Leuit : Wujud Solidaritas Sosial... (Risa Nopianti) 219 LEUIT SI JIMAT: WUJUD SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT DI KASEPUHAN SINARRESMI LEUIT SI JIMAT AS SOCIAL SOLIDARITY COMMUNITY INFRASTRUCTURES IN SINARRESMI TRADITIONAL VILLAGE

Risa Nopianti Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat Jalan Cinambo No.136 Ujungberung – Bandung e-mail: [email protected]

Naskah Diterima: 7 Maret 2016 Naskah Direvisi:7 April 2016 Naskah Disetujui:4 Mei 2016

Abstrak Penelitian ini melihat hubungan antara solidaritas sosial yang terjadi pada masyarakat Kasepuhan Sinarresmi dalam memfungsikan leuit si jimat sebagai lumbung padi sosial, dengan kewenangan pimpinan adat dalam menjaga aturan adat. Aturan terkait pertanian tradisional maupun hasil dari pertanian padi beserta lumbungnya, tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Merujuk pada penelitian sebelumnya yang membahas fungsi leuit pada masyarakat adat, penelitian ini mencoba membahas pada sisi lain, sehingga salah satu fungsi leuit si jimat sebagai lumbung padi komunal dapat lebih terjabarkan. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa terjadinya solidaritas sosial pada masyarakat di Kasepuhan Sinarresmi, tidak hanya muncul sebagai wujud kesetiakawanan dari persamaan status sosial dan keterikatan sebagai warga kasepuhan, tetapi juga didorong oleh adanya sistem kekuasaan pemimpin adat di Kasepuhan Sinarresmi yang bertugas menjaga kelangsungan tradisi dalam leuit si jimat sebagai wujud kongkrit solidaritas sosial.

Kata kunci: leuit, solidaritas sosial, kepemimpinan tradisional.

Abstract Research is trying to see how between solidarity social relations that occur in society of Kasepuhan leuit Sinarresmi in functioning of leuit si jimat (talisman rice container) as social granary, with the authorize of traditional leaders in maintaining the customary rules. The rules related to traditional agriculture in general, and the results of that rice farming and their barn, cannot be separated between each other. Refer to previous studies that are still common in discussed the functions of leuit of the indigenous peoples in particular on Indigenous Unity of south . By using qualitative methods got found that the social solidarity in society in Kasepuhan Sinarresmi in functioning leuit si jimat, not only appears as a manifest of solidarity of the equation social status and engagement as citizens kasepuhan, but also driven by the power system which in this case was conducted by traditional leaders in Kasepuhan Sinarresmi in charge of maintaining the continuity of tradition into leuit si jimat as the concrete manifestation of social solidarity. Keywords: leuit, social solidarity, traditional leadership.

A. PENDAHULUAN masyarakat adat mencakup tiga aspek Masyarakat adat dan pertanian sistem, yaitu sistem biofisik, ekonomi, tradisional merupakan dua objek kajian serta sosial-budaya (Iskandar, 2001: 61). budaya yang tidak dapat terpisahkan. Sistem biofisik termasuk di dalamnya Pertanian tradisional yang dikelola tanah, air, tumbuhan dan binatang; sistem ekonomi seperti produksi, distribusi, dan 220 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 219 - 234 konsumsi; sedangkan aspek sosial budaya Sistem pertanian huma (ladang) meliputi tata nilai dan praktik sosial. merupakan sistem pertanian pertama yang Secara umum sistem pertanian tradisional dikenal oleh masyarakat Jawa Barat, dan dapat dibedakan menjadi sistem pertanian hingga kini masih dipertahankan oleh ladang berpindah (huma) dan sistem beberapa komunitas adat, seperti komu- pertanian menetap. Sistem pertanian nitas adat Baduy, dan beberapa komunitas ladang berpindah merupakan perkem- kasepuhan di Banten Kidul. Praktik bangan peradaban masyarakat berburu dan perladangan berpindah (ngahuma) memi- meramu. Cara hidup nomaden memung- liki kaitan erat dengan keberadaan kawa- kinkan mereka mengembangkan sistem san hutan. Ladang huma biasanya dibentuk pertanian ladang berpindah sebagai upaya dengan membuka lahan hutan (Iskandar adaptasi terhadap lingkungan tempat dan Iskandar, 2011: 56), serta menggu- mereka tinggal. Sementara itu sistem nakan sistem pengairan tadah hujan. pertanian menetap dianggap sebagai ting- Ladang huma biasanya ditanami padi tadah kat evolusi tertinggi dalam perkembangan hujan, atau jenis tanaman musiman lainnya masyarakat agraris (Soemarwoto, 1994: dan pemakaiannya hanya semusim atau 266). dua musim kemudian akan ditinggalkan Perkembangan sistem pertanian dari bila tidak subur lagi. Secara reguler tahapan terendah hingga tertinggi, secara perladangan huma berpindah tempat dari umum merupakan upaya adaptasi satu hutan ke hutan lainnya pada kurun masyarakat bersangkutan terhadap kondisi waktu tertentu untuk menjaga tingkat alam dan lingkungannya. Adaptasi diarti- kesuburan tanah. kan sebagai usaha manusia untuk menye- Kemudian pada kira-kira tahun 1750 suaikan diri terhadap lingkungan tertentu orang Jawa Tengah memperkenalkan dalam mendayagunakan sumber daya sawah (Iskandar dan Iskandar, 2011: 37), untuk menanggulangi masalahnya sehingga sistem perladangan huma sedikit (Adimihardja, 1992: 11). Proses adaptasi demi sedikit mulai ditinggalkan dan mulai tersebut pada akhirnya melahirkan sebuah beralih pada sistem sawah yang sifatnya strategi yang dikembangkan manusia untuk menetap. bertahan di tengah lingkungan alamnya Sampai saat ini petani merupakan yang disebut strategi adaptasi. Menurut profesi utama masyarakat Sunda, dan Bennet yang dikutip dari Adimiharjdja pertanian sawah merupakan areal garapan (1992: 10), bahwa strategi adaptasi adalah utama mereka dalam bertani. Pada masa proses adaptasi antara manusia dengan awal terbentuknya sistem pertanian sawah, lingkungan alam, di mana manusia masyarakat Sunda masih memegang tradisi mengembangkan tingkah laku yang sesuai bahwa mereka bertani tidak untuk mencari dengan tatanan lingkungan. untung, karena itu ada peribahasa “petani Proses adaptasi antara manusia tinggal senang, pedagang tinggal utang”. dengan lingkungannya juga terjadi pada Mereka bertani hanya supaya cukup makan masyarakat Sunda. Sama halnya dengan dan pakaian (Mustafa, 2010: 104). sistem pertanian di daerah lain, pada Lain halnya dengan pertanian sawah masyarakat Sunda juga dikenal dua sistem modern yang umum digarap oleh sebagian pertanian bercocok tanam, yaitu sistem besar masyarakat saat ini, yang lebih perladangan berpindah (huma) dan sistem menitikberatkan pada peningkatan hasil sawah. Kedua sistem pertanian itu pada produksi pertanian melalui sistem awalnya berkembang dari hutan yang intensifikasi pertanian1. Hal tersebut diubah manusia dengan menggunakan teknologi (Iskandar dan Iskandar, 2011: 1 Intensifikasi pertanian atau Revolusi Hijau di 40). dimulai sejak tahun 1960-an. Revolusi Hijau sebenarnya mengacu pada program intensifikasi pertanian tanaman Leuit : Wujud Solidaritas Sosial... (Risa Nopianti) 221 menyebabkan pertanian menjadi objek memuliakan padi kepada Sanghyang Sri, komersialisasi ekonomi, sehingga banyak konsep leuit juga digunakan untuk petani yang bermodal kecil dirugikan oleh menjaga ketahanan pangan masyarakat mereka yang memiliki modal lebih besar. adat yang hanya melaksanakan panen raya Nilai ekonomis yang tersemat pada satu tahun sekali. Lamanya rentang waktu sistem pertanian sawah yang banyak antara satu panen ke panen selanjutnya, digarap oleh masyarakat saat ini menyebabkan masyarakat adat tidak berdampak pada terjadinya perubahan pola menjual hasil panennya, melainkan cukup penggarapan sawah. Untuk tetap menjaga menyimpannya saja di dalam leuit sebagai kesuburan tanah diberi asupan pupuk dan bekal kebutuhan sehari-hari. pestisida. Peralatan pertanian yang tadinya Permasalahannya bahwa alam hanya menggunakan kapak, baliung, terkadang kurang bersahabat pada waktu- parang, kored dan alat tugal, berubah waktu tertentu, manakala terjadi kemarau menggunakan alat yang lebih modern, yang berkepanjangan (paceklik) terkadang seperti cangkul, bajak, traktor, dan sabit ada saja anggota masyarakat yang (Iskandar dan Iskandar, 2011: 42). Hal ini kekurangan stok padi di dalam leuitnya jelas meningkatkan biaya produksi yang sehingga mereka harus meminjamnya. akhirnya berimbas pada nilai jual gabah. Keberadaan leuit si jimat yang merupakan Konsep komersialisasi ekonomi jenis leuit bersama dianggap mampu pertanian inilah yang ditolak secara menanggulangi masalah-masalah dasar langsung oleh masyarakat adat khususnya kebutuhan manusia yang bersifat mende- di Kasepuhan Sinarresmi. Selain memang sak untuk dibantu. Konsep saling memban- masyarakat adat secara turun temurun tu inilah yang menjadi keunikan tersendiri menganggap tabu atau pantang mengko- dari keberadaan leuit komunal di mersialkan hasil pertanian khususnya padi, Kasepuhan Sinarresmi. mereka juga beranggapan bahwa dengan Penelitian mengenai fungsi leuit tidak memperjualbelikan hasil panen padi- telah banyak dilakukan oleh para peneliti nya, kehidupan mereka akan senantiasa bidang kebudayaan. Beberapa hasil sejahtera, cukup pangan cukup makan. penelitian yang telah ada di antaranya: Sebuah pengharapan yang sederhana yang Nina Merlina (2003) mengenai Fungsi lahir dari masyarakat yang masih Leuit bagi Masyarakat Desa Cidikit, sederhana. Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak; Berawal dari pemikiran inilah Rosyadi dan kawan-kawan (2005) kemudian dibangun leuit sebagai rumah mengenai Peranan Leuit dalam Kehidupan padi hasil panen. Selain sebagai tempat masyarakat Kasepuhan Cisungsang di Desa Cisungsang, Kecamatan Cibeber, pangan khususnya pertanian padi. Di Indonesia Kabupaten Lebak Banten, serta Yuzar sendiri sebenarnya program intensifikasi sudah Purnama dan kawan-kawan (2012) mulai dicoba pada waktu sebelum Indonesia mengenai Fungsi Leuit pada Masyarakat merdeka pada tahun 1937. Tujuan program ini Kasepuhan Cicarucub Banten. adalah untuk meningkatkan produksi tanaman Nina Merlina pada penelitian padi yang untungnya juga peningkatan tersebut mengenai leuit di Kasepuhan Cidikit dapat diusahakan tanpa mengubah struktur menyatakan bahwa leuit merupakan sosial pedesaan. Pikiran dasarnya adalah warisan budaya leluhur yang masih produksi padi harus naik, sedangkan soal berguna dan dimanfaatkan oleh warga pembagian hasil pada gilirannya akan diatur oleh kekuatan atau mekanisme pasar sendiri. Cidikit, hingga saat ini baik bentuk Dikutip dari http://www.omtani.com/2015/ maupun fungsinya belum berubah, 03/program-intensifikasi-pertanian-revolusi- sehingga perlu dilestarikan. Sedangkan hijau.html, diakses 2 Februari 2016 pukul penelitian leuit oleh Rosyadi dan kawan- 10.45 WIB. kawan di Kasepuhan Cisungsang

