DARI SUNDA KELAPA KE Tundjung, Rani Roviyanti Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Universitas Indraprasta PGRI Email : [email protected]; [email protected]

ABSTRAK

Dari perusahaan dagang menjadi penguasa tanah jajahan, itulah bangsa Belanda. Ketika pertama datang, berperan sebagai pengujung sekaligus pedagang di pelabuhan , yang banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari berbagai penjuru. Karena mempunyai kepentingan semakin besar mulailah merebut wilayah pelabuhan yang berdekatan dengan pusat perdagangan internasional itu, yaitu Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda Kelapa. Sejak itulah perannya sebagai penguasa tanah jajahan dimulai dan menjadikan wilayah kekuasaannya sebagai pusat perdagangan bangsa Eropa di Asia. Ketika pelabuhan Sunda Kelapa tidak memenuhi syarat lagi untuk melayani kapal-kapal besar yang hilir mudik Eropa-Asia, maka dibangunlah pelabuhan Tanjung Priok sebagai salah satu bukti kebesaran kekuasaannya di tanah jajahan.

Kata kunci : Pelabuhan Sunda Kelapa, Pelabuhan Tanjung Priok

PENDAHULUAN Tulisan ini akan menyajikan secara singkat perpindahan pelabuhan dari Sunda Salah satu sarana transportasi yang Kelapa ke Tanjung Priok. Perpindahan itu digunakan untuk mengangkut barang atau dilakukan karena pelabuhan lama tidak manusia dari satu tempat ke tempat lain dapat lagi memenuhi tuntutan adalah kapal laut. Setelah mengarungi perkembangan zaman. Pelabuhan Sunda lautan yang luas, kapal akan singgah di Kelapa dibangun oleh Kerajaan Sunda suatu tempat, yang lazim disebut sebagai pusat kegiatan niaga bukan sebagai pelabuhan. Letak pelabuhan berada di tepi pusat kekuasaan politik. Seperti pelabuhan- pantai, yang menghadap laut ataupun di sisi pelabuhan lain di kawasan Nusantara, letak sungai besar. Pelabuhan mempunyai arti pelabuhan itu tidak menghadap laut, tetapi penting. Pertama, sebagai harbor, yang masuk ke dalam muara Sungai , mengacu pada fisik pelabuhan sebagai sehingga kapal-kapal yang singgah tempat berlindungnya kapal-kapal. Kedua, ditambatkan di tepian kanan kiri sungai. sebagai port, yang berhubungan dengan Tidak bedanya dengan pelabuhan- masalah ekonomi sebagai tempat atau pusat pelabuhan tradisional lainnya, seperti tukar-menukar atau keluar masuknya pelabuhan pada masa Kerajaan Daha di barang perdagangan baik dari daerah Kalimantan Selatan, letaknya tidak pedalaman maupun dari daerah luar langsung berhadapan dengan Laut Jawa, wilayah (Djaenuderajat, 2013:10). tetapi masuk beberapa kilometer ke dalam sungai Barito.

