Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, System Embedded & Logic p-ISSN: 2303-3304, e-ISSN: 2620-3553 6 (1): 29 - 40 (Maret 2018)

Rekomendasi Objek Wisata Provinsi Jawa Barat Dengan Algoritma Branch and Bound

Endang Retnoningsih 1,*, Fata Nidaul Khasanah 2

1 Sistem Informasi; STMIK Bina Insani; Jl.Siliwangi No.6 Rawa Panjang Bekasi-Bekasi Timur 17114 , Telp. (021) 824 36 886 / (021) 824 36 996. Fax. (021) 824 009 24; e-mail: [email protected] 2 Teknik Informatika; STMIK Bina Insani; Jl. Siliwangi No.6 Rawa Panjang Bekasi-Bekasi Timur 17114 Indonesia, Telp. (021) 824 36 886 / (021) 824 36 996. Fax. (021) 824 009 24; e-mail: [email protected]

* Korespondensi: e-mail: [email protected]

Diterima: 8 Februari 2018; Review: 22 Februari 2018; Disetujui: 8 Maret 2018

Abstract

Tourists usually visit several places at once in time all the attractions of a visit in different location. One of the problems faced by travelers to reach the goal is the nearest path searching to a number of tourist objects. One of the algorithms used to solve the problem of line search algorithm is the nearest branch and bound. This algorithm describe the node as a point of tourist objects and lines as paths. Nodes and lines are given the values and weights for the calculation, so that from a couple of combinations and possibilities, the smallest obtained value is the closest path value can be reached. The recommendations of this line makes it easy for travelers to obtain tourism information in West for visiting different objects.

Keywords: branch and bound algorithms, tourism object, search path, branching & bounding, graf

Abstrak

Wisatawan umumnya mengunjungi beberapa tempat sekaligus dalam waktu sekali kunjungan ke objek wisata yang letak lokasinya berbeda-beda. Salah satu masalah yang dihadapi wisatawan untuk mencapai tujuan adalah pencarian jalur terdekat ke sejumlah kunjungan objek wisata. Algoritma yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pencarian jalur terdekat adalah algoritma branch and bound. Algoritma tersebut menggambarkan simpul sebagai titik objek wisata dan garis sebagai jalur. Simpul dan garis diberi nilai dan bobot untuk perhitungan, sehingga dari beberapa kombinasi dan kemungkinan, didapatkan nilai terkecil yang merupakan nilai jalur terdekat yang dapat ditempuh. Rekomendasi jalur ini memudahkan wisatawan memperoleh informasi objek wisata di Jawa Barat untuk mengunjungi beberapa objek wisata yang berbeda-beda.

Kata kunci: algoritma branch and bound, obyek wisata, pencarian jalur, pencabangan dan pembatasan, graf

1. Pendahuluan Pariwisata selalu menjadi sektor yang terus dikembangkan pemerintah. DPR RI telah menetapkan UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang bertujuan untuk mendorong usaha kecil dan menengah agar dapat membantu terciptanya Sustainable Tourism Industry. Pengembangan pariwisata di Provinsi Jawa Barat direncanakan dan dikembangkan secara ramah lingkungan serta dipertahankan untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan pembangunan dengan dukungan ekologis dalam waktu jangka panjang, serta layak dari sisi ekonomi, adil secara etika dan sosial [BAPPEDA, 2015].

29 Endang Retnoningsih, Fata Nidaul Khasanah

Destinasi Wisata Kelas Dunia Provinsi Jawa Barat difokuskan pada pengembangan Kawasan Wisata Unggulan (KWU). KWU Kabupaten/Kota dapat berada dalam suatu KWU Provinsi. Keterkaitan antara KWU Provinsi dengan KWU Kabupaten/Kota maupun daya tarik wisata yang terdapat di wilayah Jawa Barat dapat dilihat pada gambar 1.

