Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

GERAK RUANG KAWASAN KERATON KASEPUHAN

1INA HELENA AGUSTINA, ACHMAD DJUNAEDI2, SUDARYONO3, DJOKO SURYO4

1Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116 2Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Jl. Grafika No. 2 , 55281 3Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta, 55281 Fakultas Budaya Universitas Gajah Mada 4Jl. Sosiohumaniora , Bulaksumur Yogyakarta, 55281

ABSTRAK

Teori lokal mulai dikembangkan setelah adanya kegagalan teori-teori yang didasarkan oleh filsafat rasionalisme. Paradigma Postmodernisme semakin memberi peluang pengembangan teori yang berbasis lokalitas dan komunitas. Kawasan Keraton Kasepuhan yang berdiri sejak abad ke 14 kaya akan nilai-nilai lokal. Didasarkan oleh pendekatan fenomenologi menangkap suatu fenomena yang menunjukkan nilai lokalitas berupa gerak ruang. Gerak adalah keluarnya sesuatu dari titik kemungkinan menuju titik yang dimungkinkan ( Ammar, 1993). Gerak ruang yang terjadi di kawasan ini berupa gerak ruang substansi dan gerak ruang aksiden. Gerak ruang substansi yang ditunjukkan dalam fenomena gerak tradisi ke politik memiliki nilai lokal kesadaran integral dinamika spirit yang ditunjukkan oleh: 1) keyakinan terhadap tanggung jawab sebagai pemegang amanah; 2) keyakinan terhadap persatuan umat (keluarga); 3) keyakinan untuk membuka diri pada yang lain. Sedangkan gerak ruang aksiden yang ditunjukkan oleh kegiatan revitalisasi keraton memiliki nilai lokal — kebersamaan —.

Kata Kunci : Gerak Ruang

Pendahuluan tidak terdefinisikan karena penuh dengan aspek yang kontradiksi. Dalam perencanaan Perkembangan pemikiran planning theory memunculkan pendekatan memberi peluang untuk pengembangan teori collaborative/communicative planning lokal. Postmodernisme merupakan suatu (Healey; 1997 dalam Agustina,2013) dan fenomena yang banyak ragamnya sehingga Rasional komunikatif dari Habermas yang sulit menemukan makna spesifik. Beberapa menjadi pilihan dalam proses perencanaan. penulis mencoba mendefinisikan postmodern Pendekatan ini lebih pada upaya membangun sebagai pernyataan kebebasan dalam kapasitas masyarakat, sehingga isu perbedaan dan kebenaran. Salah satu karakter pemberdayaan dan proses pengambilan utama postmodernisme adalah kepedulian keputusan lebih sering diterapkan dalam pada —yang lain“ dengan demikian proses perencanaan. postmodernisme mengangkat kembali isu Pengembangan perencanaan yang berbasis pluralisme yang dibungkam oleh modernitas. komunitas berkembang karena kegagalan dari Postmodernisme adalah suatu realitas yang pendekatan perencanaan yang komprehensif

