FENOMENA ‘BOSISME LOKAL’ DI ERA DESENTRALISASI: STUDI HEGEMONI POLITIK NUR ALAM DI TENGGARA

THE PHENOMENON OF ‘LOCAL BOSSISM’ IN THE DECENTRALIZATION ORDER: THE STUDY OF NUR ALAM POLITICAL HEGEMONY IN

Eka Suaib dan La Husen Zuada

Dosen Universitas Halu Oleo, Kendari E-mail: [email protected], [email protected] Diterima: 29 Juli 2015; direvisi: 19 September 2015; disetujui: 11 Desember 2015

Abstract

This article discusses the emergence of Nur Alam as local bossism in Southeast Sulawesi. He started his career as an entrepreneur in the New Order era. Reform era and decentralization brought Nur Alam in political world by becoming the declarator of Amanat National Party (PAN) in Southeast Sulawesi, then lead the party and elected as a governor. After Nur Alam lead PAN in Southeast Sulawesi, this party has significant vote in the legislative elections in 2004, 2009 and 2014; was able to win the governor election in 2007 and 2012; and won 10 of 12 local election which took place in 2010 to 2013. During his leadership in Southeast Sulawesi, the economic growth was increased, the poverty rate was decreased, even the quality of physical infrastructure. His position as the leader of PAN as well as the governor in Southeast Sulawesi makes Nur Alam has big influence. He becomes stronger economically and more powerful politically because of his success in conquering his political opposition as well as his ability to collaborate with other local political elites. He also began to utilize the weakness of decentralization regulation by preparing his family as heir to the throne of his power.

Keywords: local bossism, decentralization, Southeast Sulawesi.

Abstrak

Artikel ini membahas tentang kemunculan Nur Alam sebagai bossisme lokal di Sulawesi Tenggara. Ia mengawali karir sebagai pengusaha di zaman Orde Baru. Reformasi dan desentralisasi membawa Nur Alam masuk dunia politik dengan menjadi deklarator Partai Amanat Nasional, lalu kemudian memimpin PAN Sultra dan terpilih sebagai Gubernur. Pasca dipimpin Nur Alam, PAN Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan suara dan kursi pada Pemilu Legislatif 2004, 2009 dan 2014; mampu memenangkan pemilihan Gubernur 2007 dan 2012; serta memenangkan 10 dari 12 Pemilukada Kabupaten/Kota yang berlangsung tahun 2010 sampai 2013. Saat dipimpin Nur Alam, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara meningkat, angka kemiskinan menurun dan kualitas infrastruktur fisik semakin baik. Posisi Nur Alam sebagai ketua PAN sekaligus sebagai Gubernur menjadikannya sangat berpengaruh di Sulawesi Tenggara. Nur Alam semakin kuat secara ekonomi dan semakin berkuasa secara politik, berkat keberhasilannya menaklukkan lawan politiknya serta kemampuan menjalin kerja sama dengan para elit politik lokal lainnya. Ia juga mulai memanfaatkan kelonggaran pengaturan desentralisasi dengan mempersiapkan keluarganya sebagai pewaris tahta kekuasaannya.

Kata Kunci: bosisme lokal, desentralisasi, Sulawesi Tenggara.

Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi ... | Eka Suaib dan La Husen Zuada | 51 Pendahuluan Desentralisasi digunakan oleh sebagian elit Reformasi politik pasca jatuhnya rezim Soeharto politik lokal untuk membangun oligarki politik tidak otomatis mendorong lahirnya demokratisasi. dan ekonomi, sehingga memunculkan orang- Pergeseran kekuasaan dari sentralisme ke orang kuat di tingkat lokal. desentralisasi justru memunculkan ‘banyak Para bos lokal melakukan berbagai strategi Soeharto’ kecil di Indonesia, khususnya dalam untuk bisa bertahan hidup—memperluas arena politik lokal.1 Situasi politik era reformasi dan mempertahankan kekuasaan—dengan ini menyerupai situasi perbanditan seperti istilah membentuk aliansi segitiga akomodasi, bersama yang disebut oleh Mancur Oslon2, dimana aparat birokrasi negara dan politisi di tingkat penguasaan politik dan ekonomi beralih dari lokal.6 Selain menggunakan partai politik, bandit besar (strationaly bandits) menuju bandit “orang kuat lokal” di beberapa daerah juga kecil (roving bandits). Fenomena seperti itu oleh melakukan mobilisasi dengan mengeksploitasi John T. Sidel dinamai local bossism (bos lokal) politik etnis dan agama7, sebagaimana tampak atau dalam istilah Migdal dan Vedi Hadiz disebut pada Pemilukada Kabupaten Sumba Timur8 dan sebagai local strongmen (orang kuat lokal) dan kemenangan Ahmad Dahlan9 dalam pemilihan predator.3 Walikota Batam. Kemunculan ‘bos lokal’, ‘orang kuat Sosok orang kuat lokal ditemukan pula pada lokal’ dan ‘predatoris’ di Indonesia menjadi keluarga Syahrul Yasin Limpo10 di Sulawesi fenomena yang mewabah di era reformasi.4 Selatan, Murman Efendi11 di Seluma , Sosok bos lokal berkembang seiring dengan Zulkifli Nurdin12 di dan TB Chasan13 di penyerahan kewenangan pemerintahan kepada daerah (desentralisasi), dimana fenomena ini 2010, hlm. 5. jarang ditemukan di era sentralisasi karena 6 pemerintahan dikelola secara terpusat.5 Joel S. Migdal, State in Society, (Cambridge : Cambridge University Press, 2004), hlm. 88-93.

1 Pada zaman Orde Baru, Soeharto dipandang sebagai sosok 7 Antonius Made Tony Supriatma, “Menguatnya Kartel Politik yang memiliki hegemoni, otoriter dan mampu melakukan Para Bos“, Jurnal Prisma, Vol. 28, No. 2, Oktober 2009. kontrol sosial dalam menjalankan kekuasaan. Soeharto berhasil mempertahankan kekuasaan selama 32 tahun dengan 8 Dua kandidat Bupati yaitu Umbu Mehang Kunda dan Lukas memadukan tiga kekuatan besar yaitu ABRI/militer, Birokrasi Kaborang menggunakan simbol-simbol kultural dan keagamaan dan Golkar (ABG). Baca Richard Robison, Soeharto dan dalam memobilisasi dukungan rakyat untuk menjadi Bupati Bangkitnya Kapitalisme Indonesia, (: Komunitas Sumba Timur tahun 2005. Lihat Jacqueline Vel, “Pilkada in Bambu, 2012). East Sumba: An Old Rivalry in A New Democratic Setting”, Indonesia, No. 80, Oktober 2005, hlm. 94. 2 Lihat Leo Agustino dan Mohammad Agus Yusoff, “Pilkada dan Pemekaran Daerah dalam Demokrasi Lokal di Indonesia: Local 9 Ahmad Dahlan, putra asli melayu, berhasil menjadi pemenang Strongmen dan Roving Bandits”, Malaysian Journal of History, dalam pemilihan Walikota Batam. Keberhasilan Ahmad Politics, & Strategic Studies, Vol. 37 (Jebat: 2010), 86 – 104. Dahlan ditentukan oleh kemampuannya menggunakan Laskar Hulubalang Putih, sebuah milisi etnis melayu dengan anggota 3 Sidel Migdal dan Vedi Hadiz adalah ilmuwan yang melahirkan sekitar 10.000 orang dalam memengaruhi rakyat Batam. istilah yang berbeda ketika mengamati kemunculan orang Lihat Nankyung Choi, “Indonesia’s Direct Local Elections: kuat di tingkat lokal. Uraian perbandingan ketiganya, lihat Background and Institutional Framework”, Rajaratnam School Melvin P. Hutabarat, “Fenomena “Orang Kuat” Di Indonesia of International Studies Singapore Working Paper, 2007. Era Desentralisasi: Studi Kasus Tentang Dinamika Kekuasaan Zulkifli Nurdin di Jambi”, Tesis, (Jakarta: Universitas Indonesia, 10 Michael Buehler dan Paige Tan, “Party-Candidate 2012), hlm. 28-30. Relationships in Indonesian Local Politics : a Case Study of the 2005 Regional Elections in Gowa, Province”, 4 Dalam artikel ini penyebutan/penggunaan istilah Local Indonesia, No. 84, Oktober, 2007. Bossisme (Bos Lokal), Local Strongman (Orang Kuat Lokal) dan Predator akan sering dipertukarkan satu sama lain. 11 Lihat Reko Adriadi, “Pemekaran Daerah dan “Bossisme Penukaran ini bukan berarti menyamakan ketiganya, namun Lokal”: Studi Kasus Praktik Kekuasaan Bupati Murman Effendi atas pertimbangan praktis (keringkasan) dalam penulisan. dalam Perkembangan Kabupaten Selama Periode 2005-2011,” Tesis, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2013). 5 Peran atau pengaruh elit lokal di era sentralisasi tetap ada, namun demikian keberadaan elit lokal tidak melakukan 12 Melvin P. Hutabarat, op.cit, hlm. 7-11. monopoli, ia harus bekerja sama dengan elit pusat untuk menguasai sumber daya (power resource). Lihat Leo Agustino 13 Lili Romli, “Jawara dan Penguasaan Politik Lokal di dan Mohammad Agus Yusoff, “Politik Lokal di Indonesia: Dari Provinsi (2001-2006)”, Disertasi Doktor, (Jakarta: Otokratik ke Reformasi Politik”, Jurnal Ilmu Politik, edisi 21, Universitas Indonesia, 2007).

52 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 51–69 Banten. Para orang kuat lokal ini menguasai kian membaik. Meskipun dipandang berhasil, perpolitikan di daerahnya melalui pemilu Gubernur Nur Alam mendapat tantangan dari kompetitif era desentralisasi, yang dilangsungkan para aktivis dan pemerhati Sultra atas berbagai dengan cara tidak fair, penggunaan kekerasan, dugaan kasus skandal korupsi rekening gendut14, politik uang, politisasi birokrasi dan politik dugaan perzinahan15, pembangunan jembatan kekerabatan. Bahteramas serta tindakan kekerasan dan Di Sulawesi Tenggara, sosok ‘bos lokal’ kriminalisasi pada pihak yang kritis kepadanya. tampak pada Nur Alam, Gubernur dua periode Namun demikian, Nur Alam tampak sangat lihai (2007-2012 dan 2012-2017). Sebelum menjadi meredam pemberitaan media lokal, suara kritis politisi, Nur Alam adalah seorang pengusaha aktivis dan LSM Sultra. yang merintis usaha sejak zaman Orde Baru dan Menjelang Pemilukada Serentak 2015, menjadikannya terpilih sebagai ketua Gapensi Nur Alam berupaya memperluas pengaruh dan Kadinda Sultra. Pada zaman Orde Baru, politiknya dengan memanfaatkan posisinya Nur Alam menjadi sekretaris Kosgoro Sulawesi sebagai gubernur dan ketua DPW PAN Sultra. Tenggara, organisasi pendukung Golkar. Di Sebagai Gubernur, ia memiliki kewenangan era reformasi, Nur Alam menjadi anggota untuk mengusulkan nama Pj. Bupati yang Komite Persiapan Pembentukan Wilayah (KPW) akan melangsungkan Pemilukada. Selanjutnya, sebagai embrio berdirinya PAN di Sulawesi sebagai ketua DPW PAN, Nur Alam memiliki Tenggara. Kenggotaan Nur Alam di KPW pengaruh untuk menentukan Calon Kepala menghantarkannya terpilih menjadi sekretaris Daerah yang didukung oleh PAN. Di Konawe DPW PAN Sultra, dan dua tahun berselang ia Selatan ia mendukung kakak kandungnya terpilih menjadi ketua DPW PAN Sultra. sebagai calon Bupati Konawe Selatan Periode Sejak dipimpin Nur Alam, pencapaian PAN 2015-2020 dan mulai mempersiapkan istrinya, sangat positif terutama dalam Pemilu legislatif Asnawati Hasan (saat ini anggota DPR RI Dapil dan Pemilukada. Selama tiga periode Pemilu Sultra) untuk maju dalam pemilihan gubernur Legislatif—2004, 2009, 2014—PAN berhasil Sultra 2018. menambah jumlah kursinya secara signifikan. Berdasarkan fenomena yang diuraikan Kesuksesan PAN dalam Pemilu legislatif terjadi di atas, maka artikel ini mencoba membahas pula di ajang Pemilukada, dimana pada tahun pengaruh politik yang dimiliki oleh Nur Alam 2008 dan 2013 PAN memenangkan Pemilihan dengan berusaha menjawab: Bagaimana proses Gubernur. Selanjutnya, pada tahun 2010-2013, Nur Alam menjadi “bos lokal” di Sulawesi PAN Sultra berhasil memenangkan 10 dari Tenggara? Apa kelebihan-kelebihan yang 12 Kabupaten/Kota yang melangsungkan dimiliki Nur Alam? Bagaimana pengaruh Pemilukada. Nur Alam terhadap politik lokal di Sulawesi Pada tahun 2008, Nur Alam terpilih sebagai Tenggara? Gubernur Sulawesi Tenggara. Posisi Gubernur dan Ketua DPW PAN Sultra yang dijabat oleh Bos Lokal dan Desentralisasi Nur Alam dimanfaatkan untuk memperluas Istilah bos lokal merujuk kepada broker-broker jejaring politik. Di tingkatan elit ia memberikan lokal yang menikmati posisi monopolistik atas dukungan politik kepada para elit yang ingin cara kekerasan dan sumber ekonomi dalam mencalonkan diri sebagai Bupati dan Walikota. Sementara di tingkatan massa, Nur Alam 14 Detiknews. “Ini Kekayaan Gubernur Sulawesi Tenggara yang merawat voters dengan berperan layaknya ‘dewa Disebut Berekening Gendut”, 17 Desember 2014, http://news. penolong’ melalui bantuan dan program politik detik.com/berita/2780376/ini-kekayaan-gubernur-sulawesi- tenggara-yang-disebut-berekening-gendut, diakses pada tanggal populis bernama Bahteramas. 11 April 2015. Sulawesi Tenggara saat dipimpin Nur Alam 15 Seruu.com, “Tersandung Skandal Seks,Gubernur Sultra semakin maju dengan pertumbuhan ekonomi di Didesak Bertanggung Jawab”, 7 oktober 2013, http://utama. atas 10 % pada tahun 2012, penurunan angka seruu.com/read/2013/10/07/186164/tersandung-skandal- seksgubernur-sultra-didesak-bertanggung-jawab, diakses pada pengangguran dan kondisi infrastruktur fisik yang tanggal 18 April 2015.

Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi ... | Eka Suaib dan La Husen Zuada | 53 wilayah kekuasaan mereka masing-masing, daerah; (2) Membentuk mesin politik sebagai seperti posisi wali kota yang menjalankan broker suara; (3) Mengatur penempatan pejabat daerahnya layaknya daerah kekuasaan pribadi daerah; (4) Mengatur proyek pemerintah dan mereka sendiri, atau kalangan kongres dan dana aspirasi; (5) Mengatur peraturan daerah; gubernur yang membangun mesin politik dan (6) Mengatur keringanan pajak; (7) Mengatur kerajaan bisnis yang merentang di seluruh distrik pinjaman dari Bank Pembangunan Daerah; (8) atau provinsi.16 Para “bosisme lokal” muncul Memberikan konsesi dan kontrak pertambangan, melalui mekanisme pemilu yang kompetitif kehutanan dan perkebunan; (9) Intimidasi dan dan berkala serta diikuti partisipasi politik kekerasan politik; (10) Menerapkan kebijakan yang tinggi. Mereka menggunakan berbagai tangan besi untuk mengatasi konflik tanah dan strategi dari pembelian suara, manipulasi hingga melemahkan serikat buruh. Para bos lokal selain intimidasi dengan penggunaan kekerasan.17 melakukan pengumpulan uang terhadap sumber Bosisme beroperasi dalam bayangan rezim daya negara juga melakukan aktivitas ekonomi otonomi daerah yang dicirikan oleh persekutuan ilegal seperti judi, penyelundupan, penebangan birokrat, bos-bos partai, pengusaha, militer, dan liar dan lain-lain.20 18 preman. Para “bosisme lokal” menggunakan Fenomena “bosisme lokal” yang aparatus negara untuk menggerakkan masyarakat mempertahankan relasi sisa feodalisme di zaman agar mengikuti kehendaknya. kapitalisme dan demokrasi muncul akibat dari Bosisme lokal ada di setiap level, ada kebutuhan ekonomi yang konkrit dan langsung bos yang menguasai distrik (kabupaten/kota), dibutuhkan, ketimpangan sosial yang sangat ada bos yang menguasai provinsi dan ada bos tinggi dan kelangkaan akses terhadap barang yang menguasai pusat. Jejaring patron-klien kebutuhan pokok. Penyebab yang lain adalah para “bosisme lokal’ tidak statis dan permanen, kegagalan kekerabatan masyarakat bekerja melainkan dinamis dan sangat cair. Mereka dan meningkatnya individualisme masyarakat, bisa berpindah-pindah patron di tingkat pusat, kegagalan aparat desa, aparat kota, aparat berpindah-pindah klien di tingkat lokal dan provinsi dan aparat pemerintah lainnya untuk berpindah-pindah afiliasi partai politik nasional. menjamin kebutuhan subsistem (bertahan hidup) Para “bosisme lokal” melakukan pertukaran rakyat. Jadi ini bukan persoalan budaya politik (transaksional) suara pemilih dengan bantuan tetapi lebih tepatnya sangat struktural.21 ekonomi, bibit, irigasi, pelunasan hutang dan alat John Sidel memberikan catatan kritis tukar lainnya. Mereka sangat mengerti dengan mengenai teori “orang kuat lokal” Joel Migdal. memberikan bantuan kesehatan, memberikan Pertama, sifat dasar negara dan sifat dasar bantuan pekerjaan, memberikan bantuan hukum, masyarakat yang menyebabkan “orang kuat maka kemudian ketika hari H pemilihan umum, lokal” tumbuh dan berkembang. Kedua, mereka mengubah bantuan-bantuan yang mereka kebangkitan ”orang kuat lokal” dari dalam 19 berikan menjadi suara dan dukungan politik. negara dan dari dalam masyarakat. Ketiga, Berbagai strategi dilakukan “bosisme lokal” struktur negara yang menciptakan kondisi bagi untuk mempertahankan dominasi ekonomi bangkit, bertahan dan berhasilnya “orang kuat dan politiknya. Strategi tersebut diantaranya: lokal”. Keempat, budaya politik dan tuntutan (1) Menempatkan kerabat dan kroni sebagai penduduk lokal yang partikular menyebabkan walikota, wakil walikota dan anggota legislatif munculnya “orang kuat lokal”. Kelima, persediaan (supply) dari “orang kuat lokal” tidak 16 Nur Iman Subono, “Raja Lokal, Bos Lokal dan Chao Pho”, 1 Desember 2006. http://demosindonesia.org/2006/12/raja-lokal- selalu mencerminkan permintaan (demand) dari bos-lokal-dan-chao-pho/, diakses pada tanggal 18 April 2015. masyarakat. Keenam, “orang kuat lokal” tidak menghambat perkembangan kapitalisme dan 17 John T. Sidel, Capital, Coercion and Crime : Bossism in the Philippines, (Stanford : Stanford University Press, 1999), justru memfasilitasi dan mengambil manfaat hlm. 1-22.

18 John T. Sidel, op.cit, hlm. 72. 20 Ibid.

19 John T. Sidel, op.cit, hlm.1-22. 21 Ibid.

54 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 51–69 pertumbuhan industri dan perluasan pasar di Kemunculan Nur Alam Sebagai Bos Lokal daerah kekuasaan mereka. 22 di Sulawesi Tenggara John Sidel memperingatkan bahwa “orang- 1. Nur Alam dan Struktur Sosial orang kuat lokal” (local strongmen) yang justru Masyarakat Sultra menguasai lembaga-lembaga demokrasi seperti Nur Alam lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya partai politik, parlemen dan pemilihan umum pegawai kehutanan golongan rendahan, ibunya ketika terjadi desentralisasi dan demokratisasi seorang ibu rumah tangga biasa. Nur Alam pasca pemerintahan otoritarianisme. Di Indonesia merupakan anak ke-11 dari 12 bersaudara.25 “orang kuat lokal” dihambat kemunculannya Masa kecil26 dan SD Nur Alam ia lewati di tanah selama Orde Baru dan dihambat juga ketika kelahirannya, Konda. Nur Alam menamatkan sistem pemilihan tidak langsung. Namun, apabila SMP dan SMA di Kendari. Ketika SMA Nur Alam dilakukan perubahan sistem pemilihan menjadi mulai merintis usaha. Setamat SMA, Nur Alam pemilihan langsung maka “orang kuat lokal” melanjutkan studi di fakultas ekonomi UHO. Saat 23 dapat muncul dan berkembang di Indonesia. mahasiswa, semangat bisnis Nur Alam semakin Reformasi melahirkan cabang-cabang tumbuh, selain kuliah ia menjadi kontraktor kekuasaan baru di tingkat pusat maupun daerah, di PT. Pertiwi Agung, lalu pindah kerja di PT. seperti partai politik baru dan penyelenggara Timbel Mas. Berbekal pengalaman kerja pada pemerintah daerah (desentralisasi). Lahirnya dua perusahan kontraktor, Nur Alam mencoba partai politik secara otomatis melahirkan mandiri dengan mendirikan PT. Tamalakindo ketua partai politik di tingkat pusat maupun Puri Perkasa, perusahaan yang dikemudian hari daerah. Demikian halnya dengan desentralisasi sukses menjadikannya pengusaha handal. yang memberikan kewenangan yang luas Pada tahun 1993, Nur Alam meraih gelar kepada Gubernur, Bupati dan Walikota untuk Sarjana Ekonomi dan sejak itu ia semakin mengatur daerahnya sendiri. Desentralisasi fokus membangun usahanya. Ia mulai mulai mendorong lahirnya pemimpin daerah melalui gencar melakukan lobi-lobi ke berbagai instansi rekruitmen politik secara inklusif. Namun pemerintah. Secara perlahan PT. Tamalakindo demikian, pemberian desentralisasi tidak Puri Perkasa mulai dipercaya mengerjakan otomatis melahirkan demokratisasi, justru proyek-proyek kontraktual milik pemerintah. sebaliknya memunculkan praktek korupsi, Profesi yang digeluti oleh Nur Alam membawanya korupsi, kekerasan politik, yang dahulu menjadi ia tergabung dalam organisasi profesi, seperti kebiasaan rezim Orde Baru. Nordholt, Klinken, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan Hogeenboom mengutarakan hal ini, bahwa Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia desentralisasi tidak otomatis membuahkan (Gapensi) dan Kamar Dagang dan Industri demokratisasi, good governance, dan penguatan Daerah (Kadinda). Pada dua organisasi Gapensi masyarakat sipil di tingkat daerah. Sebaliknya, dan Kadinda, Nur Alam dipercaya menjadi ketua. seringkali kita menyaksikan desentralisasi Pada tahun 1994, Nur Alam menikah dengan korupsi, kolusi dan tindak kekerasan politis istrinya, Asnawati Hasan27. Tina Nur Alam sapaan yang di masa lampau menjadi bagian dari rezim Asnawati Hasan adalah anak mantan Wakil Ketua sentral Orde Baru, dan yang sekarang dibangun DPRD Sultra tahun 1966-1970, H. Abdul Hamid dilembagakan ke dalam pola-pola patrimonial yang sudah ada di tingkat daerah.24 25 Yamin Indas, “Memacu Diri Hingga Mencapai Puncak”, 27 Juni 2013, http://yaminindas.com/?p=520, diakses pada tanggal 17 April 2015.

26 Butonsultra.com, “Profil H. Nur Alam SE M.Si Gubernur 22 John T. Sidel, op.cit, hlm. 53-57. Ke 9 Sultra 2008-2018”, 2013. http://infoduniaraya.blogspot. co.id/2014/08/profil-h-nur-alam-se-msi-gubernur-ke-9.html 23 Ibid. diakses pada tanggal 17 April 2015.

