PERBEDAAN EXERCISE DAN PEMELIHARAAN TERHADAP WAKTU TEMPUH DAN KECEPATAN LARI SAPI KARAPAN
(Studi Kasus di Desa Bulangan Branta Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan)
SKRIPSI
Oleh: AHMAD KHALILUR RAHMAN NPM. 215.010.41.045
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG MALANG 2020 PERBEDAAN EXERCISE DAN PEMELIHARAAN TERHADAP WAKTU TEMPUH DAN KECEPATAN LARI SAPI KARAPAN
(Studi Kasus di Desa Bulangan Branta Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan (S.Pt.) Pada Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang
Oleh:
AHMAD KHALILUR RAHMAN
NPM. 215.010.41.045
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG 2020
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui perbedaan exercise dan pemeliharaan terhadap waktu tempuh serta kecepatan lari sapi karapan di desa Bulangan Branta Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan. Adapun materi yang digunakan dalam penelitian ini ialah 20 ekor sapi Karapan dengan kriteria umur 2-3 tahun. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan pengambilan sample purposive sampling. Analisis data yang digunakan ialah independent t test menggunakan Ms. Excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rataan nilai waktu tempuh sapi karapan K1 adalah 18,4 dan sapi karapan K2 adalah 20,8. Sedangkan rataan nilai kecepatan lari sapi karapan K1 ialah 12,0311 dan sapi karapan K2 ialah 10,6932. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rataan nilai waktu tempuh dan kecepatan lari sapi sangat berbeda nyata antara sapi karapan K1 terhadap sapi karapan K2.
Kata kunci: exercise, pemeliharaan, sapi karapan.
EXERCISE DIFFERENCES AND MAINTENANCE TOWARDS RUN TIME AND SPEED OF KARAPAN CATTLE (Case Study in Bulangan Branta Village, Pegantenan District, Pamekasan Regency)
ABSTRACT
This study aims to determine the differences of exercise and maintenance toward run time and speed of the Karapan cattle in Bulangan Branta village Pegantenan Pamekasan regency. The materials consisted of 20 Karapan cattle within 2-3 age years. The method used a case study method with a purposive sampling technique and an independent t-test. The result showed that K1 Karapan cattle's run time is 18.4, and K2 Karapan Cattle was 20.8. While the run speed of K1 Karapan cattle was 12.03, and K2 bull race is 10,6932. The concluded that run time and speed between K1 and K2 Karapan cattle were significantly different.
Keywords: exercise, maintenance, Madura Cattle
1
2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat unik salah satunya
adalah Karapan sapi. Karapan sapi merupakan salah satu wujud hasil budaya yang
berupa kesenian yang mana Karapan sapi termasuk salah satu jenis atraksi yang
diangkat dari budaya Madura dan bentuk dari budaya tersebut adalah
memperagakan lomba pacuan sapi yang memang khusus untuk dilombakan (Hefni,
2013). Pada awal perkembangannya, Karapan sapi diselenggarakan untuk
meningkatkan persahabatan dan kekeluargaan. Karapan sapi merupakan icon bagi
masyarakat Madura dan merupakan bentuk simbol budaya yang dapat mengangkat
harkat dan martabat masyarakat Madura. Karapan Sapi mengandung nilai-nilai yang
bermanfaat untuk diketahui seperti kerja keras, kerjasama, persaingan, ketertiban,
sportivitas, silaturahmi, dan sarana kebutuhan ekonomi bagi sebagian masyarakat
Madura lainnya.
Menurut Kurnia Fahmi (2014), mengatakan bahwa Karapan sapi merupakan
budaya asli dari tanah Madura yang dikenal sejak abad ke-14 M. Pada zaman dahulu,
sapi merupakan satu-satunya alat transportasi tercepat yang ada di Madura dan
banyak digunakan oleh masyarakat khususnya masyarakat elit atau kerajaan.
Karapan sapi ini merupakan salah satu contoh budaya dan hiburan bagi masyarakat
Madura yang telah turun temurun dilaksanakan. Karapan sapi dibuat untuk
membantu masyarakat Madura dalam melakukan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Interaksi dan komunikasi yang terjadi melalui budaya Karapan sapi mengakibatkan terbentuknya kelompok sosial.
Adanya Karapan Sapi juga dapat memberi manfaat bagi peternak sapi Karapan.
Apabila sapi Karapan salah satu peternak memenangkan perlombaan atau menjadi juara pada kontes Karapan Sapi maka kemenangannya akan berpengaruh terhadap harga jual sapi Karapan tersebut. Harga jual sapi Karapan yang memenangkan kontes dapat meningkat tiga kali lipat dari harga sebelumnya.
