Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1

POTENSI WISATA GUA KARST DI DESA CIKARANG KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN

Oleh :

M. R. Santosa, Darsiharjo *), A. Mulyadi *)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan

Email :

[email protected] , [email protected] , [email protected]

ABSTRAK

Desa Cikarang merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi di Provinsi Jawa Barat. Merupakan kawasan karst yang memiliki potensi pariwisata alam berupa kawasan karst . Penelitian ini mengkaji potensi pariwisata dan kemenarikan yang ada di Desa Cikarang berupa bentukan endokarst yaitu gua karst, serta karakteristik wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi potensi dan kemenarikan pariwisata melalui beberapa indikator diantaranya aksesibilitas, akomodasi, fasilitas, atraksi, serta aktivitas dan menganalisis karakteristik wisatawan yang mengunjungi Desa Cikarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pengambilan sampel responden wisatawan dilakukan secara accidental sampling. Analisis data menggunakan persentase untuk pengukuran identitas wisatawan dan aksesibilitas, skala Likert untuk kelengkapan dan kenyamanan dalam penggunaan fasilitas, dan pengharkatan (skoring) untuk mengetahui kelas potensi dari aspek aksesibilitas, akomodasi, fasilitas, atraksi, dan aktivitas wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuluruhan aspek yang diteliti tidak mendukung. Daya tarik yang ada yaitu keunikan ornamen gua serta biota yang ada didalamnya. Aktivitas wisata yang dilakukan masih terbatas pada penelusuran gua. Wisatawan didominasi dari daerah diluar Desa Cikarang, dengan usia produktif dan memiliki pendapatan menengah ke bawah, dan dilihat dari kriteria wisatawan gua, seluruh wisatawan adalah wisatawan minat khusus.

Kata Kunci : Potensi Wisata, Kemenarikan, Gua, Karakteristik Wisatawan

*) Penulis Penanggung Jawab

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035 2 | Santosa, dkk. Potensi Wisata Gua Karst di Desa Cikarang Kecamatan Cidolong Kabupaten Sukabumi

KARST CAVE TOURISM POTENTIAL IN CIKARANG VILLAGE CIDOLOG SUB DISCTRIC SUKABUMI DISTRIC

By : M. R. Santosa, Darsiharjo *), A. Mulyadi *)

Geography Education Department, faculty of social science education University of Education Indonesia

Email : [email protected] , [email protected] , [email protected]

ABSTRACT

Cikarang village is one of the villages in Sub Cidolog Sukabumi district in province. It is a karst region that has the potential of nature tourism in the form of the karst region. This study examines the potential and attractiveness of tourism in the village Cikarang be formed endokarst, that is karst caves, and the characteristics of tourists visiting a tourist attraction. The research objective is to identify the potential and attractiveness of the tourism through several indicators including accessibility, accommodation, facilities, attractions, and activities and analyzing the characteristics of tourists visiting the village Cikarang. The method used in this research is descriptive. Sampling was done by accidental traveler respondents sampling. Analysis of the data used to measure the percentage of travelers identity and accessibility, Likert scale for completeness and comfort in the use of facilities, and scoring to determine the potential class of aspects of accessibility, accommodation, facilities, attractions, and tourist activity. The results showed that the aspects studied does not support. No appeal is the unique cave ornaments and the biotas. Tourist activities that do still limited to searching caves. Travelers dominated from the area outside the village of Cikarang, with the productive age and have a lower middle income, and the views of the rating criteria of the cave, all the tourists are the special interest tourist.

Keywords : Tourism Potential, Attractiveness, Cave, Tourist Characteristic Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3

