Persepsi Transmigran Jawa Tentang Kepemimpinan Ideal … (T. Dibyo Harsono) | 111

PERSEPSI TRANSMIGRAN JAWA TENTANG KEPEMIMPINAN IDEAL KEPALA DESA

DI KECAMATAN BARADATU, LAMPUNG UTARA

Oleh T. Dibyo Harsono Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email: [email protected]

Abstrak Desa Banjar Mulia adalah salah satu desa di Kecamatan Baradatu, Lampung Utara. Sebagian besar (79,72%) penduduknya berasal dari Jawa. Penelitian ini mengkaji kepemimpinan kepala desa di daerah tersebut menurut persepsi transmigran Jawa. Dari hasil penelitian diketahui dua hal. Pertama, bahwa transmigran Jawa mempunyai persepsi yang baik tentang kepemimpinan kepala desa, jika ia memiliki sifat dan kualitas kepemiminan yang cukup baik. Persepsi itu didasarkan pada pemahaman para transmigran mengenai nilai-nilai kepemimpinan yang ideal, seperti kepemimpinan raja yang bijaksana zaman dulu. Kedua, persepsi itu juga erat kaitannya dengan lamanya transmigran bermukim di daerah transmigrasi, dan hubungan positif mereka dan signifikan dengan kepala desa, yaitu Kepala Desa Banjar Mulia Kecamatan Baradatu, Lampung Utara. kata kunci: kepemimpinan, kepala desa.

Abstract The place of research is in Desa Banjar Mulia, Kecamatan Baradatu, North Lampung. Banjar Mulia is a transmigrant village where (79,72%) of the inhabitant are Javaness. The result of research shows that the Javanese transmigrant have a good perception about the village chief who has character and capability like on attitude of a wise king, and there is a positive, tight and significant relationship between a time of living in out variable with the perception of Javanese transmigrant about leadership of an ideal village chief. The first, how is perception of Javanese transmigrant about leadership of an ideal village chief, and the second, is there a positive, tight and significant relationship between a time of living in out Java with perception Javanese transmigrant about leadership of an ideal village chief.The Javanese people have an ideal leadership values. It was inherited from attitude of a wise king that lived in past. In a smaller scope the leadership values look for character and attitude of a village chief. There are two questions that must be answered in this research. Keywords : leadership, village chief.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009

Persepsi Transmigran Jawa Tentang Kepemimpinan Ideal … (T. Dibyo Harsono) | 111

A. Pendahuluan Penerapan konsep kekuasaan ini didukung oleh kualitas penguasa dalam Pandangan tradisional masyarakat suatu ajaran yang disebut ajaran raja Jawa yang berkaitan dengan kepemim- yang bijaksana, yakni sifat-sifat yang pinan yang baik tidak bisa lepas dari harus dimiliki oleh raja sebagai seorang unsur mistis atau yang bersifat mistis. penguasa. Kekuasaan politik bagi orang Jawa Seiring dengan konsep perkem- merupakan pemusatan kekuatan kosmis bangan dan kemajuan masyarakat, paling padat yang meresapi segala- perwujudan diri seorang penguasa galanya. Masih menurut Frans Magnis bergeser dari sosok seorang raja menjadi Suseno, besarnya tenaga atau kekuatan penguasa-penguasa kecil yang masih kosmis yang berhasil dihimpun oleh tetap mempunyai kekuasaan politik. seorang penguasa akan menjadikannya Salah satu sosok penguasa politik yang pribadi yang tenang. Ia akan menjadi ada sekarang adalah seorang kepala desa. orang yang bersifat alus yang berarti Bergesernya subjek pelaku politik yang lembut, luwes, sopan, beradab, dan peka, dimaksud dalam ajaran raja yang serta akan menjadikannya pribadi yang bijaksana dari seorang raja menjadi berwibawa. Dalam pandangan masya- kepala desa, diasumsikan tidak akan rakat tradisional Jawa, banyak sifat-sifat mengubah sifat-sifat dasar yang harus kebajikan yang harus dimiliki dan dijauhi dimiliki oleh seorang penguasa. Seorang oleh seorang pemimpin. kepala desa juga harus mempunyai sifat Menyoroti persepsi masyarakat seperti dalam ajaran raja yang bijaksana. Jawa tentang kepemimpinan yang ideal Berdasarkan latar belakang yang tidak dapat dilakukan tanpa melihat telah diuraikan di atas, maka rumusan aspek kehidupan orang Jawa secara masalah yang akan dikemukakan adalah : keseluruhan. Berbicara tentang kepemim- “Bagaimanakah hubungan antara lama pinan berarti membicarakan masalah bermukim di luar Jawa dengan persepsi kekuasaan, yakni kekuasaan politik. Sri transmigran Jawa tentang kepemimpinan Hamengku Buwono IX yang ideal seorang kepala desa, dan adakah mengutip pendapat ROG. Anderson hubungan yang positif, erat dan mengatakan bahwa: “Kekuasaan menurut signifikan antara lama bermukim di luar paham Jawa adalah segala kekuatan yang Jawa dengan persepsi transmigran Jawa menyatakan diri dalam alam dan juga tentang kepemimpinan ideal kepala desa. merupakan ungkapan energi Tuhan tanpa Tujuan dari penelitian ini adalah: bentuk yang selalu kreatif meresapi 1. Untuk mengetahui persepsi seluruh kosmis” (Alfian, 1991: 202). transmigran Jawa tentang Dalam pandangan yang seperti itu, kepemimpinan ideal kepala desa. konsep kekuasaan Jawa mengandung tiga 2. Untuk mengetahui hubungan gejala, yakni: antara lama bermukim dengan 1. Kekuasaan kongkrit. persepsi transmigran Jawa tentang 2. Kekuasaan itu homogen, bersifat kepemimpinan ideal kepala desa. satu dan sama, karena jumlah Persepsi adalah proses atau hasil kekuasaan di alam semesta selalu yang melahirkan kesadaran atas sesuatu tetap. hal melalui perantaraan pikiran sehat. 3. Kekuasaan tidak mempersoalkan Selanjutnya dikatakan bahwa persepsi dari mana ia berasal dan menyerap mencakup dua proses kerja yang saling berbagai gumpalan kekuasaan, baik berkaitan. Pertama, menerima kesan kawan maupun lawan. melalui penglihatan, sentuhan dan

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 112 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 111 - 120

inderawi lainnya. Kedua, penafsiran atau Dengan demikian, transmigran Jawa penetapan arti atas kesan-kesan inderawi adalah orang yang berasal dari bagian tadi. Arti ditetapkan melalui interaksi tengah dan timur Pulau Jawa dan bahasa kesan-kesan inderawi dengan struktur ibunya adalah bahasa Jawa, yang pengertian (keyakinan relevan yang berpindah ke luar bagian tengah dan muncul dari pengalaman masa lalu) timur Pulau Jawa. seseorang dengan struktur evaluatif Para ahli di bidang administrasi (nilai-nilai yang dipegang seseorang). dan manajemen telah banyak Hasil-hasil yang diperoleh dari merumuskan ciri dan sifat dari sebuah kesan-kesan yang ditangkap oleh indera kepemimpinan yang baik. Namun mereka ditafsirkan melalui proses berpikir. Untuk sepakat bahwa kepemimpinan itu bersifat menetapkan arti dari kesan-kesan yang situasional. Artinya, sebuah kepemim- ditangkap, maka proses berpikir pinan yang baik belum tentu ideal untuk dipengaruhi oleh dua faktor, yakni berbagai situasi. Lebih kongkrit lagi pertama, pengalaman masa lalu; dan kepemimpinan ideal bagi suku bangsa kedua, nilai-nilai yang diyakini sese- Jawa akan berbeda dengan suku bangsa orang. Pengalaman masa lalu akan lainnya. memberikan banyak pengertian pada Seperti yang telah dijelaskan di pemahaman tentang suatu objek, baik atas, kepemimpinan bagi orang Jawa pengalaman pendidikan, pengalaman bersifat mistis dan mengandung keku- sosialisasi maupun pengalaman dalam atan-kekuatan supranatural. Dalam hidup bermasyarakat. Pengalaman pandangan Jawa, kehidupan dunia tidak sosialisasi dapat terjadi di berbagai terlepas dari kehidupan alam gaib yang tempat dan lingkungan. Sosialisasi nilai- serba mistis. Dalam pandangan yang nilai budaya akan lebih terasa di serba mistik ini, segala sesuatu yang lingkungan asal budaya tersebut sendiri. terjadi di alam realita mempunyai Artinya akan terdapat perbedaan persepsi hubungan yang erat dengan kejadian- antara orang yang tinggal di luar kejadian di alam gaib. Dengan demikian, lingkungan budaya dengan mereka yang kekuasaan sebagai suatu fakta sosial juga tinggal di dalam lingkungan budaya dipandang sebagai suatu fakta yang tentang suatu objek. Dapat diasumsikan mengandung nilai-nilai mistik. Keku- bahwa semakin lama seseorang tinggal di asaan adalah ungkapan energi Illahi tanpa lingkungan budayanya akan semakin bentuk, yang selalu kreatif meresapi kuat pemahamannya tentang nilai-nilai seluruh kosmos. budayanya; dan sebaliknya mereka yang Dengan berpegang pada pan- lama tinggal di luar lingkungan dangan di atas, maka wajar apabila sifat- budayanya akan memiliki pemahaman sifat pemimpin yang ideal yang dimaksud yang tipis tentang nilai-nilai budayanya. oleh masyarakat Jawa mengacu pada Dalam tulisan ini, yang dimaksud sifat-sifat kebaikan yang diturunkan oleh dengan transmigran adalah orang yang Tuhan Yang Mahaesa, sebagai suatu berpindah ke daerah (pulau) lain. Adapun ajaran raja yang bijaksana. Di antara Jawa yang dimaksud adalah seperti yang ajaran-ajaran tersebut adalah seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat diungkapkan oleh Sri Sultan Hamengku (1984: 4), yakni orang yang mendiami Buwono IX (Alfian, 1991: 197 – 199) bagian tengah dan timur dari seluruh sebagai berikut : Pulau Jawa. Dan menurut Franz Magnis Pada zaman Tumapel/Singasari, Suseno (1985: 11) adalah mereka yang dibangun satu monumen simbolis berupa bahasa ibunya adalah bahasa Jawa. patung Joko Dolog, perwujudan Prabu

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Persepsi Transmigran Jawa Tentang Kepemimpinan Ideal … (T. Dibyo Harsono) | 113

Kertanegara sebagai Syiwa-Budha yang nakan ajaran Hasta Karma Pratama, mensintesiskan sikap bhairawa-anoraga, Dasa Paramita, dan cinta kasih (dasar perkasa di luar, lembut di dalam. Yang Ketuhanan Yang Mahaesa). Selain itu menarik adalah polosnya Joko Dolog dari serat Asthabrata dapat dipetik yang menunjukkan kejiwaan aruphadatu. delapan laku utama yang bersumber dari Akan tetapi sikap duduknya atau silanya epos Ramayana dan ditulis dalam serat (mudranya) ternyata masih menunjuk ke Rama Jarwa yang memuat sifat kebajikan bumi (bumi sparsa mudra), yang berarti delapan Dewa, yakni Bathara Indra, setia pada janji, berwatak tabah dan Yana, Surya, Chandra, Bayu, Wisnu, toleran, selalu berbuat baik. Joko Dolog Brama, dan Baruna. Selanjutnya Soejono berarti pribadi yang jantan yang bertekad Soekanto (1987: 267) mengatakan kokoh, tak tergoyahkan (maligining “kepemimpinan yang akan berhasil, rasa), dan tidak takut (pangrasa/panging adalah kepemimpinan yang memenuhi rasa/kedher). syarat-syarat sebagai berikut: Pada masa itulah, Sang 1. Indra-brata, yang memberi Praduyaparamita yang dipersonifikasikan kesenangan dalam jasmani. oleh Ken Dedes, nenek moyang 2. Yama-brata, yang menunjukkan Kertanegara, menerima ajaran Mpu pada keahlian dan kepastian Purwo seorang pendeta Budha, berupa hukum. Hasta Karma Pratama, sebagai contoh 3. Surya-brata, yang menggerakkan subjektivikasi suatu ajaran yakni bawahan dengan mengajak mereka pandangan yang benar, pikiran yang untuk bekerja secara persuasif. benar, bicara yang benar, tingkah laku 4. Caci-brata, yang memberi yang benar, kehidupan yang benar, kesenangan rohaniah. ingatan yang benar, Samadhi. Adapun 5. Bayu-brata, yang menunjukkan untuk mendukung kualitas seorang raja, keteguhan pendidikan dan rasa Ken Dedes mengajarkan kepada anak- tidak segan-segan untuk turut anaknya ajaran Dasa Paramita, yakni merasakan kesukaran-kesukaran dhana atau kemurahan hati, sila atau laku dari pengikut-pengikutnya. utama, ksanti atau ketenangan dan 6. Dhana-brata, menunjukkan suatu kesabaran, virya atau keberanian, prajna sikap yang patut dihormati. atau kewaspadaan, pranidhana atau 7. Paca-brata, yang menunjukkan ketetapan hati, bala atau kekuasaan, kelebihan di dalam ilmu juana atau pengetahuan. pengetahuan, kepandaian, dan Ajaran ini pada zaman ketrampilan. Panembahan Senopati, terserap ke dalam 8. Agni-brata, yaitu sifat yang konsep Tantrayana, sebagai koordinat memberikan semangat kepada Mahayana dan Hinayana. Lakunya anak buah. dalam dua tingkatan, pertama, negasi 9. Selanjutnya Sri Sultan Hamengku total; dan kedua, integrasi total (Kawula- Buwana IX mengutip ungkapan Ki Gusti) yang disimbolkan oleh perpaduan Dhalang, yang berbunyi: “Gung gunung dan samudra. Gunung adalah binathara, bau dhenda nyakrawati, lambang paraning dumadi, samudra berbudi bawa leksana, ambeg adil adalah lambang kerakyatan, merakyat paramarta”, artinya raja yang (menampung segala kepentingan dan mempunyai nilai lebih/raja yang keinginan rakyat). Oleh karena itu, atas seperti dewa, mempunyai dasar hakikat kekuasaan dan kekuasaan kekuasaan yang sangat yang didapatkan, raja harus melaksa- besar/sangat kuat, selalu menepati

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 114 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 111 - 120

janji/bijaksana, adil terhadap tangan pribadi dan jiwa seorang sesama/rakyatnya. Kepala Desa. Jenis penelitian ini adalah deskrip- d. Ajaran keempat adalah kesabaran. tif dengan teknis analisis kualitatif- Kesabaran dan ketenangan adalah kuantitatif. Analisis kualitatif diperguna- sifat utama yang harus dimiliki oleh kan untuk mengetahui persepsi trans- seorang Kepala Desa. migran Jawa tentang kepemimpinan yang e. Ajaran kelima adalah keberanian. ideal seorang Kepala Desa, dan analisis Pada zaman raja-raja Jawa masih kuantitatif dipergunakan untuk menge- berkuasa, keberanian bagi seorang tahui adanya hubungan antara lama raja merupakan salah satu syarat bermukim di luar Jawa dengan persepsi mutlak. Kepala Desa yang berani transmigran Jawa. adalah yang mau dan mampu meningkatkan taraf hidup masya- B. Hasil dan Bahasan rakatnya. Kepala Desa yang dengan Berdasarkan penelitian yang telah sifat keberaniannya mau dan rela dilakukan, diketahui bahwa masyarakat berkorban untuk kepentingan transmigran Jawa masih terikat pada seluruh rakyatnya. pandangan tradisional, bahwa seorang f. Ajaran keenam adalah kewaspadaan. Kepala Desa sebagai pemimpin harus Kewaspadaan adalah sifat yang memiliki sifat dan perilaku seperti raja- sangat penting yang harus dimiliki raja Jawa di masa lalu. Sifat dan kualitas oleh seorang Kepala Desa. yang harus dimiliki oleh seorang Kepala g. Ajaran ketujuh adalah usaha dan Desa adalah sebagai berikut : sarana. Pembangunan yang akan 1. Ajaran Dasa Paramita dilaksanakan di desa tidak hanya membutuhkan dana yang besar, a. Ajaran Dasa Paramita yang pertama namun juga seorang Kepala Desa adalah kemurahan hati. Masyarakat yang energik. Oleh karena itu sangat transmigran sangat mendukung bila tepat bila transmigran Jawa meng- Kepala Desa mempunyai sifat harapkan seorang Kepala Desa yang murah hati. Kemurahan hati ini suka bekerja keras dan memiliki diperlihatkan dengan memberikan harta yang banyak untuk men- pertolongan pada masyarakat yang dukung tugasnya. membutuhkan. Secara persentase h. Ajaran kedelapan adalah ketetapan diketahui bahwa mayoritas trans- hati. Sifat ini ditunjukkan melalui migran Jawa sangat setuju dengan sikap tegas dan tidak ragu-ragu sifat ini. Dengan demikian Kepala dalam bertindak. Desa yang mempunyai kemurahan i. Ajaran kesembilan adalah kekua- hati adalah dambaan para trans- saan. Menurut pandangan Jawa, migran Jawa. pemimpin yang baik adalah b. Ajaran kedua adalah laku utama. pemimpin yang memiliki kekuasaan Laku utama seorang Kepala Desa besar. adalah kewibawaan dan penga- j. Ajaran kesepuluh adalah penge- ruhnya sebagai pemimpin. Seorang tahuan. Orang yang berpengetahuan pemimpin yang berwibawa adalah adalah orang yang berpendidikan, pemimpin yang dihormati rak- bisa pendidikan formal maupun non yatnya. formal. c. Ajaran ketiga adalah ketenangan. Ketenangan menunjukkan kema-

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Persepsi Transmigran Jawa Tentang Kepemimpinan Ideal … (T. Dibyo Harsono) | 115

2. Ajaran Asthabrata f. Dhana atau sifat yang terpuji. Baik a. Indra atau kesenangan. Secara buruk penilaian terhadap seorang umum masyarakat transmigran pemimpin sangat bergantung pada Jawa mengharapkan agar Kepala sifat-sifat yang dimilikinya. Dalam Desa, yang telah mereka pilih konteks kepemimpinan seorang dapat memberikan kesenangan Kepala Desa, maka masyarakat kepada mereka. Antara lain transmigran Jawa menuntut agar memberikan kemudahan dalam Kepala Desa juga memiliki sifat mengurus berbagai urusan, penye- dhana ini, yakni berjiwa besar, diaan lapangan kerja yang layak mau mengalah, dan mau mengakui dan berbagai fasilitas kehidupan kesalahan. lainnya. g. Paca atau keunggulan dalam ilmu b. Yama atau keadilan. Kepala Desa pengetahuan, kepandaian, dan diharapkan bisa berlaku adil keterampilan. Seorang Kepala kepada semua warga masyarakat. Desa yang ideal adalah seorang Pertama, keadilan itu bersifat yang mempunyai kelebihan komutatif, artinya setiap orang dibandingkan dengan anggota akan memperoleh bagian yang masyarakat lainnya. Kelebihan sama tanpa memandang jasa atau dalam ilmu pengetahuan, apapun yang telah ia berikan. kepandaian dan ketrampilan. Kedua, keadilan bersifat distri- h. Agni atau memberi semangat. butif, artinya setiap orang akan Masyarakat sebagai subjek memperoleh bagian sesuai dengan pembangunan memerlukan jasa yang telah diberikan. dorongan semangat dari aparat c. Surya atau ajakan. Salah satu sifat yang memimpin mereka. yang harus dimiliki oleh Kepala Dorongan semangat ini menjadi Desa adalah sifat yang penuh motivasi bagi masyarakat untuk dengan ajakan. Untuk mengge- melakukan kegiatan mereka rakkan masyarakat, Kepala Desa sehari-hari. dapat melakukannya dengan dua 3. Sifat Kerakyatan cara, yakni secara ajakan (persua- Secara struktural formal Kepala sif) dan dengan cara memerintah Desa menempati kedudukan yang paling (legal formal). tinggi di desa. Namun dalam kedudukan d. Caci atau kesenangan rohani. yang demikian, Kepala Desa hendaknya Tidak berbeda dengan masyarakat mempunyai jiwa sosial. Jiwa sosial ini dari suku bangsa lain, suku bangsa ditunjukkan dengan sikap membaur Jawa/transmigran Jawa berharap dengan seluruh golongan masyarakat. agar Kepala Desa bisa memberikan Sifat merakyat ini akan menuntun Kepala kesenangan kepada mereka. Kese- Desa untuk mengunjungi semua nangan dalam bentuk rasa aman. golongan yang ada dalam masyarakat e. Bayu atau simpati. Seorang Kepala desa. Melalui kunjungan-kunjungan Desa harus memiliki sifat bayu, inilah keperdulian Kepala Desa sebagai yang diwujudkan dengan seorang pemimpin diasah. Dalam setiap keperdulian terhadap kesulitan kunjungan ada beberapa harapan yang masyarakat. Hal itu akan bisa disampaikan oleh masyarakat trans- menggerakkan Kepala Desa untuk migran Jawa sebagai wujud sifat mengambil kebijakan dan tindakan kerakyatan dari Kepala Desa, yakni: untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 116 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 111 - 120

a. Apa yang dibutuhkan masyarakat seseorang bisa menjabat sebagai Kepala dapat segera terpenuhi. Desa dalam jangka waktu yang lama. b. Kepala Desa mendengar keluhan- Selain itu, sebagai pemimpin, Kepala keluhan masyarakat. Desa harus bertindak bijaksana dan selalu c. Kepala Desa bersama dengan menepati janji, bersikap adil, dan masyarakat mencari jalan untuk berpihak pada kepentingan masyarakat. memecahkan masalah yang Sebagai pemimpin yang baik keputusan- dihadapi. keputusan Kepala Desa tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri atau sego- 4. Pemimpin yang Tampil Sebagai longan kecil anggota masyarakat saja. Gung Binathara, Bau Dhenda Namun Kepala Desa harus rela berkorban Nyakrawati, Berbudi Bawa untuk memperjuangkan nasib rakyat Leksana, Ambeg Adil Paramarta banyak. Kepala Desa dipilih untuk Dalam pandangan Jawa, pemimpin memayu hayuningrat, untuk kesejah- yang baik adalah orang yang mempunyai teraan rakyat dan bukan untuk banyak kelebihan. Salah satu kelebihan kemakmuran diri sendiri. itu adalah dalam bidang ilmu dan Ada dua kualitas pribadi yang pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat harus dimiliki oleh seorang Kepala Desa, dibagi atas dua hal, yakni pertama ilmu yakni kekuatan batin yang tinggi dan pengetahuan yang dapat dipelajari, nyata kemampuan dalam manajemen peme- empiris. Kedua, ilmu yang bersifat batin, rintahan desa. Dalam pandangan Jawa gaib dan non empiris. Ilmu batin terdapat korelasi yang positif antara dipelajari secara gaib, dan mengikut- kekuatan batin pemimpin dengan sertakan kekuatan lain yang bersumber besarnya pengaruhnya dalam masyarakat. dari alam. Namun dalam konteks kepemimpinan Meskipun ilmu pengetahuan Kepala Desa, tidak semua masyarakat berkembang dengan pesat, dengan transmigran Jawa mempunyai pandangan berbagai penemuan baru, namun seperti di atas. Sebagian dapat menerima pandangan transmigran Jawa tentang Kepala Desa yang mempunyai kekuatan kepemimpinan yang ideal masih belum batin yang tinggi (49,37%), sedangkan banyak bergeser. Maksudnya, meskipun sebagiannya lagi menolak pendapat di keunggulan dalam ilmu pengetahuan atas. Dari kenyataan ini dapat dikemu- yang empiris sangat penting dan harus kakan bahwa bagi transmigran Jawa, dimiliki oleh seorang Kepala Desa, kekuatan batin tidak lagi menjadi faktor namun ilmu yang metaempiris juga penentu untuk memilih seorang Kepala dibutuhkan sebagai bukti kekuatan Desa. Namun demikian, mereka juga supranatural yang berhasil dihimpun oleh tidak menolak apabila orang yang dipilih seorang Kepala Desa di dalam dirinya. menjadi Kepala Desa memiliki kekuatan Besarnya pengaruh Kepala Desa supranatural tersebut. Bahkan terdapat dalam masyarakat adalah bukti besarnya responden (24,05%) yang lebih meng- kekuasaan yang dimiliki oleh Kepala hormati Kepala Desa yang memiliki Desa. Kekuasaan yang besar ini pada kekuatan batin. Transmigran Jawa juga akhirnya akan berpengaruh terhadap berpendapat bahwa apabila seorang lamanya masa jabatan yang bisa Kepala Desa memiliki kekuatan batin, dipegang oleh seorang Kepala Desa. Hal maka kekuatannya itu menjadi nilai lebih ini didukung oleh kenyataan, yakni dalam menjalankan kepemimpinannya. mayoritas warga berpendapat bahwa Berkurangnya perhatian trans- dengan pengaruh yang dimilikinya, migran Jawa pada masalah-masalah yang

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Persepsi Transmigran Jawa Tentang Kepemimpinan Ideal … (T. Dibyo Harsono) | 117

bersifat metaempiris, menyebabkan terhadap perintah seorang Kepala Desa, bertambahnya perhatian pada masalah- adalah jalan yang dianggap paling baik. masalah yang lebih nyata. Masalah- masalah yang lebih nyata tersebut adalah 5. Hubungan Antara Lama Bermukim kemampuan Kepala Desa dalam menja- di Luar Jawa dengan Persepsi lankan manajemen pemerintahan desa. Transmi-gran Jawa Tentang Kepemimpinan Ideal Kepala Desa Masyarakat transmigran Jawa meng- anggap bahwa kemampuan dalam Ada atau tidaknya hubungan antara menjalankan pemerintahan desa, lebih lama bermukim atau lama tinggal di luar penting daripada kekuatan batin yang Jawa, dengan persepsi transmigran Jawa tinggi, yang dimiliki oleh seorang Kepala tentang kepemimpinan yang ideal Desa. Kemampuan tadi antara lain seorang Kepala Desa, dapat diketahui kemampuan dalam merencanakan dengan menggunakan rumus korelasi berbagai program pekerjaan/kegiatan dan product moment. Untuk lebih lengkapnya tugas pemerintahan desa, mengorganisir dapat dilihat melalui tabel berikut pekerjaan dan orang-orang yang terlibat Tabel 1 di pekerjaan tersebut, kemampuan dalam Tabel kerja hubungan antara lama menggerakkan partisipasi masyarakat, bermukim di luar Jawa dengan persepsi dan kemampuan dalam melakukan transmigran Jawa tentang kepemimpinan pengawasan terhadap semua pekerjaan ideal seorang Kepala Desa Nilai serta tugas yang telah dilimpahkan. Lama Skor tengah x² y² xy Transmigran Jawa akan bersikap bermukim y positif apabila seorang Kepala Desa x menunjukkan kualitas pribadi yang baik. 3 – 9 6 715 36 511.225 4.290 Sebaliknya, mereka juga akan bersikap 10 – 16 13 2.836 169 8.042.896 36.868 17 – 23 20 3.997 400 15.976.009 79.940 negatif apabila seorang Kepala Desa 24 – 30 27 8.155 729 66.504.025 220.185 tidak memenuhi kriteria yang mereka 31 – 37 34 1.790 1.156 3.204.100 60.860 inginkan. Sebagai reaksi atas rendahnya 38 - 44 41 243 1.681 59.049 9.963 kualitas Kepala Desa, maka masyarakat Jumlah 141 17.836 4.171 94.297.304 412.106 transmigran Jawa akan memperlihatkan Berdasarkan perhitungan yang telah sikap penolakan terhadap kepemimpinan dilakukan, terdapat hubungan yang positif, Kepala Desa tersebut, dalam bentuk erat dan signifikan antara lama seorang ketidaksopanan dan ketidaktaatan kepada transmigran berada di luar Jawa, dengan Kepala Desa. Sikap yang tidak sopan persepsinya tentang kepemimpinan yang dapat ditunjukkan secara sembunyi- ideal seorang Kepala Desa. Adanya sembunyi (pura-pura sopan), dan juga hubungan yang positif antara kedua variable bisa secara terang-terangan. Sikap pura- di atas memberi makna bahwa semakin pura ini tidak hanya diperlihatkan dalam lama seorang transmigran berada di luar bentuk sopan santun yang semu, namun Jawa, akan semakin baik persepsinya juga dalam bentuk ketaatan yang tentang kepemimpinan ideal seorang Kepala semuanya pura-pura. Sikap ini diambil Desa, sebagaimana halnya kepemimpinan di karena sebagaimana masyarakat Jawa masa lalu. Artinya, transmigran yang sudah pada umumnya, transmigran Jawa tidak lama bermukim di luar Jawa mempunyai ingin berkonfrontasi secara terbuka penerimaan yang baik terhadap dengan Kepala Desa, yang tidak mereka kepemimpinan Kepala Desa, yang senangi. Agar tidak terjadi konflik dan membawakan sifat asthabrata dan sifat-sifat ketidakharmonisan masyarakat dapat kebajikan lainnya. Sebaliknya, transmigran dipertahankan, maka sikap pura-pura taat yang baru bermukim di luar Jawa justru

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 118 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 111 - 120

akan mempunyai penerimaan yang kurang antara variabel lama bermukim dengan baik terhadap sifat-sifat ini. Hal ini adalah persepsi tentang kepemimpinan yang suatu hal yang kontradiktif. Oleh karena ideal seorang Kepala Desa, menunjukkan seharusnya transmigran yang baru nilai korelasi yang cukup besar yakni bermukim di luar Jawa, akan mempunyai 0,639. Angka ini bukan hanya persepsi yang baik dan mendukung menunjukkan adanya hubungan yang kepemimpinan sebagaimana yang ditun- erat, namun juga signifikan antara kedua jukkan oleh raja-raja tanah Jawa di masa variabel tersebut. Adanya hubungan yang lalu. Hal ini sangat dimungkinkan karena signifikan ini membuktikan bahwa nilai-nilai kepemimpinan yang ideal lebih adanya hubungan antara lama bermukim tersosialisasikan di tengah-tengah masya- dengan persepsi transmigran Jawa, rakat Jawa yang njawani. Di sini dapat bukanlah suatu kebetulan namun dapat dilihat bahwa telah terjadi pergeseran dipertanggungjawabkan dan dipercaya pandangan, baik pada masyarakat trans- dengan taraf kepercayaan 95%. Untuk migran yang sudah lama bermukim, lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di maupun pada masyarakat yang belum lama bawah ini. menetap/bermukim di luar Jawa. Tabel 2 Apabila ditinjau lebih jauh lagi, Persepsi transmigran Jawa tentang adanya penerimaan yang lebih baik dari kepemimpinan ideal Kepala Desa masyarakat transmigran yang sudah lama berdasarkan lama bermukim di luar Jawa. bermukim di luar Jawa terhadap nilai- Persepsi transmigran Lama bermukim Frekuensi Jawa (%) nilai kepemimpinan Jawa ini terjadi di luar Jawa karena faktor lingkungan tempat tinggal. Baik Sangat baik Ada tanggungjawab moral yang harus 3 – 9 3 33,33 66,67 dipikul oleh transmigran yang sudah 10 – 16 13 84,62 15,38 lama bermukim di luar Jawa, untuk 17 – 23 18 77,78 22,22 mempertahankan tradisi dan nilai-nilai 24 – 30 36 58,35 41,65 sosial budaya masa lalu di antara tradisi 31 – 37 8 50 50 dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat 38 – 44 1 - 100 dimana mereka bertempat tinggal. C. Penutup Semakin lama mereka tinggal dan Berdasarkan hasil penelitian yang bergaul dengan suku bangsa lain, sema- telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kin muncul sifat egosentris mereka. transmigran Jawa mempunyai persepsi Dapat dikatakan bahwa kecenderungan yang baik, apabila Kepala Desa untuk mempertahankan nilai-nilai sosial mempunyai sifat-sifat kepemimpinan dan budaya sendiri, menjadi faktor seperti yang ditunjukkan oleh raja-raja utama, kenapa mereka menerima baik Jawa di masa lalu. Seorang Kepala Desa sifat-sifat kepemimpinan Jawa di masa lalu. Di lain pihak, transmigran yang baru harus memiliki sifat-sifat seperti dalam menetap di luar Jawa, masih harus ajaran raja yang bijaksana, yakni Dasa melakukan penyesuaian, masih dalam Paramita, sifat Asthabrata, sifat rangka membandingkan nilai-nilai merakyat dan sosok pemimpin yang kepemimpinan yang mereka yakini, Gung binathara, bau dhenda nyakrawati, dengan nilai-nilai kepemimpinan yang berbudi bawa leksana, ambeg adil terdapat di tempat atau daerah dimana paramarta. Terdapat hubungan yang mereka bermukim atau bertempat tinggal. positif, erat dan signifikan antara variabel Kesimpulan di atas diambil dengan lama bermukim di luar Jawa, dengan melihat kenyataan bahwa hubungan persepsi transmigran Jawa tentang

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Persepsi Transmigran Jawa Tentang Kepemimpinan Ideal … (T. Dibyo Harsono) | 119

kepemimpinan ideal Kepala Desa. Ini DAFTAR PUSTAKA berarti, bahwa semakin lama seorang Alfian dan Nazaruddin Syamsuddin. transmigran bermukim di luar Jawa, 1991. semakin baik penerimaannya terhadap Profil Budaya Politik . nilai-nilai kepemimpinan Jawa. Namun : Pustaka UtamaGrafiti. ada satu hal yang perlu diberikan catatan, Apter, David E. 1985. bahwa meskipun masyarakat transmigran Pengantar Analisa Politik. Jakarta: Jawa mempunyai persepsi yang baik LP3ES. tentang kepemimpinan ideal seorang Kepala Desa, sifat-sifat kebajikan itu Hadi, Sutrisno. 1986. hendaknya disesuaikan dengan situasi Statistik. Jilid 2. : dan kondisi setempat. Yayasan Penerbit Fakultas Dari hasil penelitian ini, disa- Psikologi UGM. rankan agar masyarakat transmigran Indonesia. Depdikbud. 1983. Jawa tetap mempertahankan nilai-nilai Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: kepemimpinan yang telah mereka miliki, Pusat Pembinaan dan Pengem- sebagai kontrol sosial terhadap kepe- bangan Bahasa. mimpinan seorang Kepala Desa di mana mereka tinggal. Namun harus diingat Koentjaraningrat. 1984. bahwa penerapan nilai-nilai tersebut, Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai harus fleksibel dan dapat disesuaikan Pustaka. dengan kondisi daerah tempat mereka Soekanto, Soejono. 1987. tinggal. Nilai-nilai kepemimpinan ideal Sosiologi Suatu Pengantar. tersebut harus diwariskan pada generasi Jakarta: Rajawali Pers. muda Jawa, baik yang sudah ber- Syamsuddin, Nazaruddin. 1991. transmigrasi maupun yang masih tetap “Dimensi-dimensi Vertikal dan tinggal di Jawa. Hal ini perlu dilakukan Horizontal Dalam Integrasi agar nilai-nilai tersebut tidak tersingkir Politik.” Jurnal Ilmu Politik, oleh nilai-nilai kepemimpinan yang Nomor VIII: 40-43. Jakarta: diadopsi dari negara-negara lain, khu- Gramedia Pustaka Utama. susnya dari negara maju. Widiyanti, Ninik. 1986. Masalah Penduduk Kini dan Mendatang. Jakarta: Pradnya Paramita.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 Arsitektur Rumah Tradisional Kampung Naga (Nandang Rusnandar) | 121

ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL KAMPUNG NAGA

Oleh Nandang Rusnandar Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email: [email protected]

Abstrak Rumah tradisional Kampung Naga, mencirikan rumah yang berarsitektur tradisional, baik dilihat dari bentuk atap, pembagian ruangan dalam rumah, jenis bahan- bahan pembuatan dan tata cara untuk membangun rumah tersebut. Berbicara mengenai arsitektur tradisional yang secara spesifik tidak lepas dari nilai-nilai budaya setempat, maka dalam perkembangannya, arsitektur sebagai sebuah karya manusia pun tak lepas dari pengaruh budaya luar, sehingga banyak karya arsitektur yang keluar dari unsur kedaerahannya. Berkaitan dengan hal tersebut, arsitektur tradisional Jawa Barat, khususnya arsitektur rumah di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya perlu dilestarikan keberadaannya, hal tersebut dikarenakan derasnya sentuh budaya yang dinamis yang akan mempengaruhi bentuk-bentuk bangunan dari masa ke masa. Ada perbedaan istilah antara imah atau bumi dengan patambon, yaitu berdasarkan kepada dihuni atau tidaknya bagi rumah tersebut, maka istilah imah itu pun dapat berubah, walaupun bentuk dan pembagian bagian-bagian imah tersebut sama. Kata Kunci: Arsitektur tradisional, rumah adat.

Abstract Traditional house of Kampong Naga identifies house with trditional architecture. It can be recognized from the roof form, the house column division, the type of the building materials, and the house building producer. The traditional architecture itself is specifically related to the local cultural values. During period, architecture –as a masterpice- is also experiencing outside cultural influence causing many elements of architecture become no longer relevant with its localism element. As above mentioned, the traditional architecture of , especially house architecture in Kampong Naga, Tasikmalaya Regency, requires preservation due to its exixtenbce for its dynamic cultural contact that will influence the building forms from time to time. There is a difference between the term of imah or bumi and patambon (those terms refer to same concept of ‘house’), in that the house is to be dwelt or not. In other cases, the term of imah is changeable even also, although the form and the division of ‘the house’ is the same. Keywords : traditional architecture, traditional house.

Pont (1919) dalam Javaansche A. Pendahuluan Architectuur 1 memaparkan bahwa untuk Arsitektur Sunda merupakan pencerminan manusia yang bersahabat dengan alamnya, yang dituangkan dalam 1 bentuk bangunan. Henry F. Maclaine Maclaine Pont, Henry F. Javaansche Architectuur, Dalam: Djawa – Tijdschrift van het

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 122 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 121 - 134

menemukan arsitektur baru harus bentuk kampung detail rumah: bentuk berdasarkan Vernacular Traditional atap, bentuk pintu, jendela, bentuk architecture yang berbasis Native Rule. golodog, bentuk dinding, bentuk Sedangkan Heinz Frick (1997)2 tatapakan, bentuk pekarangan, detail menegaskan bahwa bentuk-bentuk rangka rumah, dll (Rusnandar, 2003: 2) arsitektur mengambil makna dari Dari segi arsitektural, rumah- “rahasia, tanda, dan simbol berikut ritual rumah tradisional itu menunjukkan usaha masyarakat pendukungnya”. Arsitektur adaptasi dengan lingkungannya, sehingga tradisional merupakan suatu unsur letak, arah, dan bentuk sangat serasi, kebudayaan yang tumbuh dan berkem- dengan mempertahankan tata aturan dan bang bersamaan dengan pertumbuhan adat-istiadat warisan budaya nenek dan perkembangan suatu suku bangsa, moyang, khususnya di dalam bentuk- oleh karena itu arsitektur tradisional bentuk rumah. Bentuk-bentuk rumah merupakan salah satu identitas dari suatu dengan suhunan julang ngapak masih pendukung kebudayaan. Dalam arsitektur dipertahankan oleh sekelompok masya- tradisional terkandung secara terpadu rakat Sunda yang masih cukup kuat wujud ideal, wujud sosial, dan wujud memegang tradisi nenek moyangnya. material suatu kebudayaan (Muanas, Kemiripan rumah-rumah tradisional itu 1992 : 1). Lebih jauh dikatakan bahwa pun di samping bentuk-bentuknya, dapat arsitektur tradisional adalah suatu unsur pula dilihat dari pola perkampungan, kebudayaan yang tumbuh dan yang hampir mirip dengan kampung- berkembang bersamaan dengan dinamika kampung adat yang tersebar di wilayah suatu bangsa. Oleh karena itu, arsitektur budaya Sunda. tradisional merupakan salah satu identitas B. Hasil dan Bahasan sekaligus pendorong kemajuan kebuda- yaan. Karakter dan klasifikasi suatu Arsitektur Rumah Tradisional bentuk bangunan mencirikan suatu cipta, Kampung Naga karsa, dan karya sesuai dengan umur Rumah tradisional Kampung Naga, peradabannya. Rumah-rumah berarsitek- mencirikan bahwa rumah yang ada di tur tradisional ini dapat mencerminkan kampung itu adalah rumah yang analogis perjalanan sejarah dan dapat berarsitektur tradisional, baik dilihat dari dilihat dari berbagai sudut pandang, bentuk atap, pembagian ruangan dalam seperti perjalanan budaya, komunitas rumah, jenis bahan-bahan pembuatan dan etnis, dan nafas jaman -- di mana desain tata cara untuk membangun rumah rumah itu adalah cermin pada jamannya. tersebut. Kampung Naga berpenduduk Dalam kenyataan seperti itu rumah sekitar 383 jiwa yang menghuni rumah tradisional dapat dijadikan alat sebanyak 98 buah3, Mereka beragama penelusuran berbagai aspek disiplin ilmu , di samping menjalankan tradisi pengetahuan, di antaranya, sejarah atau adat-istiadat yang secara turun (tahun, periode), bentuk rumah (gaya, temurun dari nenek moyangnya. Karena desain), bahan-bahan yang dipergunakan, areal Kampung Naga terbatas, sehingga tidak memungkinkan lagi mereka mem- Java –Instituut. Weltervreden 4/1924. hlm. 112- bangun rumah baru. Untuk itu, bagi 127.

