“KONSEP PENDIDIKAN SYEKH NAWAWI AL-BANTANI DAN IMPLEMENTASINYA DI SDIT ASY-SYUKRIYAH TANGERANG”

TESIS Diajukan sebagai Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag) Dalam Ilmu Agama Islam

Oleh: Miskah NIM: 215810144

KONSENTRASI ILMU TARBIYAH PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM PASCASARJANA MAGISTER (S2) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1438/2017 M LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Tesis dengan judul "Konsep Pemikiran Pendidikan Syekh Nawawi Al-Bantani dan Implementasinya di SDIT Asy-S1'ukriyyah Tangerang" yang disusun oleh Miskah. dengan Nomor Induk Mahasiswa OJIM): 21 581 0144 telah diujikan di sidang munaqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu A[- Qur'an (llQ) Jakarta pada hari Senin, 21 Agustus 2017M dan dinyatakan LIJLUS dengan. yudisium/predikat AMAT BAIK. Tesis ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Agama (M.Ag) pada Konsentrasi Ilmu Tarbiyah dalam bidang Studi Ilmu Agama Islam.

Direktur Program Pascasarjana Institut ilmu Al;Qur'an tllQt Jakana I,'-L) DR. KH. nnmffi]f suratmaputra. MA.

Panitia U jian

Sidang Munaqasyah Tarlggal

qa( DR. KH. Ahmad Munif Suratmaputra. MA llfn Ketua Sidang 2/o )o\). Dr. U. Vtunammad eziz Sekretaris ,-G&u' d/;ao7 Prof. Dr. Artani Hasbi. MA Penguji I

DR. KH. Ahmad Munif SUCmaputrc-M4 Penguj i II

Prof. DR. H.Arma), Arief. MA Pembimbing I ,l-r/ DR. KH. Abdul Muhaimin Zen. M.As Pembimbing II

l1 SURAT PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawahini : Nama : Miskah Nim :215810144 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul Tesis :Konsep Pemikiran Pendidikan Syekh Nawawi Al-Bantani dan Implementasinya di SDIT Asy-Syukriyyah Tangerang”

Menyatakan bahwa tesis ini bukan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar disuatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau ditampilkan orang lain kecuali kutipan-kutipan atau ringkasan-ringkasan yang secara tertulis terdapat dalam naskah dan semuanya telah jelas sumber serta disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila suatu hari terdapat kesalahan dan kekuarangan di dalam karya ini, sepenuhnya menjadi tangguang jawab saya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, Agustus 2017 Penulis

(Miskah) Nim. 215810144

ii

Motto

            

           

            .  

              

  

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembusyang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya) yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”(Q.S.An- Nur:{24}35)

iii

ِ ِ ِ ب ْسِم اهلل الَّرْمح ِن الَّرحْيِم KATA PENGANTAR ِ ِ ٍ ِِ ِِ ِ احلَْمُد هلل َر ِّب الْعاملَْْي ، َوال َّصالَةُ َوال َّسالَُم َعلى نَبيِّ نَا ُُمََّمد َوَعلَى آله َو َص ْحبهَ ْْجَعَْْي. Alhamdulillah, segala pujiَ dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan bathin sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan paripurna. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi akhir zaman, Rasulullah Muhammad SAW, begitu juga kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabi’in, tabi’ut tabi’in serta para umatnya yang senantiasa mengikuti ajaran-ajarannya. Amin. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis tidak sedikit hambatan, rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhinya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah TahidoYanggo, MA Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta. 2. Prof. Dr. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA.Selaku Direktur Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta 3. Ibu Dr. Hj. Ade Naelul Huda, Ph, Dselaku KaprodiKonsentrasi Ilmu Tarbiyah Pascasarjana IIQ Jakarta yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas. 4. Dosen Pembimbing Tesis Prof. Dr.H. Armai Arief, MA dan Dr. KH Muhaimin Zen, MA yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan Tesis ini. 5. Kepada Perpustakaan beserta Staf IIQ Jakarta 6. Segenap IIQ Jakarta yang telah banyak memberikan fasilitas, kemudahan dalam penyelesaian penulisan Tesis ini. 7. Seluruh Dosen IIQ Jakarta yang telah memberikan Ilmu Pengetahuan yang tidak ternilai oleh apapun, dan memberikan fasilitas, kemudahan dalam penyelesaian Tesis ini. 8. Kepala Perpustakaan beserta staf Perpustakaan Umum, Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, Perpustakaan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Umum Imam Jama’, Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah membantu melengkapi referensi Penulis.

iv

9. Sekolah SDIT Asy-Syukriyyah segenap Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, dan segenap guru yang membantu dan memberikan data serta informasi yang penulis butuhkan. 10. Yang telah melahirkan, membesarkan Penulis, Baba (H. Muslan) dan Mami (Hj. Asenah), yang tiada hentinya menyayangi, memberikan doa, motivasi dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu, tanpa kalian penulis bukanlah siapa-siapa. semoga Allah memberikan kesehatan, umur panjang kepada kalian semua. Amiin 11. Yang selalu mencintai dan menyangi penulis Teteh dan Abang yang selalu setia menemani baik suka maupun duka , membantu, memberikan dukungan, motivasi kepada penulis, kalian berdua adalah sumber energi kehidupan adik bungsu mu. 12. Teman-teman kelas Pascasarjana IIQ Jakarta angkatan 2015 yang penyayang, baik hati yang selalu mendoakan dan memberikan semangat untuk penulis. 13. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini.

Hanya harapan dan doa, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis menyelesaikan tesis ini. Jakarta, 3Agustus 2017 Penulis

Miskah

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

Dalam penulisan tesis ini, transliterasi Arab-Latin mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta cetakan ke-II, tahun 2011, yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Konsonan A th ط أ b zh ظ ب T ‘ ع ت Ts gh غ ث J f ؼ ج H q ؽ ح Kh k ؾ خ D l ؿ د Dz m ـ ذ R n ف ر Z w ك ز S h ق س Sy ’ ء ش Sh y ي ص Dh ض

B. Vokal 1. Vokal atau bunyi (a), (i), (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:

vi

Vokal Pendek Panjang Fathah a â Kasrah i î Dhammah u û

2. VokalRangkap fathah + ya' mati ai ditulis bainakum بػَْيػنَ ُكم fathah + ya' mati au ditulis qaulun قػَْو ؿ

3. VokalPendek ditulis a'antum أأنتم ditulis u‘iddat أعدت

ditulis la'insyakartum لئن شكرمت

C. Kata sandang a. Bila diikuti Huruf Qamariyyah ditulis al-kitâb الكتاب ditulis al-qiyâs القياس

b. Bila diikuti Huruf Syamsiyyah 'Ditulis as-samâ السماء Ditulis asy-syams ال ّشمس

D. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis dzawî al-furûdh ذكي الفركض Ditulis ahl as-sunnah أهل السنّة vii

E. Syaddah Syaddah (Tasydîd) untuk alih aksara dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik Tasydîd yang berada ditengah kata, diakhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf – huruf syamsiyah. Contoh: inna al-ladzîna : إف الذين âmannâ billâhi :أمنا با هلل F. Ta Marbûthah Bila dimatikan ditulish. ditulis hibbah ِهػبَّة ditulis jizyah ِ جْزيَة

(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali jika dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang al serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h. `ditulis karâmah al-auliyâ ِ َكَراَمة اَْْلَْكليَاء

Bila ta marbuthah hidup atau dengan harkat fathah, kasrah, dan dhammah, ditulis t. ditulis zakât al-fithri زكػاة الفطر

G. Huruf Kapital Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah di alih aksarakan, maka berlaku ketentuan ejaan yang telah disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada (EYD) berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) dan cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis capital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur’an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital. viii

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ...... i SURAT PERNYATAAN ...... ii MOTTO ...... iii KATA PENGANTAR ...... vi PEDOMAN TRANLITERASI ...... vii DAFTAR ISI ...... viii DAFTAR TABEL ...... x DAFTAR LAMPIRAN ...... xi ABSTRAK ...... xii BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Permasalahan ...... 11 1. Identifikasi Masalah ...... 12 2. Pembatasan Masalah...... 12 3. Perumusan Masalah ...... 12 C. Tujuan ...... 12 D. Kegunaan Penelitian ...... 12 E. Kajian Pustaka ...... 13 F. Metode Penelitian ...... 15 G. Sistematika Penulisan ...... 16 BAB IIKARANGKA TEORI A. Pendidik 1. Pengertian Pendidik secara Umum ...... 19 2. Pengertian Pendidik Perspekif Al-Qur’an ...... 24 3. Konseptualisasi profil Guru Perspektif Al-Qur’an ...... 30 4. Peran dan Tanggung Jawab Guru ...... 33 5. Tugas Guru ...... 38 B. Peserta Didik 1. Pengertian Peserta Didik ...... 40 2. Syarat Menuntut Ilmu ...... 41 3. Kebutuhan Peserta Didik ...... 80 4. Peserta Didik Sebagai Subjek Belajar ...... 81 5. Ayat Al-Qur’an yang Membahas Pentingnya Seorang Peserta Didik ...... 82 6. Pengembangan Individu Peserta Didik ...... 85 7. Krakteristik Peserta Didik ...... 86 C. Pendidikan Islam ...... 89 D. Tujuan Pendidikan Islam ...... 93 1. Ruang Lingkup Pendidikan Islam ...... 95 2. Peran Pendidikan Islam ...... 96 3. Fungsi pendidikan islam ...... 96

ix

E. Materi Pembelajaran ...... 98 1. Pengertian Materi Pembelajaran ...... 100 2. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran ...... 101 3. Ragam Bentuk Materi Ajar ...... 101 4. Kriteria Pemilihan Bahan Ajar ...... 101 5. Cara Pemilihan Materi Pembelajaran ...... 103 F. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Pembelajaran...... 104 2. Fungsi Metode Pembelajaran ...... 105 3. Syarat-syarat Pengguna Metode Pembelajaran ...... 107 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode ...... 108 5. Macam-macam Metode Pengajaran ...... 110

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian ...... 111 2. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 112 3. Sampel dan Sumber Data ...... 113 4. Sumber dan Jenis Data ...... 113 5. Tehnik Pengumpulan Data ...... 114 6. Pengecekan dan Keabsahan Data ...... 117 7. Teknis Analisis Data ...... 119 BAB IV KONSEP PEMIKIRAN SYEKH NAWAWI AL-BANTANI DAN IMPLEMENTASINYA DI SDIT ASSYUKRIYYAH TANGERANG A. Biografi Imam Nawawi 1. Latar Belakang keluarga ...... 124 2. Masa pendididikan dan Guru-gurunya...... 125 3. Pengajar dan Murid-muridnya ...... 125 4. Karya-karyanya ...... 126 B. Konsep Pendidikan Syekh Nawawi Al-Bantani ...... 128 C. Implementasi Pemikiran pendidikan Syekh Nawawi Al-Bantani 1. Pendidik dan Peserta Didik ...... 138 2. Pendidikan Islam ...... 139 3. Tujuan Pendidikan di SDIT Asy-Syukriyah ...... 140 4. Materi Pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyah ...... 141 5. Metode Mengajar di SDIT Asy-Syukriyah ...... 141 D. Profil SDIT Asy-Syukriyyah ...... 143 1. Sejarah Berdirinya SDIT Asy-Syukriyyah ...... 143 2. VISI-MISI SDIT Asy-Syukriyyah ...... 145 3. Tujuan sekolah ...... 145

x

4. Target Mutu Kelulusan ...... 146 5. Karakteristik Islam Terpadu ...... 146 a. Saran Prasarana SDIT Asy-Syukriyyah ...... 146 b. Daftar Guru-guru SDIT Asy-Syukriyyah ...... 147 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...... 151 B. Saran ...... 152 DAFTAR PUSTAKA ...... 153 LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Ringkasan ayat-ayat yang memiliki kosa kata yang mengandung makna guru ...... 33 TABEL 2.2 Bagan Tugas Guru ...... 53 TABEL 2.3 Kriteria Bahan Ajar ...... 94 TABEL 4.1 Data Jabatan Pegawai ...... 121 TABEL 4.2 Kelompok Kelas ...... 127 TABEL 4.3 Daftar Inventaris Barang Sekolah ...... 130 TABEL 4.4 Data Guru ...... 176

xiv

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN SURAT IZIN PEMBIMBING LAMPIRAN SURAT PENELITIAN LAMPIRAN WAWANCARA LAMPIRAN PRESTASI PESERTA DIDIK LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN PESERTA DIDIK LAMPIRAN PROFIL PENULIS

xv

ABSTRAK MISKAH NIM 215810144: Konsep Pendidikan Syekh Nawawi Al- Bantany dan Implementasinya di SDIT Asy-Syukriyah Tangerang Persoalan moral, budi pekerti, dan karakter, masih menjadi persoalan urgent yang menghambat pembangunan dan tujuan pendidikan bangsa. Meningkatnya degradasi moral, sopan santun pelajar yang merosot, ketidakjujuran pelajar, menyontek saat ujian, kurangnya rasa hormat terhadap orang tua, guru, dan terhadap figur-figur yang harus dihormati. Pdahal hakikatnya, Pendidikan tidak hanya membentuk insan yang cerdas, tetapi juga berkpribadian dan berkarakter sehingga melahirkan generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Secara khusus penelitian ini berkaitan dengan pemikiran pendidikan sesorang tokoh, yaitu Syekh Nawawî Al-Bantânî. Syekh Nawawî Al-Bantânî dipilih karena pemikiran pendidikan beliau sangat urgent untuk diterapkan. Hal itu bisa dilihat dalam kitabnya Nashâ’ihul ‘Ibâd, utamanya dalam pembahasan ilmu, diantaranya menjelaskan tentang pertama, tentang pentingnya memuliakan . Kedua, tentang kecintaan kepada ilmu dan ketiga, tentang pentingnya mempelajari ilmu agama. Adapun SDIT Asy- Syukriyah dipilih sebagai objek, karena melihat visi dan misi SDIT Asy- Syukriyah untuk menjadikan sekolah yang terbaik dan terpercaya dalam membangun genarasi Islam teladan dan berakhlak mulia dan berprestasi serta misi yang mengedepankan nilai-nilai Islami dalam membentuk karakter sikap dan perilaku, penulis ingin memadupadankan konsep pendidikan syekh Nawawî al-Bantânî yang terkenal dengan akhlak mulia dalam lembaga SDIT Asy-Syukriyyah Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, ditinjau dari segi sumber merupakan penelitian kepustakaan (library reaseach) yang bertujuan untuk mengungkap pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawî Al-Bantânî dengan menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian kualitatif ini bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, di samping itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan metode induktif analisis. Dan tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengumpulan data sekunder yakni dengan kepustakaan (library reaseach) dan data primer dengan observasi dan wawancara. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan dan pengajaran dalam Islam menurut Syekh Nawawî Al-Bantânî mencakup term

xiv

Ta’lîm, Tarbiyyah dan Ta’dîb dengan tujuan pendidikan yaitu Mardhatillah (mencari ridha Allah) dan memajukan pendidikan Islam. Adapun implementasi pemikiran pendidikan Syekh Nawawî Al-Bantânî tidak tercantum dalam kurikulum sekolah namun dalam hidden kurikulum SDIT Asy-Syukriyyah tetap mengadopsi nilai-nilai pemikiran Syekh Nawawî Al- Bantânî