PENDAHULUAN produk pariwisata dan membuat Indonesia dikenal sebagai salah produksi pariwisata baru dengan satu negara kepulauan dengan kekayaan memanfaatkan alam yang ada pada sumberdaya alam yang sangat daerah masing-masing, sehingga mampu melimpah. Kekayaan sumberdaya alam menarik perhatian sebanyak mungkin tersebut seharusnya bisa dioptimalkan wisatawan. sebagai potensi peningkatan Selera wisatawan pun ikut kesejahteraan masyarakat dan mengalami pergeseran di dalam dunia perekonomian negara secara merata dan pariwisata (tren), dimana yang dahulu menyeluruh. Saat ini, beberapa sektor bersifat massal ke pariwisata yang perekonomian Indonesia yang memiliki bersifat spesial atau khusus, misalnya potensi untuk dikembangkan secara wisata sambil belajar dan wisata optimal dan dapat dimanfaatkan oleh petualangan semakin meningkat seluruh lapisan masyarakat adalah sektor peminatnya. Berdasarkan hal tersebut, pertanian, pariwisata, industri, dan munculnya wisata minat khusus menjadi pertambangan. pilihan utama saat ini, terlebih lagi Pariwisata merupakan salah satu wisata minat khusus tersebut sektor perekonomian yang berhubungan langsung kepada wisata perkembangannya cukup signifikan, alam yang masih alami. dimana hampir semua wilayah di Gua merupakan salah satu ciri khas Indonesia memiliki sumberdaya alam bawah permukaan karst yang memiliki yang sangat berguna dalam upaya nilai tinggi dan dapat dijadikan sebagai mengembangkan sektor pariwisata daya tarik wisata. Gua yang memiliki berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan hiasan dinding (ornament) bagus akan merupakan industri pariwisata yang menjadi daya tarik sendiri bagi berkomitmen untuk meminimalkan wisatawan yang berkunjung. dampak negatif pada lingkungan, Keberadaan gua tidak semua dapat membantu menciptakan lapangan diakses dengan kendaraan sehingga pekerjaaan dimasa depan bagi kadang-kadang harus berjalan kaki. masyarakat lokal, dapat didukung secara Oleh karena itu untuk menikmati jenis ekologis dalam waktu yang lama dan wisata ini dibutuhkan kondisi fisik yang layak secara ekonomi. prima dan peralatan penulusuran yang Dewasa ini perkembangan memadai serta biaya yang tinggi pariwisata sudah sedemikian pesat sehingga tidak setiap orang dapat adanya pergeseran orientasi menikmatinya. Gua memiliki ciri yang pengembangan produk wisata, dari yang beragam,diantaranya gua vertikal, gua dikenal dengan konsep pariwisata horizontal, gua yang dialiri sungai bawah massal (mass tourism) / konvensional tanah, gua yang telah kering, serta yaitu pengembangan skala besar berbagai macam ornamen yang terdapat menjadi, pengembangan pariwisata yang di dalamnya seperti bentukan bentukan berorientasi pada konsep pariwisata stalaktit, stalagmit, kanopi, gordam, yang berkualitas (quality tourism) / tiangan, dan menjadi habitat biota khas wisata rekreasional yang unik dan gua seperti kelelawar, walet, jamur dan berkualitas, atau yang lebih dikenal lain sebagainya. dengan istilah wisata minat khusus Kecamatan Cidolog Kabupaten (special interest tourism). Indonesia Sukabumi adalah salah satu kawasan dalam bidang pariwisata harus mampu yang terletak pada kawasan yang melakukan terobosan-terobosan baru berbatuan dasar kapur atau gamping. khususnya dalam mempromosikan