2 Heinz Frick, dalam bukunya “Pola Struktur dan Teknik Bangunan di Indonesia, 1997. 3 Data Monografi Desa 1991/1992 Desa hlm. 71 Salawu Kabupaten Tasikmalaya

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Arsitektur Rumah Tradisional Kampung Naga (Nandang Rusnandar) | 123

mereka yang berasal dari keturunan panjang; lantai terbuat dari palupuh; Kampung Naga tapi membangun rumah dinding terbuat dari bilik bambu di luar Kampung Naga disebut warga Sa- dengan berbagai bentuk anyaman. Naga. Rumah tambahan disebut sosom- Selain bentuk, arah dan letak pang. Bagian bawah tiang penahan rumah disesuaikan dengan keadaan rumah yang merupakan fondasi lingkungan, maka pola perkampungan „tatapakan’ yang dibuat dari batu disesuaikan dengan keadaan tanah yang andesit dengan permukaan yang ada, yang dibatasi dengan pagar yang lempar „rata‟. disebut Kandang Jaga. Tanah di b) Bentuk Atap yang umum disebut Kampung Naga tidak sama tingginya Suhunan Julang Ngapak yaitu (tidak datar atau rata) sehingga akan suhunan panjang yang kedua sisinya terlihat rumah-rumah itu bersusun kiri dan kanan ditambah sehingga bertingkat-tingkat dari bagian tanah yang menyerupai rentang sayap Manuk paling tinggi sampai bagian tanah yang Julang „Burung Julang‟. Di ujung paling rendah. Deretan rumah dibatasi atap terdapat capit hurang atau cagak oleh sengked yaitu batu yang disusun gunting „bilah bambu yang ada di sedemikian rupa sehingga dapat menahan ujung wuwungan berupa huruf V longsor dan menambah keindahan pola atau O‟. perkampungan. c) Memiliki ciri anyaman bilik yang Sekeliling kampung dipagari unik, bentuk dinding rumah dengan pagar bambu yang disebut tradisional berdinding bilik dengan Kandang Jaga sehingga batas kampung anyaman sasag dan kepang dan jelas terlihat. Seluruh rumah dan anyaman Kandang Jaga. bangunan di dalam Kampung Naga d) Sistem penempatan ruang (interior) atapnya julang ngapak, pintu untuk yang unik dengan fungsi yang sesuai memasuki kampung terletak di sebelah dengan latar belakang budaya dan timur menghadap Sungai Ciwulan. tradisinya. Bagian depan rumah Sungai ini menjadi pusat kegiatan MCK disebut tepas, pada bagian tepas penduduk, bagi orang yang enggan ke terdapat golodog yaitu berfungsi sungai di tengah kampung ada beberapa untuk naik ke dalam rumah dan pancuran. Di tengah Kampung ada tempat mencuci kaki sebelum masuk. sebuah mesjid, sejajar dengan mesjid ada Tengah Imah, tempat berkumpulnya bangunan yang disebut Bale Patemon anggota keluarga; Enggon atau dan dibagian tanah yang lebih tinggi ada kamar untuk tidur; bagian belakang bangunan yang disebut Bumi Ageung, rumah ada dapur dan Goah, dapur selain itu ada pula yang disebut leuit atau tempat untuk memasak dan ber- lumbung padi yang terletak di selatan cengkrama anggota keluarga; Goah rumah-rumah penduduk. ruang untuk menyimpan beras. Secara umum rumah Kampung e) Letak dan arah rumah, khususnya Naga memiliki ciri khas tersendiri, di letak pintu rumah harus berada di antaranya: sebelah selatan atau utara artinya a) Jenis Rumah merupakan rumah rumah harus menghadap ke arah panggung dengan ketinggian kolong utara atau ke arah selatan saling antara 45 sampai dengan 60 cm dari mengahadap antarrumah. tanah, dengan letak yang teratur. f) Pemilihan bahan bangunan tidak Rumah tersebut berbentuk segi empat sembarangan, memiliki tatacara

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 124 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 121 - 134

pembuatan yang sesuai dengan adat Salawu sekitar 5 kilometer dan dengan dan tradisi mereka (dimulai dengan Desa Neglasari 800 meter. Lokasinya ritual dan diakhiri dengan ritual) berada di tepi jalan raya yang Keunikan Kampung Naga, di menghubungkan daerah Garut dengan samping sebagai kampung adat karena Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya memiliki ciri-ciri fisik tertentu, seperti posisinya sekitar 30 kilometer ke arah bentuk rumah yang sama, memiliki adat timur dan kota Garut sekitar 26 kilometer istiadat yang dipelihara dengan baik dan ke arah barat. Jarak wilayah ini dengan diturunkan dari generasi ke generasi, ibu kota Propinsi Jawa Barat (Bandung) memiliki sistem pertabuan yang kuat sekitar 106 kilometer. Transportasi dalam memelihara kelangsungan hidup- pulang pergi dari Bandung ke Kampung nya, dan sebagainya. Dari segi Naga dapat ditempuh dengan arsitektural, rumah-rumah di Kampung menggunakan kendaraan umum bus mini Naga menunjukkan proses adaptasi jurusan Bandung - Garut - Singaparna. manusia yang disesuaikan dengan alam Bila menggunakan bus, waktu tempuh lingkungannya, sehingga tata letak dan dari Bandung ke Kampung Naga bentuk rumah sangat artistik disesuaikan memakan waktu sekitar 3 jam. dengan kontur tanah yang ada. Akal dan Memasuki kawasan Kampung budi manusia dapat bertahan hidup di Naga, kita harus melewati satu-satunya mana saja, di tempat yang diinginkan dan jalan yang berupa anak tangga; setiap menyebar ke seluruh permukaan bumi orang yang menghitung jumlah anak ini. Dengan menggunakan lambang- tangga ini tidak selalu sama, Suganda lambang yang diberi makna, manusia (2006) menyatakan bahwa Kampung dapat menyampaikan pemikiran maupun Naga merupakan kampung di bawah 335 pengetahuan dengan sesamanya dan anak tangga, kondisi anak tangga dapat pula menangkap umpan balik dari berkelok-kelok dan curam. Setelah anak lingkungannya dalam proses penyesuaian tangga terakhir, kita menapaki jalan diri secara aktif.4 tanah yang lebarnya cukup untuk tiga Kampung Naga adalah nama orang berjalan bersisian. Jalan ini sebuah komplek pemukiman masyarakat merupakan tanggul Sungai Ciwulan yang adat di daerah Tasikmalaya. Kampung membatasi antara kawasan Kampung Naga seolah tak tersentuh oleh peradaban Naga dengan kawasan Bukit Biul sebagai modern. Hal itu terlihat dari perjalanan bukit atau leuweung tutupan. Kampung sejarahnya dari tahun 1921 yang Naga merupakan sebuah cekungan yang merupakan awal kampung, namun saat berada di lembah yang berketinggian ini sudah banyak perubahan yang rata-rata 500 m di atas permukaan laut, dilakukan oleh masyarakatnya. Dalam bila dilihat dari atas bukit, maka administrasi Pemerintahan, Kampung Kampung Naga ini menyerupai mangkuk Naga termasuk dalam wilayah Kabupaten besar yang terpotong. Tasikmalaya, tepatnya berada di Perjalanan yang ditempuh dari Kecamatan Salawu, Desa Neglasari. jalan raya hingga perkampungan ini Jarak kampung ini dengan Kecamatan menempuh waktu sekitar 30 menit. Begitu memasuki kampung akan terasa 4 nyaman, karena suhu udara berkisar Laporan Final Perencanaan antara 21,50 sampai dengan 230 derajat Pengembangan Kawasan Andalan Hutan Raya Djuanda di Kabupaten Bandung. 1999-2000 : hlm. celcius. Kelembaban udaranya berkisar 11. sekitar 75 persen sampai 85 persen dan

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Arsitektur Rumah Tradisional Kampung Naga (Nandang Rusnandar) | 125

curah hujan pertahun rata-rata 289 sembarang orang. Kawasan ini milimeter. Oleh karena itu, suhu di merupakan kawasan yang selalu Kampung Naga dapat dikatakan sangat disucikan kondisinya dari pengaruh luar. sejuk, baik pada siang maupun malam Kawasan suci merupakan leuweung hari, dan sangat dingin pada waktu larangan (hutan terlarang) bagi orang menjelang pagi. luar. Selain leuweung larangan ini Secara topografi, letak Kampung terdapat di Kampung Naga terdapat pula Naga berada di kaki sebuah lembah, di leuweung tutupan, yaitu hutan yang sang- mana permukaan tanah di sebelah barat at dikeramatkan dan sudah ditumbuhi lebih tinggi daripada permukaan tanah di dengan berbagai jenis tanaman yang sebelah timur. Kondisi seperti ini bagi mungkin sudah ratusan tahun umurnya. masyarakat Kampung Naga merupakan Beda antara leuweung tutupan (leuweung tanah yang baik sesuai dengan apa yang Biuk) dengan leuweung larangan adalah dipercayai dalam sistem kepercayaannya, fungsi dan nilai kekeramatannya yang tanah seperti ini disebut sebagai “taneuh berbeda. Leuweung larangan, boleh bahe ngetan” artinya baik untuk dimasuki oleh penduduk setempat dan permukiman dan pertanian. Kondisi ini masih diperbolehkan mengambil secara rasional pun dapat dipercaya beberapa bagian dari tanaman yang ada bahwa dengan kemiringan ke arah timur di sekitar ini. Di dekat leuweung „bahe ngetan‟ menunjukkan bahwa sinar larangan ini terdapat pekuburan pen- matahari akan lebih banyak diterima dan duduk masyarakat Naga, sedangkan penghuni kampung ini akan lebih sehat leuweung tutupan (leuweung Biuk) ini karena pengaruh sinar ultra violet di merupakan leuweung yang dikeramatkan waktu pagi hari. dan tidak boleh sama sekali untuk Dengan melihat pola perkam- memasukinya. (b) Kawasan Bersih, pungan yang ada di dalam Kampung merupakan area yang dijadikan pemu- Naga, maka ada tiga kawasan atau area kiman penduduk, leuit, masjid, dan bale yang dijadikan sistem pola pemukiman patemon. Area bersih ini dipertegas bagi masyarakat Kampung Naga, ketiga dengan batas yang sangat jelas, batas ini kawasan itu merupakan sistem ekologis membedakan batas-batas antara kawasan yang seimbang antara lahan terpakai suci, kawasan bersih dan kawasan kotor. dengan lahan kosong yang dijadikan Pembatas kawasan bersih yang lahan resapan. Pola ini merupakan pola mengelilingi seluruh kampung itu disebut perkampungan khas masyarakat Sunda Kandang Jaga. Kandang Jaga ini dalam pada umumnya. Keseimbangan pola pengertian tersurat dan tersirat, juga kawasan ini dipedomani dalam kehi- memberikan aksen tersendiri bagi ka- dupan dalam keseharian masyarakat wasan suci yang terletak di dalam pendukungnya, misalnya, rumah sebagai kawasan bersih yaitu pembatas antara tempat tinggal, sumber air yang tersedia rumah penduduk dengan Bumi Ageung dipergunakan dengan baik dan bijak yang dianggap suci dan sakral untuk dalam mengelola lingkungannya, begitu dimasukinya. Segala sesuatu yang berada pula dengan hutan yang ada di seke- dalam kandang jaga dianggap bersih dan lilingnya. Ketiga kawasan yang saling suci, sebaliknya sesgala sesuatu yang mendukung dalam keseimbangan dan berada di luar kandang jaga dianggap tidak terlepas dari pola ekologis tradi- kotor. Dengan demikian, seluruh daerah sional itu adalah (a) Kawasan Suci, yaitu yang dianggap suci dan bersih harus lahan yang tidak boleh dikunjungi oleh dijaga oleh seluruh masyarakatnya. (c)

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 126 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 121 - 134

Kawasan Kotor, yaitu kawasan yang Imah Tempat Tinggal berada di pinggir Sungai Ciwulan, “Nyumput buni di nu caang” kawasan ini dibatasi oleh kandang jaga Bersembunyi di tempat yang terang. antara kawasan bersih (rumah penduduk) Ungkapan yang dilontarkan penduduk dengan kawasan kotor (kolam kandang Kampung Naga ini menunjukkan makna hewan, pancilingan (jamban) dan saung bahwa kampung ini berada di tempat lisung. Disebut sebagai kawasan kotor yang tertutup dari kondisi alam, akan adalah kawasan yang dipergunakan oleh tetapi terbuka secara budaya. Rumah di semua penduduk untuk mandi, cuci, Kampung Naga dikenal dengan istilah kakus, serta keperluan hidup sehari-hari. imah atau bumi. Imah, mempunyai Penduduk tidak diperkenankan untuk bentuk empat persegi panjang. Ada melakukan buang sampah, buang hajat di perbedaan istilah antara imah atau bumi dalam kompleks perumahan. Kawasan dengan patambon, yaitu berdasarkan “kering” atau perumahan harus dijaga kepada dihuni atau tidaknya bagi rumah dari segala seuatu yang menyebabkan tersebut, maka istilah imah itu pun dapat kotor, sehingga kawasan bersih dan suci berubah, walaupun bentuk dan pem- tetap bersih dan suci, sedangkan kawasan bagian bagian-bagian imah tersebut kotor seperti daerah yang berkaitan sama. Patambon adalah sebuah rumah dengan air „kolam‟ dan sungai atau yang tadinya imah, namun ketika si kawasan “basah” tetap berada di luar empunya rumah pindah ke tempat lain kandang jaga. dan imah tersebut kemudian menjadi Pada saat penelitian ini dilakukan, kosong tak berpenghuni. Ketika rumah jumlah penduduk Kampung Naga itu kosong ditinggalkan penghuni, maka sebanyak 311 jiwa, yang terdiri atas: istilah penyebutan terhadap rumah penduduk laki-laki sebanyak 175 jiwa, tersebut menjadi patambon. Patambon, dan perempuan 136 jiwa. Adapun jumlah ketika diisi kembali oleh penghuni, Kepala Keluarga sebanyak 108 kk. istilahnya pun kembali menjadi imah atau Dilihat dari komposisi usia penduduk bumi. Penghuninyalah yang dapat Kampung Naga banyak yang telah menentukan apakah rumah itu menjadi berusia lanjut. Salah satu penyebabnya patambon atau imah. Bumi Ageung adalah karena banyak generasi muda adalah patambon, walaupun kosong tapi Penduduk Kampung Naga, terutama ada patunggon (penunggunya) maka generasi tahun 70-an, yang pergi kemudian disebut bumi, walaupun bukan merantau keluar kampung untuk mencari pemiliknya. nafkah karena lahan untuk bercocok Dilihat dari jenis rumah, masyara- tanam di kampung keadaannya terbatas. kat Kampung Naga membagi imah Mereka yang bekerja di luar tidak hanya menjadi dua macam, yaitu bumi panto kaum laki-laki, tetapi ada pula kaum hiji atau bumi teu acan direhab dan bumi perempuan. Setelah sekian lama bekerja nu tos direhab atau bumi panto dua. di luar, mereka kembali ke kampung Bumi Panto Hiji adalah bentuk rumah halamannya, Kampung Naga, untuk yang paling tua, di dalamnya terdiri atas melangsungkan pernikahan dengan pilih- ruang-ruang sebagai berikut; dapur, an hatinya yang sekampung atau dari goah, dan kamar tidur. Ruang goah dapat daerah lain. Setelah menikah, ada yang dikatakan sebagai ruang utama dalam tinggal dengan orang tua untuk semen- sebuah rumah. Goah sama artinya tara, ada pula yang mempunyai rumah dengan pabeasaan yaitu tempat sendiri di luar Kampung Naga.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Arsitektur Rumah Tradisional Kampung Naga (Nandang Rusnandar) | 127

menyimpan beras sebagai bahan hubungan kayu ini mempergunakan tali makanan. Penempatan ruang – ruang rotan atau tali dari bambu. tersebut antara dapur, parako atau tungku Tiang-tiang imah ditempatkan di dan goah merupakan satu kesatuan yang atas batu yang lempar atau demprak tidak dapat dipisahkan sehingga ditem- „rata‟ yang disebut tatapakan (Bahasa patkan di depan, dibanding dengan kamar Sunda: batu pulukan nu demprak atawa tidur yang berada di belakang goah atau nu lempar). Tatapakan ini ada yang dapur. Bumi panto dua atau bumi nu tos dibuat khusus yaitu dari batu yang dibuat direhab, merupakan rumah yang telah persegi empat yang disebut batu papras direnovasi secara total, di mana pem- atau batu jangkung, untuk menda- bangunannya mengikuti perkem-bangan patkannya dengan cara memesan atau jaman, seperti penambahan pintu jadi membeli dari luar kampung dengan dua, memiliki jendela, lantai tengah ukuran yang sama, yaitu tinggi 40 cm rumah tidak lagi mempergunakan dan lebar bawah 25 x 25 cm dan lebar palupuh, lantai palupuh hanya dipergu- atas 20 x 20 cm. Ada pula tatapakan nakan di dapur saja, penambahan ruang- yang hanya dari batu biasa besarnya kira- an kamar tidur, bilik di bagian depan kira berdiameter 30 cm, batu ini diambil rumah diganti dengan bilahan papan, dan dari bongkahan batu yang terhampar di sebagainya. Sungai Ciwulan. Dinding imah terbuat dari bilik Bentuk dan tata ruang imah urang dengan ciri anyaman kepang dan sasag. Kampung Naga dapat dibedakan dalam Bilik ini ada yang „dikapur‟ atau dilabur beberapa jenis, pertama imah yang dengan kapur berwarna putih, bahkan ada disebut patambon yaitu imah kosong pula yang dibiarkan dengan warna asli- seperti bentuk Bumi Ageung, -- bentuk nya. Tinggi kolong umumnya sera-gam imah seperti ini menurut kuncen sudah berkisar antara 50 sampai dengan 60 cm. tidak dibangun lagi, hal tersebut karena Kolong ini dapat berfungsi sebagai perubahan yang terjadi karena keinginan pengatur udara dan dapat dipergunakan untuk menambah ruangan-ruangan yang kandang ternak ayam atau itik. Di ada di dalamnya -- dan bentuk rumah samping itu dipergunakan pula sebagai yang disebut Katarajuan „pemilik ru- tempat penyimpanan barang-barang per- mahnya tinggal di daerah Taraju‟. Juga tanian ataupun kayu sebagai bahan ada dua gaya bentuk rumah yang berbeda bangunan dan kayu bakar. yaitu bentuk imah soko dan imah Rangka imah pada umumnya gagalur, kedua perbedaan ini terlihat terbuat dari kayu yang didapatkan dari sangat mendasar, yaitu imah soko adalah kebun di luar hutan larangan. Teknologi imah yang tiang rumahnya langsung yang dipergunakan dalam membuat mengenai tatapakan batu lempar, se- struktur kayu ini sangat sederhana, yaitu dangkan imah gagalur adalah rumah hubungan antara batang kayu yang satu yang tiangnya tidak langsung mengenai dengan yang lainnya mempergunakan tatapakan, melainkan hanya gagalur yang paku dan paseuk yang terbuat dari bambu mengenai tatapakan yang terbuat dari atau kayu itu sendiri. Kini untuk batu papras. memperkuat hubungan kayu tersebut Satu-satunya rumah tua yang telah dipergunakan plat besi. Menurut kebetulan masih terdokumentasikan oleh cerita seorang dulah „ahli pembuat penulis adalah rumah Ibu Omah, dua bangunan‟, dahulu untuk memperkuat minggu kemudian rumah tersebut dibongkar dan direhab menjadi rumah

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 128 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 121 - 134

baru dengan bentuk yang sama seperti ini dapat dicirikan dengan ciri-ciri imah patambon. Denah rumah Ibu Omah sebagai berikut, bentuk suhunan atau atap ini memiliki ciri-ciri rumah tua, yaitu di salah satu sisinya lebih panjang, berpintu satu, tanpa jendela kaca, kolong sebelah kiri atau sebelah kanan diper- rumah lebih pendek yaitu sekitar 40 cm panjang sehingga merupakan rentangan dari permukaan tanah dan memper- sayap burung atau manuk Julang. Kata gunakan tatapakan batu lempar, ruang- ngapak berasal dari Bahasa Sunda yang ruang di dalam rumah terdiri atas, satu artinya merentangkan, jadi Julang kamar tidur yang disebut geusan atau Ngapak artinya Burung Julang yang pangkeng, goah, dapur dan tengah imah. merentangkan sayapnya. Suhunan Julang Dinding depan dan pintu masuk terbuat Ngapak ini merupakan perkem-bangan dari bilik dengan anyaman sasag, angin- dari bentuk suhunan panjang, dengan angin di bagian atas ampig dan di dapur sentuhan modifikasi dalam proses yaitu di atas parako ada lubang angin adaptasi dengan alam sekitar yaitu pada lalangit. Disebutkan oleh Bapak adanya penambahan atap yaitu lebih Maun sebagai dulah kepala, bahwa panjang di salah satu sisinya. Hal tersebut rumah Ibu Omah ini adalah rumah bumi diperlukan untuk menjaga agar udara panto hiji. Setelah direhab akan menjadi lebih hangat di sekitar rumah atau di rumah berpintu dua, yaitu pintu masuk ke dalam rumah. Mengapa demikian? tepas dan pintu masuk ke dapur. Karena Kampung Naga berada di sebuah Perkembangan arsitektur imah di lembah yang berhawa lembab dan dingin, Kampung Naga dimulai pada tahun 80-an maka karuhun atau nenek moyang telah yang dipelopori oleh Kuncen Arbasan, beradaptasi dengan alam sekitar untuk setelah rumah lama dibongkar mereka menjaga diri dan keluarganya dari hawa membangun kembali rumah „ngarehab‟ dingin. di atas lelemah lama. Kini imah yang ada Bahan atap yang dipergunakan di Kampung Naga mulai memper- oleh Urang Kampung Naga terdiri dari gunakan jendela kaca dan bilik dari dua macam, yaitu terbuat dari ijuk dan papan, begitu pula dengan lantai yang eurih (alang-alang) atau daun tepus tadinya dominan palupuh, dewasa ini (latin: Zingiberaceae). Untuk penerangan hanya bagian dapur saja yang di dalam rumah dan agar cahaya matahari mempergunakan lantai palupuh, sedang- dapat masuk ke dalam rumah, atap rumah kan ruang-ruang di dalam rumah sudah dilubangi dan diganti dengan kaca yang mempergunakan lantai dari bilahan transparan berukuran kira-kira 35 x 35 papan yang diserut rapih. Perubahan ini cm. tidak melanggar pamali dan ketentuan Rumah di setiap perkampungan adat, seperti tidak merubah tempat dapur adat di Jawa Barat, memiliki ciri khas dengan elemennya seperti goah, parako, tersendiri, yaitu pada setiap bagian depan palupuh. Begitu pula dengan penempatan dan belakang wuwung (ujung atap) dapur di depan, kamar tidur di belakang, bubungan selalu ditambahkan pamantes dinding sasag, atap julang ngapak, di atas atapnya, yaitu adanya tihang lima katimang, lubang angin- penambahan usuk yang terbuat dari bilah angin, dan golodog dari bambu, bahkan bambu atau kayu sepanjang 50 cm. Bilah rumah tanpa dilabur kapur menjadi putih. bambu ini dibentuk menyerupai huruf Atap, Julang Ngapak merupakan bentuk “V” yang disebut gapit, cagak gunting atap yang menjadi ciri khas atap seluruh atau capit hurang (Kusnaka, 1981: 17) rumah di Kampung Naga. Bentuk seperti Ada pula pamantes itu ini ada pula yang

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Arsitektur Rumah Tradisional Kampung Naga (Nandang Rusnandar) | 129

berbentuk bulat, huruf “V” divariasikan tengah merupakan tempat kegiatan dengan balutan ijuk agar tidak masuk air semua keluarga karena ruang ini disebut hujan, hingga menyatu dari ujung ke pula daerah netral. Dunia tengah ujung yang membentuk huruf “O” yang merupakan pusat alam semesta dan disebut geulang (gelang). Bentuk gapit, manusia menempatkan dirinya di pusat cagak gunting, capit hurang, ataupun alam semesta. Huruf /\ atau V terbalik, geugeulang. semuanya memiliki makna secara fisik adalah rumah (bumi / imah), simbolis. Huruf “V” (Cagak gunting dan namun dalam kosmologisnya adalah capit hurang) memiliki makna memasuki simbolisasi dunia tengah yang ditempati dunia atas yang suci, sementara manusia manusia, penghubungnya antara dunia berada di dunia tengah. Huruf “/\” atau V tengah dan dunia atas adalah dunia terbalik merupakan dunia tengah yaitu hampa yang disebut para (ruang di atas rumah secara keseluruhan yang dihuni plafon dan hateup). oleh manusia, sedangkan dunia bawah Lantai, konstruksi lantai di Kampung berada di dalam tanah yang dihuni oleh Naga terdiri atas rangkaian balok induk makhluk lainnya. Kebiasaan memakai dari kayu Albasia. Ada beberapa macam gapit, cagak gunting, atau capit hurang nama balok yang menjadi konstruksi ini sesuai dengan kepercayaan lantai di antaranya adalah gagalur, yaitu megalitichum yang disesuaikan dengan balok yang menyangga rangka dinding. peredaran matahari dari arah timur ke Pananggeuy adalah balok penyangga barat dan sesuai pula dengan arah konstruksi lantai. Darurung yaitu balok memanjangnya arah rumah timur barat kecil yang terbuat dari bambu berukuran (Kusnaka, 1981:17) Suganda menyatakan 8cm (rumah kecil biasanya tidak bahwa, pemaknaan huruf “O” atau memiliki darurung), tetapi langsung geulang merupakan simbol ikatan dipasang sarang bambu berukuran 4cm kesatuan dalam kepercayaan mereka dengan jarak 30 x 40 cm. Di atas sarang terhadap alam semesta dengan segenap ada balok melintang yang disebut bahas isinya, di mana matahari bergerak dari terbuat dari bilah bambu berukuran 3 cm timur ke barat. Oleh karena itu, rumah dipasang dengan jarak kira-kira 15-20 masyarakat Kampung Naga tidak boleh cm. Garumpay adalah bambu berukuran menghadap ke arah timur karena 2 cm dipasang di atas bahas dengan cara dianggap melanggar kodrat alam (2006: berjajar berjarak lima sentimeter, lalu di 46). atasnya baru dipasang palupuh sebagai Secara kosmologis, konsep imah/ lantai dan berada paling atas. Palupuh bumi/Bumi Ageung memiliki arti yang terbuat dari awi surat (bambu surat) cara sama, yaitu rumah, dalam pemaknaannya pembuatan palupuh itu yakni, awi yang yang menunjuk kepada arti „dunia‟ atau berdiameter 20 cm, satu sisinya dibelah alam semesta. Dalam kepercayaan memanjang untuk memudahkan awi masyarakat Sunda (Dalam kosmologis untuk dibuka, kemudian bagian dalamnya Sunda) umumnya dan Kampung Naga yaitu bagian-bagian buku (penutup ruas) khususnya, dikenal konsep pembagian dipapas dan bagian dalam batang bambu dunia menjadi tiga bagian, yaitu dunya dibelah-belah, batang bambu yang handap (dunia bawah), dunya tengah tadinya bulat setelah dibelah-belah (dunia tengah) dan dunya luhur (dunia menjadi lembaran bambu selebar 40 cm. atas). Kenyataan ini dapat dilihat dari tata lembaran bambu inilah yang dinamakan ruang dalam rumah, yaitu ruang depan, palupuh, yang panjangnya disesuaikan ruang tengah dan ruang belakang. Ruang dengan ukuran yang diperlukan.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 130 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 121 - 134

Dinding, yang dipasang untuk rumah di dari kayu yang dibulatkan, sarigsig ini Kampung Naga ada dua jenis, pertama ditancapkan pada sangkirin. Pada rumah dinding yang terbuat dari bilahan papan baru, di bagian tepas kini dan dinding yang terbuat dari anyaman mempergunakan jendela berkaca. Jendela bambu yang disebut bilik. Bilik memiliki di daerah kamar mempergunakan dua beberapa jenis sesuai dengan bentuk lapis, yaitu panil kayu di bagian luar dan anyamannya, yaitu anyaman kasar dan kaca di bagian dalam. Jendela di bagian anyaman halus. Anyaman kasar disebut tengah rumah mempergunakan kaca dan bilik sasag kasar atau bilik abrag, sarigsig kayu. Dewasa ini sudah banyak sedangkan anyaman halus disebut sasag rumah yang mempergunakan jendela halus, sasag resik, sasag alit, atau sasag nako yang disatukan dengan kaca yang suakan. Anyaman sasag kasar dipaten, karena angin dapat masuk lewat dipergunakan pada seluruh dinding di nako. Bumi Ageung. Anyaman halus Parako, elemen dapur yang sangat dipergunakan pada rumah-rumah lama, menonjol pada sebuah dapur di Kampung dinding dapur, dan pintu masuk ke dapur Naga adalah apa yang disebut parako. atau sekarang dipergunakan sebagai sekat Parako adalah tempat untuk meletakkan yang terdapat di tengah imah. tungku, yaitu merupakan sebuah kotak Pintu dan jendela, daun pintu yang ada yang terbuat dari papan dan lantainya di Kampung Naga memiliki dua jenis, terbuat dari tanah liat, ukuran parako ini pertama daun pintu yang terbuat dari bervariasi antara 1 m x 1 m. Adukan kayu sepenuhnya dan daun pintu yang tanah liat ini terdiri dari campuran tanah dikombinasikan dengan anyaman sasag. liat dan sabut kelapa, kemudian dibuat Pintu dapur pada bumi panto hiji, dan lantai yang cukup tebal untuk Bumi Ageung, memiliki daun pintu yang memperkuat hawu (tungku) agar tahan dianyam dengan anyaman halus, api. Begitu pula dengan tungku, terbuat anyaman ini mereka namakan dengan dari adukan tanah liat dan sabut kelapa, sasag alit, anyaman resik, atau anyaman dibuat menjadi kotak dengan dua lubang suakan. di atasnya untuk menyimpan panci dan Daun pintu yang lain adalah daun lubang di depannya untuk memasukkan pintu yang sepenuhnya terbuat dari kayu, kayu bakar. Selain elemen parako, di atas biasanya daun pintu dipasang pada pintu tungku ada sebuah rangka kayu yang masuk ke bagian tepas dan pintu di disebut dengan para seuneu, yaitu sebuah bagian tangah rumah. Pintu kamar, tempat untuk menyimpan kayu bakar dan biasanya mereka hanya memasang beberapa alat dapur lainnya, seperti niru, reregan (tirai atau hordeng) sebagai ayakan, boboko, dan lain-lain. penutupnya. Reregan ini biasanya Golodog, dalam Kamoes Basa Soenda mereka pakukan pasang pada kayu kusen disebut babancik artinya tempat paranti di bagian luar. turun unggah ka imah (tempat turun atau Daun jendela yang dipergunakan naik ke dalam rumah) (Satjadibarata, kini semakin semarak dengan berbagai 1948 : 130). Di Kampung Naga, golodog variasi yang berbeda-beda. Disebutkan sebagai tempat yang memiliki banyak bahwa rumah yang berjendela itu adalah fungsi, karena golodog bukan saja rumah patambon, daun jendelanya berfungsi sebagai tangga untuk mema- terbuat dari papan kayu berukuran 40 x suki rumah, melainkan juga dapat 60 cm, sedangkan untuk pengamannya berfungsi sebagai tempat bercengkrama adalah sarigsig „kisi-kisi‟ yang terbuat dengan tetangga yang berada di depan

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Arsitektur Rumah Tradisional Kampung Naga (Nandang Rusnandar) | 131

rumahnya. Selain itu, golodog merupa- bila hal itu dilanggar maka akan kan tempat untuk bekerja; meraut bambu mengakibatkan bencana. Dalam untuk membuat kerajinan anyaman, prakteknya belum pernah ada pem- menganyam anyaman bambu, bahkan bangunan rumah seperti itu. golodog berfungsi sebagai tempat untuk Masyarakat Kampung Naga yang menerima tamu. Saat ini, golodog yang sangat mempercayai adanya Nyi Pohaci sudah direhab, merupakan tempat yang Sang Hyang Sri Dangdayang Tisnawati lebih multi fungsi lagi, selain untuk (Dewi Sri) sebagai pengayom tanaman bekerja, menerima tamu, tempat bermain padi, maka hal tersebut tidak lepas anak-anak, golodog juga merupakan ciri dengan penempatan dapur dan goah yang estetika „artifisial‟ bagi rumah seseorang. erat kaitannya dengan kosmologis Dalam kosmologisnya golodog ini wilayah wanita dalam sebuah ruang di termasuk daerah maskulin, artinya bahwa dalam rumah. Penghormatan terhadap golodog ini merupakan daerah yang Dewi Sri dapat terlihat dalam penem- diperuntukkan bagi kaum laki-laki, patan goah yang dianggap sebagai ruang walaupun kaum wanita memperguna- utama dalam sebuah rumah. Goah kannya sebagai tempat untuk duduk- diletakkan di dapur sebelah barat atau duduk atau menganyam. Karena golodog timur sesuai dengan weton atau hari sebagai wilayah laki-laki, biasanya di kelahiran dari si empunya rumah, yaitu pinggir golodog pada papan cemped weton si istri. Di dalam goah inilah selalu tersimpan perabotan laki-laki disajikan berbagai sesaji untuk meng- untuk pertanian dan membuat anyaman, hormati Dewi Sri yang setiap hari selasa seperti pisau raut, kored, cangkul, dan dan jumat diganti. Goah inilah meru- menyimpan petromaks, arit (sabit), dan pakan wilayah perempuan yang tidak lain sebagainya. Di bawahnya (kolong boleh dimasuki kaum pria. Ruang goah golodog) bisanya dibuat pintu masuk sangat dominan bagi masyrakat hewan ternak ayam terbuat dari anyaman Kampung Naga, malah fungsinya dapat bambu, karena kolong rumah yang telah mengalahkan fungsi kamar tidur dipagari bambu menjadi kandang. sekalipun. Pada umumnya imah memiliki Organisasi Rumah ruangan sebagai berikut: Tepas Pengertian rumah atau bumi merupakan ruangan yang terletak di menuntut kesadaran yang penuh depan dan berfungsi untuk menerima tanggungjawab dari orang sebagai tamu. Di samping itu, ruangan ini secara penghuninya. Hal tersebut dapat dilihat kosmologis memiliki fungsi untuk dari aturan yang digariskan oleh menyaring dari hal-hal atau pengaruh karuhun-nya dalam tata cara mendirikan yang bersifat kotor masuk ke dalam rumah, begitu pula penempatan ruang- imah. Di samping itu, tepas merupakan ruang yang ada di dalamnya harus sesuai ruangan kekuasaan laki-laki. Bila rumah dengan tatali karuhun yang seharusnya. yang tidak memiliki tepas, biasanya Pembangunan dimulai pada hari yang ruangan filter itu ditempatkan pada telah ditentukan dan dipandang sebagai golodog. Seperti diuraikan di atas, hari baik bagi si pemilik rumah, dalam golodog mempunyai fungsi sebagai membangun rumah bagi si anak atau si tempat untuk menerima tamu yang adik, tidak boleh berada di sebelah timur, bertandang ke rumah, bila tamu sudah karena akan ngalangkangan (memba- dianggap dekat dan familiar, maka tamu yangi) rumah orang tua atau kakaknya,

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 132 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 121 - 134

lama-kelamaan akan dibawa masuk ke Dapur, hampir semua informan di dalam rumah. Kampung Naga, menyatakan bahwa Tengah Imah, yaitu ruangan yang dapur merupakan tempat yang istimewa. terdapat di belakang dapur. Ruangan ini Elemen dapur yang harus dipenuhi sesuai berfungsi sebagai ruangan keluarga. dengan tatali karuhun adalah tungku, Bisanya keluarga berkumpul pada saat- palupuh, parako dan goah. Elemen ini saat tertentu bila mereka membicarakan selalu dipenuhi pada setiap rumah di sesuatu atau bercengkrama dengan sanak Kampung Naga karena merupakan adat keluarga. Di tempat ini pula mereka yang tidak boleh dihilangkan. Sehingga, menerima tamu dan menyelenggarakan penempatan dapur selalu di bagian depan berbagai kegiatan dalam selamatan. imah. Hal tersebut mengalahkan Menurut pandangan masyarakat penempatan kamar tidur si pemilik Kampung Naga, tengah imah merupakan rumah. Dapur, dan goah adalah pusat tempat netral dari pengaruh buruk, kehidupan manusia Kampung Naga yang karena telah tersaring oleh ruangan tepas. harus dijaga sesuai dengan sistem Tengah Imah merupakan penyeimbang kepercayaannya. secara magis antara dunia atas dan dunia Goah, adalah unsur yang penting dalam bawah dari kekuatan gaib. Dengan kehidupan kesehariannya. Wilayah kedua kenyataan itu, maka Tengah Imah tempat ini, yaitu dapur dan goah adalah merupakan ruangan netral yang dapat wilayah wanita yang tidak sembarang dipergunakan oleh kaum laki-laki dan orang bisa memasukinya. Khususnya kaum perempuan. ruang goah, hanya kaum wanitalah yang Pangkeng atau Geusan, adalah kamar bisa memasukinya. Di ruangan ini Kersa tidur yang letaknya di tengah imah. Bagi Nyai (Nyi Pohaci) atau Nyi Pohaci Sang mereka yang rumahnya luas, biasanya Hyang Sri Dangdayang Tisnawati (Dewi memiliki lebih dari satu kamar tidur, Sri) ditempatkan. namun kebanyakan imah yang ada di Kenapa dapur dan goah menjadi Kampung Naga hanya memiliki satu elemen ruang yang terpenting? Menurut kamar tidur, kamar tidur anak disebut masyarakat Kampung Naga, bahwa dapur sepen. Secara kosmologis, pangkeng, dan goah adalah tempat penyimpanan geusan atau kamar tidur, merupakan dan tempat memproduksi makanan yang wilayah wanita, karena biasanya wanita merupakan kebutuhan dasar atau pokok Kampung Naga biasa melahirkan di kehidupan manusia. Dalam ruangan goah dalam kamarnya sendiri dibantu oleh Ma terdapat pabeasan yang terbuat dari Beurang atau Ma Paraji (dukun gentong tanah liat, fungsinya untuk beranak). Proses kelahiran yang menyimpan beras. Seperti diungkapkan dilakukan di kamar inilah kemudian sebelumnya bahwa leuit di Kampung menjadi geusan (tempat awal) kelahiran Naga sudah tidak bersisa, kini seseorang. Dalam Paribahasa Sunda masyarakat Kampung Naga menyimpan (ungkapan tradisional Sunda) ada yang padi keringnya di leuit dalam goah. dikatakan geusan ngajadi (plasenta “Leuit” yang ada di dalam goah ini awal terjadinya) yang menunjukkan merupakan ruangan yang disekat oleh bahwa manusia dilahirkan di tempat itu. bilik fungsinya untuk menyimpan padi Ungkapan bali geusan ngajadi adalah kering yang biasanya disimpan di leuit ungkapan untuk mengingatkan seseorang yang terpisah dari rumah. kepada awal proses manusia, atau secara fisik adalah tempat di mana ia dilahirkan.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Arsitektur Rumah Tradisional Kampung Naga (Nandang Rusnandar) | 133

C. Penutup hanya dipergunakan di dapur saja, Pembangunan sebuah imah tak penambahan ruangan kamar tidur, bilik lepas dari ritus yang secara adat selalu di bagian depan rumah diganti dengan dipatuhi dan dilaksanakan dengan benar, bilahan papan, dan sebagainya. hal tersebut sangat erat kaitannya dengan Imah bagi masyarakat Kampung sistem kepercayaan yang mereka anut. Naga dalam kesehariannya dapat ber- Kenapa hal itu dilaksanakan, karena fungsi sebagai tempat menyimpan bahan mereka takut akan melanggar pamali. makanan yaitu dengan adanya goah dan Demikian pula imah dan pola leuit di dalam rumah. Di samping itu, perkampungan yang ada di Kampung fungsi yang lain sebagai tempat untuk Naga erat hubungannya dengan lama menerima tamu, selain golodog, kini ada sekitar, sehingga imah dapat diana- ruang tepas yang menjadi ruang logikan sebagai „mikro kosmos‟ atau tambahan. Selain itu, imah berfungsi bumi „makro kosmos‟ yang berarti alam sebagai tempat istirahat, tidur dan semesta. Rumah di Kampung Naga meneruskan keturunan dengan adanya dikenal dengan istilah imah atau bumi, ruang pangkeng atau geusan. Dalam bila sebuah rumah yang kosong ditinggal lingkup yang lebih jauh, imah dapat penghuninya maka berubah istilah berfungsi sebagai tempat upacara atau menjadi patambon. Secara umum imah salametan daur hidup mulai dari yang ada di Kampung Naga dengan imah kehamilan, kelahiran, perkawinan sampai yang ada di Jawa Barat pada umumnya kematian. sama berupa imah panggung. Ada dua Melihat paparan di atas maka gaya bentuk rumah yang berbeda yaitu diperlukan pendokumentasian seluruh bentuk imah soko dan imah gagalur, arsitektur tradisional yang ada di Jawa kedua perbedaan ini terlihat sangat Barat agar bentuk dan gaya arsitektur mendasar, yaitu imah soko adalah imah tradisional dapat menjadi ciri mandiri dan yang tiang rumahnya langsung mengenai asset bagi daerah. Dalam perkembangan- tatapakan batu lempar, sedangkan imah nya, arsitektur sebagai sebuah karya tak gagalur adalah rumah dengan tiang yang lepas dari pengaruh dan sentuh budaya tidak langsung mengenai tatapakan, luar, sehingga banyak karya arsitektur tak melainkan hanya gagalur yang mengenai bernilai kedaerahan dan keindonesiaan. tatapakan yang terbuat dari batu papras. Karya arsitektur kini lebih menonjolkan Dewasa ini perkembangan jaman nilai artifisial dibanding dengan nilai yang terus bergulir, telah pula ikut fungsionalnya. mengubah gaya pembangunan rumah Untuk menjaga agar karya yaitu, bumi panto hiji atau bumi teu acan arsitektur tradisional tidak tergilas oleh direhab dan bumi nu tos direhab atau perubahan jaman, maka perlu pemerintah bumi panto dua. Bumi Panto Hiji adalah daerah maupun pusat melindungi dengan bentuk rumah yang paling tua, bumi undang-undang maupun peraturan daerah Panto Dua atau Bumi nu tos direhab, yang mengikat. Di samping itu, merupakan rumah yang telah direnovasi pemerintah daerah dan pusat bersinergi secara total, di mana pembangunannya dengan masyarakat adat untuk ikut mengikuti perkembangan jaman, seperti mempertahankan tradisi yang berlaku penambahan pintu jadi dua, memiliki dalam mempertahankan kebudayaan jendela, lantai tengah rumah tidak lagi daerah. mempergunakan palupuh, lantai palupuh

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 134 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 121 - 134

DAFTAR PUSTAKA Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Atja dan Saleh Danasasamita. 1981. ------. 2003. Naskah Sanghyang Siksakandang Saung Ranggon Sebuah Karya Karesian. Bandung: Proyek Pe- Arsitek Tradisional. Bandung: ngembangan Permusiuman Jawa Balai Kajian Sejarah dan Nilai Barat. Tradisional. Frick, Heinz. 1997. Satjadibarata. 1948. Pola Struktur dan Teknik Bangun- Kamoes Basa Soenda. Djakarta. an di Indonesia,. Yogya-karta: Bale Poestaka. Kanisius. Suganda, Her. 2006. Kusnaka, Adimihardja et al. 1981. Kampung Naga Mempertahankan Tipe Rumah Tradisional Khas Tradisi. Bandung. Kiblat. Sunda Jawa Barat. Bandung: Kanwil Direktorat Jenderal Pari- Suhamihardja, A. Suhandi dan Yugo wisata Jawa Barat. Sariyun. 1991/1992. Kesenian, Arsitektur Rumah dan Monografi Desa Salawu Kabupaten Upacara Adat Kampung Naga Tasikmalaya. 2005. Jawa Barat. Bandung: Depbud. Muanas, Dasum et al. 1981/1982. Tim Teknis Pelaksana. 1999-2000. Arsitektur Tradisional Daerah Laporan Final Perencanaan Jawa Barat. Depdikbud. Proyek Pengembangan Kawasan Andalan Inventarisasi dan Dokumentasi Hutan Raya Djuanda di Ka- Kebudayaan Daerah. bupaten Bandung. Rusnandar, Nandang, 2000.

Arsitektur Rumah Adat Tradisional Kampung Mahmud. Bandung:

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Wayang Golek: Dari Seni Pertunjukan ke Seni Kriya ... (Rosyadi) | 135

WAYANG GOLEK DARI SENI PERTUNJUKAN KE SENI KRIYA (Studi tentang Perkembangan Fungsi Wayang Golek di Kota )

Oleh Rosyadi

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email: [email protected]

Abstrak Wayang golek adalah suatu jenis seni pertunjukan tradisional yang telah menjadi bagian dari jati diri orang Sunda. Perkembangan dunia hiburan yang kini lebih didominasi oleh jenis-jenis kesenian modern, telah mengakibatkan semakin langkanya pertunjukan kesenian wayang golek dipergelarkan. Dalam pada itu, perkembangan dunia pariwisata telah menciptakan karya baru bagi wayang golek, yaitu sebagai barang souvenir. Maka fungsi wayang golek pun berkembang dari seni pertunjukan menjadi seni kriya. Kata Kunci: Wayang Golek, hiburan, seni kriya.

Abstract Wayang golek is one of traditional entertaining art and it has become identity of . The growth of modern entertainmen, which more dominated by a modern art, it caused events of traditional art such as wayang golek is more dificult to find. Mean while,growing of tourism industry has made a new change for wayang golek. In this case wayang golek has become a souvenier. So, there is a change of wayang golek function from entertaining art to be handycraft. Keywords: puppet, entertainment, art, handycraft.