xv

ABSTRACT MISKAH NIM 215810144: Concept of Education Sheikh Nawawi Al- Bantany and Its Implementation in SDIT Asy-Syukriyah Tangerang Moral issues, character, and character are still urgent issues that hamper the nation's development and educational goals. Increased moral degradation, declining student attitudes, student dishonesty, cheating on tests, lack of respect for parents, teachers, and respectable figures. Pdahal intrinsically, Education not only form a smart person, but also personality and character so that birth generation of developing nations with a character that breathes the noble values of the nation and religion. Specifically this research is concerned with the educational thinking of a character, namely Sheikh Nawawî Al-Bantânî. Sheikh Nawawî Al- Bantânî was chosen because his educational thought was very urgent to apply. It can be seen in his book Nashâ'ihul 'Ibâd, especially in the discussion of science, including explaining about the first, about the importance of glorifying the clergy. Secondly, about the love of science and the third, about the importance of studying the science of religion. The SDIT Asy-Syukriyah was chosen as the object, because it saw the vision and mission of SDIT Asy- Syukriyah to make the best and reliable school in building exemplary Islamic genarasi and morality and achievement and mission that put forward Islamic values in shaping the character of attitude and behavior, the author wants to mix and match the concept of education Sheikh Nawawî al-Bantânî famous with noble character in the institution of SDIT Asy-Syukriyyah Tangerang. The method used in this research, from the perspective of the source is a library research (library reaseach) which aims to reveal the thought of Islamic education Sheikh Nawawî Al-Bantânî by using qualitative approach in this qualitative research is holistic and more emphasis on the process, in addition, this research use descriptive qualitative approach by using inductive method of analysis. And the technique used in this research is by collecting secondary data with library (library reaseach) and primary data with observation and interview. The conclusion of this study shows that education and teaching in Islam according to Sheikh Nawawî Al-Bantânî includes the terms Ta'lîm, Tarbiyyah and Ta'dîb with the aim of education that is Mardhatillah (seeking Allah's pleasure) and advancing Islamic education. The implementation of educational thought Sheikh Nawawî Al-Bantânî not listed in the school curriculum but in the hidden curriculum SDIT Asy-Syukriyyah still adopt the values of Sheikh Nawawî Al-Bantânî

xvi

ُملَ َّخ صٌ ٌ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َمْفُهْومُ ٌالتَّ ْربيَّة ٌاْْل ْسََلميَّة ٌعْن َد ٌال َّشْي ِخ ٌالنَّ ٌَوِوي ٌالْبَ ْنتَاني ٌَوتَطْبْي َقاتُهُ ٌف ْي ٌالَْم ْدَر َسةٌ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ اْْلبْت َدائيَّةٌالُْمَوَّح َدةٌال ُّش ْكِريَّةٌبتَانْجْي َرانْج مشكاة الَّرقْ ُم الطلَُِِّب: 451058522 ِ ِ ِ َِّ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َِّ ِ ِ فَ َقضيَّةُ اْْلَ ْخََلق َوال ُّسلُْوك َوالطبْي َعة اْْلنْ َسانيَة ى َي ت َُعُّد م َن الَْق َضايَا اْْلَاَّمة الِت بُدْوِنَا ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ تَ تَ َعْرقَلُ التَّ ْنميَةُ َواْْلَْد ُف م َن التَّ ْربيَة الَْوطَنيَة. َونَظًْرا لُوق ُْوِع اْْلََلك اْْلَ ْخََلقي َواْن ََفاِ اْْلَ ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ الطلَِِب َوالْك ْذ ِ التِّ ْلمْيذي َوالِّرْشَوة ِف حْْي اْْلْمت َحان َوالنَّ ْق ِص ِف اْْل ْح َِتام لْلولَْدان َواْْلَ َساتْيذ ِ ِ َّ ِ ِ ٍ ٍ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ َوال َّش ْخصيَات الِِت َْل بَُّد أَْن ت َُعا ََلَ ب ُك ِّل ا ْح َِتام َوتَ ْكِرَمة. َوَم َع ذَل َك ِف َحقْي َقتو، فَإ َّن التَّ ْربيَةَ َْل ِّ ِ َّ ِ ِ ِّ ِ ِ تُ َشكلُ فَ َح ْس ُب اْْلنْ َسا َن الذك َّي ب َ ْل أَيْ ًضا َما َجاَوَز َع ْن ذَل َك، ي َْعِِن تُ َشكلُ النَّ َْفسيَةَ َوال ُّسلُْوكيَةَ ِ ِ ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ ِ إََل أَْن يَلَد اْْلَ ْجيَاَل الَْوطَنيَةَ الِِت تَ ْنبُ ُت نَاميَةً َم َع اْْلَ ْخََلق الِِت َْلَا قيٌَم َعاليَةٌ لْل َوطَ ِن َوالِّديْ ِن. ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ ٍ َويَ َِتَكُز َىَذا الْبَ ْح ُث َعلَى َو ْجو ا ْْلُ ُصْو ِص َعلَى اْْلَفْ َكار التَّ ْربَويَة ل َش ْخصيَة بَارَزة ُمْعتَ َرفَة ِ ِ ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِ ِ َوى َي ال َّشْي ُخ النَّ َووي الْبَ ْنتَاِن. َوالْبَ ْح ُث يَ َِتكُز َعلَْيو ْلَن اْْلَفْ َكاَر التَّ ْربَويَةَ لَوُ ََيْتَل ُك اْْلَََهِّيَةَ الْ َكبْي َرةَ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِف َع ْصرنَا ا ْْلَاضر. َوَىَذا َكَما َعَرفْ نَاهُ م ْن كتَابو الَْم ْشُهْور، نَ َصائ ُح الْعبَاَ، َوبا ْْلُ ُصْو ِص ِف ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ الْبَ ْحث َع ْن فَضْي لَة الْعْلم. َوم ْن ب َْْي ذَل َك، اْْلََّوُل، اْْلَََهِّيَا ُت َوالَْواجبَا ُت ِف تَ ْكرْْي الْعُل ََماِ. ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َوالثَّاِن، الْبَ ْح ُث َع ِن الَْم َحبَّة لْلعْلِم. َوالثَّال ُث، ِف الْبَ ْحث َع ْن أَََهِّيَة الْعُلُْوم الِّديْنيَة. َوالَْم ْدَرَسةُ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِِ اْْلبْتَدائيَةُ الُْمَوَّحَدةُ ال ُّش ْكريَةُ بتاجنريانج تَ ُكْوُن َمْو ُضْوَعةً للِّدَرا َسة نَظًْرا ل َكْون ُرْؤيَتو َورَسالَتو ِ ِ َِّ ِ ٍ ٍ ٍ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ الُْمهَمتَ ْْي الِت ى َي تَ ُكْوُن َم ْدَرَسةً ذُْو أُ ْسَوة َح َسنَة َوأَ ْخََلق َعاليَة ِف تَ ْشكْيل ال ُّسلُْوك ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َواْْلَ ْخََلق. َوالْ َكاتبَةُ تُريُْد م ْن خََلل ذَل َك أَْن ت َُوَّحَد الَْمََفاىْي ُم التَّ ْربَويَةُ لل َّشْي ِخ النووي البنتاِن ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ الُْمْعتَ َرف بأَ ْخََلقو الَْعاليَة ِف الُْمَؤ َّس َسة لْلَم ْدَرَسة اْْلبْتَدائيَة الُْمَوَّحَدة ال ُّش ْكريَّة بتاجنريانج. َِّ ِ َِّ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ َوالطريْ َقةُ الْبَ ْحثيَّةُ الِت َستَ ْستَ ْعملَُها الْبَاحثَةُ ِف َىذه الِّرَسالَة ن َظًْرا لَم ْصَدر الِّدَرا َسة ى َي ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ طَِريْ َقةٌ ََْبثيَةٌ َم ْكتَبيَةٌ. َوَىذه الطَِّريْ َقةُ تَ ْرمي إََل الْ َك ْشف َع ِن اْْلَفْ َكار التَّ ْربَِويَة اِْْل ْسََل ميَة لل َّشْي ِخ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ٍ النووي البنتاِن َم َع ا ْستْعَمال الُْمَقاَربَة النَّ ْوعيَة َوا ْْلَ ْسبي َة الِِت ت َُؤِّكُد َعلَى َجَوان َب َشََّّت ُمَوَّحَدة. ِ ِّ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َوى َي ت َُؤكُد أَيْ ًضا َعلَى ال َّصْي ُرْوَرة. َوِبَانب ذَل َك، َكا َن َىَذا الْبَ ْح ُث َُيْك ُن أَْن ي َُعَّد ََْبثًا َو ْصَف يًا ِ ِ ِ َِّ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ِ ِ با ْستْعَمال الطريْ َقة الْبَ ْحثيَة الَْو ْصَفيَة. َوالَْمن َاى ُج الْبَ ْحثيَةُ الِِت َستَ ْستَ ْعملَُها الْبَاحثَةُ ِْف َىَذا

xvii

ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ الَْم َجال الْبَ ْحث ِّي ُىَو الَْمنَاى ُج َم َع ا ْستْعَمال الْبَ يَانَات الثَّانَويَة. َوأَْعِِن بَذل َك الْبَ ْح ُث َع ِن ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ الِّدَرا َسات الَْم ْكتَبيَة َوالْبَ يَانَات الْبَ ْحثيَة اْْل َْولَويَة َم َع التَّأَُّمِل َوَعْقد ا ْْلَواَرات. ِ َِّ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ِ ِ َوالنَّتَائ ُج الِت َحاَولَ ْت الْبَاحثَةُ إبْ َراَزَىا ِف َىذه الِّرَسالَة ا ْْلَامعيَّة ى َي أَن التَّ ْربيَّةَ َوالتَّ ْعلْي َم عْنَد ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ اْْل ْسََلم َعلَى َرأْي ال َّشْي ِخ النَّووي البنتاِن يَ ْشتَم ُل َعلَى ُم ْصطَلَ َحات التَّ ْعلْيم َوالتَّ ْربيَّة َوالتَّأَْيْب. ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َواْْلَْد ُف اْْلَ ْعلَى م ْن َىذه التَّ ْربيَّة ُىَو م ْن أَ ْجِل ابْتغَاِ َمْر َضاة اهلل َوم ْن أَ ْجِل التَّ ْرقيَّة التَّ ْربَويَّة ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ لْْل ْسََلم. َوأََّما التَّطْبْي َقا ُت التَّ َْفكْرييَّةُ لتَ ْربيَة اْْل ْسََلم َعلَى مْن َهاِج ال َّشْي ِخ النَّ َووي البنتاِن فَََل ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ تُ ْكتَ ُب تْل َك ِف الَْمنَاى ِج الِّدَراسيَّة ِف الَْم ْدَرَسة َولَك ْن َكَما ن َْعرفُ َها م ْن خََلل الْكتَا ِ فَ نَجُد أََّن ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َىذه الَْم ْدَرَسة َ اْْلبْتَدائيَةَ الُْمَوَّحَدَة ال ُّش ْكريَّةَ بتاجنريانج تَ تَبَ ََّّن الَْمََفاىْي َم التَّ ْربَويَةَ للشيخ النووي ِ ِ ِ ِ ِ ِ َولَك ْن َْل َعلَى َو ْجو التَّ ْصريْ ِح بَ ْل َعلَى َو ْجو التَّ ْضمْْي.

xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah Sejak awal kehadirannya di muka bumi ini, Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. sangat menaruh perhatian yang besar terhadap pembinaan sumber daya manusia melalui kegiatan pendidikan dalam berbagai bentuknya.1 Perintah al-Qur‟an agar orang mengembangkan kegiatan pendidikan itu dapat dilihat pada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa pada diri manusia terdapat potensi untuk mendidik atau alat untuk berlangsungnya proses pendidikan atau pengajaran (transfer of knowledge) yaitu berupa panca indra, akal dan hati sanubari yang disyukuri

           

      Artinya:”dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”(QS. An-Nahl.{ 16}: 78)

Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyiddin bin Syaraf an- Nawawi ad Dimasyqi, atau lebih dikenal Imam Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi‟i yang hidup pada zaman klasik2. Nawawi adalah ulama sang pemikir yang memiliki pandangan dan

1 Suwito dan Fauzan, Sejarah Para Tokoh Pemikiran Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 2003), hal. 286. 2 Nasution (1995) memetakan Sejarah kebudayaan Islam kedalam tiga periode, yaitu: periode klasik (650-1250M) yang menggambarkan masa kejayaan, keemasan atau kemajuan Dunia Islam; periode pertengahan (1250-1800 M) yang menggambarkan masa kemunduran Dunia Islam; dan periode modern (1800M s.d. sekarang) yang menggambarkan masa kebangkitan dunia Islam. Ciri-ciri gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari kalangan ulama pada zaman klasik adalah: (1) melaksanakan ajaran al-Qur‟an untuk banyak mempergunakan akal; (2) melaksanakan ajaran hadis untuk menuntut ilmu bukan hanya “ilmu agama” tetapi juga ilmu yang sampai di negeri Cina; (3) mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad dan mengembangkan ilmu pengetahuan (sains) dengan mempelajari dan menguasai ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani yang terdapat di Timur Tengah pada zaman mereka, sehingga timbullah ulama , tauhid (kalam) , hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optika, fisika, geografi) dan lain-lain; serta (4) ulama yang berdiri sendiri.