222 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 219 - 234 menyimpulkan bahwa leuit mempunyai “Qualitaive research is an inquiry fungsi sosial, ekonomi, dan budaya. Fungsi process of understanding based on sosial leuit adalah sebagai penyedia bahan distinct methodological traditions of pangan pada saat warga membutuhkan inquiry that explore a social or human bantuan stok pangan, fungsi ekonomi leuit problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes karena padi yang disimpan di dalam leuit words, report detailed views of bisa dijual pada saat mereka membutuhkan information, and conducts the study in uang, fungsi budaya sebagai media utama a natural setting”. bagi berlangsungnya aktivitas ritual adat. Adapun pengumpulan data dilaku- Penelitian Yuzar Purnama dan kawan- kan melalui teknik observasi dan wawan- kawan mengenai leuit di Cicarucub cara terfokus baik secara individu maupun menemukan fungsi utama leuit adalah kelompok. Pada bagian analisis data2 tempat penyimpanan gabah, leuit juga dilakukan proses pelacakan dan pengaturan berperan ketika masyarakat mengalami secara sistematis dimulai dari transkrip masa paceklik atau kekurangan pangan. wawancara, catatan lapangan dan bahan- Kemudian apa yang membedakan bahan lain, sehingga dapat ditafsirkan dan kajian mengenai penelitian ini dengan disajikan secara sistematis. penelitian sebelumnya? Penelitian ini fokus terhadap fungsi leuit si jimat atau di 1. Pendekatan Teoritis beberapa tempat disebut juga leuit a. Solidaritas Sosial kasatuan atau leuit komunal, yang Konsep solidaritas sosial terdiri atas notabene merupakan leuit adat yang dua kata yaitu solidaritas dan sosial. dimiliki bersama-sama oleh seluruh Solidaritas sosial dapat diartikan sebagai masyarakat di Kasepuhan Sinarresmi, sebuah kondisi yang ada pada suatu sehingga fungsinya akan sedikit banyak kelompok, yang dibentuk oleh kepentingan memiliki perbedaan karena penulis bersama (Saifullah, 2015: 22). melihatnya dari sisi pembentukan solida- Gagasan utama mengenai solidaritas ritas sosial masyarakat yang kemung- sosial pertama kali dikembangkan oleh kinannya dipengaruhi oleh faktor kekua- Emile Durkheim dalam bukunya “The saan terhadap keberadaan leuit si jimat. Division of Labour in Society”. Durkheim Bagaimana solidaritas sosial itu dibentuk melihat bahwa setiap kelompok masya- kemudian diwujudkan, serta faktor apa rakat memerlukan solidaritas. Durkheim yang melatarbelakangi terjadinya solida- berpendapat bahwa masyarakat dapat ritas sosial tersebut menjadi fokus pada dibedakan dengan cara bagaimana mereka penelitian ini. mencapai keteraturan. Pada masyarakat sederhana disatukan oleh kesamaan B. METODE PENELITIAN antaranggota, sedangkan masyarakat kom- Penelitian ini menggunakan pleks disatukan oleh perbedaan sosial pendekatan metodologis kualitatif, yang (Scott, 2011: 268). disajikan dalam uraian yang bersifat Menurut Durkheim bahwa solida- deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan ritas sosial adalah suatu keadaan yang penelitian yang digunakan untuk menye- menunjuk pada suatu keadaan hubungan lidiki, menemukan, menggambarkan, dan antara individu dan atau kelompok yang menjelaskan kualitas atau keistimewaan didasarkan pada perasaan moral dan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan 2 Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah melalui pendekatan kuantitatif (Saryono, kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, 2010: 1). Sementara menurut Creswell mengelompokkan, memberi kode atau tanda, (dalam Herdiansyah, 2010: 8), menyebut- dan mengkategorikannya sehingga diperoleh kan: suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Leuit : Wujud Solidaritas Sosial... (Risa Nopianti) 223 kepercayaan yang dianut bersama yang solidaritas organik didasarkan pada hukum diperkuat oleh pengalaman emosional dan akal. bersama (Jones, 2009: 123). Pemikiran Durkheim mengenai Kemudian Durkheim membedakan solidaritas sosial lebih mengacu pada solidaritas sosial menjadi dua tipe utama, fenomena budaya daripada ekonomi, dan yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas solidaritas ini tertanam dalam diri manusia organik. Solidaritas mekanik merupakan melalui religi atau kehidupan duniawi yang suatu tipe solidaritas yang didasarkan atas seimbang, seperti kultus individu (Scott, persamaan. Menurut Durkheim solidaritas 2011: 268). mekanik dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana yang dinamakan b. Kekuasaan dan Wewenang masyarakat segmental. Pada masyarakat Kekuasaan adalah sebuah fenomena seperti ini belum terdapat pembagian kerja seseorang atau sekelompok orang yang yang berarti. Dengan demikian tidak memiliki kekuatan atau kemampuan untuk terdapat saling kebergantungan antara mengatur atau memerintah orang atau kelompok berbeda, karena masing-masing kelompok lain yang ada dalam masyarakat. kelompok dapat memenuhi kebutuhannya Adapun wewenang diartikan sebagai sendiri dan masing-masing kelompok pun kekuasaan yang melekat pada diri sese- terpisah satu dengan yang lain. Tipe orang atau sekelompok orang yang telah solidaritas yang didasarkan atas kepercaya- mendapat dukungan dari masyarakat yang an dan setia kawan ini diikat oleh apa yang dikuasainya (Setiadi dan Kolip, 2011 : oleh Durkheim dinamakan conscience 745-746). collective yaitu suatu sistem kepercayaan Menurut Mc. Iver bahwa faktor dan perasaan yang menyebar merata pada penyebab seseorang dapat menguasai semua anggota masyarakat. pihak lain adalah karena adanya mitos dan Menurut James (2006: 56) ciri-ciri hukum. Mitos merupakan kepercayaan masyarakat dengan solidaritas mekanik yang mengandung nilai dan gagasan yang ditandai oleh adanya kesadaran kolektif, dimiliki manusia untuk memerintah hidup dimana mereka mempunyai kesadaran mereka (1980: 12). untuk hormat pada ketaatan karena nilai- Adapun sumber-sumber kekuasaan nilai keagamaan yang masih tinggi, dapat diperoleh dari: militer/polisi, menandai masyarakat yang masih sederha- ekonomi, politik, hukum, tradisi, ideologi, na, tinggal tersebar, dapat menjalankan dan discovery power (Soekanto, 2013: peran yang diperankan orang lain, 232). Lebih khusus kekuasaan yang pembagian kerja belum berkembang, diperoleh dari tradisi turun temurun hukuman bersifat represif sehingga mem- digunakan untuk melanggengkan sistem perkuat hubungan di antara mereka. kepercayaan dan nilai-nilai yang telah Sementara solidaritas sosial organik dipercayai oleh pemegang kekuasaan dan dapat ditemukan pada masyarakat dengan pengikutnya. masing-masing anggotanya tidak lagi dapat Unsur-unsur kekuasaan dapat dilihat memenuhi semua kebutuhannya sendiri dengan adanya rasa takut, rasa cinta, melainkan ditandai oleh saling kebergan- kepercayaan, dan pemujaan. Dalam sistem tungan yang besar dengan orang atau pemujaan orang yang berkuasa mempunyai kelompok lain. Solidaritas organik meru- dasar pemujaan dari orang-orang lain, pakan suatu sistem terpadu yang terdiri sehingga segala tindakan penguasa atas bagian yang saling bergantung laksana dibenarkan atau dianggap benar. bagian suatu organisme biologi. Berbeda Adapun saluran kekuasaan dapat dengan solidaritas mekanik yang didasar- dijalankan melalui saluran militer, saluran kan pada hati nurani kolektif maka ekonomi, saluran politik, saluran tradi- sional. Melalui saluran ini penguasa 224 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 219 - 234

