DARi Redaksi Profesionalisme sebagai Mahkota APIP

rofesionalisme selalu identik dengan sikap APIP pada posisi seharusnya. Tetapi, sebagaimana yang menjunjung tinggi nilai integritas, disampaikan Eko, untuk mewujudkan keinginan kejujuran, kompetensi, serta selalu tersebut, BPKP sebagai pembina APIP dapat bersinergi memegang teguh amanah. Untuk dapat dengan Forbes APIP. membangunP profesionalisme memang tidaklah Untuk itu, edisi kali ini, redaktur mencoba mudah. Perlu dibangun berbagai aspek atau hallmark mengangkat laporan utama tentang Profesionalisme untuk mendorong terbangunnya profesionalisme yang APIP saat ini dan kondisi yang diharapkan sehingga kokoh pada sebuah profesi. Bagi Aparat Pengawasan para APIP dapat bersinergi mengawal integritas tidak Intern Pemerintah (APIP), isu profesionalisme ini hanya di kementerian/lembaga dan pemerintah menjadi sangat menarik dan penting untuk dibahas. daerah, tetapi secara nasional. Bahkan, PP No 60 tentang Sistem Pengendalian Selain laporan utama tersebut, seperti biasanya, Intern Pemerintah (SPIP) sesungguhnya telah redaktur juga mengetengahkan berbagai informasi mengatur beberapa hal yang harus dipenuhi APIP yang diharapkan dapat menambah wawasan para untuk dapat menjalankan perannya secara profesional, APIP melalui rubrik akuntansi, auditing, hukum, (pasal 51 sampai dengan pasal 53). PP tersebut bahkan reformasi birokrasi. Di samping itu, redaktur mengatur tentang standar kompetensi auditor, juga menginformasikan pemberitaan seputar kegiatan kewajiban untuk menyusun kode etik APIP oleh BPKP dalam menjalankan peran konsultan dan quality organisasi profesi auditor, serta standar audit sebagai assurance, sebuah peran yang sangat membutuhkan 3 upaya untuk menjaga mutu hasil audit. Yang menarik profesionalisme. untuk dibahas adalah sudah sejauh mana APIP Redaktur berharap, tema yang kami sajikan pada membangun infrastruktur untuk tumbuh kembangnya edisi kali ini dapat diterima dan membawa manfaat sebuah profesionalisme dilingkungan APIP. prositif bagi para pembaca setia WP. Hal ini juga sejalan dengan keinginan WamenPAN Redaksi dan RB, Eko Prasojo yang ingin menempatkan

suasana pada saat rapat penentuan topik utama Majalah Warta Pengawasan

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 DAFTAR isi

Pelindung : Kepala BPKP 7 Pembina : Sekretaris Utama

Penasihat : Para Deputi Kepala BPKP

Penanggung Jawab: Momock Bambang Sumiarso

Kontributor Ahli: Binsar H. Simanjuntak, Achmad Sanusi, Iman Bastari, Ardan Adiperdana, Eddy Mulyadi Soepardi, Meidyah Indreswari, A.Animaharsi, Sidik Wiyoto, Elly Fariani, Hari Setiadi, Justan Siahaan, Priti Pratiwi “Khitah pengawas intern adalah mendukung pencapaian ki- Bakti, Dadang Kurnia, Priyatno, Bam- nerja satuan kerja. Pengawasan Intern harus dilakukan sejak bang Utoyo, Amdi Very Dharma, Ratna Tianti Ernawati, Rudy M. Harahap. dari tahap perencanaan hingga pelaporan….. “ (Wakil Presiden RI, Boediono pada acara Lokakarya Forbes Pemimpin Umum: APIP tahun 2012) Nuri Sujarwati 1 Dari Redaksi Pemimpin Redaksi: 2 Daftar Isi Tri Wibowo Round Up 5 Jangan Lupa Compesating Controlnya Pemimpin Administrasi: Warta Utama 4 Harry Bowo 8 Arti Profesionalisme Pengawas Intern 11 Hallmark Profesionalisme APIP di Redaktur Pelaksana: 19 Wakil Menteri PAN dan RB, Prof Eko Prasodjo: “Perlu UU Sistem Nani Ulina K. N Pengawasan Nasional” Redaktur Hananto Widyatmoko, Sudarsari Sjamsoe, Diana Chandra 8 Reporter Harry Jumpono, R.r. Sri Hartanti, Erwin Tarzani

Keuangan Ajat Sudrajat, Isnawati Ekarini

Desain Grafis Hilwiya Agustine, Idiya Zikra

Administrasi Dian Setyawati, Ika Nur Asizah

Fotografer Yustinus Santo Nugroho, Rosita Susilowati, Putriane 22 Deputi Bidang Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur, Kementerian PAN dan RB, Herry Yana Sutisna: “Kompetensi APIP Harus Sirkulasi Ditingkatkan Edi Purwanto, Adi Sasongko 24 Kepala Lembaga Administrasi Negara, Agus Dwiyanto: “Change Habbit, Change System and Winning The Mind” 26 Kepala BPKP, Prof. Mardiasmo, Ak., MBA: “Menuju APIP yang Profesional

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 DAFTAR isi

44 Humas sebagai Pilar Capai Strategi 21 46 BPKP Raih Peringkat ke-2 Keterbukaan Informasi Publik Reformasi Birokrasi 48 Warna Reformasi di Kota Solo 50 Walikota Palembang, Ir. H. Eddy Santana Putra: "Kota Palembang telah on the track dalam ber RB" Kolom 51 Upaya Membangun Strategi yang Efektif dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia 54 Apakah WTP Jaminan Tidak Ada Korupsi 57 Budaya Organisasi dan Kinerja Warta Daerah 30 Inspektur Utama KemenPPN/Bappenas, Slamet 59 Menuai Manfaat Implementasi SPIP di Sulteng Soedarsono: “ Forbes APIP SIap Rancang Pembentukan 60 Gubernur Kepulauan , H. Muhammad Sani: "Opini Asosiasi Profesi APIP” WTP di Tengah Tantangan Geografis dan Pemekaran 31 Praktik Jaminan Mutu hasil Pengawasan di BPKP 63 Mengangkat Kesejahteraan Melalui Pendidikan Gratis 34 Kapasitas SDM Masalah Utama Profesionalisma APIP di 65 Gubernur , Drs. H. Hasan Basri Agus, MM: "Jambi Daerah Emas 2015" Nasional 66 Para Kepala Daerah se-Sultra Bersinergi Raih Opini WTP 36 Konvensi Nasional Akuntansi VII: Dari Kepatuhan Menjadi SPIP 67 Implementasi SPIP Menuju Layanan Prima Seputar Kita 70 Menuai Berkah Usai Gempa 23 71 Bekerja Sama Menata Daerah Pasca Bencana 73 Gubernur Sumbar, :"Membangkitkam Motivasi Masyarakat Menuju Perbaikan Luar Negeri 74 Menyemai SPIP di Negeri COSO 5 GCG 76 Menilik Risiko Holdingisasi BUMN Budaya Kerja 78 Creating a Culture of Courage: The New Leadership Challenge Profesi 38 Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud, MD: Saatnya 80 IT Sederhana Tapi Menjawab Kebutuhan untuk Bertindak Apa Siapa Warta Pusat 81 Pakar Telematika, Onno W. Purbo: Minterin Tanpa Batas 40 Reform Exhibition: Menuju Birokrasi Bersih Cepat dan 82 Dewi Aryani, Anggota Komisi VII DPR RI: "Perlu Strategi Melayani Kehumasan untuk Membumikan Visi dan Misi BPKP 43 Siap menuju Zona Integritas MoU 84 Wujud Komitmen Tone at The Top BPKP dalam Berita 38 88 Mengawal Pelaksanaan Reformasi Birokrasi: Refleksi dan Tantangan Masa Depan 89 Tim TEPPA Penuhi Janji 90 BPK Studi Banding Pemeriksaan Investigatif ke BPKP 91 Tingkatkan Kualitas Auditor melalui Sidang Komite Sertifikasi JFA 92 Bangkit Lawan Korupsi 93 Cari PNS Berkualitas melalui Rekruitmen Terbuka 95 Seminar Kesehatan untuk Keluarga Berkualitas 96 Editorial

Alamat Redaksi/Tata Usaha: Gedung BPKP Pusat Lantai 1 Jl. Pramuka No. 33 Timur 13120 Tel/Fax. 62-021-85910031, pes 0102 dan 0103, Diterbitkan Oleh: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Bpkp) Berdasarkan: Keputusan Kepala Bpkp Nomor: Kep-816/K/SU/2012 Tanggal 26 Juni 2012 Stt Nomor: 958/Sk/Ditjen Ppg/Stt/1982 Tanggal 20 April 1982 Issn 0854-0519 Home-page: http://www.bpkp.go.id. e-Mail: [email protected]. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi.

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 round up

6

Sebuah dialog yang terjadi pada unit kerja Pengawas Intern Pemerintah. “Pak Badu sedang meriksa dimana ?” “Dinas A pak. Tugas lapangannya sudah selesai, sedang menyusun laporannya pak.” “Bapak langsung tugas ke Kantor B ya. Harus segera pak karena bulan depan laporannya sudah harus terbit..” “Waktunya berapa lama pak?” “Menurut perencanaan lima hari dalam kota, lima hari luar kota..” “Siap pak”

Keesokan harinya tim diterima dengan baik oleh Kepala Kantor B. “Silahkan Bapak-bapak untuk melakukan pemeriksaan di kantor kami. Kami siap dan terbuka..Kalau bapak membutuhkan data silakan minta pak Kepala Bagian Tata Usaha. Saya sudah perintahkan beliau untuk sepenuhnya melayani apa-apa yang Bapak-bapak butuhkan...Hanya ini sudah jam makan siang pak..apa tidak sebaiknya kita keluar makan siang dulu pak ”, ujar Kepala Kantor B ketika menerima tim audit. “Baik pak terima kasih..”

Sesaat tim mulai bekerja. “Pak Kabag, sesuai DPA SKPD kantor bapak tahun ini ada beberapa pekerjaan pengadaan . Tolong kami minta data mengenai kontrak pekerjaan dan bukti-bukti pembayarannya.. Setelah itu nanti kita jadwalkan bersama untuk tinjauan lapangannya ya..”, kata Ketua Tim Audit. “Baik pak..”

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 round up

ialog di atas mungkin sudah terasa biasa Terkait profesi APIP di Indonesia, masalah profesio­ ­ dan sering terjadi saat kita melaksanakan nalisme menjadi penting untuk dipertanyakan. Hal ini audit. Rutinitas pekerjaan yang panjang dan tidak lepas dari realita yang ada bahwa kualitas APIP di berulang-ulang bagi auditor dan auditee telah Indonesia masih membutuhkan banyak perbaikan di Dmembentuk pola kerja yang telah diterima seperti ‘standar beberapa sektor. Sebuah kajian menyebutkan bahwa kerja’. Tanpa disadari, secara perlahan pola kerja tidak lagi sebagian besar kapabilitas APIP di Indonesia masih ‘se­­ mematuhi standar profesionalisme yang berlaku. Jika kita kedar ada’. Berdasarkan kriteria IACM, konon ka­pa­­bilitas cermati dialog di atas, kita dapat melihat adanya beberapa sebagian besar APIP di Indonesia masih pada level satu pelanggaran terhadap prinsip-prin­sip profesionalisme atau ‘initial’. Hal ini tentunya me­ndorong mun­culnya seorang auditor. harapan besar dari masyarakat un­tuk meningkatkan pro­ Pada saat ini, tuntutan terhadap profesionalisme sebuah fe­sionalisme APIP. Tanpa pro­fesionalisme yang memadai, profesi menjadi sebuah keniscayaan.Profesionalisme mus­tahil kapabilitas APIP di Indonesia dapat meningkat menjadi sebuah landasan bagi ter­­­bangunnya sebuah hingga memenuhi harapan seluruh shareholder dan kepercayaan terhadap sebuah profesi. Tanpa itu, sebuah stakeholder-nya. profesi akan mengalami degradasi kepercayaan yang Liputan utama Warta Pengawasan kali ini akan selanjutnya akan mempengaruhi eksistensinya. membahas tuntas perihal profesionalisme di kalangan Pada dialog tersebut, tanpa disadari beberapa standar APIP. Pembahasan profesionalisme tidak bisa lepas dan 'best practice' telah dilanggar. Misalnya, dalam kondisi dari standar audit yang berlaku, sistem pengendalian tergesa-gesa seperti di atas, penyusunan perencanaan mutu, lembaga profesi, dan kapasitas para penyandang audit sering dilakukan 'ala kadarnya' dan terkadang hanya profesi. Untuk itu artikel ini akan membahas beberapa 'copy paste' dari audit sebelumnya. Menerima ajakan hal terkait dengan profesionalisme APIP tersebut. Selain makan siang, tanpa disadari dan sedikit banyak , dapat itu pandangan dan komentar dari kalangan internal dan mempengaruhi sikap independensi auditor. Selain itu, eksternal APIP juga akan disajikan sebagai pelengkap dari penjadualan inspeksi lapangan bersama-sama auditee pembahasan inin sudah mengurangi kualitas 'detective control' dari audit (triwib) itu sendiri.

7

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 8

Tidak ada profesi yang tidak profesional. Kata ‘profesional’ memang bagai sebuah bayangan yang melekat pada setiap profesi yang ada di dunia. Sebuah profesi tidak akan mendapatkan pengakuan dari lingkungannya jika para penyandang profesi tersebut tidak dapat menegakkan nilai-nilai profesionalisme. Misalnya, jika seorang dokter melakukan tindakan mala praktik atau bertindak tidak profesional, maka masyarakat akan mencibirnya. Seandainya hal itu terjadi berulang-ulang dan dilakukan oleh dokter yang lain, maka kepercayaan masyarakat terhadap profesi itu akan luntur. Akibatnya, masyarakat akan mencari pengobatan alternatif atau pergi berobat ke luar negeri. Profesi itu tidak akan mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Demikian juga dengan profesi lain seperti advokat, konsultan teknik, akuntan, atau lainnya. Sebuah kegagalan dalam penegakan profesionalisme akan mendatangkan masalah yang besar bagi keberadaan profesi tersebut.

“Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik, pemeriksa harus melaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan derajat integritas yang tertinggi. Pemeriksa harus profesional, obyektif, berdasarkan fakta, dan tidak berpihak.”

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Arti Profesionalisme Pengawas Intern Warta utama

emikian cuplikan pernyataan pada pengawasan intern secara kolektif harus memiliki Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lain yang yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa dibutuhkan untuk menjalankan tanggung jawabnya Keuangan RI (2007) yang mewajibkan dengan baik. Dseluruh pemeriksa keuangan negara untuk selalu Selain itu diuraikan lebih lanjut yaitu pimpinan menegakkan nilai-nilai profesionalisme. Selain SPKN, unit pengawas intern harus memperoleh saran beberapa standar serupa selalu mengemukakan dan asistensi yang kompeten jika staf pengawas kewajiban itu seperti The Standard for The Professional intern kekurangan pengetahuan, keterampilan, atau Practice of Internal Audit (SPPIA) yang diterbitkan kompetensi yang dibutuhkan sesuai kebutuhan oleh The Institute of Internal Audit (2002) dan Standar penugasan. Pengawas Intern harus memiliki Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan pengetahuan yang cukup untuk mengidentifikasikan Ikatan Akuntan Indonesia. Penegakan kecakapan indikasi kecurangan (fraud) tetapi tidak diharuskan (proficiency) dan menjaga perilaku profesional (due memiliki seorang ahli untuk mendeteksi dan profesional care) harus melekat pada diri auditor investigasi kecurangan (fraud). dimanapun ia bertugas. Hal ini menjadi bagian dari Due professional care diartikan sebagai pengawas standar umum. inter­nal harus menerapkan kepedulian dan memiliki ketrampilan sebagai pengawas intern yang kompeten Profesionalisme Pengawas Intern dan hati-hati. Hal ini bukan berarti tidak mungkin Pada umumnya profesi diartikan sebagai ber­buat salah. Selain itu p=engawas intern harus pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok selalu mengasah pengetahuan, ketrampilan, dan yang me­ngandalkan suatu keahlian tertentu kompetensi lain melalui continuing professional dan menjadi nafkah hidup bagi penyandangnya. development. Profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktikkan suatu keahlian tersebut. Kusnanto Hallmark Profesionalisme menyebutkan profesional adalah seseorang yang Terbangunnya profesionalisme sebuah profesi, memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan­ tertentu. umumnya ditandai dengan beberapa hallmarks atau 9 Sedangkan arti profesionalisme diungkapkan oleh tanda-tanda. Hal ini diungkapkan oleh Spencer Pickett Oerip R Poerwopuspito sebagai sikap yang mengacu (2003) pada bukunya The Internal Auditing Handbook. pada peningkatan kualitas profesi. Tanri Abeng (2002) Ia menyebutkan tanda-tanda tersebut, meliputi : menambahkan bahwa profesionalisme harus mampu 1. Memiliki kerangka umum pengetahuan yang menguasai ilmu pengetahuan secara mendalam, je­las ( a common body of knowledge atau CBOK). mampu melakukan kreativitas dan inovasi atas CBOK mencerminkan sebuah tingkat pengetahuan bidang yang digelutinya, serta mampu berpikir minimal yang harus dipelajari dan dipahami positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas oleh setiap penyandang profesi agar dapat profesi. Pengertian yang lebih jelas menyebutkan menjalankan profesinya. CBOK ini juga yang bahwa profesionalisme berasal dari kata profesional menjadi karakteristik atau kekhususan dari sebuah yang mempunyai makna yaitu berhubungan dengan profesi. profesi dan memerlukan keahlian khusus untuk men­ 2. Memiliki program pendidikan dan pelatihan.Pe­ jalankannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994). nyandang profesi harus mampu menjaga keahlian Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku, dan kualitas diri dalam menjalankan profesinya. keahlian atau kualitas dari seseorang yang profesional Untuk itu, sebuah profesi harus didukung dengan (Longman, 1987). program pendidikan dan pelatihan yang baik dan Professional Practice Framework (PPF) yang berkelanjutan. Pendidikan dan pelatihan dengan diterbitkan oleh IIA (2003), menyebutkan salah program dan kurikulum yang tepat akan menjaga satu attribute standar bagi pengawas intern adalah kualitas setiap individu penyandang profesi proficiency (kecakapan) dan due professional care hingga ia layak dikategorikan sebagai insan yang (menjaga sikap profesional). Proficiency diartikan profesional. bahwa pengawas intern harus memiliki pengetahuan 3. Memiliki Kode Etik. Kode Etik merupakan sistem (knowledge), keterampilan (skill), dan kompetensi norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang lain yang dibutuhkan untuk menjalankan tanggung secara tegas menyatakan apa yang baik dan boleh jawabnya dengan kinerja yang baik. Aktivitas­ bagi penyandang profesi, dan apa yang tidak

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utama

baik dan tidak boleh. Hal ini untuk memenuhi yang tidak dapat memenuhinya. kebutuhan profesi dalam menjaga kualitas sikap 10. Penegakan sanksi atas pelanggaran. Hal ini meru­ dan perilaku setiap individu penyandang profesi- pakan jaminan bahwa setiap penyandang profesi nya. Untuk itu kode etik profesi harus dapat memiliki kinerja sesuai standar sebagai kewajiban dirumuskan secara jelas dan dipahami oleh setiap formal dari profesi kepada masyarakat. Pemberian penyandang profesi. sanksi yang tegas atas setiap pelanggaran akan 4. Memiliki kesulitan teknis tertentu. Layanan mendorong setiap individu penyandang profesi pro­­fesi memiliki tingkat kesulitan tertentu untuk bekerja secara cermat, teliti, dan hati-hati. yang berhubungan dengan kerangka umum 11. Memiliki jurnal. Sebuah profesi umumnya memiliki pengetahuannya. Kesulitan ini dapat ditangani sarana pengembangan profesi berupa jurnal atau oleh seorang profesional setelah melalui majalah. Selain sebagai ajang pengembangan pendidikan dan pelatihan tertentu. profesi, melalui media ini dapat digunakan 5. Adanya organisasi profesi. Sebuah profesi harus sebagai sarana penyampaian wacana dan ide-ide memiliki lembaga profesi yang mencerminkan pemikiran terkait profesinya, hal ini juga untuk kepentingan anggota dan menjaga kualitas membangun transfer knowledge dan komunikasi layanan yang diberikan. Pada lembaga ini kita sesama anggota profesi serta komunikasi publik akan melihat adanya status resmi dari organisasi, dengan masyarakat dalam menjaga eksistensinya. pimpinan dan staf pengelola, logo, keanggotaan, Selain kode etik yang dibangun dalam rangka rapat dan seminar yang berjalan rutin, beberapa menjaga integritas, kehormatan, dan karakter profesi, komisi sesuai kebutuhan, adanya dibutuhkan juga sebuah standar kerja kontrak dengan anggota, dan riset- yang menjaga agar metode kerja riset. dilaksanakan secara konsisten dan 6. Adanya praktisi yang berkualitas. terorganisir. Hal ini yang membuat Nama besar se­buah profesi sering profesi menjadi sebuah aktivitas tercipta karena kualitas istimewa yang sistematis, disiplin dan unik. 10 anggotanya. Namun setidaknya, The IIA telah menerbitkan standar setiap penyandang profesi harus tersebut yang disebut Professional memiliki kualitas yang me­me­nuhi Practice Framework (PPF) yang standar minimal tertentu. Untuk terdiri dari standar umum profesi itu setiap penyandang profesi (attribute standard) dan standar harus memiliki sertifikasi atau lisensi sebagai kinerja (performance standard). Sedangkan untuk tanda formal bahwa ia memenuhi standar minimal pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab tersebut. Hal itu diperolehnya melalui ujian dari keuangan negara di Indonesia, BPK RI menerbitkan organisasi profesi. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara yang terdiri 7. Adanya layanan pada masyarakat. Hal utama pada dari Standar Umum, Standar Pelaksanaan Pemeriksaan sebuah profesi adalah adanya layanan tertentu Keuangan, Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan, pada masyarakat. Masyarakat akan merasakan Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja, Standar kehadiran profesi tersebut jika mendapatkan Pelaporan Pemeriksaan Kinerja, Standar Pelaksanaan layanan yang baik dari penyandang profesi Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu, dan Standar dan dapat memenuhi kebutuhannya. Hal ini Pelaporan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu. menunjukkan peran penting dari profesi tersebut Tanda-tanda sebuah profesionalisme tersebut di pada kehidupan masyarakat. atas merupakan kelengkapan yang harus dibangun 8. Pengendalian atas layanan. Tidak dapat dikom­ oleh setiap profesi yang ada. Semakin banyak tanda- promikan lagi bahwa seorang profesional harus tanda yang dimiliki maka semakin kuat pondasi bagi memberikan layanan sesuai standar yang berlaku sebuah profesi dalam menjaga eksistensinya. Semakin pada kliennya. Untuk itu harus terbangun sebuah tinggi kualitas tanda-tanda tersebut maka semakin pengendalian atas kualitas layanan yang diberikan kuat kepercayaan yang akan diperolehnya. Hal inilah oleh seorang penyandang profesi. yang perlu dibangun oleh setiap profesi, termasuk 9. Adanya penilaian kepatuhan terhadap peraturan. profesi intern auditorn Lembaga profesi harus menegakkan peraturan (triwib) yang berlaku dan memberi sanksi pada anggota

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 11

11

Sebagaimana diungkapkan pada artikel sebelumnya, membangun dan menjaga sebuah profesionalisme tidaklah mudah. Untuk mewujudkan itu dibutuhkan beberapa kriteria atau faktor pendukung yang kuat. Menurut Pickett (2003) setidaknya ada sebelas hall- marks atau tanda-tanda yang menunjukkan terbangunnya profesionalisme yang kuat pada sebuah profesi. Hal ini tentunya berlaku juga bagi kalangan Aparat Pengawasan Inter­n Pemerintah atau APIP. Untuk itu akan menarik jika kita melihat, bagaimana dengan kondisi tanda-tanda itu pada APIP di Indonesia saat ini. Dengan melihat hal itu, setidaknya kita mendapatkan pandangan yang jelas tentang kondisi existing yang ada sebagai bahan untuk melangkah ke depan.

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utama

Financial Accounting, Data Gathering, Managerial allmark per­­ Accounting, Government, Legal, Finance, Taxes, tama, terkait Quantitative Methods, Marketing, Statistic, de­ngan a Economics, dan International. common CBOK pengawasan internal di dunia inter­ body of knowledgeH atau CBOK dari nasional maupun di Indonesia relatif tidak Pengawasan In­ternal. Sejak awal abad berbeda. Hal itu karena tuntutan regulasi dan ke-21, perubahan peran pe­ngawas standar serta landasan teoritis yang digunakan intern pada sektor kor­porasi maupun tidak berbeda. Dengan demikian dapat dikatakan sektor pemerintahan­ berkembang pesat. bahwa CBOK pengawasan intern di Indonesia saat Jika pada awalnya, pengawas intern hanya ini sudah cukup jelas. Di Indonesia, penerapan dipandang sebagai ‘internal check’ atau kaidah-kaidah pengawasan intern modern melakukan­ pengujian kebenaran sebuah pada sektor korporasi memang lebih maju transaksi, selanjutnya sejak era tahun 60-an, dibandingkan pada sektor pemerintahan. Namun berkembang menjadi ‘watch dog’ yang mela­ ­ dengan terbitnya Peraturan Pemerintah nomor kukan pengawalan terhadap jalannya orga­nisasi 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian dan memberikan teguran jika terjadi suatu Intern Pemerintah yang mengadopsi dari Internal penyimpangan atau kesalahan. Pada akhir abad Control dari COSO, maka hal yang sama akan ke-21, peran pengawas intern semakin strategis terjadi pada sektor pemerintahan. Terbitnya dengan menjadi konsultan dan ‘assurance’ ketentuan tersebut memberi kejelasan bahwa yang diharapkan dapat mem­beri nilai tam­ peran pengawas intern sektor pemerintahan di bah dan meningkatkan kualitas operasional Indonesia saat ini tidak sekedar menjadi ‘watch 12 organisasi. Perubahan ini diikuti dengan CBOK dog’ namun sudah menjadi unit konsultan dan dari pengawas internal. Jika dahulu pengawas ‘assurer’. Para pengawas intern di Indonesiapun intern banyak bergelut dengan ilmu akuntansi harus memiliki pengetahuan yang memadai saja, saat ini telah berkembang pesat terkait untuk menjalankan perannya itu. dengan governance, internal control, dan risk Hallmark kedua terkait dengan program ma­na­gement, selain masih dibutuhkannya pendidikan dan pelatihan profesi. Sebuah profesi pengetahuan auditing dan akuntansi. harus didukung oleh sebuah program pendidikan Pada buku Robert Moeller (2009) berjudul dan pelatihan yang baik guna menjaga kapasitas Brink’s Modern Internal Auditor : A Common Body para penyandang profesinya. Bagi kalangan APIP of Knowledge, disebutkan CBOK Internal Auditor di Indonesia saat ini, pelatihan dan pendidikan terdiri dari Latar Belakang Pentingnya Pengawasan telah didukung dengan adanya Pusat Pendidikan Intern (Internal Control Framework seperti COSO, dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP COBit, SOX, etc), Perencanaan dan Pelaksanaan dan diklat-diklat mandiri yang diadakan oleh Pengawasan Intern, Peng­organisasian dan masing-masing instansi pemerintah. Secara Pengelolaan Aktivitas Penga­ ­wasan Intern, rutin, unit pengawasan intern menyelenggarakan Dampak Teknologi Informasi pada Pengawasan diklat terkait sertifikasi dan penjenjangan auditor. Intern (Review IT Control, Cybersecurity and Selain itu diklat-diklat dengan materi subtansi Privacy­ Controls, ect), Pengawasan Intern dan tertentu dilaksanakan baik secara mandiri atau­ Enterprise Governance, dan Profesionalisme pun bekerja sama dengan Pusdiklatwas BPKP. Pengawas Intern. Sedangkan The Institute of Pusdiklatwas BPKP merupakan unit kerja Internal Auditor (IIA) mengungkapkan 20 jenis yang cukup kapabel dalam menyelenggarakan disiplin ilmu yang dibutuhkan pengawas intern pendidikan dan pelatihan di bidang pengawasan yaitu: Reasoning, Auditing, Communication, internal. Hal itu tercermin dari akreditasi dan Ethics, Organization, Sociology, Fraud, Computer, sertifikasi yang dimilikinya. Akreditasi yang Hallmark Profesionalisme APIP di Indonesia Warta utama

dimiliki Pusdiklatwas BPKP meliputi akreditasi diklat dan proyeksi di masa mendatang. Domain pembentukan auditor, diklat fungsional auditor, penugasan pengawas internal juga lebih luas diklat pra jabatan dan kepemimpinan, dan beberapa dan membutuhkan pengetahuan yang lebih diklat teknis di bidang pengelolaan keuangan mendalam tentang operasional organisasi negara seperti pengadaan barang dan jasa. Selain yang ditangani. Pengawas Internal harus benar- itu Pusdiklatwas BPKP telah memperoleh ISO 9001 : benar menguasai karakteristik dan kondisi 2008 dari TUV NORD Jerman. Tak hanya bagi kalangan lingkungan intern dan ekstern bisnis organisasi. APIP dalam­ negeri, unit kerja ini pernah bekerja Hal ini berkaitan erat dengan pemberian jaminan sama dengan unit pengawasan intern Timor Leste terhadap efektivitas tata kelola (governance), dan Vietnam untuk melatih aparatnya. Pada tahun pengelolaan risiko, dan sistem pengendalian 2011, Pusdiklatwas BPKP menyelenggarakan 378 intern organisasi. kelas dengan peserta sebanyak 10.948 orang. Peserta Di Indonesia, secara normatif tingkat ke­ berasal dari kementerian dan lembaga (4.014 orang), sulitan yang dihadapi oleh pengawas intern pemerintah daerah (3.392 orang), BPKP (2.967 orang), tidak berbeda dengan negara lain. Dengan TNI/Polri (215 orang), perusahaan negara (93 orang), peran dan fungsi yang sama, tingkat kesulitan Rumah Sakit (109 orang), Universitas (140 orang), yang dihadapipun akan sama. Namun ada satu dan Negara Lain (18 orang). Dengan demikian dapat hal yang perlu dicermati. Sebagian pimpinan dikatakan, program pendidikan dan pelatihan APIP organisasi atau instansi pemerintahan di Indo­ di Indonesia sudah memiliki infrastruktur yang cukup nesia masih tertanam persepsi bahwa peran kuat. dan fungsi pengawas intern masih sekedar Hallmarks ketiga terkait dengan keberadaan ‘watch dog’ bagi organisasi. Dengan persepsi dan penegakan kode etik profesi. Pada saat ini ini, kepercayaan yang diberikan masih sempit kode etik APIP telah diatur pada Peraturan Menteri dan baru sekedar memenuhi kebutuhan pim­ Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/4/M. pinan, bukan kebutuhan organisasi atau 13 PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP. Peraturan ini stakeholder.­­­ Dampaknya, tugas yang dija­lan­ mengatur tentang prinsip-prinsip dan aturan perilaku kan unit pengawas intern umumnya baru bagi auditor dan pegawai negeri yang diberi tugas penugasan yang bersifat ‘compliance’, belum oleh APIP. Dalam ketentuan ini disebutkan bahwa mengarah pada pembentukan‘performance’, prinsip-prinsip perilaku APIP adalah integritas, obyektif, ‘accountability’, atau ‘conformance’ organisasi . menjaga kerahasiaan, dan kompetensi. Disebutkan Dengan kondisi ini tingkat kesulitannya tidak juga adanya Badan Kehormatan Profesi untuk setinggi unit pengawas intern lain yang sudah mengawal pelaksanaan kode etik ini. menjalankan fungsi konsultan dan pemberi Selain aturan mengenai kode etik, Kementerian jaminan. PAN dan RB juga menerbitkan Peraturan Menteri Hallmark kelima terkait dengan keberadaan Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: organisasi profesi. Kondisi organisasi profesi PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat APIP di Indonesia saat ini belum sepenuhnya Pengawasan Intern Pemerintah. Peraturan ini sebagai sesuai dengan ‘best practice’ sebagaimana standar kerja APIP agar mutu kerja dapat terjaga. dilakukan oleh profesi lain. Pada saat ini, Hallmark keempat terkait dengan adanya tingkat dalam rangka mengakomodasi kepentingan kesulitan tertentu dalam menjalankan profesi. Jika profesi,­ terdapat Forum Bersama APIP dibandingkan pengawas ekstern, tingkat kesulitan sebagai forum komunikasi bersama pengawas intern lebih tinggi dan kompleks. Dalam antar unit kerja APIP se-Indonesia. menjalankan tugas, pengawas ekstern lebih banyak Forum ini secara rutin me­ berkecimpung dengan data-data masa lalu, sedangkan ngadakan pertemuan dan pengawas intern tidak hanya berkecimpung de­ acara­ pengem­ bangan­ ngan data-data masa lalu, namun data-data saat ini profesi seperti

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Seminar banyak auditor bersertifikat. Hasil evaluasi Nasional. menunjukkan jumlah audtor yang dibutuhkan Lembaga ini telah APIP Pusat dan Daerah berjumlah 46.560 auditor. memiliki status formal, Dengan ketersediaan sebesar 7.837 auditor, pimpinan, lambang orga­nisasi, maka saat ini masih dibutuhkan 38.723 auditor. anggota, dan pertemuan reguler­ dan Selain peningkatan kualitas individu seminar, namun lembaga ini belum di­ auditor, kualitas unit pengawas intern juga du­kung dengan ja­jaran staf yang kerja mempengaruhi profesionalisme auditor. Saat full time, komite-komite sesuai kebutuhan, ini APIP di Indonesia tengah membangun kontrak individu dengan anggota, dan komisi kapabilitas APIP dengan pendekatan IA-CM. ri­set sebagaimana lembaga profesi lain.Dengan Upaya untuk meningkatkan kapabilitas APIP kondisi ini kemampuan organisasi profesi untuk yang dilakukan oleh Pusat Pembinaan Jabatan mendukung pengembangan profesi anggota Fungsional Auditor melalui pengusulan strategi menjadi terbatas. pembinaan auditor dan tata kelola APIP yang Hallmark keenam terkait dengan kebe­ komprehensif. radaan praktisi yang berkualitas. Pada saat ini Hallmark ketujuh terkait dengan adanya di Indonesia terdapat 579 unit kerja APIP yang layanan pada masya­rakat. Sebagai ‘consultant’ terdiri dari 55 unit APIP Pusat dan 524 unit APIP dan ‘assurrer’, profesi pengawas intern memiliki Daerah. Hingga 31 Desember 2011, dari total berbagai jenis layanan yang dapat diberikan jumlah pegawai APIP sekitar 20.000 pegawai, pada ‘klien’nya. Yang menjadi ke­unikan tersendiri, hanya sebanyak 7.837 pegawai yang sudah jika profesi lain menempatkan masyarakat memiliki sertifikasi sebagai pejabat fungsional umum sebagai ‘klien’, maka pengawas intern auditor (PFA) atau sekitar 40% dari total pegawai 14 menempatkan pimpinan dan unit kerja lain APIP. Dari jumlah tersebut, sebaran di BPKP sebagai ‘klien’-nya. ‘Masyarakat’ bagi pengawas sebanyak 3.329 pegawai ( 42,47%), APIP Pusat intern ada­lah pimpinan organisasi dan unit kerja sebanyak 1.869 pegawai (23,84%), dan APIP lain dalam organisasi yang membutuhkan jasa Daerah sebanyak 2.639 pegawai (33,67%). konsultansi atau penjaminan darinya. Dengan demikian dari pengawas intern yang Pada jajaran pemerintahan di Indonesia, jenis ada, baru sekitar 35 % telah memiliki sertifikasi la­ya­nan yang diberikan oleh APIP juga mengalami sebagai auditor. per­kembangan secara pesat, terutama­ pada Jumlah tersebut di atas bukanlah satu- APIP Pusat. Jika sepuluh tahun yang lalu APIP satunya indikator yang menunjukkan kualitas masih ber­kutat dengan kegiatan audit ketaatan praktisi pengawas yang ada saat ini. Tuntutan dan audit operasional, saat ini jenis layanan keahlian auditor saat ini tidak cukup dengan sudah berkembang pesat dengan­ jenis layanan sertifikasi yang bersifat umum saja, namun lain seperti reviu laporan keuangan, evaluasi harus didukung oleh sebuah spesialisasi. Masih kebijakan, hingga mendeteksi fraud. Contohnya, maraknya kasus korupsi saat ini membutuhkan Inspektorat Kementerian Pertanian sudah auditor-auditor yang memiliki sertifikasi sebagai melakukan reviu terhadap penyusunan laporan ‘investigator’ seperti CFE atau yang sejenis. keuangan Kementerian Pertanian dan evaluasi Pesatnya perkembangan teknologi informasi terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh saat ini juga membutuhkan auditor-auditor Kementerian Pertanian. Inspek­torat Kementerian yang memiliki sertifikasi sebagai ‘auditor sistem Pekerjaan Umum juga telah melakukan layanan berbasis komputer’ seperti CISA atau sejenisnya. berupa evaluasi terhadap proses pengadaan Praktisi berkualitas yang terspesialisasi seperti barang dan jasa. Inspektorat Kementerian inilah yang masih sangat minim jumlahnya. Keuangan saat ini banyak berperan untuk Hasil evaluasi Pusat Pembinaan JFA melakukan pembinaan terhadap penerapan menunjukkan, pada saat ini masih dibutuhkan

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Hallmark Profesionalisme APIP di Indonesia Warta utama

control self assessment di lingkungan Kementerian ngendalian mutu tentang penyusunan rencana Keuangan. strategis, perencanaan audit APIP, penyusunan Jenis layanan yang mendekati peran dan fungsi rencana dan program kerja audit, supervisi audit, pengawas­ intern modern telah dilakukan oleh pelaksanaan audit, pelaporan audit, pemantauan BPKP. Saat ini, BPKP telah melakukan sosia­lisasi dan tindak lanjut hasil audit, dan tata usaha dan SDM. bim­bingan teknis penerapan ma­na­jemen risiko Aturan ini ditujukan pada seluruh APIP meliputi dan sistem pengendalian intern pada berbagai BPKP, inspektorat K/L, inspektorat provinsi, dan kementerian/lembaga/pemerintah daerah(public inspektorat kabupaten/kota. sector) serta BUMN dan BUMD (private sector) . Salah satu hal menarik yang diatur da­ BPKP juga membantu penerapan good corporate lam ketentuan ini adalah dalam mela­ku­kan governance, key performance indicator, manajemen perencanaan audit, APIP harus memper­tim­ kinerja, mana­­ jemen­ aset, dan penyusunan bangkan risiko yang ada atau sudah menerapkan laporan ke­uangan, yang semua itu dila­kukan risk based audit. Hal ini merupakan kemajuan dalam rangka membantu instansi pemerintah karena risk based audit merupakan salah satu mencapai tujuannya­­ secara efisien dan efektif. metode pengawasan yang modern. Selain peran sebagai konsultan, peran sebagai Hallmark kesembilan terkait dengan assurer dijalankan­ BPKP dengan melayani berbagai pe­­ni­laian kepatuhan terhadap ketentuan. permintaan bantuan seperti monitoring Dana Pada tahun 2012 Kementerian PAN dan RB Alokasi Khusus, audit investigasi, perhitungan menerbitkan Permenpan Nomor 28 Tahun kerugian negara, atau penyelesaian hambatan 2012 tentang Pedoman Telaah Sejawat Hasil 15 kelancaran pembangunan. Evaluasi kinerja Audit APIP. Peraturan ini mengatur tentang ter­­hadap pemerintah daerah juga dilakukan kendali mutu hasil pengawasan APIP. Hingga untuk membantu Kementerian PAN dan RB dan saat ini ketentuan ini belum diimplementasikan 15 Kementerian Dalam Negeri. secara penuh. Penilaian kepatuhan APIP masih Dengan kondisi tersebut di atas, tampak mengacu pada peraturan disiplin pegawai negeri jenis layanan APIP di Indonesia telah mengalami yang umum berlaku dan menjadi bagian dari perkembangan yang pesat. Semakin lama se­ pengawasan oleh pengawas ekstern. Dengan makin besar peran APIP dalam memberikan demikian adanya pelaksanaan pengawasan sumbangannya pada proses pe­nyelenggaraan yang substandard belum dapat ditangani secara pemerintahan dan pembangunan di Indonesia, tepat. khususnya dalam membangun tata kelola, penge­ Hallmark kesepuluh terkait dengan pem­ lolaan risiko, dan sistem pengendalian yang efektif. berian sanksi terhadap pelanggaran. Sejalan Walaupun belum sepenuhnya dapat menjalankan dengan masih lemahnya penilaian kepatuhan peran APIP sebagaimana pada negara maju, dan kendali mutu APIP, pemberian sanksi namun kemajuan ini sangat berarti dalam mem­ terhadap pelanggaran oleh APIP juga masih perkuat posisi profesi APIP. lemah. Pemberian sanksi karena adanya pe­ Hallmark kedelapan terkait dengan pengen­ ­ langgaran oleh APIP atau SPI BUMN/BUMD dalian terhadap layanan. Setiap jenis layanan selama ini masih didasarkan pada ketentuan yang diberikan sebuah profesi harus memiliki kepegawaian atau hukum pidana yang kualitas pengendalian yang memadai untuk berlaku secara umum. menjaga mutu layanannya. Pada tahun 2009, Hallmark ke sebelas terkait dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara keter­sediaan jurnal ilmiah. Saat ini dan Reformasi Birokrasi menerbitkan Permenpan cukup banyak sarana publikasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali yang diterbitkan oleh APIP Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. di Indonesia. Namun Ketentuan ini mengatur tentang pedoman pe­ demikian, sarana

