PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN SARI BUAH NANAS MADU (Ananas comosus (L.) Merr.) DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN KESUKAAN TAPE KETAN PUTIH
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Niken Frydha Wulandary
NIM :151434001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya ini untuk . . .
Kedua Orang Tua. Untuk Bapak Suwarno dan Ibu Erentina Moerwani. . Terimakasih atas dukungan yang selalu diberikan kepada saya baik untuk dukungan material dan moril. Terimakasih telah mendengarkan keluh kesah saya selama empat tahun terakhir ini. Karya ini secara khusus saya persembahkan untuk kalian sebagia wujud rasa terimakasih kasih saya atas pengorbanan dan jeri payah yang telah kalian berikan kepada saya. Selesainya karya ini menandakan bahwa satu lagi doa kalian untuk saya yang telah Tuhan dengarkan. Terimakasih.
Saudara Laki-laki. Untuk Mas Eka Tanjung Pripambudi. . . Terimakasih telah memberikan saya contoh yang sempurna yang sampai saat ini menjadi motivasi saya dalam menggapai cita-cita.
Dosen Pembimbing. Untuk Ibu Yoanni Maria Lauda Feroniasanti. . . Yang telah membimbing saya sehingga saya mampu menyelesaikan karya terbaik ini. Terimakasih telah memberikan saya ilmu, saran, solusi terbaik, dan semangat disaat saya mulai bingung terhadap apa yang sedang saya kerjakan. Terimakasih atas waktu yang telah diberikan untuk saya selama satu tahun belakangan ini.
Sahabat dan Teman-Teman Tercinta. Untuk kalian yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. . . Terimakasih atas dukungan yang telah kalian berikan baik tenaga, moril dan waktu selama saya melakukan penelitian dan menyusun karya ini. Semoga cita dan cinta kita dapat terwujud di waktu yang telah Tuhan tentukan. Amin Motto Hidup Saya “Untuk hidup yang pertama: harus memiliki mimpi dan angan. Kemudian harus diimbangi dengan tindakan nyata. Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan.”
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya orang yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu. (QS. Al Baqoroh: 45). Sesungguhnya bersamaan dengan kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain), dan berharaplah kepada Tuhan mu. (QS. Al Insyiroh: 6-8).
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,2 Mei 2019
Penulis
Niken Frydha Wulandary
V r PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Niken Frydha Wulandary NIM : 15i434001 Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
PENGARUH PEMBERIAN SARI BUAH NANAS MADU (Ananas comosus (L.) MeTT.) DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP KANDLINGAN GIZI DAN KESUKAAN TAPE KETAN PUTIH
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di intemet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 2 Mei 2019
Yang
Niken Wulandary
VI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN SARI BUAH NANAS MADU (Ananas comosus L.Merr) DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN KESUKAAN TAPE KETAN PUTIH
Niken Frydha Wulandary 151434001 Universitas Sanata Dharma ABSTRAK
Tape ketan putih adalah makanan tradisional yang memiliki kandungan gizi yang rendah, oleh karena itu perlu dilakukan inovasi yang dapat meningkatkan kandungan gizi pada tape ketan putih. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian sari nanas madu sebagai pengganti larutan gula. Nanas madu adalah jenis buah yang kaya akan nutrisi seperti gula. Selain pemberian sari nanas madu, waktu fermentasi juga dapat meningkatkan kandungan gizi pada tape ketan putih. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kandungan serat kasar, protein total, dan alkohol,serta nilai kesukaan panelis terhadap produk tape ketan putih. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dilakukan dua faktor penelitian dengan tiga pengulangan dan tiga kontrol. Faktor pertama adalah konsentrasi pemberian sari buah nanas madu, yaitu 25% dan 50%. Faktor kedua adalah lama waktu fermentasi yaitu 2 hari, 3 hari dan 4 hari. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji korelasi pearson dan nilai kesukaan panelis dianalisis secara deskriptif. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pemberian sari nanas dengan konsentrasi 50% dan fermentasi hari ke-4 dapat meningkatkan kandungan serat kasar, protein total, dan alkohol tetapi tidak memberi pengaruh terhadap nilai kesukaan panelis terhadap tape ketan putih. Kata kunci : Tape ketan putih, nanas madu, fermentasi, kandungan gizi, kesukaan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE EFFECT OF GIVING HONEY PINEAPPLE (Ananas comosus (L.)
Merr.) JUICE AND FERMENTATION TIME TO NUTRITION CONTROL
AND THE PANELIST PREFERENCE OF WHITE STICKY RICE TAPE
Niken Frydha Wulandary 151434001 Sanata Dharma University
ABSTRACT
White sticky rice tape is a traditional food that has a low nutrient content, therefore, new innovations need to be made that can improve nutrition in white sticky rice tape. One possible way is utilization of pineapple juice as sugar replacement. Honey pineapple is a type of fruit that is rich in nutrients such as sugar. In addition to utilization of honey pineapple juice, fermentation time can also improve nutrition on white sticky rice tape. The research was conducted with the aim to increas, crude fiber, total protein, alcohol, and panelist preference values for white sticky rice tape. This research was an experimental study using were used completely randomized design (CRD). Two-factor study with three repetitions and three controls. The first factor was the consentration of honey pineapple juice, which was 25% and 50%. The second factor was the duration of fermentation, which were 2 days, 3 days and 4 days. The data obtained were analyzed statistically with Pearson trials and panel preference values were analyzed descriptively.
The results showed that administration of honey pineapple juice with 50% consentration and fermentation to 4 day could increase crude fiber, total protein, and alcohol but did not influence the panelist preference values for white sticky rice tape. Keywords: White sticky rice tape, honey pineapple juice, fermentation, nutrient content, panelist preference
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kata Pengantar
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Sari Buah Nanas
Madu (Ananas comosus (L.) Merr.) sebagai Pengganti Larutan Gula dan Pengaruh
Waktu Fermentasi terhadap Kandungan Gula, Protein Total, Serat Kasar, Alkohol dan Uji Organoleptik Tape Ketan Putih” diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Sanata Dharma. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahannya untuk menuntun
penulisan skripsi ini baik dalam penelitian, proses, hingga akhir dari
penulisan sehingga dapat berjalan dengan baik.
2. Universitas Sanata Dharma sebagai lembaga yang telah memberikan
kesempaan kepada penulis dalam berkarya menyelesaikan program studi
di Pendidikan Biologi.
3. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan FKIP dan Bapak
Dr. Marcellinus Andy Rudhitho, S.Pd. selaku Ketua Jurusan JPMIPA
Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Kepala Program
Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu Y.M Lauda Feroniasanti, M.Si. selaku dosen pembimbing yang selalu
meluangkan waktu, sabar membimbing, memberikan solusi, memberikan
saran dan kritik, serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi yang telah membimbing dan
memberikan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan di Pendidikan
Biologi.
7. Bapak Agus dan Mas Marsono selaku laboran di Laboratorium Pendidikan
Biologi yang dengan sabar membantu saya dalam menyiapkan alat dan
bahan selama saya penelitian.
8. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Suwarno dan Ibu Erentina Moerwani
yang tidak penah bosan memberikan semangat dan selalu mendoakan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Segenap keluarga besar yang selalu mendoakan, memberikan motivasi,
serta semangat.
10. Yenni Rahmawati yang telah setia membantu penulis selama kegiatan
penelitian serta memberikan motivasi sehingga panelis dapat tetap
semangat melakukan penelitian ini.
11. Teman – temanku tersayang, Ari Ngesti Kirtanti, Yoggi Rahmadhani, dan
Nadhia Ratri Atmaka yang telah memberikan dukungan dan mengatasi
permasalahan selama penyusunan skipsi ini.
12. Mahasiswa Pendidikan Biologi 2017 yang telah berkenan untuk menjadi
Panelis dalam uji kesukaan.
x r PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Teman-teman Pendidkan Biologi 2015 tercinta dan terimakasih atas
dinamika selama empat tahun terakhir ini.
14. Kepada semua pihak, semua instansi dan semua orang yang tidak sempat
penulis sebutkan yang telah memberikan bantuan atau dukungan kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam pen).usunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kitik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini
memberikan sumbangan dalam ilmu pengetahuan.
Penulis
Niken Frydha Wulandary
xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ...... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...... vi ABSTRAK ...... vii ABSTRACT ...... viii KATA PENGANTAR ...... ix DAFTAR ISI ...... xii DAFTAR TABEL ...... x DAFTAR GAMBAR ...... xvi DAFTAR LAMPIRAN ...... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 4 C. Tujuan Penelitian ...... 4 D. Manfaat Penelitian ...... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...... 6 A. Prinsip/Teori yang Terkait ...... 6 1. Tape ...... 6 2. Ragi Tape ...... 7 3. Beras Ketan Putih ...... 8 4. Nanas ...... 10 5. Enzim Bromelin ...... 14 6. Fermentasi ...... 15 a. Fermentasi aerob (Proses Respirasi) ...... 17 b. Fermentasi anaerob ...... 17 7. Kandungan Gizi ...... 18
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Gula ...... 19 b. Protein Total ...... 20 c. Serat Kasar ...... 23 d. Alkohol ...... 24 8. Uji Organoleptik ...... 25 a. Tekstur ...... 26 b. Warna ...... 26 c. Aroma ...... 27 d. Rasa ...... 28 B. Hasil Penelitian yang Relevan ...... 31 C. Kerangka Berfikir ...... 33 D. Hipotesis Penelitian ...... 37
BAB III Metode Penelitian ...... 38 A. Jenis Penelitian ...... 38 1. Variabel Bebas ...... 39 2. Variabel Terikat ...... 39 3. Variabel Kontrol ...... 40 B. Batasan Masalah...... 40 C. Alat dan Bahan ...... 41 D. Cara Kerja ...... 42 1. Tahap Pra-Penelitian ...... 42 2. Tahap Pembuatan Sari Buah Nanas ...... 42 3. Tahap Pembuatan Tape Ketan Putih ...... 44 4. Tahap Persiapan Uji Organoleptik ...... 46 5. Uji Nilai Organoleptik ...... 48 E. Pengumpulan dan Pengolahan Data ...... 49 1. Uji Kandungan Gula Reduksi ...... 49 2. Uji KandunganSerat Kasar ...... 49 3. Uji Alkohol ...... 50 4. Uji Kadar Protein Total ...... 50 5. Uji Organoleptik ...... 50 F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ...... 53
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ...... 55 A. Hasil Penelitian dan Pembahasan...... 55
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Kandungan Serat Kasar ...... 55 2. Kandungan Gula Reduksi ...... 59 3. Kandungan Alkohol ...... 63 4. Kandungan Protein Total ...... 66 5. Nilai Kesukaan Terhadap Tekstur ...... 71 6. Nilai Kesukaan Terhadap Warna...... 72 7. Nilai Kesukaan Terhadap Aroma ...... 74 8. Nilai Kesukaan Terhadap Rasa ...... 75 B. Keterbatasan Penelitian ...... 77
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN ..... 78
BAB VI PENUTUP ...... 81 A. Kesimpulan ...... 81 B. Saran ...... 81 Daftar Pustaka ...... 83
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi pada Tape ...... 6 Tabel 2.2 Analisis Komposisi Nanas Madu 100g ...... 13 Tabel 2.3 Komposisi Nanas Madu ...... 13 Tabel 2.4 Penelitian yang Relevan ...... 31 Tabel 3.1 Perlakuan dalam Pembuatan Tape Ketan Putih ...... 39 Tabel 3.2 Kode pada Sampel saat dilakukan Uji Organoleptik ...... 47 Tabel 3.3 Skala Hedonik ...... 49 Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Pearson ...... 53 Tabel 4.1 Rerata Kandungan Serat Kasar (%) pada Tape Ketan Putih ...... 56 Tabel 4.2 Rerata Kandungan Gula Reduksi (%) pada Tape Ketan Putih ...... 59 Tabel 4.3 Rerata Kandungan Alkohol (%) pada Tape Ketan Putih ...... 64 Tabel 4.4 Rerata Kandungan Protein Total (%) pada Tape Ketan Putih ...... 67
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Beras Ketan Putih ...... 9 Gambar 2.2 Nanas Madu Pemalang ...... 12 Gambar 2.3. Siklus Tahapan Fermentasi Alkohol dan Asam ...... 17 Gambar 2.4. Formula Asam Amino ...... 23 Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir ...... 36 Gambar 3.1 Nanas Madu...... 43 Gambar 3.2 Proses Juicer ...... 43 Gambar 3.3 Sari Nanas Madu ...... 44 Gambar 3.4 Beras Ketan yang Telah Matang ...... 45 Gambar 3.5 Penyimpanan Tape Ketan Putih ...... 46 Gambar 3.6 Uji Organoleptik ...... 47 Gambar 4.1 Nilai Kesukaan Panelis terhadap Tekstur...... 71 Gambar 4.2 Nilai Kesukaan Panelis terhadap Warna ...... 73 Gambar 4.3 Nilai Kesukaan Panelis terhadap Aroma ...... 74 Gambar 4.4 Nilai Kesukaan Panelis terhadap Rasa ...... 76
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Kandungan Gizi di Laboratorium Che-Mix Pratama ...... 87 Lampiran 2. Uji Korelasi Pearson ...... 91 Lampiran 3. Kueisioner Uji Organoleptik...... 96 Lampiran 4. Nilai Kesukaan Panelis terhadap Tape Ketan Putih ...... 99 Lampiran 5. Silabus ...... 111 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...... 118 Lampiran 7. Lembar Kerja Peserta Didik ...... 130 Lampiran 8. Instrumen Penilaian ...... 139
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah pertanian yang menghasilkan beraneka ragam bahan baku pangan salah satunya adalah beras ketan putih (Oryza sativa L. var glutinosa). Beras ketan sendiri merupakan tanaman yang tersebar di daerah Asia salah satunya di Indonesia. Di Indonesia tanaman ini dapat diproduksi rata-rata sekitar 42.000 ton per tahun dan terus-menerus mengalami peningkatan khususnya di Pulau Jawa (Piyanto, 2012). Beras ketan memiliki ciri-ciri, yaitu tidak transparan, berbau khas, struktur yang lebih besar dan keras dibandingkan dengan beras, serta terdiri atas amilosa yang rendah dan amilopektin yang tinggi sehingga struktur beras ketan putih akan sangat pulen dan lengket setelah diolah sebagai suatu produk makanan.
Ketan putih merupakan bahan baku makanan yang mengandung banyak sekali nutrisi yang diperlukan dalam tubuh. Dalam 100 gram ketan putih mengandung 79, 4 gram karbohidrat dan berbagai jenis vitamin seperti
A, C, dan B1. Di Indonesia beras ketan putih banyak diolah menjadi berbagai jenis olahan makanan tradisional seperti bubur ketan, lepet beras ketan, klepon, gemblong, dan olahan yang paling terkenal hampir di semua kalangan masyarakat Indonesia yaitu tape ketan putih.
Tape merupakan salah satu jenis makanan tradisional yang dihasilkan dari proses fermentasi. Fermentasi merupakan proses dimana komponen
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kimiawi dihasilkan sebagai akibat adanya pertumbuhan maupun aktivitas metabolisme dari mikroba. Pada umumnya dalam pembuatan tape menggunakan bahan tambahan seperti gula. Jenis gula yang sering digunakan dalam pembuatan tape adalah gula pasir. Gula pasir digunakan sebagai starter pada proses fermentasi, yaitu untuk mempercepat tahapan fermentasi. Selain mudah ditemukan di pasaran, penggunaan gula pasir sendiri lebih mudah dan efisien dibandingkan dengan penggunaan jenis gula lainnya. Gula pasir merupakan jenis gula disakarida yang berasal dari gula tebu. Pada saat ini, penggunaan gula pasir di Indonesia sangat tinggi dan tidak sebanding dengan produksi gula pasir lokal. Hal ini yang mengakibatkan harga gula pasir terus mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga perlu dilakukan inovasi baru untuk menggantikan peran gula pasir dalam pembuatan tape ketan putih.
Buah nanas madu merupakan salah satu buah yang sangat dikenal dan disukai oleh semua kalangan masyarakat di Indonesia. Nanas madu adalah buah yang banyak dibudidayakan di iklim tropis maupun subtropis. Hasil panen nanas madu di daerah Jawa cukup tinggi yaitu sebesar 40.000ton/tahun dengan rata-rata 12,9kg/ha sehingga nanas madu sangat mudah ditemukan di
Pulau Jawa dengan harga jual yang relatif murah (Karya Tani, 2016).
Dibandingkan dengan jenis nanas lainnya, nanas madu memiliki rasa yang lebih manis karena mengandung gula yang sangat tinggi, yaitu 12,0 gram dimana 23,6% adalah glukosa. Selain itu, kandungan air di dalam nanas madu juga lebih banyak, sekitar 16,25% sehingga tidak menutup kemungkinan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
untuk menggunakan sari buah nanas madu sebagai pengganti gula pasir dalam pembuatan tape ketan putih.
Tape yang baik dan bermutu adalah tape yang mengandung nutrisi, harum, enak, legit, dan tidak menyengat karena kadar alkohol yang terlalu tinggi (Hui, 2006). Tape ketan putih mengandung gula reduksi yang rendah, yaitu sebesar 1,72% dalam 100 gr tape ketan putih. Selain itu, serat dan protein yang terkandung di dalam 100 gr tape ketan putih juga tergolong sangat rendah yaitu hanya sebesar 0,28% dan 6,7 g protein padahal serat dan protein sangat diperlukan oleh tubuh. Gula diperlukan tubuh sebagai sumber energi sedangkan serat dan protein sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk memperlancar proses pencernaan dan membantu pertumbuhan serta perkembangan tubuh, sehingga perlu dilakukan inovasi baru terhadap produksi tape ketan putih untuk meningkatkan kandungan gizi dan manfaat yang terkandung di dalam tape tersebut. Salah satu inovasi baru yang dapat dilakukan pada tape ketan putih ini adalah pemberian sari buah nanas madu dalam pengolahannya sebagai pengganti larutan gula.
Lama waktu fermentasi juga akan mempengaruhi kandungan gizi dalam tape ketan putih. Pada umumnya, proses fermentasi akan mempercepat proses enzimatis yang terjadi dalam suatu produk makanan dikarenakan adanya aktivitas mikroba yang bekerja sehingga sangat mungkin terjadi, kandungan nutrisi akan mengalami penurunan dikarenakan lebih dulu digunakan oleh mikrobia. Dengan demikian penelitian ini dilakukan selain untuk meningkatkan nilai gizi dari tape ketan putih, meningkatkan variasi pada cita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
rasa, aroma, dan warna yang lebih menarik juga untuk mengetahui kandungan gizi dari lama waktu fermentasinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan diantaranya, yaitu :
1. Apakah pemberian sari buah nanas dalam pembuatan tape ketan putih
dapat mempengaruhi kandungan gula reduksi, serat kasar, alkohol, dan
protein total pada tape ketan putih ?
2. Apakah waktu fermentasi dapat mempengaruhi kandungan gula reduksi,
serat kasar, alkohol, dan protein total pada tape ketan putih?
3. Apakah pemberian sari buah nanas dapat meningkatkan nilai kesukaan
panelis terhadap tape ketan putih ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahannya, penelitian ini memiliki beberapa
tujuan diantaranya, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan sari nanas terhadap kandungan
gula reduksi, serat kasar, alkohol, dan protein total pada tape ketan putih.
2. Untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi kandungan gula reduksi,
serat kasar, alkohol, dan protein total pada tape ketan putih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Untuk mengetahui penambahan konsentrasi sari nanas dan waktu
fermentasi terhadap nilai kesukaan panelis pada tape ketan putih.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan inovasi baru
terhadap makanan tradisional berbahan dasar beras ketan putih yaitu
dengan penambahan sari nanas madu sebagai pengganti gula sehingga
inovasi tersebut dapat dijadikan sebagai produk makanan yang layak untuk
dikonsumsi.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi masyarakat umum, selain
untuk memberikan inovasi baru dalam mengolah makanan tradisional agar
menjadi lebih menarik dan diminati penelitian ini juga dapat membuat
masyarakat lebih mengetahui akan kandungan gizi pada tape ketan putih
serta manfaat dari kandungan gula pereduksi dan serat kasar yang terdapat
pada nanas madu bagi kesehatan.
3. Bagi Dunia Pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan pembelajaran Bioteknologi sehingga siswa dapat
melakukan praktik membuat tape dengan inovasi baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prinsip/Teori yang terkait
1. Tape
Tape merupakan salah satu produk hasil fermentasi. Bahan
makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti beras, ketan,
jagung dan ketela pohon, dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan tape. Bahan-bahan tersebut kemudian dikukus hingga matang,
diletakan ditampah dan setelah dingin dibubuhi ragi dan dicampur hingga
merata, kemudian campuran itu ditaruh dalam belangga, ditutup dengan
daun pisang dan disimpan dalam tempat yang sejuk. Setelah itu khamir
pada ragi tape merombak karbohidrat pada bahan dasar pembuatan tape
menjadi gula reduksi atau gula sederhana (Sutriningsih, 2007).
Kandungan gizi pada tape sendiri dapat dilihat pada Tabel 2.1. Dapat
diketahui bahwa kandungan gizi pada tape dengan bahan dasar
pembuatan yang berbeda memiliki kandungan gizi yang berbeda juga.
Tabel 2.1 Kandungan gizi pada Tape Zat gizi Tape singkong Tape ketan Tape ketan putih hitam Energi (k kal) 173 172 166 Protein (g) 0,5 3 3,8 Lemak (g) 0,1 0,5 1 Karbohidrat (g) 42,5 37,5 34,4 Kalsium (mg) 30 6 8 Fosfor (mg) 30 35 106
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Besi (mg) 0 0,5 1,6 Vitamin B1 0,07 0,04 0,02 (mg)
Air (g) 56,1 58,9 50,2 Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI
Fermentasi tape bisa meningkatkan kandungan Vitamin B1
(tiamina) sampai tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf,
sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik, karena
mengandung berbagai macam bakteri yang aman untuk dikonsumsi. Tape
dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tape dan
tape ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak kurang
lebih satu juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini
dapat memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan,
karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi
jumlah bakteri yang tidak bermanfaat bahkan tergolong berbahaya bagi
tubuh (Astawan, 2004).
2. Ragi Tape
Ragi pada tape merupakan populasi campuran genus dimana
terdapat spesies-spesies genus Aspergillus, genus Saccharomyses, genus
Candida, dan genus Hansenula. Genus-genus tersebut hidup bersama
secara sinergetik. Aspergillus dapat menyederhanakan amilum,
sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansenula dapat menguraikan
gula menjadi alkohol. dan bermacam-macam zat organik lainnya.
