ANALISIS INDUSTRI PANGAN SUB SEKTOR INDUSTRI MAKANAN RINGAN BANGKIT DAN BOLU (Dengan Menggunakan Strukture Conduct Performance/SCP)

Oleh : Saka Putra Pembimbing : Syafril Basri dan Eka Armas Pailis

Faculty of Economics University, Pekanbaru, Email : [email protected]

Analysis of Food Industry (Sponge Rise and Bolu Industry) Using Structure Conduct Performance (SCP)

ABSTRACT

This research aim is to determine the market structure, market behavior and market performance sponge industry. The data used is secondary data and primary data. This secondary data sourced from the Central Statistics Agency (BPS) and Pekanbaru City Department of Industry and Trade of the City of Pekanbaru. Primary data obtained from questionnaires distributed to 14 respondents in Pekanbaru. Methods of data analysis used in this research is descriptive analysis and quantitative analysis through theoretical approach- Product Structure-Performance. In this model, the variable used is the market share, concentration ratio, IHH, CLR, and PCM. The results revealed food industry and sponge cake rise in Pekanbaru city has its share of the market (market share) the highest of 15.2%. While businesses with market share (market share) that is equal to the lowest of 2.54%. Cake Industry in Pekanbaru city has a monopolistic market structure. Judging from the analysis of the capital-labor ratio (CLR), industry and sponge cake rise in Pekanbaru city included in labor intensive industries. Industry performance and sponge cake rise in Pekanbaru city based on the calculation of PCM that profit is not affected by the strength of the market share. The average value of 47.39% PCM where PCM highest value of 60% and the lowest rate of 28%.

Keywords: Food Industry, Market Share, IHH, CLR, PCM

PENDAHULUAN industri untuk menarik konsumen, teknologi modern yang digunakan Sektor perindustrian untuk menghasilkan profit yang merupakan sektor yang berpotensi sebesar-besarnya. menghasilkan nilai tambah terutama Perkembangan sektor industri bagi banyak perusahaan. Nilai dalam pembangunan di Indonesia tambah tersebut dapat diperoleh dari tidak terlepas dari peranan dan banyak faktor, antara lain adanya keberadaan industri kecil. Dengan variasi produk yang beraneka ragam demikian upaya peningkatan yang berkualitas yang dihasilkan pengembangan industri merupakan JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 558 langkah yang tepat untuk memacu demikian sektor industri menjadi pertumbuhan ekonomi daerah. Selain prioritas utama yang akan itu untuk membuka kesempatan mendorong pertumbuhan ekonomi kerja, keberadaan industry kecil juga daerah. sebagai penopang ekonomi Salah satu industri pangan kerakyatan. yang berkembang pesat di kota Pergeseran struktur pekanbaru adalah industri makanan perekonomian dari basis pertanian ringan kue bangkit dan bolu, berikut menuju industri mengakibatkan suatu adalah industri makanan ringan kue pemikiran bahwa sektor bangkit dan bolu dikota pekanbaru perindustrian merupakan sektor yang berpotensial untuk menghasilkan Tabel 1 nilai tambah (value added) terutama Nama Pemilik dan Kapasitas bagi banyak perusahaan. Nilai Industri Kue Bangkit dan tambah tersebut dapat diperoleh dari Bolu Kota Pekanbaru Kapasitas banyak faktor antara lain, adanya Nama Jenis No Produksi Pemilik Produk variasi produk yang beraneka ragam (Kg) dan berkualitas yang dihasilkan Kue bangkit 1 Dahniar 2500 industri untuk menarik konsumen, dan bolu Afriza Kue bangkit teknologi modern yang digunakan 2 6000 Yanti dan bolu untuk menghasilkan produk, serta Ratna Kue bangkit 3 900 modal (capital) untuk menghasilkan willis dan bolu Kue bangkit