JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017)

JURNAL SENI MUSIK http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm

KREATIVITAS MUSIK PADA GRUP KENTONGAN ADIYASA DI KABUPATEN BANYUMAS

Wahyu Sigit Sasongko Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,

Abdul Rachman Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak ______Sejarah Artikel: Grup kentongan Adiyasa yang ada di Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas masih terlihat Diterima Desember 2017 eksis karena pada grup ini memiliki kreativitas yang bagus dalam pengembangan melodi dan ritmis Disetujui Desember 2017 dalam pembawaan sebuah lagu untuk pentas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan Dipublikasikan Desember mendeskripsikan kreativitas musik grup kentongan di Desa Adiyasa, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan 2017 metode deskriptif. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan musikologi. Teknik ______pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis Kata Kunci data dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan Kreativitas, Melodi, kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kreativitas yang dilakukan oleh grup kentongan Ritmis, Kentongan Adiyasa terletak pada melodi awal lagu, bridge perpindahan materi lagu satu ke lagu berikutnya, dan bagian penutup.Sementara variasi pola ritmis terdapat pada setiap alat musik pada grup ______kentongan Adiyasa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses kreativitas grup kentongan Adiyasa sudah berjalan dengan baik. Kreativitas musik dari grup kentongan Adiyasa ditunjukan dari unsur musik melodi dan pola ritmisnya. ______Abstract ______Group kentongan Adiyasa in District Wangon, Banyumas Regency still looks exist because in this group has a good creativity in melody and rhythmic in the carrying of a song for the stage. This study aims to find and describe the creativity of musical groups kentongan in Adiyasa Village, District Wangon, Banyumas District. This research is a qualitative research using descriptive method. The research approach uses musical approach. Technique of data collecting done by observation, interview, and documentation. Data analysis technique is done through data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that the creativity performed by the group kentongan Adiyasa lies in the melody of the beginning of the song, bridge the movement of the song material one to the next song, and the cover.Sementara variations of rhythmic patterns are found on every musical instrument in the group kentongan Adiyasa. The conclusion of this research is the creativity process of Adiyasa kentongan group has been running well. Musical creativity from the group of kentongan Adiyasa is shown from the elements of melodic music and rhythmic patterns. ______

© 2017 Universitas Negeri Semarang

 Jurusan Pendidikan Sendratasik, FBS ISSN 2301-6744 Universitas Negeri Semarang, Indonesia Email: [email protected]

66

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017)

PENDAHULUAN atas kenthongan, bumbung, dan tamborin. Kentongan adalah suatu kesenian daerah Untuk menghasilkan yang enak yang instrumennya menggunakan alat-alat didengar, maka alat yang dibutuhkan antara perkusi dan ada percampuran dengan alat lain kenthongan minimal empat buah, musik melodis. Permainan kentongan adalah bumbung sebagai bas ada tiga suara yaitu alat yang digunakan untuk berkomunikasi pada tinggi, sedang, rendah dan tambon satu buah. jaman dahulu dan sampai saat ini di beberapa Musik tradisional tidak hanya kentongan tempat masih ada yang menggunakannya. saja, masih ada banyak kesenian tradisional Kentongan pada dasarnya digunakan untuk lainya, contohnya adalah kesenian keroncong. memberikan tanda kepada masyarakat ada di Dalam sebuah artikel yang dimuat dalam sekitar tempat bahwa sedang terjadi sebuah jurnal yang ditulis oleh Abdul Rachman (2012) peristiwa. Keberadaan kentongan tidak pernah yang berisi pembahasan tentang musik terlepas dari suaranya yang khas. Kentongan keroncong yang melakukan inovasi terhadap termasuk dalam kategori alat musik musik keroncong asli dengan mengembangkan tradisional. Sebagai alat musik, kentongan progresi akord, melodi yang bervariasi bergerak dianggap sebagai alat musik tradisional tertua melangkah dan melompat, rentangan nada di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang yang luas, ritmis bervariasi, serta interval nada dilakukan oleh Yoyok dan Siswandi (2006), yang cukup tajam baik naik maupun turun. kentongan dianggap alat musik tradisional Kesimpulanya dalam musik tradisional yang paling awal karena dapat diakses dan keroncong ini melakukan inovasi dan disediakan oleh masyarakat sederhana. Hampir melakukan proses kreativitas, sehingga seluruh masyarakat dan suku bangsa di kesenian ini menjadi lebih hidup dan bagus. Indonesia memiliki kentongan dengan beragam Selain kesenian keroncong juga ada jenis dan beragam nama. Suara kentongan kesenian Marching Pring yang ada di yang khas menjadikan kentongan seringkali Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Sesuai dipakai untuk perpaduan dengan alat musik dengan artikel yang dimuat didalam jurnal modern. yang ditulis oleh Candra Dewi Eka Septiani Menurut Plato (dalam Prestisa, 2013 : 3), (2015) yang berisikan pembahasan mengenai mengatakan bahwa seni dan masyarakat tidak kesenian marching pring White Lion yang ada dapat dipisahkan, masyarakat dan seni di Kabupaten Batang yang memberikan bersumber dari hubungan antara manusia aransemen pada bagian ritmis dan aransemen dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, sejarah musik campuran. telah membuktikan bahwa tidak ada Desa Adiyasa terletak di Kecamatan masyarakat tanpa seni, karena seni selalu hadir Wangon, Kabupaten Banyumas. Desa Adiyasa dalam kehidupan manusia dan mempunyai berjarak ±1 km dari pusat kota Wangon. peranan yang sangat penting. Banyumas juga terkenal dengan kesenianya, Menurut Rachman, (2007: 1) alat - alat seperti seni musik Dangdut dan seni musik musik thong-thong lek atau kentongan terdiri Band. Tetapi, di Desa Adiyasa masih terdapat