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utama

tersebut masih minim dengan konten yang bersifat Badan Kehormatan Profesi. Badan ini bertugas menga­ ilmiah atau materi yang dapat mengembangkan wal pene­gakan etika para anggota APIP. Namun demi­ profesionalisme APIP. Selama 20 tahun, BPKP telah kian, hingga saat ini belum ada informasi adanya APIP menerbitkan Majalah Warta Pengawasan yang dise­ yang telah membentuk Badan tersebut. Kondisi ini barkan kepada seluruh APIP di Indonesia. Sebagian besar mempertegas perlunya penguatan Forum Bersama APIP kon­ten Majalah ini berisikan artikel yang bersifat ilmiah, menjadi sebuah lembaga profesi yang lebih ‘bersuara’. walaupun ada juga konten yang bersifat reportase ke­ 2. Kecukupan dan kelayakan standar dan pedoman. giatan pengawasan di Indonesia. Beberapa Inspektorat Dengan perkembangan peran dan fungsi APIP saat K/L juga menerbitkan media serupa sebagai media ini, muncul sebuah pemikiran, apakah pelaksanaan intern pada instansi masing-masing. tugas dan fungsi tersebut telah didukung oleh standar Media seperti ini penting dalam membangun dan pedoman yang memadai sebagai acuan dalam profesionalisme anggota, karena melalui media tersebut penilaian mutu. Saat ini Kementerian Negara PAN dan anggota dapat menyampaian hasil riset, pemikiran, dan RB telah menerbitkan beberapa peraturan terkait itu pengalaman yang masih­ berkaitan dengan a common seperti PermanPAN No 4 Tahun 2008 tentang Kode Etik body of knowledge profesi. Dengan demikian terbangun APIP, PermenPAN No 5 Tahun 2008 tentang Standar Audit transfer knowledge dan berbagi informasi yang kuat APIP, PermenPAN dan RB no 19 tahun 2009 tentang antar anggota profesi, hingga setiap anggota dapat Pedoman Kendali Mutu APIP, dan PermenPAN dan RB No memperoleh pengetahuan terkini di bidangnya. 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaah Sejawat Hasil Jika kita cermati kesebelas tanda-tanda itu, dapat Audit APIP. Standar dan pedoman tersebut memang dilihat infrastruktur profesionalisme APIP di Indonesia mem­beri acuan yang baik bagi APIP di Indonesia. masih membutuhkan pembangunan lebih lanjut. Namun beberapa pihak masih mempertanyakan apakah Walaupun karakteristik APIP tidak sepenuhnya dapat sudah tepat jika standar dan prosedur dikeluarkan dibandingkan dengan pro­fesi lain, dimana APIP terikat oleh sebuah instansi pemerintah, bukan oleh lembaga oleh peraturan pegawai negeri, namun infrastruktur profesi. Selain itu standar dan pedoman tersebut baru tersebut perlu dibangun se­­bagaimana profesi lain­ mengatur pelaksanaan tugas dalam bentuk audit, belum 16 nya. Terkait hal tersebut, ter­dapat beberapa isu jenis pekerjaan lain seperti reviu, monitoring, evaluasi, yang berkembang terkait dengan pembangunan atau bentuk pengawasan lainnya. Tanpa kecukupan profesionalisme APIP di Indonesia, yaitu : standar dan pedoman, profesionalisme anggota dalam menjalankan peran dan fungsi tersebut akan sulit 1. Keberadaan organisasi profesi APIP dijaga. Keberadaan organisasi profesi yang kuat memiliki peran stra­tegis dalam membangun profesionalisme. Pada 3. Kualitas sistem pengendalian mutu . umum­nya sebuah profesi, organisasi profesi berwenang Banyak pihak yang beranggapan bahwa penilaian untuk mengatur dan menjaga profesionalisme se­ kinerja pengawas intern mutlak milik pimpinan orga­ tiap penyandang profesi. Penyusunan standar dan nisasi atau dewan direksi sebagai shareholder-nya. pedoman, pengawasan atas pelaksanaan, pemberian Banyak yang belum memahami pemberian laya­ sanksi atas pelanggaran, pelaksanaan riset, dan nan oleh unit pengawasan intern pun dikawal oleh penye­lenggaraan seminar pengembangan profesi sejumlah aturan dan norma-norma berupa peraturan, menjadi domain organisasi ini. Saat ini di Indonesia standar, ataupun pedoman, yang berlaku internasional telah berdiri Forum Bersama APIP sebagai wadah para maupun nasional. Norma-norma tersebut meliputi APIP untuk mengembangkan diri. Namun lembaga nor­­ma ­sikap dan perilaku, kompetensi, maupun tek­nis ini belum berfungsi sebagaimana organisasi profesi operasional. Kekurangan pemahaman ini me­ngakibatkan pada umumnya.Keter­­ ­batasan bentuk organisasi dan banyak pihak kurang peduli terhadap kualitas sistem wewenang me­ngakibatkan keterbatasan peran dalam pengendalian mutunya. Saat kinerja layanan pengawas menegakkan profesionalisme anggotanya. Hal ini intern di bawah standar, jarang ada yang mengetahui, merupakan salah satu permasalahan dalam membangun bagaimana proses kendali mutu harus bekerja. profesionalisme APIP di Indonesia saat ini. Kementerian PAN dan RB saat ini telah menerbitkan Satu hal yang terkait dengan hal ini, dalam rangka standar audit, pedoman kendali mutu dan pedoman penegakan etika profesi, Menteri Negara PAN dan RB telaah sejawat APIP. Namun hingga saat ini belum telah menerbitkan peraturan tentang kode etik APIP, terbangun proses monitoring dan evaluasi terhadap dimana salah satunya mengatur tentang pembentukan pelaksanaan ketentuan tersebut. Hal ini membuat banyak pihak menilai sistem kendali mutu APIP masih belum memadai.

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 (triwib) Warta utama Langkah Awal Terwujudnya Organisasi Profesi APIP

ebutuhan akan keberadaan organisasi profesi pimpinan di BPKP dan Forbes APIP. APIP segera direspon positif oleh kalangan APIP. Eko juga menggarisbawahi tugas organisasi profesi Dengan dukungan dari Wakil Menteri PAN dan yang direncanakan akan diresmikan bersamaan dengan RB, Eko Prasojo, pada tanggal 18 September peringatan “Hari Anti Korupsi” pada tanggal 10 Desember 2012K dilakukan kick off pembentukan Organisasi Profesi 2012 , pertama memperjuangkan tunjangan fungsional APIP di Aula Gandhi Kantor BPKP Pusat. “Jika kita bisa yang lebih layak dan mengagendakan pembentukan UU memperbaiki sistem pengawasan nasional, maka kita Sistem Pengawasan Nasional, serta mengefektifkannya. sudah memperbaiki sebagian besar persoalan-persoalan Bila perlu, lanjutnya, Peraturan pemerintah No 60 tahun dalam birokasi kita. Untuk itu fungsi pengawasan intern 2008 tentang SPIP ditingkatkan statusnya menjadi harus didorong efektivitasnya”, demikian ungkap Eko undang-undang Sistem Pengawasan Nasional dengan Prasojo saat memberi sambutannya. beberapa perubahan. ”Pengawasan intern pemerintah bisa menjadi salah Pada kesempatan yang sama, Ketua Forbes APIP, satu proteksi bagi pemimpin kementerian/lembaga Basoeki Hadimoelyono, mendukung rencana pem­ dan pemerintah daerah agar tidak terjadi kasus-kasus bentukan organisasi profesi APIP. Program kerja yang mencuat ke permukaan” jelas Eko. Pemerintah, organisasi profesi ini diantaranya menyusun kode etik lanjutnya akan memprioritaskan perkuatan pengawasan, serta standar-standar audit. Sementara itu, Kepala diantaranya dengan memenuhi formasi auditor dan BPKP, Mardiasmo, juga menyambut baik pembentukan membentuk organisasi profesi yang tugasnya menjaga organisasi profesi tersebut. Menurutnya, untuk men­­ 17 profesionalisme dan independensi pengawas internal jadikan pengawas internal pemerintah yang berkualitas, pemerintah. APIP harus menjadi tulang punggung maka perlu infrastruktur pendukung yang dapat pengawasan keuangan dan pengawasan kinerja. menjamin kualitas kerja APIP. Ke depan, ia berharap agar Jadi, lanjutnya, tugas utama APIP adalah melakukan peran pengawasan dilingkungan pemerintah dilakukan pengawasan atas kinerja, pengawasan keuangan, oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan etika, dan mempercepat reformasi pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi birokrasi di pemerintahan. keahlian sebagai auditor. Oleh karena itu, pembentukan Acara kick off yang mengagendakan rencana pem­ organisasi profesi APIP dapat menjadi solusi dari ben­tukan organisasi profesi APIP, dihadiri jajaran persoalan belum optimalnya peran APIP. (Ita/Nani/Ika)

berdiri dari kiri ke kanan: Deputi Kepala BPKP Bidang Perekonomian, Binsar H. Simanjuntak, Andha Fauzi Miraza, Ketua Forbes APIP, Basoeki Hadimoelyono, Inspektur Utama KemenPPN/Bappenas, Slamet Soedarsono, Kepala BPKP, Mardiasmo, WamenPAN dan RB, Eko Prasojo, Deputi Bidang Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur, Kementerian PAN dan RB, Herry Yana Sutisna, Irjen Kementerian Perdagangan, Seno Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utama

Memegang amanah sebagai Wakil Menteri PAN dan RB mungkin tidak pernah terpikirkan oleh Eko Prasojo guru besar Ilmu Administrasi Publik, FISIP UI. Satu tugas berat yang diembannya adalah mendorong percepatan reformasi birokrasi.

a menyadari terdapat sejumlah titik di birokrasi yang rawan terlibat kasus korupsi, mulai dari proses re­krutmen, promosi jabatan, pengadaan barang dan jasa, dan pemberian izin, Berbagai terobosan telahI menjadi agendanya, diantaranya ke­ menteriannya akan menggunakan laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai data untuk promosi jabatan untuk memastikan pejabat yang akan dipromosikan tidak punya rekening yang tidak wajar. 18 Ia bersama KPK juga mendorong kementerian/ lem­baga, serta pe­­­me­ rintahan daerah untuk mempunyai whistleblower system. Di samping itu, satu hal yang sangat penting adalah me­maksimalkan peran inspektorat baik di kementerian/ lembaga maupun­­ Pemerintah Daerah. Eko mengatakan bahwa APIP harus mulai dilibatkan sejak proses perencanaan­ hingga pelaporan sehingga celah-celah korupsi dapat ter­deteksi sejak awal. Lalu, bagaimana cara mengoptimalkan peran APIP menurut seorang Eko Prasojo? Berikut petikan wawancara WP dengan Eko Prasojo:

Warta Pengawasan (WP): Ba­ gaimana­ pandangan Bapak ter­ hadap kondisi APIP terutama jika dikaitkan dengan terus merebaknya kasus penyimpangan pengelolaan keuangan negara yang seolah-olah APIP tidak berfungsi? Eko Prasojo (EP): Pemerintah

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Perlu UU Sistem Pengawasan Nasional Warta utama me­nyadari bahwa APIP belum efektif melaksanakan­ BPKP. Apa yang Bapak harapkan dari pertemuan peran pengawasan. Oleh karena itu, KemenPAN dan tersebut? RB telah menempatkan penguatan transparansi dan Melakukan langkah awal untuk penguatan APIP. Saya akuntabilitas sebagai bagian dari sembilan Program menginginkan kedua belah pihak dapat duduk bersama Percepatan Reformasi Birokrasi. Pemerintah akan untuk memikirkan masa depan APIP. Saya katakan bahwa menonjolkan penguatan peran aparat pengawas Forbes APIP dan BPKP harus bersinergi. Alhamdulillah, intern pemerintah (APIP). Peran APIP harus diperluas, pasca pertemuan tersebut, telah dilaksanakan seminar tidak hanya melakukan audit keuangan, audit kinerja, nasional tentang sistem pengawasan nasional yang perilaku, tetapi lebih ke arah efektivitas kebijakan bahkan targetnya adalah untuk menciptakan format sistem mengawal percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di pengawasan nasional yang efektif. Jika dikatakan banyak K/L dan Pemda sehingga APIP dapat benar-benar efektif persoalan yang harus diatasi untuk mengefektifkan dalam mengontrol terjadinya penyimpangan. peran APIP, saya sangat setuju. Untuk itu, semua pihak perlu duduk bersama dan menempatkan nasional WP: Menurut Bapak, apa yang menyebabkan interest serta mengabaikan ego instansi. Melalui kurang efektifnya peran APIP? pertemuan tersebut, telah diperoleh titik temu yang EP: Independensi dan profesionalisme. Padahal, untuk perlu disinergikan. sebuah profesi, kedua hal tersebut mutlak harus dimiliki. Secara struktur, menurut saya, tingkat ketergantungan WP: Dari hasil pertemuan tersebut, hal-hal apa APIP dengan pimpinan pada beberapa K/L dan Pemda saja yang telah disepakati? sangat tinggi. Saat ini, independensi APIP sangat EP: Yang terpenting dari pertemuan itu adalah tergantung pada sejauh mana leader menempatkan lahirnya kesepakatan perlunya dibentuk semacam APIP. Terlebih jika terdapat persoalan yang menyangkut asosiasi auditor yang dalam jangka pendek akan kepentingan pribadi atau kelompok pimpinan pada K/L diaktifkan sebagai lembaga asosiasi auditor penga­ dan pemda maka dapat dipastikan fungsi APIP menjadi wasan. Memang, saat ini telah terbentuk Forbes APIP tidak tajam lagi. tetapi belum efektif. Lembaga asosiasi inilah yang Sementara untuk profesionalisme, saya melihat nantinya akan mengembangkan kompetensi auditor, 19 terdapat dua hal yang masih belum sesuai harapan mengembangkan standar audit, dan kode etik APIP. yaitu keahlian dan integritas. Dari aspek keahlian, APIP Untuk keputusan jangka pendek, kita menyepakati seharusnya mengetahui secara detail fungsinya dan agar reviu RKA-KL sebelum diserahkan ke Kementerian perlu infrastruktur pengembangan keahlian APIP seperti Keuangan harus diserahkan ke APIP. Selain itu, tunjangan sertifikasi seperti CIA untuk menjalankan fungsi sebagai jabatan Auditor juga akan dilakukan penyesuaian. internal auditor dan CFE untuk menjalankan fungsi Dalam perspektif saya, butuh diskusi terus-menerus audit investigatif. Dari pengamatan saya, kompetensi antara Forbes APIP dan BPKP agar format pengawasan dan pengalaman melakukan pengawasan telah dimiliki intern menjadi lebih tajam. Sebenarnya, ada dua BPKP. Selain pengalaman, BPKP juga didukung SDM yang faktor yang paling penting yaitu profesionalitas dan berlatar belakang pendidikan akuntansi dan auditing independensi. Kalau keduanya bisa diterapkan, pe­ dan sebagian bahkan telah memiliki sertifikasi baik CIA ngawasan bisa sangat efektif dan positif. Namun, saya dan CFE. melihat keduanya masih belum terbentuk dengan Sementara dari aspek integritas, para APIP perlu baik. diinduksi secara terus-menerus, diantaranya dengan pelatihan mengenai korupsi, bagaimana mencegahnya, WP: Seperti apa peran APIP yang Bapak harapkan?­ serta bagaimana menciptakan sebuah sistem anti EP: Saya menginginkan APIP yang dapat menjamin korupsi. Inilah yang mendasari KemenPAN dan RB pelayanan publik dapat diterima secara nyata oleh menginisiasi pencegahan korupsi melalui UPI (Unit masyarakat. Seperti di Amerika Serikat, inspektorat Pengerak Integritas). Nah, unit yang pertama kali harus berperan seperti mystery guest. Mereka menyamar memiliki integritas, menurut saya adalah APIP. Dengan sebagai masyarakat, ikut dalam proses pelayanan, masuk memiliki integritas, APIP akan dapat melakukan ke dalam jantung-jantung pelayanan, mengidentifikasi pengawasan secara efektif dan dapat menjadi contoh masalah, mencatat, melaporkan adanya hal-hal yang dari sebuah integritas. ditemukan dalam mall administrative, seperti adanya pengabaian, kelalaian, dan sebagainya dan dilaporkan WP: Beberapa waktu lalu, KemenPAN dan RB telah Presiden dan Senat. Tujuannya adalah memperbaiki memfasilitasi pertemuan antara Forbes APIP dan pelayanan ke masyarakat.

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utama

Memang inspektorat jenderal di Amerika berbeda BPIP. de­ngan di Indonesia. Kalau di Amerika Serikat, inspek­ tur jenderal secara struktural sangat independen WP: Lalu, bagaimana dengan Forbes APIP? dan melaporkan hasil kerjanya ke Presiden dan Se­ EP: Forbes akan tetap ada sebagai sebuah asosiasi nat. Sementara di Indonesia, inspektorat jenderal profesi, tetapi ada kewajiban menyampaikan report ke bertanggungjawab langsung ke pimpinan K/L dan kepala BPIP. Saya berulang kali menyampaikan kita bicara Pemda. Hasilnya, cukup efektif karena mereka lebih dalam national interest bukan interest masing masing. banyak bergerak di area pencegahan atau preventif. Kita seluruhnya harus mendukung terbangunnya sistem Pada tahun 2011 lalu, Pemerintah Amerika Serikat pengawasan intern yang efektif dan efisien. ber­hasil menghemat hingga 6 juta dollar dari hasil preventif Inspektorat jenderal yang dimulai dari pe­ WP: Sejauh ini, bagaimana peran KeMenPAN dan ren­canaan, pelaksanaan, sampai pada monitoring. RB untuk membangun 'national interest'? Jadi memang fungsi APIP di Amerika sudah sebagai EP: KemenPAN dan RB telah diberi mandat untuk instrumen pencegah korupsi dan mendeteksi dini melaksanakan program Reformasi Birokrasi oleh penyimpangan sejak perencanaan sampai pelaporan. Presiden. Khusus untuk pengawasan, MenPAN dan Mungkin, kita perlu membentuk jabatan fungsional RB memiliki tanggung jawab untuk membuat regulasi pengawasan pelayanan publik sesuai semangat UU tentang sistem pengawasan nasional. Saya bergerak di Pelayanan Publik. sana. Artinya, regulasi itu tetap memperhatikan existing condition dan KemenPAN dan RB hanya memfasilitasi­­­­­­­ WP: Apakah ada wacana membentuk struktur saja. Syaratnya, bahasanya harus sama. Kalau bahasanya organisasi APIP secara nasional sebagaimana yang berbeda, maka akan sulit untuk diwujudkan. berlaku di Amerika Serikat? Intinya, sistem pengawasan yang akan dibangun EP: Menurut saya, PP No 60 Tahun 2008 tentang harus bisa mengurangi perilaku menyimpang. Di dalam SPIP sudah sangat baik, bahkan kalau kita jembreng- proses reform, adanya sikap resistensi merupakan hal kan, sudah cukup banyak peraturan pemerintah yang yang biasa. Reform itu adalah mengubah kondisi yang 20 mengatur hal ini. PP tersebut, nantinya, akan berhadapan sekarang menjadi lebih baik. Saya memandang reform itu dengan­­ UU yang lebih tinggi. Saya tawarkan, bagaimana lebih pada sifat partisipasif. Oleh karena itu, KemenPAN kalau PP No 60 Tahun 2008 dinaikkan statusnya jadi dan RB tidak hanya mengandalkan kewenangan. Kita undang-undang dengan beberapa revisi sesuai dengan bisa saja membentuk UU tetapi tidak akan berjalan kebutuhan, diantaranya mengatur standar kompetensi efektif jika tidak ada dukungan dari semua pihak. Saya dan standar pendidikan pengawasan, pikir, resistensi itu bisa kita kurangi. Forbes misalnya, Untuk itulah perlu dilakukan sinergi dan komunikasi sudah memiliki status sendiri dan kita harus jamin antara BPKP dan Forbes, seperti mekanisme kerja. Saya bahwa posisi itu tidak hilang untuk menjalankan fungsi pikir, wacana ini akan menghasilkan sesuatu yang ideal pengawasan. Hanya saja, DP3nya tidak ditandatangani sekali untuk APIP. Namun, untuk menjaga independensi, oleh lembaga yang diberikan mandat nasional. Bahkan, Inspektur Jenderal tidak boleh bertanggung jawab inspektur di daerah justru kita perkuat untuk melakukan kepada menteri terkait secara struktural. Mungkin, supervisi. Tetapi ini prosesnya harus dilakukan secara dia melaporkan ke menteri tetapi paling tidak yang baik. Menurut Mackincy, sebuah organisasi tidak efektif menandatangani DP3 bukan menteri yang bersangkutan bisa dilihat dari 7 S yaitu structure share vision, staff, ter­­masuk promosi jabatan. system, , skill, dan strategy. Jika promosi jabatan ditandatangani menteri maka dia tidak akan independen. Saya juga berkeinginan WP: Apakah sistem pengawasan nasional yang membentuk Badan Pengawas Internal Pemerintah ditawarkan dapat menjamin kualitas kerja dari para (BPIP) yang merupakan gabungan BPKP dan inspektur internal auditor? jenderal. Jadi Secara struktural, inspektur bertanggung Untuk menjadi profesional, harus ada standar jawab kepada Kepala BPIP, sementara Kepala BPIP kompetensi, pengembangan kompetensi, serta pe­ bertanggung jawab kepada Presiden. Kepala BPIP nempatan SDM berdasarkan kompetensi. Inilah yang memiliki wewenang untuk menandatangani DP3, menjadi PR besar pemerintahn mengusulkan rekomendasi, menyusun standar kom­ (Nuri/Nani/Erwin/Edi) petensi, distribusi auditor, penilaian kinerja audit. Setiap inspektorat jenderal K/L dan Pemda berkewajiban menyampaikan laporan kinerja audit kepada Kepala

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Warta utama

Dijumpai Warta Pengawasan di ruang kerjanya dan di sela-sela sosialisasi peraturan 21 baru bidang Pengawasan, Deputi Bidang Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Herry Yana Sutisna mengungkapkan berbagai hal tentang profesionalisme APIP. Sebelumnya, ia mengingatkan tentang peran APIP ke depan.

“Ada lima peran APIP ke depan. Ia harus mampu meningkatkan status opini Laporan Keuangan, mening­katkan kepatuhan pengelolaan keuangan negara, meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan negara, dan menurunkan tingkat penyalagunaan wewenang, serta menjadi pengawal reformasi birokrasi. Terkait opini Laporan Keuangan, kita harus ingat bahwa sudah menjadi target nasional bahwa pada tahun 2014 seluruh Laporan Keuangan K/L harus sudah mendapat opini WTP dari BPK RI. Untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, yang mendapat opini WTP sebesar 60 %.” “APIP juga harus mampu mendorong penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. APIP juga harus bisa menjadi quality assurance dan katalis. Dengan hal ini maka APIP akan dapat mendorong peningkatan kualitas pengelolaan keuangan negara,” tambahnya. Terkait profesionalisme APIP, Herry Yana menekankan perlunya peningkatan kompetensi APIP dan tata kelola unit Pengawas Internal. Menurutnya, kondisi APIP saat ini sangat bervariasi. Ada yang sudah baik sekali, namun masih banyak yang kurang kompeten. Hasil kajian BPKP menunjukkan sebagian besar APIP masih pada level satu (initial) berdasarkan skala pada metode IACM. “Ini hasil nyata, kompetensi APIP memang harus ditingkatkan,” ujarnya.

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utama Kompetensi APIP harus Ditingkatkan

Terkait tata kelola APIP, ia menyoroti sistem rekruitmen APIP. “Pertama, kita harus memiliki sistem rekruitmen tenaga auditor yang baik. Pada beberapa daerah, APIP itu masih dianggap tempat yang bukan favorit. Hal ini harus diperbaiki,” katanya. Saat ini masih ada juga pandangan, APIP itu hadir pada saat ada masalah saja. Pandangan ini yang dinilainya kurang tepat. “Seharusnya APIP sudah masuk sejak tahap perencanaan, penganggaran, hingga pelaporan dan pertanggungjawaban. Hal ini untuk pencegahan secara dini jika terjadi penyimpangan. Yang penting, pengawasan ini harus dilengkapi dengan aturan atau SOP yang jelas. Hal ini bukan berarti APIP terlibat dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran, namun melakukan 22 reviu sebelum perencanaan dan usulan RAPBD kendali mutu APIP. disahkan oleh Kepala Daerah.” “Untuk membangun Untuk meningkatkan profesionalisme APIP, sistem kendaIi mutu APIP yang baik, memang harus KemenPAN dan RB telah menerbitkan PermenPAN ada badan yang menjaga kualitas hasil pengawasan tentang Kode Etik APIP. Dengan aturan ini, setiap APIP APIP. Badan ini juga yang menjaga profesionalisme di K/L dan daerah harusnya segera menyusun kode APIP. Namun sebelum adanya badan ini, Kementerian etik dan kemudian membentuk Badan Kehormatan PAN dan RB telah mengeluarkan beberapa pedoman. yang bertugas mengawal pelaksanaannya. Badan Yang terkait kendali mutu adalah PermenPAN tentang Kehormatan inilah yang akan memberi pertimbangan pedoman kendali mutu APIP dan pedoman mengenai atau second opinion bagi pimpinan APIP jika ada telaah sejawat. Aturan-aturan menjaga apa yang pelanggaran kode etik. menjadi kewajiban auditor dan apa kewajiban auditi. Terkait kebutuhan adanya organisasi profesi, ia Hal inilah yang digunakan untuk menjaga mutu hasil mengharapkan peningkatan kualitas lembaga Forbes pengawasan APIP,”katanya. APIP yang sudah ada. Tantangannya, saat ini ada APIP Terakhir Herry menyampaikan beberapa hal untuk yang jalur Pejabat Fungsional Auditor, dan ada yang meningkatkan profesionalisme APIP. Pertama, Herry jalur P2UPD. Untuk pembangunan profesionalisme, menekankan perlunya peningkatan kompetensi APIP sebaiknya kedua jalur ini berada dalam satu wadah melalui pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi. organissasi profesi. “Organisasi profesi ini kan amanat Kedua, tata kelola APIP yang berkualitas melalui PP 60 tahun 2008 yang harus segera dibentuk,” penguatan kelembagaan APIP. Saat ini KemenPAN ungkapnya. Ia juga mengaitkan dengan rencana tengah mempersiapkan Rancangan UU tentang penerbitan Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Pengendalian Penyelenggaraan Administrasi Negara. Setelah penerapan Undang-Undang ini, ia Pemerintahan (UU Siswanas. red). UU ini yang akan mengharapkan kedua jalur ini dapat diselaraskan dan mereposisi dan merefungsionalisasi lembaga APIP. disatukan dalam satu wadah pembinaan, paling tidak Berikutnya, ia harapkan terbangun koordinasi yang bisa beriringan. kuat antar APIPn Perbincangan juga membahas tentang sistem (triwib/Harry JK)

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Warta utama

23

epada redaksi WP, Agus mengatakan bahwa persoalan “Good morning. What can I profesionalisme PNS di Indonesia sudah sangat kompleks. do for you, sir?” sapa ramah kondisi di atas, lanjutnya, merupakan satu contoh betapa seorang civil servant di Los sebutan PNS dengan kata civil servant (pelayan masyarakat) dapatK secara nyata dirasakan keramahannya ketika kita baru memasuki Angeles. Sapaan ramah pintu sebuah gedung pemerintahan di LA. Kondisi yang berbeda akan tersebut sangat membekas kita temui tatkala memasuki gedung pemerintahan di Indonesia. dihati Agus Dwiyanto, guru Meskipun demikian, Agus merasakan, ada secercah harapan besar UGM yang saat ini untuk perbaikan kualitas profesionalisme PNS, yaitu melalui rencana penerbitan Undang-undang Aparatur Sipil Negara (ASN). Idealnya, diberi amanah menjadi lanjut Agus, setiap profesi termasuk PNS harus dikembangkan dan Kepala Lembaga Administrasi memiliki nilai-nilai dasar profesi, didasarkan pada basic training Negara (LAN) melalui proses tertentu, berorientasi kepada kepentingan publik, memiliki standard operating procedure (SOP) yang disusun berdasarkan rekruitmen terbuka ilmu pengetahuan, memiliki code of conduct sebagai acuan untuk berperilaku, serta imparsial atau tidak terbelenggu oleh kepentingan politik tertentu. Ke depan, ungkapnya, jika berbicara PNS atau yang nantinya akan disebut Aparatur Sipil Negara (ASN), kita ingin ada sebuah kelompok atau pemegang jabatan tertentu yang memiliki keenam hal tersebut. Saat ditanya pendapatnya mengenai konsep PNS ke depan, Agus setuju jika PNS dipersepsikan lamban, mempersulit, dan terkesan hanya melakukan rutinitas. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari banyak hal, diantaranya kelemahan dalam proses rekruitmen dan

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utama Change Habbit, Change System and Winning The Mind

cara kerja PNS tidak didukung standar pelaksanaan “Profesi APIP sangat mungkin diintervensi. Untuk pekerjaan yang dikembangkan atas dasar riset itu, beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk dan basic knowledge tertentu. Kondisi tersebutlah, pembenahan profesionalisme APIP, yaitu membangun menurutnya, yang menjadikan PNS cenderung bekerja sistem yang mampu mencegah intervensi, basic bukan dengan cara kerja terbaik menurut tuntutan training tertentu yang di-update over time, dan ilmu pengetahuan. memiliki code of conduct. Kalau ingin meningkatkan profesionalisme PNS, Untuk training atau pelatihan, perlu dipikirkan dari sisi LAN, lanjutnya, dengan membekali basic sistem pelatihan yang mengedepankan experencial knowledge tertentu sesuai profesinya. Oleh karena daripada clasical. Artinya, metode pelatihan itu, program diklat menjadi sangat penting. Dengan mengedepankan penanaman nilai atau pengajaran pemberlakuan UU tentang ASN, menurutnya akan dalam bentuk transfer of value bukan hanya transfer banyak sekali profesi, diantaranya auditor. Seperti of knowledge. “Harus dibentuk suatu culture, jika halnya, dengan profesi lain, auditor harus dibekali pemegang profesi melanggar etika, harus merasa basic training tertentu serta cara bekerjanya dituntun quilty atau bersalah. Sekarang, orang melanggar nilai, dengan ilmu pengetahuan tertentu pula untuk seperti biasa saja.”ujar Agus. mendukung sebuah profesi dalam menjalankan Hal itu menjadi penting, jelasnya, karena perannya. Untuk cara kerja, juga harus didukung SOP pembelajaran nilai tidak dapat dilakukan hanya yang disusun melalui riset tertentu. Nanti, dengan melalui teori di kelas. Terdapat tiga rule of time untuk berlakunya UU tentang ASN, setiap ASN dijamin membangun nilai yang dapat dikembangkan di haknya untuk mengikuti training.”jelasnya. kelas, yaitu 1) ubah kebiasaan (change habbit), 2) Persoalan yang dihadapi untuk PNS memang ubah sistem nilai dan simbol-simbol yang selama sangat kompleks. PNS sangat fragmented dan ini menunjukkan tidak independen dan tidak peduli berbasis spasial atau terkotak-kotak. Terlebih, dengan dengan warga. Ia mencontohkan istilah public servant pemberlakuan otonomi daerah. “Mobilitas antar sektor dengan pegawai negeri sipil. Secara psikologis, dan daerah sangat sulit bergerak sehingga mobilitas kata public servant lebih menunjukkan peran yang 24 pegawai sangat rendah. Ketika tidak ada akses seharusnya dilakukan oleh PNS yaitu pelayan bergerak, maka dapat dipastikan, wawasan PNS akan masyarakat. Simbol-simbol, lanjutnya, seharusnya menjadi sempit dan keahlian juga sangat sulit untuk menggambarkan kepuasan. 3) winning the mind. dibangun.”ujar Agus. Artinya, masukkan simbol-simbol baru atau nilai- Satu hal lagi, yang menurutnya memperparah nilai baru untuk dapat diterima dalam akal sehatnya. kondisi profesionalisme PNS yaitu tidak adanya “Diklat dengan berbasic lecture efeknya rendah sekali.” insentif untuk menjadi profesional. “Ketika kedekatan jelasnya, dengan pemimpin menjadi faktor penentu dalam Menyinggung soal organisasi profesi untuk promosi, maka semakin sulit berharap PNS akan menaungi APIP, menurut Agus, idealnya, setiap profesi profesional, ”tegasnya. Ia menyadari, terlalu banyak harus didukung organisasi profesi yang nantinya persoalan yang harus ditangani supaya profesional akan menghubungkan current knowledge dengan PNS dapat terbangun. Yang dikhawatirkannya profesi. Fungsinya, lanjutnya, untuk menyantuni dan adalah ketika tidak ada sistem yang mengatur melindungi kepentingan profesi dan pubik terhadap agar pengangkatan pegawai harus dilakukan pelanggaran dari anggota pemegang profesi. Ia pun secara terbuka berdasarkan kompetensi maka sulit tidak menampik jika ada kecenderungan sebuah membangun profesionalisme PNS. ASN, diakuinya organisasi profesi untuk memenuhi dan melindungi merupakan solusi untuk mengatasi persoalan kepentingan profesi meskipun awalnya untuk profesionalisme PNS. melindungi dan mengabdi kepada publik. Namun, Demikian pula halnya dengan internal auditor atau dengan diberlakukannya UU tentang ASN, maka yang dikenal dengan sebutan Aparat Pengawas Intern ketika internal auditor cenderung mementingkan Pemerintah (APIP). “APIP bekerja dalam lingkungan kepentingan anggotanya, maka ASN mengharuskan tertentu. Selagi lingkungan tempatnya bekerja masih profesi untuk mengedepankan kepentingan koruptif, maka secara otomatis profesionalisme akan publik. Disitulah, peran UU tentang ASN, untuk sulit dibangun,”jelasnya. Untuk membentuk APIP memastikan setiap profesi memiliki tanggung jawab yang profesional, lanjutnya, harus didukung dengan untuk memenuhi hak publik.”tegasnya mengakhiri sistem yang mendukungnya untuk dapat profesional. wawancara dengan WPn (Triwib/nani/yus)

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Warta utama

25

Dimanakah internal auditor saat kasus dugaan tindak pidana korupsi terjadi di sebuah institusi pemerintah? Setidaknya pertanyaan itu, akan sesekali muncul tatkala kasus korupsi terjadi

agaimana tidak, seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah secara struktur telah memiliki internal auditor (IA) atau yang secara nasional disebut aparat pengawas intern pemerintah (APIP) namun beberapa K/L dan Pemda tetap saja ada yang terseret kasus dugaan tindakB pidana korupsi dengan jenis pelanggaran yang berbeda-beda. Lalu, bagaimana sesungguhnya peran APIP dalam sistem pengelolaan keuangan negara di Indonesia, apakah kondisi APIP saat ini telah mampu mengawal K/L dan Pemda untuk berkinerja sesuai harapan masyarakat, serta bagaimana peran BPKP dalam mengoptimalkan peran APIP? Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, Warta Pengawasan mencoba menggali informasi dari Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagai salah satu APIP sekaligus pembina APIP. Berikut wawancara Warta Pengawasan dengan Prof. Mardiasmo. Warta Pengawasan (WP): Bagaimana menurut Bapak, kondisi pengelolaan keuangan negara pada saat ini?

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utama

Mardiasmo (M): Tantangan pemerintah pa­da saat pemerintahan, memberikan fungsi consulting dan ini semakin berat. Dinamika yang terjadi di masyarakat tentu saja assurance bagi pengelolaan keuangan begitu kuat, sehingga bila pemerintah tidak dapat negara. Keduanya harus memberikan nilai tambah memberikan pelayanan publik yang baik, tentunya bagi instansi pemerintah, sehingga dapat memberikan akan menambah lebar expectation gap antara kondisi kinerja yang terbaik bagi masyarakat. ideal yang diinginkan dengan kenyataan yang ada. Di tengah tuntutan masyarakat tersebut, mau WP: Bisa dijelaskan lebih lanjut Bapak, peran tidak mau, suka tidak suka, pemerintah harus consulting dan assurance IA? dapat mengubah paradigma aparatur negara M: Peran consulting terkait dengan bagaimana menjadi aparatur yang melayani, bukan sebaliknya. IA dapat memberikan bantuan kepada manajemen Keprihatinan yang terdalam bahwa Indonesia misalnya pem­berian nasihat (advisory), peningkatan sebenarnya memiliki po­tensi dan modal yang kompetensi pegawai dengan memberikan pelatihan luar biasa untuk mencapai tujuan pembangunan, atas suatu tugas ter­­tentu, dan fasilitasi untuk mencapai kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat memperlancar pelaksanaan suatu proses tertentu sebagaimana dicita-citakan para pendiri negara. dalam instansi pemerintah. Namun demikian, kasus-kasus yang mengemuka Peran berikutnya dalam hal assurance, seperti yang pada saat ini, menunjukkan banyak sekali kebocoran- kita tahu, bahwa sebagai auditor, IA memiliki tugas kebocoran pengelolaan keuangan negara, baik untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai penerimaan maupun pengeluaran, yang pada kepada manajemen melalui kegiatan pengawasan, akhirnya menjadi penghambat pencapaian tujuan evaluasi, reviu, dan pengujian ketaatan. yang telah dicitakan. Dua perspektif peran ini merupakan suatu evolusi paradigma yang timbul karena dinamika WP: Bagaimana peran Internal Auditor (IA) untuk dan tuntutan peran bagi IA di masa sekarang. membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi Peran yang menegaskan bahwa IA merupakan pemerintahan sebagaimana Bapak jelaskan? bagian dari manajemen peme­rintahan dan solusi 26 M: Sebagai bagian dari manajemen pemerintahan, bagi permasalahan yang timbul, bahkan dari awal peran IA harus semakin menonjol dan strategis serta tahapan proses pengelolaan keuangan negara. Peran mampu menjadi bagian dari solusi atas permasalahan- consulting dan assurance memberikan perspektif suatu permasalahan yang mengemuka khususnya dalam problem solving bagi manajemen, bukan punisher hal pengelolaan keuangan negara. IA sebagai bagian bagi kesalahan-kesalahan bagian organisasi di masa dari manajemen pemerintahan, memiliki fungsi yang lampau. dapat dioptimalkan untuk membantu manajemen WP: Bagaimana aktualisasi peran `baru` IA ter­sebut di BPKP, mohon dijelaskan? M: BPKP telah mencoba memulai dan mengak­tualisasikan nilai-nilai `baru` IA tersebut, mewujudkan visi sebagai Auditor Internal Presiden yang terpercaya dengan mengambil posisi sebagai bagian dari solusi permasalahan pemerintahan. Tugas pokok BPKP dija­barkan dalam kegiatan pengawasan, consulting dan assurance, untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara tersebut dapat dibagi dalam IA sebagai bagian dari manajemen pemerintahan, memiliki fungsi yang dapat dioptimalkan empat perspektif hasil pengawasan, untuk membantu manajemen pemerintahan, memberikan fungsi consulting dan tentu saja yaitu: assurance bagi pengelolaan keuangan negara

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 MenujuMenuju APIP APIP yang yang Profesional Profesional Warta utama a. Akuntabilitas pelaporan keuangan, yang diindi­ ka­si­kan de­­ngan adanya peningkatan kualitas laporan keuangan pada K/L dan pemda; b. Akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pe­­ngelolaan aset, yang diindikasikan antara lain de­ngan adanya optimalisasi penerimaan negara, adanya cost saving, dan pengelolaan aset negara yang lebih baik; c. Akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih, BPKP tetap mendukung tugas Aparat Penegak Hukum, seperti Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK, yang diindikasikan antara diantaranya dengan melaksanakan perhitungan kerugian negara, pelaksanaan audit investigatif, dan pemberian keterangan ahli. Untuk itu BPKP telah menjalin kerjasama dengan KPK lain dengan adanya pengungkapan kasus WP: Bagaimana dengan peran BPKP sebagai atau pe­lang­garan yang audi­tor untuk membantu aparat penegak hukum diduga merugikan keuangan negara, pembinaan­­ (APH) terkait dengan maraknya kasus KKN yang penyelenggaraan SPIP, penerapan Fraud Control mengemuka se­lama ini? Plan, dan penyelenggaraan Good Corporate M: Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, Governance. peran itu tetap ada, bahkan menurut data yang ada, 27 d. Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral, semakin signifikan dan memberikan dampak strategis. yang diindikasikan dengan adanya peningkatan Alhamdulillah, kepercayaan APH pada BPKP tetap efi­siensi, keekonomisan, dan efektivitas program terpelihara. Dengan kompetensi dan kapabilitas yang lintas sektoral, peningkatan kinerja. dimiliki, BPKP tetap mendukung tugas Aparat Penegak Hukum, seperti Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK, Perspektif hasil pengawasan tersebut memberikan diantaranya dengan melaksanakan penghitungan bukti nyata bahwa BPKP tidak hanya bergerak kerugian negara, pelaksanaan audit investigatif, dan pada fung­si assurance, namun juga consulting. pemberian keterangan ahli. Peran assurance pun tidak pada posisi post, namun lebih bersifat mengurangi potensi permasalahan WP: Dari penjelasan Bapak, profesi auditor dan mengakselerasi pencapaian tujuan suatu se­­­ma­kin dihadapkan pada kompleksitas dan me­ kegiatan. Hal ini sesuai dengan pasal 58 PP 60/2008, ngandung risiko yang semakin meingkat seiring yang mengamanatkan bahwa penyelenggaraan dengan ekspektasi dan peran yang semakin pengawasan intern dilaksanakan terhadap strategis. Bagaimana harapan Bapak dan mungkin akuntabilitas keuangan negara. Akuntabilitas kriteria auditor pada masa sekarang ini, sehingga keuangan negara dapat dimaknai dari awal proses dapat mengemban tugas dan amanah dengan baik? pengelolaan keuangan negara, perumusan kebijakan M: Harus disadari, kondisi lingkungan dan perencaaan sampai dengan proses akhir berupa pengendalian, belum pada kondisi yang ideal sebagai pelaporan yang diikuti dengan monitoring dan perwujudan good governance dan clean government. evaluasi atas suatu kegiatan atau program. Dengan Tuntutan dan kondisi masyarakat, pemilik hakiki demikian, seharusnya IA tidak berdiri di posisi akhir negara ini, semakin dinamis dan dihadapkan pada pelaksanaan kegiatan saja, tapi justru di awal untuk permasalahan-permasalahan yang kompleks. Artinya, mengawal keberhasilan suatu program dan kegiatan. semua bergerak cepat dan harus direspon dengan cepat pula. Namun, harus tetap sesuai dengan standar kinerja yang diharapkan. Dengan demikian,

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utamaWarta utama

mengerikan, mereka menggunakan keahlian mereka untuk bertindak korup. Bangunan kedua dari komitmen terhadap nilai moral, integritas, dan etika tersebut yang menjadi dasar bagi profesionalisme untuk memberikan positives values added dan dampak yang baik bagi masyarakat. Dua hal ini yang menjadi sangat penting untuk menjadi dasar bagi auditor sebagai profesi, karena sangat tidak mungkin, auditor sebagai `pembersih`, ternyata sumber dari `kekotoran` atau ketidak bersihan tadi. Menjadi sapu, tetapi malah mengotori lokasi yang disapu.