profit sebesar - besarnya (Andiani, 4 Kokteng 3500 dan bolu 2006). Kue bangkit 5 Hj.insan 900 Sektor industri mempunyai dan bolu Kue bangkit hubungan dengan perkembangan 6 Yulinar 800 perekonomian suatu bangsa karena dan bolu Kue bangkit kemajuan sektor industri merupakan 7 Sriwati 2500 salah satu pemicu menuju kestabilan dan bolu Kue bangkit 8 Sabar 1000 perekonomian. Fakta yang muncul dan bolu dalam perindustrian salah satunya Kue bangkit 9 Suwandi 500 adalah globalisasi. Aspek globalisasi dan bolu ini mempunyai tiga dimensi, yaitu Kue bangkit 10 Indra 700 idiologi, teknologi dan pasar (aspek dan bolu ekonomi). (Andiani, 2006). Kue bangkit 11 Nurlely 1500 Kota Pekanbaru sekarang ini dan bolu Kue bangkit sudah mengalami perkembangan ini 12 Ramdan 800 tercermin dari pesatnya pertumbuhan dan bolu Kue bangkit industri yang ada diberbagai tempat 13 Agustina 700 dan bolu dengan bermacam - macam Kue bangkit 14 Sartini 2000 produknya. Apabila dilihat dari dan bolu peranan industri kecil tersebut akan Sumber : Kantor Disperindag Kota sangat penting bagi perekonomian Pekanbaru, 2015 daerah karena industri kecil dapat Dari tabel diatas dapat dilihat memberikan kesempatan kerja serta industri kue bangkit dan bolu kota peningkatan kesejahteraan hidup pekanbaru masih terus berkembang masyarakat dan pemerataan dapat dilihat bahwa industri kue pendapatan masyarakat. Dengan JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 559 bangkit dan bolu yang terbesar yaitu TELAAH PUSTAKA sebanyak 6000 kg dan yang paling sedikit adalah 500 kg. Berdasarkan A. Konsep Ekonomi Industri research yang telah dilakukan Setiap keputusan bisnis yang penulis menggunakan metode diambil oleh produsen akan sejalan Structure - Conduct-Performance dengan tujuan ekonomi yang telah (SCP). Konsep Structure-Conduct- ditentukan sebelumnya. Tujuan Performance (proposal operasional tersebut tercermin dalam bentuk TA.2013, USAID.2008) : keuntungan yang didapat dalam 1. Struktur (structure) merupakan jangka panjang.Pengertian industri atribut pasar yang secara luas adalah suatu unit usaha mempengaruhi persaingan antar yang melakukan kegiatan ekonomi pembeli dan penjual yang ada di yang mempunyai tujuan untuk pasar tersebut. menghasilkan barang dan jasa yang 2. Perilaku (Market Conduct) terletak pada satu bangunan atau merupakan pola perilaku penjual lokasi tertentu serta memiliki catatan atau pedagang dan pelaku pasar administrasi tersendiri mengenai lainnya yang mengadopsi untuk produksi dan struktur biaya serta ada mempengaruhi atau seseorang atau lebih yang menyesuaikan dipasar. bertanggung jawab atas resiko usaha 3. Kinerja pasar (market tersebut (Hasibuan, 1993). performance) mengacu sejauh mana pasar menghasilkan B. Sejarah Industri outcomes yang dianggap baik Pengertian ‘industri’ dalam atau sesuai oleh masyarakat. arti sempit adalah kumpulan Berdasarkan latar belakang perusahaan yang menghasilkan penelitian, yang menjadi rumusan produk sejenis dimana terdapat masalah dalam penelitian ini adalah : kesamaan dalam bahan baku yang 1) Bagaimana bentuk Struktur pasar digunakan, proses, bentuk produk Industri Kue Bangkit dan Bolu di akhir, dan konsumen akhir Kota Pekanbaru ? 2) Bagaimana (Hasibuan, 1993; Sudarman, 1990). Perilaku pasar Industri Kue Bangkit Dalam arti yang lebih luas, industri dan Bolu di Kota Pekanbaru? 3) dapat didefinisikan sebagai Bagaimana kinerja pasar Industri kumpulan perusahaan yang Kue Bangkit dan Bolu di Kota memproduksi barang dan jasa Pekanbaru. dengan elastisitas silang (cross Adapun tujuan berdasarkan elasticities of demand) yang positif uraian rumusan masalah yang telah dan tinggi. Secara garis besar, diuraikan, maka tujuan penelitian ini industri dapat didefinisikan sebagai yaitu : 1) Untuk mengetahui struktur sekelompok perusahaan yang pasar industri kue bangkit dan bolu memproduksi barang atau jasa yang yang ada diKota Pekanbaru. 