1

2

pemikiran yang khas, beliau juga seorang pakar hadis, fiqh, bahasa dan akhlak. Sebagai salah satu berkah yang diberikan kepada bangsa Indonesia adalah besarnya potensi sumber daya manusia yang melimpah. Potensi inilah yang hendaknya mampu diberdayakan guna meningkatkan kualitas hidup bangsa besar ini. Dan pendidikanlah yang masih dianggap sebagai satu-satunya lembaga yang mampu menyiapkan potensi sumber daya manusia yang melimpah ini agar menjadi suatu rahmah dan bukannya musibah. Pendidikan sejatinya harus mampu mewujudkan dan menyiapkan sumber daya manusia agar siap secara lahir dan batin, fisik dan mental untuk menghadapi masa depan yang semakin bergerak maju. Melalui pendidikan pula diharapkan mampu mewujudkan generasi muda yang siap beralih dari bangsa agraris menjadi bangsa industri yang berbasis teknologi dan informasi. Namun perubahan yang terjadi justru banyak menimbulkan akses negatif yang melanda hampir semua bangsa di dunia. Betapa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi justru menjauhkan manusia dari sifat kemanusiaannya. Manusia semakin memuja kekayaan, harta benda, pangkat, jabatan serta kedudukan. Seolah kebahagiaan hanya diukur dengan semua hal tersebut. Berbagai perubahan pranata sosial sekaligus pergeseran sistem nilai inilah yang juga secara sadar atau tidak justru menjadikan manusia semakin menjauh dari nilai-nilai agama. Nilai agama hanya dipandang sebagai penghalang atau pembatas manusia untuk memperoleh kebahagiaan duniawi. Nilai-nilai agama hanya diajarkan di sekolah dengan beberapa jam pelajaran, ayat-ayat Al- Qur‟an hanya terdengar indah saat bulan Ramadhan dan media massa hanya memberitakan kesyahduan dan kekhusyu‟an para artis dan selebritis saat berbodong-bondong menyerahkan hewan korban dan membagikannya kepada anak-anak yatim piatu dan fakir miskin. Dan setelah itu, semua akan kembali kepada rutinitas duniawi yang lepas dari nilai-nilai agama, semua kembali kepada kehidupan materialistis dan hedonis. Idealnya berbagai proses perubahan itu tidak menimbulkan akses yang tidak perlu, namun kenyataannya kondisi riil yang terjadi adalah, pertama, terjadinya keterpurukan ekonomi dan politik suatu bangsa. Kedua, ketertinggalan bangsa itu oleh pesatnya arus ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga, kerapuhan kesatuan suatu bangsa dalam tatanan sosio-kultural, dan Kekempat, keterlepasan bangsa itu dari bingkai agama dan moral3

3 Hasan, Muhammad Tholhah. 2005. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia.Jakarta: Lantabora Press.h.18 3

Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha pengembangan sumber daya manusia. Meskipun pengembangan itu tidak hanya dapat dilakukan dan menjadi tanggungjawab lembaga pendidikan saja. Namun, lembaga pendidikan masih diyakini merupakan tempat utama untuk mengembangkan sumber daya manusia. Kendatipun definisi tentang pendidikan masih sangat beragam, namun arah yang akan dituju pada dasarnya memiliki kesamaan. Fatah Syukur “mengatakan bahwa pendidikan adalah memanusiakan manusia muda”4 Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya secara sadar dari manusia untuk meningkatkan kualitas seutuhnya, seimbang antara jasmani dan rohani yang berbudi pekerti luhur, terampil, cerdas dan bertanggung jawab kepada Islam, masyarakat dan bangsa.5 Dengan kata lain, pendidikan merupakan suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, beliau mengatakan bahwa “Pendidikan adalah upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan jasmani anak didik.”6 Menurut Suparlan Suhartono dalam bukunya Filsafat Pendidikan, menyatakan bahwa “pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu. Dengan kegiatan pembelajaran seperti itu, individu mampu mengubah dan mengembangkan diri menjadi semakin dewasa, cerdas, matang. Jadi singkatnya, pendidikan merupakan system proses perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan dan pendatangan diri”.7 Herbert Spencer mengungkapkan bahawa, “pendidikan ialah menyiapkan manusia, supaya hidup dengan kehidupan yang sempurna”.8 Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, juga dijelaskan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

4 Syukur, Fatah, NC, Dr., H., M.Ag. 2011. Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrarasah. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.h.11 5 Gunawan, Heri.Pendidikan Karakter Konsep dan Impementasi.Bandung : Alfabeta, 2012.h.13 6 Gunawan, Heri.Pendidikan Karakter Konsep dan Impementasi. h.14 7 Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 79-80 8 Samani, Muchlas & Hariyant.Konsep dan Model Pendidikan Karakter.Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012, h.16

4

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.9 Dengan demikian pendidikan tidak hanya membentuk insan indonesia yang cerdas, tetapi berkpribadian dan berkarakter sehingga melahirkan generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama, namun dari hasil penelitian dan literatur yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa persoalan moral,budi pekerti, karakter atau watak, masih menjadi persoalan signifikan yang menghambat pembangunan dan tujuan pendidikan bangsa. Meningkatnya degrasi moral, etika, sopan santun pelajar yang merosot, meningkatnya ketidak jujuran pelajar, seringnya menyontek saat ujian, kurangnya rasa hormat terhadap orang tua, guru, dan terhadap figure-figure yang harus dihormati.10 Sedangkan kaitannya dengan pendidikan Islam, Musthafa al- Ghalayini berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia ke dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak mereka menjadi salah satu kemampuan yang meresap dalam jiwanya.11Dalam kitab ʹIẓah an-Nāsyiʹīn, al-Ghalayini memberikan nasehat dan dorongan semangat kepada pemuda agar menjadi pribadi yang utama. Dalam kitab ini dia mengharapkan agar pendidikan akhlak itu tertanam dalam jiwa remaja sehingga dapat membentuk kepribadian remaja yang berakhlakul karimah sesuai dengan tuntunan al-Qur‟an dan al-Hadis. Adapun Muhammad Fadhil al-Jamali menyatakan pendidikan Islam merupakan sebuah upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal perasaan maupun perbuatan.12Mendidik berarti menumbuh

9 Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), (UU RI No. 20 Th. 2003), Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal. 3. 10 Eri Hendro Kusuma, “pendidikan karakter di era globalisasi”, dalam (jurnal pendidikan dan kebudayaan.vol 20 No 2 juni 2014), h.12 11 Abudin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Bandung : Angkasa, 2003), hlm. 59- 60. 12 Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Prenada Media, 2001), hlm. 26. 5

kembangkan potensi manusia menuju kesempurnaan jasmani, intelektual, emosional, spiritual dan sosialnya.13 Pendapat-pendapat tentang pendidikan di atas, sejak 2500 tahun yang lalu, Socrates telah berkata bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah membuat seseorang menjadi good and smart. Dalam sejarah Islam, sekitar 1400 tahun yang lalu, Nabi Muhammad Saw. Sang Nabi terakhir dalam ajaran Islam juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk menyempurnakan akhlak dan akhlak yang mulia dan agung adalah akhlaknya Rasulullah SAW14 dan mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character).15 Pada Kongres se-Dunia ke II 1980 tentang Pendidikan Islam, dinyatakan bahwa Tujuan Pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri manusia yang rasional; perasaan dan indera. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia. Syed Naquib al-Attas dalam “Aims and Objectives of Islamic Education” menghendaki tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik (Shalih).16 Sementara Munir Mursyi dalam “AlmTarbiyah al- Islamiyyah Ashuluha wa Tathawwuruha fi Bilad al_Arabiyyah” menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah melahirkan manusia yang sempurna (insan kamil). Lain halnya dengan Abdul Fattah Jalal yang menghendaki terwujudnya manusia sebagai hamba Allah („abd Allah) sebagai proses pendidikan. Sementara ahli pendidikan Indonesia, memilih rumusan yang tidak kalah idealnya “manusia yang berkepribadian muslim”.17 Dalam pandangan , tujuan Pendidikan Islam adalah “ mengenal dan mencari keridhoan Allah, membangun budi pekerti untuk

13 Ramayulis & Samsul Nizar, sebagaimana dalam Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan Karakter (Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 121.

                  Artinya:” Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. 15 Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Cet. Ke-2(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 2. 16Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularisme, terjemahan Khalif Muammar et al(Bandung : Institut pemikiran Islam dan Pembangunan Insan, 2010), h. 191 17Mohammad Irfan dan Mastuki, Teologi Pendidikan Tauhid sebagai Paradigma Pendidikan Islam (Jakarta : Friska Agung Insani, 2000) h. 145

6

berakhlak mulia, serta mempersiapkan peserta didik untuk hidup secara layak dan berguna ditengah-tengan komunitas sosialnya.18 Athiyah al- Abrasyi menghendaki tujuan tertinggi Pendidikan Islam adalah manusia yang berakhlak mulia (al- al-karimah). Bila kita melihat kitab-kitab karya para ulama, kita akan menemukan pembahasan tentang adab dan akhlak baik dalam kitab khusus ataupun dalam pembahasan tersendiri, secara global maupun secara terperinci. yang semua menunjukkan bahwa adab19 dan akhlak adalah perkara yang tidak bisa lepas dari agama. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: ِ َحَّدثنا َسعيد بن منصور، قَال: َحَّدثنا َعبد العزيز، َعن ابن َع ْجالن عن ِ ِ َّ َّ َّ القعقاع، َعن أيب صاحل، َعن أَيب ُىَريرة، َعن النَّ ِّب َصلى اللوُ َعلَيو َو َسلم قال: إمنا بعثت ألمتم مكارم األخالق.(رواه ابو داود( Artinya:“dari Abi Hurairoh,dari Abi Sholih, dari Ibnu A‟jlan dari Qioqiq telah menceritakan „Abdul „Aziz berkata telah menceritakan Sa‟id bin Mansyur bahwa Rasulullah SAW bersabda Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.(H.R Abu Daud)”20

Penulis mengungkapkan akhlak karena penulis melihat betapa pengembangan ilmu akhlak masa sekarang banyak ditunjang oleh analisis filsafat. Dengan demikian dalam batas tertentu dapat dikatakan bahwa ilmu akhlak bersumber pokok pada wahyu, hanya pengebangannya Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

18Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah), Lembaga Hidup dalam dalam Samsul NizarMemperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008) h. 117 19Didalam kitabnya Madaarijus Saalikiin (II/375-391), Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan: Yang dimaksud dengan adab adalah kumpulan berbagai kriteria kebaikan pada diri seorang hamba. Ia merupakan ilmu perbaikan lidah, percakapan, dan penempatannya sesuai dengan sasaran, perbaikan terhadap katakata, serta pemeliharaan dari kesalahan dan ketergelinciran. Adab ini terdiri dari tiga macam, yaitu: Adab kepada Allah, kepada Rasul- Nya dan syari‟at-Nya, dan adab sesama makhluk. Lihat Syaikh Salim bin‟ Ied al- Hilali, Syarah Riyadhush Shalihin, jilid 3 (Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i, 2005), h. 1 20HR. Ahmad dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu „anhu) [~Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no.45 7

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara21 Penelitian terhadap para pakar pendidikan telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti di dalam maupun di luar negeri. Hasil penelitiannya dalam bentuk skripsi, tesis maupun disertasi, bahkan telah dipublikasikan dalam bentuk buku. Tokoh-tokoh pendidikan Islam yang dijadikan obyek penelitian adalah ulama-ulama hadis, fiqih, filsafat Islam dan tasawuf Islam. Akan tetapi belum ada penelitian terhadap pemikiran pendidikan Syekh Nawawi Al-bantani tentang pemikiran pendidikan, dimana pemikiran pendidkan beliau membahas tentang pendididik, murid, tujuan pendidikan metode pembelajaran, materi pembelajaran, Sehubungan dengan permasalahan diatas, penulis mencoba untuk mengapresiasi pandangan Imam Nawawi tentang pemikiran pendidikan dengan mengimplementasikan nya di SDIT Asy- Syukriyyah. Penulis sekilas mengungkapkan biografi dan karya syekh Imam Muhammad Nawawi al-Jawi (al-Bantani) Nawawi Bantani sering disamakan dengan tokoh ulama klasik madzhab Syafi‟i yakni Imam Nawawi yang wafat pada 676 H atau 1277 M. Hal ini tentunya tidak mungkin terjadi jika Nawawi Bantani tidak memiliki sesuatu yang luar biasa. Nama Nawawi Bantani sangat harum sampai sekarang lantaran banyak dari karya-karya beliau yang menjadi kajian utama di -pesantren yang tersebar di Indonesia.22 Karya-karya monumentalnya juga banyak menghiasi di setiap majelis-majelis ilmu. Tidak hanya karya-karya beliau yang berbentuk kitab saja, b eliau juga dikenal sebagai mahaguru sejati karena beliau telah banyak berjasa membimbing murid-murid yang kelak menjadi tokoh besar di Indonesia. Jika Kiai Hasyim Asy‟ari sering disebut sebagai tokoh yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya NU, maka Syeh Nawawilah yang menjadi gurunya. Nawawi Al-Bantani adalah seorang ulama besar dari Desa Tanara kecamatan Tirtayasa kabupaten Serang, . Dia adalah tokoh ulama besar, penulis terkenal dan pendidik dari Banten yang lama bermukim di Mekah. Beliau dilahirkan pada tahun 1813 M atau

21 Syukur, Fatah, NC, Dr., H., M.Ag. 2011. Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrarasah. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.h.11 22 Dahlan, Chaidar. Sejarah Pujangga Islam: Syekh Nawawi al-Bantani. Jakarta:CV. Sarana Utama, 1987

8

bertepatan dengan 1230 H. Nama aslinya adalah Nawawi bin Umar bin Arabi. 23Ayah Syeh Nawawi bernama Kiai Umar, seorang pejabat penghulu yang memimpin masjid. Dari silsilahnya, Syeh Nawawi merupakan keturunan kesultanan yang ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati Cirebon), yaitu keturunan dari putra Maulana Hasanudin (Sultan Banten) yang bernama Sunyararas (Tajul „Arsy). Nasabnya bersambung dengan Nabi Muhammad SAW melalui Imam Ja‟far As- Shoddiq, Imam Muhammad Al-Baqir, Imam Ali- Zainal Abidin, Sayyidina Husen, dan Fatimah Al-Zahra 24 Sejak kecil Syeh Nawawi yang kemudian terkenal dengan sebutan Nawawi al Jawi al Bantani telah mendapatkan pendidikan agama langsung di bawah bimbingan sang ayah yang juga seorang ulama. Pelajaran yang diterima Syeh Nawawi antara lain bahasa arab, fiqh, dan ilmu tafsir. Selain kepada ayahnya, Nawawi kecil juga belajar pada Kiai Sahal di daerah Banten dan Kiai Yusuf di Purwakarta Saat berusia 15 tahun, Nawawi kecil pergi meninggalkan tanah air guna menuntut ilmu di Mekah. Di sana beliau belajar dan mengaji kepada Sayid Ahmad Nahrawi, Sayid Ahmad Dimyati, Sayid Ahmad Zaini Dahlan, ketiganya berasal dari Mekah dan Syeh Muhammad Khatib al- Hambaly dari Madinah. Dan selama bermukim di Mekah, Syeh Nawawi tinggal di kampung Syi‟ib. Kecintaannya kepada ilmu pengetahuan membuatnya selalu haus akan majelis ilmu. Hampir sebagian umurnya dihabiskan untuk menghadiri majelis ilmu, tidak hanya itu, beliau merasa ilmunya tidak bermanfaat jika tidak disampaikan kepada orang lain. Hal ini dibuktikannya dengan membuka majelis ilmu untuk orang-orang yang butuh belajar ilmu-ilmu agama. Berbagai karya tulis beliau juga menjadi bukti totalitas kecintaan beliau terhadap ilmu pengetahuan. Dan karya-karya inilah yang sampai sekarang bertebaran tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara Islam lainnya. Karya beliau Syeh Nawawi juga banyak menulis kitab terkenal. Diantara kitab hasil karyanya adalah, al-Tsamâr al-Yâni‟ah syarah al- Riyâdl al-Badî‟ah, al-„Aqd al-Tsamîn syarah Fath al-Mubîn, Sullam al- Munâjah syarah Safînah al-Shalâh, Baĥjah al-Wasâil syarah al- Risâlah al-Jâmi‟ah bayn al-Usûl wa al-Fiqh wa al-Tasawwuf, Nashoihul Ibad, al-Tausyîh/ Quwt al-Habîb al-Gharîb syarah Fath al- Qarîb al-Mujîb, Niĥâyah al-Zayyin syarah Qurrah al-„Ain bi Muĥimmâh al-Dîn, Marâqi al-„Ubûdiyyah syarah Matan Bidâyah al-

23 Hamid, Shalahudin, Drs., M.A., dan Drs Iskandar Ahza, M.A. 100 Tokoh Islam 2003. Jakarta: Lantabora Press 24 Martin Murtadhim, S.M., Jiwa. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.2009 9

