82 p-ISSN 2338-980X Elementary School 8 (2021) 82 – 96 e-ISSN 2502-4264 Volume 8 nomor 1 Januari 2021

TINGKAT PERBEDAAN KEMAMPUAN BTAQ METODE IQRO’ DAN UMMI PADA SISWA SD WIROBRAJAN II

Sri Agustinawati1, Adhy Pratomo Yunianto H2, Nawari3 , Aris Fauzan4. SD Muhammadiyah Wirobrajan II Yogyakarta, Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

Diterima : 13 November 2020 Disetujui : 15 Desember 2020 Dipublikasikan : Januari 2021

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis kondisi nyata hasil belajar siswa SD Muhammadiyah Wirobrajan II dalam menerapkan metode Iqro’, (2) menganalisis kondisi nyata hasil belajar siswa SD Muhammadiyah Wirobrajan II dalam menerapkan metode Ummi, (3) mengetahui adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa SD Muhammadiyah Wirobrajan II antara setelah menerapkan metode Iqro’ dengan setelah menerapkan metode Ummi, dan (4) Mengukur keunggulan hasil belajar antara metode Iqro’ dengan metode Ummi. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif dan deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian adalah siswa SD Muhammadiyah Wirobrajan II Yogyakarta. Pengumpulan data antara lain menggunakan penilaian praktik, dokumentasi, wawancara, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif kuantitatif dan analisis komparasi uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) analisis t-tes menunjukkan bahwa thitung= 17,687 lebih besar dibanding ttabel= 1,988. (thitung> ttabel(5%) = 17,687 > 1,988) yang artinya ada perbedaan yang signifikan kemampuan siswa SD Muhammadiyah Wirobrajan II dalam belajar membaca al- menggunakan metode Iqro’ dengan metode Ummi. 2) rerata metode Ummi 87,61 lebih besar dari rerata metode Iqro 82,17, yang berarti metode Ummi jauh lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan baca al-Quran dibandingkan metode Iqro’. Kata Kunci : kemampuan, al-Quran, Iqro’, Ummi.

Abstract The objectives of this study are : (1) to analyze the real condition of students’achievements in SD Muhammadiyah Wirobrajan II in implementing Iqro method,(2) To analyze the real condition of students’ achievements in SD Muhammadiyah Wirobrajan II in implementing Ummi Method, (3) to examine whether thereis asignificant difference or not between the students’ ability after they implement Iqro’ and Ummi Method at SD Muhammadiyah Wirobrajan II, and (4) to measure whichmethod is better between Iqro and Ummi Method to enhance the students’ abilityto read al- Quran. This study constitutes a comparative and descriptive quantitative research.The subjects of this studyare students at SD Muhammadiyah Wirobrajan II Yogyakarta. The data gathering methods use practice scores, documentation, interview and questionnaires. The data analysis techniques utilize quantitative descriptive statistics and t test analysis. The research findings show that 1) the t-tes analysis indicates that t calculated = 17,687 is bigger than t table = 1,988. (t calculated > t table (5%) =17,687 > 1,988). This means that there is a significant difference between students who implement Iqro and Ummi methods. 2) The average score of students that use Ummi method is 87,61. This score is more than the average score of students that implement Iqro method 82,17. This means that Ummi method is better than Iqromethod to improve the students’ ability to read al-Quran. Keywords: the ability to read Al Quran, Al Quran, Iqro method, Ummi Method Coresponding Author [email protected], [email protected] SD Muhammadiyah Wirobrajan II Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

Sri A, Adhy P. Y. H, Tingkat Perbedaan Kemampuan BTAQ Metode Iqro’ Dan Ummi Pada Siswa SD Muhammadiyah.... 83

PENDAHULUAN belum menemukan metode yang tepat untuk Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada dirinya agar mampu menguasai membaca Al- tahun 2013 menyebutkan tingginya angka Quran dengan mudah dan cepat umat Islam yang tidak dapat membaca Al- (muslimobsession, 2020). Quran mencapai 54 persen dari total populasi Bila bicara tentang faktor yang dapat umat Islam di Indonesia (Republika, 2020). berpengaruh terhadap kemampuan individu Hal ini masih lebih sedikit dari hasil riset dalam membaca al-Quran, maka akan didapati yang dilakukan Perguruan Tinggi Ilmu al- diberbagai teori-teori pendidikan yang Quran (PTIQ) Jakarta yang menyebutkan membahas tentang belajar dan pembelajaran. sebanyak 65 persen umat Islam di Indonesia Dalam teori tersebut akan dijumpaifaktor tidak dapat membaca al-Quran. yang mempengaruhi hasil belajar atau prestasi Penyebab tingginya angka buta aksara belajar. Faktor tersebut diantaranya faktor al-Quran umat Islam ini menurut rektor PTIQ internal dan faktor eksternal peserta didik. Jakarta Prof. Nazaruddin Umar, disebabkan Faktor internal dipengaruhi karena kondisi masih sedikitnya stok mushaf Al-Quran yang fisik seperti kondisi badan yang cacat disediakan pemerintah untuk didistribusikan misalnya, atau kondisi tubuh yang sedang ke masyarakat. Bila kebutuhan al-Quran Rp 2 sakit, pengaruh kelenjar ataupun syaraf, dan juta per tahun, ternyata mushaf yang baru sejenisnya. Faktor internal yang dipengaruhi diproduksi Rp 300 ribu per tahun. Selain itu, karena kondisi psikis seperti kecerdasan, Indonesia masih kekurangan guru ngaji yang afektif, ataupun kepribadian (Sri Rumini, dkk. terdistribusikan ke daerah-daerah pelosok dan 1997). Sedangkan faktor eksternal pun dapat terpencil. Kurangnya tenaga pengajar al- memberi sumbangsih yang mempengaruhi Quranyang tersebar di kampung-kampung hasil belajar peserta didik seperti kepedulian pelosok dan terpencil ini diduga salah satu orang tua terhadap pendidikan agama penyebabnya banyak yang melanjutkan studi anaknya, kondisi masyarakat yang kurang atau mencari nafkah/bekerja didaerah mendukung untuk belajar agama, tidak perkotaan. adanya aktivitas Baca Tulis Al-Quran Selain dari faktor eksternal yang (BTAQ) di kampung atau tempat tinggal si bersifat teknis ternyata penyebab tingginya peserta didik, termasuk metode pembelajaran angka buta aksara al-Quran ini juga yg digunakan pun bagian faktor yg cukup dipengaruhi oleh unsur gengsi yang tumbuh mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar dari individu orang Islam itu sendiri. Hal ini peserta didik. diungkapkan Ketua Pusat Kerja Sama dan Berdasar temuan hasil data riset dan Kewirausahaan UIN Sunan Gunung Djati paparan teoritis kemungkinan penyebab Tajul Arifin (Pikiran Rakyat, 2020) tingginya angka umat Islam Indonesia yang ”Ada perasaan enggan atau gengsi ketika tidak dapat membacaal-Quran, mendorong remaja atau pemuda memulai belajar pemerintah, instansi swasta, maupun mandiri membaca huruf hijaiyah. Demikian pula perseorangan untuk menggiatkan program dengan bapak-bapak yang juga gengsi penghapusan atau setidaknya pengurangan sehingga namanya majelis taklim hampir angka buta aksara al-Quran di 100% diikuti oleh kaum ibu.” Indonesiadengan salah satu upayanya yaitu Namun ada hal yang menarik untuk mengajarkan program BTAQ baik di diketahui bahwa ternyata menurut Ahmad lingkungan masyarakat melalui masjid, Farid Hasan, penyebab tingginya angka umat Taman Pendidikan al-Quran (TPA) dan Islam tidak dapat membaca al-Quran majlis-majlis taklim, atau melalui privat disebabkan faktor siswa atau masyarakat mandiri dan lembaga, ataupun melalui