2) sama atau bersifat subsitusi. Untuk mengetahui perilaku industri kue bangkit dan bolu yang ada di C. Ekonomika Industri Kota Pekanbaru. 3) Untuk Ekonomika industri mengetahui kinerja industri kue merupakan suatu cabang khusus bangkit dan bolu yang ada di Kota dalam ilmu ekonomi yang Pekanbaru. menjelaskan mengapa pasar JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 560 diorganisasi dan bagaimana bertahan, sedangkan yang tidak akan pengorganisasiannya mempengaruhi jatuh dan gagal atau akan diakusisi cara kerja industri. Ekonomika oleh yang lain. industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yang secara relative lebih E. Pendekatan Structure- menekankan pada studi empiris Conduct-Performance (SCP) faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku ini bersifat struktur,prilaku,dan kinerja pasar. persaingan (competitive) atau Sebagai salah satu cabang ilmu kerjasama (collusive), seperti ekonomi, pokok bahasan ekonomika misalnya dalam penetapan harga, industri adalah tingkah laku iklan, produksi, dan predation. perusahaan-perusahaan yang ada Sedangkan Performance atau kinerja didalam suatu industri. Kemudian, adalah ukuran efisiensi social yang dalam ekonomika industri akan biasanya didefinisikan oleh rasio dipelajari langkah-langkah apa yang market power (dimana semakin besar akan dilakukan oleh perusahaan kekuatan pasar semakin rendah terhadap para pesaingnya dan efisiensi sosial). Ukuran kinerja yang terhadap para konsumennya dimana lain adalah keuntungan perusahaan didalamnya meliputi harga,promosi atau profitabilitas. Paradigma SCP atau periklanan serta penelitian dan didasarkan pada beberapa hipotesis pengembangan (Martin,1994). yaitu: (Martin, 2004) 1. Struktur mempengaruhi D. Analisis Industri perilaku, semakin rendah Pada hakikatnya, analisis konsentrasi pasar maka akan industri adalah upaya memanfaatkan semakin tinggi tingkat peluang bisnis dan persaingan di pasar. mengidentifikasikan cara mendapatkan keuntungan jngka 2. Perilaku mempengaruhi kinerja, panjang. Tujuannya adalah semakin tinggi tingkat meramalkan perilaku para pesaing, persaingan atau kompetisi maka baik lama maupun baru yang akan akan semakin rendah market masuk kepasar; pengembangan power atau semakin rendah produk; metode dan teknologi baru; keuntungan perusahaan yang serta pengaruh pembangunan dan diperoleh. perkembangan pada industri yang 3. Struktur mempengaruhi kinerja, berhubungan. semakin rendah konsentrasi Dasar analisis industri adalah pasar maka akan semakin rendah efisiensi. Kemudian, perspektif tingkat kolusi yang terjadi,atau sebuah industri adalah ajaran semakin tinggi tingkat darwinisme, yaitu survival for the persaingan/kompetisi maka akan fittest: yang dapat ‘menyesuaikan semakin rendah market power- diri’ akan mampu bertahan, nya. sedangkan sayang tidak dapat akan mati. Menyesuaikan diri disini dapat diartikan menjadi efisien, lebih F. Konsep Strategi dan inovatif, dan lebih kompetitif. Kemampuan Bertahan Produsen barang dan jasa yang Susilo et al., (2003) efisien atau kompettif akan terus menyebutkan kemampuan bertahan JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 561 industri kecil juga tergantung dari efisiensi yang tinggi untuk banyaknya jumlah karyawan yang memperoleh keuntungan. dimiliki pada waktu perusahaan dimulai (the startup size), biaya METODE PENELITIAN produksi yang harus dikeluarkan terutama untuk