Ĥidâyah, Nashâih al-„Ibâd syarah al-Manbaĥâtu „ala al-Isti‟dâd li yaum al-Mi‟âd, Salâlim al-Fadhlâ΄ syarah Mandhûmah Ĥidâyah al- Azkiyâ΄ Qâmi‟u al-Thugyân syarah Mandhûmah Syu‟bu al-Imân, Al- Tafsir al-Munîr li al-Mu‟âlim al-Tanzîl al-Mufassir „an wujûĥ mahâsin al-Ta΄wil musammâ Murâh Labîd li Kasyafi Ma‟nâ Qur΄an Majîd, Kasyf al- Marûthiyyah syarah Matan al-Jurumiyyah, Fath al-Ghâfir al- Khathiyyah syarah Nadham al-Jurumiyyah musammâ al-Kawâkib al- Jaliyyah, Nur al-Dhalâm „ala Mandhûmah al-Musammâh bi „Aqîdah al-„Awwâm, Tanqîh al-Qaul al-Hatsîts syarah Lubâb al-Hadîts, Madârij al-Shu‟ûd syarah Maulid al-Barzanji, Targhîb al-Mustâqîn syarah Mandhûmah Maulid al-Barzanjî, Fath al-Shamad al „Âlam syarah Maulid Syarif al-„Anâm, Fath al-Majîd syarah al-Durr al- Farîd, Tîjân al-Darâry syarah Matan al-Baijûry, Fath al-Mujîb syarah Mukhtashar al-Khathîb, Murâqah Shu‟ûd al- Tashdîq syarah Sulam al- Taufîq, Lubâb al-bayyân fi „Ilmi Bayyân Secara khusus Syekh Nawawi Al-Bantani tidak memiliki karya yang berkaitan dengan pendidikan, akan tetapi pemikiran pendidikan beliau bisa dilihat dalam kitabnya Nashoihul Ibad utamanya dalam pembahasan ilmu, diantaranya menjelaskan tentang pertama, tentang pentingnya memuliakan ulama. Kedua, tentang kecintaan kepada ilmu dan ketiga, tentang pentingnya mempelajari ilmu agama. Pertama, tentang memul iakan ulama. Sebagai seorang yang berilmu, ulama wajib untuk dipatuhi segala ucapannya selama yang diucapkannya mengandung nilai kebenaran dan membawa hikmah. Bagi seorang penuntut ilmu, keberadaan seorang ulama sangat penting. Selain sebagai orang yang berilmu, ulama juga ditegaskan sebagai pewaris para nabi. Sebab dengan mengajarkan ilmu pengetahuan, seorang ulama juga mempunyai peran membimbing atau mengarahkan dan membina Kedua, Kecintaan Syeh Nawawi terhadap ilmu pengetahuan dan khususnya pengetahuan agama, membawanya untuk menampilkan pemikiran pendidikan yang menekankan pada pentingnya menuntut ilmu. Ketiga, tentang nilai penting ilmu agama. Hal ini penting untuk diejawantahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Penting karena kecenderungan saat ini generasi muda lebih bangga dengan sistem nilai yang datang dari Barat dibandingkan dengan nilai-nilai luhur Islam. Pendidikan yang dimuati dengan nilai-nilai Islam akan mewujudkan manusia yang luhur budi serta akhlaknya. Kaitannya dengan sistem pembelajaran menurut beliau adalah dengan tadarruj (bertahap) yaitu memulainya dengan materi yang dasar dan mudah, karena menurut beliau hal ini bisa menumbuhkan minat

10

belajar sehingga memotivasi siswa untuk terus mengembangkan ilmunya. Berlanjut lagi penulis mengulas biografi sekolah Yayasan Asy- syukriyah yang bersiri atas kemauan H. Djaman bin H. Risin untuk menformalkan kegiatan pendidikan dilakukan melalui upaya mengirimkan H. Acep Abdul Syukur mengeyam pendidikan agama ke Madinah sekitar tahun 1975. Padahal kala itu jarang sekali masyarakat poris plawad yang berfikir jauh ke depan dalam menyekolahkan anak- anaknya. Tradisi masyarakat kala itu msh sangat sederhana, jangankan untuk menyekolahkan ke luar negeri bahkan untuk sekolah formal saja di Indonesia masih sangat terbatas. Lahirnya yayasan pendidikan ini juga merupakan impian besar dari H. Acep Abdul Syukur dalam merealisasikan dan mengimplentasikan ilmu agama yang didapatnya sepulang dari Madinah. Yayasan pendidikan ini pula didirikan atas keprihatinan beliau atas minimnya lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berkualitas untuk masyarakat Cipondoh dan sekitarnya. Beliau prihatin banyak masyarakat urban (pendatang) yang notabene warga perumahan dengan tingkat ekonomi dan pendidikan tinggi yang menyekolahkan putra-putrinya pada lembaga pendidikan non Islam di Tangerang. H. Acep Abdul Syukur tidak sendirian dalam mengembangkan yayasan, dukungan dari H. Djaman bin H. Risin dan Hj. Amah binti H. Atip sangat kuat, ditambah lagi dengan keluarga besar dan tokoh-tokoh masyarakat bahkan masyarakat sekitar yayasan yang bahu-membahu, bergotong-royong dalam membangun yayasan agar tetap dalam menjalankan kegiatan pendidikan bagi masyarakat sekitar. Konon ceritanya masyarakat membantu membangun dan membiayai pembangunan dengan cara patungan (plerek : mengumpulkan uang seikhlasnya melalui kaleng/kotak sumbangan yang diedarkan ke masyarakat) pada awal-awal berdirinya. Hal ini yang dirasakan sebagai kepedulian sekaligus kekuatan kekeluargaan dan kegotong royongan masyarakat akan pentingnya sarana pendidikan. Yayasan Islam Asy-Syukriyyah Tangerang merupakan sebuah Yayasan yang ada di provinsi Banten yang sejak tahun 1987 terus melakukan upaya-upaya mencerdaskan masyarakat Tangerang dan sekitarnya melalui Pendidikan, Da‟wah Sosial Kemasyarakatan dan Penelitian Pengembangan. Sebagai bagian dari masyarakat Banten, Yayasan Islam Asy-Syukriyyah Tangerang melalui Akte Notaris Rony H. Gunawan SH, Nomor 20 tanggal 14 September 1987, dan menyesuaikan dengan Undang-undang no. 16 tahun 2001 tentang Yayasan maka diubah melalui Akte Notaris Sri Rejeki Soendrio SH, Nomor 5 tanggal 1 Mei 2006, bertanggung jawab dan turut serta 11 berpartisipasi bersama Pemerintah Provinsi Banten untuk melakukan secara konsisten tugas mulia sesuai amanah Undang-undang Dasar 1945. Sesuai dengan jati diri Yayasan bahwa segenap komponen di Yayasan Islam Asy-Syukriyyah Tangerang harus mampu menjadi pandu kebanggaan bagi pemberadaban lingkungan yang humanis. Hal ini mengandung makna bahwa setiap manusia Asy-Syukriyyah harus mampu menjadi pendamping dan pembimbing (pandu), yang keberadaannya ditujukan untuk memberikan makna bagi lingkungan teritorial terkecilnya, berupa upaya untuk mendekatkan lingkungan kepada standar kualitas kemanusiaan kepada masyarakat madani yang diridhai Allah. Dan untuk itu, manusia Asy-Syukriyyah harus terlebih dahulu mampu menjadi prioritas pertama dan utama yang dibanggakan lingkungannya dengan demikian latar belakang yayasan sehingga dengan latar belakang tersebut banyak sekali orang tua yang menginginkan anaknya masuk dalam sekolah Asy-syukriyah baik di tingkat TK, SDIT, MI,SMP, TSNAWIYAH, SMA, DAN STAI. Penulis melakukan penelitian di SDIT Asy-syukriyan yang didalamnya terdapat visi dan misi Menjadi Sekolah Dasar Islam Terbaik dan Terpercaya Dalam Membangun Generasi Islam Teladan yang Berakhlak Mulia dan Berprestasi dan misi sekolah tersebut adalah 1) Menyelanggarakan pendidikan yang mengedepankan nilai – nilai Islami dalam pembentukan karakter, sikap dan prilaku. 2) Mewujudkan semangat berprestasi bagi seluruh warga sekolah. 3) Meningkatkan mutu layanan pendidikan dari sisi kurikulum, program kegiatan, kinerja guru dan staf serta sarana dan prasarana yang representatif. Tentu tidak mudah bagi SDIT Asy-syukriyah dalam menerapkan, mengembangkan sistem pembelajaran yang berorientasi kepada pemikiran pendidikan Syekh Nawawi Al-Bantani. Melihat kenyataan diatas, maka dapat penulis simpulkan konsep pendidikan Syekh Nawawi Al-Bantany dan implementasinya di SDIT Asy-Syukriyah Tangerang terasa sangat menarik, penting dan perlu diteliti. B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah

Berpijak pada latar belakang di atas, serta untuk membatasi penulisan karya ilmiah ini, maka penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Mengungkap corak pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantani

12

2. Posisi Syekh Nawawi Al-Bantani sebagai seorang pendidik yang berjasa dalam dunia pendidikan 3. Pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantani dan kontribusinya bagi kemajuan pendidikan Islam dewasa ini 4. Relevansi pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawi dengan pendidikan zaman modern di Indonesia 5. Implementasi konsep pendidikan Syekh Nawawi Al-Bantani di SDIT As-Syukriyyah

2. Pembatasan Masalah Bedasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka penulis membatasi penelitian ini pada masalah mengenai pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantany dan implementasinya di SDIT Asy- Syukriyah Tangerang

3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah tersebut sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantani? 2. Bagaimana implementasi pemikiran pendidikan Syekh Nawawi Al-Bantany di SDIT Asy-Syukriyah Tangerang? 3. Bagaimana Kontribusi pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantany bagi kemajuan pendidikan Islam?

C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengkaji secara mendalam tentang konsep pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantani 2. Untuk mengkaji Bagaimana Kontribusi pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantani bagi kemajuan pendidikan Islam? 3. Untuk mengkaji pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantani dan implementasinya di SDIT Asy-Syukriyah Tangerang

D. KegunaanPenelitian Adapun hasil yang diperoleh dari aktifitas penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis 13

a. Sebagai sumbangan bagi proses perkembangan keilmuan pendidikan terutamadalam pengembangan konsep pendidikan Islam sehingga dapat memperluas cakrawa lain telektual dibidang pendidikan, baik secara umum maupun pendidikan Islam. b. Memberikan kontribusi pemahaman konsep pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantani. Terhadap pendidikan baik secara umum maupun pendidikan Islam. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini secara praktis dapan memberikan manfaat untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi secara teoritis terhadap masalah-masalah yang ada di masyarakat b. Masukan bagi akademisi atau pesantren dan sekolah untuk dijadikan pertimbangan secara kontekstual dan konseptual operasional dalam merumuskan penerapan pendidikan di sekolah. c. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan bahan acuan pendidikan. d. Sebagai informasi untuk memperkaya khazanah keilmuan yang dapat dibaca dan dikaji oleh khalayak umum khususnya mahasiswa PascasarjanaInstitut Ilmu Al-qur‟an (IIQ) Jakarta serta dapat dijadikan acuan dasar bagi kajian dan penelitian lebih lanjut.

E. Kajian Pustaka Kajian yang dibahas dalam penelitian tesis ini secara spesifik mengkaji tentang konsep pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantani. Meskipun penelitian tokoh-tokoh pendidikan yang menekankan pada pendidikan Islam telah banyak dilakukan, namun studi yang mengkaji pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantani. belum banyak ditemukan. Adapun beberapa karya ilmiah yang membahas tentang Pendidikan Islam penulis menemukan beberapa diantaranya : 1. Zamakhsyari Dhofir dalam disertasinya yang berjudul, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup , mengungkap genealogi intelektual para kiai di Indonesia. Imam Nawawi adalah guru dari para ulama Indonesia yang saat itu belajar di Makkah, dan karya-karyanya dikenal luas di dunia pesantren, bahkan menjadi kajian rutin para . Dalam pembahasan tesis ini lebih membahas tentang pengaruh pemikiran pendidikan Syekh Nawawi dalam pembelajaran di SDIT Asy-Sykriyyah, beda halnya dalam penulisan disertasin Zamakhsyari Dhofir Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, mengungkap genealogi intelektual para kiai di Indonesia.

14

2. Ahmad Asnawi dari IAIN Syarif Hidayatullah menulis disertasi yang berjudul: Pemahaman Syaikh Nawawi tentang Ayat Qadar dan Jabār dalam Tafsir Marāh Labid, Suatu Studi Teologi. Diungkapnya bahwa Imam Nawawi dalam pemikiran teologinya mengajak mukmin untuk berpaham qadariyyah, tidak berpaham jabāriyyah. Persepsi ini berangkat dari pemahaman Imam Nawawi tentang ayat-ayat qadar sebagai ayat-ayat muhkamat, sedangkan ayat- ayat jabar sebagai ayat- ayat mutasyābihat. Yang membedakan dari penelitian tesis ini dengan tesis Ahmad Asnawi adalah fokus bahasan yang berbeda. Dalam pembahasan tesis ini lebih membahas tentang pengaruh pemikiran pendidikan Syekh Nawawi dalam pembelajaran di SDIT Asy-Sykriyyah, beda halnya dalam penulisan disertasi Ahmad Asnawi Pemahaman Syaikh Nawawi tentang Ayat Qadar dan Jabār dalam Tafsir Marāh Labid, Suatu Studi Teologi 3. Sri Naharin dari UIN dengan judul tesis: Pemikiran Tasawuf Imam Nawawi al-Bantani dan M. Shaleh Darat al- Samarani, Telaah atas Kitab Salālīm al- Fudalā‟ dan Minhāj al- Atqiyā‟ ilā Ma‟rifah Hidāyah al-Azkiyā‟ ilā Tarīq al- Auliyā‟. Sebuah studi komparasi dengan tinjauan tasawuf dari dua ulama yang pakar dibidangnya. Tafsir Marāh Labīd karya Imam Nawawi al-Bantani merupakan kitab yang paling banyak dipilih oleh para peneliti, baik dari sisi teologi maupun diperbandingkan dengan kitab tafsir lain. Padahal karyanya begitu banyak dan dalam berbagai cabang ilmu, sehingga menjadi penting untuk meneliti kitab-kitab tersebut -di antaranya Qatr al-Gais- agar pemikirannya dapat diketahui oleh khalayak. Yang membedakan dari penelitian tesis ini dengan tesis Sri Naharin adalah fokus bahasan yang berbeda. Dalam pembahasan tesis ini lebih membahas tentang pengaruh pemikiran pendidikan Syekh Nawawi dalam pembelajaran di SDIT Asy-Sykriyyah, beda halnya dalam penulisan tesis Sri Naharin yang fokus bahasannya mengenai Pemikiran Tasawuf Imam Nawawi al-Bantani dan M. Shaleh Darat al-Samarani, Telaah atas Kitab Salālīm al- Fudalā‟ dan Minhāj al-Atqiyā‟ ilā Ma‟rifah Hidāyah al-Azkiyā‟ ilā Tarīq al- Auliyā‟ 4. Understanding Jews and Cristians in the Qur‟anic Comementary of Syekh Nawawi Banten (1813-1897). Thesis karya Asep Muhammad Iqbal bisa membantu memberikan informasi tentang Syekh Nawawi, karena didalammya banyak membahas tentang riwayat perjalanan hidup Syekh Nawawi. 5. Karya Abd. Rahman yang tertulis dalam Studi Islamika berjudul Nawawi al-Bantani, An Intellectual Master of the Pesantren Tradition menerangkan tentang biografi dan perjalanan hidup serta pendidikan 15

Syekh Nawawi al-Bantani. Tulisan tersebut dapat membantu dalam pembahasan yang ada dalam bab IV. 6. Selain itu, Tesis yang ditulis oleh Muhammad Hanafi, S.Ag yang berjudul Pemikiran Kalam Imam Nawawi al-Bantani dalam Kitab Qatr al- Gais (1230-1314 H/1815-1897 M) Tahqiq dan Dirasah, program studi Agama dan Filsafat Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2010. Thesis ini menjelaskan tentang empat hal yang bermuatan teologis yang merujuk pada pemahaman Syekh Nawawi al-Bantani yang terdapat pada kitab Qatr al-Gais. Yang membedakan dari penelitian tesis ini dengan tesis Muhammad Hanafi adalah fokus bahasan yang berbeda. Dalam pembahasan tesis ini lebih membahas tentang pengaruh pemikiran pendidikan Syekh Nawawi dalam pembelajaran di SDIT Asy-Sykriyyah, beda halnya dalam penulisan tesis Muhammad Hanafi yang fokus bahasannya mengenai pemikiran kalam Syekh Nawawi dalam Kitab Qatr al- Gais. 7. Karya Siregar Maragustam, 2007 Pemikiran Pendidikan Syeikh Nawawi Al-Bantani menerangkan tentang pemikiran pendidikan Syekh Nawawi al- Bantani. Tulisan tersebut dapat membantu dalam pembahasan yang ada dalam bab 1 dan IV. Berdasarkan penelusuran terhadap buku-buku tentang Syekh Nawawi Al-Bantany tersebut di atas menunjukkan belum adanya tulisan, kajian atau penelitian secara spesifik tentang konsep dan Etika pendidikan Islam menurut Syekh Nawawi Al-Bantany. Oleh karenanya, penelitian ini merupakan sesuatu yang baru sehingga diharapkan dapat mengisi kekosongan tersebut atau dapat melengkapi kekurangan yang sudah ada.

F. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, ditinjau dari segi sumber merupakan penelitian kepustakaan (library reaseach) yang bertujuan untuk mengungkap pemikiran pendidikan khususnya mengenai pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantani dengan menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian kualitatif ini bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, di samping itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan metode induktif analisis. Metode penelitian yang digunakan dengan beberapa pendekatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Objek Penelitian Penelitian tentang pandangan seorang tokoh, berarti melakukan penelusuran terhadap data yang berbentuk konsep-konsep yang terformulasi dalam berbagai bentuk tulisan, yakni menelaah

16

karya Imam Nawawi dan tulisan-tulisan lain sebagai sumber rujukan terutama yang berkaitan dengan metode pembelajaran menurut Imam Nawawi. 2. Sumber Data a. Data primer Data primer dalam penelitian ini meliputi antara lain : 1) Al- Muqoddimah, 2). Konsep pendidikan Imam Nawawi : relevansinya dengan pendidikan Islam masa kini. Dengan demikian buku tersebut di atas merupakan sumber data primer dalam penelitian. b. Data sekunder Data sekunder dalam penelitian ini di peroleh dari karya-karya tulis yang berkaitan dengan kajian pendidikan Islam Imam Nawawi yang dapat menjadi sumber sekunder dalam penelitian ini. 3. Tehnik Pengumpulan Data Data-data primer dan data-data sekunder dalam penelitian dikumpulkan dan dihimpun baik dari karya Imam Nawawi mengenai pendidikan Islam dan dari beberapa karya orang lain yang membahas tentang pendidikan Islam untuk melengkapi penelitian ini sepenuhnya merupakan penelitian pustaka yaitu suatu aktifitas penelitian yang berfokus kepada data-data tersebut berada diperpustakaan atau ditempat lain. Setelah ditelusuri dari berbagai literature yang merupakan data- data primer dan sekunder tersebut, penulis kemudian berusaha mendeskripsikannya secara detail dan berusaha memahami pandangan Imam Nawawi mengenai pendidikan Islam. 4. Tehnik Penulisan Untuk menghindari kesalahan dalam penulisan dan memudahkan pemahaman terhadap tulisan ini, penulis menggunakan sistem penulisan yang berpedoman pada buku” Panduan Penulisan Proposal Tesis dan Tesis Studi Agama Islam Program Pascasarjana Magister (S2) Institut Ilmu Al-qur‟an (IIQ) Jakarta

G. Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab saling berhubungan satu sama lain: Bab I : Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Berisi tinjauan umum tentang konsep pendidikan Islam. Pembahasan ini meliputi, Pengertian Pendidik, Peserta Didik, Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran 17

Bab III: Berisi tinjauan umum tentang Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Sampel dan Sumber Data, Sumber dan Jenis Data, Tehnik Pengumpulan Data, Pengecekan dan Keabsahan Data, Teknis Analisis Data Bab IV: Menjelaskan tentang analisis a) Profil Tentang SDIT Asy-syukriyah Tangerang, b). Biografi Imam Nawawi Al- Bantany latar belakang keluarga, masa pendidikan dan pengalaman, latar belakang sosial politik, karya-karyanya, guru-guru c). Konsep Pendidikan Syekh Nawawi Al- Bantani d). Implementasi Pemikiran pendidikan Imam Nawawi , Tujuan Pendidikan di SDIT Asy-syukriyah, Peserta Didik dan Tenaga KePendidikan, Metode Mengajar di SDIT Asy-syukriyah Bab V : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Saran- saran Penulis dan Rekomendasi

18

19

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan di SDIT Asy-Syukriyyah Tangerang terdapat beberapa kesimpulan yaitu: 1. Dari pemaparan di atas, dapatlah diketahui bahwa ketokohan Syekh. Nawawi Al-Bantani dikalangan masyarakat dan organisasi Islam tradisional bukan saja sangat sentral tetapi juga menjadi tipe utama seorang pemimpin, sebagaimana diketahui dalam sejarah pendidikan tradisional, khususnya di Banten. Hakekat pendidikan dan pengajaran dalam Islam menurut Syekh Nawawi mencakup term ta’lim, tarbiyah dan ta’dib. Sedangkan tujuan memperoleh ilmu (tujuan pendidikan) ialah mardatillah dan memperoleh kehidupan ukhrawiyah, memberantas kebodohan, memajukan Islam, melestarikan Islam dengan kaidah-kaidah ilmu serta sebagai perwujudan dari rasa syukur karena diberi akal dan tubuh yang sehat. 2. Implementasi pemikiran pendidikan islam Syekh Nawawi Al- Bantani di SDIT Asy-Syukriyyah Tangerang tidak tercantum dalam kurikulum sekolah namun di formatkan di kegiatan belajar mengajar dan di formatkan keseluruh kegiatan-kegiatan sekolah(hidden kurikulum) meskipun begitu SDIT Asy-Syukriyyah tetap mengadopsi nilai-nilai pemikiran pendidikan islam Syekh Nawawi Al-Bantani dalam proses belajar mengajar san seluruh kegiatannya. Adapun nilai-nilai pemikiran pendidikan islam Syekh Nawawi Al- Bantani yang di terapkan di SDIT Asy-Syukriyyah dalam hidden kurikulum yaitu, Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Syekh Nawawi dengan pemikiran pendidikannya telah banyak memberikan konseptualisasi pendidikan Islam hingga saat sekarang ini. Pemikiran pendidikannya masih relevan diaplikasikan baik yang menyangkut nilai-nilai dasar maupun aktivitas-aktivitas pendidikan Islam dalam masyarakat Indonesia yang religius dan majemuk.

3. Kontribusi pemikiran pendidikan Islam Syekh Nawawi Al-Bantany bagi kemajuan pendidikan Islam ,Ajaran yang beliau ajarkan dan kembangkan adalah ajaran yang sudah dipejarinya dari guru dan ayahnya yaknin NU(Nahdatul ulama), beliau kontribusinya sangat besar untuk indonesia, ketika beliau sedang dimekkah beliau sangat khawatir akan ajaran agama ulama terdahulu dirusak oleh para pendatang dan kaum awam yang dateng, kemudian karena kekhawatiran beliau yang sangat besar terhadap warga indonesia

151

152

maka beliau mengarang kitab fiqih yang mangacu kepada mazhab syafi’i yang beliau namakan kitab tersebut yakni nihayatul zein. Pendekatan yang beliau terapkan dalam berdakwah yakni dengan pendekatan tasauf yaitu dengan kasih sayang tidak membedakan , suku, bangsa, dan agama, olah karena itu dengan dakwah beliau yang seperti itu banyak yang terketuk hatinya dengan sendirinya untuk masuk islam tanpa ada paksaan dari siapapun. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai konsep pemikiran pendidikan Syekh Nawawi Al-Bantani, sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pendidikan khususnya pendidikan islam, dan dapat lebih melihat dan menilai bahwa ilmu yang lebih penting adalah berakhlak karimah dan berakhlak qur’ani, maka saran-saran dapat diberikan penulis dalam tesis ini adalah: 1. Kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer di sekolah perlu merencanakan dan membuat kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan pendidikan islam peserta didik dan pendidik, dengan cara membekali dan mendorong tiap guru untuk memperhatikan aspek emosional pada saat memberikan pelajaran dengan aspek keagamaan. 2. Guru mesti menjadikan aspek keagamaan sebagai salah satu aspek prioritas dalam pembelajaran. Dalam menyampaikan meteri pembelajaran terapkan materi yang menurut peserta didik itu mudah kemudian lanjut kepada materi yang sedang dan sulit, agar materi pembelajaran mudah di mengerti oleh peserta didik, dan sebelum mengajar usahakan perhatikan materi, kebutuhan dan kemampuan peserta didik agar tidak salah dalam menggunakan metode pembelajaran. 3. Orang tua adalah pihak yang paling mengharapkan anaknya mendapatkan hasil positif dari pendidikan di sekolah. Orang tua hendaknya melihat hasil pendidikan secara komprehensif, tidak hanya nilai yang tertera dalam rapor maupun peringkat yang diperoleh anak, namun juga perlu melihat perubahan tingkah laku anak berupa kegiatan sehari-hari anak, baik dalam karakter berbicara, bertingkah laku, dan lebih penting perhatikan ibadah anak sewaktu dirumah baik sholat maupun membaca Al-Qur’annya. DAFTAR PUSTAKA Aat Syafaat & Sohari Sahrani, 2008 Peranan Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Pers, Abd. Mujid dalam Ramayulis, 2004 Psikologi Agama, Kalam Mulia, Jakarta Abdul Aziz, Hamka. Dr., Aziz, M.Si. 2012. Karakter Guru Profesional. Jakarta Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Cet. Ke-2 Bandung : Remaja Rosdakarya, 2012 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2008 Ilmu Pendidikan Islam, 2008 Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, 2010, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Kencana Prenada Media Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta : Prenada Media, 2001 Abdullah, M. Amin, Falsafah Kalam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995. Abdurrahman an-Nahlawi, 1989 Usul al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibiha fi al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtama’ Beirut: Dar al-Fikr, Abudin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam Bandung : Angkasa, 2003 Agustian Ari Ginanjar, 2001 Emotional Spiritual Quotient : Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, Arga, Jakarta, Aksin Muhamad. Falsafah Kalam, Bandung: Pustaka. 1995. Al-Bantani, Nawawi. 2002. Nashoihul Ibad. terj. Drs. I. Solihin. Jakarta: Pustaka Amani. Al-Gazali, 1966. Ihya` ‘Ulum ad-Din,Terj. Maisir Thaib dan A. Thaher Hamidy Medan: Pustaka Indonesia, Al-Ghazali, 1994 Mi’raj as-Salikhin, al-saqafat al-islamiyat, kairo, Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, 2005 Fisafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, Arifin H. Muzayyin, 1987 Kapita selekta Umum dan Agama, Semarang: CV. Toha Putra, Baharuddin & Moh. Makin, Pendidikan Humanistik Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2009 Bandingkan dengan Afnibar, 2005 Memahami Profesi dan Kinerja Guru, Jakarta: The Minangkabau Foundation, Bugin M.Burhan, 2011 penelitian kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu sosial lainnya, Jakarta,;Kencana, Prenada Media Group, Dahlan, Chaidar. Sejarah Pujangga Islam: Syekh Nawawi al-Bantani. Jakarta: CV. Sarana Utama, 1987. Daradjat Zakiah, 2004 Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

153

154

Departemen Agama RI, 2007 Al-Qur`an dan Terjemahnya, Bandung: CV Diponegoro, Departemen Agama RI. 2006. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya. Bandung: Syamil. Departemen Pendidikan Nasional, 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Departemen Pendidikan Nasional, 2009 Teasaurus Alfabetis, jakarta: Mizan Dhofier, Zamakhsyari Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai, (Jakarta: Penerbit LP3ES, 1985. Djamarah, Syaiful Bahri, 2000 Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta Drs. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati, 2006, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, E. Mulyasa, 2010 Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Eri Hendro Kusuma, “pendidikan karakter di era globalisasi”, dalam (jurnal pendidikan dan kebudayaan.vol 20 No 2 juni 2014 Fahmi, M. Ulul, Ulama Besar Indonesia: Biografi dan Karyanya, Kendal: Pustaka Amanah, 2008. Faisal, Sanafiah 1990 Penelitian Kualitatif, Dasar-dasar dan Aplikasi, Malang: YA, Fauzan, dan Suwito. Sejarah Para Tokoh Pemikiran Pendidikan. Bandung: Angkasa, 2003. Golmen Daniel, 1999 Kecerdasan Emosional Edisi Terjemahan Gramediya, Jakarta Gunawan, Heri.Pendidikan Karakter Konsep dan Impementasi.Bandung : Alfabeta, 2012 Hamalik Oemar, 2002 Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, Hamid, Shalahudin, Drs., M.A., dan Drs Iskandar Ahza, M.A. 100 Tokoh Islam 2003. Jakarta: Lantabora Press Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah), Lembaga Hidup dalam dalam Samsul Nizar Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Islam Jakarta: Kencana, 2008 Hasan, Muhammad Tholhah. 2005. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lantabora Press. Hasan, Muhammad Tholhah. 2005. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia.Jakarta: Lantabora Press. 155