Menurut Astawan (2004) ragi tape merupakan inokulum yang umum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
digunakan dalam pembuatan tape. Ragi tape terbuat dari bahan dasar
tepung beras yang dibentuk bulat pipih dengan diameter 2-3 cm. Mikroba
yang terdapat di dalam ragi tape dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu
kapang amilolitik, khamir amilolitik, khamir nonamilolitik, bakteri asam
laktat, dan bakteri amilolitik. Ragi banyak dijual di pasar-pasar
tradisional. Salah satu ragi yang terkenal dan banyak masyarakat
gunakan adalah ragi dengan merk dagang NKL.
3. Beras Ketan Putih
Indonesia sebagai negara agraris mempunyai banyak sumber bahan
baku, salah satunya adalah beras ketan putih (Oryza sativa L. var.
glutinosa) yang terdapat cukup banyak di negara kita. Menurut Haryadi
(2013) beras ketan putih merupakan bahan yang mempunyai kandungan
karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 79,40 gram dalam 100 gram bahan.
Beras ketan putih merupakan salah satu varietas padi yang termasuk
dalam famili Graminae. Butir beras sebagian besar terdiri dari zat pati
sekitar 80-85% yang terdapat dalam endosperma yang berukuran 3-10
milimikron. Beras ketan juga mengandung vitamin (terutama pada bagian
aleuron), mineral dan air. Dari komposisi kimiawinya diketahui bahwa
karbohidrat penyusun utama beras ketan adalah pati. Pati merupakan
karbohidrat polimer glukosa yang mempunyai dua struktur yakni amilosa
dan amilopektin (Priyanto, 2012).
Jenis beras yang berbeda mempunyai perbandingan atau rasio
kandungan amilosa-amilopektin yang berbeda pula. Rasio ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
merupakan penentu utama bagi tekstur nasi ataupun hasil olahan berbasis
beras lainnya. Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dikelompokkan
menjadi beras dengan amilosa rendah yaitu antara 9-20%, amilosa
menengah yaitu 20- 25%, dan amilosa tinggi yaitu lebih dari 25%. Pada
beras ketan hanya mengandung 0-2% amilosa. Menurut Retno dan Nuri
(2011), kandungan karbohidrat (zat pati) pada masing-masing bahan
fementasi akan menghasilkan kadar alkohol yang berbeda. Kandungan
pati dalam beras ketan putih lebih banyak dibandingkan singkong.
Gambar 2.1 Beras Ketan Putih Sumber: Dokumentasi Pribadi
Menurut Van steenis (2003) taksonomi beras ketan putih
memiliki taksonomi sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiosperma
Bangsa : Graminales
Suku : Gramineae PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Marga : Oryza
Jenis : Oryza sativa L.
Varietas : Oryza sativa L. Var. glutinous
Menurut Sudarmadji dkk (2003) ketan merupakan salah satu
varietas padi yang merupakan tumbuhan semusim. Tumbuhan ini
mempunyai lidah tanaman yang panjangnya 1-4 mm dan bercangkap
dua. Helaian daun berbentuk garis dengan panjang 15-80 cm,
kebanyakan memiliki tepi kasar, mempunyai malai dengan panjang 15-
40 cm yang tumbuh ke atas dengan akar yang menggantung. Hampir
seluruh beras ketan mengandung amilopektin, sehingga daya lekat pada
beras ketan jauh lebih lekat dibanding dengan beras yang biasa
digunakan sebagai makanan pokok orang Indonesia. Kadar lemak dalam
beras ketan tidak terlalu tinggi yaitu rata-rata 0,7 % dan kandungan asam
lemak yang terbanyak adalah asam oleat, asam palmitat, akan tetapi
kandungan vitamin dan mineral beras ketan sangat rendah.
4. Nanas
Buah Nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak
dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Nanas adalah tanaman
buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus (L.)
Merr. Selain itu nanas memiliki nama daerah “danas” (sunda)
dan“neneh” (sumatera), dalam bahasa inggris disebut pineapple dan
orang Spanyol menyebutnya dengan sebutan pina. Nanas berasal dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Brasilia (Amerika Selatan). Tumbuhan nanas termasuk tumbuhan kering
yang menyimpan air. Nanas juga termasuk ke dalam tumbuhan (CAM)
Crassulacean Acid Metabolism. Terdapat dua kelompok utama
berdasarkan duri daun, yaitu berduri dan tidak berduri. Nanas yang
daunnya tidak berduri termasuk varietas Cayenne sedangkan Queen dan
Spanish mewakili kelompok nanas dengan daun berduri. Tanaman nanas
sangat banyak jenisnya, salah satu jenis nanas yang sangat terkenal
dikalangan masyarakat adalah nanas madu. Nanas madu dikenal
mengandung gula dan air dengan kadar yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan jenis nanas lainnya. Pertumbuhan dari nanas madu
harus terpapar sinar matahari rata-rata 3-71%, suhu tanam 23-30ºC.
Penanamannya dengan tekstur tanah poros mengandung banyak humus
dengan pH 4,5-5,5 di ketinggian 100-700 m dpl (Rubrik, 2016).
Tanaman nanas madu merupakan salah satu tanaman buah-buahan
yang memiliki prospek penting di Indonesia. Hal ini disebabkan nanas
madu memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan nanas biasa,
sehingga nanas madu banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Nanas madu
memiliki kandungan air dan gula. Secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman nanas madu sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Bangsa : Farinosae (Bromeliales) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Suku : Bromiliceae
Marga : Ananas
Jenis : Ananas comosus (L.) Merr.
Gambar 2.2 Nanas Madu Pemalang Sumber: Dokumentasi Pribadi
Nanas madu tanpa duri adalah tanaman buah berbentuk semak dan
hidupnya bersifat tahunan (perennial). Buah nanas madu memiliki kadar
air yang banyak dengan tingkat kemanisan yang jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nanas lainnya. Batang tanaman nanas berukuran
cukup panjang 20-25 cm atau lebih, tebal dengan diameter 2,0-3,5 cm,
beruas-ruas (buku-buku) pendek. Batang sebagai tempat melekat akar,
daun bunga, tunas dan buah, sehingga secara visual batang tersebut tidak
Nampak karena di sekelilingnya tertutup oleh daun. Tangkai bunga atau
buah merupakan perpanjangan batang. Daun nanas panjang, tidak berduri
rasanya manis asam. Diameter buah 11-16 cm dengn bobot 500-600
gram. Bahkan ada yang mencapai 2,5 kg. Kandungan air cukup tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
matanya pun tidak dalam, perubahan warna kulit agak lambat sehingga
kadang buah sudah matang tapi kulitnya masih hijau (Triyanto, 2015).
Analisis nanas madu dari Buletin Teknopro Hortikultura dan
komposisinya per 100 gram porsi yang bisa dimakan disajikan dalam
Tabel 2.2
Tabel 2.2 Analisis Komposisi Nanas Madu 100 gram
Pengukuran Nilai Kadar air 85,3 g Ascorbic acid 16,9 mg/100 g Total asam 16,9 mg Karbohidrat 1,76 g glukosa 1,94 g fruktosa 4,59 g sukrosa 3,71 g Total gula 12,0 g Sumber :USDA National Nutrient (2008)
Dapat diketahui kandungan komposisi gizi dari 100 gram nanas
madu dapat dilihat pada Tabel 2.3
Tabel 2.3 Komposisi Nanas Madu
Komposisi Bahan Jumlah (g)
Protein 0,5
Lemak 0,1
Karbohidrat 12,6
Air 75,50 Sumber : (Fatsecret Indonesia, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5. Enzim Bromelin
Buah nanas merupakan jenis buah yang mengandung gizi yang
cukup tinggi salah satunya yaitu mengandung enzim bromelin. Enzim
bromelin merupakan suatu enzim proteolitik yang dapat mengkatalisis
reaksi hidrolisis dari protein (Raina, 2011). Enzim bromelin memiliki
banyak kegunaan. Bagi kesehatan manusia enzim bromelin dapat
mengurangi rasa sakit dan pembekakan karena luka atau bekas operasi
(Utami, 2010).
Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis protein
disebut enzim proteolitik atau protease. Oleh karena yang dipecah adalah
ikatan pada rantai peptida, maka disebut juga peptidase. Ada dua macam
peptidase, yaitu endopeptidase dan eksopeptidase (Naiola dan Widyastuti
2007). Enzim bromelin merupakan suatu enzim endopeptidase yang
mempunyai gugus sulfhidril (-SH) pada lokasi aktif. Pada dasarnya
enzim ini diperoleh dari jaringan-jaringan tanaman nanas (Supartono
2004). Enzim ini dihambat oleh senyawa oksidator, alkilator dan logam
berat. Enzim bromelin banyak digunakan dalam bidang industri pangan
maupun nonpangan seperti industri daging kalengan, minuman bir dan
lain-lain (Herdyastuti 2006). Enzim bromelin dari jaringan-jaringan
tanaman nanas memiliki potensi yang sama dengan papain yang
ditemukan pada pepaya yang dapat mencerna protein sebesar 1000 kali
beratnya. Bromelin dapat diperoleh dari tanaman nanas baik dari tangkai,
kulit, daun, buah, maupun batang dalam jumlah yang berbeda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kandungan enzim lebih banyak di bagian daging buahnya, hal ini
ditunjukkan dengan aktivitasnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan
aktivitas pada bagian batangnya (Supartono 2004).
Menurut Supartono (2004) enzim protease buah nanas merupakan
endopeptidase netral termostabil karena aktivitas maksimal protease
dengan stabilitas struktur molekul yang tinggi pada kisaran nilai pH 7,5.
Suhu optimum untuk aktivitas proteolitiknya adalah 70 ºC. Jadi pada
kenaikan suhu reaksi hingga lebih dari 70 ºC, stabilitas struktur
molekulnya tidak dapat dipertahankan dan pudar sehingga aktivitas
proteolitiknya hilang
6. Fermentasi
Fermentasi berasal dari kata “fervere” yang berarti mendidih yang
menunjukkan adanya aktivitas dari yeast pada sari buah-buahan atau biji-
bijian. Dalam mikrobiologi industri fermentasi diartikan sebagai suatu
proses untuk mengubah bahan baku menjadi suatu proses oleh mikroba.
Khamir mampu memfermentasi glukosa, fruktosa, dan maltose menjadi
bioethanol namun masing-masing spesies mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda di dalam menggunakan jenis gula yang ada (Afianti, 2004).
Ragi adalah suatu inokulum atau starter untuk melakukan fermentasi
dalam pembuatan produk tertentu. Di dalam Ragi tape terdapat dua jenis
mikroorganisme yaitu khamir dan kapang. Proses fermentasi ini akan
menghasilkan etanol dan CO2 (Rahmawati, 2010). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Fermentasi sebenarnya meningkatkan pertumbuhan dan
metabolisme dari mikroba membentuk alkohol dan asam, serta menekan
pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik. Beberapa hasil fermentasi
terutama asam dan alkohol dapat mencegah pertumbuhan mikroba yang
beracun di dalam makanan misalnya Clostridium botulinum (Muhiddin
dkk., 2001). Proses fermentasi pada tape umumnya menggunakan yeast
amilolitik seperti S. fibuligera dan P. burtonii. Proses fermentasi dapat
meningkatkan kandungan energi dan protein, menurunkan kandungan
sianida dan kandungan serat kasar, serta meningkatkan daya cerna bahan
makanan yang berkualitas rendah. S. fibuligera yang digunakan dalam
proses fermentasi dapat menghasilkan enzim yang akan mendegradasi
senyawa-senyawa kompleks menjadi lebih sederhana dan mensintesis
protein yang merupakan proses pengkayaan protein bahan. Apabila suatu
mikroba ditumbuhkan dalam media pati maka pati tersebut akan diubah
oleh enzim amilase yang dikeluarkan oleh mikroba tersebut menjadi
maltose. Maltosa dapat dirombak menjadi glukosa oleh enzim maltase,
kemudian glukosa oleh enzim zimase dirombak menjadi alkohol,
sedangkan alkohol oleh enzim alkoholase dapat diubah menjadi asam
asetat. Asam asetat ini akan dirombak oleh enzim oksidase menjadi
karbondioksida dan air (Darmawan,2006). Proses ini secara singkat dapat
dilihat dai reaksi berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2.3 Siklus Tahapan Fermentasi Alkohol dan Asam Laktat Sumber: http://jurnal.uns.ac.id
Berdasarkan kebutuhan Oksigen, fermentasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Fermentasi aerob (proses respirasi)
Fermentasi aerob merupakan disimilasi bahan-bahan yang
disertai dengan pengambilan oksigen. Semua organisme untuk
hidupnya memerlukan sumber energi yang diperoleh dari hasil
metabolisme bahan pangan dimana organisme itu berada. Bahan
energi yang paling banyak digunakan mikroorganisme untuk tumbuh
adalah glukosa. Dengan adanya oksigen maka mikroorganisme dapat
mencerna glukosa menghasilkan air, karbondioksida dan sejumlah
energi besar. Contoh : Fermentasi asam asetat, asam nitrat dan
sebagainya.
b. Fermentasi anaerob
Fermentasi anaerob merupakan fermentasi yang tidak
membutuhkan adanya oksigen. Beberapa mikroorganisme dapat
mencerna bahan energinya tanpa adanya oksigen. Jadi hanya
sebagian dari energi itu dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dari energi, karbondioksida dan air termasuk sejumlah asam laktat,
asetat, etanol, asam volatile, alkohol, dan ester. Biasanya dalam
fermentasi ini menggunakan mikroba yeast, jamur, dan bakteri.
Pada umumnya proses pembuatan tape menggunakan proses
fermentasi anaerob, yaitu setelah bahan diragikan dan dimasukan ke
dalam kantong plastik atau daun pisang kemudian disimpan di
tempat tertutup selama kurang lebih 2-3 hari pada temperatur 26-
280C. Tape yang melalui fermentasi anaerob biasanya akan memiliki
rasa yang lebih manis dibandingkan dengan tape hasil fermentasi
aerob. Mikroba-mikroba yang terkandung di dalam ragi ini tidak
dapat melakukan aktivitasnya dengan sempurna.
( Muhidin, 2001)
7. Kandungan gizi
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. Pangan adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain
yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan/atau
pembuatan makanan dan minuman. Kandungan zat gizi per porsi nasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kurang lebih seberat 100 gram, yang setara dengan ¾ gelas adalah: 175
Kalori, 4 gram Protein dan 40 gram Karbohidrat.
a. Gula
Menurut Darwin (2013), gula adalah suatu karbohidrat sederhana
karena dapat larut dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah
menjadi energi. Secara umum, gula dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Monosakarida
Sesuai dengan namanya yaitu mono yang berarti satu.
Terbentuk dari satu molekul gula. Yang termasuk monosakarida
adalah glukosa, fruktosa, galaktosa.
2. Disakarida
Berbeda dengan monosakarida, disakarida berarti
terbentuk dari dua molekul gula. Yang termasuk disakarida adalah
sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa), laktosa (gabungan dari
glukosa dan galaktosa) dan maltosa (gabungan dari dua glukosa).
3. Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul
monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat
dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya. Hasil
hidrolisis sebagian akan menghasilkan oligosakarida dan dapat
dipakai untuk menentukan struktur molekul polisakarida.
Polisakarida dengan satuan monosakaridanya gula pentosa
(C5H10O5) maka polisakarida tersebut dikelompokkan sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pentosan (C5H8O4)x. Adapun jika satuan monosakaridanya adalah
gula heksosa (C6H12O6) maka polisakarida tersebut
dikelompokkan sebagai heksosan (C6H10O5)x.
Gula merupakan suatu karbohidrat sederhana yang umumnya
dihasilkan dari tebu. Namun ada juga bahan dasar pembuatan gula yang
lain, seperti air bunga kelapa, aren, palem, kelapa atau lontar. Gula tebu
sendiri mengandung sukrosa yang merupakan anggota dari disakarida.
Gula pada buah-buahan meupakan jenis gula fruktosa yang merupakan
anggota dari monosakarida (Darwin, 2003).
b. Protein Total
Protein merupakan salah satu senyawa yang berupa
makromolekul, yang terdapat dalam setiap organisme, dengan
karasteristik yang berbeda-beda. Makluk hidup akan selalu
memerlukan protein untuk kehidupannya. Protein sendiri dibedakan
dalam berbagai kelompok yang sering disesuaikan dengan fungsinya
untuk kepentingan organisme yang bersangkutan Protein yang
ditemukan kadang-kadang berkonjungasi dengan makromolekul atau
mikromolekul seperti lipid, polisakarida dan mungkin fosfat. Protein
terkonjugasi yang dikenal antara lain nukleoprotein, fosfoprotein,
metaloprotein, lipoprotein, flavoprotein dan glikoprotein. Protein yang
diperlukan organisme dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan
utama, ialah pertama; protein sederhana, yaitu protein yang apabila PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
terhidrolisis hanya menghasilkan asam amino; dan kedua protein
terkonjugasi, yaitu protein yang dalam hidrolisis tidak hanya
menghasilkan asam amino, tetapi menghasilkan juga komponen
organik ataupun komponen anorganik, yang disebut "gugus
prosthetic". Di samping itu protein dapat dibedakan berdasarkan pada
jenis ikatan peptida antar molekul asam amino, yaitu protein primer,
protein sekunder, protein tertier dan protein kuaterner. Protein primer
merupakan polimer asam amino yang berbentuk rantai panjang,
terdapat dalam sel hewan antara lain sebagai collagen dan elastin.
Protein sekunder adalah polimer asam amino rantai polipeptida yang
membentuk struktur helix seperti keratin yang terdapat dalam rambut,
tanduk dan wool. Protein tertier adalah polimer asam amino dalam
bentuk globuler, seperti yang terdapat dalam enzim, hormon dan
protein pembawa oksigen.
Dari segi nutrisi, asam amino dapat dibedakan antara lain (i)
asam amino non esensial dan (ii) asam amino esensial. Asam amino
non esensial adalah asam amino yang dapat disediakan oleh tubuh
organisme melalui proses biosintesa yang rumit dari senyawa nitrogen
yang terdapat dalam makanan, dan asam amino esensial, adalah asam
amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh. Untuk memenuhi
kebutuhan protein, suatu organisme memerlukan tambahan asam
amino esensial yang diperoleh dari bahan pangan atau pakan yang
dikonsumsi. Banyak kelainan yang timbul terhadap manusia yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kekurangan protein. Untuk meningkatkan kadar HB pada penderita
anemia, diperlukan makanan dengan gizi yang lebih baik, artinya
perlu tambahan protein hewani maupun nabati, walaupun pemberian
susu untuk diminum sedikit menaikkan status tersebut (Latupeirissa,
dkk 2000).
Secara kimia, asam amino merupakan asam karboksilat dengan
gugus amino - NH2, yang dapat dituliskan dalam formula sebagai
berikut:
Gambar 2.4 Fomula Asam Amino Sumber: www.jurnal unsyah.ac.id
Berdasarkan polaritas gugus - R, asam amino dibedakan menjadi
4 golongan yaitu (1) asam amino dengan gugus - R yang bersifat
nonpolar, seperti alanin, leusin, isoleusin, valin, prolin, fenilalanin,
triptofan dan metionin, (2) asam amino dengan gugus - R polar tidak
bermuatan, seperti serin, treonin, tirosin, aspargin, glutamin, sistein
dan glisin, (3) asam amino dengan gugus - R bermuatan positif,
seperti lisin, arginin dan histidin, dan (4) asam amino dengan gugus - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
R bermuatan negatif, seperti asam aspartat dan asam glutamat.
Kualitas nutrisi suatu protein bahan pangan ditentukan oleh
kesesuaian antara jenis dan jumlah asam amino yang terkandung
dengan jenis dan jumlah asam amino yang dibutuhkan; mendorong
untuk dilakukannya pengembangan metoda analisis asam amino
(Majalah Farmasi Indonesia, 2002).
c. Serat Kasar
Serat dalam makanan merupakan non gizi yang berfungsi untuk
mengikat air,selulosa dan pektin. Dengan adanya serat, membantu
mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan untuk
disekresikan keluar. Istilah dari serat makanan harus dibedakan
dengan istilah serat kasar yang biasa digunakan dalam analisa
proksimat bahan pangan. Serat kasar adalah serat tumbuhan yang
tidak larut dalam air. Metode uji kualitatif yang biasa dipakai untuk
menguji serat kasar adalah dengan pereaksi Schweltzar (kupra –
ammonium – hidroksida), karena selulosa adalah suatu zat yang berwarna putih
dan tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Serat kasar sangat penting dalam penilaian kualitas bahan
makanan karena angka ini merupakan indeks dan menentukan nilai
gizi makanan tersebut, sedangkan serat makanan adalah bagian dari
bahan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan. Serat
makanan adalah serat yang tetap ada dalam kolon atau usus besar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
setelah proses pencernaan, baik yang berbentuk serat yang larut dalam
air maupun yang tidak larut dalam air. Serat makanan tidak sama
pengertiannya dengan serat kasar (crude fiber). Serat kasar adalah
senyawa yang biasa dianalisa di laboratorium, yaitu senyawa yang
tidakdapat dihidrolisa oleh asam atau alkali. Di dalam buku Daftar
Komposisi Bahan Makanan, yang dicantumkan adalah kadar serat
kasar bukan kadar serat makanan. Tetapi kadar serat kasar dalamsuatu
makanan dapat dijadikan indeks kadar serat makanan, karena
umumnya di dalam serat ditemukan sebanyak 0,2-0,5 bagian jumlah
serat makanan (Piliand dan Djojosoebagio, 2002).
Kadar serat dalam makanan dapat mengalami perubahan akibat
pengolahan yang dilakukan terhadap bahan asalnya. Sebagai contoh,
padi yang digiling menjadi beras putih mempunyai kadar serat yang
lebih rendah dari pada padi yang ditumbuk secara tradisionil. Oleh
karena itu beberapa waktu yang lalu muncul dedak padi di pasaran
yang dikatakan sebagai obat berbagai macam penyakit. Serat dapat
berperanan menghalangi penyerapan zat-zat gizi lain seperti lemak,
karbohidrat dan protein, sehingga apabila makanan mengandung kadar
serat yang rendah maka hampir semua zat-zat gizi tersebut dapat
diserap oleh tubuh (Sudarmadji, 2006).
d. Alkohol
Alkohol (C2H5OH) adalah cairan transparan, tidak berwarna,
cairan yang mudah bergerak, mudah menguap, dapat bercampur PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dengan air, eter, dan kloroform, diperoleh melalui fermentasi
karbohidrat dari ragi (Prihandana dkk, 2007). Alkohol dapat dianggap
sebagai molekul organik yang analog dengan air. Kedua ikatan C-O
dan H-O bersifat polar karena elektronegatifitas pada oksigen. Sifat
ikatan O-H yang sangat polar menghasilkan ikatan hidrogen dengan
alkohol lain atau dengan sistem ikatan hidrogen yang lain, misal
alkohol dengan air dan dengan amina (Satyajid dkk, 2009). Jadi
alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi disebabkan oleh
adanya ikatan hidrogen antar molekul. Alkohol lebih polar dibanding
hidrokarbon, dan alkohol merupakan pelarut yang baik untuk molekul
polar (Wiliam and Poo, 2011).