Elementary School 8 (2021) 82 – 96 84 lembaga pendidikan sekolah dengan sumber belajar dalam suatu lingkungan memasukkannya sebagai program belajar (Surtikanti & Sri Hartini. 2009; Pane, intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler A., & Dasopang, M. D. Desember 2017). sekolah. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat Di Yogyakarta sendiri sekolah-sekolah ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran yayasan berbasis agama Islam cukuplah adalah proses interaksi antara pendidik banyak seperti sekolah Muhammadiyah, dengan peserta didik untuk memberikan Ma’arif NU, sekolah Islam Terpadu dan wawasan baru bagi peserta didik dengan sekolah Islam lainnya.Sekolah-sekolah menggunakan bahan ajar dan strategi tertentu yayasan Islam tersebut dapat dipastikan dalam suatu lingkungan belajar. didalam kurikulumnya menerapkan program Pendapat para ahli pun memberikan BTAQ. Sebagai contohnya adalah SD pengertian tentang metode pembelajaran. Muhammadiyah Wirobrajan II yang Pendapat pertama, metode pembelajaran beralamat di Pakuncen Wirobrajan Kota adalah cara guru menyampaikan materi Yogyakarta. Hal yang menarik untuk pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan dilakukan penelitian pada sekolah dasar ini tertentu (Suprayekti. 2003). Metode diantaranya: pertama, sekolah ini menjadikan pembelajaran juga diartikan sebagai cara BTAQ sebagai program intra sekolah. Kedua, atau pola yang khas dalam memanfaatkan SD Muhammadiyah Wirobrajan menerapkan berbagaiprinsip dasar pendidikan serta dua metode pembelajaran BTAQ yaitu berbagai teknik dan sumberdaya terkait metode Iqro dan metode Ummi. Dari lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada penerapan dua metode yang berbeda dengan diri pembelajar Pendapat lain pengertian sejumlah sampel siswa yang sama tersebut, metode pembelajaran adalah suatu menarik bagi peneliti untuk meneliti dan pengetahuan tentang cara – cara mengajar mengukur sejauhmana perbedaan dan yang digunakan oleh guru / instruktur (Zaky. efektifitas yang akseleratif antar kedua 2020; Ahmadi, A. 1997). Berdasar metode BTAQ yang diterapkan. pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan BTAQ merupakan bagian dari proses bahwa pengertian metode pembelajaran pembelajaran menggunakan metode yang adalah cara yang digunakan oleh pembelajar dipilih oleh guru untuk tercapainya tujuan (guru) dalam menyampaikan materi pembelajaran. Bila merujuk pada apa kata ahli pengajaran kepada obyek belajar (siswa) tentang pembelajaran, maka dapat diketahui untuk mencapai tujuan belajar yang telah bahwa pembelajaran merupakan proses dirumuskan. Efektifitas Pembelajaran sangat belajar mengajar yang aktif, terintegrasi, dan dipengaruhi oleh metode yang digunakan, konstruktif yang dipengaruhioleh faktor- sehingga kemampuan pendidik untuk memilih faktor sosial dan kontekstual (Idris Hatta & metode pembelajaran yang sesuai dengan Djumadi. 2009). Lebih lanjut dijelaskan perkembangan dan karakteristik peserta didik bahwa pembelajaranpada dasarnya adalah akan berpengaruh pada keberhasilan proses proses penambahan informasi dan pengajaran. kemampuan baru bagi siswa. Pengertian lain Pada penelitian ini pembahasan tentang dari pembelajaran adalah proses metode pembelajaran di fokuskan pada penyampaian materi pengajaran (Idris Hatta metode pembelajaran al-Quran. Di Indonesia, & Djumadi. 2009). Pembelajaran juga mengenal ada berbagai macam metode diartikan sebagai proses interaksi peserta pembelajaran al-Quran. Setidaknya ada 5 didik dengan pendidik, di dalamnya ada metode pembelajaran al-Quran dari Indonesia bahan pelajaran, metode penyampaian, dan yang sudah mendunia (Nasrudin. 2018).

Sri A, Adhy P. Y. H, Tingkat Perbedaan Kemampuan BTAQ Metode Iqro’ Dan Ummi Pada Siswa SD Muhammadiyah.... 85 diantaranya adalah: (a) metode Qiroati Ummi serta waqaf ibtida, buku gharib dan semarang yang disusun oleh KH. Dachlan buku , yang semuanya harus dikuasai Salim Zarkasyi pada tahun 1963; (b) metode jika ingin ikut munaqosah dan wisuda Ummi. Iqro’ Yogyakarta, yang merupakan metode Bila di sejajarkan dan di bandingkan pengembangan Qiroati yang dilakukan oleh antara metode Iqro’ dengan metode Ummi, KH. As’ad Humam; (c) metode An- maka dalam beberapa kesempatan telah ada Nahdhiyah Tulungagung, merupakan metode beberapa penelitian pendahulu yang berupaya cepat baca Al-Quran yang disusun oleh KH. menguji keefektifan kedua metode tersebut. Munawir Kholid bersama Manaf dan Ambil satu contoh penelitian yang Kyai Mu’in pada tahun 1985; (d) metode mengungkap keefektifan metode Iqro’ Yanbu’a Kudus, merupakan metode yang dibandingkan metode Yanbu’a (Rahmaniah. disusun oleh Kyai-Kyai pengasuh pondok 2019). Pendekatan penelitian yang digunakan tahfidz Yanbu’ul Quran yaitu K.H. Agus yaitu pendekatan kuantitatif-komparatif. M.Ulin Nuha Arwani, K.H. Ulil Albab Teknik Pengumpulan data menggunakan tes, Arwani dan K.H. M. Manshur Maskan. observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil Metode yang menekankan penggunaan penelitan komparasi ini menunjukkan bahwa Mushaf Rasm Usmani ala Timur Tengah yang metode Iqro’ lebih efektif dibandingkan banyak digunakan di negara-negara Islam dan metode Yanbu’a. Hal ini dibuktikan dari hasil tercetak tahun 2004; (e) metode Tartili Jember olah data dimana kelas yang menerapkan yang juga merupakan hasil dari metode Iqro’ dibandingkan dengan kelas yang pengembangan metode Qiroati Semarang. menerapkan metode Yanbu’a. Untuk kelas Karena Ustadz Syamsul Arifin selaku Iqro’, hasil pre-test sebelum kelas tersebut pengembang metode tersebut dahulunya menerapkan metode Iqro’ adalah rerata nilai merupakan koordinator Qiroati se-Jawa dan 34,60 dan hasil post-test setelah menerapkan Bali. Dan menilainya bahwa metode Qiroati metode Iqro’ diperoleh rerata 68,87. masih dianggapnya terlalu lama memakan Perolehan angka tersebut lebih besar waktu/kurang efektif. Metode ini beredar dibandingkan hasil pre-test kelas Yanbu’a tahun 2000. dengan rerata 32,03 dan rerata nilai post-test Kini selain dari kelima metode setelah menerapkan metode Yanbu’a yaitu membaca al-Quran tersebut bermunculan 59,03. cukup banyak metode-metode serupa yang Salah satu penelitian terdahulu yang menawarkan metode membaca al-Quran menguji tentang keefektifan metode mudah dan cepat salah satunya sebagai pembelajaran Ummi didapatkan data bahwa pendatang baru adalah metode Ummi. penelitian berjenis kualitatif ini memberikan Disebut metode Ummi karena menggunakan kesimpulan hasil bahwa metode Ummi pendekatan bahasa ibu. Pendekatan bahasa sangatlah efektif dalam upaya meningkatkan ibu sangat efektif dalam mengajar al-Quran ketrampilan membaca al-Quran. Ketrampilan yaitu dengan cara langsung tanpa dieja (direct membaca al-Quran tersebut mencakup method), diulang-ulang (repetition), dan kesesuaiannya membaca dengan kaidah ilmu penuh kasih sayang yang tulus, serta tajwid, khawarijulhuruf, serta dengan irama kesabaran yang luar biasa (affection). Dengan yang khas Ummi (Malikah. 2019). metode inilah Ummi diterapkan oleh para Berdasarkan hasil ulasan kajian teori pengajarnya kepada siswa asuhnya sehingga dan penelitian terdahulu yang relevan, maka hasilnya luar biasa. Dalam belajar al-Quran dapat dibangun suatu kerangka berfikir bahwa metode Ummi, menggunakan buku panduan / metode pembelajaran adalah cara yang buku Ummi yang terdiri atas 6 jilid al-Quran digunakan oleh pendidik dalam upaya

