RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

BAB II. PROFIL KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

Kabupaten Indragiri Hilir terletak di sebelah Timur Provinsi atau pada bagian Timur pesisir Pulau Sumatera. Secara resmi terbentuk pada tanggal 14 Juli 1965 sesuai dengan tanggal ditanda-tanganinya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1965. Karena letak posisi Kabupaten Indragiri Hilir di pantai Timur pesisir Pulau Sumatera, maka Kabupaten ini dapat dikategorikan sebagai daerah pantai. Panjang garis pantai Kabupaten Indragiri Hilir adalah 339.5 Km dan luas perairan laut meliputi 6.318 Km² atau sekitar 54.43 % dari luas wilayah. Kabupaten Indragiri Hilir yang merupakan bagian wilayah Provinsi Riau, memiliki luas wilayah 1.367.551 Ha, dengan jumlah pulau-pulau kecil sebanyak 25 pulau. Secara geografis terletak pada posisi 00 36’LU ―10 07’ LS dan 1040 10’ ― 1020 32’ BT. Adapun batas wilayah administrasi Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebagai berikut :  Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan;  Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Provinsi )  Sebelah barat berbatsan dengan Kabupaten Indragiri Hulu; dan  Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Lingga (Provinsi Kepulauan Riau).

Berdasarkan letak dan posisinya yang startegis, keberadaan Kabupaten Indragiri Hilir di Pantai Timur Sumatera memiliki prospek yang cukup tinggi bagi pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi, karena posisinya yang berdekatan dengan pusat-pusat pertumbuhan seperti dan Karimun, serta berada di wilayah perairan yang mampu mengakses berbagai wilayah dalam maupun luar negeri. Hal ini merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadikan Kabupaten Indragiri Hilir sebagai “Pintu gerbang Timur Sumatera “ dalam berbagai aktifitas pembangunan. Kabupaten Indragiri Hilir merupakan daerah pantai dan rawa pasang surut dengan penyebaran sungai hampir di seluruh kecamatan. Disamping sungai, selat dan terusan juga terdapat parit-parit untuk mengendalikan arus air pada saat pasang surut, kondisi ini menggambarkan karakteristik wilayah ini yang juga lebih dikenal dengan sebutan “Negeri Seribu Parit”.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 10 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 11 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Untuk lebih jelasnya mengenai luas dan presentase wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 0-1. Luas dan Presentase Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2011

No. Kecamatan Luas (Has) Persentase (%) 1. Keritang 94.642 6,92 2. Reteh 53.183 3,89 3. Enok 44.941 3,29 4. Tanah Merah 47.660 3,49 5. Kuala Indragiri 71.495 5,23 6. Tembilahan 15.164 1,11 7. Tempuling 75.287 5,51 8. Batang Tuaka 39.118 2,86 9. Gaung Anak Serka 64.995 4,75 10. Gaung 207.617 15,18 11. Mandah 174.273 12,74 12. Kateman 48.781 3,57 13. Kemuning 104.984 7,68 14. Tembilahan Hulu 13.899 1,02 15. Pulau Burung 58.050 4,24 16. Pelangiran 85.396 6,24 17. Teluk Balengkong 42.774 3,13 18. Concong 26.348 1,93 19. Kempas 58.453 4,27 20. Sungai Batang 40.489 2,96 Jumlah 1.367.551 100,00

Sumber : Draft RTRW INHIL 2011-2031

2.2.KONDISI TOPOGRAFI

Sebagian besar wilayah Kabupaten Indragiri Hilir merupakan dataran rendah, yaitu daerah endapan sungai, daerah rawa dengan tanah gambut (peat), dan daerah hutan payau (mangrove). Selain itu, wilayahnya juga terdiri atas pulau-pulau besar dan kecil. Wilayah Kabupaten Indragiri Hilir rata-rata memiliki ketinggian 0 – 3 Meter di atas permukaan laut. Daerah yang landai ini sebagian besar terletak di dekat pantai atau sungai. Sedangkan sebagian kecilnya 6.69 % berupa daerah berbukit-bukit dengan ketinggian rata-rata 6 - 35 meter dari permukaan laut yang terdapat dibagian selatan Sungai Reteh, Kecamatan Keritang. Daerah ini termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT).

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 12 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 13 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Secara fisiografinya, wilayah Kabupaten Indragiri Hilir terbelah-belah oleh beberapa sungai, terusan, sehingga membentuk gugusan pulau-pulau. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa kemiringan lereng wilayah Kabupaten Indragiri Hilir di dominasi oleh kemiringan 0 – 2 %, seluas 1.298.763 Ha (94.97 %), kemiringan 3 - 5 % seluas 9.710 Ha (0.71 %), kemiringan 16 - 40% seluas 21.197 Ha (1.55 %) dan kemiringan di atas 40 % seluas 37.744 Ha (2.76 %). Sedangkan khusus kondisi topografi untuk Kawasan Kuala Enok didominasi oleh lahan dengan kemiringan 0 – 8 %.

2.2.1. KONDISI GEOHIDROLOGI

Pada umumnya keadaan hidrologi di Kabupaten Indragiri Hilir ditentukan oleh perbedaan topografi terutama antara perbukitan, dataran maupun perairan. Keadaan hidrologi di Kabupaten Indragiri Hilir pada dasarnya mempunyai potensi perairan yang cukup luas serta daratan yang dapat dikembangkan usaha budidaya perikanan, berpeluang bagi investor untuk menanamkan investasi baik di bidang penangkapan khususnya di perairan lepas pantai dan dibidang budidaya perikanan (tambak, keramba, budidaya kerang Anadara dan kolam).

Disamping sungai-sungai dan selat, di Kabupaten Indragiri Hilir banyak terdapat parit- parit baik keberadaannya secara proses alami atau yang dibuat manusia, sehingga Kabupaten Indragiri Hilir disamping terkenal dengan julukan Negeri Sri Gemilang, juga di kenal sebagai Negeri Seribu Parit.

Untuk sumberdaya air di wilayah kabupaten Indragiri Hilir terdiri dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan meliputi air rawa, air sungai dan parit. Air tanah terdiri dari air tanah bebas/unconfined ground water dan air tanah agak tertekan / semiconfined groundwater. Penentuan potensi ditentukan berdasarkan kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas sumberdaya air terutama ditentukan berdasarkan pengamatan lapangan di samping dari data yang terhimpun dari penelitian terdahulu. Di Kabupaten Indragiri Hilir terdapat 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) dari pesisir Selatan ke arah Utara, yaitu DAS Reteh Gangsal, DAS Indragiri Tuaka, DAS Gaung Anak Serka, DAS Batangtumu, dan DAS Guntung Kateman.

Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran kondisi hidrologi Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilihat pada peta dibawah ini.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 14 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 15 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

2.2.2. KONDISI GEOLOGI

Berdasarkan sejarah geologi, wilayah kabupaten Indragiri Hilir merupakan jalur cekungan sebagai akibat adanya peningkatan kegiatan tektonik bumi yang menyebar luas dan berbentuk morfologi pendataran. Morfologi pendataran ini biasanya memiliki bentuk sungai berbelok-belok dan membawa pasokan material sedimen dari hulu ke hilir. Sedimen-sedimen tersebut akhirnya terperangkap bersama media air pada cekungan-cekungan. Tanah pada cekungan tersebut ditumbuhi oleh mangrove (hutan bakau) sebagai sumber daya hayati pada ekosistem rawa dan hutan dataran rendah.

Dalam jangka waktu skala geologi, cekungan-cekungan dan sumberdaya hayati di atasnya tersebut mengalami penurunan untuk mencari keseimbangan akibat adanya gaya-gaya tektonik dan pembebanan. Kemudian tertutup kembali oleh sedimen yang terus memasoknya dan kejadian ini berulang terus hingga sekarang.