Alkohol banyak digunakan sebagai campuran, untuk makanan,
minuman, dan obat-obatan. Ada yang berpendapat bahwa alkohol
boleh digunakan selama kadarnya kurang dari satu persen.
Apriyantono dan Nurbowo (2003) berpendapat “Suatu bahan yang
mengandung alkohol (kurang dari satu persen) dapat digunakan dalam
pembuatan produk pangan asalkan dalam produk pangan yang dibuat,
alkohol sudah tidak terdeteksi lagi.”
8. Uji Organoleptik
Uji organoleptik merupakan suatu pengukuran ilmiah dalam
mengukur dan menganalisa karakteristik suatu bahan pangan yang
diterima oleh indera penglihatan, pengecapan, penciuman, perabaan, dan
menginterpretasikan reaksi dari akibat proses penginderaan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dilakukan oleh manusia, juga bisa disebut panelis sebagai alat ukur.
Tingkat kesukaan konsumen dapat diukur menggunakan uji organoleptik
melalui alat indra. Kegunaan uji ini diantaranya untuk pengembangan
produk baru. Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang
panelisnya mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya
terhadap sifat bahan yang diuji. Pengujian ini umumnya digunakan untuk
mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu bahan. Metode pengujian mutu
organoleptik bahan pangan digunakan untuk membedakan kualitas bahan
pangan pada aroma, rasa dan tekstur secara langsung. Mutu organoleptik
dari suatu bahan pangan akan mempengaruhi diterima atau ditolak bahan
pangan tersebut oleh konsumen sebelum menilai kandungan gizi dari
bahan pangan (Sofiah dan Achyar, 2008).
a. Tekstur
Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit atau pencicipan. Ada dua jenis dasar
tekstur yaitu, tekstur rill yang berarti tekstur yang benar-benar nyata dan
dapat dinyatakan dengan sentuhan sedangkan tekstur visual adalah
tekstur yang hanya dapat terlihat dengan mata.
b. Warna
Warna adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi
konsumen sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat
melihat warna dari produk makanan tersebut. Warna memiliki peranan
tidak kalah penting dalam uji organoleptik. Warna akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mempengaruhi tingkat ketertarikan konsumen terhadap suatu produk
makanan tertentu. Ada warna yang khas dai suatu makanan yang
membuat konsumen tertarik untuk mencicipi suatu produk makanan.
Salah satu elemen yang paling penting dalam suatu produk
makanan adalah warna. Warna adalah 60% elemen yang
mempengaruhi minat dari konsumen. Warna dari suatu produk bisa
membuat seseorang menerima atau justru menolak suatu produk
tertentu. Menurut para ahli konsumen cenderung tidak menyukai
produk makanan berwarna hijau, biru, dan kuning tetapi cenderung
menyukai produk makanan berwarna pink, merah dan ungu. Hal ini
berkaitan dengan perasaan dan cara seseorang meredam emosi
maupun mengekspresikan perasaannya terhadap kesukaan akan
sesuatu hal.
c. Aroma
Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi
konsumen sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat
mencium makanan tersebut. Aroma memiliki peranan penting untuk
produk makanan karena pengujian terhadap bau atau aroma dapat
memberikan hasil penilaian terhadap produk tentang diterima atau
tidaknya produk tersebut. Produk tersebut akan diterima oleh
masyarakat apabila aroma dari produk tersebut tidak menyengat atau
hambar (Zuhriani, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
d. Rasa
Cita rasa adalah suatu cara pemilihan makanan yang harus
dibedakan dari rasa makanan tersebut. Cita rasa merupakan atribut
makanan yang meliputi penampakan, bau, rasa, tekstur dan suhu. Cita
rasa merupakan bentuk kerjasama dari kelima panca indra manusia,
yaitu perasa, penciuman, perabaan, penglihatan, dan pendengaran.
Rasa dinilai dengan adanya tanggapan rangsangan oleh indra
pengecap (lidah). Rasa merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan kualitas suatu produk, selain itu rasa dapat
mempengaruhi penilaian konsumen terhadap suatu produk. Apabila
rasa pada produk terlalu manis, asin, ataupun asam maka konsumen
tidak tertarik untuk mengkonsumsinya (Waysimah dkk, 2010).
Untuk melaksanakan penilaian sensori diperlukan panel. Dalam
penilaian suatu mutu atau analisis sifat-sifat sensorik suatu komoditi,
panel bertindak sebagai instrumen atau alat. Panel ini terdiri dari
orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat atau mutu komoditi
berdasarkan kesan subjektif. Orang yang menjadi anggota panel
disebut panelis. Dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh macam
panel, yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel
agak terlatih, panel tak terlatih, panel konsumen, dan panel anak-anak.
Perbedaan ketujuh panel tersebut didasarkan pada keahlian dalam
melakukan penilaian organoleptik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1) Panel perseorangan
Panel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan
kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena
bakat atau latihan-latihan yang sangat intensif. Panel
perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara
pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai metode-
metode analisis organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan
menggunakan panelis ini adalah kepekaannya tinggi, bias dapat
dihindari, penilaian cepat, efisien, dan tidak cepat fatik. Panel
perseorangan biasanya digunakan untuk mendeteksi
penyimpangan yang tidak terlalu banyak dan mengenali
penyebabnya. Keputusan sepenuhnya ada pada seseorang.
2) Panel terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai
kepekaan tinggi sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini
mengenal dengan baik faktor-faktor dalam penilaian
organoleptik dan dapat mengetahui cara pengolahan dan
pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil
setelah berdiskusi di antara anggota-anggotanya.
3) Panel terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai
kepekaan cukup baik. Untuk menjadi panelis terlatih perlu
didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis ini dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menilai beberapa sifat rangsangan sehingga tidak terlampau
spesifik. Keputusan diambil setelah data dianalisis secara
statistik.
4) Panel agak terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang
sebelumnya dilatih untuk mengetahui sifat sensorik tertentu.
Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas dengan
menguji kepekaannya terlebih dahulu, sedangkan data yang
sangat menyimpang boleh tidak digunakan data analisis.
5) Panel tidak terlatih
Panel tidak terlatih terdiri lebih dari 25 orang awam yang
dapat dipilih berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa, tingkat
sosial dan pendidikan. Panel tidak terlatih hanya diperbolehkan
menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana, seperti sifat
kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan data uji pembedaan.
Untuk itu, panel tidak terlatih hanya terdiri dari orang dewasa
dengan komposisi panelis pria sama dengan panelis wanita.
6) Panel konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang
tergantung pada target pemasaran suatu komoditi. Panel ini
mempunyai sifat yang sangat umum dan dapat ditentukan
berdasarkan daerah atau kelompok tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
7) Panel anak-anak
Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak
berusia 3-10 tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai
panelis dalam penilaian produk-produk pangan yang disukai
anak-anak, seperti cokelat, permen, es krim. Cara penggunaan
panelis anak-anak harus bertahap, yaitu dengan pemberitahuan
atau undangan bermain bersama, kemudian dipanggil untuk
diminta responsnya terhadap produk yang dinilai dengan alat
bantu gambar seperti boneka Snoopy yang sedang sedih, biasa
atau tertawa. Keahlian seorang panelis biasanya diperoleh
melalui pengalaman dan latihan yang lama. Meskipun keahlian
yang diperoleh itu merupakan bawaan sejak lahir, tetapi untuk
mendapatkannya perlu latihan yang tekun dan terus-menerus.
(Syukri, 2003)
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Penelitian yang relevan
No. Referensi Judul Keterangan
1. Purwaningsih, Potensi Enzim Penelitian ini menemukan
Indah (2017) Bromelin pada Buah bahwa semakin tinggi
Nanas (Ananas konsentrasi enzim
comosus) dalam Bromelin, semakin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Meningkatkan kadar meningkat pula kada
Protein pada Tahu proteinnya. Kadar protein
terbaik diperoleh dari
pembuatan tahu dengan
pelakuan penambahan
enzim bomelindari ektrak
nanas pada konsentrasi
50% dengan waktu
inkubasi 12 jam, yaitu
sebesar 16, 6195%.
2. Wulandari, Uji Kadar Protein Hasil Penelitian ini
Fitri (2008) Tape Singkong menunjukan bahwa
(Manihot utilissima) penambahan sari buah
dengan Penambahan nanas berpengaruh
Sari Buah Nanas terhadap kadar protein
(Ananas comosus) tape singkong. Semakin
tinggi volume buah nanas
yang diberikan maka
semakin tinggi kadar
protein pada tape
singkong tersebut.
3. Sulastri (2010) Uji Peningkatan Penelitian ini menemukan
Kadar Protein Tape hasil bahwa penambahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Ketan dengan sari buah nanas
Penambahan Sari mempengaruhi kadar
Buah Nanas (Ananas protein tape ketan hitam
comosus) dimana semakin tinggi
menggunakan Metode penambahan buah nanas
Spektrofotometri yang dibeikan akan
meningkatkan kadar
potein tae ketan sehingga
penelitian ini
menyarankan untuk
memperbaiki nilai gizi
pada tape ketan dapat
menambahkan sai buah
nanas dalam proses
pembuatannya.
C. Kerangka Berpikir
Nanas madu adalah salah satu jenis buah yang sangat familiar di kalangan masyarakat. Tanaman ini memiliki banyak manfaat baik saat dijadikan sebagai bahan olahan pangan maupun dijadikan sebagai bahan baku industri. Buah nanas madu mengandung zat dekstrosa, laevulosa, manit, sakharosa, asam organik, dan bromelin. Kandungan bromelin yang terdapat pada nanas madu merupakan enzim kompleks pemecah protein. Oleh karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
itu mengonsumsi buah nanas dapat memperlancar pencernaan terhadap protein. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda, ada orang yang menyukai buah nanas yang telah diolah menjadi campuran suatu produk makanan tetapi ada juga yang tidak. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membuat olahan makanan dengan campuran sari buah nanas tanpa mengurangi manfaat yang terkandung dalam buah nanas yaitu tape ketan putih dengan penambahan ektrak buah nanas sebagai pengganti larutan gula.
Pada umumnya beras ketan putih banyak diolah mayarakat Indonesia menjadi berbagai produk makanan tradisional salah satu nya adalah tape. Tape memiliki tekstur lunak, rasa manis dan asam, serta mengandung sedikit alkohol. Selama fermentasi, tape akan mengalami perubahan-perubahan biokimia akibat aktivitas mikroorganisme. Sehingga pada penelitian ini akan dilakukan waktu fermentasi yang berbeda-beda untuk mengetahui perbedaan yang terjadi pada waktu fermentasi yang berbeda tersebut. Pada dasarnya semua bahan pangan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi tape. Akan tetapi pada saat ini tape yang paling dikenal dan sering dibuat oleh masyarakat Indonesia adalah tape ketan dan tape singkong. Beras ketan putih saat dijadikan tape mengandung protein, karbohidrat, air, dan vitamin yang lebih tinggi dan lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan tape ketan hitam.
Banyak manfaat yang dimiliki oleh beras ketan putih dan buah nanas yang sangat baik bagi kesehatan salah satunya untuk saluran pencernaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Setelah jadi sediaan tape ketan putih yang diberi penambahan sari buah nanas madu akan dilakukan pengujian terhadap kandungan gula, serat, alkohol, protein dan uji organoleptik. Secara sederhana, kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Beras Ketan Tape Sari nanas madu Putih sebagai pengganti larutan gula
Protein, Menggunakan karbohidrat, ragi untuk zat dekstrosa, dan vitamin proses laevulosa , yang tinggi fermentasi dan manit, tetapi rendah gula pasir sakharosa,dan
lemak untuk starter asam organik
Konsentrasi sari nanas madu
Waktu Fermentasi
Alkohol Protein Gula Serat Kasar OrganoleptIk total
Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
D. Hipotesis Penelitian
1. Pemberian sari buah nanas memiliki pengaruh terhadap kandungan gula,
serat kasar, alkohol, dan protein total terhadap tape ketan putih
2. Lama waktu fermentasi memiliki pengaruh terhadap kandungan gula, serat
kasar, alkohol, dan protein total terhadap tape ketan putih
3. Pemberian sari buah nanas meningkatkan nilai kesukaan panelis terhadap
tape ketan putih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen yang
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan melakukan
percobaan pemberian sari buah nanas madu sebagai bahan pengganti larutan
gula dalam pembuatan tape ketan putih dan lama waktu fermentasi. Terdapat
9 Perlakuan yang digunakan yaitu pemberian sari nanas 25% fermentasi 2
hari, pemberian sari nanas 25% fermentasi 3 hari, pemberian sari nanas 25%
fermentasi 4 hari, pemberian sari nanas 50% fermentasi hari ke-2, pemberian
sari nanas 50% fermentasi hari ke-3, pemberian sari nanas 50% fermentasi
ke-4, dan tiga kontrol. Selanjutnya, pembuatan tape ketan putih dengan
penambahan sari buah nanas madu dan lama waktu fermentasi dilakukan dua
pengujian, yaitu uji organoleptik dan uji kandungan gizi.
Uji organoleptik pada tape ketan putih menggunakan nilai kesukaan
yang meliputi penilaian nilai kesukaan tekstur, nilai kesukaan warna, nilai
kesukaan aroma dan nilai kesukaan rasa, serta uji kandungan gizi yang
meliputi kandungan gula reduksi, protein total, serat kasar, dan alkohol.
Pengujian organoleptik oleh 34 panelis dilakukan di ruang kelas, pengujian
kandungan gula reduksi dan kandungan alkohol dilakukan di Laboratorium
Biologi Universitas Sanata Dharma dan dilakukan bersamaan dengan
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pengujian kandungan serat kasar dan protein total di Laboratorium Chem-Mix
Patama yang terletak di kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel, diantaranya adalah vaiabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Adapun perlakuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Perlakuan dalam pembuatan tape ketan putih
Tanpa Sari Nanas Ektak Nanas Penambahan Lama Madu 25 Madu 50 Sari Nanas waktu ml/500 g ml/500 g Madu fermentasi 2 Hari A B K1
3 Hari C D K2
4 Hari E F K3
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi sari
buah nanas madu dan lama waktu fermentasi yang dilakukan pada
pembuatan tape ketan putih. Terdapat 9 variasi perlakuan yaitu variasi
konsentrasi ektrak buah nanas madu, variasi lama fermentasi, dan kontrol.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai kesukaan panelis
yang meliputi kesukaan terhadap tekstur, warna, aroma, dan rasa serta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kandungan gizi yang meliputi kandungan gula, protein total, serat kasar,
dan alkohol.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah merk ragi yaitu
menggunakan merk NKL, konsentrasi ragi yaitu 1% atau 5g/500g beras
ketan putih, jenis beras ketan putih, lama waktu perendaman, jenis wadah
yang digunakan untuk menyimpan tape ketan putih dan jumlah beras ketan
putih yang digunakan, yaitu 500g untuk setiap perlakuannya.
B. Batasan Penelitian
Agar pokok masalah yang dibahas tidak terlalu luas dan untuk
mempermudah dalam memahami masalah maka permasalahan dibatasi
sebagai berikut :
1. Subyek penelitian adalah tape ketan putih dan sari buah nanas madu yang
telah matang dan nanas madu yang digunakan adalah nanas madu yang
dijual di Pasar Depok Baru I Yogyakarta.
2. Pembuatan sari nanas madu hanya menggunakan daging buah nanas
madu.
3. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 9 perlakuan
meliputi variasi perlakuan untuk lama waktu fermentasi yang terdiri atas
2 hari, 3 hari dan 4 hari penyimpanan, variasi konsentrasi sari buah nanas
madu, yaitu konsentrasi 25% dan 50% dan 3 kontrol yang meliputi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
perlakuan tanpa pemberian sari nanas dengan fermentasi hari ke-2, hari
ke-3, dan hari ke-4. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali.
4. Wadah yang digunakan untuk menyimpan tape ketan putih adalah toples
kecil yang dibungkus kembali dengan plastik untuk meminimalkan
resiko udara masuk ke dalam toples tersebut.
5. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembuatan
tape ketan putih secara konvensional.
6. Objek penelitian adalah kandungan gizi tape ketan putih meliputi
kandungan gula reduksi, protein total, serat kasar, alkohol, serta uji
organoleptik yang meliputi nilai kesukaan rasa, nilai kesukaan aroma,
nilai kesukaan tekstur, dan nilai kesukaan warna.
7. Panelis yang dilibatkan dalam uji organoleptik tape ketan putih dengan
penambahan sari buah nanas madu ini terdiri atas panel tidak terlatih
yaitu 34 orang awam yang berstatus sebagai mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dengan kisaran usia 19-25 tahun dengan
komposisi jumlah panelis perempuan sama dengan jumlah panelis laki-
laki.
C. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hanna HI 9680
Digital Refraktometer bryx, toples kecil, Gelas ukur, dandang, kompor,
sendok/centong nasi, kain saring, Juicer, pengaduk, plastik kiloan, pisau
dapur, panci ukuran kecil, tiga buah baskom dan timbangan analitik. Adapun
bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tiga buah nanas madu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang telah matang, 4.5 kg beras ketan putih, 1 bungkus ragi tape, air, dan
label.
D. Cara Kerja
Penelitian ini dilaksanakan pada 18 Februari sampai dengan 22
Februari 2019 di Laboratorium Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk pengujian kandungan protein dan
serat dilakukan di Laboratorium Chem-Mix Pratama di Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta.
1. Tahap Pra-Penelitian
Kegiatan pra-penelitian dilakukan selama bulan Desember 2018.
Kegiatan pra-penelitian bertujuan untuk mengetahui teknik pembuatan
tape yang lebih baik dilakukan untuk kegiatan penelitian ini sehingga
dapat meminimalkan terjadinya kegagalan pada saat kegiatan penelitian.
2. Tahap Pembuatan Sari Buah Nanas
Empat buah nanas madu yang memiliki berat 1,5 kg yang telah
masak disiapkan. Keempat nanas madu yang dijadikan sebagai bahan
penelitian dibeli dari Pasar Depok Baru I Yogyakarta. Setelah itu, kulit
nanas madu dikupas dengan pisau sampai bersih. Buah nanas madu yang
telah dikupas kemudian dicuci dengan air beberapa kali. Pencucian
dengan air bersih dilakukan untuk menghilangkan getah nanas madu
yang biasanya terdapat hampir di seluruh permukaan luar daging buah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Setelah itu, nanas madu yang sudah tidak ada lagi getahnya dipotong
menjadi 4 sampai dengan 8 bagian kemudian dicuci dengan akuades.
Gambar 3.1 Nanas Madu Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pemotongan buah nanas madu menjadi 4 sampai dengan 8 bagian
dilakukan untuk mempermudah dalam proses penghalusan sedangkan
pencucian menggunakan akuades untuk membersihkan nanas madu dari
zat atau kandungan lain yang tidak diperlukan. Setelah itu nanas madu
dihaluskan dengan menggunakan juicer kemudian dilakukan
penyaringan. Penyaring dilakukan sampai air nanas dan ampas benar-
benar terpisah. Air nanas ini lah yang kemudian disebut dengan sari
nanas.
Gambar 3.2 Proses Juicer Sumber: Dokumentasi Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 3.3 Sari Nanas Madu Sumber: Dokumentasi Pribadi
3. Tahap Pembuatan Tape Ketan Putih
Beras ketan putih sebanyak 4,5 kg disiapkan. Sama halnya dengan
nanas madu, beras ketan putih dibeli di Pasar StanMaguwoharjo
Yogyakarta. Alat-alat yang akan digunakan dicuci bersih kemudian
dikeringkan. Setelah itu, beras ketan putih yang akan dimasak dicuci
terlebih dahulu sampai bersih. Setelah dicuci bersih, beras ketan putih
direndam selama 5 jam. Perendaman diusahakan tidak terlalu lama
karena tekstur dari beras ketan putih akan rusak dan juga tidak terlalu
cepat karena tekstur beras ketan putih akan keras dan membutuhkan
waktu pengukusan yang lebih lama. Setelah direndam, beras ketan putih
dibilas kemudian ditiriskan dan dilakukan pengukusan yang pertama.
Pengukusan pertama dilakukan selama 15 menit atau sampai
dengan beras ketan setengah matang. Kemudian beras ketan setengah
matang tersebut diangkat dan ditiriskan dengan bangkul. Setelah itu,
beras ketan tersebut disiram dengan air panas hingga terkena semua
bagiannya. Selanjutnya dilakukan pengukusan yang kedua selama 25
menit sampai dengan beras ketan tersebut matang. Langkah selanjutnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
yaitu ketan putih ditambahkan sari buah nanas masing-masing sebanyak
25% untuk tiga perlakuan (dengan lama fermentasi 2, 3, dan 4 hari) dan
50% untuk tiga perlakuan (dengan lama fermentasi 2, 3, dan 4 hari)
sedangkan 3 perlakuan lainnya tidak ditambahkan sari buah nanas karena
merupakan kontrol. Setelah itu pengukusan terakhir selama 5 menit.