Elementary School 8 (2021) 82 – 96 86 menyampaikan materi pengajarannya kepada Wirobrajan II dalam belajar membaca al- siswa untuk mencapai tujuan belajar yang Quran menggunakan metode Iqro’ dengan telah dirumuskan. Adapun metode metode Ummi. (2) metode Ummi lebih pembelajaran al-Quran berupa metode Iqro’ unggul dalam meningkatkan kemampuan dan Ummi dimaksudkan sebagai cara yang baca al-Quran dibandingkan metode Iqro’. digunakan oleh pendidik dalam upaya Tujuan penelitian ini diantaranya adalah mempermudah siswa belajar membaca Al- (a) untuk mengetahui adakah perbedaan yang Quran secara efektif. Metode Iqro’ dan signifikan antara kemampuan siswa SD metode Ummi masing-masing memiliki Muhammadiyah Wirobrajan II antara setelah spesifik keunggulan yang berbeda walau menerapkan metode Iqro’ dengan setelah motivasi terciptanya kedua metode adalah menerapkan metode Ummi. (b) mengukur sama yaitu meningkatkan efektivitas atau keunggulan hasil belajar antara metode Iqro’ mempermudah siswa agar memiliki dengan metode Ummi. kemampuan membaca al-Quran dengan baik dan benar. Terciptanya sesuatu yang bersifat METODOLOGI PENELITIAN mutakhir (terbaru/kekinian) tentu Jenis penelitian ini dikategorikan dimaksudkan sebagai koreksi dari sesuatu sebagai penelitian komparatif dengan desain yang datang sebelumnya. Begitu pula halnya penelitian responden yang keseluruhannya dengan metode pembelajaran BTAQ inipun adalah siswa SD Muhammadiyah Wirobrajan diyakini sebagai suatu koreksi atas metode II Yogyakarta di berikan pembelajaran sebelumnya. Semisal, hadirnya metode Iqro’ menggunakan metode Iqro pada semester adalah karena adanya koreksi metode ganjil dan menerapkan metode Ummi pada Baghdadiyah yang dianggap kurang efektif. semester genap tahun ajaran 2019/2020. Demikian halnya, metode Ummi juga Sampel penelitian ini adalah jumlah merupakan metode mutakhir yang populasi siswa kelas 1, 2, 3, dan 4 sebanyak mengkoreksi metode Iqro’ yang dipandang 87 orang. Teknik pengumpulan data oleh pencipta metode Ummi kurang efektif. menggunakan penilaian praktik, dokumentasi, Oleh karena itu, metode Ummi dalam wawancara, dan angket. Instrumen penelitian ini cukup diduga lebih unggul dan pengumpulan data antara lain: (1) instrumen efektif dibanding produk metode sebelumnya, penilaian praktik kisi-kisi yang dijadikan yaitu Iqro. ukuran penilaian adalah kesesuaian Maka dalam penelitian ini diajukanlah pembacaan makhorijul huruf dan tajwidnya. dua rumusan masalah: (1) adakah Hasil dari uji praktik tersebut penilaiannya perbedaanyang signifikan antara dimasukkan kedalam tabel berikut: kemampuanmembaca al-Quran siswa SD Tabel 1. Tabel penilaian Muhammadiyah Wirobrajan II setelah No Nama Siswa L/P Nilai Iqro'/Ummi menggunakan metode Iqro’ dengan setelah 1 menerapkan metode Ummi ?, dan (2) manakah diantara metode Iqro’ dan metode 2 Ummi yang menunjukkan keunggulan 3 dalammeningkatkan kemampuan membaca dst al-Quran? Ukuran penilaian tersebut didasarkan pada Adapun hipotesis yang diajukan untuk ketentuan atau kriteria penilaian berikut ini: menjawab rumusan masalah tersebut adalah Tabel 2. Kriteria penilaian (1) ada perbedaan yang signifikan Nilai Kriteria Keterangan kemampuan siswa SD Muhammadiyah Huruf Angka A+ 96 – Benar semua, Naik ke halaman

Sri A, Adhy P. Y. H, Tingkat Perbedaan Kemampuan BTAQ Metode Iqro’ Dan Ummi Pada Siswa SD Muhammadiyah.... 87