162

terlindung oleh beberapa pulau. Sungainya Dalam perkembangannya pelabuhan bisa dilayari 10 kapal dagang dengan sebagai pusat aktivitas ekonomi akan terus kapasitasnya 100 ton, yang dimiliki orang- mengalami peningkatan, semakin banyak orang Melayu, Jepang, Cina, dan dari kapal yang singgah dan barang yang naik wilayah kepulauan Nusantara bagian timur. turun melewati pelabuhan. Oleh karena itu, Sementara itu, kapal-kapal Portugis dengan ketika bangsa Belanda datang ke wilayah kapasitas 500−1000 ton harus berlabuh di kepulauan Nusantara dan berhasil merebut pantai. kekuasaan dari Pangeran Jayakarta, Di sektar pelabuhan terdapat rumah- Pelabuhan Sunda Kelapa langsung rumah penduduk, yang berdiri di atas tiang, diperluas. Akan tetapi, kapal-kapal besar biliknya terbuat dari kayu yang diikat rotan, dalam pelayaran internasional tidak bisa dan atapnya berupa kulit pohon atau daun masuk ke pelabuhan, sehingga barang- rumbia. Di daerah pedalaman, mata barang diturunkan dan dinaikkan harus pencaharian penduduknya adalah bertani, dengan bantuan perahu-perahu. Semakin yang menghasilkan lada, waluh, tebu, bligo, ramainya perahu-perahu yang lalu-lalang di kacang polong, dan terung. Penduduk pelabuhan dan semakin banyak lumpur wilayah itu banyak yang menjadi bajak laut yang dibawa sungai menuju muara karena pemerintahan kerajaan yang kurang mendorong terjadinya pendangkalan sungai baik. Akibatnya, walaupun menghasilkan Ciliwung. Akibatnya, kapal-kapal besar lada dengan kualitas yang baik, pedagang berlabuh semakin jauh dari pelabuhan. asing jarang mengunjungi pelabuhan Sunda Ketika tahun 1869, terusan Suez (Yayasan Pencinta Sejarah dan Pemerintah dibuka, kesibukan Pelabuhan Batavia DKI Jaya Raya, 1987:30−31). semakin meningkat, sehingga kondisi Rupanya sejak Malaka dikuasai pelabuhan yang semakin tidak memenuhi Portugis, Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi syarat. Atas dasar itulah, pemerintah Hindia ramai, karena kunjungan kapal-kapal Belanda membanguan pelabuhan baru di dagang dari berhagai daerah Nusantara, Tanjung Priok yang letaknya sekitar 9 km Asia maupun Eropa. Sebagai balasan di sebelah timur Pelabuhan Sunda Kelapa. kunjungan utusan Raja Sunda ke Malaka tahun 1512, untuk menemui Alfonso PEMBAHASAN d’Alboquerque, pada tahun 1513, Portugis A. Pelabuhan Sunda Kelapa di bawah pimpinan de Alvim dengan empat Pada masa lalu, Sunda Kelapa buah kapalnya mengunjungi Pelabuhan adalah salah satu kota pelabuhan penting di Sunda Kelapa. Tome Pires, yang turut serta kepulauan Nusantara. Menurut berita Cina, dalam kunjungan itu mengatakan bahwa di Kerajaan Sunda, yang diperkirakan “Kerajaan Sunda diperintah dengan adil berdiri 926 M, terdapat pelabuhan, yang oleh orang-orang yang bijaksana”. Di dalamnya sekitar dua puluh meter dan pelabuhan Sunda Kelapa terlihat kapal rumah-rumah penduduk berderet di keluar masuk, antara lain dari Palembang, sepanjang kedua tepi. Artinya, berita Cina Lawe, Tanjungpura, Malaka, Makasar, itu memberikan gambaran bahwa Jawa, Madura. Para pedagang dari Pelabuhan Sunda Kelapa tidak terletak di kepulauan Nusantara, yang tidak lagi tepi pantai yang menghadap laut, tetapi di mengunjungi Malaka setelah dikuasai tepian sungai, yang tidak lain adalah Sungai Portugis, mengalihkan tujuannya ke Ciliwung. Pelabuhan ini terletak di dekat pelabuhan Sunda Kelapa (Pires, muara Sungai Ciliwung, di teluk yang 2016:217−222).