A. Pendahuluan sangat erat kaitannya dengan urusan batin dan rasa. Kemampuan manusia dalam Salah satu kelebihan mahluk mengolah rasa, batin, dan akal pikiran, manusia dari jenis-jenis mah- kemudian melahirkan kesenian, yang luk lainnya di muka bumi ini merupakan bagian penting dan tak ialah di samping manusia terpisahkan dari kebudayaan manusia. dikaruniai akal fikiran, manu- Kesenian sebagai subsistem kebu- sia juga dikaruniai rasa keindahan. dayaan, merupakan ungkapan krea-tifitas Dalam kehidupan manusia, keindahan dari kebudayaan itu sendiri. Ia men-

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 136 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 135 - 148

ciptakan, memberi peluang untuk Demikian pula fungsi dari kesenian bergerak, memelihara, menularkan, tradisional mulai melemah. Padahal, bagi mengembangkan untuk kemudian men- masyarakat pendukungnya, kesenian ciptakan kebudayaan baru lagi tradisional tidak hanya berfungsi sebagai (Koentjaraningrat, 1981/1982). Berkesenian sarana hiburan semata, melainkan juga adalah salah satu kebutuhan hidup memiliki fungsi sosial, kultural, serta manusia dalam bentuk pemenuhan fungsi spiritual. Keadaan ini pula yang kebutuhan akan rasa keindahan. kini tengah dihadapi oleh kebudayaan- Dalam konteks kemasyarakatan, kebudayaan lokal, khususnya kesenian- jenis-jenis kesenian tertentu memiliki kesenian tradisional. kelompok-kelompok pendukung tertentu. Salah satu jenis kesenian tradisional Demikian pula kesenian bisa mempunyai yang fungsi dan keberadaannya kini fungsi yang berbeda di dalam kelompok- sudah mulai tergeser adalah kesenian kelompok manusia yang berbeda. Peru- wayang golek. Wayang golek adalah bahan fungsi dan perubahan bentuk pada salah satu jenis kesenian Sunda yang hasil-hasil karya seni, dengan demikian termasuk ke dalam jenis seni pertunjukan. dapat pula disebabkan oleh dinamika Pada masanya dulu, kesenian wayang masyarakat. Di sisi lain, tata masyarakat golek sempat “berjaya”, dalam arti dan perubahannya turut pula menentukan menjadi satu-satunya sarana hiburan arah perkembangan kesenian. masyarakat, yang mampu memenuhi Sekalipun kesenian dicirikan dari peran dan fungsi-fungsinya di dalam keindahannya, tetapi kesenian tidak masyarakat. Selain sebagai sarana hanya dapat dikaji dari sudut penataan hiburan yang sangat digemari oleh artistiknya saja yang akan menumbuhkan masyarakat, wayang golek pun berfungsi rasa kekaguman yang mendalam bagi sebagai sarana penyebaran Islam, serta para penikmatnya. .Dalam pandangan media informasi yang cukup efektif. lain yang justru akan memberikan Akan tetapi seiring dengan per- penjelasan lebih luas, kesenian juga dapat kembangan zaman, eksistensi kesenian dilihat dari sudut pandang latar belakang wayang golek pun mengalami per- kebudayaannya yang akan mampu ubahan. Keberadaannya kini tidaklah mengungkap makna simbolik dari sehebat dan setegar dulu lagi. Ia kini kesenian tersebut. mulai ditinggalkan oleh para pendu- Seniman, di samping anak dari kungnya. Dengan kata lain, keberadaan bangsanya, juga tidak terelakkan sebagai kesenian wayang golek saat ini dalam anak dari zamannya. Kini, zaman tengah keadaan kritis, jangankan untuk dilanda proses modernisasi dan globalisasi berkembang, untuk bertahan pun yang seringkali diidentikkan dengan sangatlah sulit. Inilah permasalahan yang pemikiran-pemikiran dan peradaban barat. tengah dihadapi oleh kesenian wayang Dengan demikian setiap pemikiran barat golek. yang dilontarkan melalui karya seni, turut Kendatipun keberadaan kesenian merembet melalui seniman yang pada wayang golek sebagai seni pertunjukan akhirnya disebarluaskan ke dalam ling- kini telah mulai tersisihkan oleh jenis- kungan masyarakat luas. jenis kesenian modern, akan tetapi Keberadaan kesenian-kesenian wayang goleknya itu sendiri masih dapat tradisional mulai tergeser dengan diberdayakan. Kreatifitas para pengrajin keberadaan kesenian-kesenian baru yang wayang golek di Kota Bogor tidak mewakili pemikiran-pemikiran barat. pernah surut dengan semakin langkanya

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Wayang Golek: Dari Seni Pertunjukan ke Seni Kriya ... (Rosyadi) | 137

pertunjukan wayang golek. Perkembangan Kawasan Bogor dikenal dengan aktifitas kepariwisataan telah mampu keindahan dan kesejukan alamnya yang menciptakan peluang baru bagi pema- indah dan asri. Elevasi Kota Bogor yang saran produk kerajinan wayang golek. terletak pada ketinggian 190 sampai 330 Wayang golek yang semula diproduksi meter dari permukaan laut, menjadikan untuk bahan pertunjukan kesenian wa- kawasan Kota Bogor sebagai daerah yang yang golek, kini diproduksi juga sebagai beriklim sejuk. Suhu udara di Kota Bogor barang cenderamata. berkisar antara 21,80 – 30,4 0 C dengan Fenomena ini menunjukkan suhu rata-rata setiap bulan 260 C. adanya pergeseran fungsi wayang golek Kota Bogor yang memiliki areal yang semula sebagai alat kesenian, kini seluas 11.650 Ha, memiliki batas-batas bergeser fungsinya sebagai barang sebagai berikut: di sebelah utara cenderamata. Fenomena inilah yang berbatasan dengan Kecamatan Kemang, melatarbelakangi dilakukannya penelitian Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja, tentang “Perubahan Fungsi Wayang Kabupaten Bogor. Di sebelah Timur Golek” di Kota Bogor. berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Penelitian ini dimaksudkan sebagai dan Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. salah satu upaya untuk melestarikan Di sebelah Barat berbatasan dengan sekaligus mengangkat dan memberdayakan Kecamatan Darmaga, dan Kecamatan produk wayang golek yang dibuat oleh Ciomas, Kabupaten Bogor. Di sebelah pengrajin wayang golek di Kota Bogor. Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk, dan Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. B. Hasil dan Bahasan Dalam tata administrasi Kota Bogor Selayang Pandang pemerintahan, Kota Bogor terbagi ke dalam 6 kecamatan dan 68 kelurahan, 1. Keadaan Alam Kota Bogor 210 dusun, 623 RW, dan 2.712 RT. Kota Bogor adalah Jumlah penduduk Kota Bogor menurut salalah satu daerah data tahun 2004 adalah sebanyak 745.666 administrasi pe- jiwa. merintahan tingkat II di wilayah 2. Gambaran Kepariwisataan Kota Pemerintahan Pro- Bogor vinsi Jawa Barat. Kota Bogor merupakan daerah Posisi Kota Bogor yang sangat potensial dan strategis bagi terletak di tengah- perkembangan sektor ekonomi dan jasa, tengah Kabupaten serta pusat kegiatan nasional untuk Bogor. Jaraknya dari Ibukota Provinsi industri, perdagangan, transportasi, Jawa Barat sekitar 80 km ke arah Barat, komunikasi, dan pariwisata. Dalam hal dan sekitar 40 km ke arah Selatan dari sektor kepariwisataan, Kota Bogor DKI Jakarta. Kedudukan geografis Kota memiliki potensi yang cukup kaya dan Bogor di tengah-tengah wilayah Kabu- sangat beragam. Kota Bogor memiliki paten Bogor serta lokasinya yang sangat obyek-obyek wisata alam, wisata budaya, dekat dengan Ibukota Negara, menja- wisata sejarah, maupun wisata kuliner dikan Kota Bogor sebagai daerah yang sangat menarik dan dapat dijadikan penyangga ibukota. sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 138 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 135 - 148

Obyek-obyek wisata yang ada di Kota Bogor, dapat dikelompokkan ke dalam: a. Wisata Budaya/Sejarah; b. b. Wisata Ilmu Pengetahuan Di Kota Bogor terdapat banyak Di wilayah Kota Bogor banyak obyek wisata budaya dan sejarah, antara terdapat tempat-tempat yang di dalamnya lain: menyimpan berbagai peninggalan yang . Istana Kepresidenan Bogor, didirikan dapat dijadikan sebagai sumber peng- tahun 1745 oleh Gubernur Jenderal kajian dan pengembangan ilmu pengeta- Hindia Belanda yang bernama Gustaf huan. Tempat-tempat itu antara lain: Willem van Inhof. Istana ini memiliki . Kebun Raya Bogor, didirikan pada areal seluas 24 Ha, di dalamnya tahun 1817 atas prakarsa seorang akhli terdapat 219 buah patung kera- botani, yang bernama Prof. Dr. mik/perunggu. Pada mulanya istana ini Reinwadt. Kebun Raya ini memiliki didirikan sebagai tempat peristirahatan areal seluas 87 Ha. Koleksi yang yang diberi nama Buitenzorg. Pada terdapat di Kebun Raya Bogor terdiri tahun 1950 statusnya berubah menjadi atas 20.000 tanaman yang tergolong ke Istana Kepresidenan Republik dalam 6.000 species. Tidak jauh dari Indonesia. pintu gerbang Kebun Raya, terdapat . Museum Perjuangan; didirikan tahun tugu peringatan yang didirikan oleh 1957 sebagai tempat penyimpanan Rafles bagi istrinya, Olivia Maria yang macam-macam senapan yang meninggal pada tahun 1814 digunakan para pejuang kemerdekaan, . Museum Etnobotani, didirikan pada dan senjata-senjata hasil rampasan dari tahun 1982 oleh Prof. Dr. B.J. Habibie. tentara Jepang dan Inggris. Museum Di dalamnya memperagakan peman- ini dilengkapi dengan diorama per- faatan tumbuhan Indonesia dan koleksi juangan di daerah Bogor dan fosil kayu, tumbuh-tumbuhan yang sekitarnya. dipergunakan untuk obat tradisional. . Museum Peta; didirikan tahun 1996 Terdapat pula koleksi daun-daun yang oleh Yayasan Perjuangan Tanah Air. telah diawetkan. Di dalamnya memuat 14 diorama, . Museum Zoologi, didirikan pada tahun sebagai salah satu bentuk gambaran 1894 dengan nama Nuseum perjalanan proses pergerakan kebang- Zoologicum Bogoriensis, yang saan. merupakan bagian dari Lands . Batutulis; prasasti ini dibuat oleh raja Plantentuin. Semula bagian ini Pajajaran Raja Surawisesa (1521- berfungsi sebagai laboratorium 1535). Tempat di mana prasasti ini zoologi, tempat menelaah hama berada merupakan tempat untuk pertanian dan perkebunan. Koleksi melakukan upacara penobatan raja-raja yang terdapat di dalam museum ini Pajajaran. Prasasti ini bertuliskan meliputi ribuan spesies binatang huruf Kawi, berbahasa Jawa Kuno. mamalia, serangga, reftilia, burung, Masih banyak lagi obyek-obyek wisata ikan, dan moluska. budaya dan sejarah yang terdapat di . Museum Tanah, didirikan pada tanggal wilayah Kota Bogor yang dapat menarik 29 September 1988, semula adalah para wisatawan, baik asing maupun Pusat Penelitian Tanah dan domestik. Tentunya ini akan berpengaruh Agroklimat yang didirikan pada tahun terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota 1905. Museum ini merupakan tempat Bogor. penyimpanan model/contoh tanah

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Wayang Golek: Dari Seni Pertunjukan ke Seni Kriya ... (Rosyadi) | 139

sebagai koleksi berbagai macam tanah jung. Beberapa jenis makanan tradisional di Indonesia. yang dapat kita temukan dan nikmati di c. Wisata Alam Kota Bogor, antara lain: Wilayah Bogor dikenal dengan . Nasi Tutug Oncom, yaitu nasi yang kawasannya yang memiliki pemandangan diaduk dengan bumbu kencur dan alam sangat indah. Siapa yang tidak bawang merah, dicampur dengan kenal dengan Kawasan Puncak yang oncom hitam bakar yang sudah diha- berbukit-bukit dengan udaranya yang luskan. Nasi tutug oncom ini biasanya sejuk dan pemandangan alamnya yang dihidangkan dengan tempe dan tahu indah dan asri. Kendatipun kawasan goreng, ayam goreng, sambel goang, puncak ini terdapat di wilayah dan lalapan. administratif Pemerintahan Kabupaten . Gepuk Ayam; yaitu ayam goreng yang Bogor, akan tetapi masih dalam lingkup “digeprek” (ditumbuk hingga pipih), kawasan wisata Bogor yang memberikan dimakan bersama nasi timbel. kontribusi sangat berarti bagi pengem- . Tauge goreng; yaitu tauge yang bangan wisata di wilayah Kota Bogor. direbus bersama mie di atas nampan Situ Gede; adalah salah satu dari yang dipanaskan dengan bara arang. obyek wisata alam yang terdapat di Tauge goreng ini disajikan bersama wilayah Kota Bogor. Situ Gede tahu goreng, lontong, dan disiram kuah merupakan satu kawasan yang bernuansa tauco. alam pedesaan, dengan danau yang membentang lebar berlatar hutan yang e. Souvenir / Cenderamata rindang. Sungguh sebuah pemandangan Kreatifitas para seniman di Kota sangat menarik. Bogor, telah mampu menciptakan Obyek wisata alam lainnya ialah peluang bagi para seniman di samping kawasan Rancamaya. Kawasan ini telah untuk mengekspresikan rasa seninya, dibangun sedemikian rupa sehingga juga untuk bisa mendapatkan keuntungan menjadi sebuah kawasan yang memiliki finansial dari karya seninya. Berbagai daya tarik keindahan alam, juga dileng- jenis karya seni yang kini banyak dija- kapi dengan sarana dan prasarana olah dikan sebagai cenderamata, di antaranya raga. Kendatipun pada awal masa pem- adalah : bangunannya sempat mengundang protes . Wayang Golek; wayang golek yang keras dari para budayawan (Sunda), akan merupakan karya seni ciri khas daerah tetapi kini kawasan ini telah menjelma Priangan, mendapatkan tempat yang menjadi sebuah kawasan wisata yang cukup layak di kalangan para seniman banyak menarik minat para wisatawan. Kota Bogor. Ini terbukti dengan semakin banyaknya produk wayang d. Wisata Kuliner golek yang dihasilkan oleh para seni- Dalam hal makanan, Bogor man dan pengrajin di Kota Bogor. merupakan surga bagi penikmatnya. Bentuk dan pemberian ornamen, serta Berbagai jenis makanan dari yang hiasan yang indah merupakan salah tradisional sampai makanan yang trendy, satu ciri khas kerajinan wayang golek semuanya tersedia di Kota Bogor. Ber- yang dibuat dan diproduksi oleh para bagai tempat jajan makanan, mulai dari pengrajin di wilayah Kota Bogor. restoran, cafe, sampai warung-warung di . Keramik; jenis kerajinan yang banyak pinggir jalan, dan para penjaja makanan, diminati, yang memberikan efek siap memuaskan selera makan pengun- keindahan bagi suatu ruangan. Ciri

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 140 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 135 - 148

khas yang terdapat dalam bentuk, Kesenian wayang bukan hanya dikenal di warna, serta kualitas produk yang dalam negeri, tetapi sudah mendunia. Di bermutu tinggi, merupakan faktor di kawasan Nusantara sendiri, kesenian mana produk keramik dari Kota Bogor wayang bukan hanya dikenal di Pulau menjadi incaran para wisatawan. Jawa saja, melainkan juga terdapat pada . Bordiran; Perkembangan kerajinan berbagai kelompok etnik yang ada di bordiran di Kota Bogor menunjukan Nusantara. kemajuan yang cukup pesat. Ini Dalam perjalan sejarahnya, ke-senian terbukti dengan tingkat penjualan yang wayang telah menapaki perjalanan yang cendreung meningkat dengan pangsa cukup panjang. Mengenai asal-usul pasar yang cukup jelas, serta didukung wayang khusus di Indonesia, ada bebe- oleh produk yang berkualitas dengan rapa pendapat. Ada yang mengatakan ciri khas dan motif yang bernilai seni bahwa wayang berasal dari kebudayaan tinggi, menjadikan produk kerajinan India yang sangat dipengaruhi oleh bordir dari Kota Bogor cukup dikenal budaya Hindu. Pendapat lain mengatakan keberadaannya oleh para wisatawan bahwa wayang merupakan hasil kebuda- dari berbagai daerah. yaan asli masyarakat Jawa tanpa ada . Goong; adalah bagian dari perangkat pengaruh budaya lain. Disebutkan pula musik . Goong merupakan oleh beberapa sumber bahwa wayang produk kerajinan unggulan Kota berasal dari relief candi karena candi Bogor. Lokasi pembuatan kerajinan memuat cerita wayang, seperti candi goong dan perangkat gamelan lainnya Prambanan. Bukti keberadaan wayang berada di kawasan Pancasan Kelurahan dalam perjalanan sejarah di Indonesia Pasirjaya, Kecmatan Bogor Barat, yang tercatat dalam berbagai prasasti, seperti juga merupakan obyek wisata yang prasasti Tembaga (840 M), prasasti culup potensial. Ugrasena (896 M), dan prasasti Belitung . Kujang; Menurut sejarahnya, kujang (907 M). merupakan senjata khas warisan dari Kesenian wayang dalam ben- Kerajaan Sunda. Kini senjata kujang tuknya yang asli timbul sebelum kebu- menjadi salah satu simbol Kota Bogor. dayaan Hindu masuk di Indonesia dan Senjata kujang sebagai barang hiasan mulai berkembang pada jaman Hindu dan cenderamata pun kini sudah Jawa. Sebagaimana dinyatakan oleh banyak diproduksi oleh para pengrajin beberapa peneliti sejarah, bahwa sebe- di Kota Bogor. tulnya budaya wayang merupakan budaya asli Indonesia yang sudah ada Wayang Golek: dari Seni Pertunjukan jauh sebelum agama Hindu masuk ke ke Seni Kriya Pulau Jawa. Memang, cerita wayang 1. Sekilas Mengenai Sejarah Wayang yang populer saat ini merupakan adaptasi cerita dari karya sasra India, yaitu a. Wayang Pada Masa Penyebaran Ramayana dan Mahabharata. Tetapi Islam sudah mengalami adaptasi untuk Dalam khasanah bu- menyesuaikan dengan falsafah asli daya Nusantara, wa- Indonesia. yang sudah menjadi Pada sekitar abad ke-15, agama salah satu karya Hindu/Budha masih menguasai masyarakat budaya unggulan bangsa. Siapa yang di Pulau Jawa. Kala itu pula, agama tidak kenal dengan kesenian wayang. Islam sudah mulai memasuki daerah

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Wayang Golek: Dari Seni Pertunjukan ke Seni Kriya ... (Rosyadi) | 141

kekuasaan kerajaan-kerajaan di Pulau dalam tertanam dalam jiwa dan Jawa. Tersebutlah , salah perikehidupan masyarakat setempat, seorang dari Wali Songo, mendatangi dengan ajaran Islam yang disebarkan pulau Jawa setelah ia kembali dari oleh para wali. Dengan melalui media pelbagai negeri ufuk timur seperti Persia, budaya setempat, dalam hal ini wayang, Turki, Mesir dan Cina. Ia datang ke maka ajaran Islam pun mulai dimengerti daerah Pulau Jawa dengan misi dan difahami oleh masyarakat setempat. menyebarkan agama Islam. Dengan teknik pementasan, bahwa, Pada waktu itu, rakyat maupun setiap babak pementasan adalah bidang pembesar Tanah Jawa masih memeluk permata atau ibarat tematis filsafat agama Hindu. Sedikit demi sedikit, tertentu, dengan menyirat makna Sunan Kalijaga mulai memasukkan tersendiri, yaitu pertikaian antara keba- faham Islam ke dalam kehidupan spi- jikan melawan kejahatan yang pada ritual masyarakat Tanah Jawa. Ia pun akhirnya dimenangkan oleh kebaikan. sangat memahami budaya masyarakat b. Kelahiran Wayang Golek Trimatra setempat sehingga ketika ia mulai mena- namkan ajaran Islam, ia menggunakan Di Jawa Barat, tempat berkem- media budaya masyarakat setempat. Ia bangnya wayang pertama kali adalah pun mulai memperkenalkan ajaran-ajaran , yaitu pada masa Sunan Gunung Islam dengan menggunakan media Jati (abad ke-15). Jenis wayang yang kesenian wayang yang banyak mengisah- pertama kali dikenal adalah jenis wayang kan tentang dewa-dewa yang ada dalam kulit. Sementara wayang golek mulai faham religi masyarakat setempat, namun dikenal di Cirebon pada awal abad ke-16 ia pun mulai memasukkan ajaran-ajaran dan dikenal dengan nama wayang golek Islam dalam media wayang tersebut. papak atau cepak. Karena ajaran Hindu sudah Wayang golek atau disebut sedemikian melekat dalam kehidupan “golek” saja, merupakan salah satu jenis masyarakat kala itu, maka cerita tradisi yang hingga sekarang masih tetap Mahabharata dan Ramayana dari Tanah bertahan hidup di daerah Sunda. Berbeda Hindu dimodifikasi untuk mengajarkan dari wayang kulit yang dwimatra, golek Ketauhidan. Misalkan, dalam cerita adalah salah satu jenis wayang trimatra. Mahabharata para dewa memiliki Golek memiliki sifat pejal. Ia merupakan wewenang yang sangat absolut, sebagai boneka tiruan rupa manusia (ikonografi), penentu nasib dan takdir yang tidak bisa yang dibuat dari bahan kayu bulat torak disanggah, maka para wali membuat untuk mempertunjukkan sebuah lakon. objek baru yang posisinya lebih kuat Kelahiran wayang golek berasal yaitu lewat tokoh Semar. Tokoh Semar dari ide Dalem Bupati Bandung (Karang tersebut yang karena kesalahannya turun Anyar) yang menugaskan Ki Darman, ke bumi untuk mendampingi setiap juru wayang kulit asal Tegal yang tinggal kejadian dalam babak Bharata Yuddha di Cibiru, untuk membuat bentuk golek baik sebagai penengah atau sebagai purwa. Awalnya wayang kayu ini masih eksekutor tokoh yang tidak bisa diajak ke dipengaruhi bentuk wayang kulit, yaitu dalam kebaikan. gepeng atau dwimatra. Pada perkem- Ajaran Islam lambat laun merasuk bangan selanjutnya, tercipta bentuk golek ke dalam kehidupan masyarakat di Tanah yang semakin membulat atau trimatra Jawa. Dalam hal ini terjadi sinkretisasi seperti yang biasa kita lihat sekarang. antara ajaran Hindu yang sudah demikian Kemudian, pembuatan golek pun

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 142 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 135 - 148

menyebar ke seluruh wilayah Jawa Barat kendang (sebuah kendang Indung dan seperti Garut, Ciamis, Ciparay, Bogor, tiga buah kulanter), gambang dan rebab. Karawang, Indramayu, Cirebon, Dalam pertunjukan wayang golek, Majalaya, dan sebagainya. dalang memiliki peranan yang sangat Ada 2 macam wayang golek di sentral dan menentukan. Dalang meng- daerah Sunda, yaitu wayang golek papak arahkan pergelaran dan sekaligus berpe- (cepak) atau wayang golek menak, dan ran selaku: ahli teknik yang meng- wayang golek purwa. Wayang golek hidupkan wayang, juru ceritera, dan yang banyak dikenal orang adalah konduktor yang memberi petunjuk wayang golek purwa. Sama seperti kepada para nayaga irama apa yang harus wayang kulit, pementasan wayang golek dimainkan. Di samping itu, dalang pun purwa menampilkan cerita Ramayana harus menggembirakan penonton selama dan Mahabharata. berjam-jam. Untuk memenuhi tuntutan itu, maka dalang harus mampu menarik 2. Wayang Golek sebagai Seni penonton dengan guyonan-guyonan yang Pertunjukan segar, selain harus menguasai berbagai Wayang Golek adalah suatu jenis karakter suara. seni pertunjukan wayang yang terutama Dalam pertunjukan wayang golek, sangat populer di wilayah Tanah lakon yang biasa dipertunjukan adalah Pasundan. Pementasan wayang golek lakon carangan. Hanya kadang-kadang pada mulanya hanya dilakukan malam saja dipertunjukan lakon galur. Hal ini hari, dan memakan waktu semalam seakan menjadi ukuran kepandaian para penuh. Baru pada abad ke-16, pertun- dalang menciptakan lakon carangan yang jukan diadakan pula pada siang hari. bagus dan menarik. Pola pengadegan Wayang yang dipertontonkan memiliki wayang golek adalah sebagai berikut : 1) bentuk trimatra, berupa boneka kayu, Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, yang disebut golek. Pertunjukan wayang gending jejer/kawit, murwa, nyandra, golek biasanya di tempat terbuka dengan suluk/kakawen, dan biantara; 2) Babak memakai panggung yang ditinggikan unjal, paseban, dan bebegalan; 3) Nagara (balandongan) sehingga penonton dapat sejen; 4) Patepah; 5) Perang gagal; 6) melihat satu arah dan berkonsentrasi pada Panakawan/goro-goro; 7) Perang pertunjukannya. kembang; 8) Perang raket; dan 9) Tutug. Sebagaimana alur cerita Salah satu fungsi wayang dalam pewayangan umumnya, dalam pertun- masyarakat Sunda di antaranya adalah jukan wayang golek juga biasanya untuk ”ngaruat”, yaitu membersihkan memiliki lakon-lakon baik galur maupun segala sesuatu, baik orang, maupun carangan yang bersumber dari cerita lingkungan desa dari segala marabahaya. Ramayana dan Mahabharata. Wayang Orang yang harus diruat disebut dengan golek adalah sebuah bentuk teater boneka istilah ”sukerta”. Orang-orang yang yang dituturkan oleh seorang dalang menurut tradisi Sunda harus diruwat dalam bahasa Sunda dan diiringi gamelan (sukerta), antara lain: Sunda laras salendro, yang terdiri atas Nunggal (anak tunggal); dua buah saron, sebuah peking, sebuah Nanggung bugang (seorang adik selentem, satu perangkat bonang, satu yang kakaknya meninggal dunia); perangkat bonang rincik, satu perangkat Suramba (empat orang putra); kenong, sepasang gong (kempul dan Surambi (empat orang putri); goong), ditambah dengan seperangkat

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Wayang Golek: Dari Seni Pertunjukan ke Seni Kriya ... (Rosyadi) | 143

Pandawa (lima putra); tradisional masyarakat Sunda. Tentu saja Pandawi (lima putri); ini menuntut kepiawaian dan keberanian- Talaga yanggal kausak (seorang nya mendobrak atau merekonstruksi putra dihapit putri); pakem atau aturan pewayangan Samudra hapit sindang (seorang tradisional. Dengan memasukkan nilai- putri dihapit dua orang putra), dan nilai modernitas, ia dalang berupaya sebagainya. mengkreasi alur cerita, setting, dan jenis Pada mulanya, wayang golek wayang kayu. Ini mengindikasikan sering digunakan untuk menamatkan bahwa wayang golek Sunda tidak anti pagelaran wayang kulit untuk menggam- perubahan. Seni pertunjukan ini terus barkan perubahan di jagat raya - aluran menyesuaikan dengan perkembangan berangsur dari tahap wujud eksistensi zaman agar tetap dicintai masyarakatnya. dwimatra ke yang trimatra. Namun 3. Wayang Golek Sebagai rakyat Jawa Barat lebih menggemari Cenderamata wayang golek karena intisari tematiknya Geliat dunia pariwisata, ternyata lebih mewujud dan duniawi ketimbang membawa dampak positif bagi para wayang kulit yang lebih cenderung pengrajin wayang golek. Di tengah bernuansa abstrak. situasi yang sangat tidak menguntungkan Wayang golek saat ini lebih bagi keberadaan seni pertunjukan dominan sebagai seni pertunjukan rakyat wayang golek, dunia pariwisata telah yang memiliki fungsi yang relevan menciptakan peluang baru yang cukup dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat prospektif bagi para pengrajin wayang lingkungannya, baik kebutuhan spiritual golek. Kendatipun wayang golek kini maupun hiburan semata. Hal demikian sudah jarang dipesan untuk seni per- dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di tunjukan, akan tetapi para pengra-jinnya masyarakat misalnya ketika ada pe- mendapat pangsa pasar lain, yaitu para rayaan, baik hajatan (pesta kenduri) turis, baik turis asing maupun turis dalam rangka khitanan, pernikahan dan domestik. Dalam hal ini kreatifitas para lain-lain, serta dalam acara-acara pe- pengrajin wayang golek dituntut untuk rayaan yang bersifat nasional, seperti lebih bisa menarik konsumen. Tidak agustusan maupun pada acara-acara jarang para konsumen ini bukanlah resmi kenegaraan. pengemar pertunjukan wayang, akan Sejak tahun 1920-an, selama tetapi mereka semata-mata hanya menye- pertunjukan wayang golek diiringi oleh nangi bentuk dan penampilan wayangnya sinden. Popularitas sinden pada masa- saja. Mereka pun membeli wayang golek masa itu sangat tinggi sehingga hanya sekedar untuk pajangan sebagai mengalahkan popularitas dalang wayang benda bernilai seni, penghias ruangan, golek itu sendiri, terutama ketika atau untuk cenderamata. zamannya Upit Sarimanah dan Titim Sebagai barang cenderamata, pem- Patimah sekitar tahun 1960-an. buatan wayang golek pun tidak harus Di tengah hingar-bingarnya terlalu mematuhi pakem-pakem yang kesenian-kesenian modern, seorang terdapat dalam dunia pewayangan. dalang dituntut untuk bisa memikat Namun karakter dasar dari setiap wayang khalayak agar tetap tertarik, meminati, tetap dipertahankan. Kelebihannya dan tidak berpaling dari kesenian wayang adalah para pengrajin bisa lebih golek yang merupakan kesenian

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 144 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 135 - 148

berimprovisasi, khususnya dalam pe- Wayang golek lazimnya berpakaian warnaan. tenunan berwarna-warni. Gagang ini Wayang golek adalah sejenis selain berfungsi untuk menghubungkan boneka kayu yang dibuat sedemikian bagian kepala, badan, dan tangan, juga rupa, dengan bagian-bagian, kepala, berfungsi untuk meletakkan wayang badan, dan tangan. Kepala dan lengan tersebut di atas ”gebog” (batang pisang), wayang golek dapat dilepaskan Antara dengan cara ditancapkan. kepala, badan, dan lengan dihubungkan Setiap tokoh wayang memiliki oleh sebatang kayu kecil bulat yang sifat dan karakter sendiri-sendiri, yang lazim disebut tuding atau gagang. Tuding secara umum dikelompokkan dalam 2 digunakan sebagai pegangan dalang pada kelompok besar, yaitu tokoh yang saat memainkan golek, yaitu alat untuk berkarakter baik, dan yang berkarakter menggerakkan bagian tangan golek dan buruk. Dalam setiap pertunjukan wayang, untuk menancapkan golek di atas alas kedua kelompok tokoh yang berlainan gebok/dudukan golek. Tuding biasanya karakter ini senantiasa dihadapkan terbuat dari bambu. Wayang golek sebagai lawan satu sama lain. lazimnya berpakaian tenunan berwarna- Sebagaimana diketahui, bahwa dalam warni, kain beludru, dengan aneka dunia pedalangan terdapat dua sember asesoris berupa mute-mute plastik. cerita pewayangan, yaitu yang meng- Daya tarik wayang golek adalah ambil dari perang Bahabharata, yang bentuknya yang tidak monoton, baik bagi menghadapkan tokoh-tokoh dari Negara konsumen (pembeli) maupun bagi Amarta dengan tokoh-tokoh Negara pembuatnya. Wayang golek dirancang Astina yang dihadapkan sebagai dua sedemikian rupa untuk menarik kelompok yang berlawanan. Tokoh- konsumen dan bagus ketika dipajang di tokoh Negara Amarta dengan tokoh galeri. Sementara pembuat wayang golek Pandawanya dikelompokkan dalam go- termotivasi untuk berkreasi misalnya longan protagonis, sedangkan tokoh- mereka bebas memberi warna pada tokoh Negara Astina dengan tokoh-tokoh berbagai karakter wayang golek yang Kurawa-nya digolongkan sebagai mereka buat. Ini membuat pengrajin kelompok antagonis. Tokoh yang baik wayang golek bisa memnciptakan aneka (protagonis) selalu tampil dari sisi tampilan wayang golek, sehingga wayang sebelah kanan, sedangkan lawannya golek ada yang terlihat antik, natural, (antagonis), sebelah kiri. maupun yang berwarna emas. Menurut penuturan seorang informan, terdapat kurang lebih 120 Pembuatan dan Prospek karakter tokoh wayang, yang tergolong ke Pengembangan Wayang Golek dalam karakter protagonis dan antagonis. 1. Pembuatan Wayang Golek Secara visual, karakter masing-masing Wayang golek adalah sejenis boneka tokoh dalam pewayangan ini digam- kayu yang dibuat dengan cara diraut dan barkan melalui pembedaan bentuk dan diukir dengan bagian-bagian, kepala, warna kulit muka. Secara umum, badan, dan tangan. Kepala, badan, dan karakteristik para tokoh ini digolongkan lengan wayang golek dapat dilepaskan. ke dalam 4 golongan utama, yaitu: Antara kepala, badan, dan lengan Satria dihubungkan oleh sebatang kayu kecil Bentuk tubuh golek bulat yang lazim disebut gagang. golongan satria ini meng-

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Wayang Golek: Dari Seni Pertunjukan ke Seni Kriya ... (Rosyadi) | 145

gambarkan keluwesan, ketenangan dan Bahan kelemah-lembutan, dengan tetap tidak Bahan utama untuk membuat menghilangkan un-sur kegagahan dan wayang golek adalah kayu. Jenis kayu kecerdasannya. Golongan ini memiliki yang biasa dipakai adalah kayu lame atau bentuk mata sipit, alis tipis, dan hidung kayu mahoni yang didapat dari hutan di cenderung kecil dan tidak memiliki kumis. sekitar Bogor. Dengan peralatan yang Tokohnya seperti Rama, Samiaji, Nakula, sangat sederhana yaitu peralatan tradi- Sadewa. sional yang digunakan seperti bedog, gergaji, kampak besar, kampak kecil, Ponggawa pisau raut (pisau ukir), dan lain Golongan golek ini sebagainya, selanjutnya dapat meng- digambarkan sebagai hasilkan wayang dengan bentuk yang tentara yang ditampil- sempurna untuk seterusnya di jual kepada kan dengan bentuk tubuh konsumen. yang tegap, tegas, Menurut penuturan seorang dengan mata besar, alis informan, konsumen wayang produknya tebal, berkumis, hidung banyak yang dari luar negeri. Oleh sebab mancung. Tokoh-tokohnya antara lain itu, ia lebih banyak menggunakan kayu Gatotkaca, Bima, Duryudana. lame, karena kayu lame sudah terbukti

ketahanannya dan tidak mudah pecah Buta walaupun di daerah yang memiliki 4 Buta atau disebut juga raksasa musim. Ada juga pengrajin yang memiliki bentuk tubuh tinggi memakai bahan dari kayu albasia, karena besar, mata melotot, alis tebal, jenis kayu ini ringan, mudah dibentuk hidung besar dan bertaring atau dipahat, serta tahan lama terhadap atas bawah. Tokoh golongan cuaca. ini yang terkenal adalah Bahan lain yang diperlukan untuk Rahwana. membuat wayang adalah cat pewarna.

Pewarna yang digunakan adalah cat kayu Panakawan yang berwarna cerah dan mudah kering. Golongan golek ini Bahan pewarna yang kini banyak digambarkan sebagai digunakan adalah cat duko (cat untuk tokoh yang kocak dan mobil). Cat duko lebih menguntungkan jenaka. Banyak golek dari segi penampilan golek sebab warna ciptaan baru yang di- golek menjadi lebih cerah. Selain itu, cat golongkan dalam go-lek duko lebih mudah kering dibandingkan panakawan. cat kayu. Dilihat dari bentuknya, apabila Bahan lainnya adalah bambu, yang raut wajah atau muka tokoh wayang digunakan untuk membuat tuding. dengan sorot mata yang halus serta Tuding digunakan sebagai pegangan kepala menunduk, pertanda bahwa dalang pada saat memainkan golek, yaitu wayang tersebut termasuk ke dalam alat untuk menggerakkan bagian tangan golongan tokoh yang baik. Sedangkan golek dan untuk menancapkan golek di bila bentuk matanya melotot dengan atas alas gebok/dudukan golek. pandangan yang kasar dan lurus ke Bahan untuk pakaiannya dibuat depan, menandakan tokoh jahat dalam dari kain beludru berwarna-warni, dipadu versi pewayangan.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 146 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 135 - 148

dengan asesoris dari mute-mute plastik asesorisnya dibutuhkan waktu kurang yang berkilat. lebih 3 hari.

Proses Pembuatan Wayang golek dibentuk dengan Pemasaran cara diraut dan diukir. Setelah itu Dalam hal pemasaran wayang didempul. Sebelum diwarnai, diberi golek terdapat peluang-peluang yang arsiran dulu untuk menentukan bagian cukup prospektif. Menurut penuturan mana akan diberi warna apa. Sementara seorang pengrajin, tanpa melakukan pada bagian hiasannya, dibuat dengan promosi pun wayang golek masih banyak cara dipulas. digemari oleh masyarakat Indonesia Proses awal pembuatan wayang maupun turis asing. Beberapa negara asal adalah membuat gambar wajah terlebih turis asing yang pernah berkunjung dan dahulu secara detaial. Setelah itu kayu membeli wayang golek produk Kota yang telah dibentuk, dihaluskan dengan Bogor adalah dari Polandia, Belgia, amplas, lalu mulai diukir menggunakan Jepang, dan Belanda. Belgia adalah pisau ukir dengan sangat teliti untuk negara yang baru saja memesan wayang membuat bagian kepala. Selanjutnya sebanyak 40 buah guna dibawa ke dilakukan proses pengecatan. Sambil negaranya sebagai souvenir. Orang menunggu pengeringan, maka dilan- Indonesia yang akan pergi ke luar negeri jutkan dengan membuat bagian badan pun banyak yang membawa wayang dan tangan. Untuk pembuatan tangan golek sebagai tanda cideramata atau harus diukur terlebih dahulu. Setelah itu souvenir atau buah tangan bagi negara dilanjutkan dengan membuat bagian yang dikunjungi. Maka secara tidak mahkota di kepala. Proses pengeringan langsung wayang ini telah dikenal sampai harus dilakukan pada cuaca yang tepat, ke berbagai negara. karena proses pengeringan tidak boleh Upaya-upaya promosi telah terlalu panas sehingga cat tidak memberikan manfaat yang besar. Pada mengelupas. umumnya konsumen datang langsung ke Sementara itu, untuk pakaiannya tempat pembuatan wayang atau biasanya digunakan kain tenun berwarna- padepokan. Mereka mengetahui tempat warni atau kain beludru yang dibuat pembuatan wayang hasil dari promosi dengan cara dijahit. Pakaian ini yang dilakukan oleh para pengusaha dan kemudian diberi manik-manik dari bahan pengrajin melalui pameran-pameran. Di mute plastik yang mengkilat. samping itu sering pula datang pesanan Membuat wayang golek, tidaklah dari berbagai instansi dan hotel seperti, mudah. Untuk membuat wayang yang Hotel Indonesia yang memesan wayang detailnya tidak terlalu rumit para hingga 200 buah, dan dari Dinas pengrajin ini dapat membuat/ meng- Pariwisata Serang memesan wayang hasilkan 3 kepala wayang perhari, se- sebanyak 80 buah. dangkan untuk wayang dengan detail Wayang golek yang diproduksi yang rumit bisa membutuhkan waktu oleh para pengrajin di Kota Bogor sudah hingga 2 hari per satu kepala dan untuk menyebar ke luar negeri, seperti Belanda, menyelesaikan satu buah wayang dengan Prancis dan Amerika. Jenis wayang golek segala bentuk dan komplit dengan yang banyak digemari oleh para turis asing adalah tokoh Rama dan Sinta.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Wayang Golek: Dari Seni Pertunjukan ke Seni Kriya ... (Rosyadi) | 147

Harga jual satu buah wayang golek untuk eksistensi kesenian wayang golek di turis asing adalah sekitar 30 Euro, tengah-tengah arus tuntutan zaman. De- sedangkan untuk pembeli lokal dengan mikian pula faktor wayangnya yang ukuran 40 cm dijual seharga Rp. berupa boneka kayu, terus menerus 250.000,- dan untuk ukuran 60 cm dijual direkayasa sedemikian rupa dengan dengan harga Rp. 400.000,-, Yang menggunakan teknik-teknik modern, membedakan harga wayang yaitu dari sehingga boneka kayu itu nampak lebih ukuran besar kecilnya bentuk wayang, hidup dan lebih menarik. Sejalan dengan bukan dari kesulitan dalam membuat tuntutan itu, maka teknologi pembuatan wayang. wayang golek pun semakin maju. Kelebihan dari pengrajin wayang Frekuensi pertunjukan wayang golek yang ada di Kota Bogor ini adalah golek yang mulai surut tidak serta merta tanpa adanya pendidikan khusus ataupun turut menyurutkan kreatifitas para seni- tanpa kursus, semua bisa dikerjakan man dan pengrajin wayang golek untuk dengan baik. Semua itu karena kemauan, terus berkreasi memproduksi wayang memiliki jiwa seni yang tinggi, juga golek. Ada pangsa lain yang memung- karena ketekunan dan kecintaannya kinkan wayang golek tetap eksis, terhadap seni pertunjukan wayang golek. kendatipun sebagai seni pertunjukan ia telah mulai berkurang. Perkembangan 2. Prospek Pengembangan dunia pariwisata ternyata telah membuka Perkembangan dunia modern, di peluang yang cukup luas bagi pemasaran satu sisi memberikan dampak negatif kerajinan wayang golek. Kini, pembuatan bagi keberadaan wayang golek. Dunia wayang golek dengan kekhasannya lebih hiburan, kini lebih didominasi oleh jenis- banyak diproduksi untuk bahan cen- jenis kesenian modern, sedangkan per- deramata dari tanah Sunda bagi para tunjukan kesenian tradisional, terma-suk turis, ketimbang sebagai alat seni wayang golek, sangat langka. Akan tetapi pertunjukan. di sisi lain, perkembangan dunia modern Geliat dunia pariwisata, yang pun telah membuka peluang yang luas sempat terpuruk ketika maraknya aksi kepada para seniman wayang golek untuk bom dan terorisme, telah membawa berkreasi lebih jauh. Dari segi substansi, harapan baru bagi pengembangan seni lahir lakon-lakon galur dan carangan wayang golek. Arus kedatangan yang semuanya bersumber dari Cerita wisatawan Nusantara maupun Manca- Mahabharata dan Ramayana. Dari segi negara ke Kota Bogor, telah memberikan penampilannya, bentuk wayang pun dampak positif bagi pemasaran wayang mengalami modifikasi-modifikasi. Bah- golek. Para pengrajin dan pengusaha kan di era modern sekarang ini, pertun- wayang golek pun kini memiliki harapan jukan wayang golek cukup sarat dengan baru untuk tetap eksis dan berkembang, tampilan-tampilan yang memanfaatkan kendati pun seni pertunjukan wayang kemajuan teknologi. golek sudah mulai langka. Ini membuktikan, bahwa kesenian wayang tidak anti perubahan. Maka C. Penutup ungkapan “miindung ka waktu, mibapa Kesenian wayang golek yang telah ka jaman” adalah justifikasi yang tidak menjadi ciri dan jatidiri orang Sunda mengada-ada untuk menyebut telah melewati perjalanan sejarah yang epistemologi praksis gaya dalang-dalang cukup panjang. Pada awal kelahirannya, modern untuk tetap mempertahankan wayang golek adalah sebagai sebuah

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 148 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 135 - 148

bentuk seni pertunjukan yang memiliki Ini mengakibatkan langkanya pembuat beberapa fungsi, antara lain: fungsi wayang golek, padahal peminat dan religius, fungsi hiburan, fungsi sosial, permintaan terhadap wayang golek masih dan fungsi penyampaian informasi. tinggi, terutama para wisatawan asing. Di Pada masa penyebaran Islam, samping itu orang dalam negeri yang kesenian wayang dijadikan sebagai akan pergi ke luar negeri pun sering media syiar Islam yang telah terbukti membawa wayang golek sebagai keampuhannya. Melalui media wayang, cinderamata. Keadaan seperti ini ajaran-ajaran Islam lebih mudah diterima seringkali menimbulkan kesulitan bagi dan difahami oleh masyarakat di Pulau sanggar-sanggar atau padepokan- Jawa yang pada masa itu menganut padepokan yang memperoduksi wayang Agama Hindu. Dalam perkembangan golek, maupun para pengusaha kerajinan berikutnya, wayang golek juga lazim untuk memenuhi pesanan para klien. dipentaskan dalam perayaan khusus Mengacu pada permasalahan di seperti khitanan, perkawinan, perayaan atas, berikut dikemukakan beberapa re- karawitan, hari-hari besar, dan komendasi: penyambutan tamu-tamu Negara. 1. Perlu adanya penginventarisasian Wayang golek saat ini lebih dominan para pengrajin dan seniman wayang sebagai seni pertunjukan rakyat, yang golek, khususnya di wilayah Kota memiliki fungsi yang relevan dengan Bogor. kebutuhan masyarakat lingkungannya, 2. Perlu adanya bimbingan dan baik kebutuhan spiritual maupun penyuluhan manajerial bagi para material. pengrajin dan pengusaha wayang Perkembangan zaman telah golek. memunculkan tuntutan-tuntutan baru 3. Perlu diciptakan even-even khusus bagi umat manusia, termasuk dalam hal yang bisa mempromosikan kesenian pemenuhan akan hiburan. Derasnya arus wayang golek, baik dalam rangka jenis-jenis kesenian modern yang kini pertunjukan kesenian, maupun mendominasi dunia hiburan, telah pameran-pameran. menyisihkan keberadaan seni-seni tradi- sional. Kesenian-kesnian tradisional, DAFTAR PUSTAKA seperti wayang golek pun ikut tersisih dan semakin langka dipertunjukkan. Kota Bogor. Dinas Informasi Kepari- Namun demikian, ada pangsa lain wisataan dan Kebudayaan. tth. yang memungkinkan kesenian wayang Bogor Travel Guide. golek tetap eksis, yakni melalui industri Kurnia, Ganjar. 2003. pariwisata. Kesenian wayang golek pun Deskripsi Kesenian Jawa Barat. akhirnya mengalami pergeseran fungsi, Bandung: Dinas Kebudayaan & yang semula sebagai seni pertunjukan, Pariwisata Jawa Barat. kini lebih berfungsi sebagai cenderamata. Kendatipun kesenian wayang Suryana, Jajang. 2002. golek tetap bisa eksis di tengah-tengah Wayang Golek Sunda, Kajian arus perubahan zaman, akan tetapi itu Estetika Rupa Tokoh Golek. pun tidak berarti tanpa kendala. Per- Bandung: Kiblat Buku Utama. masalahan yang muncul sekarang ini Zeitlin, Irving. 1998. adalah rendahnya minat masyarakat untuk menjadi pengrajin wayang golek.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Wayang Golek: Dari Seni Pertunjukan ke Seni Kriya ... (Rosyadi) | 149

Memahami Kembali Sosiologi. Yogyakarta: UGM Press.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 Kerajaan Tradisional Cirebon Abad XV-XIX (Adeng) | 149

KERAJAAN TRADISIONAL CIREBON ABAD XV – XIX

Oleh Adeng

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email: [email protected]

Abstrak Kerajaan Tradisional Cirebon atau lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Islam Cirebon dan akhirnya menjadi Kesultanan Cirebon mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Syekh Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Kepemimpinan Sunan Gunung Jati misi utamanya adalah pengembangan agama Islam di Tatar Sunda (sek. Jawa Barat), bukan masalah politik atau pemerintahan. Oleh karena itu, perkembangan Islam di Tatar Sunda sangat pesat. Kata kunci : Kerajaan Cirebon, penyebaran agama Islam.

Abstract

Traditional Empire of Cirebon or more knowledgeable with the title Empire of Islam Cirebon and finally becomes tired its the feather in one's cap top when led by Syekh Syarif Hidayatullah or more knowledgeable by the name of Sunan Gunung Jati. Leadership of Sunan Gunung Jati mission is expansion of Islam in Tatar Sunda (West Java), no matter political or goverment. Therefore, development of Islam in Tatar Sunda very fast. Keywords: Cirebon Empire, spead of Islam.