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035 4 | Santosa, dkk. Potensi Wisata Gua Karst di Desa Cikarang Kecamatan Cidolong Kabupaten Sukabumi Keindahan alam gua tersebut purposive sampling dengan jumlah 4 berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai gua. Teknik pengambilan data objek wisata yang menarik guna menggunakan observasi lapangan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat penyebaran angket dan studi yang ada di sekitarnya. dokumentasi. Analisis data Salah satu lokasi yang memiliki menggunakan persentase untuk potensi yang paling mendominasi pengukuran identitas wisatawan dan tersebut terletak di Desa Cikarang. aksesibilitas, skala Likert untuk Fenomena alam yang ada berupa obyek kelengkapan dan kenyamanan dalam wisata alami gua karst dengan penggunaan fasilitas, dan pengharkatan keberagaman dan keindahan ornamen di (skoring) untuk mengetahui kelas dalamnya. potensi dari aspek aksesibilitas, Dalam pengembangan potensi gua akomodasi, fasilitas (Sarana Prasarana), karst perlu memperhatikan beberapa atraksi, dan aktivitas wisata. aspek karena gua karst rentan memiliki kerusakan yang signifikan. Sebagai PEMBAHASAN wujud perhatian terhadap arti penting Potensi pariwisata di diukur bentang alam karst (gua termasuk di menggunakan indikator aksesibilitas, dalamnya), Hal ini didasari oleh adanya akomodasi, sarana prasarana, atraksi dan Keputusan Menteri Energi dan Sumber aktivitas wisata. Hasil pengukuran dan Daya Mineral No. 1456 analisis menunjukkan bahwa secara K/20/MEM/2000 Tentang Pedoman keseluruhan potensi pariwisata yaitu Pengelolaan Kawasan Kars. Sudah tidak mendukung. Hasil pengharkatan seharusnya, jika lahirnya peraturan itu yang dilakukan pada aspek aksesibilitas disambut baik oleh seluruh kalangan dan terdapat 5 kriteria yang dilakukan masyarakat, baik pemerintah maupun skoring dengan hasil yaitu terdapat pada non pemerintah. tabel dibawah : Adapun tiga poin yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut: Tabel 1 1) Bagaimana potensi pariwisata gua Hasil pengharkatan potensi karst di Desa Cikarang Kecamatan pariwisata aspek aksesibilitas Cidolog Kabupaten Sukabumi ? N Hark Sko Nil 2) Fenomena geografis apa saja yang Kriteria dapat dikembangkan sebagai daya o at r ai tarik wisata gua karst di Desa 1 Kondisi jalan 5 2 10 Cikarang Kecamatan Cidolog 2 Biaya transportasi 5 2 10 3 Jenis kendaraan 5 2 10 Kabupaten Sukabumi ? Jarak terhadap 3) Bagaimana karakteristik wisatawan 4 jaringan 5 2 10 di Desa Cikarang Kecamatan transportasi Cidolog Kabupaten Sukabumi? 5 Waktu tempuh 5 2 10 TOTAL 10 50 METODE Sumber : Peneliti, 2016 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dianalisis Nilai tertinggi dari bobot yaitu 25 secara deskriptif. Pengambilan sampel dan nilai terendah yaitu 5 dan hasil dari responden wisatawan dilakukan secara pengharkatan yang telah dilakukan accidental sampling dengan jumlah 30 didapat total skor dari aspek aksesibilitas responden, sedangkan pengambilan yaitu 10 dan nilai 50 yang termasuk sampel gua menggunakan teknik dalam kelas I yaitu potensi Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5

