BAB II

SEJARAH SINGKAT DAN PERKEMBANGAN KONFLIK

ETNIS ROHINGYA

2.1 Sejarah Etnis Rohingya

Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine (juga dikenal sebagai Arakan, atau Rohang dalam bahasa Rohingya) di .

Rohingya adalah etno-linguistik yang berhubungan dengan bahasa bangsa Indo-

Arya di India dan Bangladesh (yang berlawanan dengan mayoritas rakyat

Myanmar yang Sino-Tibet). Menurut penuturan warga Rohingya dan beberapa ulama, mereka berasal dari negara bagian Rakhine. Sedangkan sejarawan lain mengklaim bahwa mereka bermigrasi ke Myanmar dari Bengal terutama perpindahan yang berlangsung selama masa pemerintahan Inggris di Burma, dan pada batas tertentu perpindahan itu terjadi setelah kemerdekaan Burma pada tahun

1948 dan selama periode Perang Kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.24

Rohingya dan Rakhine adalah dua kelompok etnis berbeda yang menempati wilayah Arakan yang saat ini bernama Rakhine. Bila Rakhine merupakan Etnis mayoritas beragama Budha, maka Rohingya adalah etnis minoritas yang beragama

Islam. Pemerintah Myanmar memperkirakan total populasi di Rakhine mencapai 3,33 juta jiwa termasuk 2,2 juta jiwa adalah umat Budha Rakhine, dan 1,8 juta lainnya adalah etnis Rohingya. Beberapa wilayah di Rakhine yang dominan ditinggali oleh rohingya adalah kota Maungdaw, Buthidaung, dan Rathedaung.25

24 “Asal Usul Rohingya”. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Rohingya. Tanggal 1 Desember 2017. 25 Fortify Right. “Policies of Persecution: Ending Abusive State Policies Against Rohingya Muslims in Myanmar-Anti Muslim Violence: 2012 Present”. Hal 16.

26 Rohingya merupakan penduduk asli muslim keturunan bengali, panthay

(Muslim Burma-China) dan Pashu atau (penduduk kepulauan Andaman, atau dikenal juga sebagai dalam bahasa Melayu) ini tinggal di daerah

Arakan bagian barat laut Myanmar antara abad ke-9 sampai ke-10 Masehi.26

Dilihat dari latar belakangnya, etnis Rohingya memiliki total populasi sebesar

15% (sekitar 7 juta jiwa), di mana setengah dari kelompok etnis tersebut berasal dari arakan (asal mulanya disebut Rohang) yang mengalami penindasan dari kelompok etnis yang memeluk agama Budha.27 Secara etimologis etnis Rohingya merupakan penduduk asli Arakan yang menjadi area masuk dan berkembangnya agama Islam sekitar tahun 100 Hijriyah dengan penyebaran secara langsung oleh kaum pelaut dan pedagang dari Timur Tengah.28

Etnis Rohingya mulai mengalami intoleransi yang dikarenakan mereka

Muslim dan identitas etnis serta ciri-ciri fisik mereka berbeda dengan warga

Myanmar pada umumnya, bahkan bahasa merekapun berbeda dengan etnis-etnis

Myanmar pada umumya. Pada tahun 1948 sampai 1962 etnis Rohingya sempat diakui sebagai warga negara Myanmar, bahkan ada etnis Rohingya yang menjadi anggota Parlemen dan Menteri. Namun, pada masa pemerintahan Jenderal Ne

Win berkuasa pada tahun 1962 mulailah pengingkaran terhadap etnis Rohingya sebagai etnis yang sah berkewarganegaraan Myanmar. Yang mana puncaknya

26 Human Right Watch. 1996. Diakses dari http://www.unhcr.org/refworld/country,,USCIS,,MMR,,3ae6a6a41c,0.html. Tanggal 30 November 2017. 27 Rahman, A. Zainuddin. 2000. Problematika Minoritas Muslim Di Asia Tenggara: Sejarah Minoritas Muslim di Filiphina, , dan Myanmar. Jakarta: Puslitbang Politik dan Kewilayahan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hal 50. 28 Ibid hal 51.