A. Pendahuluan dalam cakupan yang lebih luas lagi seperti Asia Tenggara. Pada abad ke-15 Sebelum terbentuknya nation atau dan ke-16 dalam sejarah di Asia bangsa modern, sejarah Indonesia Tenggara dikenal sebagai kurun niaga. periode itu lebih terkait pada hal-hal yang Periode itu di kawasan Asia Tenggara bersifat kedaerahan. Tiap-tiap daerah di ditandai oleh semakin meningkatnya Indonesia seolah-olah mempunyai hubungan antara satu bagian dengan sejarahnya sendiri. Hal ini penting dan bagian yang lain dalam kegiatan sangat menarik untuk diteliti dan pelayaran dan perdagangan. Ini berarti digambarkan perkembangan masing- bahwa kerajaan-kerajaan di Indonesia masing sejarah daerah tersebut. Dalam ketika itu semakin intensif berhubungan perkembangan itu dapat dilihat per- baik dengan kerajaan sekitarnya maupun singgungan perjalanan sejarah masing- dengan orang-orang Eropa yang mulai masing daerah dalam lingkup yang berdatangan. Interaksi pun terjadi dengan kemudian disebut Indonesia, bahkan

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 150 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 149 - 162

bangsa dari berbagai daerah maupun dan tahun 1482 ia memberhentikan dengan orang-orang Eropa yang mulai bulubekti „upeti‟ ke Kerajaan Sunda. berdatangan. Interaksi itu menarik Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan diamati, karena selain kerajaan-kerajaan pertanda lahirnya Kerajaan Cirebon. itu mengakar pada ikatan primordialnya, Kerajaan Cirebon atau disebut pula juga dihadapkan dengan nilai-nilai Kerajaan Islam yang dipimpin oleh modern. Sunan Gunung Jati, perkembangannya Dari sekian banyak kerajaan di sangat pesat, seiring dengan keberhasilan Indonesia dalam kerangka seperti di atas syiar Islam ke daerah-daerah, seperti: adalah Kerajaan Cirebon. Keberadaan Luragung, , Indramayu, Talaga, Cirebon di dalam mata rantai pelayaran dan lain-lain. Keberhasilan tersebut dan perdagangan di Nusantara tidak disebabkan adanya dukungan dari terlepas dari letak geografisnya berada di Penguasa Islam Demak dan para Wali pesisir Utara Pulau Jawa. Perlu (tokoh Islam) di Pulau Jawa. dijelaskan sebelum berdirinya Kerajaan B. Hasil dan Bahasan Cirebon, menurut Carita Purwaka Caruban Nagari (CPCN) (lihat Atja, Masa Awal Kerajaan Cirebon 1984), di daerah sekitar Cirebon sekarang Sebelum masuk dan terdapat pemukiman yang disebut berkembangnya agama Islam di Cirebon, Pasambangan dengan Kota Pelabuhan di daerah sekitar Kota Cirebon sekarang Muhara Jati. Penguasa daerah tersebut terdapat pemukiman yang disebut adalah Ki gedeng Jumajan Jati. Sejak Pasambangan dengan pelabuhan awal abad ke-15 Pelabuhan Muhara Jati utamanya Muhara Jati. Pasambangan sudah banyak dikunjungi pedagang Islam terletak 6 km sebelah Utara Kota Cirebon yang berasal dari Arab, Cina, Parsi, sekarang atau tidak jauh (kurang lebih 1 India, dan lain-lain. km) di sebelah utara Kompleks Makam Pada tahun 1415 di Pelabuhan Sunan Gunung Jati, sedangkan Muhara Muhara Jati datang armada Cina, yang Jati letaknya di tepi pantai, tidak jauh dipimpin oleh Laksamana Cenhuwa. dari Pasambangan. Menurut Pangeran Lima tahun kemudian (1420) datang juga Arya Carbon (Atja, 1986: 159), di di Pelabuhan Muhara Jati seorang ulama Pasambangan terdapat pasar, sedangkan dari tanah Arab bernama Syekh Datuk Muhara Jati merupakan kota pelabuhan Kahfi. Ia mendirikan pesantren di (lihat Adeng, Kota Dagang Cirebon Amparan Jati. Salah seorang murid sebagai Bandar Jalur Sutra, 1998). Syekh Datuk Kahfi adalah Pangeran Pemimpin atau penguasa pertama Walangsungsang, yang kelak pada tahun pelabuhan Muhara Jati adalah Ki Gedeng 1445 membuka sebuah perkampungan di Sindang Kasih. Ia adalah saudara Prabu daerah pesisir yang disebut Lemah Anggalarang, penguasa (tohaan) di Wungkuk. Perkampungan ini merupakan Galuh. Sepeninggal Ki Gedeng cikal bakal Kota Cirebon sekarang. Sindangkasih, kedudukan sebagai Perkembangan Islam di Cirebon penguasa pelabuhan Muhara Jati berikutnya ditandai oleh kedatangan digantikan oleh Ki Gedeng Tapa atau Ki Syarif Hidayatullah, yang kemudian Gedeng Jumajan Jati. Sebagai juru terkenal dengan sebutan Sunan Gunung labuhan ia menguasai pula daerah pantai Jati pada tahun 1470. Sembilan tahun Cirebon atau Cirebon pesisir yang kemudian (1470), Sunan Gunung Jati disebut dengan nama Cirebon Larang. ditetapkan sebagai Tumenggung Cirebon

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Kerajaan Tradisional Cirebon Abad XV-XIX (Adeng) | 151

Daerah pedalaman Cirebon yang terletak Jumajan Jati dan sebagai imbalannya di sebelah utara kaki Gunung Ciremei diberikan hasil bumi, seperti terasi, dan disebut Cirebon Girang dikuasai oleh garam, beras tumbuk, rempah-rempah, Ki Gedeng Kasmaya yang juga masih dan kayu jati. Lima tahun kemudian saudara Prabu Anggalarang. Ki Gedeng (1420) datang juga di Pelabuhan Muhara Jumajan Jati mempunyai seorang anak Jati seorang ulama dari tanah Arab perempuan bernama Nyai Subang Larang beserta rombongannya berjumlah 12 yang kemudian menjadi istri Raden orang, terdiri atas 10 orang pria dan 2 Pamanah Rasa (Prabu Siliwangi). Dari orang wanita. Rombongan tersebut perkawinan mereka lahirlah tiga orang dipimpin oleh Syekh Nurjati atau lebih putra, yaitu Raden Walasungsang, Nyai dikenal dengan nama Syekh Datuk Kahfi. Lara Santang, dan Raja Sengara. Kelak Di pelabuhan Muhara Jati, ia diterima Raden Walangsungsang lebih dikenal oleh Ki Gedeng Jumajan Jati. Atas sebagai pendiri Kota Cirebon sekarang izinnya, Syekh Datuk Kahfi mendirikan (Atja, 1986: 117-125). sebuah pesantren di Amparan Jati. Kemudian dalam Carita Purwaka Caruban Nagari (CPCN) disebutkan Sunan Gunung Jati: bahwa sejak awal abad ke-15 Masehi Pendiri Kerajaan/Kesultanan Cirebon Pelabuhan Muhara Jati sudah banyak Menurut Carita Purwaka Caruban dikunjungi oleh pedagang dari berbagai Nagari, sejak Sunan Gunung Jati berada negeri yang umumnya beragama Islam di Cirebon, terutama setelah menggalang seperti Arab, Parsi, Cina, India, Malaka, kekuatan dengan Demak serta ditetapkan Tumasik, Pasai, Jawa Timur, Madura, sebagai Tumenggung Cirebon dan dan Palembang. Mereka, baik yang Panetep Panatagama Islam di tanah beragama Islam maupun bukan muslim, Sunda, Cirebon berusaha melepaskan diri setiap harinya sering terlibat jual-beli di dari pengaruh Kerajaan Sunda. Dukuh Pasambangan (Atja, 1986: 122, Sesungguhnya usaha untuk melepaskan 159). diri dari Kerajaan Sunda itu sudah Dalam Carita Purwaka Caruban dirintis sebelumnya oleh Pangeran Nagari (Atja, 1986), pada tahun 1415 Walangsungsang, ketika ia menduduki armada Cina yang dipimpin oleh jabatan sebagai Kuwu Cirebon. Namun Laksamana Cenhuwa (Te Ho menurut kedudukan Cirebon masih lemah, CPCN; kiranya yang dimaksud adalah sehingga upaya tadi belum dapat Cheng-Ho), Panglima Kung Way-ping diwujudkan. Baru setelah Sunan Gunung (Wa Heng-ping menurut CPCN), disertai Jati memegang tampuk pimpinan, oleh Mah-hwan (jurutulis), Ong Keng- Cirebon merealisasikan keinginannya. hong (jurumudi), dan Pey-sin (jurutulis) Dengan ditetapkannya sebagai Tumeng- datang ke Muharajati. Kemudian mereka gung pada tahun 1479 dan dengan meneruskan kembali perjalanan menuju diberhentikannya bulubekti ke Kerajaan . Dalam perjalanan, mereka Sunda pada tahun 1482, maka hal itu singgah di Pasambangan. Di merupakan pertanda bahwa Cirebon Pasambangan mereka membuat sejak itu mulai memerdekakan diri. mercusuar (menara) di atas Gunung Mulai saat itu Cirebon menjadi sebuah Amparan Jati sebagai tanda untuk pantai negara yang bebas dan merdeka, serta Muhara Jati. Pembangunan mercusuar itu berdaulat penuh atas rakyat dan dipersembahkan untuk juru labuhan, yang pada waktu itu dikepalai Ki Gedeng

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 152 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 149 - 162

wilayahnya (Atja, 1986: 37, 131, 168- emigrasi terpimpin. Hal itulah yang 169). menunjukkan pada kita, bahwa abad ke- Mengenai masa awal Kerajaan/ 15 merupakan waktu pendiriannya Kesultanan Cirebon, berita Portugis Kesultanan. memulainya dengan mengatakan “The Cirebon menjalin hubungan Land of Cherimon is next to Sunda; its dengan Demak. Hubungan Cirebon lord is called Lebe Uca. He is vassal of dengan Demak bukan hubungan dalam Pate Rodim, lord of Demak” (Coetesao, pengertian yang satu berada di bawah 1944: 183 dalam Edi S. Ekadjati, 1993: kekuasaan yang lain, melainkan berupa 134). Berkaitan dengan itu, Kern (1973: hubungan kekeluargaan. Cirebon tidak 13-14 dalam Edi S. Ekadjati, 1993: 134) pernah diserang atau diduduki oleh mengatakan bahwa Tome Pires tidak Demak, karena Cirebon diperintah oleh memahami dengan baik orang yang raja-raja yang dihormati dan bahkan memberikan keterangan kepadanya. dipandang keramat oleh penduduk yang Seorang lebe adalah seorang yang hidup beragama Islam di sepanjang pantai untuk agama, bukan seorang kepala Utara Jawa. Dengan demikian, negeri. Nama Penguasa Cirebon yang kedudukan antara Cirebon dan Demak sesungguhnya telah ada pada waktu itu pada dasarnya adalah dua negara yang tidak disebut oleh Tome Pires. Pada sejajar, yang masing-masing berdaulat waktu sekarang lebe di Priangan dan atas rakyatnya dan wilayah kekuasa- Cirebon adalah nama pegawai urusan annya. Hal itu dikuatkan oleh catatan agama di desa. Sejalan dengan itu, Raffles (1817: 136) yang mengatakan Djajadiningrat (1973: 24) berpendapat bahwa penobatan Pangeran Trunojoyo bahwa sebutan lebe itu dalam pemakaian menjadi Raja Demak dikukuhkan oleh tahun 1513 dan dalam hubungannya Panembahan Makdum Jati. seperti di atas harus dipahami menurut Mengenai hubungan kekeluargaan bahasa aslinya, yaitu Tamil. Menurut antara Cirebon dengan Demak bisa bahasa Tamil, lebe berarti seorang dilihat dari perkawinan antara putra-putri pedagang yang beragama Islam. Sejak Demak dengan putra-putri Cirebon. dahulu kegiatan berdagang dan men- Selama berada di bawah kekuasaan jalankan kewajiban agama bisa Sunan Gunung Jati, Cirebon berkembang dilaksanakan bersama-sama. Hanya saja dengan pesat. Pada masa itu dapat pengetahuan tentang agama di antara dikatakan Cirebon mencapai puncak para pedagang akan berbeda satu dengan kejayaannya. R.A. Kern (1973: 21) lainnya. mengatakan, bahwa Cirebon pernah Dengan demikian, yang mungkin mengalami masa yang sangat bahagia ialah bahwa yang menjadi penguasa pada masa awal berdirinya, dapat Cirebon pada masa awal berdirinya mengembangkan dirinya dalam suasana adalah seseorang yang datang dari yang penuh dengan kedamaian, dan bisa sebelah Timur (Gresik), yang tidak lain tumbuh dari suatu tempat menetap untuk adalah Sunan Gunung Jati atau disebut pertama kalinya menjadi sebuah negara Syekh Syarif Hidayatullah. Mengenal yang makmur. kedatangan Sunan Gunung Jati dari Sejak tahun 1528, Sunan Gunung Gresik ditafsirkan oleh Kern (1973: 10, Jati menyerahkan kekuasaannya kepada 12), dengan mengatakan bahwa para Pangeran Pasarean, putra Sunan Gunung pendiri Cirebon dari daerah sebelah timur Jati dari Nyai Tepasari. Sejak itu Sunan dan kedatangannya ke Cirebon melalui Gunung Jati sendiri lebih meng-

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Kerajaan Tradisional Cirebon Abad XV-XIX (Adeng) | 153

khususkan diri dalam upaya penyebaran terdapat di Keraton Cirebon pada tahun agama Islam ke daerah-daerah 1625 ditiru oleh Susuhunan untuk pedalaman di Jawa Barat sampai dengan keratonnya dan mungkin Makam wafatnya pada tahun 1568 dan Keramat Sunan Gunung Jati dipakai dimakamkan di Gunung Sembung sebagai contoh untuk makamnya di Cirebon. Wonogiri. Ketika Sidang Raya Kerajaan berlangsung pada 1636, rupanya Perkembangan Kerajaan Cirebon Panembahan Ratu yang dituakan dan 1. Pemerintahan Panembahan Ratu I dihormati datang ke Mataram dengan dan Panembahan Ratu II maksud untuk memperbesar kewibawaan Pada kurun waktu antara tahun Susuhunan. 1528—1552, Sunan Gunung Jati Pada masa Panembahan Ratu I, menyerahkan kekuasaannya kepada Cirebon lebih dekat dengan Mataram. Pangeran Pasarean, putra Sunan Gunung Sebagai contoh Putri Ratu Ayu Saklh, Jati dengan Nyai Tepasari. Adapun yang merupakan kakak perempuan Sunan Gunung Jati sendiri lebih Panembahan Ratu I menikah dengan mengkhususkan diri dalam masalah syiar Sultan Agung Mataram. Dari pernikahan Islam ke daerah pedalaman. Kemudian itu, Sultan Agung berputra Susuhunan setelah Sunan Gunung Jati meninggal Amangkurat I. Kelak salah seorang putri dunia, yang mewakili pemerintahan Susuhunan Amangkurat I bersuamikan Cirebon adalah Fatahillah selama dua Panembahan Girilaya dari Cirebon (Atja tahun. Selanjutnya Pangeran Mas, putra dan Ajatrohaedi, 1986:22; Atja, 1986:72; Pangeran Sutarga, menduduki tahta dalam Edi S. Ekadjati, 1991:112; kesultanan Cirebon dengan gelar Tjandrasasmita, 1995:144). Selain itu, Panembahan Ratu I (Ekadjati, 1991: menurut F. Dee Haan (1912 :38), juga 107—108). ditandai dengan dibangunnya kuta Pada masa Panembahan Ratu I, (dinding) yang mengitari Keraton Cirebon tidak lagi melebarkan sayapnya Pakungwati. Kuta yang mengelilingi ke daerah- daerah lain, karena pada keraton Cirebon itu dibangun kurang waktu itu posisi Cirebon terjepit di antara lebih pada 1590, yang pembangunannya dua kerajaan besar, yaitu di barat merupakan persembahan Senapati dan Mataram di timur. Sebenarnya Mataram terhadap Panembahan Ratu I Cirebon bisa saja diruntuhkan, baik oleh Cirebon. Banten maupun oleh Mataram mengingat Hubungan dengan Mataram, pada kekuatan angkatan bersenjata Banten mulanya merupakan kekeluargaan dalam atau Mataram. Akan tetapi kedua suasana persahabatan. Akan tetapi setelah kerajaan tersebut masih menghormati Mataram makin berkuasa, persahabatan Cirebon. Banten menghormati Cirebon itu makin pincang. Sejak tahun 1615 sebagai tahta leluhurnya, yaitu Sunun Mataram mulai mencrengkamkan Gunung Jati, sedangkan Mataram pengaruhnya di Cirebon. Kemudian pada memandang Cirebon sebagai guru dan 1650 secara keseluruhan merupakan keramat (Ekadjati, 1991). bagian Mataram, dengan demikian tidak Bukan mustahil Cirebon, yang mengherankan apabila pada 1684 selalu bersahabat dengan Mataram, terdapat berita yang mengerikan, bahwa dalam banyak hal menjadi teladan bagi Cirebon hanyalah terdaftar sebagai Mataram. Mungkin Sitinggil yang bagian dari Kerajaan Mataram (Atja, 1972: 29).

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 154 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 149 - 162

Sepeninggalnya Panembahan Ratu menjadi kurang membahayakan dan I pada 1649, kedudukan sebagai kepala sekaligus kekuasaan mereka bisa diawasi pemerintahan Cirebon digantikan oleh lebih ketat (Burger, 1962:59). cucunya bernama Pangeran Putra atau Selama Pangeran Girilaya dan disebut juga Raden Rasmi dan bergelar kedua puteranya berada di Mataram, Panembahan Adiningkusuma atau pemerintahan di Cirebon sehari-hari bergelar Panembahan Ratu II. Setelah dipegang oleh putra ketiga, yaitu meninggal dunia, beliau lebih dikenal Pangeran Wangsakerta. Dalam dengan sebutan Panembahan Girilaya, menjalankan roda pemerintahannya, karena dimakamkan di sebuah bukit yang Pangeran Wangsakerta selalu diawasi bernama Girilaya, letaknya di sebelah dengan ketat oleh orang-orang Mataram, timur Wonogiri, Jogjakarta (Atja, 1972: yang ditugaskan oleh Susuhunan Tedjasubrata, 1966 : 112). Amangkurat I. Hal itu, menjadikan gerak Menurut berita dari Residen langkah pemerintahan di Cirebon tidak Cirebon (pada tanggal 1 Oktober 1684), leluasa. setelah diangkat menjadi penguasa Telah dikemukakan di atas, bahwa Cirebon, Panembahan Girilaya beserta Panembahan Girilaya meninggal dunia kedua puteranya, yaitu Pangeran pada 1662 di Mataram. Ada beberapa Martawidjaja (Pangeran Samsudin) dan inspirasi mengenai sebab meninggalnya, Pangeran Kartawidjaja (Pangeran bukan karena kalah dalam perang besar Badrudin / Komarudin), dipanggil oleh yang bersifat terbuka dan dilandasi aturan Susuhunan Amangkurat I untuk perang yang umum bagi para kesatria di berkunjung ke Mataram dalam rangka Jawa, tetapi akibat hukuman yang menghormati pengangkatannya sebagai dijatuhkan oleh Susuhunan Amangkurat I penguasa Cirebon. Akan tetapi, selepas terhadap Panembahan Girilaya. Hal itu, upacara tersebut Pangeran Girilaya terbukti makamnya terpisah jauh dari beserta kedua puteranya tidak komplek makam Ibunda dan Pamanda diperkenankan kembali ke Cirebon oleh Sultan Agung yang berada di sebelah Susuhunan Amangkurat I. Hak sebagai baratnya, dan dari bentuknya yang tanpa raja Cirebon tetap diakui. Hal itu atribut makam seorang raja (R.H. Unang, berlangsung selama 12 tahun, sampai 1983: 138). Sumber kedua, kematian Panembahan Girilaya meninggal dunia Panembahan Girilaya akibat diracun oleh (Ekadjati). orang-orang Mataram dalam suasana Tindakan itu merupakan kebijakan perjamuan kehormatan yang diadakan politik pemerintahan Susuhunan untuk Panembahan Girilaya dan kedua Amangkurat I terhadap penguasa- puteranya serta seluruh abdi Istana penguasa pesisir. Mataram di bawah Cirebon yang berada di Mataram Susuhunan Amangkurat I berusaha (Tedjasubrata, 1966: 113-114 dalam mencurahkan seluruh tenaga untuk dapat Ekadjati, 1991: 114). mengendalikan penguasa-penguasa di Diketahui, bahwa Panembahan daerah pesisir guna kepentingannya. Cara Girilaya menikah dengan putri Sunan yang dipergunakan oleh Mataram itu Amangkurat I atau sebagai menantunya, adalah dengan jalan menjadikan seperti yang telah dikemukakan di atas. penguasa- penguasa pesisir sebagai abdi Begitu pula putera Panembahan Girilaya, istana. Hal itu dimaksudkan agar yaitu Pangeran Mastawi juga dan penguasa daerah pesisir yang cenderung Pangeran Kartawidjaja adalah cucu bersikap terbuka terhadap pengaruh luar Sunan Amangkurat I. Namun, tindakan

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Kerajaan Tradisional Cirebon Abad XV-XIX (Adeng) | 155

Sunan Amangkurat I terhadap menantu Kediri. Dari Kediri kedua Pangeran atau lebih-lebih kepada cucunya tidak tersebut diambil oleh utusan Sultan mencerminkan seorang ayah atau kakek Ageng Tirtayasa ke Banten (Ekadjati, yang baik atau tidak menunjukkan 1991: 115-16; Sunardjo, 1983: 139; Atja, seorang raja yang arif bijaksana, terlebih- 1988: 10). lebih ksatria. Padahal Mataram pada Sultan Ageng Tirtayasa rupa- waktu dipegang oleh Sultan Agung rupanya telah mengadakan persetujuan merupakan suatu kerajaan yang besar dan rahasia dengan Raden Trunojoyo berwibawa, baik di Jawa maupun di luar sebelum mengadakan penyerangan ke Jawa. Sikap Sunan Amangkurat I Mataram. Apabila kekuasaan Mataram demikian, bukan hanya kepada dapat dikacaubalaukan oleh pasukan Panembahan Girilaya dan kedua Raden Trunojoyo, maka Sultan Ageng puteranya saja, tetapi juga kepada orang Tirtayasa akan menuntut Cirebon agar lain. Sebagai contoh yang dikemukakan berada di bawah pengaruh Banten. oleh Thomas Stamford Raffles, antara Dengan demikian, setelah istana lain hukuman mati yang dijatuhkan Mataram diduduki oleh pasukan Raden kepada Tumenggung Wira Guna bersama Trunojoyo, selanjutnya Sultan Ageng seluruh keluarganya serta pembantu- Tirtayasa memberikan perlindungan pembantunya, yang gagal kepada kedua pangeran tersebut melalui menghancurkan Blambangan, tanpa Raden Trunojoyo (Atja dan Ekadjati, diteliti terlebih dulu. Kekejaman lainnya 1989: 33). Hubungan baik Sultan Ageng adalah kepada mertuanya sendiri, Tirtayasa dengan Raden Trunojoyo itu Pangeran Pakih beserta seluruh disebabkan keduanya menghadapi musuh keluarganya, yang keseluruhannya yang sama, yaitu Mataram dan Kompeni berjumlah 60 orang, termasuk istri Belanda. Amangkurat I, yaitu Ratu Pandan, karena Menurut catatan Brandes (1911: membiarkan putra Mahkota Pangeran 24), mereka kembali ke Cirebon, tahun Adipati Anom menikah dengan seorang 1678. Dengan pengakuan Sultan Ageng anak yatim yang diasuh oleh seorang Tirtayasa, maka Pangeran Martawidjaja mantra. Kemudian hukuman mati (Pangeran Samsudin) menjadi Sultan dijatuhkan pula kepada putrinya sendiri, Sepuh/ Kasepuhan yang pertama, Ratu Brawa yang “main cinta” dengan Pangeran Kertawidjaja (Pangeran putra Panembahan Girilaya (tidak Badrudi/ Komarudin) menjadi Sultan disebutkan namanya), jadi dengan Anom/ Kanoman yang pertama, cucunya sendiri (Sunardjo, 1983: 132- sedangkan Pangeran Wangsakerta 133). (Raden Godang) menjadi Panembahan Sekitar tahun 1677, Raden Cirebon yang pertama/Sultan Cirebon Trunojoyo mengadakan serangan besar- (Atja, 1988: 10--11). Dengan demikian, besaran terhadap Keraton Mataram. Cirebon terbagi menjadi tiga bagian yang Serangan itu bukan saja berhasil pada hakikatnya hasil keputusan politik menduduki ibukota Mataram, melainkan Banten terhadap Cirebon, maka juga dapat membebaskan kedua Pangeran dimulailah periode yang baru bagi Cirebon, yaitu Pangeran Martawidjaja Cirebon, khususnya dalam aspek dan Pangeran Kertawidjaja dari pemerintahan. cengkraman Sunan Amangkurat 1. Menurut keterangan P.S. Selanjutnya Pangeran Cirebon itu dibawa Sulendraningrat dalam bukunya “Sejarah oleh pasukan Raden Trunojoyo ke Cirebon”, Sultan Sepuh (Pangeran

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 156 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 149 - 162

Samsudin) pertama kali memiliki tempat Kompeni. Masalah Cirebon makin rumit Keraton Pakungwati sebagai keratonnya dan panjang setelah meninggal dunia (sekarang sebelah timur Keraton Sultan Sepuh I (1697). Harta benda Kasepuhan). Adapun Sultan Anom Kesepuhan dibagi dua antara Pangeran (Pangeran Badrudin) pertama kali Dipati dan Pangeran Aria Adiwidjaja, keratonnya bekas rumah pertama namun mengenai siapa penguasa yang Pangeran Cakrabuana. Tempat itu paling utama di Cirebon, kembali sekarang termasuk kelurahan Lemah menimbulkan pertentangan sengit, Wungkuk Kotamadya Cirebon. sehingga mengundang pihak Kompeni Kemudian Sultan Cerbon (Panembahan untuk menjadi penengah lagi. Cirebon) sementara waktu bertempat Pengaruh Kompeni sangat terlihat tinggal bersama-sama dengan Sultan dalam kontrak tertanggal 4 Agustus Sepuh di kompleks Keraton Pakungwati 1699, yang antara lain menetapkan (Sunardjo, 1983: 153). bahwa Sultan Anom I menempati derajat Terbaginya Cirebon menjadi tiga pertama, Panembahan Cirebon kesultanan sederajat adalah untuk menempati derajat kedua, dan kedua mengembalikan lagi kebesaran, putera Sultan Sepuh I, yaitu Pangeran kewibawaannya semasa dipegang oleh Dipati Anom dan Pangeran Aria Sunan Gunung Jati atau semasa Adiwidjaja menempati derajat ketiga Panembahan Ratu, karena ketiga Sultan dalam urusan kepemerintahan di mempunyai konsep yang berbeda-beda. Kesultanan Cirebon (Ekadjati, 1991: Sementara itu, dampak terpecahnya 123). Dengan demikian di Cirebon ada menjadi tiga kesultanan merupakan empat raja, yang lazim disebut Sultan sasaran “empuk” bagi Kompeni Belanda, Sepuh, Sultan Anom, Pangeran Adipati yang selama itu menginginkan Cirebon di Cirebon dan Raja Cirebon, serta bawah mereka. Panembahan Cirebon. Oleh karena itu, tidak asing apabila Pada tahun 1773 jumlah raja dalam menjalankan pemerintahannya dikurangi lagi menjadi tiga orang setelah ketiga Sultan lebih banyak berselisih Panembahan Cirebon meninggal dunia, paham atau saling mencurigai ketimbang karena tidak berputera dan saling mendukung satu sama lainnya. Hal peninggalannya dibagi dua, yaitu kepada itu, bagi Kompeni Belanda merupakan Sultan Sepuh dan Sultan Anom. kesempatan untuk menjadi pencegah, di Kemudian pada tahun 1813, kekuasaan balik ada maksud tertentu. Dari situ Kesultanan Cirebon dihapus oleh Raffles. kekuasaan Belanda menancapkan Sejak saat itulah sultan- sultan Cirebon pengaruhnya di Cirebon dan kekuasaan hanya berstatus sosial sebagai pemangku para Sultan sedikit demi sedikit adat. digerogoti, yang pada akhirnya 2. Lahirnya Kesultanan Kasepuhan dan melikuidasi kekuasaan politik Sultan. Kesultanan Kanoman Keadaan Cirebon makin parah dan penguasa-penguasa Cirebon sudah tidak Serangan besar-besaran yang bisa berbuat banyak. Apalagi setelah dilakukan oleh pasukan Trunojoyo adanya perjanjian persahabatan antara terhadap Keraton Mataram sekitar tahun Pemerintah Tinggi Kompeni di Batavia 1677, setidak-tidaknya dapat dengan penguasa-penguasa Cirebon mempercepat proses lahirnya Kesultanan (1681). Secara politis, Cirebon berada di Kasepuhan dan Kasultanan Kanoman di bawah perlindungan kekuasaan Cirebon. Hal itu mengingat serangan

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Kerajaan Tradisional Cirebon Abad XV-XIX (Adeng) | 157

pasukan Trunojoyo tersebut bukan hanya bahwa antara Sultan Ageng Tirtayasa berakibat ibukota Mataram berhasil dengan Raden Trunojoyo telah terjalin diduduki pasukan Trunojoyo, melainkan hubungan yang erat, maka jalan yang juga kedua Pangeran Cirebon (Pangeran bisa ditempuh adalah meminta bantuan Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya) kepada Sultan Ageng Tirtayasa agar turut dapat dibebaskan dari cengkraman mengusahakan pembebasan kedua orang Susuhunan Amangkurat I. Selanjutnya kakaknya itu. Ternyata permintaan kedua Pangeran Cirebon itu dibawa oleh Cirebon itu ditanggapi dengan baik oleh pasukan Trunojoyo ke Kediri sebelum Sultan Ageng Tirtayasa. Segera Sultan akhirnya diambil oleh utusan Sultan Ageng Tirtayasa mengirimkan Kiai Nara Banten. Dengan demikian, penyerbuan dengan sejumlah kapal layar berikut yang dilakukan oleh pasukan Trunojoyo hadiah-hadiah dan surat kuasa untuk terhadap Keraton Mataram tersebut Raden Trunojoyo. Utusan-utusan Banten merupakan suatu peristiwa yang mela- itu diterima dengan baik. Raden tarbelakangi proses beralihnya Pangeran- Trunojoyo mengabulkan permohonan pangeran Cirebon dari tangan Susuhunan mengenai pembebasan dua pangeran Amangkurat I kepada Raden Trunojoyo. Cirebon oleh Banten. Pangeran-pangeran Diselamatkannya Pangeran- Cirebon itu tiba di Banten sekitar awal pangeran Cirebon oleh Raden Trunojoyo Oktober 1677. Di ibukota Banten, disebabkan sebelumnya telah ada pangeran-pangeran Cirebon itu diterima kesepekatan antara Raden Trunojoyo oleh Sultan Ageng Tirtayasa dengan dengan Sultan Ageng Tirtayasa Banten, penuh kehormatan dan dalam suatu yang mengatakan bahwa Banten akan upacara kebesaran. Pada kesempatan itu membantu Trunojoyo dengan senjata dan pangeran-pangeran Cirebon mendapat perbekalan. Selain itu apabila kekuasaan anugrah gelar Sultan. Sebelum kembali Mataram dapat dikacaubalaukan oleh ke Cirebon, pangeran-pangeran Cirebon pasukan Trunojoyo, maka Sultan Ageng tersebut dilantik terlebih dahulu oleh Tirtayasa akan menuntut Cirebon agar Sultan Ageng Tirtayasa sebagai penguasa berada di bawah pengaruh Banten. Cirebon. Dengan demikian, setelah istana 1. Pangeran Martawijaya dilantik Mataram diduduki pasukan Trunojoyo, sebagai Sultan Sepuh dengan gelar selanjutnya Sultan Ageng Tirtayasa Sultan Muhammad Samsudin. memberikan perlindungan kepada 2. Pangeran Kartawijaya dilantik pangeran-pangeran Cirebon melalui sebagai Sultan Anom dengan gelar Raden Trunojoyo (Atja dan Edi S. Sultan Muhammad Badridin. Ekadjati, 1989: 33). Hubungan baik 3. Pangeran Wangsakerta dilantik antara Trunojoyo dengan Sultan Ageng sebagai Panembahan Cirebon. Tirtayasa itu disebabkan keduanya Kemudian Sultan Muhammad menghadapi musuh yang sama, yaitu Samsudin Martawijaya memperoleh dua Mataram dan Kompeni Belanda. buah payung kebesaran berwarna putih, Selama berada di Kediri, Sultan Muhammad Badridin Kartawijaya Pangeran-pangeran Cirebon mendapat memperoleh dua buah payung kebesaran perlakuan baik dari Raden Trunojoyo. berwarna kuning, dan Pangeran Pangeran Wangsakerta yang melihat Wangsakerta memperoleh dua payung keadaan kedua orang kakaknya seperti berwarna hijau (Atja dan Edi S. Ekadjati, itu, lalu berusaha membebaskannya. 1989: 33-34). Menurut Babad Cirebon Pangeran Wangsakerta mengetahui Edisi Brandes (lihat Edi S. Ekadjati,

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 158 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 149 - 162

1978) pangeran-pangeran Cirebon itu Selain adanya pengaruh dari luar, setelah dilantik di Banten, kemudian timbulnya perpecahan di Cirebon kiranya kembali ke Cirebon dan tiba pada tahun disebabkan juga oleh kedudukan ketiga 1678. putra Panembahan Girilaya yang tidak Sebenarnya perlakuan Sultan sama (tidak sekandung). Panembahan Ageng Tirtayasa terhadap Cirebon Girilaya dari perkawinannya dengan tersebut sama saja dengan perlakuan seorang putri Mataram hanya berputra yang pernah dibuat oleh Sultan Mataram dua orang anak laki-laki. Yang tua terhadap Cirebon di masa sebelumnya, bernama Pangeran Martawijaya dan yang yaitu sebagai vasal atau raja taklukan. muda bernama Pangeran Kartawijaya. Hanya saja terdapat sedikit perbedaan Dari istrinya yang lain Panembahan mengenai penguasa Cirebon oleh dua Girilaya mempunyai beberapa orang kekuatan tadi. Pada saat Cirebon berada anak, salah satu di antaranya adalah di bawah pengaruh Mataram, terutama Pangeran Wangsakerta (Tedjasubrata, dalam kurun waktu antara tahun 1650- 1966: 112). 1677, penguasa Cirebon diharuskan Dengan kedudukannya yang tinggal di ibukota Mataram sebagai seperti itu, tidak menutup kemungkinan akibat politik yang diterapkan oleh setelah Panembahan Girilaya meninggal Susuhunan Amangkurat I. Sedangkan dunia, ketiga putranya menghendaki pada saat Cirebon di bawah pengaruh kekuasaan, sehingga akhirnya Cirebon Banten, terutama dalam kurun waktu pada tahun 1677 terpecah menjadi dua antara tahun 1677-1680, penguasa daerah kesultanan, yaitu Kasepuhan dan Cirebon tidak diharuskan tinggal di Kanoman, di samping Panembahan. Banten. Meskipun perlakuan Banten Akhir Kerajaan Cirebon yang agak longgar terhadap Cirebon jika dibandingkan dengan belenggu Mataram, Semenjak Mataram muncul namun hal itu sama sekali tidak dapat sebagai kekuatan baru di Jawa Tengah, memulihkan kembali kekuasaan yang terutama ketika berada di bawah sudah diperlemah sebelumnya, bahkan kekuasaan Susuhunan Amangkurat I, sebaliknya kekuasaan Cirebon semakin kedudukan politik penguasa Cirebon lemah lagi sejak diberlakukannya kosep semakin terancam. Keadaan itu lebih dua sultan. Tiap sultan memiliki wilayah diperburuk lagi dengan diangkatnya kekuasaan masing-masing dan pangeran-pangeran Cirebon sebagai mendirikan keraton sendiri-sendiri sultan oleh Sultan Ageng Tirtayasa dari sebagai pusat pemerintahan dan tempat Banten. Dengan demikian, sebelum tinggal resmi sultan. Maka muncullah kekuasaan Kompeni Belanda berada di Kesultanan Kasepuhan dengan Keraton Cirebon, sebenarnya kedudukan politik Kasepuhan sebagai pusat kegiatan penguasa-penguasa Cirebon sudah pemerintahannya dan Kesultanan lemah. Sejak Kompeni Belanda Kanoman dengan Keraton Kanoman menancapkan pengaruhnya di Cirebon, sebagai pusat kegiatan pemerintahannya. kekuasaan para sultan di Cirebon sedikit Semua itu menyebabkan pecahnya demi sedikit dikurangi. Cirebon atas dua kesultanan yang Masuknya kekuasaan Kompeni masing-masing berdiri sendiri, yakni Belanda di Cirebon diawali dengan Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan adanya suatu perjanjian persahabatan Kanoman. antara Pemerintah Tinggi Kompeni Belanda di Batavia dengan para penguasa

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Kerajaan Tradisional Cirebon Abad XV-XIX (Adeng) | 159

Cirebon. Diadakannya perjanjian pertama kali diatasi ialah meredakan persahabatan itu disebabkan kebencian pertikaian di antara penguasa-penguasa Cirebon terhadap Mataram yang telah Cirebon. Kemudian pada tanggal 4 menahan Panembahan Girilaya beserta Desember 1685 ditandatangani suatu kedua orang putranya di Istana Mataram perjanjian baru antara Kompeni dengan (Edi S. Ekadjati, 1978: 59). Dalam Cirebon. Pihak Kompeni diwakili oleh perjanjian persahabatan yang ditanda- Francois Tack, sedangkan dari pihak tangani pada tanggal 17 Januari 1681 itu, Cirebon oleh Sultan Sepuh I, Sultan pihak Kompeni diwakili oleh Yacob Van Anom I, dan Pangeran Tohpati atau Dyck dan Jochem Michielse, sedangkan Panembahan Cirebon I. Surat perjanjian wakil dari pihak Cirebon ialah Sultan tersebut dibuat 4 buah yang berkekuatan Sepuh I, Sultan Anom I, Panembahan sama, yang masing-masing pihak yang Cirebon I, dan enam orang lainnya yang menandatangani memperoleh sebuah termasuk ke dalam kelompok Jaksa surat. Salah satu keputusan penting dari Pepitu, yaitu Raksanegara, Anggadiraksa, perjanjian itu menyatakan bahwa dalam Purbanagara, Anggadiprana, Anggaraksa, hubungan yang sifatnya keluar, Cirebon Nayapati, dan Singanagara. Hasil diwakili oleh syahbandar, yaitu perjanjian persahabatan itu menyatakan Tumenggung Raksanagara. Hal itu bahwa Cirebon sejak itu berada di bawah dimaksudkan agar perpecahan yang perlindungan kekuasaan Kompeni. terjadi di Cirebon tidak diketahui pihak Disebutkan pula bahwa pada waktu itu asing. Selain itu, disebutkan juga Cirebon bukan lagi sebagai vazal, mengenai adanya tujuh orang majelis melainkan sebagai sahabat Susuhunan yang terdiri atas tiga orang bawahan Mataram (Atja dan Edi S. Ekadjati, 1989: Sultan Sepuh, dua orang bawahan Sultan 34-35). Anom, dan dua orang lagi bawahan Perjanjian persahabatan antara Panembahan Cirebon (Atja dan Edi S. Kompeni dengan Cirebon mengakibatkan Ekadjati, 1989: 35-36). pula hak-hak monopoli perdagangan Pada waktu Francois Tack lebih banyak dikuasai Kompeni. mengadakan pendekatan terhadap Pemerintah Kompeni di Batavia penguasa-penguasa Cirebon yang sedang memperoleh hak-hak monopoli atas berselisih paham, ternyata sikapnya lebih impor kapas dan candu, ekspor lada, condong kepada Sultan Anom. Hal itu kayu, gula, beras, dan produk-produk menimbulkan kecurigaan bagi yang lainnya yang dikehendaki oleh Kompeni lainnya. Kecurigaan itu lama-kelamaan (Edi S. Ekadjati, 1993: 164). mengakibatkan timbulnya kembali Dalam menjalankan pemerintahan- pertikaian di antara para penguasa nya, para penguasa Cirebon lebih banyak Cirebon. Untuk mengatasi hal itu, berselisih paham, sehingga dipandang Pemerintah Tinggi Kompeni di Batavia dari sudut kepentingan Kompeni tidak mengirimkan Johanes de Hartog. Pada banyak membawa keuntungan, maka tanggal 8 September 1688 diadakan Pemerintah Tinggi Kompeni di Batavia kontrak persetujuan antara Johanes de mengutus Francois Tack untuk Hartog yang mewakili pihak Kompeni mengadakan pembenahan atas masalah- dengan penguasa-penguasa Cirebon, masalah yang hangat di Cirebon. Pada yaitu Sultan Sepuh I, Sultan Anom I, tanggal 3 November 1685 Francois Tack Panembahan Cirebon I, Pangeran Dipati berangkat dari Batavia menuju Cirebon. Anom (putra tertua Sultan Sepuh I), dan Setibanya di Cirebon masalah yang 12 orang mantri yang terdiri atas lima

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 160 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 149 - 162

orang bawahan Sultan Sepuh I, empat menanamkan pengaruhnya di Cirebon orang bawahan Sultan Anom I, dan tiga tahun 1681 secara lambat-laun orang bawahan Panembahan Cirebon I. kedudukan politik para sultan Cirebon Kedua belas orang mantri itu secara semakin menurun. berurutan ialah: Raksanagara, Telah disebutkan bahwa Cirebon Raksawinata, Suradimarta, Aria mencapai puncak kejayaannya pada masa Raksadipura, Raksadimanggala, Aria pemerintahan Sunan Gunung Jati. Suradimanta, Suradinata, Mantejagara, Kebesarannya di masa lampau sampai Natagara, Raksamanggala, Lingganata, saat ini masih bisa dilihat dari banyaknya dan Wiratmaka. Akan tetapi persetujuan jumlah pengunjung, yang setiap waktu itu tidak membawa hasil, terlebih pada ziarah ke Gunung Sembung tempat tahun 1797, pada masa Sultan Sepuh I. Sunan Gunung Jati dimakamkan, Masalah yang terjadi di Kesultanan terutama setiap malam Jum‟at Kliwon. Cirebon pun semakin panjang. Masalah Selain itu, pengaruh kharisma Sunan baru muncul, yaitu mengenai siapa yang Gunung Jati terhadap para Sultan lebih berhak menempati kedudukan yang Cirebon yang sampai sekarang masih ditinggalkan oleh Sultan Sepuh I. bisa dilihat, ialah pada saat Keadaan yang demikian itu merupakan berlangsungnya upacara peringatan hari kesempatan yang sangat baik bagi Maulud Nabi Muhammad Saw. Upacara Kompeni untuk semakin dalam tersebut pada masyarakat Cirebon lebih menanamkan pengaruhnya di Cirebon. dikenal dengan nama Panjang Jimat. Pengaruh Kompeni yang begitu jauh Berkaitan dengan hal di atas, terhadap Cirebon dapat dilihat di dalam hingga saat ini masih terdapat kelompok kontrak tertanggal 4 Agustus 1699, yang kesenian tradisional tertentu yang antara lain menetapkan bahwa Sultan mengadakan kunjungan ke sultan-sultan Anom I menempati derajat pertama, Cirebon dengan maksud untuk mendapat Panembahan Cirebon menempati derajat ijin dan mohon doa restu dalam rangka kedua, dan putra Sultan Sepuh I, yaitu pertunjukannya. Pangeran Dipati Anom dan Pangeran Kharisma yang dimiliki oleh Aria Adiwijaya, menempati derajat sultan-sultan Cirebon ternyata merupakan ketiga dalam daftar urutan kepemimpinan salah satu faktor yang menyebabkan pemerintahan Cirebon. Selanjutnya sultan-sultan Cirebon masih dianggap pergeseran derajat dengan pola yang sebagai pemangku adat, meskipun sama terus terjadi pada penguasa- kekuasaan politik sudah tidak dimilikinya penguasa Cirebon seperti pada saat lagi sejak tahun 1813, yaitu ketika meninggalnya Sultan Anom I tahun 1702 Raffles mencabut hak dan kewajiban dan Panembahan Cirebon I tahun 1715. sultan-sultan Cirebon untuk ikut serta Sejak dikeluarkan sistem baru tahun dalam pemerintahan. 1752, yang menyatakan bahwa Meskipun sultan-sultan tidak lagi pergantian tahta berdasarkan warisan dari mempunyai kekuasaan politik, namun ayah kepada anak bagi tiap-tiap raja mereka tetap berusaha untuk dapat ditetapkan atas dasar persetujuan melestarikan kekharismaan yang telah Kompeni, maka melalui surat itu diturunkan leluhur mereka. Usaha-usaha kekuasaan Sultan-sultan Cirebon benar- tersebut dimaksudkan agar hubungan benar dikurangi (Atja dan Edi S. kawula – gusti, yaitu hubungan rakyat Ekadjati, 1989: 37-39). Tampak sekali dengan raja/sultan tetap berjalan seperti bahwa sejak Kompeni Belanda masa-masa sebelumnya.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Kerajaan Tradisional Cirebon Abad XV-XIX (Adeng) | 161

Setelah kekuasaan Kesultanan/ sebagainya, telah dikuasai dan Kerajaan Cirebon dihapuskan oleh Raffles penduduknya banyak yang pindah agama tahun 1813, sultan-sultan Cirebon hanya dari agama Hindu ke agama Islam. Pada berstatus sosial sebagai pemangku adat. masa ini dapat dikatakan Cirebon mencapai puncak kejayaannya. C. Penutup Setelah dipegang oleh putranya Cikal bakal berdirinya Kerajaan dan seterusnya, Kerajaan Tradisional Tradisional Cirebon atau disebut pula Cirebon mengalami kemunduran. Kesultanan Cirebon berawal dari adanya Terlebih-lebih setelah Cirebon dibagi pernikahan Pangeran Cakrabumi atau menjadi dua kesultanan, yaitu Kesultanan disebut Haji Abdullah Iman Al Jawi Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. dengan putri Ki Gedeng Alang-Alang Tiap Sultan memiliki wilayah kekuasaan yang menjadi Kuwu di Dukuh Lemah masing-masing dan mendirikan keraton Wungkuk. Putri Ki Gedeng Alang-Alang sendiri-sendiri sebagai pusat bernama Nyai Retna Riris setelah pemerintahan dan tempat tinggal resmi menikah berganti nama menjadi Nyai sultan. Akhirnya Cirebon terpecah-pecah Larang Kencana. Haji Abdullah Iman dan menjadi lemah karena di dalam menjadi Kuwu Dukuh Lemah Wungkuk menjalankan roda pemeritahannya timbul menggantikan mertuanya (Ki Gedeng perbedaan paham. Keadaan demikian Alang-Alang) yang meninggal dunia. dimanfaatkan oleh pihak Belanda untuk Kemudian pada tahun 1452, Haji memancing di air keruh. Dengan Abdullah Iman mendirikan sebuah masuknya pihak ketiga, yakni Belanda, Keraton di Dukuh Carbon (sekarang dua kesultanan di Cirebon makin Cirebon) bernama Keraton Pakungwati. terpuruk. Pada akhirnya nasib dua Walaupun telah berdiri sebuah keraton, kesultanan yang semula mempunyai namun segala sesuatunya termasuk roda wibawa dan disegani, sekarang oleh pemerintahannya masih di bawah kendali pihak Belanda dijadikan sebagai Kerajaan Sunda. pemangku adat belaka. Baru setelah timbulnya kekuasaan politik Islam di Cirebon dan Sunan Gunung Jati menancapkan bendera Islam DAFTAR PUSTAKA atau mendirikan sebuah Kerajaan Adeng et al. 1998. Tradisional Cirebon yang lebih dikenal Kota Dagang Cirebon sebagai dengan sebutan Kerajaan Islam Cirebon, Bandar Jalur Sutra. Jakarta: maka Cirebon melepaskan diri dari Departemen Pendidikan dan kekuasaan Kerajaan Sunda, begitu pula Kebudayaan. kewajiban tiap bulan seperti upeti diberhentikan. Dengan demikian, Atja. 1972. Kerajaan Tradisional Cirebon telah Tjarita Purwaka Tjaruban berdiri sendiri, tidak lagi di bawah Nagari,Bandung: Ikatan Karyawan kekuasaan Kerajaan Sunda. Museum Perkembangan Kerajaan Tradisional ____. 1986. Cirebon sangat pesat seiring dengan Carita Purwaka Caruban Nagari. perkembangan agama Islam. Hal ini Karya Sastra sebagai Sumber terlihat dari perluasan wilayah dengan Pengetahuan Sejarah. Bandung: waktu yang relatif singkat pada daerah Proyek Pengembangan Per- Luragung, Kuningan, , dan museuman Jawa Barat.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 162 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 149 - 162

____. 1988. _____ et al. 1993. Menjelang Penetapan Hari Jadi Peta Sejarah Jawa Barat. Jakarta: Pemerintahan Kabupaten Cirebon. Depdikbud. Proyek IDSN. Cirebon: Pemerintah Kabupaten de Haan, F. 1911-1912. Daerah Tingkat II Cirebon. Priangan: De Preanger Regents- _____ dan Edi S. Ekajati. 1989. chappen Onder het Nederlandsch Pustaka Rajya-rajya I Bhumi Bestuur Tot 1811. 4 Vol. Batavia: Nusantara I. Suntingan Naskah Kolff. dan Terjemahan. Bandung: Kern, R.A. dan Hoesen Djajadiningrat. Bagian Proyek Penelitian dan 1973. Pengkajian Kebudayaan Sunda. Masa Awal Kerajaan Cirebon. Burger, D.H. dan Prajudi. 1962. Jakarta: Bharatha. Sedjarah Ekonomis Sosiologis Sunardjo, RH Unang. Tth Indonesia,. Jakarta: Pradnjaparamita. Meninjau Sepintas Panggung Ekadjati, S. Edi. 1978. Sejarah Pemerintah Kerajaan Babad Cirebon Edisi Brandes Cirebon 1479-1809. Tinjauan Sastra dan Sejarah. Tedjasubrata. 1996. Bandung: Fakultas Sastra, “Sedjarah Tjirebon” Kawedar Universitas Padjadjaran. Bahasa Daerah Tjirebon, Djilid II, _____. 1991. Tjirebon. Sejarah Perkembangan Pemerin- Tjandrasasmita, Uka. 1995. tahan Provinsi Daerah Tingkat I Bandar Cirebon dalam Jaringan Jawa Barat. Bandung: Pemerintah Pasar Dunia. Makalah Diskusi Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Cirebon sebagai Bandar Jalur Barat. Sutra. Jakarta: Depdikbud, Direk-

torat Jarahnitra,.Proyek IDSN.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Sistem Pelapisan Sosial dan Dampaknya ... (Yudi Putu Satriadi) | 163

SISTEM PELAPISAN SOSIAL DAN DAMPAKNYA PADA MASYARAKAT KASEPUHAN CICARUCUB KABUPATEN LEBAK-BANTEN

Oleh Yudi Putu Satriadi

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email: [email protected]

Abstrak Untuk mencegah terjadinya konflik akibat stratifikasi sosial, memerlukan suatu penanaman pengertian terhadap sikap masyarakat. Pemberian pengertian ini, di antaranya dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa yang membuat perbedaan kelas sosial dalam masyarakat adalah atas kehendak Allah. Sebenarnya, kesadaran seperti ini sudah terjadi di dalam masyarakat tradisional dengan selalu mencontoh dan melaksanakan semua yang telah diperintahkan oleh leluhur mereka. Salah satu contoh tentang kesadaran masyarakat dapat mencegah konflik sosial ditemukan di Kasepuhan Cicarucub. Kondisi ini muncul sebagai upaya pemimpin formal dan informal yang berhasil memadukan hukum formal dangan hukum adat. Perpaduan ini terbukti dapat menciptakan suatu situasi masyarakat yang harmonis dengan tetap menjunjung kedua hukum tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Kata kunci : Stratifikasi sosial, bibit konflik, pendekatan tradisional.