menyesuaikan dengan tradisi yang ada di dalam suatu masyarakat yang dikuasainya, Kepemimpinan dan saluran ideologi. Sementara wewenang dapat dibeda- kan ke dalam tiga bagian, yaitu :

Wewenang kharismatik, merupakan Solidaritas Leuit wewenang yang didasarkan pada sosial kharisma atau kemampuan khusus yang ada pada diri seseorang. Wewenang tradisional, dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang yang Masyarakat sudah lama sekali mempunyai kekuasaan dalam suatu masyarakat Aturan tertentu. Kepatuhan

Wewenang rasional, merupakan wewenang yang didasarkan pada 3. Hipotesis sistem hukum yang berlaku. Solidaritas sosial yang terbentuk pada masyarakat di Kasepuhan Sinarresmi

2. Kerangka Pemikiran dalam memfungsikan leuit si jimat sebagai Sistem pelapisan sosial yang bersifat sebuah lumbung padi sosial dapat terjadi tertutup pada masyarakat Kasepuhan karena adanya dorongan dari atas berupa Sinarresmi, merupakan modal penting bagi sistem kekuasaan tradisional yang menjadi pemimpin adat (Abah) untuk landasan dari semua aturan adat yang ada melanggengkan kekuasaannya secara turun di Kasepuhan Sinarresmi. Abah sebagai temurun. Sesuai dengan konsep pemimpin adat di Kasepuhan Sinarresmi kepemimpinan tradisional yang memiliki kewenangan tersendiri yang mengutamakan pemujaan sebagai alat bersifat tradisional dan kharismatik untuk utama berjalannya pemerintahan maka mengatur tata kehidupan sosial, agama, solidaritas sosial yang terbentuk dalam politik, dan budaya masyarakatnya pemanfaatan leuit dapat ditafsirkan sebagai sehingga setiap titah, ucapan dan perkataan bentuk terjadinya solidaritas mekanik. sepuh merupakan sebuah kewajiban yang Solidaritas mekanik ini terjadi ketika harus dipatuhi. anggota masyarakat merasa saling percaya dan memiliki rasa kesetiakawanan yang C. HASIL DAN BAHASAN tinggi yang menyebar merata pada seluruh 1. Gambaran Umum Desa Sinarresmi lapisan sosial. Selain itu solidaritas juga Kasepuhan merupakan sebuah terbentuk karena adanya dorongan dari komunitas adat yang secara geografis penguasa untuk berbuat demikian berada di sekitar wilayah Taman Nasional berdasarkan aturan adat yang telah ada Salak Halimun. Pengertian komunitas adat sejak dulu dan masih dipatuhi oleh merujuk pada kehidupan sekelompok masyarakat hingga saat ini. orang yang hidup di suatu wilayah tertentu, dan warganya relatif masih kuat