Gambar 3.4 Beras Ketan yang Telah Matang Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pengukusan terakhir ini bertujuan agar sari nanas maupun larutan
gula yang dicampurkan pada masing-masing perlakuan pada tape ketan
putih tersebut meresap ke dalam ketan putih. Masing-masing perlakuan
menggunakan 500 g ketan putih. Ketan putih yang telah matang
diletakkan di atas tampah. Kemudian didinginkan dengan cara dikipas-
kipas menggunakan kipas tangan. Setelah dingin, ketan putih
dicampurkan ragi sebanyak 5 g untuk setiap perlakuannya dan diaduk
sampai merata. Masing-masing perlakuan disimpan di dalam toples kecil
yang telah diberi label. Masing-masing toples dibungkus dengan plastik
dan disimpan sesuai dengan perlakuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 3.5 Penyimpanan Tape Ketan Putih Sumber: Dokumentasi Pribadi
4. Tahap Persiapan Uji Organoleptik
Tahap uji organoleptik dilakukan dalam satu hari, yaitu pada hari
ke-4 fermentasi. Untuk menghindari kebiasan data dan untuk
menghentikan proses fermentasi pada sampel tape hari ke-2 dan hari ke-
3, masing-masing sampel tersebut dimasukkan ke dalam lemari
pendingin dengan suhu yang diatur yaitu sebesar 4⁰C. Pada saat proses
fermentasi tidak dilakukan pengacakan untuk menyimpan sampel di
dalam lemari pendingin. Pada hari terakhir fermentasi yaitu hari ke-4
disediakan semua sampel yang berjumlah 9 sampel dengan kode sampel,
yaitu sampel A, sampel B, sampel C, sampel D, sampel E, sampel F,
sampel G, sampel H, dan sampel I dengan sendok dan air mineral. Kode
yang diberikan dengan acak berfungsi agar panelis tidak hanya fokus
terhadap salah satu perlakuan saja yang pada akhirnya akan
menimbulkan data bias. Air mineral bertujuan untuk menetralkan lidah
sebelum panelis memulai atau menguji sampel berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3.2 Kode pada sampel saat dilakukan uji Organoleptik
Tanpa Sari Nanas Ektak Nanas Penambahan Lama Madu Madu Sari Nanas waktu 25ml/500gr 50ml/500gr Madu fermentasi 2 Hari B D F
3 Hari G H A
4 Hari E C I
Uji organoleptik dilakukan oleh 34 panelis mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dengan kisaran usia 19-25 tahun yang terdiri atas panelis perempuan dan laki-laki. Masing-masing panelis kemudian mengisi kuesioner yang telah disediakan sesuai dengan panduan skoring yang telah ditentukan.
Gambar 3.6 Uji Organoleptik Sumber: Dokumentasi Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
5. Uji Nilai Organoleptik
Pengujian organoleptik tape ketan putih dengan penambahan sari nanas madu berbagai konsentrasi menggunakan uji mutu skala hedonik dengan variasi lama fermentasi dan disiapkan sampel yang sudah diberi kode A, B, C, D, E, F, G, H, dan I kemudian panelis akan diberikan lembar penilaian yang terdiri atas beberapa point yang akan dinilai, meliputi rasa, aroma, tekstur, fisik dan nilai kesukaan keseluruhan. Tape ketan putih yang diuji diletakkan pada cup yang berukuran 10 ml. Masing- masing panelis akan diberikan 2 sendok. Sendok pertama digunakan untuk menguji rasa setiap sampel sedangkan sendok kedua digunakan untuk menguji tekstur dari masing-masing sampel tape ketan putih. Point yang dirasa paling dominan segera ditandai dalam lembar uji kesukaan yang berisikan 5 skala hedonik yaitu terdapat paa Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Skala Hedonik Skala Hedonik Skala Numerik
Sangat suka 5
Suka 4
Kurang suka 3
Tidak Suka 2
Sangat tidak suka 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
E. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul, baik untuk uji kandungan gizi maupun uji organoleptik.
1. Uji Kandungan Gula Reduksi
Uji kandungan gula reduksi dilakukan di Laboratorium Biologi
Universitas Sanata Dharma menggunakan alat pengujian Refraktometer-
Bryx. Pengujian dilakukan dengan cara melarutkan sampel dengan akuades
di dalam labu ukur yang telah diaduk menggunakan batang pengaduk.
Kemudian disaring sebanyak 2 sampai dengan 3 kali menggunakan kertas
saring. Setelah itu hasil akhir air saringan diukur menggunakan
refraktometer. Untuk uji kandungan alkohol dan gula reduksi sama-sama
dilakukan dengan refraktometer-Bryx. Hal yang membedakannya hanya
terletak pada teknik dalam membaca alat pada refraktometer Bryx tersebut.
2. Uji Kandungan Serat Kasar
Untuk pengujian serat dilakukan di laboratorium Chem-Mix Patama
yang terletak di kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengujian
kandungan serat kasar bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan
terhadap kandungan serat pada tape ketan putih. Uji serat dilakukan dengan
metode gravimetri. Prinsip kerjanya, yaitu menghidrolisis sampel
menggunakan basa dan asam kuat (Widjanarko, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Uji Alkohol
Sama halnya dengan uji kandungan gula reduksi, uji kandungan alkohol juga dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma dengan menggunakan alat pengujian refraktometer. Tidak berbeda dengan uji kandungan gula, pengujian dilakukan dengan cara melarutkan sampel dengan akuades di dalam labu ukur yang telah diaduk menggunakan batang pengaduk. Kemudian disaring sebanyak 2 sampai dengan 3 kali menggunakan kertas saring. Setelah itu hasil akhir air saringan diukur menggunakan refraktometer. Prinsip kerja dari Refraktometer-Bryx adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya.
4. Uji Kadar Protein Total
Untuk pengujian protein total dilakukan di laboratorium Chem-Mix
Pratama yang terletak di kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pengujian kandungan protein total pada tape ketan putih dilakukan dengan menggunakan metode Kjeldahl. Metode tersebut merupakan metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan penguapannya
(Azizah, 2017).
5. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan dengan menggunakan data total skala hedonik yang diberikan oleh seluruh panelis. Kegiatan uji organoleptik dilakukan di Universitas Sanata Dharma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Data uji organoleptik nilai kesukaan pada tape ketan putih yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan histogram berdasarkan nilai kesukaannya sedangkan untuk data kandungan gizi pada tape ketan akan dianalisis dengan uji Korelasi
Pearson. Uji ini berguna untuk menguji 2 variabel yang dinyatakan dengan koefisien korelasi, yaitu untuk mengukur kuatnya hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Uji Korelasi Pearson dengan taraf signifikan
95% dengan nilai kemaknaan 5% dan 1% dengan nilai kemaknaan 99%.
Syarat untuk uji Korelasi Pearson adalah data harus berdistribusi normal tetapi data tidak harus homogen.
Rumus Korelasi Pearson :
Dengan: R = koefisien korelasi r pearson n = jumlah sampel/observasi x = variabel bebas/variabel pertama Y = variabel terikat/variabel kedua
Pengujian lanjutan untuk menentukan apakah koefisien korelasi
yang didapat bisa digunakan untuk generalisasi atau mewakili
populasi, maka digunakan uji signifikansi dari uji t. Maka nilai r
pearson yang didapat digunakan untuk menghitung nilai t hitung.
Berikut rumusnya: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
푟√푛−2 thitung = √1−푟²
Nilai t hitung yang di dapat nantinya dibandingkan dengan nilai t
tabel. Apabila t hitung > t tabel pada derajat kepercayaan tertentu, misal
95 % berarti signifikan atau bermakna.
1. Pengajuan Hipotesis
H0 : Tidak terdapat korelasi antara perlakuan dengan kandungan gizi
tape ketan putih.
H1 : Terdapat korelasi antara pelakuan dengan kandungan gizi tape
ketan putih.
2. Pengambilan Keputusan
Dasar pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan
hasil uji stastiknya.
a) Apabila nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan tidak ada
korelasi antara perlakuan yang diberikan terhadap kandungan gizi
dari tape ketan putih.
b) Apabila nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti terdapat hubungan korelasi antara perlakuan yang
diberikan terhadap kandungan gizi pada tape ketan putih. Ada
pengaruh yang signifikan dari 6 sampel perlakuan (Usman, 2000)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Pedoman Derajat Hubungan
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Pearson
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00-0.20 Tidak ada korelasi
0.21-0.40 Korelasi lemah
0.41-0.60 Korelasi sedang
0.61-0.80 Korelasi kuat
0.81-1.00 Korelasi sempurna
Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dijelaskan tentang nilai koefisien
korelasi uji pearson product moment dan makna keeratannya dalam
sebuah analisis statistik atau analisis data (Usman, 2010).
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran Biologi kelas XII
SMA khususnya pada Kompetensi Dasar 3.10 memahami tentang prinsip-
prinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses dalam menghasilkan produk
baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek
kehidupan dan Kompetensi Dasar 4.10 merencanakan dan melakukan
percobaan dalam penerapan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional untuk
menghasilkan produk dan mengevaluasi produk yang dihasilkan serta
prosedur yang dilaksanakan. Pengaplikasian nya dapat dilakukan dengan
kegiatan praktikum siswa dalam hal seperti perencanaan dan pelaksanaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pembuatan produk bioteknologi konvensional serta menyusun laporan praktikum secara rinci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kandungan gizi makanan dari tape ketan putih. Perlakuan yang secara khusus dilakukan adalah menggantikan larutan gula yang umum diberikan pada pembuatan tape ketan putih secara konvensional menjadi sari nanas madu dengan berbagai konsentrasi. Pada penelitian ini dilakukan enam jenis perlakuan dan tiga kontrol. Adapun kandungan gizi yang secara khusus diukur sebagai hasil akhir dari produk tape ketan putih adalah kandungan kandungan serat kasar, kandungan gula reduksi, kandungan alkohol dan protein total,
1. Kandungan Serat Kasar
Berdasakan dari kegiatan penelitian yang dilakukan terhadap uji
kandungan serat kasar dengan perlakuan pemberian sari nanas madu dengan
berbagai konsentrasi, diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.1 Rerata Kandungan Serat Kasar (%) pada Tape Ketan Putih
Konsentrasi Sari Nanas Madu (%) 25% 50% Kontrol 0 1,27 1,47** 0,66 2 1,16 1,77** 0,65* 3 1,23 1,30** 0,77 4 1,28 1,85** 0,84 Keterangan: * : Kandungan serat kasar terendah ** : Kandungan serat kasar tertinggi pada masing-masing hari fermentasi
Pengambilan keputusan pada uji analisis Korelasi Pearson adalah jika nilai sig > 0,05 maka tidak terdapat korelasi antar perlakuan, sedangkan jika nilai sig < 0,05 maka terdapat hubungan korelasi antar perlakuan. Dari lampiran 3 dapat diketahui bahwa nilai sig pada uji kandungan serat kasar tape ketan putih dengan perlakuan menggantikan larutan gula dengan sari nanas berbagai konsentrasi adalah 0,023 lebih kecil dibandingkan 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan korelasi antara perlakuan yang diberikan dengan kandungan serat kasar tape ketan putih.
Jika dilihat dari nilai Korelasi Pearson uji kandungan serat kasar pada tape ketan putih memiliki nilai 0,463 dapat diketahui bahwa hubungan korelasi antara perlakuan dengan kandungan serat kasar pada tape ketan putih memiliki hubungan korelasi sedang. Nilai positif pada nilai Korelasi
Pearson mengartikan bahwa semakin besar konsentrasi sari nanas yang diberikan dan semakin lama waktu fermentasi akan meningkatkan kandungan serat kasar pada tape ketan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Jika melihat data hasil penelitian pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kandungan serat kasar tertinggi terdapat pada tape ketan putih yang diberikan sari nanas dibandingkan dengan tape ketan putih dengan larutan gula. Pengukuran hari ke-0 dilakukan sebagai pembandingkan kandungan serat kasar setelah dilakukan fermentasi hari ke-2, fermentasi hari ke-3, dan fermentasi hari ke-4. Pada hari ke-0 dapat diketahui kandungan serat kasar pada tape ketan putih yang diberikan sari nanas 50% yaitu sebesar 1,47% lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan serat kasar pada tape ketan putih yang diberikan ekstak nanas 25% yaitu 1,27% tetapi kandungan serat kasar tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol yang memiliki kandungan serat kasar sebesar 0,66%.
Pada hari-2 kandungan serat kasar tetinggi tedapat pada perlakuan pemberian sari nanas dengan konsentrasi 50% yaitu sebesar 1,77%. Pada perlakuan pemberian sari nanas dengan konsentrasi 25% yaitu sebesar
1,16%. Kandungan serat kasar terendah terdapat pada kontrol yaitu sebesar
0,65%. Pada hari fermentasi ke tiga dan keempat memiliki kandungan serat kasar terbesar pada perlakuan pemberiansari nanas dengan konsentrasi 50% yaitu masing-masing sebesar 1,30% dan 1,85% sedangkan pada perlakuan pemberian sari nanas 25% yaitu masing-masing sebesar 1,23% dan 1,28% lebih besar jika dibandingkan dengan kontrol yang memiliki kandungan serat kasar masing-masing yaitu sebesar 0,77% dan 0,84%.
Jika dilihat dari tabel 4.1 menunjukan bahwa proses fermentasi meningkatkan kandungan serat kasar pada tape ketan putih. Hal ini bertolak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
belakang dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh
Nuhadjati dan Suprapto (2014) tentang penurunan serat kasar dan peningkatan protein kasar sabut kelapa untuk sumber bahan pakan ternak.
Kandungan serat kasar cenderung akan mengalami penurunan dengan adanya proses fermentasi dan amoniasi. Hal ini dikarenakan prinsip dasar dari fermentasi yaitu memisahkan lignin dan selulosa tetapi dengan bebeapa hal yang harus diperhatikan seperti ketersediaan air, suhu, pH, fermentator, serta komposisi bahan dasar dari substat yang digunakan.
Penurunan kandungan serat kasar berhubungan dengan bahan dasar pembuatan produk dan jenis mikroorganisme yang digunakan. Pada penelitian ini beras ketan putih yang mengandung karbohidrat tersusun atas
1-2% amilosa dan 88-89% amilopektin dengan mikroorganisme yang berasal dari ragi tape merubah pati menjadi gula sedangkan penurunan kandungan serat kasar baru dapat tejadi jika karbohidrat yang mengandung lebih banyak selulosa dengan bantuan kapang menghidrolisis lignin, selulosa, hemselulosa, dan polisakarida menjadi gula sederhana yaitu glukosa.
Penambahan sari nanas madu juga menjadi pendukung kenaikan kandungan serat kasar pada produk tape ketan putih. Nanas madu adalah salah satu jenis buah dengan kadar serat yang tinggi yaitu terdiri atas 80% selulosa dan 12% lignin akan tetapi ragi tape tidak memiliki kemampuan untuk menghidrolisis selulosa dan lignin tersebut menjadi gula sederhana.
Oleh karena itu, semakin tinggi konsentrasi ektrak nanas madu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
diberikan cenderung meningkatkan kandungan serat kasar pada tape ketan
putih. Jadi dapat diketahui bahwa proses fermentasi pada tape tidak terlalu
mempengaruhi kenaikan kandungan serat kasar pade produk tape ketan
putih.
2. Kandungan Gula Reduksi
Berdasakan dari kegiatan penelitian yang dilakukan terhadap uji
kandungan gula reduksi dengan perlakuan pemberian sari nanas madu
dengan berbagai konsentrasi, diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel
4.2.
Tabel 4.2 Rerata Kadar Gula Reduksi (%) pada Tape Ketan Putih
Konsentrasi Sari Nanas Madu (%) Hari 25% 50% Kontrol
0 33,8 32,4* 40,9** 2 40,5 38,9 42,0** 3 44,3** 41,6 42,8 4 45,0** 43,0 43,3
Keterangan: * : Kandungan gula reduksi terendah ** : Kandungan gula reduksi tertinggi pada masing-masing hari fermentasi
Pengambilan keputusan pada uji analisis Korelasi Pearson adalah
jika nilai sig > 0,05 maka tidak terdapat korelasi antar perlakuan, sedangkan
jika nilai sig < 0,05 maka terdapat hubungan korelasi antar perlakuan. Dari
lampiran 3 dapat diketahui bahwa nilai sig pada uji kandungan gula reduksi
tape ketan putih dengan perlakuan menggantikan larutan gula dengan sari
nanas berbagai konsentrasi adalah 0,024 lebih kecil dibandingkan 0,05 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan korelasi antara perlakuan yang diberikan dengan kandungan gula reduksi tape ketan putih.
Jika dilihat dari nilai Korelasi Pearson uji kandungan gula reduksi pada tape ketan putih memiliki nilai 0,376 dapat diketahui bahwa hubungan korelasi antara perlakuan dengan kandungan gula reduksi pada tape ketan putih memiliki hubungan korelasi yang lemah. Nilai positif pada nilai Korelasi
Pearson mengartikan bahwa semakin besar konsentrasi sari nanas yang diberikan dan semakin lama waktu fermentasi akan meningkatkan kandungan gula reduksi pada tape ketan putih tetapi karena memiliki hubungan korelasi yang lemah, hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi tehadap hasil akhir pengukuran kandungan gula reduksi pada tape ketan putih.
Sama halnya dengan pengukuran protein total, pada pengukuran kandungan gula reduksi dilakukan sejak hari ke-0. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kandungan gula reduksi pada tape ketan putih sebelum terjadi proses fermentasi dengan kandungan gula reduksi setelah terjadi proses fermentasi. Jika dilihat dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pada hari ke-0 kandungan gula reduksi tertinggi terdapat pada kontrol yaitu sebesar 40,9% lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan gula reduksi pada perlakuan pemberian sari nanas konsentrasi
25% yaitu sebesar 33,8% tetapi masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemberian sari nanas konsentrasi 50% yaitu sebesar 32,4%. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pada fermentasi hari ke-2 kandungan gula reduksi tertinggi masih terdapat pada kontrol yaitu sebesar 42,0% lebih tinggi dari pada kandungan gula reduksi pada fermentasi hari ke-0 dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan pemberian sari nanas konsentrasi 25% dan 50% yaitu masing-masing sebesar 40,5% dan 38,9%. Pada fermentasi hari ke-3 dan ke-
4 kandungan gula reduksi tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian sari nanas konsentrasi 25% yaitu masing-masing sebesar 44,3% dan 45,0% lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan gula reduksi pada kontrol yaitu masing-masing sebesar 42,8% dan 43,3% dan perlakuan pemberian sari nanas konsentrasi 50% yaitu masing-masing sebesar 41,6% dan 43,0%.
Konsentrasi gula yang diberikan pada setiap sampel penelitian tidak terlalu mempengaruhi kandungan gula reduksi pada produk tape ketan putih. Hal tersebut dikarenakan kandungan pati pada beras ketan putih pada masing-masing perlakuan adalah sama. Pada dasarnya banyaknya kandungan gula reduksi yang dihasilkan pada tape ketan putih hanya dipengaruhi oleh banyaknya pati atau karbohidrat itu sendiri. Kandungan gula reduksi berasal dari proses fermentasi tahap pertama dimana kapang yang terdapat pada ragi tape merombak karbohidrat pada ketan putih menjadi gula sederhana yaitu glukosa atau fruktosa sehingga penambahan gula tidak mempengaruhi kandungan gula pereduksi dikarenakan gula yang ditambahkan pada umumnya terdiri atas gula sukrosa yang tidak dapat diubah oleh kapang menjadi gula sederhana. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Dilihat dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penambahan hari fermentasi cenderung meningkatkan kandungan gula reduksi. Pada dasarnya kandungan gula reduksi akan meningkat pada fermentasi hari kedua dan ketiga tetapi cenderung mengalami penurunan pada hari ke 5. Hal ini terjadi dikarenakan pada fermentasi hari ke 2 mulai terjadi tahapan fermentasi pertama dimana mikroorganisme akan bekerja mengubah pati menjadi gula sedehana berupa enzim amylase dan enzim glukoamilase akan tetapi pada hari keempat peningkatan kandungan gula pereduksi akan semakin lambat seiring dengan peningkatan jumlah mikroorganisme dan pada fermentasi hari kelima cenderung menurunkan kandungan gula pada tape ketan dikarenakan tahapan fermentasi kedua terjadi dimana banyak gula pereduksi
(glukosa dan fruktosa) yang dirombak menjadi alkohol dan senyawa lain seperti karbondioksida.
Pada perlakuan pemberian konsentasi sari nanas sebesar 25% dan kontrol sebenarnya tidak memiliki beda yang signifikan. Dilihat dari rerata hasil kandungan gula reduksi. Pada hari ke 0 dan fermentasi hari ke 2 kandungan gula reduksi terdapat pada kontrol. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kecepatan mikroorganisme dalam merubah pati menjadi gula sederhana dengan starter larutan gula yang mengandung sukrosa memiliki kecepatan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan kecepatan mikroorganisme dalam merubah pati menjadi gula sederhana dengan starter sari nanas yang mengandung glukosa dan fruktosa. Pada hari ketiga dan keempat pada pemberian konsentasi sari nanas sebesar 25% memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kandungan gula pereduksi tertinggi. Hal ini dikarenakan tingginya
kandungan karbohidrat yang terdapat di dalam buah nanas madu yaitu
sebesar 17,53%.
Jika dilihat dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kandungan gula
reduksi terendah terdapat pada perlakuan pemberian sari nanas dengan
konsentrasi terbesar yaitu sebesar 50%. Semakin besar konsentrasi sari
nanas yang diberikan cenderung meningkatkan kecepatan pertumbuhan
mikrobia dalam menghasilkan enzim sehingga akan lebih banyak
mikroorganisme yang memanfaatkan gula reduksi menjadi energi. Semakin
sedikit konsentrasi gula yang diberikan cenderung menurunkan petumbuhan
mikroorganisme sehingga perombakan gula menjadi energi akan semakin
rendah. Hal ini juga dikuatkan dengan penelitian Simbolon (2008) jumlah
mikroba perombak yang terdapat di dalam tape terutama enzim invertase
yang dihasilkan semakin banyak sehingga semakin banyak glukosa yang
dirombak menjadi alkohol dan akibatnya kandungan gula reduksi menurun.
3. Kandungan Alkohol
Berdasakan dari kegiatan penelitian yang dilakukan terhadap uji
kandungan alkohol dengan perlakuan pemberian sari nanas madu dengan
berbagai konsentrasi, diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 4.3 Rerata Kandungan Alkohol (%) pada Tape Ketan Putih
Konsentrasi Sari Nanas Madu (%) 25% 50% Kontrol
0 18,7 17,8* 22,5** 2 22,3 21,4 23,3** 3 24,4** 22,9 23,5 4 25,1** 23,5 23,8 Keterangan: * : Kandungan alkohol terendah ** : Kandungan alkohol tertinggi pada masing-masing hari fermentasi
Pengambilan keputusan pada uji analisis Korelasi Pearson adalah jika nilai sig > 0,05 maka tidak terdapat korelasi antar perlakuan, sedangkan jika nilai sig < 0,05 maka terdapat hubungan korelasi antar perlakuan. Dari lampiran 3 dapat diketahui bahwa nilai sig pada uji kandungan gula reduksi tape ketan putih dengan perlakuan menggantikan larutan gula dengan sari nanas berbagai konsentrasi adalah 0,029 lebih kecil dibandingkan 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan korelasi antara perlakuan yang diberikan dengan kandungan alkohol tape ketan putih. Jika dilihat dari nilai Korelasi Pearson uji kandungan alkohol pada tape ketan putih memiliki nilai 0,365 dapat diketahui bahwa hubungan korelasi antara perlakuan dengan kandungan alkohol pada tape ketan putih memiliki hubungan korelasi yang lemah. Nilai positif pada nilai Korelasi Pearson mengartikan bahwa semakin besar konsentrasi sari nanas yang diberikan dan semakin lama waktu fermentasi akan meningkatkan kandungan alkohol pada tape ketan putih tetapi karena memiliki hubungan korelasi yang lemah, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi tehadap hasil akhir pengukuran kandungan alkohol pada tape ketan putih.