Sumber: BAPPEDA(2015) Gambar 1. Hubungan KWU dengan Daya Tarik Wisata Kawasan Wisata Unggulan (KWU) Provinsi Jawa Barat antara lain daya tarik wisata belanja, rekreasi buatan, wisata pendidikan, serta wisata industri dan bisnis. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Jawa Barat pada Desember 2017 mencapai 56,67 persen, naik 4,48 poin dibandingkan TPK November 2017 yang mencapai 52,19 persen (BPS, 2018). Di daerah Jawa Barat banyak terdapat objek wisata unggulan yang terkenal dan sering dikunjungi wisatawan antara lain Gunung Tangguban Perahu dan Kawah Putih di , Green Canyon () dan Pantai di Kabupaten Pangandaran, Situs batujaya (Candi Jiwa) di Kabupaten Karawang, Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya, Keraton Kanoman dan di Kota Cirebon (DISPARHUB, 2018). Salah satu daya tarik wisata yang ada di Bandung adalah Bandung Tour on Bus atau lebih dikenal dengan sebutan Bandros (Devina, 2017). Umumnya para wisatawan mengunjungi beberapa objek wisata sekaligus dalam waktu singkat. Hal ini menjadi latar belakang penelitian, bagaimana seseorang wisatawan dapat mengunjungi objek-objek wisata tersebut secara efektif dan efisien, rute yang dipilih merupakan rute jarak terdekat.

2. Metode Penelitian Pencarian rute merupakan masalah bagi wisatawan yang ingin mengunjungi setiap objek wisata tepat satu kali. Jalur terpendek merupakan bagian dari teori graph, masalah jalur terpendek adalah bagaimana mendapatkan jalur pada graph yang meminimalkan jumlah bobot sisi pembentuk jalur tersebut. Permasalahan untuk menentukan optimasi dari beberapa alternatif solusi yang efektif untuk penentuan jalur terpendek pada suatu graph [Aji, Pramono and Muslim, 2015]. Dengan menggunakan algoritma Branch and Bound dapat diperoleh rute perjalanan objek wisata yang terbaik. Algoritma Branch and Bound cukup efektif digunakan dalam menentukan solusi optimum pada masalah mencari rute perjalanan terpendek untuk perjalanan antarkota di Jawa Barat, rute yang lebih pendek pada umumnya akan menghasilkan waktu yang lebih singkat [Nugraha, 2010]. Algoritma Branch and Bound merupakan algoritma yang membagi permasalahan menjadi sub masalah lebih kecil yang mengarah ke solusi dengan pencabangan (branching) dan melakukan pembatasan (bounding) untuk mencapai solusi optimal. Pencabangan (branching) yaitu proses membentuk permasalahan ke dalam bentuk struktur pohon pencarian (search tree). Proses Pencabangan dilakukan untuk membangun semua cabang pohon yang menuju solusi, sedangkan proses pembatasan dilakukan

30 Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018) Rekomendasi Objek Wisata …

dengan menghitung estimasi nilai (cost) simpul dengan memperhatikan batas [Margiyani and Mussafi, 2014]. Graf terdiri dari nodes atau simpu-simpul yang dihubungkan dengan edges atau sisi [Devina, 2017]. Untuk n objek wisata yang ingin dikunjungi maka terdapat n! rute, maka apabila terdapat n = 5 objek wisata maka yang harus dicari adalah sebanyak 120 rute kemungkinan yang dapat di lewati wisatawan. Pemilihan objek wisata, kemudian mengubah peta lokasi wisata dan jalan ke dalam bentuk graf. Setelah graf dibentuk, kemudian menjadikan graf tersebut ke dalam bentuk matriks. Setiap simpul akan diberi sebuah nilai cost. Nilai ini adalah nilai taksiran dengan biaya termurah dari simpul status ke simpul tujuan. Nilai cost yang dipilih adalah nilai cost yang paling kecil untuk persoalan minimasi dan nilai cost yang paling besar untuk persoalan maksimasi. Nilai cost pada simpul dinyatakan dengan ĉ (i) = nilai cost paling minimum dari simpul i ke simpul tujuan. Langkah-langkah algoritma Branch and Bound adalah sebagai berikut [Margiyani and Mussafi, 2014]: 1). Masukkan simpul akar ke dalam antrian S. Jika simpul akar adalah simpul solusi yang ingin dicapai, maka solusi telah ditemukan. Pencarian selesai. 2). Jika antrian S kosong, maka solusi tidak ditemukan. Pencarian selesai.3). Jika S tidak kosong, mata pilih dari antrian simpul yang memiliki cost paling kecil. Jika terdapat beberapa simpul dengan nilai cost yang minimal, maka pilih satu secara sembarang. 4). Jika simpul yang dipilih adalah simpul solusi, maka solusi telah ditemukan. Pencarian selesai. Jika simpul yang dipilih bukan simpul solusi, maka bangkitkan anak-anak dari simpul tersebut. Jika simpul tidak memiliki anak, maka kembali ke langkah 2. 5). Untuk setiap anak dari simpul yang dipilih, hitung cost dan masukkan anak-anak simpul tersebut ke dalam antrian S. 6). Ulangi langkah 2. Untuk mempercepat pencarian ke simpul solusi, maka setiap simpul diberi sebuah nilai (jarak). Simpul berikutnya yang akan diekspansi adalah simpul yang memiliki jarak paling kecil diantara simpul-simpul hidup lainnya. Sedangkan simpul lainnya dimatikan. Nilai jarak pada simpul i dinyatakan dengan:

ĉ (i) = nilai taksiran lintasan terpendek dari i ke tujuan

Selanjutnya menentukan fungsi pembatas pada matrik melalui persamaan: ĉ (S) = ĉ (R) + A (i,j) + r (1) Keterangan:

ĉ (S) = bobot jarak minimum yang melalui simpul S (simpul di pohon ruang status) ĉ (R) = bobot jarak minimum yang melalui simpul R, yang dalam hal ini R adalah orangtua dari S. A (i,j) = bobot sisi (i, j) pada graf G yang berkoresponden dengan sisi (R, S) pada pohon ruang status. r = jumlah semua pengurang pada proses memperoleh matriks tereduksi untuk simpul S.

3. Hasil dan Pembahasan Dalam algoritma Branch and Bound untuk menghitung semua jalur dari titik awal ke titik akhir tujuan yang terbentuk dalam suatu graph agar ditemukan jalur terpendek berdasarkan data yang didapat dari peta. Pada penelitian ini digunakan data lima tempat objek wisata yang berada pada dua kota yaitu Gunung Tangguban Perahu, Kawah Putih, Gua Pawon yang berada di Bandung dan Pantai Pangandaran, Green Canyon (Cukang Taneuh) di Kabupaten Pangandaran yang termasuk kedalam daftar objek wisata unggulan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa barat. Kelima objek wisata tersebut dapat digambarkan lokasinya kedalam graf untuk menentukan simpul-simpul serta jarak antar simpul berdasarkan jarak lokasi antar objek wisata.

Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018) 31 Endang Retnoningsih, Fata Nidaul Khasanah

Tabel 1. Lokasi Jarak Antar Objek Wisata Objek wisata 1 Objek wisata 2 Jarak Kota Bekasi Gunung Tangguban Perahu 144 km Kawah Putih 167 km Green Canyon 320 km Pantai Pangandaran 360 km Gunung Tangguban Kawah Putih 77,1 km Green Canyon (Cukang Taneuh) 231 km Pantai Pangandaran 251 km Kawah Putih Green Canyon (Cukang Taneuh) 232 km Pantai Pangandaran 254 km Green Canyon (Cukang Taneuh) Pantai Pangandaran 25,2 km Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 2. Graf Simpul Objek Wisata

Pada gambar 2 simpul dinyatakan dengan S (1,2,3,4,5). S1 adalah Kota Bekasi, S2 adalah Gunung Tangguban Perahu, S3 adalah Kawah Putih, S4 Green Canyon (Cukang Taneuh) dan S5 adalah Pantai Pangandaran nilai pada simpul adalah jarak antar objek wisata. Perjalanan wisata pada penelitian ini bermula dari Kota Bekasi sebagai titik awal simpul untuk kemudian kembali lagi ke Kota Bekasi setelah mengunjungi beberapa objek wisata dengan urutan sesuai rekomendasi jarak terdekat antar objek wisata di Jawa Barat. Secara logika untuk dapat menemukan jarak terdekat dalam mengunjungi objek wisata setiap simpul dengan memasukkan setiap kemungkinan yang ada. Hal ini menjadi tidak efektif karena ada banyak kemungkinan yang dapat diuji. Misal jika akan mengunjungi lima objek wisata dengan dua tempat berbeda yaitu Kota Bekasi, Bandung dan Pangandaran, maka akan terdapat  dari simpul = 5 adalah 120 kemungkinan yang dapat ditempuh. Tetapi dengan menggunakan algoritma Branch and Bound akan dihasilkan solusi yang lebih efisien untuk menemukan rute terpendek menuju objek wisata. Matriks yang digunakan adalah matriks simetris karena jarak i ke j sama dengan sebaliknya yaitu jarak j ke i. Langkah-langkahnya dapat dirinci sebagi berikut: Pertama, Menggambarkan graf kedalam matriks M berordo 5x5 dimana elemen Mij adalah jarak dari i ke j, sedangkan i dan j adalah simpul pada graf.