Hasan, Muhammad Tholhah. tt. Pendidikan Islam Sebagai Upaya Sadar Penyelamatan dan Pengembangan Fitrah Manusia. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Hasbullah, 2005 Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Hawari, Dadang, Prof. Dr., H. 1998. Al-Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan HR. Ahmad dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu) [~Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no.45 Ibrahim dan Nana Syaodih, 1996 Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Iqbal, Asep Muhamad, Yahudi dan Nasrani dalam Al-Qur’an, Jakarta: Teraju, 2004. j. Moleong Lexy, 2002 MetodePenelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Jakub, Ismail, T.H. M.A., S.h. 1963. Terjemah Ihya Ulumudin, Jakarta. Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. Jakarta Raja Grafindo Persada. John M. Echols dan Hassan Shadily, 1992 Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: PT Gramedia, Jurnal pendidikan islam IAI Qomaruddin Gresik, Vol. 2 No.1 juni 2015 Jurnal pendidikan islam IAI Sunan Gunung Jati, Vol. 2 No.1 Agustus 2014 Jurnal pendidikan islam IAIN Sunan kalijaga, Vol. 1 No.1 juni 2012 Jurnal pendidikan islam IAIN Sunan Gunung Jati, Vol. 2 No.1 Juli 2013 Jurnal pendidikan islam IAIN Sunan kalijaga, Vol. 2 No.1 Desember 2013 Jurnal Profetika, Vol. 2 No.3 juni 2015 Jurnal Studi Islam,UMS Vol. 16 No.1 juni 2015 Jurnal Tajdida Vol. 2 No.1 Desember 2015 Kiai Muhammad Syafi‟i Hadzami. 2006. Majmu’ah Tsalâtsa Kutub Mufîdah. Jakarta, Langgulung Hasan, 1996 Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Citra, Langgulung, Hasan. Manusia dan Peradaban, Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Al-Husna Zikra, 1995.Maktabah al- Arba‟in. M. Arifin, 1991 Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Bumi Aksara, M. Ulul Fahmi Humanisme Religius sebagai Paradigma Islam. Yogyakarta: Gama Media. Martin Murtadhim, S.M., Jiwa. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa. 2009 Mas‟ud, Abdurrahman, Dari Haramain ke Nusantara: Jejak Intelektual Arsitek Pesantren, Jakarta: Kencana, 2006. Mas‟ud, Abdurrahman. 2002. Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, Mawardi Prima. 156

Miller, John, P. 2002. Cerdas di Kelas Sekolah Kepribadian. Terj: Dr. Abdul Munir Mulkan. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Moh. Uzer Usman, dan Lilis Setiawati, 2000. Upaya Optimalisasi Kegiatan belajar mengajar, remaja rosdakarya, Bandung Mohammad Irfan dan Mastuki, Teologi Pendidikan Tauhid sebagai Paradigma Pendidikan Islam Jakarta : Friska Agung Insani, 2000 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003. Mulyasa, Dr., E., M.Pdi. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mursi Muhammad Munir, 1982 At-Tarbiyat al-Islamiyah: Usuluha wa Tatwiruha fi al-Bilad al-’Arabiyah, Kairo: „Alam al-Kutub, Naharin, Sri. 2006. Pemikiran Tasawuf Imam Nawawi al-Bantani dan M Sholeh Darat al-Samarani. Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Nana Sudjana dan ibrahim, 2001 Penelitian dan Penelitian Pendidikan, Bandung, Sinar Baru Algesindo, Nasution dkk (ed.), Harun, Ensiklopedi Islam di Indonesia, Jakarta: Dirjen Binbaga PT Agama Islam, 1987. Nasution, 2002 Metodologi Research Penelitian ilmiah(Jakarta:Bumi Aksara, Nata Abudddin, 2012 Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Nata Abudin, 1997 Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, Nazarudin, 2007 Manajemen Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, 2012 Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Ar- Ruz Media, Poerwadarminta WJS, 1996 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Purwanto Ngalim, 1993 Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Rahman Fazlur, 1982 Islam dan Modernitas Tentang Transformasi Intelektual. Yogyakarta: Gama Media Rahman, Fazlur.1982. Islam dan Modernitas Tentang Transformasi Intelektual. Terj. Aksin Muhamad. Bandung: Pustaka Ramayulis & Samsul Nizar, sebagaimana dalam Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan Karakter Bandung : Alfabeta, 2013 Ramayulis dan Samsul Nizar, 2009 Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 157

Ramayulis, 2004 Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, Ramayulis, 2005 Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, Ramli, Rafiuddin. Sejarah Hidup dan Silsilah Syekh Nawawi. Banten : Yayasan Nawawi, 1399 H. Roestiyah N.K, 1989 Didaktik Metodik, Jakarta: Bina Aksara, S Margono, 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, Sabri Alisuf, 1999 Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, Shihab M. Quraish, 2002 Tafsir al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, Siddik Dja‟far, 2006 Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Cita Pustaka Media, Siregar Maragustam, 2007 Pemikiran Pendidikan Syeikh Nawawi Al-Bantani Yogyakarta: Datamedia Slameto, ,1991 proses belajar mengajar dalam system kredit semester (sks) Jakarta:Bumi Aksara Solihin, M. dan Rosihun Anwar, Ilmu Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2008. Steenbrink, Kareel A. Beberapa Aspek Tentang Islam Abad ke-19. Jakarta : Bulan Bintang, 1984 Sugiono, 2010 Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Bandung ;Alfabeta, Sugiyono, 2015 Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, Sukadi, 2006 Guru Powerful Guru Masa Depan, Bandung: Kolbu Sukmadinata Nana Syaodih, 2008 Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Sulaiman bin al-Asy‟ats Syidad bin „Amru al-Azdiy Abu Daud al- Sajastaniy, 1305 Sunan Abi Daud,Juz 11 India: Mathba‟ Naul Kisywar, Sumardi, Mulyanto 1997 Pengajaran Bahasa Asing, Jakarta: Bulan Bintang, Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008 Supriono Widodo, 1996 Filsafat Manusia dalam Islam, Reformasi Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Belajar, Yogyakarta, Suwito dan Fauzan, 2003 Sejarah Para Tokoh Pemikiran Pendidikan Bandung:Angkasa, Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularisme, terjemahan Khalif Muammar et al Bandung : Institut pemikiran Islam dan Pembangunan Insan, 2010 Syekh Nawawi al-Jawi, Syarh Marâq Al-‘Ubûdiyah, Indonesia: Al- Haramain, t.th. 158

Syukur Fatah . 2011 Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrarasah. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, Syukur, Fatah, NC, Dr., H., M.Ag. 2011. Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrarasah. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1998 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Uhbiyati Nur, 2001 Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta,. Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), (UU RI No. 20 Th. 2003), Jakarta: Sinar Grafika Usiono, 2011 Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan, Medan: Perdana Publishing, Yunus Mahmud, 1974 Metode Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Al- Hidayah, Yunus Mahmud, 2007, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : PT Mahmud Yunus Wa Dzuriyyah, Zuhairini, 1983 Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Usaha Nasional Zuriah Nurul, 2007 metodologi penelitiansosial dan pendidikan teori aplikasi, Jakarta, PT. Bumi Aksara,

MISKAH Dilahirkan di Tangerang pada tanggal 02 November 1992. Merupakan anak dari pasangan Bapak H.Muslan dan Ibu Hj.Asnah. Penulis adalah Anak ke-9 dari 9 bersaudara. Saat ini penulis bertempat tinggal di Jl. KH. Mursan No. 49 Rt 003/005 Kelurahan Belendung Kecamatan Benda Tangerang. Telah menyelesaikan Pendidikan Formal di MI Al-Mujahidin Pada Tahun 1998 Sampai Tahun 2004. Menyelesaikan Pendidikan di MTs Negeri Babakan Sirna pada Tahun 2004 Sampai Tahun 2007. Menyelesaikan Pendidikan di Madrasah Aliyah Negri Leuwiliang Bogor Pada Tahun 2007 Sampai Tahun 2010. Kemudian Melanjutkan ke Perguruan Tinggi di IIQ(Institut Ilmu Al-Qur’an ) Jakarta Pada Tahun 2011 sampai 2015, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Program Studi Tarbiyah PAI. Alhmdullih selama bermula menincakkan kaki di IIQ banyak banget pelajaran pengalaman yang penulis peroleh, di IIQ lah penulis mengenal yang namanya MTQ, karena para dosen banyak yang menjadi juri pada ajang MTQ tersebut, dan keinginan penulis sejak di iiq adalah ingin menambah ilmu keagamaan seperti dibidang tafsir, tilawah, qiro’at dan lain-lainnya, dan ingin lebih ahli dalam merangkai kata yang akan dituangkan dalam karya tulisnya yang berbentuk buku, yang akan menjadi ladang amal penulis ketika sudah tidak ada dibumi Allah. .

INSTITUT ILMU AL.QUR'AN JAKARTA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER (S2) STUDI ILN,TU AGAMA ISLAM kFn Dirien Pendidikan lslam No 4077 Tahun 2014 r"r"t r"aii"'i a:iilH-PT Nomor : 463/SK/BAN-PTi Akred/M/xl 2014

Jakarta, 7 Agustus 2017

Kepada Yth. Nomor c.046.VII/PP S-PA1lv 1l1l 20 | 7 Baotk Kuserin, S.Hi Lamp. : Kepalu SeLohh SDIT Asy-Sytrkriyyah LIal Mohon Dota dan Infornto;i Di Taugerang

lVh s a l rntur' al a ikufit ll/r. tl s AL- MAGISTER (S2) INSTITUT ILMU Direktur PROGRAM PASCASARJANA menerangkan bahrva: QUR'AN flIQ) JAKARTA' Nama : MISKAii 't]'L : Tangerang, 02 November 1992

N I i"-l :215810144

Al-Qur'an (tIQ) l'tograrrr Pascasarjana Institrrt Ilmr'r Aclalah benar mahasisrva al

kelcngkapan penelitian tersebut' ucapkan terimakasih' Demikian atas kerjasamanya' kami LYb' Was salaamu' ala ikunt W'r'

*/;' Irr"ir".

Mrnif SttratlraPutra' MA ) 4 SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) ASY.SYUKRIYYAH Jr KH Hasyim AshariKM 3 P6ns PEwad tndah - Cipohdoh Kol6 TanOera.q t5lal A5STgt26O

SURAT KETERANGAN Nonror : 001/SDIT/YI AlYll2011

Yang bertanda tangan tlibawah ini, kepala SDIT Asy-Syukriyyah:

Nama : Kusedn S.HI

Jabatan : Kepala Sekolah

Alamat Madrasah : JI.KH. Hasyirn Ashari Krn 3 Poris Plawad

Indah Cipondoh Tangerang Banten 15141 .

Menerangkan dengan sesuangguhnya bahwa:

Nama : Miskah

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 2 November 192

NIM : 2 158 10144

Program studi : PAI Tarbiyah

Nama tersebut di atas benar telah rnelakukan penelitian di SDIT Asy-Syukrilryah mulai tanggal 23 April 2017 sarnpai 2 Agustus 20i7. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Tangerang, I I Agustus 2017 Kepala SDIT Asy-Syukrilyah,

Kuserin, SH.I. HASIL WAWANCARA A. hasil wawancara dengan keturunan ke 8 Syekh Nawawi Al-Bantani dari pihak ibu beliau

Nama Narasumber : K.H. Maimun Alie MA. Jabatan : Pendiri dan Pemimpin Pondok Pesantran Subulussalam Kresek Tangerang Hari/Tanggal : Sabtu, 23 September 2017 Jam : 09.10- 13.30

1. Pertanyaan : Bagaimana menurut ustadz menilai sosok ulama krismatik Syekh Nawawi Al-Bantani dan pemikiran pendidikan apa yang sudah beliau berikan untuk ummat? Jawaban : Syekh nawawi al-bantani adalah sosok ulama besar yang sangat krismatik, beliau adalah orang asli banten yang lahir ditanara, yang sejak kecil sudah ketahuan pintar dan kecerdasannya beliau, ketika kecil beliau ingin pesantren, ayahnya beliau kyai umar menanam pohon kelapa, ayahnya berkata” kamu jangan pulang sebelum pohon kelapa ini tumbuh menjadi besar dan berbuah. Kurang lebih 5tahun, maka dengan kurung 5 tahun beliau sudah banyak mendapatkan ilmu diantaranya ilmu nahwu shorof, tafsir dan lain-lainnya, kemudian ketika umur 15 tahun beliau pergi belajar kemekkah yang pada saat itu kondisi indonesia sedang dijajah oleh belanda, akan tetapi beliau menuntut ilmu kemekkah bukan untuk menghidari penjajahan akan tetapi beliau merasa tidak aman menuntut ilmu di indonesia yang banyak gentaran senjata. Kemuduan beliau selama dimekkah beliau banyak mensyarah kitab diantaranya kitab tafsir yang berjudul marah labi, yang beliau syarahkan menjadi kitab tafisr munir, setelah selesai mensyarah kitab tafsir munir tersebut beliau ajukan kepada ulama mekkah, dan ketika membaca karya beliau ulama mekkah sangat kagum dengan karya beliau kemudian beliau diundang oleh ulama mekkah untuk datang kekediamannya, akan tetapi ketika beliau datang kesana beliau diantarkan oleh seorang temannya yang ganteng tinggi bersih, kemudian sampai ulama mekkah salah tebak yang dikiranya syekh nawawi itu adalah orang yang tinggi bersih, akan tetapi beliau yang aslinya orang banten beliau kecil dan berkulit coklat sawo, kemudian ketika ulama mekkah mengetahui kalau yang bernama syekh nawawi itu adalah orang yang kecil dan hitam, maka semakin bertambah kagum dan takjubnya para ulama mekkah tersebut, ditambah karyanya beliau yang sangat bagus dan langka dimana dalam kitab tafsir tersebut ada keistimewaan nilai huruf yang beliau tambahkan tanggal, bulan dan tahun kitab tersebut ditulis dengan tersususn rapih, kemudian beliau diberi gelar sayyidu ulama hijaz. 2. Pertanyaan : Apa sajakah Pemikiran pendidikan yang beliau tuangkan untuk masyarakat banten? Jawaban : Ajaran yang beliau ajarkan dan kembangkan adalah ajaran yang sudah dipejarinya dari guru dan ayahnya yaknin NU(Nahdatul ulama), beliau kontribusinya sangat besar untuk indonesia, ketika beliau sedang dimekkah beliau sangat khawatir akan ajaran agama ulama terdahulu dirusak oleh para pendatang dan kaum awam yang dateng, kemudian karena kekhawatiran beliau yang sangat besar terhadap warga indonesia maka beliau mengarang kitab fiqih yang mangacu kepada mazhab syafi‟i yang beliau namakan kitab tersebut yakni nihayatul zein, Pendekatan yang beliau terapkan dalam berdakwah yakni dengan pendekatan tasauf yaitu dengan kasih sayang tidak membedakan adat, suku, bangsa, dan agama, olah karena itu dengan dakwah beliau yang seperti itu banyak yang terketuk hatinya dengan sendirinya untuk masuk islam tanpa ada paksaan dari siapapun. Dan bisa kita ambil sample zaman dahulu nenk moyang kita beragama hindu budha, dan sangat senang bermain golek, maka para ulama berdakwah melalui bermain golek tersebut dimana didalamnya dimasukkan tasauf dalam berdakwah, yang dahalu disebut adat mereka dengan skaten yang artinya syahadatain. Maka kekhawatiran beliau yang sejak beliau dimekkah sekarang sudah benar adanya, aliran-aliran yang keluar dari ajaran para ulama terdahulu dan bahkan ajaran yang menyalahkan ajaran para ulama terdahulu sudah tersebar meluas dinegara indonesia yang disebut dengan (Atta‟ayun assilmi/ gangguan sosial agama), dimana ajaran tersebut awal mulanya dari para pemuda yang belajar ditimur tengah seperti dimekkah dan madinah dan mereka sebelum pergi belajar kemekkah dan madinah tidak mempunyai bekal ilmu agama yang kuat dan tidak mempunyai keimanan yang kuat maka ketika belajar disana mereka menelan mentah-mentah ajaran yang biasa diajarkan dimekkah dan madinah, kemudian setelah pulang ke indonesia ajaran yang biasa diajarkan dimekkah dan madinah mereka terapkan dan mengajak orang-orang di sekitar mereka dengan tidak memperhatikan ajaran yang sudah lama ditanamkan dan diajarkan oleh para ulama terdahulu bahkan dari sebagian mereka tidak banyak yang mengatakan ajaran para ulama terdahulu itu salah, contohnya mereka mengatakan berziarah kubur, tahlilah untuk orang yang sudah meninggal, membaca sholawat, bertawassuhul kepara ulama itu bid‟ah dan hukumnya haram. 3. Pertanyaan : Apasajakah ciri khas pemikiran beliau? Jawaban : Pemikiran beliau yang sangat besar adalah karangan-karangan kitab beliau atas kekhawatiran beliau terhadap ajaran yang akan merusak ajaran agama yang sudah diajarkan oleh para ulama terdahulu. Sebagaimana kitabnya beliau yang berjudul nashoihul ibad dan kasyafatul kulub dimana dalam kitab tersebut diterangkan agar kita mentadaburi nasihat para ulama, dan dari zaman dahulu para ulama tidak mangajarkan adanya perdebatan ketika ada perbedaan pendapat diantara kita, akan tetapi ketika ada permasalahan atau pendapat yang berbeda agar bermusyawarah danb bersidkusi agar menemukan kata mufakat sebagaimana dalam firman-Nya dalam surah alimron ayat 159