27 24 Henk Schulte Nordholt, Gerry Van Klinken dan Ireen Karang- Yamin Indas, “Selamat Berulang Tahun Gubernur Nur Alam”, Hogeenboom, Politik Lokal di Indonesia, (Jakarta: YOI, 2007), 8 Juli 2015. http://yaminindas.com/?p=1272 , diakses pada hlm. 24-25. tanggal 17 April 2015.

Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi ... | Eka Suaib dan La Husen Zuada | 55 Hasan, yang juga salah satu tokoh pendiri Sultra. 414.530 (23,34%), Bugis 341.742 (19,24%), Ibunda Tina Nur Alam adalah saudara kandung Tolaki 289.220 (16,28%), Muna 267.722 (15,07 mantan Bupati Kendari (kini Konawe), Drs H. %), Jawa 124.686 (7,02 %), 41.886 (2,35%), Andrey Jufri periode 1977-1988.28 Pernikahan Wajo 37.540 (2,11%), Makassar 33.938 (1,91%), dengan anak mantan pejabat dan keluarga Toraja 31.000 (1,74 %), Sunda 20.112 (1,13 %).31 pejabat menghadirkan trah kepemimpinan dalam Wilayah kepulauan dan daratan merupakan keluarga Nur Alam yaitu Tina Nur Alam, bukan batas alamiah yang menggambarkan sebuah 29 pada sosok Nur Alam , yang belakangan terpilih fenomena geografi. Dalam perkembangannya, menjadi gubernur Sulawesi Tenggara. istilah daratan dan kepulauan tidak hanya menjadi Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi batas geografi, namun berubah menjadi kekuatan yang terbagi atas daratan dan kepulauan. Wilayah politik ketika adanya dikotomi orang daratan daratan Sulawesi Tenggara dikategorikan dan kepulauan dalam pembentukan Kabupaten lebih maju dibanding wilayah kepulauan.30 Sulawesi Timur (Sulawesi Tenggara), serta Wilayah daratan banyak dihuni oleh orang persaingan kedua kelompok memperebutkan Ibu Tolaki (penduduk asli Kendari) yang memiliki Kota Provinsi Sulawesi Tenggara.32 Persaingan kebiasaan bertani. Sementara wilayah kepulauan daratan dan kepulauan mengemuka kembali saat dihuni oleh suku Muna, Buton dan suku kecil Pemilukada langsung yang mengadopsi sistem lainya yang memiliki kebiasaan bertani, nelayan Pemilu one man, one person, one value, one vote (pelaut) serta berdagang. (OPOVOV). Selain orang daratan dan kepulauan, Sistem OPOVOV menjadikan suara Sulawesi Tenggara juga dihuni oleh orang-orang rakyat semakin berharga, sehingga kehadiran pendatang dari berbagai daerah, seperti Bugis, kelompok masyarakat semakin penting. Identitas Makassar, Jawa, Bali dan lainnya. Berdasarkan kesukuan dan kelompok dimanfaatkan sebagai kenyataan itu, maka masyarakat Sulawesi modal membentuk solidaritas memenangkan Tenggara termasuk dalam tipe masyarakat pertarungan politik di Sulawei Tenggara.33 Hal multi etnis. Hasil sensus penduduk BPS tahun ini tampak menjelang Pemilukada tahun 2008, 2000 memperlihatkan, kelompok etnis Buton dimana orang daratan mulai menampakkan diri merupakan yang paling banyak yaitu sebesar (bangkit) dengan mengorganisir kelompoknya untuk menjadi orang nomor satu di Sulawesi 28 Yamin Indas, “Memacu Diri Hingga Mencapai Puncak”, 27 Tenggara, setelah sebelumnya mereka hanya Juni 2013. http://yaminindas.com/?p=520 diakses pada tanggal menjadi wakil dan satu orang menjadi gubernur.34 17 April 2015.

31 29 Nur Alam berasal dari kalangan rakyat biasa, ia bukan berasal Lihat Riwanto Tirtosudarmo, Desentralisasi dan Good dari keluarga Raja di kalangan orang Tolaki sebagaimana Governance di Sulawesi Tenggara: Peran Akademisi dan ada pada Inea Sinumo, Sabandara, Sapati pewaris tahta Raja Intelektual dalam Proses Pemekaran Wilayah, (Jakarta: LIPI, Konawe. Nur Alam juga tidak berasal dari marga besar dan 2006), hlm. 56-57. Lihat pula Sumedy Andono Mulyo et.al, keluarga turunan pejabat di Kendari seperti ada pada Abunawas, Data dan Informasi Dalam Rangka Penyusunan Rancangan Silondae, Konggoasa dan lainnya. Pengaruh trah/turunan RPJMN 2010-2014 Berdimensi Ruang dan Wilayah Sulawesi, penguasa dalam budaya politik tradisional Indonesia khususnya (Jakarta: Bappenas, 2009), hlm. 25-26. Jawa sangat diyakini. Turunan seorang Raja atau penguasa 32 Baca Said D, Pembentukan Provinsi Sulawesi Tenggara 1950- dikemudian hari kelak akan menjadi penguasa pula (pewaris). 1978: Studi Konflik dan Integrasi, Tesis Program Studi Ilmu Hal ini diyakini pula oleh sebagian masyarakat Indonesia Sejarah Pascasarjana Universitas Indonesia, (Jakarta: UI, 1997) lainnya, tidak terkecuali di Sulawesi Tenggara. Uraian tentang kekuasaan dan keturunan baca Benedict. O.R. Anderson, 33 Lihat Riwanto Tirtosudarmo, Mencari Indonesia 2: Batas- Kuasa-Kata. Jelajah Budaya-Budaya Politik di Indonesia, Batas Rekayasa Sosial, (Jakarta: LIPI Press, 2010), hlm. (, Mata Bangsa, 1990), hlm. 82-86. 55. Lihat juga Eka Suaib, Etnisitas Kebijakan Publik (Studi Pemanfaatan Etnis Dalam Arena Politik Lokal di Kota 30 Lihat The World Bank, Pemda Sultra, Lembaga Penelitian Kendari), Disertasi, (Surabaya: Universitas Airlangga, 2005). Universitas Haluoleo (LEMLIT UNHALU), CIDA dan AusAID, Lihat juga La Husen Zuada, Desentralisasi dan Gerakan Sosial: Kinerja Pelayanan Publik dan Tantangan Pembangunan di Studi Polarisasi Gerakan Advokasi Kebijakan Pedagang Kaki Bumi Haluoleo, (Jakarta: The World Bank, 2011), hlm. 18. Lima di Kendari Tahun 2008, Tesis, (Jakarta: Universitas Lihat juga Ira Irawati, dkk, “Pengukuran Tingkat Daya Saing Indonesia, 2013), hlm. 157-161. Daerah Berdasarkan Variabel Perekonomian Daerah, Variabel Infrastruktur dan Sumber Daya Alam, Serta Variabel Sumber 34 Orang daratan secara kuantitas merupakan etnis terbesar Daya Manusia di Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara,” Jurnal Teknik Industri, (Semarang: Undip, 2008).

56 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 51–69 Hal yang sama terjadi pula pada orang-orang 2. Nur Alam Dalam Pusaran Politik Sultra kepulauan (Muna-Buton).35 Fenomena semacam Aktivitas politik Nur Alam dimulai sejak 1992, ini menujukkan budaya politik masyarakat ketika itu ia bersama sejumlah tokoh senior Sulawesi Tenggara masih bersandar pada mendirikan Badan Musyawarah Antar Tokoh kekuatan primordial untuk memenangkan sebuah Masyarakat (BMATM) Sultra. Organisasi ini pertarungan. sering memberikan kritik terhadap kepemimpinan Penduduk Sulawesi Tenggara setiap tahun Gubernur Sultra saat itu La Ode Kaimoeddin. mengalami peningkatan. Hasil survei BPS tahun Selain itu, Nur Alam juga aktif dalam Kosgoro 2013 mencatat penduduk Sulawesi Tenggara Sultra dengan menjabat sekretaris. Kosgoro berjumlah 2.318.600 jiwa. Lebih dari 13 % sendiri merupakan sebuah organisasi pendukung (301.710 jiwa) jumlah penduduk dalam kategori Golkar di zaman Orde Baru. miskin dengan persentase terbesar berada di Di era reformasi, Nur Alam menjadi anggota wilayah pedesaan. Kondisi ini semakin pelik Komite Persiapan Pembentukan Wilayah (KPW), yang dalam hal ini, 50.669 penduduk angkatan embrio pembentukan PAN Sultra. Anggota KPW kerja, tidak memiliki pekerjaan pada tahun berasal dari berbagai latar belakang, diantaranya 2012. Jumlah pengangguran ini mengalami pensiunan PNS, politisi, akademisi dan tokoh peningkatan, jika dibanding dengan tahun 2011.36 masyarakat. Beberapa tokoh yang terlibat dalam Salah satu faktor peningkatan pengangguran KPW seperti La Imu (Tokoh Muhammadiyah/ diakibatkan semakin menurunnya serapan Tokoh Masyarakat), Habil Marati (Tokoh pekerjaan di sektor pertanian. Tren penurunan Masyarakat), La Aouwu (Tokoh Masyarakat), sektor yang menjadi profesi mayoritas masyarakat Arbab Poebka (Akademisi/pengacara), Nur Alam Sultra ini terjadi sejak tahun 2008. Sebaliknya, di (Politisi), Andrey Jufri (Politisi). Tugas dari KPW sektor pertambangan, penggalian, perdagangan, yakni menyelenggarakan Muswil dan deklarasi hotel dan restoran dan jasa-jasa mengalami PAN Sultra. peningkatan. Meskipun sektor perdagangan Muswil I PAN Sultra berhasil memilih mengalami peningkatan, namun masyarakat Andre Jufri sebagai ketua dan menempatkan Sulawesi Tenggara tidak memiliki kebiasaan Nur Alam sebagai sekretaris. Kepemimpinan berdagang (pengusaha). Kalaupun ada yang Andrey Jufri sebagai ketua DPW PAN Sultra memilih menjadi pengusaha, profesi ini masih hanya berlangsung dua tahun, selanjutnya pada terpantau kecil jumlahnya dan biasanya hanya Muswil II yang digelar pada tanggal 27 Juli ada pada suku-suku pendatang (Bugis-Makassar) Tahun 2000, Nur Alam terpilih sebagai ketua dan Buton. Sebaliknya, sebagian besar orang DPW PAN. Terpilihnya Nur Alam menjadi asli Sulawesi Tenggara lebih memilih menjadi ketua tidak mengagetkan, karena sejak awal pegawai negeri sipil. Kondisi ini menjadikan terbentuk ia sudah menjadi sekretaris PAN. Latar masyarakat Sulawesi Tenggara sangat tergantung belakang pengusaha yang digeluti oleh Nur Alam pada pemerintah (Nur Alam) untuk mendapatkan menjadi salah satu faktor keterpilihannya untuk pekerjaan atau meningkatkan perekonomian memperkuat basis pendanaan partai. mereka. Aktivitas politik dan jabatan ketua DPW PAN Sultra yang dipegang oleh Nur Alam ketiga di Sulawesi Tenggara, namun secara politik mereka tidak menjadikannya akrab dengan para elit politik dominan. Sejak Sulawesi Tenggara berdiri tahun 1964 sampai nasional, khususnya petinggi PAN, seperti Amin tahun 2007, orang daratan hanya 4 orang yang berhasil duduk sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. Posisi Gubernur dijabat Rais, Hatta Rajasa, Bambang Soedibyo, Yahya oleh Abdullah Silondae (1978-1982) dan Wakil Gubernur Muhaimin, Malik Fajar dan sejumlah petinggi dijabat oleh Jacob Silondae (1965-1966), Hoesein Efendi PAN lainnya di era presiden Gus Dur hingga (1992-2003) dan Yusran Silondae (2003-2007). SBY. Dari sini, ia mulai merambah proyek- 35 Lihat Henny Warsilah (Ed), Sikap Anarkitis dan Tindak proyek besar berskala nasional di beberapa Kekerasan Masyarakat Dalam Iklim Demokrasi, (Jakarta: LIPI, 2006), h, 120. Lihat Riwanto Tirtosudarmo, op.cit. daerah di Indonesia. Di bawah kepemimpinan Nur Alam, PAN 36 BAPPEDA Sultra, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014, hlm. 84-87. Sultra secara perlahan mengalami peningkatan

Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi ... | Eka Suaib dan La Husen Zuada | 57 suara dan kursi di legislatif yang sangat PT Billy Indonesia, sebuah perusahan tambang signifikan. Tiga periode Pemilu digelar—2004, yang beroperasi di Kabupaten Konawe Selatan 2009, 2014—perolehan suara dan kursi PAN dan Kabupaten Bombana. Melalui Widdi, Nur terus mengalami peningkatan. Penambahan Alam mendapatkan masukan-masukan teknis, kursi terlihat di level DPRD Provinsi, dan DPRD terkait bagaimana memulai dan memenangkan Kab/Kota se Sulawesi Tenggara (Lihat Tabel 1). pertarungan. Pencapaian PAN dalam tiga Pemilu ini terbilang Setelah berkonsultasi dengan JSI, Nur fantastis karena pada Pemilu 1999, PAN hanya Alam mulai mencetak berbagai alat peraga mendudukkan 1 anggota DPRD Provinsi. Raihan kampanye. Nur Alam juga mulai membangun suara signifikan mengantarkan Nur Alam menjadi modal sosial38 kepada pemilih dengan melakukan Wakil Ketua DPRD Provinsi dan beberapa saat kunjungan dan pertemuan dengan beberapa kemudian ia terpilih sebagai Ketua KONI Sultra. kelompok masyarakat seperti ibu-ibu pengajian Kesibukan Nur Alam di DPRD dan mengelola dan kelompok paguyuban Taman Pemuda dan bisnis mulai terbagi dengan keinginannya untuk Mahasiswa Tolaki (Tamalaki)39 yang tersebar di maju menjadi Calon Gubernur Sultra Periode Sulawesi Tenggara. Kedekatan Nur Alam dengan 2008-2013. Cita-cita ini telah dipersiapkan kelompok etnis Tamalaki dikisahkan oleh salah Nur Alam sejak tahun 2003, ketika itu diawali satu narasumber dalam penelitian yang dilakukan polemik terpilihnya Ali Mazi (suku Buton) oleh Aryuni. sebagai Gubernur Sultra yang menurutnya tidak memiliki kontribusi politik di Sulawesi Tenggara, “Saya sering melihat N.A datang ke Markas Ta- malaki. Waktu itu beliau masih belum menjadi meskipun berasal dari Sultra. Saat itu, Nur gubernur, masih dalam proses pencalonan. Dari Alam tidak setuju dengan munculnya Ali Mazi, cerita-cerita anak kos, N.A sering memberi ban- sehingga ia mengorganisir sejumlah unjuk rasa tuan dana pada kelompok Tamalaki”.40 menolak Ali Mazi. Namun demikian, usaha Nur Alam mengalami kegagalan setelah mayoritas Pada Pemilihan Gubernur 2008, paguyuban DPRD yang dikuasai oleh Golkar memilih Ali Tamalaki menjadi salah satu pendukung setia Mazi. Atas peristiwa kekalahan ini, Nur Alam Nur Alam. Dalam perjalanannya, Tamalaki mengikrarkan diri untuk melawan Ali Mazi pada tidak hanya menjadi tim sukses Nur Alam, pemilihan gubernur 5 tahun kemudian (2008). namun juga menjadi pengawal berbagai Demi mencapai cita-citanya, Nur Alam kebijakan pemerintahannya. Bagi mereka yang mulai mencetak baliho yang bertuliskan “Nur mengganggu Nur Alam, maka akan berhadapan Alam – Gubernur Sulawesi Tenggara Periode dengan kelompok Tamalaki, karena Nur Alam 2008-2013”. Selain itu, Nur Alam juga meminta dipandang sebagai representasi orang Tolaki. dukungan dari keluarga hingga para politisi Pengorganisasian kelompok etnis ini tampak nasional. Salah satu tokoh yang dimintai relevan dengan penyelenggaraan Pemilukada pendapat oleh Nur Alam adalah Andrey Jufri secara langsung, dimana suara rakyat menjadi (Mantan Bupati Konawe/Ketua DPW PAN semakin penting, terlebih lagi Etnis Tolaki I) yang juga paman istrinya. Nur Alam juga merupakan etnis terbesar ketiga di Sulawesi melakukan diskusi dengan rekan-rekannya di Tenggara setelah Buton dan Bugis.

PAN Sultra, termasuk dengan Arbab Paproeka, 38 Menurut Bourideu dan Wacquant, modal sosial adalah jumlah Sukarman A.K, H. Rahman Saleh, Umar sumber daya, aktual atau maya, yang berkumpul pada seorang Samiun, Nur Amin dan lain-lain. Selanjutnya individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang Nur Alam menemui Hatta Rajasa, saat itu ia sedikit banyak terinstituonalisasikan. Lihat John Field, Modal diperkenalkan dengan salah satu konsultan Sosial, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2010), hlm. 23. politik Jaringan Survey Indonesia (JSI), Widdi 39 Tamalaki sesuai dengan namanya adalah paguyuban yang 37 Aswindi yang belakangan menjadi Direktur mewakili etnis Tolaki. Lihat, La Husen Zuada, op.cit, hlm. 83.

40 Lihat Aryuni Salpiana Jabar, Perilaku Politik Etnis Tolaki 37 Syarlin Syamsudin, “Nur Alam Selayang Pandang”, 23 Dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara Tahun 2007 September 2012 http://brigadenuralam.blogspot.co.id/, diakses (Kasus: Kubu Nusa Dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi pada tanggal 17 April 2015. Tenggara Tahun 2007), Tesis, (Bogor: IPB, 2009), hlm. 74.

58 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 51–69 Pada tanggal 18 Agustus 2007, DPRD pemerintah daerah. Aset yang diserahkan Sultra mengeluarkan surat pemberitahuan tersebut yakni dua unit mobil Ford Everest dan kepada KPUD tentang berakhirnya masa Kijang Krista. jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra. Di era pemerintahannya, Nur Alam Selanjutnya tahapan Pemilukada dimulai dengan meluncurkan program pembangunan bernama penetapan jadwal Pemilukada. Bersamaan BAHTERAMAS akronim dari Membangun dengan itu, sejumlah figur calon Gubernur dan Kesejahteraan Masyarakat Sulawesi Tenggara. Wakil Gubernur mulai bermunculan, salah Program utama BAHTERAMAS meliputi satunya Nur Alam-Saleh Lasata (NUSA). tiga sasaran yaitu: 1). Pembebasan Biaya Pasangan NUSA merupakan perpaduan antara Operasional Pendidikan (BOP) berlandaskan dua latar belakang profesi maupun etnis. Nur pada Peraturan Gubernur No 24 tahun 2008 Alam berlatar belakang sebagai pengusaha dan tentang Pembebasan BOP Pendidikan dasar dan berasal dari etnis Tolaki (daratan), sementara Menengah; 2). Pembebasan Biaya Pengobatan Saleh Lasata berlatar belakang militer/Bupati (PBP) berdasarkan Peratuan Gubernur Sulawesi Muna (1995-1997)/ Ketua DPRD Sultra (1997- Tenggara Nomor 41 tahun 2009; dan 3). Bantuan 1999) yang berasal dari etnis Muna (Kepulauan). Keuangan (Block Grant) kepada Desa, Kelurahan Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Aryuni dan Kecamatan yang mengacu pada Peraturan Salpiana Jabar menyebut latar belakang profesi Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 25a Tahun dan etnis pasangan NUSA menjadi karakteristik 2008. pembeda dengan calon lain.41 Strategi cross Sekilas program BAHTERAMAS ini serupa cutting power42 (silang menyilang kekuatan) dengan yang diutarakan oleh Sidel di awal, pasangan NUSA membuahkan hasil. Pilkada dimana para bos lokal melakukan pertukaran langsung yang digelar pada tahun 2007 berhasil (transaksional) suara pemilih dengan bantuan dimenangkannya dengan perolehan suara 421.361 ekonomi, bibit, irigasi, pelunasan hutang dan (42,78 %), sekaligus mengalahkan petahana saat alat tukar lainnya. Hal yang membedakan adalah itu Ali Mazi. Faktor penentu kemengan pasangan wujud dari BAHTERAMAS berupa pendidikan NUSA adalah kuatnya solidaritas sesama etnis, gratis, kesehatan gratis dan bantuan anggaran khususnya Tolaki.43 untuk desa. Dalam istilah Aspinal44 program Pada tanggal tanggal 18 Februari 2008, Nur BAHTERAMAS termasuk jenis programmatic Alam-Saleh Lasata dilantik sebagai gubenur goods, karena penyaluran bantuan sifatnya fisik dan wakil gubernur. Saat ditetapkan menjadi dan pelayanan sosial. Bagi masyarakat yang Gubernur, Nur Alam membangun citra sebagai menerimanya, hal itu dianggap sebagai hadiah sosok yang jauh dari kesan serakah terhadap jatah (gift) dan tentu saja ia perlu membalasnya. fasilitas pemerintahan dengan mengembalikan Setiap kunjungan kerja ke daerah, Nur aset daerah yang dipakainya saat menjabat Alam mampu menjawab aspirasi dan tuntutan Wakil Ketua DPRD periode 2004-2009 kepada masyarakat dengan langsung menjawab saat itu juga, tidak memberi janji tapi memberi solusi. 41 Lihat Aryuni Salpiana Jabar, op.cit, hlm. 39-43; Riwanto Desa yang butuh traktor dibelikan traktor, jika Tirtosudarmo, op.cit, hlm. 68; Sutoro Eko, Benih Perubahan Di Atas Fondasi Politik Yang Rapuh (Studi Tentang Politik ada yang minta dibangunkan masjid langsung Anggaran Daerah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara), diberi dana bantuan saat itu juga. Melalui (Yogyakarta: IRE, 2008). program BAHTERAMAS Nur Alam mampu 42 Cross cutting power adalah perpaduan dua kekuatan dalam menjaga kepatuhan pemilih untuk memberikan ajang pemilihan (Pemilu Presiden dan Pemilukada). Istilah ini suara kepadanya karena telah menerima hadiah pertama kali diutarakan oleh M. Dahrim Laode dalam disertasi dan pelayanan.45 Simbol yang ditampilkan adalah penelitiannya pada program Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia. Lihat M.D Laode, Etnis Cina Indonesia Dalam Politik di Era Reformasi: Studi Kasus Keterlibatan Kelompok 44 Edward Aspinal, “When Brokers Betray: Clientalism, Social Etnis Cina Indonesia Dalam Politik di Kota Pontianak dan Kota Networks, and Electoral Politics in Indonesia”, Critical Asian Singkawang Barat 1998-2008, Disertasi, (Jakarta: Studies 46, 2014. Universitas Indonesia, 2011). 45 Eka Suaib, “Institusionalisasi Partai Politik (Studi Kasus 43 Ibid, hlm. 39-43. Hegemoni PAN Di Sulawesi Tenggara)”, Makalah disampaikan

Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi ... | Eka Suaib dan La Husen Zuada | 59 simbol membantu masyarakat miskin dalam BAHTERAMAS, Nur Alam berhasil menekan bidang kesehatan, pendidikan, dan bantuan uang angka pengangguran dan kemiskinan serta tunai. Nur Alam seakan-akan tampil seperti menaikkan angka partisipasi sekolah (posisi ke-2 ‘sinterklas’ yang membagi-bagikan hadiah untuk tertinggi di Sulawesi). Secara perlahan Nur Alam anak-anak. muncul sebagai sosok politisi yang memiliki Pola patron-klien yang dilandasi prinsip pengaruh kuat di Sultra. Hal ini bisa terlihat utilitarianisme telah tercipta dalam hubungan dalam penyelenggaraan Pemilu 2009 dan 2014. Gubernur dan masyarakat Sultra. Masyarakat umum yang telah terbiasa dengan bantuan- Tabel. 1. Perolehan Kursi PAN Pada Pemilu bantuan dari sang Gubernur secara tidak langsung 2004,2009, 2014 telah menjadi client yang siap memberi dukungan No Tingkatan Perolehan Kursi Periode Pemilu kepadanya karena telah memberi “manfaat” bagi 2004 2009 2014 mereka. Personalitas Nur Alam sebagai pengusaha 1 DPR 1 1 1 terkenal yang memiliki solidaritas sosial tinggi, 1 DPRD Provinsi 6 7 9 menjadi daya tarik tersendiri. Dengan tingginya 2 DPRD Kabupaten/Kota 45 48 75 rasa solidaritas sosial, telah membentuk citra Nur Alam sebagai seorang altruis, seorang pemimpin Sumber: KPU Sultra (diolah kembali oleh Eka Suaib). yang lebih mementingkan kepentingan orang banyak daripada kepentingan dirinya sendiri. Program BAHTERAMAS masuk dalam Pengaruh kuat Nur Alam tampak pula dalam salah satu tipologi money politic46. Jonathan Pilkada Kabupaten/Kota maupun Provinsi di Hopkin47 menyebut program semacam Sulawesi Tenggara. Nur Alam bersama Saleh BAHTERAMAS sebagai klientilisme, yaitu Lasata terpilih kembali sebagai gubernur periode bentuk pertukaran dydadic dan personal yang 2013-2018 setelah menyisihkan dua pesaingnya, biasanya ditandai dengan perasaan berkewajiban, Buhari Matta/Amirul Tamim dan Ridwan Bae/ dan sering juga oleh keseimbangan kekuasaan Khaerul Saleh. Di tingkat Kabupaten/Kota, yang tidak setara antara mereka yang terlibat. PAN Sultra memenangkan sepuluh (10) dari Lebih lanjut, model pertukaran ini termasuk dua belas (12) Pilkada yang diselenggarakan dalam klientalisme lama yaitu bentuk pertukaran selama tahun 2010-2013. Capaian positif PAN sosial dan politik, dimana ia melibatkan prinsip dalam Pemilukada tidak terlepas dari peran Nur bahwa satu orang memberikan perlakuan khusus Alam sebagai ketua DPW PAN dan Gubernur pada orang lain dengan harapan akan ada imbalan Sultra yang memiliki sumber daya politik dan di masa depan. Klientalisme politik ini sangat akses terhadap birokrasi. Peran Nur Alam juga 48 mempengaruhi pemilih pada masyarakat yang terlihat atas keberhasilannya ‘mem-PAN-kan’ miskin. para Bupati/Walikota termasuk Wakil Gubernur, Saleh Lasata yang diangkat menjadi ketua majelis Program BAHTERAMAS yang digagas pertimbangan Partai Amanat Nasional DPW Nur Alam menjadikan dirinya sangat populis di Sultra. Untuk lebih lengkapnya lihat Tabel 2. kalangan masyarakat Sultra. Melalui program berikut: dalam seminar nasional Pilkada Serentak yang diselenggarakan FISIP Unhas, DKPP, Bawaslu RI, KPU RI, Universitas Hasanuddin, 2015, hlm. 11.

46 Lihat La Husen Zuada, “Menciptakan Pemilihan Umum Kepala Daerah Berintegritas, Dalam Rangka Mewujudkan Demokrasi Subtansial”, Makalah disampaikan dalam Sosialisasi Indeks Kerawanan Pemilu yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara. Hotel Clarion Kendari, Sabtu 12 Agustus 2015, hlm. 3-7.

47 Lihat Jonathan Hopkin, Klientalisme dan Partai Politik 48 Di era Nur Alam, para Bupati/Walikota banyak diangkat dalam buku Handbook Partai Politik, (Jakarta: Nusa Media: menjadi pengurus DPW PAN Provinsi hingga Ketua DPD PAN 2014), hlm. 670. Kabupaten/Kota.

60 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 51–69 Tabel. 2 Calon Bupati/Walikota dari PAN, Pemenang Pilkada se-Sultra dan Peran Nur Alam

No Kabupaten/ Calon Bupati/Walikota Pemenang Pilkada Tahun Peran Nur Kota PAN dan Koalisinya Alam 1 Kabupaten Imran/ Sutoarjo Pondiu Imran/Sutoarjo Pondiu 2010 Mendukung Konawe Selatan 2 Kabupaten L.M Baharuddin/ Malik L.M Baharuddin/ Malik 2010 Mendukung Muna Ditu Ditu dan Mem-PAN- kan Baharuddin 3 Buton Utara Ridwan Zakaria/ Harmin Ridwan Zakaria/Harmin 2010 Mendukung Hari Hari dan Mem-PAN- kan Ridwan Zakaria 4 Konawe Utara Aswad Sulaiman/ Aswad 2011 Mendukung Ruksamin Sulaiman/Ruksamin 5 Wakatobi Hugua/Arhawi Hugua/Arhawi 2011 Mendukung 6 Bombana Tafdil (kader PAN)/ Tafdil/Mashyura 2011 Mendukung Mashyura 7 Kota Kendari Asrun/ Musadar Asrun/Musadar 2012 Mendukung Mappasomba Mappasomba dan Mem-PAN- kan Asrun 8 Kabupaten Samsu Umar Samiun Samsu Umar Samiun/La 2012 Mendukung Buton (kader PAN)/ La Bakry Bakry 9* Kolaka Utara Anton/H.Abbas Rusda Mahmud/Bobby 2012 - Alimuddin 10 Kota Bau-Bau Tamrin/ Wa Ode Masra Tamrin/ Wa Ode Masra 2013 Mendukung Manarfa Manarfa dan Mem-PAN- kan Tamrin 11 Konawe Kerry Konggoasa (kader KerryKonggoasa/Pasinri 2013 Mendukung PAN)/ Pasinringi ngi 12* Kolaka Amir Sahaka/ Rais Galu Ahmad Safei/ 2013 - Fachruddin Rahim

Sumber: KPU Sultra (dimodifikasi Eka Suaib). Keterangan: * (Kabupaten yang tidak dimenangkan oleh PAN dan koalisinya)

Meskipun sangat hegemoni, sosok Nur mengalami penurununan dari 19,53 persen tahun Alam dapat dikatakan sebagai pemimpin yang 2008 menjadi 12,83 persen tahun 2013.49 berhasil membangun Sultra. Hegemoni politik Di era Nur Alam, infrastruktur fisik semakin Nur Alam tidak serta menimbulkan efek negatif membaik, seperti peningkatan kualitas ruas bagi kelangsungan negara. Dalam arti, negara jalan dan jembatan—Poros Konda, Poros tidaklah menjadi lemah perannya, justru semakin Kolaka-Kendari, Poros Buton Utara-Bau membaik. Hal ini ditunjukkan dengan capaian Bau, jalan dalam Kota Kendari. Kualitas perekonomi Sultra selama 4 tahun dipimpin Nur transportasi laut antar pulau juga terus mengalami Alam (2008-2012) terus mengalami kenaikan. penambahan seperti: penambahan jumlah kapal Ini diperlihatkan dengan rata-rata pertumbuhan penyeberangan Torobulu-Tampo, pembangunan mencapai 8,42 persen dan kenaikan rata-rata pelabuhan Bungkutoko (Kota Kendari), mencapai 0,79 persen setiap tahunnya. Sementara Pelabuhan Molengo (Buton Utara-Konawe angka kemiskinan Sulawesi Tenggara terus Selatan), pembangunan Pelabuhan Tondasi

49 BAPPEDA Sultra, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014, hlm. 83.

Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi ... | Eka Suaib dan La Husen Zuada | 61 (Muna-Makassar), penyeberangan Wawonii- Para penentang beralasan, tambang lebih Kendari dan lainnya. Perhubungan udara semasa banyak mendatangkan masalah bagi masyarakat Nur Alam juga tampak semakin membaik seperti dan tidak cocok dengan karakteristik Sulawesi peningkatan kualitas infrastruktur Bandara Tenggara sebagai daerah pertanian dan perikanan. Halu Oleo, berfungsinya bandara Mataohara Namun demikian, penentangan yang dilakukan (Wakatobi), Betoambari (Bau-Bau), Sugi Manuru oleh FTRW, mahasiswa dan politisi mendapat (Muna), Sangia Nibandera (Kolaka). hambatan, setelah Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI, Kamaruddin sebagai 3. Dominasi Kekuasaan Nur Alam dan Para anggota DPD RI dan Laode Djeni Hasmar Penentangnya sebagai Ketua Kerukunan Sulawesi Tenggara Sebagai gubernur, Nur Alam memiliki misi (KKST) mendukung usulan Gubernur Sultra 53 mengejar keteringgalan Sulawesi Tenggara dari tersebut. daerah lain. Misi itu diupayakan oleh Nur Alam Pada satu sisi, kelompok penentang semakin dengan mengundang investor untuk berinvestasi melemah. Pelemahan terjadi pada gerakan di Sulawesi Tenggara. Salah satu pengusaha yang mahasiswa di Universitas Halu Oleo (UHO) tertarik dengan ajakan Nur Alam adalah James akibat adanya aksi teror psikologis (SMS ancaman Riady, pemilik Lippo Grup, yang menanam pembunuhan) maupun fisik (pemukulan aktivis) investasi di bidang pasar modern (Lippo oleh kelompok preman saat berdemonstrasi Hypermart). Pembangunan Lippo Hypermart menolak KEK. Di sisi lain, Waode Nur Hayati sempat menjadi pro kontra di kalangan aktivis yang berbeda pandangan dengan Nur Alam, Sultra, karena di lokasi/lahan pembangunan, semakin tidak mendapat dukungan seiring telah berdiri gedung Pramuka dan KNPI. Namun dengan isu yang menjerat dirinya dalam kasus pada akhirnya upaya para aktivis kalah kuat, permainan anggaran di DPR. Keterlibatan Waode pembangunan Lippo Hypermart tetap dilanjutkan ini tidak memiliki kaitan dengan sikap kontra dengan menghancurkan gedung Pramuka dan dengan Nur Alam, namun demikian peristiwa KNPI. ini secara tidak langsung memberi pesan kepada Kekayaan alam dimiliki Sultra diminati oleh lawan-lawan politik Nur Alam agar tidak berbeda investor dari dalam dan luar negeri. Salah satunya pandangan dengannya. usaha pertambangan yang menggeliat sejak Sejak Sulawesi Tenggara dicanangkan tahun 2008. Potensi ini menjadi alasan Nur Alam sebagai KEK tambang, telah memicu mengusulkan Sultra sebagai Kawasan Ekonomi pertumbuhan masif izin usaha pertambangan Khusus (KEK) tambang pada pemerintah pusat, (IUP) di Sulawesi Tenggara. Hingga tahun sebagaimana tertuang dalam UU No. 39 Tahun 2012, jumlah izin usaha pertambangan (IUP) 2009 tentang KEK. Usulan KEK Tambang ini di Sulawesi Tenggara mencapai 341 (tiga ratus mendapatkan tantangan dari elemen masyarakat empat puluh satu).54 Dahulu sebagian lokasi izin yang tergabung dalam Forum Tata Ruang Wilayah usaha pertambangan ini tidak dibolehkan karena (FTRW) Sultra50 (gabungan LSM dan Pemerhati masuk dalam wilayah hutan lindung, namun Sultra), Walhi Sultra, KPI Sultra, mahasiswa ini berhasil diterobos atas sokongan perlakuan Universitas Halu Oleo51, serta politisi PAN asal khusus yang tertuang dalam UU KEK. Sulawesi Tenggara Waode Nur Hayati52. read/2011/01/26/82898/Pemprov-Sultra-Diminta-Jujur-soal- 50 Antara Sulsel, “FTRW Tolak Sultra Jadi Kawasan KEK-Pertambangan- diakses pada tanggal 19 September 2015. Pertambangan Nasional”, 25 Januari 2011, http://www. antarasulsel.com/berita/24029/ftrw-tolak-sultra-jadi-kawasan- 53 JPPN.com, “KEK di Sultra Direspon Positif”, 24 Januari 2011 pertambangan-nasional diakses pada tanggal 18 April 2015. http://www.jpnn.com/read/2011/01/24/82703/KEK-di-Sultra- Direspon-Positif diakses pada tanggal 19 September 2015. 51 Berita Lingkungan, “Mahasiswa Kendari Tolak Kawasan Ekonomi Khusus”, 24 Maret 2011. http://www.beritalingkungan. 54 Asman Sahaludin, “341 IUP Pertambangan di Sulawesi com/2011/03/mahasiswa-kendari-tolak-kawasan-ekonomi. Tenggara; Rahmat atau Petaka”, 4 Agustus 2012, http:// html, diakses pada tanggal 21 September 2015. www.kompasiana.com/asman_sahaluddin/341-iup- pertambangan-di-sulawesi-tenggara-rahmat-atau- 52 JPPN.com, “Pemprov Sultra Diminta Jujur soal KEK petaka_5512dddca33311dd67ba7df3 , diakses pada tanggal Pertambangan”, 26 Januari 2011 http://www.jpnn.com/ 19 November 2013.