27 adalah adanya undang-undang kewarganegaraan Burma tahun 1982 yang menghapuskan etnis Rohingya sebagai warga negara Myanmar yang sah.29

Tindakan Genosida terhadap suatu etnis sebenarnya merupakan permasalahan yang sudah lama terjadi. Hal ini disebabkan oleh perasaan takut atau tidak suka dengan pengaruh yang muncul dari kaum tersebut. Peristiwa penghapusan kaum yang terjadi di abad ke 21 ini adalah usaha genosida atau penghapusan kaum muslim etnis rohingya oleh pemerintah Myanmar. Karena hal itu etnis rohingya mendapat predikat dari PBB dengan sebutan the most presecuted minority, hal itu muncul dikarenakan etnis Rohingya banyak mendapatkan tindasan, diskriminasi dan persekusi yang dilakukan oleh warga dan pemerintah Myanmar. Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar lebih kejam daripada tindakan diskriminasi yang terjadi di Afrika Selatan. Akar masalah kemanusiaan ini adalah karena berawal dari tidak diakuinya etnis rohingya sebagai warga Myanmar.30

Berbeda dengan etnis lain yang diberi hak untuk mendirikan negara bagian sendiri, etnis Rohingya kehilangn haknya, bahkan wilayahnya Arakan diserahkan kepada Etnis Rakhine yang memeluk agama Budha. Dalam hal ini pembentukan negara bagian etnis diberlakukan secara formal karena dengan populasi yang kurang dari 10% kehidupan sosial politik penduduk Arakan dipengaruhi oleh konflik yang berkelanjutan. Sehinggga, otoritas kawasan konflik didominasi oleh

29 Heru Susetyo Nuswanto. Rohingya 101: Sejarah, Masalah, Kekerasan dan Tuntutan. Diakses dari http://www.kompasiana.com/hsusetyo/rohingya-101-sejarah-masalah-kekerasan-dan-tuntutan. Tanggal 30 November 2017. 30 Muhammad Victor Simela: Masalah Pengungsi Rohingya, Indonesia dan Asean. 2005. Vol. VII No. 10. Mei. Hal 6.

28 negara dan kelompok militan.31 Mulai sejak itu hak-hak etnis Rohingya dirampas, bahkan tidak diberikan ruang gerak dalam mengakses pendidikan dan hak sebagai warga Myanmar yang semestinya. Yang lebih parah, mereka tidak diakui sebagai warga negara Myanmar.

2.2 Perkembangan Konflik Rohingya 2016-2017

Awal bulan Oktober 2016 menjadi awal mula gelombang kekerasan terhadap etnis Rohingya mulai memanas lagi. Hal ini terbukti ketika militer

Myanmar menuding "teroris Rohingya" menyerang tiga pos polisi di Rakhine, dan menewaskan sembilan petugas. Sejak itu, tentara Myanmar dikabarkan melakukan pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan terhadap warga etnis Rohingya, khususnya di distrik Maungdaw, yang kini diisolasi. Dan pada saat itu pula etnis

Rohingya mulai mendapatkan persekusi dari masyarakat dan ekstrimis Budha di

Myanmar.32

Penindasan terhadap Muslim Rohingya terus terjadi. Baru saja pemerintah

Myanmar mengerahkan pasukannya ke Provinsi Rakhine, puluhan orang tewas saat pasukan pemerintah menyerbu kampung-kampung. Konflik antara etnis

Rohingya dan mayoritas penduduk Myanmar yang mayoritas beragama Budha seolah tak berkesudahan. Puluhan ribu warga Rohingya terlunta-lunta mengungsi ke negara lain, termasuk Indonesia.

31 Ethnic States in Myanmar. Diakses dari http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:2e2roXPw2wQJ:www.asienhaus.de/publi c/archiv/zusammenfassung_tim_schroeder.pdf+formation+of+ethnic+states+in+Myanmar&hl=id &gl=id. Tanggal 30 November 2017. 32 CNN. Konflik Rohingya Memanas, Suu Kyi Tunda Kunjungan ke RI. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/internasional/20161129103527-106-175988/konflik-rohingya- memanas-suu-kyi-tunda-kunjungan-ke-ri/. Tanggal 1 Desember 2017.