WP: Artinya dua hal tersebut harus berjalan beriringan ya pak? M: Betul sekali. Peningkatan kompetensi sangat amat penting, melalui organisasi profesi misalnya bagi akuntan yang bertugas sebagai auditor pemerintahan, dapat dan harus meningkatkan knowledge-nya melalui berbagai kegiatan peningkatan pengetahuan dan isu-isu terbaru akuntansi di IAI. Secara kelembagaan, BPKP yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pembinaan auditor pemerintah dalam Jabatan Fungsional Auditor, menyelenggarakan pendidikan 28 dan pelatihan auditor serta penjenjangan auditor secara berkala. Kesemuanya merupakan upaya penjagaan profesionalisme dalam bentuk peningkatan kompetensi auditor. Tugas berikutnya,­ komitmen terhadap nilai-nilai moral, merupakan upaya yang tidak terpisahkan antara pribadi dari BPKP yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pembinaan auditor dengan lingkungannya, baik lingkungan auditor pemerintah dalam Jabatan Fungsional Auditor, kerja maupun keluarga. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan auditor serta penjenjangan auditor secara berkala Lingkungan kerja dapat mendorong terbudayanya nilai-nilai yang baik dalam suatu organisasi. Di BPKP misalnya, kami menetapkan PIONIR dan 5`AS sebagai seorang auditor, dimanapun, harus tetap menjaga nilai dasar yang harus dipahami dan dijalankan profesionalismenya dalam melaksanakan tugas. oleh insan di BPKP. PIONIR merupakan kependekan dari Profesionalisme, Integritas, Orientasi terhadap WP: Profesionalisme seperti apa yang harus pengguna, Independen, dan Responsible, yang dimiliki IA? harus dilandasi dengan 5`AS, yaitu kerja Keras, M: Profesionalisme menurut saya dibangun Cerdas, Tuntas, Ikhlas, dan tetap penuh dengan dari dua hal yaitu `obligation to competency` dan Integritas. Nilai-nilai tersebut selain dicanangkan juga `commitment to morale values, integrity and ethics`. diaktualisasikan oleh BPKP, dan yang paling penting Kompeten se­cara teknis saja belum cukup untuk adalah teladan dan contoh dari para pemimpinnya. sebuah profesi. Banyak contoh yang terjadi di sekitar Selain itu, lingkungan keluarga menjadi faktor kita, bila dilihat dari kasus tindak pidana korupsi (TPK) yang tak kalah penting untuk membentuk pribadi misalnya, para pelaku bukan saja mampu secara yang benar-benar berkomitmen terhadap integritas. teknis, namun dapat dikatakan ahli dalam bidangnya. Seperti kita tahu bersama, dorongan untuk Namun yang terjadi justru melakukan penyimpangan berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai moral, dari kesempatan yang dimilikinya bahkan yang sering berawal dari keluarga, entah dari dorongan

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Menuju APIP yang Profesional Warta utama ekonomi atau yang lainnya. Keluarga yang harmonis dan saling mendukung, tentunya akan membuat WP: Sepertinya, dengan lingkungan birokrasi situasi yang kondusif bagi aparat negara. seperti saat ini, sulit untuk mengoptimalkan peran IA. Bagaimana menurut pandangan Bapak? WP: Pada penjelasan di awal, Bapak menyatakan M: Betul, meskipun sulit, karena itu saya tadi `evolusi` peran IA yang seharusnya pada sekarang menyebutkan perlu dukungan dari pimpinan. Seperti ini tidak terbatas pada 'post' namun lebih di awal, kita ketahui, perundangan mungkin menjadi tidak barangkali bisa dijelaskan lebih lanjut? terlalu luwes, misalnya untuk membuat struktur M: Saat ini, peran IA dalam melakukan consulting organisasi IA independen seperti halnya di sektor dan assurance memang tidak bisa dihindarkan privat. Tentunya bukan suatu hal yang mudah lagi, bahkan menjadi kewajiban, karena sekali lagi meskipun bukan tidak mungkin, misalnya, merubah semangatnya adalah bahwa IA adalah bagian dari struktur Inspektur di suatu Kementerian/Lembaga problem solving. Dengan demikian, seperti yang saya yang selama ini di bawah Sekretaris Jenderal, menjadi sampaikan se­be­­lumnya, hasil pengawasan seharusnya langsung berada di bawah Menteri atau Kepala dapat men­cegah terjadinya masalah, memperkecil sehingga lebih kuat dan meminimalisasi barrier ketika potensi permasalahan, dan dapat mengakselerasi melakukan pengawasan. pencapaian tujuan organisasi. Tetapi, keterbatasan tersebut tentunya bisa Peran yang demikian memerlukan pelibatan IA disikapi oleh pimpinan, dengan mendukung secara dalam awal proses pengelolaan keuangan negara penuh, berkomitmen penuh, sehingga IA diberikan seperti perumusan kebijakan dan perencanaan. dukungan yang memadai untuk tetap bisa menjadi Pemberdayaan peran IA oleh sebuah organisasi independen serta menjadi counterpart yang kuat bagi untuk dilibatkan pada tahap awal proses, menurut manajemen. Istilahnya tone from the top yang sebenar- saya menjadi sangat penting untuk menjaga sebuah benarnya. Pimpinan dapat memberikan dukungan organisasi tetap di jalur yang benar atau on the right dengan tindakan yang nyata, seperti memperkuat track. IA dapat memberikan masukan-masukan dari pengawasan internal yang pada akhirnya sebenarnya sudut pandang pengawasan sehingga kelemahan instansi pemerintah itu sendiri yang memperoleh 29 yang mungkin terjadi dapat diminimalisasi dari manfaatnya, seperti berkurangnya temuan sehingga keterjadian dan dampaknya. Seperti kita ketahui, opini dari eksternal auditor akan menjadi baik, serta mitigasi tentunya lebih mahal dibandingkan dengan kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. mencegah kesalahan. Dengan kapabilitasnya, IA dapat mendorong pengelolaan keuangan negara menjadi WP: Secara riil, sebagai institusi pembina IA, lebih tertib dalam administrasi. bagaimana bentuk dukungan BPKP untuk mencapai kondisi APIP yang ideal tersebut? WP: Dengan penjelasan Bapak, peran IA yang M: BPKP tentunya terus berupaya meningkatkan strategis menjadi semakin jelas? perannya dalam pembinaan APIP dan SPIP, dari M: Betul, semakin strategis yang memerlukan pro­ses rekruitmen, pendidikan dan pelatihan, serta `pembuktian` dari IA itu sendiri serta dukungan penjenjangan dan penempatan. Untuk menjaga dari pimpinan tentunya. Mengingat peran yang kualitasnya, Pusdiklatwas BPKP pada saat ini, telah strategis tersebut, IA perlu menjaga proses dan hasil memperoleh ISO sebagai suatu komitmen kami dari kegiatan pengawasan dengan suatu sistem untuk menjaga mutu dan hasil layanan kepada PFA. penjaminan mutu yang konsisten, disiplin, dan Dalam hal pembinaan penyelenggaraan SPIP, K/L dan terintegrasi dalam kegiatan IA sehingga menjadi pemda terus kami dorong dan fasilitasi untuk segera budaya aparatur IA. Kemudian, IA perlu benar- dapat mengaktualisasikan SPIP sebagai suatu bentuk benar mengaktualisasikan independensinya dalam pengen­dalian intern yang terintegrasi dalam kegiatan pelaksanaan tugas atau dalam istilahnya in facts, dan pimpinan dan seluruh pegawai instansi pemerintah. kelembagaannya, atau in appearances. Di samping Langkah penguatan IA, syukur alhamdulillah, itu, tidak terdapat korelasi atau afiliasi yang dapat seperti gayung bersambut, keluarnya Perpres mempengaruhi obyektivitas hasil pengawasan, Batas Usia Pensiun, menjadi angin sejuk mengatasi sehingga hasilnya dapat terbebas dari kepentingan- kebutuhan auditor internal yang semakin meningkat. kepentingan yang tidak sesuai dengan tujuan (Hananto/Nani) organisasi.

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utamaWarta utama

maka independensi in appearance dan infact dapat rofesionalisme merupakan sesuatu diperjuangkan. yang tidak bisa ditawar dan merupakan Menyikapi leveling APIP berdasarkan IACM yang keniscayaan. Inspektur Utama Kementerian masih rendah, ia optimis seandainya APIP sudah PPN/Bappenas, Slamet Soedarsono, diinformasikan sejak awal akan dilakukan penilaian kepadaP Warta Pengawasan menyebutkan salah satu IACM maka hasilnya akan lebih baik. Sementara, pada pilar dari profesionalisme adalah asosiasi profesi saat ini IACM masih dalam tahap sosialisasi. 30 yang menegakkan kode etik yang dikawal dewan Ke depan, ia berharap agar pimpinan BPKP kehormatan yang efektif. Saat ini, menurutnya, Forbes berkenan safari keliling untuk menyosialisasikan APIP sedang merancang pembentukan asosiasi IACM kepada seluruh Pimpinan K/L dan Pemda. profesi untuk internal auditor pemerintah atau Saat ini, ia yakin, kondisi APIP pada beberapa K/L APIP. ”Nantinya, seluruh auditor intern pemerintah telah cukup baik. Bahkan, lanjutnya memberi bergabung dalam asosiasi profesi tersebut.” Jelasnya. contoh, komitmen Menteri PPN/Kepala Bappenas Terkait bentuk, mekanisme kerja, dan perangkat terhadap internal auditor sudah sangat baik. Internal sebagai lembaga asosiasi, akan merujuk pada Ikatan audit di Kementerian PPN/Bappenas diisi alumni Akuntan Indonesia atau asosiasi profesi lainya dengan universitas terkemuka dengan predikat cumlaude, berbagai penyesuaian. juga pernah kerja di Kantor Audit Profesi top seperti Dalam struktur yang ada, sebenarnya dari Deloitte, Ernst & Young. Dari fakta tersebut independensi in fact dan in appearance dapat Insya Allah Kementerian PPN/Kepala Bappenas telah diperjuangkan jika didukung oleh character leader menempatkan APIP pada posisi yang on the right track. yang baik di tingkat K/L maupun dilingkungan APIP. Ia juga menambahkan bahwa APIP kementerian "Saya sangat optimis dengan karakteristik leader yang PPN/Bappenas menurut BPKP, satu-satunya yang baik, Insya Allah existing structure dapat mensupport meminta dilakukan audit atas kinerja Inspektorat fungsi-fungsi yang bagus."jelasnya. Utama. Dari hasil audit tersebut, pihak Kementerian Ia mencontohkan, jika UU tentang Aparatur PPN/Bappenas berharap dapat menghasilkan roadmap Sipil Negara (ASN) terbit, maka pejabat eselon I ke arah mana harus melangkah untuk menjadi APIP pada semua kementerian/lembaga dan pemda yang lebih bertenaga. Jika diibaratkan, audit dari BPKP akan dikompetisikan dan akan diuji kelayakannya tersebut seperti general check up untuk mendeteksi secara terbuka oleh Tim independen, sehingga yang jika terdapat hal-hal yang perlu perbaikan. Ia dan menduduki eselon I merupakan leader terbaik dari sisi jajarannya merasa nyaman dikawal dengan BPKPn kompetensi maupun karakternya. Melalui mekanisme (Nani/Harjum/Edi) ini, saya yakin, dengan struktur APIP seperti saat ini,

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Warta utama

Dinamika lingkungan memberi dampak signifikan pada perlunya peran APIP yang semakin strategis pada instansi pemerintah. Peran APIP yang ideal untuk saat ini tidak hanya pada posisi akhir suatu kegiatan, justru diharapkan dapat berperan sebagai bagian dari early warning system dalam proses manajemen di pemerintahan. Sinyal-sinyal yang 31 diberikan kepada manajemen melalui kegiatan assurance dan consulting, diharapkan dapat memberikan panduan bagi manajemen instansi pemerintahan untuk mewujudkan akuntabilitas kepada publik, baik keuangan maupun kinerja yang terefleksi dari munculnya trust kepada pemerintah

arapan dari pemerintah terhadap APIP su­ Menyikapi tuntutan yang semakin besar tersebut, dah sangat jelas untuk dijadikan sebagai BPKP pada Juli 2012, lalu, menggelar rapat terbatas panduan bagi APIP untuk memposisikan dengan fokus melakukan evaluasi atas kinerja BPKP dirinya. Berbagai pernyataan Presiden yang terutama dalam kaitannya dengan penjaminan mutu Hmenyiratkan keprihatinan atas berbagai kasus korupsi ha­sil pengawasan. Pada kesempatan itu, Kepala BPKP, yang terjadi pada instansi pemerintah, merupakan suatu Mardiasmo memandang penting menjaga kualitas tantangan bagi efektifitas pengawasan APIP. Korupsi, hasil pengawasan yang terus berkembang mengikuti yang menurut Presiden, pada saat ini bukan saja domain permintaan para stakeholders BPKP. Yang patut disadari dari pihak eksekutif, namun terdapat peranan dari pihak adalah adanya risiko inheren yang melekat pada legislatif. Kondisi yang demikian merupakan tantangan penugasan APIP. Ketika permintaan dari stakeholders bagi APIP, sehingga dengan perannya, APIP sebagai semakin meningkat dan beragam, BPKP akan dihadapkan bagian dari manajemen pemerintahan, diharapkan pada persoalan terbatasnya sdm dengan kompetensi dapat meminimalisasi potensi korupsi. Kondisi ling­ sesuai lingkup penugasan tersebut. Mengacu pada kungan bernegara yang masih belum terlalu baik, kondisi tersebut, maka penjaminan kualitas merupakan memang menjadikan APIP sulit dalam menjalankan suatu keharusan agar hasil kerja BPKP dapat secara nyata peran terbaiknya. Namun, apapun itu, sebagai profesi, bermanfaat bagi stakeholders BPKP. yang paling dituntut dari APIP adalah kemampuannya Jika kembali ke hallmark profesi sebagai auditor, untuk menjadi yang benar-benar bersih, sehingga se­ba­gaimana dibahas pada artikel sebelumnya, maka dapat menjadi pembersih dengan sikap yang tetap sudah sejauh mana BPKP memenuhi ke-11 unsur untuk independen dan profesional. dapat dikatakan sebagai institusi yang selalu menjaga

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utamaWarta utama

mutu hasil pengawasannya. teknis, ketua tim, dan anggota tim. Ketiga, proses reviu Sejauh ini, sebagai instansi dilakukan secara berjenjang. Masing-masing peran yang sudah lama ber­kecimpung menggunakan warna tinta pulpen yang berbeda dan dalam peran pengawasan, penggunaan routing slip laporan diterapkan diseluruh BPKP telah membangun sistem kegiatan­ pengawasan. Keempat, menggunakan me­ yang dapat menjamin mutu dia kendali mutu sehingga hasil pengawasan akan hasil pengawasannya. Standar terdokumentasi dan termonitor dengan baik. Proses Audit Aparat Pengawasan Intern kendali mutu di BPKP dituangkan dalam bentuk formulir Pemerintah (SA-APIP) yaitu standar Kendali Mutu (KM) sebanyak 15 (lima belas) jenis no­mor 1300, me­­­nye­butkan formulir. Paling tidak terdapat 8 formulir kendali mutu bahwa”pimpinan audit harus yang terkait dengan proses reviu berjenjang, yaitu KM meningkatkan­ dan memelihara 3 sd KM12. quality­ assurance dan program 1) Formulir KM 3 merupakan formulir yang berisi pe­­­ngem­bangan yang meliputi tentang rencana pengawasan dilihat dari segi objek se­lu­ruh aspek kegiatan internal pengawasan, audit.” De­ngan demikian, standar 2) Formulir KM4 merupakan formulir yang berisi ter­sebut telah mewajibkan APIP informasi tentang alokasi waktu pengawasan, termasuk BPKP untuk mendesain 3) Formulir KM5, merupakan formulir yang berisi quality assurance system dan informasi tentang kartu penugasan, pe­ngembangan kua­litas un­tuk 4) Formulir KM6, merupakan formulir yang berisi dapat menge­valuasi ke­­­­giatan informasi tentang program pengawasan audit internal agar berjalan 5) Formulir KM8, merupakan formulir yang berisi sesuai definisi internal auditing informasi tentang lembar reviu supervisi dan standar serta mengevaluasi 6) Formulir KM10, merupakan formulir yang berisi apakah auditor internal mematuhi informasi tentang pengujian untuk ketua tim, dalnis, kode etik. dan daltu 32 Beberapa pondasi dasar yang 7) Formulir KM11 merupakan formulir yang berisi telah dibangun oleh BPKP untuk informasi tentang lembar reviu konsep laporan hasil menjamin mutu hasil pengawasan, meliputi: pengawasan, Pertama, kegiatan pe­nga­wasan hanya dapat 8) Formulir KM12 merupakan formulir yang berisi dilakukan oleh SDM yang berlatar bela­kang pendidikan informasi tentang konsep laporan hasil pengawasan sebagai auditor dan telah bersertifikasi.Sebelum (routing slip LHP) untuk pemantauan waktu. diperankan sebagai auditor, setiap pegawai harus Kelima, adanya kedeputian pembina yang memiliki melalui beberapa tahap pen­didikan teknis substansi di peran menyusun rencana pengawasan, mengalokasikan Pusdiklatwas BPKP dan diberi wawasan pengawasan tugas pengawasan, dan me-monitoring dan evaluasi oleh seluruh unit kerja BPKP. Selanjutnya, si calon hasil pengawasan yang dilakukan unit kerja perwakilan. auditor akan melalui proses sertifikasi yang diawali Di BPKP, kedeputian teknis terdiri atas yaitu Deputi dengan diklat sertifikasi dan diikuti ujian sertifikasi. Jika Perekonomian, Deputi Polsoskam, Deputi Keuangan si PNS baru telah lulus seluruh mata pelajaran, melalui Daerah, Deputi Akuntan Negara, dan Deputi Investigasi, Biro Kepegawaian, si PNS baru akan memiliki sertifikasi sementara dalam pelaksanaannya dilaksanakan oleh untuk dapat melaksanakan peran sebagai auditor. Posisi unit kerja perwakilan BPKP yang tersebar pada 33 31 Desember 2011, jumlah auditor di BPKP sebanyak perwakilan. Keenam, adanya proses quality assurance 3.329 orang yang meliputi 282 auditor pratama, 1.152 dari kedeputian terhadap pelaksanaan pengawasan oleh auditor muda, 646 auditor madya, dan nihil auditor perwakilan BPKP sekaligus penyediaan pedoman untuk utama.Untuk memastikan kondisi tersebut, BPKP juga setiap jenis penugasan. Ketujuh, komitmen BPKP untuk dilengkapi dengan unit kerja Pusat Pembinaan JFA yang meningkatkan kompetensi SDM baik melalui diklat berperan sebagai pembina baik bagi APIP dilingkungan substansi, kesempatan untuk melanjutkan pendidikan BPKP maupun APIP lainnya dan Pusat Pendidikan dan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikut sertakan dalam Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP, serta Biro workshop baik skala nasional maupun internasional, Kepegawaian, Bagian Perencanaan dan Pengembangan diklat sertitifikasi, serta pelatihan di kantor sendiri SDM. (PKS). Ke­delapan, secara struktur organisasi, BPKP telah Kedua, penunjukkan peran disesuaikan dengan di­lengkapi struktur yang mendukung terpenuhinya sertifikasi, yang meliputi, pengendali mutu, pengendali kualitas hasil pengawasan yang baik yaitu, adanya

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Praktik Jaminan Mutu Hasil Pengawasan di BPKP Warta utama

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan sebagai terus mengalami perkembangan terutama untuk objek sarana­ untuk mengembangkan kompetensi SDMnya pengawassan BUMN. maupun APIP lainnya. Bahkan, Pusdiklatwas BPKP Permasalahan lain yang dihadapi adalah belum telah memperoleh ISO 9001 : 2008 dari TUV NORD Jer­ adanya standar untuk kegiatan pengawasan yang man, adanya Pusat Pembinaan JFA sebagai unit kerja bersifat non audit yaitu konsultan dan assurance. pembina jenjang karir Pejabat Fungsional Auditor Padahal, saat ini, BPKP lebih dominan pelaksanakan (PFA), adanya Pusat Penelitian dan Pengembangan peran tersebut. Saat ini, yang dapat dilakukan BPKP Pengawasan yang secara intens melakukan kajian baik hanyalah membuat pedoman kerja untuk setiap permasalahan-permasalahan maupun inovasi-inovasi penugasan baik audit maupun non audit oleh masing- untuk mengembangkan kapabilitas profesi pengawasan, masing kedeputian. serta Pusat Informasi dan Komunikasi Pengawasan yang Di samping persoalan di atas, masih terdapat mengolah informasi hasil pengawasan BPKP. Selain itu, per­­masalahan yang dapat menimbulkan risiko untuk perencanaan pengawasan, BPKP juga memiliki atas kualitas hasil kegiatan BPKP, yaitu 1) komposisi Biro Perencanaan Pengawasan yang memiliki peran struktur PFA yang belum ideal. Saat ini, komposisi menjabarkan rencana kegiatan pengawasan sekaligus pengendali mutu tidak ada dan dirangkap pejabat melakukan evaluasi. eselon III, sementara mulai dari dalnis s.d anggota tim 33 Meskipun demikian, dalam perjalanan masih terdapat justru membentuk piramida terbalik. Artinya, jumlah kondisi yang secara langsung ataupun tidak, dapat pengendali teknis justru lebih banyak dari jumlah ketua berpengaruh pada kualitas hasil pengawasan yang tim dan anggota tim. Padahal komposisi ideal adalah 1 dilakukan BPKP. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalnis, 1 ketua tim, dan 2 anggota tim, 2) overloadnya adalah keterbatasan SDM dan komposisi struktur PFA yang permintaan audit maupun non audit sementara belum ideal. Sebagaimana diketahui, BPKP saat ini lebih jumlah dan kompetensi SDM terbatas berdampak fokus melaksanakan peran konsultasi dan assurance, meski pada munculnya kondisi 1 tim dapat melaksanakan masih ada penugasan yang bersifat audit atas permintaan. lebih dari 1 penugasan pada waktu yang sama. Hal ini PP 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern juga berdampak pada tidak optimalnya fungsi quality Pemerintah pasal 49 (2) menyebutkan “BPKP melakukan assurance, 3) ketidakmerataan kompetensi dari setiap pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan auditor terutama untuk disiplin ilmu non auditing dan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi: a. kegiatan akuntansi. yang bersifat lintas sektoral; b. kegiatan kebendaharaan Untuk menyikapi kondisi tersebut, BPKP melalui umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan c. BPKP, telah melakukan kajian praktik manajemen kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. mutu dan reviu berjenjang yang dilaksanakan di BPKP Seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan dengan lingkup kajian untuk menilai sejauh mana yang di hadapi pemerintah dalam pengelolaan keuangan manajemen kendali mutu dari aspek kompetensi negara, maka lingkup kerja BPKP juga semakin beragam auditor, pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan bisa saja overload. Dengan jumlah SDM terbatas dan tahap pelaporan. Untuk efektivitas peran APIP, Ke sementara permintaan yang tanpa batas, maka BPKP akan depan, perlu dikembangkannya proses peer review, dihadapkan pada risiko pengabaian kualitas. Di samping pemanfaatan teknologi, konsistensi penerapan itu, dengan SDM yang umumnya hanya memiliki disiplin kebijakan manajemen ken­dali mutu, dan penetapan ilmu akuntansi dan auditing, akan menyulitkan BPKP kebijakan kendali mutu untuk kegiatan konsultasi dan tatkala permintaan lebih kearah disiplin ilmu lain yang assurancen (nani)

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utamaWarta utama Kapasitas SDM Masalah Utama Profesionalisme APIP di Daerah

Persoalan profesionalisme dan independensi auditor intern pemerintah, seringkali dipertanyakan banyak pihak. Terlebih dengan semakin tingginya tuntutan atas peran auditor intern pemerintah. Di Indonesia, terdapat 4 lembaga pengawasan intern pemerintah yaitu BPKP, Inspektorat Jenderal Kementerian, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota dengan hambatan dan tantangan masing-masing. Untuk daerah, kapasitas SDM menjadi persoalan utama. Berikut beberapa pendapat yang muncul.

enyikapi hal tersebut, beberapa users masih banyaknya kasus penyimpangan pengelolaan maupun auditan atau unit kerja di­ling­ keuangan negara, menurutnya lebih dikarenakan kungan pemerintah daerah memberikan hasil pengawasan yang disampaikan APIP seringkali berbagai pandangan terkait kondisi APIP kurang memberi efek jera terhadap obrik yang diawasi. sertaM harapannya atas APIP di masa yang akan datang. Kemungkinan kedua, menurutnya, APIP, belum mampu Tetapi secara umum, narasumber yang diwawancarai berperan sebagai early warning system atau mencegah menyebutkan leadership sebagai faktor yang sangat terjadinya penyimpangan. berpengaruh pada efektivitas pelaksanaan peran APIP. Lain halnya dengan Pemkot Surakarta. Komitmen yang ditunjukkan oleh Walikota sebagai pemimpin Users:APIP Strategis tapi Harus Memberi Umpan tertinggi di Surakarta menjadikan peran inspektorat 34 Balik Positif menjadi lebih efektif. "Walikota Surakarta telah Baik Walikota Ternate, Burhan Abdurahman, Sekre­ menempatkan Inspektorat sebagai tempat mengalirnya taris Daerah Kota Surakarta, Boedy Soeharto, dan Sekda informasi dan penyalur informasi."jelas Boedy. Setiap Provinsi Sulsel, Andi Muallim memandang penting peran kebijakan yang akan dikeluarkan, beliau selalu me­ APIP. Namun, peran penting, jika tidak diikuti dengan li­batkan inspektorat melalui proses penelaahan. profesionalisme dan integritas, tidak akan bermanfaat Mengingat pentingnya peran inspektorat, maka Pemkot bagi pemangku kepentingan. Burhan kepada WP Surakarta justru meletakkan orang-orang terbaiknya mengemukakan harapannya agar APIP dapat memberi di Inspektorat. Kami,. lanjutnya, justru menempatkan umpan balik yang positif kepada manajemen. Menyikapi Inspektorat sebagai penegak integritas. Menyinggung masalah profesionalisme dan inde­ pendensi dari inspektorat di

dari kiri ke kanan: Sekda Provinsi Sulsel, Andi Muallim, Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Boedy Soeharto, dan Walikota Ternate, Burhan Abdurahman

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Kapasitas SDM Masalah Utama Profesionalisme APIP di Daerah Warta utama daerah, baik Burhan maupun Boedy, berpendapat sangat mengarah ke spesialisasi. tergantung pada leadership dan APIPnya. Keduanya Sekda Provinsi Sulsel, Andi Muallim yang juga berpendapat, profesionalisme dan independensi merupakan birokrat senior di lingkungan Pemda sangat bergantung pada sejauh mana, pemimpin Sulsel. cukup memahami sulitnya peran APIP. Kedepan, menempatkan inspektorat dalam proses manajemen. Andi mengharapkan agar seluruh pemerintah daerah Ketika pimpinan merasa Inspektorat penting, maka, menempatkan APIP pada posisi strategis sebagai pemimpin akan memperhatikan penempatan SDM, bagian dari proses manajemen. Ia mencontohkan, dukungan dana, kemudahan akses informasi, serta akses perlu dilibatkannya APIP saat proses perencanaan, komunikasi langsung ke pimpinan. Satu hal yang juga pelaksanaan, dan pertanggungjawaban, tetapi tetap penting adalah kesamaan standar kerja seluruh auditor pada posisi sebagai konsultan. Peran APIP, menurutnya intern pemerintah. memang untuk kebutuhan internal sebagai bagian Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pencegahan munculnya bibit penyimpangan di samping kaitannya untuk meningkatkan profesionalisme dan ten­­tunya­ ada pemeriksaan secara berkala sesuai program independensi inspektorat diutarakan Burhan adalah pemeriksaan tahunan. Lalu, bagaimana APIP menyikapi pertama, Inspektorat diisi oleh orang-orang yang tidak tuntutan peran yang semakin luas dan beragam? memiliki kompetensi sebagai seorang auditor tetapi Untuk mengetahuinya, WP juga berkesempatan harus melakukan peran sebagai auditor, kedua, tidak berdialog dengan Inspektur beberapa pemerintah ada standar kerja yang menjadi acuan, ketiga, tidak ada daerah. program untuk pengembangan profesi, dan keempat, Sebagai aparatur yang diberi tugas melakukan tidak ada pihak yang diberi kewenangan untuk menilai pengawasan atas pengelolaan keuangan negara, mereka kinerja inspektorat. Jika pun ada, menurutnya, hanya diha­dapkan kendala untuk bisa melakukan peran dari pimpinan dan tanpa kriteria yang jelas. Kondisi secara profesional dan independen. Namun, umumnya ini menjadikan kinerja inspektorat sebagai APIP, permasalahan dapat diminimalisasi sepanjang pimpinan sangat sulit diukur. Idealnya, menurutnya, sejak awal tertinggi memiliki komitmen meletakkan APIP pada rekuitment PNS untuk pemeriksa memang sudah harus posisi dan peran yang seharusnya. ditetapkan, ada pendidikan khusus untuk tugas-tugas Hal itu disampaikan oleh Inspektur Prov Sulsel, pengawasan. Seringkali SDM di Inspektorat berkembang Azikin dan Inspektur Kota Surakarta, Untara. Azikin 35 sendiri dan belum melembaga. Setelah itu, lanjutnya, berpendapat bahwa leader telah memberikan energi pengembangan kompetensi dapat dilakukan baik yang kuat dalam membentuk karakter pengawasan. oleh Irjen Kemendagri atau BPKP sehingga wawasan Oleh karena itu, peran leader menjadi hal mutlak dalam mereka berkembang sebagai auditor. Menyikapi wacana mendorong segenap sumber daya yang ada untuk pembentukan lembaga profesi yang menaungi APIP, bersama menciptakan pemerintahan yang akuntabel pada dasarnya, Boedy setuju, asalkan jenjang karir orang- dan transparan, termasuk memberdayakan APIP. Hal orang yang ditempatkan dalam profesi APIP jelas dan yang sama juga dirasakan Inspektorat Daerah Kota Surakarta, Untara. Ketika pemimpin meletakkan inspektorat pada posisi yang strategis

dari kiri ke kanan: Inspektur Kota Surakarta, Untara, Kepala BPAKD Kota Surakarta, Budi, Inspektur , Wisnu Bawa Temaja

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Warta utamaWarta utama

dan selalu menjadikannya tempat untuk bertanya Kondisi yang dihadapi dalam melakukan pengawasan dan memperoleh informasi penting, ia merasakan juga beragam. Inspektur Kota Ternate, M. Taufik Djauhari kenyamanan dalam bekerja. justru sudah melihat pergeseran peran APIP menjadi Pada prinsipnya, jelas Untara, Walikota memberikan tempat berkoordinasi dan tempat bertanya para auditan. contoh bagaimana menjadi pelayan masyarakat bukan kendala kita selama ini, menurutnya, terkait sumber pejabat. “Ketika Walikota tidak menerima gratifikasi dalam daya manusia. bentuk apapun, secara otomatis bawahannya juga tidak Jika ditanya sudah optimal atau belum, Djauhari menerima. .”jelasnya. kontrol sosial, menurutnya menjadi dengan tegas menyatakan belum optimal. “Harapan penting dan sangat membantu peran inspektorat, kami ke depan, pertama, ada semacam ketentuan yang apalagi Walikota selalu turun ke lapangan untuk mengatur tentang perekrutan dan mutasi pegawai mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat. inspektorat. Kedua, perlu banyak kesempatan diklat bagi Dengan kondisi kepemimpinan seperti ini, diakui Untara, pegawai inspektorat. Kami telah menganggarkan biaya peran inspektorat menjadi lebih ringan. diklat tetapi masih bingung harus dikirim diklat kemana, Untuk menjamin kualitas hasil kerja inspektorat, lanjut kemendagri atau Pusdiklat BPKP.”jelasnya. Saat ini, lanjut Untara, pihaknya selalu melakukan expose terhadap Djauhari, ada jabatan fungsional Auditor di bawah setiap laporan yang akan terbit sehingga semua orang pembinaan BPKP dan ada Pengawas Penyelenggara yang ada di inspektorat dapat memberi masukan dan Urusan Pemerintah di Daerah di bawah pembinaan melakukan gelar pengawasan di akhir tahun dengan Kemendagri. mengundang seluruh SKPD. Hal senada juga disampaikan Inspektur Badung, Inspektur Kota Ternate, M. Taufik Djauhari, juga Wisnu Bawa Temaja. Menurutnya, ke depan, perlu sependapat dengan Untara dan Azikin. Bahkan, instruksi dibangun sistem pengawasan nasional sebagai acuan Walikota agar inspektorat bekerja seobyektif mungkin, bagi seluruh fung­­­sional auditor pe­merintah. mem­berikan kekuatan sendiri untuk SDM di Insepktorat. Untuk pengembangan kompetensi APIP di BAdung, Kalau berbicara independensi, maka, idealnya yang kerjasama dengan Per­wakilan BPKP juga dirasakan mengawasi dan yang diawasi minimal kedudukannya manfaatnya oleh Wisnu. Hal ini terus dilakukan untuk sejajar. Sepertinya. lanjutnya, hal ini belum menjadi me­ningkatkan kapabilitas dan profesionalisme seorang 36 kenyataan meskipun telah diperjuangkan oleh Itjen pengawas internal. Kiprah dan peran inspektorat selain Kemendagri agar supaya eselon Inspektorat daerah sangat mendukung akuntabilitas dari kepala daerah, sejajar dengan Sekda. juga akan dapat menjawab tuntutan masyarakat “Saat ini, eselon inspektorat daerah masih dibawah akan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih. sekda. Padahal. tupoksi inspektorat mengharuskan Secara berkala, inspektorat juga mencari solusi dari berkoordinasi dengan sekretaris daerah. Pasti, dalam keterbatasan sum­ber daya pengawasan dari berbagai hal independensi akan membuat komunikasi agak latar belakang yang berbeda tersebut dengan mengirim tersumbat”.jelasnya. pegawai ke pusdiklat BPKP. Ia juga bertekad untuk menjadikan inspek­torat sebagai instansi yang sigap

dari kiri ke kanan: Kepala BPKP Perwakilan Provinsi Riau, Yono Andi Atmoko, Inspektur Prov Sulsel, Azikin Solthan,Inspektur Kota Ternate, M. Taufik Djauhari Soleman Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Kapasitas SDM Masalah Utama Profesionalisme APIP di Daerah Warta utama dengan perubahan aturan melalui pengembangan internal auditor, kita dapat mengawal pencapaian kompetensi SDM secara terus menerus. Ia juga visinya,”ungkapnya. Harapan kita agar semua pimpinan berharap agar penempatan SDM pada inspektorat daerah semakin peduli dengan pengawasan. “BPKP mengedepankan kompetensi. hanya dapat menggerakkan mereka untuk berjuang Pendapat lain disampaikan Inspektur Pemprov meraih WTP,”jelasnya. Meski demikian, peningkatan Kepulauan Riau, Mirza Bachtiar. Menurut Mirza, untuk kualitas APIP telah dirasakan semakin baik oleh Kepala membangun profesionalisme APIP di daerah, relatif BPKP Perwakilan Provinsi Riau, Yono Andi Atmoko. lebih sulit jika dibandingkan dengan K/L. Salah satu Menurutnya, baik dari aspek kompetensi dan komitmen, penyebabnya, lanjutnya karena suasana pemerintahan APIP sudah cukup banyak kemajuannya. dipengaruhi oleh sistem politik saat ini dan APIP belum Adanya perubahan karakter pengawasan ternyata dipandang sebagai profesi yang menjanjikan. Tetapi dirasakan oleh pemimpin SKPD yang diwawancarai yang paling penting dari semua itu adalah komitmen, redaksi. Salah satunya adalah Kepala Dinas Pengelolaan baik pimpinan maupun aparatur yang ditempatkan Keuangan dan Aset Daerah Kota Ternate, M. Tauhid pada Inspektorat. Dalam hal kompetensi saja, lanjutnya, Soleman. Menurutnya, kinerja inspektorat jauh lebih telah ada upaya pembinaan termasuk peningkatan baik dari sebelumnya. Meskipun demikian, ia juga tidak kompetensi. Tetapi yang sering terjadi adalah pegawai menyangkal bahwa baik dari aspek jumlah maupun yang sudah disertifikasi justru dipindahkan ke unit kualitas, APIP yang ada belum sebanding dengan yang kerja lain. Menyikapi rencana pembentukan organisasi diharapkan. Menurutnya, dari sisi komposisi maupun profesi, ia pun menyatakan dukungannya. Ia menyadari kompetensi, perlu dilakukan pembenahan APIP secara pentingnya dibentuk organisasi APIP, baik sebagai nasional. Hal yang sama juga disampaikan Kepala penegak integritas APIP maupun untuk menjaga kualitas BPAKD Kota Surakarta, Menurutnya, setiap melakukan hasil kerja para APIP. pembinaan kepada unit kerja terkait pengelolaan Tuntutan akan sebuah profesionalisme juga disadari keuangan negara, pihaknya selalu melibatkan Inspek­ Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan, torat. Saat ini, lanjutnya, Inspektorat Kota Surakarta Surya Negara. Ia juga menyayangkan masih adanya sudah lebih fokus pada upaya pencegahan daripada pemerintah daerah yang belum care mengoptimalkan audit. peran APIP. Untuk itu, sebagai perpanjangan tangan Berbagai persoalan yang menjadi batu sandungan 37 BPKP di daerah, ia dan jajaran selalu berupaya untuk tumbuhnya profesionalisme dan independensi APIP di memberikan berbagai solusi terhadap permasalahan daerah, dapat menjadi cerminan perlunya dibangun yang dihadapi Pemda. Hasilnya, lanjutnya, saat ini sebuah lembaga profesi yang memiliki peran menjaga sudah semakin banyak pemerintah daerah di Provinsi profesionalisme dan independensi dari APIP. APIP Sumsel yang selalu melibatkan BPKP dalam mengatasi sebaiknya tidak hanya dianggap sebagai bagian dari permasalahan yang dihadapi Pemda.“Intinya, BPKP pemerintah daerah, tetapi bagian dari pemerintahan harus bisa menyakinkan pimpinan daerah kalau sebagai indonesia secara keseluruhann (Nani/Har bw/Harjum/Diana/Idiya/Yus/Edi/Ajat)

dari kiri ke kanan: Inspektur Pemprov Kepulauan Riau, Mirza Bachtiar, Kepala Perwakilan BPKP Prov. Sumsel, IGB Surya Negara, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah,Kota Ternate, M. Tauhid