62 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 51–69 Penetapan Sultra sebagai KEK tambang dengan berbagai aksi demonstrasi. Demonstrasi dimanfaatkan oleh sejumlah pejabat lokal di dilakukan oleh Solidaritas Pekerja Tambang Sultra (Gubernur dan Bupati) untuk memainkan Nasional (Spartan) dan Aliansi Mahasiswa pengaruhnya melalui pemberian izin usaha Sulawesi Tenggara (AMST) yang meminta pihak pertambangan, hal inilah yang tampak pada Nur berwenang mengusut kasus rekening gendut Alam. Berkat sokongan aturan negara—UU No. Gubernur.58 Aksi demonstrasi AMST dan Spartan 4 Tahun 2009 dan PP Nomor 23 Tahun 2010— berakhir dengan anti klimaks setelah sekelompok gubernur Nur Alam memiliki peran strategis preman bersenjata yang membawa sound memberikan izin usaha pertambangan di wilayah system membubarkan paksa para demonstran perbatasan Kabupaten. Dugaan permainan dalam dan menyuarakan pembelaannya terhadap Nur izin usaha tambang ini kemudian menjadikan Alam.59 Nur Alam masuk dalam pantauan PPATK atas Buntut dari pemberitaan Tempo, Nur Alam kepemilikan ‘rekening gendut’ sebesar US$ 4,5 menjadi semakin sensitif terhadap media. 55 juta. Tindakan kekerasan dan pelecehan dilakukan Investigasi majalah Tempo menyebut pada wartawan Tempo, saat ingin melakukan ‘rekening gendut’ Nur Alam diduga berasal wawancara dengan gubernur Nur Alam terkait dari Mr. Chen, seorang pengusaha tambang asal rekening gendut. Kasus kekerasan terhadap Taiwan yang memiliki hubungan bisnis dengan wartawan Tempo dilaporkan ke polisi, meskipun PT. Billy Indonesia, perusahaan tambang yang sampai saat ini status laporan itu tidak memiliki beroperasi di Sultra. Belakangan PT. Billy kejelasan.60 Sebelumnya, ketidakharmonisan Indonesia diketahui milik Widdi, pimpinan antara wartawan dan gubernur yang berujung Jaringan Suara Indonesia, konsultan politik Nur pada somasi, pernah terjadi ketika Nur Alam Alam ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur mengeluarkan pernyataan bernada melecehkan tahun 2007 dan 2012.56 terhadap wartawan.61 Belakangan persoalan Sumber Tempo menyebut, siklus aliran hukum antara wartawan dan gubernur dianggap uang yang diterima oleh Nur Alam tidak selesai, setelah gubernur melakukan pertemuan 62 dikirim langsung oleh Mr. Chen, namun melalui dengan para pimpinan redaksi media. Richcorp International Limited, perusahaan yang Para jurnalis yang bernaung di bawah AJI berbasis di Hongkong. Richcorp International menyayangkan cara penyelesaian yang dilakukan Limited pada medio September-november 2010 oleh gubernur. Menurut mereka, gubernur melakukan empat kali transfer uang dengan harusnya mengundang wartawan bukan para nilai total US$ 4,5 juta. Transfer uang sebesar pemimpin redaksi. itu dilakukan melalui Chinatrust—sebuah Bank Comercial Hong Kong—ditujukan ke PT. AXA 58 Gatranews, “Spartan: Tangkap Ribuan Preman Pembubar Aksi Demo”, 20 Februrari 2014, http://www.gatra.com/ Mandiri yang ditempatkan dalam 3 polis asuransi nusantara-1/sulawesi-1/47573-spartan-tangkap-ribuan-preman- atas nama Nur Alam. Anehnya setelah dilakukan pembubar-aksi-demo.html , diakses pada tanggal 18 Mei 2015. pengecekan, Richcorp ternyata sudah tutup buku 59 Tindakan premanisme dan intimidasi terhadap para aktivis 57 sejak 24 Oktober 1997. yang mengkritik penguasa di Sulawesi Tenggara merupakan Pasca majalah Tempo merilis rekening peristiwa yang lazim ditemukan. Uraian lebih lengkap lihat tulisan Henny Warsilah, Perjalanan Demokrasi Provinsi gendut, kalangan aktivis Sultra merespons Sulawesi Tenggara vs Premanisme Ala Orde Baru, (Jakarta: LIPI, 2006). Lihat pula, La Husen Zuada, Desentralisasi dan Gerakan Sosial, op. cit. 55 Tempo.co, “Kasus Rekening Gendut, Nur Alam Tunjuk Para Bupati”, 24 Desember 2014 http://nasional.tempo.co/read/ 60 Wawancara dengan Q, salah satu jurnalis yang bernaung di news/2014/12/24/063630803/kasus-rekening-gendut-nur-alam- AJI, pukul 09.00 WITA tanggal 20 Oktober 2010. tunjuk-para-bupati, diakses pada tanggal 17 September 2015. 61 Nur Alam mengeluarkan pernyataan “kalau saya, tinggal saya 56 Syarlin Syamsudin, “Nur Alam Selayang Pandang”, 23 tidak cebok (membersihkan pantat) media”. Oleh para wartawan September 2012 http://brigadenuralam.blogspot.co.id/, diakses pernyataan gubernur ini melecehkan dan bisa memunculkan pada tanggal 17 Oktober 2015. anggapan bahwa media di Sultra sudah dibeli oleh Gubernur.

57 Majalah TEMPO, “Putar-Putar Duit Nikel dan Politik Bisnis 62 Wawancara dengan X, salah satu jurnalis yang bernaung di Sang Gubernur” edisi 8-14 September 2014. AJI, pukul 09.00 WITA tanggal 20 Oktober 2010.

Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi ... | Eka Suaib dan La Husen Zuada | 63 Upaya pengusutan dugaan rekening gendut dihadapi oleh para aktivis mahasiswa dan LSM Gubernur Sultra telah berlangsung sejak adanya Sulawesi Tenggara.66 Tindakan kriminalisasi rilis PPATK tahun 2011, namun demikian, sampai pernah dialami oleh Titin Saranani,67 salah satu hari ini tidak mendapat kejelasan dari Kejaksaan aktivis perempuan Sulawesi Tenggara yang Agung, KPK atau Polri, sebagai lembaga sangat kritis terhadap berbagai kebijakan Nur penegak hukum yang berwenang melakukan Alam. Kasus yang dialami Titin Saranani tidak penyelidikan. Fenomena ini menunjukkan Nur memiliki kaitan dengan kebijakan Nur Alam, Alam sangat kebal terhadap pengusutan dugaan namun demikian banyak pihak menyebut bahwa kasus hukum yang menjeratnya. Dikalangan penjemputan paksa oleh Polda Sultra memiliki politisi Sultra, Nur Alam juga tampak sangat keterkaitan dengan sikap kritisnya kepada Nur disayangi sebagaimana pengakuan Laode Ida, Alam. Hal ini diyakini pula oleh salah satu aktivis Mantan Wakil Ketua DPD RI. Laode diminta oleh perempuan yang mengikuti kasus Titin Sarani.68 para koleganya untuk tidak berkomentar soal Nur Ancaman juga dialami oleh para Alam, karena berasal dari satu daerah, pernah penyelenggara Pemilu yang tidak menguntungkan sama-sama di PAN dan mendukung Nur Alam Nur Alam. Peristiwa ini pernah dialami oleh salah 63 saat Pilgub 2012. Meskipun, pada akhirnya satu penyelenggara Pemilukada Tahun 2013, Laode enggan mengikuti permintaan para ketika itu rumahnya diserang oleh kelompok koleganya dan meminta dugaan rekening gendut bermotor setelah memutuskan suatu perkara yang Nur Alam diusut tuntas oleh pihak berwenang. dinilai merugikan Nur Alam.69 Selain mampu Di era pemerintahnnya, Nur Alam ingin mengorganisir kekerasan dan mengendalikan mewujudkan pembangunan jembatan Bahteramas penegak hukum, Nur Alam juga berupaya yang menghubungkan wilayah Bungkutoko mempengaruhi rekrutmen penyelenggara Pemilu dan Kota Lama. Upaya Nur Alam kembali dengan menitipkan orang-orangnya kepada mendapatkan tantangan dari sejumlah aktivis pejabat Pusat.70 Meskipun pada akhirnya, titipan mahasiswa, aktivis lingkungan hingga sejarawan itu ada yang berhasil dan tidak, namun demikian Universitas Halu Oleo Basrin Melamba.64 persentase keberhasilan lebih banyak dibanding Menurut para penentang, keberadaan Jembatan kegagalannya. Dalam arti, setiap anggota Bahteramas akan menimbulkan kerusakan penyelenggara Pemilu di Sulawesi Tenggara lingkungan, penggusuran warga dan hilangnya pernah dititip dan memiliki kedekatan dengan situs-situs sejarah yang dimiliki oleh Kota Nur Alam. Kendari.65 Penentang kebijakan Nur Alam di Sulawesi 66 Pemuda Bergerak, “Penyerangan Aktivis Mahasiswa bentuk Tenggara terus mengalami pelemahan. Pelemahan kepanikan Gubernur Sultra”, 21 Desember 2013, https:// diakibatkan oleh ancaman dari kelompok preman pemudabergerak.wordpress.com/2013/12/21/penyerangan- aktivis-mahasiswa-bentuk-kepanikan-gubernur-sultra/, diakses dan tindakan kriminalisasi yang dilakukan oleh pada tanggal 19 September 2015. oknum aparat hukum. Tindakan kekerasan yang 67 dilakukan oleh preman menjadi rutinitas yang Kompas. com, “Sebut Anggota Panwaslu “Gigolo” di Facebook, Wanita Ini Ditangkap”, 22 Oktober 2014, http:// regional.kompas.com/read/2014/10/22/22360761/Sebut. 63 JPPN.com, “La Ode Ngaku Dilarang Komentari Rekening Anggota.Panwaslu.Gigolo.di.Facebook.Wanita.Ini.Ditangkap, Gendut Nur Alam”, 27 Desember 2014, http://www.jpnn. diakses 19 November 2014. com/read/2014/12/27/277913/La-Ode-Ngaku-Dilarang- Komentari-Rekening-Gendut-Nur-Alam, diakses pada tanggal 68 Wawancara dengan Miss D, aktivis perempuan Sultra 19 17 September 2015. November 2015.

64 CENDANA NEWS, “Kota Lama Kendari, Warisan yang 69 Korban mendunga kuat, penyerang rumahnya adalah orang- Terampas Ambisi Pembangunan Jembatan”, 11 Februari 2015, orang suruhan yang tidak puas dengan keputusan yang tidak http://www.cendananews.com/2015/02/kota-lama-kendari- menguntungkan salah satu pasangan Pemilukada Gubernur warisan-yang-terampas.html , diakses pada tanggal 18 Mei Sultra. Wawancara dengan Miss Y, mantan penyelenggara 2015. Pemilu Sultra 17 November 2015.

65 ANTARA SULTRA.com, “FMSB Minta Hentikan Proyek 70 Saat penetapan komisioner penyelenggara Pemilu orang- Jembatan `Bahteramas`”, 10 Desember 2011, http://antarasultra. orang dekat atau titipan Nur Alam berhasil mengisi satu posisi di com/print/262827/fmsb-minta-hentikan-proyek-jembatan- struktur penyelenggara Pemilu. Wawancara dengan G, tanggal bahteramas, diakses pada tanggal 18 Mei 2015. 20 November 2015.