mempertahankan tradisi warisan leluhur

dalam kehidupannya sehari-hari (Rosyadi,

dkk, 2005: 6). Sementara kasepuhan

sendiri menamakan dirinya sebagai warga

kasatuan atau kesatuan, yang menurut

Kusnaka Adimihardja (1992: 4) warga

kasatuan atau kasepuhan menunjukkan

suatu kelompok sosial yang memiliki Leuit : Wujud Solidaritas Sosial... (Risa Nopianti) 225 keseragaman dalam pola perilaku Bangunan-bangunan ini biasanya dibangun kehidupan sosial budaya. Sedangkan dalam satu komplek yang berdekatan sebutan kasepuhan menunjuk pada suatu untuk memudahkan aktivitas adat. sistem kepemimpinan dari suatu komunitas Tata nilai yang dianut oleh di mana semua aktivitas anggotanya komunitas adat Kasepuhan Sinarresmi berdasarkan adat kebiasaan para orang tua bukan hanya terkait aspek sosial-budaya (sepuh atau kolot) (Adimihardja, 1992: 4). semata akan tetapi terintegrasi pula dengan Komunitas adat kasepuhan ini aspek lainnya seperti sistem ekonomi dan memiliki kekhasan tersendiri yang lingkungan hidup. Bertani merupakan mata membedakannya dari kelompok masyara- pencaharian utama masyarakat di kat lainnya, seperti memiliki pimpinan adat Kasepuhan Sinarresmi. Pertanian tradisi- yang disebut Abah, menjadikan pertanian onal yang mereka garap sangat bergantung tradisional sebagai mata pencaharian pada ketersediaan sumber daya air. Oleh utama hidupnya, hidup berkelompok karena itu masyarakat adat sangat menjaga dengan mengindukkan diri kepada satu kelestarian hutan yang merupakan sumber pimpinan adat (Abah), kuat menjalankan air demi keberlangsungan kehidupan tradisi dan amanat leluhur melalui berbagai mereka. ritual dan upacara kepercayaan, memiliki Dalam kelembagaan adat, telah rumah adat sebagai pusat pemerintahan, diatur tugas-tugas yang harus dilaksanakan serta leuit sebagai tempat penyimpanan oleh setiap warga adat kasepuhan untuk padi (media ketahanan pangan). berperan serta menjaga keseimbangan Komunitas adat Kasepuhan ekosistem lingkungan. Ngajaga leuweung Sinarresmi merupakan salah satu dari dengan segala peraturan adat yang melekat sekian banyak komunitas adat yang berada kepadanya merupakan salah satu bentuk di wilayah pegunungan Taman Nasional kepedulian masyarakat adat kasepuhan Salak Halimun. Kasepuhan Sinarresmi dalam menjaga dan melestarikan hutan. secara administratif berada di Desa Yang menarik dari Kasepuhan Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabu- Sinarresmi adalah terkait dengan penja- paten Sukabumi. Terdapat tiga komunitas gaan adat dalam pengelolaan sistem kasepuhan yang berpusat di Desa pertanian padi yang mereka lakukan. Bagi Sirnaresmi, yaitu Kasepuhan Sinarresmi, komunitas adat Kasepuhan Sinarresmi, Kasepuhan Cipta Mulya, dan Kasepuhan bertani bukan hanya sekadar aktivitas Cipta Gelar. ekonomi terkait menanam, memelihara dan Komunitas Adat Kasepuhan memanen. Lebih dari itu, bertani adalah Sinarresmi tergabung ke dalam sebuah bagian dari nafas budaya dan penjagaan organisasi komunitas adat yang bernama adat tradisi leluhur mereka. Oleh karena itu SABAKI (Kesatuan Adat Banten Kidul) sistem pertanian yang diterapkan di bersama beberapa komunitas adat lainnya Kasepuhan Sinarresmi terus dijaga melalui yang tinggal di sekitar Gunung Halimun, aturan adat istiadat dan dipantau secara terutama di wilayah Kabupaten Sukabumi langsung oleh Abah sebagai ketua adat. sebelah barat hingga ke Kabupaten Lebak, Falsafah hidup warga Kasepuhan dan ke utara hingga ke Kabupaten . Sinarresmi dalam mengagungkan padi Kasepuhan Sinarresmi memiliki sebagai sumber kemakmuran dan kesejah- sebuah rumah adat yang dinamakan imah teraan hidup mereka tercermin dalam gede, yang berfungsi sebagai pusat pepatah berikut ini: kegiatan adat dan rumah tinggal abah, juga “buncir leuit loba duit, murah sandang, berfungsi sebagai rumah bagi para tamu murah pangan, teu orot ku dicokot, teu yang datang berkunjung. Selain imah gede guntang ku didahar, saeutik mahi loba juga terdapat bale pertemuan adat dan leuit nyesa”. komunal yang disebut leuit si jimat Artinya, leuit penuh banyak uang, sandang murah, pangan juga murah, 226 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 219 - 234 tidak habis diambil, tidak lapar bidang agama. Sedangkan secara struktural dimakan, sedikit cukup banyak bersisa. kenegaraan Abah dibantu oleh beberapa Lebih jauh diartikan sebagai bentuk orang bawahannya yang mempunyai keberkahan apabila masyarakat senan- jabatan dan fungsinya masing-masing. tiasa menjaga keberadaan sistem Mereka terdiri atas dukun, panghulu, kolot pertanian yang telah diwariskan oleh lembur, tukang moro, tukang paraji, leluhur mereka. Sehingga hasilnya tukang bersih, tukang suguh, tukang dapat dirasakan yaitu padi tidak akan benteng, tukang kemit, tukang goah, pernah habis. tukang sisiuk, dan tukang canoli. Seluruh Sistem pertanian tradisional dengan staf Abah tersebut disebut juga baris kolot pola menetap atau disebut sawah3 atau olot5. merupakan perkembangan dari sistem Menurut Rahmawati (2008: 173), pertanian huma yang awal mulanya keberadaan sekretaris dalam sistem peme- mereka kembangkan, sebagaimana yang rintahan Kasepuhan Adat Sinarresmi relatif saat ini masih dapat ditemui pada baru, yaitu sebagai hasil bentukan Abah komunitas adat tradisional Kanekes. Asep yang ditujukan untuk mengikuti arah Namun sisa-sisanya masih dapat perubahan zaman. Fungsi sekretaris sendiri ditemukan juga pada masyarakat di adalah sebagai orang yang dapat mewakili Kasepuhan Sinarresmi. Hal ini dapat Abah dalam berhubungan dengan dunia dilihat dari masih adanya jenis padi ladang luar. Selain itu dalam sistem pemerintahan atau huma atau tadah hujan, selain padi internal, sekretaris juga berfungsi untuk sawah jenis lokal yang masih mereka mencatat jumlah warga kasepuhan (incu kembangkan4. putu) dan jumlah hasil panen padi yang dihasilkan oleh seluruh warga kasepuhan 2. Sistem Kepemimpinan Tradisional pada saat menjelang upacara . Kasepuhan Sinarresmi Sementara itu kolot lembur ditunjuk Komunitas adat Kasepuhan langsung oleh abah yang bertugas Sinarresmi dipimpin oleh seorang mewakili Abah di masing-masing pimpinan adat yang dipanggil Abah. Abah rendangan6. Menurut Abah Asep saat ini Asep Nugraha nama lengkap dari terdapat sekitar 111 (seratus sebelas) pemimpin adat Kasepuhan Sinarresmi saat rendangan yang ada di Kasepuhan ini, merupakan pimpinan adat kesepuhan Sinarresmi. Kolot lembur juga bertugas yang dapat ditelusuri dari peninggalan mengelola tanah milik Abah yang ada di makam karuhun yang ada di Kasepuhan wilayahnya dengan sistem bagi hasil. Sinarresmi (Rahmawati ddk., 2008: 173). Sebagaimana diucapkan Abah sebagai Beliau merupakan simbol adat kasepuhan berikut: yang dijadikan panutan dan tuntunan oleh “Pami abah tos gaduh leuit seueur, nu seluruh warganya. ngurus teh tiasa kolot lembur. Nu Dalam menjalankan aktivitas mimpin rendangan nyaeta kolot lembur. pemerintahan adat sehari-hari Abah diban- Pami nuju kagok di dieu, tiasa nunjuk tu oleh seorang wakil dan sekretaris. Selain ka hiji lembur pang nutukeun eta beas”. Para pembantu Abah dalam urusan itu, terdapat juga seorang penasihat ahli kerumahtanggaan berjumlah sembilan