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Nasional

38

Mewujudkan Good Governance di sektor pemerintahan dan korporasi merupakan salah satu tugas para Akuntan. Akuntan Indonesia selama ini turut berperan dalam mewujudkan hal itu, sebab akuntan merupakan pilar strategis dari sistem akuntabilitas dan transparansi. Hal ini terungkap pada Konvensi Nasional Akuntansi tahun 2012 yang dibuka oleh Wakil Presiden, Boediono

onvensi Nasional Akuntan oleh Wakil Presiden didampingi kapkan, hal penting dalam mem­ diselenggarakan di Ketua IAI, Mardiasmo dan bangun Good Governance adalah Yogya­karta pada tanggal Gubernur DI , Sri menegakkan nilai-nilai luhur. Ia 27 – 28 Juni 2012 X di hadapan mengingatkan akan tujuh pesan mengambilK tema “Tranformasi sekitar 600 peserta Konvensi. sederhana yang perlu ditegakkan, Good Governance dari Kepatuhan Pada kesempatan itu, Wakil­ meliputi : Menuju Budaya”. Pembukaan Presiden menyampaikan pe­san- • Selflessness, penyelenggara ditandai dengan pemu­kulan gong pesan yang menarik.Ia mengung­ pe­me­­rintahan harus bekerja

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Praktik Public Private Partnerships (PPP) di Ko- Nasional

untuk kepentingan publik, dapat mele­ ­paskan diri dari keinginan men­dapatkan keuntungan bagi diri sen­diri, keluarganya, ataupun teman-temannya. • Integrity, penyelenggara pe­me­­rintahan harus memiliki integritas dan bekerja tanpa tekanan ke­wa­jiban apapun yang dapat mempengaruhi kinerjanya. • Objectivity, dalam menjalankan tugas dan fungsinya, ter­masuk melakukan kontrak kerja, penye­lenggara pemerintahan harus obyektif atau bisa memu­tus­kan berdasarkan ‘merit’. • Accountability, penyelenggara pemerintahan harus akuntabel pada masyarakat atas setiap keputusan dan tindakan yang diambil. • Openness, Penyelenggara Pemerintahan harus terbuka akan setiap keputusan dan tindakan yang diambil, dan harus memberi alasan ketika masyarakat bertanya. • Honesty, setiap penyelenggara pemerintahan harus mengungkapkan apa saja kepentingan masyarakat yang terkait dengan tugasnya dan selalu berupaya me­menuhinya. • Leadership, setiap penyelenggara negara harus men­­jadi teladan dan memberi contoh yang baik. 39 Sebelum dibuka oleh Wakil Presiden, Ketua

Ikatan Akuntan Indonesia, Mardiasmo memberikan Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X sambutannya sebagai Ketua Penyelenggara. Pada kesempatan itu ia mengenalkan dimulainya peng­ tepat dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. gunaan Kar­tu Anggota IAI model baru dan secara Materi konvensi diisi oleh pembicara-pembicara simbolis memberikan Kartu Anggota model tersebut yang kompeten. Pada seminar pertama, tampil pada empat anggota. anggota BPK RI, Agung Firman Sampurna, dan Ketua Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hameng­ UKP-PPP, Kuntoro Mangkusubroto. Seminar pertama kubuwono X juga menyampaikan sambutannya seba_ mengambil tema “Mengelola Perubahan:­ Reformasi gai tuan rumah. Ia menyampaikan ketertarikannya Birokrasi sebagai Pondasi Budaya Good Governance”. akan tema dari konvensi ini yang menurutnya sangat Pada seminar kedua dengan tema “Budaya Good Governance Mendukung Pencapaian Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Sustainability” dengan pembicara Pimpinan KPK, Busyro Muqqodas, dan Kepala Pusat Kajian Fiskal Kementerian Keuangan. Pemaparan yang tak kalah menarik disampaikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.Ia mengungkapkan bahwa pada dasarnya semua aturan hukum untuk membangun Good Governance di Indonesia telah ada. Yang menjadi masalah adalah penerapannya. Penegakan hukum tidak dapat dilakukan dengan menilai penerapan pasal-pasal pada setiap aturan hukum, namun harus mengedepankan rasa keadilan. (Nuri/Triwib/Tine/Edi) Kar­tu Anggota IAI

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 WartaWartaNasion utama utamaal Nasional

Profesor kelahiran Sampang Madura ini memiliki nama lengkap Muhammad Mahfud 40 MD. Merintis karir dari seorang akademisi yang kemudian turun di gelanggang politik ini telah malang melintang di sektor publik sebagai pejabat pemerintahan. Sempat menjadi Menteri Pertahanan di era Pemerintahan , saat ini ia menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi.

idak ada perubahan besar saat ia menjadi akademisi, politisi, ataupun pejabat publik, Mahfud selalu bersikap kritis dan bicara blak-blakan. Hal itu juga muncul saat menjadi pembicara pada Konvensi Ikatan Akuntan Indonesia VII di Yogyakarta dan diwawancarai oleh Warta Pengawasan. TTampil sebagai salah satu pembicara pada KNA IAI VII, ia mengungkapkan bahwa permasalahan yang dihadapi bangsa ini sudah jelas dan tak perlu banyak dibahas lagi. Saat ini adalah saat untuk bertindak nyata untuk melakukan perbaikan, termasuk dalam pengelolaan keuangan negara. “Sudah banyak seminar diselenggarakan untuk memperbaiki kualitas pengelolaan keuangan negeri ini, tetapi belum ada perbaikan yang signifikan. Semua teori sudah habis disampaikan, semua masalah sudah habis dibahas. Tetapi saya belum melihat ada simpulan yang bersifat operasional.” “Good Governance akan dapat terwujud jika didukung oleh satu sistem hukum yang baik. Teori apapun yang di­gunakan sebagai landasan, tidak akan ada gunanya jika tidak dituangkan dalam aturan hukum dan ditegakkan oleh seluruh penyelenggara negara. Sebuah sistem hukum akan berjalan baik jika didukung legal substance, legal structure, dan legal culture yang baik juga. Kondisi yang ada saat ini, legal substance sudah baik bahkan berlebihan. Seluruh

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Nasional Praktik Public Private Partnerships (PPP) di Ko- Nasional

peraturan atau produk hukum yang dibutuhkan Universitas Gajah Mada sudah terbit. Setiap ada seminar atau rapat yang pada tahun 1993 ini menyimpulkan perlunya suatu produk hukum, mengungkapkan penegakan langsung direspon dengan penerbitan peraturan. Jadi hukum jangan diartikan legal substance-nya sudah cukup.” sebagai penerapan “Yang saat ini menjadi masalah adalah legal pasal-pasal seluruh structure-nya tidak pernah berubah. Kegagalan dalam produk hukum, tetapi penegakan hukum di Indonesia disebabkan perilaku penegakan keadilan. Ia aparat hukum yang ada tidak pernah berubah. Kalau membedakan antara kita cermati, gema reformasi itu hanya terasa di penegakan hukum Jakarta. Coba kita ke daerah, hampir tidak ada yang dengan penegakan berubah. Masih banyak perilaku penegak hukum yang keadilan. belum sesuai dengan semangat reformasi. Jadi legal Penegakan substance sudah oke tapi legal structure-nya belum hukum sering mendukung. Inilah yang menjadi hambatan.” diartikan Ia menambahkan bahwa bangsa kita bukanlah sebagai bangsa berbudaya korupsi. Menurutnya, pada menjalankan pasal-pasal pada perundang-undangan. tahun 70an tidak ada yang namanya mafia pajak, “Hukum di negeri ini jangan diartikan sebagai tetapi sekarang sangat marak. Ia memberi contoh menjalankan pasal-pasal setiap perudang-undangan kasus Gayus yang diangapnya sebagai bentuk tetapi diartikan sebagai tegaknya keadilan. Jika hukum penyimpangan yang melibatkan semua unsur penegak diartikan demikian, akan banyak penyimpangan hukum. “Petugas pajaknya sudah dihukum, polisinya karena pasal-pasal tersebut dapat dipermainkan seusai sudah dihukum, jaksa penuntutnya pun sudah kena kepentingan.” juga, demikian juga dengan pengacara dan hakimnya. Di sela-sela seminar, Warta Pengawasan Hal ini sangat memprihatinkan…dan saat ini adalah sempat menanyakan peran Aparat Pengawasan saatnya bertindak untuk memperbaiki..”, ungkapnya. Intern Pemerintah dalam mendukung penegakan 41 Lelaki yang mendapatkan gelar doktor dari hukum tersebut. Ia menyampaikan bahwa peran APIP sangat penting. “Pengawasan itu kan ada yang melekat pada organisasi. Pada pengawasan melekat yang dibutuhkan adalah leadership. Dengan leadership yang kuat maka aturan dapat ditegakkan dengan baik. Selain itu ada pengawasan fungsional. Yang ini membutuhkan profesionalisme dan obyektivitas”, ungkapnyan (triwib/Nuri/Tine/Edi)

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 warta pusat Warta pusat Reform Exhibition: Menuju Birokrasi Bersih Cepat Melayani

42

Menteri PAN & RB, Azwar Abubakar membuka secara resmi acara Bureaucracy Reform Exhibition, Conference and Stakeholder Meeting 2012 di Hotel Bidakara Pelayanan publik yang bersih, cepat, dan melayani adalah impian setiap masyarakat. Untuk mewujudkan penantian masyarakat atas birokrasi yang bersih, cepat, dan melayani terse- but telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah baik secara mandiri maupun melibat- kan pihak luar.

ali ini, atas inisiatif Sekretariat kantor Wakil Kepala Biro Kepegawaian dan organisasi, Dadang Presiden Republik Indonesia dan KemenPAN Kurnia, menjadi salah satu narasumber dengan pokok & RB, berkolaburasi dengan Insitut bahasan “Reformasi Birokrasi untuk Meningkatkan Administrasi Negara, UI, UGM, Universitas Akuntabilitas dan Kinerja”. Paramadina,K Canberra University, dan AusAID, Banyak hal yang dihadirkan dalam acara tersebut, digelar Bureaucracy Reform Exhibition, Conference and disamping pameran, yaitu panel diskusi yang ber­ Stakeholder Meeting 2012 di Hotel Bidakara Jakarta langsung selama tiga hari. Tujuan dari kegiatan pada 27 – 29 Agustus 2012. ini adalah untuk memberi dukungan pelaksanaan Event tersebut dibuka secara langsung oleh reformasi birokrasi di Indonesia sekaligus MenPAN & RB, Azwar Abubakar. Pada kesempatan mempromosikan pengambilan kebijakan reformasi. ini, BPKP turut berpartisipasi dengan membuat Melalui kegiatan tersebut, masyarakat diharapkan sebuah stan pameran yang memamerkan atau dapat mengetahui institusi mana saja yang telah mempublikasikan hasil-hasil yang telah dicapai oleh melaksanakan reformasi birokrasi termasuk hasil dari tim Reformasi Birokasi di BPKP serta peran BPKP sebuah proses reformais birokrasi. dalam memotori Tim Quality Assurance Reformasi Pada pidato pembukaannya yang bertajuk “New Birokrasi Nasional. Di samping itu, BPKP diwakili Direction of Reform and The Role of Research”, Azwar

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 warta pusat Warta pusat

Kepala Biro Kepegawaian BPKP, Dadang Kurnia (kedua dari kiri) sedang memaparkan pokok bahasan “Reformasi Birokrasi untuk Meningkatkan Akuntabilitas dan Kinerja”.

Abubakar mengatakan bahwa saat ini terdapat bagaimana Reformasi Birokrasi yang sekarang kita tiga masalah yang saling terkait dalam tubuh jalankan berdampak pada layanan yang baik kepada pemerintahan, yakni: birokrasi yang tidak efisien warga. (gemuk); korupsi yang merajalela; dan anggaran Yang menarik adalah paparan pembicara dari Infrastruktur yang kecil. Birokrasi yang gemuk Korea, Prof Park Sukin bahwa leadership sangat harus dibuat ramping dan efisien, sedangkan penting. Park men-share kepada peserta bahwa korupsi harus diberantas, dan anggaran untuk pada saat krisis di Korea, Presiden Korea sendirilah infrastruktur harus ditambah. Saat ini, menurutnya, yang turun tangan dengan membuka diskusi dan pemberantasan korupsi sudah mulai ada perbaikan turun sendiri mengatasi permasalahan birokrasi dan dengan meningkatnya IPK dari 2,5 menjadi 3,0. Meski demikian, ia menyadari masih banyak hal yang harus dibenahi. Untuk itu, KemenPAN dan RB, sejak di awal 43 kepemimpinannya, telah mencanangkan sembilan program percepatan reformasi birokrasi. Beberapa narasumber yang mengisi acara panel diskusi juga menampilkan beberapa hal yang menarik, diantaranya Dr. Wahyu Sutiyono, guru besar University of Canberra. Beliau mengapresiasi apa yang telah diupayakan pemerintah Indonesia melalui KemenPAN dan RB dalam proses reformasi birokrasi. Hal ini, lanjutnya menunjukkan komitmen para pimpinan KemenPAN dan RB. Tayangan film yang menampilkan komitmen Menteri Kemenpan Azwar Abu Bakar dan Wakil Menteri KemenPAN dan RB, Eko Prasojo untuk segera mereform birokrasi yang lamban dan sewenang-wenang dalam layanan kepada masyarakat. Keduanya, lanjutnya, telah memberanikan diri untuk menghadapi publik dan mencanangkan bahwa kalau masyarakat tidak puas dengan pelayanan publik mereka dilindungi oleh undang-undang dalam memberikan komplain atau keluhannya. Hal inilah, yang menurut Wahyu, belum kita lihat sebelumnya. Selain itu, Ketua UKP4, Kuntoro Mangkusubroto, menyatakan bahwa reformasi harus lebih luas semisal, harus bisa menghubungkan antara kinerja maupun budget dan kebutuhan warga yang kita layani. Yang menjadi tantangan berikutnya, lanjutnya, adalah Dr. Wahyu Sutiyono, guru besar pada University of Canberra

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 warta pusat Warta pusat

berbicara kepada banyak pihak untuk mengatasi harus dihadapi. reformasi public service. Park juga mengharapkan agar Sejumlah agenda reformasi sudah diagendakan leadership di Indonesia, yaitu Presiden bisa melakukan dan terlihat sangat ambisius dalam waktu yang hal yang sama dengan yang telah dilakukan oleh singkat, karena menurutnya dua tahun ini adalah Presiden Korea. momentum kita untuk segera melakukan akselerasi Saat penutupan, WaMenPAN dan RB, Eko Prasojo terhadap Reformasi Birokrasi . Jika, kita gagal, menyadari bahwa melakukan Reformasi Birokrasi, lanjutnya, mungkin kita akan sulit untuk mencari seperti melawan takdir. Sulitnya melakukan reformasi momentum. “Kita harus menggunakan momentum birokrasi karena sejak awal dicetuskan, sebenarnya yang tersedia dengan sebaik-baiknya dan faktor yang sudah mengalami kegagalan, tetapi itulah yang harus cukup penting adalah melakukan reformasi terhadap kita hadapi. reformer itu sendiri, seperti Kemenpan, LAN, dan Memang merupakan proses yang tidak mudah, BKN.”tambah Eko. lanjutnya, tetapi masa depan kita sangat ditentukan Saat ini, pemerintah, lanjutnya, telah berencana oleh keberhasilan dalam melakukan Reformasi Biro­ untuk segera melakukan revitalisasi Kemenpan, LAN krasi sebagai mesin penggerak pembangunan dan dan BKN melalui pendesainan ulang organisasi pada pemerintahan. Jika tidak segera dibenahi, maka, ketiga lembaga tersebut dan akan melakukan hal program-program pemerintah, meski baik, maka yang sama terhadap dua belas KL di Pemerintah Pusat. hanya akan berada di atas kertas dan menjadi wacana. Dari sisi organisasi, lanjutnya, pemerintah memiliki Fakta yang dilihat dan dengarnya adalah struktur yang sangat gemuk dan banyak sekali keprihatinan dari banyak pihak terhadap beberapa overlapping fungsi yang berdampak pada inefisiensi hal yang terjadi di birokrasi, seperti sikap mental dan dan inefektivitas. Kedua, menurutnya, banyak sekali moralitas yang tidak baik. Kondisi ini menunjukkan kontradisi dan ambiguitas dari berbagai macam bahwa kita belum terlalu serius untuk membenahi peraturan-peraturan perundangan pada semua sektor. birokrasi. Reformasi administrasi, lanjutnya, harus Ketiga, masalah SDM. SDM, lanjutnya, selain over didukung tiga hal, yaitu pertama, politik komitmen, state dari sisi jumlah tetapi juga under state dari sisi 44 kedua, kejelasan agenda reformasi, dan ketiga kualitas. Oleh karena itu, target pemerintah, adalah digerakkan oleh mesin reform secara nasional untuk untuk mendistribusikan PNS pada posisi yang ideal. masing-masing K/L dan Pemda yang handal.. Di samping itu, akan dilakukan rasionalisasi PNS yang “Saya tidak khawatir dengan kejelasan agenda secara kompetensi tidak bisa dipergunakan lagi. Ia reformasi tetapi agak sedikit khawatir dengan juga menyoroti persoalan integritas di tubuh PNS. komitmen politik dan mesin yang menggerakkan Selain persoalan PNS, birokrasi juga dihadapi pada reform terutama kalau kita bicara pada level proses bisnis yang tidak jelas dan transparan yang kementerian dan pada level pemda.”paparnya. Di berdampak pada kualitas layanan publik yang belum situlah, menurutnya, yang menjadi kendala yang sesuai harapan. Saat ini, menurut Eko, sudah ada sejumlah konsep yang sedang disiapkan sebagai bantalan reform yaitu UU Aparatur Sipil Negara dan UU Administrasi Pemerintahan. Ia berharap kedua UU tersebut dapat ditetapkan oleh pemerintah paling tidak tahun ini atau awal tahun depan. Di samping itu,pemerintah juga menyiapkan sembilan program percepatan program akselerasi untuk Reformasi Birokrasi. Ditingkat mikro, pemerintah juga mendorong K/L untuk secepat-cepatnya untuk melakukan perubahan. Dari sejumlah K/L yang telah melakukan perubahan di level mikro memang telah diperoleh hal- hal positif yang dapat dijadikan best practice di dalam penyelenggaraan Reformasi Birokrasin (Nuri/Triwib/HJK/Tanti/Sari/Nani/Diana/Tine/Isna/Yus/Adi/ Ita/erwin/ika/putri)

Wamen PAN dan RB, Eko Prasojo

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 warta pusat Warta pusat Siap Menuju “Zona Integritas”

Wakil ketua ombudsman RI (ke-4 dari kiri), Menteri PAN dan RB, Azwar Abubakar, (ke-5 dari kiri) Menteri PPN/Bappenas, Armida Alisjahbana, Pelaksana Harian Deputi Pencegahan KPK, Sekretaris Utama BPKP, Suwartomo

Menjadikan Kementerian PPN/Bappenas sebagai institusi yang berintegritas dan melayani merupakan aspek penting dari keberhasilan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik. Menteri PAN dan RB, Azwar Abubakar dalam kata sambutannya menyebutkan bahwa 45 Kementerian PPN/Bappenas memiliki peran strategis dalam manajemen pemerintahan karena melalui perencanaan yang berkualitas akan mendekati keberhasilan dalam pelaksanaan pembangunan. Bertempat di Gedung Bappenas (10/9), Kementerian Bappenas menunjukkan komitmennya melalui pencanangan zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi.

adir dalam acara pencanangan zona integritas, Kementerian PPN/Bappenas dapat memberi kontribusi Kepala BPKP diwakili Sekretaris Utama positif dalam meningkatkan indeks persepsi korupsi BPKP, Suwartomo, Pelaksana Harian Deputi pemerintahan Indonesia. Pencegahan KPK, Wakil Ketua Ombudsman Salah satu bagian penting yang menjadi perhatian RI,H dan wakil dari Forbes APIP. Dua agenda yang pemerintah juga disampaikan oleh Menteri PAN dan dilaksanakan dalam acara tersebut yaitu deklarasi RB, Azwar Abubakar. Beliau berharap agar Kementerian pencanangan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, PPN dan Bappenas dapat secara terus-menerus Armida Alisyahbana dan penandatanganan piagam melakukan pembenahan dalam perencanaan nasional penetapan unit kerja menuju Wilayah Bebas dari sebagaimana yang telah dilakukan oleh KemenPAN dan Korupsi. RB melalui percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi Armida dalam kata sambutannya menyatakan nasional.Pencanangan zona integritas yang diprakarsai bahwa seluruh jajaran Kementerian PPN/Bappenas Kementerian PAN dan RB diharapkan dapat menjadi secara terus menerus akan berupaya untuk memperoleh penggerak perubahan tata kelola pemerintahan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi. Menurutnya, menuju Indonesia yang sejahtera dengan aparatur pencananganan zona integritas menuju wilayah bebas yang berintegritas dan melayanin dari korupsi hanya merupakan langkah awal yang harus (nani/harjum/eddy) secara terus menerus dijaga dan ditingkatkan sehingga

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 warta pusat

1 2 1. Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara, Ardan Adiperdana(kiri) menyerahkan penghargaan kepada wakil dari Perwakilan BPKP Provinsi DI Yogyakarta sebagai Juara Umum penghargaan kehumasaan, 2. Deputi Kepala BPKP Bidang Polsoskam, Achmad Sanusi memberikan sambu- tannya

erlu passion dan kesungguhan untuk menjadi tugas kehumasan terberat di Indonesia karena instansi kehumasan terbaik. Setidaknya, pesan se­ yang paling banyak stakeholders-nya adalah BPKP. Tanpa derhana itu, cukup menginspirasi para pe­ humas, lanjutnya, BPKP tidak akan dapat mencapai ngelola kehumasan BPKP yang hadir pada goalnya. Ibarat kaki, maka humas adalah kakinya acaraP Rakor Kehumasan dan Website BPKP tahun 2012 46 BPKP. Seandainya humas tidak ada atau tidak optimal di Jakarta (4/7) yang mengangkat tema “Penguatan perannya, maka BPKP akan pincang.” ungkap Dewi. Kehumasan untuk Mendukung Implementasi Reformasi Hal senada terkait strategisnya peran Humas juga Birokrasi”. disampaikan oleh Dir. Layanan Informasi Internasional Didepan seluruh insan kehumasan BPKP, Deputi­ Kemkominfo, Selamatta Sembiring. Menurutnya, humas Kepala BPKP Bidang Polsoskam,­ Achmad Sanusi, saat ke depan harus dapat berperan sebagai coun­selor, membuka acara rakor menyampaikan pentingnya advisor sekaligus penerjemah bagi top management peran kehumasan sebagai jembatan penghubung dan masyarakat. antara BPKP dengan stakeholders dan masyarakat. Hari terakhir dari kegiatan rakor diisi Helmy Yahya, Untuk ini, lanjutnya, humas BPKP harus bijak dalam yang memberi materi public speaking bagi auditor. Pada menjalankan peran kehumasan terutama sebagai garda kesempatan tersebut, Helmy menyampaikan beberapa terdepan penyedia informasi. “BPKP berkewajiban trik agar humas BPKP yang notabene merupakan instansi untuk menyampaikan kinerjanya kepada masyarakat dengan core business pengawasan dapat berperan dengan tetap memperhatikan informasi yang boleh dan menjadi public speaking yang handal. "BPKP sebagai dikecualikan. Salah satunya adalah terkait peran BPKP institusi yang sebagian besar pegawainya merupakan sebagai konsultan dalam mendukung terwujudnya tata auditor diakuinya memiliki persoalan tersendiri untuk kelola pemerintahan yang baik.”ungkap Sanusi. Langkah menjadi public relation," jelasnya. Untuk itu, satu kunci lain yang menurutnya penting adalah mengelola current yang menurut Helmy harus dilakukan adalah terus issue yang dapat dimanfaatkan oleh jajaran pimpinan di berlatih menjadi PR pemerintah yang dapat menjadi BPKP sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. pintu keluar dari informasi pengawasan. Salah satu pembicara yang cukup menginspirasi Yang istimewa dari acara Rakor Kehumasan dan adalah DR Dewi Aryani, M.Si, Anggota Komisi VIII DPR RI Website BPKP, adalah penyelenggaraan malam anugerah yang mengangkat judul “Humas Sebagai Pilar Strategi”. sebagai media untuk memberi apresiasi atas kinerja Peran BPKP sangat strategis dalam men-support ter­ insan kehumasan BPKP. Juara umum untuk award bangunnya good governance di Indonesia. Di sinilah kehumasan tahun 2012 adalah Perwakilan BPKP Provinsi menurutnya, pentingnya peran kehumasan BPKP DI Yogyakarta. Sedangkan untuk kategori lain adalah sebagai “icon BPKP”. Baginya, Humas BPKP mengemban sebagai berikut:

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Warta pusat

dari kiri ke kanan: Presdir PR Soceity-Konsultan, Magdalena Wenas, Dosen ISI Yogyakarta, Risman Marah, Anggota DPR RI, Dewi Aryani, Public Speaking, Helmy Yahya, Pakar IT, Onno W. Purbo

Pertama, kategori Majalah Internal Terbaik, Per­ M.Comm, Pakar IT, dan Ir. Onno W. Purbo, M.Eng, PhD. wakilan BPKP Provinsi DIY; “Paris Review”, Perwakilan Beberapa pesan penting juga disampaikan pa­ BPKP Provinsi Riau, “Selembayung” dan Perwakilan BPKP ra narasumber tersebut, diantaranya, Presdir PR provinsi Selatan, “Parikatte”. Kedua, kategori Soceity, Magdalena Wenas, menyampaikan fenomena Pengelola Website Terbaik adalah Perwakilan BPKP perkembangan social media yang harus disikapi secara Provinsi DIY, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah, positif untuk mengembangkan peran kehumasan.”BPKP dan Perwakilan BPKP Provinsi Riau. Ketiga, kategori harus siap berkompetisi dan social media dapat di­ pengelola kehumasan terbaik adalah Perwakilan BPKP manfaatkan untuk explore kinerja dan performance Provinsi . Perwakilan BPKP Provinsi Jawa ke masyarakat.” Jelasnya. Ia mencontohkan, untuk 47 Timur, dan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan. mem­beri pemahaman tentang pengawasan, BPKP, Keempat, kategori Pengelola Opini adalah Perwakilan lanjutnya dapat memanfaatkan social media untuk BPKP Provinsi Sulawesi Selatan, Perwakilan BPKP Provinsi menyampaikan berbagai hal tentang pengawasan Jawa Tengah, dan Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu. maupun sharing informasi. Untuk menjawab tuntutan Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara, Ardan terhadap peran humas yang semakin penting ter­ Adiperdana, juga menyempatkan hadir dalam acara sebut, Wenas mendorong Humas pemerintah untuk tersebut. Ia berpesan kepada seluruh insan kehumasan meng-upgrade knowledge, change behavior, dan untuk bersikap bijak menjawab tuntutan keterbukaan change attitude. Menyambung paparan Wenas, Deddy S informasi publik. Pengakuan akan sebuah prestasi Bratakusumah, Deputi Bidang Tata Laksana Kementerian yang diraih de­­­­­ngan niat membawa citra diri organisasi. PAN dan RB, mengatakan bahwa untuk meningkatkan Lima kate­gori penghargaan kehumasan dinobatkan kualitas informasi, humas pemerintah harus bekerja ke­­pada unit-unit kerja BPKP yang telah berhasil mem­ sama dengan unit yang mengelola informasi atau TI. publikasikan kontribusi BPKP untuk mendukung pro­ Rakor kehumasan dan website yang diselenggarakan gram pemerintah. sekali setahun ini diharapkan dapat menjadi media Rakor yang berlangsung selama 3 hari ini, juga untuk meningkatkan wawasan dan pemahanan seka­ diisi oleh praktisi dan pakar bidang public relation, lain ligus meningkatkan kinerja insan kehumasan BPKP. diantaranya, Dosen ISI Yogyakarta, Risman Marah, M.Sn, (Ita/Nani) Presdir PR Soceity-Konsultan, Magdalena Wenas, CPR,

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 warta pusat Warta pusat

48 Wakil Presiden RI, Boediono (kedua dari kiri) didampingi Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring (kiri) menyerahkan Penghargaan kategori "informasi yang wajib Diumumkan" dan kategori "Informasi yang Tersedua Setiap Saat" kepada BPKP yang di terima oleh Kepala BPKP, Mardiasmo

Peringatan Hari Hak Untuk Tahu (right to know) Inter­­nasional, untuk kedua kalinya diperingati di Indonesia pada tanggal 28 September 2012. Hari itu, Indonesia bersama negara-negara lain di belahan dunia menyuarakan hak publik atas informasi­­ yang dikuasai badan publik termasuk pemerintah.

egiatan yang merupakan inisiatif dari Keterbukaan Informasi Publik. Terdapat dua kategori Komisi Informasi Pusat (KIP) merupakan yang dilombakan yaitu kategori “Informasi yang bagian dari upaya KIP untuk mendorong Tersedia Setiap Saat" dan kategori "Informasi yang badan publik terutama Kementerian/ Wajib Diumumkan” . Hal yang menggembirakan untuk LembagaK dan Pemerintah Daerah agar serius BPKP adalah diraihnya peringkat 2 untuk kategori mengimplementasikannya. Mungkin banyak pihak yang “Informasi yang Tersedia Setiap Saat” sedangkan belum menyadari pentingnya keterbukaan informasi. peringkat pertama dan ketiga masing-masing adalah Padahal, keterbukaan informasi publik merupakan Kementerian Sekretaris Negara dan Badan Tenaga Atom jalan pemerintah untuk melibatkan masyarakat untuk Nasional (BATAN). Sedangkan untuk kategori”Informasi mengawasi dan berpartisipasi dalam pembangunan yang Wajib Diumumkan", BPKP meraih peringkat ke-5 bangsa. setelah BPK RI. Kegiatan diawali seminar yang mengangkat tema Hadir dalam acara “Penganugerahan 10 Badan Publik “Hari Hak Untuk Tahu Internasional”, dilanjutkan Terbaik dalam Keterbukaan Informasi Publik” tersebut, dengan acara pemberian penghargaan kepada Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring, badan publik tingkal K/L dan Provinsi Terbaik dalam Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboy dan para Gubernur Mengimplementasikan UU No 14 Tahun 2008 Tentang penerima penghargaan, di antaranya Gubernur Jawa

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 warta pusat Warta pusat

Barat, Ahmad Heryawan, Mantan Gubernur DKI Jakarta, yang sudah mengimplementasikan. Menyikapi kondisi Fauzi Bowo, Gubernur Sumatera Utara,Gatot Pujo tersebut, Boediono menyatakan bahwa kondisi ini Nugroho, Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, dan merupakan cerminan pemerintah perlu memperbaiki Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono keadaan. “Saya menginstruksikan kepada seluruh K/L X. dan Pemda yang belum mengimplementasikan UU Dalam kata sambutannya, Boediono menyampaikan KIP untuk segera mengimplementasikan termasuk ucapan selamat kepada instansi yang telah memperoleh membentuk PPID. Sementara yang sudah memiliki penghargaan. Di bidang keterbukaan informasi, PPID, layani permintaan informasi secara transparan” jelasnya, Indonesia patut bangga karena Presiden jelas Boediono. Di akhir kata sambutannya, Boediono RI, bersama PM Inggris, meminta komitmen seluruh pimpinan badan publik David Cameron telah ditunjuk sebagai duta Open untuk memberikan layanan informasi dan menjadikan Government yang beranggotakan 55 negara. Ia juga momentum ini sebagai gerakan bersama antara menekankan bahwa setiap instansi sebagai badan pemerintah dan rakyat untuk mewujudkan good publik harus memenuhi hak publik atas informasi yang government melalui open governmentn dikelola badan publik untuk mewujudkan pemerintahan (Nuri/Nani/triwib/Harbow/Yustinus) yang transparan, akuntabel, dan pada akhirnya akan mendorong partisipasi dari masyarakat dalam proses pembangunan bangsa. Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring juga mengapresiasi langkah KIP untuk mendorong terimplementasinya UU KIP. Menurutnya, “Hari Hak Untuk Tahu” yang telah diperingati sejak 10 tahun lalu oleh negara-negara di dunia pada dasarnya untuk menumbuhkan kesadaran badan publik bahwa masyarakat berhak tahu apa yang telah dilakukan pemerintah. 49 Terkait kondisi di Indonesia, Ketua Komisi Infor­ masi Pusat, Abdul Rahman Ma’mun, sebelum mem­ bacakan pemenang penghargaan Keterbukaan Infor­masi Publik, menyampaikan keprihatinannya terhadap implementassi UU KIP di Indonesia. Fakta menunjukkan dari 129 K/L hanya 33 K/L yang sudah mengimplementasikan UU KIP sementara untuk pemerintahan provinsi, dari 33 provinsi, baru 21 Provinsi

dari kiri ke kanan: Menteri Komunikasi dan Informasi, Tifatul Sembiring, Wakil Presiden RI, Boediono, dan Ketua Komisi Infor­masi Pusat, Abdul Rahman Ma’mun

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Reformasi Birokrasi

Ketika berbincang-bincang ijumpai di ruang rapat Walikota Surakarta, Sekretaris Daerah, Boedy Soeharto, yang tengah mengenakan busana khas dengan pengemudi taxi Solo, mengatakan bahwa WTP yang diraih Kota Surakarta 50 yang membawa kami men- merupakan hasil dari sebuah proses lama. “Walikota Jokowi Dbanyak memberikan keteladanan termasuk dalam aspek pengelolaan gitari Kota Solo, terlihat keuangan.”jelasnya. “Saya ingat benar, ketika pertama memimpin Kota jelas kecintaan dan kebang- Surakarta, Jokowi, yang akan mengemban tugas baru sebagai Gubernur gaan menjadi warga Kota DKI Jakarta, prihatin terhadap sistem penganggaran­ yang terkesan Surakarta. “Kalau Jakarta bersifat rutinitas tanpa hasil nyata yang dirasakan masyarakat. Anggaran kecil-kecil, menyebar di seluruh SKPD tapi tidak per­nah menyelesaikan ingin pemimpin yang jujur, masalah.” kenang Boedy. Ia mencontohkan, anggaran pemberantasan pilih aja pak Jokowi.” ujar anak jalanan yang isinya hanya biaya mengangkut dan meng'oyak-oyak' supir taxi yang juga mantan melalui operasi gabungan, tetapi kemudian muncul kembali. “Yang saya ingat, beliau selalu mengatakan jangan banyak bermain rutinitas. Itu dari guru matematika tanpa segi kualitatif. Dari segi kuantitatif, Walikota selalu menyarankan untuk beban. Di solo, lanjutnya, membuat sesuatu yang besar dan bersifat monumental tapi tuntas. semua perizinan jelas dan Jangan keliatan banyak kegiatan tapi tidak fokus.”tegas Boedy. Jika tidak ada pungli. Penasaran diibaratkan, disuruh voli bisa, badminton bisa, apa-apa bisa, tetapi tidak pernah juara. Pemikiran seperti itulah yang menurut Boedy merupakan dengan pernyataan si sopir bagian dari inovasi mengaplikasikan prinsip anggaran kinerja yang taxi, tim redaksi WP, men- bermuara pada kinerja. coba untuk mencari tahu, Proses yang saya sampaikan tersebut, lanjutnya, melalui proses yang cukup lama, tidak seperti membalikkan­ telapak tangan. “Itu merupakan seperti apa warna birokrasi suatu contoh kebijakan beliau.”ungkapnya. Suatu konstruksi yang di Surakarta. dibangun menurut saya, budaya organisasi yang mempersepsikan kegiatan-kegiatan apa saja yang menjadi prioritas dan berkorelasi signifikan dengan kesejahteraan masyarakat dan penyelesaian masalah sosial. Satu hal lagi, beliau tidak pernah mendoktrin kita untuk mendapatkan bentuk penghargaan. Misalnya adipura. Kalau kita belum

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Warna Reformasi di Kota Solo Reformasi Birokrasi dapat adipura, menurut beliau yang sepele saja yang ada depan menempatkan orang pada karena memang masih kotor. Itu jalan Ronggo Warsitro. Beliau tempatnya yang ber­martabat. cerita dimana anggaran berbasis harus memetakan betul, manakala Bersama pak Walikota selama kinerja bisa dijalankan dengan ada dorongan untuk meng­geser tujuh tahun, cukup ba­gi kami baik. keberadaan PKL, dia ingin data un­tuk mengetahui ritme gaya Pak walikota, lanjutnya, dari penghuni harus rinci untuk ke­pemimpinan dan pembuktian selalu melakukan perubahan mematangkan perencanaan. Saya segala sesuatu yang dilakukan mindset PNS agar lebih banyak perhatikan pe­rin­tah beliau harus de­ngan tulus pasti akan berbuah memperbaiki diri jangan bersifat rinci, khususnya yang berkaitan positif. Kalau saya boleh katakan, ordinary tapi yang extraordinary. dengan masalah sosial.”jelas Boedy dengan gaya kepemimpinan Pak Jokowi, jelasnya, selalu mengagumi sosok pemimpinnya. Jokowi, kita menjadi terprovokasi menekankan strategi fokus. Karena Beliau selalu mengedepankan atau terdrive atau menirunya se­ memang sektor-sektor jasa dan program-program yang hingga me­rubah paradigma staf perdagangan menjadi pilar kota menyentuh kehidupan orang menjadi bergaya seperti walikota. Surakarta, maka sudah selayaknya miskin. Menurut Pak Jokowi, Jadi, gaya kepemimpinan pak men­jadi prioritas tersendiri dalam­ perencanaan yang matang, wa­­likota sangat mempengaruhi penganggaran. Strategi fo­kus, sudah merupa­kan 50% lebih kepemimpinan lain seperti kepala tegasnya, akan mampu meng­ memenangkan per­­tarungan. Tidak SKPD. Segala tindakan akan me­ korelasikan dan menguji program kalah pen­ting walikota juga se­ ngedepankan data dan risiko- mana yang menjadi simpul lalu mengedepankan ko­­mu­nikasi risiko yang akan muncul. Jadi pak pem­­­kot untuk menggalakkan dengan tar­get-target yang akan walikota benar-benar membangun perekonomian sehingga berbuah tersentuh akibat sebuah ke­bijakan. culture bukan hanya pada tingkat pada kesejahteraan. Jika ada PKL yang da­tang ke loji birokrasi tetapi juga masyarakat. Untuk mendapatkan du­ gandrung malah harus di­sediakan Di samping itu, yang juga kungan dari legislatif, beliau makanan dan mi­numan sebagai pen­ting adalah membangun se­lalu menggunakan pendekatan sajian karena beliau menganggap sistem yang terefleksi dalam 51 komunikasi dan berupaya men­ masyarakat sebagai investasi berbagai re­gulasi yang menjamin cerdaskan pihak legislatif. Di pemerintah sehingga masyarakat program perlindungan sosial. samping itu, beliau juga selalu harus mendapatkan manfaat dari Jadi, meskipun Pak Jokowi tidak membuka ruang partisipasi publik setiap belanja APBD. menjadi walikota lagi, sistem sudah dalam me­ngontrol program. “Saya melihat, apa yang disebut berjalan dan masyarakat akan Artinya, lanjut Boedy, fungsi check refor­masi birokrasi ya seperti menjadi check balance nya. Kalau and balance sudah dijalankan di itu. Inilah langkah kongkrit dari mau mengubah atau melanggara samping adanya control internal. sebuah proses re­formasi birokrasi.” sistem yang sudah dibangun, “Di birokrasi, kami selalu Jelas Boedy. Ketika masyarakat silahkan hadapi masyarakat. niteni apa yang diinginkan oleh sejalan dengan pemikiran Mengakhiri wawancara, Boedy walikota. Misalnya, sebelum walikota, pasti akan meng­hasilkan menegaskan bahwa kekuatan sebuah kebijakan dijalankan, sinergitas dan produktivitas positif. masyarakat sangat menentukan beliau selalu melakukan pemetaan Pak Wa­li­ kota, keberhasilan sebuah pemerintahan yang matang dari target sa­saran lan­jutnya, termasuk Kota Surakartan atau obyek yang akan selalu (Nani/Diana/Idiya) ter­kena dampak dari kebijakan. Misalnya,