67

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017) kesenian tradisional kentongan yang tetap eksis Berkreasi pada hakikatnya adalah hingga sekarang. Kelompok kentongan melahirkan sesuatu, atau menciptakan sesuatu Adiyasa ini bisa tetap eksis dikarenakan ada yang belum ada. Untuk dapat melahirkan atau unsur kreativitas musik yang lebih baik dan menciptakan sesuatu dibutuhkankemampuan lebih bagus dibandingkan dengan kelompok kreasi atau daya kreatif, yaitu suatu kualitas kentongan yang lainnya, mulai dari perubahan yang berhubungan dengan sensivitas, atau aransemen pada melodi lagu yang enak kelancaran (fluency), fleksibilitas, originalitas, didengar dan memiliki pola ritmis yang pengaturan, analisis, sintesis, serta elaborasi. bervariatif karena pola ritmis yang dimainkan Soedarsono (dalam Utomo, 2013: 3) tidak datar. Melodi berasal dari bahasa Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Yunani, meloidia yang berarti bernyanyi atau mengetahui dan mendeskripsikan kreativitas berteriak. Sementara secara harfiah, melodi melodi dan ritmis kesenian tradisional pada adalah susunan rangkaian tiga nada atau lebih grup kentongan di Desa Adiyasa, Kecamatan yang terdengar berurutan secara logis serta Wangon, Kabupaten Banyumas. memiliki irama dan berisi ungkapan atau gagasan (Oktara, 2011: 81). Sedangkan METODE pengertian ritmis/irama adalah suatu urutan Penelitian ini merupakan penelitian rangkaian gerak yang terbentuk dari suatu kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam kelompok bunyi dan diam dengan bermacam- Rahmawan 2014: 22) mendiskripsikan metode macam lama waktu atau panjang pendeknya kualitatif sebagai prosedur penelitian yang membentuk pola irama bergerak menurut pulsa menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dalam ayunan birama (Jamalus, 1988: 58). tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku Kelompok kentongan Adiyasa beranggotakan yang dapat diamati. Metode yang digunakan 30 orang remaja, yang rata-rata masih berstatus dalam penelitian ini adalah dengan pelajar, beralamat di Jalan Kampung Baru, RT menggunakan metode penelitian deskriptif 01, RW 10 Desa Adiyasa, Kecamatan kualitatif. Pendekatan penelitian yang Wangon, Kabupaten Banyumas. digunakan dalam penelitian ini adalah Kemampuan kreatif adalah kemampuan pendekatan musikologi. Sebagaimana yang membantu untuk berbuat lebih dari dijelaskan oleh Ha Lang dan L. Harp dalam kemungkinan rasional dari data dan Harvard Dictionary of Music tulisan Willi Apel pengetahuan yang dimilikinya, manusia (1965), berpendapat bahwa musikologi merupakan satu-satunya makhluk lengkap menyatukan dalam domain-domainya seluruh yang memiliki kreativitas akrif dan pasif ilmu yang menyangkut produksi, rupa, dan (Setiawan, 2008: 222). Jadi bisa dikatakan aplikasi dari fenomena fisik bunyi. Sehingga kreativitas adalah sebuah pemikiran atau secara khusus dapat dikatakan penulis gagasan yang ada pada diri seseorang untuk membedah teori melalui tahapan mengkaji menciptakan hal yang baru dan belum pernah kreativitas dan bentuk penyajian karya pada terpikirkan oleh orang lain.