163

untuk mengisi logistik, terutama air tawar, Pelabuhan Sunda Kelapa yang sulit didapatkan di pelabuhan Banten. mempunyai arti penting bagi Kerajaan Walaupun tidak seramai pelabuhan Banten, Sunda karena daerah pedalamannya tetapi pelabuhan Sunda Kelapa masih merupakan penghasil komoditi ekspor banyak dikunjungi kapal-kapal dari yakni lada, yang setiap tahun menghasilkan berbagai wilayah di Nusantara dan dari luar lebih dari 100 bahar. Wilayah kerajaan ini negeri, karena di sana terdapat sayur- juga menghasilkan cabai jawa dan buah sayuran dan buah-buahan yang berlimpah. asam, yang keduanya cukup untuk Selain itu, komoditi lada, yang menarik memenuhi kapal-kapal yang singgah ke minat padagang-pedagang Eropa bangsa pelabuhan. Perdagangan budak, baik wanita Portugis. Inggris, dan Belanda (Leirissa, maupun pria, yang berasal dari orang-orang (1995:73). Sebagai daya tarik agar kapal- lokal maupun dari Kepulaun Maladewa kapal singgah, di Pelabuhan Sunda Kelapa dapat juga dijumpai di sana. Komoditi dijual arak yang bermutu tinggi, terbuat dari utama melalui pelabuhan ini, di samping campuran air nira dengan kadar alkohol rempah-rempah adalah beras, yang setiap rendah, air tebu sulingan, serta tape, yang tahun diekspor lebih dari 10 jung. dijadikan minuman anggur oleh orang Cina Pada tahun 1521, Kerajaan Sunda (Leirissa, 1995:158). kembali mengirim utusan ke Malaka Keraton tempat tinggal Pangeran menemui Jorge d’Alboquerque, untuk Jayakarta terletak di sebelah barat sungai meminta bantuan Portugis menghadapi Ciliwung. Kota Jayakarta terbentang antara penguasa Islam dari kerajaan Demak, yang dua aliran sungai di utara dan selatan, serta terus melakukan ekspansi ke barat. Pada tahun berikutnya, Jorge d;alboquerque aliran anak sungai di sebelah barat, mengirim sebuah kapal di bawah pimpinan sehingga tampak seolah-olah dikelilingi Leme ke Pelabuhan Sunda Kelapa dengan oleh sungai. Di sebelah timur Sungai membawa hadiah untuk raja dan surat Ciliwung terdapat daerah, yang dikenal pernyataan persahabatan, yang kemudian sebagai wilayah Kiai Arya. Di daerah ini ditanda-tangani keduanya pada tanggal 21 Portugis merencanakan membangun Agustus 1522. Isi dari surat perjanjian benteng pertahanan, tetapi gagal karena persahabat itu antara lain raja memberikan izin ke pada Portugis untuk mendirikan diusir oleh Belanda, di tempat yang sama benteng di Sunda Kelapa. Namun ketika pada tahun 1611 membangun benteng Fort tahun1527 Portugis kembali ke Sunda Jacatra. Di dalam benteng terdapat Kelapa, pelabuhan itu telah direbut oleh bangunan gudang rempah bernama persekutuan kerajaan Islam Demak-Banten- Mauritius (Nieuwa Huis) dan sebuah lagi Cirebon (Yayasan Pencinta Sejarah dan bernama Nassau (Old Huis) (Atlas Pemerintah DKI Jaya Raya, 1987:32−34). Setelah berhasil direbut, pada 22 Pelabuhan-pelabuhan di :187- Juni 1527, nama Sunda Kelapa diubah 188). Di daerah ini juga terdapat menjadi Jayakarta, yang menjadi bagian perkampungan orang-orang Cina, Arab dan Kerajaan Banten. Pelabuhan Sunda Kelapa asing lainnya. tetap menjalankan fungsinya sebagai pelabuhan dagang, tetapi dalam B. Alasan perpindahan pelabuhan perkembangannya tidak seramai pelabuhan Banten. Kapal-kapal yang singgah di Pada 30 Mei 1619, Vereenigde Pelabuhan Sunda Kelapa lebih banyak Oost-Indische Compagnie (VOC), yang