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Reformasi Birokrasi

erbagai prestasi yang telah dicapai Pemerintah Kota Palembang, tentu saja melalui proses yang panjang. Keberhasilan meraih penghargaan dari Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi terkaitB implementasi e-KTP, Piala Adiwiyata, Piala Adipura yang keenam kalinya, Piala Terminal Terbaik se-Indonesia serta piala untuk pasar terbersih tingkat nasional. Keinginan yang kuat untuk mensukseskan program reformasi birokrasi juga terlihat saat WP mewawancarai Walikota Palembang, Eddy Santana. Yang pertama di­­la­kukan Eddy adalah mengkampanyekan nilai- nilai kejujuran, keberanian, dan transparansi. Untuk menunjukkan transparansi itu, maka pemkot menggelar Integrity Fair yang dimulai sejak tahun lalu yang dipra­ karsai dan didanai oleh KPK. Kali ini, lanjutnya, Pemkot Palembang justru berinisiatif untuk melaksanakan sendiri. Palembang Expo dan Integrity Fair yang dilaksanakan di Gedung Sriwijaya Promotion Center, Jakabaring, meru­pakan salah satu rangkaian kegiatan dalam menyambut­ hari jadi ke-1329 Kota Palembang yang Eddy Santana merekrut akuntan dan ditempatkan menampilkan ber­bagai hal mulai dari makanan khas sampai tingkat kecamatan. Eddy berharap dengan hingga barang kerajinan­ Kota Palembang. Integrity Fair pelaporan yang baik, monitoring dan evaluasi secara tersebut, juga sebagai bagian dari promosi pemerintah terus menerus, tahun depan, Pemkot Palembang akan kepada masyarakat terkait upaya pemerintah untuk kembali meraih WTP. WTP, diakuinya, bukan berarti tidak menegakkan tertib administrasi pelayanan publik oleh ada temuan, tetapi seharusnya WTP dengan nilai lebih 52 seluruh SKPD. tinggi bukan malah turun menjadi WDP. Kegiatan ini, lanjutnya, juga diisi dialog interaktif Teknik Eddy dalam memimpin Kota Palembang agar dengan masyarakat dengan narasumber Walikota Kota Palembang tetap meraih WTP adalah dengan selalu Palembang, Inspektur Kota Palembang, KPK, dan BPKP. memberikan motivasi kepada bawahan, menerapkan Direktur Pelayanan Publik Komisi Pemberantasan reward and punishment. “Saya sampaikan secara terbuka Korupsi, Didi Rahim mengatakan, Kota Palembang dinilai apa yang harus diperbaiki. Jika ada pejabat yang sudah mengarah pada jalur yang tepat untuk menjadi melanggar peraturan, saya tidak perlu marah marah, kota bebas korupsi. langsung diganti saja”, kata Eddy. Palembang sudah masuk dalam zona integritas secara “Eddy berharap BPKP selalu dapat membantu nasional sejak 2011 karena berkomitmen mengelola tata upgrade knowledge pegawai di seluruh SKPD Kota pemerintahan yang bersih. Baru-baru ini, Palembang Palembang dengan segudang pengalaman yang dimiliki mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) BPKP. Selain itu, diharapkan BPKP juga mengawasi SKPD dalam laporan keuangan. bukan pertriwulan tetapi per hari, terutama masalah Kendala yang dihadapi Pemkot Palembang dalam pengelolaan keuangan, dimulai dari awal hingga mengarah ke wilayah bebas korupsi, antara pelaporannya,” demikian harapan lain belum memadainya jumlah SDM Eddy. yang ahli di bidang keuangan (Diana, Erwin) dan akuntansi. Untuk mengatasinya,

Walikota Palembang, Ir. H. Eddy Santana Putra "Kota Palembang telah on the track dalam ber RB"

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Reformasi Pasca Gempa wartaKol odaerahm

DR. Achmad Sanusi, M.S.P.A.*

LATAR BELAKANG untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok Korupsi di Indonesia telah berkembang secara yang menjadi gantungan kesetiaan. Sedangkan menurut sistemik. Bagi banyak orang, korupsi sudah bukan UU No 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2011 tentang dianggap lagi sebagai suatu pelanggaran hukum, pemberantasan tindak pidana korupsi, dalam pasal melainkan suatu kebiasaan. Hampir di seluruh provinsi 2 dinyatakan tindak tindak pidana korupsi adalah negeri ini, ada saja kepala daerah yang tersandera dan “setiap orang yang secara melawan hukum melakukan telah berstatus tersangka/terdakwa dalam kasus korupsi, perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang bahkan telah berstatus terpidana. Korupsi di Indonesia suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara sudah memasuki semua sektor pelayanan termasuk atau perekonomian Negara”. sektor pendidikan Perguruan Tinggi. Beberapa referensi yang dapat dikemukakan sebagai Dalam suatu survei yang dilakukan oleh lembaga berikut: transparansi internasional tentang persepsi orang atas 1. Quah (1982) mempelajari praktik korupsi secara 53 korupsi yang terjadi di Indonesia, posisi Indonesia selalu makro dalam lingkungan birokrasi publik di ASEAN, menempati posisi yang rendah. Peringkat Indonesia menyimpulkan bahwa Indonesia termasuk negara sejak tahun 2001 sampai dengan 2011 masih berada yang memiliki hopeless strategy dalam pemberantasan pada tingkat yang sangat memprihatinkan. Dari hasil korupsi, hal ini ditandai dengan kepemimpinan survei tersebut, dapat diketahui beberapa simpulan politik sangat lemah dalam tekad pemberantasan antara lain: korupsi, instrumen penegakan anti-korupsi masih  Indonesia berada di peringkat ke-100 bersama 11 parsial; negara lainnya yakni Argentina, Benin, Burkina Faso, 2. Salah satu faktor yang mendorong perilaku korupsi Djobouti, Gabon, Madagaskar, Malawi, Meksiko, Sao individu pada organisasi adalah lemahnya wawasan Tome & Principe, Suriname, dan Tanzania. ethis atau kekurangpedulian pemimpin pada  Di Kawasan Asia Tenggara, skor Indonesia jauh berada pengarahan etika di organisasi, sementara penelitian di bawah Singapura (9,2), Brunei (5,2), Malaysia (4,3), pada manajemen strategik adalah kesulitan organisasi dan Thailand (3,4). dalam menserasikan etika dan strategi organisasi  Negara yang paling bagus, New Zealand (9,5), dalam mencapai tujuan (Hosmer, 1994). Denmark (9,4), Finland (9,4) dan Swedia (9,3) dan 3. Kepemimpinan korporasi dalam rangka memulihkan Singapura (9,2) kepercayaan masyarakat, Randal & Gibson (1991) dan Vallerand et al (1992) menggunakan The Theory of TINJAUAN TEORITIS TENTANG KORUPSI. Planned Behavior untuk menjelaskan perilaku yang Dalam rangka pemahaman yang baik terhadap menyimpang, seperti pengambilan keputusan yang korupsi dan permasalahannya, terlebih dahulu di tidak etis. Penelitian ini akan menguji pengaruh etika kemukakan pengertian dan definisi korupsi. Corrupt terhadap niat individu untuk melakukan korupsi. berasal dari bahasa latin Corruptus yang berasal dari 4. Penelitian terkait tata kelola atau good governance Corrumpere, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai yang dilakukan oleh Pillay (2004) menunjukkan Pustaka, 597: 2001), Korupsi adalah penyelewengan dampak dari korupsi di Afrika Selatan telah membatasi atau penyalahgunaan uang negara (entitas dsb.) untuk secara serius pertumbuhan ekonomi nasional dan keuntungan pribadi atau orang lain. GOPAC Handbook on secara signifikan menghambat pelaksanaan Tata Controlling Corruption Penyalahgunaan kekuasaan publik kelola di Negara tersebut. Penelitian Pillay ini

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 KOLOM

sejalan dengan Heymans and Lipietz (1999) yang HASIL PENGUJIAN. menyatakan bahwa “…Corruption fundamentally runs Hasil pengujian dalam penelitian yang dilakukan contrary to accountability and the rule of law because oleh penulis atas dugaan terhadap faktor yang mem­ it undermines governance, diminish public trust in the pengaruhi korupsi di atas dapat diperoleh hasil de­ credibility of the states, and threatens the ethics of ngan kesimpulan yang dapat dilihat pada tabel 2 d government and society…” isamping.

Penelitian Terhadap Faktor-faktor Yang Mem­ Upaya Membangun Strategi Pemberantasan pengaruhi Korupsi Korupsi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, Sebagaimana dikemukakan di atas, banyak hal yang untuk menguji apakah ada pengaruh positif dari faktor sudah dikupas tentang faktor yang mempengaruhi profesionalisme, etika, kepemimpinan dan tata kelola korupsi, ternyata profesionalisme, nilai-nilai etika dan terhadap korupsi yang ada di Indonesia sebagai mana tatakelola tidak mempunyai arti apa apa dalam hal dalam hipotesis (dugaan sementara) atas penelitian orang ingin melakukan korupsi. Dari hasil penelitian penulis sebagai berikut: terbaru ini dapat simpulkan bahwa korupsi bukan hanya merupakan masalah menutupi kebutuhan akan tetapi sudah keserakahan sehingga semua­ elemen dalam masya­ra­kat harus bersinergi dalam pemberantasan korupsi. Beberapa strategi pembe­ rantasan korupsi dapat dibedakan dengan tindakan Pre emtive, Preventive, dan Represive. Pre emtive dilakukan melalui pendidikan Tabel 1 kepada masyarakat umum tentang 54 pemberantasan korupsi, dan kepada masyarakat sejak Dalam penelitan tersebut digunakan model koseptual dini sudah harus diperkenalkan tentang bahaya penelitian sebagai berikut: korupsi. Preventive adalah tindakan pencegahan yang diperkenalkan kepada seluruh pihak, baik birokrat, eksekutif dan yudikatif agar menyadari perlunya sistem Model Koseptual Penelitian

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 KOLOM Reformasi Pasca Gempa wartaKol odaerahm

o Semakin lama ke­ jadian korupsi tidak ter­ ungkap semakin memberi peluang­ pelaku korupsi un­tuk menutup-nutupi tindakannya dengan kecurangan yang lain

Membangun Peran M a h a s i s w a D a l a m Pemberantasan Korupsi Tabel 2 Pemberantasan pengawasan internal yang ada pada setiap kegiatan, korupsi bukan hanya monopoli lembaga pengawasan mengevaluasi dan mengimplementasikan rencana pada lembaga pemerintahan. Pemberantasan korupsi pengawasan atas kecurangan (CFP) serta melakukan sudah seharusnya diperkenalkan sejak­ usia dini, mulai reviu atas aturan-aturan yang bisa berdampak korupsi. dari taman kanak-kanak sam­pai dengan mahasiswa Sedangkan represive adalah berupa tindakan bersifat pada perguruan tinggi. Untuk itu, pada tahap akhir memaksa melalui tindakan investigasi, perhitungan perkuliahan pada saat perolehan gelar sarjana, mahasiswa kerugian yang telah terjadi dan melalui saksi-saksi ahli. harus mempertanggungjawabkan gelar sajana yang Berikut dapat digambarkan strategi terintregrasi diperolehnya dan memper­tang­gungjawabkannya kepada masyarakat dengan bermoral juga. Selanjutnya mahasiswa diharapkan dapat mebantu masyarakat untuk mewujudkan ketentuan terhadap aturan yang diperlukan masyarakat, membimbing dan membantu masyarakat mengkritisi aturan yang ada hal ini dikenal sebagai langkah preventive. 55 Selain itu mahasiswa diharapkan dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat agar mengikuti peraturan yang berlaku dan mempraktikkan etika dan moral yang bebas korupsi (strategi edukasi dan pre emtive). Terakhir mahasiswa diharapkan untuk mampu melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk melaporkan kepada penegak hukum terhadap permasalahan korupsi, dan memberi sanksi sosial terhadap korupsi dimasyarakat. Gambar 1. Strategi Pemberantasan Korupsi SIMPULAN dalam memberantas korupsi. • Mencegah korupsi lebih efektif dari pada melakukan Dari strategi pemberantasan korupsi di atas sampai upaya represif terhadap korupsi. saat ini masih dirasakan ternyata yang paling efektif • Pene­rapan SPIP yang efektif akan mengurangi adalah strategi pemberantasan adalah dengan tindakan terjadinya korupsi. Korupsi yang sistemik harus pencegahan hal ini didasarkan pada beberapa alasan dicegah dengan pola yang sistemik juga, yaitu antara lain: dengan penerapan SPIP yang efektif. o Jika telah terjadi, korupsi mengakibatkan kerugian • Mahasiswa diharapkan ikut berperan dalam keuangan yang besar pemberantasan korupsi mulai tindakan pre emtive, o Recovery atas uang negara yang dikorupsi sangat preventive, hingga represive. kecil *) Penulis adalah Deputi Kepala BPKP Bidang o Kasus korupsi, merusak reputasi baik institusi Polsoskam maupun individu o Proses litigasi menyita waktu dan biaya, baik bagi aparat hukum maupun calon tersangka

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 KOLOM Apakah WTP JaminanReformasi Tidak PascaAda Korupsi Gempa wartaKol odaerahm

Taufiequrachman Ruki*

Pemberitaan media akhir–akhir ini memunculkan pertanyaan, mengapa Kementerian yang sudah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas kewajaran penyajian laporan keuangan dari BPK masih terindikasi korupsi/suap yang dilakukan pejabat pada Kemente- rian tersebut.

ejadian tertangkap tangannya dua pegawai yang menghasilkan kesimpulan sesuai dengan tujuan Direktorat Jenderal Pajak, dengan inisial khusus dari pemeriksaan itu sendiri. TH dan AS oleh KPK justru di saat Laporan Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini Keuangan Kementerian Keuangan Tahun 2011 adalah pemeriksaan investigatif yang merupakan memperolehK opini WTP. Lalu, apakah terdapat korelasi pemeriksaan ”lanjutan” yang lebih khusus dan mendalam antara opini terhadap kewajaran penyajian Laporan menuju pada pengungkapan penyimpangan. Dengan 56 Keuangan dengan terjadinya korupsi. perbedaan tujuan dan hasil pemeriksaan yang akan Untuk melihat korelasi antara keduanya, pembaca dilaporkan, maka ketiga jenis pemeriksaan tersebut perlu memahami bahwa pemeriksaan BPK atas la­ memiliki kedalaman prosedur yang berbeda-beda poran keuangan kementerian/lembaga (LKKL) hanya disesuaikan dengan tujuannya masing-masing. merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dilakukan Perbedaan tujuan, kesimpulan, dan prosedur pada oleh BPK yaitu pemeriksaan keuangan. Pasal 6 ayat (3) UU masing-masing jenis pemeriksaan di atas menunjukkan Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan bahwa tidak ada satu jenis pemeriksaan pun yang bisa dan Tanggung Jawab Keuangan Negara menjelaskan menjadi rapor atau sertifikat jaminan dari BPK bahwa bahwa BPK melakukan tiga jenis pemeriksaan atas suatu kementerian/lembaga (K/L) yang diperiksa sudah keuangan negara yaitu (1) Pemeriksaan Keuangan, sepenuhnya mengelola keuangannya secara akuntabel (2) Pemeriksaan Kinerja, dan (3) Pemeriksaan dengan dan transparan tanpa ada satupun kasus korupsi yang tujuan tertentu. Ketiga jenis pemeriksaan tersebut terjadi. Setiap laporan BPK harus dibaca secara jelas apa memilki tujuan, prosedur, dan jenis kesimpulan yang tujuan dan lingkup pemeriksaannya. berbeda-beda. Demikian juga dengan pemeriksaan atas laporan Pemeriksaan keuangan bertujuan untuk menilai keuangan K/L. Pemeriksaan atas laporan keuangan K/L kewajaran penyajian laporan keuangan yang ke­ merupakan jenis Pemeriksaan Keuangan atau dalam simpulannya dituangkan dalam bentuk Opini BPK. istilah internasional dikenal sebagai “general audit’. Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan Istilah ini menunjukkan pemeriksaan dilakukan dengan keuangan­ negara yang terdiri atas pemeriksaan lingkup luas mencakup keseluruhan pos keuangan yang aspek ekonomi, efisiensi, serta pemeriksaan aspek dilaporkan, namun dengan prosedur yang relatif tidak efektivitas dengan hasil utama berupa rekomendasi begitu mendalam. untuk memperbaiki kegiatan atau program tersebut Sebagai analog, di dunia kesehatan, pemeriksaan agar lebih efektif, efisien, dan ekonomis. Sedangkan, jenis ini bisa disetarakan dengan “general check-up”. pemeriksaan dengan tujuan tertentu merupakan Sebagai ouput dari pemeriksaan keuangan, BPK akan pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di menerbitkan 3 jenis Laporan yaitu Laporan Hasil luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja Pemeriksaan atas Laporan Keuangan (yang memuat

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 KOLOM Apakah WTP JaminanReformasi Tidak PascaAda Korupsi Gempa wartaKol odaerahm

opini BPK), Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem - 5% dari akun tertentu (misalnya akun penerimaan atau Pengendalian Intern, dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas belanja). Kepatuhan­ Terhadap Peraturan Perundang-Undangan. Selain aspek materialitas, untuk memperoleh Opini yang diberikan oleh BPK menunjukkan keyakinan yang memadai atas kewajaran penyajian tingkat­ kewajaran penyajian laporan keuangan laporan keuangan, BPK juga menguji keandalan sistem terutama kesesuaiannya dengan standar akuntansi yang pengendalian intern terutama sistem yang digunakan ditetapkan oleh Pemerintah. Standar akuntansi tersebut oleh K/L untuk menyusun laporan keuangan yang wajar bisa dikatakan merupakan standar kualitas laporan yang serta kepatuhan atas peraturan perundang-undangan menjaga agar informasi yang disajikan wajar. Standar ini yang berpengaruh langsung terhadap kewajaran angka diperlukan agar pengguna laporan secara umum tidak yang disajikan dalam laporan keuangan. mengalami bias pada saat dia mengambil keputusan Jika hasil pengujian BPK menunjukkan suatu K/L dengan mendasarkan pada informasi yang disajikan memiliki banyak kelemahan sistem yang menimbulkan dalam laporan keuangan tersebut. Standar akuntansi risiko K/L tersebut tidak melaporkan penerimaannya secara umum mengatur mengenai kapan suatu transaksi secara lengkap atau tidak dapat menjamin belanjanya di­catat, dengan nilai berapa dicatat, dan informasi apa memang benar-benar terjadi, maka BPK akan melakukan saja yang harus diungkapkan terkait transaksi tersebut. lebih banyak prosedur pemeriksaan untuk memastikan Ada empat jenis opini yang dapat diberikan BPK yaitu: kewajaran angka-angka penerimaan dan belanja 1. Wajar tanpa pengecualian (unqualified), berarti yang dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran. semua­ informasi yang material dalam laporan ke­ Kelemahan sistem ini tidak serta merta akan membuat uangan disajikan dengan wajar; BPK memberikan opini jelek atau disclaimer. Jika ternyata 2. Wajar dengan pengecualian (qualified), berarti se­­mua K/l dapat memberikan bukti yang valid dan andal informasi yang material dalam laporan keuangan bahwa semua penerimaan yang dilaporkan memang disajikan dengan wajar, kecuali bagian tertentu yang seluruhnya telah disetor ke kas negara, maka tidak dikecualikan oleh BPK; ada alasan bagi BPK untuk tidak meyakini kewajaran 3. Tidak wajar (adverse),yang berarti terdapat informasi penerimaan walaupun masih ditemukan kelemahan ma­­terial yang tidak disajikan secara wajar dan akan sistem. mengganggu kewajaran laporan keuangan secara Namun, jika ternyata K/L tidak dapat membuktikan 57 keseluruhan; dan penerimaannya memang telah seluruhnya disetor 4. Tidak memberikan pendapat (disclaimer), berarti BPK ke kas negara, maka BPK akan menyatakan tidak tidak dapat meyakini apakah informasi-in­for­­­­masi yakin atas kewajaran penerimaan yang dilaporkan. material yang disajikan dalam laporan keuangan Lalu, bagaimana halnya dengan temuan-temuan tersebut wajar atau tidak. Opini ini bisa diberikan­ ketidakpatuhan? Jika pada saat pemeriksaan atas LKKL, karena adanya pembatasan lingkup atau kelemahan BPK menemukan ketidakpatuhan terhadap peraturan sistem yang tidak memungkinkan BPK untuk perundang-undangan, maka pengaruhnya terhadap memperoleh data dan bukti memadai untuk menilai opini akan sangat tergantung dari dampak masalah kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. tersebut terhadap kewajaran angka yang dilaporkan. Apabila kita mencermati keempat jenis opini di atas, Misalnya, BPK menemukan bahwa pengadaan barang BPK akan mempertimbangkan tingkat materialitas dalam yang seharusnya dilakukan secara lelang namun dalam menetapkan opini yang akan diberikan. Materialitas prakteknya dilakukan dengan penunjukkan langsung, ini bisa dikatakan merupakan nilai minimal untuk maka BPK pasti akan melaporkan temuan tersebut. menyatakan apakah suatu masalah akan mempengaruhi Namun, apakah masalah tersebut akan serta merta keputusan yang akan diambil oleh pengguna laporan menjadikan BPK memberikan opini jelek atas laporan atau tidak. Sebagai contoh, suatu K/L melaporkan keuangan KL tersebut? Jika ternyata hasil pengecekan penerimaan sebesar Rp1.000 triliun. Dalam pemeriksaan, fisik menunjukkan barang yang dibeli ada, sesuai BPK menemukan bahwa K/L tersebut tidak dapat dengan spesifikasi yang diminta, dan harganya wajar, menunjukkan bukti berupa setoran ke kas negara maka belanja yang dilaporkan untuk membeli barang sebesar Rp5 miliar saja. Atas permasalahan tersebut tersebut dan aset yang dicatat dalam neraca dapat dinilai maka BPK tidak akan menyimpulkan bahwa seluruh wajar. Namun, apabila hasil pengecekan menunjukkan penerimaan yang dilaporkan oleh K/L tersebut (Rp1.000 bahwa barang yang dibeli kualitasnya tidak sesuai, triliun) tidak dapat diyakini kewajarannya. Standar harganya jauh lebih mahal dari harga pasar, atau bahkan pemeriksaan yang harus diterapkan seluruh pemeriksa ternyata tidak ditemukan keberadaannya, maka BPK BPK menetapkan angka materialitas dalam kisaran 0,5% dapat memberikan pendapat tidak wajar atas belanja

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 KOLOM

dan/ataupun nilai aset yang dilaporkan. Sejak tahun 1984, Indonesia telah menerapkan Lantas, apakah pemeriksaan atas Laporan Keuangan self assessment system. Melalui sistem ini, wajib pajak harus dapat mengungkapkan tindakan korupsi yang diminta untuk menghitung sendiri kewajiban pajaknya dilakukan oleh pejabat entitas yang diperiksa? Apakah dan melaporkannya ke Direktorat Jenderal Pajak. Dalam dapat mengungkapkan kasus TH dan AS yang diduga hal – hal tertentu, Direktorat Jenderal Pajak dapat menerima suap dari wajib pajak? Untuk mencari melakukan penelitian/pemeriksaan untuk menguji jawabannya, dapat dilihat dari jenis pemeriksaan, tujuan kebenaran perhitungan sendiri wajib pajak tersebut. pemeriksaan dan lingkup pemeriksaan atas Laporan Kasus TH dan AS terjadi karena petugas pajak memiliki Keuangan. kewenangan untuk melakukan penelitian/pemeriksaan Pertama, dugaan suap yang diterima oleh TH dan tersebut dan kemudian menyalahgunakannya (abuse AS diindikasikan terkait dengan proses pemeriksaan of power). Direktorat Jenderal Pajak telah membangun yang dilakukan oleh aparat Direktorat Jenderal Pajak suatu sistem pengendalian untuk memastikan bahwa kepada Wajib Pajak. Tujuan suap diduga agar restitusi kewenangan tersebut dipergunakan sebagaimana pajak yang diminta dikabulkan atau jumlah pajak yang mestinya. Saat ini, DJP telah membentuk Direktorat Kitsda masih harus dibayar dikurangi. Proses pemeriksaan yang menjadi semacam provost, telah membangun kepada Wajib Pajak merupakan proses yang dilakukan whistleblower system, bahkan telah melaksanakan untuk mengumpulkan pajak dan produk akhir dari reformasi birokrasi. pemeriksaan tersebut adalah suatu ketetapan pajak. Namun segala upaya tersebut ternyata belum cukup Berdasarkan ketetapan pajak tersebut, apabila ampuh untuk mencegah pegawainya menyalahgunakan ditetapkan kurang bayar, maka wajib pajak harus me­ kekuasaan.­­ Dengan demikian, Jajaran Direktorat lakukan penyetoran ke bank/kantor pos persepsi dan Jenderal Pajak maupun kementerian Keuangan harus selanjutnya dicatat sebagai penerimaan negara pada meningkatkan lagi pengendalian terhadap pegawainya. Laporan Keuangan. Apabila ditetapkan lebih bayar, Dari ulasan di atas, kasus TH dan AS merupakan maka wajib pajak akan memperoleh pengembalian peristiwa yang terjadi di luar konteks pemeriksaan pendapatan dari pemerintah dan selanjutnya dicatat laporan keuangan. Kasus tersebut adalah salah satu 58 sebagai belanja negara pada laporan Keuangan. Dengan bentuk penyalahgunaan kekuasaan. Opini WTP atas demikian, dugaan suap terkait proses pemeriksaan pajak Laporan Keuangan Kementerian Keuangan bukanlah terjadi sebelum peristiwa pencatatan penerimaan pada jaminan bahwa tidak ada kasus korupsi di lingkungan laporan keuangan. Artinya, tidak masuk dalam lingkup Kementerian Keuangan, khususnya di Direktorat pemeriksaan atas Laporan Keuangan. Jenderal Pajak. Opini WTP menjamin bahwa tidak ada Kedua, indikasi dugaan suap dapat diketahui kesalahan penyajian angka/informasi yang material apabila ketetapan yang diterbitkan berdasarkan dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, suatu kasus hasil pemeriksaan pajak tidak sesuai dengan kondisi korupsi tidak serta merta melarang opini Wajar Tanpa sebenarnya. Sebagai ilustrasi, kurang bayar ditetapkan Pengecualian namun yang pasti Korupsi adalah Tidak Rp100 juta, namun setelah dieksaminasi ulang, se­ Wajar dan Tanpa Pengecualian. harusnya kurang bayar Rp500 juta. Akan muncul *) Penulis adalah Anggota BPK 2009-2014 pertanyaan mengapa petugas pajak menetapkan jauh lebih rendah dari yang seharusnya. Dari sini dapat muncul dugaan suap atau permainan antara petugas pajak dan wajib pajak. Untuk mengidentifikasi hal tersebut, BPK harus melakukan pemeriksaan yang bertujuan menguji “kebenaran” pemeriksaan pajak, bukan “kewajaran” penyajian penerimaan pajak pada laporan keuangan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menguji “kebenaran” pemeriksaan pajak adalah jenis pemeriksaan dengan tujuan tertentu, namun dengan catatan, pemeriksaan dapat dilakukan apabila BPK memperoleh ijin Menteri Keuangan untuk mengakses data yang berkaitan dengan wajib pajak sesuai dengan Pasal 34 UU KUP.

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 KOLOM Reformasi Pasca Gempa wartaKol odaerahm

Sumardi*

ita semua faham bahwa budaya oganisasi dievaluasi efektifitasnya. merupakan salah satu elemen penting untuk Jika terjadi deviasi antara budaya yang dianut oleh meningkatkan kinerja sebuah organisasi sebuah instansi dengan kegiatan yang dilakukan, selain strategi, struktur organisasi, sistem, dan maka harus segera dikembalikan ke tujuan awalnya. pegawaiK atau people. Budaya organisasi sampai saat Dengan kata lain korelasi antara budaya organisasi ini masih diyakini sebagai hal yang sangat penting yang ingin atau akan dianut dengan kegiatan yang mendasari perilaku seluruh anggota organisasi untuk akan dilakukan merupakan hal penting yang harus mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, budaya diperhatikan. organisasi tidak hanya sekedar pelengkap, namun Sebagai bahan perbandingan sekaligus sudah semestinya dimiliki sebagai jati diri yang pembelajaran kita dapat melihat bagaimana memberikan arah bagi tercapainya visi suatu instansi. internalisasi budaya organisasi yag dilakukan di Secara umum, dapat dikatakan bahwa instansi yang beberapa perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara 59 mempunyai karakter budaya organisasi yang kuat (BUMN) maupun swasta. Sebagai contoh sebuah akan tercermin dalam tindakan dan perilaku seluruh BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi anggota organisasi. mempunyai budaya organisasi yang dikenal dengan Lalu, bagaimana dengan implementasi budaya 5 C yaitu singkatan dari Commitment to Longterm, organisasi di instansi pemerintah? Umumnya Customer First, Caring Meritocracy, Co-creation of Win- budaya organisasi di instansi pemerintah masih Win Partnership, dan Collaborative Innovation. sebatas pada slogan dan motto yang tertulis di buku Budaya organisasi atau tepatnya corporate culture agenda, banner, dan tag line dan belum secara nyata di BUMN tersebut benar-benar diinternalisasikan bersemayam di hati setiap pegawai untuk selanjutnya secara tepat sehingga menjadi values yang akhirnya dihayati, diamalkan dalam tindakan sehari-hari. menjadi bagian dari tugas setiap karyawan dalam Budaya organisasi pada sebagian besar instansi memberikan pelayanan kepada para pelanggan. Salah pemerintah baru sebatas sebagai norma belum satu langkah penting yang diambil pihak manajemen menjadi values dan culture. Tidak mengherankan untuk mendukung implementasi lima nilai budaya jika program dan kegiatan yang dilakukan masih tersebut adalah dengan memasukkannya sebagai menitikberatkan pada program-program masih salah satu komponen dalam performance appraisal bernuansa fisik dan memobilisasi pegawai dalam setiap individu atau pegawai. jumlah banyak yang secara oto­matis menyerap Penilaian kompetensi atas implementasi corporate anggaran dalam jumlah besar. culture tersebut dilaksanakan setiap tahun dengan Tentu saja kegiatan tersebut tidak salah jika tu­ model penilaian multirater 360 derajat oleh asesor juannya untuk membentuk budaya kebersamaan atau yang terdiri dari atasan karyawan yang bersangkutan, teamwork. Kenyataannya, elemen budaya organisasi bawahan, rekan kerja dan pegawai itu sendiri. di sebuah instansi umumnya lebih dari satu elemen Hasil penilaian kompetensi tersebut akhirnya atau tidak hanya teamwork semata. Oleh karena itu, menjadi bagian dari Nilai Kinerja Individu (NKI) program atau kegiatan yang dilakukan oleh sebuah yang berkorelasi dengan pemberian bonus di akhir instansi dalam jangka waktu tertentu harus segera tahun. Secara keseluruhan langkah yang diambil

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 KOLOM

oleh manajemen terkait dengan organisasi secara intensif melalui implementasi budaya perusahaan itu, ...dengan mengetahui pendidikan serta pelatihan di terbukti efektif dalam mendongkrak strategi yang tepat kelas-kelas yang diikuti oleh semua capaian kinerja BUMN tersebut. dalam membangun pegawai. Tentu saja, materi diklat Hal yang hampir sama juga budaya organisasi harus dikemas dilakukan oleh anak perusahaan budaya organisasi akan sedemikian rupa sehingga menarik BUMN yang bergerak di bidang memudahkan manajemen minat para peserta. Elemen budaya perbankan syariah dengan dalam mengubah organisasi harus didefinisikan secara budayanya yang dikenal dengan jelas dan tepat. ETHIC, singkatan dari Excellence, norma menjadi sebuah Ketiga, tahap behaviour yaitu Teamwork, Humanity, Integrity, dan culture yang ditaati dan melakukan intervensi melalui Customer Focus. Budaya perusahaan dilaksanakan oleh semua sistem, prosedur dan kebijakan yang tersebut selanjutnya diterjemahkan harus ditaati oleh seluruh anggota dalam perilaku utama yang dijadikan pegawai dalam suatu organisasi. Dengan pemaksaan sebagai pedoman dalam bertugas. organisasi. ... untuk melakukan suatu tindakan, Budaya perusahaan tersebut maka dalam jangka waktu tertentu disepakati bersama, dipahami, akan menjadi suatu kebiasaan dan dihayati, dan diimplementasikan secara konsisten akhirnya terbentuk suatu budaya. Contoh, jika suatu baik oleh individu pegawai, tim, dan seluruh anggota instansi menjadikan disiplin sebagai salah satu elemen organisasi tidak terkecuali manajemen perusahaan. budaya dalam suatu organisasi, maka kebijakan Pembelajaran penting dari budaya perusahaan melakukan pemindaian melalui finger print bagi perbankan tersebut adalah adanya definisi yang seluruh pegawai merupakan kebijakan tepat untuk jelas dan tersedianya panduan contoh berperilaku membangun tumbuhnya budaya tersebut. sesuai dengan budaya perusahaan yang ditetapkan sebelumnya. Adanya kejelasan dan contoh tersebut Evaluasi Budaya Organisasi Instansi Pemerintah 60 memudahkan bagi seluruh lapisan pegawai untuk Seiring dengan bergulirnya waktu instansi berperilaku yang akhirnya memberikan kontribusi pemerintah dalam meraih visinya maka harus positif dalam capaian kinerja perusahaan. dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan internalisasi budaya organisasi untuk memastikan bahwa Membangun Budaya Organisasi Instansi budaya organisasi benar-benar menjadi real values Pe­merintah yang diyakini dan diamalkan oleh seluruh anggota Membangun budaya organisasi dan organisasi. Jika evaluasi tidak dilakukan, maka instansi menjadikannya sebagai real values bagi seluruh tidak akan pernah mengetahui deviasi yang terjadi anggota instansi pemerintah bukan hal yang mudah antara budaya yang diharapkan dengan kegiatan atau dan tentu saja memerlukan waktu yang relatif program yang dilakukan oleh organisasi. Tiga hal lama. Namun, dengan mengetahui strategi yang penting yang seharusnya diketahui dalam evaluasi tepat dalam membangun budaya organisasi akan terhadap implementasi budaya organisasi adalah memudahkan manajemen dalam mengubah norma seberapa dalam atau deepthness isi budaya telah menjadi sebuah culture yang ditaati dan dilaksanakan dinternalisasikan oleh setiap pegawai, seberapa oleh semua pegawai dalam suatu organisasi. luas atau magnitude pegawai yang menerima dan Bagi instansi yang sudah merumuskan budaya mempraktekkan isi budaya tersebut, serta apakah organisasi namun implementasinya masih jauh budaya yang muncul bersifat positif atau negatif bagi dari harapan, maka Raymond S, 2012 menyarankan kinerja organisasi. Secara singkat dapat dikatakan beberapa langkah aksi. bahwa implementasi budaya organisasi yang baik Pertama, tahap awareness yaitu melakukan inter­ adalah yang diinternalisasikan secara mendalam nalisasi dan mengingatkan kembali budaya organisasi (vertikal) oleh sebagian besar pegawai (horizontal) yang dianut melalui spanduk, running text di loby dan memberikan arahan yang positip bagi tercapainya kantor, tag line, banner dan di berbagai ruang kantor kinerja organisasin serta public space yang mudah dibaca atau diketahui *)Penulis adalah Kepala Bagian Organisasi pada Biro Ke- oleh segenap anggota organisasi. pegawaian dan Organisasi BPKP Kedua, tahap knowledge yaitu internalisasi budaya

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 KOLOM

1

2

1. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah, Sihar Panjaitan 2. Bupati Sigi, Ir. H. Aswadin Randalembah pini WTP bukan merupakan tujuan akhir Masalah yang paling krusial untuk mewujudkan tata tetapi hasil dari sebuah proses yang akan kelola pemerintahan yang baik, menurut Sihar adalah menghasilkan kinerja dan pelayanan publik. komitmen dari pimpinan, serta perubahan mindset Ketika sebagian besar instansi berlomba- seluruh pegawai yang ada di Sulawesi Tengah. Dalam lombaO meraih opini WTP dari BPK RI. Provinsi Sulawesi setiap kali sosialisasi, Sihar menekankan bahwa ada Tengah termasuk salah satu pemerintah daerah yang empat hal yang harus diperhatikan, pertama jangan fiktif, telah menuai manfaat dari membangun SPIP. kedua jangan mark-up, ketiga jangan menginginkan Menyikapi wacana Wilayah Tertib Administrasi keinginan tapi kebutuhan, dan keempat kalau ingin jadi menuju wilayah bebas korupsi, Perwakilan BPKP orang kaya keluar dari PNS. 61 Provinsi Sulawesi Tengah secara terus menerus telah Melalui slogan KABELOA, yang artinya senantiasa mencoba melakukan internalisasi SPIP sebagai pondasi berbuat baik, Sihar mencoba membangun semangat terwujudnya WTA. Inti dari internalisasi SPIP, sebagaimana kebersamaan. Dia juga membangun unsur-unsur di sampaikan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi yang harus dijaga untuk mewujudkan tata kelola Tengah, Sihar Panjaitan adalah bagaimana mengubah pemerintahan yang baik, yaitu kepemimpinan yang pola pikir sumber daya manusia di Sulawesi Tengah. kondusif, lingkungan pengendalian, serta integritas Sihar juga melihat bahwa upaya kedua belah yang harus dijaga. Dikatakannya, sebagai pimpinan, kita pihak sudah mulai terlihat. Ucapan Sihar tersebut harus tahu kebutuhan, kemampuan, dan kelemahan dapat dibuktikan bahwa di tahun 2011, telah ada lima dari staf. Pemerintah Daerah yang naik rangkingnya, yaitu tiga Sementara Kabupaten Sigi yang telah memperoleh pemerintah daerah naik peringkat dari Wajar Dengan opini WTP di tahun 2011, pihaknya akan terus menjaga Pengecualian (WDP) menjadi Wajar Tanpa Pengecualian pengelolaan keuangan daerahnya. Hal ini dikatakan oleh (WTP), sementara dua pemerintah daerah meningkat Bupati Sigi, Ir. H. Aswadin Randalembah bahwa untuk dari disclaimer menjadi Wajar Dengan Pengecualian mengawal anggarannya, Inspektorat bersama jajarannya (WDP). “Kami tidak bosan-bosannya mensosialisasikan diberikan kewenangan penuh dalam melakukan ke pemda apa makna dan tujuan dibentuk SPIP itu. pengawasan internal. “Apabila ada temuan-temuan Intinya, tools berupa sistem pengelolaan keuangannya sedapat mungkin segera akan ditindaklanjuti untuk dan kinerjanya dapat berjalan efektif.” tegas Sihar. mengantisipasi tidak berkembangnya temuan-temuan Terhadap tiga pemerintah daerah yang telah meraih itu,” lanjut Aswadin. opini WTP, yaitu kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, Di akhir wawancara tim Warta, Bupati Sigi, Aswadin dan Kabupaten Banggai Kepulauan, seluruh sistem menjelaskan bahwa sebagai daerah yang relatif masih aplikasinya dibantu BPKP. Sistem yang dimaksud Sihar baru, pendampingan/kerjasama dari BPKP sangat meliputi, yaitu SIM Pengelolaan Keuangan, SIMDA diperlukan untuk transfer knowledge atas pengelolaan Gaji, dan SIMDA BMD. “Sebenarnya yang menjadi ta­ keuangan negara/daerahn rget sebanyak empat pemerintah daerah, namun, (tanti/yus) ka­mi lihat terlebih dulu komitmen dari pimpinan.