rendah/kurang mendukung. Hal ini penduduk sekitar namun belum didukung dari hasil penilaian angket oleh memadai. wisatawan sebagai responden dengan harkat penilaian berupa kriteria kondisi Tabel 3 jalan yang kurang baik yaitu jalan Hasil pengharkatan potensi berbatu dan tidak ada alternatif. Kriteria pariwisata aspek atraksi wisata biaya transportasi kurang baik karena No Kriteria Harkat Skor kendaraan tidak tersedia dan biayan yang mahal. Kriteria jenis kendaraan kurang 1 Ragam atraksi wisata 5 4 baik karena minimnya angkutan ke 2 Variasi aktivitas wisata 5 1 lokasi wisata. Kriteria jarak terhadap 3 Keunikan 5 4 jaringan transportasi dengan kelas kurang baik karena sesuai kriteria yaitu 4 Adat istiadat 5 1 lokasi wisata berjarak jauh dengan 5 Event wisata 5 1 jaringan transportasi umum, tidak tersedia transportasi umum serta waktu 6 Banyaknya kesenian 5 1 tempuh lama dengan laju kecepatan TOTAL 12 diantara10 - 20 km/jam. Sumber : Peneliti, 2016 Tabel 2 Potensi pariwisata dilihat dari Hasil pengharkatan potensi aspek atraksi wisata yang dianalisis pariwisata aspek sarana prasarana menggunakan pengharkatan dengan nilai terendah yaitu 6 dan nilai tertinggi yaitu No Kriteria Harkat Skor 30 maka didapat total skor 12 yang tergolong dalam kelas I yaitu potensi 1 Fasilitas akomodasi 5 2 rendah atau kurang mendukung. 2 Rumah makan/restaurant 5 1 Wisatawan yang mengunjungi gua 3 Sarana kebersihan 5 1 karst yang ada di Desa Cikarang 4 Sarana informasi 5 1 sebagian besar wisatwan mengunjungi gua Ciguha dan gua Gelam. Dan 5 Kesehatan 5 1 aktivitas yang dilakukan oleh seluruh 6 Cinderamata 5 1 wisatawan adalah penelusuran 7 Keamanan 5 1 Dari sampel yang di telah TOTAL 8 ditentukan oleh penulis, maka didapat 4 Sumber : Peneliti, 2016 mulut gua yang telah diketahui di Desa Hasil analisis menggunakan Cikarang. Fenomena geografis yang ada pembobotan dan pengharkatan dengan berpotensi menjadi daya tarik wisata di nilai tertinggi 35 dan nilai terendah Desa Cikarang ini, diantaranya adalah : adalah 7 adapun hasil yang didapat 1) Gua Gelam , dengan total skor 8 yang masuk dalam Gua Gelam adalah yang memiliki kelas 1 yaitu potensi rendah atau kurang. panjang lorong 402,20m , dengan jenis Sarana prasarana yang kurang ornament gua yang yang cukup mendukung dalam potensi pariwisata beragam, yaitu stalaktik , stalagmit, gua yang ada di Desa Cikarang. Karena tiangan, gordyn, helektit, canopy, dan tidak ada sama sekali fasilitas flowstone. Serta flora dan fauna yang pendukung untuk para wisatawan. Jika terdapat didalam gua seperti paku dilihat dari data hasil pengharkatan maka pakuan , lumut, kelelawar, walet , fasilitas akomodasi saja yang udang, dan laba – laba juga menjadi mendapatkan skor diatas kriteria yang salah satu kemenarikan gua Gelam. lain , itupun karena tersedianya rumah Cara penelusuran gua Gelam yang