               

                

   Artinya:” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(Q.S Alimron {3}159) Kita harus bangga dengan adanya kiber dunia yakni syekh nawawi albantani maka kita harus mempelajari dan menteladani beliau, dimana beliau mengkaji pelajaran dengan mendahulukan hati, yakni hati yang bersih dan suci dari segala dosa, contohnya dengan mendawamkan wudhu dan puasa sunnah Beliau mengatakan mengedepankan kecerdasan speritual baru diiringi dengan kecerdasan intelektual mangapa demikian karena agar tidak mengedepankan emosi dalam setiap menghadapi permasalahan yang terjadi, dan mengedepankan hati. Akan tetapi zaman sekarang banyak para korupsi yang dilakukan oleh orang-orang pintar karena mereka lebih mengedepankan kecerdasan intelektual dibanding kecerdasan spiritualnya, dalam berpikir dan berpendapat lebih mengedepankan nafsunya dan kurang amaliyahnya, dan harokah syultoniyyah dan harokah robbaniyyahnya rendah. Para ulama terdahulu selalu mengadakan perkumpulan ketika banyak terjadi permasalahan agama diindonesia dan dikenal dengan bastul masail Karomah yang ada pada diri syekh nawawi al-abantani diantaranya: 1. Beliau adalah sosok orang yang alim selalu dawam wudhu dan puasa sunnah, kemanapun beliau pergi selalu membawa tongkat, beliau menuntut ilmu itu dengan berjalan kaki karena pada saat itu sangat jarang kendaraan, pada suatu ketika beliau sedang dalam perjalanan ingin menuntut ilmu pergi kerumah gurunya beliau kellahan dan beliau istirahat disebuah gubuk dan beliau tertidur, dan ternyata beliau itu tidur di lidah ular yang sedang terbuka mulutnya, mulut ular tersebut tidak akan tertutup sebalum syekh nawawi bangun dari tidurnya, setelah beliau bangun dari tidurnya dan ularpun pergi begitu saja, karomah yang demikian tersebut sesuai dengan perkataan nabi yakni “kalau orang dalam keadaan tidak berwudhu jika ada ular menyengatmu jangan lah kau salahkan ular itu maka salahkan lah dirimu” 2. Pada suatu ketika beliau sedang dalam perjalanan menuntut ilmu beliau lelah dan beristirahat kemudian hati beliau menggebu-gebu untuk menulis sebuah kitab akann tetapi keadaan saat itu gelap gulita kemudian beliau berdo‟a kepada Allah untuk dikeluarkan cahaya dari jari beliau, kemudian keluarlah cahaca dari jari beliau ada juga sebagian pendapat dari jari beliau keluar khiber (tinta) 3. Pada saat masa penjajahan di indonesia, dan beliau sedang ada dimekkah beliau bolak balik mekkah-indonesia dengan waktu yang sangat singkat, bisa dikatakan karomah tersebut yakni („ilmu mukasyafah:melihat dibelakang tabir) Semua karomah yang dimiliki beliau tidak keluar dari ketaqwaan beliau kepada Allah SWT yang sangat tinggi.

HASIL WAWANCARA A. hasil wawancara dengan keturunan ke 8 Syekh Nawawi Al-Bantani dari pihak ibu beliau

Nama Narasumber : K.H. Muhammad Thobary Syadzily. MA. Jabatan : Pendiri dan Pemimpin Pondok Pesantran Al-Husna Tangerang Hari/Tanggal : Kamis, 21 September 2017 Jam : 09.10- 13.30 1. Pertanyaan : Bagaimana menurut ustadz menilai sosok ulama krismatik Syekh Nawawi Al-Bantani dan pemikiran pendidikan apa yang sudah beliau berikan untuk ummat? Jawaban : Syekh Nawawi Al-Bantani adalah sosok ulama yang alim dan krismatik beliau tidak pernah terputus berpuasa dan dawam dalam wudhu, beliau menuntut ilmu nengan tekad juhud kepada Allah SWT. Sejak kecil beliau belajar kepada ayahnya yakni syekh Umar, dan beliau menuntut ilmu ke daerah purwakarta kepada syekh Yusuf bahlawi dan ke lombok kepada syekh Abdul Ghani, dan ketika umur 15 tahun beliau sudah pergi kemekkah untuk menuntut ilmu, karena pada saat itu kondisi indonesia sedang masa penjajahan dan beliau merasa tidak tenang untuk menntut ilmu dinegaranya sendiri, karena beliau sejakkecil sudah terlihat kepintaran dan kecerdasannya, dan beliau sangat giat dalam menuntut ilmu kemudian beliau pergi kemakkah dengan tekad agar negara indonesia tidak tergoyah imannya dengan masuknya ajaran-ajaran yang masuk. Syekh Nawawi Al-Bantani mempunyai istri 2 yang pertama adalah Nasima, seorang jawa, dan Hamdara. Dari isteri pertama Syeikh Nawawi mempunyai tiga anak perempuan Ruqayyah, Nafisah, dan Maryam. Sedangkan dari isteri yang kedua mempunyai satu anak perempuan yakni Zahro.1 2. Pertanyaan : Apa sajakah Pemikiran pendidikan yang beliau tuangkan untuk masyarakat banten? Jawaban :Beliau sangat kuat NU (nahdathul ulama) atau yang sekarang dikenal dengan nama aswaja Yang menurut beliau aswaja itu dari hasil juhudnya, barang siapa yang dalam menuntut ilmu harus ada 3 pegangan yakni: fiqih, tauhid dan tasauf 1. Fiqih yakni dimana kita beribadah harus mempelajari fiqih dan berpegang kepada 5 mazhab

1Asep Muhammad Iqbal, Yahudi dan Nasrani dalam Al-Qur’an Hubungan antar agama menurut Syeikh Nawawi Banten (Bandung: Teraju PT MizanPublika, 2004), hlm. 49. 2. Tauhid yakni harus bertumpuk kepada Rububiyyah yang bertauhidnya kepada tauhid Asy‟ariyyah danma‟turidiyyah 3. Tasauf harus berpedoman kepada tasauf Imam Ghozali, Siapa orang yang sedikit ilmunya akan tetapi dia mempunya 4 perkara maka dia akan senantiasa menjadi orang yang selalu bersyukur 4 perkara tersebut diantaranya adalah : a. alilmu‟(orang yang berilmu tp tidak emosi) sebagaimana diterangkan dalam surah al-furqon ayat 25

          Artinya:”Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah Malaikat bergelombang- gelombang.(Q.S Al-Furqon 25)

b. rendah hati(tidak sombong) baik kepada muslim dan non muslim c. assakhoh(dermawan) d. husnul khuluq(kebaikan hati) Keterangan tersebut ada didalam kitab syarahnya kitab ihya ulumuddin jilid 7 hal 325 terbitat libanon 3. Pertanyaan : Apasajakah ciri khas pemikiran beliau? Jawaban :Sebagaimana karya-karya beliau yang sangat banyak yang semua karya beliau tidak luput dari dasar ke khawatiran beliau terhadap bangsa indonesia agar tidak terpengaruh oleh ajaran yang keluar dari pemikiran para ulama terdahulu, dimana karangan beliau tidak keluar dari pemikiran Imam Syafi‟i. beliau dengan ilmu yang berpegang kepada 3 tersebut beliau beribadah dengan khusu dan mendapatkan karomah, dari semua itu beliau lakukan dengan mujahadah yakni dengan puasa sunnah tidak pernah terputus dan selalu dawam wudhu, beliau tidak mengisi waktu dengan mengarang kitab dan perbuatan yang sangat bermanfaat. Maka dengan itu hendaklah bagi para muslim musliamah harus menuntut ilmu dengan berpegang kepada 3 perkara tersebut. Dengan cara kita melakukan ibadah dan melaksanankan ajaran sesuai dengan yang diajarkan oleh para ulama terdahulu sebagaimana hadits syarah alhikam Syukur itu terbagi 3: a. syukur bil lisan(bersyukur dengan lisan) bersyukur kepada manusia dengan lisan yakni dengan ucapan contohnya”alhmdulillah saya bisa pergi haji” sebagaimana sesuai dengan firman Allah dalam surah adh- dhuha ayat 11

     Artinya:” dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.(Q.S Adh-Dhuha:11) b. asysyukru bil arkan(mengarahkan badab untuk beribadah kepada Allah) contohnya dengan tahlilan, Ziarah kubur, c. asysyukru bilginan awil qolbi (bersyukur dengan hati) yakni dengan cara meyakinkan hati bahwa nikmat itu datang dari Allah. Sebagaimana dikatakan dalam firman Allah yakni orang-orang yang dirindui syurga adalah orang yang pandai bersyukuur yang sesuai dengan firman Allah surah al- ayat 32

          Artinya:”Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari Ketakwaan hati(Q.S Al-Hajj 32). Kenapa ciri aswaja itu ada 3 fiqih, tauhid dan tasauf kenapa tidak diambil dari al-qur‟an dan hadits jawabannya adalah yang 3 itu adalah di ambil dari al-qur‟an dan hadits dan fiqih tauhid dn tasauf itu sebagai penjelas dari ayat-ayat yang masih mutasyabihat. Karomah-karomah beliau yang hanya akan dimiliki hanya orang- orang yang tinggi ketakwaannya kepada Allah 1. Beliau mempunyai karomah kebenaran adanya yakni Beliau adalah sosok orang yang alim selalu dawam wudhu dan puasa sunnah, kemanapun beliau pergi selalu membawa tongkat, beliau menuntut ilmu itu dengan berjalan kaki karena pada saat itu sangat jarang kendaraan, pada suatu ketika beliau sedang dalam perjalanan ingin menuntut ilmu pergi kerumah gurunya al- asoban(surabaya) beliau kelelahan dan beliau melihat ada sebuah gubuk bersinar dan ada tikar beliau tertidur diatas tikar akan tetapi ternyata beliau itu tidur di lidah ular yang sedang terbuka mulutnya, mulut ular tersebut tidak akan tertutup sebalum syekh nawawi bangun dari tidurnya, setelah beliau bangun dari tidurnya dan ularpun pergi begitu saja 2. Karomah yang lain yakni ketika beliau belajar dipurwakarta ke syekh yusuf beliau di karuniai mukasyafah, pada suatu hari beliau sedang ngaji dan menerjemahkan kitab beliau seluruh yang diartikan gurunya beliau terjemahkan artinya,dan temannya beliau berkata katanya pintar tapi arti yang mudah aja masih ditulis artinya kemudian karena gurunya mempunyai karomah mukasyafah (keahlian bathin) lalu syekh yusuf berkata sekarang kita belajar menerjemahkan kitab melalui bathin karena kesamaan karomah syekh nawawi dan gurunya syekh yusuf yang mempunya karomah mukasyafah tersebut, lalu teman-temannya beliau sangat kebingungan karena mereka ngaji bathin. 3. Kemudian kyai usman bin yahya, ada sebuah masjid kemudian syekh nawawi sholat disana, kemudian syekh nawawi sholat dengan menyerong, lalu syekh nawawi mengatakan kalau kiblat yang benar itu adalah dengan menyerong kekiri, awalnya syekh usman tidak percaya kemudia kata syekh nawawi memperlihatkan kita liat kiblat kita yang menganut ke ka‟bah kemudian syekh nawawi memperlihatkan telunjuknya yang didalam telunjuknya ada ka‟bah maka syekh usman percaya dan sangat kagum kemudian beliau dipeluk oleh syekh usman.

HASIL WAWANCARA A. hasil wawancara dengan muridnya Hasyim Asy’ari yang beliau adalah murid dari Syekh Nawawi Al-Bantani