164 dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen, dapar berlayar masuk sungai hingga ke menduduki Jayakarta setelah mengalahkan kanal untuk membongkar muatan ( Susan pasukan Banten. Jayakarta dihancurkan Blackburn, 2012:22) . kemudian dibangun kota baru, yang semula Pelabuhan Sunda Kelapa, sejak akan dinamai Nieuw Hoorn sesuai kota dibangunnya kota Batavia disebut sebagai kelahiran J.P.Coen, tetapi akhirnya dipilih pelabuhan Batavia. Batavia adalah pusat nama Batavia, yang artinya adalah negeri segala aktivitas VOC di Asia, hampir orang Bataaf. Batavia dibangun di sebelah semua kapal dari Belanda berlabuh di barat sungai Ciliwung, dan VOC Batavia dan sebagian besar komoditas membangun benteng baru, yang luasnya 9 oriental dikapalkan ke Belanda dari sana. kali Ford Jacatra dan diberi nama Kasteel Batavia adalah pelabuhan kedatangan Batavia. Benteng baru yang berbentuk segi semua pegawai baru VOC di Asia; dari empat ini terletak pada dinding timur sana mereka disebar ke seluruh wilayah benteng lama dan terdapat empat bastion di jajahan. Pelabuhan Batavia juga merupakan setiap sudutnya. Sebagai kota niaga, pada embarkasi; setiap pegawai yang ingin tahun 1725, di bagian barat sungai pulang ke Belanda harus melewati Batavia Ciliwung dibangun gudang, yang dikenal untuk menunggu armada yang akan sebagai Gudang Rempah Barat, pada kembali ke Eropa (Peter H.van Der mulanya menjadi tempat penyimpanan pala Brug,2007:49). dari Indonesia bagian timur, namun Pelabuhan Batavia yang awalnya di kemudian menjadi tempat penyimpanan teh Sunda Kelapa sebenarnya telah bergeser ke dan sutra Cina, serta kopi lokal, yang . Satu simpul perdagangan di menunggu diekspor ke Belanda. Di sisi jaman VOC adalah Angke yakni dengan timur Ciliwung, VOC juga membangun membangun kanal Angke dari Kali Besar gudang, yang dikenal sebagai Gudang Sisi ke Angke. Dalam perkembangannya Timur atau Gudang Gandum, yang seorang pedagang VOC di Tangerang berfungsi sebagai tempat penyimpanan bernama Cornelis van Mook merintis jalan logistik, seperti beras, kacang-kacangan, dengan membangun kanal dari Tangerang roti kering, untuk kapal yang akan berlayar ke Angke. Kanal ini selesai dibangun pada (Atlas Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia: 192- tahun 1687, yang kemudian dikenal sebagai 193). kanal Mookervaart (kanal yang dibuat oleh Di dekat gudang-gudang itu terdapat Mook). Kemudian pada era yang berbeda, sungai tempat berlabuh kapal-kapal antar sekitar tahun 1730, di sisi timur Batavia, pulau. Kemudian VOC membangun kanal- seorang pedagang VOC merintis jalan dari kanal yang mengelilingi dan melewati kota. Tjilintjing dengan membangun kanal ke Sungai diluruskan sehingga menjadi kanal Antjol, yang kemudian disebut kanal besar untuk mengurangi bahaya banjir dan Vinckevaart (kanal yang dibuat Justinus sekaligus dimanfaatkan sebagai sarana Vincke) (poestahadepok.blogspot.com, tranportasi. Perahu-perahu yang membawa akses 20 Agustus 2020). barang-barang dari pedalaman datang dari Pelabuhan Batavia dilindungi hulu menyusuri kanal hingga tempat tujuan. sejumlah pulau koral, yang berbentuk Sedangkan kapal-kapal dari luar negeri lengkungan antara Tanjung Untung Djawa yang besar tidak bisa masuk untuk dan sudut luar Krawang, jika dihubungkan berlabuh, sehingga membongkar muatannya panjangnya sekitar 39 KM. Pada tahun ke tongkang, yang bisa menyusuri jalur air 1614, pelabuhan, yang terletak tepi sungai dalam kota. Sementara kapal jung Cina Ciliwung ini, di depan muaranya sangat dangkal, dengan kedalaman hanya satu