3 Sistem pertanian tradisional sawah merupakan adaptasi terhadap daerah bergunung 5 kolot = orang tua; kokolot = tetua. dan bercurah hujan tinggi yang terlanjutkan dan terjamin (Soemarwoto, 1994: 268). 6 Rendangan adalah sekelompok orang yang 4 Padi lokal di Kasepuhan Sinarresmi yang memiliki keyakinan yang sama dengan masih ada sebanyak 50 jenis padi sawah dan pimpinan adat, dengan kata lain rendangan 11 jenis padi huma (ladang). merupakan pengikut sebuah komunitas adat kasepuhan (lihat Rosyadi dkk., 2005: 40). Leuit : Wujud Solidaritas Sosial... (Risa Nopianti) 227 orang, yakni (Rahmawati dkk., 2008: 176) memimpin ritual dan upacara-upacara yang tukang moro, tukang paraji, tukang bersih, ada di Kasepuhan Sinarresmi. tukang suguh, tukang benteng, tukang 3. Nagara, adalah wakil abah dalam kemit, tukang goah, tukang sisiuk, dan menangani masalah kenegaraan, fungsinya tukang canoli. untuk menjembatani kepentingan adat, Dari seluruh struktur kepemimpinan masyarakat dan pemerintahan desa adat di Kasepuhan Sinarresmi, hampir maupun dunia luar. seluruhnya diemban berdasarkan keturun- Sebagai pemimpin Abah diharuskan an, hanya kolot lembur yang ditunjuk melanjutkan pesan dan wasiat dari karuhun secara langsung oleh Abah. Tentunya kepada para incu putu-nya. Selain menjaga dengan kriteria tersendiri sesuai dengan dengan kuat tradisi leluhur khususnya yang diinginkan oleh Abah. dalam melaksanakan sistem pertanian “Aturan karuhun kudu dikeukeuhan, tradisional, Abah juga senantiasa meng- dikukukuhan, dipageuhan. Aturanana ingatkan masyarakat melalui petuah- tilu sapamulu, dua sakarupa, nu hiji petuah bijak yang senantiasa diyakini eta-eta keneh, kudu diterapkeun kana kebenarannya oleh para incu putu-nya. perilaku urang sapopoe. Kedah ngajaga “cing hade dak jaga, cirina urang teh tekad, ucap, perilaku, sara nagara mun geus euweuh leuit bakal timbul mokaha kedah kakaulaan” beurit, mun teu ngukus bakal timbul Artinya aturan leluhur harus dipegang tikus”. dengan kuat. Sebagaimana halnya aturan Artinya berhati-hatilah nak, salah satu ciri tilu sapamulu, dua sakarupa, nu hiji eta- apabila leuit sudah tidak ada maka akan eta keneh harus diterapkan dalam muncul beurit, apabila tidak memberikan kehidupan sehari-hari. Setiap niatan, sesajian maka akan muncul juga tikus. ucapan dan perilaku masyarakat di Kase- Makna dari ungkapan tersebut bahwa puhan Sinarresmi harus selalu terjaga, seluruh masyarakat di Kasepuhan sedangkan sara, nagara, mokaha harus Sinarresmi harus mampu menjaga selalu terlayani dengan baik. keberadaan leuit sebagai warisan leluhur Konsep ini kemudian diejawantah- agar tidak tergeser oleh budaya luar, begitu kan dalam sistem kepemimpinan adat pula berbagai macam ritual yang menyertai tradisional di mana staf ahli bidang agama keberadaan leuit harus dipertahankan. (sara) dan negara dapat melengkapi tugas dan fungsi kasepuhan yang harus 3. Leuit menselaraskan antara sara, nagara dan Sekitar 95% warga Kasepuhan mokaha. Sehingga mereka dapat menjalan- Sinarresmi berprofesi sebagai petani, baik kan fungsinya dalam melengkapi tugas itu petani pemilik maupun petani Abah sebagai pimpinan adat tertinggi penggarap. Sistem pertanian ini digarap (Rahmawati dkk., 2008: 173-174). secara tradisional yang didasarkan pada Konsep sara, nagara dan mokaha aturan adat, sehingga penggunaan alat atau yang terdapat dalam sistem kepemimpinan bahan-bahan kimia dalam pertanian tradisional di Kasepuhan Sinarresmi memi- dilarang. Benih padi yang ditanam warga liki fungsinya masing-masing, yaitu : Kasepuhan Sinarresmi juga harus benih 1. Sara, mengurus hal-hal yang berkaitan padi varietas lokal dan musim tanam hanya dengan ibadah agama. Oleh karena itu dilakukan satu kali dalam satu tahun. Hal mayoritas di Kasepuhan Sinarresmi ini dilakukan selain untuk menjaga beragama Islam, maka pemimpin sara ini keberlangsungan varietas lokal juga disebut kiai. sebagai ketahanan pangan warga 2. Mokaha, artinya salamet dipimpin kasepuhan. Terbukti jenis padi varietas langsung oleh Abah selaku pimpinan adat lokal mampu bertahan lama apabila di Kasepuhan Sinarresmi. Abah bertugas disimpan di dalam leuit, dibandingkan dengan jenis padi varietas unggulan. 228 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 219 - 234

Alasan pelarangan penggunaan padi padi pun ada yang bersifat laki-laki dan bibit, karena hal tersebut bertentangan perempuan. Apabila manusia lahir dari dengan aturan adat yang tidak memper- seorang ibu maka padi pun memiliki ibu kenankan melakukan komersialisasi pro- yang disebut indung pare. duk pertanian padi. Hal ini juga didukung Sebagai bentuk penghormatan oleh perolehan hasil panen padi lokal yang kepada Sang Hyang Sri, selain tidak sebanyak padi jenis unggulan, menganalogikan padi kepada manusia, sehingga mereka tidak memperjualbelikan- pola pertanian yang dilakukan juga sangat nya demi keuntungan ekonomi, tetapi sarat dengan ritual. Terdapat berbagai disimpan dalam leuit untuk kebutuhan macam ritual adat dari awal menanam padi pangan sehari-hari. hingga panen raya tiba. Sebagai puncak- Leuit atau dalam istilah umum nya adalah upacara seren taun. disebut lumbung padi, yaitu sebuah Upacara seren taun merupakan bangunan tradisional khas warga kase- puncak dari seluruh rangkaian upacara puhan. Leuit berfungsi untuk menyimpan tradisional yang harus dilakukan oleh gabah kering hasil panen padi yang masyarakat Sinarresmi terkait dengan padi. memiliki kemampuan tahan cuaca, tahan Setelah upacara seren taun selesai maka hama penyakit, dan memiliki sistem tata masing-masing kepala rumah tangga udara yang baik sehingga gabah kering beserta istrinya harus melaksanakan pro- dapat disimpan dalam jangka waktu yang sesi ritual ngadiukkeun pare di leuit. lama. Padi yang disimpan di dalam leuit Sebelum ritual dimulai, pemilik leuit dapat awet hingga puluhan tahun. Semakin harus menyiapkan sesaji dan sawen. Sawen lama padi disimpan di dalam leuit, berfungsi sebagai benda penolak bala atau semakin nikmat rasanya dan bijinya papadon. Sawen terdiri atas: dadap, jukut semakin berwarna merah serta teksturnya palias, rameyuke, darangdan, jawer kotok, mengeras. tulak tanggul, sulangkar, dan pacing. Selain memiliki fungsi yang bersifat Sawen digulung menjadi satu kemudian sosial, ternyata leuit juga dibentuk diikat dan diselipkan di keempat dinding berdasarkan konsep budaya yang bersifat leuit, serta satu buah lagi diselipkan di atas kosmologis, sehingga memiliki nilai-nilai pintu leuit. filosofis yang bersifat sakral, yang Baru kemudian dilaksanakan ritual dipercaya dan dipertahankan oleh warga ngadiukkeun pare indung sebanyak 4-5 masyarakat di Kasepuhan Sinarresmi pocong kecil. Satu pocongan padi dibuat hingga kini. Keberadaan leuit menjadi menjadi 5 gedeng/pocongan kecil sebesar bagian yang tidak terpisahkan dari ibu jari. Ke-4 pocongan indung pare yang kehidupan mereka sebagai petani. Mereka akan didiukeun, disusun secara melingkar, percaya bahwa selama masyarakat adat dan terakhir ditutup dengan pocongan ke-5 kasepuhan masih ada, selama itu pula padi di atasnya. Indung pere yang akan dan leuit akan terus ada. didiukkeun, dilakukan secara bersama- Masyarakat Kasepuhan Sinarresmi sama oleh suami dan istri di tengah leuit. percaya bahwa padi merupakan titisan Pada saat ritual ngadiukkeun, panglai Nyai Sri Pohaci (Dewi Sri) yang berjasa disemburkan di setiap sudut leuit, baru memberikan mereka penghidupan melalui kemudian menyelipkan sawen di luar leuit, pertanian, sehingga mereka memperlaku- dan terakhir menggariskan kapur cikur kan pertanian dan padi dengan penuh yang berfungsi untuk menandai bahwa di hormat dan sakral. Padi diibaratkan leuit tersebut telah selesai dilaksanakan manusia yang harus dijaga. Apabila ritual ngadiukkeun pare indung. manusia tinggal di dalam rumah maka padi Leuit dibangun dengan mengguna- juga harus diberi rumah, yaitu leuit tadi. kan bahan-bahan alami yang dapat Apabila manusia hidup berpasangan, maka diperoleh sendiri tanpa harus membeli. Leuit : Wujud Solidaritas Sosial... (Risa Nopianti) 229