Abstract To prevent conflict of social stratification be happened, need a treatment to toward community attitude. This treatment takes form in a way on how to create community consciousness to make them realize that their faith is determined by God. Actually, this self consciousness has occured in traditional community which takes form in blessing from the ancestors. One of the examples on how community consciousness can prevent social conflict is found in Kasepuhan Cicarucub. This condition emerges as a result of good work conducted by both formal leader and informal leader. They always try to create a harmonius situation in community by putting formal law and traditional law as the main guidance. Keywords: Social stratification, conflict seed, traditional approach.

A. Pendahuluan pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam Sistem berlapis-lapis dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierar- masyarakat dikenal dengan istilah chis). Di mana perwujudannya adalah pelapisan sosial ’social stratification’. lapisan-lapisan atau kelas-kelas tinggi, Masih menurut Pitirim A. Sorokin,

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 164 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 163 - 174

sedang, ataupun kelas-kelas rendah Cicarucub tersebut, timbul beberapa (Soekanto, 1982: 220). permasalahan seputar pelapisan sosialnya Menurut Leibo (1994:59), tim- yang perlu dicermati, yaitu: corak dan bulnya pelapisan sosial dalam masya- dinamika pelapisan sosial; perpindahan rakat dapat terjadi dengan sendirinya atau mobilitas pelapisan sosial; dan berbarengan dengan proses pertumbuhan dampak sistem pelapisan sosial terhadap masyarakat, ada pula yang sengaja keharmonisan kehidupan masyarakat di disusun untuk mencapai suatu tujuan daerah tersebut. bersama yang diinginkan oleh sejumlah Ruang lingkup spasial adalah anggota masyarakat. Kasepuhan Cicarucub Desa Neglasari Ada beberapa ukuran atau kriteria Kabupaten Lebak Provinsi Banten. umum yang dapat digunakan sebagai Adapun ruang lingkup variabel sasaran dasar dalam pelapisan sosial pada utamanya adalah masyarakat Cicarucub, masyarakat yaitu kekayaan, kekuasaan, dengan fokus dipusatkan pada peri- kehormatan, dan ilmu pengetahuan. kehidupan masyarakat Kasepuhan Mengingat pelapisan sosial meru- Cicarucub. pakan pembedaan anggota masya-rakat Untuk mencapai tujuan penelitian berdasarkan status yang dimiliki-nya, dan mendapatkan data yang relevan serta maka pembeda tersebut akan me- pelaksanaan penelitian yang terarah dan nimbulkan dampak pada perilaku efektif, maka diperlukan pendekatan anggota masyarakat. Berdasarkan uraian yang sesuai. di atas masalah pelapisan sosial dalam Penelitian diawali dengan studi masyarakat dinilai sangat penting untuk pustaka, yakni dengan mencatat sejumlah dibahas, maka untuk itu, perlu dilakukan pustaka dan dokumen tertulis lainnya penelitian mengenai pelapisan sosial yang memiliki kaitan dengan topik tersebut. penelitian. Untuk memperoleh data yang Kasepuhan Cicarucub yang berada lengkap, yaitu kesatuan yang utuh, di wilayah Kampung Cicarucub Desa menyeluruh/terintegrasi digunakan me- Neglasari Kecamatan Cibeber Kabupaten tode kualitatif. Metode ini digunakan Lebak Provinsi Banten merupakan untuk mengungkap fakta-fakta berdasarkan kampung adat yang ditandai dengan fenomena sosial yang timbul, yang adanya pemimpin adat yang disebut olot, selanjutnya diformulasikan dan dides- serta adanya norma-norma adat yang kripsikan. Dengan demikian, akan dapat mengatur kehidupan sosial masyarakat digambarkan struktur dan dinamika- pendukungnya. Hal yang paling menarik dinamika yang berhubungan dengan dari desa tersebut adalah dalam pelapisan sosial pada masyarakat Desa komposisi bangunan rumah. Cicarucub yang menjadi sasaran pene- Dengan bertitik tolak pada kenya- litian. taan mengenai bentuk rumah yang ada Luas keseluruhan Kampung pada tiap lingkaran zona serta kepe- Cicarucub sekitar 441,5 hektar dengan milikan barang-barang pada rumah penggunaan sebagai berikut: tanah untuk lainnya, dimungkinkan adanya pelapisan pemukiman seluas 8 hektar; persawahan sosial, baik dalam kekayaan, hak dan 120 hektar, 100,5 berupa tegalan, 212 kewajiban, serta kedudukan dalam hektar digunakan untuk perkebunan, dan masyarakat. 1 hektar berupa kolam ikan. Berdasarkan gambaran mengenai komposisi rumah masyarakat di

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Sistem Pelapisan Sosial dan Dampaknya ... (Yudi Putu Satriadi) | 165

B. Hasil dan Bahasan Rumah di zona pertama yang merupakan rumah adat, terikat sangat ketat oleh 1. Pelapisan Sosial Berdasarkan aturan adat. Rumah di zona kedua Ekonomi bentuknya seragam, yakni secara garis Sangat sulit untuk menentukan besar sama dengan rumah di zona secara pasti dalam hitungan matematis pertama, yaitu harus menggunakan untuk memastikan kriteria golongan bahan-bahan bangunan yang tidak ekonomi. Namun demikian, penentuan mengandung unsur tanah atau semen, tersebut sekalipun bersifat subjektif kecuali pada bagian teras/beranda berupa pandangan, pendapat, dan menggunakan bahan semen dan bagian prasangka seseorang tentang kekayaan atas boleh menggunakan seng serta boleh orang lain dapat dijadikan ukuran tentang menggunakan alat penerangan listrik dan keberadaan pelapisan ekonomi di menggunakan peralatan elektronik. Kasepuhan Cicarucub. Menurut pandangan Perumahan di luar dua zona itu sama masyarakat setempat, yang dikatakan sekali tidak terikat oleh aturan adat. orang kaya atau jelema beunghar adalah Pemilik berbagai bentuk rumah orang yang memiliki rumah, sawah, dan tersebut semuanya menuju pada tiga kendaraan. Sudah barang tentu kepe- dimensi, yakni untuk pencapaian milikan kekayaan tersebut disebabkan kekuasaan, privelese, dan prestise. Olot oleh penghasilan atau pendapatan yang dan juru basa yang mendiami rumah adat besar, yang diperoleh dengan berbagai mematuhi ketentuan adat tentang usaha. bangunan adat dan mempertahankan Guna melihat kondisi jelema bentuk tersebut semata-mata untuk beunghar berdasarkan kepemilikan mewujudkan kekuasaan, privelese, dan rumah, perlu dideskripsikan mengenai prestise. kondisi dan komposisi rumah-rumah Pelapisan sosial berdasarkan faktor yang ada di Kasepuhan Cicarucub. ekonomi tidak hanya dicerminkan oleh Komposisi rumah yang berada di bentuk rumah melainkan oleh kepemilikan Kasepuhan Cicarucub diklasifikasikan tanah, baik tanah sawah, kebun maupun sebagai berikut: Zona inti, terdapat tanah lainnya. Kepemilikan tanah rumah adat yang dihuni oleh pemimpin tersebut diperoleh dengan berbagai cara, adat atau Olot; zona berikutnya adalah baik dari warisan orang tuanya atau rumah-rumah yang dihuni oleh keturunan membeli sendiri. atau anak Olot; dan zona luar atau zona Golongan masyarakat yang ketiga adalah rumah bebas yang dihuni memiliki gunung biji emas dan memiliki oleh kerabat Olot atau orang lain yang pabrik pengolahannya dipandang sebagai tidak terkait kerabat dengan Olot. Bentuk orang yang sangat kaya. Dengan rumah tiap-tiap zona menurut pada aturan demikian, sangat berbeda keadaan/ adat yang berlaku di Kasepuhan kekayaan para pemilik tambang emas Cicarucub, yakni : zona pertama terletak dibandingkan dengan penduduk lainnya. pada tempat paling tinggi, ditempati oleh Jenis mata pencaharian lainnya rumah adat, tempat diam Olot beserta yang mencerminkan kepemilikan uang keluarganya, rumah adat lain yang berada adalah pekerja yang bekerja di luar di sampingnya yang ditinggali oleh juru Kasepuhan Cicarucub dan bekerja di basa atau kuncen; zona kedua adalah sektor nonpertanian pada berbagai rumah-rumah yang dihuni oleh keturunan bidang, seperti sopir, pegawai hotel, dan Olot yang berjumlah dua belas rumah. pegawai swasta lainnya. Mereka

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 166 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 163 - 174

dipandang kaya karena pekerjaan mereka terutama bapak. Terkadang larangan langsung mendapatkan uang secara tersebut disampaikan melalui media berkala tiap bulan atau tiap minggu. pamali atau tabu, sebab anak-anak tidak Pengguna telepon genggam (hand baik terlalu banyak bertanya kepada phone) dipandang sebagai orang kaya orang tua. Dengan cara-cara yang oleh penduduk Kasepuhan Cicarucub, dilakukan oleh orang tua, terasa ada sekalipun barang ini bukanlah barang kesan otoriter. Namun cara-cara itulah yang aneh dan langka bagi kebanyakan yang dianggap paling efektif dalam orang. Namun, penduduk Kasepuhan membentuk kepatuhan seorang anak Cicarucub akan memandang lebih kepada orang tuanya. pemilik dan pengguna telepon genggam. Dalam hal makan pun terdapat Pemilik telepon genggam dipandang pelapisan sosial berdasarkan usia. Anak sebagai orang yang selalu bepergian ke dilarang memakan makanan yang luar kasepuhan dan sering berhubungan diperuntukkan bagi orang tua, terutama dengan orang lain, dan hal itu jarang bapak. Bapak dengan usianya dijadikan dilakukan oleh penduduk kasepuhan figur yang harus dihormati dan lainnya. dikhususkan. Dengan bercermin kepada bapak, diharapkan anak-anak dapat 2. Pelapisan Sosial Berdasarkan Usia bercermin akan kesungguhan bapaknya Di Kasepuhan Cicarucub sebagai dalam menafkahi anak-anaknya serta sebuah desa yang masih erat memegang tanggung jawabnya dalam melangsungkan tradisi para orang tuanya, pelapisan keharmonisan keluarga. Makanan yang berdasarkan usia masih ada bahkan dianggap istimewa, seperti daging akan menunjukkan keberlangsungan yang didahulukan untuk bapak, anak-anak sangat lama. Pendapat ini sangat dimung- akan memakan kelebihan daging yang kinkan, dengan alasan bahwa kewi- telah dimakan oleh bapaknya. bawaan orang tua harus ditunjukkan Dalam hal bersikap terhadap orang dengan adanya pelapisan berdasarkan tua, anak pamali untuk menyebut nama usia. Walau bagaimana pun kedudukan orang tuanya. Jika ada anak yang berbuat orang tua harus ditempatkan pada posisi demikian disebut culangung (tidak di atas anak-anak. Berkat orang tualah sopan). Orang tua yang melihat kelakuan seorang anak ada dan berhasil menjadi tersebut akan menghardik dengan nada manusia. Bahkan untuk memperjelas keras dan memberitahukan cara-cara tingkatan orang tua dengan anak-anak, yang sopan dalam memanggil orang tua. banyak aturan yang menyekat antara hak Oleh sebab itu di Kasepuhan Cicarucub dan kewajiban antara anak dengan orang tidak ada seorang anak pun yang tuanya, bahkan ada yang berwujud memanggil orang tuanya dengan pamali atau tabu yang sifatnya dogmatis, memanggil namanya. Anak pamali si anak tidak boleh bertanya tentang hal memegang kepala orang tuanya. Anak yang ditabukan. Namun, tabu-tabu yang berbuat demikian dikatakan calutak tersebut sekalipun tidak diketahui alasan (tidak tahu adat). Anak yang berbuat yang pasti, bagi si anak kebaikan yang demikian akan diberi sanksi yang tegas, terkandung di dalamnya tidak disang- mungkin berupa pemukulan peringatan sikan lagi. pada bagian tubuh yang tidak Dalam lingkungan keluarga, membahayakan. Demikian juga dengan terdapat aturan-aturan yang intinya pamali apabila anak memakai pakaian bermuara pada pengkhususan orang tua, orang tuanya. Istilah yang menunjukkan

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Sistem Pelapisan Sosial dan Dampaknya ... (Yudi Putu Satriadi) | 167

pementingan akan hal ini sampai muncul ini tidak selalu berusia tua. Sebutan ini istilah khusus yaitu nurunkeun bukan hanya oleh masyarakat Kasepuhan ‘menurunkan’ bila pakaian yang sudah Cicarucub, melainkan oleh orang-orang tidak terpakai oleh orang tua diberikan yang mempertuakan pemimpin adat kepada anaknya dan anaknya tidak tersebut yang jumlahnya cukup banyak berhak untuk menolak pemberian itu. dan tersebar luas sampai ke daerah Bila menolak pemberian itu, anak akan Banten dan sekitarnya. Sama halnya disebut sebagai anak yang tidak tahu diri. dengan orang yang dipanggil olot akan Pada saat akan menyelenggarakan merasa senang. Dalam dirinya muncul acara hajatan atau acara penting lainnya, perasaan bahwa dirinya sudah mumpuni peran orang tua sangat dominan dan atau cukup banyak pengalaman dan ilmu. bahkan jadi penentu. Orang yang akan Selanjutnya, orang-orang yang dipanggil melaksanakan acara akan meminta saran olot pun akan terus berusaha untuk atau nasihat kepada orang tua, mulai dari mempertahankan reputasinya agar tetap penentuan hari terkadang sampai pada disegani dan dijadikan panutan oleh hal-hal yang sifatnya teknis, bahkan tidak orang banyak. Dia akan berusaha mengisi jarang nama orang tua dicantumkan dirinya dengan berbagai pengetahuan sebagai orang yang turut mengundang. tentang rahasia kehidupan. Ilmu-ilmu Pada saat pelaksanaan hajat atau yang telah dikuasainya ini disiapkan syukuran, orang tua diharapkan hadir untuk menjawab pertanyaan orang yang untuk menyaksikan persiapan-persiapan lebih muda yang memiliki permasalahan yang dikerjakan tanpa boleh melakukan dalam hidup. pekerjaan. Mereka hanya duduk 3. Pelapisan Sosial Berdasarkan menyaksikan dan mengatur orang-orang Pendidikan yang bekerja. Pada kegiatan kemasyarakatan Faktor pendidikan telah dianggap dalam pemilihan kepengurusan lingkup penting sejak dulu, terutama setelah RT dan RW, yang menjadi nominator masuknya orang Belanda ke Indonesia dalam kepengurusan adalah orang tua telah lebih membukakan mata bangsa sebab penunjukkan tersebut, selain Indonesia akan arti penting pendidikan. bentuk penghargaan terhadap orang tua, Hal tersebut dianggap penting untuk juga para orang tua dinilai banyak mensejajarkan posisi bangsa Indonesia pengalaman serta mampu berbuat adil dengan bangsa lain yang telah lebih dulu dalam pengambilan keputusan penting. mengenyam dunia pendidikan. Namun, Jika orang tua yang ditunjuk tidak saat itu kesempatan untuk memperoleh bersedia menjadi pengurus dengan alasan pendidikan yang tinggi terhalang oleh kesehatan, barulah kaum muda sekat status, bahwa bangsa Indonesia menggantikan posisinya dan orang tua merupakan warga pribumi yang terjajah, tersebut tetap ditempatkan pada posisi yang dianggap tidak pantas mengenyam penting yang tidak terlalu menggunakan pendidikan tinggi dan tidak boleh aktivitas fisik, seperti pada posisi memiliki posisi sama dengan bangsa penasihat atau sebagai sesepuh. penjajah. Di Kasepuhan Cicarucub, bentuk Kini, setelah bangsa Indonesia pengkhususan lain tampak pada sebutan merdeka dalam kurun waktu cukup lama, pemimpin adat di kasepuhan yang muncul kebebasan untuk mengenyam disebut olot yaitu kependekan dari kolot pendidikan sehingga muncul pula yang berarti tua padahal sebenarnya olot golongan-golongan kaum terdidik yang

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 168 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 163 - 174

secara umum memiliki sumbangsih tidak jika di Kasepuhan Cicarucub akrab sedikit terhadap proses perkembangan sapaan “Pa Guru” atau “Bu Guru” dan pembangunan di Indonesia. “Pa Mantri” atau “Bu Mantri”, dan “Bu Di pedesaan, dengan fasilitas dan Bidan”. Terkadang karena akrabnya dana penyelenggaraan pendidikan tidak sapaan-sapaan tersebut, sehingga dipakai sebanyak dan selengkap di perkotaan, sebagai pengganti nama aslinya. Bagi tingkat minat dan hasil pendidikan masih orang-orang yang berusia sebaya dengan dinilai rendah dan belum mampu orang-orang tersebut, tanpa mengurangi menunjang proses pembangunan seperti rasa hormat kepada yang bersangkutan, yang diharapkan. Kondisi ini akan mereka akan memanggil dengan memunculkan sikap melebihkan orang- panggilan “ru” untuk guru dan “tri” orang desa yang berpendidikan. untuk panggilan kepada mantri kesehatan. Golongan terdidik mendapat tempat Munculnya sikap meninggikan kedudukan tersendiri dalam lapisan sosial guru dan mantri kesehatan disebabkan masyarakat, termasuk orang-orang yang jasa yang mereka berikan dirasakan mendapat gelar akademis, sekalipun langsung oleh warga masyarakat mereka tidak mengenal secara pasti Sama halnya dengan guru, mantri tentang nilai perolehan gelar akademis. kesehatan dinilai memiliki jasa langsung Masyarakat kita banyak yang dalam menyembuhkan orang-orang yang menempatkan individu yang berpendidikan sakit. Tanpa penanganan mantri pada status yang lebih tinggi, bahkan ada kesehatan, orang-orang yang sakit tidak sebagian masyarakat yang mengejar gelar akan sembuh dan tidak mustahil jika tertentu dalam pendidikan hanya untuk sakitnya berlanjut dapat meninggal. menaikkan status sosial dirinya dan Meninggal merupakan peristiwa yang keluarganya. Jadi, ada sebagian anggota tidak diinginkan oleh setiap orang karena masyarakat yang sengaja mengejar meninggal adalah saat berpisah dengan pendidikan tertentu untuk memperoleh dunia dan orang-orang yang sangat status sosial yang lebih tinggi. Ini dapat dicintai untuk selama-lamanya. dimengerti, karena umumnya orang yang Bidan yang terdapat di Kasepuhan berpendidikan lebih tinggi akan lebih Cicarucub merupakan bidan yang inovatif, mempunyai hubungan sosial memperoleh pendidikan secara formal di yang lebih luas, dan tak dapat dipungkiri Akademi Kebidanan atau dari sekolah berpenghasilan lebih baik. lain yang menyelenggarakan pendidikan Di Kasepuhan Cicarucub, profesi kebidanan. Pandangan terhadap bidan yang diperoleh seseorang melalui seperti itu, disebabkan mereka mampu pendidikan serta dinilai memiliki menolong persalinan yang artinya sama kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan menolong jiwa manusia. dengan orang yang menjalani pendidikan Pandangan masyarakat bahwa saat di bidang lain adalah guru, mantri melahirkan adalah saat-saat seorang ibu kesehatan, dan bidan. Kedua orang berada dalam batas antara hidup dan dengan profesi tersebut dinilai memiliki mati, sehingga jika seorang bidan jasa langsung dengan kebutuhan berhasil menolong persalinan dengan masyarakat di bidang pendidikan dan selamat, dianggapnya telah mampu bidang kesehatan. Penghormatan tersebut menyelamatkan jiwa seorang manusia. antara lain profesi tersebut melekat menjadi nama panggilan atau sapaan. Dengan demikian, tidak mengherankan

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Sistem Pelapisan Sosial dan Dampaknya ... (Yudi Putu Satriadi) | 169

4. Pelapisan Sosial Berdasarkan Jenis hanya dapat diselesaikan oleh laki-laki. Kelamin Pekerjaan memasak untuk kepentingan Di Kasepuhan Cicarucub pelapisan makan sendiri dan menyuguhi tamu yang sosial berdasarkan jenis kelamin masih datang sangat tepat jika dipegang oleh masih dianut secara kuat, walaupun pada pegawai perempuan. Pekerjaan beberapa hal perpedaan tersebut mulai membersihkan halaman dapat dipegang memudar, terbatas pada hal-hal ringan oleh pegawai laki-laki atau perempuan. yang sifatnya masih dapat dimaklumi. Pekerjaan-pekerjaan pertukangan untuk Pelapisan sosial berdasarkan jenis memperbaiki rumah adat serta lumbung kelamin sangat terlihat pada struktur adat hanya dapat dilakukan oleh pegawai kasepuhan yang bersifat tertutup. Pada laki-laki. struktur Kasepuhan Cucarucub terdapat Cara-cara penurunan kekuasaan aturan yang melarang dan membolehkan pada struktur adat yang mengharuskan jabatan tertentu dipegang seseorang yang beberapa jabatan dijabat oleh laki-laki berjenis kelamin tertentu. Jabatan ketua tidak diketahui alasan secara pasti. adat atau olot hanya boleh dijabat oleh Namun diperkirakan hal tersebut laki-laki. Begitu ketatnya aturan ini, berkaitan dengan beberapa tata upacara dalam pola penurunan pimpinan atau adat yang harus dipimpin oleh ketua adat regenerasi ahli waris harus anak laki-laki dan dilarang bagi mereka yang datang dan bahkan jika anak olot sebagai bulan. Dengan demikian, ketua adat yang penerus langsung bukan laki-laki, akan berjenis kelamin laki-laki tidak akan dicari dari silsilah keturunan yang menemukan kendala dalam melaksanakan berjenis kelamin laki-laki. Dalam hal ini, upacara adat, serta upacara adat dapat jelas bahwa peranan atau fungsi laki-laki dilaksanakan setiap saat tanpa terganggu dapat mengatur atau mengalahkan oleh halangan akibat datang bulan. peraturan yang dibuat secara turun- Perkiraan lain tentang jabatan adat yang temurun. harus dipegang oleh laki-laki karena laki- Bukan hanya jabatan ketua adat laki dinilai lebih gesit dalam yang mengharuskan dijabat oleh laki- mengerjakan sesuatu. Lagi pula laki-laki laki, jabatan lain pun seperti juru basa dapat bersikap rasional, tidak mengandalkan atau kuncen, dan juru tulis harus laki- emosional dalam memutuskan satu laki. Jabatan tukang beberesih (juru persoalan. kebersihan) dan pagawe (pegawai) boleh Di luar lingkungan adat, yakni laki-laki atau perempuan. Alasan tersebut dalam lingkungan masyarakat umum, disebabkan oleh aspek fungsional, yakni pelapisan sosial yang disebabkan oleh perempuan dapat melakukan pekerjaan perbedaan jenis kelamin masih sangat menyapu dan pekerjaan rumah tangga terasa. Peran anak laki-laki sebagai anak seperti memasak, membersihkan rumah, yang dinilai memiliki kekuatan fisik dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, diberi tugas untuk mengerjakan jumlah pagawe (pegawai) lebih dari satu pekerjaan-pekerjaan rumah. yang orang, yang terdiri atas laki-laki dan ditunjang oleh kekuatan fisik seperti perempuan karena pekerjaan yang harus mencangkul, mengambil air, dan lain dikerjakan di dalam lingkungan rumah sebagainya. Anak perempuan yang secara adat terdapat pekerjaan yang dapat fisik tidak sekuat anak laki-laki tetapi diselesaikan oleh laki-laki dan memiliki ketelitian dan kecermatan akan perempuan dan terdapat juga pekerjaan diberi pekerjaan rumah yang memerlukan hal itu. Pekerjaan tersebut di antaranya

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 170 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 163 - 174

mengasuh anak, memasak, membersihkan aren, istri masih bertugas untuk menjual rumah, dan lain sebagainya. Jika terdapat gula tersebut. perselisihan akibat perbedaan jenis Istri yang suaminya bekerja pekerjaan yang dikerjakan, para orang sebagai penggali di tambang emas tidak tua mereka akan memberi alasan bahwa dapat membantu pekerjaan suaminya pekerjaan yang dibebankan kepada anak- secara langsung mengingat lokasi anak sudah sesuai dengan jenis tambang emas relatif jauh dengan tempat kelaminnya. tinggal, dan pekerjaan sebagai penggali Pembagian tugas antara suami-istri di tambang emas merupakan pekerjaan pun masih menitikberatkan pada berat dan berbahaya. Istri penggali perbedaan jenis kelamin. Suami dengan tambang hanya membantu mempersiapkan penilaian fisik yang kuat memiliki peralatan yang akan digunakan oleh kewajiban bekerja keras untuk mengerjakan suaminya dan mempersiapkan bekal segala macam pekerjaan yang dapat makanan bagi suaminya yang akan menghidupi keluarga. Dalam mendidik bekerja. anak-anak, bapak identik dengan didikan Istri yang bersuamikan pegawai yang keras. Ibu yang dinilai lebih lembut yang bekerja di kantor, tidak dapat dijadikan pendamping dan penunjang membantu pekerjaan suaminya secara suami. Ibu memiliki tugas untuk langsung bukan disebabkan oleh mengelola rumah atau membantu pelapisan berdasarkan jenis kelamin. Hal pekerjaan ringan suami. Dalam mendidik ini lebih disebabkan oleh ketidak- anak-anak pun istri identik dengan pola mungkinan bidang pekerjaan yang didik yang lembut dan penuh kasih dikerjakan suaminya dipindahtangankan sayang. kepada istrinya. Sekalipun demikian, Bagi suami yang bermata peran istri dalam menunjang pekerjaan pencaharian sebagai petani di sawah atau suami tetap dilakukan seperti menyiapkan di kebun, istri tidak diberi beban yang pakaian untuk bekerja, menyiapkan berat seperti mencangkul atau menggali. makanan saat akan berangkat dan pulang Jenis pekerjaan di sawah atau di kebun kerja. yang biasa dikerjakan oleh perempuan Pelapisan sosial berdasarkan jenis adalah ngarambet (menyiangi rumput kelamin terdapat juga pada bidang yang tumbuh di sela-sela tanaman padi pekerjaan lain yang menjadi dominasi atau tanaman yang lainnya). Pada saat perempuan. Pekerjaan tersebut adalah panen, terkadang istri membantu panen paraji (dukun beranak), dan bidan. atau menyiapkan makanan bagi orang- Pekerjaan dukun beranak dan bidan orang yang ikut membantu panen di sampai saat kini masih mutlak menjadi sawah miliknya. pekerjaan perempuan. Sekalipun bukan Istri yang suaminya bermata- merupakan ketentuan adat, norma yang pencaharian sebagai penyadap gula aren berlaku pada masyarakat masih meng- akan membantu pekerjaan suami pada anggap tidak pantas bahkan haram alat pekerjaan-pekerjaan yang ringan serta kelamin seseorang dilihat oleh orang memerlukan ketelitian. Jenis pekerjaan yang bukan muhrimnya, termasuk antara tersebut di antaranya mempersiapkan suami-istri pun banyak yang tidak pernah peralatan untuk membuat gula seperti saling memperlihatkan. hawu (tungku), cetakan gula, katel, dan lain sebagainya. Setelah menjadi gula

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Sistem Pelapisan Sosial dan Dampaknya ... (Yudi Putu Satriadi) | 171

5. Pelapisan Sosial Berdasarkan dengan rata-rata rumah penduduk Pekerjaan lainnya. Pekerjaan yang dilakukan Memang, penghasilan mereka di Penduduk Kasepuhan Cicarucub di kota tidak terlalu besar, namun jika daerah Kasepuhan Cicarucub adalah dibelikan tanah serta bahan bangunan di bertani, penambang emas, pertukangan, Kasepuhan Cicarucub akan mewujudkan guru, penggiling emas, penjual biji emas, tanah yang cukup luas dan bentuk rumah warung, dan beternak, sedangkan yang cukup baik, mengingat harga tanah pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan di masih rendah dan upah pekerja bangunan luar Kasepuhan Cicarucub kebanyakan dalam membangun rumah pun tidak pekerjaan dengan menjual jasa tenaga semahal di kota. seperti sopir, pegawai hotel, pedagang, Mereka memiliki anggapan bahwa dan jasa lainnya. Bentuk dan jenis keluarganya yang bekerja di kota pekerjaan yang dilakukan oleh penduduk merupakan salah seorang yang mampu Kasepuhan Cicarucub tersebut telah bersaing mengisi kesempatan kerja di memunculkan perbedaan pandangan kota. Dengan demikian, cerita yang masyarakat terhadap pekerjaan yang keluar dari mulut para keluarga tersebut dilakukan seseorang. adalah cerita yang indah dan Pekerjaan yang dinilai sebagai menggiurkan, sehingga penduduk lain pekerjaan yang menduduki predikat yang mendengar merasa kagum dan paling enak dan menghasilkan uang percaya semua cerita baik tersebut karena adalah pekerjaan menjual batu-batuan mereka tidak pernah tahu hal yang gunung yang mengandung biji emas atau sesungguhnya. mengelola pertambangan emas. Jenis Pekerjaan lain yang dinilai dengan pekerjaan ini paling cepat menghasilkan pandangan berbeda adalah pekerjaan uang dalam jumlah sangat banyak. sebagai pegawai negara yang bekerja Terbukti penduduk yang memiliki pada berbagai bidang dan kantor. pekerjaan ini, dari segi kekayaan paling Pandangan tersebut berupa ketenangan menonjol di desanya, baik dilihat dari akan masa depan. Para pegawai negara bentuk rumah yang dimiliki, dari ini sekalipun pada masa aktif jabatannya kendaraan bermotor yang dibeli, serta tidak dinilai kaya atau berlebihan uang, dapat melaksanakan ibadah haji ke tanah namun mereka dianggap sebagai orang- suci. orang yang memiliki ketenangan dalam Pekerjaan selanjutnya yang dipan- menempuh kehidupan di masa depan. dang sebagai pekerjaan yang enak adalah Perbedaan pandangan yang lain para pekerja di sektor jasa yang bekerja adalah terhadap pekerjaan guru sekolah di luar Kasepuhan Cicarucub. Orang dan guru mengaji. Orang-orang yang yang bekerja di sektor ini memperoleh bekerja sebagai guru dinilai sebagai upah langsung berupa uang yang dapat orang yang mulia. Mereka dinilai sebagai dengan leluasa dibelikan apapun. orang yang telah mengamalkan ilmunya Kebanyakan upah yang mereka peroleh demi kecerdasan anak didik. Para orang di kota diwujudkan untuk membeli tanah tua banyak yang merasa terbantu oleh serta membangun rumah di Kasepuhan guru, terutama bagi orang tua yang anak- Cicarucub. Dengan cara ini, rumah anaknya memasuki kelas awal. Di kelas mereka akan lebih bagus dibandingkan awal inilah catatan sejarah kehidupan anak dalam dunia pendidikan dimulai. Anak yang semula tidak dapat membaca

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 172 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 163 - 174

dan menghitung menjadi anak yang dapat banyak. Pekerjaan tersebut adalah membaca, berhitung, serta mengetahui bengkong atau paraji sunat. Regenerasi ilmu-ilmu lainnya. Hal ini merupakan pekerjaan ini sangat lambat dan nyaris dambaan para orang tua. Dapat tidak ada yang meminati. Oleh sebab itu, dimaklumi, bahwa para orang tua mereka bengkong yang sekarang ada jumlahnya kebanyakan tidak mengenyam sekolah sangat sedikit, hanya beberapa orang sampai jenjang yang tinggi. sehingga bila banyak anak yang akan Pekerjaan yang paling banyak disunat mereka harus menentukan waktu dilakukan oleh penduduk Kasepuhan secara bergiliran. Cicarucub adalah bertani. Para petani di Pekerjaan sebagai bengkong bukan Kasepuhan Cicarucub masih mengelola hanya dipandang sebagai orang yang pertanian secara tradisional, yang diawali memiliki keahlian, melainkan nilai-nilai pengolahan sawah dengan menggunakan menyunatlah yang lebih dipentingkan. cangkul dan beberapa peralatan Bagi masyarakat Kasepuhan Cicarucub sederhana lainnya. yang seluruhnya beragama Islam Bila dilihat dari kepemilikan uang, menganggap bahwa seorang anak telah para petani merasakan bahwa mereka sempurna agamanya apabila telah berada pada pelapisan sosial bawah, disunat. Sejak disunatlah anak harus sebab mata pencaharian bertani tidak lebih rajin shalat dan mengaji serta langsung menghasilkan uang. Uang berbuat hal-hal yang baik. Dengan biasanya diperoleh dengan menjual hasil demikian, secara tidak langsung pertanian lainnya seperti buah-buahan bengkong ini dipandang memiliki andil dan sayur-mayur atau upah hasil besar dalam meng-Islamkan seorang berburuh. anak. Peristiwa disunat pun merupakan Mereka yang masih menjadikan peristiwa sangat bersejarah bagi seorang pekerjaan bertani sebagai mata anak, sebab seorang anak disunat hanya pencaharian utama biasanya kaum tua satu kali seumur hidup. Nama bengkong yang tertutup peluangnya di pekerjaan yang menyunatnya pun akan dikenang sektor lain dan meneruskan pengolahan seumur hidup. tanah hasil warisan leluhur mereka Selain bengkong, orang yang sebagai bentuk tanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan khusus adalah terus mupusti, menjaga dan melestarikan pembuat perkakas pertanian, yakni sesuai yang diamanatkan ahli warisnya. panday. Panday bekerja membuat alat- Pandangan terhadap pekerjaan alat pertanian seperti cangkul, golok, lain, seperti sebagai penggali tambang sabit, parang, dan peralatan pertanian emas masih dinilai lebih baik lainnya dari besi yang ditempa. Pekerjaan dibandingkan bertani walaupun resiko ini dinilai sulit karena harus menempa hasil yang diperoleh dan kemungkinan besi pijar dan membentuk peralatan tertimpa kecelakaan relatif besar. Wujud pertanian. Dengan demikian, tidak semua uang sebagai imbalan dari pekerjaan ini orang mampu menjadi seorang pandai. lebih dipandang sebagai pekerjaan yang Mereka tidak hanya mahir membentuk enak dan mampu mencukupi kebutuhan peralatan dengan bentuk yang bagus ekonomi keluarga. namun harus pandai pula menjamin Para pekerja yang dipandang kualitas barang yang dibuat, yakni awet khusus oleh masyarakat adalah dipakainya, tidak berat, dan tajam. pekerjaan-pekerjaan yang jarang diminati serta jasanya dibutuhkan oleh masyarakat

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Sistem Pelapisan Sosial dan Dampaknya ... (Yudi Putu Satriadi) | 173

6. Mobilitas Pelapisan Sosial 7. Dampak Pelapisan Sosial Dalam pelapisan di Kasepuhan Pelapisan sosial secara tidak Cicarucub terdapat dua period, baik langsung memunculkan pengelompokan pelapisan period yang tertutup maupun masyarakatnya. Karakteristik kelompok terbuka. Sehingga mobilitas period adalah membawa perbedaan-perbedaan terjadi pada berbagai bidang dan dalam antara satu kelompok dengan kelompok berbagai bentuk. lainnya. Perbedaan ini dapat membawa Pelapisan periode yang tertutup dampak tertentu, bergantung pada sudut terdapat pada struktur jabatan adat, pandang yang digunakan. Kekhawatiran terutama penentuan pemimpin adat atau yang utama adalah munculnya olot. Pengangkatan olot dilakukan pandangan negatif antara kelompok- apabila olot meninggal atau sudah sangat kelompok tersebut yang berpotensi tua. Dengan usia yang sudah tua, menimbulkan konflik. dikhawatirkan olot tidak sanggup lagi Di Kasepuhan Cicarucub yang melakukan tugas, atau dapat juga pola masyarakatnya kuat memegang teguh period dan perilakunya sudah tidak sesuai ajaran agama Islam dan norma adat atau menyimpang dari pola adat-istiadat warisan para leluhur sangat memegang yang telah berlaku secara turun-temurun. teguh ajaran tersebut dan tercermin Pengangkatan kembali pemimpin secara aplikatif dalam kehidupan sehari- adat yang baru apabila olot meninggal hari. Pandangan negatif akibat perbedaan atau karena usia tua, sama-sama status yang disebabkan kekayaan tidak dilakukan dengan cara mengangkat anak dipertajam sisi negatifnya melainkan laki-laki tertua yang sudah cukup dewasa diambil sisi positifnya. Misalnya, orang dan menguasai seluk-beluk upacara adat kaya tidak mereka jauhi atau dikucilkan di Kasepuhan Cicarucub. Bila olot tidak malahan didekati, sebab dengan atau belum memiliki anak-laki-laki yang kekayaan yang dimilikinya terkandung dianggap mampu memegang tampuk potensi yang dapat menyejahterakan pimpinan kasepuhan, maka pilihan jatuh kehidupan masyarakat secara umum. kepada adik laki-laki tertuanya. Jabatan- Pandangan terhadap tata ,harta jabatan lain dalam struktur adat, atau jabatan dan kekayaan milik sendiri sekalipun agak melonggar dan tidak atau orang lain tidak pernah mengganggu seketat penunjukan juru basa, namun pikiran mereka. Mereka berkeyakinan dapat dikatakan tertutup bagi orang- bahwa jabatan dan kekayaan sifatnya orang yang tidak memiliki pertalian tidak abadi, hanya merupakan amanat saudara. dan titipan dari Allah. Malahan jika tidak Mobilitas period secara periodik benar menggunakannya dapat mencelakan yang terjadi secara terbuka terjadi period diri sendiri. pada setiap bidang lain di luar C. Penutup kepengurusan adat, terutama yang berkaitan dengan bidang jabatan dan Suasana yang harmonis ini dapat pekerjaan. Jabatan pengurus desa dan dijadikan prototipe bagi daerah-daerah pengurus period kemasyarakatan seperti lain yang sering dilanda konflik, yang RT dan RW sangat terbuka untuk umum salah satu penyebabnya adalah pelapisan dan pergantian jabatan terjadi secara sosial yang tidak terkontrol. Untuk periodik. menjaga kelangsungan kehidupan masyarakat yang harmonis dikaitkan dengan pelapisan sosial yang dapat

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 174 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 163 - 174

menjadi pemicu timbulnya konflik perlu and Method. London: Allyn & diadakan upaya-upaya melestarikan Bacon Inc. upacara-upacara adat yang bernilai Ibrahin Jabal Tarik. 2003. positif. Dengan demikian makna-makna Sosiologi Pedesaan. Malang: simbolik yang terkandung dalam tata Universitas Muhammadiyah. upacara adat dapat terus aktual dan selamanya hadir dalam kehidupan Leibo, Jefta. 1994. Sosiologi Pedesaan: masyarakat pelaku upacara. Mencari Suatu Strategi Pem- Penjelasan akan kedudukan dan bangunan Masyarakat Desa Ber- fungsi antara agama dengan adat dengan paradigma Ganda. Yogyakarta: cara-cara persuasif. Dengan demikian, Andi Offset. masyarakat akan mampu menggunakan Rosyadi. 2005. norma-norma yang terkandung dalam Peranan Leuit dalam Kehidupan dua hal tersebut dalam kehidupan sehari- Masayarakat Kasepuhan Cisung- hari, tanpa berusaha mencari perbedaan- sang di Desa Cisungsang Kec. perbedaan yang dapat mempertajam Cibeber, Kab Lebak Banten. pelapisan sosial yang terdapat di Jatinangor: Alqa Print. masyarakat. Melestarikan sistem kepemimpinan Soekanto, Soerjono. 1882. model olot yang lebih menekankan pada Sosiologi Suatu Pengantar. apresiasi masyarakat terhadap warisan Jakarta: Rajawali. para leluhur. Perhalus norma-norma Subadio, Maria Ulfah, dan T.O. Ihromi. formal, selama norma-norma kepemim- 1986. pinan model olot ditujukan untuk Peranan dan Kedudukan Wanita ketentraman dan kebahagiaan masya- Indonesia. Yogyakarta: Gajah rakat. Mada University Press. Dengan arahan yang tepat dari semua pemimpin yang berkompeten Suparlan, Parsudi. 1980/1981. dalam masalah sosial kemasyarakat, “Manusia, Kebudayaan, dan jadikan pelapisan sosial sebagai pemicu Lingkungannya, Perspektif motivasi anggota masyarakat agar Antropologi Budaya” dalam meningkatkan diri untuk menjadi anggota Majalah Ilmu-Ilmu Sastra masyarakat yang “berkelas”. (Indonesian Journal of Culture Studies) November, Jilid IX. Jakarta: Bharata. DAFTAR PUSTAKA Sunarto, Kamanto. 1993. Bagdan, R.C & S.R. Bilken. 1986. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Qualitative Recearch for Edu- Lembaga Penerbit Fakultas cation and Introduction to Theory Ekonomi Universitas Indonesia.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 175

LINTASAN SEJARAH PEMERINTAHAN KABUPATEN SERANG ABAD XVI - XX

Oleh Euis Thresnawaty

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email: [email protected]

Abstrak Sejarah pemerintahan daerah Serang mencakup waktu sangat panjang, karena berawal dari pembentukan Kesultanan Banten abad ke-16. Berarti pemerintahan di daerah tersebut berlangsung pada zaman Kompeni, Hindia Belanda, Pendudukan Jepang, dan zaman kemerdekaan. Dalam perjalanan sejarahnya, Kesultanan Banten mengalami dinamika akibat gejolak situasi politik pada zaman penjajahan, bahkan kesultanan itu akhirnya dihapuskan. Zaman Hindia Belanda dan Pendudukan Jepang, Serang menjadi ibukota Keresidenan Banten dan Kabupaten Serang. Kedudukan Serang yang disebut terakhir berlangsung sampai sekarang. Mulai akhir tahun 2000, Serang kembali memiliki kedudukan penting sebagai ibukota kabupaten merangkap ibukota Provinsi Banten sejak tanggal 4 Oktober 2000. Dalam perjalanan sejarahnya, banyak peristiwa penting terjadi di daerah Serang yang penting dipetik maknanya. Atas dasar itulah tulisan ini dibuat. Kata Kunci: Sejarah Serang, pemerintahan. Abstract History of goverment of area Serang include;covers very time length, because having beginning of from forming of Sultanate Banten century XVI. Means goverment in the area takes place at period Kompeni, Hindia Belanda, Japan Occupying, and independence. On the way its the history, Sultanate Banten experiences dynamic as result of distortion of political situation at colonization period, even the sultanate finally is abolished. Dutch Indies period and Occupying Jepang, Serang to become capital of Residence Banten and Sub-province Serang. Position Serang so-called last taken place until now. Starts is year-end 2000, Serang had important position as capital of regency doubles capital of Provinsi Banten commencing from the date of 4 October 2000. On the way its the history, many important events happened in area Serang which is important is taken the meaning. On the basis of that is this article made. Keywords: History of Serang, governance.