100 kualitas selanjutnya 8 Belajar menggunakan

bacaan Iqro lebih aku sukai sangat bagus 9 Belajar menggunakan

A 90 – 95 Benar semua, Naik ke halaman Iqro lebih mudah kualitas selanjutnya 10 Membaca dengan Iqro

bacaan lebih sederhana cukup 11 Membaca dengan Iqro

B+ 85 – 89 Salah 1x lalu Naik ke halaman mudah diingat bisa selanjutnya 12 Membaca membetulkan menggunakan Iqro B 80 – 84 Salah 2x lalu Naik ke halaman lebih cepat fasih bisa selanjutnya 13 Belajar menggunakan membetulkan Iqro jauh lebih C+ 70 – 74 Salah 4x Belum boleh menyenangkan dinaikkan, harus 14 Belajar menggunakan mengulang Iqro lebih cepat

halaman tersebut sampai membaca C 65 – 69 Salah 5x Belum boleh alQuran dinaikkan, harus Keterangan: mengulang STS : Sangat Tidak Setuju halaman tersebut TS : Tidak Setuju C- 60 – 64 Salah 6x Belum boleh S : Setuju dinaikkan, harus SS : Sangat Setuju mengulang Teknik analisis data yang digunakan halaman tersebut untuk menjawab rumusan masalah dilakukan D < 60 Salah 7x Belum boleh dinaikkan, harus dengan cara: mengulang a. Teknik analisis komparasi dengan uji beda halaman tersebut “t”. Dalam teknik analisis uji beda ini Instrumen kuesioner, akan digunakan menggunakan bantuan program SPSS. untuk menggali lebih dalam respon siswa b. Menghitung rerata nilai praktik BTAQ terhadap penerapan metode Iqro dan metode dengan menggunakan rumus ∑ 푋 Ummi: Rumus: Me = 푖 Tabel 3. Kuesioner respon penggunaan 푛 Keterangan: metode belajar Me = Mean (rata-rata) No Pernyataan STS TS S SS 1 Belajar menggunakan ∑Xi = Jumlah nilai X ke i sampai ke n

Ummi lebih saya sukai n = Jumlah data 2 Belajar menggunakan c. Menetapkan indikator keberhasilan, Ummi lebih mudah dengan mengacu pada capaian siswa 3 Membaca dengan terhadap Kriteria Ketuntasan Minimal Ummi lebih sederhana 4 Membaca dengan (KKM) yang ditetapkan oleh guru atau

Ummi mudah diingat pihak sekolah. Ditetapkan oleh pihak 5 Membaca sekolah bahwa ketercapaian ketuntasan menggunakan Ummi belajar klasikal sebesar 70% siswa yang lebih cepat fasih memenuhi nilai KKM=80. Adapun rumus 6 Belajar menggunakan yang digunakan untuk mengukur Ummi jauh lebih menyenangkan ketuntasan belajar adalah : 7 Belajar menggunakan Ummi lebih cepat

sampai membaca alQuran

Elementary School 8 (2021) 82 – 96 88

퐷푎푦푎 푠푒푟푎푝 (푃) nilai yaitu nilai 79 sejumlah 10 orang siswa Σ푠푖푠푤푎 푦푎푛푔 퐾퐾푀 dan nilai 84 sebanyak 20 orang siswa. Siswa = Σ푠푖푠푤푎 푠푎푡푢 푘푒푙푎푠 yang mendapat nilai KKM ≥ 80 sebanyak 20 × 100% dari 30 siswa sehingga perhitungan (Daryanto. 2011) keberhasilan belajarnya adalah: HASIL PENELITIAN DAN 20 퐷푎푦푎 푠푒푟푎푝 (푃) = × 100% = 67% PEMBAHASAN 30 Pengumpulan data melalui tes praktik Karena 67% < 70% (keberhasilan yang membaca Iqro dan Ummi yang dilakukan ditetapkan) berarti pembelajaran Iqro’ di kelas hampir satu tahun atau dua semester di tahun 2 dinyatakan tidak berhasil sebesar 67%. ajaran 2019/2020 dapat diketahui olah c. Deskripsi Distribusi Frekuensi Nilai Iqro' datanya sebagai berikut : Kelas 3 a. Deskripsi Distribusi Frekuensi Nilai Iqro' Berdasarkan data nilai Iqro’ kelas 3 Kelas 1 didapat informasi bahwa jumlah data Berdasarkan data nilai Iqro’ kelas 1 observasi (n) = 19; jumlah nilai = 1551; nilai didapat informasi bahwa jumlah data terendah = 79; nilai tertinggi = 84; nilai rerata observasi (n) = 15; jumlah nilai = 1245; nilai = 81,6; nilai modus = 84; dan nilai median = terendah = 79; nilai tertinggi = 84; nilai rerata 84. Secara frekuensi, nilai Iqro’ yang = 83; nilai modus = 84; dan nilai median = diperoleh siswa kelas 3 hanya terdapat dua 84. Secara frekuensi, nilai Iqro’ yang nilai yaitu nilai 79 sejumlah 9 orang siswa diperoleh siswa kelas 1 hanya terdapat dua dan nilai 84 sebanyak 10 orang siswa. Siswa nilai yaitu nilai 79 sejumlah 3 orang siswa yang mendapat nilai KKM ≥ 80 sebanyak 10 dan nilai 84 sebanyak 12 orang siswa. dari 19 siswa sehingga perhitungan Menghitung frekuensi nilai dan persentase keberhasilan belajarnya adalah: frekuensi. Nilai yang diperoleh siswa kelas 1 10 퐷푎푦푎 푠푒푟푎푝 (푃) = × 100% = 53% hanya terdiri dari nilai 79 dan 84. 19 Siswa yang mendapat nilai KKM ≥ 80 Karena 53% < 70% (keberhasilan yang sebanyak 20 dari 30 siswa sehingga ditetapkan) berarti pembelajaran Iqro’ di kelas perhitungan keberhasilan belajarnya adalah: 3 dinyatakan tidak berhasil sebesar 53%. 퐷푎푦푎 푠푒푟푎푝 (푃) d. Deskripsi Distribusi Frekuensi Nilai Iqro' Σ푠푖푠푤푎 푦푎푛푔 퐾퐾푀 Kelas 4 = Σ푠푖푠푤푎 푠푎푡푢 푘푒푙푎푠 Berdasarkan data nilai Iqro’ kelas 4 × 100% didapat informasi bahwa jumlah data 12 observasi (n) = 22; jumlah nilai = 1798; nilai 퐷푎푦푎 푆푒푟푎푝 (푃) = × 100% = 80% 15 terendah = 79; nilai tertinggi = 84; nilai rerata Dapat disimpulkan bahwa metode Iqro’ yang = 81,7; nilai modus = 84; dan nilai median = diterapkan di kelas 1 mengalami keberhasilan 84. Secara frekuensi, nilai Iqro’ yang belajar sebesar 80%. diperoleh siswa kelas 4 hanya terdapat dua b. Deskripsi Distribusi Frekuensi Nilai Iqro' nilai yaitu nilai 79 sejumlah 10 orang siswa Kelas 2 dan nilai 84 sebanyak 12 orang siswa. Siswa Berdasarkan data nilai Iqro’ kelas 2 yang mendapat nilai KKM ≥ 80 sebanyak 13 didapat informasi bahwa jumlah data dari 23 siswa sehingga perhitungan observasi (n) = 30; jumlah nilai = 2470; nilai keberhasilan belajarnya adalah: terendah = 79; nilai tertinggi = 84; nilai rerata 13 퐷푎푦푎 푠푒푟푎푝 (푃) = × 100% = 57% = 82,3; nilai modus = 84; dan nilai median = 23 84. Secara frekuensi, nilai Iqro’ yang diperoleh siswa kelas 2 hanya terdapat dua

Sri A, Adhy P. Y. H, Tingkat Perbedaan Kemampuan BTAQ Metode Iqro’ Dan Ummi Pada Siswa SD Muhammadiyah.... 89