29

Etnis Rohingya sendiri di Myanmar tidak diakui sebagai warga negara.

Mereka kesulitan memperoleh akses kesehatan, pendidikan dan perumahan yang layak. Kekerasan juga terus terjadi terhadap mereka tanpa berkesudahan karena pemerintah terkesan mendukung aksi genosida tersebut.33

Hingga saat ini lebih dari 1.000 jiwa dari etnis rohingya tewas. Rumah- rumah dan perkampungan mereka dibakar oleh warga dan ekstrimis Budha yang didukung oleh militer Myanmar. Bahkan, pemerintah terkesan melakukan pembiaran terhadap konflik ini.

Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan bahwa pada hari Minggu lalu sekitar 5.200 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Dikatakan

'beberapa ribu orang' berada di kawasan di sepanjang perbatasan Myanmar sementara yang sudah berada di dalam wilayah Bangladesh jumlahnya lebih banyak lagi.

Banyak kecaman yang dilakukan negara-negara internasional, bahkan

ASEAN dan PBB ikut pula melakukan pengecaman terhadap Myanmar yang terkesan membiarkan terjadinya upaya genosida terhadap etnis Rohingya ini.

Tokoh-tokoh dunia juga tidak tinggal diam dan ikut mengecam tindakan ini.

Seperti presiden Indonesia, Joko Widodo:

“Saya dan seluruh rakyat Indonesia, kita menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi di Rakhine State Myanmar.”34

33 Merdeka. Apa Sebenarnya Penyebab Myanmar Menindas Muslim Rohingya. Diakses Dari https://www.merdeka.com/dunia/apa-sebenarnya-penyebab-myanmar-menindas-muslim- rohingya.html. Tanggal 1 Desember 2017. 34 Tribun News. Tokoh-tokoh Dunia Kecam Myanmar dan Aung San Suu Kyi. Diakses dari http://www.tribunnews.com/nasional/2017/09/04/tokoh-tokoh-dunia-kecam-myanmar-dan-aung- san-suu-kyi-atas-krisis-rohingya. Tanggal 1 Desember 2017.

30

Joko Widodo bahkan mengutus menteri luar negerinya Retno Marsudi untuk menemui Aung San Suu Kyi agar segera menghentikan konflik kemanusiaan ini. Hal serupa juga dilontarkan oleh presiden Turki Recep Tayyip

Erdogan yang mengatakan:

“betapa dunia telah buta dan tuli atas keadaan di Rakhine, di mana menurutnya genosida sedang terjadi”.35 Kecaman terus membanjiri aksi kekejaman terhadap etnis Rohingya yang dilakukan oleh Myanmar. Namun Myanmar sendiri tak bergeming untuk terus melakukan aksi genosida ini. Bahkan gelombang pengungsian terus membanjiri daerah perbatasan Myanmar-Bangladesh.

2.3 Tindakan Diskriminasi Pemerintah Myanmar 2016-2017

2.3.1 Pembatasan Hak Pendidikan dan Kesehatan

Sebelum diasingkan di kam-kamp pengungsian, banyak anak-anak etnis rohingya yang bersekolah. Pelajar yang dulunya sekolah di Rakhine sekarang mulai putus sekolah akibat kebijakan diskriminasi pemerintah terhadap etnis

Rohingya. Ada salah satu sekolah dasar sementara yang dibangun melalui bantuan organisasi internasional namun sekolah tersebut sangt jauh dari kata layak. Salah satunya di kota Sittwe, banyak ruang kelas yang tidak memiliki meja, hanya ada bangku-bangku kayu rendah. Bahkan, bangku-bangku tersebut tidak cukup untuk menampung semua murid yang ada sehingga beberapa siswa harus duduk di lantai.36 Setiap kelas ada sekitar 90 anak berdesakan demi untuk bisa bersekolah.37

35 Ibid. 36 Joshua Carroll. Myanmar’sRohingya Deprived of Education. Diakses dari http://www.aljazeera.com/indepth/features/2014/08/myanmar-Rohingya-deprived- education:201484105134827695.html. Tanggal 3 Desember 2017.