32 Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018) Rekomendasi Objek Wisata …

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 3. Graf ke Matriks

Pada Gambar 3, nilai jarak antar simpul dimasukkan kedalam matrik M sehingga diperoleh nilai Mij untuk baris ke-1 adalah M11 adalah ∞ yang merupakan jarak dari dan ke simpul yang sama S1(tetap), M12 adalah 144 yang merupakan jarak dari S1 ke S2, M13 adalah 167 yang merupakan jarak dari S1 ke S3, M14 adalah 320 yang merupakan jarak dari S1 ke S4, M15 adalah 360 yang merupakan jarak dari S1 ke S5. Mij untuk baris ke-2 adalah M21 adalah 144 yang merupakan jarak dari S2 ke S1, M22 adalah ∞ yang merupakan jarak dari dan ke simpul yang sama S2(tetap), M23 adalah 77 yang merupakan jarak dari S2 ke S3, M24 adalah 231 yang merupakan jarak dari S2 ke S4, M25 adalah 251 yang merupakan jarak dari S2 ke S5. Mij untuk baris ke-3 adalah M31 adalah 167 yang merupakan jarak dari S3 ke S1, M32 adalah 77 yang merupakan jarak dari S3 ke S2, M33 adalah ∞ yang merupakan jarak dari dan ke simpul yang sama S3(tetap), M34 adalah 232 yang merupakan jarak dari S3 ke S4, M35 adalah 254 yang merupakan jarak dari S3 ke S5. Mij untuk baris ke-4 adalah M41 adalah 320 yang merupakan jarak dari S4 ke S1, M42 adalah 231 yang merupakan jarak dari S4 ke S2, M43 adalah 232 yang merupakan jarak dari S4 ke S3, M44 adalah ∞ yang merupakan jarak dari dan ke simpul yang sama S4(tetap), M45 adalah 25 yang merupakan jarak dari S4 ke S5. Mij untuk baris ke-5 adalah M51 adalah 360 yang merupakan jarak dari S5 ke S1, M52 adalah 251 yang merupakan jarak dari S5 ke S2, M53 adalah 254 yang merupakan jarak dari S5 ke S3, M54 adalah 25 yang merupakan jarak dari S5 ke S4, M55 adalah ∞ yang merupakan jarak dari dan ke simpul yang sama S5(tetap).

Kedua, Reduksi matriks pada Gambar 3 agar lebih sederhana, dengan cara seluruh elemen baris dan kolom di kurangi nilai terkecil pada setiap baris sehingga diperoleh nilai nol.

Sumber: Hasil Penelitian (2018) Gambar 4. Reduksi Baris Matriks

Pada Gambar 4, nilai 144 sebagai pengurang pada baris tersebut karena merupakan elemen nilai terkecil baris ke-1, nilai 77 sebagai pengurang baris ke-2, nilai 77 sebagai pengurang pada baris ke-3, nilai 25 sebagai pengurang pada baris ke-4, dan nilai 25 sebagai pengurang pada baris ke-5.

Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018) 33 Endang Retnoningsih, Fata Nidaul Khasanah

Ketiga, Reduksi matriks pada Gambar 4, pada seluruh elemen kolom ke-2 dengan elemen nilai terkecil yaitu 206.

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 5. Reduksi Kolom Matriks

Pohon Ruang Status Baru Level Root Berdasarkan pada Gambar 5, proses reduksi akan menghasilkan nilai batas simpul akar atau (root) yang merupakan jumlah elemen pengurang pada Gambar 4. Sehingga (root)= 144+77+77+25+25+206+335 = 889. Ini merupakan pohon baru dengan satu simpul sebagai root dengan bobot 889 berikut: 1

889 Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 6. Pohon Ruang Status Baru

Hasil reduksi matriks M adalah A dengan simpul R, sengan S sebagai anak dari R sehingga sisi (R,S) pada pohon ruang status baru dengan sisi i,j, maka: a) Ubah semua nilai pada baris i dan kolom j menjadi ∞, b) Ubah A (j,1) menjadi ∞, c) Reduksi kembali matriks A.