68

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017) grup musik tradisional kentongan di desa dimainkan di dalam permainan grup Adiyasa. kentongan Adiyasa. Kreativitas musik grup Sasaran penelitian Peneliti fokus penelitian kentongan Adiyasa tersebut akan dilihat pada kreativitas musik dan bentuk penyajian melalui dua unsur musiknya, yaitu melodi dan grup musik tradisional kentongan Adiyasa, ritmis lagu. Berikut merupakan penjelasan yaitu kreativitas dalam permainan dan tentang kreativitas musik kentongan Adiyasa keunikan dalam penyajian karya saat pentas di yang dilihat dari kedua unsur musik tersebut. sebuah acara. Penelitian ini dilakukan di Melodi rumah bapak Sahro selaku pendiri grup Konsep lagu yang dimainkan oleh grup kentongan Adiyasa yang beralamat di jalan kentongan Adiyasa adalah memainkan kampung baru, Adiyasa RT 01/RW 10 beberapa macam lagu menjadi satu lagu utuh Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. (medley). Lagu-lagu yang sering dimainkan Teknik pengumpulan data dalam adalah lagu-lagu jawa (daerah) dan lagu-lagu penelitian ini dilakukan dengan observasi, nasional, lagu populer, dan lain-lain. Bentuk wawancara, dan dokumentasi. Teknik aransemen lagu dikemas dengan cara pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian sederhana namun tetap memiliki nilai estetis ini menggunakan derajat kepercayaan sebagai dan memiliki rasa yang enak untuk standar atau kriteria keabsahan data kualitatif. didengarkan dan dinikmati. Lagu yang Untuk menguji kredebilitas data digunakan dibawakan grup kentongan Adiyasa saat teknik triangulasi data. Menurut Sumaryanto pentas merupakan bentuk lagu medley atau (2004: 114), triangulasi berarti verifikasi lagu yang disambung dengan lagu lainnya. Di penemuan melalui informasi dari beberapa dalam pergantian lagu satu ke lagu selanjutnya sumber, menggunakan multi metode dan grup kentongan Adiyasa menyisipkan nada pengumpulan data, dan sering juga oleh atau melodi tambahan untuk menjembatani beberapa peneliti. Teknik analisis data perpindahan dari lagu satu ke lagu berikutnya. dilakukan dengan skema indikator analisis data Bagian tersebut merupakan bagian yang oleh Miles dan Huberman (dalam Gunawan, diciptakan sendiri oleh grup kentongan 2015: 211-212). Teknik tersebut meliputi 4 Adiyasa. Dari hal tersebut dapat terlihat salah tahapan, yaitu tahap pengumpulan data, satu bentuk kreativitas grup kentongan Adiyasa reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap dalam menciptakan melodi baru yang penarikan kesimpulan/verifikasi. berfungsi sebagai jembatan antara satu lagu dengan lagu lainnya. Beberapa macam lagu HASIL PENELITIAN yang sering dibawakan oleh grup kentongan Kreativitas musik dalam grup kentongan Adiyasa ini adalah lagu Lingga Mas, Adiyasa di Desa Adiyasa Kecamatan Wangon Suling, dan lagu nasional Hari Merdeka. Kabupaten Banyumas dapat dilihat dari Melodi lagu pada Grup kentongan pengolahan unsur musiknya, yaitu pada Adiyasa dimainkan oleh instrumen . melodi lagu dan ritmis iringan musik yang Instrumen lain seperti Teplak, Bass

69

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017)

Kecil, Bass Bedug Besar, Kentong, dan keseluruhan melodi utama pada bagian intro menjadi pengiring melodi lagu ini menggunakan tangga nada pentatonis (do, tersebut. Kreativitas melodi akan disajikan mi, fa, sol, dan si). Pada birama pertama dalam bentuk notasi angka agar lebih mudah dimainkan nada mi (dalam tangga nada C) dipahami. Penulisan notasi angka dilakukan sebanyak 4 ketukan yang dimainkan dengan dengan penulisan nada-nada pokok yang menggunakan teknik tremolo pada angklung. dimainkan oleh instrumen angklung. Pada Kemudian dilanjutkan dengan memainkan penerapan bermainnya, instrumen Angklung nada pentatonis dengan nilai triol di setiap dimainkan dengan teknik tremolo dari notasi ketukannya. Hal tersebut dimainkan secara angka yang tertulis. Kreativitas melodi yang naik (ascending) dari birama kedua hingga dilakukan oleh Grup kentongan Adiyasa birama ketiga ketukan ke-2. Setelah itu pada diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu birama ketiga ketukan ke-3 dimainkan secara kreativitas melodi bagian Pembuka (Intro), turun (descending) hingga birama keempat dan kreativitas melodi bagian Inti, dan kreativitas menahan nada terakhir (si) sebanyak 5 ketukan melodi bagian Penutup. dengan teknik tremolo, dan diakhiri dengan Di dalam penggarapanya grup kentongan nada do sebagai nada terakhirnya. Adiyasa melakukan kreasi dari segi melodi Melodi utama pada bagian intro dengan lagu pembuka atau melodi intro lagu yang menggunakan tangga nada pentatonis yang diaransemen sendiri oleh grup kentongan dimainkan dengan alat musik angklung Adiyasa. Selain itu di masing-masing memunculkan nuansa jawa dalam bagian perpindahan lagu, grup kentongan Adiyasa pembuka tersebut. Selanjutnya setelah bagian juga menciptakan melodi baru untuk menjadi intro dimainkan, grup kentongan Adiyasa jembatan antar lagu. Berikut akan dijelaskan memainkan lagu Lingga Mas. Berikut melodi utama dari bagian pembuk/awal lagu merupakan notasi angka dari lagu Lingga Mas. (intro): Lingga Mas

Gambar 1 Melodi Utama Bagian Intro

Notasi angka tersebut menunjukan melodi utama bagian pembukaan lagu oleh grup kentongan Adiyasa. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Jono selaku pelatih musik Grup Kentongan Adiyasa melodi utama bagian intro tersebut memang di ciptakan dan di susun oleh

Bapak Jono sendiri. Melodi utama tersebut dimainkan pada alat musik angklung. Secara 70