A. Pendahuluan mengenai sejarah daerah yang lengkap, terutama bagi para penentu kebijakan. Pada periode pembangunan Pemahaman mengenai sejarah masa lalu dewasa ini sangat diperlukan pemahaman ini dapat dipergunakan sebagai alternatif

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 176 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187 dalam mencari pemecahan berbagai a. Studi kepustakaan, dilakukan di persoalan pembangunan dewasa ini berbagai perpustakaan baik di maupun masa yang akan datang. Bandung maupun Serang Banten Pemahaman ini tentu sangat diperlukan b. Kerja lapangan, yaitu langsung agar tidak terjebak dalam pengulangan menuju ke tempat tujuan. kesalahan yang telah dilakukan pada c. Melakukan wawancara dengan masa lampau. tokoh-tokoh yang berperan atau Dengan melihat perubahan- mengetahui tentang sejarah perubahan yang terjadi di dalam Kabupaten Serang. pemerintahan Kabupaten Serang maka 2. Kritik sumber untuk memperoleh perlu dilakukan kajian terhadap kebenaran dan kejernihan data, baik perubahan-perubahan tersebut dari sisi kritik ekstern (tentang wujud sumber) sejarah. Oleh karena itu, dilakukan ataupun kritik intern (tentang isi penelitian mengenai Sejarah Pemerintahan sumber) maupun melakukan perban- Kabupaten Serang yang difokuskan pada dingan data yang berasal dari berbagai studi perkembangan pemerintahan di sumber. Kabupaten Serang Propinsi Banten. 3. Pada tahap interpretasi, data meng- Berdirinya pemerintahan Kabupaten alami proses pemberian makna dan Serang memiliki rentang sejarah yang penafsiran secara jelas dan lengkap. cukup panjang, dimulai sejak Kabupaten 4. Historiografi adalah proses terakhir Serang berada di bawah pemerintahan dalam penulisan sejarah yang berupa Propinsi Jawa Barat sampai Kabupaten proses merangkaikan fakta-fakta yang Serang masuk ke dalam wilayah Propinsi berhasil dihimpun dalam sebuah kisah Banten. sejarah. Penelitian ini memiliki tujuan, B. Hasil dan Bahasan yaitu untuk mengantisipasi hilangnya berbagai peristiwa sejarah daerah sebagai 1. Kondisi Geografi dan bagian dari sejarah nasional dan untuk Kependudukan mengungkap perjalanan sejarah Kabupaten Serang merupakan Kabupaten Serang dengan fokus utama salah satu wilayah yang berada di pada perkembangan Pemerintahan Propinsi Banten dan sekaligus sebagai Kabupaten Serang. ibukota Propinsi Banten. Serang Penelitian sejarah Pemerintahan merupakan salah satu dari enam Kabupaten Serang ini memiliki ruang kabupaten/kota di Propinsi Banten, lingkup aspek spasial meliputi daerah terletak di ujung barat bagian utara Pulau Kabupaten Serang, sedangkan aspek Jawa dan merupakan pintu gerbang temporal berada pada kurun waktu sejak utama yang menghubungkan Pulau pembentukan Kabupaten Serang sampai dengan Pulau Jawa, dengan tahun 2000. jarak sekitar 70 kilometer dari Jakarta, Penelitian ini dilakukan dengan ibukota Negara Republik Indonesia. menggunakan metode sejarah melalui Luas wilayah Kabupaten Serang empat tahapan, yaitu: mencapai 170.341,25 hektar, tersebar 1. Heuristik atau proses pencarian dan menjadi 34 wilayah kecamatan, 353 desa pengumpulan sumber, pada tahap dan 20 kelurahan. Kecamatan-kecamatan heuristik ini digunakan tehnik-tehnik yang terdapat di Kabupaten Serang sebagai berikut: adalah: Kecamatan Serang, Cipocokjaya,

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 177

Kasemen, Taktakan, Kramatwatu, tenggang rasa dalam beragama telah Waringinkurung, Bojonegoro, Puloampel, menjadi bagian dari kehidupan Ciruas, Walantaka, Kragilan, Pontang, masyarakat. Untuk menunjang kehidupan Tirtayasa, Tanara, Cikande, Kibin, beragama di Kabupaten Serang telah Cirenang, Binuang, Petir, Tunjungteja, terdapat sarana peribadatan Islam Curug, Baros, Cikeusal, Pamarayan, sebanyak 5.719, gereja 7, pura 1, dan 2 Kopo, Jawilan, Ciomas, Pabuaran, vihara. Sementara itu penganut agama Padarincang, Anyer, Mancak, dan Islam 1.890.457 orang, Protestan 4.674 Cinangka. Tahun 2007 Serang orang, Katolik 2.228 orang, Hindu 3.094 dimekarkan menjadi dua daerah tingkat II orang, dan Budha 536 orang (BPS dengan pembentukan Kota Administratif Kabupaten Serang, 2007). Serang sebagai ibukota Propinsi Banten. Masyarakat Kabupaten Serang Secara administratif Kabupaten sebagian besar menggunakan bahasa Serang memiliki batas wilayah sebagai Jawa Serang dalam berkomunikasi berikut: sehari-harinya. Bahasa Jawa Serang Sebelah Utara berbatasan dengan merupakan bahasa Jawa dialek Serang Laut Jawa yang berbeda dengan bahasa Jawa Sebelah Timur berbatasan dengan standar yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten Tangerang Pemakaian bahasa Jawa di masyarakat Sebelah Selatan berbatasan dengan Serang erat kaitannya dengan latar Kabupaten Pandeglang dan belakang historis penyebaran agama Kabupaten Lebak Islam oleh para wali yang masuk melalui Sebelah Barat berbatasan dengan daerah Banten. Selat Sunda 2. Lambang Daerah Penduduk Kabupaten Serang Lambang Daerah Kabupaten berdasarkan data hasil sensus Serang berbentuk perisai dan pita menunjukan jumlah yang terus berwarna kuning emas dengan kedua bertambah. Pada tahun 1961 tercatat ujungnya dilipat ke bawah, terletak sebanyak 648.115 jiwa, tahun 1971 dibagian bawah perisai. Pada bagian sebanyak 766.410 jiwa, meningkat perisai terdapat: menjadi 968.358 pada tahun 1980 dan a. Garis atas dengan 17 lengkungan, 1.244.755 pada tahun 1990. Pada tahun garis bawah 8 lengkungan diantara 2000 jumlah penduduk tersebut telah buah cengkeh sedangkan di bertambah lagi menjadi 1.786.223. bawahnya terdapat empat untai daun Sedangkan jumlah penduduk tahun 2006 dan 5 akar beringin. Hal ini adalah 1.786.223 terdiri dari 917.132 menggambarkan hari Proklamasi RI laki-laki dan 869.091 perempuan (BPS 17 Agustus 1945. Kab Serang, 2007). b. 6 buah cengkeh berwarna merah dan Penduduk Kabupaten Serang putih yang mencerminkan Rukun sebagian besar memeluk agama Islam. Iman, ketakwaan kepada Tuhan Hanya sebagian kecil yang memeluk Yang Maha Esa sedangkan buah agama lain seperti Protestan, Katolik, cengkeh melambangkan kemak- Hindu, dan Budha. Kehidupan beragama muran, hasil pertanian dan antar pemeluk agama yang berbeda perdagangan serta kejayaan daerah berjalan harmonis dan tidak pernah dan masyarakat. Warna putih terjadi pertikaian. Kerukunan hidup dan mempunyai arti kesucian.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 178 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187 c. Menara Mesjid Agung Banten dari sejarah Banten, karena Serang berwarna putih, melambangkan merupakan bagian dari wilayah syiar agama dan pusat kegiatan Kesultanan Banten yang berdiri pada kebudayaan serta pemerintah yang abad XVI. Di daerah Banten, tepatnya di kuat, bersih dan berwibawa. Pulau Panaitan, pernah berdiri kerajaan d. Benteng Keraton Surosowan yang tertua di Jawa Barat, yaitu Kerajaan didalamnya terdapat dua puluh enam (Negeri Perak) dengan (26) kotak dan berpuncak 10 kotak pusatnya di Kota Rajatapura yang serta celah-celah kotak yang terletak di pesisir Pandeglang. Selain itu berjumlah 8 ini melambangkan hari Banten merupakan salah satu pusat jadi Kabupaten Serang, yaitu tanggal penyebaran agama Islam yang 8 Oktober 1526. berwarna merah berpengaruh besar dalam pengislaman di bata yang berarti semangat abadi. daerah Jawa Barat, Jakarta (Sunda e. Pohon beringin, melambangkan Kelapa), Lampung, Sumatra Selatan, dan persatuan yang kokoh dan kuat. beberapa daerah lain di sekelilingnya. Berwarna hijau yang berarti Dalam bukunya “The Suma kesuburan, kesegaran, dan kesehatan. Oriental of Pires”, Armando Cortesao f. Dua buah sungai, yang memaparkan bahwa nama Banten melambangkan bahwa di Kabupaten pertama kali muncul dalam laporan Serang terdapat dua aliran sungai, perjalanan Tome Pires seorang Portugis yaitu Cibanten dan Ciujung. Warna yang menjabat sebagai inspektur pajak di biru laut mempunyai arti kejernihan Malaka yang ikut dalam ekspedisi ke suasana dan keaslian watak. Jawa pada tahun 1513. Disebutkan g. Dua buah laut, melambangkan bahwa Banten adalah sebuah kota bahwa Kabupaten Serang diapit oleh pelabuhan yang ramai dan berada di Laut Jawa dan Selat Sunda. kawasan Kerajaan Sunda. Kesaksian Berwarna biru laut. Pada bagian Tome Pires ini dapat dijadikan petunjuk yang berbentuk pita terdapat tulisan bahwa Bandar Banten sudah berperan yang berbunyi “Sepi ing pamrih sebelum berdirinya Kesultanan Banten rame ing gawe”. Semboyan pada tahun 1526, atau pada masa merupakan himbauan agar Kerajaan Sunda. Bisa diduga bahwa masyarakat mengutamakan kerja Banten telah berdiri sekurang- kurangnya keras untuk mencapai kemakmuran pada pertengahan abad kesepuluh atau dan keadilan, tidak mengutamakan bahkan abad ke-7. kepentingan pribadi, tanpa Pada awalnya masyarakat Banten mengharapkan pujian, penghargaan adalah penganut Hindu-Budha, dan serta imbalan, berjuang dengan sampai awal abad XVI termasuk daerah ikhlas. Warna kuning emas berarti kekuasaan Kerajaan Sunda. Pada saat itu keagungan orang-orang mengamalkan Kerajaan Sunda yang dikenal dengan motto yang terukir didalamnya. sebutan Pajajaran merupakan kerajaan besar dengan daerah kekuasaan yang 3. Sejarah Pemerintahan Kabupaten meliputi seluruh Banten, Kalapa Serang (Jakarta), Bogor, sampai Cirebon, a. Masa Kesultanan Banten ditambah pula dengan Tegal dan Menguraikan sejarah pemerintahan Banyumas sampai batas Kali Pamali di Kabupaten Serang tidak akan terlepas (Cipamali) dan Kali Serayu (Ekadjati,1983: 19). Pelabuhan Banten

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 179

dan Sunda merupakan pelabuhan besar memindahkan pusat pemerintahan dan ramai yang banyak dikunjungi Banten yang semula berada di pedalaman pedagang dari luar negeri. Banten Girang, sekitar 13 kilometer dari Pada awal abad XVI, yang Serang ke dekat Pelabuhan Banten. Hal berkuasa di Banten adalah Prabu Pucuk ini terjadi pada tanggal 1 Muharam tahun Umum atau disebut juga Ratu Ajar 933 Hijriah bertepatan dengan tanggal 8 Domas. Pusat pemerintahannya adalah Oktober 1526. Pada saat pemindahan Kadipaten yang terletak di Banten pusat pemerintahan Banten ke pesisir, Girang. Sedangkan Banten Lama atau Syarif Hidayatullah yang menentukan Banten Ilir hanya berfungsi sebagai posisi istana, benteng, pasar, dan alun- pelabuhan saja. Untuk menghubungkan alun yang harus di bangun di dekat Kuala antara Banten Girang dengan Pelabuhan Sungai Banten yang kemudian Banten dipakai jalur sungai Kali Banten dinamakan Surosowan dan menjadi yang pada waktu itu masih dapat dilayari ibukota Kesultanan Banten. Surosowan (Ayatrohaedi, 1979:37), disamping masih dipilih sebagai ibukota Kesultanan ada jalan darat yang melalui Kalapadua Banten berdasarkan pertimbangan antara (Djajadiningrat,1983:124). lain karena Surosowan lebih mudah Banten yang berada di jalur dikembangkan sebagai Bandar pusat perdagangan internasional, diduga sudah perdagangan. memiliki hubungan dengan dunia luar Oleh karena Banten semakin besar sejak awal abad Masehi. Kemungkinan dan maju, pada tahun 1552 Masehi, pada abad ke-7 Banten sudah menjadi Banten yang semula hanya sebuah pelabuhan yang dikunjungi para saudagar kadipaten diubah menjadi negara bagian dari luar. Ketika Islam dibawa oleh para Demak dengan dinobatkannya Pangeran pedagang Arab ke timur kemungkinan Hasanuddin sebagai Sultan di Kesulanan Banten telah menjadi sasaran dakwah Banten dengan gelar Maulana Islam. Menurut berita Tome Pires, pada Hasanuddin Panembahan Surosowan tahun 1513 di Cimanuk sudah dijumpai (Lubis,2003:28). orang-orang Islam. Setidaknya pada akhir Pada masa pemerintahan abad ke-15, Islam sudah mulai diper- Hasanuddin (1552-1570) Banten kenalkan di pelabuhan milik kerajaan memperluas wilayah kekuasaannya ke Hindu Sunda. Ketika Jayakarta, Karawang, Lampung dan Denta pertamakali datang ke Banten, ia daerah sekitarnya. Langkah pertama mendapati orang Islam di Banten, Pangeran Hasanuddin sebagai penguasa meskipun penguasanya masih beragama Banten ialah mendirikan komplek Hindu (Michrob dan Chudori:1993:50- keraton Surosowan yang disebut juga 51). Gedong Kedaton Pakuwon dan mesjid. Pada tahun 1525 Hasanuddin Mesjid pertama yang didirikannya berhasil mengalahkan Prabu Pucuk terletak di Kampung Pecinan sekarang. Umum di Banten Girang dibantu oleh Pangeran Hasanuddin atau Maulana pasukan gabungan Cirebon dan Demak. Hasanuddin bisa dikatakan sebagai orang Selanjutnya atas kesepakatan Demak dan pertama yang menyusun kekuatan dan Cirebon diangkatlah Pangeran kekuasaan Banten sebagai negara yang Hasanuddin menjadi Adipati Banten berdiri sendiri. dengan pusat pemerintahan di Banten Pada tahun 1568 Pangeran Girang. Berdasarkan petunjuk dari Syarif Hasanuddin mampu memanfaatkan Hidayatullah, Pangeran Hasanuddin situasi kemelut yang terjadi di

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 180 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187

Kesultanan Demak untuk melepaskan maupun agama. Sultan merupakan diri dari pengawasan Demak. Banten pemegang kekuasaan tertinggi diikuti menjadi negara merdeka, menjadi oleh sejumlah pejabat kerajaan yang kesultanan dengan Sultan Hasanuddin diserahi tugas-tugas tertentu. Para pejabat sebagai Sultan pertamanya. Daerah yang langsung di bawah sultan adalah kekuasaannya meliputi seluruh Banten, para pangeran, anggota keluarga sultan, Jayakarta, Lampung, Bengkulu dan dan anggota-anggota kaum bangsawan daerah-daerah lainnya di Sumatra bagian lainnya. Mereka memiliki tugas masing- selatan. Maulana Hasanuddin masing, ada yang bertugas mengawasi memerintah Banten sekitar 18 tahun, ia pasukan pengawal keraton dan budak- meninggal pada tahun 1570 Masehi, budak atau tugas lainnya. Yang tergolong dimakamkan disamping Masjid Agung anggota keturunan sultan biasanya tidak Banten. Setelah Maulana Hasanuddin dilibatkan ke dalam organisasi wafat, rakyat Banten menyebutnya administratif. Kekuasaan administratif Pangeran Surosowan, Penembahan diserahkan kepada anggota-anggota Sedakingkin, yang artinya rindu akan lapisan atas birokrasi. Yang mengepalai kebijaksanaannya. birokrasi pusat adalah Patih yang dibantu Sepeninggal Maulana Hasanuddin oleh dua Kliwon yang biasanya juga sebagai penggantinya adalah Maulana disebut patih. Pengadilan keagamaan Yusuf, putra pertamanya yang meme- dipegang oleh seorang ahli agama, disebut rintah tahun 1570-1580. Selan-jutnya fakin. silih berganti hingga Sultan Banten ke-5. Pejabat-pejabat tingkat teratas lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng memiliki bawahan yang disebut Tirtayasa (1651-1672), seorang ahli Ponggawa. Para ponggawa ini memiliki strategi perang yang dapat diandalkan. tugas untuk mengatur administrasi dan Ia ditangkap pada tanggal 14 pengawasan atas penanaman lada, Maret 1683, akibat penghianatan produksi, dan perdagangannya. putranya sendiri, Sultan Haji yang Kemudian para Syahbandar yang diberi bekerja sama dengan Belanda. Sultan tugas mengatur administrasi dan Ageng Tirtayasa dipenjarakan di Batavia pengawasan atas perdagangan luar negeri sampai ia meninggal tahun 1692. Atas di kota-kota pelabuhan (Pemda Jabar, permintaan keluarganya, khususnya 1993: 198). Sejajar dengan pejabat di cucunya yaitu Sultan Abdul Al Mahasin kota-kota pelabuhan adalah kepala Zainul Abidin, jenasah Sultan Ageng daerah yang mengepalai pemerintahan Tirtayasa di pulangkan ke Banten dan di suatu daerah, yaitu yang berkedudukan di makamkan di Kompleks Mesjid Agung Lebak, Caringin, Pontang, dan Jasinga. Banten (Ekadjati, 1995:101-102; Selanjutnya adalah sederetan Ponggawa, Ensiklopedi Sunda, 2000: 661). Ngabei, Kliwon, dan Paliwara yang Kedudukan para Sultan yang bertugas mengawasi gudang-gudang dan kemudian silih berganti menduduki tahta urusan rumah tangga keraton atau selanjutnya tidak lebih dari vassal VOC pejabat-pejabat penghubung (Michrob, yang bertindak sebagi Lord sampai 1988: 98). berakhirnya kekuasaan VOC pada tahun Penggantian tahta kerajaan yang 1799 berlaku di Kesultanan Banten adalah Kesultanan Banten dalam struktur bersifat turun-temurun. Pada dasarnya pemerintahannya mempunyai hak seorang sultan memegang pemerintahan prerogatif, baik dalam urusan politik sampai meninggal. Sebagai pengganti

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 181

sultan yang meninggal adalah putra laki- dikuasainya dan bertanggung jawab laki tertua raja yang lahir dari istri langsung kepada gubernur jenderal. permaisuri. Namun apabila hal tersebut Istilah prefect kemudian diubah menjadi tidak memungkinkan maka dapat dipilih landdrost, dan prefectur menjadi putra laki-laki yang lain atau kakak/ adik landdrostambt. sultan atau cucu sultan. Apabila putra Daendels menyatakan bahwa mahkota belum dewasa, maka semua pejabat, baik pejabat Eropa pemerintahan untuk sementara dapat maupun pribumi adalah pegawai dipegang oleh seorang wakilnya, Pemerintah Hindia Belanda. Dengan kata biasanya Mangkubumi. lain, ia memodifikasi kedudukan bupati Kedudukan sultan dalam dari penguasa daerah (tradisional) pemerintahan kerajaan sangat sentral, menjadi aparat pemerintah kolonial yang karena sultan adalah penguasa tertinggi. berada di bawah pengawasan prefect. Oleh karena itu apa yang ditetapkan oleh Sistem pergantian bupati secara turun- sultan harus dipatuhi oleh rakyat. temurun tidak diakui, kemudian diganti Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan sistem penunjukkan (Syafrudin, dengan keputusan sultan akan berakibat 1993 : 263). buruk atau menerima hukuman. Sultan Berdasarkan Regeringsreglement bukanlah orang sembarangan, mereka (RR) 1854, pemerintahan di Hindia yang memerintah dikesultanan Banten Belanda tetap bersifat sentralistis, kecuali adalah keturunan dari Sunan Gunung pemerintahan desa yang dibiarkan Jati, pendiri Kesultanan Cirebon. otonom berdasarkan adat setempat. Akan tetapi pada pemerintahan yang b. Masa Hindia Belanda sentralistis itu dijalankan pula azas Gubernur Jenderal H.W. Daendels dekonsentrasi, yaitu sejumlah tugas adalah orang pertama yang pemerintahan dilimpahkan oleh peme- memperkenalkan sistem pemerintahan rintah pusat yaitu gubernur jenderal Barat yang modern kepada masyarakat kepada pejabat-pejabat pusat yang lebih Indonesia. Dalam menjalankan tugasnya rendah tingkatannya secara hierarkis. di Indonesia, ia sangat memperhatikan Pejabat-pejabat itu berkedudukan di urusan pemerintahan dan administrasi daerah-daerah dan mereka menjalankan negara. Dalam hal ini, Daendels tugasnya terbatas pada lingkungan menjalankan pemerintahan yang bersifat wilayah jabatan tertentu yang disebut sentralistis. Segala kekuasaan dan daerah administratif atau pemerintahan keputusan berada pada dirinya. Semua lokal administratif (Syafrudin, 1993: urusan pemerintahan, baik pemerintah 271). Karena pemerintahan dijalankan pusat maupun daerah diatur dari pusat di oleh pangrehpraja, maka pemerintahan Batavia. Pejabat-pejabat di daerah hanya itu dikenal dengan sebutan menerima dan menjalankan instruksi dari ”Pemerintahan Pangrehpraja” (Lubis, Gubernur Jenderal. 2003: 91). Dalam sistem pemerintahannya Dalam sistem pemerintahan Daendels memperkenalkan jabatan kolonial ini meskipun menerapkan sistem prefect, yaitu pejabat Eropa/ Belanda pemerintahan modern dan berusaha setingkat residen yang menguasai mengurangi kekuasaan bupati, tetapi wilayah administratif yang disebut pemerintahan tradisional tetap berlang- prefectur. Prefect merupakan wakil sung tanpa mengalami perubahan sistem pemerintah kolonial di daerah yang pemerintahan. Bupati tetap dibantu oleh

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 182 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187 pejabat struktural dan pejabat fungsional. Cicalengka, Cianjur, Sukabumi, Pejabat struktural terdiri atas patih, Sumedang, Limbangan, Tasikmalaya, wedana, (kepala distrik/ hoofddistrict), dan Sukapura Kolot. asisten wedana (hoofdonderdistrict), dan 5. Karesidenan Cirebon terdiri atas lurah (kepala desa). Pejabat fungsional empat afdeeling, yaitu Indramayu, terdiri atas jaksa kepala (hoofdjaksa), Majalengka, Kuningan, dan Galuh. penghulu kepala (hoofdpenghulu), Di antara 5 daerah tersebut, pada kanduruan (kepala/ mantri besar abad ke-19 perubahan politik dan paseban), kumitir kepala pemerintahan terutama terjadi di tiga (hoofdcommitteer), ondercollecteur daerah yaitu Karesidenan Banten, (pengumpul pajak, demang, ngabei, Karesidenan Priangan, dan Karesidenan kaliwon, panglaku, lengser (kabayan), Cirebon, karena daerah Karawang dan sejumlah mantri, dan lain-lain (Lubis, Batavia khususnya, telah berada di 2003: 91). bawah kekuasaan kolonial sejak abad ke- Tahun 1862 terjadi perubahan 17. dalam pemerintahan tradisional sebagai c. Masa Pendudukan Jepang akibat pemerintahan kolonial memper- kenalkan sistem afdeeling dalam Setelah tentara Jepang berkuasa di pembagian wilayah kabupaten. Tiap Jawa, Panglima Tentara ke-16 kabupaten yang memiliki wilayah cukup mengeluarkan Undang-Undang No. 1 luas rata-rata dibagi menjadi dua tahun 1942. Undang-undang tersebut afdeeling. Secara politis, perubahan itu merupakan induk peraturan tentang tata dimaksudkan oleh pemerintah kolonial negara selama pemerintahan sementara untuk mengurangi kekuasaan bupati, militer Jepang. Undang-undang ini berisi karena pemerintahan sehari-hari di antara lain: wilayah afdeeling dilakukan oleh asisten Pasal 1 : Balatentara Nippon residen (hoofd van plaatslijke bestuur) melangsungkan pemerintahan dengan didampingi oleh patih afdeeling militer sementara waktu itu di yang disebut ”zelfstandige patih”. daerah yang telah ditempati Akhir abad ke-19 wilayah Jawa agar supaya mendatangkan Barat dibagi dalam lima karesidenan. keamanan yang sentosa Tiap karesidenan terdiri atas sejumlah dengan segera. afdeeling dan kabupaten. Kelima Pasal 2 : Pembesar Balatentara Nippon karesidenan itu adalah: memegang kekuasaan yang 1. Karesidenan Batavia terdiri atas tiga dahulu berada di tangan afdeeling, yaitu Meester Cornelis Gubernur Jenderal. (Jatinegara), Tangerang, dan Pasal 3 : Semua badan pemerintah, Buitenzorg (Bogor). kekuasaan hukum, dan 2. Karesidenan Karawang terdiri atas undang-undang dari pemerintah tiga afdeeling, yaitu Tanah-tanah yang dahulu tetap diakui Negara, Pamanukan dan Ciasem, dan untuk sementara waktu, asal Tegalwaru. tidak bertentangan dengan 3. Karesidenan Banten terdiri atas empat Pemerintah Militer. afdeeling, yaitu Anyer, Pandeglang, Pasal 4 : Bahwa Balatentara Jepang akan Caringin, dan Lebak. menghormati kedudukan dan 4. Karesidenan Priangan terdiri atas kekuasaan pegawai-pegawai sembilan afdeeling, yaitu: Bandung, yang setia kepada Jepang.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 183

Apabila melihat isi dari undang- 2. R.A.A. Suryajayanagara, sebagai undang tersebut tergambar jelas bahwa Residen Bogor yang berkedudukan jabatan gubernur jenderal pada masa di Bogor. Pemerintahan Hindia Belanda 3. R.A.A. Wiranatakusumah, diangkat dihapuskan dan segala kekuasaan yang sebagai Residen Priangan yang berada di tangan gubernur jenderal berkedudukan di Bandung. Dalam sekarang dipegang oleh pembesar tentara pelaksanaannya ia tidak sampai Jepang. Aparat pemerintahan bangsa menjalankan kekuasaan sebagai Indonesia tetap diteruskan, sejak dari residen, melainkan hanya sebagai jabatan bupati ke bawah. Penasehat Residen Priangan Kolonel Susunan pemerintahan militer Matsui. Jepang di Jawa terdiri atas Gunsyireikan 4. Pangeran Aria Suriadi, diangkat atau Saikosyikikan sebagai pimpinan sebagai Residen Cirebon yang tertinggi pemerintahan yang dipegang berkedudukan di Cirebon. oleh Panglima Tentara ke-16. Tetapi operasional pemerintahan sehari-hari Pemerintahan Sementara Militer dilaksanakan oleh Kepala Stafnya yang Jepang berakhir pada bulan Agustus disebut Gunseikan. Staf Gunseikan 1942. Pada bulan tersebut dikeluarkan disebut Gunseikanbu. Gunsyireikan Undang-undang No. 27 tentang aturan menetapkan peraturan-peraturan yang pemerintahan daerah dan Undang-undang dinamakan Osamu Seirei, sedangkan No. 28 tentang aturan pemerintahan Syu peraturan yang dikeluarkan oleh dan Tokubetsu Syi. Kedua Undang- Gunseikan disebut Osamu Kanrei. undang tersebut merupakan pelaksanaan Peraturan-peraturan itu diumumkan reorganisasi struktur pemerintahan yang dalam Kan Po (Berita Pemerintah), semula sifatnya sementara, yang penerbitan resmi yang dikeluarkan oleh mengakhiri eksistensi Gunseibu. Gunseikanbu. Panglima Tentara ke-16 di Selanjutnya dilakukan reorganisasi Pulau Jawa yang pertama adalah Letnan pemerintahan setelah datang tenaga- Jenderal Imamura Hitosyi dengan Kepala tenaga ahli pemerintahan sipil Jepang di Stafnya Mayor Jenderal Seizaburo Pulau Jawa. Tenaga-tenaga ahli ini mulai Okazaki. Mereka diserahi tugas untuk ditempatkan pada badan-badan peme- membentuk pemerintahan militer rintahan untuk melaksanakan reor- sementara di Jawa. Yang diangkat ganisasi. Dengan perubahan peme- menjadi kepala Gunseibu (gubernur) di rintahan itu dimaksudkan oleh penguasa wilayah Jawa Barat adalah Kolonel militer Jepang untuk menjadikan Pulau Matsui, bekas komandan pasukan yang Jawa yang tanahnya subur sebagai merebut Bandung dengan wakilnya R. sumber perbekalan perang di daerah Pandu Suradiningrat dan Atik Suardi selatan. sebagai pembantu wakil Gubernur. Kedudukan tinggi dalam struktur Pada tanggal 29 April 1942 pemerintahan, yaitu di atas jabatan diangkat empat orang putra Jawa Barat bupati, yang semula diserahkan kepada menjadi residen di wilayah Jawa Barat, orang Indonesia, diambil alih oleh orang yaitu : Jepang. Pribumi hanya menduduki 1. R.A.A. Hilman Jayadiningrat, jabatan bupati ke bawah. Adapun isi sebagai Residen Banten yang Undang-undang No. 27 tahun 1942 berkedudukan di Serang. adalah:

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 184 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187

Pasal 1 : Tanah Jawa dan Madura, Watanabe Hirosyi (1943-1944) kecuali Kooti (, Banjokyjosji (1944-1945) daerah kesultanan), terbagi atas Syu, Syiken, Gun, Son, dan Ku. d. Masa Kemerdekaan Pasal 2 : Daerah Syu sama dengan Tanggal 19 Agustus 1945, residen dahulu. Pemerintah berhasil menyusun 12 kementrian, diantaranya Departemen Pasal 3 : Daerah Syu dibagi atas Syi dan Dalam Negeri yang dipimpin oleh R.A.A Ken. Daerah Ken terbagi atas Wiranatakusumah. Pada tanggal itu pula Gun, dan daerah Gun terbagi PPKI berhasil membentuk delapan atas Son, dan Ku sama dengan propinsi yang dikepalai seorang distrik, onderdistrict, dan desa. Gubernur dan masing-masing propinsi Pasal 4 : Di dalam Syi, Ken, Gun, Son, terdiri atas karesidenan-karesidenan yang dan Ku, masing-masing diangkat dipimpin oleh residen. Kedelapan seorang Syityoo, Kentyoo, propinsi itu ialah Jawa Barat, Jawa Guntyoo, Sontyoo, dan Kutyoo. Tengah, Jawa Timur, Sumatra, Borneo, Aturan yang berlaku pada , Maluku, dan Sunda Kecil. Stadsgemente, regentschap, Masing-masing dipimpin oleh Gubernur. district, onderdistrict, dan desa Sebagai Gubernur Jawa Barat adalah tetap berlaku pada Syi, Ken, R.Sutarjo Kartohadikusumo. Gun, Son, dan Ku. Berdasarkan amanat pasal 18 UU Pasal 5 : Syi yang ditunjuk Gunseikan Dasar 1945 berikut, pasal I dan II Aturan dinamai Tokubetsoe Syi. Peralihan UUD RI JO Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 1945, dibentuk Walaupun tidak ada perubahan karesidenan-karesidenan yang masing- struktural, namun terdapat perbedaan di masing dikepalai oleh residen. dalam pelaksanaan pemerintahannya. Selanjutnya setiap karesidenan dibagi Luas daerah Syu sama dengan lagi atas kabupaten-kabupaten dan keresidenan dahulu, tetapi fungsi dan kotapraja yang diperintah oleh Bupati kekuasaannya berbeda. Residen dahulu dan Walikota. Para Pejabat kepala daerah merupakan pejabat daerah sebagai tersebut yaitu residen, bupati, dan pembantu gubernur. Sedangkan Syu walikota pada umumnya ditunjuk/dipilih merupakan pemerintahan daerah tertinggi oleh Komite Nasional Indonesia Daerah dan bersifat otonom. Syu dikepalai oleh (KNID) setempat. Sebagian dari mereka Syucokan yang kedudukannya sama yang ditunjuk adalah orang-orang yang dengan gubernur dulu. Seorang Syucokan pernah menduduki jabatan yang sama memegang kekuasaan tertinggi di pada masa pemerintahan Militer Jepang. daerahnya, karena ia mempunyai Sebagai realisasi UUD 45 dan PP no 2 kekuasaan legislatif disamping kekuasaan tahun 1945 di Jawa Barat kemudian eksekutif (Syafrudin, 1993: 351). dibentuk lima karesidenan, 18 Kabu- Banten Syu membawahi beberapa paten, dan 5 Kotapraja. Salah satu Ken (Kabupaten), yaitu Serang, karesidenan di Provinsi Jawa Barat Pandeglang, dan Lebak. Syucokan adalah karesidenan Banten dengan (Residen) yang pernah mengepalai residennya yaitu R.Ng.Tirtasoejatna. wilayah Keresidenan Banten ialah : Setiap karesidenan terdiri atas Letkol Onokuchi (1942) beberapa Kabupaten dan Kotapraja. Kolonel Orio (1942-1943) Karesidenan Banten terdiri atas tiga

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 185

Kabupaten yaitu Kabupaten Serang, Asnawi, seorang ulama terkenal dari Lebak, dan pandeglang. Para bupati yang Caringin. ditunjuk/diangkat baik oleh pemerintah Sebagai Residen Banten yang pusat maupun oleh KNID setempat, dipilih rakyat, K.H. Tb. Acmad Chatib diantaranya adalah R.Hilman mulai menjalankan tugas dengan Jayadiningrat sebagai Bupati Serang; menyusun personalia pemerintahan di K.H TB. Hasan sebagai Bupati Lebak; Karesidenan Banten. Semua pejabat lama dan K.H. TB. Abdul Halim sebagai tetap duduk dalam jabatan masing- Bupati Pandeglang (Lubis, 2003: 207- masing. Para bupati yang menjabat waktu 208). itu masing-masing adalah Bupati Serang Pada dasarnya pembagian wilayah Raden Tumenggung Aria Hilman administratif tersebut sama seperti pada Djayadiningrat, Bupati Pandeglang masa akhir Hindia Belanda. Demikian Raden Tumenggung Djoemhara pula pembagian pemerintah daerah dari Wiriaatmadja, dan Bupati Lebak Raden tingkat kabupaten ke bawah tetap seperti Tumenggung Hardiwinangun. keadaan sebelumnya. Walaupun sudah Apabila di telaah lagi, sejak diangkat gubernur sebagai penguasa adanya jabatan Regent atau Bupati pada tertinggi di setiap propinsi, namun dalam tahun 1826 sampai tahun 2008, telah bulan-bulan pertama setelah proklamasi terjadi 32 kali pergantian Bupati di roda pemerintahan daerah belum Kabupaten Serang. berfungsi dengan baik karena kegiatan pemerintahan tergeser oleh kegiatan Daftar Regent/ Bupati Kabupaten perjuangan menegakkan kemerdekaan Serang dan mempertahankan kemerdekaan serta 1. Pangeran Mudzafar Adi Santika : 1816-1827 mencegah kembalinya kekuasaan (Regent) kolonial yang lebih bersifat perjuangan 2. Agoes Rajak R.A. Djayakusumaningrat : 1828-1840 fisik bersenjata daripada bersifat politik. (Regent) Pada akhir bulan Agustus 1945 3. R.T. Mandoera Radja Djajanagara : 1840-1848 diadakan musyawarah para tokoh Banten (Regent) baik dari golongan pemuda, jawara, 4. R. Toemenggoeng Basudin : 1849-1870 Tjandranagara (Regent) wanita, maupun kelompok masyarakat 5. R.T. Pandji Gondokoesoemo : 1870-1888 lainnya. Musyawarah diadakan di rumah (Tb. Hanafi) (Regent) Dzulkarnaen Surya Kartalegawa di 6. R. Toemenggoeng Sutadiningrati : 1888-1893 Serang. Dalam musyawarah diputuskan Murawan (Regent) bahwa pengambil alihan kekuasaan 7. R. Toemenggoeng Bagus Djaja : 1893-1898 diserahkan kepada Dzulkarnaen, urusan (Regent) perjuangan pemuda diserahkan kepada 8. R. Ariadjajaatmadja (Regent) : 1898-1901 Ali Amangku, urusan pemerintahan sipil 9. R.A. Achmad Djajadiningrat (Regent) : 1901-1904 kepada K.H. Tb. Achmad Chatib, dan 10. R. Toemenggoeng Prawirokoesoemo : 1904-1931 urusan militer kepada K.H. Syam,un. (Limbangan) Sedangkan K.H. Tb. Achmad Chatib 11. R.A.A Abas Soerianataatmadja : 1931-1935 pada tanggal 2 September 1945 diangkat (Priangan) oleh pemerintah RI sebagai Residen 12. R.A.A. Hilman Djajadiningrat (Banten) : 1935-1945 Banten. K.H. Tb. Achmad Chatib adalah 13. Kolonel K.H. Syam’um (Bupati) : 1945-1949 14. Mas Parmadidjaja (Bupati) : 1949-1950 putra seorang ulama terkenal dari 15. Entol Oyong Tarnaya (Bupati) : 1950-1955 Pandeglang yaitu K.H. Tb. Muhammad 16. Mas Adjenam Bin Mas Basa (Bupati) : 1955-1957 Waseh, dan menantu dari K.H. Tb.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 186 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 175 - 187

17. M. Sirian Sutawidjaja (Bupati) : 1957-1959 C. Penutup 18. R. Bidin Suria Gunawan (Pj. Bupati) : 1959-1960 Perjalanan sejarah pemerintahan 19. M. H. Gogo Rafiudin Sandjadirdja : 1960-1962 Kabupaten Serang diwarnai dengan per- (Bupati) ubahan bentuk pemerintahan, yaitu dari 20. Letnan Kolonel Tb. Suwandi (Bupati) : 1962-1968 21. H.S. Ronggowaluyo (pj. Bupati) : 1968-1974 bentuk pemerintah lokal dan kabupaten. 22. Kolonel H. Tb. Saparudin (Bupati) : 1974-1975 Jejak sejarahnya tidak bisa lepas dari 23. Drs. Kartiwa Suryasaputra (Bupati) : 1975-1978 perjalanan panjang Banten yang kini 24. Letnan Kolonel Atmawidjaja (Bupati) : 1978-1983 telah menjadi Propinsi, memisahkan diri 25. H.Tjakra Sumarna (Bupati) : 1983-1988 dari Propinsi Jawa Barat sejak 4 Oktober 26. H.M.A. Sampurna (Bupati) : 1988-1993 2000. Perubahan pemerintahan itu telah 27. Kolonel H. Sukron Roshadi (Bupati) : 1993-1998 berlangsung lama sejak abad 18 yaitu 28. Kolonel Inf. Solichin Dachlan (Bupati) : 1998-1999 sejak masa Kesultanan kemudian masa 29. R. Nuriana/Gubernur Jawa Barat : 1999 Kolonial Hindia Belanda, Pendudukan (Pj. Bupati) Jepang, hingga masa kemerdekaan. 30. Drs. H. Rosadi Natawisastra : 1999-2000 Sebelumnya Banten Girang dipilih se- (pj. Bupati) bagai pusat pemerintahnya, tetapi karena 31. Drs. H. Bunyamin, MM, MBA (Bupati) : 2000-2005 letaknya dipedalaman, pusat pemerintahan 32. Drs. H. Rivai, M.Si (Pj. Bupati) : 2005 dipindahkan ke Keraton Surosowan, 33. Drs. H. A. Taufik Nuriman, MM, MBA : 2005- Serang. Dipilihnya Surosowan atau Serang (Bupati) sekarang sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Serang, karena lokasi ini sangat strategis Daftar Sultan Banten 1. Maulana Hasanuddin Panembahan : 1552-1570 bagi komunikasi antara Priangan, Batavia Surosowan (Jakarta) dan wilayah Pulau Sumatra. 2. Maulana Yusuf Panembaha : 1570-1580 Selain itu, Serang merupakan tempat Pakalangan yang nyaman bagi peristirahatan serta 3. Maulana Muhammad Pangeran Ratu : 1580-1596 memiliki potensi ekonomi yang cukup Banten tinggi karena memiliki pelabuhan besar 4. Sultan Abdul Mafakir Mahmud : 1596-1640 Merak, serta kekayaan sumber alam, 5. Sultan Abdul Maali Achmad Kenari : 1640-1651 khususnya bidang industri. 6. Sultan Ageng Tirtayasa Abdul Fath : 1651-1672 Berdasarkan keputusan Gubernur 7. Sultan Haji Abu Hasri Abdul Kahar : 1672-1687 Jenderal Hindia Belanda tanggal 19 8. Sultan Abdul Fadhal : 1687-1690 September 1870, pemerintah Hindia 9. Sultan Abdul Mahasin Jainul Abidin : 1690-1733 Belanda mengadakan perubahan struktur 10. Sultan Muh. Syifai Jainul Arifin : 1733-1750 pemerintahan, berupa pembentukan 11. Sutan Syarifuddin Ratu Wakil : 1750-1752 beberapa afdeling di Jawa Barat. 12. Sultan Muh. Wasi Jainul Alimin : 1752-1753 Afdeling itu antara lain Afdeling Serang 13. Sultan Muh. Arif Zainul Asyikin : 1753-1773 14. Sultan Abdul Mafakh Muh. Aliuddin : 1773-1799 yang berada di bawah Residentie Banten 15. Sultan Muhyidin Zainussalihin : 1799-1801 Regentchappen, yang dipimpin oleh 16. Sultan Muh, Ishak Jainul Mutaqin : 1801-1803 seorang Asisten Residen. 17. Sultan Pangeran Wakil Natawijaya : 1803 Dari uraian diatas dapat disimpul- 18. Sultan Aliudin (Aliudin II) : 1803-1808 kan bahwa pemerintahan di Serang telah 19. Sultan Pangeran Wakil Suramanggala : 1808-1809 mengalami 4 (empat) kali masa peralihan 20. Sultan Muhammad Syafiudin : 1809-1813 kekuasaan/pemerintahan, yaitu: 21. Sultan Muhammad Rafiudin : 1813- 1. Pemerintahan Kesultanan Kerajaan Banten yang berkuasa selama kurang lebih 290 tahun, dimulai

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Lintasan Sejarah Pemerintahan Kabupaten Serang Abad XVI - XX (Euis Thresnawaty) | 187

sejak Sultan Maulana Hasanuddin ------. 1982. yaitu tahun 1526 sampai tahun 1816. Sejarah Revolusi Kemerdekaan Dan ketika berdirinya Keraton Daerah Jawa Barat. Jakarta: Surosowan sebagai pusat pemerintahan Depdikbud. yang ditandai dengan penobatan Ekadjati, Edi S. 1995. Pangeran Sabakingkin dengan Pangeran “Kesultanan Banten dan Hasanuddin pada tanggal 1 Muharam Hubungannya Dengan Wilayah 933 H/ 8Oktober 1526 M, kemudian Luar” dalam Banten Kota dijadikan landasan penetapan sebagai Pelabuhan Jalan Sutra. Jakarta: Hari Jadi Kabupaten Serang. Depdikbud. 2. Pemerintahan Hindia Belanda yang Hakim, Lukman. 2006. berkuasa selama kurang lebih 126 Banten Dalam Perjalanan tahun yaitu dari tahun 1816 sampai Jurnalisti. Banten Heritage. tahun 1942. 3. Pemerintahan Jepang yang berjalan Ismail, Muhammad. 1983. selama 3,5 tahun yaitu dari tahun 1942 Petunjuk Jalan dan Keterangan sampai tahun 1945. Bekas Kerajaan Kesultanan 4. Pemerintahan Republik Indonesia Banten. Serang: Saudara. dimulai sejak Kemerdekaan Republik Lubis, Nina H. et al. 2000. Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 Sejarah Kota-kota Lama Jawa diproklamasikan sampai sekarang. Barat. Bandung: Alqaprint. DAFTAR PUSTAKA Lubis, Nina H. 2003. Ayatrohaedi. 1995. Banten Dalam Pergumulan Banten Sebelum Islam, Dalam Sejarah. Jakarta: LP3ES. Banten Kota Pelabuhan Jalan ------. 2003. Sutra. Jakarta: Depdikbud. Sejarah Tatar Sunda. Jilid I dan II BPS Kabupaten Serang. 2000. Bandung: Satya Historika. Serang Dalam Angka. Serang: BPS. Michrob, Halwany. 1990. BPS Kabupaten Serang. 2007. Catatan Masa Lalu Banten. Serang Dalam Angka. Serang: BPS. Serang: Penerbit Saudara. Djajadiningrat, R. Husein. 1982. Michrob, Halwany. 1993. Tinjauan Kritis Sejarah Banten. Sejarah Perkembangan Arsitektur Jakarta: Djambatan. Kota Islam Banten. Jakarta: Djajadiningrat, P.A.A. 1937. Yayasan Baluwarti. Kenang-kenangan Pangeran Aria Roesjan, Tb. 1954. Achmad Djajadiningrat. Batavia: Sedjarah Banten, Djakarta: Kolff–Buning- Bale Pustaka. Penerbit Arief. Ekadjati, Edi S. et al. 1978/1979. Syafrudin, Ateng, 1993. Sejarah Kebangkitan Nasional Sejarah Pemeritahan di Jawa Daerah Jawa Barat. Bandung: Barat. Bandung, Pemda Propinsi Depdikbud Proyek PPKD Jabar. Jawa Barat.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 188 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 188 - 200

MITOS NYI RORO KIDUL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT CIANJUR SELATAN

Oleh Irvan Setiawan

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email: [email protected]

Abstrak Nyi Roro Kidul adalah legenda yang sangat populer pada masyarakat di Pulau Jawa. Sebagian masyarakat hingga saat ini masih percaya terhadap wilayah kekuasaan Nyi Roro Kidul di sepanjang laut selatan Pulau Jawa berikut kekuatan gaib yang dapat memberikan ketentraman ataupun sebaliknya pada masyarakat. Dua hal tersebut ditanggapi masyarakat dalam bentuk pelaksanaan upacara penghormatan, tidak melanggar pantangan. Masyarakat Cianjur Selatan dengan wilayah administratif tepat berada di sepanjang pantai Kabupaten Cianjur adalah sebagaimana halnya masyarakat di sepanjang pantai Pulau Jawa yang juga melaksanakan ritual penghormatan kepada Nyi Roro Kidul berikut perilaku yang diupayakan sebisa mungkin untuk tidak melanggar pantangan Nyi Roro Kidul. Meski melakukan perilaku sama namun masyarakat di Cianjur Selatan tentu ada beberapa perbedaan dalam menanggapi keberadaan sosok penguasa laut selatan tersebut.

Kata Kunci: Nyi Roro Kidul, mitos.

Abstract Nyi Roro Kidul is a real popular legend at public in Java island. Some of the existing finite publics still believing to power region of Nyi Roro Kidul alongside south sea Java island following occult strength of which can give peace and or on the contrary at public. Two the things answered to public in the form of execution of respect ceremony, doesn't impinge abstention. Public north Cianjur with acurate administrative territory resided in coast wise Cianjur district is as also to public alongside coast Java island which also executes ritual respect to Nyi Roro Kidul following behavior strived can be be possible not to impinge abstention Nyi Roro Kidul. Even does same behavior but public in north Cianjur of course there are some difference in answering to existence of the south sea power figure. Keywords: Nyi Roro Kidul, myth.

