realism, . Kepemilikanjangkauan, memiliki realitas sosial dimana terdapat norma Jogja ini juganorma mendeskripsikanterdapat dimana RBTVsosial realitas emosional, dan popularitas. Bauran sebagai televisi pertama dari Jogja yang media akan berakibatBauran denganpopularitas. berubahnyadan emosional, ikatan sosial, ide, atau perilaku yang yang perilaku atau ide, sosial, ikatan pengembangan unsur pesan dengan hiburan menyiarkan program dengan pendekatan kebijakanhiburan dan tujuandengan pesan media unsur itu sendiri. pengembangan sebenarnya sudah lama diterapkan dalam “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini budaya”ini (NotulensiSosialisasi wawancara,diasingkan. 4 “berbeda” Adanya konsentrasidalam diterapkan media lama massasudah juga dapatsebenarnya kesusastraan dan drama (teater) namun berhubungan erat dengan latarbelakang November 2016).latarbelakang dengan erat berhubungan mengakibatkannamun homogenitas(teater) drama pemberitaandan dankesusastraan unsur film jauh lebih sempurna yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal hal Dalam media. pelaku oleh dimiliki yang informasi akibat dari diversifikasisempurna lebih jauh media,film yaituunsur dibandingkan dengan teater dari segi ini pelaku yang dimaksudkan ialah para Selainpara mewaspadaiialah kehadirandimaksudkan yang berbagai pelaku ini proses penganekaragamansegi dari teater usahadengan ekonomi dibandingkan jangkauan penonton tanpa harus pembuat film baik produser, kameramen, stasiun televisi kameramen, “nasional” produser, yangbaik semakinfilm pembuat sosial yang dilakukanharus olehtanpa suatu penonton industri jangkauan kehilangan kredibilitasnya. penata cahaya, penata artistik, penulis mengancam eksistensipenulis artistik, televisipenata lokal, cahaya, televisi penata atau pelaku produksi media. Masyarakatkredibilitasnya. kehilangan 2. Munculnya beberapa aliran film naskah, editing, terutama sutradara yang lokal jugayang harus mewaspadaisutradara terutama adanyaediting, naskah, akan sulit untukfilm mencarialiran referensibeberapa lain dan Munculnya 2. diantaranya drama, dokumenter, mempunyai kewenangan penuh atas suatu kepemilikansuatu atas mediapenuh pada segelintirkewenangan pengusaha.mempunyai sulit untuk melihat sisi laindokumenter, daridrama, suatu kasusdiantaranya dokudrama dan lain-lain. karya film. Pendekatan dengan teori ini mengarahfilm. karya yang diangkat oleh pemberitaanlain-lain. dan media dokudrama 3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial. 3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi pada perspektifisi ekonomi-politikrutinitas oleh kritis.dipengaruhi media Isi 3. massa karenasosial. homogenitasdokumentasi tersebutaliran akibat Memunculkan 3. Di samping itu, terdapat unsur-unsur media. Pendekatan ini menyatakan bahwa Perspektifbahwa ekonomi-politikmenyatakan ini kritis memilikiPendekatan media. kepemilikan yang berpusatunsur-unsur terdapat (Zulfiningrum, itu, samping Di ideologi dan propaganda yang terselubung isi media dipengaruhi oleh bagaimana para tiga varianpara utama.bagaimana Ketigaoleh varian tersebutdipengaruhi media isi 2014:149). terselubung yang propaganda dan ideologi 4292 Jurnal KomunikatorKOMUNIKATOR

PadaKompas kasus Lapindo,Gramedia pemerintah merupakan dan salah pihak- dalamTelevisi suatu “nasional film yang” lainnya berasal seharusnya dari pihaksatu perusahaan terkait saling media lempar massa tanggung terbesar jawab di berkacafenomena dan mengikuti yang tampaknya langkah tidak KOMPAS tergantung untukIndonesia. menyelesaikan Awal terbentuknya beberapa persoalanKompas TVpada dengan ada melakukanatau tidaknya kerjasama kebebasan melalui ekonomi,Gramedia sosialadalah dan sebagai kemanusiaan perusahaan dari yangkasus televisimasyarakat. berjaringan Fenomena dengan ini RBTV berakar agar dari tersebut.bergerak di bidang media cetak. Namun terciptanyakeinginan peluang untuk merefleksikan bagi televisi lokal kondisi untuk seiring berjalannya waktu, Kompas Gramedia dapatmasyarakat. berkompetisi dengan televisi “nasional” PERANpun kini telahFILM mengembangkan SEBAGAI MEDIA usahanya di lainnya di seluruh Indonesia. Bagi televisi SOSIALISASImedia elektronik LINGKUNGAN, yakni dengan mendirikan lokalDalam, hendaknya melihat mengikutidan mengkaji strategi isi media, RBTV stasiunProses televisi komunikasi KOMPAS massa TV. pada Meskipun intinya ialah banyakmelalui penelitian televisi jaringan telah dilakukan dengan KOMPAS dengan prosesbergerak penyampaian dalam berbagai pesan media, dari komuikator Kompas menggunakanTV agar dapat berbagai bertahan perspektif dari ketatnya teoritis. kepadaGramedia komunikan. berusaha untukTeori komunikasi menyiasati massaefek Ganspersaingan (1979) dengan dan Gitlin sesama (1980) televisi lokal “merupakandari kepemilikan salah media satu proses tersebut komunikasi dengan yang mengelompokanlainnya. pendekatan ini ke dalam berlangsungtetap menjunjung