Nama Narasumber : Dr.H Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., SH.MH Jabatan : Pendiri dan Pemimpin Pondok Pesantran Al-Falah Tangerang, Banten Hari/Tanggal : Selasa, 19 September 2017 Jam : 09.10- 13.30 1. Pertanyaan : Bagaimana menurut ustadz menilai sosok ulama krismatik Syekh Nawawi Al-Bantani dan pemikiran pendidikan apa yang sudah beliau berikan untuk ummat? Jawaban :Semenjak kecil beliau memang terkenal cerdas. Otaknya dengan mudah menyerap pelajaran yang telah diberikan ayahnya sejak umur 5 tahun. Pertanyaanpertanyaan kritisnya sering membuat ayahnya bingung. Melihat potensi yang begitu besar pada putranya, pada usia 8 tahun sang ayah mengirimkannya keberbagai pesantren di Jawa. Beliau mula-mula mendapat bimbingan langsung dari ayahnya, kemudian berguru kapada Kyai Sahal, Banten; setelah itu mengaji kepada Kyai Yusuf, Purwakarta. Di usia beliau yang belum lagi mencapai 15 tahun, Syaikh Nawawi telah mengajar banyak orang. Sampai kemudian karena karamahnya yang telah mengkilap sebelia itu, beliau mencari tempat di pinggir pantai agar lebih leluasa mengajar murid-muridnya yang kian hari bertambah banyak. Pada usia 15 tahun beliau menunaikan haji dan berguru kepada sejumlah ulama terkenal di Mekah, seperti Syaikh Khâtib al-Sambasi, Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni, „Abdul Hamîd Daghestani, Syaikh Ahmad Nahrawi, Syaikh Ahmad Dimyati, Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, Syaikh Muhammad Khatib Hambali, dan Syaikh Junaid Al-Betawi. Tapi guru yang paling berpengaruh adalah Syaikh Sayyid Ahmad Nahrawi, Syaikh Junaid Al-Betawi dan Syaikh Ahmad Dimyati, ulama terkemuka di Mekah. Lewat ketiga Syaikh inilah karakter beliau terbentuk. Selain itu juga ada dua ulama lain yang berperan besar mengubah alam pikirannya, yaitu Syaikh Muhammad Khâtib dan Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, ulama besar di Medinah. Tiga tahun lamanya Nawawi menggali ilmu dari ulama-ulama Mekkah. Setelah itu, ia pun kembali ke Indonesia. Lalu, ia mengajar di pesantren ayahnya. Namun di tanah air, ia tidak dapat mengembangkan ilmunya karena saat itu negara Indonesia memang sedang dijajah Belanda. Akhirnya, Nawawi kembali ke Mekkah dan tinggal di daerah Syi‟ab „Ali. Syaikh Nawawi wafat di Mekah pada tanggal 25 syawal 1314 H/ 1897 M. Tapi ada pula yang mencatat tahun wafatnya pada tahun 1316 H/ 1899 M. Makamnya terletak di pekuburan Ma'la di Mekah. Makam beliau bersebelahan dengan makam anak perempuan dari Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq, Asma? binti Abû Bakar al-Siddîq. 2. Pertanyaan : Apa sajakah Pemikiran pendidikan yang beliau tuangkan untuk masyarakat banten? Jawaban :Pemikiran beliau dituangkan dalam berbagai kitab Syekh Nawawi juga giat menulis buku. Ia termasuk penulis yang banyak melahirkan karya. Ia banyak menulis kitab tentang persoalan agama. Paling tidak, 34 karya Syekh Nawawi tercatat dalam Dictionary of Printed Books karya Yusuf. Beberapa kalangan bahkan menyebutkan bahwa Nawawi telah menulis lebih dari 100 judul buku dari berbagai disiplin ilmu. Sebagian karya Syekh Nawawi diterbitkan di Timur Tengah. Dengan karya-karyanya ini, ia ditempatkan sebagai Sayyid Ulama Hijaz hingga kini. Selanjutnya, kitab-kitabnya itu menjadi bagian dari kurikulum pendidikan agama di seluruh pesantren di Indonesia, bahkan di Malaysia, Filipina, Thailand, dan juga di Timur Tengah. Karya-karya besar Nawawi yang gagasan pemikiran pembaharuannya berangkat dari Mesir, sesungguhnya terbagi dalam tujuh kategorisasi bidang; yakni bidang tafsir, tauhid, fiqh, tasawuf, sejarah nabi, bahasa dan retorika. Hampir semua bidang ditulis dalam beberapa kitab kecuali bidang tafsir yang ditulisnya hanya satu kitab. Dari banyaknya karya yang ditulisnya ini dapat jadikan bukti bahwa memang Syeikh Nawawi adalah seorang penulis produktif multidisiplin, beliau banyak mengetahui semua bidang keilmuan Islam. Luasnya wawasan pengetahuan Nawawi yang tersebar membuat kesulitan bagi pengamat untuk menjelajah seluruh pemikirannya secara komprehensif-utuh. Dalam beberapa tulisannya seringkali Nawawi mengaku dirinya sebagai penganut teologi Asy‟ari (al-Asyari al-I’tiqodiy). Karya-karyanya yang banyak dikaji di Indonesia di bidang ini dianranya Fath ai-Majid, Tijan al-Durari, Nur al Dzulam, al-Futuhat al-Madaniyah, al-Tsumar al- Yaniah, Bahjat al-Wasail, Kasyifat as-Suja dan Mirqat al-Su‟ud.

Transkip Wawancara Nama : Ustadz Kusairin S. H.I Jabatan : Kepala Sekolah Hari, Tanggal : Senin, 5 Juni 2017 1. Menurut bapak kriteria yang seperti apa pendidik yang ada di SDIT Asy-Syukriyyah? Pendidk yang di inginkan dan yang akan diciptakan adalah pendidik yang berakhlak baik, berkpribadian baik, sopan, bertanggung jawab karena pendidik adalan tauladan untuk para peserta didik. Baru setelah berkpribadian baik yang kedua berpendidikan yang sesuai akademik yang dia kuasai, sekolah juga mengadakan kajian-kajian agama untuk para pegawai dan pendidik. 2. Bagaimana karakter Peserta didik di SDIT Asy- Syukriyyah?bagaimana cara bapak untuk membentuk karakter qur’ani dalam diri peserta didik? Peserta didik yang di inginkan sekolah adalah peserta didik yang berakhlak baik karena akhlak itu lebih utama dibandingkan akademik peserta didik, tidak hanya disekolah diperhatikan kelakuan para peserta didik, di rumah juga sekolah mengawasi dengan adanya buku mutaba’ah/agenda harian, dimana dibuku tersebut peserta didik diharuskan menulis kegiatan sehari-harinya dari mulai sholat, ngaji, dan belajar. Karena didikan yang bagus ketika kecil akan membawa pembiasaan yang baik dikemudian hari. 3. Pembelajaran apa saja yang dilakukan agar pendidikan islam peserta didik dapat terbentuk sesuai yang diinginkan sekolah? Pembelajaran islam yang diajarkan disekolah dimulai dari membangun kesadaran peserta didik, akan tanggung jawab atas tugas mereka masing-masing, karena dimulai dari tanggung jawab tersebut maka dari situlah anak akan sukses dengan pembiasaan dari sejak sedini mungkin 4. Tujuan pendidikan islam yang seperti apa yang diinginkan sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik? Tujuan pendidikan islam dari pembelajaran yang sudah diajarkan yakni ada tiga poins pertama agar peserta didik bertanggung jawab atas kewajiban dia kepada sang maha pencipta yang kedua atas diri sendiri, peduli dengan sesama manusia. 5. Bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan Materi pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyyah? Materi pembelajaran yang diterapkan di sekolah yakni menyampaikan materi sesuai tingkatan kemampuan peserta didik itu sendiri 6. Bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan Metode pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyyah? Metode yang diterapkan di sekolah disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan, jika pembelajaran yang sedang berlangsung adalah pembelajaran yang sifatnya praktek maka pendidik menggunakan metode demonstrsi, akan tetapi jika materi yang di sampaikan adalah materi sejarah maka metode yang di gunakan adalah metode cerita.

Mengetahui Kepala Sekolah SDIT Asy- Syukriyyah

Kuserin S.H.I

Transkip Wawancara Nama : Ustadzah Kustanti S. pdi Jabatan : Waka Kesiswaan dan Kurikulum Hari, Tanggal : Senin, 5 Juni 2017

1. Menurut ibu kriteria yang seperti apa pendidik yang ada di SDIT Asy- Syukriyyah? Dari awal seleksi penerimaan pendidik, seleksinya yng lebih utama adalah pendidik diwajibkan bisa lancar dalam membaca al-qur’an, dan berakhlak karimah, karena dari itu semua adalah yang lebih penting yang dimiliki pendidik karena pendidik adlah tauladan untuk para peseta didik 2. Bagaimana karakter Peserta didik di SDIT Asy-Syukriyyah? bagaimana cara bapak untuk membentuk karakter qur’ani dalam diri peserta didik? Peserta didik yang di inginkan sekolah yang berakhlak baik, baik ketika disekolha, dirumah dan dimana pun dia berada. 3. Pembelajaran apa saja yang dilakukan agar pendidikan islam peserta didik dapat terbentuk sesuai yang diinginkan sekolah? 4. Pembelajaran islam yang diajarkan disekolah dimulai dari membangun kesadaran peserta didik, akan tanggung jawab atas tugas mereka masing-masing, karena dimulai dari tanggung jawab tersebut maka dari situlah anak akan sukses dengan pembiasaan dari sejak sedini mungkin 5. Tujuan pendidikan islam dari pembelajaran yang sudah diajarkan yakni ada tiga poins pertama agar peserta didik bertanggung jawab atas kewajiban dia kepada sang maha pencipta yang kedua atas diri sendiri, peduli dengan sesama manusia. 6. Bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan Materi pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyyah? Materi pembelajaran yang diterapkan di sekolah yakni menyampaikan materi sesuai tingkatan kemampuan peserta didik itu sendiri 7. Bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan Metode pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyyah? Metode yang diterapkan di sekolah disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan, jika pembelajaran yang sedang berlangsung adalah pembelajaran yang sifatnya praktek maka pendidik menggunakan metode demonstrsi, akan tetapi jika materi yang di sampaikan adalah materi sejarah maka metode yang di gunakan adalah metode cerita.

Mengetahui Waka Kesiswaan dan Kurikulum

Kustanti S.pdi

Transkip Wawancara Nama : Ustadz Siti Mukhlishoh S.pd Jabatan : Guru Kelas Hari, Tanggal : Senin, 5 Juni 2017

1. Menurut ibu kriteria yang seperti apa pendidik yang ada di SDIT Asy- Syukriyyah? Pendidk yang di inginkan dan yang akan diciptakan adalah pendidik yang berakhlak baik, berkpribadian baik, sopan, bertanggung jawab karena pendidik adalan tauladan untuk para peserta didik. Baru setelah berkpribadian baik yang kedua berpendidikan yang sesuai akademik yang dia kuasai, sekolah juga mengadakan kajian-kajian agama untuk para pegawai dan pendidik. 2. Bagaimana karakter Peserta didik di SDIT Asy- Syukriyyah?bagaimana cara bapak untuk membentuk karakter qur’ani dalam diri peserta didik? Peserta didik yang di inginkan sekolah adalah peserta didik yang berakhlak baik karena akhlak itu lebih utama dibandingkan akademik peserta didik, tidak hanya disekolah diperhatikan kelakuan para peserta didik, di rumah juga sekolah mengawasi dengan adanya buku mutaba’ah/agenda harian, dimana dibuku tersebut peserta didik diharuskan menulis kegiatan sehari-harinya dari mulai sholat, ngaji, dan belajar. Karena didikan yang bagus ketika kecil akan membawa pembiasaan yang baik dikemudian hari. 3. Pembelajaran apa saja yang dilakukan agar pendidikan islam peserta didik dapat terbentuk sesuai yang diinginkan sekolah? Pembelajaran islam yang diajarkan disekolah dimulai dari membangun kesadaran peserta didik, akan tanggung jawab atas tugas mereka masing-masing, karena dimulai dari tanggung jawab tersebut maka dari situlah anak akan sukses dengan pembiasaan dari sejak sedini mungkin 4. Tujuan pendidikan islam yang seperti apa yang diinginkan sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik? Tujuan pendidikan islam dari pembelajaran yang sudah diajarkan yakni ada tiga poins pertama agar peserta didik bertanggung jawab atas kewajiban dia kepada sang maha pencipta yang kedua atas diri sendiri, peduli dengan sesama manusia. 5. Bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan Materi pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyyah? Materi pembelajaran yang diterapkan di sekolah yakni menyampaikan materi sesuai tingkatan kemampuan peserta didik itu sendiri 6. Bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan Metode pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyyah? Metode yang diterapkan di sekolah disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan, jika pembelajaran yang sedang berlangsung adalah pembelajaran yang sifatnya praktek maka pendidik menggunakan metode demonstrsi, akan tetapi jika materi yang di sampaikan adalah materi sejarah maka metode yang di gunakan adalah metode cerita.

Mengetahui Guru Kelas

Siti Mukhlishoh

Transkip Wawancara Nama : Ustadzah Nunung S.Pdi Jabatan : Guru PAI Hari, Tanggal : Senin, 5 Juni 2017

1. Menurut ibu kriteria yang seperti apa pendidik yang ada di SDIT Asy- Syukriyyah? Pendidk yang di inginkan dan yang akan diciptakan adalah pendidik yang berakhlak baik, berkpribadian baik, sopan, bertanggung jawab karena pendidik adalan tauladan untuk para peserta didik. Baru setelah berkpribadian baik yang kedua berpendidikan yang sesuai akademik yang dia kuasai, sekolah juga mengadakan kajian-kajian agama untuk para pegawai dan pendidik. 2. Bagaimana karakter Peserta didik di SDIT Asy- Syukriyyah?bagaimana cara bapak untuk membentuk karakter qur’ani dalam diri peserta didik? Peserta didik yang di inginkan sekolah adalah peserta didik yang berakhlak baik karena akhlak itu lebih utama dibandingkan akademik peserta didik, tidak hanya disekolah diperhatikan kelakuan para peserta didik, di rumah juga sekolah mengawasi dengan adanya buku mutaba’ah/agenda harian, dimana dibuku tersebut peserta didik diharuskan menulis kegiatan sehari-harinya dari mulai sholat, ngaji, dan belajar. Karena didikan yang bagus ketika kecil akan membawa pembiasaan yang baik dikemudian hari. 3. Pembelajaran apa saja yang dilakukan agar pendidikan islam peserta didik dapat terbentuk sesuai yang diinginkan sekolah? Pembelajaran islam yang diajarkan disekolah dimulai dari membangun kesadaran peserta didik, akan tanggung jawab atas tugas mereka masing-masing, karena dimulai dari tanggung jawab tersebut maka dari situlah anak akan sukses dengan pembiasaan dari sejak sedini mungkin 4. Tujuan pendidikan islam yang seperti apa yang diinginkan sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik? Tujuan pendidikan islam dari pembelajaran yang sudah diajarkan yakni ada tiga poins pertama agar peserta didik bertanggung jawab atas kewajiban dia kepada sang maha pencipta yang kedua atas diri sendiri, peduli dengan sesama manusia. 5. Bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan Materi pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyyah? Materi pembelajaran yang diterapkan di sekolah yakni menyampaikan materi sesuai tingkatan kemampuan peserta didik itu sendiri 6. Bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan Metode pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyyah? Metode yang diterapkan di sekolah disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan, jika pembelajaran yang sedang berlangsung adalah pembelajaran yang sifatnya praktek maka pendidik menggunakan metode demonstrsi, akan tetapi jika materi yang di sampaikan adalah materi sejarah maka metode yang di gunakan adalah metode cerita.

Mengetahui Guru PAI

Nunung Nurjanah S.pdi

Transkip Wawancara Nama : Ustadzah Yati Duriyati S.Pdi Jabatan : Wali Kelas Hari, Tanggal : Senin, 5 Juni 2017

1. Menurut bapak kriteria yang seperti apa pendidik yang ada di SDIT Asy-Syukriyyah 2. Bagaimana karakter Peserta didik di SDIT Asy- Syukriyyah?bagaimana cara bapak untuk membentuk karakter qur’ani dalam diri peserta didik? 3. Pembelajaran apa saja yang dilakukan agar pendidikan islam peserta didik dapat terbentuk sesuai yang diinginkan sekolah? 4. Tujuan pendidikan islam yang seperti apa yang diinginkan sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik? 5. Bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan Materi pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyyah? 6. Bagaimana cara pendidik dalam menyampaikan Metode pembelajaran di SDIT Asy-Syukriyyah?

Mengetahui Guru Kelas

Yati Duriyat Dekumentasi wawancara dengan kepala sekolah wakasek dan guru bidang PAI

KEGIATAN TEST HAFALAN AL-QUR’AN DAN WISUDA AL-QUR’AN

KEGIATAN PRAMUKA SDIT ASY-SYUKRIYYAH

ORIENTASI SISWA BARU DAN FOTO PARA GURU SDIIT ASY-SYUKRIYYAH

ACARA MUKHOYYAM AL-QUR’AN UNTUK PARA GURU

KEGIATAN MUROJA’AH HAFALAN DAN SHOLAT DHUHA

KEGIATAN UPACARA DAN PENGARAHAN DARI PARA GURU DAN KEPALA SEKOLAH UNTUK PARA SISWA

ACARA MABIT(MALAM BINA INSAN TAQWA)

FOTO STRUKTUR SEKOLAH SDIT ASY-SYUKRIYYAH