Pohon Ruang Status Baru Level 1 Hasil reduksi matriks A kemudian menghasilkan matriks lain yaitu B. Selanjutnya menghitung simpul lain pada pohon status baru tersebut. a Simpul ke-2 : Lintasan 1,2 (Kota Bekasi-Gunung Tangukban Perahu) Berdasarkan Gambar 5, dilakukan perhitungan sesuai dengan persamaan fungsi pembatas, sehingga menghasilkan matriks B sebagai berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2018) Gambar 7. Simpul ke-2

ĉ (2)= 889 +0+23 = 912 (2) b Simpul ke-3 : Lintasan 1,3 (Kota Bekasi-Kawah Putih)

34 Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018) Rekomendasi Objek Wisata …

Berdasarkan Gambar 5, dilakukan pengurangan baris ke-2 dengan nilai 67, sehingga menghasilkan matriks B sebagai berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 8. Simpul ke-3

ĉ (3) = 889 +23+87 = 999 (3)

c Simpul ke-4 : Lintasan 1,4 (Kota Bekasi-Green Canyoon)

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 9. Simpul ke-4

ĉ (4) = 889 +176+0= 1067 (4) d Simpul ke-5 : Lintasan 1,5 (Kota Bekasi-Kawah Putih) Berdasarkan Gambar 5, dilakukan pengurangan baris ke-4 dengan nilai 207, sehingga menghasilkan matriks B sebagai berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 10. Simpul ke-5

ĉ (5) = 889 +216+207 = 1312 (5)

Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018) 35 Endang Retnoningsih, Fata Nidaul Khasanah

Sehingga terbentuk pohon status baru matriks B Level 1 adalah sebagai berikut: 1 889

2 3 4 5 917 999 1067 1312 Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 11. Pohon Ruang Status Level 1

Berdasarkan Gambar 11, penomoran pada simpul sama dengan sebelumnya yaitu simpul ke-1 adalah Kota Bekasi, simpul ke-2 adalah Gunung Tangguban Perahu, simpul ke-3 adalah kawah Putih, simpul ke-4 Green Canyon (Cukang Taneuh) dan simpul ke-5 adalah Pantai Pangandaran.

Pohon Ruang Status Baru Level 2 Berdasarkan perhitungan pada level 1, selanjutnya pilih nilai terkecil. Nilai pada simpul ke-2 merupakan nilai terkecil dibandingkan nilai simpul lain pada level 1. a Simpul ke-6 : Lintasan 1,2,3 (Kota Bekasi-Gunung Tangukban Perahu-Kawah Putih) Berdasarkan Gambar 7, dilakukan perhitungan sesuai dengan persamaan fungsi pembatas, sehingga menghasilkan matriks B sebagai berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 12. Simpul ke-6

ĉ (6) = 917 + 0 + 0 = 917 (6) b Simpul ke-7 : Lintasan 1,2,4 (Kota Bekasi-Gunung Tangukban Perahu-Green Canyon) Berdasarkan Gambar 7, dilakukan pengurangan baris ke-3 dengan nilai 167 sehingga menghasilkan matriks B sebagai berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 13. Simpul ke-7

36 Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018) Rekomendasi Objek Wisata …

ĉ (7) = 917 +154+167 = 1233 (7) c Simpul ke-8 : Lintasan 1,2,5 (Kota Bekasi-Gunung Tangukban Perahu-Pantai Pangandaran) Berdasarkan Gambar 7 dilakukan pengurangan baris ke-4 dengan nilai 207, sehingga menghasilkan matriks B sebagai berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 13. Simpul ke-8

ĉ (8) = 917 + 174 + 207 = 1298 (8)

Sehingga terbentuk pohon status baru matriks B Level 2 adalah sebagai berikut: 1 889

2 3 4 5 917 999 1067 1312

6 7 8 917 1233 1298 Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 14. Pohon Ruang Status Level 2

Pohon Ruang Status Baru Level 3 Berdasarkan perhitungan pada level 2, selanjutnya pilih nilai terkecil. Nilai pada simpul ke-6 merupakan nilai terkecil dibandingkan nilai simpul lain pada level 2. a Simpul ke-9 : Lintasan 1,2,3,4 (Kota Bekasi-Gunung Tangukban Perahu-Kawah Putih- Green Canyon) Berdasarkan Gambar 7, dilakukan perhitungan sesuai dengan persamaan fungsi pembatas, sehingga menghasilkan matriks B sebagai berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 15. Simpul ke-9

Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018) 37 Endang Retnoningsih, Fata Nidaul Khasanah

ĉ (9) = 917 + 155 + 155 = 1227 (9) b Simpul ke-10 : Lintasan 1,2,3,5 (Kota Bekasi-Gunung Tangukban Perahu-Kawah Putih- Pantai Pangandaran)