Sumberdaya hayati yang terperangkap dan tertutup sedimen pada masa muda akhirnya membentuk suatu endapan rawa dari tanah gambut. Sementara proses-proses ini terus berlangsung, endapan gambut yang sudah berumur lebih dewasa dapat disebut sebagai batubara muda. Jadi gambut dapat dianggap sebagai tahapan awal pembentukan batubara. Endapan batubara yang mengalami pembebanan hingga jangka waktu skala geologi sampai suatu saat berubah menjadi lempung hitam dapat dianggap sebagai sumber minyak bumi yang mengalami pencucian atau leaching. Hasil pencucian tersebut akhirnya terjebak dalam suatu batuan perangkap minyak bumi. Akhirnya minyak bumi tersebut disebut sebagai bahan bakar energi fosil karena asalnya berasal dari sumberdaya hayati yang telah terjebak menjadi fosil-fosil.

Berdasarkan hal di atas, maka unit-unit karakteristik geologi yang diterjemahkan dalam geologi lingkungan merupakan satu kesatuan utuh yang meliputi tektonika, batuan, tanah, struktur, bentang alam dan hidrogeologi. Keadaan geologi lingkungan tersebut sangat mempengaruhi sistem sungai-sungai besar dan kecil, yang selanjutnya berdampak terhadap bentuk formasi pesisir pantai, ekologi rawa, kualitas air sungai dan laut, penyebaran kenekaragaman hayati, dan pemanfaatan sumberdaya pesisir oleh manusia.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 16 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Wilayah kabupaten Indragiri Hilir dibentuk oleh sebagian dari dataran alluvium Sumatera Timur yang sangat luas. Dataran alluvium tersebut sebagian berupa rawa yang terbentuk sebagai akibat kenaikan muka air laut pada zaman es. Perubahan ini merupakan awal proses pembentukan gambut di dataran alluvium Sumatera Timur. Ketika zaman es berakhir, air laut kembali surut, tetapi proses pembentukan gambut dan akumulasi sedimen di daerah rawa dan sepanjang pantai wilayah kabupaten Indragiri Hilir tetap berlangsung terus.

Batuan yang tersingkap di permukaan kawasan pesisir kabupaten Indragiri Hilir berdasarkan peneliti terdahulu (Suwarna.dkk,1991) terdiri dari jenis alluvium, endapan pantai (Qac) dan endapan rawa (Qs) yang keduanya mempunyai umur Kuarter. Tanah dan batuan yang tampak dipermukaan terdiri dari gambut, lumpur, lempung dan pasir. Gambut terletak di atas lumpur dan lempung, serta pasir didapatkan sebagai sisipan pada lumpur dan lempung. Sedangkan kedalaman batuan dasar sangat beragam, dimana ke arah pantai semakin dalam.

Tanah dan batuan di kawasan dataran pantai merupakan alluvium dan endapan pantai (Qac) yang disusun oleh pasir, lanau, lempung, lumpur, kerikil dan kerakal, sisa tumbuhan setempat dan lapisan gambut dengan tebal mencapai 5 meter. Tanah di dataran pantai terdiri dari lumpur berwarna abu-abu (terdapat dalam keadaan cair, sangat lunak, sangat plastik, memiliki rekah kerut tinggi, kadang-kadang mengandung bahan organik kurang dari 10% dan nilai unconfined strength kurang dari 0.5 kg/cm²).

Dalam keadaan kering sifat lumpur sulit dibedakan dengan lempung. Lumpur abu-abu memiliki sifat keteknikan buruk, kurang teguh dan stabil. Batuan dasar, diperkirakan terdapat pada kedalaman lebih dari 60 meter. Karena batuan dasar, diperkirakan satu-satunya batuan keras di wilayah kabupaten Indragiri Hilir dapat ditafsirkan sebagai lapisan keras yang mampu menahan bangunan berat dan berada pada kedalaman lebih dari 60 meter.

Tanah dan batuan di dataran limbah banjir dan rawa tepian sungai merupakan endapan rawa (Qs) yang disusun oleh lempung, lanau, pasir dan gambut. Tanah di kawasan ini terutama terdiri dari lempung abu-abu atau abu-abu dengan bercak kuning. Di beberapa lokasi kadang- kadang di atas lempung ditemukan gambut dengan ketebalan beragam, berkisar antara 50-300 cm.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 17 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 18 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Lempung abu-abu, terdapat dalam keadaan liat, bersifat plastis, mengotori tangan/sticky, dan kadang-kadang mengandung bahan organik kurang dari 10%, rekah kerutnya tinggi, mudah mencair dan memiliki nilai unconfined strength kurang dari 2 kg/cm². Selain itu, dalam keadaan kering dapat mencapai 4 kg/cm² dan menjadi bersifat rapuh/brittle (Rajiyowiryono, 1986).

Pasir, terdapat sebagai sisipan tipis pada lempung dan lumpur. Komposisi utamanya berupa kuarsa yang belum terikat kuat dan masih bersifat lepas.

Batuan dasar, diperkirakan terdapat pada kedalaman lebih dari 40 meter.

Gambut, bersifat sangat higroskopis, mampu menghisap dan melepas air dengan cepat, butirannya tidak terlalu kuat karena hanya terikat oleh tegangan pori dari air yang mengisi rongga antar butiran. Dalam keadaan kering akan kehilangan tegangan pori hingga mudah lepas, tetapi dalam kondisi kelewat jenuh air, gambut bersifat cair dan daya dukungnya bertambah lemah, sehingga gambut memiliki sifat keteknikan yang buruk. Sebagian besar wilayah Kabupaten Indragiri Hilir (90 %) merupakan lahan dengan karakteristik tanah gambut ini.

2.2.3. KONDISI KLIMATOLOGI

Kabupaten Indragiri Hilir terletak pada dataran rendah atau daerah pesisir timur dengan ketinggian < 500 meter dari permukaan laut. Hal ini mengakibatkan daerah ini menjadi rawa-rawa yang beriklim tropis basah. Akan tetapi, terdapat beberapa desa yang merupakan dataran tinggi. Desa-desa tersebut terdapat di Kecamatan Keritang dan Kemuning. Hal ini menyebabkan lahan pertanian pada daerah tersebut tidak terpengaruh pada air laut.

Pada tahun 2012, rata-rata curah hujan di Kabupaten Indragiri Hilir adalah 136,15 mm dengan rata-rata hari hujan adalah 10 hari. Rata-rata curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Nopember yaitu 229,8 mm dengan rata-rata hari hujan adalah 14 hari.

Pada musim kemarau kadang-kadang hujan tidak turun beberapa bulan lamanya (1-2 bulan). Akibatnya air tawar terdesak oleh air asin laut menuju hulu sungai. Hal ini menimbulkan sedikit kesulitan terhadap persediaan air bersih, pengairan persawahan, dan sebagainya.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 19 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Tabel 0-2. Rata-rata Hari Hujan dan Curah Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2012

BULAN HARI HUJAN (Hari) CURAH HUJAN (mm) Januari 6 77,0 Februari 12 170,8 Maret 13 197,8 April 13 196,6 Mei 11 130,0 Juni 6 55,9 Juli 7 92,8 Agustus 5 58,1 September 6 90,1 Oktober 12 177,0 Nopember 14 229,8 Desember 15 157,9 Rata-Rata 10 136,15

Sumber : BPS, Kabupaten Dalam Angka 2013

2.3. POTENSI WILAYAH KABUPATEN/KOTA

2.3.1. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH 2.3.1.1. Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan mayoritas lapangan usaha bagi penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir, yaitu sebanyak 75,87% pada tahun 2012 atau sebanyak 231.250 penduduk pada usia kerja. Selain itu, lahan untuk kegiatan pertanian juga menempati areal terluas yang dibagi menjadi pertanian tanaman pangan dan pertanian hortikultura.