165 kaki. Pada tahun 1632, untuk menghalangi Akhirnya bendungan-bendungan bertambah endapan lumpur selama musim hujan, panjang, sehingga pendangkalan pelabuhan dibangun dua bendungan batu koral tidak lagi menjadi penghalang hanya bagi sepanjang 450 depa (1 depa = 1,829m) tegak kapal-kapal kecil ( Wouter Cool,1920: 8-9). lurus dengan garis pantai. Namun Sedangkan kapal-kapal besar tetap pergerakan pantai ke arah laut dari pantai harus membuang jangkar jauh dari semakin cepat, ketika pada tanggal 4-5 pelabuhan dengan fasilitas sederhana. Januari 1699, terjadi gempa bumi vulkanik, Dermaga menjorok jauh ke laut, sehingga letusan gunung Salak, yang disertai hujan kapal besar ditambatkan di sana. Di ujung abu tebal. Sedang material cair dan padat, dermaga terdapat kantor bea cukai untuk yang masuk sungai Ciliwing. memeriksa barang-barang, yang akan mengakibatkan bibir pantai maju sekitar 75 dipindahkan ke gudang. Namun ketika M (Wouter Cool,1920: 8). ukuran kapal semakin besar, sejak Di dekat muara sungai, untuk munculnya kapal uap, volume perdagangan kepentingan navigasi dibangun suar atau semakin besar pula. Akibatnya lalu-lintas lampu pantai, dan sebuah bangunan sebagai perdagangan dari banyak negara mengalami kantor bea cukai. Kapal-kapal yang datang penundaan dan terjadi penumpukan barang harus ditambatkan di dekat kantor bea cukai dagangan di pelabuhan. Situasi memaksa untuk diperiksa seluruh isinya sebelum pemerintah kolonial melakukan harus diizinkan melanjutkan ke gudang, yang memperbaiki banyak fasilitas. Pada terletak lebih jauh di pedalaman. Namun awalnya dilakukan perbaikan dengan ketika bendungan diperpanjang terjadi menambahkan lebih banyak tempat pergerakan garis pantai ke arah laut, pendaratan dan gudang, tetapi terlihat sehingga kantor bea cukai harus dipindah bahwa perbaikan ini tambal sulam, yang supaya pengawasan terhadap kapal yang tidak dapat mengatasi masalah. keluar masuk lebih mudah (Wouter Endapan lumpur yang terus terjadi Coll,1920: 2). menyebabkan kapal-kapal kapal-kapal Pada tahun 1705, endapan pasir di harus berlabuh semakin jauh dari daratan. depan muara sungai dikeruk berulang kali Proses bongkar muat kapal membutuhkan oleh kapal keruk, yang dupinjam dari rombongan perahu-perahu tongkang, yang pangeran Cirebon. Namun selama dua makan banyak waktu dan menjadi tahun pekerjaan mengeruk pasir dengan berbahaya ketika musim muson barat, kapal keruk yang masih sederhana ternyata karena terjadi gelombang besar di laut. sia-sia, karena tumpukan pasir kembali Pada saat seperti itu, menara syahbandar menghalangi muara sungai. Pasir dan akan mengibarkan bendera biru sebagai lumpur terus-menerus terbawa oleh sungai, tanda pemberitahuan bahwa perahu-perahu sementara kota Batavia, dengan sejumlah tidak diperbolehkan meninggalkan atau besar kanal dan paritnya menjadi kota yang memasuki kanal sungai. Bagi kapal uap penuh kumpulan kotoran di kanal dan parit. yang beroperasi sepanjang tahun, kecepatan Bendungan pelabuhan pada tahun 1817 bongkar muat sangat diperlukan untuk diperpanjang menjadi 1.350 M, dan pada penghematan biaya. Namun, ketika itu tahun 1874, diperpanjang lagi, sehingga kelemahan pelabuhan Batavia ditoleransi total panjangnya menjadi 1.825 M . Lumpur karena tidak ada pelabuhan lain di Jawa yang dibawa sungai dialirkan melalui bagian utara yang memiliki fasilitas lebih bendungan, yang dibuat di muara sungai baik (Susan Blackburn,1989:68). Ciliwung, yang disebut "Muara Baru" .