biaya-biaya tetapnya Adapun populasi dalam (capital intensity), dan struktur penelitian ini adalah industri modal terutama yang disebabkan makanan ringan kue bangkit dan oleh banyaknya bunga utang sebagai bolu sebanyak 14 usaha. Maka untuk beban tetap yang harus ditanggung lebih akuratnya penelitian ini penulis oleh industri kecil tersebut (debt menggunakan seluruh populasi structure). Perbedaan nilai dari sebagai sampel dan menggunakan ketiga hal tersebut menyebabkan metode sensus. adanya perbedaan tingkat survival Jenis sumber data yang suatu industri kecil. digunakan pada penelitian ini adalah Menurut Schindehutte dan data primer dan data sekunder. Morris (2001), strategi survival Dimana data primer didapatkan dari industri kecil tergantung pada tingkat responden yang telah dijadikan adaptasinya. Adaptasi mempengaruhi sempel. Sedangkan data sekunder perubahan perilaku strategiknya, didapatkan dari lembaga dan instansi meningkatkan kompetisinya, dan terkait seperti BPS Kota Pekanbaru mendorong keselarasan dengan dan Dinas Perindustrian dan lingkungannya. Tidak ada sebuah Perdagangan Kota Pekanbaru. organisasipun yang bersifat statis Teknik pengumpulan data sepanjang waktu. Berbagai pada penelitian ini adalah dengan penyesuaian, perubahan serta melalui tahap-tahap sebagi berikut peningkatan akan searah dengan yaitu : observasi, kuesioner, operasi perusahaannya. Tingkat wawancara dan dokumentasi adaptasi yang timbul dan hasil dari adaptasi selalu beragam antar Metode Analisis Data perusahaan (Chakravarthy, 1982; Metode analisis yang Bonk, 1996). digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis Hipotesis kuantitatif. Analisis deskriptif Hipotesis yang dapat dilakukan dengan menganalisis dirumuskan mengenai SCP industri struktur, prilaku dan kinerja melalui pengolahan yang akan dikaji sebagai teori pendekatan Strukture-Conduct- berikut: performance. Analisis kuantitatif 1. Diduga struktur pasar industri adalah analisis dengan menampilkan kue bangkit dan bolu di Kota model-model matematis untuk Pekanbaru merupakan struktur melihat perkembangan industri pasar yang bersifat oligopoli; makanan ringan kue bangkit dan 2. Diduga perilaku pasar industri bolu yang ada dikota pekanbaru. kue bangkit dan bolu di Kota Adapun analisis model matematis Pekanbaru industri padat karya yang digunakan untuk meneliti 3. Diduga kinerja pasar industri perkembangan industri makanan kue bangkit dan bolu di ringan kue bangkit dan bolu di kota KotaPekanbaru memiliki tingkat pekanbaru. JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 562 Definisi Variabel Operasional penjumlahan dari total pengeluaran Variabel adalah segala upah tenaga kerja dalam tahun sesuatu yang berbentuk apa saja yang tertentu ( dalam rupiah). ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh 5. Price Cost Margin (PCM) informasi tentang hal tersebut, Indiaktor kemampuan kemudian ditarik kesimpulannya perusahaan untuk meningkatkan (Sugiyono, 2013). harga diatas biaya produksi. Adapun Adapun variable-variabel yang temasuk dalam PCM yaitu, dalam penelitian ini yaitu: pangsa upah, nilai output, nilai input dan pasar, rasio konsentrasi, IHH, CLR nilai tambah. Satuan PCM adalah dan PCM. persen. 