Sekalipun begitu, umur leuit mampu kasatuan ini dibangun di tanah milik Abah bertahan hingga puluhan tahun tergantung yang ada di tiap rendangan. Leuit ini dari perawatan yang dilakukan. Rangka dibangun secara gotong royong oleh warga leuit dibangun dari kayu hulubatu, lembur. Bentuk dan ukurannya seperti leuit dindingnya terbuat dari anyaman bambu, biasa yang dimiliki oleh warga masyarakat sedangkan atapnya terbuat dari gabungan pada umumnya yaitu 2,5X3 m2. hateup dan ijuk, sedangkan dasarnya Pengelolaan leuit di setiap dialasi daun teureup7 sebanyak 2 lapis. rendangan menjadi tanggung jawab para Ukuran leuit bervariasi, yang kecil olot lembur. Mekanisme setoran padi pada biasanya berukuran 2,5x3 m2, sedangkan leuit kasatuan di masing-masing yang paling besar dapat mencapai ukuran 3 rendangan, hampir sama dengan setoran x5m2. pada leuit si jimat yang terdapat di imah Pembangunan leuit dibuat oleh yang gede. Jumlah setoran ke leuit rendangan ahli di bidangnya atau juga gotong royong. adalah sebanyak satu ikat padi per Sebelum membangun leuit pemilik menen- keluarga. Leuit kasatuan juga diisi oleh tukan hari baik terlebih dahulu, lalu padi hasil maro kolot lembur di lahan adat meminta izin kepada Abah dengan milik Abah. membawa seperangkat sesajian untuk Biasanya setiap panen raya tiba, didoakan supaya pembangunannya berja- tukang tamba kakayaan9 mendata jumlah lan lancar tanpa kendala. Sebuah leuit hasil panen padi yang dihasilkan setiap dengan ukuran kecil dapat selesai kampung. Pendataan ini dibutuhkan untuk dibangun selama 2-3 hari. Leuit biasanya memperoleh hasil riil kekayaan setiap ditempatkan di sekitar perkampungan tidak warga kasepuhan, selain itu pendataan juga terlalu jauh dari rumah pemiliknya. berfungsi untuk menghitung jumlah setoran padi yang harus disetor ke leuit si a. Leuit Pribadi jimat atau ke leuit Abah. Setelah diketahui Leuit pribadi merupakan leuit yang berapa jumlah panen pada setiap kampung, dimiliki secara individu oleh setiap warga hasilnya kemudian dilaporkan kepada masyarakat Kasepuhan Sinarresmi yang Abah. Setelah itu Abah menghitung berapa telah berumah tangga. Sekalipun tidak banyak padi yang harus disetor ke leuit si memiliki sawah, setidaknya mereka harus jimat pada setiap kampung. Jumlah panen memiliki satu buah leuit di samping yang dilaporkan adalah hasil bersih setelah rumahnya. Leuit dapat dijadikan tolok dikurangi atau dipotong jekat, bibit dan ukur kesejahteraan masyarakat, semakin resiko. Sehingga padi yang disetorkan ke banyak sebuah rumah tangga memiliki leuit si jimat merupakan akumulasi bersih leuit, semakin tinggi pula tingkat dari keseluruhan hasil panen padi di kesejahteraan dan status ekonominya. Kasepuhan Sinarresmi. Selain terdapat konsep setoran atau b. Leuit Komunal pajak bumi dari masyarakat kepada Abah Pada setiap rendangan terdapat leuit yang sifatnya wajib, juga ada semacam komunal atau masyarakat setempat biasa sumbangan yang bersifat sukarela dari menyebutnya leuit kasatuan8. Leuit masyarakat, yang biasanya diberikan pada

ketahanan pangan (khususnya ketersediaan 7 Daun teureup yaitu daun berjenis lebar yang padi) (Rosyadi,dkk., 2005: 87). berfungsi untuk menjaga kelembaban padi di 9 Tukang tamba kakayaan merupakan bagian dalam leuit dari udara luar. dari struktur pemerintahan adat Kasepuhan 8 Leuit kasatauan atau leuit paceklik adalah Sinarresmi, mereka bertugas membantu Abah lumbung –lumbung padi milik kokolot lembur dalam mendata hasil panen padi pada setiap yang berada di kampung-kampung kasepuhan lembur/rendangan yang mengikut ke yang bertujuan untuk mengatasi masalah Kasepuhan Sinarresmi. 230 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 219 - 234 saat ada acara besar di imah gede. Hal ini juga sesuai dengan kata jimat Masing-masing kepala rendangan pada leuit si jimat yang berasal dari kata membawa lagi beras untuk dimasak “nyimat”, yang artinya meminjam. Kata bersama-sama pada saat acara diseleng- nyimat juga bisa diartikan sebagai makna garakan, bahkan warga juga memeriah- kasih sayang (kadeudeuh, kanyaah). Jadi kannya dengan membawa serta berbagai leuit si jimat merupakan sebuah leuit yang macam penganan seperti lauk pauk, diperuntukkan untuk meminjam bagi lalaban dan hahampangan. warga masyarakat kasepuhan sebagai Adapun leuit komunal yang wujud kasih sayang Abah terhadap incu biasanya terdapat disetiap kampung, putunya. berfungsi sebagai cadangan atau bekel incu Leuit si jimat memiliki fungsi putu, artinya setiap masyarakat diperboleh- sebagai lumbung ketahanan pangan bagi kan untuk meminjam padi yang terdapat di semua warga kasepuhan. Apabila dalam dalam leuit adat kasepuhan bilamana perjalanannya menuju panen raya tahun dalam perjalanannya sebelum panen raya berikutnya, ada warga incu merasa tiba yang bersangkutan sudah kehabisan kekurangan bekel (padi) di leuit-nya maka padi di leuit-nya. Masyarakat bebas untuk warga yang bersangkutan dapat memin- meminjam padi sesuai dengan kebutuh- jamnya di leuit si jimat, untuk selanjutnya annya dengan catatan harus mengembali- dibayar setelah panen raya tiba, sesuai kannya setelah panen musim tanam dengan jumlah padi yang dipinjamnya berikutnya. pada saat itu. Mereka akan mendatangi kolot Pada saat musim panen tiba, setiap lembur agar bisa meminjam beras dari leuit warga kasepuhan yang telah berkeluarga kasatuan. Pada saat meminjam, kolot atau setiap rumah tangga diwajibkan untuk lembur tidak harus memperhatikan berapa melakukan tatali (menyimpan padi) di si jumlah padi yang mereka ambil di leuit, jimat sesuai dengan kemampuannya. saling percaya satu sama lain menjadi Besaran jumlah tatali biasanya disesuaikan kunci utamanya. dengan hasil panen yang diperoleh. Apabila satu rumah tangga memperoleh c. Leuit Si Jimat padi sebanyak 50 ikat pocong maka dia Leuit si jimat merupakan salah satu wajib ngalung ke leuit si jimat sebanyak jenis bangunan tradisional yang memiliki satu pocong, apabila 100 pocong ngalung nilai sakral yang berada di sekitar imah dua pocong, begitu seterusnya. Berat rata- gede Kasepuhan Sinarresmi. Leuit si jimat rata satu pocong padi kurang lebih sekitar yang memiliki dimensi bangunan sebesar 7 kg. Oleh sebab itu leuit si jimat disebut 3x5meter2 dengan tinggi tiang yang diukur juga leuit pangalungan. dari permukaan tanah hingga lantai Berbeda dengan tatali, terdapat juga bangunan setinggi 30cm. Pada leuit si sebuah sistem ketahanan pangan dan sosial jimat terdapat ornamen hiasan yang terbuat di Kasepuhan Sinarresmi yang disebut dari kembang bubuay atau disebut juga hoe dengan jekat10. Menurut Abah Asep bahwa leuweung. incu putu yang telah memperoleh padi dari Sekalipun letak leuit si jimat ini hasil panen raya, harus mengeluarkan jekat berada persis di samping imah gede, yang sesuai dengan besaran hasil panen mereka. merupakan tempat kediaman abah, namun Adapun perbandingan 10:1, artinya setiap demikian leuit si jimat ini tidak berarti dimiliki secara pribadi oleh Abah, tetapi 10 Konsep jekat ini pada dasarnya mengadopsi sebaliknya merupakan leuit komunal yang konsep zakat yang umumnya dikenal oleh umat menjadi hak milik semua warga kasepuhan Islam sebagai ibadah yang memiliki nilai sosial Sinarresmi. di mana setiap penghasilan atau harta yang diperoleh harus dikeluarkan zakatnya untuk kepentingan umat. Leuit : Wujud Solidaritas Sosial... (Risa Nopianti) 231