Karena 57% < 70% (keberhasilan yang 89. Secara frekuensi, nilai Ummi yang ditetapkan) berarti pembelajaran Iqro’ di kelas diperoleh siswa kelas 2 terdapat tiga nilai 4 dinyatakan tidak berhasil sebesar 57%. yaitu nilai 84 sejumlah 5 orang siswa, nilai 89 Disimpulkan bahwa perolehan nilai sebanyak 20 orang siswa, dan nilai 95 rerata masing-masing kelas hasil dari sebanyak 5 orang siswa. Siswa yang penilaian praktik menggunakan metode Iqro’ mendapat nilai KKM ≥ 80 sebanyak 30 dari diantaranya: kelas 1 = 83; kelas 2 =82,3; kelas 30 siswa sehingga perhitungan keberhasilan 3 = 81,6; dan kelas 4 = 81,7. Adapun rerata belajarnya adalah: 30 sekolah untuk metode Iqro’ sebesar 82,17. 퐷푎푦푎 푠푒푟푎푝 (푃) = × 100% = 100%. Adapun ketercapaian siswa yang 30 Karena 100% < 70% (keberhasilan yang mendapatkan nilai lebih atau sama dengan 80 ditetapkan) berarti pembelajaran Ummi di diurutkan sebagai berikut : kelas 1=80%; kelas 2 dinyatakan berhasil sebesar 100%. kelas 2=67%; kelas 3=53%; dan kelas g. Deskripsi Distribusi Frekuensi Nilai 4=57%. Jika persentase ketercapaian tersebut Ummi Kelas 3 direrata, maka perolehannya sebesar 64%. Berdasarkan data nilai Ummi kelas 3 Angka 64% tersebut lebih kecil dari angka didapat informasi bahwa jumlah data 70% ketercapaian yang dicanangkan sekolah. observasi (n) = 19; jumlah nilai = 1670; nilai Berarti secara ketercapaian, metode Iqro’ terendah = 84; nilai tertinggi = 95; nilai rerata yang diterapkan di SD Muhammadiyah = 87,9; nilai modus = 84; dan nilai median = Wirobrajan II belum tercapai. 89. Secara frekuensi, nilai Ummi yang e. Deskripsi Distribusi Frekuensi Nilai diperoleh siswa kelas 3 terdapat tiga nilai Ummi Kelas 1 yaitu nilai 84 sejumlah 9 orang siswa, nilai 89 Berdasarkan data nilai Ummi kelas 1 sebanyak 6 orang siswa, dan nilai 95 didapat informasi bahwa jumlah data sebanyak 4 orang siswa. Siswa yang observasi (n) = 15; jumlah nilai = 1310; nilai mendapat nilai KKM ≥ 80 sebanyak 19 dari terendah = 84; nilai tertinggi = 89; nilai rerata 19 siswa sehingga perhitungan keberhasilan = 87,3; nilai modus = 89; dan nilai median = belajarnya adalah: 89. Secara frekuensi, nilai Ummi yang 19 퐷푎푦푎 푠푒푟푎푝 (푃) = × 100% = 100%. diperoleh siswa kelas 1 hanya terdapat dua 19 nilai yaitu nilai 84 sejumlah 5 orang siswa Karena 100% < 70% (keberhasilan yang dan nilai 89 sebanyak 10 orang siswa. Siswa ditetapkan) berarti pembelajaran Ummi di yang mendapat nilai KKM ≥ 80 sebanyak 15 kelas 3 dinyatakan berhasil sebesar 100%. dari 15 siswa sehingga perhitungan h. Deskripsi Distribusi Frekuensi Nilai keberhasilan belajarnya adalah: Ummi Kelas 4 15 Berdasarkan data nilai Ummi kelas 4 퐷푎푦푎 푠푒푟푎푝 (푃) = × 100% = 100% 15 didapat informasi bahwa jumlah data Karena 100% < 70% (keberhasilan yang observasi (n) = 22; jumlah nilai = 1893; nilai ditetapkan) berarti pembelajaran Ummi di terendah = 84; nilai tertinggi = 89; nilai rerata kelas 1 dinyatakan berhasil sebesar 100%. = 86,05; nilai modus = 84; dan nilai median = f. Deskripsi Distribusi Frekuensi Nilai 84. Secara frekuensi, nilai Ummi yang Ummi Kelas 2 diperoleh siswa kelas 4 terdapat dua nilai Berdasarkan data nilai Ummi kelas 2 yaitu nilai 84 sejumlah 13 orang siswa, nilai didapat informasi bahwa jumlah data 89 sebanyak 9 orang siswa. Siswa yang observasi (n) = 30; jumlah nilai = 2675; nilai mendapat nilai KKM ≥ 80 sebanyak 23 dari terendah = 84; nilai tertinggi = 95; nilai rerata 23 siswa sehingga perhitungan keberhasilan = 89,2; nilai modus = 89; dan nilai median = belajarnya adalah:

Elementary School 8 (2021) 82 – 96 90

23 퐷푎푦푎 푠푒푟푎푝 (푃) = × 100% = 100% 1. Bila to sama dengan atau lebih besar dari tt 23 maka hipotesis nol ditolak, yang berarti Karena 100% < 70% (keberhasilan yang ada perbedaan yang signifikan. ditetapkan) berarti pembelajaran Ummi di 2. Namun, bila t lebih kecil dari t maka kelas 4 dinyatakan berhasil sebesar 100%. o t hipotesis nol diterima, yang berarti tidak Disimpulkan bahwa perolehan nilai ada perbedaan yang signifikan. rerata masing-masing kelas hasil dari Penelitian ini dilakukan untuk penilaian praktik menggunakan metode mengetahui apakah ada perbedaan yang Ummi diantaranya: kelas 1 = 87,3; kelas 2 meyakinkan antara penggunaan metode Iqro’ =89,2; kelas 3 = 87,9; dan kelas 4 = 86,0. dan metode Ummi dalam mengajarkan baca Adapun rerata sekolah untuk metode Ummi al-Quran pada 86 anak SD Muhammadiyah sebesar 87,61. Adapun ketercapaian siswa Wirobrajan II. Sebelum digunakan metode mendapatkan nilai lebih atau sama dengan 80 Ummi telah dilakukan pretes untuk diurutkan sebagai berikut : kelas 1=100%; mengetahui kemampuan baca al-Quran kelas 2=100%; kelas 3=100%; dan kelas dengan metode Iqro’, dan postes setelah 4=100%. Jika persentase ketercapaian digunakan metode Ummi. Setelah dites tersebut direrata, maka perolehannya sebesar kemampuan baca al-Quran dari 86 siswa SD 100%. Angka 100% tersebut lebih besar dari tersebut hasilnya dapat dilihat sebagai berikut angka 70% ketercapaian yang dicanangkan (proses pengolahan data menggunakan sekolah. Berarti secara ketercapaian, metode program SPSS): Ummi yang diterapkan di SD Muhammadiyah Tabel 4. Paired Samples Statistics Wirobrajan II telah tercapai seratus persen. Std. Error Hasil Analisis Uji Beda Mean N Std. Deviation Mean t-test adalah salah satu uji statistik yang Pair 1 Iqro 82,1395 86 2,43099 ,26214 digunakan untuk mengetahui ada atau Ummi 87,7674 86 3,41855 ,36863 tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua Hasil output paired samples statistics buah mean atau rerata sampel (dua buah menampilkan mean (rerata) metode Iqro’ variabel yang dikomparasikan). Besarnya 82,1395 atau bila dibulatkan sekitar 82,14 dan koefisien komparatif dengan menggunakan t- mean metode Ummi 87,7674 atau bila test diberi simbol th (thitung), angkanya dapat dibulatkan sekitar 87,77, sedangkan jumlah bertanda positif dan dapat pula negatif. sampel N untuk masing-masing sel ada 86. Namun demikian, tanda negatif bukanlah Sedangkan standar deviasi untuk metode Iqro’ tanda aljabar. Artinya tanda negatif yang 2,43099 (dibulatkan 2,43), dan standar deviasi didapat dari hasil perhitungan tersebut metode Ummi 3,41855 (dibulatkan 3,42). tidaklah mempengaruhi apapun adalam proses Mean standar error untuk metode Iqro’ penginterpretasian hasilnya. 0,26214 (dibulatkan 0,26), sedangkan untuk Cara memberikan interpretasi terhadap metode Ummi 0,36863 (dibulatkan 0,37). to adalah dengan merumuskan hipotesa Tabel 5. Paired Samples Correlations alternatif (Ha) yang menyatakan ada N Correlation Sig. Pair 1 Iqro & Ummi perbedaan dan hipotesis nol (H0) yang 86 ,535 ,000 menyatakan tidak ada perbedaan. Setelah itu Output Paired Samples Correlation mencari df atau db, lalu dengan besarnya df menampilkan besarnya korelasi antara kedua atau db tersebut berkonsultasi pada tabel nilai sampel, dimana terlihat angka korelasi “t” (lihat lampiran) hasilnya disebut ttabel (tt). keduanya sebesar 0,535 dan angka Selanjutnya bandingkan to dengan tt dengan signifikansi/probabilitas sama dengan 0,000. ketentuan: Pengambilan keputusan didasarkan pada hasil probabilitas yang diperoleh yaitu: (a) jika