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017)

nada pentatonis. Pola yang digunakan menggunakan pola melodi melompat dengan nilai nada setengah ketukan. Kemudian di akhir bagian grup kentongan Adiyasa menggunakan nuansa dari lagu Lingga Mas agar perpindahan menuju lagu Lingga Mas

terdengar mengalir. Kemudian setelah bagian jembatan lagu, grup kentongan Adiyasa

Gambar 2 Notasi Lagu Lingga Mas memainkan melodi utama lagu Lingga Mas. Berikut merupakan cuplikan notasi angka lagu Part tersebut adalah notasi angka dari lagu Lingga Mas. Lingga Mas yang dibawakan oleh grup kentongan Adiyasa saat melakukan pentas di atas panggung. Sesuai dengan hasil wawancara terhadap Bapak Jono selaku pelatih Grup

Kentongan Adiyasa bahwa Part tersebut adalah part asli dari lagu Lingga Mas, tidak ada perubahan pada bagian melodi utama lagu tersebut, penambahan kreasi yang dilakukan grup kentongan Adiyasa hanya dilakukan pada melodi bagian jembatan lagu sebelum menuju ke lagu Lingga Mas dibawakan atau bisa dikatakan merupakan bagian bridge. Berikut merupakan contoh melodi pada bagian Gambar 4 Melodi Utama Lagu Lingga Mas jembatan yang dilakukan untuk menuju ke lagu Lingga Mas oleh grup kentongan Adiyasa. Lagu Lingga Mas dimainkan dua kali putaran, dan antara putaran dimainkan kembali bagian jembatan yang hampir serupa dengan bagian jembatan pertama. Melodi lagu Lingga Mas dimainkan seperti pada nyanyian

Gambar 3 Melodi Bagian Jembatan menuju asli lagu Lingga Mas. Selanjutnya setelah lagu Lagu Lingga Mas Lingga Mas dimainkan, grup kentongan Adiyasa memainkan lagu Gambang Suling. Notasi angka tersebut menunjukan melodi Berikut merupakan notasi angka dari lagu utama bagian jembatan untuk menuju lagu Gambang Suling. Lingga Mas oleh grup kentongan Adiyasa. Tangga nada yang digunakan pada bagian ini Gambang Suling masih sama dengan tangga nada pada saat bagian pembuka, yaitu menggunakan tangga 71

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017)

Tangga nada yang digunakan pada bagian ini masih sama dengan tangga nada pada saat bagian pembuka, yaitu menggunakan tangga nada pentatonis. Pola yang digunakan juga

masih menggunakan pola melodi melompat dengan nilai nada setengah ketukan yang sama dengan bagian jembatan untuk menuju lagu Lingga Mas. Perbedaannya terletak di akhir bagian, grup kentongan Adiyasa menggunakan nuansa dari lagu Gambang Suling agar perpindahan menuju lagu tersebut terdengar mengalir. Kemudian setelah bagian jembatan

Gambar 5 Notasi Angka Lagu Gambang lagu, grup kentongan Adiyasa memainkan Suling melodi utama lagu Gambang Suling yang telah diaransemen atau divariasi. Sebagai Part di atas adalah notasi angka dari lagu perbandingan antara melodi asli dan yang Gambang Suling yang dibawakan oleh grup sudah diaransemen, akan disajikan dua part kentongan Adiyasa saat melakukan pentas di notasi angka lagu Gambang Suling. Berikut atas panggung. Dalam lagu Gambang Suling merupakan melodi asli lagu Gambang Suling. grup kentongan Adiyasa juga memberikan sebuah melodi bridge pada awalan sebelum masuk ke melodi lagu Gambang Suling. Walaupun melodi bridge pada awal lagu gambang suling terkesan simple dan sederhana, namun meskipun begitu bila dimainkan nadanya enak didengar dan pantas untuk dipentaskan di depan masyarakat umum atau para pendengar. Berikut merupakan melodi Gambar 7 Melodi Asli Lagu Gambang Suling utama bagian jembatan untuk menuju lagu Gambang Suling. Notasi angka di atas merupakan notasi asli lagu Gambang Suling. Notasi tersebut dimainkan oleh instrumen Angklung yang diiringi oleh alat musik kentongan yang lain.

Gambar 6 Melodi Bagian Jembatan menuju Untuk menambah keindahan lagu, Grup Lagu Gambang Suling kentongan Adiyasa melakukan variasi terhadap melodi asli lagu Gambang Suling. Berikut Notasi angka tersebut menunjukan melodi merupakan notasi angka lagu Gambang Suling utama bagian jembatan untuk menuju lagu yang telah diaransemen oleh Grup kentongan Gambang Suling oleh grup kentongan Adiyasa. Adiyasa. 72

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017)