37

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1 rasionality. Kehadiran pemikiran-pemikiran postmodernisme planning oleh Almendinger Di dalam ilmu perencanaan pemikiran- (2002) dan juga pemikiran post-positivisme pemikiran yang bersifat lokalitas masih mengakibatkan kehadiran pendekatan planning menjadi pemikiran baru dan juga masih butuh yang bersifat transrasional (lihat gambar 1). suatu pengakuan. Beberapa pengalaman Janice Ini dapat dapat dilihat dalam kerangka teori Barry dan Libby porter dalam sistem yang diadopsi dari kerangka pengembangan perencanaan masyarakat lokal perlu adanya tipologi teori yang dikutip dari tulisannya suatu mekanisme pendekatan yang berbeda. Allmendinger untuk tipologi post-positivisme Hasil tulisan mereka tidak mengemukakan planning teori. Post-positivis teori hasil penemuan tetapi lebih pada pengalaman perencanaan telah menyoroti teori dalam melakukan kontak dengan komunitas untuk konteks sosial dan politik. Dampaknya melalui memperkenalkan bagaimana pandangan teori kolaboratif, pendekatan postmodernisme masyarakat lokal terdahap batas wilayah atau dan neo-pragmatis yang signifikan dalam teritorialnya menurut aturan adat dan aturan perencanaan. Dengan demikian sangat penting hukum negara.Kemudian memasukkan untuk setiap pemahaman teoritis yang beragam persoalan ini dalam praktek perencanaan ruang. seperti dalam bidang perencanaan. Tipologi Menurutnya …indigenous planning is field post positivis berusaha untuk mengembangkan emerging within both theory and practice in its tipologi untuk teori perencanaan. Tipologi own right (Jojola, 2008 dalam Barry, Janice, didasarkan pada tema-tema yang luas 2011). termasuk keyakinan bahwa semua teori adalah Penggalian nilai-nilai lokal akan semakin normatif konsepsi waktu yang tidak linear dan berkembang mengingat di sangat kemajuan dan pengenalan spasial dan berbagai beragam budaya lokal yang dapat digali. macam dalam pemahaman formulasi, Seiring dengan berkembangnya globalisasi penafsiran. Hasilnya adalah pendekatan yang maka nilai-nilai lokal menjadi penting untuk tidak jauh dengan teori perencanaan dipertahankan dan menjadi ciri jati diri bangsa. tradisional yaitu terdapat dualisme - perbedaan Sementara nilai-nilai lokal saat ini tidak prosedural-substantif dan teori-praktek. Dalam terangkum dalam teks yang dapat dijadikan kerangka tersebut berpeluang pengembangan referensi. Dengan demikian penggalian nilai- teori-teori lokal yang beragam dan unik untuk nilai lokal perlu di dokumentasikan sebagai dapat diinterpretasikan dalam perencanaan. bahan acuan untuk perencanaan ruang masa Untuk itu pemikiran perencanaan komunitas yang akan datang. dengan spectrum budaya-budaya local mulai Kawasan Keraton Kasepuhan yang berdiri dipikirkan kembali. Penggalian makna dari sejak abad ke 14 memiliki tradisi dan budaya suatu lingkup komunitas dan lokalitas yang masih bertahan hingga saat ini. Kawasan tampaknya perlu di gali dengan lebih Keraton Kasepuhan yang terletak di Kota mendalam sebagai bagian dari pengembangan memiliki keunikan tradisi khas, teori-teori lokal. seperti : tradisi Jumat kliwon, tradisi pelal (muludan), tradisi caos. Tradisi-tradisi tersebut menunjukkan eksistensi tempat keraton dan raja yang masih dianggap memiliki nilai sakralitas. Tradisi dan tata nilai lokal tersebut merupakan bagian dari indigenous planning yang dapat digali untuk membentuk teori lokal. Selain tradisi-tradisi tersebut, keraton kasepuhan kini mendapat perhatian dari Gambar 1 Kerangka pemikiran Pos-Positivis pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Almendinger Untuk Teori Perencanaan untuk merevitalisasi keraton. Hal yang Sumber : Towards A Post-Positivist Typology Of Planning menarik lainnya adalah menjadi tempat untuk Theory; Philip Allmendinger.2002

38

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1 menjaring kampanye politik para calon melampaui ruang dan waktu. Gerak tersebut pimpinan daerah hingga pimpinan negara. merupakan gerak substansi. Gerak stubstansi Fenomena ini teridentifikasi dari beberapa adalah gerak sendiri tanpa adanya dukungan kandidat kepala daerah di Jawa Barat maupun wujud sedangkan gerak yang memerlukan di kabupaten Cirebon hingga calon presiden dukungan wujud adalah gerak aksiden. dari berbagai partai politik selalu mengadakan Definisi gerak adalah keluarnya sesuatu dari kunjungan ke Keraton Kasepuhan. Fenomena titik mungkin menuju yang dimungkinkan ini menunujukkan suatu fenomena yang secara perlahan (Ammar, 1993). Maksud dari mengarah pada suatu ruang kawasan yang titik mungkin adalah fakta Definisi gerak tidak hanya menjadi bagian dari tradisi budaya adalah keluarnya sesuatu dari titik mungkin masa lalu tetapi ada kegiatan politik menuju yang dimungkinkan secara perlahan berkembang. Perkembangan yang terindikasi (Ammar, 1993). Maksud dari titik mungkin lebih intens dibandingkan sebelum adalah fakta dan maksud dari yang kepemimpinan Sepuh Ke 13. Ini dimungkinkan adalah kekuatan dari perubahan menunjukkan perubahan luar biasa dari gerak itu, sedangkan perlahan memberikan Keberadaan Keraton Kasepuhan. Perubahan perngertian tidak sekaligus tetapi sedikit demi yang terindikasi dari perubahan ruang-ruang sedikit. Gerak memiliki keaneka ragamannya. kawasan yang lebih terpelihara bahkan Menurut Ammar (1993) gerak itu memiki penambahan ruang-ruang yang baru. beberapa bentuk dan jenis, antara lain: (1) Perubahan yang menunjukkan suatu gerak Gerak substansi, contohnya : mani yang dalam ruang kawasan keraton kasepuhan. menjadi manusia; (2) Gerak eksiden , yaitu : Fenomena gerak ruang yang seperti apakah (a) Gerak kualitas (kaif), contoh : mangga yang terjadi di kawasan keraton kasepuhan hijau yang menjadi kuning; (b) Gerak kuantitas ini ? (kam), contoh: anak kecil yang menjadi besar; (c) Gerak tempat (ain), contoh: orang yang Metode Pendekatan bergerak dari rumah ke pasar; (d) Gerak posisi (wadh), contoh : gerak dari duduk ke berdiri; Metode Pendekatan yang dilakukan pada (e) Gerak pengefek (Aksi) : Contoh : api yang penulisan karya tulis ilmiah ini adalah memberi kalori; (f) Gerak penerima efek merumuskan suatu konsep gerak ruang. (infi‘aal): Contoh : air dari dingin menjadi Perumusan konsep gerak ruang tersebut mendidih; (g) Gerak terjadi pada waktu menggunakan data-data dari disertasi penulis (mataa), contoh : pagi yang menuju sore; (h) kemudian di dilakukan proses dialektika Gerak yang terjadi pada kontrol yang lain dengan teori gerak. (jidah), contoh: sepatu yang bergerak karena Berdasarkan fenomena yang terkumpul kaki yang menggerakkan. dari unit amatan dan dikelompokkan dalam unit informasi kemudian dikelompokkan dalam tema gerak ruang. Selanjutnya dikaji Gerak Ruang Substansi Kawasan gerak ruang kawasan keraton kasepuhan Keraton Kasepuhan digunakan proposisi teoritik yang Kawasan Keraton Kasepuhan yang berdiri dikemukakan oleh Mulla Sadra mengenai sejak abad ke 14 masih memiliki pengakuan Teori gerak dari —rakyatnya“. Walaupun secara aspek legal Keraton kasepuhan tidak lagi memiliki otoritas Pembahasan kekuasaan terhadap rakyat tetapi rakyat masih