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035 6 | Santosa, dkk. Potensi Wisata Gua Karst di Desa Cikarang Kecamatan Cidolong Kabupaten Sukabumi mudah karena lorong gua yang yang didapat Gua Alor Akon tidak horizontal , aliran sungai bawah tanah dikunjungi oleh wisatawan . yang jernih juga menambah 4) Gua Gandaria kemenarikan gua Gelam. Menurut Gua Gandaria adalah gua yang sudah data yang didapat , hanya sebagian menjadi gua fosil karena tidak lagi kecil wisatwan yang mengunjungi gua menunjukan proses karstifikasi , ini. panjang lorongnya adalah 160m. 2) Gua Ciguha Ornamen dan flora fauna yang ada di Dengan panjang lorong gua yang gua Gandaria sangatlah minim , mencapai 1.038m , gua Ciguha hanya ada sedikit stalaktit, stalagmit, merupakan gua dengan lorong dan sekumpulan kelelawar. terpanjang dari gua – gua yang Penelusuran gua ini cukup mudah menjadi sampel pada penelitian ini, karena lorongnya yang horizontal dan cara menelusuri gua Ciguha yang sulit kering. Sehingga gua ini kurang menjadi tantangan tersendiri bagi mendapat perhatian dari wisatawan wisatawan , medannya yang variatif sehingga gua Gandaria adalah gua dari mulai lorong gua yang vertikal yang jarang dikunjungi, sesuai dan horizontal mengharuskan dengan data yang didapat bahwa gua wisatawan mempersiapkan peralatan ini tidak dikunjungi oleh wisatawan. dan pengetahuan dalam teknik Wisatawan yang mengunjungi penelusuran gua. Ornamen yang gua di Desa Cikarang hampir sebagian terdapat di gua Ciguha cukup besar berasal dari Kota , beragam , seperti stalaktik , stalagmit, sedangkan sebagian kecilnya berasal tiangan, gordyn, helektit, canopy, dari Kota Sukabumi. Hal ini flowstone, soda straw , dan gordam. menunjukkan bahwa orientasi pariwisata Flora dan fauna yang ada juga cukup gua di Desa Cikarang ini lebih diminati beragam seperti kodok , ular, laba – wisatawan dari luar kota, sedangkan laba, walet , kelelawar, serta peminat yang berasal dari daerah itu tumbuhan khas gua. Sungai yang sendiri kurang begitu banyak. mengalir di lorong gua Ciguha Pengunjung yang mengunjungi gua di menandakan bahwa gua Ciguha Desa Cikarang ini banyak yang adalah gua aktif. Menurut data yang berprofesi sebagai pelajar dan didapat, Gua Ciguha merupakan gua mahasiswa, sehingga pendapatan yang paling banyak dikunjungi oleh perbulan pula mempengaruhi wisatawan wisatawan. datang pendapatan yang menengah 3) Gua Alor Akon kebawah. Gua Alor Akon adalah gua aktif yang Kebanyakan dari wisatawan yang cukup pendek, panjang lorongnya mengunjungi gua di Desa Cikarang hanya 80m . ornamen yang terbentuk berusia diantara 20 – 40 tahun hal ini didalam gua ini kurang beragam. dikarenakan pada umur tersebut manusia Hanya sedikit ornamen yang dapat merupakan umur produktif dan dilihat seperti stalaktit, stalagmite, cenderung memiliki pekerjaan dan tiangan dan flowstone. Flora dan membutuhkan refreshing karena merasa fauna yang ada juga kurang beragam, penat setelah bekerja dan melakukan hanya ditemukan sedikit tumbuhan , aktivitas di hari aktif kerja atau belajar di dan kelelawar. Lorongnya yang lembaga pendidikan, dalam usia sempit harus mengharuskan produktif juga wisatawan memiliki pengunjung merangkak untuk stamina yang kuat dan mampu menelusuri gua ini. Menurut data melakukan aktivitas wisata yang lebih Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7 beragam seperti berolahraga , dan di daerahnya , khususnya wisata gua khususnya di desa Cikarang ini Karst di Desa Cikarang Kecamatan wisatawan memilih untuk melakukan Cidolog. aktivitas penelusuran gua. 2) Dari beberapa gua yang ada, gua Wisatawan yang datang tidak Ciguha dan gua Gelam berpotensi membutuhkan obyek wisata alternatif dikembangkan menjadi daya tarik selain gua yang ada di Desa Cikarang. wisata terutama wisata minat khusus Minat wisatawan terhadap gua juga penelusuran gua, sehingga tinggi , motivasi wisatawan yang datang diharapkan menjadi perhatian sebagian besar ingin melakukan latihan pemerintah setempat dalam upaya penelusuran gua dan sebagian kecilnya pengembangan wisata di Desa memiliki motivasi melakukan eksplorasi Cikarang. gua. Seluruh wisatawan yang datang 3) Keberadaan gua karst di Desa juga sudah mempersiapkan peralatan Cikarang diharapkan dapat dijadikan untuk penelusuran gua serta mempunyai sebagai sarana penunjang kemajuan pengetahuan mengenai penelusuran gua. di berbagai bidang, selain di bidang Pernyataan Marpaung (2002) pariwisata , bidang yang lain seperti mengenai karakteristik wisatawan yang di bidang ekonomi yang diharapkan dilihat berdasarkan umur, jenis kelamin dapat memberdayakan masyarakat dan kelompok sosial ekonomi. Umur sekitar obyek wisata dan di bidang dapat menunjukkan karakteristik wisata akademik seperti adanya penelitian dari wisatawan sesuai antara hasil ilmiah serta peningkatan kualitas analisis dengan pernyataan Marpaung pembelajaran khususnya mata bahwa dengan dominan kelompok umur pelajaran Geografi di wilayah sekitar produktif cenderung memilih melakukan desa Cikarang. perjalana sendiri dan permintaan fasilitas 4) Adanya penelitian lebih lanjut dalam yang fleksibel, sederhana dan murah, rangka mengembangkan potensi usia produktif pula memiliki keinginan pariwisata gua kars di Desa Cikarang besar dalam berwisata. Dan jika dilihat , sehingga diharapkan potensi yang dari ciri – ciri wisatawan berdasarkan ada dapat dimaksimalkan dalam kriteria wisatawan gua , wisatawan yang rangka kebermanfaatan bagi datang berkunjung adalah wisatawan berbagai pihak, terutama bagi pelaku gua minat khusus. wisata dan masyarakat sekitar obyek wisata. KESIMPULAN Berdasarkan kesimpulan yang DAFTAR PUSTAKA telah diuraikan di atas menunjukkan Sumber Buku gambaran hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Maka terdapat Abdurachmat, I., E. Maryani.(1998). beberapa saran , adapun saran penelitian Geografi Ekonomi (Diktat Kuliah). sebagai berikut : Bandung: Jurusan Pendidikan 1) Dari hasil pengolahan data yang Geografi FPIPS IKIP Bandung dilakukan penulis, seluruh aspek potensi pariwisata gua kars yang ada Adiwikarta, S dan Tisnasomantri, A. di Desa Cikarang dinilai tidak (1998). Geomorfologi Umum. mendukung, hal ini diharapkan Bandung : Jurusan Pendidikan menjadi bahan pertimbangan bagi Geografi UPI. pemerintah dan stakeholder terkait keadaan potensi pariwisata yang ada