64 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 51–69 Di kalangan elit Sultra lainnya, Nur Alam dukungan terhadap dr. L.M. Baharuddin75 di juga mendapatkan tantangan yang keras, seperti Muna. Promosi dan pengangkatan Pj Bupati perseteruannya dengan mantan Bupati Kolaka dari kalangan elit birokrasi seperti: Tony Buhari Matta pada tahun 2011.71 Selain Buhari Herbiansyah76 sebagai Pj. Bupati Kolaka Timur, Matta, Nur Alam juga mendapatkan saingan Nur Sinapoy77 sebagai Pj. Bupati Konawe dari etnis Tolaki lainya, yaitu Imran (Bupati Kepulauan, Irawan Laliasa78 sebagai Plt. Bupati Konawe Selatan periode 2005-2015) dan Konawe Selatan, Zayat Qaimuddin79 sebagai Lukman Abunawas (Bupati Konawe 2003-2013). Plt. Bupati Muna. Para pejabat yang dirangkul Namun demikian, pengaruh Imran meredup oleh Nur Alam merupakan orang-orang yang setelah ia tidak terpilih kembali menjadi ketua memiliki pengaruh secara politik di Sulawesi DPD Demokrat Sulawesi Tenggara, sedangkan Tenggara. Akomodasi politik ini menjadikan para Lukman Abu Nawas meredup seiring dengan elit merasa nyaman dan memilih bekerja sama berakhirnya masa jabatan sebagai Bupati dengan Nur Alam. Konawe 2013. Politisi asal kepulauan juga Nur Alam juga sangat populer dikalangan menjadi saingan kuat Nur Alam di Sulawesi elit tradisional setelah ia dinobatkan sebagai Tenggara, seperti Ridwan BAE (Mantan Bupati Mokole Konawe (Raja Konawe) oleh Lembaga Muna/Ketua DPD Golkar Sultra) dan Amirul Adat Tolaki.80 Selain merangkul para elit, Nur Tamin (mantan Walikota Bau-Bau/politisi Alam juga menyiapkan keluarganya sebagai 72 PPP). Namun pada akhirnya, Ridwan maupun calon penerusnya di politik lokal Sultra. Nur Amirul harus mengakui ketangguhan Nur Alam Alam mendukung kakaknya Asnawi Syukur setelah kalah dalam pertarungan pemilihan sebagai salah satu Calon Bupati Konawe Gubernur Sultra 2013. Keberhasilan Nur Alam Selatan yang diusung oleh PAN. Nur Alam memenangkan Pemilukada 2013, tidak terlepas juga tampak mulai mempersiapkan istrinya dari kemampuannya merangkul lawan politiknya sebagai penggantinya pasca Tina Nur Alam seperti Imran, Lukman Abu Nawas dan Laode Ida, politisi yang sebelumnya kerap berbeda Konggoasa. Kerry merupakan adik Bachrun Konggoasa, politisi pandangan dengannya. Golkar dan mantan Ketua DPRD Kota Kendari. Dalam diri Kerry mengalir darah Golkar yang kental, namun hal ini tidak Setelah berhasil menaklukkan lawan-lawan serta merta sejalan dengan pilihan politiknya. Kerry memilih politiknya, Nur Alam memperkuat kekuasaannya berseberangan dengan kakaknya sebagai politisi Golkar, ia melalui kerja sama dengan sebagian saingan memilih menjadi politisi PAN dan terpilih menjadi Bupati Konawe Periode 2013-2018. Konggoasa dianggap sebagai politik sebelumnya, seperti penujukkan Lukman keluarga besar dan disegani di kalangan etnis Tolaki. Abunawas73 sebagai Sekdaprov. Nur Alam juga 75 merangkul elit berpengaruh di jajaran elit politik dr. Baharuddin adalah mantan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, anak Raja Muna terakhir, ipar dari Ridwan dan birokrasi, seperti dukungan terhadap Kerry Bae (Anggota DPR RI, mantan Bupati Muna/Ketua DPD Saiful Konggoasa74 dalam Pemilukada Konawe, Golkar Sultra). 76 Tony Herbiansyah adalah anak mantan Bupati Kendari Andrey 71 Yamin Indas, “Gubernur Nur Alam Memilih Dia”, 12 September Jufri (Ketua DPW PAN pertama Sultra), sepupu Tina Nur Alam. 2011. https://yaminindas.wordpress.com/2011/09/12/gubernur- Tony juga pernah menjadi Wakil Bupati Konawe saat Lukman nur-alam-memilih-diam/, diakses pada tanggal 18 April 2015. Abunawas menjadi Bupati. Tommy juga pernah mencalonkan diri menjadi Bupati Konawe meskipun gagal. 72 Yusran Taridala, “Enam Jawara Politik di Sultra”, 29 Juni 2011. https://yusrantaridala2010.wordpress.com/2010/06/29/ 77 Nur Sinapoy adalah birokrat di Pemprov Sultra. Dikalangan enam-jawara-politik-di-sultra/ , diakses pada tanggal 18 April masyarakat Tolaki, marga Sinapoy termasuk dalam keluarga 2015. pejabat.

73 Lukman Abunawas adalah mantan Bupati Konawe (dulu 78 Irawan Laliasa adalah seorang Birokrat yang pernah bertarung Kendari) dua periode, mantan Ketua DPD II Golkar Konawe. Ia dalam pemilihan kepala daerah Konawe Selatan. anak mantan Bupati Kendari tahun 1970-an. Lukman Abunawas bersaudara dengan Mansur Masie Abunawas (mantan Walikota 79 Zayat Kaiumuddin berlatar belakang Birokrat. Ia juga Kendari). Pengalaman jabatan dan sejarah yang dicapai oleh merupakan anak mantan Gubernur Sultra Laode Kaimuddin. keluarga Abunawas, menjadikannya/diklaim sebagai marga besar di Kendari yang memiliki pengaruh dan dihormati oleh 80 Sinar Harapan.com, “Nur Alam Dinobatkan jadi “Apuno etnis Tolaki. Mokoleno Tolaki””, 18 Mei 2015. http://www.sinarharapan. co/news/read/140422028/Nur-Alam-Dinobatkan-jadi-Apuno- 74 Kerry Saiful Konggoasa adalah anak Bupati Pertama Kendari, Mokoleno-Tolaki- , diakses pada tanggal 18 November 2015.

Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi ... | Eka Suaib dan La Husen Zuada | 65 terpilih sebagai anggota DPR RI mewakili PAN, pemilih dengan bantuan ekonomi, bibit, irigasi, setelah berhasil mengalahkan Laode Ida pada pelunasan hutang dan alat tukar lainnya. Pemilu 2014 lalu. Saat ini, Tina Nur Alam mulai Keberadan bos lokal di Sulawesi Tenggara mempersiapkan diri menggantikan suaminya mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebagai Gubernur Sultra. pembangunan. Hal tersebut mengkonfirmasi teori John Sidel yaitu bahwa keberadaan “bos Penutup lokal” yang sering diremehkan sebagai musuh Di era desentralisasi, Nur Alam muncul sebagai pembangunan, namun pada kenyataannya lebih seorang bos lokal di Sulawesi Tenggara. Bos tampak sebagai agen terdepan perkembangan lokal muncul di Sulawesi Tenggara sama kapitalis. Bos lokal di Sulawesi Tenggara dengan berkembangnya “bos lokal” di Indonesia menggunakan intimidasi kekerasan (premanisme pada umumnya yaitu muncul pasca Orde dan kriminalisasi) dan kerja sama dalam Baru berakhir. Hal tersebut mengkonfirmasi memperoleh dukungan politik. Hal ini sejalan pendapat John Sidel yaitu “bos lokal” dihambat dengan pendapat John Sidel, bahwa “bossisme kemunculannya di Indonesia selama Orde Baru lokal” di Indonesia dibangun melalui persaingan dan dihambat juga ketika sistem pemilihan tidak dan kerja sama dengan elit politik, birokrat langsung. Bos lokal di Sulawesi Tenggara muncul dan penegak hukum untuk mendapatkan dan setelah membangun fondasi kekuatan lokalnya melanggengkan kekuasaan. sejak zaman Orde Baru dengan memperkuat Bos lokal di Sulawesi Tenggara mempunyai basis ekonomi dan di era reformasi terpilih kekuasaan monopolistis dengan menempatkan menjadi ketua Partai Politik, anggota DPRD dan orang-orangnya dan keluarganya sebagai penerus Gubernur. kekuasaannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Bos lokal di Sulawesi Tenggara melakukan John Sidel bahwa para “bos lokal” mewariskan akumulasi kekayaan dengan mengerjakan proyek- daerah kekuasaannya kepada generasi penerus proyek negara. Hal tersebut mengkonfirmasi dengan model dinasti. Bos lokal yang muncul pendapat John Sidel yang melihat bahwa para di Sulawesi Tenggara atas keberhasilannya bos lokal memperoleh kekuasaan dan kekayaan mengalahkan dan kerja sama dengan rival “bos bukanlah dari kepemilikan tanah pribadi tetapi lokal” yang lain. Hal tersebut sejalan dengan dari sumber-sumber negara dan perdagangan. pendapat John Sidel dan Takeshi Kawanaka Bos lokal di Sulawesi Tenggara melakukan bahwa kekuasaan “bos lokal” selalu dibangun kontrol terhadap pejabat publik, yaitu dengan dari dinamika kompetisi dan kompromi diantara menempatkan pejabat Bupati dari orang-orang “bos-bos lokal” lainya beserta keluarga politik kepercayaanya, menitipkan orang-orangnya dan mesin politik mereka. Namun demikian, sebagai penyelenggara Pemilu. Hal tersebut bos lokal yang muncul di Sultra tidak berpindah mengkonfirmasi pendapat John Sidel, dimana afiliasi partai yaitu hanya menguasai PAN. Hal para bos lokal melakukan kontrol terhadap tersebut membantah teori John Sidel. pejabat terpilih untuk mendapatkan akses dan Nur Alam sebagai bos lokal menjadi monopoli atas pengaturan sumber dan hak-hak patron tertinggi bagi orang Tolaki, dimana istimewa negara. kliennya adalah masyarakat sesama etnis Bos lokal di Sulawesi Tenggara berhasil Tolaki. Setelah menjadi gubernur, Nur Alam menjadi Gubernur melalui dukungan kelompok dipandang sebagai patron tertinggi masyarakat sesama etnis (Pemilukada 2008), pertukaran suara Sulawesi Tenggara. Sebagai patron orang dengan kebijakan pendidikan gratis, kesehatan Tolaki dan patron masyarakat Sultra, Nur Alam gratis, pembangunan pedesaan, pembangunan dipandang bisa mendatangkan kesejahteraan sarana transportasi dan infrastruktur fisik lainnya dan mengatur rekruitmen pejabat publik yang (Pemilukada 2013). Hal tersebut mengkonfirmasi bisa menguntungkan kelompoknya (klien). teori John Sidel, “bos lokal” memobilisasi Dengan demikian, relasi patronase di Sulawesi masyarakat dengan mengeksploitasi politik etnis, Tenggara tidak hanya tumbuh dan berkembang melakukan pertukaran (transaksional) suara karena perubahan struktur pemerintahan dan