Untuk meraih juara dalam setiap even Karapan sapi tidak mudah, apalagi di ajang Karapan sapi dalam tingkat kabupaten (gubeng). Diperlukan usaha yang maksimal dari pemilik sapi Karapan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan. Biaya perawatannya sangat besar. Sapi harus dipilih dari benih yang unggul dengan pemeliharaan yang ulet, telaten, sabar, dan ahli. Oleh karena itu, tidak jarang pemilik sapi harus merekrut peternak yang ahli dan telah paham benar dengan karakter sapi
Karapan. Pemeliharaan sapi Karapan meliputi mandi, dijemur di bawah sinar matahari pagi, dipijat, diberi makan dan jamu-jamuan. Makanan utamanya adalah rumput, daun lamtoro, dan daun jagung muda yang selalu harus dalam keadaan segar. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh pemilik sapi Karapan sebelum perlombaan adalah latihan. Sapi yang akan diikutkan dalam ajang Karapan sapi tersebut harus menjalani latihan setiap hari dan dirawat secara baik. Selain itu sapi tersebut harus diberi jamu agar larinya gesit. Semakin sering sapi Karapan dilatih, maka dapat memungkinkan pacuan sapi tersebut semakin cepat. Begitu pula para peternak sapi Karapan yang ada di desa Bulangan Branta Kabupaten Pamekasan yang memiliki perlakuan exercise dan pemeliharaan yang berbeda
terhadap sapi Karapannya masing-masing.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang perbedaan exercise dan pemeliharaan terhadap waktu tempuh
dan kecepatan lari sapi Karapan di Desa Bulangan Branta Kecamatan Pegantenan
Kabupaten Pamekasan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perbedaan exercise dan pemeliharaan terhadap waktu tempuh lari
sapi Karapan di Desa Bulangan Branta Kecamatan Pegantenan Kabupaten
Pamekasan?
2. Bagaimana perbedaan exercise dan pemeliharaan terhadap kecepatan lari sapi
Karapan di Desa Bulangan Branta Kecamatan Pegantenan Kabupaten
Pamekasan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan exercise dan pemeliharaan terhadap waktu tempuh
lari sapi Karapan di Desa Bulangan Branta Kecamatan Pegantenan Kabupaten
Pamekasan.
2. Untuk mengetahui perbedaan exercise dan pemeliharaan terhadap kecepatan lari
Sapi Karapan di Desa Bulangan Branta Kecamatan Pegantenan Kabupaten
Pamekasan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adanya penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan informasi kepada
peternak sapi Karapan tentang perbedaan exercise dan pemeliharaan terhadap
waktu tempuh dan kecepatan lari sapi Karapan.
Selain itu, hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap
ilmu pengetahuan terutama memperluas pengetahuan di bidang peternakan
khususnya peternakan sapi Karapan.
1.5 Hipotesis
Diduga ada perbedaan exercise dan pemeliharaan terhadap waktu tempuh dan
kecepatan lari sapi Karapan di Desa Bulangan Branta Kecamatan Pegantenan
Kabupaten Pamekasan.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah exercise dan pemeliharaan sapi Karapan
mempengaruhi waktu tempuh dan kecepatan lari dengan rincian berikut;
1. Waktu tempuh lari sapi Karapan dengan perlakuan pertama (K1) lebih rendah
dari waktu tempuh lari sapi Karapan dengan perlakuan kedua (K2).
2. Kecepatan lari sapi Karapan K1 lebih tinggi dari pada kecepatan lari sapi
Karapan K2.
6.2 Saran
Sapi Karapan disarankan diberi excercise dua hari sekali dengan
pemeliharaan meliputi memandikan dan penjemuran 3 kali sehari (pukul 07.30, pukul
14.30 dan pukul 20.00), pemijatan setiap malam dan pemberian jamu setiap malam.
Perlu penelitian lanjutan tentang perbedaan pemeliharan terutama nilai nutrisi dan efek
fisiologis pemberian jamu suplemen (jamu) pada sapi Karapan serta variasi berat
badan terhadap produktivitas dan perfomans sapi Karapan, serta karakteristik genetik
sapi Karapan.
DAFTAR PUSTAKA
Amano, T.M, Katsumata dan Suzuki, S.1980. Morphological and Genetical Survey of Water Buffaloes in Indonesia. Grant-in-Aid for Overseas Scientific Survey. The Origin and Phylogeny of Indonesia Native Livestock. Part II. The Research Group of Overseas Sci. Survey.