Sama halnya dengan pengukuran kandungan gula reduksi, pada pengukuran kandungan alkohol dilakukan sejak hari ke-0. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kandungan alkohol pada tape ketan putih sebelum terjadi proses fermentasi dengan kandungan alkohol setelah terjadi proses fermentasi. Jika dilihat dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada hari ke-0 kandungan alkohol tertinggi terdapat pada kontrol yaitu sebesar 22,5% lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan alkohol pada perlakuan pemberian sari nanas konsentrasi 25% yaitu sebesar 18,7% tetapi masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemberian sari nanas konsentrasi 50% yaitu sebesar 17,8%.
Pada fermentasi hari ke-2 kandungan alkohol tertinggi masih terdapat pada kontrol yaitu sebesar 23,3% lebih tinggi dari pada kandungan alkohol pada fermentasi hari ke-0 dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan pemberian sari nanas konsentrasi 25% dan 50% yaitu masing- masing sebesar 22,3% dan 21,4%. Pada fermentasi hari ke-3 dan ke-4 kandungan alkohol tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian sari nanas konsentrasi 25% yaitu masing-masing sebesar 24,4% dan 25,1% lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan alkohol pada kontrol yaitu masing- masing sebesar 23,5% dan 23,8% dan perlakuan pemberian sari nanas konsentrasi 50% yaitu masing-masing sebesar 22,9% dan 23,5%. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pada dasarnya peranan mikroorganisme di dalam fermentasi dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama adalah tahap fermentasi oleh kapang.
Kapang akan merubah pati menjadi gula sedehana. Kemudian tahap kedua adalah tahap khamir merubah gula sederhana menjadi alkohol dan senyawa lain seperti asam asetat dan keton. Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa waktu fermentasi cenderung meningkatkan kandungan alkohol pada tape ketan putih. Hal tersebut dikarenakan semakin lama waktu fermentasi maka semakin banyak jumlah mikroorganisme yang tumbuh sehingga semakin banyak mikroorganisme yang merombak glukosa menjadi alkohol.
Kadar glukosa sebagai gula pereduksi berbanding lurus dengan alkohol. Semakin banyak kandungan gula pereduksi maka akan semakin banyak etanol yang terbentuk. Tetapi keadaan tersebut tidak berlangsung pada fermentasi lebih dari empat hari. Jika jumlah etanol sudah tidak dapat ditolerir maka khamir akan terhenti untuk memproduksi etanol. Pada keadaan ini produksi alkohol akan menurunkan pH sehingga hanya beberapa jenis mikroorganisme saja yang dapat bertahan hidup khususnya mikroorganisme yang tolerir terhadap pH yang sangat asam.
4. Kandungan Protein Total
Berdasakan dari kegiatan penelitian yang dilakukan terhadap uji kandungan protein total dengan perlakuan pemberian sari nanas madu dengan berbagai konsentrasi, diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel
4.4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.4 Rerata Kadar Protein (%) pada Tape Ketan Putih
Konsentrasi Sari Nanas Madu (%) Hari 25% 50% Kontrol 0 3,71 3,90** 3,53 2 3,30** 3,21 3,14 3 3,41 3,51** 3,12 4 3,43 3,50** 3,04* Keterangan: * : Kadar protein terendah ** : Kadar protein tertinggi pada masing-masing hari fermentasi
Pengambilan keputusan pada uji analisis Korelasi Pearson adalah jika nilai sig > 0,01 maka tidak terdapat korelasi antar perlakuan, sedangkan jika nilai sig < 0,01 maka terdapat hubungan korelasi antar perlakuan.
Dilihat dari lampiran 3 diketahui bahwa nilai sig pada uji protein total tape ketan putih dengan perlakuan menggantikan larutan gula dengan sari nanas berbagai konsentrasi adalah 0,003 lebih kecil dibandingkan 0,01 sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan korelasi antara perlakuan yang diberikan dengan kandungan protein total tape ketan putih.
Jika dilihat dari nilai Korelasi Pearson uji protein total pada tape ketan putih memiliki nilai 0,588. Jadi dapat diketahui bahwa hubungan korelasi antara perlakuan dengan kandungan protein total pada tape ketan putih memiliki hubungan korelasi sedang. Nilai positif pada nilai Korelasi
Pearson mengartikan bahwa semakin besar konsentrasi sari nanas yang diberikan dan semakin lama waktu fermentasi akan meningkatkan kandungan protein total pada tape ketan putih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Jika dilihat dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kandungan protein tertinggi terdapat pada tape ketan putih yang diberikan sari nanas dibandingkan dengan tape ketan putih dengan larutan gula. Pengukuran hari ke 0 dilakukan sebagai pembandingkan kandungan protein total setelah dilakukan fermentasi hari ke-2, fermentasi hari ke-3, dan fermentasi hari ke
4. Pada hari ke-0 dapat diketahui kandungan protein total pada tape ketan putih yang diberikan sari nanas 50% yaitu sebesar 3,90% lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan protein total pada tape ketan putih yang diberikan ekstak nanas 25% yaitu 3,71% tetapi kandungan protein total tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol yang memiliki kandungan protein sebesar 3,53%. Pada hari ke-2 kandungan protein total tetinggi tedapat pada perlakuan pemberian sari nanas dengan konsentrasi
25% yaitu sebesar 3,30% kemudian pada perlakuan pemberian sari nanas dengan konsentrasi 50% yaitu sebesar 3,21%. Kandungan protein total terendah terdapat pada kontrol yaitu sebesar 3,14. Pada hari fermentasi ke tiga dan keempat memiliki kandungan protein total terbesar pada perlakuan pemberian sari nanas dengan konsentrasi 50% yaitu masing-masing sebesar
3,51% dan 3,50% sedangkan pada perlakuan pemberian sari nanas 25% yaitu masing-masing sebesar 3,41% dan 3,43% lebih besar jika dibandingkan dengan kontrol yang memiliki kandungan protein total masing-masing yaitu sebesar 3,12% dan 3,04%.
Pemberian sari nanas atau larutan gula pada masing-masing perlakuan selain untuk memberikan rasa manis pada tape ketan putih juga berfungsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sebagai starter mikroorganisme untuk mempercepat proses fermentasi.
Selain itu, pada umumnya masyarakat lebih menyukai rasa tape yang tingkat kemanisannya semakin tinggi. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penambahan konsentrasi gula memiliki kecenderungan meningkatkan kandungan protein. Gula yang ditambahkan memacu lebih cepat pertumbuhan khamir untuk menghasilkan enzim-enzim yang dihasilkan oleh khamir. Khamir mampu mensekresikan beberapa enzim ekstraseluler seperti protein selama proses fermentasi. Semakin banyak enzim-enzim yang dihasilkan maka poses enzimatis juga akan semakin banyak sehingga kadar protein juga akan semakin meningkat.
Nanas madu mengandung salah satu jenis enzim protease yang sering digunakan dalam industri makanan, yaitu enzim bromelin. Nanas madu merupakan salah satu buah yang mengandung enzim bromelin tertinggi setelah papaya. Sekitar setengah dari enzim bromelin pada nanas madu mengandung protein. Enzim bromelin merupakan salah satu jenis enzim protease yang mampu menghidrolisis ikatan peptide pada protein menjadi molekul yang lebih kecil dan lebih mudah dicerna oleh tubuh, yaitu asam amino. Pada dasarnya enzim bromelin berperan sebagai biokatalisator yaitu untuk mempercepat reaksi pemecahan protein menjadi asam amino.
Semakin cepat reaksi pemecahan protein maka akan semakin banyak ikatan peptida yang terhidrolisis dan semakin meningkat protein yang terhidrolisis menjadi asam amino sehingga mendukung data penelitian ini, dimana semakin tinggi kadar konsentrasi sari nanas yang diberikan maka akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
semakin tinggi pula kadar asam amino pada produk tape ketan putih. Hal ini juga pernah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Neltijen N.
Palinggi (2006) yang melakukan penelitian tentang pengaruh penambahan enzim protease pada pakan ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) menunjukan bahwa ikan uji untuk semua perlakuan mengalami pertambahan protein dan lemak dibandingkan ikan awal sebelum penambahan enzim protease. Hal ini juga mendukung penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Sulasti (2010) bahwa kadar protein pada tape ketan hitam dengan penambahan sari buah nanas lebih tinggi dibandingkan dengan tape ketan tanpa penambahan sari buah nanas. Semakin banyak kadar buah nanas yang ditambahkan maka akan semakin tinggi pula kandungan proteinnya sehingga dapat meningkatkan kandungan gizi pada tape ketan putih yang pada awalnya memiliki kandungan protein yang sangat rendah.
Jika dilihat dari tabel 4.4 pemberian sari nanas berbagai konsentrasi atau pemberian larutan gula cenderung meningkatkan kandungan protein pada fermentasi hari ke 3. Gula (Glukosa dan Fruktosa) yang diberikan memacu pertumbuhan mikroba untuk menghasilkan enzim-enzim. Tetapi pada beberapa perlakuan terdapat penurunan kandungan protein pada tape ketan putih. Hal ini dapat tejadi karena nutrisi pada substrat yang berupa protein mulai digunakan oleh mikroba dikarenakan pemberilan gula tersebut mampu mempercepat pertumbuhan mikroba sehingga mengakibatkan keterbatasan nutrisi dalam bentuk gula dan lemak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Selain menguji kandungan gizi pada tape ketan putih, penelitian ini juga melakukan uji nilai kesukaan terhadap 34 panelis tidak terlatih. Dari kegiatan tesebut diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Nilai Kesukaan terhadap Tekstur
Kegiatan uji oganoleptik terhadap 34 panelis mengenai nilai kesukaan
terhadap tekstur dari tape ketan mendapatkan hasil yang dapat dilihat pada
Gambar 4.1
3,80 3,68 3,65 3,65 3,70 3,62 3,56 3,60 3,53 3,50 3,41 3,40 3,29 3,29 3,30 3,20 3,10 3,00 NilaiRerata NilaiKesukaan Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sampel Tape Ketan Putih
Gambar 4.1 Nilai Kesukaan Panelis terhadap Tekstur Keterangan : 1= Sari nanas 25% hari ke 2; 2= Sari nanas 50% hari ke 2; 3= Tanpa penambahan nanas hari ke 2; 4= Sari nanas 25% hari ke 3; 5= Sari nanas 50% hari ke 3; 6= Tanpa penambahan nanas ke 3; 7= Sari nanas 25% hari ke 4; 8= Sari nanas 50% hari ke 4; 9= Tanpa penambahan nanas hari ke 4.
Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa sampel 7 memiliki rerata nilai
kesukaan tekstur lebih tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya. Sampel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
7 adalah sampel tape ketan putih dengan perlakuan pemberian sari nanas
dengan konsentrasi 25% dan fermentasi selama empat hari.
Jika dilihat dari gambar 4.1 sebenarnya tidak ada perbedaan yang
nyata pada nilai kesukaan panelis terhadap tekstur dari tape ketan putih.
Rerata nilai kesukaan panelis terhadap terktur tape ketan putih menunjukan
bahwa panelis cenderung menyukai tape ketan putih yang ditambahkan sari
nanas madu tetapi pada fermentasi hari ke-4 dan tanpa sari nanas madu pada
fermentasi hari ke-3. Hal ini dikarenakan proses fermentasi merombak pati
menjadi cair. Panelis cenderung menyukai rasa tape yang lembek, dan
berair. Mikroorganisme bekerja dengan merombak pati menjadi glukosa
yang menghasilkan rasa yang manis pada tape ketan putih. Penambahan sari
nanas menyebab rasa manis pada tape ketan putih meningkat hal inilah yang
disukai oleh panelis. Fermentasi hari ke-2 cenderung menurunkan nilai
kesukaan panelis terhadap tektur tape ketan putih. Kecepatan
mikroorganisme dalam merombak pati sangat lambat sehingga tektur tape
ketan putih masih sangat keras.
2) Nilai Kesukaan terhadap Warna
Kegiatan uji oganoleptik terhadap 34 panelis mengenai nilai kesukaan
terhadap warna dari tape ketan mendapatkan hasil yang dapat dilihat pada
Gambar 4.2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3,9 3,79 3,8 3,68 3,68 3,7 3,65 3,59 3,6 3,53 3,47 3,47 3,5 3,41 3,4 3,3
3,2 RerataNilai Kesukaan Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tape Ketan Putih
Gambar 4.2 Nilai Kesukaan Panelis terhadap Warna Keterangan : 1= Sari nanas 25% hari ke 2; 2= Sari nanas 50% hari ke 2; 3= Tanpa penambahan nanas hari ke 2; 4= Sari nanas 25% hari ke 3; 5= Sari nanas 50% hari ke 3; 6= Tanpa penambahan nanas ke 3; 7= Sari nanas 25% hari ke 4; 8= Sari nanas 50% hari ke 4; 9= Tanpa penambahan nanas hari ke 4.
Dari Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa sampel 7 memiliki rerata nilai kesukaan warna lebih tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya.
Sampel 7 adalah sampel tape ketan putih dengan perlakuan pemberian sari nanas dengan konsentrasi 25% dan fermentasi selama empat hari.
Sama halnya dengan nilai kesukaan terktur, tidak ada beda nyata pada nilai kesukaan panelis terhadap warna dari tape ketan putih. Panelis cenderung menyukai warna tape ketan putih yang berwarna kuning keputihan. Waktu fermentasi cenderung meningkatkan nilai kesukaan panelis terhadap warna dari tape ketan putih. Semakin lama waktu fermentasi semakin pekat warna kuning yang dhasilkan pada tape ketan putih dimana warna kuning tesebut beasal dari warna nanas madu yang memiliki warna kuning pekat. Proses fermentasi menyebabkan warna kuning yang dihasilkan semakin terlihat (pekat) hal ini dikarenakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mikroorganisme yang bekerja dalam merombak gula menjadi alkohol dan senyawa asam akan semakin banyak. Senyawa asam dan alkohol ini lah yang kemudian memicu warna tape ketan putih semakin berwarna kekuningan sampai dengan berwarna coklat. Hal ini ternyata cenderung tidak disukai oleh panelis khususnya untuk tape ketan putih dengan konsentasi sari nanas 50% pada fermentasi hari ke-4. Hal tersebut dikarenakan warna kuning pekat yang dihasilkan menyebabkan tape ketan putih terlihat tidak segar dan menyebabkan nilai kesukaan terhadap warna tape ketan putih cenderung menurun.
3) Nilai Kesukaan terhadap Aroma
Kegiatan uji oganoleptik terhadap 34 panelis mengenai nilai kesukaan terhadap aroma dari tape ketan mendapatkan hasil yang dapat dilihat pada
Gambar 4.3
4 3,53 3,5 3,56 3,5 3,26 3,21 2,97 2,94 3 2,76 2,82 2,5 2 1,5 1 0,5 0 RerataNilai Kesukaan Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kode Sampel
Gambar 4.3 Nilai Kesukaan Panelis terhadap Aroma Keterangan : 1= Sari nanas 25% hari ke 2; 2= Sari nanas 50% hari ke 2; 3= Tanpa penambahan nanas hari ke 2; 4= Sari nanas 25% hari ke 3; 5= Sari nanas 50% hari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
ke 3; 6= Tanpa penambahan nanas ke 3; 7= Sari nanas 25% hari ke 4; 8= Sari nanas 50% hari ke 4; 9= Tanpa penambahan nanas hari ke 4.
Dari Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa sampel 8 memiliki rerata nilai kesukaan aroma lebih tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya. Sampel 8 adalah sampel tape ketan putih dengan perlakuan pemberian sari nanas madu dengan konsentrasi 50% dan fermentasi selama empat hari.
Lama waktu fermentasi cenderung meningkatkan nilai kesukaan panelis terhadap tape ketan putih. Semakin lama waktu fermentasi yang terjadi semakin banyak alkohol dan asam organik yang dihasilkan. Semakin lama waktu fermentasi, asam-asam oganik dan alkohol akan lebih mudah menguap. Perlakuan dengan pemberian sari nanas 50% pada fermentasi hari ke-4 menyebabkan aroma asam yang dihasilkan dari buah nanas lebih mudah dihirup. Hal inilah yang disukai oleh panelis.
Waktu fermentasi hari ke-2 cenderung menurunkan nilai kesukaan panelis terhadap aroma tape ketan putih. Hal ini dikarenakan aroma khas dari tape ketan putih belum dihasilkan oleh mikroorganisme. Kecepatan mikroorganisme bekerja dalam merombak gula mejadi alkohol masih sangat lambat pada hari ke dua proses fermentasi.
4) Nilai kesukaan terhadap Rasa
Kegiatan uji oganoleptik terhadap 34 panelis mengenai nilai kesukaan terhadap aroma dari tape ketan mendapatkan hasil yang dapat dilihat pada
Gambar 4.4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
3,79 4 3,68 3,62 3,5 3,32 3,29 3,26 3,32 2,88 3 2,41 2,5 2 1,5 1 0,5
RerataNilai Kesukaan Panelis 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kode Sampel Tape Ketan Putih
Gambar 4.4 Nilai Kesukaan Panelis terhadap Rasa Keterangan : 1= Sari nanas 25% hari ke 2; 2= Sari nanas 50% hari ke 2; 3= Tanpa penambahan nanas hari ke 2; 4= Sari nanas 25% hari ke 3; 5= Sari nanas 50% hari ke 3; 6= Tanpa penambahan nanas ke 3; 7= Sari nanas 25% hari ke 4; 8= Sari nanas 50% hari ke 4; 9= Tanpa penambahan nanas hari ke 4.
Dari Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa sampel 6 memiliki rerata nilai kesukaan aroma lebih tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya. Sampel 6 adalah sampel tape ketan putih dengan tanpa pemberian sari buah nanas dan fermentasi selama tiga hari.
Kecenderungan peningkatan nilai kesukaan panelis terhadap rasa tape ketan putih pada perlakuan tanpa pemberian sari nanas dengan waktu fermentasi tiga hari dikarenakan panelis tidak terlatih yang menilai produk akhir dari tape ketan putih lebih terbiasa untuk mengonsumsi tape ketan putih pada umumnya, yaitu tanpa pemberian sari nanas dan waktu fermentasi yang lebih lama.
Lama waktu fermentasi khususnya pada fermentasi selama empat hari cenderung menurunkan nilai kesukaan panelis terhadap rasa tape ketan putih. Hal tesebut dikarenakan panelis tidak menyuki rasa alkohol dan asam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
yang berlebihan pada tape ketan putih. Rasa alkohol akan menyebabkan
berkurangnya rasa manis pada produk tape ketan putih.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :
1. Tidak menentukan suhu dan pH optimum yang paling baik untuk
fermentasi tape ketan putih.
2. Tidak melakukan uji secara khusus terkait dengan kandungan asam
amino.
3. Tidak melakukan pengujian fermentasi lebih dari empat hari sehingga
informasi mengenai dampak lamanya waktu fermentasi belum terpenuhi.
4. Tidak membandingkan dengan produk tape ketan putih tanpa
penggunaan gula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Hasil penelitian pengaruh pemberian sari buah nanas madu (Ananas comosus L. Merr) sebagai pengganti larutan gula dan waktu fermentasi terhadap kandungan gula, protein, serat, alkohol, dan uji organoleptik pada pembuatan tape ketan putih dapat digunakan sebagai bahan ajar dan referensi untuk pembelajaran
Biologi Sekolah Menengah Atas kelas XII semester 2 pada materi Bioteknologi.
Aplikasi dalam materi bioteknologi konvensional salah satu nya adalah proses fermentasi dalam pembuatan tape. Pembelajaran dirancang agar peserta didik dapat melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemanfaatan nanas madu yang saat ini sangat populer di kalangan masyarakat berbagai kalangan sebagai pengganti larutan gula pada pembuatan tape ketan putih sebagai penambah kandungan gizi pada poduk makanan. Melalui percobaan ini peserta didik diharapkan mampu memahami pinsip dasar bioteknologi serta pemanfaatan bioteknologi konvensional dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pecobaan ini peserta didik mendapatkan pengetahuan terkait manfaat dari buah nanas madu yaitu selain untuk dimakan buah nya dan dibuat jus dapat juga dijadikan sebagai pengganti larutan gula pada pembuatan tape sehingga fermentasi yang dilakukan oleh bakteri pada ragi tape dapat tetap bekeja dengan baik. Output yang diharapkan dapat berupa laporan penelitian secara tertulis dan dipresentasikan di depan kelas berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan secara berkelompok. Pembelajaran yang dilangsungkan dapat
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yaitu pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk bekerja secara mandiri baik dalam menemukan referensi pembelajaran maupun melakukan kegiatan praktikum dan menemukan teori materi yang dipelajari dari kajian hasil kegiatan praktikum. Jadi peserta didik menemukan teori dari kegeiatan praktikum dan guru hanya sebagai pendamping bukan yang memberikan materi pembelajaran secara penuh.
Rancangan kegiatan praktikum terkait pembuatan tape dengan menggunakan sari buah nanas madu dengan memperhatikan keadaan yang dibutuhkan oleh bakteri yang terdapat pada ragi tape sehingga proses fermentasi dapat tetap terjadi. Acuan kurikulum yan digunakan dalam pembelajaran terkait penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 revisi 2016. Adapun
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan adalah sebagai berikut :
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong-royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsive, dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dai
solusi atas berbagai permasalahan, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai ceminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan factual,
konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
taunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedual pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konket
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri seta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.10. Memahami tentang prinsip-pinsip bioteknologi yang menerapkan
bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
4.10. Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip
prinsip bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan
mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang
dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pemberian konsentrasi sari buah nanas dapat meningkatkan kandungan
gizi khususnya pada serat kasar dan kandungan protein total tetapi
memiliki pengaruh yang lemah terhadap kandungan gula dan alkohol
pada tape ketan putih.
2. Waktu Fermentasi mempengaruhi kandungan nutrisi pada tape ketan
putih.
3. Pemberian sari buah nanas tidak mempengaruhi nilai kesukaan panelis
tehadap tape ketan putih.
B. Saran
1. Dalam pembuatan tape ketan perlu diperhatikan suhu dan pH khususnya
pada saat proses fermentasi berlangsung.
2. Jika ingin menguji asam amino pada suatu makanan, tidak menggunakan
pengujian terhadap protein total melainkan langsung menguji asam
amino.