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 warta daerah warta daerah

62

Mendapatkan opini WTP dari Badan i tengah tantangan kondisi geografis yang luas dan berbentuk kepulauan, capaian Pemerintah Provinsi Pemeriksa Keuangan RI menjadi Kepulauan Riau yang memperoleh opini WTP dalam harapan bagi seluruh pimpinan dua tahun terakhir ini menarik untuk disimak. DKomitmen yang tinggi dari segenap jajaran pemerintahan, dari instansi. Saat ini, capaian itu sering Gubernur, Wakil Gubernur, legislatif, hinggastaf biasa di SKPD, menjadi ukuran keberhasilan dalam telah mampu memecahkan berbagai hambatan yang ada. pengelolaan keuangan negara/ Statusnya sebagai daerah pemekaran baru juga memunculkan daerah pada instansi pemerintah. berbagai tantangan dalam penyusunan Laporan Keuangan yang andal. Namun komitmenlah yang menjadi kunci bagi Untuk mencapainya memang Provinsi ini untukmemperoleh capaian itu. bukanhal yang mudah. Banyak hambatan dan permasalahan yang Diawali Pembenahan SDM Opini WTP akan diperoleh instansi pemerintah jika ia harus dapat dipecahkan oleh instansi mampu menyusun Laporan Keuangannya sesuai Standar yang bersangkutan.Salah satunya Akuntansi Pemerintah dan peraturan pengelolaan keuangan adalah terbangunnya komitmen negara yang berlaku.Bagi daerah pemekaran baru seperti Provinsi Kepulauan Riau, salah satu hambatan utama seluruh jajaran aparat yang ada. adalah terbatasnya kuantitas dan kualitas Sumber Daya

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 warta daerah warta daerah

Manusia.Hal inilah yang menjadi prioritas utama inilah kondisi geo­grafis menjadi tantangan tersendiri. bagi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam Wilayah Kepulauan Riau berupa kepu­­lauan yang memulai upaya menggapai WTP. Pimpinan Daerah tersebar luas menjadi kesulitan sendiri.Terkadang memandang masalah ini sebagai permalahan yang inventarisasi harus dilakukan hingga Pulau Natuna dan harus dipecahkan terlebih dahulu. Untuk itu ia Anambas yang terletak di Laut Cina Selatan. melakukan dua pendekatan, pertama,meningkatkan Langkah berikutnya adalah melakukan­­ kerjasama jumlah pegawai yang berlatar belakang pendidikan dan penan­datanganan Naskah Kesepahaman dengan akuntansi atau setidaknya pernah berpengalaman Badan Pertanahan Nasional setempat. Kerjasama inilah mengelola pembukuan, dan kedua, ia meminta ban­ yang membantu penyelesaian beberapa kekurangan tuan tenaga dari BPKP. Pada kenyataannya, kehadiran­ terkait dokumen kepe­milikan.Hasil kerjasama ini juga beberapa pegawai BPKP di jajaran Pemprov Kepri memperkuat akurasi database aset.Kedua langkah telah mempercepat penerapan manajemen keuangan penanganan aset ini merupakan langkah paling berat dan peningkatan keahlian dan ketrampilan pegawai dalam upaya menata laporan keuangan.Walaupun di bidang manajemen keuangan tersebut. Kehadiran tersendat, namun hambatan ini dapat tertangani pegawai BPKP dapat mempercepat proses transfer dalam jangka waktu tiga tahun. knowledge terhadap pegawai Pemprov Kepri. Tantangan berikutnya adalah pengelolaan aset. Komunikasi yang Baik dengan Auditor Sesaat setelah disahkan sebagai daerah pemekaran Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah baru, Pemprov Kepri menerima limpahan‘segepok’ Pro­vinsi Riau, Agus Feriyanto mengungkapkan, daftar aset dan inventaris dari pemerintah provinsi salah satu tip penting untuk mencapai WTP adalah induk, yang sebagian tidak jelas posisi dan dokumen komunikasi yang baik dengan auditor eksternal dan kepemilikannya. Kondisi ini menjadi tantangan yang auditor internal. Komunikasi dengan BPK menjadi sangat besar mengingat tidak mungkin bagi sebuah sangat penting terutama dalam menindaklanjuti hasil instansi memperoleh opini WTP jika penyajian aset pemeriksaan.Tindak Lanjut yang cepat dan tepat dari pada laporan keuangannya tidak didukung dokumen setiap hasil pemeriksaan BPK memiliki peran yang kepemilikan dan nilai perolehan yang jelas. tidak kecil dalam memperbaiki pengelolaan keuangan Langkah kerja yang segera di­la­kukan adalah mela­ daerah. Dengan tindak lanjut yang cepat dan tepat, 63 kukan inven­tarisasi seluruh aset yang dikuasainya.­ Saat permasalahan yang ada tidak akan berlarut hingga

Kantor Gubernur Kepulauan Riau Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 warta daerah warta daerah

semakin parah dan sulit dipecahkan. 71 Tahun 2010, dimana setiap instansi pemerintah Selain itu komunikasi dengan BPK perlu harus menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual dibangun untuk mencegah terjadinya kesalahan selambat-lambatnya pada tahun 2014. Ketentuan persepsi dari auditor dalam melakukan evaluasi ini menuntut setiap instansi untuk menyesuaikan atas bukti-bukti yang dikumpulkan.Auditi harus sistem dan kebijakannya. Hal ini membutuhkan mampu memberi penjelasan yang gamblang atas kesiapan di berbagai bidang. setiap pertanyaan yang diajukan auditor. Untuk itu Tantangan lain adalah meningkatkan kualitas setiap pegawai harus segera merespon baik setiap SDM. Untuk membangun sistem akuntansi yang permintaan keterangan dari auditor BPK dan tidak andal, apalagi nantinya dengan acrrual basis, mempersulit proses pemeriksaan. dibutuhkan SDM yang memahami proses akuntansi Komunikasi dengan auditor internal atau pada setiap SKPD. Hal ini menjadi tantangan yang Inspek­torat juga tidak kalah pentingnya. Sebagai tidak mudah.Dari pengalaman selama ini, selain pengawal jalannya pengelolaan keuangan daerah, kesulitan untuk meningkatkan pengetahuan peran Inspektorat sangat strategis dalam reviu pegawai, untuk mempertahankan pada posisi yang penyusunan laporan keuangan dan mempercepat tepat juga tidak mudah. Terkadang ada pegawai tindak lanjut hasil pemeriksaan. Setiap hambatan yang sudah dilatih dan dapat mengelola sistem yang dijumpai, didiskusikan bersama-sama dengan akuntansi dengan baik, namun yang bersangkutan Inspektorat hingga dapat segera dirumuskan dipindah ke posisi lain.Ini bukan tantangan yang solusi terbaiknya. Agus menekankan bahwa setiap mudah juga. permasalahan yang ada harus segera dipecahkan, dan hal ini akan dapat dilakukan jika komunikasi Setelah dua tahun mendapat opini WTP, dengan inspektorat berjalan baik. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bersiap untuk menjawab tantangan mempertahankannya. Dari Accrual Basis dan SDM sebagai Tantangan ke wilayah kepulauan yang indah, strategis serta kaya Depan akan sumber daya minyak ini, kita menunggu Agus Feriyanto mengungkapkan juga bahwa apakah kita dapat kembali melihat percontohan 64 tantangan untuk mempertahankan opini WTP sebuah keberhasilan dalam penerapan sistem tidaklah mudah. Salah satu tantangan ke depan akuntansi pada sektor pemerintahan di Indonesian adalah penerapan Peraturan Pemerintah nomor (triwib/tanti/tine)

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Pro­vinsi Riau, Agus Feriyanto (ke-4 dari kiri dan memegang piagam) bersama Wakil Gubernur Kepulauan Riau, HM. Soerya Respationo dan para staf berfoto bersama dengan menunjukkan penghargaan opini WTP dari BPK

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 warta daerah warta daerah

endidikan gratis, bukan dah harus mendapat harapan dan masyarakat belum merata. Tiap merupakan prestasi baru di Pemerintah Provinsi Sumatera Sela­ awal tahun, ujarnya, kita mendengar Indonesia. Bahkan, program tan berupaya memberikan ha­rapan keluhan, biaya pendidikan mahal 65 tersebut­ selalu menjadi agar anaknya tidak bernasib sama dan orang tua kebingungan mencari ajangP adu program para calon Kepala dengan orang tuanya. Caranya, de­ uang untuk membiayai sekolah Daerah. Pemprov Sumatera Selatan ngan memberi kesempatan sekolah­ anaknya. Prinsipnya, hanya satu, merupakan salah satu pemerintah secara gratis.” jelasnya. Pemerintah, ujarnya, pendidikan adalah hak daerah yang telah menerapkan lanjut Alex, mengambil alih semua dasar yang harus dipenuhi oleh pendidikan­ gratis bahkan hingga biaya agar masyarakat dapat menye­ pemerintah. 12 tahun. Untuk mengetahui profil kolahkan anaknya. Pak Alex Noerdin, lanjutnya, pa­ pendidikan gratis yang diterapkan Kondisi tersebut juga diamini oleh da waktu masih menjabat sebagai di Pemprov Sumsel, redaksi WP telah Kepala Dinas Pendidikan Pem­­prov Bupati Musi Banyuasin, memberikan diberi kesempatan mewawancarai Sumsel, Ade Karyana. Menurutnya, se­buah pemikiran tentang sekolah secara langsung Gubernur Pemprov pe­lak­sanaan program pendidikan gratis dan dilanjutkannya tatkala Sumsel, Alex Noerdin dan Kepala gra­­tis di Provinsi Sumatera Selatan beliau menjadi Gubernur Provinsi Dinas Pendidikan, A. Kepada WP, Alex sebenarnya embrionya sudah dari Sumsel. Beliau, lanjutnya, mencoba disela-sela acara Rapat Dengar Pen­ tahun 2003 yang awalnya diterapkan menginduksi seluruh Kabupaten/ dapat (RDP) dengan DPRD seputar di Kabupaten Musi Banyuasin. Tu­ Kota untuk menerapkan prgram persetujuan penggunaan dana ca­ juannya, lanjutnya adalah untuk yang sama. Hasilnya, saat ini, seluruh dangan untuk pembiayaan venue memberikan kemudahan kepada Kab/Kota di Provinsi Sumsel telah kegiatan Sea Games menyampaikan siswa untuk masuk sekolah dengan menerapkan program pendidikan bahwa program pendidikan gra­tis tidak dibebani biaya yang mahal. gratis. Gratis, menurutnya, bukan didasari oleh sebuah fakta bah­ Kenapa gagasan tersebut muncul? berarti tidak ada pembiyaan. Seko­ wa pendidikan merupakan kebu­ Hal tersebut diawali dari pemikiran lah itu harus berproses, uang yang tuhan vital masyarakat. Melalui pen­ bahwa sebagai pemerintah, kita selama ini diambil pihak sekolah didikan gratis pula, Pemprov Sumsel mempunyai tanggung jawab se­ dari orang tua diganti oleh peme­ mencoba mengangkat kesejah­ ­teraan bagaimana­­ diatur oleh undang rintah. Dari mana dananya? Kita masyarakat Sumsel. undang. Akan tetapi, pada saat sudah punya BOS yang sudah “Rakyat pada level paling ren­ yang bersamaan, kesejahteraan di­­a­lo­­kasikan dari pemerintah

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 warta daerah

pusat, lalu kita hitung kebutuhan rielnya. Lalu, sisanya ditanggung oleh APBD. Untuk memudahkan pengganggaran, Pemprov Sumsel memanfaatkan media musrenbang untuk melakukan pendekatan. Namun, gratis bukan berarti mengabaikan kualitas. Pihak Pem­ prov Sumsel, jelasnya, juga menjaga kualitas pendidikan dengan mem­ bangun infrastruktur bahkan te­ lah menyediakan jaringan wifi di seluruh­ sekolah agar siswa melek Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, Alex teknologi. Di samping itu, Pemprov Noerdin Sumsel juga berkomitmen menjaga mutu tenaga pengajar melalui semua pihak, tetapi ia merasakan pendidikan­­­­ berkelanjutan dengan terdapat persoalan yang kerapkali bekerja sama dengan Universitas mengganjal pelak­sanaan program Terbuka dan perguruan ting­gi lain­ pendidikan gra­tis. Menurutnya, nya. “Guru yang berprestasi kita birokrasi ter­­­lalu disibukan dengan siapkan beasiswa.”jelasnya. Bahkan, masalah administrasi dan lebih me­ Pemprov mengalokasikan dana ngedepankan penyerapan ang­garan untuk membiayai pendidikan hingga daripada impact. Padahal, lanjutnya, perguruan tinggi kepada siswa SMA setiap kebijakan harus dilihat sudah yang berprestasi. Keistimewaan sejauh mana impact-nya dirasakan 66 program pendidikan gratis adalah masyarakat. Di Pemprov Sumsel, benar benar gratis. lanjutnya, mencoba me­minimalisir Komitmen mencerdaskan ma­­­­­ kondisi di atas dengan melakukan­ Kepala Dinas Pendidikan Pem­­prov Sumsel, Ade syarakat di Pem­prov Sumsel pa­ kajian filosofi dari tiapse­ program, Karyana tut diancungi jempol. Lalu, untuk arahnya, impact yang diharapkan. kalangan siswa. Kehebohan penye­ mengan­­­­­­­ ­tisipasi penyimpangan Kalu sudah jelas manfaatnya, baru lenggaraan UN justru membuat dan penyalahgunaan dalam pe­ dijalankan, siswa tidak nya­man dalam menjalani nyalurannya, pemerintah pro­ Untuk pengembangan pendi­ ­ ujian karena harus diawasi oleh vinsi Sumsel telah melakukan dikan ke depan, ia berharap agar Kepolisian. Padahal, lanjutnya, UN pe­­­ngawasan dan evaluasi secara pemerintah pusat yaitu Kementerian perlu untuk melihat proses yang terus menerus. Bahkan, Pemprov Pendidikan­ dan Kebudayaan, da­­ kita jalankan sudah efektif atau tidak Sumsel telah membangun media lam menyusun kurikulum, mem­ dan sebagai masukan perbaikan ke yang memungkinkan masyarakat perhatikan kondisi yang ada. depan. Sebagai bagian dari dunia menyampaikan keluhan atau pe­ Menurutnya, kurikulum harus­ dapat pendidikan, merasa mencubit diri ngaduannya, baik melalui surat, menyeimbangkan pengembangan sendiri. sms, maupun posko pengaduan otak kanan dan kiri karena secara Namun, di tengah berbagai layanan sekolah gratis yang dikelola teori, harus ada balance antar ke­ per­­­­soalan yang menghiasi dunia oleh Bagian Humas. Selain itu, peran duanya. Menurutnya, kurikulum pendidikan di Indonesia, komitmen inspektorat daerah dan BPKP juga yang berjalan saat ini, lebih me­ Pemprov Sumsel untuk memajukan dioptimalkan untuk melakukan pe­ ngedepankan aspek otak kiri. dunia pendidikan harus diapresiasi ngawasan agar program pendidikan Ia menyadari perlu pembenahan dan dapat menjadi icon bagi peme­ gratis dan program lainnya dapat disana sini. Ke depan, ia juga ber­ rintah daerah lain untuk ikut me­ berjalan on the right track. harap agar kepedulian terhadap nerapkan pendidikan yang benar- Namun, dari semua prestasi ter­ substansi harus menjadi prioritas. benar gratis. sebut, terdapat sesuatu yang meng­ Ia mencontohkan proses ujian (Nani/Erwin)) ganjal dirasakan A. Meski per­­soalan nasional.­­­­­ Pelaksanaan UN justru pendidikan telah menjadi­ concern menimbulkan ketidaknyamanan di

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 logan “Jambi Emas”, yang diusung Gubernur Jambi, membaiknya taraf pendidikan dan derajat. kesehatan Drs. H. Hasan Basri Agus, MM bukan sembarang penduduk, yang didukung oleh meningkatnya keter­ slogan, karena ia sudah membuktikannya sediaan dan kualitas pelayanan sosial dasar bagi ketika menjabat sebagai Sekda Kota Jambi, masyarakat. Di samping itu, ia juga ingin mewujudkan BupatiS Sarolangun dan akan diteruskan saat memjabat masyarakat yang berakhlak mulia, beretika, berbudaya Gubernur Provinsi Jambi. H. Hasan Basri Agus selalu dan beradab serta berdaya saing untuk mencapai menggandeng Perwakilan BPKP Provinsi, di manapun kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera serta ia bertugas. Baik waktu menjabat sebagai Sekda Kota mewujudkan pemerataan akses terhadap pendidikan Jambi, Bupati Sarolangun, maupun hingga menjabat berkualitas. sebagai Gubernur Jambi. Ia selalu berkonsultasi dengan Untuk itu, ia mengeluarkan kebijakan dengan 67 Perwakilan BPKP Provinsi Jambi, untuk mengawal menyediakan anggaran khusus untuk beasiswa putra- tugas pemerintahan terutama pengelolaan keuangan putri Jambi yang ingin kuliah, baik srata1, srata2, bahkan daerah dan penyerapan APBDnya. Kini Hasan Basri juga bila ada yang berminat mengambil Doktor, Profesor menggandeng BPKP dalam mewujudkan impiannya dijamin akan dibiayai. Ia yakin, bila telah dibiayai, mereka meraih “Jambi Emas”. Sejak awal masa jabatannya di pasti kembali ke Jambi untuk mengabdikan dirinya tahun 2010 sebagai Gubernur Jambi, Hasan menyatakan kepada Provinsi Jambi. komitmennya untuk mewujudkan “Jambi Emas”. Selain menekankan pengembangan SDM, ia juga Penasaran, apa yang disebutnya sebagai Jambi Emas, sangat concern terhadap pengembangan imtaq. Hasan menyebutkan “Jambi Emas” sebagai tujuan dan Se­canggih apapun sistem yang dibuat, lanjutnya, sasaran yang akan dicapai ditahun 2015, bermakna bila iman dan taqwa tidak kuat, sistem itu pun Ekonomi Maju, Aman, Adil dan Sejahtrera. akan jebol. Komitmen dan panutan pimpinan juga Untuk mewujudkan Jambi Emas 2015 tersebut, merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dianggap ia mencanangkan lima misi pembangunannya yaitu remeh. Tangan pimpinan dan ketauladanannya­ dalam meningkatkan kualitas ketersediaan infrastruktur memimpin organisasi agar dapat mencapai tujuan pelayanan umum; Meningkatkan kualitas pendidikan, sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi, de­ kesehatan, kehidupan beragama dan berbudaya; mikian ungkap Hasan. “Jabatan itu adalah amanah, Meningkatkan perekonomian daerah dan pendapatan baik sebagai pimpinan atau sebagai pelaksana. Oleh masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri; sebab itu, dalam melaksanakan tugas di manapun Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam yang ditempatkan harus dikerjakan dengan sebaik-baikntya. optimal dan berwawasan lingkungan; Meningkatkan Unjuk kerja yang baik dapat menghasilkan kinerja tata pemerintahan yang baik, jaminan kepastian dan organisasi yang baik” ungkapnya. Sepertinya, dengan perlindungan hukum serta kesetaraan gender. tekadnya, dan dukungan seluruh jajarannya, Jambi Pembangunan di Jambi yang ingin diwujudkannya dapat mencapai kondisi EMAS (Ekonomi Maju, Aman, di akhir tahun 2015, ditekankan pada pembangunan Adil dan Sejahtrera)n kualitas sumber daya manusia. Hal ini ditandai dengan (Diana)

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Deputi Kepala BPKP BIdang Penyelenggaraan Keuangan Daerah, Iman Bastari(ke-7 dari kiri) beserta Kepala Perwakilan BPKP Prov. Sultra , Arman Sahri Harahap (ke-6 dari kanan) beserta para Bupati dan Walikota se Sulawesi Tenggara

Forbes APIP Provinsi Sulawesi Tenggara targetkan setidaknya 40% dari 13 laporan keuangan pemda se-Sulawesi Tenggara mendapat opini WTP

eluruh jajaran pimpinan Pemprov Sultra dan 12 Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam dalam sam­ pemkab/kota baik gubernur maupun bupati/ butannya mengharapkan agar Kepala daerah sebagai 68 walikota, pimpinan DPRD, serta Inspektur se- Pembina dapat mendorong APIP agar bisa lebih berperan Sulawesi Tenggara kompak hadiri acara “Forum da­lam mengawal pengelolaan keuangan yang baik KomunikasiS Akuntabilitas Keuangan Daerah se-Sulawesi dan benar. Dengan dibentuknya Forum akuntabilitas Tenggara yang diselenggarakan pada tanggal 13 keuangan daerah, lanjut Nur Alam, seluruh kepala Agustus 2012 lalu. Forum yang dideklarasikan sebagai daerah da­pat berkoordinasi dalam menyamakan per­ wadah untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sepsi untuk mencapai target opini WTP dan dapat akuntabilitas keuangan daerah ini merupakan kelanjutan menyatukan langkah sebagai wadah knowledge sharing dari diskusi panel tentang Strategi Meraih Opini WTP atas dan pengembangan kapabilitas APIP. LKPD Tahun 2011 di bulan Februari lalu. Pada kesempatan yang sama, Deputi Kepala Acara ini diselenggarakan untuk menyusun rencana BPKP Iman Bastari menyampaikan beberapa potret aksi mencapai opini WTP LKPD tahun 2012. Di masalah akuntabilitas pengelola keuangan daerah samping juga untuk menerapkan PP 60 Tahun 2008 yaitu keterlambatan pengesahan APBD, rendahnya yang mengamanatkan kepada gubenur dan bupati penyerapan anggaran, masih rendahnya persentase menciptakan lingkungan pengendalian yang kondusif laporan keuangan daerah yang beropini WTP , serta serta mengintensifkan peran APIP di masing-masing lemahnya pengendalian intern dan kapasitas SDM. jajarannya untuk memberi keyakinan yang memadai Sehari setelah pengukuhan, pengurus Forbes APIP atas terselenggaranya sistem pengendalian. Provinsi Sulawesi Tenggara langsung melanjutkan Acara yang juga dihadiri Deputi Kepala BPKP Pe­ agenda pertemuan membahas rencana aksi selama ngawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah, tahun 2012-2013. Iman Bastari ini sekaligus diisi dengan pengukuhan Walaupun banyak kegiatan yang akan dilakukan pengurus Forbes APIP Daerah oleh Gubernur Sulawesi dalam waktu dekat, Forbes APIP sepakat untuk fokus Tenggara. Pengurus Forbes APIP yang juga merangkap pada upaya pencapaian opini WTP yang ditargetkan sebagai pengurus forum akuntabilitas keuangan daerah setidaknya 40% dari 13 laporan keuangan pemda se- diharapkan dapat bersinergi dalam mencapai tujuan Sulawesi Tenggara. Diakhir pertemuan, Forbes APIP yang sama yaitu meningkatkan tata kelola keuangan berhasil menyepakati rencana aksi selama tahun 2012 daerah untuk mencapai opini WTP. -2013. (dian/harbow/idiya)

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Membangun sebuah sistem yang kokoh tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah proses berkelanjutan yang tentu saja harus diikuti dengan komitmen semua pihak.

idak terasa, kita telah memasuki usia ke-4 sosialisasi dan bimbingan teknis (bimtek), serta lahirnya PP Nomor: 60 Tahun 2008 tentang menggandeng konsultan dari Inggris dan dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah negeri, BPKP dan Bank Dunia melakukan pilot (SPIP). Tetapi, dampak yang dijanjikan dari project sosialisasi dan bimbingan teknis penerapan Tterbangunnya sistem pengendalian intern yang kuat SPIP pada 3 Kementerian/Lembaga (Kemenpera, masih belum dapat dirasakan oleh masyarakat. Untuk BPKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan) dan 5 69 itu, berbagai evaluasi telah dilakukan pemerintah Pemerintah Daerah (Kabupaten Jepara, Kabupaten untuk mengefektifkan penerapan SPIP. Kudus, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota BPKP sebagai instansi yang diberi amanah sebagai Yogyakarta). Sosialisasi dan Bimtek gaya baru ini pembina penyelenggaraan SPIP di lingkungan lebih menggunakan pendekatan konsultatif daripada ins­tansi pemerintah sesuai pasal 59 ayat (2) dalam audit. Dalam penentuan risiko, instansi pun lebih PP tersebut, tentu saja memegang peran yang sa­ mengedepankan Focus Group Discussion (FGD) ngat penting. Berbagai upaya telah dilakukan BPKP diantara pejabat yang ada pada instansi terkait. untuk membangun infrastruktur yang mendukung Tahapan pilot project implementasi SPIP sendiri implementasi SPIP, mulai dari penyusunan secara kese­luruhan meliputi 4 tahap, yaitu: pertama, pedoman teknis, sosialisasi, pendidikan, pelatihan, menyusun profil risiko dengan metode Control Self pendampingan, konsultansi, dan peningkatan Assessment (CSA); kedua, mengevaluasi lingkungan kompetensi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pengendalian dengan metode Control Environment (APIP). Evaluation (CEE); ketiga, melakukan monitoring atas Terkait pembinaan tersebut, untuk pendanaan, penyelenggaran SPIP yang telah direncanakan dan Bank Dunia telah menyediakan alokasi dana guna dilaksanakan; dan keempat, evaluasi seluruh tahapan percepatan implementasi SPIP di tanah air. Dengan kegiatan. menggunakan strategi baru dalam melakukan Pada tahap pertama, dilakukan identifikasi risiko,

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Kantor Bupati Badung SPIP SPIP

analisis risiko, dan identifikasi kegiatan pengendalian project sosialisasi dan bimbingan teknis penerapan yang ada dan seharusnya. Identifikasi risiko tersebut SPIP pada Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Anak juga merumuskan tujuan sesuai dengan tupoksi Agung Gde Agung, sebagai bupati, mengapresiasi dan yang diselaraskan dengan tujuan dari Rencana menyambut baik dijadikannya kabupaten peraih opini Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga/Pemda, Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 2011 dari BPK ini, lalu diiidentifikasi risiko-risiko yang dapat terjadi yang sebagai pilot project implementasi SPIP. Implementasi dapat menggagalkan pencapaian tujuan. Sedangkan SPIP di Badung merupakan komitmen bersama antara pada ana­lisis risiko, risiko yang telah diidentifikasi eksekutif dan legislatif beserta segenap jajaran Satuan tersebut dianalisis dengan menilai dampak dan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mewujudkan probabilitas yang ada, lalu dibuat peta risiko. Untuk tata kelola kepemerintahan yang baik, bersih dan identifikasi kegiatan pengendalian yang ada dan berwibawa. seharusnya, risiko yang telah dianalisis dibandingkan Anak Agung berharap satgas SPIP yang telah dengan kegiatan pengendalian yang ada, apabila dibentuk di Kabupaten Badung, dapat bekerja kegiatan pengendalian yang ada dirasa sudah cukup secara optimal dengan meningkatkan koordinasi, untuk mengurangi dampak dan probabilitas risiko, kinerja, dan percepatan pelaksanaan SPIP diseluruh maka tidak perlu menambah kegiatan pengendalian. SKPD yang ada, sehingga penerapan SPIP dapat Sedangkan tahap kedua, dilakukan penilaian berjalan dengan baik. Dipilihnya SKPD Dinas risiko lingkungan pengendalian, penilaian lingkungan Kesehatan Kabupaten Badung sebagai pilot pengendalian yang ada, dan merumuskan kegiatan project implementasi SPIP dikarenakan kebutuhan pengendalian dalam menangani risiko lingkungan pelayanan bidang kesehatan merupakan hal yang pengendaliannya. Untuk seluruh pemda, saat ini telah sangat mendasar bagi masyarakat Badung selain memasuki tahap kedua, sedangkan Kementerian/ bidang pendidikan, sehingga sangat diperlukan Lembaga baru memasuki tahap pertama. Metode adanya sistem pengendalian intern yang memadai yang digunakan untuk penilaian lingkungan yang akan tercermin dalam setiap pelayanan yang pengendalian adalah dengan melihat laporan auditor diberikannya. Anak Agung juga mengharapkan agar 70 internal atau eksternal, serta melakukan pengisian kerja sama antara BPKP dengan Pemda Badung tetap kuesioner terkait lingkungan pengendalian, dan dilanjutkan dan diperluas lagi, karena peran BPKP sebagainya. sangat diperlukan dalam melakukan pembinaan/ Kabupaten Badung merupakan salah satu dari pendampingan penyelenggaraan SPIP. beberapa Pemerintah Daerah yang menjadi pilot Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang

Deputi Kepala BPKP Bidang Perekonomian, Binsar H. Simanjuntak (duduk ke 3 dari kiri) berfoto bersama Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung (duduk ke 4 dari kiri) bersama para stafnya

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 SPIP SPIP

Perekonomian BPKP, Binsar H. Simanjuntak pun Deputi Kepala BPKP Bidang Polsoskam Achmad Sanusi sempat mengunjungi Kabupaten Badung, pada di depan para pejabat eselon I dan II dari Kemenpera kesempatan itu, menekankan pentingnya peran dan BPKP. mengatakan bahwa pelaksanaan SPIP harus SPIP dalam me­ningkatkan akuntabilitas keuangan menjadi sebuah kebutuhan terlebih, penerapan SPIP pemerintah daerah. “SPIP itu vital sekali. Kalau ingin merupakan amanat dari UU no.1/2004 pasal 58 ayat memperbaiki pengelolaan keuangan Pemda, maka (1) dan (2) yang merupakan salah satu dari paket UU perbaiki dulu pondasinya yaitu dengan SPIP.”jelasnya. Keuangan Negara. Bahkan, lanjut Binsar, dalam pemeriksaan BPK, Inti dari deklarasi yang dibacakan oleh Iskandar selalu dilakukan pengujian terlebih dahulu atas Saleh adalah bahwa pejabat dan pegawai di pengendalian internal untuk menentukan scope lingkungan Kemenpera bertekad untuk menerapkan pemerinksaan dan sebagai penentu pemberian opini SPIP, agar: tugas dan fungsi Kemenpera dapat atas penyajian laporan keuangan. Selain itu Binsar berjalan dengan efektif, efisien, dan taat terhadap juga mengapresiasi Pemda Badung karena dinilai perundang-undangan yang berlaku; opini Wajar Tanpa telah melaksanakan pengendalian internal dengan Pengecualian (WTP) dari BPK dapat dipertahankan; baik. Salah satu indikatornya adalah keberhasilan barang milik negara yang dikelola Kemenpera dapat Pemda Badung meraih opini WTP. Keberhasilan ini, diamankan dan dimanfaatkan secara maksimal; dan lanjutnya, bisa dijadikan contoh bagi pemda-pemda terhindar dari praktik-praktik KKN. lain untuk meningkatkan opini laporan keuangannya. Geliat SPIP sebenarnya telah berjalan pada Tak jauh dari Badung, piloting project implementasi beberapa kementerian lain dan beberapa perguruan SPIP juga dilaksanakan di Kabupaten Gianyar. Wakil tinggi negeri. Salah satu kementerian yang sangat Bupati Gianyar, Dewa Made Sutayana, saat menerima komitmen dalam penerapan SPIP adalah Kementerian BPKP mengatakan bahwa pengendalian intern Luar Negeri. Untuk tingkat perguruan tinggi, Ahmad yang baik akan memuluskan langkah pencapaian Sanusi juga menyatakan apresiasinya kepada tujuan organisasi. Pemerintah Kabupaten Gianyar beberapa perguruan tinggi negeri yang telah sangat berkepentingan dalam suksesnya Piloting memberikan perhatian khusus pada penerapan SPIP Implementasi SPIP yang sedang dilakukan oleh BPKP. di Indonesia, baik dalam bentuk pendampingan tata 71 Semangat SPIP tidak hanya menyentuh kelola yang baik pada universitas maupun permintaan pemerintah daerah, tetapi juga K/L, diantaranya kepada BPKP untuk menyampaikan kuliah umum Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) yang kepada mahasiswa dan pengajar. Komitmen dari juga menjadi pilot project imple­mentasi SPIP. Piloting pemerintah daerah dan kementerian yang menjadi diawali dengan acara deklarasi yang dihadiri oleh piloting pelaksanaan SPIP, diharapkan dapat menjadi Sekretaris Kemenpera, Iskandar Saleh yang mewakili cikal bakal penerapan SPIP secara nasionaln Menpera Djan Faridz . Pada kesempatan tersebut, (HJK/yus/adi)

Pembacaan deklarasi SPIP oleh Sekretaris Kemenpera Iskandar Saleh( hijau) yang mewakili Menpera Djan Faridz yang disaksikan oleh , Deputi Kepala BPKP Bidang Polsoskam Achmad Sanusi (kiri), dan para eselon I dan II dari Kemenpera dan BPKP

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 kita

Se putar

foto kiri: Kepala BPKP, Mardiasmo (memegang sekop) pertanda dimulainya pembangunan gedung perwakilan BPKP Prov. Sumbar disaksikan dari kiri ke kanan: Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadigoe, Sekda Prov. Sumbar, Ali Asmar, Walikota Padang, Fauzi Bahar, Deputi Kepala BPKP Bidang Polsoskam, Achmad Sanusi, Kepala Perwakilan BPK RI Prov. Sumbar, Betty Ratna nuraeny, dan Kepala Perwakilan BPKP Prov. Sumbar, Achdiman Kartadimaja. foto kanan: Kepala BPKP(kiri) menjelaskan maket kantor perwakilan BPKP Prov. Sumbar kepada Sekda Prov Sumbar, Ali Asmar,(kedua dari kiri) Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadigoe (ketiga dari kiri) dan Direktur Utama PT Semen Padang, Munadi Arifin Menuai Berkah Usai Gempa

ua kali bencana gempa yang melanda Provinsi dengan bagus, kami coba menjadikan kantor ini sebagai Sumbar di tahun 2007 dan 2009 mengakibatkan miniatur kantor perwakilan masa depan BPKP. Kantor kantor BPKP yang akan datang kita desain nanti seperti 72 gedung Perwakilan BPKP Sumatera Barat dinyatakan tidak layak pakai. Sejak itu, kantor Perwakilan BPKP Padang, tetapi dengan ciri khas Dselama tiga tahun sekitar 118 pegawai BPKP Perwakilan masing-masing wilayah”, papar Mardiasmo lebih lanjut. bekerja dalam kondisi prihatin di rumah dinas kepala Kantor perwakilan yang representatif merupakan hal perwakilan dan rumah kontrakan didekatnya. Setelah penting agar pegawai nyaman bekerja, mengingat peran hampir satu tahun berupaya mencari lokasi baru yang BPKP yang semakin strategis. Beragam peran Perwakilan lebih luas dan aman, kini perwakilan BPKP Sumbar telah BPKP Provinsi Sumbar saat ini adalah mendampingi, menikmati jerih payahnya. “Di atas tanah seluas 2 hektar mem­­berikan bantuan, asistensi, konsultasi dan juga direncanakan akan dibangun 3 unit bangunan masing- assurance kepada kabupaten/kota dan provinsi di Sumbar, masing dua lantai dengan total luas bangunan sebanyak serta penegak hukum, Polda, Kejaksaan Tinggi, BUMN 4.600 m2. Kami mengucapkan banyak terima kasih di kota Padang. Kantor yang representatif penting agar kepada Pengurus Yayasan Bung Hatta yang memberikan nyaman bekerja keras, cerdas, ikhlas, tuntas, dan penuh sebagian lahannya untuk kantor kami. Dan kebetulan integritas. lokasinya menurut masterplan kota Padang berada di Acara peletakan batu pertama pembangunan daerah perkantoran kota Padang’’, demikian laporan Drs. gedung kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumbar ini juga Achdiman Kartadimadja, MM pada acara peletakan batu dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Dr. Ali pertama pembangunan gedung kantor Perwakilan BPKP Asmar, M.Pd. yang dalam sambutannya merasakankan Sumatera Barat, 20 Juni 2012 lalu. pentingnya bermitra dengan BPKP. “Mengingat tidak Dalam sambutannya Kepala BPKP, Prof. Mardiasmo, Ak., semua aparat pemda mengetahui segala sesuatu yang MBA, Phd mengucapkan terima kasih kepada anggota DPR, berkaitan dengan peraturan keuangan dan aset, maka Sekda, dan Gubernur Sumbar yang sudah memberikan bermitra dengan BPKP dapat mewujudkan sistem ang­garan dan bantuan kepada BPKP. “Lokasi tempat pengelolaan keuangan dan aset yang benar”, jelas Ali gedung kantor ini ini sangat strategis, karena berada di Asmar dihadapan Walikota Padang, Bupati Tanah Datar, depan kantor walikota, di kiri ada jalan bypass, Universitas Kepala BPK Pemprov Sumatera Barat, Kapolda Sumatera Bung Hatta dan ada beberapa perkantoran yang berada Barat, Ketua Yayasan Bung Hatta, Direktur PT Semen dekat sini. Tidak ada lempenganan atau patahan, sehingga Padang, para pegawai Perwakilan BPKP Sumatera Barat mudah-mudahan tidak terkena gempa lagi. Dengan luas dan undangan lainnyan tanah yang strategis dan bagus, serta maket yang didesain (Nuri, Idiya, Isna, Yus, Erwin)

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Se putar

kita

Kepala Perwakilan BPKP Prov. Sumbar, Achdiman Kartadimaja (kiri) bersama Inspektuir Prov. Sumbar, Erizal

ondisi darurat kantor perwakilan BPKP Sumatera Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melakukan kerja Barat tidak menyurutkan semangat kerja 118 sama dengan BPKP. Seluruh SKPD dihimbau untuk pegawai Perwakilan BPKP Sumatera Barat dalam berkonsultasi dengan BPKP bila menemui persoalan melakukan pembinaan pengawasan terhadap keuangan. Upaya ini dilakukan Inspektorat Provinsi pemerintahK provinsi dan 19 pemerintah kabupaten/kota. untuk menghilangkan kekhawatiran SKPD berbuat Drs. Achdiman Kartadimadja, MM, Kepala Perwakilan BPKP kesalahan akibat ketidakpahaman terhadap peraturan- Provinsi Sumatera Barat yang ke-13 ini mengungkapkan peraturan baru. “Dulu orang takut betul dengan BPKP. upaya-upaya pembinaan yang dilakukan bersama Erizal, Tidak heran, jika masih ada SKPD yang takut bertanya S.H., Inspektorat Provinsi Sumatera Barat yang juga ke BPKP, karena khawatir akan ditangkap. Anggapan ini senantiasa semangat menata keuangan daerah binaannya harus kami tepis agar SKPD tidak tertinggal jauh dalam di tengah kerepotan pasca bencana. Hal ini terungkap memahami peraturan-peraturan baru”, jelas Erizal lebih saat Warta Pengawasan mewawancarai dua petinggi lanjut mengenai upaya penguatan SDM. pengawasan di daerah rawan gempa ini, tanggal 21 Menyusuli terbentuknya Forbes APIP di Provinsi Juni 2012, sehari setelah acara peletakan batu pertama Sumatera Selatan, DIY, Selatan dan Sulut, maka 73 pembangunan gedung kantor Perwakilan BPKP Sumbar Perwakilan BPKP dan Inspektorat Pemerintah Provinsi, yang baru. serta Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Barat juga “Dalam satu hari bisa tiga sampai empat surat dari mengoptimalkan forum tersebut sebagai wahana diskusi Pemda yang menanyakan permasalahan pengelolaan penyelesaian berbagai permasalahan. “Komposisi APBD keuangan. Untuk itu kita harus memahami semua aspek. Sumatera Barat 60-70% adalah belanja pegawai yang Yang jadi masalah hanya beberapa orang yang memiliki sa­ngat kecil kemungkinannya untuk diselewengkan. kemampuan tersebut. Alhamdullilah, Deputi Keuangan Nah, sisa 30% lagi ini lah yang menjadi rawan. Penyebab Daerah, selaku pembina setiap saat selalu mengupdate utama belum diraihnya opini WTP itu adalah masalah dan sering mengadakan forum. Kita tinggal meluangkan pengelolaan aset baik nilai, penguasaannya, maupun sedikit waktu untuk membaca agar mampu menguasai”, legalitasnya. Saat ini, provinsi dan beberapa kabupaten/ jelas Achdiman. Keterbatasan jumlah dan kompetensi SDM kota kami dampingi dan kawal dari proses perencanaan menuntut kepiawaian menata dan mengatur penugasan dalam rangka pembinaan guna meraih opini WTP”, agar tidak ada daerah yang lepas dari pembinaan jelas Achdiman mengakhiri wawancara dengan Warta pengawasan. Pengawasann Kondisi yang sama juga terjadi di inspektorat provinsi. (Nuri, John, Idiya, Isna, Yus) “Dengan 90 orang pegawai dan hanya 40 orang yang berlatar belakang akuntansi, kami harus melakukan pemeriksaan terhadap 45 SKPD. Pemeriksaan meliputi masalah keuangan, aset, kepegawaian dan tugas pokok masing masing SKPD. Dengan demikian, pemeriksaan yang kita lakukan bukan melulu mencari temuan, tetapi lebih banyak melakukan perbaikan. Dengan pola pemeriksaan yang diterapkan saat ini, masyarakat yang tidak paham bisa jadi menilai inspektorat tumpul. Tugas kita kan bukan mencari temuan sebanyak mungkin, tetapi justru melakukan pembinaan”, ungkap Erizal. Untuk mengoptimalkan pembinaannya, Inspektorat para karyawan BPKP yang tetap semangat

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Seputar kita

n Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, Psi., MSc. Membangkitkan Motivasi Masyarakat Menuju Perbaikan

Dapat dibayangkan betapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada suatu daerah yang baru saja dilanda bencana, entah banjir, longsor, angin puting beliung, gunung berapi meletus, gempa, tsunami, dan lain-lain. Selain membangun kembali sarana prasarana yang rusak dan porak poranda, yang paling berat adalah membangun mental masyarakat yang menjadi korban bencana tersebut. Tugas utama pemimpin daerah pasca bencana adalah motivasi masyarakatnya untuk tetap semangat membangun daerahnya.