10 ikat padi yang dihasilkan harus berada di leuit si jimat dikeluarkan untuk dikeluarkan 1 ikat. Pemberian jekat ini menanggulangi bencana paceklik, karena diprioritaskan untuk orang tua, saudara, stok padi yang ada di masing-masing leuit dan fakir miskin. Aturan mengeluarkan warga kasepuhan masih sangat mencukupi jekat ini boleh dikatakan wajib, sebab kebutuhan mereka. menurut Abah Asep apabila seseorang Akan tetapi menurut Abah Asep belum mengeluarkan jekat padinya maka dahulu pada masa kepemimpinan Abah dia tidak dapat menyimpan padi ke dalam Ujat, pernah terjadi paceklik selama 3 leuit. tahun, sehingga banyak warga incu putu Sebuah leuit mampu menampung Abah yang harus meminjam padi ke leuit si hingga 2000-an pocong padi. Satu pocong jimat. Bagi mereka yang akan meminjam padi beratnya sekitar 3-4 kg. Adapun padi dari leuit si jimat terlebih dahulu sagedeg11 beratnya bisa mencapai 7 kg harus meminta izin Abah atau pamit ka (Rosyadi dkk., 2005: 84). Leuit si jimat Abah “Bah bade nyimat bekel” (Bah mau memiliki kapasitas yang lebih besar meminjam padi). Abah tidak harus melihat daripada leuit-leuit lainnya, karena ukuran dan membawakan padi untuk mereka ke leuit si jimat yang cukup besar maka daya leuit, mereka sendiri yang membawanya tampung leuit si jimat hingga antara 3000- sesuai dengan kebutuhannya. Begitu pula 4000 ikat padi. ketika mereka akan mengembalikannya, Proses memasukkan padi ke leuit si mereka juga harus memberitahu Abah jimat dilakukan satu tahun sekali yaitu “Bah pare tos diuihkeun” (Bah padi sudah ketika diselenggarakan upacara seren taun. dikembalikan). Abah harus percaya bahwa Padi-padi yang telah terkumpul hasil tatali jumlah pocongan padi yang dipinjam dan dari seluruh warga incu putu abah, dikembalikan oleh warga pasti sesuai. kemudian dikumpulkan dan diarak dengan Bagi masyarakat adat di Kasepuhan iringan ritual dan tarian sebagai penanda Sinarresmi, berbicara mengenai padi bahwa panen raya telah tiba, saatnya merupakan hal yang sangat sakral, masyarakat menikmati hasil jerih payahnya sehingga untuk menghormatinya, nilai- dengan terlebih dahulu memasak padi yang nilai kejujuran, kepatuhan, dan kepatutan baru dipanen, yang disebut dengan pada setiap hukum adat tetap nganyaran. Pada saat seren taun dipertahankan. Hukum adat mengatakan dilaksanakan, secara simbolis Abah maruh, nyawa, jiwa, artinya setiap aturan memasukkan beberapa pocong padi ke adat merupakan nyawa atau bagian dari dalam leuit si jimat sebagai simbol kehidupan mereka, jadi tidak akan ada kemakmuran seluruh masyarakat adat yang menyalahgunakan ketentuan hukum Kasepuhan Sinarresmi. adat yang berlaku. Ritual seren taun yang dijadikan sebagai simbol rasa syukur atas 3. Fungsi Kepemimpinan Adat dalam keberhasilan panen raya dengan hasil padi Mendorong Solidaritas Sosial yang melimpah setiap tahunnya, juga Leuit yang berfungsi sebagai merupakan sebuah simbol kemakmuran lumbung ketahanan pangan bagi yang memang patut dibanggakan oleh masyarakat di Kasepuhan Sinarresmi, seluruh warga kasepuhan kepada memegang peranan penting dalam menjaga masyarakat luar. Terbukti selama keberadaan mereka di dunia ini. bertahun-tahun tradisi ritual seren taun Sebagaimana ungkapan yang telah disam- dilaksanakan di bawah kepeminpinan Abah paikan di atas, bahwa “mun geus teu aya Asep belum pernah sekalipun padi yang leuit bakal timbul beurit”, yang dimaknai sebagai peringatan bahwa masyarakat 11 Sagedeg padi berarti 2 pocong padi yang harus senantiasa menjaga keberadaan leuit diikat menjadi satu. Dan satu rengkong atau di daerah mereka, sebab bila leuit sudah pikulan padi bisa terdiri dari 4 gedegan. 232 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 219 - 234 tidak ada akan terjadi hal-hal yang tidak Sebagaimana yang diungkapkan diinginkan yang dapat merusak kehidupan Durkheim bahwa, adanya solidaritas sosial mereka, sebagaimana halnya tikus yang pada sebuah kelompok memungkinkan bersifat menggerogoti. mereka memenuhi kehidupannya sendiri, Begitu pula halnya dengan leuit si tanpa harus bergantung kepada kelompok jimat dan leuit kasatuan yang ada di lain. Artinya dengan adanya konsep Kasepuhan Sinarresmi, harus juga dijaga nyimat, masyarakat yang membutuhkan keberadaannya. Keberadaan leuit si jimat beras tidak harus pusing memikirkan dan leuit kasatuan sangat bergantung kemana harus mencari, tetapi solusinya kepada masyarakat, karena tanpa adanya telah ada di dalam komunitasnya, yaitu partisipasi aktif dari masyarakat ngalung dengan tersedianya leuit si jimat yang ka leuit si jimat, leuit ini tidak akan pernah dapat dimanfaatkan sebagai penyedia terisi, selanjutnya leuit si jimat juga akan talangan beras ketika membutuhkan. kehilangan fungsi sosialnya sebagai Solidaritas sosial ini dapat terjadi lumbung padi komunal. pada masyarakat di Kasepuhan Sinarresmi, Tradisi tatali berupa ngalung ka karena mereka termasuk ke dalam leuit si jimat merupakan wujud solidaritas kelompok masyarakat sederhana, yang sosial yang bersifat mekanistis, yang masih memiliki keterikatan dan terjadi ketika anggota masyarakat merasa kepentingan yang sama di dalam saling percaya dan memiliki rasa kelompoknya. Keterikatan sebagai incu kesetiakawanan yang tinggi yang menye- putu Abah yang dituntut untuk saling bar merata pada seluruh lapisan sosial. membantu antara satu dengan yang lainnya Selain itu juga adanya unsur kepatuhan dalam kesulitan dan kesusahan hidup. kapada Abah sebagai pemimpin adat, yang Mereka juga memiliki kepentingan yang didasarkan pada adanya unsur kepercayaan sama, yaitu menjaga dan melestarikan dan pemujaan. Kedua unsur ini sangat kuat amanat karuhun dalam setiap nafas mengakar pada diri setiap masyarakat di kehidupan mereka. Persamaan yang Kasepuhan Sinarresmi yang masih teguh terbentuk dengan sendirinya ini, pada memegang adat dan pikukuh karuhun. akhirnya menjadi sebuah kekuatan sosial Sementara pada posisi sebaliknya konsep yang selalu mengedepankan sikap nyimat (meminjam) pare ka leuit si jimat kebersamaan dan solidaritas. Sebagaimana merupakan perwujudan kongkrit dari yang dilakukan pada tradisi tatali melalui adanya solidaritas sosial. konsep ngalung dan nyimat ka leuit si Selain itu ada juga tradisi lain yaitu jimat. jekat, yang juga memiliki fungsi sosial Solidaritas sosial yang terbentuk yang sama dengan tradisi tatali sebagai pada masyarakat di Kasepuhan Sinarresmi perwujudan solidaritas sosial masyarakat pada dasarnya juga dipengaruhi oleh di Kasepuhan Sinarresmi. Meski demikian, adanya unsur percaya dan patuh kepada tradisi jekat ini tidak menjadikan leuit Abah. Sebagai seorang pemimpin adat sebagai perantara, melainkan secara yang berkharisma, tentunya Abah memiliki langsung antaranggota masyarakat. strategi-strategi tertentu untuk melang- Dengan kata lain leuit menjadi gengkan kepercayaan dan kepatuhan semacam pengikat solidaritas sosial di masyarakat kepadanya. Berdasarkan itulah antara sesama warga kasepuhan, hal ini diperlukan adanya suatu stimulus dari disebabkan adanya sebuah kesadaran pemimpin yang dapat terus mempertahan- kolektif untuk menaati nilai-nilai religius kan kebiasaan masyarakat melakukan yang melekat pada leuit, yang pada tradisi tatali (ngalung) ka leuit si jimat. Di dasarnya menjadi bagian dari sistem adat sinilah faktor pemimpin adat (Abah) sangat di Kasepuhan Sinarresmi. berperan khususnya dalam menjaga tradisi- tradisi terkait pertanian dan leuit supaya Leuit : Wujud Solidaritas Sosial... (Risa Nopianti) 233 terus dilaksanakan oleh masyarakat antara masyarakat dan pemimpin adat, pendukungnya. menguatkan sikap patuh masyarakat Kewenangan tradisional yang terhadap Abah. Sebaliknya sikap patuh dimiliki Abah dalam menjalankan fungsi- masyarakat terhadap aturan adat yang nya sebagai pemimpin adat, memungkin- dijaga oleh Abah, dimanfaatkan untuk kan beliau menerapkan sanksi adat melanggengkan sistem kepercayaan dan terhadap pelanggaran-pelanggaran aturan nilai-nilai yang telah dipercayai oleh adat. Selain itu Abah sering pula pemimpin dan masyarakat adat. mengiangkan petuah-petuah dan ajaran- ajaran karuhun yang disampaikan baik DAFTAR SUMBER kepada masyarakat secara langsung 1. Jurnal, Makalah, Laporan Penelitian, ataupun melalui para baris kolot, maupun Skripsi, dan Tesis kepada orang luar yang ingin mempelajari Purnama, Yuzar, Iwan Roswandi, Nina, kearifan lokal mereka. Kedua hal tersebut Merlina, Hikmat Nasrullah, Wildan sebetulnya menjadi kunci penting bagi Nirmala, Ayi Syarif. 2012. Abah dalam menjaga tradisi dan Fungsi Leuit pada Masyarakat melanggengkan kekuasaannya. Kasepuhan Cicarucub Banten. Laporan Kepatuhan terhadap aturan karuhun Penelitian. Bandung: Balai Pelestarian serta pituah Abah dan para kokolot lainnya, Nilai Budaya Bandung. menjadi benteng masyarakat dalam Merlina, Nina. 2003. menangkal hal-hal negatif dari luar yang Fungsi Leuit bagi Masyarakat Desa dapat melunturkan ketaatan mereka dalam Cidikit, Kecamatan Bayah, Kabupaten menjalankan kehidupan yang bersahaja. Lebak. Laporan Penelitian. Bandung : Sesuai dengan moto hidup mereka cukup Balai Kajian Sejarah dan Nilai sandang, cukup pangan. Hanya perlu untuk Tradisional Bandung. hidup berkecukupan sesuai dengan Rahmawati, Rita, Subair, Idris, Gentini, Dian porsinya saja, tanpa harus berlebihan Ekowati, Usep Setiawan. “Pengetahuan apalagi menghamburkan untuk hal-hal Lokal Masyarakat Adat Kasepuhan: yang tidak perlu. Adaptasi, Konflik, Dinamika Sosio- Ekologis” dalam Sodality: Jurnal D. PENUTUP Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, Berdasarkan uraian panjang lebar dan Ekologi Manusia Vol. 2 No. 2. mengenai leuit dengan fungsinya sebagai Agustus 2008. Hlm. 151-190. lumbung padi komunal, dan konsep Rosyadi, Suwardi Alamsyah, Agus Heryana, solidaritas sosial yang tersemat kepadanya Ria Andayani Somantri, Lina maka penelitian ini kemudian menemukan Herlinawati, Aam Masduki. 2005. bahwa solidaritas sosial yang muncul Peranan Leuit dalam Kehidupan dalam pemanfaatan leuit, selain karena Masyarakat Kasepuhan Cisungsang di Desa Cisungsang, Kecamatan Cibeber, terbentuk dengan sendirinya sebagai Kabupaten Lebak Banten. Laporan perwujudan sikap kebersamaan dan keter- Penelitian. Bandung: Balai Kajian ikatan sebagai anggota masyarakat adat Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung. Kasepuan Sinarresmi, juga diperkuat oleh adanya sikap patuh terhadap aturan-aturan Saifullah. 2015. Solidaritas Sosial Buruh Nelayan dalam adat yang dijaga oleh pemimpin adat. Meningkatkan Perekonomian Masya- Hal ini dapat berarti pula bahwa rakat Desa Beluk-Kenek Kecamatan masyarakat adat Kasepuhan Sinarresmi Ambuten Kabupaten Sumenep. Skripsi. mematuhi aturan dan perintah Abah. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya. Sistem pelapisan sosial yang bersifat tertutup serta unsur kepemimpinan tradisional yang bersifat pemujaan, di