3. Untuk meningkatkan nilai kesukaan panelis terhadap produk tape ketan
putih perlu dilakukan inovasi baru dengan menggunakan buah jenis lain
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
seperti pepaya yang juga memiliki kandungan gula dan enzim bromelin
yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdilah, J., Nugraheni, W., dan Suprihati., Pengaruh Dosis Ragi dan Penambahan Gula terhadap Kualitas Gizi dan Organoleptik Tape Biji Gandum., Jurnal Ilmiah, UKSW Salatiga, Jawa Tengah, pp.76-84.
Anindita., 2007, Pengaruh Waktu Fermentasi dan Dosis Ragi Terhadap Kadar Alkohol Pada Fermentasi Ampas Umbi Ketela Pohon., Universitas Muhamadiyah Surakarta, JMS Vol. 6.
Apriyantono, Anton., dan Nurbowo., 2003, Panduan Belanja dan Konsumsi Halal, Khairul Bayan., Jakarta, pp 153.
Darmawan., 2006, Pengaruh Kulit Umbi Ketela Pohon Fermentasi terhadap Tampilan Kambing Kacang Jantan., Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan., 9 (2), 115-122. Darwin, P., 2013, Kandungan Gula, Perpustakaan Nasional Sinar Ilmu, Jakarta, pp 23 Desrosier, N.W., 2008, Teknologi Pengawetan Pangan, UI Press., Jakarta, pp 29 35. Direktorat Gizi, Depkes RI., 2015, Kesehatan Gizi Masyarakat, http://gizi.depkes.go.id/ diakses pada tanggal 30 Maret 2019. Fatsecret Indonesia., 2016, Informasi Nilai Gizi Komposisi Nanas Madu Yang Dapat Dimakan, Informasi Nilai Gizi., Jakarta, pp 26-28. Haryadi, H., 2013, Analisa Kadar Alkohol Hasil Fermentasi Ketan dengan MetodeKromatografi Gas dan Uji Aktifitas Saccharomyces Cereviceae Secara Mikroskopis, Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang. Herdayastuti, N., 2006, Isolasi dan Karakterisasi Sari Kasar Enzim Bromelin dari Batang Nanas (Ananas comusus L.merr). Berk. Penel. Hayati vol. 12: 75–77 Hidayat, M.C.Padaga. dan S, Suhartini., 2006, Mikrobiologi Industri, Penerbit Andi., Yogyakarta, pp. 56. Hui, Yiu., 2006, Handbook of Food Science, Technology, and Engineering Vol 1, Taylor and Francis Group., Boca Raton, pp 35-40. Irianto, K., 2006, Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2, CV.Yrama Widya., Bandung, pp. 214-215.
Karya Tani Mandiri., 2016, Hasil Panen di Daerah Bandar Lampung, Pertanian., Bandar Lampung, pp. 5-10. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Kusnandar, F., 2010, Kimia Pangan Komponen Makro, Penerbit Dian Rakyat., Jakarta, pp. 5-7.
Latupeiressa, S.B., Hadi, H., dan Susilowati., 2000, Perilaku Ibu Hamil Kurang Energi Kronik dalam Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan di Kecamatan Wates dan Temon N Kabopaten Kulon Progo, Sins Kesehatan., Yogyakarta, pp. 1-14. Muhiddin, N.H., Juli, N., dan Aryantha, I.N.P, 2001, Jurnal Matemátika dan Science, Vol. 6, No.1. Naiola, E., dan Widhyastuti, N., Semi Purifikasi dan Karakteristik Enzim Protease Baccilus sp, Berk., Penelitian Hayati, 13(1), 51-56. Piliand, W,G., dan Djojosoebagio, S., 2002, Fisiologi Nutrisi, IPB Press., Bogor, Vol 1. No 4, pp 23-40 Prihandana, R., Noerwijari, Adinurani., Setyaningsih, S., dan Hendroko., 2007, Fermentasi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) dan Ubi Jalar (Ipomea batatas L. Sin), Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Priyanto, T., 2012, Beras Ketan & Sifat Fisika - Kimianya, http://www.alatcetakrengginang.com/2012/02/beras-ketan-sifat-fisika kimianya.html, diakses tanggal 18 Maret 2019.
Purwaningsih, Indah., 2017, Potensi Enzim Bromelin pada Buah Nanas (Ananas comosus) dalam Meningkatkan Kadar Protein pada Tahu, Skripsi, 39-46, Poltekes Kemenkes, Pontianak.
Rahmawati, A., 2010, Pemanfaatan Limbah Kulit Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl.) dan Kulit Nanas (Ananas comosus L.) pada Produksi Bioetanol Menggunakan Aspegillus niger, Skripsi, 2-5, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Raina., 2011, Ensiklopedia Tumbuhan Berkhasiat Obat, Salemba Medika., Jakarta, pp 12-20.
Rambing, V., 2013, Rekayasa Pembuatan Tepung Singkong Tinggi Dekstrin, dan Aplikasinya Pada Produk Minuman Instan, Jurnal Teknologi Pertanian, 27,29-30. Retno, D.I., dan W. Nuri., 2011, Pembuatan Bioetanol dari Kulit Pisang, Prosiding seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia, ISSN 1693 – 4393.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Rubrik, 2016, Komposisi Nanas Madu Utuh, http://Komposisi.Nanas.Madu.Utuh/ diakses pada tanggal 29 Maret 2019.
Rukmana., Yuniarsih., 2003, Aneka Olahan Ubi Kayu, Kanisius., Yogyakarta, pp 23
Rustriningsih, T., 2007, Pengaruh Penambahan Amonium Sulfat Terhadap Produksi Etanol pada Fermentasi Beras Ketan Putih dengan Inokulum Saccharomyses cerevisiae, skripsi, 21, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Sadikin, mohamad., 2002, Biokimia Enzim, Widya Medika., Jakarta, pp 44-46.
Sartika, Indah., 2011, Potensi Enzim Bromelin Sari Buah Nanas (Ananas comosus) Dalam Meningkatkan Kadar Protein Pada Tahu, Poltekes Analisis Kesehatan., Pontianak, pp 6 (1) 39-46.
Satyajit, D., Sarker., dan Lutfun, Nahar., 2009, Chemistry For Pharmacy Students: General, Organik and Natural Product Chemistry, diterjemahkan oleh. Abdul, Rohman, pp. 104, Pustaka Pelajar, Yogyakata.
Simbolon, Karlina., 2008, Pengaruh Persentase Ragi dan Lama fermentasi Terhadap Mutu Tape Ubi Jalar., Departemen Teknologi Pertanian, Universitas Sumatera Utara, pp 76-93.
Sofiah, B. D., Achyar, T. S., 2008, Buku Ajar Kuliah Penilaian Indra., Jatinangor, Universitas Padjadjaran, pp. 4 (1), 10-15.
Sudarmadji, slamet., 2006, Prosedur Analisis Untuk Bahan Makan Dan Pertanian, Liberty, Jogjakarta, pp. 23
Sudarmadji, S., Haryono., dan Suhardi., 2003, Analisa Bahan Pangan dan Pertanian., PT. Liberty, Yogyakarta, pp. 35
Sulastri., 2010, Uji Peningkatan Kadar Protein Tape Ketan dengan Penambahan Sari Buah Nanas (Ananas comosus) menggunakan metode spektofotometri, skripsi, 25 72, UIN Syarif Kasim, Pekanbaru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Sumarno., Si, Noegrohati., Nasito., Lip, I.F., 2002, Majalah Farmasi Indonesia : Bagian Kimia Farmasi Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, pp. 13 (1), 34-43. Supartono., 2004, Karakteristik Enzim Protease Netral dari Buah Nanas Segar, Jurnal, Mipa, Universitas Negeri Semarang., Semarang, 27(2), 134-142. Sutriningsih, T., 2007, Uji Kadar Alkohol yang Berbeda Pada Tape Ketan Putih dan Singkong Melalui Fermentasi dengan Dosis Ragi yang Berbeda, Skripsi, 106, Program Pasca Sarjana, UIN, Bandung. Syukri, Armein., 2003, Daya terima, Preferensi dan Karakterisasi Atribut Mutu Sensori Pemilihan Produk Kerupuk, Thesis, 12, Program Pasca Sarjana IPB, Bogor.
USDA, 2008, Komposisi Buah Nanas Madu/100 Gram., National Nutrient, Jakarta, pp. 15. Utami, A,T., dan Noviyanti, L., 2010, Pembuatan Tape dari Ubi Kayu (Manihot utillisima) yang tahan lama, Skripsi., UNS, Surakarta. Waysima, Adawiyah., Dede, R., 2010, Evaluasi Sensor., Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, pp. 39-45.
Widiyastuti, Netty., 2007, Makanan Hasil Fermentasi, BPPT PRESS., Jakarta, pp 24.
Wijaya, Jarie, C., 2015, Pengaruh Penambahan Enzim Bromelin Terhadap Sifat Kimia dan Organoleptik Tempe Gembus (Kajian Konsentrasi dan Lama Inkubasi dengan Enzim), Jurnal Pangan dan Agroindustri, Universitas Brawijaya., Surabaya, Vol 3, No 1.
Wiliam, H., Brown., dan Thomas Poo., 2011, Introduction to Organik Chemistry International Student Version Fifth Edition., United States, pp, 245
Wulandari, Fitri., 2008, Uji Kadar Protein Tape Singkong (Manihot utilissima) dengan Penambahan Sari Buah Nanas (Ananas comosus), Skripsi, Program Pendidikan Biologi, Universitas Muhamadiyah, Surakarta.
Zuhriani, F., 2015, Kualitas Organoleptik Brownies Kukus Dari Tepung Beras Hitam, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 1. Uji Kandungan Gizi di Laboatorium Che-Mix Pratama
1. Uji Kandungan Protein Hari ke 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
2. Uji Kandungan Protein Hari ke 2, 3 dan 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Uji Kandungan Serat Kasar Hari ke 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
4. Uji Kandungan Serat Kasar Hari ke 2, 3, dan 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 2. Uji Korelasi Pearson
I. Uji Kandungan Gula
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 36
Mean 0E-7 Normal Parametersa,b Std. Deviation 3,67700066
Absolute ,145
Most Extreme Differences Positive ,094
Negative -,145
Kolmogorov-Smirnov Z ,869
Asymp. Sig. (2-tailed) ,438
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Korelasi
Perlakuan Kandungan
Gula Reduksi
Korelasi 1 ,376*
Pearson
Perlakuan Sig. (2-tailed) ,024
N 36 36
Pearson ,376* 1
Kandungan Korelasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gula Reduksi Sig. (2-tailed) ,024
N 36 36
II. Kandungan Protein
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 24
Mean 0E-7 Normal Parametersa,b Std. Deviation ,20175787
Absolute ,142
Most Extreme Differences Positive ,126
Negative -,142
Kolmogorov-Smirnov Z ,697
Asymp. Sig. (2-tailed) ,716 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Korelasi Perlakuan Kandungan
Protein
Korelasi 1 ,588**
Pearson
Perlakuan Sig. (2-tailed) ,003
N 24 24
Pearson ,588** 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Kandungan Korelasi
Protein Sig. (2-tailed) ,003
N 24 24
III. Kandungan Serat Kasar
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 24
Mean 0E-7 Normal Parametersa,b Std. Deviation ,35031862
Absolute ,164
Most Extreme Differences Positive ,164
Negative -,106
Kolmogorov-Smirnov Z ,804
Asymp. Sig. (2-tailed) ,537 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Korelasi
Perlakuan Kandungan
Serat Kasar
Korelasi 1 ,463*
Pearson
Perlakuan Sig. (2-tailed) ,023 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
N 24 24
Pearson ,463* 1
Kandungan Korelasi
Serat Kasar Sig. (2-tailed) ,023
N 24 24
IV. Kandungan Alkohol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 36
Mean 0E-7 Normal Parametersa,b Std. Deviation 2,04922132
Absolute ,136
Most Extreme Differences Positive ,122
Negative -,136
Kolmogorov-Smirnov Z ,814
Asymp. Sig. (2-tailed) ,521 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Korelasi
Perlakuan Kandungan
Alkohol
Korelasi Pearson 1 ,365*
Sig. (2-tailed) ,029
Perlakuan N 36 36
Pearson Korelasi ,365* 1
Sig. (2-tailed) ,029
Kandungan N 36 36
Alkohol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 3. Kueisioner Uji Organoleptik
KUISIONER UJI ORGANOLEPTIK TAPE KETAN PUTIH Nama : Prodi/Angkatan : Jenis Kelamin : Umur : Berilah skor sesuai dengan ketentuan di bawah ini Cara memberikan penilaian terhadap tekstur, rasa, aroma, dan warna adalah sebagai berikut : 1. Uji tekstur a) Tekan sampel tape ketan putih menggunakan sendok plastik. b) Amati tekstur sampel tape ketan putih dan selanjutnya beri skor kesukaan terhadap tekstur dari masing-masing perlakuan.
2. Uji warna a) Ambil sampel tape ketan putih yang telah disediakan di dalam cup mika. b) Amati warna pada tape ketan putih menggunakan indera penglihatan yaitu mata. c) Beri skor kesukaan terhadap warna dari masing-masing perlakuan.
3. Uji aroma a) Ambil sampel tape ketan putih yang telah disediakan di dalam cup mika. b) Hirup aroma sampel pada jaak 3 cm menggunakan indera penciuman yaitu hidung. c) Selanjutnya beri skor kesukaan terhadap aroma tape ketan putih pada masing-masing perlakuan.
4. Uji rasa a) Sebelum mengecap sampel berkumurlah terlebih dahulu agar indera perasa menjadi netral. b) Ambil sampel tape ketan putih kemudian kecap menggunakan indera perasa, yaitu lidah. c) Beri skor kesukaan terhadap rasa dari masing-masing perlakuan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Panduan Uji Organoleptik Dari keempat macam pernyataan sebelumnya mengenai uji orgnoleptik, tentukan skor tingkat kesukaan anda.
Skor 1 2 3 4 5
Pernyataan Tekstur Sangat Tidak Kurang suka Sangat tidak suka suka suka suka Warna Sangat Tidak Kurang suka Sangat tidak suka suka suka suka Aroma Sangat Tidak Kurang suka Sangat tidak suka suka suka suka Rasa Sangat Tidak Kurang suka Sangat tidak suka suka suka suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan
Testur Warna Aroma Rasa
Kode 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Keterangan : 5 = Sangat Suka; 4 = Suka; 3 = Kurang Suka; 2 = Tidak Suka; 1 = Sangat Tidak Suka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 4. Nilai Kesukaan Panelis terhadap Tape Ketan Putih
1. Uji Nilai Kesukaan terhadap Rasa Tape Ketan Putih
Kode Sampel
No Panelis A B C D E F G H I
1. 1 3 2 2 5 1 3 3 2 2
2. 2 5 3 4 5 3 4 4 2 1
3. 3 3 3 5 4 4 4 4 5 2
4. 4 3 2 2 3 3 2 4 4 2
5. 5 3 1 3 3 3 3 2 4 4
6. 6 3 3 3 3 3 3 2 4 5
7. 7 5 4 5 5 5 5 5 5 4
8. 8 3 2 3 3 4 5 3 5 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
9. 9 4 5 5 2 4 3 3 4 2
10. 10 4 4 4 4 5 3 3 4 2
11. 11 2 2 2 2 3 3 3 3 4
12. 12 5 1 4 1 3 1 4 3 1
13. 13 4 1 3 4 5 3 3 1 1
14. 14 4 2 3 4 5 2 3 4 1
15. 15 4 1 1 3 5 3 3 1 1
16. 16 5 1 2 1 1 4 2 1 2
17. 17 3 4 4 2 2 4 1 2 1
18. 18 4 3 4 2 5 3 3 5 4
19. 19 5 5 4 5 5 3 5 4 1
20. 20 5 4 3 5 3 2 3 1 1
21. 21 4 4 4 4 4 3 4 4 3
22. 22 4 2 4 3 5 4 2 3 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
23. 23 5 4 4 4 3 4 3 4 2
24. 24 3 3 2 1 2 5 2 1 5
25. 25 4 5 5 2 4 3 3 4 2
26. 26 2 3 3 4 4 4 4 4 4
27. 27 2 3 4 3 3 4 5 5 4
28. 28 4 4 4 4 4 3 3 3 1
29. 29 5 4 4 4 4 4 2 3 3
30. 30 5 1 5 5 4 3 5 5 2
31. 31 4 3 5 3 4 2 4 3 2
32. 32 5 3 4 2 5 3 5 4 2
33. 33 2 1 5 3 5 4 4 5 2
34. 34 3 5 4 5 2 3 2 1 1
Total 129 98 123 113 125 112 111 113 82
Rerata 3,79 2,88 3,62 3,32 3,68 3,29 3,26 3,32 2,41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2. Uji Nilai Kesukaan Panelis terhadap Aroma Tape Ketan Putih
Kode Sampel
No Panelis A B C D E F G H I
1. 1 3 2 4 4 2 3 3 2 2
2. 2 4 3 4 5 3 4 4 3 2
3. 3 1 2 4 2 2 2 2 3 4
4. 4 2 1 1 2 3 3 3 2 3
5. 5 2 2 2 2 3 3 4 4 2
6. 6 3 3 2 5 2 3 3 2 4
7. 7 5 4 5 5 5 5 5 5 4
8. 8 3 3 2 2 3 5 4 3 5
9. 9 5 3 5 1 4 2 5 5 3
10. 10 3 3 4 4 4 3 4 4 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
11. 11 3 3 3 3 4 3 4 3 4
12. 12 3 2 2 4 4 2 4 3 1
13. 13 3 2 2 2 3 3 2 3 4
14. 14 3 1 4 2 4 2 4 4 4
15. 15 3 2 2 1 3 2 2 3 4
16. 16 5 2 3 1 1 3 2 1 1
17. 17 2 4 4 2 1 3 3 1 1
18. 18 4 2 3 2 4 3 3 4 3
19. 19 4 4 3 3 5 2 5 4 1
20. 20 4 5 3 4 2 4 3 4 2
21. 21 4 3 4 3 4 3 4 4 3
22. 22 4 2 4 3 5 3 3 3 4
23. 23 4 3 4 2 2 2 5 3 2
24. 24 3 2 3 3 2 5 3 2 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
25. 25 5 3 5 1 4 2 5 5 3
26. 26 3 4 4 4 4 4 4 3 4
27. 27 4 3 4 3 3 4 4 4 3
28. 28 4 4 4 4 3 3 3 3 3
29. 29 5 5 5 5 4 4 4 4 4
30. 30 4 2 5 5 4 1 5 5 2
31. 31 4 2 5 3 4 2 4 4 2
32. 32 4 2 3 2 4 3 3 3 2
33. 33 3 1 5 2 2 1 2 4 2
34. 34 3 5 4 5 2 3 2 1 1
Total 119 94 121 101 109 100 120 111 96
Rerata 3,50 2,76 3,56 2,97 3,21 2,94 3,53 3,26 2,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
3. Uji Nilai Kesukaan Panelis terhadap Warna Tape Ketan Putih
Uji Kesukaan Warna Tape Ketan
Putih
Kode Sampel
No Panelis A B C D E F G H I
1. 1 4 3 4 5 4 3 4 4 4
2. 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3
3. 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5
4. 4 5 3 3 3 4 4 5 5 4
5. 5 4 4 3 4 4 2 4 4 4
6. 6 4 4 4 3 4 5 4 4 5
7. 7 5 4 5 5 5 5 5 4 4
8. 8 4 5 5 5 4 4 3 4 3
9. 9 4 5 3 4 4 4 5 3 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
10. 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11. 11 4 4 4 4 4 5 4 3 4
12. 12 4 4 2 4 3 2 4 4 4
13. 13 2 2 1 3 4 4 3 4 4
14. 14 2 3 4 3 4 2 3 4 4
15. 15 2 2 1 3 4 4 3 4 4
16. 16 5 2 3 2 2 4 1 3 4
17. 17 2 3 4 2 2 3 1 2 4
18. 18 4 4 4 2 4 3 2 4 3
19. 19 4 4 2 3 4 3 4 3 2
20. 20 5 5 4 3 4 3 3 2 3
21. 21 3 3 4 4 4 3 4 4 4
22. 22 4 2 3 3 4 4 2 3 3
23. 23 3 4 4 3 4 4 3 5 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
24. 24 5 4 5 3 3 5 4 3 5
25. 25 4 5 3 4 4 4 5 3 4
26. 26 4 4 4 3 3 4 3 3 3
27. 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28. 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29. 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30. 30 2 2 3 4 4 2 3 3 1
31. 31 4 3 4 4 4 4 4 4 4
32. 32 3 3 4 2 3 3 3 3 2
33. 33 4 2 4 3 4 4 3 5 4
34. 34 1 2 3 3 5 3 3 5 2
Total 125 116 120 118 129 124 118 125 122
Rerata 3,68 3,41 3,53 3,47 3,79 3,65 3,47 3,68 3,59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
4. Uji Nilai Kesukaan Panelis tehadap Tekstur Tape Ketan Putih
Uji Kesukaan Tekstur Tape Ketan
Putih
Kode Sampel
No Panelis A B C D E F G H I
1. 1 4 3 3 5 3 3 4 3 3
2. 2 4 3 4 5 3 3 4 2 2
3. 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5
4. 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3
5. 5 3 3 4 4 4 2 4 4 5
6. 6 3 5 4 2 2 4 3 4 4
7. 7 5 4 5 5 5 5 5 4 4
8. 8 4 5 5 5 3 4 3 4 4
9. 9 5 4 5 4 4 2 5 5 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
10. 10 2 3 3 4 3 3 3 4 3
11. 11 3 3 3 3 3 5 4 4 4
12. 12 3 4 1 5 4 3 3 3 4
13. 13 3 2 3 3 4 2 2 4 4
14. 14 3 3 2 3 3 1 2 4 1
15. 15 3 2 3 3 4 1 2 4 4
16. 16 4 3 3 1 1 4 2 1 1
17. 17 3 4 4 2 2 4 3 2 1
18. 18 4 3 4 2 4 3 4 4 3
19. 19 4 3 3 3 4 3 3 3 2
20. 20 5 5 4 3 2 3 4 2 4
21. 21 3 4 4 4 4 3 4 4 4
22. 22 3 3 2 3 4 3 3 2 3
23. 23 3 3 4 4 4 4 3 5 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
24. 24 4 4 4 4 4 4 4 3 5
25. 25 5 4 5 4 4 2 5 5 3
26. 26 2 2 3 4 4 3 4 3 4
27. 27 2 2 4 3 4 3 5 5 5
28. 28 4 4 4 4 4 4 4 4 3
29. 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30. 30 3 2 3 5 5 4 5 3 4
31. 31 3 3 4 4 4 3 4 4 4
32. 32 4 3 4 2 5 4 3 2 2
33. 33 4 2 5 5 5 4 3 5 5
34. 34 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Total 120 112 124 124 125 112 123 121 116
Rerata 3,53 3,29 3,65 3,65 3,68 3,29 3,62 3,56 3,41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 5 Silabus PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XII/2 Kompetensi Inti (KI): KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsive, dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dai solusi atas berbagai permasalahan, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai ceminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin taunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedual pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kompetensi Dasar Alokasi No. Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar (KD) Waktu
3.10. Memahami tentang Konseptual Mengamati Tes tertulis 6 JP Buku Biologi prinsip-pinsip Ulangan kelas XII
bioteknologi yang Pengertian Mengkaji produk- harian Semeste 2 menerapkan Bioteknologi produk bioteknologi (Pilihan bioproses dalam Prinsip dasar dari referensi baik Kelompok menghasilkan produk Ganda dan dan jenis-jenis melalui internet Peminatan baru untuk Uraian) Bioteknologi maupun buku meningkatkan Buku bacaan (Bioteknologi bacaan terkait Observasi kesejahteraan terkait manusia dalam konvensional materi Bioteknologi berbagai aspek dan modern). Bioteknologi. Lembar observasi dari berbagai kehidupan. Memberikan contoh sumber Faktual dari masing-masing sikap dalam berdinamika produk yang Internet Penerapan kelompok bioteknologi termasuk dalam Lembar dalam bioteknologi konvensional dan observasi kehidupan
sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
No Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Alokasi Sumber Belajar (KD) Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Peniaian
Pemanfaatan bioteknologi
mikroorganisme modern.
dalam kinerja Menanya bioteknologi praktikum Sikap ilmiah Dampak Peserta didik (disiplin, bioteknologi diberikan motivasi jujur dan bagi kehidupan untuk bertanya bertanggung Pemanfaatan secara secara kritis jawab) produk dan ilmiah
bioteknologi di Sikap dalam Merencanakan dan mengenai matei 4.10 presentasi melakukan masyarakat bioteknologi. percobaan dalam Prosedural Portofolio penerapan prinsip- Mengumpulkan data (Eksperimen/Eksplorasi) prinsip bioteknologi Melakukan Laporan konvensional untuk kegiatan praktikum menghasilkan Peserta didik dapat praktikum produk dan mencari sumber mengevaluasi produk pembuatan referensi baik yang dihasilkan serta produk berupa jurnal ilmiah
prosedur yang bioteknologi atau buku bacaan dilaksanakan. dengan teknik terkait pengertian, konvensional prinsip dasar dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
No Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber Belajar (KD) Pembelajaran Pembelajaran Waktu
jenis-jenis dari
Bioteknologi
(pembuatan kemudian tape ketan putih didiskusikan
dengan ekstrak besama teman
nanas madu) sebangku. Mencari literature Metakognitif mengenai jenis-
Menyajikan jenis data dan mikroorganisme
menganalisis yang berperan dalam Bioteknologi. hasil praktikum melalui laporan Mengkaji literature
tertulis. mengenai dampak positif dan negative
yang dapat ditimbulkan dari
penerapan
bioteknologi.