Hikmah Bencana, Meningkatnya Motivasi Masyarakat­ banyak juga pihak yang memberikan bantuan ke Kehadiran Prof. Dr. Irwan Prayitno, Psi., M.Sc. masyarakat sehingga lebih cepat bangkit”, lanjut sebagai pemimpin daerah Provinsi Sumatera Barat pasca Guru Besar Bidang Pengembangan SDM Universitas gempa di rasa ‘pas’. Sosok alumnus Fakultas Psikologi, Muhammadiyah Jakarta ini. UI tahun 1988 yang bergerak di bidang pendidikan ini Banyaknya dokumen yang tertimbun dan hancur, menekankan pentingnya keimanan seseorang agar kuat termasuk yang di tempat arsip pun banyak yang hilang, bangkit mengatasi masalah sepelik apa pun. ”Banyak hal, tertimbun, rusak dan tidak bisa dipakai, tentunya amat terutama mengenai keimanan yang selalu kita gembar- menyulitkan jalannya administrasi­ pemerintahan. “Tetapi, gemborkan di berbagai kesempatan. Bahwasanya alhamdulillah masyarakat kita bekerja keras mencoba 74 gempa dan tsunami itu sesuatu yang sudah diatur oleh untuk memperbaharui beberapa data yang dibutuhkan, Tuhan dan tidak ada satu pun diantara kita yang bisa sehingga ya satu-persatu khususnya pemerintah memprediksi atau meramalkan. Kematian juga sudah provinsi yang semula laporan keuangannya mendapat ada ketentuannya, kita tidak perlu kuatir, dimana pun opini Disclaimer kini menjadi WDP, dan dari WDP pun kita bisa mati. Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi kita harapkan sudah meningkat. Saya tidak pasca gempa cukup bagus. Sebelum gempa di bawah tahu apakah tahun ini sudah bisa WTP atau 6%, setelah gempa bisa 6,5%, bahkan pernah 7% tahun belum, tetapi setidaknya laporan keuangan lalu. Kemudian dari segi kemiskinan, Sumatera Barat tahun ini sudah lebih baik lagi dibanding jumlah kemiskinannya terendah, yaitu 9,1%”, papar Irwan sebelumnya”, jelas Irwan Prayitno yang Prayitno mengenai kondisi daerahnya saat ini. “Jadi, senantiasa ingin melakukan kondisi ini menggambarkan hikmah perubahan. gempa adalah memberikan motivasi kepada masyarakat untuk kerja keras, bersungguh-sungguh, dan kemudian

Kota Padang usai gempa

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Seputar kita

yang akuntabel, dan sebagainya. Jadi, kami sadar betul manfaatnya. Dulu, saat pertama kali saya dilantik menjadi Gubernur (tahun 2010 – red) laporan keuangan Pemprov Sumbar masih disclaimer. Sekarang sudah WDP dan saat ini kami sedang menunggu hasil audit BPK. Dampak laporan yang akuntabel itu tidak hanya berbentuk hasil, tetapi dalam perencanaan keuangan dan proses pelaksanaan keuangan juga menjadi lebih bagus, jadi clean governance. Rapih pekerjaannya, rapih pelaksanaannya, rapih perencanaannya, rapih pula pelaporannya”,

Foto kiri: Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno (ke-8 dari kiri) berfoto bersama Kepala BPKP, Mardiasmo (ke-7 dari kiri) dan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Zainudin(ke-5 dari kanan) serta pengurus IAI wilayah Sumatera Barat Periode 2012-2016.

Berupaya Melakukan Perbaikan Masyarakat “Sejak saya kuliah di UI, yang ada di kepala saya itu cuma satu, bagaimana saya bisa melakukan perubahan pada masyarakat agar lebih baik. Pada waktu kuliah, sebagai aktivis mahasiswa saya memikirkan bagaimana melakukan perubahan pada masyarakat agar menjadi lebih baik. Karena pada waktu mahasiswa belum punya kekuasaan, 75 ya ... saya menjadi guru, pembimbing, pelatih, trainer, fasilitator di berbagai kegiatan anak SMA dan kampus. Setelah itu saya membuat sekolah Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno (berkaca mata) menghadiri jambore juga LSM. Intinya, melakukan perbaikan di tengah masyarakat tangguh bencana dan perubahan iklim di Batu Kalang usai pelanti- kan pengurus IAI wilayah Sumatera Barat masyarakat”, ungkap penulis berbagai buku berseri tentang pendidikan islam, pendidikan anak, pendidikan jelas Irwan mengenai kiprah BPKP di daerahnya. masyarakat, dan manajemen SDM. Keseriusan Irwan menata pemerintahan terlihat Setelah terjun ke kancah politik menjadi anggota dengan adanya permintaan tenaga ke BPKP. “Semenjak DPR selama tiga periode dan kini menjadi gubernur, saya dilantik jadi gubernur pada Agustus 2010, langsung tentunya Irwan Prayitno makin leluasa mewujudkan cita- saya buat surat ke BPKP. September dikasih, Oktober cita­nya untuk melakukan perbaikan pada masyarakat. langsung bekerja, yaitu Pak Zainudin yang menjadi Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dukungan BPKP untuk Mewujudkan Good Govern­ Dikasih cuma satu memang, kalo dikasih banyak ya saya ment dan Clean Governance. terima juga untuk membantu SKPD. Mungkin BPKP juga Sejalan dengan semangat untuk melakukan kekurangan orang. Ketika saya baru jadi gubernur, saya perubahan dan perbaikan yang diembannya sedari muda, diminta untuk mengusulkan nama-nama CPNS, maka Irwan menggandeng BPKP untuk melakukan pembinaan dalam nama yang saya usulkan itu banyak akuntan. bidang pengawasan dan keuangan di pemerintah Karena mereka fresh graduate, belum begitu banyak provinsi dan kabupaten/kota. “Berbagai advokasi BPKP bisa kita pakai. Saya juga sudah minta IAI untuk menjadi yang diberikan kepada kami membantu mewujudkan tandem, mungkin outsourcing, dosen-dosen undangan, good government dan clean governance. Pemda provinsi atau mahasiswanya, atau nantilah kita atur jenis kerja dan Pemda Kota/Kabupaten mem­butuhkan tenaga- samanya, yang penting kebutuhan kita terpenuhi”, papar tenaga dari BPKP. Untuk itu, kami telah meminta peraih gelar Doktor Bidang Training Management dari tenaga dari BPKP. Nah, dengan adanya tenaga bantuan Universitas Putra Malaysia inin tersebut, kini kami bisa membuat laporan keuangan (Nuri, Irwanesa, Arum, Yus, Isna, Idiya, Junior)

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 LUAR negeri

Diterima dengan baik ketika berkunjung di negara asing merupakan suatu hal yang sangat menyenangkan, terlebih oleh orang dari negara asal kita. Hal tersebutlah yang kami rasakan ketika diterima dan dibantu oleh Minister, Deputy Chief of Mission / Head of Chancery, Amerika Serikat, Wiwit Wirsatyo. Wiwit merupakan pejabat yang diberi amanah sebagai `jembatan` diplomatik antara Pemerintah RI dengan negara adidaya ini. Kesan ini didapatkan ketika rombongan BPKP mendapat tugas mengikuti kursus singkat pengendalian intern dan implementasi COSO di Washington DC.

elalui perbincangan oleh setiap pegawai dalam yang singkat dengan pelaksanaan tugasnya”, de­ Wiwit, tersirat kesan mikian penjelasan konsep bahwa Wiwit me­rupakan pengendalian­­ intern yang diM­plomat ulung. Hal tersebut terbaca di­­imple­­mentasikan pada dari tutur kata beliau yang santun kantor yang dipimpinnya. dan sistematis namun memberikan Keinginannya di masa datang kesan tegas dan jelas dalam pe­nyam­­ adalah agar setiap pegawai paian pesan. Yang sangat meng­ kedutaan memahami dan gembirakan dari perbincangan de­ mem­praktikkan internal ngan Wiwit, ternyata, ia memiliki kontrol dalam pelaksanaan kesan yang mendalam dengan BPKP. tugas rutin. “Setiap pega­wai Kepala BPKP terdahulu, Drs. Gandi, harus me­­ngetahui apa yang beliau sebut sebagai pribadi yang harus dilaksanakan dan tidak 76 berpengaruh dalam gaya manajerial boleh dilaksanakan dalam beliau. pelaksanaan tugas termasuk Penekanan pengendalian in­ shortcut atas pe­nyelesaian tern sebagai suatu sistem yang se­ pekerjaan. Setiap pegawai di ha­rusnya membantu manajemen masa datang harus memiliki untuk menjalankan organisasi, di­ semacam buku kecil panduan imple­mentasikan secara riil dalam Minister, Deputy Chief of Mission / Head of Chancery, Amerika Serikat, Wiwit Wirsatyo pelaksanaan tugas se­bagai kepemimpinan beliau sebagai ma­ bagian dari pengendalian najer di kedutaan besar RI untuk USA. Pemahaman intern yang melekat didalamnya”.jelas­nya. mengenai pentingnya pengendalian intern, diakui Pengaruh lingkungan di negeri Paman Sam sebagai pe­ngaruh dari Drs.Ghandi. Dengan sangat fasih, ini, merupakan sebuah contoh dari keteraturan Wiwit menjelaskan praktik pengendalian intern yang dan administrasi yang baik dalam pelaksanaan dikembangkan di kedutaan besar RI. birokrasi di USA. Baginya, pengaruhnya sangat “Pengendalian intern seharusnya menjadi suatu signifikan dan positif dalam mengelola birokrasi proses yang otomatis, melekat pada pegawai, sebagai RI di Washington. Berawal dari tuntutan kondisi prosedur yang harus selalu diketahui yang jauh berbeda dengan dan dilak­ di negeri sanakan Menyemai SPIP di Negeri COSO

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 LUAR negeri sendiri, kedisiplinan dan efisiensi membuat adaptasi unit tersebut juga menjadi meningkat. Pada akhirnya, ia harus dilakukan secara cepat. “Birokrasi di Washington, dan jajarannya dapat bekerja lebih optimal. Amerika, pada umumnya efisien, jelas, dan semua Dengan antusias beliau menyatakan kesediaan sesuai dengan prosedur”. tegasnya. Dari pengalaman kedutaan menjadi pilot project penyelenggaraan kami berkunjung ke sebuah departemen, kesan SPIP. “Kami siap dan akan menjadikan penugasan di prosedural dan efisien sangat kental. Ruangan kantor USA semacam benchmark yang akan dilaksanakan merupakan bangunan besar dan kuno, sepi, semua setiap saat, karena dekat dengan source asal COSO”. bekerja dalam keteraturan. Pemahaman terhadap Menurutnya, piloting tersebut akan menjadi­ tantangan pentingnya pengendalian intern berpengaruh secara tersendiri untuk menjadikan lingkungan kerjanya ber- langsung terhadap pola pikir beliau tentang pentingnya SPIP karena berada di negeri asal dari SPIP. Selain itu, pemahaman atas risiko. Pola kerja yang dibangun semangat dan rasa nasionalisme beliau memotivasi selalu meletakkan permasalahan atau risiko yang akan dirinya untuk menunjukkan bahwa Republik Indonesia dihadapi bila suatu prosedur tidak dijalankan. sebuah negara yang baik dan direpresentasikan oleh Hal yang sama juga kami rasakan ketika berke­ birokrasi kedutaan yang baik. sempatan melihat-lihat aktivitas kedutaan besar kita Di akhir penugasan, Wiwit juga menyempatkan diri di Washington. Yang kami rasakan, seperti melihat menjamu kami untuk menikmati sarapan pagi di rumah kantor asing. Meskipun penuh dengan aksesoris dan jabatan beliau. Sebuah rumah asri ditengah hutan kota ornamen asli Indonesia dan dengan pegawai dari negeri seperti halnya kebanyakan wilayah di Washington yang sendiri, kondisinya sangat berbeda dengan suasana identik dengan pepohonan rimbun layaknya hutan yang di kantor pemerintahan yang ada di Indonesia. Hal terawat rapi. ini membuktikan bahwa ke­­ber­hasilan sebuah sistem Kesan yang sama sebenarnya kami rasakan juga sangat tergantung pada­ lingkungan tempat bekerja dan ketika pertama kali menginjakkan kaki di Washington. manusia yang menjalankan. “Kata kunci keberhasilan Pelajaran berharga yang dapat kami petik dari perjalanan implementasi sistem pengendalian intern adalah sebuah ini adalah kepedulian seluruh elemen masyarakat perubahan cara berpikir dan mindset personil yang terhadap lingkungan. Pohon-pohon begitu disayang, menjalankan”. Tegas Wiwit. Suatu saran yang mendalam sehingga tak sejengkal ruang tanaman hijau yang tidak ketika beliau mengakhiri sharing pengalaman merubah terjaga. Bahkan, untuk menebang pohon di halaman 77 sebuah unit kerja yang dipimpinnya di Indonesia. Dengan sendiri saja, perlu mendapat ijin dari pemerintah. Suatu anggaran terbatas, namun kantornya dapat menjadi bentuk komitmen kuat yang dilaksanakan dengan benchmark bagi unit kerja di kementerian bahkan secara konsisten baik oleh pemerintah maupun masyarakat di nasional karena keberhasilannya merubah birokrasi yang sana. Dapat kita bayangkan, sebuah negara adikuasa lebih berkinerja. dengan kemajuan teknologi yang dapat dikatakan jauh Perubahan yang dilaksanakan pertama adalah dari negara-negara lain, justru sangat concern kepada merubah pola pikir pegawai yang dipimpinnya. lingkungan hidup. Inilah, rupanya, contoh konkrit lain “Ma­salahnya bukan semata-mata pada berapa dari ber SPIP. Kekuatan komitmen baik dari pemerintah gaji yang kita dapatkan, namun bagaimana kita maupun warga negara akan menjadi kekuatan besar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk sebuah perubahan. Hal tersebutlah yang dapat karena kita telah memilih menjadi pegawai dijadikan contoh bagi bangsa Indonesia untuk menjadi negeri. Dengan semangat tersebut, hasil yang lebih baikn dirasakan cukup signifikan. Saat ini, kinerja (Hananto) pegawai menjadi meningkat, anggaran yang didapatkan untuk mengelola

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 GCG

Tak diragukan lagi, beberapa aksi Meneg BUMN baru Pak Dahlan, telah mempesona publik dengan kebijakannya untuk peningkatan kinerja BUMN. Salah satu yang juga menjadi pemikiran adalah keinginan untuk melakukan “holdingisasi”. Tahun ini (2012) dikabarkan pemerintah akan mengurangi 20 lebih BUMN dalam rangka perampingan. Pengurangan BUMN melalui pembentukan holding terjadi dengan menjadikan perusahaan yang bergabung dalam satu kelompok perusahaan induk beralih status menjadi anak perusahaan.

78 uletin Kementerian BUMN, edisi 54, 30/9/11, itu, upaya holding sekaligus untuk menjadikan ukuran Menteri BUMN Dahlan Iskan mencontohkan (size) perusahaan secara keuangan menjadi lebih kuat. 15 BUMN sektor perkebunan akan disatukan Biasanya, BUMN yang disatukan dalam holding adalah menjadi holding sehingga dari 15 PTPN yang ada, BUMN yang memiliki karakteristik usaha yang sejenis. Bsatu sebagai induk (holding) dengan status BUMN dan Pada dasarnya rencana ini, dengan nama yang 14 sebagai anak perusahaan atau bukan sebagai BUMN berbeda sudah menjadi masterplan BUMN sejak kepe­ lagi. Kelompok perusahaan lainnya yang rencananya mimpinan sebelumnya, namun, terhambat dalam akan dirampingkan melalui holding di tahun 2012 adalah pelaksanaannya. Tercatat beberapa contoh yang sudah BUMN sektor kehutanan dan BUMN farma. dilakukan holding Pupuk (PT Pusri) tahun 1998, Holding Dalam banyak literatur manajemen strategi dise­ BUMN semen menjadi Semen Gresik Group (SGG) tahun butkan bahwa merger dan akuisisi memberikan 1995, serta Holding PT Rajawali Nusantara Indonesia banyak manfaat. Beberapa manfaat yang mungkin (PT RNI). dihasilkan dari proses merger dan akuisisi antara lain Sejauh ini, pembahasan holdingisasi sangat kental meningkatkan efisiensi melalui sinergi yang tercipta sebagai suatu strategi. Harus dicermati juga bahwa diantara perusahaan yang dimerger atau diakuisisi, pembentukan holding tidak semata-mata penggabungan memperluas portofolio jasa yang ditawarkan. Hal ini akan beberapa entitas. Beberapa penelitian menunjukkan berakibat pada bertambahnya sumber pendapatan bagi kegagalan pengabungan usaha disebabkan karena perusahaan dan memperkuat daya saing perusahaan. aspek teknis yang tidak mendukung seperti persiapan Holdingisasi BUMN merupakan salah satu bentuk tidak matang, due diligence tidak komprehensif, eksposur upaya pemerintah dalam menata BUMN pada level yang risiko pasca merger kurang dipertimbangkan. Bahkan, tepat/ideal atau istilahnya rightsizing BUMN yang dapat dalam beberapa kejadian, Internal Audit yang seharusnya dilakukan melalui lima strategi dasar yaitu pembentukan berperan memberikan assurance dan konsultansi atas holding, merger/akuisisi, konsolidasi, privatisasi, dan risiko dan pengendalian tidak banyak dilibatkan. likuidasi. Pembentukan holding akan menjadikan Seharusnya, Internal Auditor dapat melakukan BUMN yang tergabung menjadi lebih fokus baik bisnis, assessment dan evaluasi “significant exposures” atas operasional, keuangan, maupun pemasaran. Di samping risiko dan pengendalian pada proses bisnis yang ada

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Menilik Risiko Holdingisasi BUMN GCG dan pasca holdingisasi. Bahkan, bila diperlukan, business film itu adalah “working together in the same vision”. Bila process reengineering (BPR), Internal auditor dapat ini dianalogikan dalam hubungan holding dengan/dan berperan mengidentifikasi risiko yang diakibatkan oleh antar subsidiary, maka pembentukan holding harus BPR sehingga terjadi perbaikan sistem manajemen risiko menjadikan anak perusahaan memiliki “share the same dan pengendalian pasca holdingisasi. vision” untuk mencapai value yang lebih tinggi. Pola governance juga harus diperkuat antara pe­ Keselarasan seharusnya tercermin dalam indikator ru­sahaan holding dan anak yang memungkinkan kinerja. Ada suatu sindiran atas penentuan indikator, pengelolaan dapat berjalan dengan baik. AB Susanto misalnya, seorang direksi anak perusahaan menyatakan menguraikan di tulisan “Holding Pendukung Ekspansi”, bahwa dirinya diukur dengan indikator kinerja kenaikan dalam membangun holding yang tidak boleh terlewatkan penjualan sementara sales dan price ditentukan oleh adalah membangun tata kelola perusahaan. Tujuannya holding sebagai pemegang saham. Hal ini membuat adalah institusionalisasi kepemimpinan, membangun sulit mengukur kinerja yang sesungguhnya atas organisasi pembelajaran, serta memanfaatkan secara prestasi direksi karena indikator yang digunakan tidak optimal mekanisme komunikasi dan koordinasi. tepat. Apabila parenting style adalah subsidiary untuk Pengaturan subsidiary govenance harus mengatur mendukung kinerja holding maka indikator yang antara lain struktur, mekanisme, fungsi, kewenangan, digunakan harus tepat untuk menilai kinerja subsidiary serta komunikasi dan sinergi antara holding dan dalam mendukung holding. anak perusahaan sehingga conflict of interest atas Keselarasan juga harus ada di tingkat policy. Ada pembentukan holding dapat dihindari sejak awal. curhat seorang manajer unit penanganan risiko di Termasuk didalamnya adalah penunjukan dan sebuah anak perusahaan BUMN. Di sela sebuah seminar, pengangkatan, pelaksanaan fit and proper test direksi terungkap bahwa entitasnya, setiap bulan terekspos dan komisaris, perlu tidaknya membentuk organ risiko kehilangan peralatan senilai milyaran rupiah. pendukung di anak perusahaan dan bagaimana Peralatan tersebut adalah bagian dari jasa yang diberikan hu­bungan kerja dengan organ pendukung induk pada holding atau induk perusahaan. Penanganan risiko perusahaan. Sebagai pemegang saham, holding harus ini menjadi sulit karena induk perusahaan memiliki berperan dalam penerapan GCG antara lain dalam prosedur standar yang tidak terintegrasi dengan anak 79 mekanisme RUPS dan pertanggungjawaban laporan perusahaan. Cerita tersebut hanya suatu contoh, keuangan. Pola subsidiary governance diperlukan karena bahwa niatan untuk melakukan holdingisasi harus di dalam standar akuntansi, laporan anak perusahaan diikuti dengan pengintegrasian strategi dan kebijakan akan dikonsolidasikan ke dalam laporan induk. Oleh termasuk pengelolaan risiko dan measurement-nya. sebab itu, induk perusahaan berkepentingan melakukan Dari sisi soft factor, permasalahan klasik akan muncul oversight yang memadai atas anak perusahaan. yaitu perbedaan budaya (corporate culture), management Selain itu, keselarasan strategi sangat penting style serta model teamwork yang ada di masing-masing dalam proses pembentukan holding yang mencakup perusahaan awal akan memerlukan penyesuaian dengan pengembangan unit bisnis dan gaya parenting. Gaya waktu yang relatif (lumayan) lama atau beberapa malah parenting (parenting style), yaitu mekanisme di mana didahului konflik. Terkadang dominasi perilaku ego holding company dapat menyeimbangkan pemanfaatan sektor dari perusahaan terdahulu sangat mewarnai, yang sumber daya guna mengoptimalkan efektivitas unit akan menghambat holdingisasi sebagai proses creating bisnis dan keberadaan serta peran strategis anak value. Melihat trend situasi politis, kebijakan holdingisasi perusahaan dalam menunjang bisnis inti induk seharusnya adalah suatu tujuan yang terencana dengan perusahaan. matang dan mapan, bukan hanya berhenti karena arah Holding sebagai pemegang saham memiliki peran politik berubah atau pergantian pucuk pimpinan. Dan yang penting dalam menentukan perluasan atau juga perlu pertimbangan masak bahwa meski rightsizing pengurangan portofolio korporasi. Dalam sebuah perlu, tidak harus terburu-buru dan persiapan yang film dengan judul “Extraordinary Measures” yang baik adalah suatu keharusan. Karena management dibintangi Harrison Ford bercerita tentang riset obat atas guru bilang “a company’s survival is not guaranteed by penyakit pompe disease. Film tersebut menggambarkan size because large and small companies react differently bagaimana tim riset bekerja dengan susah dan berat in the market.” yang mereka sebut sinergi. Namun, sayangnya, tim *)Penulis adalah PFA pada Deputi Akuntan Negara tidak berkomunikasi dan berkoordinasi sehingga mereka mengerjakan hal yang sama. Sinergi yang menjadi pesan

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Budaya Kerja Budaya Kerja Creating a Culture of Courage: The New Leadership Challenge Bambang Utoyo*

atkala melihat rekan kerja atau siapapun menopang kesuksesan organisasi. berani mengatakan sesuatu atau melakukan 3. Lead Across : Orang yang ada di organisasi adalah sesuatu yang kita tidak memiliki keberanian mereka yang berbeda generasi. Ada generasi X, untuk itu, kita akan berkata dalam hati, “Saya generasi Y, generasi Baby Boomer dan generasi yang Tberharap memiliki keberanian untuk itu”. Padahal, jika sudah mapan. Oleh karena itu, diperlukan kearifan kita memiliki keberanian, kita tidak sendirian. Setiap dan pendekatan yang berbeda untuk masing-masing tindakan, disadari atau tidak pasti memiliki risiko. Tetapi, generasi dalam rangka menggerakkan mereka untuk jika tidak berani melangkah dan melalui risiko, maka kita meraih kesuksesan tidak akan pernah memperoleh hasil yang diharapkan. 4. Smart Risk : Diperlukan kepandaian dalam mengelola Di dunia pekerjaan, para pemimpin akan selalu meminta risiko organisasi, sehingga tujuan yang telah kita untuk berpikir out of the box dan selalu ada tuntutan ditetapkan dapat dicapai dengan baik. untuk mengambil risiko berkaitan dengan masa depan yang kurang pasti. Apakah courage ( Keberanian)? Di Amerika Serikat, lebih dari 80% pimpinannya Jika Anda percaya bahwa bahasa menciptakan akan dihadapkan dalam situasi genting seperti merger, suatu budaya, maka kita harus mulai memahami kata divestasi, down-sizing, a buy-out, PHK sehingga tidak keberanian melalui kalimat “takut kepada apa?” Kata heran jika kita khawatir menghadapi masa depan. “Risiko” berasal dari Inggris Kuno yaitu the imminent of Setiap hari, masing-masing dari kita berjuang dengan danger assassination. 80 keputusan yang dapat membuat kita tidak nyaman, apakah pindah ke pekerjaan baru, melakukan akuisisi We can teach ourselves to be more courageous baru, atau mengambil sebuah tim baru. Kesuksesan sebagai pemimpin tergantung pada kemampuan by understanding type of courage we act from kita untuk menilai situasi, tahu kerangka keputusan, and “choosing” the courage path bertindak berani, dan penuh percaya diri. Terdapat 4 . alasan mengapa kita harus memiliki keberanian, yaitu: Empat tipe keberanian 1. It’s different : Apa yang pernah kita pelajari ternyata Pola yang dikembangkan dan orang mengatakan sangat berbeda dengan realita yang kita hadapi. serta mengidentifikasi terdapat empat jenis keberanian. Realita yang kita hadapi memerlukan pemikiran dan Salah satu jenis tidak lebih baik atau lebih buruk dari tindakan baru sesuai dengan kondisi yang ada. yang lain, namun jika kita memahami masing-masing 2. New Expertise : Perubahan yang terjadi begitu jenis keberanian, kita dapat mengubah perilaku kita cepat, maka diperlukan keahlian baru untuk dapat jika kita inginkan.

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Budaya Kerja Budaya Kerja

Blind Courage (Keberanian Buta) yang melompat dari truk pemadam kebakaran dan Blind courage digambarkan bahwa seseorang yang be­rusaha menolong korban kebakaran dengan me­ ditutup matanya kemudian dikeluarkan dari pesawat nerobos­ kobaran api. Role Courage adalah courage terbang, dan dia berhasil mengembangkan parasitnya terpenting yang harus dibangun oleh para pemimpin. dan mendarat dengan benar. Hampir 90% dari semua Para pemimpin harus melatih anak buahnya untuk pengusaha yang diwawancarai selama penelitian, mampu mengambil tindakan tepat dan berhasil dalam membuktikan bahwa mereka bertindak terutama berbagai situasi. Ini bisa dilakukan jika pelatihan yang karena Blind Courage, sehingga memungkinkan mereka dilakukan secara tepat dapat membangun sebuah untuk mencoba ide-ide baru yang berbeda dengan keberanian untuk mengambil keputusan dalam ber­ mengabaikan konsekuensi yang akan terjadi. Mereka bagai situasi genting. tidak berfikir adanya hasil yang negatif. Yang penting, dia mencoba untuk berhasil. Core Courage ( Keberanian Inti) Keberanian inti adalah jenis keberanian yang paling Crisis Courage ( Keberanian karena krisis) sulit untuk dilakukan karena harus diawali dengan Ketika Barry melihat Kasir ditodong pistol, secara pemahaman atas keinginan dan niat kita. reflek dia mendorong gerobak yang penuh dengan Jika kita masing-masing mulai melihat diri kita dan barang belanjaan ke orang yang menodongkan pistol. organisasi kita melalui mata lebih berani, maka hasilnya Ketika diwawancara Barry mengatakan, “Saya tidak akan lebih baik? Jika kita bisa memahami diri sendiri, pernah melakukan hal seperti bahwa dalam hidup berkemampuan untuk berani bertindak, maka apakah saya. Saya bahkan tidak ingat membuat keputusan kita akan membangun karir dan perusahaan yang lebih untuk melakukannya. Saya hanya menemukan diri saya sukses? berjalan di belakang gerobak dan merasa seolah-olah Ruth Gordon mengatakan bahwa: “Keberanian aku sedang menonton orang lain mempertaruhkan ada­lah seperti otot. Otot akan lebih kuat ketika sering hidup mereka.” digunakan. Keberanian adalah sesuatu yang dapat Barry bereaksi dengan apa yang kita sebut Crisis dipelajari dan efeknya kumulatif. Jika kita mulai Courage. Crisis Courage yaitu jenis keberanian hidup dan mengidentifikasi jenis keberanian yang akan dijadikan 81 mati. Dalam contoh Barry, dia bertindak berdasarkan dasar bagi kita untuk bertindak, dan yang terpenting insting yang ia miliki dan bukanlah sebuah keputusan mengetahui tipe keberanian yang akan diajarkan ke­ proaktif. pada tim, organisasi, teman sejawat, dan komunitas kita Kebanyakan dari mereka yang harus bertindak maka kita akan dapat memberikan pelajaran kepada diri dengan jenis keberanian ini, tidak percaya tindakan sen­diri untuk menjadi lebih berani bertindak. Ketika kita mereka menjadi berani dan umumnya melaporkan secara sadar dapat mengidentifikasi tipe keberanian bahwa mereka tidak tahu apa yang saya lakukan, mereka diri dan organisasi untuk meraih kesuksesan, ketika hanya bereaksi terhadap ancaman tersebut. itulah kita kita mulai membangun budaya untuk berani (creating a culture of courage). Role Courage (Keberanian karena peran) Selanjutnya, untuk menjadi sukses, maka kita harus Role courage adalah keberanian yang muncul karena mampu memberikan jawaban “Ya” untuk pertanyaan tuntutan peran, seperti petugas pemadam kebakaran berikut : 1. Do you have the courage to be the Catalyst ? 2. Do you have the courage to be A Masterful Com­ municator 3. Do you have the courage to build your Branding 4. Do you have the courage to build true partnership 5. Do you have the courage to see the horizon Satu kata kunci yang perlu diingat adalah setiap pemimpin yang sukses dimasa depan, harus memiliki empat hal, yaitu visi, fakta, etika, dan keberanian. Oleh sebab itu, jadilah pribadi yang berani melangkah dan menghadapi setiap risiko menuju sebuah kesuksesan baik diri maupun organisasi. *) Penulis adalah Direktur Pengawasan Badan Usaha, Jasa Perhubungan, Pariwisata Kawasan Industri dan Jasa lainnya pada Kedeputian Akuntan Negara

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 profesi profesi

FORKOM PRAKOM BPKP 2012: IT Sederhana Tapi Menjawab Kebutuhan

“BPKP akan terus mengembangkan sisi teknologi informasi (TI) dalam pelaksanaan tugas dan pelayanannya dan para pranata komputer merupakan tulang punggung dalam pen- gelolaan TI di BPKP”, demikian disampaikan sekretaris utama Soewartomo dalam acara pembukaan Forum Komunikasi Pranata Komputer (forkom prakom)tahun 2012.( Solo (28/6)

erkembangan teknologi yang demikian ‘Kota Terfavorit’, ‘Kota dengan Pelayanan Terbaik’ cepat dan cara mengelola pekerjaan yang oleh Kemenbudpar. Kota Solo pernah mendapat dinamis memerlukan tenaga sumber daya penghargaan sebagai kota dengan pengelolaan manusia Teknologi Informasi (TI) yang inflasi baik. Selain itu, Kota Solo juga pernah diganjar handal.P Untuk itulah para pengambil kebijakan di Bung Hatta Anti Corruption Award dengan pelayanan bidang TI BPKP dan pranata komputer berkumpul transportasi terbaik. untuk urun rembug berdiskusi dalam Forkom kali Dalam kesempatan selanjutnya, Kepala ini. Agenda acara selain membahas perkembangan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah Sudjono TI terkini, adalah merumuskan strategi yang tepat mengatakan, penerapan TI benar – benar membantu 82 untuk kemajuan penerapan TI dalam organisasi penugasan dan membuat anggaran menjadi efisien. maupun pengembangan karir pegawai yang fokusnya Ia mencontohkan, TI bisa membantu mengetahui menangani TI di seluruh unit kerja, baik pusat maupun terjadinya satu orang yang tumpang tindih perwakilan Forkom Prakom dan Pengelola TI ini, diikuti oleh kurang lebih 150 orang berasal dari Pusat dan BPKP Perwakilan dari seluruh Indonesia. Kegiatan yang berlangsung di Solo memiliki agenda, internalisasi kebijakan kepegawaian SDM TI dan standar perencanaan dengan fungsi TI, evaluasi penilaian angka kredit dan Laporan hasil Pengawasan BPKP, Workshop Lotus Notes, pemberian motivasi terkait fungsi TI dalam organisasi, serta sharing pengalaman pengelolaan TI pada beberapa unit kerja. Dari pihak eksternal, hadir sebagai pembicara, Eny Tyasni Suzanna, Asisten IV Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Solo yang menyampaikan materi best practices pengelolaan TI pada Pemerintah Kota Solo yang telah terbukti berhasil mempermudah pelayanan kepada publik. Kenapa dipilih kota Solo? Seperti yang kita ketahui bersama, Kota Solo beberapa kali mendapat prestasi yang membanggakan dalam berbagai bidang . Pengakuan dari pihak eksternal itu diantaranya mendapat predikat penilaian laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP) dari BPK-RI , ditambah Eny Tyasni Suzanna, Asisten IV Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Solo pula mendapat predikat terbaik yang lain seperti

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 profesi profesi

mendapatkan penugasan atau biaya perjalanan dinas. Adanya Aplikasi Disposisi Elektronik, lanjutnya, juga memudahkan perekaman data dan proses trace dokumen persuratan di unit kerja. Sudjono menegaskan agar sistem yang dibangun, prinsipnya sederhana saja namun harus bisa menjawab kebutuhan. Sementara itu, Kapusbin JFA, Sidik Wiyoto selaku Plh. Kapusinfowas BPKP mengatakan Pranata Komputer merupakan sumber daya TI yang utama bagi organisasi. Pimpinan menyadari bahwa pengelolaan TI yang efisien perlu dilakukan agar produk yang dihasilkan BPKP sesuai standar dan kebutuhan pengguna, terutama untuk mewujudkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) melalui Wilayah Tertib Adminsitrasi (WTA). Semua sistem yang akan dikembangkan aplikasi mengacu pada BEST (BPKP’s Enterprise System), yaitu grand design pengembangan sistem infromasi di BPKP. Hasil yang diharapkan dari Diskusi Forkom Pranata Komputer dan Pengelola TI ini adalah adanya persamaan persepsi dari para pengelola TI, rancangan antar muka (capturing tools ) untuk pimpinan, pengembangan Integrated Performance Management System (IPMS), dan pembuatan 83 dashboard pimpinann (HB,YSN) Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah Sudjono

Para peserta Prakom berfoto bersama di depan salah satu bangunan bersejarah di Kota Solo

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 Apa siapa

etika bayaran menjadi indikator yang harus Bandung (ITB). diperhitungkan untuk seorang professional, Tantangan untuk obsesinya, diakui Onno, adalah Onno justru menjauhi bayaran untuk sebuah kekecewaan dari orang-orang sekelilingnya, seperti pengakuan atas keahliannya. Lulusan mahasiswa, ibu, dan istri. “Saya memutuskan untuk WaterlooK University, Canada di bidang Silicon Device keluar dari PNS dan tidak bekerja dimana-mana dan dan Integrated Circuit bernama lengkap Dr Onno W tidak dengan siapa-siapa.” ujar pendiri Computer Network Purbo. Memiliki Obsesi langka minterin tanpa batas Research Group (CNRG) ITB dan Knowledge Management dan minim biaya. Research Group (KMRG) ITB. “Kalau menjadi dosen, paling mahasiswanya “Saya kerjaanya, ya, nolak kerjaan. Kalo cuma ngasih hanya 70 orang per kelas, padahal, diluar sana jutaan ilmu doang, saya terima, tetapi kalau diminta kerja sama orang bahkan tanpa ba­­tas dapat menjadi ma­hasiswa konsultan, saya tolak.”jelasnya dengan nada santai. saya. Saya juga bisa bebas melakukan yang saya Awalnya, lanjut Onno, istri saya nyap-nyap juga, tetapi suka.” jelas Onno saat menjadi narasumber buktinya, sampai saat ini keluarga saya, aman-aman saja. pada aca­ ra Rakor Kehu­masan “Kalkulator yang di atas (red:Allah) tidak akan pernah dan website BPKP 2012 dengan salah hitung.” tegas Onno. Seperti apa cara Onno minterin mo­ derator Dirwas tanpa batas? “Onno kan cuma satu sementara Indonesia Jasa Per­hubungan, luas banget. Gak mungkin minterin satu-satu. Jadi, Pariwisata, caranya melalui tulisan di buku dan artikel.”jelasnya. 84 Ka­ wasan Industri, Akhirnya, lanjut Onno, melalui mulut ke mulut, berita dan jasa lainnya , tentang dirinya sudah tersebar luas dan undangan dari Bambang Utoyo media massa, seminar, workshop pun semakin banyak Atas dasar itu pulalah, menghampirinya. Ketika itu, keinginan Onno untuk Onno, akhirnya memu­ ­ menjangkau lebih banyak orang semakin besar. Media- tuskan untuk resign media tersebut, menurut Onno, memiliki keterbatasan dari posisi baik waktu maupun halaman. Itulah yang menurut Onno pengajar di mendasari dirinya menjadi pendidik yang memanfaatkan Institut media dunia maya seperti blog dan twitter. Saat ini, Tekno­ lanjutnya, page saya sudah mencapai 108 ribu orang logi dan follower ditwitter sudah mencapai 77.000 orang. “Semua email yang masuk akan saya jawab dan harus disempetin karena orang akan percaya kalau saya yang jawab dan saya hidup karena kepercayaan.”jelasnya. Itulah yang menurut Onno akan terus dipelihara dan dijaga. Perjalanan karir Onno, diyakininya merupakan sebuah proses. Saya bisa seperti ini, karena saya percaya ada sesuatu yang melindungi saya yaitu Allah. Itupun, sepanjang saya mengikuti aturanNya. Saat ini, saya punya obsesi untuk memudahkan akses ke jaringan dunia maya untuk orang yang memiliki keterbatasan financial. Saya menyebutnya jaringan murah. Saat mengakhiri wawancara, ia mengingatkan kita agar melakukan pekerjaan yang kita sukai dan selalu berpegang pada aturan Allahn (nani)

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Apa siapa

85

ampil sebagai pembicara awal pada Rakor menyontohkan langsung dampak jaringan Kehumasan dan Website BPKP, 4 Juli komunikasi yang baik pada organisasi. Belum 2012, kehadiran Dewi Aryani, Anggota lama beranjak dari Ruang Aula Teluk Jakarta, Hotel Komisi VII DPR-RI ini menginspirasi sosok Mercure Ancol, berbagai media online langsung Tpehumas sejati. Alumnus Komunikasi, FISIP UI ini memuat artikel mengenai peran Humas sebagai sigap merespons beragam pertanyaan maupun “pilar strategi” BPKP. Lulusan terbaik Pasca sarjana permintaan masyarakat, termasuk saat Humas BPKP UI Tahun 2006 ini memang sigap dan gesit dalam mengundang beliau sebagai narasumber. berkomunikasi. Berkah kehadiran wanita cantik Duta Universitas Indonesia untuk bidang kelahiran Malang, 39 tahun silam ini langsung Reformasi Birokrasi ini dengan jujur mengatakan dirasakan BPKP pada hari itu berkat kedekatannya sebelumnya tidak begitu mengenal Badan dan kepiawaiannya menjalin hubungannya dengan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Namun, insan media. saat diminta berbicara mengenai peran humas Penulis artikel mengenai energi dan reformasi dalam organisasi, lulusan tercepat program doktoral birokrasi ini juga bersedia memfasilitasi maupun FISIP UI tahun 2012 ini segera berselancar mencari sharing dalam diskusi maupun seminar dalam tahu mengenai BPKP. Setelah memperhatikan visi, rangka menyiarkan BPKP ke khalayak umum. “Saya misi, stakeholder, dan shareholder BPKP, pendiri lebih menekankan teman-teman mempunyai Yayasan Kajian Administrasi Kebijakan Indonesia networking untuk mempromosikan BPKP di samping ini menekankan pentingnya “membumikan” visi perlunya strategi untuk mengemas informasi dan misi BPKP, menguatkan kompetensi petugas BPKP agar dikenal media massa”, pesan Duta kehumasan, serta membangun jejaring komunikasi Pengembangan Ilmu Administrasi Publik inin yang memadai baik hardware maupun sofware-nya. (Nuri, Ita) Doktor bidang administrasi publik ini

Wartawarta Pengawasanpengawasan Vol. Edisi XIX K hususNo. 3 September HUT Ke 29 BPKP 2012 MoU MoU MoU Wujud Komitmen Tone at The Top

encegahan korupsi disadari oleh banyak pi­hak Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas sebagai upaya paling efektif untuk mencegah Keuangan Negara yang berisi instruksi Presiden praktik-praktik korupsi. Namun, langkah­ kepada BPKP untuk mempercepat peningkatan pencegahan, tentu saja, membutuhkan kualitas Akuntabilitas keuangan negara melalui keseriusanP dari semua pihak termasuk jajaran asistensi kepada Kementerian, Lembaga dan Pemda; pimpinan karena tone of the top merupakan faktor Evaluasi penyerapan anggaran, dan mendorong penentu dari efektif tidaknya upaya pencegahan atau penyelenggaraan SPIP pada setiap K/L dan Pemda. preventif. Sejak 1 Juli s.d 30 September 2012, beberapa kegiatan Melalui perubahan tuntutan dari peran auditor MoU telah dilaksanakan sebagai bentuk komitmen internal, dari semula watch dog menjadi consultant BPKP sebagai auditor internal pemerintah dan