A. Pendahuluan seakan tidak pernah habis termakan usia. Benar atau tidaknya adalah bukan sebuah Mitos Nyi Roro Kidul sebagai pernyataan yang penting karena terdapat penguasa pantai selatan Pulau Jawa

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Mitos Nyi Roro Kidul dalam Kehidupan Masyarakat Cianjur Selatan (Irvan setiawan) | 189

perbedaan pandangan antara dunia Kondisi geografis daerah Jawa logika, agama dan kepercayaan. Barat berkontur pegunungan dan pantai Dikatakan demikian karena menurut dimanfaatkan masyarakat untuk melaku- pandangan logika bahwa segala bentuk kan mendapatkan penghasilan dari gaib sebenarnya merupakan kumpulan keuntungan geografis tersebut. Lahan di energi yang terjadi pada beberapa tempat daerah pegunungan dimanfaat-kan untuk tertentu serta memancarkan kekuatan menanam sayuran, tanaman hias, dan untuk membangkitkan sesuatu obyek. sebagainya. Sementara itu, daerah pantai Agama (Islam) memang menyebutkan dihuni sebagian besar nelayan yang jelas bahwa ada dunia jin yang mendampingi mengambil keuntungan dari kekayaan dunia manusia. Pengertian mendampingi lautan yang ada di bagian selatan dan dapat berarti membantu atau meng- utara wilayah jawa barat. ganggu manusia. Hampir sama halnya Kaitan tradisi ritual yang ada di dengan pandangan agama, kepercayaan dua wilayah pantai jawa barat (selatan yang kerap dikaitkan dengan mitos dan utara) dengan mitos tentang nyi roro memandang bahwa dunia gaib itu juga kidul sangat menarik untuk disimak ada dan memiliki pengaruh sangat besar karena pantai utara jawa barat tidak dalam kehidupan manusia baik dalam disebutkan sebagai wilayah kekuasaan lingkungan keseharian, pekerjaan, Nyi Roro Kidul. Wilayah selatan pantai ataupun keimanan. Perbedaan dengan Jawa Barat, yaitu Sukabumi, Cianjur, pandangan agama bahwa terdapat banyak Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis, pun variasi mahluk halus dalam dunia tidak semua yang memiliki tradisi kuat kepercayaan disertai dengan istilah terhadap mitos Nyi Roro Kidul. berbeda karena disesuaikan dengan Sepengetahuan penulis, ada dua wilayah kondisi kebahasaan masyarakat setempat. yaitu Cianjur, dan Ciamis dengan Percaya atau rasa ingin tahu pelabuhan ratu/pangandaran yang kuat terhadap dunia mahluk halus tergantung memegang teguh mitos nyi roro kidul. dari kondisi pemikiran manusia. Namun, Terlangkahi oleh wilayah Tasikmalaya rasa keingintahuan menjadi faktor utama dan Garut menyebabkan sebuah per- yang menggugah rasa seseorang untuk tanyaan mengapa masyarakat Cianjur menguak tabir yang selama ini masih kerap menjalankan tradisi upacara menutupi apa dibalik kejadian atau gejala nyalawena, syukur pasisiran, dan alam di sekitar lingkungan mereka. sebagainya sebagai bagian dari proses Bencana alam, kurang beruntung, ingin ritual penghormatan kepada Nyi Roro sukses, dan sebagainya adalah bagian Kidul. dari kehidupan manusia. Berdasarkan latar belakang Penggunaan metode logika penelitian ini, permasalahan yang timbul seringkali terbentur pada kesulitan adalah seputar: melaksanakan proses untuk mengubah 1. Upacara apa saja yang merupakan sesuatu menjadi lebih baik, aman, dan wujud dari penghormatan terhadap sukses. Metode supranatural adalah cara Nyi Roro Kidul pada masyarakat di yang dianggap mumpuni dan cukup wilayah Cianjur Selatan, mudah dilakukan untuk mencapai tujuan 2. Keberadaan Nyi Roro Kidul di tersebut. Dengan melakukan proses ritual Cianjur Selatan apakah sebuah mitos tertentu, sebagian masyarakat merasa atau fakta? mendapat perlindungan dari penguasa Maksud dilaksanakan penelitian gaib wilayah mereka. ini adalah mendeskripsikan kepercayaan

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 190 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 188 - 200

terhadap Nyi Roro Kidul pada Kerajaan besar yang ada pada waktu itu, masyarakat di pantai selatan Kabupaten Majapahit, telah menunjukan ketentraman di Cianjur, tepatnya di wilayah pantai antara umat beragama seperti yang tertera APRA kecamatan Sindang Barang.. Hasil dalam Kakawin Sutasoma. dari deskripsi ini bertujuan untuk Penjelasan dari Kakawin Sutasoma menambah wawasan masyarakat tentang tersebut di atas memang harus diamati keanekaragaman budaya yang ada dalam menelaah kehidupan agama asli di khususnya perilaku budaya pada Indonesia saat ini. Berbagai jenis masyarakat di Cianjur Selatan. kepercayaan terhadap “alam lain” hingga Mitos kerap dikaitkan dengan saat ini masih sangat dipercaya dapat penghuni ”alam lain” yang berdampingan memberikan pengaruh positif atau negatif dengan alam manusia. Mahluk halus bagi masyarakat. Pengaruh positif dapat sebagai penghuni alam lain dipercaya berupa kelancaran dalam mencari jodoh oleh sebagian masyarakat memiliki dan karir, sementara pengaruh negatif kemampuan mempengaruhi perilaku adalah sakit yang tidak dapat dijelaskan manusia ke arah yang baik atau buruk. dari segi ilmu kedokteran modern. Istilah “alam lain” kerap Penelitian ini menggunakan metode dihubungkan dengan kepercayaan dari kualitatif, yaitu berupaya deskripsi tentang setiap suku bangsa di Indonesia. Suku mitos Nyi Roro Kidul di daerah Cianjur bangsa Jawa dikenal memiliki agama asli Selatan. Analisa data cenderung diarahkan dengan istilah kejawen, suku bangsa Sunda pada sisi etnografi untuk proses klarifikasi umum dikenal memiliki kepercayaan dan kategorisasi data yang diperoleh. Oleh dengan istilah . Agama asli karena itu, penggunaan teori dan referensi ini telah ada jauh sebelum agama baru – amat diperlukan untuk mempermudah Hindu, Budha, Islam, dan Kristen – mulai analisa data. Surbakti (2005: 34) mengatakan menanamkan pengaruh keimanan mereka di bahwa teori dalam penelitian sosial sangat bumi nusantara. berguna untuk memberikan pola interpretasi Konflik memang tidak dilakukan data, menghubungkan satu studi dengan secara terbuka namun hingga saat ini lainnya, menyajikan kerangka sehingga agama asli masih kontinyu berusaha konsep dan variabel mendapatkan arti, dan bertahan dan membentuk citra positif memungkinkan kita menginterpretasikan agar tidak menjadi sasaran hujatan data yang lebih besar dari temuan yang penyelewengan agama. Subagya menya- diperoleh dari suatu penelitian. takan bahwa agama pendatang itu unggul Sesuai dengan metode penelitian dalam perlengkapan doktriner, yang dipilih, yaitu kualitatif, dengan kenegaraan dan lambat-laun berfungsi berpedoman pada paparan Oetomo sebagai ideologi negara di bawah (2005: 186) bahwa data kualitatif dapat kekuasaan sentral dan sakral. Namun dikumpulkan melalui 3 cara, yaitu: penduduk tetap menganut agama asli wawancara mendalam dan terbuka, sekalipun digolongkan out-group. Di observasi langsung, dan penelaahan Jawa pada masa Hindu penganut agama dokumen tertulis. asli ini disebut jaba (1981: 237). Responden dan informan merupa- Sebenarnya masalah konflik antar kan jenis data primer yang harus dicari umat beragama tidak perlu dilakukan apabila dengan spesifikasi yang dapat mengarah- masyarakat mengerti dan mengamati kilas kan pada keakuratan data. Spesifikasi balik sejarah pembentukan Indonesia yang yang dimaksud adalah kekayaan dimulai dari masa kerajaan tradisional. informasi dari informan tentang mitos

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Mitos Nyi Roro Kidul dalam Kehidupan Masyarakat Cianjur Selatan (Irvan setiawan) | 191

Nyi Roro Kidul. Oleh karena itu sebagai km, melewati beberapa kecamatan. wacana pencarian informan pencarian Sedangkan dari Jakarta diperkirakan informan mengarah pada tokoh jaraknya 220 km. Jarak tempuh yang masyarakat baik formal maupun relatif jauh dengan kontur jalan berkelok- informal. Sementara itu, kriteria kelok membuat perjalanan menuju pantai responden adalah masyarakat di wilayah Apra terasa melelahkan1. pesisir pantai Cianjur Selatan. Masyarakat di sekitar pantai APRA hanya sedikit yang berprofesi B. Hasil dan Bahasan sebagai nelayan. Nelayan di Pantai Apra Mitos Nyi Roro Kidul dalam melakukan kegiatan melautnya dengan Kehidupan Masyarakat Di Cianjur bermodalkan sendiri. Nelayan yang ada Selatan masih bersifat tradisional, belum ada nelayan yang melakukan penangkapan 1. Sekilas tentang Kabupaten Cianjur ikan ke tengah laut dengan perahu atau Cianjur salah satu kabupaten di kapal yang modern. Di Pantai Apra baru wilayah Propinsi Jawa Barat memiliki ada satu perahu milik warga, namun letak yang strategis karena dilintasi jalur itupun tidak digunakan ke tengah laut jalan negara antara Jakarta Bandung. karena memang kondisinya yang tidak Luas wilayah 350.148 Ha dan memiliki memungkinkan. Pantai APRA ombaknya pantai sepanjang 75 Km. Kabupaten sangat besar dan angin yang cukup dibatasi oleh 5 Kabupaten, masing- kencang sehingga sangat membahayakan masing adalah: keselamatan bagi para nelayan di tengah Sebelah utara berbatasan dengan laut. Selain itu, dipercaya bahwa Pantai Wilayah Kabupaten Bogor dan Apra adalah salah satu pantai yang masih Purwakarta, angker, jangankan melaut ke tengah Sebelah barat berbatasan dengan berenang di pinggir pantai saja tidak wilayah kabupaten Bandung dan boleh saking berbahayanya, lepas dari Garut kepercayaan itu secara logika memang Sebelah selatan berbatasan dengan berbahaya karena pantainya sangai curam Samudera Indonesia. dan ombaknya besar. Sebelah timur berbatasan dengan Modal yang mereka pergunakan Kabupaten Bandung dan Kabupaten dalam sekali menangkap ikan tidak Garut. terlalu besar sebab menangkap ikannya Pada bagian selatan Kabupaten hanya di sekitar muara pantai saja. Hasil Cianjur yang berbatasan dengan ikan yang mereka peroleh, mereka samudera Indonesia, terdapat wilayah konsumsi sendiri dan dijual ke pasar. pantai yang memiliki panorama indah Hasil laut para nelayan di Pantai Apra dan sekaligus menyimpan misteri tentang hanya cukup didistribusikan ke daerah keberadaan sosok Nyi Roro Kidul. Akses Sindangbarang, Cibinong, dan Cikadu. ke lokasi pantai Apra dari pusat kota kecamatan Sindangbarang sangat dekat, dari alun-alun jaraknya hanya sekitar 600 meter, bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati perkampungan penduduk. 1 Sedangkan dari Cianjur kota, bisa Selebihnya tentang keelokan pantai lihat, “APRA Pantai Apra Sindangbarang Cianjur ditempuh menggunakan kendaraan „Saksi‟ Pemberontakan APRA”, dalam Pikiran umum maupun pribadi dengan jarak 110 Rakyat tanggal 15 Maret 2008.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 192 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 188 - 200

2. Upacara dan Kesenian untuk Cijayana.2 Upacara ini diikuti selain oleh Penghormatan Terhadap Nyi Roro masyarakat sekitar juga dihadiri oleh Kidul. masyarakat daerah lain yang sebagian Budhisantoso (1990:7) mengata- besar berasal dari Suku Sunda. kan bahwa upacara adalah sebuah Istilah lain untuk upacara tingkah laku resmi bentukan sekelompok Nyalawena adalah “Ngala Impun” yang masyarakat yangmempunyai kaitan artinya menangkap ikan kecil atau impun. dengan kepercayaan akan adanya Latar belakang pelaksanaan upacara kekuatan di luar kemampuan manusia Nyalawena dikaitkan dengan mata atau kekuatan supernatural, seperti roh pencaharian masyarakat di pesisir selatan nenek moyang pendiri desa, roh leluhur yang sebagian besar petani dan peladang. yang dianggap masih memberikan Kondisi cuaca dan keadaan geografis perlindungan kepada keturunannya, dan alam pesisir selatan yang tidak ramah sebagainya. mengakibatkan warga kerap mengurung- Kaitan antara masyarakat di pesisir kan niat untuk pergi mencari ikan. pantai Cianjur Selatan dengan Nyi Roro Ketakutan akan kondisi alam seputar Kidul sangat erat. Keeratan tersebut pesisir selatan membuat warga merasa ditandai dengan beberapa upacara yang ada keanehan pada lokasi hunian mereka. secara umum ditujukan untuk Tentu saja, sebagaimana daerah lainnya menghormati keberadaan dan kekuasaan di pesisir selatan pulau Jawa, Nyi Roro Nyi Roro Kidul atas wilayah pantai Kidul kerap menjadi acuan atas segala mereka. Beberapa temuan upacara kejadian alam yang dialami warga pesisir tradisional terkait dengan keberadaan Nyi selatan Kabupaten Cianjur ini. Roro Kidul di pesisir pantai Cianjur Mitos Nyi Roro Kidul dalam Selatan adalah nyalawena, syukuran upacara Nyalawena semakin mengental pasisiran, hajat mulud, babad astana, setelah kemunculan mitos “si pacul”. bebersih cikahuripan, ngaruwat, dan Dikisahkan dalam mitos tersebut tentang mitembayan panen pare. seorang pendatang yang bekerja di daerah Sindangbarang. Ia bekerja tanpa a. Nyalawena mengenal lelah bahkan waktu shalat, Nyalawena berasal dari salawe, termasuk shalat jumat, diabaikannya. yang artinya dua puluh lima. Kaitan Akibat dari kelalaian menghargai waktu angka tersebut adalah tanggal upacara shalat, suatu hari pendatang tersebut selalu dilaksanakan setiap tanggal 25 hilang tanpa jejak. Bukti satu-satunya bulan Islam tahun Hijriah. Pantai APRA, mulai dari hulu sungai hingga garis pantai sejauh 2 km, 2 Menurut masyarakat di sekitar Cijayana di Kecamatan Sindangbarang kerap dan Rancabuaya, tradisi nyalawena sudah menjadi lokasi Upacara Nyalawena. berlangsung sejak dahulu kala. Ketika musim Selain di Cianjur, upacara ini juga impun tiba, orang dari mana-mana sengaja datang dilaksanakan pada bulan-bulan yang untuk menangkap impun. Jika sudah demikian, muara sungai di sepanjang pantai akan dipenuhi sama seperti di pantai di Garut Selatan. orang dengan berbagai alat yang dibawanya. Tradisi ini hingga sekarang masih Biasanya mereka menggunakan sair atau waring dilakukan oleh masyarakat terutama di (sejenis jaring). Belakangan, dan sering sekitar daerah Rancabuaya dan menimbulkan protes, ada orang berburu impun dengan menggunakan tua (racun ikan) dan setrum listrik. Selebihnya, lihat “Nyalawena”, dalam http://sunda.web.id/category/adat-istiadat/

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Mitos Nyi Roro Kidul dalam Kehidupan Masyarakat Cianjur Selatan (Irvan setiawan) | 193

bahwa pernah ada pendatang tersebut dilaksanakan, selanjutnya adalah upacara hanyalah sebuah pacul. Memang agak pokok, yaitu Nyalawena, baru digelar. membingungkan untuk menghubungkan Masyarakat memiliki hasrat cukup besar antara kepercayaan masyarakat setempat untuk mengikuti upacara Nyalawena dengan proses penghukuman karena karena pelaksanaan hari adalah melanggar waktu shalat yang sejatinya bertepatan dengan bulan-bulan Rajab, adalah perintah dalam agama Islam. Mulud, atau pada Peringatan Hari Besar Kaitan satu-satunya adalah menempatkan Islam yang memang diyakini bertepatan faktor kesukuan (Sunda) berikut adat dengan kedatangan ikan dalam jumlah istiadat di dalamnya sebagai bagian tidak besar di wilayah laut sindangbarang. Ada terpisahkan dengan agama Islam. Aceh kepercayaan bahwa tradisi nyalawena juga menganut prinsip serupa yang telah tiba ketika terdengar guntur dari tercantum dalam pepatah adat ngon tengah samudra. Suara guntur itu diper- hukom lagee dzat ngon sifeut. Pepatah caya sebagai awal dari menetasnya telur- tersebut mengibaratkan adat dan hukum telur ikan yang kemudian bertumbuh (Islam) sama halnya dengan zat yang menjadi impun. Konon siklus ini terjadi tidak lepas dari sifat (zat tersebut).3 hampir sepanjang tahun, terutama pada Kembali pada mitos “si pacul”, bulan-bulan transisi dari kemarau ke proses sanksi terhadap seseorang yang musim hujan atau sebaliknya. Awalnya, melanggar aturan, dalam hal ini “si ikan yang hidup di sungai membiarkan pacul”, secara terus menerus diingatkan telurnya hanyut sampai ke tengah laut. dalam bentuk sesaji untuk si pacul. Hal Ketika telur-telur ini menetas, maka ini juga dipercaya oleh masyarakat anak-anak ikan yang disebut impun itu bahwa bagi setiap pendatang jangan secara naluriah akan kembali ke sampai melanggar pantangan-pantangan habitatnya di sungai. Siklus ini mirip karena apabila dilanggar akan terjadi dengan proses perkembang-biakan ikan kecelakaan bagi pendatang, terutama Salem di daratan Amerika. pendatang dari Bandung dan sekitarnya. Saat ini di sela-sela kegiatan Oleh karena itu, sebelum dilaksanakan upacara Nyalawena ditemukan kebiasaan Upacara Nyalawena terlebih dahulu mencari jodoh di kalangan muda mudi. harus dilakukan ritual pemberian sesajen Meskipun demikian, ritual “si pacul” kepada Nyi Roro Kidul dan Si Pacul. tampak cukup berhasil sehingga saat Setelah pemberian sesajen kepada upacara nyalawena berlangsung tampak Nyi Roro Kidul dan Si Pacul selesai tidak ada kegiatan-kegiatan yang melanggar susila, walaupun kemung- kinan tersebut terbuka lebar dengan 3 Islam menghargai tradisi. Islam tak banyaknya muda-mudi yang mengikuti selamanya memusuhi tradisi lokal, tetapi justru upacara ini. Apalagi pelaksanaan upacara menjadi sarana vitalisasi nilai-nilai Islam sebab ini biasanya berlangsung sampai malam nilai-nilai Islam perlu kerangka yang akrab dengan hari. kehidupan pemeluknya. Islam yang berkembang adalah Islam yang mampu berdialog dengan tradisi Sayangnya, tradisi nyalawena lokal, seperti diangkat Alquran dan masa awal tersebut mulai ditinggalkan masyarakat kedatangan Islam. Kalau saat ini ada masjid yang setempat, terutama kaum muda. Tradisi bentuknya seperti pura, merupakan sebagai hasil nyalawena ini sekarang sudah jarang interaksi dengan budaya lokal. Lebih lanjut lihat dilakukan oleh kaum muda. Yang masih Toto Suparto, “‟Ngalap Berkah‟ pada Garebek Maulud”, dalam Media Indonesia, Sabtu 7 April tetap teguh melaksanakan tradisi ini, kata 2007 halaman 8. mereka hanyalah orang-orang tua yang

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 194 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 188 - 200

kukuh mempertahankan tradisi. Padahal, dan 2006. Pelaksanaan di tahun 2006 tradisi itu telah dilakukan selama tidak disertai dengan pelarungan bertahun-tahun di daerah tersebut. persembahan ke tengah laut karena Biasanya masyarakat menangkap impun, ombak sangat besar sehingga ditandai dengan suara gemuruh dari laut persembahan hanya dilakukan di bibir dan sudah berlangsung puluhan tahun. pantai saja. Pelaksanaan upacara syukur b. Syukur Pasisiran pasisiran terdiri dari beberapa tahap. Nama Syukur Pasisiran berasal Pertama-tama para nelayan atau dari dua kata, yaitu kata syukur yang masyarakat sekitar menyiapkan semua berarti „rasa syukur‟ dan pasisiran yang persembahan atau perlengkapan upacara, berarti „daerah yang berada di sekitar baik dengan cara sumbangan maupun pantai‟. Jadi, syukur pasisiran secara membuat sendiri. Biasanya untuk harfiah berarti rasa syukur masyarakat pengadaan barang-barang yang yang berada di sekitar pantai. membutuhkan biaya besar, selalu Syukur pasisiran diadakan ditanggung bersama, seperti kepala masyarakat Sindangbarang sebagai ung- kerbau. Sedangkan barang-barang kecil kapan rasa syukur atas nikmat yang yang tidak membutuhkan biaya besar, diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. dikumpulkan dari perorangan. Semua Selain itu, ungkapan rasa syukur juga persembahan yang telah tersedia ditujukan kepada penguasa laut selatan, disiapkan di suatu tempat, biasanya di Nyi Roro Kidul, yang telah berkenan halaman rumah juru kunci, tokoh memberikan limpahan hasil panen serta masyarakat yang akan memimpin keselamatan nelayan baik selama berada jalannya upacara. di laut maupun aktivitas yang dilakukan Pagi hari yang sudah ditentukan di sekitar pantai. untuk memulai upacara, masyarakat Tanggal pelaksanaan syukur berbondong-bondong mengarak per- pasisiran saat ini hanya mengikuti sembahan ke bibir pantai untuk diberikan kalender hari besar baik daerah (Cianjur) doa-doa, melakukan doa bersama, maupun nasional. Oleh karena itu kadang selanjutnya pergi ke laut dengan perahu- acaranya diadakan dalam rangka Hari perahu yang penuh dengan persembahan. Jadi Kabupaten Cianjur atau Hari Ulang Itu pun dilakukan kalau bisa melaut, Tahun Republik Indonesia. Tempat pelaksanaannya pun jenis kesenian tradisional seperti tari nyalawena, kadang-kadang di beberapa pantai. Selain seni reak, tanjidor, dan rengkong. Sukur Pesisir pantai APRA, daerah pantai lainnya di sendiri, akan terus berlangsung sepanjang tahun Cianjur Selatan yang pernah menye- 2003, setelah di Cianjur, pantai Sindang Barang (17-20 Mei), akan beralih ke Ciamis pantai lenggarakan syukur pasisiran adalah Pangandaran (30-31 Mei dan 1 Juni), Cirebon, Pantai Sereg, Pantai Jayanti, atau di Pantai Mundu (10-17 Juli), Subang, pantai Pantai Batu Kukumbung. Pantai Apra Blanakan (1-7 September), Karawang, Pantai setidaknya pernah diselenggarakan dua Tanjung pakis (19-21 September), Indramayu, kali syukur pasisiran, yaitu tahun 20034 pantai Song (1-7 Oktober), Garut, pantai Cialit Eureun (10-12 Oktober) dan Tasikmalaya, pantai Pamayangsari (16-22 Oktober). Lebih lanjut, lihat Matdon, “Sisi Lain dari Sukur Pesisiran 2003: 4 Pelaksanaan syukur pasisiran tahun 2003 Geliat Tradisi Pesisir di Pantai Apra”, dalam Sinar bertepatan dengan kalender pariwisata Kabupaten Harapan tahun 2003, atau Cianjur. Oleh karena itu, upacara syukur pasisiran http://www.sinarharapan.co.id/hiburan/budaya/ lebih banyak didominasi oleh peragaan berbagai 2003/0524/bud2.html

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Mitos Nyi Roro Kidul dalam Kehidupan Masyarakat Cianjur Selatan (Irvan setiawan) | 195

tetapi kalau tidak bisa ke tengah laut, berbeda dengan pakar yang membidangi cukup di bibir pantai saja. masalah mitologi ataupun paranormal yang kerap bersentuhan dengan dunia c. Ngaruwat gaib. Ternyata ada kekeliruan besar yang Ngaruwat adalah upacara yang selama ini dibiarkan terjadi yaitu bertujuan untuk memohon keselamatan menyamakan antara Kanjeng Ratu Kidul kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta dengan Nyi Roro Kidul. pada para karuhun yang termasuk di Masyarakat Cianjur selatan tampak dalamnya adalah penguasa pantai selatan tidak begitu paham akan perbedaan - yaitu Nyi Roro Kidul. Prosesi ngaruwat kedua nama tersebut (Kanjeng Ratu sebenarnya hampir berlaku umum di Kidul dan Nyi Roro Kidul). Kepastian setiap suku bangsa di Indonesia. Salah yang ada hanya penghormatan terhadap satunya dilakukan pada masyarakat Aceh 5 sosok yang menguasai wilayah tempat yang disebut dengan istilah peusijuek . mereka menetap dan mencari nafkah - Sama halnya pola life cycle dalam agama sebagai petani dan nelayan – serta Islam juga sering ditindaklanjuti dengan memberikan sesaji melalui upacara upacara selamatan. Nyalawena ataupun syukur pasisiran dan Ngaruwat biasanya dipimpin oleh Ngaruwat kepada sosok tersebut. Apalagi seorang juru ruwat atau orang yang ahli beberapa informan yang ditemui tidak dalam ngaruwat, bisa dari tokoh ada satupun yang pernah menemui masyarakat atau tokoh ulama yang telah kejadian aneh yang berkaitan dengan biasa melaksanakannya. Upacara ini bisa perjumpaan dengan sosok penguasa laut diikuti oleh masyarakat umum atau cuma selatan tersebut, meskipun di daerah lain oleh orang-orang tertentu saja. Kalau telah terjadi keanehan yang merujuk pada yang diruwatnya tempat-tempat umum pertemuan antara seseorang atau biasanya diikuti oleh masyarakat umum, berkelompok dengan Nyi Roro Kidul. sedangkan kalau yang diruwatnya Pengkaburan atas dua nama ini tempat-tempat pribadi (tertentu) hanya mengarah pada awal pengkultusan sosok diikuti oleh orang-orang tertentu, Kanjeng Ratu Kidul yang memang terutama orang yang mempunyai hajat. berasal dari tanah Jawa. Dapat dikatakan 3. Antara Kanjeng Ratu Kidul dengan bahwa masyarakat awam di Tanah Nyi Roro Kidul tidak begitu membedakan Dua nama yang menurut mata antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Nyi masyarakat awam adalah sama antara Roro Kidul karena keduanya adalah Kanjeng Ratu Kidul dengan Nyi Roro sama-sama sebagai sosok penguasa laut Kidul. Pandangan ini akan sangat selatan. Meski demikian, keyakinan akan adanya sosok penguasa pantai selatan hingga saat ini masih ada. Apalagi para sesepuh adat Sunda di Cianjur Selatan 5 Peusijuek dapat digelar dalam bentuk yang memang telah dibekali pengetahuan upacara sederhana maupun berskala besar. Inti dari upacara peusijuek adalah memohon keselamatan supranatural hingga mampu melihat dari orang yang berkepentingan terhadap benda, melalui batin terhadap berbagai gejala barang, karir, dan perkawinan. Tahapan sederhana alam dari sudut pandang gaib. adalah pembacaan doa dari teungku yang Kemampuan dalam menelaah dilanjutkan dengan suapan nasi kuning dari dunia gaib para sesepuh adat Sunda teungku. Setelah itu, teungku memercikan air dengan menggunakan tiga tangkai dari tiga jenis bukan datang dengan sendirinya. Feno- tanaman. mena agama asli Sunda wiwitan patut

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 196 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 188 - 200

menjadi bahan referensi untuk Nyalawena. Di Pangandaran ada istilah mengetahui keberadaan sosok penguasa dongdang, yaitu sesaji yang ditaruh pantai selatan daerah parahyangan ini. dalam sebuah kotak. Di antara jenis sesaji Upaya agar penguasa pantai tersebut terdapat sebuah kepala sapi selatan tidak membuat kerusakan jantan, seperangkat peralatan wanita terhadap wilayah tempat tinggal dan mata lengkap mulai dari sanggul, alat rias, pencaharian masyarakat Cianjur Selatan sampai pakaian dalam, bubur merah, kerap diadakan dalam bentuk pemberian bubur putih, rujak, dan lainnya. sesaji dalam upacara Nyalawena, syukur Pemberian warna merah dan putih pada pasisiran, dan ngaruwat yang diadakan sesaji bubur hanyalah sebagai simbol setiap tahun. Oleh karena itu, setiap ada bendera negara Indonesia. tanda – terutama gejala alam di lautan – Bentuk sesaji sebagai suguhan seperti halilintar yang bersahut-sahutan tersebut tidak lebih dari upaya balas jasa, disertai dengan gelombang besar pamrih atas apa yang telah diberikan merupakan salah satu pertanda akan ataupun kemurahan hati dari sosok datang kemurkaan dari sang penguasa penguasa laut selatan tersebut. Dari laut selatan. pandangan antropolog, diistilahkan Tanda-tanda alam yang diamati pemberian tersebut sebagai bentuk dan dianalisis masyarakat Cianjur Selatan resiprositas (pertukaran) yaitu pemberian hingga menuju pada kesimpulan bahwa kepada seseorang yang telah memberi kemurkaan alam disebabkan ulah sesuatu (barang atau jasa). Bentuk penguasa laut selatan menunjukan resiprositas ini dalam prosesnya keeratan hubungan masyarakat Cianjur mengarah kepada sistem upeti atau Selatan terhadap lingkungan sekitar. Hal pemberian yang wajib diberikan kepada ini menurut Peter L. Berger & Thomas seseorang yang dianggap berkuasa. Luckmann didasarkan dorongan biologis Apabila pemberian tidak dilakukan maka manusia untuk terus bersentuhan timbal akan timbul kemarahan dari sang balik dengan lingkungan. Di lain pihak penguasa tersebut dalam bentuk pola persentuhan tersebut terkait dengan pengrusakan harta benda atau budaya yang membungkus manusia agar kesengsaraan kepada seseorang atau mengikuti prosedur tertentu sehingga sekelompok orang. tercapai unsur keseimbangan perilaku 4. Keberadaan Nyi Roro Kidul di manusia dalam memanfaatkan alam Cianjur Selatan: Antara Fakta dan lingkungan.6 Mitos Sesaji sebagai salah satu produk budaya yang lekat dengan unsur Dikatakan dalam banyak cerita dan kepercayaan kerap selalu disediakan legenda bahwa Nyi Roro Kidul sebagai dalam setiap upacara. Upacara sosok gaib penguasa laut selatan pulau Nyalawena, Syukur Pasisiran, dan Jawa. Penampakan dalam bentuk Ngaruwat juga wajib menggunakan kejadian ataupun lewat mimpi tentang sesaji. Terutama sesaji sebagai suguhan Nyi Roro Kidul yang ditindaklanjuti kepada penguasa lautan selalu disertakan dalam bentuk kebiasaan melakukan kepala kerbau seperti dalam upacara upacara sebagian besar terkonsentrasi pada lokasi-lokasi tertentu. Di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa 6 Peter L. Berger & Thomas Luckmann, Timur, upacara penghormatan kepada “Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan”, Makalah, hal. 69 - 70 Nyi Roro Kidul terpusat di Provinsi

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Mitos Nyi Roro Kidul dalam Kehidupan Masyarakat Cianjur Selatan (Irvan setiawan) | 197

Yogyakarta, tepatnya di pantai Jawa? Selain itu, mengapa Nyi Roro Parangtritis. Di Provinsi Jawa Barat, Kidul hanya berkuasa di bagian selatan Mitos yang ditindaklanjuti dalam bentuk Pulau Jawa? Selain itu, ada wacana yang upacara untuk menghormati Nyi Roro membedakan antara Nyi Roro Kidul Kidul juga terkonsentrasi pada lokasi dengan Kanjeng Ratu Kidul. Apakah ada atau tempat tertentu saja. Peta perbedaan atau hanya sekedar istilah administratif Provinsi Jawa Barat bagian yang berbeda sementara individu yang selatan yang berbatasan dengan bibir dituju adalah satu orang saja? pantai terbagi dalam beberapa kecamatan Kisah Nyi Roro Kidul ada seperti yang tertera dalam tabel di bawah kesamaan dengan kisah Batara Baruna ini. dalam dunia pewayangan dan kisah Tabel 1 Poseidon dalam mitologi Yunani Kuno. Kecamatan dalam wilayah pesisir Ketiga kisah tersebut mengkultuskan satu Selatan Jawa Barat sosok sebagai penguasa lautan. Tasikmala Ketiganya memiliki kewenangan untuk Ciamis Garut Cianjur Sukabumi ya menjadikan lautan tenang, berombak, Kali- Cikalong Mekar- Cidaun Tegalbuleu bahkan tsunami. pucang mukti d Panganda Karangnun Caringin Sindangbar Surade Gambar 2 ran ggal ang Batas‐batas fisik wilayah pesisir pantai Cijulang Bantar Bungbulang Agrabinta Ciracap Cianjur selatan Kalong Sidamulih Cipatujah Pakenjeng - Ciemas Cimerak - Cikelet - Pelabuhanr atu - - Pamengp - Cibitung euk - - Cibalong - Cikakak - - - Cisolok Sumber: Diolah dari berbagai sumber.

Di lima kabupaten yang tertera Sumber: Brahtz, 1972 pada tabel di atas tampak hanya ada beberapa kecamatan saja yang santer Faktor geografis Pantai menyorot keberadaan Nyi Roro Kidul, Sindangbarang memang sangat yaitu pangandaran (Ciamis), berpotensi menimbulkan gelombang Sindangbarang (Cianjur), dan 7 besar yang sangat membahayakan para Pelabuhanratu (Sukabumi) . Dengan nelayan. Dengan demikian, dari segi demikian, timbul keraguan apakah benar fakta telah tampak kaitan dengan mitos. Nyi Roro Kidul adalah benar penguasa Apalagi setelah menyimak kondisi pantai seluruh pantai bagian selatan Pulau dan laut selatan Pulau Jawa secara 8 keseluruhan. Eko Yulianto, seorang 7 Asal usul nama pelabuhanratu berkaitan erat dengan Nyi Roro Kidul. “Ratu” pada nama Pelabuhanratu adalah tidak lain dari Ratu Kidul 8 Lihat, Hubungan Bencana Tsunami yang berlabuh di tempat yang saat ini bernama dengan Legenda Nyi Roro Kidul, dalam pelabuhan ratu. http://kumpulan-artikel-

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 198 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 188 - 200

peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Melalui mitos Nyi Roro Kidul Indonesia (LIPI), mengatakan bahwa setidaknya akan memperkuat data para kawasan pantai selatan, berhadapan geolog dalam mencari jejak tsunami dengan Samudera Indonesia, yaitu daerah purba, seperti mengenai bukti gempa dan zona subduksi9 lempeng bumi. Indonesia endapan tsunami yang terjadi pada 400 yang merupakan sebuah negara tahun lalu di Cilacap dan Pangandaran kepulauan sangat subur adalah hasil dari yang diyakini jauh lebih besar ketimbang proses subduksi yang berlangsung secara yang terjadi pada 2006. Pasca tsunami terus menerus. Walaupun telah berbentuk yang telah melanda pantai di Cilacap dan kepulauan, proses subduksi masih terus Pangandaran tahun 2006 lalu masih berlanjut dan melalui proses itu pula menyisakan rasa was was para penduduk yang memberikan berbagai bencana, yang bermukim dekat pantai. Di Cilacap letusan gunung berapi, gempa bumi, dan rasa was was saat itu masih sangat terasa tsunami seperti yang telah ataupun apalagi saat muncul pesan pendek via sedang terjadi di Indonesia saat ini. handphone (SMS) yang mengabarkan Telaah keberadaan Nyi Roro Kidul bahwa tsunami akan terjadi selasa di antaranya adalah melalui gambar atau kliwon. Gelar ritual larung kepala lukisan yang saat ini banyak dicetak di kerbaupun segera dilaksanakan di pantai berbagai mass media. Di antara lukisan Teluk Penyu Cilacap pada hari senin tersebut sebagian besar terpampang tanggal 31 Juli 2006.10 sosok Nyi Roro Kidul saat mengen- Endapan pasca tsunami juga telah dalikan kereta kuda di tengah gelombang membentuk semacam endapan tsunami di laut yang sangat besar. tebing sungai Cimbulan Pangandaran. Gelombang besar dalam lukisan Salah satunya berupa lapisan pasir tebal Nyi Roro Kidul apabila terjadi dalam hingga 20 cm yang diendapkan di atas kenyataan bencana di Indonesia tentu lumpur mangrove dan ditutupi endapan akan banyak menelan korban jiwa. banjir. Oleh karena itu, hutan mangrove Setelah terbawa arus laut korban (bakau) seperti tertera di atas kerap kemudian terbawa arus balik dan dijadikan lokasi semedi untuk memohon terdampar kembali di pantai. sesuatu kepada Nyi Roro Kidul. Dalam Herry Harjono, Kepala Pusat endapan juga ditemukan pasir yang Penelitian Geoteknologi LIPI, mengandung cangkang “fora minifera” mengatakan bahwa sangat aneh untuk seperti yang biasa hidup di laut lepas. mengkaitkan legenda atau mitos Nyi Analisis pentarikhan umur terhadap dua Roro Kidul dengan sejarah tsunami di sampel yang diambil dari dua tempat Indonesia. Walaupun demikian, Harjono berbeda menunjukkan lapisan pasir mengatakan bahwa “bantuan ilmuwan tsunami itu diendapkan 400 tahun lalu. sosial untuk mengungkap asal-muasal Petunjuk endapan yang sama pasca legenda itu juga diyakini bisa membantu tsunami di Indonesia juga ditemukan di penelitian sejarah kejadian tsunami.” sepanjang pantai daerah Majene, Lombok, Mentawai, dan Simeulue. Khususnya di Simeulue – sebuah pulau menarik.blogspot.com/2008/11/hubungan- di barat daya Provinsi NAD rupanya bencana-tsunami-dengan-legenda.html 9 Subduksi ialah proses menghujamnya 10 Eviyanti, “Rasa Was Was Hantui Warga lempeng benua yang bermassa lebih besar ke Pesisir”, dalam Pikiran Rakyat 31 Juli 2006, hal. lempeng benua yang ada di bawahnya. 7.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Mitos Nyi Roro Kidul dalam Kehidupan Masyarakat Cianjur Selatan (Irvan setiawan) | 199

telah mengenal tanda-tanda pra tsunami kan dalam bentuk pengusiran terhadap dengan istilah smong. Smong memuat Nyi Roro Kidul. Nyi Roro Kidul akhir- pesan sederhana, namun masih dipatuhi nya membuat istana sendiri di daerah warga Simeulue. Pesan itu berbunyi: Parangtritis dengan wilayah kekuasaan di “Jika terjadi gempa bumi kuat diikuti sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. oleh surutnya air laut, segeralah lari ke Masyarakat Sunda tidak begitu paham gunung karena air laut akan naik”. dengan perbedaan tersebut karena meng- Pengetahuan tradisional itu muncul anggap keduanya (Kanjeng Ratu Kidul dan setelah tsunami 1907. Disebutkan, Nyi Roro Kidul) adalah sama, yaitu sama- seringnya tsunami sebelum 1907 di pulau sama sebagai penguasa laut selatan. itu memiliki andil bagi bersemainya Paham yang sama juga dianut oleh pengetahuan tersebut. Catatan sejarah masyarakat Cianjur Selatan. Masyarakat dan penelitian geologi menunjukkan Cianjur selatan memberikan rasa hormat pulau itu terlanda tsunami pada 1797, kepada Nyi Roro Kidul dalam bentuk 1861, dan 1907. pelaksanaan upacara seperti Nyalawena, Syukuran Pasisiran, dan Ngaruwat. C. Penutup Sementara itu, ada juga beberapa 1. Kesimpulan pantangan yang harus ditaati berkaitan Bermula dari proses adaptasi dengan ketidaksukaan Nyi Roro Kidul manusia dengan alam secara kontinyu. atas beberapa hal tertentu. Mitos “Si Manusia mengamati dan menterjemahkan Pacul” adalah salah satu contoh sebagai gejala alam hingga akhirnya menemukan sosok penderita, yang terkena tumbal atas solusi - atas pertanyaan-pertanyaan yang perilaku yang telah melanggar larangan diberikan oleh lingkungan sekitar – ber- Nyi Roro Kidul. Mitos ini secara dasarkan tingkat pengetahuan pada masa kontinyu diperingati dalam setiap itu. Agama asli adalah jawaban atas segala upacara Nyalawena. pertanyaan yang menyelimuti manusia Mitos yang merupakan produk atas gejala alam yang dialaminya. budaya bukanlah tidak dibuat begitu saja Terutama agama asli yang ber- oleh para leluhur tanpa ada makna bukti wujud animisme, saat ini masih tetap ber- dari kebenaran yang melandasinya. Saat tahan di Indonesia yang disebut dengan ini mitos kurang begitu berarti bagi kepercayaan. Di Pulau Jawa, kelompok masyarakat. Mereka hanya sebatas tahu besar kepercayaan yang ada mengandung tanpa menganalisa makna yang ter- paham kejawen dan sunda wiwitan. Dan, kandung dalam mitos tersebut. Analisa keduanya sama-sama menaruh rasa mitos dapat dilakukan dengan bersandar- hormat atas keberadaan Nyi Roro Kidul kan pada kondisi fisik suatu daerah dan sebagai sosok penguasa laut selatan. etika kekinian. Analisa mitos Nyi Roro Ada perbedaan paham antara Kidul sebagai penguasa pantai selatan penamaan Nyi Roro Kidul dengan lebih banyak didasarkan pada kondisi Kanjeng Ratu Kidul. Masyarakat fisik pantai selatan Pulau Jawa. Telah sukubangsa Jawa memberikan status ter- dibuktikan bahwa ada kaitan – meski tinggi kepada Kanjeng Ratu Kidul tidak terlalu signifikan – antara kemarahan sementara Nyi Roro Kidul adalah salah Nyi Roro Kidul dengan sejarah satu patih yang tidak disukai Kanjeng gelombang besar, atau bahkan tsunami, Ratu Kidul karena memiliki sifat iri dan yang melanda terutama di sepanjang dengki. Ketidaksukaan tersebut diwujud- pantai selatan, termasuk di Cianjur Selatan tentunya.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 200 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 188 - 200

2. Saran Koentjaraningrat. 1993. Mitos tentang Nyi Roro Kidul di Manusia dan Kebudayaan Cianjur Selatan, berdasarkan penelitian ini, Indonesia. Jakarta: Jambatan. ternyata bukan sekedar isapan jempol Rosyadi et al. 2007. belaka. Meski dari pemikiran kekinian Nilai-Nilai Budaya Dalam tidak tampak sosok jelas Nyi Roro Kidul Pelestarian Lingkungan Hidup Di namun makna etika yang terkandung di Wilayah Budaya Priangan Barat dalam mitos ini patut untuk difikirkan (Kabupaten Cianjur). Jakarta: kembali. Terdapat banyak etika positif Depbudpar. yang dapat diambil berkaitan dengan unsur Subagya, Rachmat. 1981. pelestarian lingkungan serta interaksi antar Agama Asli Indonesia. Edisi II. individu ataupun dengan sekelompok Jakarta: Sinar Harapan. masyarakat. Surbakti, Ramlan A. 2005. Upaya pelestarian kebudayaan yang “Teori dalam Penelitian Ilmu saat ini tengah gencar dilakukan sangat Sosial”, dalam Bagong Suyanto dan terkait dengan penggalian potensi wisata Sutinah (ed) Metode Penelitian tiap daerah. Terkadang segi mitos hanya Sosial: Berbagai Alternatif sebagai unsur pendukung yang tidak Pendekatan. Jakarta: Kencana. memiliki makna sosial sama sekali. Beberapa pantangan dalam mitos sering Syam, Nur. tth dilanggar terutama oleh wisatawan. Oleh Islam Pesisiran dan Islam karena itu, disarankan agar mitos-mitos Pedalaman: Tradisi Islam Di yang ada terutama di daerah kunjungan Tengah Perubahan Sosial. Makalah wisata budaya patut dilestarikan karena Fakultas Dakwah IAIN Sunan berkaitan erat dengan pelestarian Ampel. lingkungan dan keserasian tatanan sosial Umam, Fawaizul. tth masyarakat di lingkungan daerah wisata. Mengurai Ketegangan Islam dan Lokalitas dengan Etnoher-meneutik. Makalah. Mataram: IAIN. DAFTAR PUSTAKA "‟Seren Taun‟, Melestarikan Budaya Asli Chambers, R. 1996. Sunda”, 2003, dalam Kompas, P.R.A.—Participatory Rural Appraisal, Sabtu, 05 April. Memahami Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius. Sumber Elektronik Chambers, R. 1999. ”Alam Mahluk Halus”, dalam “Relaxed and Participatory Appraisal: www.merbabu.com Notes on Practical Approaches and “Jumlah Penduduk Kabupaten Cianjur Methods, Notes for Participant”, Tahun 2004”, dalam http://www. dalam P.R.A. Familiarization cianjur.go.id/ Ver.2.0/ Content_ Workshop. Brighton: Institute of Nomor_Menu_18_3.html Development, Studies University of Sussex, hlm. 1–23. ”Nyalawena”, dalam http://sunda.web.id/ category/naskah-sunda/nyalawena Driya Media Berbuat Bersama Berperan Serta. 1996. "Nyalawena", Tradisi Mencari ‟Impun‟ Acuan Penerapan Participatory Masyarakat Sindangbarang, dalam Rural Appraisal. Bandung. www.compas.co.id.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung

188 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 188 - 200

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Peranan Pemimpin Informal pada Masyarakat Guradog (Ani Rostiyati) | 201

PERANAN PEMIMPIN INFORMAL PADA MASYARAKAT GURADOG

Oleh Ani Rostiyati

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Jln. Cinambo No. 136 Ujungberung Bandung Email: [email protected]

Abstrak Kebergantungan masyarakat pada pemimpin informal yang berperan sebagai pemimpin adat, sangat tinggi. Hal itu disebabkan warga masyarakat meyakini, bahwa pemimpin adat mempunyai kemampuan dan kelebihan tertentu. Masyarakat percaya bahwa kehadiran pemimpin adat dapat memberi ketenangan dan harmoni. Ia dapat merepresentasikan masyarakat untuk berhubungan dengan leluhur. Pemimpin adat merupakan mediator antara masyarakat dengan leluhurnya. Dengan demikian, pemimpin informal/pemimpin adat mempunyai kedudukan dan peran yang penting. Ia bukan sebagai pemimpin adat yang berperan sebagai pemimpin masyarakat dalam hukum adat dan melindungi tradisi leluhur, tetapi juga sebagai figur yang berperan sebagai mediator pemerintah di bidang sosial dan adat. Pemimpin informal dengan peran demikian itu antara lain terdapat pada masyarakat Guradog, Kabupaten Lebak Propinsi Banten. Kata Kunci: pemimpin informal, adat-istiadat.

Abstract People’s dependency at informal leader who personating leader of custom, is very high. It is caused by society citizen believe, that leader of custom have certain excess and ability. Society believe that attendance of leader of custom can give harmony and calmness. He can give presentation society to deal with ancestor. Leader of custom represent mediator between society with its ancestor. Thereby, informal leader / leader of custom have an important status and role. He is not only as leader of custom who personate leader of society in customary law and protect ancestor tradition but also as figure which personate government mediator in social area and custom. Informal leader with role that way for example there are at society of Guradog, Regency of Lebak Province of Banten Keywords: informal leader, custom.