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 16. Simpul ke-10

ĉ (10) = 917 + 174 + 295 = 1386 (10) c Simpul ke-11 : Lintasan 1,2,4,5 (Kota Bekasi-Gunung Tangukban Perahu-Green Canyon- Pantai Pangandaran)

Sumber: Hasil Penelitian (2018) Gambar 17. Simpul ke-11

ĉ (11) = 917 + 0 + 0 = 917 (11)

Sehingga terbentuk pohon status baru matriks B Level 3 adalah sebagai berikut:

1 889

2 3 4 5 917 999 1067 1312

6 7 8 917 1233 1298

9 10 11 1227 1386 917

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 18. Pohon Ruang Status Level 3

38 Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018) Rekomendasi Objek Wisata …

Berdasarkan Gambar 16 terlihat bahwa bobot minimum terdapat pada simpul ke-11 yaitu 917 dibandingkan dengan nilai bobot pada simpul ke-9 dan ke-10 Sehingga diperoleh pada simpul ke-11: ĉ (12 = 917 + 0 + 0 = 917 (12) Sehingga terbentuk pohon status baru matriks B Level 4 adalah sebagai berikut: 1 889

2 3 4 5 917 999 1067 1312

6 7 8 917 1233 1298

9 10 11 1227 1386 917

12 917

Sumber: Hasil Penelitian (2018)

Gambar 19. Pohon Ruang Status Level 4

Berdasarkan pada Gambar 19, dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan jalur terdekat secara berurutan dimulai dari simpul 1-2-6-11-12-1 kdengan rekomendasi objek wisata yang harus dikunjungi secara berurutan adalah Kota Bekasi - Gunung Tangguban Perahu - Kawah Putih - Green Canyon - Pantai Pangandaran. Sedangkan untuk mengunjungi objek-objek wisata ke beberapa kota lain yang ada di provinsi Jawa Barat dapat memperoleh jalur terdekat dilakukan dengan cara yang sama, sehingga dalam mengunjungi beberapa objek wisata yang berbeda-beda lokasi berdasarkan jalur terdekat sesuai rekomendasi akan lebih efektif.

4. Kesimpulan Hasil akhir dari algoritma Branch and Bound adalah matriks untuk iterasi ke-n. Berdasarkan matriks ke-n ini dapat dilihat shortest path pada suatu graph berupa pohon ruang status. Bila diterapkan dalam pencarian jalur terdekat maka para wisatawan yang ingin mengunjungi beberapa tempat sekaligus dalam datu kali perjalanan akan memperoleh rekomendasi jalur kunjungan secara berurut objek wisata yang di Jawa Barat yang dapat dikunjungi, sehingga perjalanan wisata menjadi lebih efektif.

Daftar Pustaka

Aji P, A., Pramono, S. H. and Muslim, M. A. (2015) ‘Optimasi Jalur Tercepat dengan Menggunakan Modifikasi Algoritma Bellman Ford (Studi Kasus Lintasan antar Kecamatan Kota )’, Jurnal EECCIS, 9(2), pp. 168–172.

Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018) 39 Endang Retnoningsih, Fata Nidaul Khasanah

BAPPEDA (2015) Rencana Besar Pengembangan Destinasi Wisata Kelas Dunia Provinsi Jawa Barat. Badan Perencanaan Pembangaunan Daerah Provinsi Jawa Barat. BPS (2018) Tingkat Penghunian Kamar Hotel Desember 2017 Sebesar 56,67 persen, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (BPS). Available at: https://jabar.bps.go.id/pressrelease/2018/02/01/288/tingkat-penghunian-kamar-hotel- desember-2017-sebesar-56-67-persen.html. Devina, I. E. (2017) Penerapan Algoritma Branch and Bound pada Perancangan Jalur Bandros. DISPARHUB (2018) Objek Wisata Unggulan, Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat. Available at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mod=wisata- unggulan. Margiyani, S. and Mussafi, N. S. M. (2014) ‘Aplikasi Algoritma Branch and Bound Untuk Optimasi Jalur Pemadam Kebakaran Kota ’, FOURIER, 3(1), pp. 59–66. Nugraha, M. P. (2010) ‘Penerapan Algoritma Branch And Bound Dalam Menentukan Rute Terpendek Untuk Perjalanan Antarkota Di Jawa Barat’, Makalah IF3051 Strategi Algoritma.

40 Jurnal Piksel 6(1): 29-40 (Maret 2018)