66 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 51–69 ketimpangan ekonomi masyarakat, namun Aspinal, Edward. “When Brokers Betray: Clientalism, ditopang pula oleh ikatan primordialisme yang Social Networks, and Electoral Politics in kuat. Hal ini menolak tesis Sidel bahwa bos lokal Indonesia”. Critical Asian Studies 46, 2014. muncul akibat kegagalan kekerabatan masyarakat. Buehler, Michael dan Paige Tan. 2007. “Party- Bos lokal Sultra berkembang di lingkungan yang Candidate Relationships in Indonesian Local Politics : A Case Study of the 2005 Regional masih kuat ikatan kekerabatannya. Elections in Gowa, South Sulawesi Province”. Indonesia. No. 84. Daftar Pustaka Irawati, Ira. dkk. 2008. “Pengukuran Tingkat Daya Saing Daerah Berdasarkan Variabel Perekonomian Daerah, Variabel Infrastruktur Buku Dan Sumber Daya Alam, Serta Variabel Sumber Mulyo, Sumedy Andono et.al. 2009. Data dan Daya Manusia Di Wilayah Provinsi Sulawesi Informasi Dalam Rangka Penyusunan Tenggara”. Jurnal Teknik Industri. Undip: Rancangan RPJMN 2010-2014 Berdimensi Semarang. Ruang dan Wilayah Sulawesi. Jakarta: Supriatma, Antonius Made Tony. 2009. “Menguatnya Bappenas. Kartel Politik Para Bos“. Jurnal Prisma. Vol. Nordholt, Henk Schulte, Gerry Van Klinken dan Ireen 28. No. 2. Oktober. Karang-Hogeenboom. 2007. Politik Lokal di Vel, Jacqueline. 2005. “Pilkada in East Sumba : An Indonesia. Jakarta: YOI. Old Rivalry in A New Democratic Setting”. Robison, Richard. 2012. Soeharto dan Bangkitnya Indonesia. No. 80. Kapitalisme Indonesia. Komunitas Bambu: Jakarta. Sidel, John T. 1999. Capital, Coercion and Crime : Laporan dan Makalah Bossism in the Philippines. Stanford : Stanford Adriadi, Reko. 2013. Pemekaran Daerah Dan University Press. “Bossisme Lokal”: Studi Kasus Praktek Kekuasaan Bupati Murman Effendi Dalam Sidel, John T. 2005. “Bosisme dan Demokrasi di Perkembangan Kabupaten Seluma Periode Filipina, Thailand dan Indonesia, Menuju 2005-2011. Tesis. Jakarta: Universitas Kerangka Analisis Baru Tentang “Orang Kuat Indonesia. Lokal”, dalam Politisasi Demokrasi Politik Lokal Baru. Jakarta: Demos. BAPPEDA Sultra. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Tirtosudarmo, Riwanto. 2010. Mencari Indonesia 2: 2014. Batas-Batas Rekayasa Sosial. Jakarta: LIPI Press. Choi, Nankyung. 2007. “Indonesia’s Direct Local Elections : Background and Institusional ------. 2006. Desentralisasi dan Good Governance Framework”. Rajaratnam School of di Sulawesi Tenggara: Peran Akademisi dan International Studies Singapore Working Intelektual dalam Proses Pemekaran Wilayah. Paper. LIPI: Jakarta. Eko, Sutoro. Benih Perubahan Di Atas Fondasi Politik Warsilah, Henny. 2006. Perjalanan Demokrasi Yang Rapuh (Studi Tentang Politik Anggaran Provinsi Sulawesi Tenggara vs Premanisme Daerah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara). Ala Orde Baru. Jakarta: LIPI. IRE: Yogyakarta. IRE’S Insight Working Paper/ Eko/I/February/ 2008. Jurnal Hutabarat, Melvin P. “Fenomena “Orang Kuat” Agustino, Leo dan Mohammad Agus Yusoff. Di Indonesia Era Desentralisasi Studi Kasus 2010. “Pilkada Dan Pemekaran Daerah Tentang Dinamika Kekuasaan Zulkifli Nurdin Dalam Demokrasi Lokal Di Indonesia: Local Di Jambi”, Tesis: Universitas Indonesia, 2012. Strongmen dan Roving Bandits”. Jebat: Jabar, Aryuni Salpiana. 2009. Perilaku Politik Etnis Malaysian Journal of History, Politics, & Tolaki Dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Strategic Studies Vol. 37. Tenggara Tahun 2007 (Kasus: Kubu Nusa Agustino, Leo dan Mohammad Agus Yusoff. 2010. Dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Tenggara “Politik Lokal di Indonesia: Dari Otokratik Tahun 2007). Tesis. Bogor: IPB. ke Reformasi Politik”. Jurnal Ilmu Politik. Laode, M.D. 2011. Etnis Cina Indonesia dalam Politik Edisi 21. di Era Reformasi: Studi Kasus Keterlibatan Kelompok Etnis Cina Indonesia Dalam Politik

Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi ... | Eka Suaib dan La Husen Zuada | 67 di Kota Pontianak dan Kota Singkawang ftrw-tolak-sultra-jadi-kawasan-pertambangan- Kalimantan Barat 1998-2008. Disertasi. nasional. Jakarta: UI. ANTARA SULTRA.com. “FMSB Minta Hentikan Romli, Lili. 2007. Jawara dan Penguasaan Politik Proyek Jembatan `Bahteramas`”. 10 Desember Lokal di Provinsi Banten (2001-2006). 2011. http://antarasultra.com/print/262827/ Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia. fmsb-minta-hentikan-proyek-jembatan- Said D. 1997. Pembentukan Provinsi Sulawesi bahteramas. Tenggara 1950-1978: Studi Konflik dan Asman Sahaludin. “341 IUP Pertambangan di Integrasi. Tesis. Program Studi Ilmu Sejarah Sulawesi Tenggara; Rahmat atau Petaka”. 4 Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta: UI. Agustus 2012. http://www.kompasiana.com/ Suaib, Eka. 2005. Etnisitas Kebijakan Publik (Studi asman_sahaluddin/341-iup-pertambangan-di- Pemanfaatan Etnis Dalam Arena Politik sulawesi-tenggara-rahmat-atau-petaka_5512d Lokal di Kota Kendari). Disertasi: Universitas ddca33311dd67ba7df3. Airlangga. Berita Lingkungan. “Mahasiswa Kendari Tolak Suaib, Eka. 2015. Institusionalisasi Partai Politik Kawasan Ekonomi Khusus”. 24 Maret 2011. (Studi Kasus Hegemoni PAN Di Sulawesi http://www.beritalingkungan.com/2011/03/ Tenggara). Makalah Seminar Nasional mahasiswa-kendari-tolak-kawasan-ekonomi. Menyongsong Pilkada Serentak di Universitas html. Hasanuddin. Butonsultra.com. “Profil H. Nur Alam SE M.Si Zuada, La Husen. 2013. Desentralisasi dan Gerakan Gubernur Ke 9 Sultra 2008-2018”. 2013. http:// Sosial: Studi Polarisasi Gerakan Advokasi infoduniaraya.blogspot.co.id/2014/08/profil-h- Kebijakan Pedagang Kaki Lima di Kendari nur-alam-se-msi-gubernur-ke-9.html. Tahun 2008. Tesis. Jakarta: Universitas CENDANA NEWS. “Kota Lama Kendari, Warisan Indonesia. yang Terampas Ambisi Pembangunan The World Bank, Pemda Sultra, Lembaga Penelitian Jembatan”. 11 Februari 2015. http://www. Universitas Haluoleo (LEMLIT UNHALU), cendananews.com/2015/02/kota-lama-kendari- CIDA dan AusAID. 2011. Kinerja Pelayanan warisan-yang-terampas.html. Publik dan Tantangan Pembangunan di Bumi Detiknews. “Ini Kekayaan Gubernur Sulawesi Haluoleo. Jakarta: The World Bank. Tenggara yang Disebut Berekening Gendut”. Zuada, La Husen. 2015. Menciptakan Pemilihan 17 Desember 2014. http://news.detik.com/ Umum Kepala Daerah Berintegritas, Dalam berita/2780376/ini-kekayaan-gubernur- Rangka Mewujudkan Demokrasi Subtansial. sulawesi-tenggara-yang-disebut-berekening- Makalah: disampaikan dalam Sosialisasi Indeks gendut. Kerawanan Pemilu yang diselenggarakan oleh Gatranews. “Spartan: Tangkap Ribuan Preman Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Pembubar Aksi Demo” 20 Februrari 2014. Sulawesi Tenggara. Hotel Clarion Kendari. http://www.gatra.com/nusantara-1/sulawesi- Sabtu 12 Agustus. 1/47573-spartan-tangkap-ribuan-preman- Wawancara dengan G, salah satu jurnalis yang pembubar-aksi-demo.html. bernaung di AJI, pukul 09.00 WITA tanggal JPPN.com. “Pemprov Sultra Diminta Jujur soal 20 Oktober 2015. KEK Pertambangan”. 26 Januari 2011. http:// Wawancara dengan D, aktivis perempuan Sultra, www.jpnn.com/read/2011/01/26/82898/ pukul 10.47 WITA tanggal 19 November 2015. Pemprov-Sultra-Diminta-Jujur-soal-KEK- Pertambangan-. Wawancara dengan Y, Mantan penyelenggara Pemilu Sultra, Pukul 13.19 WITA tanggal 17 November JPPN.com. “KEK di Sultra Direspon Positif”. 2015. 24 Januari 2011. http://www.jpnn.com/ read/2011/01/24/82703/KEK-di-Sultra- Wawancara dengan G, Akademisi UHO, Pukul 12.30 Direspon-Positif. WITA tanggal 20 November 2015. JPPN.com. “La Ode Ngaku Dilarang Komentari Rekening Gendut Nur Alam”. 27 Desember 2014. Surat Kabar dan Website http://www.jpnn.com/read/2014/12/27/277913/ Majalah TEMPO, Edisi 8-14 September 2014. La-Ode-Ngaku-Dilarang-Komentari-Rekening- Antara Sulsel. “FTRW Tolak Sultra Jadi Kawasan Gendut-Nur-Alam. Pertambangan Nasional”. 25 Januari 2011. Kompas. Com. “Sebut Anggota Panwaslu “Gigolo” http://www.antarasulsel.com/berita/24029/ di Facebook, Wanita Ini Ditangkap”. 22

68 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 12 No. 2 Desember 2015 | 51–69 Oktober 2014. http://regional.kompas.com/ Tempo.com. “Kasus Rekening Gendut, Nur read/2014/10/22/22360761/Sebut.Anggota. Alam Tunjuk Para Bupati”. 24 Desember Panwaslu.Gigolo.di.Facebook.Wanita.Ini. 2014. http://nasional.tempo.co/read/ Ditangkap. news/2014/12/24/063630803/kasus-rekening- Nur Iman Subono. “Raja Lokal, Bos Lokal dan Chao gendut-nur-alam-tunjuk-para-bupati. Pho”. 1 Desember 2006. http://demosindonesia. Yamin Indas. “Selamat Berulang Tahun Gubernur org/2006/12/raja-lokal-bos-lokal-dan-chao- Nur Alam”. 8 Juli 2015. http://yaminindas. pho/. com/?p=1272. Pemuda Bergerak. “Penyerangan Aktivis Mahasiswa Yamin Indas. “Memacu Diri Hingga Mencapai bentuk kepanikan Gubernur Sultra”. 21 Puncak”. 27 Juni 2013. http://yaminindas. Desember 2013. https://pemudabergerak. com/?p=520. wordpress.com/2013/12/21/penyerangan- Yamin Indas. “Gubernur Nur Alam Memilih Dia”. 12 aktivis-mahasiswa-bentuk-kepanikan- September 2011. https://yaminindas.wordpress. gubernur-sultra/. com/2011/09/12/gubernur-nur-alam-memilih- Sinar Harapan.com. “Nur Alam Dinobatkan diam/. jadi “Apuno Mokoleno Tolaki””. 22 April Yusran Taridala. “Enam Jawara Politik di Sultra”. 2014. http://www.sinarharapan.co/news/ 29 Juni 2011. https://yusrantaridala2010. read/140422028/Nur-Alam-Dinobatkan-jadi- wordpress.com/2010/06/29/enam-jawara- Apuno-Mokoleno-Tolaki-. politik-di-sultra/. Serru.com. “Tersandung Skandal Seks, Gubernur Sultra Didesak Bertanggung Jawab”. 7 oktober 2013. http://utama.seruu.com/ read/2013/10/07/186164/tersandung-skandal- seksgubernur-sultra-didesak-bertanggung- jawab. Syarlin Syamsudin. “Nur Alam Selayang Pandang”. 23 September 2012. http://brigadenuralam. blogspot.co.id/.

Fenomena “Bosisme Lokal” di Era Desentralisasi ... | Eka Suaib dan La Husen Zuada | 69