166

Sejak 1780, para pedagang VOC lazim untuk dibangunnya pelabuhan karena aktif membangun pertanian di sekitar area berada di garis lintasan angin. Namun Batavia, sehingga lupa pertahanan. Situasi tidak ada pilihan lain, sehingga untuk ini dimanfaatkan oleh Perancis untuk menyiasati harus dimbangi dengan teknik menyerang Batavia, yang terjadi pada tahun pembuatan pelabuhan dengan metode 1795. Akibatnya VOC melemah dan pada kanal. akhirnya dinyatakan bangkrut pada tahun Setelah De Lesseps menciptakan 1799, kemudian pemerintah Kerajaan hubungan yang lebih pendek antara Eropa Belanda mengakuisisi semua aset VOC. dan Hindia melalui Terusan Suez, yang Pada tahun 1811, giliran pasukan militer dibuka pada tahun 1869, Batavia harus Inggris yang menyerang dan berhasil segera merealisikan pembangunan melumpuhkan Batavia. Pemerintah Hindia pelabuhan modern. Laju perdagangan Belanda harus menyerahkan seluruh Hindia meningkat tajam, setiap hari berlangsung Belanda kepada Inggris yang dipimpin oleh bongkar-muat, sehingga keuntungan Letnan Gubernur Jenderal Raffles. semakin besar. Muncul tuntutan untuk bisa Pendudukan Inggris berakhir pada tahun menambatkan kapal sedekat mungkin 1816, namun ketika pemerintah Hindia dengan transportasi darat, yang berarti Belanda berkuasa kembali, segala sebagai peluang peningkatan perdagangan. sesuatunya dalam hal program seakan Pelabuhan Batavia Lama hanya bisa dimulai dari awal. Orang-orang Belanda mengirim barang dengan perahu-perahu, atau pengusah-pengusaha Belanda, yang sehingga harus dibangun pelabuhan besar banyak pulang ke Belanda tidak mudah yang dapat untuk berlabuh kapal-kapal untuk ditarik kembali berdagang dan besar, yang mengangkut komoditi ekspor berinvestasi di Hindia Belanda impor langsung dari berbagai negara dalam ((poestahadepok.blogspot.com, akses 20 jumlah besar. Agustus 2020). I. C. Pelabuhan Tanjung Priok Pada situasi dan kondisi inilah Mulanya daerah Tandjong Priok berbagai program dibuat di Belanda untuk dimaanfaatkan oleh beberapa Bataviaan mendukung jalannya pemerintahan dan yang kaya raya dari masa VOC sebagai pembangunan di Hindia Belanda. Pada tempat untuk membangun rumah tahun 1855 Menteri Kelautan di Belanda peristirahatan dengan suasana pedesaan di mengumumkan ke publik untuk pantai berpasir Tandjongpree. membangun berbagai fasilitas navigasi dan Pembangunan pelabuhan Tanjung Priok pelayaran. Tahap pertama di Batavia dan merupakan salah satu bukti bahwa bangsa sekitar, dibangun mercu suar di sejumlah Belanda berusaha semakin memperkokoh titik termasuk di Tandjoeng Priok kekuasaanya di tanah jajahan. Alasan utama (Nederlandsche staatscourant, 06 April pembangunan pelabuhan baru itu karena 1855). pelabuhan lama tidak dapat lagi Kebutuhan pelabuhan yang sesuai menampung kapal-kapal uap yang dan memadai semakin diperlukan karena berukuran besar. pelabuhan Batavia Lama semakin tidak Rencana memindahkan pelabuhan memadai untuk mendukung kapal-kapal yang berjarak cukup jauh (menurut yang lebih besar. Bertolak dari penelitian pengertian saat itu) dari pusat kota Batavia yang telah dilakukan, kedalaman yang sempat menimbulkan masalah bagi orang- tinggi paling terdapat di sekitar Tandjoeng orang Belanda yang telah menetap di Priok, padahal lokasi itu sebenanya tidak Batavia. Dikatakan, jika orang Eropa baru