31

Sekolah tersebut hanya mempunyai tiga ruangan kelas yang setiap anak hanya diperbolehkan mengikuti pelajaran hanya setengah hari karena harus bergantian dari pagi sampai sore hari.

Pemerintah Myanmar sendiri menetapkan jika pendidikan menengah ke atas hanya diperbolahkan untuk warga Myanmar saja. Etnis Rohingya tidak mempunyai akses ke sekolah perguruan tinggi. Hal ini juga dikarenakan adanya pembatasan hak bepergian ke universitas yang berada di luar Rakhine.38

Selain adanya pembatasan dalam mendapatkan akses pendidikan, etnis

Rohingya juga tidak mendapatkan hak terhadap akses kesehatan. Sejumlah badan

PBB dan NGO telah lama beroperasi di Negara bagian Rakhine Utara, seperti

UNHCR, World Food Programme (WFP), Medecins Sans Frontieres (MSF),39 dan Action Contre la Faim40 memberikan bantuan pangan dan medis.41 WFP membantu 152.000 orang.

2.3.2 Pembatasan Hak Untuk Beribadah

Pemerintah Myanmar ikut andil dalam konflik Rasial dan agama etnis

Rohingya. Human Right Watch melaporkan bahwa pemerintah mengeluarkan

37 Ibid. 38 Pasal 26 (2) dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan Pasal 13(b) Konvenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya Menjamin Akses Pendidikan Menengah. Diakses dari www.komnasham.go.id. Tanggal 3 Desember 2017. 39 Medecins Sans Frontieres (Doctors Without Borders) atau Dokter Lintas Batas adalah organisasi kemanusiaan medis internasional independen yang memberikan bantuan darurat bagi masyarakat yang terkena dampak konflik bersenjata, epidemi, orang-orang yang tidak mendapatkan layanan kesehatan serta korban bencana alam, disebut juga medecins Sans Frontieres. Diakses dari http://www.msf.org/en/about-msf. Tanggal 3 Desember 2017. 40 Action Contre la Faim atau Action Agaist Hunger adalah organisasi kemanusiaan internasional yang berkomitmen untuk mengakhiri kelaparan dunia. Organisasi ini juga membantu anak-anak kurang gizi sambil memberikan masyarakat akses ke air bersih dan memberikan solusi berkelanjutan dalam masalah kelaparan, tentang ACF. Diakses dari http://www.actionagainsthunger.org/about/international-network. Tanggal 3 Desember 2017. 41 Human Rights

32 perintah agar masjid ilegal dihancurkan.42 Banyak masjid dan sekolah di Rakhine dan Sittwe yang dirusak serta dibakar. Pemerintah menutup masjid-masjid dan sekolah-sekolah Islam lalu direlokasikan menjadi kantor administrasi pemerintah setempat. Pemerintah juga melarang etnis Rohingya untuk memperbaiki atau merenovasi masjid tersebut.43

Selain itu, Human Rights Watch melaporkan bahwa aparat kepolisian dan militer Myanmar yang berjaga di lokasi konflik tidak segan menembaki etnis

Rohingya. Sebagian diantaranya juga turut menyiksa para pemuda Rohingya yang terlibat bentrok dengan Rakhine. Ada juga aparat yang berjaga hanya berdiam diri saat kelompok radikal Budha membakar perkampungan etnis Rohingya. Aparat justru menembaki etnis Rohingya yang mencoba untuk memadamkan api.44

Etnis Rohingya juga tidak diperkenankan melakukan ibadah apapun pada bulan Ramadhan. Jika melawan, mereka akan ditahan dan dihukum.45 Otoritas

Myanmar mengumumkan pada pasal 144 peraturan darurat di mana inti dari aturan ini adalah melarang warga Rohingya berkumpul lebih dari lima orang. Hal ini membuat etnis Rohingya tidak dapat menunaikan ibadah shalat Idul Fitri berjamaah, ditambah pemerintah Myanmar juga mulai melarang shalat berjamaah.