pada peringkat tinggi aturan masyarakat yang telah luas, beberapa kategori, yaitu: yangditetapkan identifikasinya oleh Undang-undang ditentukan oleh no. ciri 32 khas 1.Daftar Isi media Pustaka merefleksikan realitas sosial tahun 2002 tentang Penyiaran mengenai dengan sedikit atau tanpa distorsi. institusional. Pesan merupakan suatu produk Bungin, Burhan (2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta, Prenada televisi berjaringan, yakni dengan melakukan Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwa dan komoditi yang mempunyai nilai tukar, Media Grup. kerjasama melalui televisi berjaringan dengan apa yang disiarkan media merupakan hubungan pengirim dan penerima lebih Idrus, Muhammad (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial refleksi akurat tentang kenyataan sosial banyakRBTV. Dengansatu arah”. adanya (Denis kerjasama McQuail: tersebut, 33). Film Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta, Erlangga. kepada audiens. Pendekatan “null effects”, merupakanmasing-masing salah pihak satu sama-samadari media massa,memperoleh film Junaedi, Fajar (2014). Manajemen Media Massa Teori Aplikasi juga beranggapan bahwa isi media berperankeuntungan. sebagai Dimana sarana KOMPAS komunikasi TV yang sebagai dan Riset. Yogyakarta, Buku Litera. menggambarkan kenyataan, namun digunakantelevisi yang untuk belum penyebaran lama berdiri hiburan, dapat Kasiram, H. Moh (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif- kenyataan di sini merupakan hasil menyajikanmemperkenalkan cerita, kehadirannya peristiwa, musik, di masyarakat drama dan Kuantitatif. Malang, UIN Maliki Press. kompromi antara yang menjual informasi sajiandengan teknis lebih lainnya luas, sementara kepada masyarakat. bagi RBTV Nuraeni, Asri dan Mentari, Rona (2013), Komodifikasi Dai di ke media dan yang membeli. Realitas sebagaiKarakteristik stasiun televisi film sebagai lokal usahayang berjaringan, bisnis Televisi : Kajian Ekonomi Politik Media, Jurnal Komunikator, kompromi ini kemudian menjadi bagian pertunjukanmendapatkan dalam pemasukan pasar sebenarnya iklan yang belumlebih Volume 5 No. 4, hal 70-82. refleksi atas realitas di luar dan menjadi mampudan juga mencakup rating yang segenap terus meningkat permasalahannya. sebagai Rangkuti, Freddy (2010). Analisis SWOT Teknik Membedah bagian dari realitas media itu sendiri. Dalamakibat darisejarahnya kerjasamanya film mempunyai dengan KOMPAS tiga elemen Kasus Bisnis. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan besarTV. diantaranya: Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif sikap para pekerja media. Pendekatan 1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda. dan R&D. Bandung, Alfabeta. “communicator centered” ia mengatakan SIMPULANFilm ialah sebagai upaya pencapaian tujuan Zulfiningrum, Rahmawati (2014).Spasialisasi dan Praktik bahwa faktor psikologis pekerja media nasionalPenelitian dan ini masyarakat. dilakukan untuk Hal ini mengetahui berkaitan Konglomerasi Media Kelompok Kompas Gramedia, dalam (seperti profesionalisme, sikap politik, dan bagaimanadengan pandanganstrategi dari yang RBTV menilai yang bahwa film Jurnal ASPIKOM Vol. 2 No. 2 Juli, 2014. lainnya) membuat mereka memproduksi merupakanmemiliki televisi jangkauan, jaringan realism, KOMPAS pengaruh TV realitas sosial dimana terdapat norma bertahanemosional, dari banyaknyadan popularitas. televisi Bauran lokal yang ikatan sosial, ide, atau perilaku yang muncul,pengembangan serta bertahan unsur dari pesan televisi dengan “nasional hiburan” “berbeda” diasingkan. Sosialisasi ini yangsebenarnya berkuasa sudahsaat ini. lama Hal diterapkan ini dapat diketahuidalam berhubungan erat dengan latarbelakang melaluikesusastraan strategi danyang drama melingkupi (teater) segmentasi namun , yang dimiliki oleh pelaku media. Dalam hal targetingunsur, danfilm positioningjauh lebih yangsempurna dimiliki serta ini pelaku yang dimaksudkan ialah para dengandibandingkan membuat dengan program-program teater dari segiyang pembuat film baik produser, kameramen, lebihjangkauan kompetitif penonton untuk memenuhi tanpa harus kebutuhan penata cahaya, penata artistik, penulis audiencekehilangan-nya. D kredibilitasnya.engan dilakukannya kerjasama naskah, editing, terutama sutradara yang 2.antara Munculnya KOMPAS beberapa TV dan aliran RBTV film melalui mempunyai kewenangan penuh atas suatu televisidiantaranya berjaringan, drama, ini dokumenter, akan membuat media karya film. massadokudrama (terutama dan media lain-lain. televisi) terhindar 3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isi 3.dari Memunculkan perubahan kebijakan aliran dokumentasi dan tujuan mediasosial. media. Pendekatan ini menyatakan bahwa sertaDi homogenitas samping itu, pemberitaanterdapat unsur-unsur dan informasi isi media dipengaruhi oleh bagaimana para akibatideologi dari diversifikasidan propaganda media yang. terselubung