Aryogi dan Romjali, E. 2006, Potensi, Pemanfaatan dan Kendala Pengembangan Sapi Potong Lokal sebagai Kekayaan Plasma Nutfah Indonesia. Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Genetik di Indonesia.
Astutik, F. dan Sarmini. 2014. Budaya Karapan Sapi sebagai Modal Sosial Masyarakat Madura di Kecamatan Sepulu Kabupaten Sumenep. Jurnal Kajian Moral dan Kemanusiaan.
Azuri, D.S dan Suwartono, E. 2003. Sapi Madura sebagai Ternak Kerja dan Penghasil Daging. PT. Balai Pustaka.
Bompa, T.O. 1999. Periodization: Theory and Methodology of Training. Fourth Edition. Hunt Publishing Company.
Bouchard, C. 1990. Exercise, Fitness, and Health: a consensus of current knoeledge. Proceeding of International Conference on Exercise, Fitness, and Health. Toronto, Canada.
Chairdin, D.N, Sucik Maylinda dan Moch. Nasich. 2015. Karakteristik Sapi Sonok dan Sapi Karapan pada Umur yang Berbeda di Kabupaten Pamekasan Pulau Madura. Universitas Brawijaya Malang. Malang.
Feng, R. et al. 2019. A Systematic Comparison of Exercise Training Protocols On Animal Models of Cardiovascular Capacity. National Engineering Laboratory for Resource Development of Endangered Crude Drugs in Northwest of China/CGDB, Shaanxi Normal University College of Life Sciences, Xi’an 710119. China.
Gunawan. 1993. Sapi Madura sebagai Ternak Kerja, Potong, Karapan dan Sonok. Kanisius Jurnal.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. CV. Kesuma. Jakarta.
Kosim, M. 2007. Karapan Sapi; “Pesta” Rakyat Madura (Perspektif HistorisNormatif). Jurnal Karsa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura.
Kuntowijoyo. 2002. Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940. Mata Bangsa. Yogyakarta. Kutsiyah, F. 2014. Sapi Madura: Pembibitan, Budaya dan Ekonomi Kreatif. Makalah Seminar Regional Sapi Madura. Universitas Madura.
Laconi, E. B dan Widiyastuti, T. 2010. Kandungan Xantofil Daun Lamtoro (Leucena Leucocephala) Hasil Detoksikasi Mimosin Secara Fisik dan Kimia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mohammad Hefni. 2013. Tradisi Lisan Madura. STAIN Pamekasan. Madura.
Mubarak, S. Z. 2015. Korelasi Bobot Badan dan Statistik Vital Sapi Madura Karapan di Kabupaten Sumenep. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Malang.
Nossek, J. 1982. General Theory of Training (Terjemahan oleh M. Furqon H) Sebelas Maret University Perss. Surakarta.
Rizqina, L. Jannah, Isbandi, Erianto, S.I. Santoso dan E. Rianto. 2014. The Potential of Madura Cattle as A Source of Family Income in Sapudi Island. Journal Anim. Sci. East Java.
Rowe, T. 2001. Pengaruh Motivasi Pemilik Sapi pada Perubahan-perubahan Sosio- Budaya dalam Karapan Sapi. Program Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies Universitas -pMuhammadiyah Malang. Malang.
Santoso, I. B. 2006. Karapan Sapi di Pulau Madura dari Aspek Komunikasi dan Aspek Local Wisdom Pada Sektor Pertanian. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Smith, G. 1989. Pentingnya Sapi dalam Masyarakat Madura, dalam Huub de Jonge, Agama, Kebudayaan, dan Ekonomi; Studi-Studi Interdisipliner Tentang Masyarakat Madura. Rajawali. Jakarta.
Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan Melatih Fisik. FIK Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Sutjitro. 2003. Gengsi, Magik, dan Judi: Karapan Sapi Madura, dalam Sorgianto (ed), Kepercayaan, Magi, dan Tradisi dalam Masyarakat Madura. Tapal Kuda. Jember.
Satya, T.M.W and Widyas, N. 2017. Variation of Madura Cattle in Madura 1 Island, Indonesia. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Trifena, Budisatria, I.G.S dan Hartatik, T. 2011. The Phenotypic Changes of First Filial and Backross of Ongole Grade, Simpo and Limpo Cows. Buletin of Animal Science
Wijono, D.B. dan Setiadi, B. 2004. Potensi dan Keragaman Sumber Daya Genetik Sapi Madura. Loka Karya Nasional Sapi Potong 2004. Loka Penelitian Sapi Potong, Grati, Pasuruan dan Balai Penelitian Ternak, Bogor.