Sri A, Adhy P. Y. H, Tingkat Perbedaan Kemampuan BTAQ Metode Iqro’ Dan Ummi Pada Siswa SD Muhammadiyah.... 91

probabilitas > 0,05 maka hipotesis nol Tabel 7. Tabel – t Uji satu sisi (one tailed) df diterima, namun (b) jika probabilitas < 0,05 0,25 0,1 0,05 0,025 0,01 0,005 atau Uji dua sisi (two tailed) dk maka hipotesis nol ditolak. Adapun 0,5 0,2 0,1 0,05 0,02 0,01 1 1,000 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 pernyataan hipotesis nol pada uji korelasi ini 2 0,816 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 adalah ada hubungan yang signifikan antara 3 0,765 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 4 0,741 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 metode Iqro’ dan metode Ummi. 83 0,677 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 84 0,677 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 Berdasar nilai probabilitas pada Output 85 0,677 1,292 1,663 1,988 2,371 2,635 Paired Samples Correlation diketahui nilai 86 0,677 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 signifikansinya 0,000. Nilai tersebut ternyata 2. Berpedoman pada besarnya angka lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05), berarti signifikansi. Dalam hal ini keputusan hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada diambil dengan ketentuan, hubungan yang signifikan antara metode Iqro’ Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis dan metode Ummi ditolak. Dengan kata lain, nihil yang menyatakan tidak ada perbedaan, antara metode Iqro’ dan metode Ummi diterima. DanJika nilai signifikansi < 0,05 memiliki hubungan yang signifikan. maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada perbedaan, ditolak. Tabel 6. Paired SamplePaired Samples Test Test Paired Diff erences Dengan angka signifikansi 0,00 berarti 95% Confidence Interv al of the angka tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,00 < Std. Error Dif f erence Mean Std. Dev iation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) 0,05) dan itu artinya terdapat perbedaan Pair 1 Iqro - Ummi -5,62791 2,95076 ,31819 -6,26055 -4,99526 -17,687 85 ,000 Output Paired Sample Test kemampuan membaca al-Quran antara menampilkan hasil analisis perbandingan metode metode Iqro’ dengan metode Ummi. dengan menggunakan t-test. Output 3. Kesimpulan menampilkan mean metode Iqro’ dan metode Terdapat perbedaan yang signifikan Ummi adalah -5,6, standar deviasinya 2,95, antara kemampuan membaca al-Quran siswa mean standar errornya 0,318. Perbedaan SD Muhammadiyah Wirobrajan II setelah terendah keduanya -6,26, sementara menggunakan metode Iqro’ dengan setelah perbedaan tertinggi -4,995. Hasil uji t= - menerapkan metode Ummi. 17,687 dengan df= 85 dan signifikansi 0,00. Deskripsi Hasil Analisis Angket Data angket dengan skala likert ini akan Interpretasi terhadap nilai thitung dapat dilakukan dengan dua cara: digunakan untuk mengukur tingkat respon 1. Berpedoman pada nilai t-tes. Yaitu dari responden sekaligus mengetahui keefektifan dari metode Iqro’ dan metode membandingkan thitung dengan ttabel, dimana dengan df=85 diperoleh angka Ummi. Berikut ini adalah hasil perhitungan 1,988 untuk taraf signifikan 5%. Secara data angket respon tersebut Sugiyono. (2001). Tabel 8. Respon siswa terhadap Ummi matematis ditulis: ttabel(5%)< thitung atau 1,988 < 17,687. Berdasarkan pedoman pengambilan keputusan dimana jika hasil thitung lebih besar dibanding ttabel maka hipotesis nol yang menyatakan tidak ada perbedaan kemampuan membaca alQuran antara metode metode Iqro’ dengan metode Ummi, ditolak. Berarti, riset Proses perhitungan data angket metode komparasi ini membuktikan bahwa Ummi diperoleh seperti tabel di atas ini terdapat perbedaan kemampuan membaca dengan cara: alQuran antara metode metode Iqro’ a. Mengidentifikasi terlebih dahulu : dengan metode Ummi. pertama, jumlah responden yang menjawab angket sebanyak 84 orang