Peserta didik
mencari literature PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
No Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber Belajar (KD) Pembelajaran Pembelajaran Waktu
melalui jurnal-
jurnal penelitian
mengenai cara pembuatan tape
ketan putih
sederhana dengan teknik bioteknologi konvensional.
Peserta didik
melakukan kegiatan praktikum membuat produk tape ketan
putih bersama
anggota kelompok.
Mengasosiasikan
Menyimpulkan
tetang prinsip dasar
bioteknologi
Menyusun laporan
perencanaan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
No Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber Belajar Pembelajaran Pembelajaran Waktu
pelaksanaan pembuatan produk
bioteknologi konvensional secara
rinci
Membuat presentasi hasil pelaksanaan
. pembuatan produk
bioteknologi
konvensional secara berkelompok. Membuat
kesimpulan hasil
diskusi tentang dampak
bioteknologi.
Mengkomunikasikan
Memaparkan hasil
pelaksanaan
pembuatan produk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
No Kompetensi Dasar Materi Kegiatam Penilaian Alokasi Sumber Belajar (KD) Pembelajaran Pembelajaran Waktu
bioteknologi berupa hardfile (Laporan penelitian) dan soft file (Power Point) sebagai bahan untuk
kegiatan presentasi. Menelaah hasil presentasi antar kelompok. Yogyakarta, 27 Februari 2019
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA Guru Mata Pelajaran
(……………………) Niken Frydha Wulandary
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 6. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XII/Genap Materi Pokok : Bioteknologi Alokasi Waktu : 6JP X 45 Menit (3 kali pertemuan)
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong- royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsive, dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dai solusi atas berbagai permasalahan, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai ceminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin taunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedual pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konket dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri seta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. : B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No Kompetensi Dasar No Kompetensi Dasar 3.10. Memahami tentang prinsip-pinsip 4.10. Merencanakan dan melakukan percobaan bioteknologi yang menerapkan dalam penerapan prinsip-prinsip bioproses dalam menghasilkan produk bioteknologi konvensional untuk baru untuk meningkatkan kesejahteraan menghasilkan produk dan mengevaluasi manusia dalam berbagai aspek produk yang dihasilkan serta prosedur yang kehidupan. dilaksanakan.
Indikator Pencapaian Komptensi Indikator Pencapaian Komptensi No No ( IPK ) ( IPK ) 3.10.1 Menjelaskan pengertian dari 4.10.1 Melaksanakan percobaan pembuatan produk Bioteknologi bioteknologi konvensional (Tape)
3.10.2 Menyebutkan prinsip dasar dari 4.10.2 Membuat laporan tertulis dari hasil Bioteknologi percobaan pembuatan produk bioteknologi konvensional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
No Kompetensi Dasar No Kompetensi Dasar 3.10.3 Membandingkan prinsip bioteknologi 4.10.3 Mempresentasikan hasil percobaan konvensional dan modern pembuatan produk bioteknologi konvensional di depan kelas 3.10.4 Mengidentifikasi pemanfaatan mikooganisme dalam bioteknologi 3.10.5 Menganalisis cara kerja dari ragi tape 3.10.6 Mengkategorikan contoh produk bioteknologi konvensional dan modern dalam kehidupan sehari-hari 3.10.7 Menjelaskan dampak positif dan dampak negative dari peranan bioteknologi dalam kehidupan sehari- hari
C. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan 5M dan menggunakan model pembelajaran Discovery learning peserta didik kelas XII dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dalam mempelajari tentang prinsip-pinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan., terampil dalam menyajikan hasil kegiatan praktikum, merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk serta mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan dengan menunjukan perilaku perilaku disiplin, tanggungjawab, dan peduli pada lingkungan.
D. Materi Pembelajaran Fakta Penerapan Bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari Dampak Bioteknologi bagi kehidupan Pemanfaatan mikroorganisme dalam Bioteknologi Pemanfaatan Bioteknologi di dalam masyarakat Konsep Pengertian Bioteknologi Prinsip dasar Bioteknologi Jenis-jenis Bioteknologi Prosedural Pembuatan produk Bioteknologi konvensional (Tape) Metakognitif Menyajikan data hasil pembuatan produk Bioteknologi konvensinal Menganalisis kerja dari ragi tape Menganalisis hasil percobaan
E. Pendekatan/Metode Pembelajaran/Model Pembelajaran Pendekatan pembelajaran : Saintifik Model pembelajaran : Discovery Learning dan Problem Based Learnin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Metode pembelajaran : diskusi dalam kelompok, Observasi, Pesentasi, pengamatan secara langsung, Praktikum, dan penugasan
F. Alat / Media Pembelajaran, Sumber Belajar 1. Alat / Media Kelas : LCD Laptop LKPD Panduan praktikum papan tulis Gambar Power Point Video (tentang pembuatan tape ketan putih) Laboratorium Dandang Saringan Nampan ukuran Centong kayu Bakul besar Nampan ukuran Toples Kompor besar Baskom Nanas madu 2 Gelas beker/gelas Panci buah ukur Dandang Beras ketan putih Blender Centong kayu 500 gr Ragi tape 3 butir Daun pisang Air bersih
2. Sumber Belajar Buku Biologi untuk SMA/MA kelas XII, BSE LKPD Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama: (2 x 45 menit) Alokasi Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Waktu Pendahuluan 15 1 a. Guru memberikan salam, meminta salah satu peserta didik memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran peserta didik. b. Guru mengecek kebersihan kelas dan mengingatkan peserta didik untuk membuang sampah pada tempatnya c. Guru memberikan Apersepsi dengan menampilkan bebeapa gambar pada powerpoint yaitu beras dan tape kemudian guru menanyakan beberapa pertanyaan kepada peserta didik, yaitu : 1. Apakah ada yang tau gambar-gambar di depan ? gambar apakah ini ? 2. Mengapa beras di depan yang awalnya keras dan padat dapat menjadi lembek dan sangat berair seperti yang terlihat pada gambar di depan ? d. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan membawa beberapa poduk bioteknologi seperti yoghurt, yakult, dan tempe. e. Menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan pada hari ini f. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang.
Kegiatan Inti 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)
a. Peserta didik dibagikan LKPD yang berisikan beberapa gambar kemudian peserta didik mengamati gambar-gambar terkait dengan produk-produk Bioteknologi. Terdapat beberapa gambar produk Bioteknologi modern dan bebeapa produk yang dapat dicoba yang telah dibawakan guru di depan kelas.
b. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.
c. Guru menanyakan terkait dengan produk-produk yang diberikan :.
1. Pernahkan kalian melihat atau bahkan sudah mengonsumsi produk- produk yang ada di depan ?
2. Bagaimana rasa dari masing-masing produk tersebut ?
3. Adakah yang tau apa bahan dasar dari masing-masing produk tersebut dan bagaimana proses pembuatannya ?
Problem statement (Identifikasi masalah
a. Peserta didik secara berkelompok diberikan pertanyaan terkait prinsip- prinsip bioteknologi, produk-produk bioteknologi, perbedaan bioteknologi konvensional dan modern, jenis-jenis mikroorganisme yang berperan serta manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Data Collection (Pengumpulan Data)
a. Peserta didik mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang permasalahan yang diberikan terkait Bioteknologi
b. Mencatat semua informasi yang telah diperoleh dari referensi-referensi valid yang telah dibaca pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Data processing (pengolahan Data)
a. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
Peserta didik saling bertukar informasi terhadap teman sekelompoknya terkait permasalahan yang diberikan guru berdasarkan dari kegiatan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya maupun referensi-referensi lainnya yang valid.
Hasil diskusi di tuliskan dalam lembar kerja peserta didik yang dibagikan kepada setiap kelompok nya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Communication (Mengkomunikasikan)
a. Untuk menilai sikap aktif peserta didik, lima kelompok besar dikelas tersebut dibagi kedalam dua kelompok besar. Dua kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan tiga kelompok lainnya sebagai penanggap presentasi kelompok.
Verification (pembuktian)
a. Peserta didik memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber yang valid juga dapat dilakukan dengan ceramah yang diberikan guru secara global terkait materi Bioteknologi.
Generalization (menarik kesimpulan)
a. Perwakilan dari peserta didik diminta untuk membuat garis besar mengenai hal-hal yang telah diperoleh dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Kegiatan Penutup 25 Apresiasi
a. Guru meminta semua peserta didik bertepuk tangan besama sebagai bentuk apresiasi tehadap kelompok yang sudah berpresentasi dan untuk kelompok yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Merangkum
a. Salah satu peserta didik diminta untuk menyimpulkan apa yang telah dipelajari
Evaluasi
a. Peserta didik diminta untuk menjawab tiga petanyaan yang telah di sediakan guru sebagai tambahan nilai quis untuk materi Bioteknologi
Refleksi
a. Peserta didik diminta untuk mengungkapkan manfaat dalam pembelajaran Bioteknologi
Tindak Lanjut
a. Peserta didik diminta untuk mempelajari cara membuat tape ketan putih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
secara mandiri.
b. Guru membagikan buku panduan praktikum kepada peserta didik dan meminta tiap kelompok membawa alat dan bahan untuk membuat tape ketan putih dari ekstrak nanas madu.
c. Guru memberi informasi kepada peserta didik bahwa minggu depan akan ada paktikum pembuatan tape ketan putih yang diselenggarakan di Laboratorium.
Pertemuan Kedua: ( 2 x 45 menit ) Alokasi Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Waktu Pendahuluan 10 1 a. Guru memberikan salam, meminta salah satu peserta didik memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran peserta didik. b. Guru mengecek kelengkapan alat dan bahan yang telah dibawa tiap kelompok sebelum c. Guru memberikan Apersepsi dengan membawakan tape ketan putih yang telah jadi dan menanyakan beberapa pertanyaan, yaitu : 1. Mengapa rasa tape ini asam, manis, dan memiliki rasa alkohol ? padahal beras itu tidak memiliki rasa alkohol sama sekali. d. Guru memberikan motivasi bahwa kita semua dapat membuat tape asalkan mengetahui prinsip kerja dai mikroorganisme pada produk
Kegiatan Inti 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)
a. Peserta didik diberikan waktu untuk mengamati video pembuatan tape ketan putih dengan ekstrak nanas
b. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai hal-hal atau step by step yang belum dipahami terkait pembuatan tape ketan putih.
c. Guru menanyakan terkait dengan produk-produk yang diberikan :.
1. Pernahkan kalian melihat atau bahkan sudah mengonsumsi produk-produk yang ada di depan ?
2. Bagaimana rasa dari masing-masing produk tersebut ?
3. Adakah yang tau apa bahan dasar dari masing-masing produk tersebut dan bagaimana proses pembuatannya ?
Problem statement (Identifikasi masalah)
a. Peserta didik secara berkelompok diberikan waktu untuk membuat tape ketan putih sesuai dengan prosedue pembuatan tape ketan putih dengan ekstak nanas ang telah diberikan oleh guru.
Kegiatan Penutup 15 Apresiasi
a. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik kaena telah menyelesaikan pembuatan tape dengan baik.
b. Guru kembali mengingatkan peserta didik untuk bertanggung jawab atas alat-alat yang digunakan dan kebesihan laboratorium sebelum meninggalkan ruangan.
Merangkum
a. Salah satu peserta didik diminta untuk menyimpulkan apa saja yang telah mereka lakukan terkait dengan proses pembuatan tape ketan putih
Refleksi
a. Peserta didik diminta untuk mengungkapkan bagaimana perasaan nya selama membuat tape ketan putih dan menceritakan kendala apa saja kendala yang mereka peroleh
Tindak Lanjut
a. Peserta didik diminta untuk mempersiapkan hasil tape yang telah jadi pada minggu selanjutnya untuk dinilai oleh kelompok lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
b. Guru membagikan format laporan praktikum yang harus dikerjakan secara mandiri dan dikumpulkan pada dua pertemuan lagi.
c. Guru memberikan tugas kelompok yaitu mempresentasikan hasil produk yang telah jadi didepan kelas dengan menggunakan produk dan powerpoint pada petemuan selanjutnya
Pertemuan Ketiga: ( 2 x 45 menit ) Alokasi Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Waktu Pendahuluan 10 1 a. Guru memberikan salam, meminta salah satu peserta didik memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran peserta didik. b. Guru mengecek kebersihan kelas dan mengingatkan peserta didik untuk membuang sampah pada tempatnya c. Guru memberikan Apersepsi dengan beberapa pertanyaan kepada peserta didik, yaitu : 1. Bagaimana hasil praktikum kalian pada minggu lalu ? apakah semua kelompok mendapatkan hasil yag diharapkan ? d. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan menyemangati kepada kelompok yang mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan dan bertanya : 1. Bagaimana hasil praktikum kalian pada minggu lalu ? apakah semua kelompok mendapatkan hasil yag diharapkan ?
Kegiatan Inti 45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Problem statement (Identifikasi masalah)
a. Peserta didik secara berkelompok diberikan waktu untuk menyelesaikan permasalahan mengenai syarat-syarat yang harus terpenuhi dalam pembuatan dan fermentasi pada pengolahan tape.
Data Collection (Pengumpulan Data)
a. Mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman prinsip dari pembuatan tape ketan putih
b. Mencatat semua informasi yang telah diperoleh baik dari referensi- referensi valid yang telah dibaca maupun dari kegiatan paktikum pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Data processing (pengolahan Data)
a. Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil paktikum dan menyusun hasil tersebut dalam bentuk powerpoint.
Communication (Mengkomunikasikan)
a. Untuk menilai sikap aktif peserta didik, lima kelompok besar di kelas tersebut dibagi ke dalam dua kelompok besar. Tiga kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan dua kelompok lainnya sebagai penanggap presentasi kelompok dan begitu sebaliknya.
Verification (pembuktian)
a. Peserta didik memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber yang valid juga dapat dilakukan dengan ceramah yang diberikan guru secara global terkait dengan pembuatan tape ketan putih dengan ekstak nanas.
Generalization (menarik kesimpulan)
a. Perwakilan dari peserta didik diminta untuk membuat garis besar mengenai hal-hal yang telah diperoleh dari proses praktikum pertemuan selanjutnya dan presentasi tiap-tiap kelompok.
Kegiatan Penutup 35 Apresiasi
a. Guru meminta semua peserta didik bertepuk tangan besama sebagai bentuk apresiasi tehadap kelompok yang sudah berpresentasi dan untuk kelompok yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Merangkum
a. Salah satu peserta didik diminta untuk menyimpulkan apa yang telah dipelajari
Evaluasi
a. Guru mengadakan ulangan harian terkait dengan materi Bioteknologi
Refleksi
a. Peserta didik diminta untuk mengungkapkan manfaat dalam pembelajaran Bioteknologi
Tindak Lanjut
a. Peserta didik diingatkan untuk mengumpulkan laporan praktikum pada pertemuan selanjutnya.
b. Peserta didik diminta untuk menyiapkan diri dalam menghadapi UAS yang akan diselenggarakan minggu depan.
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar Aspek Teknik Instrumen Kognitif Tes dan non tes Tes : Ulangan Harian Non tes : Laporan Praktikum dan hasil presentasi Afektif observasi Lembar obsevasi diskusi kelompok Psikomotor observasi Lembar obsevasi kinerja
I. Lampiran 1. Lembar Kerja Peserta Didik 2. Soal-soal Ulangan Harian 3. Intrumen penilaian dan rubric penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Yogyakarta, 28 Februari 2019
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
(…………………………) Niken Frydha Wulandary
NIP./NPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 7. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar Kerja Peserta Didik 1
Kelas/Kelompok : Nama Anggota : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
A. Tujuan Kegiatan
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian dari Bioteknologi 2. Peserta didik mampu menyebutkan prinsip dasar dari Bioteknologi 3. Peserta didik mampu membandingkan prinsip bioteknologi konvensional dan modern 4. Peserta didik mampu mengidentifikasi pemanfaatan mikooganisme dalam bioteknologi 5. Peserta didik mampu mengkategorikan contoh produk bioteknologi konvensional dan modern dalam kehidupan sehari-hari
B. Petunjuk Pengerjaan 1. Bekerjalah dalam kelompok beranggotakan 4 orang. Dimana setiap anggota kelompok terdiri atas dua kelompok kecil. Kelompok pertama merupakan kelompok ahli terkait dengan bioteknologi konvesional dan kelompok kedua merupakan kelompok ahli terkait dengan bioteknologi modern. 2. Masing-masing anggota kelompok mencari referensi sebanya-banyaknya mengenai keahlian yang telah ditetapkan bersama anggota kelompoknya. 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di LKPD berdasarkan referensi yang telah diperoleh sebelumnya. 4. Presentasikan hasil diskusi anda di depan kelas. 5. Catatlah hasil presentasi kelompok yang lain pada kolom yang disediakan
a. Jelaskan pengetian dan prinsip dasar dari Bioteknologi! Jawab :
------
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
b. Apakah perbedaan dari bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern ? Jelaskan! Jawab : ------c. Perhatikan gambar dibawah ini dan analisis produk-produk tersebut merupakan hasil bioteknologi konvensional atau modern. Berikanlah alasan yang tepat!
Produk Jenis Bioteknologi Keterangan Konvensional Modern
Produk Jenis Bioteknologi Produk Keterangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Konvensional Modern
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Kunci Jawaban Lembar Kerja Peserta Didik 1 !
a. Bioteknologi adalah sebuah aplikasi organisme atau salah satu dari bagian tubuh organisme tersebut ke dalam sebuah teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang dapat bermanfaat. Pemanfaatan organisme dilakukan dengan terkontrol dan terarah untuk melibatkan multidisiplin dan juga aplikasi terpadu dengan biologi sel, fisiologi, mikrobiologi, genetika molekuler, teknik kimia, dan biokimia. Beberapa prinsip dasar dalam bioteknologi, yaitu :
1. DNA Rekombinan Perubahan susunan DNA diperoleh melalui teknik DNA rekombinan, yang melibatkan bakteri atau virus sebagai vektor (perantara). Proses DNA rekombinan melalui 3 tahapan, yaitu 1) mengisolasi DNA, 2) memotong dan menyambung DNA (transplantasi gen/DNA), dan 3) memasukkan DNA ke dalam sel hidup.
2. Fusi Protoplasma Fusi protoplasma adalah penggabungan dua sel dari jaringan yang sama (organisme berbeda) dalam suatu medan listrik. Fusi protoplasma pada tumbuhan melalui tahap- tahap, 1) menyiapkan protoplasma dari sel-sel yang masih muda karena dinding sel tipis serta protoplasma yang banyak dan utuh, 2) mengisolasi protoplasma sel dengan cara menghilangkan dinding selnya dengan menggunakan enzim kemudian dilakukan penyaringan dan sentrifugasi berkali-kali, 3) Protoplasma yang didapat kemudian diuji viabilitasnya (aktivitas hidupnya) dengan cara melihat aktivitas organel, misalnya melihat aktivitas fotosintesisnya.
3. Kultur Jaringan Teori yang melandasi teknik kultur jaringan ini adalah teori Totipotensi, yaitu kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru bila ditempatkan pada lingkungan yang sesuai. Tahap-tahap kultur jaringan dalam membentuk embrio dari sel somatik serupa pada tahap perkembangan zigot menjadi embrio. Perkembangan tersebut dimulai dari sel → globular → bentuk jantung → bentuk torpedo → bentuk kotiledon → bentuk plantlet (tumbuhan muda).
berikut ini beberapa cabang pendukung bioteknologi :
1.Mikrobiologi Mikrobiologi merupakan cabanh biologi yang mempelajari tentang mikroba atau jasad renik.pengetahuan ini dapat membuka kemampuan dalam memahami sifat , struktur, dan peranan beberapa mikroba , seperti virus, bakteri,dan cyanophyta.