mengakui Sultan Sepuh sebagai raja mereka. Gerak adalah keluarnya sesuatu dari Ini dapat dilihat dari pengakuan mereka dalam titik kemungkinan menuju titik yang tradisi caos yang selalu digelar setiap tanggal 7 dimungkinkan ( Ammar, 1993). Jadi gerak itu rabiul awal. Rakyat senantiasa memberi upeti ada suatu proses perubahan yang bersifat dan meminta doa dari Sultan Sepuh. Rakyat kebaharuan dan evolusioner. Perubahan yang tidak hanya yakin terhadap kekuatan doa raja

39

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1 tetapi ada unsur pengabdian yang tinggi dari Gambar 2 Foto Anggota DPR RI periode rakyat yang berdatangan dari berbagai daerah 2009 -2014 sebagai Ketua Panitya Haul 460 di luar kota Cirebon. Ini menunjukkan suatu Sunan Gunung Jati Di Keraton Kasepuhan pengorbanan dari rakyat terhadap seorang raja. Cirebon Eksistensi keraton kasepuhan masih diakui oleh rakyatnya. Eksistensi Keraton Kasepuhan tidak hanya diakui oleh rakyat biasa tetapi juga para pejabat maupun para calon anggota Legislatif yang akan mengikuti pemilihan umum tahun 2014. Mereka berdatangan untuk meminta restu Sultan Sepuh Ke 14. Ini bisa dilihat dari fenomena kegiatan perayaan haul Sunan Gunung Jati yang ke 460 pada tanggal 17 oktober 2013 ada fenomena kegiatan politik. Ini terungkap dari keberadaan panitia penyelenggara yang dapat dilihat pada susunan panitia berikut ini:

Tabel 1 Susunan Panitia Haul Sunan Gunung Jati 17 Oktober 2013

SUSUNAN PANITIA Sumber : Agustina, 2013 HAUL SUNAN GUNUNG JATI 17 OKTOBER 2013 Selain itu ada acara pemberi sambutan PELINDUNG Sultan Sepuh XIV yang sarat dengan pesan politik untuk KETUA Ir. H.E. Herman Khaeron, M.Si pemilihan presiden yang dilakukan oleh WAKIL KETUA PR. Luqman Zulkaedin, SH Jendral TNI Pramono Edi Wibowo. Beliau SEKRETARIS R. Mukhtar adalah kandidat presiden dari partai Demokrat. BENDAHARA Drs. E. Subandi Dari fenomena ini menunjukkan suatu Sumber : Agustina, 2013 fenomena yang efektif untuk melakukan kegiatan kampanye politik di Keraton Ir. H.E. Herman Khaeron, M.Si saat ini Kasepuhan karena raja atau Sultan memiliki adalah anggota DPR RI sebagai wakil ketua di rakyat yang mengakui keberadaannya. Adanya bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, suatu simbol perayaan haul Sunan Gunung Jati Kelautan, Perikanan, Pangan komisi IV. tetapi secara fungsional adalah suatu mediasi Beliau juga menjabat sebagai Tenaga Ahli kampanye politik.Kondisi ini memberikan Fraksi Partai Demokrat DPR œ RI. Beliau pertanda adanya suatu gerak substansi yang mewakili daerah pemilihan Jawa Barat 8 yang terjadi di kawasan keraton kasepuhan. Gerak meliputi Kabupaten Cirebon, Kabupaten substansi dari tradisi ke politik. Indramayu dan Kota Cirebon. Foto beliau Gerak substansi dari tradisi ke politik terpampang jelas dalam pelaksanaan Haul ke seperti yang dijelaskan di atas tentunya 460 di Kasepuhan Cirebon. Ini dapat memiliki hakikat yang mendasarinya. Hakikat diperlihatkan pada foto berikut ini. yang mendasarinya terungkap dari pernyataan Sultan Sepuh Ke 14 sebagai berikut : —.....Relasi2, hubungan dengan begitu banyak orang. Pada waktu saya bertahta, Saya mengumpulkan keraton para wargi, bukan kesepuhan saja, juga kanoman dan prabonan kita samakan persepsi, visi dan misi, bahwa kita ini sebagai pemegang amanah

40

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1 harus mengerjakan baik, sesama wargi Gerak aksiden adalah gerak yang terjadi jangan ribut, iri dengki, biasanya di keraton karena ada dukungan. Gerak aksiden dalam seperti itu ya, ada kelompok2. Saya bentuk perbaikan kualitas keraton. Revitalisasi persatukan semuanya. Bahkan ada wargi2 terjadi karena adanya dukungan pendanaan dari keraton kanoman yang mengabdi di sini dari pemerintah pusat maupun daerah. Ini (kesepuhan), bisa di cek. Salah satunya Mas diintepretasi dari peristiwa dan unit informasi Aji, jalurnya kanoman. Saya bilang bahwa yang memberikan perubahan terhadap kualitas mereka satu turunan bersaudara, tidak ada suatu ruang. Bentuk gerak ruang kualitas ini pembedaan kesepuhan atau kanoman. Karena terindikasi dari unit informasi berikut ini : sejarahnya ada keraton satu keturunan. —Rencana April atau Mei ini pak Agung Bahkan jika ada yang ingin membantu di luar Laksono akan revitalisasi Kawasan Keraton keraton, Alhamdulillah, berarti kami —(W/Iman /22/03/2013/01 dalam Agustina, diringankan, jangan cemburu karena orang 2013). lain, pendekatan ke dalem begitu. Tidak Kegiatan revitalisasi merupakan kegiatan mudah, namun saya mencoba membuka diri peningkatan kualitas dari ruang keraton pada siapapun..“ (W/Sultan Sepuh Ke 14/01 kasepuhan. Ada suatu gerak perubahan suatu Sep 2013/25d alam Agustina, 2013). kualitas ruang yang diwujudkan dalam Dari pernyataan di atas menunjukkan perubahan kualitas bangunan di keraton sikap amanah dan membuka diri, sikap yang kasepuhan. Berikut adalah wawancara Dengan memberikan pertanda adanya suatu pengakuan Sultan Sepuh yang menunjukkan program terhadap jabatannya sebagai raja atau Sultan revitalisasi: memegang amanah. Amanah memiliki arti —...Proses revitalisasi di era saya, di sesuatu yang dipercayakan. Beliau diberi inventalisir permasalahan dan potensi di kepercayaan untuk mengelola keraton dan keraton yang sama-sama banyak. Dari semua tanggung jawabnya. Juga sikap inventalisasi tersebut muncul program membuka diri artinya pendekatan yang revitalisasi baik fisik maupun non fisik. dilakukan oleh para calon legislatif pada raja / Pertama yang diutamakan adalah pemugaran Sultan merupakan sikap membuka diri dalam bangunan cagar budaya, fisiknya. Kedua menjalankan tugasnya memegang amanah penataan ruangan ini, disesuaikan dengan era keraton kasepuhan. Selain itu juga sikap sekarang, tambah kesini pengunjung semakin mempersatukan perbedaan yang ada di internal banyak, diperlukan kenyamanan fasilitas keraton menjadi upaya yang dilakukan sultan pengunjung dsb. Ketiga, bangunan yang sepuh ke 14. Dari penjelasan ini ada suatu tata tadinya diluar fungsi keraton atau merusak nilai kesadaran yang dilakukan Sultan Sepuh cagar budaya nanti dibereskan. Itu yang Ke 14, yaitu: (1) keyakinan terhadap tanggung secara fisiknya. Yanglain adalah benda kuno jawab sebagai pemegang amanah; (2) seperti sekaten, sudah ratusan tahun keyakinan terhadap persatuan umat (keluarga); setiap tahun ditabuh 2 kali, idul fitri dan idul (3) keyakinan untuk membuka diri pada yang adha. Inginnya dimuseumkan, yang ditabuh lain. replikanya saja. Itu juga menjadi program Dari ketiga hal di atas ada suatu kesadaran saya dalam revitalisasi. Karena kondisinya yang tidak mementingkan diri sendiri atau sudah bolong-bolong, sedangkan gamelan dalam bahasa Theory Of everything menurut tersebut memiliki nilai sejarah ....“ (W/Sultan Ken Wilber adanya suatu kesadaran integral /01/09/2013/16 dalam Agustina,2013). dinamika spiritual yang terkandung dalam Pernyataan di atas menangkap sinyal kata-kata Sultan tersebut. Jadi hakikat dari perubahan-perubahan yang berupa gerak substansi politik memiliki hakikat peningkatan suatu kualitas dari Keraton kesadaran integral dinamika spiritual. Kasepuhan. Gerak aksiden ini memiliki hakikat dasar Gerak Ruang Aksiden Kawasan yang terungkap dari pernyataan Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan ke 14 berikut ini :