Elementary School 8 (2021) 82 – 96 92

siswa dari kelas 1, 2, 3, dan 4. Jika sampel = 1 × 7 × 100 yang diharapkan menjawab sebanyak 87 = 700 siswa, berarti ada 4 siswa yang tidak Didapatlah persentase total sama dengan 1919 melakukan pengisian angket. Kedua, dibagi skor total ideal (tertinggi) 2800 Pilihan respon pada angket terdiri dari kemudian dikalikan 100% hasilnya adalah empat pilihan jawaban yang terdiri dari: 69%. Sangat Setuju (skor 4), Setuju (skor 3), f. Membuat acuan kriteria untuk Tidak Setuju (skor 2), dan Sangat Tidak pengambilan keputusan yaitu dengan Setuju (skor 1). mengacu skor total terendah hingga skor b. Mencari jumlah dari masing-masing butir total ideal (tertinggi). nomor pertanyaan pada tiap responnya Tabel 9. Acuan kriteria Rentang yang dijawab oleh responden.Contoh: Rentang skor Kriteria siswa yang menjawab pertanyaan nomor 1 persentase dengan jawaban sangat setuju sejumlah 21 0 – 700 00% – 25% Sangat Tidak Efektif orang. Bila skor jawaban Sangat Setuju 700 – 1400 25% – 50% Tidak Efektif adalah 4, maka 21 orang dikali skor 4 1400 – 2100 50% – 75% Efektif hasilnya 84. 2100 – 2800 75% – 100% Sangat Efektif Demikian selanjutnya, jawaban Setuju g. Langkah terakhir adalah pengambilan para responden pada soal nomor 1 keputusan. Hasil dari perhitungan sejumlah 61 siswa. Jika skor “Setuju” didapatkan bahwa metode Ummi berdasar adalah 3 maka hasil yang didapat adalah respon dari siswa adalah 1919 atau 69%. 61 kali 3 sama dengan 183.Hal serupa Angka tersebut bila dikonfirmasi pada dilakukan untuk pilhan jawaban “Tidak tabel kriteria pada point f dapat diketahui Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju”. masuk kriteria Efektif. Ini berarti berdasar c. Melakukan penjumlahan secara total per persepsi responden, metode Ummi masuk respon jawaban. Diperoleh total skor kategori efektif meningkatkan jawaban Sangat Setuju = 716, Setuju = kemampuan siswa dalam membaca al- 1155, Tidak Setuju = 48, dan Sangat Quran. Tidak Setuju = 0. Hal serupa juga dilakukan pada angket d. Melakukan penjumlahan total pada point butir pertanyaan metode Iqro’, dimana c.Sangat Setuju+Setuju+Tidak nantinya pun dapat diketahui hasil keputusan Setuju+Sangat Tidak Setuju = 716 + 1155 analisisnya. Berikut ditampilkan tabel analisis + 48 + 0 = 1919. butir pertanyaan untuk metode Iqro’. e. Untuk mencari persentase dari jumlah Tabel 10. Respon siswa terhadap Iqro’ total 1919 yaitu dengan cara mencari jumlah skor total ideal (tertinggi) dan jumlah skor total terendah. Skor = Skor “Sangat Setuju” × total Jumlah butir pertanyaan × ideal 100

= 4 × 7 × 100 Proses perhitungan data angket metode = 2800 Iqro’ diperoleh seperti tabel di atas ini dengan cara: Skor = Skor “Sangat Tidak Setuju” a. Mengidentifikasi terlebih dahulu : total × Jumlah butir pertanyaan × pertama, jumlah responden yang terendah 100 menjawab angket sebanyak 84 orang

Sri A, Adhy P. Y. H, Tingkat Perbedaan Kemampuan BTAQ Metode Iqro’ Dan Ummi Pada Siswa SD Muhammadiyah.... 93

siswa dari kelas 1, 2, 3, dan 4. Jika sampel = 1 × 7 × 100 yang diharapkan menjawab sebanyak 87 = 700 siswa, berarti ada 4 siswa yang tidak Didapatlah persentase total sama dengan 1787 melakukan pengisian angket. Kedua, dibagi skor total ideal (tertinggi) 2800 Pilihan respon pada angket terdiri dari kemudian dikalikan 100% hasilnya adalah empat pilihan jawaban yang terdiri dari: 64% Sangat Setuju (skor 4), Setuju (skor 3), f. Langkah terakhir adalah pengambilan Tidak Setuju (skor 2), dan Sangat Tidak keputusan. Hasil dari perhitungan Setuju (skor 1). didapatkan bahwa metode Iqro’ berdasar b. Mencari jumlah dari masing-masing butir respon dari siswa adalah 1787 atau 64%. nomor pertanyaan pada tiap responnya Angka tersebut bila dikonfirmasi pada yang dijawab oleh responden.Contoh: tabel kriteria dapat diketahui masuk siswa yang menjawab pertanyaan nomor 8 kriteria Efektif. Ini berarti berdasar dengan jawaban sangat setuju sejumlah 13 persepsi responden, metode Iqro’ masuk orang. Bila skor jawaban Sangat Setuju kategori efektif meningkatkan adalah 4, maka 13 orang dikali skor 4 kemampuan siswa dalam membaca al- hasilnya 52. Demikian selanjutnya, Quran. jawaban Setuju para responden pada soal 1. Kemampuan membaca al-Quran nomor 8 sejumlah 63 siswa. Jika skor dengan metode Iqro’ “Setuju” adalah 3 maka hasil yang didapat Kemampuan siswa SD Muhammadiyah adalah 63 kali 3 sama dengan 189. Hal Wirobrajan II sebagai obyek yang sedang serupa dilakukan untuk pilhan jawaban diteliti dapat terukur dari hasil uji analisis “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak hasil nilai BTAQ metode Iqro’. Bila dilihat Setuju”. dari rata-rata kelas pada masing-masing kelas c. Melakukan penjumlahan secara total per 1, 2, 3, dan 4, dapat ditampilkan dalam bentuk respon jawaban. Diperoleh total skor grafik berikut di bawah ini: jawaban Sangat Setuju = 332, Setuju = 1335, Tidak Setuju = 120, dan Sangat Tidak Setuju = 0. d. Melakukan penjumlahan total pada point c.Sangat Setuju+Setuju+Tidak Setuju+Sangat Tidak Setuju = 332 + 1335 + 120 + 0 = 1787. e. Untuk mencari persentase dari jumlah total 1787 yaitu dengan cara mencari Gambar 1. Diagram rerata kelas Iqro’ jumlah skor total ideal (tertinggi) dan Rerata nilai uji Iqro’secara umum jumlah skor total terendah. berada diatas rerata angka 80. Dari gambar Skor = Skor “Sangat Setuju” × tampak terjadi gradasi dalam hal penurunan total Jumlah butir pertanyaan × batang diagram yang dimulai dari jenjang ideal 100 kelas 1 yang lebih tinggi dibanding batang = 4 × 7 × 100 grafik jenjang kelas 2, demikian pula halnya = 2800 batang grafik kelas 2 lebih tinggi dibanding batang grafik kelas 3, namun terjadi Skor = Skor “Sangat Tidak Setuju” peningkatan pada kelas 4 dengan total × Jumlah butir pertanyaan × ditunjukkannya batang grafik kelas 3 lebih terendah 100 rendah dari batang grafik kelas 4.