86

gambar kiri: Sekjen KPK, Bambang Sapto (kiri) dan Deputi Kepala BPKP Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah, Iman Bastari, saling memper- lihatkan nota kesepahaman usai penandatanganan. gambar kanan: Ketua Badan Pengawas Pemilu Muhammad (kiri) berbincang dengan Kepala BPKP, Mardiasmo (tengah) dan Deputi Kepala BPKP Bidang Polsoskam, Achmad Sanusi (kanan)

dan quality assurance, dari berperan saat ujung komitmen pimpinan K/L dan Pemda untuk men­ sebuah proses manajemen menjadi berperan diawal, dukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang maka peran auditor internal menjadi sangat penting baik. Diantara MoU yang telah dilaksanakan adalah sebagai early warning system. MoU BPKP dengan Bawaslu terkait penguatan tata Tone of the top untuk mengop­timalkan peran kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Badan auditor internalnya, diyakini memberikan dukungan Pengawas Pemilihan Umum, MoU BPKP dengan KPK positif bagi efektifnya upaya pen­cegahan. Auditor untuk membangun sinergitas cegah korupsi, MoU internal peme­rintah atau APIP, tidak hanya diper­ BPKP dengan Pemkab Belitung Timur , Pemkab lukan untuk menghasilkan laporan keuangan yang Belitung, dan Provinsi , MoU BPKP dengan dapat diandalkan, te­tapi juga WTP yang plus optimal, Universitas Jember untuk membangun good university efisien dan efektif yang berujung pada Wilayah Bebas governance, serta dengan BUMN seperti PT PLN Korupsi. (Persero) dan PT Krakatau Steel. Pesan tersebut selalu disampaikan­ oleh Pimpinan Melalui rangkaian MoU tersebut, beberapa pesan BPKP da­lam berbagai kesempatan. Sesuai dengan yang disampaikan oleh pimpinan K/L dan Pemda serta amanah Instruksi Presiden No 4 Tahun 2011 tentang pimpinan BPKP menunjukkan bahwa semua pihak

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 sangat mendukung terwujudnya tata kelola yang baik. Kerjasama juga dijalin BPKP dengan Komisi Pembe­ rantasan Korupsi (KPK). MoU ini merupakan kelanjutan

MoU Jalin Kerja sama dengan Kementerian/Lembaga dari MoU sebelumnya dalam bentuk membangun MoU dan Pemda sinergitas mencegah korupsi atau yang disebut Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), koor­­­­dinator dan supervisi (korsup). Wakil Ketua KPK, Muhammad, saat memberi kata sambutan mengata­ Adnan Pandu Praja mengatakan bahwa kegiatan kan bahwa penguatan tata kelola kepemerintahan ini merupakan operasi bidang pencegahan terbesar yang baik di lingkungan Badan Pengawas pemilihan dengan jangkauan terluas yang pernah dilakukan Umum merupakan sesuatu yang harus diwujudkan. Deputi Bidang Pencegahan KPK. Ia berharap, langkah Untuk itu, pihak Bawaslu berharap agar BPKP dapat ini dapat menjadi upaya positif dan cepat terhadap mengawal proses menuju itu yang dikukuhkan mela­ upaya besar bangsa dalam pencegahan korupsi pada lui MoU. Satu poin penting juga disampaikannya sektor-sektor yang masih dianggap rawan korupsi bah­wa kesempatan dipilih rakyat untuk mengurus sekaligus mendorong terciptanya layanan publik dan mengawasi pemi­lihan umum baik di pusat yang lebih baik, penganggaran yang berpihak kepada mau­pun daerah harus dibarengi dengan kinerja kesejahteraan rakyat, serta pengadaan barang dan dan prestasi yang lebih baik. “Bawaslu tidak cukup jasa yang profesional dan adil. hanya melakukan tupoksi, tetapi juga melaksanakan Ruang lingkup kerjasama ini meliputi koordinasi pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien dan supervisi atas kegiatan pelayanan publik,

87

gambar kiri: Kepala Perwakilan BPKP Prov. Bangka Belitung, Nasmifida (kedua dari kiri) dan Bupati Belitung, Darmansyah Husein(ketiga dari kiri) menandatangani MoU yang disaksikan Deputi Kepala BPKP Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah, Iman Bastari (kanan) menyaksikan penandatanganan MoU antara Bgambar kanan: Bupati Belitung Timur, Basuri Tjahja Purnama (kiri) saling berjabat tangan dengan Kepala Perwakilan BPKP Prov. Bangka Belitung, Nasmifida usai penandatanganan MoU

dan dapat dipertanggungjawabkan.”jelasnya.­ Untuk penganggaran dan Pengadaan barang dan Jasa itulah, Muhammad mempercayakan BPKP untuk (PBJ) pemerintah di 33 Provinsi. Dalam kesempatan membantu melakukan pengawalan untuk sebuah yang sama, Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan akuntabilitas. Keuangan Daerah, Iman Bastari, berharap kerjasama Menanggapi pernyataan Muhammad, Kepala ini dapat lebih menyadarkan pimpinan K/L BPKP, Prof. Mardiasmo menyampaikan bahwa setiap terutama pemerintah daerah untuk menerapkan jalinan kerja sama melalui MoU adalah amanah sistem pengendalian intern pemerintah yang yang harus diemban oleh BPKP untuk mewujudkan efektif sehingga dapat meminimalisir kasus-kasus good governance and clean government. Untuk penyimpangan. itu, yang terpenting, menurut Mardiasmo adalah Kerjasama dengan pemerintah daerah juga action plan dan implementasi dari action plan, baik dilakukan BPKP dengan Pemkab Belitung dan melalui asistensi; evaluasi­ penyerapan anggaran, dan Belitung Timur. Penandatanganan memorandum mendorong penye­lenggaraan SPIP pada setiap K/L of understanding (MoU) merupakan sarana untuk dan Pemda. menjalin komunikasi yang baik antara Pemkab

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 dengan BPKP sebagai salah satu APIP. Hal tersebut, dati BPK RI. Menurutnya, di lingkungan Provinsi Papua, dikatakan oleh Deputi Kepala BPKP Bidang belum ada pemerintah daerah yang memperoleh

MoU Pengawasan, Iman Bastari. Dalam sambutannya. Opini Wajar Tanpa Penge­­cualian. Oleh karena itu, jika terdapat hal-hal yang menimbulkan keraguan lanjutnya, Pemerintah Provinsi Papua menggandeng dalam bertindak, pihak Pemda dapat memanfaatkan BPKP dengan harapan dapat membimbing ke arah BPKP melalui peran konsultasi. Sementara dalam peningkatan kualitas manajemen pemerintahan dan kesempatan berbeda, beliau juga ikut menyaksikan kinerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah penandatanganan Memorandum of Understanding Provinsi Papua. (MoU) antara Pemerintah Kabupaten Belitung dengan Sementara, Kepala BPKP, Mardiasmo, BPKP. Ruang lingkup MoU adalah mengembangkan menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada manajemen pemerintahan dalam rangka Pemerintah Provinsi Papua dan beliau berharap mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik kerjasama/sinergi yang telah berjalan selama ini dapat (good governance) di lingkungan Pemda. lebih dikembangkan di masa mendatang. Sementara itu, Bupati Belitung Timur, Basuri Tjahja Adapun ruang lingkup nota kesepahaman ini Purnama, dalam kata sambutannya juga mene­ meliputi kegiatan penyelenggaraan pemerintahan gaskan bahwa opini BPK menjadi salah satu indikator daerah, realisasi dan pemanfaatan anggaran daerah penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Jika, dalam menjalankan peraturan terkait dengan peme­rintah daerah belum memperoleh opini WTP pengelolaan keuangan daerah, yang meliputi dalam penyajian laporan keuangannya, berarti Pemda kegiatan Pengelolaan Keuangan Daerah; Pengelolaan

88

gambar kiri: Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara, Ardan Adiperdana (kiri) menerima cinderamata dari Direktur Utama PT PLN, Nur Pamudji. Gambar kanan: Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara, Ardan Adipedana(kiri) dan Presiden Komisaris PT Krakatau Steel, Zacky Anwar Makarim menandatangani nota kesepahaman kerjasama

tersebut masih sakit dan jika sudah meraih opini Keuangan BLUD dan BUMD; Pengelolaan Aset Daerah; WTP berarti sudah sehat. Basuri berharap, ke depan, Pengelolaan Aset BLUD dan BUMD; Pengelolaan dan Inspektorat dapat ikut dalam proses perencanaan Peningkatan Kinerja Perangkat Daerah­ termasuk sehingga APBD mempunyai daya ungkit untuk BLUD dan BUMD; Peningkatan Administrasi Perangkat kesejahteraan rakyat. Daerah termasuk BLUD dan BUMD; Peningkatan Lebih lanjut, Basuri menyatakan komitmennya Kompetensi SDM Perangkat Daerah termasuk BLUD sekaligus mengajak semua jajaran Pemkab Belitug dan BUMD; Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Timur untuk bekerja keras mewujudkan tata kelola Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Evaluasi Kinerja peme­rintahan yang baik yang berujung pada Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; Penyusunan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Pemda lain yang mengikat kesepakatan dalam Pengembangan dan Penyelenggaraan Sistem bentuk MoU adalah Pemprov Papua. Dalam kata Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); Audit dan sambutannya, Gubernur Papua, H.Syamsul Arief Rivai Reviu. juga sangat termotivasi untuk memperoleh opini WTP Jalin MoU dengan Universitas dan BUMN

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Selain K/L dan Pemda, BPKP juga menjalin Kesepahaman dengan BPKP adalah kelanjutan dari kerja sama dengan universitas dan BUMN untuk yang sebelumnya, dan berharap dapat bekerja sama menwujudkan tata kelola universitas dan perusahaan lebih lanjut tidak saja dalam bidang Good Corporate MoU yang baik. Saat memberi kata sambutan dalam acara Governance, Manajemen Risiko, Key Performance MoU, Rektor Universitas Jember, Drs. Moh. Hasan, Indicator (KPI), namun juga dalam hal evaluasi ham­ M.Sc,Ph.D, berharap agar penandatanganan piagam batan kelancaran pelaksanaan tugas PT PLN dan jenis kesepahaman bersama segera ditindaklanjuti dengan bantuan lainnya. action plan dan implementasi. Harapan yang sama juga disampaikan Kepala Sementara itu, Deputi Bidang Polsoskam, DR. BPKP, Prof. Mardiasmo. Ia berharap BPKP dapat Achmad Sanusi, MSPA mengingatkan bahwa opini mem­berikan manfaat bagi pengelolaan keuangan WTP adalah minimum requirement bukan maximum negara secara umum dan khususnya bagi pengem­ requirement. Beliau berharap agar anggaran Univer­ bangan good corporate governance di PT PLN dan PT sitas Jember, dapat dikelola dengan baik, transparan Krakatau Steel dengan kegiatan konsultatif melalui dan akuntabel, sehingga terhindar dari TPK. MoU ini. Sehubungan itu, sebagai BUMN, PT PLN dan Di samping itu, beliau juga mengingatkan agar PT Kra­katau Steel harus terus menerus (continuing setelah penandatanganan piagam kesepahaman ber­ process) meningkatkan pemahaman dan kepedulian sama ini segera diimplementasikan secara nyata dan terhadap risiko (Risk Management), peningkatan pro­ berdampak pada terwujudnya tata kelola universitas ses tata kelola (governance process) dan pening­katan yang baik. Melalui tata kelola yang baik, lanjutnya, pengendalian intern (internal control)

89

Gambar kiri: Kepala BPKP, Mardiasmo(kiri) dan Gubernur Papua, H.Syamsul Arief Rivai saling menandatangani Nota kesepahaman kerja sama. gambar kanan: Kepala Perwakilan BPKP Prov. Jawa Timur, Hotman Napitupulu (kiri) dan Rektor Universitas Jember, Drs. Moh. Hasan, M.Sc,Ph.D,(tengah) menandatangani nota kesepahaman kerja sama disaksikan oleh Deputi Kepala BPKP Bidang Polsoskam, Achmad Sanusi (kanan) universitas akan mampu menghasilkan generasi- Ruang Lingkup Nota Kesepahaman meliputi pem­ generasi penerus yang berkualitas. berian bantuan audit dan/atau evaluasi/assessment, Kerja sama mewujudkan Good Coorporate Gover­ serta pemberian pendapat profesional melalui kajian/ nance juga dilakukan dengan PLN dan Krakatau Steel. reviu, bimbingan teknis dan asistensi, terkait dengan Seusai Penandatanganan Nota Kesepahaman antara penerapan Good Coorporate Governance, manajemen BPKP dengan PT Krakatau Steel, tentang Pengem­ risiko, indikator kinerja kunci (Key Performance bangan, Penerapan dan Penguatan Tata Kelola Indicator), pengelolaan aset, pengadaan barang, dan Pe­rusahaan­­­ yang Baik(18/9). Presiden Komisaris PT jasa serta bantuan lainnya. Krakatau Steel, Zacky Anwar Makarim berharap BPKP Rangkaian MoU tersebut hendaknya tidak hanya dapat mengawal dan mendampingi PT Krakatau sekedar seremonial belaka, tetapi yang terpenting Steel dalam hal pe­ngem­bangan, penerapan dan adalah sejauh mana BPKP dapat memberi makna atas pe­nguatan tata kelola perusahaan yang baik, Good keberadaannya kepada stakeholders sementara MoU Corporate Governance. Demikian pula dengan dapat menjadi jalan bagi BPKP untuk berkiprah. n Direktur Utama PT PLN yang menyatakan bahwa Nota (erwin/nani/harjum/tanti/diana)

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 BPKP dalam berita BPKP dalam berita Mengawal Pelaksanaan Reformasi Birokrasi: Refleksi dan Tantangan Masa Depan

menggagas kuliah umum (6/6), dengan tema “Mengawal Pelaksanaan Reformasi Birokrasi: Refleksi dan Tantangan Masa Depan”, Kegiatan kuliah umum ini dihadiri oleh lembaga tinggi Negara, lembaga independen, wakil menteri, kementerian/lembaga , pakar/ahli, kedutaan, dan media. Sebagai salah satu pembicara, Kepala BPKP Mardiasmo memaparkan peningkatan optimalisasi PNBP dengan cara mengalokasikan PNBP pada kebutuhan yang sangat mendasar seperti infrastruktur dan kesehatan. Selain masalah PNBP, beliau juga membahas tentang lemahnya SDM. Dengan adanya pola pikir dan budaya kerja yang benar diharapkan terwujud sumber daya manusia (SDM) yang amanah dan dapat mengikis budaya korupsi. Adanya family system dalam suatu organisasi dapat menjadi pemicu budaya yang tidak baik tersebut. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik dan benar-benar kualitas. 9090 Pembicara lainnya, Erry Riyana Hardjapamekas, membahas tentang gambaran besar perlunya dilakukan reformasi birokrasi dalam pemerintahan. Dengan Kepala BPKP, Mardiasmo adanya reformasi birokrasi kita dapat meningkatkan efisiensi dan optimalisasi penggunaan anggaran, ejak disuarakan pada tahun 2007, Reformasi akses dan kualitas pelayanan publik, transparansi dan Birokrasi sudah mengalami banyak kemajuan, akuntabilitas kinerja, kapasitas manajemen kebijakan namun, masih banyak pekerjaan rumah yang dan yang paling utama yaitu reformasi birokrasi dapat masih harus diselesaikan. Untuk merefleksikan dirasakan oleh masyarakat luas dan mendapatkan danS memantapkan langkah percepatan pelaksanaan kepercayaan publik. reformasi ke depan, Sekretariat Wakil Presiden

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 BPKP dalam berita BPKP dalam berita

Tim TEPPA Penuhi Janji

dari kiri ke kanan: Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Kuntoro Mangkusubroto, Kepala BPKP, Mardiasmo

Tim Evaluasi Pengawasan dan Penyerapan Anggaran (TEPPA), memenuhi janjinya kepada 9191 Rakyat Indonesia, dengan memberikan Laporan Status Terkini Percepatan Realisasi APBN/ APBD Tahun 2012. aporan tersebut diberikan di depan para realisasi anggaran mulai bergulir ke arah percepatan. warttawan, sebagai wakil dari masyarakat, Hasil evaluasi masing-masing K/L/LN dan Daerah sebagai mata dan telinga masyarakat. “Tim secara khusus dilaporkan kepada Presiden, pada TEPPA” yang ditugasi oleh Presiden SBY bulan April, Agustus, dan November 2012. Serta secaraL langsung untuk memperbaiki kinerja dan atas izin Presiden/instruksi Presiden, disampaikan menggegaskan realisasi Anggaran Pendapatan dan ke hadapan publik. Presiden, pada tanggal 26 Juli Belanja Negara (APBN), menggelar Konferensi Pers 2012, memberikan arahan kepada UKP4 untuk TEPPA di Kantor UKP4, Jalan Veteran III nomor 2 menyebarluaskan kepada publik mengenai status Jakarta Pusat. terkininya. Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan Dalam menyampaikan Laporan Status Terkini dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Kuntoro tersebut, Tim TEPPA, menilai birokrasi belum berbuat Mangkusubroto, beserta Wakil Menteri Keuangan, banyak dalam penyerapan anggaran. Kuntoro Anny Ratnawati dan Kepala BPKP, Mardiasmo yang Mangkusubroto mengatakan bahwa realisasi belanja tergabung dalam “Tim TEPPA”, terjun langsung APBN 2012 per akhir Juni ini lebih baik dibandingkan ke Kementerian/Lembaga/Lembaga Negara (K/L/ tahun lalu sebesar 7%, (pada bulan Juni tahun 2011 LN) serta Daerah untuk melakukan koordinasi sebesar 25%, per Juni 2012 sebesar 32%). Secara dan konsolidasi. Hal ini dilakukan sebagai wujud umum, Kuntoro Mangkusubroto menyebutkan rata- komitmen Trio TEPPA atas penugasan khusus dari rata realisasi belanja modal Pemerintah Pusat masih Poresiden pada tanggal 20 Desember lalu, saat rendah, baru mencapai 19,84%, masih di bawah penyampaian Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran 50%n tahun 2012. (Diana/Ajat/Edi) Perlahan namun pasti, kini paradigma tata-kelola

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 BPKP dalam berita BPKP dalam berita

3

1 2

1. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi Eddy Mulyadi Soepardi(kiri) menyerahkan cinderamata kepada Kepala Direktorat Litbang BPK, Hery 9292 Subowo. 2. Para direktur dan staf di lingkungan kedeputian Investigasi 3. Para staf di lingkungan Direktorat Litbang BPK

irektorat Litbang Badan Pemeriksa Fraud Audit (CFA) untuk mengisi unit khusus Keuangan Republik Indonesia (BPK tersebut. Selain itu, SOP, prosedur, struktur RI) berkesempatan mengunjungi organisasi dan tata kerja juga sedang diproses. Deputi Bidang Investigasi BPKP Saat ini, Litbang BPK sedang menyusun panduan D(10/9). Kedatangan rombongan yang dipimpin dan pedoman wawancara untuk pemeriksaan oleh Kepala Direktorat Litbang, Hery Subowo investigasi. Studi banding dilakukan untuk melihat bertujuan untuk studi banding ke Deputi Bidang ‘best practice’ yang ada di BPKP. Hery berharap Investigasi BPKP terkait rencana BPK RI menyusun kerjasama ini dapat dilanjutkan, dengan tukar- Panduan Wawancara dalam rangka Pemeriksaan menukar pengalaman, tukar-menukar peraturan Investigatif. yang dimiliki. Litbang BPK akan membuat Rombongan diterima oleh Deputi Kepala pedoman dan panduan dengan menyesuaikan BPKP Bidang Investigasi, Prof. Dr. Eddy Mulyadi kebutuhan BPK. Soepardi didampingi para Direktur dan Kasubdit Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi Prof. di lingkungan Deputi Bidang Investigasi. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi dalam sambutan Kepala Direktorat Litbang BPK, Hery Subowo mengingatkan bahwa sebagai seorang profesional, mengungkapkan bahwa di BPK sedang auditor harus menjaga keprofesionalan dengan mengimplementasikan jabatan fungsional terus belajar lebih intens, saling tukar pengalaman, pemeriksa. Melihat kebutuhan organisasi untuk harus bekerja dengan penuh kehati-hatian, serta mengakomodasi pemeriksaan investigasi, BPK menjaga independensi. berencana akan membentuk satu unit khusus Melalui kunjungan tim studi banding ini setingkat eselon I yang membidangi pemeriksaan diharapkan kerja sama BPK RI dan BPKP yang khusus. selama ini sudah terjalin dengan baik dapat lebih BPK tengah mempersiapkan beberapa ditingkatkann perangkat termasuk penyiapan SDM Certified

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 BPKP dalam berita BPKP dalam berita Tingkatkan Kualitas Auditor melalui Sidang Komite Sertifikasi JFA

alah satu tujuan dari reformasi birokrasi yaitu approach), sedangkan untuk level ketua tim dan pembangunan dan penataan kompetensi PNS ang­­gota tim mengedepankan aspek teknis. secara umum termasuk auditor. Sehubungan 3. Perlu ada hubungan antara kompetensi auditor dan dengan itu, diterbitkanlah Peraturan Kepala analisis kebutuhan diklat bagi auditor. SBPKP Nomor PER 211/K/JFA/ 2010 tentang Standar 4. Perlu ada peningkatan dan penajaman diklat-di­klat Kompetensi Auditor sehingga diperlukanlah Sidang khusus atau diklat tematik sesuai dengan kebutuhan.­ Komite Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor yang 5. Informasi penyelenggaraan diklat dapat diakses di dapat memberikan masukan strategis kepada instansi website Pusdiklatwas www.pusdiklatwas.bpkp.go.id. pembina auditor tentang kurikulum diklat sertifikasi 6. Komunikasi dan presentasi merupakan skill yang auditor yang berbasis kompetensi. pen­­­ting bagi auditor sehingga perlu dikembangkan Berangkat dari hal tersebut, diselenggarakanlah dalam kurikulum diklat. sidang komite sertifikasi jabatan fungsional auditor 7. Dalam kurikulum diklat perlu dikembangkan unsur untuk kedua kalinya periode 2011-2014 pada Selasa integritas bagi auditor. (24/7) 8. Perlu mengembangkan kurikulum terkait pemberian Dalam sambutannya Kepala BPKP Mardiasmo jasa konsultansi. menyatakan­ bahwa sidang komite ini memiliki arti 9. Perlu pengembangan kurikulum matrikulasi untuk penting untuk menghadapi dan memberi solusi pengangkatan perpindahan dalam JFA. atas tantangan pelaksanaan reformasi birokrasi di 10. Perlu dipertimbangkan untuk dilakukan uji kompe­tensi lingkungan APIP. “Pembinaan auditor tidak terbatas secara berkala bagi auditor terkait dengan pem­­­­­­ 9393 hanya pada peningkatan keilmuan dan keterampilan berlakuan sertifikasi yang dimiliki. saja tetapi juga harus memiliki komitmen terhadap 11. Perlu dikembangkan materi-materi yang bisa mem­ moral, integritas dan nilai estetika dalam mencapai good bedakan kebutuhan kompetensi yang spesifik pada governance.”jelasnya. setiap jenjang jabatan auditor. Dari saran atau masukan yang diberikan oleh para 12. Diklat penjenjangan pengendali mutu dapat dilaku­ peserta sidang Komite Sertifikasi JFA, dirumuskan hasil kan secara bersama-sama antar APIP bekerja sama sidang komite sertifikasi yaitu: dengan BPKP selaku instansi pembina. 1. Komite Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor pe­ 13. Auditor perlu dibekali dengan kurikulum untuk da­pat riode 2011 – 2014 mendukung penyusunan dan pe­ melakukan evaluasi atas penerapan SPIP dan un­tuk ngembangan kurikulum diklat sertifikasi auditor se­suai berperan sebagai Quality Assurance dalam refor­­masi dengan Standar Kompetensi Auditor. birokrasi. 2. Kurikulum setiap jenjang harus dapat dibedakan. 14. Auditor perlu dibekali dengan kurikulum dalam Untuk peran Dalnis dan Daltu harus mengedepankan mengawal pengelolaan anggaran yang mencakup aspek manajerial (managerial skill & managerial perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Wartawarta Pengawasanpengawasan Vol. Edisi XIX K hususNo. 3 September HUT Ke 29 BPKP 2012 BPKP dalam berita BPKP dalam berita Bangkit Lawan Korupsi

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi , Endrang menyampaikan bahwa upaya pemberantasan ko­ rupsi dapat dilakukan melalui 3 strategi yaitu preventif melalui pe­­nguatan sistem pengendalian, memperbaiki layanan publik dan pengadaan barang dan jasa, edukatif salah satunya melalui kegiatan sosialisasi pemberantasan korupsi serta investigative(represif). Sosialisasi ini merupakan tin­ dak lanjut dari Memorandum of Understanding­­ (MoU) yang telah Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Maluku, Endrang(kiri) memberikan pemaparan mengenai dilakukan antara Universitas Pati­ pemberantasan korupsi di Indonesia mura dengan Perwakilan BPKP Pro­­ vinsi Maluku. Kegiatan ini diharapkan orupsi yang terjadi­ di ne­ Fakultas, yaitu Kedokteran, MIPA, dapat menimbulkan kesadaran gara kita sudah mulai Teknik, Ekonomi, Pertanian, Hukum, dan kreativitas mahasiswa dalam men­jalar pada sektor pen­ FISIP, dan FKIP dengan total peserta mengkritisi kemungkinan perilaku didikan tinggi, diantaranya 4030 orang. Kegiatan tersebut korup yang terjadi di masyarakat 9494 kasusK penyimpangan pengelolaan meng­hadirkan narasumber dari sekitar, serta dapat juga menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak Direktorat Investigasi Instansi Pe­ bahan studi untuk isu anti korupsi (PNBP), pengadaan barang dan merintah Deputi Investigasi dan sehingga mahasiswa benar-benar jasa, pengelolaan dana bantuan, dari Perwakilan BPKP Provinsi dapat mengambil peran dalam se­ pengelolaan Bea siswa, pengelolaan Maluku. Selama acara berlangsung, tiap strategi pemberantasan korupsi keuangan perguruan tinggi, serta mahasiswa baru terlihat sangat dengan cara yang santun, bermoral gratifikasi dalam pembimbingan­ antusias mendengarkan narasumber dan bertanggungjawab. mahasiswa. dan juga saat menyampaikan per­ Rektor Universitas Pattimura, Berangkat dari keinginan untuk tanyaan serta aspirasi mengenai Thomas Pantury saat dijumpai merangkul para akademisi dan pemberantasan korupsi di Indo­ di ruangannya seusai kegiatan civitas akademika turut berperan nesia. sosialisasi mengutarakan harapannya aktif dalam gerakan pencegahan Dalam pemaparannya, salah se­ agar kegiatan sosialisasi anti korupsi dan pemberantasan ko­rupsi. Uni­­­ orang narasumber dari BPKP yaitu ke­pada mahasiswa ba­ru versitas Pattimura be­ diharapkan dapat men­ kerjasama dengan BPKP cetak generasi emas mengadakan kegiatan So­­ yang bersih dan aware sialisasi antikorupsi. Ke­ terhadap korupsi sehingga giatan tersebut dirangkai dapat mewujudkan Indo­ dengan acara orientasi ma­ nesia bersih dan terbebas hasiswa baru dengan tajuk dari korupsi. Beliau juga “Peran Mahasiswa dalam berharap agar kegiatan Me­merangi Korupsi”. seperti ini dapat terus Sosialisasi Anti Korupsi dilanjutkan bahkan dapat ini dilakukan­ serentak­ dijadikan mata kuliah wajib ke­­­­pada semua ma­ha­ di seluruh perguruan tinggi sis­­wa baru dari delapan secara nasional. (erwin)

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 BPKP dalam berita BPKP dalam berita Seminar Kesehatan untuk Keluarga Berkualitas

esehatan adalah sesuatu yang sangat bernilai dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan dalam hidup manusia. Dengan kesehatan kita yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga dapat melakukan aktivitas sehari-hari baik di untuk melakukan kegiatan yang lain. kantor maupun di lingkungan keluarga yang “Kita harus menjaga tubuh kita agar tetap bugar dan sangatK kita cintai. Menyikapi pentingnya kesehatan, sehat, khususnya buat para wanita dan para ibu karena Dharma Wanita BPKP mengadakan seminar yang harus mengurus keluarga . Untuk menjaga tubuh agar mengangkat tema “ Bugar, dan Fit dengan Nutrisi tetap bugar, sehat, dan tetap ideal harus berolahraga yang Pas “ dengan narasumber, dokter gizi, Dr.Fiastuti minimal 3 kali dalam seminggu selama 30 menit dan Witjaksono MS. SpGK. mengatur pola makan sehat dengan jumlah tidak Pertemuan rutin yang berlangsung di Aula Gandhi, berlebihan. Di samping itu, jenis makanan harus lengkap dihadiri oleh ibu-ibu Dharma Wanita BPKP Pusat, dan seimbang, dan terjadwal sehingga dapat terhindar Dharma Wanita BPKP Perwakilan DKI, dan karyawati dari penyakit.”jelasnya. Ia juga menyampaikan beberapa BPKP. Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Dharma faktor yang mempengaruhi kebugaran : pertama, fisik Wanita Persatuan BPKP, Retno Setiawati. Sebelum yang berhubungan dengan otot, tulang dan bagian ceramah kesehatan dimulai, panitia dharma wanita dari lemak, kedua, fungsi organ berhubungan dengan perwakilan DKI menampilkan hiburan tarian gembira. efisiensi jantung, pembuluh darah, dan pernapasan Fiastuti, menyampaikan materi secara detail dan (paru-paru). Dan yang terakhir, respon otot yang menarik Dalam paparannya, Fiastuti, mengatakan berhubungan dengan kelenturan,kekuatan,kecepatan 9595 pentingnya menjaga kebugaran jasmani dan kesehatan dan kelemahan untuk para wanita dan ibu karena harus mengurus Di akhir acara, ibu-ibu Dharma Wanita dan keluarga. Untuk itu, lanjutnya, olah raga sangat dibu­ karyawati dengan antusias mencoba alat penimbang tuhkan minimal 3 kali dalam seminggu selama 30 yang disediakan untuk mengetahui berapa lemak menit dengan diiringi mengatur pola makan sehat yang berlebih dalam tubuh dan juga mengetahui dengan jumlah yang tidak berlebihan. “Kelebihan berat berat badan ideal atau tidak. Sebelum acara ditutup, badan bukan masalah kosmetik, melainkan merupakan ibu-ibu Dharma Wanita mempersembahkan suara masalah kesehatan yang harus ditangani dan dicegah emasnya dengan menyanyi di depan para tamu yang sejak dini. Maka, mulai lah dari sekarang untuk menjalani hadir dan dilanjutkan dengan makan siang bersama hidup sehat, dan bugar, “imbuhnya. diiringi nyanyian oleh para tamu yang menyumbangkan Kebugaran jasmani, menurutnya adalah kemampuan suaranya. seseorang­ untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari (tine/pupuy)

Ibu Retno Setiawati (kedua dari kiri) beserta ibu-ibu dharma wanita lainnya sedang mengukur lemak pada pinggang

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 BPKP dalam berita BPKP dalam berita

1

2

96

3 1. Perwakilan KemenPAN dan RB, Helena Fatma S Sitio(kanan) serta Kepala Bagian Humas BPPT, Dra. Lucyana H Habibie MM(kedua) selaku penin- jau didampingi oleh Kepala Pusdiklatwas BPKP, Meidiyah Indreswari(kiri) bertanya langsung perihal pelaksanaan ujian kepada koordinator lokasi di SMP 216 Bustomi(kedua dari kiri). 2. suasana Pelaksanaan ujian CPNS 3. para peserta sedang mencari lokasi tempat pelaksanaan ujian

Salah satu proses manajemen SDM adalah rekruitmen pegawai. rekruitmen pegawai yang tepat, transparan, dan sesuai kebutuhan, merupakan awal keberhasilan dari manajemen SDM. Sebagai bagian dari program percepatan reformasi birokrasi yang dicanangkan Kementerian PAN dan RB, maka pemerintah menunjukkan komitmennya untuk melaksanakan penerimaan CPNS untuk beberapa Kementerian dan Lembaga secara nasional dengan melibatkan tim independen dari KemenPAN dan RB

ekruitmen CPNS tetap daannya tidak bisa ditunda. Hal rekruit­­­ men­ CPNS. Rekruitmen dilakukan,­­ walau ada tersebut dikatakannya pada saat CPNS tahun ini terasa berbeda kebi­­jakan ‘moratorium membuka Seminar Bakohumas di dengan pelaksanaan tes beberapa pegawai” yang dikeluarkan Kemen PAN dan RB 25 September tahun terakhir, yang dilaksanakan Rpemerintah tahun 2011. Sekretaris lalu. oleh masing-masing instansi atau Kementerian PAN dan RB, Tasdik Tepatnya tanggal 8 September pemerintah daerah. Tes CPNS Kinanto mengatakan bahwa tahun 2012 sebanyak 20 kementerian/ tahun ini diselenggarakan serentak, 2012 ini sebenarnya juga masih lembaga serta 21 pemerintah dae­ dilakukan bekerjasama dengan moratorium, tetapi ada jabatan rah telah menyelenggarakan tes konsorsium 10 perguruan tinggi khusus dan mendesak yang penga­ kompetensi dasar (TKD) untuk negeri (PTN) dan diawasi oleh ICW

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 BPKP dalam berita BPKP dalam berita

akuntansi, biasanya BPKP selalu merekruit dari lulusan STIKN, IIK, yang kemudian berubah menjadi D3 STAN dan D4 STAN. Ketika harus merekruit dari universitas di luar STAN, BPKP telah memiliki standar lulusan tertentu dan umumnya dari universitas negeri di Indonesia. Pola rekruitmen BPKP, tentu saja menghantarkan BPKP dikenal sebagai instansi dengan SDM yang cukup membanggakan. Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan 90 orang pegawai untuk diperankan sebagai auditor dan verifikator keuangan, BPKP ikut bagian dalam proses rekruitmen secara nasional. Untuk seleksi tahap awal yaitu seleksi administrasi dari 5.151 orang hanya 3.815 orang yang berhak mengikuti seleksi tahap kedua yaitu ujian tertulis. Proses ujian tertulis berlangsung di empat kota yaitu DKI Jakarta, Makasar, Surabaya, dan Palembang yang ditinjau secara langsung oleh tim Sekretaris Menpan dan RB, Tasdik Kinanto independen dari KemenPAN dan RB dan BPPT. Hadir serta LSM, dan diumumkan serentak. “Alhamdulillah, dalam proses seleksi adalah Sekretaris Utama BPKP, pelaksanaan agenda nasional reformasi birokrasi itu Suwartomo selaku penanggung jawab penerimaan telah berjalan lancar, tidak ada kendala yang berarti, CPNS di BPKP. dan mendapat apresiasi dari berbagai kalangan” kata Tes yang dilakukan meliputi tes kompetensi dasar Tasdik. yang meliputi wawasan kebangsaan, intelegensia umum Rekruitmen CPNS yang bersih, akuntabel, fair, obyektif dan karakteristik pribadi, serta tes kompetensi bidang dan berkualitas, merupakan komitmen pemerintah. psikologi lanjutan dan bahasa Inggris. KemenPAN dan Rekruitmen CPNS ini merupakan gerbang pertama RB, Helena Fatma S Sitio serta Kepala Bagian Humas 97 dalam menata manajemen PNS, guna mewujudkan BPPT, Dra. Lucyana H Habibie MM selaku peninjau birokrasi yang bersih, profesional dan melayani, yang didampingi oleh Kepala Pusdiklatwas BPKP, Meidyah merupakan tujuan dari reformasi birokrasi, ujar Tasdik. Indreswari juga meninjau lokasi ujian di SMA 68 dan SMP BPKP merupakan salah satu institusi yang ikut 216 di Jalan Salemba Raya dan dilanjutkan ke Labschool bagian dalam proses rekruitmen PNS tersebut. Memang, di Jalan Rawamangun. untuk proses rekruitmen, BPKP sejak awal telah melalui Proses rekruitmen secara terbuka yang telah ber­ proses tersebut meski belum melibatkan pihak ketiga. langsung di BPKP merupakan cara paling efektif untuk Untuk mengisi posisi PNS di BPKP, untuk latar belakang memperoleh SDM yang berkualitas. Ke­ pada WP, Koordinator Wilayah Palembang, Sumardi saat ditemui di ruang sekretariat posko Panitia Seleksi Penerimaan men­ gatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh BPKP dalam proses rekruitmen meru­­­ pakan­­­­­ cara BPKP menuju cara yang profesional dalam menyaring dan mendapatkan calon pegawai yang benar- benar punya skill, knowledge, dan attitude. Jika diawali rekruitmen saja sudah salah dalam penanganannya, rentetannya akan panjang dan akan berdampak tidak baik bagi BPKP, kata Sumardin (Diana CH/idiya/ita) Sekretaris Utama, Suwartomo selaku selaku penang- gung jawab penerimaan CPNS BPKP (berdiri kedua dari kiri) ikut hadir dalam proses seleksi penerimaaan CPNS BPKP Tahun 2012

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 EDitorial

Jangan Lupa Compensating Controlnya

alam menjalankan sebuah sistem, penggantinya. Compensating control merupakan termasuk sistem pengelolaan keuangan sistem pengendalian yang menggantikan sistem negara, kadang kala manajemen harus yang sudah ada dan dapat dibangun jika memenuhi melakukan langkah 'short cut' terhadap beberapa persyaratan. Beberapa syarat yang harus Dsistem yang ada. Hal ini pernah dilakukan pada tahun dipenuhi yaitu memiliki tingkat keamanan yang 2006, ketika Pemerintah terpaksa mengeluarkan minimal sama dengan sistem yang digantikan, dan keputusan untuk dapat melakukan pemilihan selaras dengan tujuan organisasi. Sistem ini berupa langsung dalam pengadaan benih padi di seluruh kebijakan, sistem, atau prosedur yang berbeda dan Kabupaten/Kota di penjuru Indonesia. Langkah bersifat ‘sementara’ serta tidak boleh menjadi langkah tersebut diambil guna mewujudkan swa sembada kerja tetap sebelum melalui evaluasi yang mendalam. pangan nasional. Jika dilakukan melalui pelelangan, Langkah ‘short cut’ yang dilakukan Pemerintah maka pengadaan benih tidak sesuai dengan musim pada kondisi di atas memang sudah tepat karena tanam hingga mengancam produksi padinya. Setelah jika tidak dilakukan 'short cut', pencapaian tujuan itu, beberapa kali Pemerintah ‘terpaksa’ mengijinkan nasional akan menjadi korban. Namun sebagaimana 98 pengadaan barang dan jasa dilakukan dengan cara kaidah sistem pengendalian yang baik, kita perlu 98 pemilihan langsung, walaupun nilai pengadaannya menyediakan sistem pengganti yang tidak kalah sangat besar. Padahal ini akan meningkatkan risiko amannya dengan sistem yang digantikan.Tanpa terjadinya kemahalan harga atau penurunan kualitas hal itu, kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan dan barang/jasa yang dibeli. pencapaian tujuan nasional dapat terjadi. Dalam Peraturan pengadaan barang jasa yang berlaku kondisi di atas, pendampingan proses pengadaan saat ini, diberlakukan untuk memberi jaminan bahwa barang jasa oleh unit kerja yang profesional dan pengadaan barang akan berjalan secara efisien, independen bisa menjadi salah satu alternatif bentuk efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil, dan compensating control. akuntabel. Langkah "pengabaian" yang berisiko itu Dalam pengelolaan keuangan negara, seluruh terpaksa ditempuh demi tercapainya tujuan nasional aparat yang terlibat harus bersikap hati-hati. Wakil yang lebih besar yaitu terwujudnya swa sembaga Presiden Boediono sudah mewanti-wanti pada pangan dan terlaksananya event yang membawa acara Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan nama baik bangsa di mata dunia. Jika langkah itu Keuangan Pemerintah tahun 2012 di Jakarta, tidak diambil, masalah lebih besar akan dihadapi. pengelolaan keuangan negara akan menentukan Dalam menjalankan roda organisasi, langkah nasib bangsa. Sejarah membuktikan banyak negara pengabaian terhadap sistem yang ada seperti itu hancur karena tidak mampu mengelola keuangan kadang kala memang harus ditempuh. Pengabaian negaranya dengan baik.Untuk itu pengelolaan terhadap sistem dan prosedur yang baku kadang keuangan negara di Indonesia harus dikelola secara kala perlu dilakukan ketika kita memiliki keyakinan, efisien, efektif, dan akuntabel. jika aturan yang baku tetap dilakukan, maka akan Di masa mendatang, keadaan di atas bisa jadi mengancam pencapaian tujuan organisasi yang terulang kembali. Untuk itu kita semua harus selalu lebih besar. Dalam kaidah implementasi sistem cermat dan teliti dalam mengelola keuangan pengendaian intern yang baik, ketika menghadapi negara, termasuk dalam menjaga kualitas sistem kondisi seperti itu yang penting adalah membangun pengendalian internnya... compensating control atau pengendalian (triwib)

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012 Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 99

Warta Pengawasan Vol. XIX No. 3 September 2012 100

Warta Pengawasan Vol XIX No. 3 September 2012