1. Pangsa pasar Perbandingan antara nilai HASIL PENELITIAN DAN penjualan perusahaan yang dimiliki PEMBAHASAN sendiri dengan total seluruh nilai penjualan pesaing yang nantinya Struktur Pasar dinyatakan dalam persentase ( 0 - Analisis struktur pasar 100%). Adapun yang termasuk merupakan analisis untuk melihat pangsa pasar yaitu total penjualan tingkat persaingan perusahaan yang perusahaan yang dimiliki dan seluruh ada dalam pasar. Struktur pasar total penjulan pesaing. menjadi dasar dari perilaku dan 2. Rasio konsentrasi kinerja perusahaan di dalam suatu Persentase dari output industri industri (Fitriani, 2015) yang dimiliki oleh beberapa Untuk menentukan struktur perusahaan terbesar dalam suatu pasar industri furnitur di kota industri. Dihitung dengan Pekanbaru digunakan rumus Rasio menjumlahkan total pangsa pasar Konsentrasi (CR4) dan Indeks dari perusahaan perusahaan terbesar. Herfindahl-Hirschman (IHH). Satuan rasio konsentrasi adalah Rasio konsentrasi untuk N persen. perusahaan terbesar dapat dihitung 3. Indeks herfindahl - hirscman secara sederhana, yaitu dengan (IHH) menjumlahkan pangsa pasar N Menurut Jaya (2008) IHH perusahaan terbesar tersebut (Arsyad, merupakan penjumlahan kuadrat 2014). pangsa pasar seluruh perusahaan Formulasi CR4 dalam suatu industri. 4. Capital to Labor Ratio (CLR) 퐶푅4 = 푀푆1 + 푀푆2 + 푀푆3 + 푀푆4 Pengukuran terhadap besarnya penggunaan pengeluaran untuk CR4 = MS1 + MS2 + MS3 + MS4 modal dan pengeluaran untuk tenaga = 15,2 + 11,4 + 8,28 + 8,28 kerja. Pengeluaran modal diperoleh = 43,16 % dari penjumlahan total nilai bahan Berdasarkan penghitungan baku dan penolong, pengeluaran konsentrasi dapat dilihat bahwa nilai sewa gedung, listrik, nilai total CR4 pada industri kue Bangkit dan penjualan seluruh barang selama Bolu di kota Pekanbaru sebesar tahun tertentu ( dalam rupiah). 43,16 %. Dengan demikian dapat Pengeluaran tenaga kerja yaitu JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 563 dilihat bahwa nilai CR4 < 40% maka kue Bangkit dan Bolu di Kota struktur pasar industri kue bangkit Pekanbaru memiliki kecenderungan dan bolu di kota Pekanbaru berada sebagai industri padat karya. Hal pada Oligopoli Sedang. berdasarkan perhitungan nilai rasio Rumus Indeks Herfindahl- biaya modal (capital) terhadap biaya Hirschman (IHH) merupakan tenaga kerja yang relatif kecil. penjumlahan hasil kuadrat market Semakin kecil nilai CLR maka share dari setiap perusahaan yang penggunaan tenaga kerja lebih besar. ada dalam industri. (Arsyad, 2014: Ini berarti peran tenaga kerja pada 111). industri kue Bangkit dan Bolu sangat penting. Formulasi IHH (Index Harfindahl- Hirschman) Formulasi CLR = 푛 푆ℎ푎푟푒 퐵푖푎푦푎 푀표푑푎푙 퐼퐻퐻 = ∑ 푀푆2 푖 푆ℎ푎푟푒 퐵푖푎푦푎 푇푒푛푎𝑔푎 퐾푒푟푗푎 푖=1

Dimana = Dimana : Share Biaya Modal = HHI = Indeks Hirschman–Herfindahl 푇표푡푎푙 퐵푖푎푦푎 푀표푑푎푙 MS = Pangsa pasar perusahaan ke-i i 퐵푖푎푦푎 푇표푡푎푙 N = Jumlah total seluruh perusahaan Share Biaya Tenaga Kerja = yang berada pada industri 푇표푡푎푙 퐵푖푎푦푎 푇푒푛푎𝑔푎 퐾푒푟푗푎

퐵푖푎푦푎 푇표푡푎푙 Berdasarkan penghitungan Berdasarkan data pada hasil Indeks Herfindahl-Hirschman (IHH) penelitian, nilai CLR dalam industri didapat hasil bahwa nilai IHH kue Bangkit dan Bolu di kota industri kue Bangkit dan Bolu di kota Pekanbaru hanya berkisar 1,388% - Pekanbaru sebesar 865,23 %. 16,25% , hal ini berarti industri kue Dengan demikian dapat dilihat Bangkit dan Bolu di kota Pekanbaru bahwa nilai IHH berkisar antara 100- adalah industri yang padat karya. 1000 yang artinya bahwa industri Industri padat karya adalah industri kue Bangkit dan Bolu di kota yang membutuhkan tenaga kerja Pekanbaru berada pasar persaingan lebih besar daripada alat atau monopolistik. teknologi. Peran tenaga kerja dalam

industri kue Bangkit dan Bolu sangat Perilaku Industri besar. CLR (Capital Labour Ratio) adalah variabel yang digunakan untuk mengetahui perilaku yang Kinerja Industri terjadi pada industri furnitur kayu. Kinerja merupakan hasil-hasil atau Perilaku tersebut mengenai teknik prestasi yang muncul di dalam pasar produksi pada industri furnitur kayu, sebagai reaksi akibat terjadinya teknik tersebut lebih menggunakan tindakan-tindakan para pesaing besar modal atau tenaga kerja (Wuryanto, yang menjalankan berbagai strategi 2007). perusahaannya guna bersaing dan Berdasarkan hasil penelitian, menguasai keadaan pasar. Kinerja perhitungan nilai CLR pada industri pasar dapat muncul dalam berbagai