Elementary School 8 (2021) 82 – 96 94

Melihat grafik batang perbandingan menggunakan Iqro’ terletak pada kelas yang perolehan rerata perkelas BTAQ metode Iqro mendapatkan nilai rerata tertinggi bukan di atas, dapat diinterpretasikanbahwa kualitas berada di kelas 1 namun berada di kelas 2. kemampuan (ditinjau dari hasil nilai praktik Sebagaimana simpulan dari interpretasi BTAQ metode Iqro’) membaca siswa dari pada kedua grafik (Iqro’ dan Ummi) tinggi jenjang rendah ke jenjang yang lebih tinggi dan rendahnya perolehan rerata nilai masing- dapat dikatakan menurun atau kurang baik. masing kelas membuktikan bahwa Secara logika, berdasarkan kemampuan materi/muatan pelajaran Iqro dan Ummi telah berfikir siswa di jenjang kelas yang lebih menyesuaikan bentuk tingkat kesulitan tinggi semestinya menghasilkan nilai dengan masing-masing jenjang kelas. rerata perkelasnya mengalami peningkatan. 3. Perbandingan antara metode Iqro Namun demikian, bisa jadi ada variabel faktor dengan metode Ummi kesulitan dari isi atau muatan materi Pertama, akan ditunjukkan grafik untuk pembelajaran BTAQ pada jilid yang lebih membandingkan hasil rerata kelas saat tinggi yang menjadi pertimbangan terjadinya menerapkan metode Iqro’ dan setelah penurunan nilai rerata kelas. menerapkan metode Ummi. 2. Kemampuan membaca al-Quran dengan metode Ummi Hal yang serupa dengan pemaparan data hasil nilai BTAQ metode Iqro’, berikut ini akan dibahas hasil dari uji analisis kemampuan membaca al-Quran siswa dengan menggunakan metode Ummi. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan Gambar 3. Diagram rerata kelas kedua metode membaca al-Quran siswa dilihat dari hasil Terlihat dari batang grafik di atas, penilaian praktik BTAQ metode Ummi pada bahwa pencapaian siswa setelah menerapkan kelas 1, 2, 3, dan 4. metode Ummi jauh lebih tinggi dibandingkan metode Iqro’. Dan tingginya capaian tersebut terjadi pada semua kelas, baik kelas 1, 2, 3, ataupun kelas 4. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa metode Ummi memiliki keunggulan dibandingkan metode Iqro’.

Gambar 2. Diagram rerata kelas Ummi Dilihat dari batang grafik menunjukkan rerata nilai BTAQ kelas 2 tertingggi dibanding tiga kelas yang lain. Secara penampakan grafik sebenarnya hasil yang Gambar 4. Diagram nilai rerata sekolah diperoleh adalah sama dengan saat siswa Bila ditinjau dari rerata sekolah mempelajari BTAQ menggunakan metode sebagaimana gambar grafik batang diatas, Iqro’. Kesamaan tersebut terlihat dari gradasi maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan tinggi batang grafik yang memperlihatkan siswa dalam membaca al-Quran semakin tinggi jenjang kelas, nilai rerata kelas menggunakan metode Ummi jauh lebih tinggi BTAQ semakin menurun. Hanya saja dibandingkan menggunakan metode Iqro’. perbedaannya dengan saat belajar

Sri A, Adhy P. Y. H, Tingkat Perbedaan Kemampuan BTAQ Metode Iqro’ Dan Ummi Pada Siswa SD Muhammadiyah.... 95

Kesimpulan ini diperkuat dengan hasil respon Muhammadiyah Wirobrajan II dalam belajar para siswa terkait dengan persetujuan membaca al-Quran menggunakan metode responding terhadap efektifitas kedua metode Iqro’ dengan metode Ummi. Hipotesis yang Iqro’ dan Ummi ini yang menyatakan bahwa diajukan ini diterima, karena hasil analisis t- siswa setuju metode Ummi lebih efektif tes menunjukkan bahwa thitung= 17,687 lebih sebesar 69% dibandingkan metode Iqro’ yang besar dibanding ttabel= 1,988. (thitung>ttabel(5%) = hanya memperoleh respon sebanyak 64%. 17,687> 1,988). (b) Hipotesis menyatakan bahwa metode Ummi lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan baca al-Quran dibandingkan metode Iqro’, diterima. Hal ini ditunjukkan dari data rerata nilai BTAQ metode Ummi 87,61 yang lebih besar dari rerata nilai BTAQ metode Iqro’ sebesar 82,17. Saran dari penelitian ini (a) Disarankan Gambar 5. Diagram respon keefektifan kepada pihak pengambil keputusan di sekolah Namun demikian bila bicara masalah untuk mengambil metode pembelajaran al- keefektifan metode, maka hasil respon para Quran yang lebih tepat (sesuai kaidah bacaan responden menunjukkan bahwa kedua metode al-Quran yang benar tentunya) dan cepat masuk dalam kategori efektif mampu (mengingat tidak cukup banyak waktu yang meningkatkan kemampuan siswa dalam tersedia disekolah). (b) Disarankan bagi para belajar membaca al-Quran. peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan Sebagai kesimpulan, hasil dari uji t-test terkait kualitas bacaan dan kemampuan one sample diperoleh thitung = -17,687. Dan hafalan dari metode Ummi dan Iqro’. secara matematis ttabel(5%)< thitung atau 1,988 < mengingat karena keterbatasan waktu 17,687; itu artinya jika didasarkan pada penelitian ini tidak sampai pada tahap pedoman pengambilan keputusan yang tersebut. berbunyi : “jika hasil t lebih besar hitung DAFTAR PUSTAKA dibanding ttabel maka hipotesis nol akan Ahmadi, A. (1997). Strategi Belajar ditolak. Dan hipotesis nol yang menyatakan Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. tidak ada perbedaan kemampuan membaca al- Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas Quran antara metode metode Iqro’ dengan dan Penelitian Tindakan Sekolah. metode Ummi, ditolak”. Dapat disimpulkan Yogyakarta: Gava Media. bahwa hipotesis yang diajukan pada Hatta, I., & Djumadi. (2009 ). Metode penelitian ini dinyatakan ditolak, karena hasil Pembelajaran. Surakarta: UMS. penelitian menyebutkan adanya perbedaan Malikah. (2019). Efektivitas Metode Ummi yang signifikan antara kemampuan membaca dalam Meningkatkan Keterampilan al-Quran siswa SD Muhammadiyah Membaca Al-Quran. Semarang: Wirobrajan II saat membaca menggunakan Program Magister Pendidikan Islam metode Iqro’ dan setelah membaca UNISSULA. menggunakan metode Ummi. Nasrudin. (2018, MARET 29). Ini 5 Metode KESIMPULAN Baca Alquran dari Indonesia yang Kesimpulan akhir dari penelitian ini Kini Mendunia. Diambil kembali dari adalah jawaban dari rumusan masalah sebagai datdut.com: pembuktian hipotesis yang diajukan: (a) http://www.datdut.com/metode-baca- Hipotesis menyatakan ada perbedaan yang alquran/ signifikan kemampuan siswa SD

Elementary School 8 (2021) 82 – 96 96

Pane, A., & Dasopang, M. D. (Desember 2017). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. FITRAH (Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman) Vol. 03 No. 2, 333-352. Rahmaniah. (2019). Studi Komparatif Hasil Efektivitas Metode Iqro' dan Metode Yanbu'a dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Quran Siswa Kelas X di SMK Miftahussalam Pembuang Hulu. Palangka Raya: Pascasarjana IAIN Palangka Raya . Rumini, S., & kawan-kawan. (1997). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta. Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Mengajar. Semarang: Direktorat Tenaga Kependidikan. Surtikanti, & Hartini., S. (2009). Media Pembelajaran dan Evaluasi. Surakarta: UMS. Zaky. (2020, Februari 23). Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli dan Secara Umum. Diambil kembali dari ZonaReferensi.com: https://www.zonareferensi.com/penger tian-metode-pembelajaran/