234 Patanjala Vol. 8 No. 2 Juni 2016: 219 - 234

2. Buku 3. Internet Adimihardja, Kusnaka. 1992. Diakses dari http://www.omtani.com/ 2015 Kasepuhan yang Tumbuh di Atas yang /03/program-intensifikasi-pertanian- Luruh. Bandung: Tarsito. revolusi-hijau.html, tanggal 2 Februari 2016, pukul 10.45 wib. Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Iskandar, Johan. 2001. Manusia, Budaya, dan Lingkungan (Ekologi Manusia). Bandung: Huma- niora Utama Press.

Iskandar, Johan dan Budiawati S. Iskandar, 2011. Agroekosistem Orang Sunda. Bandung:

Kiblat Buku Utama.

Iver, Mc. 1980. Jaring-jaring Pemerintahan. Jakarta: Aksara Baru. James M, Henselin. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. James, Pip. 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Mustapa, Hasan. 2010. Adat Istiadat Sunda. Edisi ke-3 Cetakan ke-1. Bandung: Alumni. Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Scott John (editor). 2011. Sosiologi The Key Concepts. Jakarta: Rajawali Press. Setiadi, Elly M. dan Usman, Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Pemahaman Fakta dan gejala Permasalaha Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana. Soekanto, Soerjono. 2013. Sosoilogi Suatu Pengantar. Cetakan ke- 45 edisi revisi. Jakarta: Rajawali Press. Soemarwoto, Otto. 1994. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Cetakan ke-6 edisi revisi. Jakarta: Djambatan.