Gambar 8 Melodi Lagu Gambang Suling yang telah diaransemen

Notasi di atas merupakan notasi lagu

Gambang Suling yang telah diaransemen oleh Grup kentongan Adiyasa. Variasi dilakukan Gambar 9 Notasi Angka Lagu Hari Merdeka dengan mengubah nilai nada menjadi seperenambelas yang ditambah dengan nada- Part notasi angka di atas adalah notasi nada pada tangga nada pentatonis (1, 3, 4, 5, angka dari lagu Hari Merdeka yang dibawakan dan 7) untuk memberikan penekanan. Variasi oleh grup kentongan Adiyasa saat melakukan juga dilakukan untuk mengisi bagian kosong pentas di atas panggung. Part tersebut adalah dibeberapa ekor lagu dengan menambah part asli dari lagu Hari Merdeka. Dalam lagu tangga nada pentatonis (1, 3, 4, 5, dan Hari Merdeka, grup kentongan Adiyasa juga 7)sebagai filler yang disesuaikan dengan irama memberikan sebuah melodi bridge pada lagu. Lagu Gambang Suling dengan awalan sebelum masuk ke melodi lagu Hari penambahan variasi melodi ini dimainkan dua Merdeka. Berikut merupakan melodi utama kali putaran. Selanjutnya setelah lagu dari bagian jembatan untuk menuju ke lagu Gambang Suling dimainkan, grup kentongan Hari Merdeka: Adiyasa memainkan lagu ketiga yaitu lagu Nasional Hari Merdeka. Berikut merupakan part notasi angka dari lagu Hari Merdeka.

Hari Merdeka

Gambar 10 Melodi Bagian Jembatan menuju Lagu Hari Merdeka

73

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017)

Notasi angka tersebut menunjukan melodi versi. Versi pertama dibawakan dengan irama utama bagian jembatan untuk menuju lagu rock. Sementara versi kedua dibawakan Hari Merdeka oleh grup kentongan Adiyasa. dengan irama asli kentongan. Berikut Notasi melodi jembatan tersebut dibuat atas merupakan melodi utama lagu nasional Hari bimbingan dari pelatih musik kentongan Merdeka yang dibawakan dengan dua kali Adiyasa. Terdapat tiga bagian besar dalam pengulangan. bagian jembatan lagu tersebut. Bagian pertama terdapat 13 birama yang menggunakan tanda birama 2/4. Tangga nada dalam bagian ini menggunakan tangga nada pentatonis. Dalam tangga nada jawa jenis pentatonis ini tergolong dalam jenis . Tangga nada ini dipakai untuk memunculkan suasana jawa pada lagu. Selanjutnya dimainkan bagian kedua dari bagian jembatan ini dengan sedikit menurunkan tempo lagu menggunakan teknik rit menjadi 65 bpm. Pada bagian kedua tanda birama berubah menjadi 4/4. Namun dalam beberapa birama disisipkan tanda birama 2/4 untuk menciptakan aksen atau pola yang unik. Tangga nada yang digunakan juga berubah menjadi tangganada pentatonis . Nilai Gambar 11 Melodi Utama Lagu Hari Merdeka nada yang digunakan secara keseluruhan Notasi angka tersebut merupakan melodi adalah nilai nada dengan nilai ketukan utama dari lagu nasional Hari Merdeka. Lagu sejumlah setengah ketuk. Namun di akhir ini dimainkan menjadi dua versi yang berbeda bagian, yaitu pada dua birama terakhir (pada seperti yang telah dijelaskan pada pernyataan tempo 70 bpm) dimainkan nada dengan jumlah di atas. Dalam melodi utama lagu tersebut ketukan sejumlah seperempat ketuk sebagai yang dimainkan oleh alat musik angklung, transisi ke bagian ketiga dalam bagian tidak terdapat perubahan yang signifikan jembatan ini. Pada bagian ketiga tempo yang terhadap melodi utama lagu tersebut. Melodi digunakan berubah menjadi dua kali lipat yaitu utama secara keseluruhan seperti melodi lagu 140 bpm. Hal ini untuk menyesuaikan tempo aslinya. Perbedaan dari dua versi tersebut lagu yang digunakan pada lagu ketiga. Tangga terletak pada jenis musik yang dibawakan, nada yang digunakan dalam bagian ini masih dalam hal ini perannya dimainkan oleh alat menggunakan tangga nada pentatonis slendro. musik pengiring. Setelah lagu ketiga Bagian ini merupakan transisi menuju bagian dimainkan, selanjutnya akan dimainkan lagu selanjutnya, yaitu lagu nasional Hari melodi bagian akhir lagu (coda) sebagai Merdeka. Pada lagu ini dimainkan dua macam penutup. Berikut merupakan part dari bagian 74

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017) terakhir dari sajian grup kentongan Adiyasa kentongan Adiyasa adalah kentongan, bass yang sekaligus juga menjadi bagian penutup bedug besar, bass bedug kecil, dan trantam lagu: atau teplak, dan tambourine. Pola ritmis dari alat musik ritmis tersebut akan dijelaskan satu per satu sesuai alat musik ritmis yang terdapat didalam grup kentongan Adiyasa berdasarkan dari urutan pembukaan dan bagian inti. Berikut ini adalah contoh pola alat musik ritmis pada grup kentongan Adiyasa.