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 564 bentuk, seperti harga, keuntungan share (MS) terlihat bahwa tidak ada dan efisiensi (Teguh, 2010). satupun industri kue Bangkit dan Bolu di kota Pekanbaru yang Kinerja pasar mencerminkan memiliki pangsa pasar lebih dari bagaimana pengaruh kekuatan pasar 10%. terhadap tingkat keuntungan suatu Hasil dari penghitungan perusahaan dapat dilihat dari kinerja indeks herfindahl-hirscman (IHH) perusaannya. Tingkat keuntungan didapat bahwa nilai IHH industri kue dapat dicerminkan melalui Price- Bangkit dan Bolu di kota Pekanbaru Cost-Margin (PCM). yakni sebesar 865,23% artinya bahwa nilai IHH berkisar antara 100- Formulasi Price Cost Margin (PCM): 1000 yang artinya industri kue 푛푖푙푎푖 푡푎푚푏푎ℎ − 푢푝푎ℎ Bangkit dan Bolu di kota Pekanbaru 푃퐶푀 = 푥 100% 푛푖푙푎푖 표푢푡푝푢푡 berada pada tipe pasar monopolistik. Dimana : Pasar persaingan monopolistik adalah pasar dimana perusahaan PCM = Keuntungan dapat masuk dengan bebas perusahaan memproduksi mereknya sendiri atau Nilai tambah = Nilai Output-Nilai versi suatu produk yang dibedakan. input Perbedaan antara pasar monopolistik Nilai Output = Nilai Penjualan pada pasar persaingan sempurna, terletak pada diferensiasi produk Pembahasan (tidak identik). Stuktur Pasar Berdasarkan penelitian yang Perilaku Industri dilakukan, hipotesis yang telah Penghitungan perilaku disampaikan diawal bab terbukti industri kue Bangkit dan Bolu di kota benar. Hal ini terlihat dengan Pekanbaru menggunakan Capital to penghitungan untuk mencari struktur Labour Ratio (CLR) yang hasilnya pasar dilakukan dengan 2 cara yakni akan terlihat apakah industri kue dengan pengukuran rasio konsentrasi Bangkit dan Bolu di kota Pekanbaru 4 perusahaan terbesar dan merupakan padat modal atau padat pengukuran menggunakan indeks karya. herfindahl-hirscman (IHH). CLR adalah variabel yang Penghitungan struktur pasar digunakan untuk mengetahui dengan menggunakan rasio perilaku yang terjadi pada industri konsentrasi (CR4) mendapatkan hasil kue Bangkit dan Bolu di kota sebesar 43,16% yang artinya bahwa Pekanbaru. Perilaku tersebut nilai CR4 pada industri industri kue mengenai teknik produksi pada Bangkit dan Bolu di Kota Pekanbaru industri industri kue Bangkit dan berada pada tipe pasar oligopoli Bolu, teknik tersebut lebih sedang yakni pada pasar menggunakan modal atau tenaga monopolisktik. Ini dilihat kerja (Wuryanto, 2007). berdasarkan tipe jenis pasar dan Dari hasil penelitian intervalnya yakni nilai CR4 industri perhitungan nilai CLR industri kue kue Bangkit dan Bolu di kota Bangkit dan Bolu di kota Pekanbaru Pekanbaru berada > 40% dan berkisar 1,388% - 16,25%. hal ini berdasarkan penghitungan market berarti industri kue Bangkit dan Bolu JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 565 di kota Pekanbaru adalah industri Maka dapat disimpulkan pada golongan padat karya. bahwa keuntungan tidak berasal dari Industri padat karya adalah penguasaan pangsa pasar. Tidak industri yang membutuhkan tenaga menjamin suatu usaha yang memiliki kerja lebih besar dari pada alat atau pangsa pasar besar akan memiliki teknologi. Dapat disimpulkan bahwa keuntungan yang besar pula. Akan tenaga kerja dalam industri kue tetapi keuntungan dapat juga berasal Bangkit dan Bolu sangat besar. dari penekanan biaya produksi Dari segi promosi, industri seperti biya bahan baku, biaya sewa/ kue Bangkit dan Bolu di kota listrik dan biaya tenaga kerja. Pekanbaru melakukan pengenalan produknya lebih kepada SIMPULAN DAN SARAN penyampaian dari mulut ke mulut, hanya sedikit yang melakukan Simpulan pengenalan produk dengan brosur Berdasarkan penjelasan dan media sosial. mengenai industri industri kue Bangkit dan Bolu di Kota Pekanbaru Kinerja Industri maka dapat diambil suatu Untuk mengetahui kinerja kesimpulan dan saran sebagai industri kue Bangkit dan Bolu di kota berikut: pekanbaru dilakukan dengan cara 1) Dari seluruh populasi industri menghitung PCM (price cost kue Bangkit dan Bolu di kota margin) industri kue Bangkit dan Pekanbaru, industri yang Bolu. memiliki pangsa pasar (market Berdasarkan hasil share) tertinggi yaitu sebesar perhitungan PCM dari seluruh 15,2%. Sedangkan pelaku usaha industri kue Bangkit dan Bolu di kota dengan pangsa pasar (market Pekanabaru didapat rata-rata sebesar share) terendah yaitu sebesar 47,39%. Adapun penjelasan 2,54%. sederhana mengenai PCM tertinggi 2) industri kue Bangkit dan Bolu di dimiliki oleh industri kue Bangkit kota Pekanbaru memiliki dan Bolu Sriwati dengan nilai struktur pasar monopolistik. Hal sebesar 60% dan nilai PCM terendah ini ditandai dengan dengan nilai sebesar 28%. penghitungan CR4 dan IHH Sesuai hipotesis yang (Indeks Herfindahl-Hirschman). mengatakan bahwa keuntungan yang Hal ini dilihat dari hasil diperoleh PCM tidak dipengaruhi penghitungan CR4 sebesar oleh penguasaan pangsa pasar 43,16% , dimana hasil terjawab benar. Hal ini dikarenkan penghitungan berada >40% dan bahwa industri kue Bangkit dan Bolu tidak ada satupun yang memiliki dengan PCM tertinggi yakni industri pangsa pasar lebih dari 10%. kue Bangkit dan Bolu Sriwati Adapun hasil dari penghitungan sebesar 60% ternyata tidak menjadi IHH didapat nilai sebesar industri kue Bangkit dan Bolu 865,23% yang berada pada dengan nilai PCM tertinggi. Industri kisaran 100-1000. dengan PCM terbesar bahkan 3) Dilihat dari analisis rasio modal- memiliki pangsa pasar yang lebih tenaga kerja (CLR), industri kue rendah . Bangkit dan Bolu di kota JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 566 Pekanbaru termasuk dalam terciptanya industri kue Bangkit industri padat karya. Ini dilihat dan Bolu yang efisien sehingga dengan rendahnya nilai CLR peran industri kue Bangkit dan yang dimiliki oleh setiap industri Bolu sebagai sumber kue Bangkit dan Bolu di kota pembiayaan pembangunan Pekanbaru yakni berkisar antara dalam rangka meningkatkan 1,388% - 16,25% dengan rata- taraf hidup rakyat banyak dapat rata 4,111%. tercapai. 4) Kinerja industri kue Bangkit dan Bolu di kota Pekanbaru DAFTAR PUSTAKA berdasarkan hasil penghitungan PCM bahwa keuntungan tidak Andiani, Indri. 2006. Analisis dipengaruhi oleh kekuatan Struktur-Perilaku-Kinerja penguasaan pangsa pasar. Rata- Industri Susu Di Indonesia rata nilai PCM sebesar 47,39% [skripsi]. Departemen Ilmu dimana nilai tertinggi PCM Ekonomi Fakultas Ekonomi sebesar 60% dan nilai terendah Dan Manajemen ITB, Bogor. sebesar 28%. Arsyad, Lincolin dan Stephanus Eri Saran Kusuma. 2014. Ekonomika Dari hasil penelitian dan Industri Pendekatan Struktur, pembahasan, maka saran yang dapat Perilaku Dan Kinerja. penulis kemukakan yaitu sebagai Yogyakarta: UPP STIM berikut: YKPN. 1) Para pelaku usaha industri kue Bangkit dan Bolu di kota Azmiral. 2014. Strategi Pengolahan Pekanbaru di harapkan untuk Krispi Jamur Di Kecamatan dapat lebih meningkatkan Rumbai Pesisir Kota strategi diferensiasi produk kue Pekanbaru (Studi Kasus Bangkit dan Bolu yang Kemitraan Agro Intan dihasilkan produk-pruduk Nusantara). Jurnal Ekonomi yang dihasilkan tidak ada Pembangunan Fakultas subsitusinya. Ekonomi Universitas Riau. 2) Para pelaku usaha industri kue Volume 1. Nomor 2.. Bangkit dan Bolu di Kota Pekanbaru diharapkan lebih Badan Pusat Statistik. 