167 tiba di pelabuhan akan mendapat kesan Tandjoeng Priok, sekitar 9 KM dari yang aneh, karena setelah sampai di pelabuhan lama. dermaga pelabuhan yang sangat modern Perdebatan panjang terjadi antara dan luas, kemudian menuju Batavia akan kepentingan banyak perusahaan komersial melihat lingkungan pedesaan selama lama, yang memiliki kantor dan gudang di perjalanan. Mereka baru mendapati kembali pusat kota Batavia melawan tuntutan tehnis suasana kehidupan Eropa setelah sampai di dari para pendukung pelabuhan Tandjoeng kota Batavia. Pelabuhan nantinya akan Priok, yang berharap menjadi pusat dihubungkan dengan jalan aspal yang komersial, secara bertahap memindahkan panjangnya kira-kira 9 km, baik ke kota kegiatan ekonomi ke pelabuhan baru. Batavia maupun ke daerah perumahan Karena desakan kapal-kapal besar yang modern. Pembangunan itu bersamaan semakin banyak datang ke Batavia, dengan dibangunnya kanal Priok gaya akhirnya diputuskan harus dibangun Holland, yang membentang ke utara untuk pelabuhan baru sesuai dengan tuntutan berlayar perahu-perahu melalui Kali Besar pedagangan internasional. yang dapat menghubungkan pusat distrik Sebelum menjadi pelabuhan, pada komersial pelabuhan Batavia Lama dengan pertengahan abad kesembilan belas areal ini pelabuhan Tanjung Priok. Meskipun lalu merupakan tanah partikelir Tanjung Priok lintas perahu dari Priok ke Kali Besar dan tanah partikelir Kampung Kodya sebagian melalui laut dan melalui kanal Tanjung Priok, yang dikuasai oleh beberapa lama, tetapi lalu lintas ini juga orang tuan tanah yaitu: Hana binti Sech menggunakan kanal Priok, terutama selama Sleman Daud; Oeij Tek Tjiang; Said musim barat ketika perahu hampir tidak Alowie bin Abdulah Atas; Ko Siong Thaij; mungkin melalui laut karena ombaknya Gouw Kimmirt; dan Pattan. Tanah yang besar (Batavia as a commercial, partikelir tersebut kemudian diambil alih industrial and residential center,1937:46). oleh pemerintah Hindia Belanda, lalu Tidak mudah bagi pemerintah disewakan kepada maskapai Hindia Belanda mencapai kata sepakat pelayaran Koninklijke untuk membangun pelabuhan Tanjung Paketvaar Maatschappij (KPM) guna Priok. Perdebatan berlangsung selama pembangunan dan pengoperasian pelabuhan bertahun-tahun, bahkan Kamar Dagang Tanjung Priok (wikipedia, akses 20 Agustus Batavia menolak pembangunan pelabuhan 2020). Sebelum dibangun pelabuhan, tanah- baru. Mereka mengkhawatirkan bahwa tanah partikelir ini merupakan kebun pembangunan pelabuhan baru akan sangat kelapa. merugikan bisnis perahu tongkang dan Selanjutnya, KPM bermitra dengan pengalihan kegiatan bongkar muat di perusahaan Burn Philip Lina, pelabuhan baru akan mematikan kota Rotterdamsche Loyd Ocean, dan Batavia. Dalam perdebatan itu terdapat dua Nederlandsche Loyd Ocean. Gabungan kelompok yang berbeda pendapat, di satu pemilik modal ini minta jaminan kepada pihak kelompok yang berusaha pemerintah Hindia Belanda untuk mempertahankan fungsi pelabuhan lama membantu dalam pengendalian keamanan dengan menyediakan dan membuat fasiltas dan pengerahan tenaga buruh dari baru; di lain pihak kelompok yang penduduk setempat. Setelah pemerintah menghendaki dibangunnya pelabuhan baru Hindia Belanda membatalkan status tanah di sebelah timur pelabuhan lama, di partikelir Kampung Kodya Tandjung Priok dan tanah partikelir Tandjung Priok,