Pola Ritmis Pembukaan Pola ritmis dalam pembukaan akan di bahas dalam semua instrumen ritmis secara Gambar 12 Melodi Utama Bagian Coda satu per satu. Alat musik ritmis pada bagian awal lagu meliputi trantam atau teplak, bass Notasi angka tersebut merupakan melodi bedug kecil, bass bedug besar, dan tambourine. utama bagian coda. Pada bagian ini dilakukan Masing-masing alat musik dalam bagian teknik modulasi dari tangga nada C Major pembukaan ini memiliki pola ritmis yang menuju tangga nada F Major. Terdapat satu berbeda yang dipadukan menjadi sebuah pola macam pola melodi dalam bagian ini yang yang menyatu sebagai pengiring melodi utama dimainkan secara berulang (repeat), namun dalam pembukaan lagu tersebut. Bagian awal pengembangan melodi yang dilakukan pada lagu terdiri dari 8 birama dengan tempo 120 akhir frase membuat suasana menjadi berbeda. bpm. Berikut merupakan pola ritmis dari setiap Pengulangan melodi tersebut juga berfungsi alat musik ritmis pada bagian awal. sebagai pengiring personil grup kentongan 1. Pola Ritmis Teplak Adiyasa turun dan keluar dari panggung. Setelah melodi penutup dimainkan maka semua personil grup kentongan Adiyasa sudah memposisikan dirinya ke formasi untuk membubarkan diri dari atas panggung.

Pola Ritmis Didalam grup kentongan Adiyasa yang Gambar 13 Pola Ritmis Pembukaan Alat akan dijelaskan pola ritmisnya adalah pola Musik Teplak ritmis pembuka dan pola ritmis inti. Pola ritmis alat musik teplak pada bagian Pengelompokan tersebut untuk mempermudah awal dimulai dengan memainkan snare dari peneliti dalam menunjukan kreativitas ritmis birama 2 ketukan ke-3 hingga birama 5 dengan yang dilakukan oleh Grup kentongan Adiyasa. nilai nada atau not seperenambelas disetiap Alat ritmis yang terdapat dalam grup 75

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017) ketukan yang dimainkan secara berulang. Kemudian dilanjutkan dengan kombinasi snare dan tom dengan nilai not seperenambelas dan Gambar 15 Pola Ritmis Pembukaan Alat not sepertigadua pada birama 6 yang Musik Bass Bedug Besar membentuk pola transisi. Pada birama 7 sebagai akhir frase bagian pembukaan Pola ritmis alat musik bedug besar pada dimainkan dengan snare yang memiliki nilai bagian awal dimulai dari birama 2 dengan nada triol pada ketukan pertama dan not memainkan nilai nada seperempat pada seperempat pada ketukan ke-2 dan ke-3. Pada ketukan pertama yang dimainkan secara ketukan ke-3 juga ditambahkan cymbal yang berulang hingga birama 6. Kemudian pada dimainkan secara bersamaan dengan snare birama 7 dimainkan nilai nada atau not yang berperan untuk mengakhiri frase tersebut. seperempat pada ketukan ke-3 yang sekaligus Selanjutnya pada birama ke-8 terdapat memberikan aksen sebagai penanda akhir perubahan tempo. Pada birama tersebut frase. dimainkan snare dengan pola ritmis yang memiliki nilai nada seperempat pada dua 4. Pola Ritmis Tambourine ketukan awal dan not seperdelapan pada dua ketukan akhir.

2. Pola Ritmis Bass Bedug Kecil Gambar 16 Pola Ritmis Pembukaan Alat Musik Tambourine

Pola ritmis alat musik tambourine pada Gambar 14 Pola Ritmis Pembukaan Alat bagian awal dimulai dari birama 2 dengan Musik Bass Bedug Kecil memainkan nilai nada penuh dengan teknik tremolo yang diperpanjang hingga birama 6. Pola ritmis alat musik bedug kecil pada Kemudian pada birama 7 dimainkan nilai nada bagian awal dimulai dari birama pertama atau not seperempat pada ketukan pertama dan ketukan ke-3 dengan memainkan nilai nada ketukan ke-3 yang sekaligus memberikan aksen atau not triol disetiap ketukan yang dimainkan sebagai penanda akhir frase. secara berulang hingga birama 6. Kemudian Pola Ritmis Inti pada birama 7 dimainkan nilai nada atau not Alat musik ritmis pada bagian inti lagu seperempat pada ketukan pertama dan ketukan meliputi teplak, bass bedug kecil, bass bedug ke-3 yang sekaligus memberikan aksen sebagai besar, kentong, dan tambourine. Masing-masing penanda akhir frase. alat musik dalam bagian inti lagu ini memiliki

3. Pola Ritmis Bass Bedug Besar pola ritmis yang berbeda yang dipadukan menjadi sebuah pola yang menyatu sebagai pengiring melodi utama. Berikut ini 76

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017) merupakan pola ritmis dari setiap alat musik selanjutnya atau untuk mengisi kekosongan ritmis pada bagian inti lagu grup kentongann saat melodi utama ditahan pada akhir frase. Adiyasa yang diambil dari beberapa cuplikan Kedua pola tersebut dimainkan secara lagu yang dimainkan oleh Grup kentongan keseluruhan dalam lagu Gambang Suling Adiyasa. sebagai pola ritmis dasar teplak yang khas dalam kesenian kentongan. Pada bagian lain diambil dari cuplikan lagu Lingga Mas pada 1. Pola Ritmis Teplak putaran kedua, kreativitas ritmis ditunjukan oleh Grup kentongan Adiyasa dengan melakukan pengembangan ritmis pada alat musik teplak atau trantam. Berikut merupakan part pengembangan alat musik atau trantam

teplak yang dilakukan oleh Grup kentongan Gambar 17 Pola Ritmis Inti Alat Musik Adiyasa. Teplak (Dasar)