1. Pertanian Tanaman Pangan Kawasan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Indragiri Hilir terbagi menjadi 2 macam, yaitu pertanian padi sawah dan padi ladang. Untuk pertanian padi sawah tersebar di 14 kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir dengan luas areal 29.972 Ha. Sedangkan untuk pertanian padi ladang terdapat di Kecamatan Kemuning dengan jumlah luasan kurang lebih sekitar 644 Ha.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 20 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, tanaman pangan selain dihasilkan dari areal persawahan, juga dihasilkan dari areal perladangan dan tegalan. Pada tahun 2012, luas areal lahan tanam komoditi padi adalah 30.036 Ha dengan produksi panen sebanyak 127.037,46 ton, dengan demikian tingkat produktivitas komoditas pada pada tahun 2012 mencapai 41,91 Kw/Ha (4,191 Ton/Ha).

2. Pertanian Hortikultura Pertanian hortikultura di Kabupaten Indragiri Hilir berada di kawasan pertanian lahan kering, dengan komoditas buah-buahan dan sayuran yang berada di Kecamatan Tembilahan Hulu, Kecamatan Tempuling, Kecamatan Kemuning dan Kecamatan Keritang. a. Palawija Kabupaten Indragiri Hilir juga menghasilkan Kelompok tanaman palawija yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Berikut adalah luas areal, produksi dan tingkat produktivitas komoditas palawija di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2012; - Komoditas jagung menempati luas areal 2.157 Ha dengan hasil produksi sebanyak 5,062.51 ton atau dengan tingkat produktivitas sebesar 23,47 ton/ha; - Komoditas kedelai menempati luas areal 147 Ha dengan hasil produksi sebanyak 164,26 Ha atau dengan tingkat produktivitas 11,7 ton/ Ha. - Komoditas kacang tanah menempati luas areal 20 Ha dengan hasil produksi sebanyak 19,01 Ha atau dengan tingkat produktivitas 9,5 ton/ Ha. - Komoditas kacang hijau menempati luas areal 61 Ha dengan hasil produksi sebanyak 62,98 Ha atau dengan tingkat produktivitas 10,32 ton/ Ha. - Komoditas Ubi Kayu menempati luas areal 194 Ha dengan hasil produksi sebanyak 4974,27 Ha atau dengan tingkat produktivitas 256,41 ton/ Ha. - Komoditas ubi jalar menempati luas areal 103 Ha dengan hasil produksi sebanyak 811,82 Ha atau dengan tingkat produktivitas 82,85 ton/ Ha.

b. Sayuran Tanaman Sayur-sayuran di Kabupaten Indragiri Hilir tidak terlalu banyak ragamnya, hanya cabai dan petsai yag tersebar di seluruh kecamatan. Sedangkan komoditas sayuran lain umumnya komoditi ini banyak didatangkan dari daerah tetangga.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 21 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) c. Buah-buahan Tanaman buah buahan yang dhasilkan di Kabupaten Indragiri Hilir meliputi; mangga, manggis, sawo, durian, jeruk, pisang, pepaya, nanas dan beberapa komoditas buah lainnya. Wilayah komoditas buah-buahan ini menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Indragiri Hilir.

3. Perkebunan Sektor perkebunan di Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai kedudukan yang penting. Perkembangan kegiatan perkebunan di Indragiri Hilir menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya lahan perkebunan, meningkatnya produksi, dan semakin beragamnya jenis tanaman perkebunan. Tanaman perkebunan yang merupakan tanaman perdagangan yang cukup potensial di daerah ini adalah kelapa dalam, kelapa hibrida, kelapa sawit, karet, sagu, kopi, kakao, pinang, gambir dan aneka tanaman. Potensi hasil perkebunan di Kabupaten Indragiri Hilir yakni produksi kelapa dalam mencapai 294.152,12 ton per tahun dengan luas lahan 384.267 Ha. Dengan potensi tersebut membuat Kabupaten Indragiri Hilir tercatat sebagai salah satu daerah kelapa terbesar di dunia, bahkan dijuluki sebagai “Tanah Hamparan Kelapa Dunia” yang menjadi top of mind and interest para penanam modal. Potensi, Peluang Investasi dan Pemanfaatan lahan komoditas perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 22 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Tabel 2.1 Tabel Luas dan Produksi Komoditas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2012/2013Luas Areal (Ha) Produksi (Kg) Produksi (Kg) Jumlah petani Mutasi dalam tahun laporan Kondisi 2012 2013 Luas (KK) Akhir Wujud No. Komodiri Semester produksi Lalu Tanaman Tanaman Pengurang Rata-rata Rata-rata Jumlah TBM TM TTM/TR Jumlah Jumlah (Kg) Jumlah (Kg) Pemilik Ulang Baru an (Kg/Ha) (Kg/Ha)

1 2 3 4 5 6 7=3+5-6 8 9 10 11=7 12 13 14 15 16 17 1 Kelapa Dalam 384,267 393 214 386 384,095 38,766 258,020 87,312 384,095 297,901,329 1,502 294,152,123 1,202 Kopra 78,512 2 Kelapa hibrida 37,440 82 21 125 37,336 1,219 29,007 7,112 37,336 47,560,553 1,508 40,153,396 1,232 Kopra 15,116 3 Kelapa Saw it 108,964 141 416 354 109,026 35,112 70,633 3,283 109,026 245,670,470 2,853 249,603,281 2,560 CPO 36,720

4 Kopi 1,239 10 14 17 1,236 216 617 404 1,236 391,027 754 393,555 681 Biji Kering 1,104 5 Kakao 1,929 4 48 63 1,914 600 754 561 1,914 320,881 299 324,616 319 Biji Kering 391 6 Pinang 16,342 59 198 137 16,403 2,784 10,201 3,423 16,403 7,636,076 834 7,595,308 666 Biji Kering 15,930

7 Sagu 17,853 43 92 55 17,890 4,200 6,052 7,638 17,890 7,460,716 1,173 7,475,176 1,172 Tepung Basah 1,889 8 Nipah 13,193 - 5 75 13,123 1,280 9,366 2,479 13,123 11,666,945 1,418 11,464,300 1,397 Daun 1,328

9 Karet 5,361 5 90 5 5,446 1,532 2,885 1,030 5,446 3,410,783 1,176 3,552,138 1,176 Ojol 1,702 10 Gambir 12 - - - 12 4 8 - 12 2,880 360 2,880 360 Gelondong -

Jumlah 586,599 737 1,098 1,217 586,480 85,712 387,542 113,241 586,480 622,021,659 11,877 614,716,771 10,765 - 152,691

Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir, 2013

Tabel 2.2 Luas dan Jumlah Produksi Kelapa Dalam dan Kelapa Hibrida di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2012/2013

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 23 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Luas Areal Kelapa Dalam (Ha) Produksi (Kg) Produksi (Kg) Jumlah petani Mutasi dalam tahun laporan Kondisi 2012 2013 Luas (KK) Akhir Wujud No. Kecamatan Semester produksi Tanaman Tanaman Pengurang Rata-rata Rata-rata Lalu Jumlah TBM TM TTM/TR Jumlah Jumlah (Kg) Jumlah (Kg) Pemilik Ulang Baru an (Kg/Ha) (Kg/Ha)