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035 8 | Santosa, dkk. Potensi Wisata Gua Karst di Desa Cikarang Kecamatan Cidolong Kabupaten Sukabumi Arikunto, Suharsimi.(2006). Prosedur Ko, R.K.T. (1997). Introduksi Penilitian Suatu Pendekatan Praktik Karstospeleologi. Tidak diterbitkan. (EdisiRevisi VI).Jakarta : Rika Cipta.

Bachri, TB. (1986). Pola Pengembangan Mulyadi, A. (1998). Mengenal Outdoor Gua Sebagai Objek Wisata. Bandung Activity Caving. Makalah Studi Karst : BPLP. dan Penelusuran Gua. Tidak diterbitkan. BAKOSURTANAL. (2001). Peta Rupabumi Lembar 1208-423, 1208- Pabundu Tika, M. (1997). Metode 424, 1208-441, 1208-442. : Penelitian Geografi. Jakarta : BAKOSURTANAL. Gramedia.

Bintarto. Dan Surastopo. (1979). Metode Pemerintah Desa Cikarang. (2002). Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES. Monografi Desa Cikarang Kecamatan Cidolog Kabupaten Brahmantyo, B dan Bachtiar, T. (2003). Sukabumi. Amanat Gua Pawon. Bandung : Kelompok Riset Cekungan Bandung. Rafi’i, S. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Penerbit Darmawijaya, I. (1990). Klasifikasi Angkasa, Bandung. Tanah. Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Reynold Sumayku. (2005). Air Dari Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Perut Bumi. Majalah National MadaUniversity Press. Geographic Indonesia Edisi Desember 2005. Jakarta : Gramedia. Departemen Pertambangan dan Energi. (1990). Peta Geologi Lembar Riduwan. (2011). Pengukuran Jampang dan Balekambang. Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta Environmental Geologist. (Tanpa Tahun). Workshop On Cave And Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Karst Management In Relation to Administrasi. Bandung : Alfabeta. Environmental Geologi. Sumaatmadja. Nursid. 1988. Study JANTERA. (2004). Laporan Eksplorasi Geografi Suatu Pendekatandan Karst Cikarang Kecamatan Cidolog Analisis Keruangan. Bandung: Kabupaten Sukabumi. Perhimpunan Alumni. Pecinta Alam Geografi UPI. Tidak diterbitkan. Sumarlin, Oka. (2005). Dampak Pemanfaatan Gua Terhadap Kondisi Kementerian Energi dan Sumberdaya Lingkungan Endokarst Di Desa Mineral. (2000). Kepmen ESDM No. Cikarang Kecamatan Cidolog 1456/K/20/MEM/2000, Tentang Kabupaten Sukabum. Bandung : Pedoman Pengelolaan Kawasan FPIPS UPI Kars. Jakarta : Kementerian Enegri dan Sumberdaya Mineral. Suwantoro. (2002). Penerapan dan pengertian pariwisata ramah lingkungan. Tidak diterbitkan. Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.

Yoeti, Oka. A (1996).Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Yoeti, Oka. A. (2008).Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.

Sumaatmaja, Nursid. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035