A. Pendahuluan masyarakat pedesaan yang umumnya masih lekat memegang adat istiadat, Proses pembangunan yang sehingga progam pembangunan tidak dilaksanakan di daerah tidak selamanya dapat dilakasanakan sesuai tujuan yang berjalan sesuai dengan yang diharapkan. ditetapkan. Dalam proses pembangunan, pemerintah dihadapkan pada kenyataan kehidupan

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 202 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 201 - 214

Seringkali terjadi, suatu progam Dalam kehidupan sehari-hari, pembangunan yang dilaksanakan di suatu masyarakat Desa Guradog berpegang wilayah tidak memperhitungkan faktor teguh pada penuturan olot (sesepuh adat), sosial dan kebudayaan masyarakatnya, yang dianggap sebagai pimpinan padahal dukungan dan partisipasi tertinggi. Beberapa hal yang menurut masyarakat setempat merupakan suatu sesepuh adat dianggap tabu maka harus keharusan. Pentingnya dukungan dan ditaati oleh masyarakat. Sebagai partisipasi warga masyarakat bukan pemimpin tertinggi mempunyai peranan hanya berkaitan dengan kepentingan penting dalam kehidupan sosial program pembangunan tersebut, tetapi masyarakat Guradog. Sesepuh adat juga berkaitan dengan tujuan pembangunan, berperan sebagai media pemerintah untuk yaitu meningkatkan taraf kesejahteraan menyampaikan progam pembangunan. masyarakat. Tujuan pembangunan Dalam kehidupan sosial masyarakat tersebut baru akan berhasil bila didasar- Guradog, sesepuh adat berperan sebagai kan pada kondisi, aspirasi dan kebutuhan sesepuh dan pemimpin adat dalam masyarakat yang bersangkutan. Bentuk mempertahankan nilai-nilai yang dianut nyata dari dukungan dan partisipasi oleh masyarakatnya. Dalam aspek masyarakat di antaranya dengan memper- pemerintahan juga ikut membantu hatikan keberadaan pemimpin informal perangkat desa dalam menyampaikan tradisional pada masyarakat tersebut. progam pembangunan. Peranan seorang pemimpin informal Mengingat pentingnya peranan tradisional dinilai penting karena dapat sesepuh adat sebagai pemimpin informal berperan ganda, selain sebagai pemimpin di Desa Guradog, maka perlu adanya masyarakatnya, juga sebagai perantara penelitian mengenai sejauh mana atau culture agent antara masyarakat peranannya dalam kehidupan masya- yang dipimpinnya dengan pemerintah. rakat, yang meliputi aspek sosial, Pemimpin informal tradisional di pemerintahan, dan hukum (adat). pedesaan, khususnya pemimpin adat, Setiap manusia dalam lingkungan- selalu menjadi tokoh panutan yang nya memegang peranan dalam kehidupan berperan dalam mengatur dan dengan status yang dimilikinya. Menurut mempertahankan nilai-nilai adat yang Ralph Linton, ada dua macam status dianut masyarakat, serta sebagai mediator yaitu: pemerintah untuk menyampaikan progam a. Ascribed status, yaitu status yang pembangunan. diperoleh berdasarkan wewenang. Pemimpin informal tradisional di b. Achieved status, yaitu status yang pedesaan memiliki peranan yang cukup diperoleh dengan usaha sendiri. besar dalam kehidupan masyarakat, baik Adapun peranan mengandung sebagai pimpinan adat maupun sebagai pengertian suatu perilaku yang diharap- media pemerintah. Demikian pula, di kan oleh orang lain yang menduduki Desa Guradog yang merupakan salah status tertentu. Pendapat ini sejalan satu desa di Kabupaten Lebak Propinsi dengan pernyataan William F. Kendel Banten memiliki pemimpin adat yang yang mengatakan bahwa apabila disebut olot (ketua adat). Olot (sesepuh seseorang mempunyai kedudukan maka adat) sebagai pimpinan adat di Desa ia akan diberi sejumlah harapan untuk Guradog memiliki peranan penting dan dapat melaksanakan sesuai kedudukan menjadi panutan masyarakatnya. yang disandangnya. Peranan juga meliputi aspek-aspek kehidupan yang

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Peranan Pemimpin Informal pada Masyarakat Guradog (Ani Rostiyati) | 203

luas dari individu tersebut. Peranan informal (adat) yang memiliki bukan hanya dikaitkan dengan posisi peranan penting dalam kehidupan dalam suatu kedudukan/pekerjaan namun masyarakat. mecakup sikap, perilaku, dan tanggung Adapun ruang lingkup penelitian jawab pada masyarakat. ini adalah mengenai peranan pemimpin Selanjutnya yang dimaksud adat pada kehidupan masyarakat pemimpin informal ialah orang yang Guradog, meliputi peranan pada aspek berpengaruh dan diakui sebagai pemim- sosial , aspek pemerintahan, dan hukum pin oleh suatu kelompok atau masyarakat adat. Pada aspek sosial, peranan bisa pedesaan dan tidak memegang jabatan dilihat dalam memimpin musyawarah, resmi dalam pemerintahan desa. Menurut memimpin upacara adat, tempat bertanya Koentjaraningrat (1977:41) yang dimak- dan meminta nasihat, serta panutan sud pimpinan informal adalah pimpinan masyarakat dalam melaksanakan tata yang tidak diangkat langsung oleh cara kehidupan sehari-hari. Pada aspek pemerintah tetapi mempunyai pengaruh pemerintahan bisa dilihat pada tugas yang luas dalam masyarakat bahkan lebih pemimpin adat dalam membantu perang- besar pengaruhnya dari pemimpin kat desa menyampaikan program formal. Pemimpin adat adalah termasuk pembangunan dari pemerintah pada pemimpin informal tradisional yang masyarakat. Sedangkan pada aspek memiliki pengaruh dan peranan besar hukum bisa dilihat dari tugas pemimpin dalam masyarakat pedesaan. Apabila adat melaksanakan hukum adat dalam berbicara tentang peranan pe-mimpin kehidupan sehari-hari yang berdasarkan adat, maka secara tidak langsung hukum Islam. membicarakan peranannya dalam Sesuai dengan permasalahan masyarakat yaitu bagaimana pemimpin penelitian, maka metode yang digunakan adat sebagai pemimpin informal adalah deskriptif karena masalah yang tradisional membawakan peranannya diteliti sedang berlaku dalam kehidupan dalam proses perubahan, yaitu sebagai masyarakat. Kegiatan yang dilakukan mediator atau cultural agent yang adalah mencari dan mengumpulkan data bertugas untuk melaksanakan program mengenai peranan pemimpin adat dalam pembangunan sekaligus mempertahankan kehidupan masyarakat. Dengan metode adat istiadat masyarakat yang dipim- kualitatif, data yang diambil diharapkan pinnya. dapat menggambarkan mengenai peranan Sesuai dengan permasalahan yang pemimpin adat pada masyarakat diungkapkan di atas maka penelitian ini Guradog. Untuk pengumpulan data bertujuan: digunakan teknik observasi dan a. Mengetahui bagaimana peranan wawancara mendalam pada sejumlah pemimpin informal dalam informan. Informan yang dipilih adalah kehidupan masyarakat Guradog, pemimpin informal masyarakat, seperti yang meliputi peranan pada aspek olot (sesepuh adat), pembantu olot, sosial, aspek pemerintahan, dan ulama, sesepuh, dan sebagian masyarakat aspek hukum (adat). serta pemimpin formal yaitu perangkat b. Pada akhirnya penelitian ini desa. diharapkan berguna memberi Lokasi penelitian dilaksanakan di masukan bagi pembuat kebijakan Desa Guradog, Kecamatan Curug Bitung, dalam kaitannya dengan pembinaan Kabupaten Lebak Propinsi Banten. lembaga adat khususnya pemimpin Dipilihnya lokasi penelitian ini,

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 204 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 201 - 214

berdasarkan pertimbangan bahwa orang dengan komposisi jenis kelamin pemimpin tertinggi masyarakat Guradog 1.877 orang laki-laki dan 1.839 dipegang oleh seorang pemimpin adat perempuan. Jumlah tersebut terdiri atas (olot) dan pembantu olot ( sekretaris adat, 919 kepala keluarga (KK). Penduduk baris kolot, dan pangiwa). Dalam Desa Guradog kebanyakan tidak dapat melaksanakan tata cara kehidupan sehari- memasuki dunia kerja formal mengingat hari, masyarakat berpegang teguh pada dasar pendidikan yang dimiliki oleh penuturan pemimpin informal (olot dan mereka sangat rendah. Rendahnya pembantu olot), baik mengeni hal-hal keikutsertaan anak didik di bangku yang dilarang (tabu) maupun kewajiban sekolah disebabkan oleh terbatasnya yang harus ditaati masyarakat. Dapat fasilitas persekolahan di Desa Guradog. dikatakan peranan sesepuh adat sangat Keterbatasan fasilitas sekolah ini strategis dalam membina kerukunan menyebabkan tingginya biaya penye- hidup masyarakat Guradog. lenggaraan pendidikan untuk ukuran rata- rata masyarakat Desa Guradog, terutama B. Hasil dan Bahasan untuk biaya transportasi dari rumah ke Desa Guradog merupakan salah sekolah yang lokasinya berada di luar satu desa yang berada di Kecamatan Desa Guradog. Faktor rendahnya Curug Bitung Kabupaten Lebak. Lokasi kesadaran akan pentingnya pendidikan desa ini sekitar 17 kilometer dari ibu kota termasuk hal yang menyebabkan kecamatan dan 36 kilometer dari ibu kota rendahnya minat peserta didik untuk kabupaten. Desa Guradog berada pada bersekolah. Pola pikir para orang tua ketinggian 100-400 meter di atas yang lebih mementingkan untuk me- permukaan air laut yang memiliki ngelola alam menjadi penyebab lain bentang wilayah berbukit, sebagian besar rendahnya kesadaran untuk bersekolah. tanah berwarna merah atau kuning. Suhu Alam Desa Guradog yang subur, rata-rata antara 32 sampai 40 derajat memang sangat memerlukan tenaga yang Celsius. Jumlah curah hujan dalam tiap banyak untuk mengolah menjadi bumi tahun berlangsung selama 9 bulan dengan yang produktif. Dengan mengolah alam curah hujan 1.500 mm/tahun. Luas menjadi lebih produktif menyebabkan keseluruhan Desa Guradog sekitar mudah dalam menghasilkan uang, seba- 1.020,39 hektar terdiri dari tanah sawah, gai contoh terdapat beberapa potensi tanah kering, tanah perkebunan, dan alam yang mampu mendatangkan uang pemukiman. seperti: getah karet, batu gunung, bambu, Komposisi penggunaan lahan kayu, dan lain sebagainya. Bahan ini tersebut menggambarkan mata sangat mudah diperoleh dan jika dijual pencaharian penduduk Desa Guradog dapat dengan cepat menghasilkan uang. yakni sebagai petani sawah atau kebun Penduduk Desa Guradog serta pekerjaan yang berkaitan dengan seluruhnya beragama Islam. Oleh sebab hutan seperti penyadap, tukang kayu, itu, tempat-tempat beribadat yang atau pembuat arang. Sekalipun dalam terdapat di Desa Guradog hanya berupa jumlah relatif sedikit, terdapat pula mesjid dan langgar. Jumlah mesjid yang penduduk dengan mata pencaharian di terdapat di Desa Guradog sebanyak 4 luar bidang pertanian di antaranya mesjid dan 3 langgar atau mushola. sebagai buruh dan pegawai negeri sipil Adapun pola pemukiman masyarakat (PNS). Berdasarkan kependudukan, Desa Desa Guradog termasuk tipe Guradog berpenduduk sebanyak 3.716 mengelompok yakni menempati

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Peranan Pemimpin Informal pada Masyarakat Guradog (Ani Rostiyati) | 205

sepanjang jalan besar dan gang dengan Pemimpin formal mengatur gerak arah menghadap ke jalan. Biasanya masyarakat yang terkait dengan program rumah baris pertama yang menghadap pembangunan yang diselenggarakan oleh jalan akan diikuti oleh rumah-rumah lain pemerintah. Dengan demikian, pemimpin di belakangnya. Arah rumah yang formal akan menjembatani pelaksanaan demikian lebih mementingkan jalinan program pemerintah dengan masyarakat. hubungan sosial dengan tetangga agar Struktur organisasi kemasyarakatan terus terjalin. Di Desa Guradog mengalir formal diisi oleh camat, kepala desa, tiga buah sungai, yakni Sungai Citundun, ketua RW, dan ketua RT. Pemimpin Sungai Ciapus, dan Sungai Citembong. formal ini ditunjuk oleh masyarakat Sungai-sungai tersebut dimanfaatkan melalui pemilihan yang demokratis dan untuk menunjang kehidupan masyarakat, disetujui atau diangkat berdasarkan surat di antaranya untuk mencuci, mandi, dan keputusan dari pemerintah. Dasar hukum kakus. Kelompok rumah lainnya yang digunakan oleh pemimpin formal menempati lahan yang berada jauh dari dalam mengelola masyarakat adalah jalan raya atau sungai yakni di sekitar undang-undang dan ketentuan peme- sawah atau kebun. Pemilik rumah yang rintah lainnya. Sanksi bagi pelanggar mendirikan rumah di lokasi ini karena undang-undang dan ketentuan lainnya mereka tidak memiliki lahan di tempat adalah yuridis formal yang berupa hukum lain atau sengaja mendirikan rumah di pidana dan perdata. tempat tersebut dengan maksud agar Di Desa Guradog, selain terdapat dekat dengan sawah atau ladang pemimpin formal, juga terdapat miliknya. pemimpin informal yang disebut olot. Dasar hukum yang digunakan oleh 1. Desa Guradog Sebagai Desa Adat pemimpin informal ini adalah adat yang Desa Guradog merupakan desa sudah berlaku turun-temurun dan yang dikategorikan sebagai desa adat. dipatuhi oleh warganya. Pemimpin Komunitas warga Desa Guradog disebut informal merupakan pemimpin adat sebagai komunitas adat kasepuhan atau masyarakat Desa Guradog yang menjadi kaolotan. Sebutan kasepuhan/kaolotan bagian dari Kesatuan Adat Banten Kidul. menunjuk suatu sistem kepemimpinan Dalam melaksanakan perannya, kedua dari suatu komunitas atau kelompok pemimpin ini saling bekerjasama satu sosial, di mana semua aktivitas dengan lainnya. Tujuan utama mereka anggotanya berazaskan adat para orang adalah membawa kehidupan masyarakat tua (sepuh atau kolot). Terlihat dalam tata agar damai, rukun, dan sejahtera. Kerja cara kehidupan mereka yang masih sama yang baik dan padu ditunjukkan kukuh menjalankan tatali paranti oleh falsafah tuli sapamilu, dua karuhun (K.Adimihardja pada Rosyadi, sakarupa, nu hiji eta keneh (tiga 2005: 28). Kehidupan masyarakat Desa bersama-sama, yang dua masih serupa, Guradog termasuk kehidupan yang khas. yang menjadi satu masih yang itu juga). Kepemimpinan masyarakatnya diatur Maksud falsafah tilu sapamilu adalah tiga oleh dua tipe kepemimpinan yakni komponen pemerintahan, agama, dan pemimpin formal dan pemimpin tradisi harus berjalan dengan selaras dan informal. Kedua tipe kepemimpinan harmonis. Dua sakarupa berarti antara tersebut berjalan selaras dalam mengatur tradisi dan agama jangan dipisahkan dan gerak dan langkah masyarakat Desa dipertentangkan. Nu hiji eta kenah Guradog. maksudnya semua komponen tersebut

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 206 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 201 - 214

harus menuruti dan sesuai dengan aturan akan menggantikan jabatan olot. Olot negara yaitu Negara Kesatuan Republik atau ketua adat ini dibantu juga oleh Indonesia. beberapa pembantu yakni sekrtetaris Kedua model kepemimpinan adat, 30 baris kolot, dan pangiwa. tersebut di atas memiliki tugas dan Mereka ini sebagai penasihat dan kewenangan masing-masing. Pemimpin pembantu olot dalam menjalankan formal melaksanakan semua urusan yang kehidupan yang berkaitan dengan adat terkait dengan administrasi kenegaraan, atau tradisi di Desa Guradog. seperti pembuatan KTP, kartu keluarga, Seorang ketua adat atau olot surat pengantar, atau berbagai surat diharapkan mampu berpikir bijak, keterangan. Pemimpin informal mengelo- menjadi panutan, dan melindungi la masyarakat dari sisi spiritual dan adat warganya. Hal yang lebih utama adalah yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang olot harus mampu menjaga agar pemimpin formal seperti pelaksanaan tradisi yang telah turun-temurun dilaku- upacara adat, konsultasi tentang nasib, kan tetap lestari, dapat berjalan selaras penentuan hari baik, perjodohan, dan lain dengan agama yang dianut masyarakat sebagainya. Masyarakat menggunakan dan selaras pula dengan peraturan kewenangan kedua pemimpin tersebut pemerintah. Pada awalnya, peran olot secara tepat, sehingga tidak pernah hanya sebagai pembimbing masyarakat terjadi benturan kewenangan. Bahkan pada hal-hal yang berkaitan dengan adat , jika melihat kenyataan, pemimpin namun kini tugas olot berkembang informal memiliki tugas dan kepercayaan hampir seluruh aspek kehidupan yang lebih besar dibandingkan pemimpin masyarakat di berbagai aktivitas sosial formal mengingat hampir seluruh tatanan dan sebagai media pemerintah dalam kehidupan diatur dengan adat dan penyampaian program pembangunan. masyarakat selalu konsultasi dengan Fungsi olot sebagai pemimpin pemimpin informal. Bahkan adakalanya informal sangat berperan menjaga nilai- untuk memperlancar komunikasi dalam nilai luhur budaya peninggalan para pelaksanakan program pembangunan karuhun. Salah satu penerapan norma- pemerintah, pemimpin formal sering norma tersebut dengan memberlakukan meminta bantuan pemimpin informal. pantangan atau tabu. Setiap anggota masyarakat yang mempercayainya harus 2. Olot: Pemimpin Informal (Adat) di patuh pada pantangan tersebut. Selain itu Desa Guradog persatuan dan kerukunan oleh olot Dengan tugas dan fungsi diterapkan juga dalam sistem pemilihan pemimpin informal yang begitu banyak, lurah. Bukti menunjukkan sekalipun menunjukkan bahwa peran dan calonnya hanya satu dan berasal dari kedudukan pemimpin informal sangat keluarga olot, suara mutlak pemilih penting. Ketua adat yang sekaligus selalu terpenuhi. Dari bukti ini merupakan pemimpin mereka disebut menunjukkan bahwa olot tidak gegabah olot yang menduduki tempat tertinggi dalam menentukan calon lurah, serta dalam struktur masyarakat Desa suara penuh yang ditunjukkan oleh Guradog. Jabatan olot diperoleh melalui pemilih menunjukkan rasa setuju atas garis keturunan yang jatuh pada turunan figur pemimpin yang dipilihnya. Namun laki-laki yakni anak laki-laki atau adik demikian olot tidak dapat berbuat laki-laki. Hal ini sangat tergantung pada sewenang-wenang, menentukan semua- kesiapan dan kelayakan turunan yang nya seorang diri, dia didampingi oleh

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Peranan Pemimpin Informal pada Masyarakat Guradog (Ani Rostiyati) | 207

penasihat lain yang tugasnya memberi masyarakat. Boleh dikata ketiga tokoh ini saran untuk segala permasalahan. Kelom- yang menjadi panutan dan tempat pok tersebut disebut baris kolot. Dengan bertanya masyarakat Guradog dalam demikian, baris kolot akan selalu kehidupan sehari-hari. Terlebih olot, apa mengadakan pengawasan terhadap segala yang dikatakan atau dilarang olehnya keputusan yang diambil olot, hingga dipatuhi oleh masyarakat. keputusan-keputusan yang diambil oleh Dilihat dari sejarahnya, kepala olot akan selalu berpihak kepada desa di Desa Guradog semuanya masih kepentingan masyarakat. keturunan dari keluarga olot. Ini Olot adalah sebutan ketua adat di mengisyaratkan bahwa olot memiliki Guradog yang merupakan lapisan sosial pengaruh dan peranan yang penting pada tertinggi berdasarkan keturunan. Saat ini masyarakat Guradog. Dalam pemilihan yang menjadi ketua adat di Guradog kepala desa pun juga dipengaruhi oleh adalah keturunan keempat dari olot keputusan olot. Di Desa Guradog selain sebelumnya. Olot berfungsi sebagai lembaga formal seperti kepala desa, RT, pemimpin adat yang bertanggung jawab RW, juga terdapat lembaga adat yang penuh atas kelangsungan adat istiadat menjalankan fungsi-fungsi adat istiadat yang ada di Guradog. Selain itu juga setempat. Lembaga adat adalah struktur sebagai mediator pemerintah dalam masyarakat yang didasarkan pada menyampaikan program-program pem- kedudukan adat serta menjalankan bangunan seperti pemilihan kepala desa fungsi-fungsi adat-istiadat setempat. (kades), KB, perbaikan jalan, kesehatan, Struktur lembaga adat terdiri atas ketua pendidikan dan lain sebagainya. Boleh adat dengan istilah sapaan “olot”, dikata ketua adat (olot) ini memiliki sekretaris adat, baris kolot, dan pangiwa. peran ganda dalam masyarakat. Dalam Ketua adat (olot) memimpin hampir menjalankan tu-gasnya, olot juga dibantu semua aktivitas pelaksanaan adat-istiadat oleh sekretaris adat. Sekretaris adat ini penduduk setempat. Ketua adat juga juga merupakan keturunan adat yang menentukan dan memutuskan semua berasal dari Kampung Alung. Dia dipilih perkara yang bertalian dengan aturan- sebagai sekretaris adat karena memiliki aturan adat yang harus senantiasa ditaati garis keturunan adat dari sekretaris adat oleh semua warga Guradog. Adapun sebelumnya. Sekretaris adat berfungsi sekretaris adat bersama olot bertugas sebagai pembantu olot dalam memimpin untuk memimpin rapat atau musyawarah musyawarah arau rapat adat, kegiatan warga yang dilakukan sebulan sekali. upacara adat, dan menyelesaikan masalah Ketua adat di Desa Guradog adat. Selain sekretaris adat, olot juga disebut dengan istilah “olot”, menempati dibantu oleh pangiwa yakni orang yang posisi sangat penting dalam struktur membantu dalam menyebarkan undangan masyarakat setempat. Olot sekarang atau pengumuman yang berkaitan dengan adalah H. Ono yang merupakan adat. Orang yang menjadi pangiwa keturunan ketiga dari olot sebelumnya. adalah orang yang memiliki garis Olot selain memimpin hampir semua keturunan adat. Olot, sekretaris adat, dan aktivitas pelaksanaan adat-istiadat ma- pangiwa inilah orang yang sangat di- syarakat juga membantu dalam hal hormati dan disegani oleh masyarakat urusan pemerintahan. Semua warga Guradog. Jabatan ini didapat secara Guradog harus menaati ketentuan yang turun-temurun dari orang tua sebe- disampaikan oleh olot. Oleh sebab itu, lumnya, kemudian dipilih oleh

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 208 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 201 - 214

kedudukan olot sangat dihormati di panutan masyarakatnya. Dalam melaksa- lingkungan warganya. nakan tata cara kehidupan sehari-hari, Posisi selanjutnya adalah para masyarakat Guradog berpegang teguh pembantu olot yang disebut dengan pada penuturan olot yang dianggap sekretaris adat, pangiwa, dan baris kolot. sebagai pemimpin tertinggi. Aturan dan Baris kolot terdiri atas orang-orang tutur kata pemimpin adat sangat ditaati pilihan yag berpengaruh di Desa oleh masyarakatnya. Oleh sebab itu, Guradog. Para pembantu olot ini masing- sesepuh adat merupakan tempat bertanya, masing memiliki tugas khusus dan meminta nasihat, dan petunjuk. Dalam menjadi tangan kanan olot dalam setiap kehidupan sosial, sesepuh adat berperan penyelenggaraan upacara adat atau hal sebagai pemimpin adat dalam mem- lain yang berkaitan dengan pemerintahan. pertahankan nilai-nilai yang dianut oleh Sekretaris adat membantu olot dalam masyarakatnya. memimpin rapat atau musyawarah adat Selain itu, ketua adat di Guradog dan menyelesaikan berbagai masalah memiliki peranan penting dalam aspek adat. Pangiwa adalah orang yang pemerintahan yakni sebagai mediator membantu menyampaikan undangan atau bagi pemerintah dalam menyampaikan pengumuman hasil rapat adat. Sedangkan program pembangunan. Ketua adat ikut baris kolot yang terdiri dari 30 orang berperan dalam membantu perangkat keturunan adat adalah orang yang desa dalam menyebarluaskan informasi membantu pekerjaan sekretaris adat dan pembangunan pada masyarakat. olot dalam membuat keputusan. Secara Demikian pula dalam aspek hukum, skematis, struktur sosial komunitas adat ketua adat melaksanakan hukum adat masyarakat Guradog dapat digambarkan dalam kehidupan sehari-hari yang sebagai berikut: berlandaskan agama Islam. Ketua Adat (Olot) Secara umum sebagai pemimpin ↓ adat, ketua adat selalu menjadi tokoh Sekretaris adat panutan yang berperan dalam mengatur ↓ dan mempertahankan nilai-nilai adat Baris Kolot yang dianut masyarakat. Berikut ini ↓ diuraikan tentang peranan ketua adat Pangiwa yang disebut dengan olot dalam kehi- Kedudukan ketua adat (olot) diwariskan dupan masyarakat Guradog, meliputi secara turun-temurun. peranan pada aspek sosial, aspek pemerintahan, dan aspek hukum. Namun, 3. Pemimpin Informal di Desa sebelum itu akan dibahas mengenai sosok Guradog ketua adat atau olot Guradog dan para Peminpin informal dalam hal ini pembantu adat. pemimpin adat di pedesaan memiliki Olot, H. Ono, adalah anak ke-4 peranan yang cukup besar dalam dari 10 bersaudara dan merupakan kehidupan masyarakat, baik sebagai keturunan ke-3 dari olot sebelumya, mediator pemerintah maupun sebagai yakni H. Kadung (orang tua) dan H. pemimpin adat. Demikian pula di Desa Sarmin (kakek). H. Kadung memiliki 10 Guradog yang merupakan kampung adat orang anak, dan hampir semua anak telah di Kabupaten Lebak memiliki pemimpin melaksanakan ibadah haji. Anak-anak H. adat yang disebut ketua adat dengan Kadung memiliki jabatan atau kedudukan sapaan olot, yang dihormati dan menjadi penting baik di pemerintahan maupun

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Peranan Pemimpin Informal pada Masyarakat Guradog (Ani Rostiyati) | 209

masyarakat yakni sebagai kepala desa tersebut membantu sekretaris adat dalam dan tokoh agama yang memimpin setiap membuat semua keputusan yang acara keagamaan di Desa Guradog. menyangkut masalah adat. Hasil kepu- Saudara-saudaranya yang lain pun tusan tersebut kemudian dilaporkan pada dianggap keluarga mampu dan terpan- olot. Jika ada satu permasalahan maka dang, karena memiliki usaha perkebunan olot, sekretaris adat, dan baris kolot karet yang cukup sukses. bermusyawarah untuk membuat satu Dalam menjalankan tugas, ketua keputusan. Ke-30 baris kolot ini juga ikut adat (olot) dibantu oleh sesepuh adat mengerjakan sawah adat yang hasilnya yang lain yakni sekretaris adat, baris untuk kepentingan warga seperti untuk kolot, dan pangiwa. Saat ini yang biaya dalam pelaksanaan upacara adat menjabat sebagai sekretaris adat adalah yang membutuhkan dana dan beras. Bapak Harun. Sekretaris adat memiliki Secara bergiliran ke-30 baris kolot terse- peran yang sangat penting, yakni sebagai but mengerjakan sawah adat mulai dari pelaksana semua kegiatan adat, menanam sampai panen. musyawarah adat, dan menyelesaikan Selain dibantu oleh ke-30 baris semua masalah. Dapat dikatakan tugas kolot, sekretaris adat juga dibantu oleh yang diemban sekretaris adat cukup berat pangiwa yakni orang yang menyam- dan dia juga sering mewakili olot pada paikan undangan dan pengumuman pada acara-acara tertentu jika olot tidak bisa warga. Dalam menyampaikan undangan hadir. Pengetahuan adat yang dimiliki biasanya secara lisan melalui pengeras Bapak Harun cukup luas, oleh karena itu suara di mesjid. Saat ini yang menjabat banyak warga yang datang untuk minta sebagai pangiwa adalah Bapak Madsuni petunjuk atau restu. Misalnya jika ada yang masih memiliki garis keturunan warga yang mau menikahkan anaknya, adat. Selain sebagai pangiwa, Bapak maka mereka melakukan upacara maros Madsuni menjabat juga sebagai kepala yakni mohon doa restu dan “minta hari RW di wilayah Desa Guradog. Sesepuh baik” pada Bapak Harun. Syarat yang adat lain adalah pemuka agama yakni harus dipenuhi adalah membawa Kyai H. Itok beserta para ustadz. Pemuka seperangkat sirih yang dibungkus dengan agama ini memiliki peranan penting daun pisang lengkap dengan rokok satu dalam kegiatan keagamaan maupun adat. bungkus dan uang sekedarnya minimal Kyai Itok adalah adik dari olot H. Ono 10 ribu rupiah. Pada acara maros ini, yang sangat disegani oleh masyarakat orang yang datang diberi doa ijab kabul Guradog. Sebagai Kyai, dia juga sering oleh Bapak Harun, kemudian mereka didatangi warga untuk dimintai disuruh pulang untuk menunggu pertolongan atau nasihat tentang perka- penentuan “hari baik”. Bersama H. Itok winan, perjodohan dan lain sebagainya. (pemuka agama) dan ke-30 baris kolot, Seperti halnya keluarga H. Ono, Kyai Bapak Harun menentukan hari baik dan Itok ini cukup berada. H. Itok dilahirkan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan 51 tahun yang lalu di Guradog. Tinggal kelancaran upacara. Seminggu kemudian bersama istri dan tiga anaknya yang mereka sudah mendapatkan jawaban belum menikah, semuanya masih tentang hari baik tersebut. sekolah. H. Itok sehari-hari aktif Sekretaris adat dalam menjalankan mengelola Pondok Pesantren Rodatul tugasnya dibantu oleh 30 baris kolot, Mutaqin dan penyelenggara salafi yakni yakni orang yang masih memiliki garis sekolah SLTP nonformal serta aktif di keturunan adat.. Ke-30 baris kolot badan zakat amil (BAZ). Selain itu juga

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 210 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 201 - 214

sebagai pengusaha karet dan petani menjelaskan tentang riwayat Desa sawah yang memiliki lahan kurang lebih Guradog. Pemberian petuah dilakukan 20 Ha. pada saat: Demikianlah pemimpin adat yang a. Pengajian warga yang diseleng- ada di Desa Guradog, ternyata mempu- garakan setiap malam Jum’at. Pada nyai peranan penting dalam menjaga saat itu olot memberi petuah atau tradisi atau adat istiadat agar tidak nasihat mengenai adat atau tata cara tergerus oleh jaman. Meskipun sistem yang dilakukan oleh leluhur pada kepemimpinan pada masyarakat Guradog warga terutama kaum muda yang terbagi dalam pemimpin formal dan dinilai masih awam dan kurang informal, akan tetapi peranan pemimpin mendalami aturan adat istiadat yang informal dalam hal ini ketua adat (olot) berlaku. dan semua pembantunya (sekretaris adat, b. Musyawarah atau adanya baris kolot, pangiwa) memiliki peranan pertemuan, karena saat itu seluruh menonjol bila dibandingkan dengan warga hadir. Misalnya dalam pemimpin formal. Terbukti semua pelaksanaan upacara adat seren taun keputusan olot sangat dipatuhi oleh dan ngarengkong. Selain itu, warga, oleh sebab itu setiap adanya sesepuh adat sering mengaitkan hal- program pemerintah selalu melibatkan hal yang sedang dimusyawarahkan pemimpin informal yang digunakan dengan aturan adat di Guradog sebagai media pada masyarakat untuk Pada aspek sosial, ketua adat menyampaikan program pembangunan. (olot) dan para pembantunya (sekretaris Bahkan setiap keputusan kepala desa adat, baris kolot, pangiwa) pun dalam setiap musyawarah atau rapat yang memegang perasaan sangat penting dan selalu dihadiri para sesepuh adat selalu menonjol. Hal ini terlihat dari tugas-tugas dipengaruhi oleh persetujuan olot. yang diembannya, yaitu: Dari uraian di atas, tampak bahwa a. Sesepuh adat bertugas mencarikan peminpin informal dalam hal ini dan menentukan “hari baik” warga pepimpin adat memiliki tugas penting yang akan melangsungkan perni- dalam mengatur semua aktivitas warga kahan. Orang tua yang akan Desa Guradog, yaitu meliputi aspek menikahkan anaknya, akan datang sosial, hukum, dan pemerintahan. Tidak padanya untuk mananyakan tentang hanya sebagai pemimpin upacara adat hari baik pernikahan anaknya. saja, melainkan sebagai culture agent Menurut Bapak Harun, penentuan atau perantara dan pengendali sosial bagi hari baik ditentukan dengan cara masyarakat Guradog. Berikut ini akan menghitung dari hari lahir calon dikemukakan peranan pemimpin infor- pengantin. Demikian pula bagi mal dalam hal ini olot dan para sesepuh orang yang akan mengkhitankan adat lainnya meliputi aspek sosial, anaknya, terlebih dahulu dicarikan pemerintahan, dan hukum adat. hari baik . b. Sekretaris adat bertugas melayani 4. Peranan Pemimpin Informal dalam tamu yang datang untuk berziarah ke Aspek Sosial makam keramat H. Sarmin. Makam Dalam kaitannya dengan tata cara tersebut sangat ramai dikunjungi kehidupan sehari-hari, ketua adat peziarah, terutama pada saat upacara mempunyai peranan yang cukup penting, seren taun dan ngarengkong. Selain yaitu memberikan petuah dan berziarah, ada juga pengunjung yang

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Peranan Pemimpin Informal pada Masyarakat Guradog (Ani Rostiyati) | 211

menginap di makam tersebut untuk Untuk menjaga keharmonisan ini meminta berkah demi kemajuan manusia berusaha untuk menjembatani usaha, kenaikan pangkat, bahkan dengan melakukan upacara ritual agar untuk keberhasilan sekolah. Sebagai mendapatkan keselamatan. Disinilah olot pemimpin adat, olot dan sekretaris dan para sesepuh adat berperan sebagai adat dianggap sebagai tokoh masya- orang yang dianggap mampu sebagai rakat yang sangat disegani dan mediator yang menghubungkan antara dihormati. Hal ini tampak dalam dunia sana (alam gaib) dengan dunia sini. persiapan upacara perkawinan dan Olot dan para sesepuh adat lainnya upacara adat lainnya, mereka selalu senantiasa memimpin semua ritual diharapakan hadir untuk memberi upacara adat. Bagaimanapun juga, doa restu. Kehadirannya sangat pemimpin adat merupakan mediator diharapkan warga, karena dianggap antara masyarakat Guradog dengan para memberikan berkah dan doa restu. karuhunnya. Adapun pelaksanaan c. Olot dan para pembantunya juga upacara itu sendiri merupakan sarana berperan sebagai pemimpin dalam transformasi nilai-nilai dan tradisi dari kegiatan rapat atau musyawarah satu generasi ke generasi berikutnya. warga. Di Desa Guradog, sebulan Hampir setiap upacara melibatkan sekali diadakan rapat yang peserta mulai dari kalangan anak-anak, membahas mengenai keamanan, remaja, orang tua, laki-laki, dan kebersihan, dan kegiatan warga perempuan. Salah satu contoh peranan lainya. Dalam pertemuan tersebut, yang dilakukan oleh olot sebagai sesepuh olot dan sesepuh adat lainnya adat dan para pinisepuh lainnya adalah bertindak sebagai sesepuh yang pada pelaksanaan upacara tradisional memberi petuah atau nasihat serta atau upacara adat. Pada acara tersebut memimpin rapat agar berjalan terlihat jelas bagaimana fungsi dan tugas lancar. Keputusan akhir memang yang diembannya dalam memimpin pada musyawarah juga, namun pelaksanaan upacara tersebut dari awal arahan dan petunjuk dari olot sampai akhir. sebagai sesepuh adat sangat 5. Peranan Pemimpin Informal dalam diperlukan. Aspek Pemerintahan d. Olot juga bertugas dalam menjaga kebersihan, keamanan, dan pemeli- Peranan sesepuh adat dalam aspek haraan makam leluhur. Meskipun pemerintahan dapat dilihat dari tugas- sudah dijaga oleh seorang kuncen tugas yang diembannya, antara lain: yang bertugas memelihara dan a. Sesepuh adat dalam hal ini olot, merawat makam leluhur, namun ikut serta dalam menyebarluaskan secara khusus olot ikut bertanggung informasi pembangunan pada jawab mengenai kebersihan dan masyarakat Guradog. Progam- keamanan. Setiap hari Jum’at progam pembangunan yang dija- bersama warga melaksanakan lankan pemerintah, seperti keluar- kegiatan Jumsih (Jum’at bersih) ga berencana (KB), ling-kungan dengan membersihkan makam dan hidup, kesehatan ibu dan anak, lingkungan sekitar, sehingga Desa kebersihan dan ketertiban, dan Guradog kelihatan tertata rapih, keindahan (K3), dan pendidikan bersih, dan rindang. generasi muda, akan berhasil dengan melibatkan olot sebagai

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 212 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 201 - 214

pemimpin informal. Melalui peran motivator (memberikan dorongan) dan sertanya, informasi pembangunan katalisator (penggerak) pada warga agar akan lebih efektif sampai pada bersedia ikut mensukseskan terlaksana- masyarakat karena segala tutur nya progam tersebut (Jumsih, GDN, dll). katanya sebagai sesepuh masya- 6. Peranan Pemimpin Informal dalam rakat akan dijadikan panutan dan Aspek Hukum pedoman. b. Sesuai dengan Undang-Undang Dalam aspek hukum, di Desa Nomor 5 Tahun 1979, peme- Guradog tidak terdapat hukum adat rintahan desa yang terdiri atas tertulis secara formal, namun dalam kepala desa dan Lembaga Musya- kehidupan sehari-hari masyarakat masih warah Desa (LMD) dalam berpegang pada hukum adat yang berupa tugasnya dibantu oleh sekertaris norma dan nilai yang berlaku. Aturan- desa dan kepala dusun. Ketika aturan seperti hukum perdata dan hukum melaksanakan tugasnya sehari- pidana, tetap berpedoman pada hukum hari, kepala desa selain dibantu pemerintah. Kaitannya dengan hukum oleh perangkat desa lainnya, juga perdata dan pidana yang dikeluarkan oleh dibantu oleh olot dan sesepuh adat pemerintah, sesepuh adat tutrut mem- yang lain. Mereka dilibatkan bantu pelaksanaan hukum pemerintah dalam proses pengambilan tersebut dengan tidak melepaskan norma keputusan dan penyebarluasan dan kaidah hukum yang ada dalam ajaran informasi pada masyarakat. Ke- agama Islam. nyataannya, hal ini sangat efektif Pelaksanaan tugas sesepuh adat karena suara atau anjuran dalam menerapkan hukum tersebut pemimpin adat lebih didengar dan terwujud aturan adat sebagai berikut: dipatuhi oleh masyarakat. a. Penyelesaian masalah pelanggaran Dalam aspek pemerintahan dapat hukum di lingkungan masyarakat dilihat dari tugas-tugas yang diembannya, Guradog. antara lain: sesepuh adat dalam hal ini Apabila salah seorang anggota olot dan sekretaris adat ikut serta dalam masyarakatnya melanggar adat atau tidak menyebarluaskan informasi pembangunan patuh pada adat, maka secara adat akan pada masyarakat Guradog. Progam- dimusyawarahkan pada tingkat warga progam pembangunan yang dijalankan yang dipimpin oleh sekretaris adat pemerintah, seperti keluarga berencana bersama ke-30 baris kolot. Dalam (KB), lingkungan hidup, kesehatan ibu musyawarah tersebut dicari cara penyele- dan anak, kebersihan dan ketertiban, dan saian masalah yang dinilai terbaik, keindahan (K3), dan pendidikan generasi biasanya secara damai atau kekeluargaan. muda, akan berhasil dengan melibatkan Walaupun diselesaikan secara damai atau ketua adat. Melalui peran sertanya, kekeluargaan tidak berarti sesepuh adat informasi pembangunan akan lebih tidak memberikan sanksi, dia tetap efektif sampai pada masyarakat karena melakukan hukum adat dan memberikan segala tutur katanya akan dijadikan sanksi yang berlaku. Selanjutnya diberi- panutan dan pedoman. Olot dan kan nasihat agar kasus serupa tidak sekretaris adat selalu diikutsertakan terulang lagi, misalnya pada kasus dalam setiap kegiatan dari pemerintah pencurian pelakunya akan ditindak dan misalnya pada tahun 1995 ketika progam dinasihati. Sanksi lebih keras dapat kesehatan diadakan, dijadikan sebagai

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Peranan Pemimpin Informal pada Masyarakat Guradog (Ani Rostiyati) | 213

dilakukan, yaitu berupa pengusiran dari diwariskan pada anak cucunya. Itu pula Desa Guradog selama waktu tertentu dan sebabnya warga Guradog satu sama lain dapat kembali lagi jika dinilai sudah masih terikat dalam hubungan kerabat. bertabiat baik dan bertobat. Jika cara Demikianlah peranan pemimpin tersebut dapat menyelesaikan masalah, informal pada masyarakat Guradog. maka kasus itu diserahkan kepada Kades Tampaknya peranan ini tidak kalah dan pihak kepolisian melalui RT dan RW penting bila dibandingkan dengan guna diselesaikan secara hukum pemimpin formal, minimal mereka pemerintahan yang berlaku. bersama-sama mengakomodasi semua kepentingan masyarakat Guradog baik itu b. Penyelesaian masalah yang untuk kepentingan adat maupun berkaitan dengan hukum waris. pembangunan. Jadi sistem kepemimpinan Sesepuh adat menggunakan hukum pada masyarakat Guradog terbagi atau aturan yang ditetapkan oleh ajaran menjadi dua yakni kepemimpinan formal agama Islam. Namun demikian, untuk (Kades, Sekdes, RW,RT) dan informal pembagian harta waris mereka tidak (olot, sekretaris adat, 30 baris kolot, sepenuhnya mengadopsi aturan agama pangiwa, ulama/kyai/ustad). Selain itu Islam. Mereka memiliki adat istiadat kepemimpinan di Guradog juga sendiri yang berlangsung turun-temurun. dipengaruhi dengan adanya pertalian Semua tergantung keputusan orang tua saudara (hubungan kerabat) antara dan tidak ada aturan tertentu, tapi pemimpin formal dan informal yang biasanya dibagi rata. Aturan adat masih satu keturunan dari Engkong H. menentukan anak laki-laki dan Sarmin dan H. Kadung yakni orang yang perempuan memiliki hak sama atas dianggap karuhun warga Guradog. warisan orang tuanya yakni. antara laki- Dalam kenyataannya, sesepuh laki dan perempuan sama besarnya. adat Desa Guradog mempunyai peranan Konsep yang mendasari pembagian waris dan kedudukan sangat penting yakni ini adalah pandangan yang menilai laki- bukan saja sebagai pemimpin adat yang laki maupun perempuan adalah sama berperan sebagai pemimpin masyarakat anaknya dan darah dagingnya. Bila sudah secara adat dan pelindung tradisi warisan usia lanjut, orang tua cenderung ikut atau leluhur, melainkan juga sebagai tokoh bergantung pada anak perempuan masyarakat yang berperan sebagai ketimbang anak laki-laki. Harta warisan mediator pemerintah dalam bidang yang sering ditinggalkan oleh warga pendidikan dan sosial. Guradog yang sudah meninggal biasanya berupa tanah, ternak, sawah, kebun, uang C. Penutup dan emas. Tanah dan rumah diwariskan, Ketergantungan masyarakat karena kedua benda tersebut merupakan Guradog terhadap pemimpin adat sebagai kekayaan individual, sehingga kepemi- orang yang dianggap memiliki kelebihan likannya diatur berdasarkan keturunan dari anggota masyarakat yang lainnya, yang meninggal. Di Guradog jarang berkaitan erat dengan tugasnya yang sekali warganya memperjual-belikan berat dan sakral, terutama dalam prinsip tanah. Sedapat mungkin mereka tidak dan sikapnya yang selalu memegang menjual tanah pada orang lain, kalaupun teguh tradisi leluhur. Selain itu, dia juga terpaksa dijual, akan dijual kepada sebagai mediator antara pemerintah saudaranya. Tanah, rumah atau kebun dengan masyarakat dalam pelaksanaan adalah barang penting yang akan progam-progam pembangunan.

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009 214 | Patanjala Vol. 1, No. 2, Juni 2009: 201 - 214

Dalam fungsinya sebagai pengambilan keputusan di tiap musya- pelindung adat, sesepuh adat juga warah dalam pembahasan prog-ram berperan sebagai tetua hukum sekaligus pemerintah. sebagai pengambil atau pembuat kepu- b. Perlu adanya pembinaan pada tokoh tusan dalam menyelesaikan masalah- pemimpin adat, agar memiliki pe- masalah kehidupan masyarakat Guradog. ngetahuan dan wawasan luas yang Secara umum, peranan pemimpin dapat memberikan kontribusi positif informal (adat) masyarakat Guradog bagi kemajuan masyarakat itu sendiri, dapat dikatakan sebagai berikut: sepanjang tidak bertentangan dengan a. Dalam aspek sosial adalah melayani aturan adat yang berlaku. tamu yang berziarah ke makam c. Perlu diberi semacam penghargaan keramat dan berkunjung ke Desa pada pemimpin adat baik berupa Guradog, tempat bertanya tentang materi maupun non materi, agar hari baik, memimpin dalam upacara- menambah semangat serta motivasi upacara adat, mempertahankan nilai- mereka untuk lebih mempertahankan nilai adat setempat, memimpin rapat nilai-nilai tradisi dalam masyarakat- warga, dan memimpin warga dalam nya. melaksanakan pembagunan. DAFTAR PUSTAKA b. Dalam aspek pemerintahan adalah sebagai perantara dalam menyam- Drajat. 1994. paikan informasi pembangunan, “Kampung Pulo”, Akankah tetap sebagai mediator dalam menyampai- lestari?”. Pikiran Rakyat, 11 Desember. kan aspirasi warga, dan membatu kepala desa dalam melaksanakan Hoebel, E.A. and Weaver T. 1979. program pembangunan seperti Anthropology and the Human perbaikan jalan, pemilihan Kades, Experience. Fifth Edition. New program KB, pendidikan 9 tahun, York: Mc Graw-Hill. siskamling, dan kerja bakti. Hofsteede. 1977. c. Dalam aspek hukum adalah Peranan Pemimpin Informal dari penengah dalam menyelesaikan Sosiologis. Makalah pada ceramah perselisihan antarwarga, aturan adat mengenai “Peranan Sosial Pemim- dalam pola perkampungan, dan pin Informal dalam Kehidupan pembagian warisan. Bernegara. Bandung: Fakultas Sospol UNPAD. Rekomendasi: Indonesia. Depdikbud. 1990. a. Pemimpin informal dalam hal ini Eksistensi Lembaga Adat Kampung pemimpin adat dalam masyarakat Pulo. Bandung: Proyek Penelitian pedesaan terbukti memiliki peranan Terhadap Eksistensi Lembaga Adat penting, tidak saja sebagai pelestari Pemerintah Propinsi Daerah Tk. I adat atau tradisi yang masih kuat Jawa Barat. dilakukan oleh suatu kelompok ma- Koentjaraningrat. 1977. syarakat tapi juga bisa digunakan Beberapa Pokok Antropologi Sosial. sebagai agen pemerintah dalam Jakarta: Dian Rakyat. penyebarluasan informasi guna ke- Panitia Kamus Lembaga Basa dan Sastra majuan masyarakat itu sendiri, baik di Sunda. 1980. bidang sosial budaya, pendidikan, dan Kamus Umum Basa Sunda. ekonomi. Mereka dilibatkan dalam Bandung: Tarate.

2009 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Peranan Pemimpin Informal pada Masyarakat Guradog (Ani Rostiyati) | 215

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2009