1 2 3 4 5 6 7=3+5-6 8 9 10 11=7 12 13 14 15 16 17 1 Batang Tuaka 24,391 - - - 24,391 3,261 17,199 3,931 24,391 18,746,910 1,090 18,746,910 1,090 Kopra 4,978 2 Concong 16,662 11 13 - 16,675 2,007 7,011 7,657 16,675 8,337,600 1,200 8,413,200 1,200 Kopra 3,403 3 Enok 44,123 - - 5 44,118 2,760 31,945 9,413 44,118 30,227,538 946 30,219,970 946 Kopra 9,004 4 GAS 15,395 29 15 29 15,381 2,425 10,580 2,376 15,381 8,002,161 733 7,755,140 733 Kopra 3,139 5 Gaung 28,904 55 57 5 28,956 5,472 20,181 3,303 28,956 18,721,728 924 18,645,129 924 Kopra 5,909 6 Kateman 37,689 - - - 37,689 6,049 24,002 7,638 37,689 28,802,400 1,200 28,802,400 1,200 Kopra 7,692 7 Kempas 6,100 - - - 6,100 1,093 4,436 571 6,100 5,308,800 1,200 5,323,200 1,200 Kopra 1,245 8 Keritang 27,115 - 97 245 26,967 999 24,637 1,332 26,967 25,744,950 1,050 25,868,850 1,050 Kopra 5,503 9 Pulau Burung 10,879 - - - 10,879 1,220 8,143 1,516 10,879 9,764,400 1,200 9,771,600 1,200 Kopra 2,220 10 Reteh 24,993 34 - - 24,993 1,356 12,736 10,901 24,993 17,320,960 1,360 17,320,960 1,360 Kopra 5,101 11 Teluk Belengkong 3,520 - 4 - 3,524 84 3,364 76 3,524 6,053,400 1,800 6,055,200 1,800 Kopra 719 12 Tempuling 10,159 50 - - 10,159 1,359 6,176 2,624 10,159 7,358,400 1,200 7,411,200 1,200 Kopra 2,073 13 Kemuning 17 - 1 - 18 4 14 1 18 16,800 1,200 16,800 1,200 Kopra 23 14 Mandah 55,216 - - - 55,216 3,968 37,866 13,382 55,216 46,383,600 1,200 45,439,200 1,200 Kopra 11,374 15 Pelangiran 15,770 209 - 40 15,730 4,056 10,616 1,058 15,730 15,482,322 1,494 15,860,304 1,494 Kopra 3,210 16 Sei Batang 14,093 5 5 46 14,052 551 5,938 7,563 14,052 10,762,700 1,300 7,719,400 1,300 Kopra 2,868 17 Tanah Merah 10,810 - 3 11 10,802 4 10,796 2 10,802 12,968,400 1,200 12,955,200 1,200 Kopra 2,204 18 Tembilahan Hulu 3,645 - - - 3,645 92 3,116 437 3,645 3,739,200 7,200 3,739,200 1,200 Kopra 744 19 Tembilahan 9,082 - - - 9,082 213 7,196 1,673 9,082 9,606,660 1,335 9,606,660 1,335 Kopra 1,853 20 Kuindra 25,706 - 19 5 25,720 1,794 12,068 11,858 25,720 14,552,400 1,200 14,481,600 1,200 Kopra 5,249 Jumlah 384,267 393 214 386 384,095 38,766 258,020 87,312 384,095 297,901,329 1,502 294,152,123 1,202 78,512

Luas Areal Kelapa Hibrida (Ha) Produksi (Kg) Produksi (Kg) Jumlah petani Mutasi dalam tahun laporan Kondisi 2012 2013 Luas (KK) Akhir Wujud No. Komodiri Semester produksi Tanaman Tanaman Pengurang Rata-rata Rata-rata Lalu Jumlah TBM TM TTM/TR Jumlah Jumlah (Kg) Jumlah (Kg) Pemilik Ulang Baru an (Kg/Ha) (Kg/Ha)

1 2 3 4 5 6 7=3+5-6 8 9 10 11=7 12 13 14 15 16 17 1 Batang Tuaka 487 - - - 487 - 251 236 487 175,449 699 175,449 699 Kopra 197 2 Concong ------Kopra - 3 Enok 492 - - - 492 24 242 226 492 224,092 926 224,092 926 Kopra 199 4 GAS 2 - - - 2 - 2 - 2 800 400 800 400 Kopra 1 5 Gaung ------Kopra - 6 Kateman ------Kopra - 7 Kempas 4,001 - - - 4,001 - 2,826 1,175 4,001 8,478,000 3,000 3,631,410 1,285 Kopra 1,620 8 Keritang 405 - - 60 345 - 138 207 345 112,200 850 117,300 850 Kopra 140 9 Pulau Burung 10,109 - - - 10,109 947 7,608 1,554 10,109 9,260,715 1,220 9,281,760 1,220 Kopra 4,093 10 Reteh 144 - - 15 129 - 65 64 129 135,405 1,593 103,545 1,593 Kopra 52 11 Teluk Belengkong 8,087 - 21 1 8,107 82 6,470 1,555 8,107 10,831,597 1,669 10,798,130 1,669 Kopra 3,282 12 Tempuling 3,191 - - 35 3,156 - 2,425 731 3,156 7,275,000 3,000 4,850,000 2,000 Kopra 1,278 13 Kemuning 2 - - 1 2 - 2 - 2 840 840 1,680 840 Kopra 1 14 Mandah 230 - - - 230 - 230 - 230 690,000 3,000 460,000 2,000 Kopra 93 15 Pelangiran 7,136 82 - 7 7,129 165 6,817 147 7,129 8,157,548 1,219 8,309,923 1,219 Kopra 2,886 16 Sei Batang 20 - - - 20 - 20 - 20 31,420 1,571 31,420 1,571 Kopra 8 17 Tanah Merah 782 - - 4 778 1 777 - 778 860,200 1,100 854,700 1,100 Kopra 315 18 Tembilahan Hulu 951 - - 2 949 - 525 424 949 513,298 1,948 511,350 974 Kopra 384 19 Tembilahan 367 - - - 367 - 282 85 367 305,124 1,082 305,124 1,082 Kopra 149 20 Kuindra 1,035 - - - 1,035 - 327 708 1,035 508,865 1,519 496,713 1,519 Kopra 419 Jumlah 37,440 82 21 125 37,336 1,219 29,007 7,112 37,336 47,560,553 1,508 40,153,396 1,232 - 15,116 Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir, 2013

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 24 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Perkebunan kelapa dalam di Kabupaten Indragiri Hilir pada akhir tahun 2013 tercatat 384.267 Ha (± 10,5 % dari Luas Nasional), namun produktivitas kelapa dalam di Kab. Indragiri Hilir sebesar 1,14 ton/ha/tahun setara kopra, masih berada di bawah standar produktivitas kelapa (1,50 ton/ha). Rendahnya produktivitas lahan perkebunan kelapa dalam di Kabupaten Indragiri Hilir tidak terlepas dari kondisi tanggul pengaman perkebunan yang rusak dan saluran / parit yang tidak berfungsi secara normal. Kondisi tersebut mengakibatkan lahan perkebunan tergenang air dan ditambah lagi adanya intrusi air laut dan serangan hama sehingga tanaman kelapa menjadi rusak/tidak mau berbuah. Berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut belum membuahkan hasil seperti yang diinginkan. Pembangunan tanggul baik manual dan mekanis, peremajaan pohon kelapa tua, normalisasi saluran / parit dan pembangunan pintu klip sudah dilaksanakan namun belum maksimal hasilnya sehingga perlu adanya program penanganan lahan kritis / rusak secara terpadu dan terintegrasi dengan sektor lainnya termasuk system penganggaran dan mekanisme / teknis penanganan perlu dirumuskan secara bersama oleh seluruh stakeholders perkebunan kelapa.