41

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1

—..... Kita tidak mau keraton hanya barang Allmendinger, Philip, 2001, Planning in usang yang kuno dan kurang bermanfaat, tapi Postmodern Time, London,Routledge. bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Ammar,Hasan Abu (1993), Rasionalisme dan Ketika saya bertahta mulai saya rombak, Alam Pemikiran Filsafat Dalam Islam, sehingga sudah mulai ada pengunjung.“ Yayasan Al Muntazhar. (W/Sultan /01/09/2013/25) Dari pernyataan di atas menunjukkan Banfield, Edward C., 1959, Ends and Means bahwa ada suatu keinginan —kebermanfaatan in Planning, in Faludi, Andreas. 1973. A bagi masyarakat sekitar— dari Keraton Reader in Planning Theory. Pergamon Kasepuhan yang sedang diupayakan oleh Press. Sultan Sepuh Ke 14. Dari kata Healey, P., 1997, Collaborative Planning: —kebermanfaatan bagi masyarakat Shaping Places in Fragmented sekitar— menunjukkan suatu kata yang Societies, London, Macmillan Press Ltd. mengasosiasikan pada tingkat kesadaran seorang pemimpin yang menginginkan suatu Paper nilai —bersama“ tidak untuk dirinya atau Allmendinger, Philip, 2002, Towards a Post keluarganya tapi untuk masyarakat sekitar. Positivist Typology Of Planning, Journal Artinya masyarakat yang berada di sekitar Planning Theory, Vol 1 p77-91 keraton atau masyarakat yang memang bisa hidup dari keberadaan keraton. Dukungan lain Barry, Janice and Porter Libby, 2011, yang menunjukkan —bersama“ adalah kata Indigenous Recognition In State Based —kita“ artinya memang Sultan dan semua orang Planning Systems: Understanding Textual yang terlibat. Dengan demikian maka hakikat Mediation In The Contact Zone, Jurnal dari gerak aksiden adalah nilai —kebersamaan“. Planning Theory, p 170 -187

Kesimpulan

Hasil dari pembahasan kajian gerak ruang kawasan keraton kasepuhan dapat disimpulkan bahwa nilai lokal yang ditunjukkan dari fenomena gerak ruang di Kawasan Keraton Kasepuhan adalah: Gerak ruang substansi yang ditunjukkan dalam fenomena gerak tradisi ke politik memiliki nilai lokal kesadaran integral dinamika spirit yang ditunjukkan oleh: (1) keyakinan terhadap tanggung jawab sebagai pemegang amanah.; (2) keyakinan terhadap persatuan umat (keluarga); (3) keyakinan untuk membuka diri pada yang lain. Sedangkan gerak ruang aksiden yang ditunjukkan oleh kegiatan revitalisasi keraton memiliki nilai lokal — kebersamaan —.

Daftar Pustaka Agustina, Pergeseran Makna Ruang Simbolik Ke Ruang Fungsional, Proposal Disertasi,Yogyakarta, UGM

42