2.Biokimia Biokimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari makluk hidup dari aspek kimianya , artinya, gejala hidup merupakan gejala kimia dan proses hidup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
diselenggarakan atas dasar reaksi dan peristiwa kimia.dengan demikian,makluk hidup dianggap sebagai bahab kimia yang dapat dipadukan dan direkayasa.
3.Biologi sel Memahami tentang sifat dan struktur sel sangat mendukung aplikasi bioteknologi.pengetahuan tersebut dapat digunakan dalam perbanyakan makluk hidup yang mendukung proses bioteknologi.
4.Genetika Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat-sifat makluk hidup dari ke generasi ke generasi , pemahaman mengenai bentuk dan karekteristik materi pewarisan sifat,yaitu gen atau DNA akan membantu kemajuan teknologi b. Bioteknologi konvensional adalah jenis penerapan bioteknologi yang masih menggunakan metode-metode tradisional dalam prosesnya, sehingga disebut juga sebagai bioteknologi tradisional. Teknologi tersebut masih terbatas dalam skala kecil dan teknologi yang masih sederhana. Jenis bioteknologi ini telah digunakan sejak awal perkembangan bioteknologi, seperti misalnya fermentasi skala kecil dengan proses yang sederhana. Produk dari jenis bioteknologi ini pun masih sederhana, seperti produk pangan berupa tempe atau tahu, yang hanya melibatkan proses fermentasi dan mikroorganisme kapang yang sederhana.
Bioteknologi modern bisa dibilang adalah perkembangan dari bioteknologi tradisional atau konvensional. Hal tersebut karena secara prinsip, teknologi yang digunakan serta produk yang dihasilkan lebih canggih dan maju dibandingkan bioteknologi yang masih tradisional atau konvensional. Selain menggunakan teknologi yang maju dan canggih, biasanya dalam bioteknologi ini juga lingkungan kerja ataupun proses bersifat bersih dan steril, karena sedikit kontaminan mikroorganisme bisa mempengaruhi hasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Produk Jenis Bioteknologi Keterangan Konvensional Modern Metode baku pembuatan vaksin adalah mengembangkan virus dengan hewan yang cocok, mungkin, lebih baik dalam √ sel yang di perbanyak dalam laboratorium. Virus kemudian dikumpulkan untuk dimatikan atau di perlemah, sebelum di suntikan kedalam tubuh manusia. Sebagai tanggapan terhadap para " pengacu " ini, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi yang akan menyerang mereka. Ini membutuhkan waktu, tetapi karena virus dalam keadaan tidak membahayakan, kelambatan waktu ini tidakan menimbulkan masalah. Virus yang sudah mati atau lemah juga tidak akan menimbulkan kerusaka, sedangkan selama kekebalan sistem itu semakin meningkat kekuatannya. Jika kemudian virus sejenis yang masih hidup dan betul-betul masih aktif, dapat masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh telah siap untuk mengeluar virus tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Produk Jenis Bioteknologi Produk Keterangan Konvensional Modern Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut √ berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat yang terdapat dalam cuka makan.
√ Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus, yaituRhyzopus oligosporus, Rhyzopus
stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan
Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang
tersebut akan mengikat keping-keping
biji kedelai dan memfermentasikannya
menjadi produk tempe. Proses
fermentasi tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan kimia pada protein,
lemak, dan karbohidrat. Perubahan
tersebut meningkatkan kadar protein PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Produk Konvensional Modern Produk
tempe sampai sembilan kali lipat. Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai. Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. √ Yakult adalah minuman probiotik yang mirip dengan yoghurt dan dibuat dari fermentasi skimmed milk dan gula dengan bakteri Lactobacillus casei untuk memperlancar pencernaan pada manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LEMBAR PANDUAN PRAKTIKUM Judul Praktikum : Pembuatan Tape Ketan Putih dengan Menggunakan Ekstrak Nanas Madu sebagai Pengganti Larutan Gula Tujuan Praktikum : 1. Peserta didik mampu mengidentifikasi pemanfaatan mikooganisme dalam bioteknologi 2. Peserta didik mampu melaksanakan percobaan pembuatan produk bioteknologi konvensional (Tape) 3. Peserta didik mampu membuat laporan tertulis dari hasil percobaan pembuatan produk bioteknologi konvensional 4. Peserta didik mampu Mempresentasikan hasil percobaan pembuatan produk bioteknologi konvensional di depan kelas Alat dan Bahan Dandang Saringan Nampan ukuran Centong kayu Bakul besar Nampan ukuran Toples Kompor besar Baskom Nanas madu 2 Gelas beker/gelas Panci buah ukur Dandang Beras ketan putih Blender Centong kayu 500 gr Ragi tape 3 butir Daun pisang Air bersih Cara Kerja 1. Cucilah Beras ketan putih hingga bersih. Kemudian rendamlah selama 4-6 jam untuk membantu proses pengukusan agar lebih cepat. 2. Siapkan sari nanas. Kupaslah Nanas madu kemudian cuci sampai bersih (tidak ada getah yang menempel). Potonglah kecil-kecil nanas madu yang telah dicuci untuk mempermudah proses penghalusan. 3. Haluskan nanas madu yang telah dipotong dengan blender. Setelah itu, saringlah sampai tidak terdapat ampas dai nanas madu tersebut. Simpan Sari nanas madu yang telah jadi dibawah suhu ruang yaitu 40C agar ekstrak nanas tersebut tidak basi. 4. Siapkan dandang yang telah berisi air kemudian rebus sampai mendidih. Setelah mendidih masukan beras ketan putih yang telah direndam dan tiriskan ke dalam dandang. Kukus selama 15 menit. 5. Siapkan air panas. 6. Angkat beras ketan putih setengah masak taruh di dalam bakul kemudian disiam dengan air panas. 7. Kukus beras ketan putih kembali selama 25 menit (benar-benar empuk) 8. Matikan kompor. Siram ketan putih dengan air panas yang telah disiapkan. Aduk hingga semua bagian terkena air nanas. 9. Kukus kembali selama 5 menit 10. Angkat ketan putih dan letakan di dalam nampan besar 11. Biarkan hingga dingin. 12. Setelah dingin, taburkan ragi campurkan di ketan putih sampai tercampur merata. 13. Masukan ketan putih kedalam toples dan tutup rapat hingga tidak ada udara yang masuk kedalam toples. 14. Biarkan 2-3 hari 15. Tape ketan putih dengan ekstrak nanas siap untuk dinikmati PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Pertanyaan untuk dipresentasikan (Kelompok) 1. Bakteri apa yang berperan dalam pembuatan tape ketan putih ? 2. Pada fermentasi ini senyawa apa saja yang dirubah ? 3. Mengapa tidak boleh ada udara yang masuk kedalam toples saat masa penyimpanan tape ? 4. Bagaimana hasil tape yang telah dibuat ? rasa apa saja yang dihasilkan pada tape yang telah jadi ? 5. Lampirkan dokumentasi dari proses persiapan, percobaan, sampai hasil akhir percobaan.
Format Laporan (individu) A. Pendahuluan Acara praktikum (judul, hari/tanggal, tempat) Tujuan praktikum Dasar teori Alat dan bahan Cara kerja B. Isi Hasil pengamatan pembahasan C. penutup kesimpulan daftar pustaka lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 8. Penilaian Unjuk Kerja Peserta didik
1. Rubrik Penilaian Hasil Observasi/Laporan Praktikum
Kriteria Skor Indikator Pendahuluan 5 Memuat: (1) tujuan penyusunan laporan, (2) judul praktikum, (3) tempat, (4) waktu, dan nama peserta didik 4 Memuat tujuan dan 3 dari 4 butir lainnya 3 Memuat tujuan dan 2 dari 4 butir lainnya 2 Memuat tujuan dan 1 dari 4 butir lainnya 1 Tidak memuat tujuan penyusunan laporan, ada salah satu atau lebih dari 4 butir lainnya 0 Tidak memuat tujuan dan 4 butir lainnya
Isi 10 Memuat hasil kegiatan praktikum dan membahasal hasil praktikum secara lengkap dan dengan bahasa yang runtut 8 Memuat hasil kegiatan praktikum dan membahasal hasil praktikum secara lengkap tetapi dengan bahasa yang tidak runtut 6 Hanya membahas hasil pengamatan tanpa mencantumkan hasil pengamatan 4 Hanya mencantumkan hasil pengamatan dengan jelas 2 Mencantumkan salah satu poin tetapi dengan tidak jelas 0 Tidak membuat hasil pengamatan maupun pembahasan Kesimpulan 3 Menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian 2 Manarik kesimpulan kurang sesuai dengan tujuan penelitian 1 Menarik kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan penelitian 0 Tidak menuliskan kesimpulan Tampilan Laporan 4 Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover dan lampiran foto/gambar
3 Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover atau foto/gambar
2 Laporan dilengkapi cover atau foto/gambar tetapi kurang rapi atau kurang menarik
1 Laporan kurang rapi dan kurang menarik, tidak dilengkapi cover dan foto/gambar
Tata Tulis 4 Mudah dipahami, pilihan kata tepat, dan ejaan semua benar
3 Mudah dipahami, pilihan kata tepat, beberapa ejaan salah
2 Kurang dapat dipahami, pilihan kata kurang tepat, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
beberapa ejaan salah
1 Tidak mudah dipahami, pilihan kata kurang tepat, dan banyak ejaan yang salah
Penskoran : Nilai = total skor X 100 26
Lembar Penilaian Laporan Praktikum
No Nama Skor Jumlah Nilai Skor Pendahuluan Isi Kesimpulan Tampilan Tata (5) (10) (3) (4) Tulis (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Rubrik Penilaian Presentasi No Aspek yang dinilai Skor Keterangan 1. Sistematikan penyampaian materi 4 menggunakan powerpoint disusun secara sistematis menjawab pertanyaan yang telah disediakan di lembar praktikum isi materi singkat dan berupa point-point 3 Presentasi hanya memuat 3 dari 4 kriteria 2 Presentasi hanya memuat 2 dari 4 kriteria 1 Presentasi hanya memuat 1 dari 4 kriteria 2. Penggunaan bahasa 4 Menggunakan bahasa baku lebih dari 80% dan struktur kalimat efektiv 3 Menggunakan bahasa baku lebih dari 60%-79% dan struktur kalimat efektiv 2 Menggunakan bahasa baku lebih dari 80% dan struktur kalimat efektiv 40%- 59% 1 Menggunakan bahasa baku lebih dari kurang dari 40% dan struktur kalimat efektiv 3. Menjawab pertanyaan dan 4 Menjawab dengan jelas, tepat, mempertahankan argumen sistematis, dengan analisis yang jelas 3 Menjawab dengan jelas, tepat, tapi kurang sistematis 2 Menjawab dengan jelas dan kurang tepat 1 Menjawab tapi tidak tuntas
Penskoran : Nilai = total skor X 100 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lembar Penilaian Presentasi
Topik : ...... Kelas / Semester : ...... Hari/tanggal : ...... Jumlah siswa : ………………orang
Sistematikan Penggunaan Menjawab No Nama Kelompok penyampaian bahasa pertanyaan (3) Jml Nilai materi (1) (2) Skor 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6
Penskoran : Nilai = total skor X 100 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
5. Apergilus wenti adalah mikroorganisme ULANGAN HARIAN yang dipakai dalam proses pembuatan…. A. Tempe Mata Pelajaran : Biologi B. Minuman beralkohol C. Oncom Kelas : XII D. Nata de coco Hari, Tanggal : E. Coca-Cola 6. Nata de coco adalah salah satu hasil olahan Alokasi Waktu : 35 menit yang memanfaatkan mikroorganisme.... A. Acetobacter xylinum Nama Siswa : B. Neurospora crassa Nomor Absen : C. Rhizopus D. Sacharomyces Berilah tanda silang (X) pada salah satu E. Eschericia coli huruf a, b, c, d, atau e didepan jawaban 7. Pupuk buatan yang berfungsi untuk yang paling tepat! menyuburkan daun adalah… A. DSP
B. ZA 1.Mikroorganisme yang dipakai dalam C. TSP pembuatan tempe adalah …. D. Sabun A. Sacharomycess sp. E. Urea B. Rhizopus sp. 8. Pada teknologi antibody monoclonal C. Aspergilus wenti digunakan sel-sel tumor dan sel-sel limpa D. Acetobacter xylinum manusia. Sel tumor dapat memperbanyak diri E. Penicilium notatum tanpa henti, sedabgkan sel limpa sebagai 2. Salah satu Bioinsektisida adalah . . . antigen yang menghasilkan antibody. A. Penicilium chrysogenum Antibodi yang dihasilkan dapat mengobati B. Trichoderma barzianum penyakit . . . C. Eschericia coli A. cacar air D. Clostridium butyrium B. Kanker ryzae C. Jantung E. Rhizopus D. fusi sel 3. Penggunaan makhluk hidup dan hasil- E Tipes hasilnya untuk menyediakan barang dan 9. Berikut ini contoh-contoh bioteknologi jasa merupakan pengertian… konvensional, kecuali …. A. Bakteriologi A. keju B. Biogas B. antibiotik C. Bioteknologi C. kecap D. Simbiosis D. bakteri insulin E. Komensalisme E. bakteri asam laktat 4. Mikroorganisme yang berperan 10. Pemuliaan tanaman untuk mendapatkan memisahkan logam dari bijihnya yaitu . . bibit unggul dengan cara memindahkan gen A. Pseudomonas sp tertentu dari suatu species lain dengan B. Thiobacillus ferro-oxidans perantaraan mikroorganisme dikenal sebagai C. Aspergillus flavus … D. Bacillus thuringiensis A. Kultur jaringan E. Xanthomonas champrestris B. Rekayasa genetic PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
C. Transplantasi E. Mutasi buatan D. Radiasi induksi
Essay!
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi? (15)
2. Apa yang membedakan bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional ?(10)
3. Sebutkan dan jelaskan berbagai produk pemanfaatan bioteknologi pada bidang pertanian tanaman pangan.? (10)
4. Pada praktikum pembuatan tape yang telah dilakukan pada minggu lalu, terdapat sedikitnya dua kelompok yang memiliki produk hasil tape dengan rasa yang tidak manis, tidak lembek, tidak berbau alkohol bahkan sampai tidak menghasilkan rasa khas dari sebuah tape. Dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembuatan tape pada dua kelompok praktikum tersebut gagal.
Mengapa produk tape tersebut dapat dikatakan gagal dalam proses pembuatannya.? Berikan alasannya dan kaitkanlah dengan prinsip Bioteknologi!(15)
5. Bagaimana kerja dari ragi tape ? Jenis Mikroorganisme apa saja yang bekerja ? dan bagaimana peran mikroorganisme tersebut dalam proses fermentasi? Jelaskanlah(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda
No Kompetensi IPK Materi Indikator Soal Level Kunci Nomor Bentuk Dasar Kognit Jawab Soal Soal if an
1. Memahami 3.10.1 Pengertian Peserta didik C2 C 3 PG tentang Bioteknolo mampu prinsip- gi menjelaskan pinsip pengertian bioteknologi bioteknologi yang menerapkan 2. 3.10.2 prinsip Peserta didik C4 B 8 PG bioproses dari mampu dalam bioteknolo menganalisis menghasilka gi peranan n produk hibridoma baru untuk dalam meningkatka kehidupan n sehari-hari kesejahteraa n manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
3. Peserta didik C2 C 10 PG mampu mengetahui prinsip dasar dari transplantasi
4. 3.10.3 Bioteknolo Contoh-contoh C2 D 9 PG gi bioteknologi konvensio konvensional nal dan medern
5. 3.10.4 Mikroorga Peserta didik C2 B 1 PG nisme dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
yang mengetahui berperan mikroorganisme dalam yang berperan bioteknolo dalam gi pembuatan tempe
6. Peserta didik C2 A 6 PG dapat mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan tempe
7. Peserta didik C2 B 4 PG dapat mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan logam dari bijihnya
8. Peserta didik C2 C 5 PG dapat menentukan peran dari Aspergillus wenti
9. 3.10.5 Hasil dari Peserta didik C2 B 7 PG Bioteknolo dapat gi meyebutkan contoh pupuk buatan yang dapat menyuburkan tanah
10. 3.10.6 Peanan Peserta didik C2 B 2 PG Bioteknolo mampu gi dalam mengidentifikasi kehidupan Bioinsektisida sehari-hari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Kisi-kisi Soal Essay
Kompetensi IPK Materi Indikator Level Nomor Dasar Soal Kognitif Soal
Memahami 3.10.1 Pengertian Peserta didik C2 1 tentang Bioteknologi mampu prinsip-pinsip menjelaskan bioteknologi pengertian yang dari menerapkan Bioteknologi bioproses dalam 3.10.3 Bioteknologi Peserta didik C2 2 menghasilkan konvensional dan mampu produk baru modern membedakan untuk prinsip dasar meningkatkan dari kesejahteraan bioteknologi manusia dalam konvensional berbagai aspek dan modern kehidupan. 3.10.6 Aplikasi Peserta didik C2 3 Bioteknologi mampu dalam kehidupan menyebutkan sehari-hari. produk pangan dalam proses bioteknologi
3.10.5 Cara kerja Peserta didik C4 4 mikroorganisme mampu pada ragi tape menceritakan alasan tape tidak jadi. Dan bagaimana cara kerja ragi tape pada C2 5 produk tape ketam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Kunci Jawaban Essay 1. Bioteknologi adalah prinsip-prinsip dari ilmu dan teknologi untuk memproses materi melalui agen biologi agar dapat meningkatkan nilai tambah. Bioteknologi adalah pemanfaatan biologi untuk kesejahteraan umat manusia.
2. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar Mikrobiologi dan Biokimia. Penerapan bioteknologi modern juga mencangkup berbagai aspek kehidupan, misalnya ternak unggul hasil manipulasi genetik (peternakan), buah tomat hasil manipulasi genetik yang tahan lama (pangan), tanaman jagung dan kapas yang resisten terhadap serangan penyakit tertentu (pertanian), hormone insulin yang dihasilkan oleh E. coli (kedokteran dan farmasi). Bioteknologi konvensional adalah paraktik bioteknologi yang dilakukan dengan cara dan peralatan yang sederhana, tanpa adanya rekayasa genetika. Contoh produknya bir, wine, tuak, sake, yoghurt, roti, keju, tempe dll
3. a.tanaman jagung ber-fruktosa tinggi. b. tanaman ipadi tahan genangan air. c. tanaman transgenic yang membawa gen panunda pematangan buah.
4. Tape ketan yang gagal dapat dikarenakan beberapa hal sepeti suhu, pH, dan oksigen yang menyebabkan kematian pada mikroorganime yang seharusnya bekerja pada tape tersebut.
5. Terdapat dua jenis mikroorganisme yang bekerja pada agi tape. Kapang bekerja pada tahap fermentasi pertama dimana terjadi perombakan pati menjadi gula sederhana. Sedangkan khamir berperan merombak gula sederhana menjadi alkohol dan senyawa lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Rubrik Penilaian Soal Essay No Kata kunci Skor 1. Peserta didik menjawab mengenai ilmu, pinsip, dan teknologi untuk 15 kesejahteraan umat manusia Peserta didik tidak menjawab dengan benar tetapi dengan kalimat yang tidak 10 runtun Peserta didik menjawab kurang tepat 5 Peserta didik tidak menjawab dengan tepat 0 2 Bioteknologi modern tentang rekayasa genetika sedangkan bioteknologi 10 konvensional tentang mikroorganisme yang berperan dalam proses nya Jika peserta didik menjawab salah satu kata kuta kunci dengan tepat 5 Jika peserta didik tidak menjawab dengan tepat 0 3. Tanaman berfluktosa tinggi, tanaman tahan hama, dan tanaman transgenic 10 penunda kematangan buah. Jika peserta didik hanya menjawab 2 teknik dengan tepat 6.6 Jika peseta didik hanya menjawab satu teknik dengan tepat 3,3 Jika peserta didik tidak menjawab dengan tepat 0 4. Suhu, pH, Oksigen, Kematian mikroorganisme, dll 15 Jika peserta didik hanya menjawab 3 teknik dengan tepat 11,25 Jika peserta didik hanya menjawab 2 teknik dengan tepat 7,5 Jika peseta didik hanya menjawab satu teknik dengan tepat 3,75 Jika peserta didik tidak menjawab dengan tepat 0 5. Jika peserta didik menjawab 10 point dengan tepat 20 Jika peserta peserta didik menjawab 9 point dengat tepat 18 Jika peserta peserta didik menjawab 8 point dengat tepat 16
Jika peserta peserta didik menjawab 7 point dengat tepat 14
Jika peserta peserta didik menjawab 6 point dengat tepat 12
Jika peserta peserta didik menjawab 5 point dengat tepat 10
Jika peserta peserta didik menjawab 4 point dengat tepat 8
Jika peserta peserta didik menjawab 3 point dengat tepat 6
Jika peserta peserta didik menjawab 2 point dengat tepat 4
Jika peserta peserta didik menjawab 1 point dengat tepat 2
Jika peserta didik tidak menjawab dengan tepat 0
skor perolehan Perolehan Nilai : x100 skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Rubrik penilaian Afektif
No Aspek yang dinilai Skor keterangan
1. Teliti (1) 3 Mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan diperintahkan
Membawa buku pelajaran dan alat tulis
2 Jika hanya salah satu aspek yang terpenuhi
1 Tidak ada aspek yang terpenuhi
2. Jujur (2) 3 Peserta didik tidak mencotek saat ulangan harian
Tidak memalsukan hasil praktikum
2 Hanya salah satu aspek yang terpenuhi
1 Tidak ada aspek yang terpenuhi
3. Tanggung Jawab (3) 3 Mengumpulkan tugas sesuai dengan alokasi yanktu yang telah ditentukan
Membersihkan dan mengembalikan alat sesuai tempatnya setelah kegiatan praktikum
Mengerjakan LKPD dan mengumpulkan tepat waktu
2 Hanya dua dari tiga aspek yang terpenuhi
1 Hanya salah satu aspek yang terpenuhi
4. Disiplin (4) 3 Mentaati peratuan yang ada di kelas maupun Laboratorium
Masuk kelas atau ruang praktikum tepat waktu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
2 Hanya salah satu aspek yang tepenuhi
1 Tidak ada aspek yang terpenuhi
Lembar Penilaian Afektif No Nama Siswa Indikator Jumlah Rerata skor (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4.
Penskoran : Nilai = total skor X 100 12