4. Peternakan Pada dasarnya sektor peternakan akan terkait dengan populasi dan produksi ternak. Sektor peternakan di Kabupaten Indragiri Hilir pada umumnya diusahakan oleh rumah tangga dan masih merupakan usaha sampingan. Jenis peternakan yang dikembangkan adalah ternak besar antara lain ternak sapi, kambing, domba, dan unggas. Konsumsi terhadap hasil ternak di Kabupaten Indragiri Hilir cukup tinggi namun pemenuhan kebutuhan dari produksi peternakan lokal di Kabupaten Indragiri Hilir masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu perlu adanya terobosan bagi pengembangan peternakan di Kabupaten Indragiri Hilir mengingat potensi pasar yang cukup besar dan dapat disinergikan dengan pengembangan pertanian maupun perkebunan mengingat kotoran ternak yang dapat digunakan sebagai pupuk sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimiawi sekaligus akan mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 25 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) 2.3.1.2. Sektor Perikanan Kabupaten Indragiri Hilir memiliki sumber daya perikanan yang cukup potensial, baik perikanan perairan umum / sungai, rawa maupun perikanan laut. Seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir, memiliki perairan umum (rawa dan sungai) dan budidaya air tawar (kolam), serta diantaranya memiliki wilayah pesisir, yaitu : Kecamatan Pulau Burung, Kateman, Mandah, Gaung Anak Serka, Concong, Kuala Indragiri, Tanah Merah, Sungai Batang dan Reteh merupakan kecamatan yang memiliki potensi perikanan budidaya air payau, budidaya laut dan budidaya pantai. Keragaman jenis perikanan di Kabupaten Indragiri Hilir dihasilkan dari sumberdaya dan budidaya perikanan yang terdiri atas budidaya air tawar, budidaya air payau dan perikanan tangkap air laut.

1. Perikanan Tangkap Perairan laut Kabupaten Indragiri Hilir memiliki posisi yang strategis dimana berhadapan langsung dengan Selat Berhala dan Laut Cina Selatan yang diyakini banyak menyimpan kekayaan sumberdaya hayati, berupa ikan dan berbagai jenis hewan air serta tumbuhan laut lainnya. Sumberdaya ikan tersebut di atas antara lain adalah ikan pelagis dan demersal yang mempunyai nilai ekonomis penting. Ikan yang tergolong pelagis antara lain: tenggiri (Scomberomerus commersoni), tongkol (Euthynnus spp.), kembung (Rastrelliger spp.), selar (Selaroides spp.), belanak (Mugil spp.), gulamah (Sciaenidae spp.), kuwe (Caranx spp.), cumi (Loligo spp.), senangin (Polynemus spp.) dan ikan yang tergolong demersal yaitu: kakap (Lates calcarifer), bawal hitam (Formio niger), bawal putih (Pampus argenteus), pari (Trigonidae), kurau (Eleutheronema tetradactylum), kitang serta binatang yang berkulit keras yaitu: udang putih (Peneus semisulcatus), udang barong (Penulirus spp.), udang dogol (Metapenaeus spp.), rajungan (Portunus spp.), kepiting (Scylla serrata), udang nenek (Uratos guilla nepa sp.) dan masih banyak jenis ikan dan binatang lainnya. Selain dari perairan laut, potensi perikanan tangkap juga berasal dari perairan umum seperti sungai, danau, parit dan rawa dimana pada tahun 2013 sumberdaya perikanan tangkap dari perairan laut dan perairan umum menghasilkan produksi sebanyak 45,080,17 ton dengan jumlah tenaga kerja 9.074 KK.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 26 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) 2. Perikanan Budidaya Budidaya perikanan merupakan salah satu alternatif usaha bagi masyarakat di Indragiri Hilir. Adanya potensi hutan bakau dan kebun kelapa kritis yang luas di Indragiri Hilir mendorong masyarakat untuk mendapatkan penghasilan melalui usaha budidaya perikanan. Salah satu budidaya perikanan yang cukup menjanjikan adalah melalui tambak yang merupakan budidaya perikanan air payau. Pada tahun 2013, areal tambak seluas 1.404 Ha dapat menghasilkan produk ikan budidaya sebanyak 3.001 ton dengan jumlah rumah tangga yang terlibat adalah 1.439 KK. Kecamatan Reteh memiliki tambak yang terluas membudidayakan perikanan air payau yakni 650 Ha dengan melibatkan 40 rumah tangga dengan jumlah produksi mencapai 2.150 ton.

2.3.1.3. Sektor Kehutanan Pembangunan kehutanan mencakup semua upaya memanfaatkan sumber daya hutan secara optimal dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan ekologi dan sosial masyarakat untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat terutama masyarakat tempatan. Oleh karena itu potensi kehutanan harus diolah sebaik mungkin sebagai salah satu pendorong penting kegiatan ekonomi masyarakat. Pengembangan kehutanan harus melingkupi berbagai usaha pemanfaatan hutan secara maksimal dengan tidak mengabaikan aspek lingkungan hidup dalam arti luas, pada hakekatnya harus berprinsip dapat memberikan manfaat optimal jangka panjang, meliputi sistem dan manajemen pengelolaan kawasan hutan beserta isinya sebagai sumber pendapatan daerah dan masyarakat agar sejahtera dan berkeadilan. Namun pada kenyataannya banyak dijumpai kejanggalan-kejanggalan dalam sistem dan manajemen pengelolaan hutan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berdampak negatif bahkan sudah mencapai pada taraf “ancaman hari depan”. Untuk itu perlu adanya peninjauan terhadap sistem dan manajemen pengelolaan hutan beserta peraturan dan pengaturan yang berlaku baik langsung maupun yang saling terkait. Kabupaten Indragiri Hilir memiliki luas kawasan hutan yang sudah di tata batas adalah seluas 395.634, 94 Ha, dengan rincian sebagai berikut :

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 27 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Tabel 2.3 Luas Kawasan Hutan yang sudah di Tata Batas Tahun 2011Luas No Fungsi/Nama Kawasan (Ha) 1 Hutan lindung Pulau Airtawar, Pulau Bakung, Pulau Cawan, Pulau 34.973,05 Pisang 2 Hutan Produksi Sungai Gaung 217.634,62 3 Hutan Produksi Terbatas 54.731,34 4 Taman Nasional Bukit Tiga Puluh 24.761,92 5 Kawasan Hutan Bakau 63.534,01

Sumber : Inhil Dalam Angka 2012

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 28 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Secara umum, kebijakan sistem pengelolaan kawasan hutan selama ini adalah untuk kepentingan pengembangan industri agribisnis khususnya komoditi perkebunan yang dikelola dengan kemitraan pola PIR, perkebunan besar swasta (PBS) dan perkebunan rakyat swadaya, terutama pada kawasan hutan konversi. Tetapi sayangnya sasaran peningkatan kesejahteraan petani/masyarakat masih belum dapat tercapai, bahkan kemiskinan terbanyak justru berada di pedesaan terutama masyarakat desa tradisional Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan pendapatan utama dari usaha perkebunan. Sebaliknya tidak sedikit kawasan hutan konversi dikuasai secara berlebihan oleh beberapa perusahaan perkebunan swasta, perorangan dan pemodal besar, sedangkan masyarakat petani pedesaan hanya mampu menguasai luas lahan usaha perkebunan terbatas rata-rata kurang dari 2 hektar setiap kepala keluarga.

2.3.1.4. Sektor Pertambangan Sumberdaya mineral merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan keberadaannya terikat pada ruang tertentu serta mempunyai jumlah yang terbatas di alam. Apabila sumberdaya tersebut dikelola dengan baik dapat berperan sebagai modal dasar pembangunan. Sumberdaya mineral merupakan salah satu andalan utama bagi sumber pendapatan dalam mendukung pendapatan daerah. Namun dalam pelaksanaannya, merupakan bagian dalam kerangka pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan dijalankan melalui kegiatan pertambangan yang berwawasan lingkungan. Struktur geologi di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir terjadi karena adanya aktivitas tektonik zaman karbon sampai dengan Resen, maka terdapat kemungkinan terbentuknya potensi bahan galian. Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai potensi sumberdaya mineral cukup besar antara lain batubara, granit, pasir, pasir sungai, pasir kuarsa, tanah liat, kaolin, gambut dan tanah urug.