168 membuat perjanjian sewa-menyewa dengan Batavia als handels-, industrie- en kepada KPM selama 75 tahun sejak tahun woonstad = Batavia as a commercial, 1877, maka pembangunan pelabuhan industry and dimulai. Pemerintah Hindia Belanda juga residential center (1973). Kaart VII. menekan para bupati di Jawa khususnya Plattegron van de Haven van Tandjong bupati-bupati di Banten dan Priangan serta Priok. Jawa Tengah untuk mengirimkan rakyatnya Batavia : Kolff & Co bekerja bagi pembangunan pelabuhan Tanjung Priok. Blackburn, Susan (1989). Sejarah Pembangunan pelabuhan laut dalam 400 Tahun. Jakarta : Komunitas Bambu yang pertama dilakukan oleh Gubernur (terjemahan) cetakan kedua, 2012 Jendral Johan Wilhelm Van Lansberge pada tahun 1877 dan selesai tahun 1886. Brug, Peter H.van Der (2007). “Batavia Pembangunan pelabuhan ini bertujuan yang tidak sehat dan kemerosotan VOC untuk menampung kapal-kapal dagang, pada abad kapal-kapal yang memuat batu bara, dan kedelapanbelas” dalam Kees Grijns dan juga kapal-kapal uap. Dan bila ada kapal- Peter J.M.Nas (2007). Jakarta-Batavia. kapal yang harus diperbaiki, maka bisa naik Esai dok disana untuk melakukan perbaikan Sosio-Kultural Jakarta : KITLV, (takaitu.id, akses 20 Agustus 2020). Banana Perencana pelabuhan ini adalah Ir.J.A.A. Waldrop, seorang insinyur yang Cool, Wouter (1920). Netherlands berasal dari Belanda, sedangkan East Indian Harbours. Batavia : pelaksananya adalah Jr. J.A. de Gelder, Department of Public seorang insinyur perairan. Dengan Works, Harbourworks diresmikannya Pelabuhan Tanjung Priok 1886, maka kegiatan pelabuhan utama Grijns, Kees, ed (2007). Jakarta-Batavia. Batavia yang semula berada di Kali Esau Sosio-Kultural. Jakarta : Banana. Ciliwung sekitar kasteel Batavia dialihkan KITLV ke Tanjung Priok, sedang pelabuhan lama dikenal sebagai pelauhan Pasar Ikan Hanna, W.A. (1988). Hikayat Jakarta. (wikipedia, 20 Agustus 2020). Jakarta : Yayasan Obor

DAFTAR PUSTAKA Heriyanti Ongkodharmo (1995), Buku-buku “Pelabuhan Sunda Kela dan Kesultanan Banten”, dalam Atlas Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia R.Z. Leirissa, penyunting (1995). (2013). penyunting Endjat Djaenuderajat, Sunda Kelapa sebagai Bandar Jalur Sutra. Direktorat Sejarah dan Nilai Kumpulan Makalah Diskusi. Jakarta : Kebudayaan. Direktorat Jendral Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kebudayaan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaa Jakarta-ku Jakarta-mu Jakarta-kita (1987). Republik Indonesia Jakarta : Yayasan Pencinta Sejarah dan Pemerintah DKI Jaya Raya

169

Shahab, Alwi (2002). Queen of the East. Buku Francisco Rodrigues Yogyakarta Jakarta : Republika : Penerbit Ombak, 2016

Supratikno Rahardjo (1995). “Pelabuhan Zee, D. Van Der. Batavia De Sunda Kelapa sebagai pusat interaksi: Koningen Van Het Oosten : The Queen Of Sebuah The East. pendekatan geografi”, dalam R.Z. Publish For The Town Of Leirissa, penyunting (1995). Sunda Kelapa Batavia. sebagai Bandar Jalur Sutra. Kumpulan Internet Makalah Diskusi. Jakarta : Departemen Pendidikan https://takaitu.id/asal-muasal-nama- dan Kebudayaan pelabuhan-tanjung-priok/

Taylor, J.G. (2009). Kehidupan Sosial di https://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Priok Batavia. Jakarta : Masup Jakarta ,_Jakarta_Utara

Tome Piret. Suma Oriental. Karya Tome http://poestahadepok.blogspot.com/2020/01 Pires: Perjalanan dari Laut Merah Ke Cina /sejarah-jakarta-73-sejarah-tanjung.html dan

170