Pola ritmis alat musik teplak pada bagian inti yang diambil dari cuplikan lagu Gambang Suling yang disajikan dari birama 75 hingga Gambar 18 Pola Ritmis Inti Alat Musik birama 79. Pola ritmis dalam birama tersebut Teplak (Pengembangan) mewakili keseluruhan pola ritmis dalam lagu

Gambang Suling. Pola ritmis pertama dalam Pengembangan pola ritmis instrumen cuplikan lagu Gambang Suling dimulai dari teplak pada bagian inti diambil dari cuplikan birama 75 dengan nilai nada atau not lagu Lingga Mas. Pola ritmis pada alat musik seperenambelas disetiap ketukan. Ketukan teplak divariasikan dengan menambah nilai pertama diisi dengan pukulan snare sekaligus ketukan menjadi sepertigadua pada ketukan cymbals yang juga berperan sebagai aksen kuat kedua, ketiga, dan keempat. Nilai nada dalam ketukan pertama. Kemudian diikuti tersebut dimainkan pada snare dan tom dengan kombinasi pukulan tom-tom dan snare sehingga memunculkan kesan yang padat yang dimainkan secara bergantian dengan nilai karena dimainkan dengan nilai nada nada atau not seperenambelas hingga sepertigadua. Pada ketukan pertama nilai nada membentuk suatu pola ritmis alat musik teplak kembali seperti pola ritmis dasar teplak, yaitu yang khas dalam kesenian kentongan. Pola dengan memainkan nilai nada ritmis tersebut dimainkan hingga birama 78 seperenambelasan. Dari pengembangan dan dilanjutkan dengan isian kombinasi tom tersebut dapat dilihat kreativitas ritmis yang dan snare dengan nilai nada atau not dilakukan oleh Grup kentongan Adiyasa. seperenambelas dan sepertigadua yang 2. Pola Ritmis Bass Bedug Kecil membentuk pola transisi yang berfungsi sebagai jembatan untuk menuju ke bagian

77

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017)

seperenambelas urutan ke-4), dan augmat ketukan ke-4 (not seperdelapan urutan ke-2). Pada birama 80 dan birama 81 pola ritmis yang dimainkan seperti pada pola ritmis birama 75. Kedua pola tersebut dimainkan secara Gambar 19 Pola Ritmis Inti Alat Musik Bass keseluruhan dalam lagu Gambang Suling Bedug Kecil sebagai pola ritmis alat musik bass bedug kecil yang khas dalam kesenian kentongan. Pola ritmis alat musik bass bedug kecil pada bagian inti yang diambil dari cuplikan 3. Pola Ritmis Bass Bedug Besar lagu Gambang Suling disajikan dari birama 75 hingga birama 81. Pola ritmis dalam birama tersebut mewakili keseluruhan pola ritmis Gambar 20 Pola Ritmis Inti Alat Musik Bass dalam lagu Gambang Suling. Pola ritmis Bedug Besar pertama dalam cuplikan lagu Gambang Suling dimulai dari birama 75 dengan kombinasi nilai Pola ritmis alat musik bass bedug besar nada atau not seperempat, seperdelapan dan pada bagian inti yang diambil dari cuplikan seperenambelas. Susunan nada dimulai dari lagu Gambang Suling disajikan dari birama 75 not seperdelapan yang diberi perpanjangan hingga birama 79. Pola ritmis dalam birama nada sebesar not seperenambelas yang diikuti tersebut mewakili keseluruhan pola ritmis dengan lima not seperenambelas yang mengisi dalam lagu Gambang Suling. Pola ritmis ketukan pertama dan ke-2 dalam birama 75. pertama dalam cuplikan lagu Gambang Suling Kemudian ketukan ke-3 dan ke-4 diisi dengan dimulai dari birama 75. Susunan nada dimulai susunan nada seperempat pada ketukan ke-3 dari ketukan pertama dengan nilai not yang diberi perpanjangan nada sebesar not seperempat dan diikuti pada ketukan ke-3 yang seperenambelas yang diikuti dengan tiga not juga diisi dengan not seperempat. Pola tersebut seperenambelas. Aksen kuat terletak pada dimainkan secara berulang hingga birama 78. ketukan pertama dan ketukan ke-3. Pola Kemudian pada birama 79 dimainkan isian tersebut dimainkan secara berulang hingga kombinasi nilai nada atau not seperempat, birama 78. Kemudian pada birama 79 seperdelapan, seperenambelas yang dimainkan isian kombinasi nilai nada atau not membentuk pola transisi yang berfungsi seperempat, seperdelapan, seperenambelas, sebagai jembatan untuk menuju ke bagian sepertigadua, dan seperenamempat yang selanjutnya atau sekedar mengisi kekosongan membentuk pola transisi yang berfungsi saat melodi utama ditahan pada akhir frase. sebagai jembatan untuk menuju ke bagian Kedua pola tersebut dimainkan secara selanjutnya atau sekedar mengisi kekosongan keseluruhan dalam lagu Gambang Suling saat melodi utama ditahan pada akhir frase. sebagai pola ritmis alat musik bass bedug besar Aksen kuat terletak pada ketukan pertama, yang khas dalam kesenian kentongan. ketukan ke-3, augmat ketukan ke-3 (not 78