Usaha Pertambangan Umum di Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilaksanakan oleh perusahaan jika perusahaan sudah memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang terdiri dari IUP Ekplorasi dan IUP Operasi Produksi Izin-izin terkait lainnya. Sampai saat ini untuk kegiatan pertambangan terdapat 14 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kabupaten Indragiri Hilir.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 29 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) 2.3.1.5. Sektor Industri Dengan semakin meningkatnya pemanfaatan lahan untuk berbagai komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan telah mendorong terciptanya berbagai peluang pengembangan industry pengolahan antara lain pengembangan industry tanaman pangan berupa pengolahan minuman dari buah-buahan dengan bahan baku jeruk dan nenas serta industry berbahan baku tanaman pangan lainnya. Peluang lainnya berupa industri pengolahan terpadu berbahan baku kelapa dengan jenis produksi berupa minyak, bungkil, sabut kelapa, arang tempurung (karbon aktif), nata de coco, meubel dan produksi industri hilir lainnya. Industry ini berorientasi ekspor dengan negara tujuan Singapura dan Malaysia, terutama untuk dikembangkan menjadi perabot rumah tangga, selain itu terdapat industri pengolahan kelapa sawit yang berkembang dengan pesatnya, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di Kabupaten Indragiri Hilir. Saat ini sedang dipersiapkan Kawasan Industri Kuala Enok dengan luas 880 Ha yang lokasinya sangat strategis berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan dimana sudah dibangun Pelabuhan Samudera Kuala Enok. Kawasan ini memiliki prospek pengembangan yang sangat besar bagi industry pembekuan (cold storage) ikan dan udang, minyak ikan dan tepung udang, minyak jagung bungkil kopra, pengolahan kelapa sawit, margarine, stearin, oleic acid, fatty alcohol.

2.3.1.6. Sektor Pariwisata Potensi wisata di Kabupaten Indragiri Hilir berupa wisata alam, religi, budaya dan belanja, namun masih memerlukan pengembangan dan penataan lebih lanjut baik dari segi infrastruktur maupun kondisi objek yang bersangkutan. Di Kecamatan Tembilahan terdapat obyek wisata belanja seperti Pasar Pajak atau lebih dikenal PJ pada masa jayanya sekitar tahun 80-an dan hingga saat ini masih menjadi trend mark dan primadona belanja di Tembilahan.

Khusus untuk obyek wisata Air Terjun 86 dan Air Terjun Tembulon Rusa yang terletak di Kecamatan Kemuning telah dilakukan Penyusunan Masterplan (Tahun 2013) untuk pengembangan taman wisata alam. Selanjutnya, pada masa yang akan datang diharapkan daya tarik obyek-obyek wisata di Kabupaten Indragiri Hilir dapat menarik wisatawan sehingga dapat menjadi sumber pendapatan daerah.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 30 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Tabel 2.4 Jenis, Lokasi, Luas, Waktu Tempuh dan Kondisi Objek Wisata di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2013

Jarak N Tempuh dari Kondis Jenis Objek Wisata Lokasi o Ibukota / i Transportasi A WISATA ALAM . 1 Pantai Solop Kec. Mandah ± 45 Menit / Laut Baik . 2 Air Terjun Tembulon Rusa Kec. Kemuning ± 4 Jam / Darat Jalan . Setapak 3 Air Terjun Selensen Salak Kec. Kemuning ± 4 Jam / Darat Jalan . Setapak 5 Air Terjun 86 Kec. Kemuning ± 5 Jam / Darat Jalan . Setapak 6 Bukit Berbunga Kec. Kemuning ± 5 Jam / Darat Jalan . Setapak 7 Wisata Agro Kec. Tbh Hulu, ± 25 Menit / Darat Baik . Tempuling ± 45 Menit / Darat Kemuning ± 4 Jam / Darat B WISATA RELIGI . 1Makam Syech H. Abdulrahman Hidayat Sapat ± 25 Menit / Laut Baik . Siddik 2Makam Syech H. Abdulrahman Kec. Keritang ± 3 Jam / Darat Baik . Yakup C WISATA BELANJA . 1Pasar Pajak /Pasar Jongkok (PJ) Kecamatan ± 10 Menit / Darat Baik . Tembilahan D WISATA BUDAYA . 1 Gema Muharram Kec. Tembilahan ± 15 Menit / Darat . 2 Grebeg Suro Kec. Kempas ± 60 Menit / Darat . 3 Pacu Sampan Leper Kec. ± 20 Menit / Darat . Tembilahan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 31 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Jarak N Tempuh dari Kondis Jenis Objek Wisata Lokasi o Ibukota / i Transportasi Lomba4 Selodang Kec. Gaung ± 60 Menit / Laut . Menongkah5 Kec. Tanah Merah ± 45 Menit / Laut . Festival6 Bumi Serumpun Kec. Tembilahan ± 15 Menit / Darat . Ajang7 Pemilihan Bujang dan Dara Kec. Tembilahan ± 15 Menit / Darat . Inhil

Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Indragiri Hilir, 2013

2.4. KONDISI DEMOGRAFI DAN URBANISASI

2.4.1. Jumlah dan Distribusi Penduduk Berdasarkan data statistik yang ada, diketahui jumlah penduduk Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2012 adalah sebanyak 689.938 jiwa (Kabupaten Inhil Dalam Angka 2013). Dari jumlah penduduk tersebut terdiri dari 170.762 Kepala Keluarga (Rumah Tangga). Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir tergolong amat rendah, yaitu 84,80 jiwa per Km² dan rata-rata anggota keluarga sebanyak 4 jiwa.

Pada umumnya distribusi penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir cukup merata untuk setiap wilayah kecamatan. Distribusi penduduk yang paling tinggi berada di Kecamatan Gaung Anak Serak, dengan distribusi penduduk sekitar 10,50 5 atau 71.193 jiwa. Selain itu, untuk memudahkan pergerakan, maka penduduk juga memilih untuk membangun rumah yang berada di sekitar tepi jalan dan tepi sungai/parit.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 32 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Tabel 2.5. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2012

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk No. Kecamatan Luas (Ha) (Jiwa) (Jiwa/Km2)

1 Kemuning 94,642 64,029 67.65

2 Reteh 53,183 43,991 82.72

3 Enok 44,941 34,340 76.41

4 Tanah Merah 47,660 31,201 65.47

5 Kuala Indragiri 71,495 19,469 27.23

6 Tembilahan 15,164 72,446 477.75

7 Tempuling 75,287 30,768 40.87

8 Batang Tuaka 39,118 27,412 70.08

9 Gaung Anak Serka 64,995 22,237 34.21

10 Gaung 207,617 40,164 19.35

11 Mandah 174,273 40,185 23.06

12 Kateman 48,781 45,630 93.54

13 Kemuning 104,984 30,887 29.42

14 Tembilahan Hulu 13,899 44,451 319.81

15 Pulau Burung 58,050 22,474 38.71

16 Pelangiran 85,396 43,838 51.33

17 Teluk Balengkong 42,774 16,794 39.26

18 Concong 26,348 13,340 50.63

19 Kempas 58,453 33,959 58.10

20 Sungai Batang 40,489 12,323 30.44

Jumlah 1,367,551 689,938 84.80 Sumber : BPS Indragiri Hilir Dalam Angka Tahun 2013

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 33 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) 2.4.2. Tingkat Perkembangan Penduduk Perkembangan penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir meningkat pesat sejak tahun 1990 yang hanya berjumlah 426.196 jiwa (RUTR Kab. Indragiri Hilir : 1992), tahun 1995 sebanyak 567.864 jiwa (BPS Kab. Ingriri Hilir : 1994 – 1997), pada tahun 2001 sebanyak 542.226 jiwa (Kabupaten Inhil Dalam Angka 2002), tahun 2006 sebanyak 647.512 jiwa (Kabupaten Inhil Dalam Angka 2007), sebanyak 658.178 jiwa pada tahun 2007 (Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2008) dan menjadi sebanyak 670.834 jiwa pada tahun 2008 (Kabupaten Indragiri Hilir dalam Angka 2009).