2005. Profil memperkenalkan produk melalui Industri Kecil dan Kerajinan iklan, brosur ataupun media Rumah Tangga. Jakarta: BPS sosial, mengingat kebanyakan industri kue Bangkit dan Bolu di Barus, D.R. 2015. Analisis kota Pekanbaru hanya Pengembangan Ekonomi melakukan promosi melalui Kreatif di Kabupaten Deli penyampaian dari mulut ke Serdang (Studi Kasus: mulut. Kerajinan Tangan). Jurnal Ekonomi Pembangunan 3) Peran pemerintah sangat penting Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam mengawasi dan membuat Universitas Sumatera Utara. kebijakan yang mendukung JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 567 Budasih, N.L. dan Sri Astiti 2014. Universitas Lampung. Strategi Pemasaran Produk Volume 1. Nomor 2. Olahan Jamur Tiram pada Kelompok Wanita Tani Maisyarah, Rizki. 2013. Strategi (KWT) Spora Bali. Jurnal Pengembangan Bisnis Manajemen Agribisnis dengan Analisis Strenght Fakultas Pertanian Weakness Opportunity Threat Universitas Udayana. (Swot) Pada Usaha Volume 2. Nomor 2. Leker Medan. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik David. F.R. 2004. Manajemen Universitas Sumatera Utara. Strategis Konsep. Jakarta: Salemba Empat Puspasari, Citra. 2006. Analisis Struktur Perilaku Kinerja Gurning, A.M. 2014. Strategi Industri Mi Instan di Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia. Jurnal Ilmu (Studi pada UD.Siganupari di Ekonomi Fakultas Ekonomi Dusun III Tanjung Pasir dan Manajemen Institut Kecamatan Tanah Jawa, Pertanian Bogor. Kabupaten Simalungun). Jurnal Ilmu Administrasi Rangkuti, Freedy. 2006. Analisis Niaga Fakultas Ilmu Sosial SWOT Teknik Membedah dan Ilmu Politik Universitas Kasus Bisnis: Reorientasi Sumatera Utara. Strategi UI Menghadapi Abad 21. Jakarta: PT Hidayat, R.A. 2014. Strategi Gramedia Pustaka Utama. Pengembangan Industri Kecil Tas Di Kecamatan Jati Rangkuti, Freedy. 2015. Analisis Kabupaten Kudus. Jurnal SWOT Teknik Membedah Ekonomi Pembangunan Kasus Bisnis. Jakarta: PT Fakultas Ekonomi Gramedia Pustaka Utama. Universitas Negeri Semarang. Volume 3.Nomor 1. Sakinah, Rahmadhani. 2014. Strategi Pengembangan Usaha Jaya, W. K. 2001. Ekonomi Industri. Agroindustri Buaya Yogyakarta: BPFE. (Studi Kasus: Usaha Agroindustri Lidah Buaya Laisa. D.D. dan Wuryaningsih Dwi Duta Purnama di Kelurahan Sayekti. 2013. Analisis Sidomulyo Barat Kecamatan Harga Pokok Produksi dan Tampan Kota Pekanbaru). Strategi Pengembangan Jurnal Agribisnis Fakultas Industri Pengolahan Ikan Pertanian Universitas Riau. Teri Nasi Kering Di Pulau Volume 1. Nomor 2. Pasaran Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Setiawan, Andri dan Rudianda Lampung. Jurnal Agribisnis Sulaeman. 2016. Strategi Fakultas Pertanian Pengembangan Usaha Lebah JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 568 Madu Kelompok Tani Setia Jurnal Ekonomi Jaya di Desa Rambah Jaya Pembangunan Fakultas Kecamatan Bangun Purba Ekonomi Universitas Riau. Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Volume 1. Nomor 2. Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Volume 3. Yuliana, A.E. 2013. Strategi Nomor 1. Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Genteng Di Ulyana, I.N. 2014. Analisis SWOT Kabupaten Kebumen. Jurnal Pada Pengembangan Industri Ekonomi Pembangunan Kreatif Kerajinan Daur Fakultas Ekonomi Ulang Sampah Dalang Universitas Negeri Semarang. Collection Di Kecamatan Volume 2. Nomor 3 Tenayan Raya Pekanbaru.

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 569