42 Human Right Watch, 1992 Burma: Rape, Forced Labor and Religious Persecution in Northen Arakan. Diakses dari http://www.hrw.org/reports/pdfs/b/burma/burma925.pdf hal 16. Tanggal 1 Desember 2017. 43 Human Right Watch, “ All You Can Do Is Pray”: Crimes Against Humanity and Ethnic Cleansing of Rohingya Muslims in Burma’s Arakan State. Diakses Dari https://www.hrw.org/reports/2013/04/22/all-you-can-do-pray/crimes-agains-humanity-and-ethnic- cleansing-Rohingya-Muslims. Tanggal 1 Desember 2017. 44 BBC. Pemerintah Akui Ada Pembakaran di Rakhine. Diakses dari http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/10/121028_rakhineburnout.shtml. Tanggal 3 Desember 2017. 45 Marieska Harya Virdani. “Sejak Juni, Masjid untuk Rohingya Dikunci, Dirusak, dan Dibakar”. Diakses dari http://www.newsokezone.com/read/2012/08/13/411/676796/sejak-juni-masjid-untuk- Rohingya-dikunci-dirusak-dan-dibakar. Tanggal 3 Desember 2017.

33

Tradisi silaturahmi ke rumah-rumah Muslim tidak diperbolehkan, termasuk pada

Hari Raya. Padahal peraturan darurat 144 yang dikeluarkan Myanmar adalah sebagai tanggapan atas situasi konflik etnis antara etnis Rohingya dan etnis

Rakhine yang terjadi pada tahun 2012. Berbeda dengan agama lain di Myanmar, di mana etnis Budha tetap bisa merayakan hari raya agama di kuil, sementara umat Islam Rohingya tidak diizinkan.46

2.3.3 Pembatasan Hak untuk Menikah dan Berkeluarga

Myanmar mengeluarkan peraturan yang mengharuskan semua orang di negara bagian Rakhine untuk mengajukan izin resmi sebelum memperoleh surat nikah terutama bagi warga Muslim di sana. Peraturan ini merupakan cara pemerintah untuk menekan populasi etnis Rohingya di Myanmar. Pasangan

Rohingya diharuskan membayar biaya tidak resmi (suap) untuk menikah yang biayanya mencapai 100.000 kyat (US $100). Ada tambahan biaya sebesar $100 apabila menikahi seorang dari kota lain. Kebanyakan pasangan Rohingya juga sering menunggu hingga 2 tahun agar permohonan pernikahannya disetujui.47

Selanjutnya berdasarkan pasal 417 KUHAP Myanmar juga tertulis bahwa bagi orang-orang etnis Rohingya yang memiliki hubungan dengan orang lain tanpa menikah dengan persetujuan negara akan dikenakan sanksi 10 tahun penjara. Selain itu juga terdapat syarat untuk janda, duda dan orang-orang yang sudah bercerai untuk menunggu setidaknya hingga satu tahun apabila ingin

46 Stevy Maradona. “Dua Tahun Berturut Muslim Rohingya Dilarang Shalat Idul Fitri”. Diakses dari http://www.republika.co.id/berita/internasional/asean/13/08/09/mr9kbh-dua-tahun-berturut- Muslim-Rohingya-dilarang-shalat-idul-fitri. Tanggal 3 Desember 2017. 47 Ibid.

34 menikah lagi.48 Syarat pembuatan permohonan pernikah bagi etnis Rohingya membutuhkan foto dari kedua calon mempelai yang memperlihatkan foto pihak laki-laki tampil dicukur bersih dari kumis dan jenggot, lalu untuk pihak wanita juga dilarang memakai jilbab karena dianggap menutupi wajah mereka. Padahal persyaratan ini tergolong memberatkan etnis Rohingya karena bertentangan dengan syariat Islam.49

48 Ibid. 49 Alina Lindblom, Elizabeth Marsh, Tasnim Motala, Katherine Munyan, Persecution of the Rohingya Muslims. Diakses dari http://www.fortifyrights.org/downloads/Yale_persecution_of_the_Rohingya_October_2015.pdf. Tanggal 30 November 2017.

35