Bagan 2-1. Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2012 (jiwa)

Sumber : Analisis data BPS, Kabupaten Dalam Angka 2013

Dari perkembangan jumlah penduduk tersebut maka laju pertumbuhan penduduk rata- rata per tahun selama kurun waktu 13 tahun terakhir (1990-2003) adalah 10.718 jiwa per tahun, atau sebesar 2.24 % per tahun. Jika dilihat secara periodik pertumbuhan penduduk dari hasil Sensus Penduduk 2000 berjumlah 555.666 jiwa Jika dibandingkan dengan Sensus Penduduk 1990 sebanyak 477.276 jiwa, sehingga angka pertumbuhannya sebesar 1.58%. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir sedikit mengalami penurunan jika dibanding dengan pertumbahan penduduk periode tahun 1980-1990 sebesar 1.83 %.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 34 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2010 adalah 662.185 jiwa (RTRW 2011-2031) dan tahun 2011 sebanyak 685.698 jiwa (INHIL dalam Angka 2012) sehingga rata-rata pertumbuhan penduduk adalah 20.361 jiwa per tahun, atau sebesar. 3.577 % per tahun. Dari tahun 20011-2012, pertumbuhan penduduk pertahun Kabupaten Indragiri Hilir adalah 0,618% atau meningkat sebesar 4.240 jiwa per tahun. Dari dua tahun tersebut diambil pertumbuhan rata-rata sebesar 2.093% pertahun. Untuk lebih jelasnya tentang perkembangan penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir dapat dilihat tabel berikut.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 35 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Tabel 2-6. Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2007-2012

JUMLAH PENDUDUK KEPADATAN No. KECAMATAN LUAS (H A) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 (Jiwa/Km2) 1 Keritang 94,642 59,469 60,610 61,743 61,433 63,636 64,029 67.65 2 Reteh 53,183 46,883 48,054 48,952 42,111 43,722 43,991 82.72 3 Enok 44,941 36,557 37,259 37,956 32,968 34,129 34,340 76.41 4 Tanah Merah 47,660 35,007 35,679 36,346 29,948 31,009 31,201 65.47 5 Kuala Indragiri 71,495 21,379 21,550 21,953 18,688 19,349 19,469 27.23 6 Tembilahan 15,164 64,128 65,324 66,545 69,524 72,001 72,446 477.75 7 Tempuling 75,287 27,553 28,144 28,670 29,534 30,579 30,768 40.87 8 Batang Tuaka 39,118 24,570 25,140 25,610 26,317 27,244 27,412 70.08 9 Gaung Anak Serka 64,995 23,282 23,735 24,179 21,339 22,100 22,237 34.21 10 Gaung 207,617 42,422 43,359 44,170 38,559 39,918 40,164 19.35 11 Mandah 174,273 48,207 48,442 49,327 38,568 39,938 40,185 23.06 12 Kateman 48,781 46,153 47,288 48,172 43,813 45,350 45,630 93.54 13 Kemuning 104,984 14,835 15,278 15,564 29,656 30,697 30,887 29.42 14 Tembilahan Hulu 13,899 36,281 36,985 37,676 42,654 44,177 44,451 319.81 15 Pulau Burung 58,050 14,848 30,934 31,512 21,585 22,335 22,474 38.71 16 Pelangiran 85,396 30,408 31,717 32,310 42,132 43,568 43,838 51.33 17 Teluk Balengkong 42,774 31,206 15,095 15,377 16,124 16,690 16,794 39.26 18 Concong 26,348 13,302 13,620 13,875 12,804 13,258 13,340 50.63 19 Kempas 58,453 28,259 28,956 29,497 32,602 33,750 33,959 58.10 20 Sungai Batang 40,489 13,429 13,665 13,920 11,826 12,248 12,323 30.44 Jumla h 1,367,549 658,178 670,834 683,354 6 6 2 ,1 8 5 6 8 5 ,6 9 8 6 8 9 ,9 3 8 84.80 Sumber : INHIL DALAM ANGKA & RTRW 2011-2031

2.4.3. Proyeksi Jumlah Penduduk Proyeksi jumlah penduduk dihitung berdasarkan tingkat laju pertambahan penduduk yang dihitung berdasarkan peningkatan jumlah penduduk selama 2 tahun terakhir yang dianggap stabil. Hal ini dikarenakan dalam 5 tahun terakhir terjadi fluktuasi yang sangat bervariatif hingga pertumbuhan minus di sebagian kecamatan yang berarti terjadi migrasi/perpindahan penduduk dari wilayah tersebut. Dengan memperhatikan karakter laju pertumbuhan penduduk menurut masing-masing kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, dan jumlah penduduk tahun dasar prediksi adalah jumlah penduduk mutakhir yang ada yaitu tahun 2012, prediksi tahun 2013 maka dihitung prediksi jumlah penduduk sampai tahun 2018.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 36 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) Tabel 2-7. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2018 s/d 2018

Basis Data PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK 5TH No. KECAMATAN LUAS (HA) LPP (%) 2013 2012 2014 2015 2016 2017 2018 1 Keritang 94.642 2,113 64.029 65.382 66.763 68.174 69.614 71.085 72.587 2 Reteh 53.183 2,232 43.991 44.973 45.977 47.003 48.052 49.125 50.222 3 Enok 44.941 2,081 34.340 35.055 35.784 36.529 37.289 38.065 38.857 4 Tanah Merah 47.660 2,092 31.201 31.854 32.520 33.200 33.895 34.604 35.328 5 Kuala Indragiri 71.495 2,090 19.469 19.876 20.291 20.715 21.148 21.590 22.041 6 Tembilahan 15.164 2,101 72.446 73.968 75.523 77.110 78.730 80.385 82.074 7 Tempuling 75.287 2,089 30.768 31.411 32.067 32.737 33.421 34.119 34.832 8 Batang Tuaka 39.118 2,080 27.412 27.982 28.564 29.159 29.765 30.385 31.017 9 Gaung Anak Serka 64.995 2,104 22.237 22.705 23.183 23.670 24.168 24.677 25.196 10 Gaung 207.617 2,081 40.164 41.000 41.853 42.724 43.613 44.521 45.448 11 Mandah 174.273 2,096 40.185 41.027 41.887 42.766 43.662 44.577 45.512 12 Kateman 48.781 2,074 45.630 46.576 47.542 48.528 49.534 50.561 51.610 13 Kemuning 104.984 2,075 30.887 31.528 32.182 32.850 33.532 34.228 34.938 14 Tembilahan Hulu 13.899 2,106 44.451 45.387 46.343 47.320 48.316 49.334 50.373 15 Pulau Burung 58.050 2,059 22.474 22.937 23.409 23.891 24.383 24.885 25.398 16 Pelangiran 85.396 2,025 43.838 44.726 45.631 46.555 47.497 48.459 49.440 17 Teluk Balengkong 42.774 2,078 16.794 17.143 17.499 17.863 18.234 18.613 18.999 18 Concong 26.348 2,093 13.340 13.619 13.904 14.195 14.492 14.796 15.105 19 Kempas 58.453 2,081 33.959 34.666 35.387 36.124 36.875 37.643 38.426 20 Sungai Batang 40.489 2,101 12.323 12.582 12.846 13.116 13.392 13.673 13.961 Jumlah 1.367.549 2,093 689.938 704.396 719.158 734.229 749.615 765.325 781.364

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 37 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

2.5. ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD DAN RTRW KABUPATEN/KOTA

Dalam analisis kegiatan ekonomi, pembahasan akan dilakukan terhadap peran dan pengaruh Kabupaten Indragiri Hilir pada sistem ekonomi regional, perkembangan dan struktur ekonomi, aliran dan pola pergerakan barang dan jasa serta pengembangan kegiatan ekonomi dan investasi.

2.5.1. Kondisi Sosial A. Indeks Pembangunan Manusia Paradigma pembangunan manusia dikaitkan dengan upaya untuk memanusiakan masyarakat dalam jati diri pembangunan (people-centered development). Di sini, penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimated end), sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal means) untuk mencapai tujuan pembangunan itu sendiri.