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017)

4. Pola Ritmis Kentongan pola ritmis dalam cuplikan lagu Gambang Suling tersebut. Susunan nada meliputi empat not seperenambelas yang dimainkan dari ketukan pertama hingga ketukan ke-4 dengan aksen kuat pada not seperenambelas urutan ke- 3 dimasing-masing ketukan. Pola tersebut Gambar 21 Pola Ritmis Inti Alat Musik dimainkan secara berulang hingga birama 80. Kentongan SIMPULAN Pola ritmis alat musik kentong pada bagian Berdasarkan hasil dari penelitian yang inti diambil dari cuplikan lagu Gambang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan Suling disajikan dari birama 75 hingga birama bahwa kreativitas musik yang dilakukan oleh 80. Pola ritmis dalam birama tersebut mewakili grup kesenian kentongan Adiyasa dapat dilihat keseluruhan pola ritmis dalam lagu Gambang dari beberapa hal. Hal pertama yang Suling. Terdapat satu pola ritmis dalam menunjukan kreativitas musik dari grup cuplikan lagu Gambang Suling tersebut. kesenian kentongan Adiyasa adalah Susunan nada dimulai dari ketukan pertama pembawaan lagu yang dibuat menjadi medley. yang diisi dengan empat not seperenambelas Hal ini sering dilakukan oleh grup kesenian dan diikuti pada ketukan ke-2 yang diisi kentongan Adiyasa saat melakukan dengan dua not seperdelapan. Ketukan ke-3 pementasan. Dengan memainkan beberapa diisi dengan not yang sama pada ketukan macam lagu menjadi satu, grup kesenian pertama dan ketukan ke-4 diisi dengan not kentongan Adiyasa menggunakan bridge. yang sama pada ketukan ke-2. Pola tersebut Variasi penggunaan bridge pada saat dimainkan secara berulang hingga birama 80. pementasan menunjukan kreativitas yang 5. Pola Ritmis Tambourine dimiliki oleh grup kesenian kentongan Adiyasa. Selain itu kreativitas musiknya juga dapat dilihat dari pengolahan dan pengembangan unsur musiknya, yaitu melodi dan ritmis. Variasi pola ritmis dan pengembangan Gambar 22 Pola Ritmis Inti Alat Musik melodi yang dilakukan saat pementasan Tambourine menunjukan kreativitas musik yang dimiliki

Pola ritmis alat musik tambourine pada oleh grup kesenian kentongan Adiyasa. Bagian bagian inti yang diambil dari cuplikan lagu jembatan antar lagu sering diisi dengan melodi Gambang Suling disajikan dari birama 75 baru yang menarik yang berfungsi sebagai hingga birama 80. Pola ritmis dalam birama jembatan untuk menuju ke lagu selanjutnya. tersebut mewakili keseluruhan pola ritmis Pada salah satu lagunya, grup kentongan dalam lagu Gambang Suling. Terdapat satu Adiyasa juga merubah irama lagu menjadi 79

Wahyu, Rachman / JURNAL SENI MUSIK 6 (2) (2017) irama rock yang menunjukan suatu kreativitas Kreasi Musik di Sekolah Menengah musik untuk dapat mewujudkannya menjadi Pertama (SMP). Jurnal Harmonia Vol.13 suatu sajian yang menarik. No.1. 2013. Yoyok. RM dan Siswandi.2006. Pendidikan DAFTAR PUSTAKA Seni Budaya untuk kelas VII SMP. Gunawan, Imam. 2015. Metode Penelitian Jakarta: Yudistira Kualitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara. Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Oktara, Bebbi. 2011. 6 Jam Jago Teknik Olah Vocal. Jakarta Timur: Gudang Ilmu. Prestisa, G., Rachman Abdul. 2013. Bentuk Pertunjukan dan Nilai Estetis Kesenian Tradisional Terbang Kencer Baitussolikhin di Desa Bumijawa Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Volume 2 No. 2. Semarang: Sendratasik Unnes. Rachman, Abdul. Musik Tradisional Thong- thong Lek di Desa Tanjungsari Kabupaten Rembang. Jurnal Harmonia Vol.8 No.3. 2007. Rachman, Abdul. Bentuk dan Analisis Musik Keroncong Tanah Airku Karya Kelly Puspito. Jurnal Harmonia Vol.13 No.1. 2013. Septiani, Candra. Marching Pring White Lion di Desa Kalimanggis Kecamatan Subah Kabupaten Batang (Kajian : Bentuk Aransemen Dan Eksistensinya). Jurnal Harmonia Vol.4 No. 2. 2015 Setiawan, Erie. 2008. Short Musik Service. Bandung: Prophetic Freedom Project. Sumaryanto, Totok. 2004. Metode Penelitia n 2. Semarang: UNNES Press. Utomo, Udi. Pengembangan Instrumen Penilaian Untuk Kerja (Performance assessment) Kompetensi Ekspresi dan

80