Secara praktikal, pembangunan manusia dapat diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM adalah suatu indeks komposit yang digunakan untuk mengukur tingkat pembangunan manusia. IPM terdiri atas empat komponen indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli/purchasing power parity (PPP).

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa IPM Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2012 mencapai sebesar 76.15 poin atau masih berada dibawah angka rata-rata IPM Provinsi Riau yang pada tahun 2012 mencapai sebesar 76.90. Perincian perbandingan komponen-komponen IPM Kabupaten Indragiri Hilir dengan angka rata-rata Provinsi Riau selanjutnya ditampilkan pada tabel IV.6 serta diuraikan dalam poin-poin berikut ini;  Rata-rata tingkat harapan hidup pada tahun 2012 mencapai selama 71,88 tahun atau berada diatas angka rata-rata Provinsi Riau yang mencapai selama 71,69 tahun  Rata-rata melek huruf pada usia dewasa pada tahun 2012 mencapai sebesar 99.18 persen atau berada diatas angka rata-rata Provinsi Riau yang mencapai sebesar 98,45 persen

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 38 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)  Rata-rata lama pendidikan yang dinikmati oleh penduduk pada tahun 2012 mencapai selama 7,63 tahun atau berada dibawah angka rata-rata Provinsi Riau yang mencapai selama 8,64 tahun  Tingkat pengeluaran rata-rata penduduk pertahun pada tahun 2012 mencapai sebesar Rp.650.91 per tahun atau berada dibawah angka rata-rata Provinsi Riau yang mencapai selama Rp.654.48.

Jika dilihat dari posisi IPM Kabupaten Indragiri Hilir diantara kabupaten/kota di Provinsi Riau maka terlihat posisinya berada pada urutan keempat setelah Kota , Kota dan Kabupaten Siak. Tabel 2-8. Perbandingan IPM Kabupaten Indragiri Hilir dan Riau Tahun 2012 No KETERANGAN Indragiri Hilir Riau 1 Usia harapan hidup (tahun) 71.88 71.69 2 Melek huruf dewasa (%) 99.18 98.45 3 Rata-rata lama pendidikan (tahun) 7.63 8.64 4 Pengeluaran per kapita (Rp.000,-) 650.91 654.48 5 IPM 76.15 76.90 Sumber Data : BPS Provinsi Riau,

B. Kemiskinan Selama periode tahun 2008 sampai tahun 2012 telah terjadi penurunan angka kemiskinan yang cukup signifikan di Kabupaten Indragiri Hilir, walaupun masih terjadi peningkatan temporer pada golongan masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan. Pada tahun 2008, jumlah masyarakat miskin di Kabupaten mencapai sejumlah 92,390 jiwa atau 13.19 persen dari jumlah penduduk yang kemudian menurun menjadi sejumlah 53.800 jiwa atau 7,81 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2012.

Tabel 2-9 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Indragiri Hilir

Tahun Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin Persentase Kemiskinan 2008 217.031 92,390 13,19 2009 219.841 80,600 11,11 2010 238.707 62,400 9,41 2011 261.927 52,800 7,65 2012 287.406 53,800 7,81

Sumber Data : BPS Indragiri Hilir, 2013

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 39 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) C. Ketenagakerjaan Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan. Tingginya angkatan kerja di suatu daerah secara langsung dapat menggerakan perekonomian daerah tersebut. Hal sebaliknya dapat mengakibatkan timbulnya masalah sosial. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase angkatan kerja yang bekerja dan distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna dalam melihat prospek ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benar-benar digerakan oleh produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh faktor lain. Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan penduduk sangat menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak (peningkatan kemampuan daya beli). Tabel 2-10 Penduduk yang Termasuk Angkatan Kerja, Bekerja, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2010-2013

KETERANGAN 2010 2011 2012 2013 Angkatan Kerja 310.586 320.285 312.996 334.685 Bekerja 293.791 304.919 304.792 324.506 Pengangguran 16.795 15.366 8.204 10.179 TPT 5.41 4.8 2.62 3.04 TPAK 66.40 63.52 69.39 Sumber Data : Berita Resmi Statistik Agustus 2010-2013, BPS Provinsi Riau, Diolah

Berdasarkan data BPS Provinsi Riau tahun 2009-2013, terlihat bahwa jumlah penduduk angkatan kerja di Kabupaten Indragiri Hilir cenderung mengalami peningkatan, dari sebesar 310.586 jiwa pada tahun 2010 menjadi sebesar 334.685 jiwa pada tahun 2013. Demikian juga dengan Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK) yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. TPAK mengalami peningkatan dari sebesar 66.40 persen pada tahun 2012 menjadi sebesar 69.39 pada tahun 2013. Sedangkan tingkat pengangguran justru mengalami fluktuasi, dari sebesar 5,41 persen pada tahun 2010 turun menjadi sebesar 4,8 persen dan 2,62 persen pada tahun 2011 dan 2012 serta kembali meningkat menjadi sebesar 3.04 persen pada tahun 2013.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 40 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) 2.5.2. Kondisi Ekonomi A. Peran dan Pengaruh Kabupaten Indragiri Hilir pada Sistem Ekonomi Regional Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai peran yang potensial bagi sistem ekonomi regional di Provinsi Riau dan sekitarnya. Pengaruh ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir secara sektoral sangat mencolok di sektor perkebunan. Tanaman perkebunan yang merupakan tanaman perdagangan yang cukup potensial di daerah ini adalah kelapa dalam, kelapa hibrida, kelapa sawit, karet, sagu, kopi, kakao, pinang, dan aneka tanaman. Luas tanaman perkebunan perkebunan pada tahun 2010 adalah seluas 629.417 ha dengan produksi 2.095.194 ton.

B. Perkembangan dan Struktur Ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir Dilihat dari kontribusi sektoral terhadap pertumbuhan PDRB Tahun 2010, maka sektor Pertanian 48,31% atau Rp. 9.042.384,80 milyar menjadi yang terbesar kemudian diikuti oleh industri pengolahan sebesar 24,82% atau sebesar Rp. 4.078.029,93 milyar, kemudian sektor Perdagangan 12,13% atau sebesar Rp. 2.228.515,13 milyar dan sektor Jasa-jasa 0,67% atau Rp. 1.249.684,25 milyar. Keempat sektor inilah yang menyumbang lebih dari 80% terhadap PDRB Kabupaten Indragiri Hilir.

Hal ini menunjukkan kenaikan terhadap capaian PDRB pada tahun-tahun sebelumnya, yakni pada tahun 2008 sebesar Rp. 11.835.210,77 milyar dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 14.968.670,58 milyar. Sektor perkebunan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir. Berbagai komoditas tanaman perkebunan yang telah dikembangkan selama ini adalah kelapa lokal, kelapa hibrida, kelapa sawit, karet, kopi, coklat dan pinang. Potensi industri pengolahan kelapa sawit berserta potensi hasil kelapa sawit merupakan sektor ekonomi strategis yang memberikan keunggulan kompetitif dengan wilayah lain di Provinsi Riau. Pertumbuhan produktivitas kelapa sawit di Kabupaten Indragiri Hilir dari tahun 2006 hingga 2010 meningkat hingga 68,74%.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 41 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021)

Tabel 2-11. PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Sektor Tahun 2006- 2010 (Jutaan Rupiah

Tabel 2-12. PDRB Kabupaten Indragiri Hilir Atas Dasar Harga Konstan Menurut Sektor Tahun 2006- 2010 (Jutaan Rupiah

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 42 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021 RPIJM KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (2015 – 2021) BAB II. PROFIL KABUPATEN INDRAGIRI HILIR ...... 10 2.1. Wilayah Adminstrasi...... 10 2.2. Kondisi Topografi ...... 12 2.3. Potensi Wilayah Kabupaten/Kota...... 20 2.4. Kondisi Demografi dan Organisasi...... 32 2.5. Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten/Kota ………………………………………………………………38

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) 43 Kabupaten Indragiri Hilir 2015-2021