GAMBARAN UMUM PARIWISATA KABUPATEN

4 PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK GRESIK

4.1 GAMBARAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN GRESIK Kabupaten Gresik merupakan salah satu daerah yang paling berpengaruh terhadap perkembangan Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini berada di sebelah barat laut dari Kota Surabaya dengan jarak 18 km. kabupaten Gresik merupakan sub wilayah pengembangan (SWPB) dari kegiatan sub wilayah pengembangan Gerbang Kertosusilo yaitu Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Pengembangan Kabupaten ini diarahkan kepada sektor pertanian, industri, perdagangan, maritime, pendidikan, dan industri wisata. Kabupaten Gresik berasal dari kata giri yang berari bukit dan gisik yaitu pantai. Kedua kata tersebut cocok untuk menggambarkan Kabupaten Gresik karena kondisi alamnya yang berbukit dan banyak terdapat pantai. Hampir sepertiga wilayah yang ada di Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai yaitu sepanjang 140 km. Dahulunya Gresik merupakan kota pelabuhan atau perdagangan. Keunggulan geografis ini menjadikan Kabupaten Gresik sebagai alternatif untuk investasi atau penanaman modal. Kabupaten Gresik merupakan salah satu tempat Pabrik Semen yang terkenal di seluruh dan juga terdapat PT. Petro Kimia. Sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Gresik sudah memadai dan didukung pula dengan adanya akses jalan tol menuju Kota Surabaya yang jaraknya dekat dengan Pelabuhan Tanjung Perak dengan jalan beraspal dan angkutan umum yang sudah mencapai pelosok kecamatan, dan transportasi laut yang memadai berupa pelabuhan dan dermaga sehingga Gresik siap menunjang aktivitas berdagang dalam taraf internasional. Kabupaten Gresik terkenal dengan dengan Kota wisata religi karena di Kabupaten Gresik terdapat makam salah satu dari Sembilan wali. Kabupaten Gresik memiliki daya tarik dan objek wisata yang beranekaragam. Wilayah-wilayah pariwisata di Kabupaten Gresik mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan apabila dikelola dengan baik dan seksama. Pembangunan pariwisata perlu dipersiapkan secara terstuktur, terpadu, dan berkesinambungan agar tujuan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesehjateraan

L A P O R A N A K H I R masyarakat dapat tercapai. Sebaiknya otonomi daerah memberikan dukungan sepenuhnya dalam sektor pariwisata sehingga nantinya sektor ini dapat berkontribusi secara besar terhadap pembangunan di daerah. Otonomi daerah memberikan peluang bagi daerah Kabupaten Gresik dalam mengelola sumberdayanya sendiri dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menghasilkan PAD yang sebesar-besarnaya. Salah satu sasaran yang dapat menjadi andalan adalah sektor pariwisata. Posisi strategis Kabupaten Gresik akan menjadi peluang daerah ini untuk meraih keuntungan dengan menjadi tujuan destinasi wisata bagi masyarakat ibukota dan sekitarnya. Para wisatawan akan dimanjakan dengan segala bentuk jajanan dan panganan yang ada pada Kabupaten Gresik ini. Beberapa panganan yang terkenal ialah Sego Krawu dan Otak- otak Bandeng. Objek wisata Kabupaten Gresik dibedakan menjadi tida bagian yaitu wisata budaya, wisata alam, dan wisata khusus.

Tabel 4.1 Objek Wisata Kabupaten Gresik Klasifikasi Objek No. Nama Objek Wisata Lokasi Wisata 1. Makam Maulana Wisata Budaya Desa Gapuro Sukolilo Kecamatan Gresik 2. Makam Sunan Giri Wisata Budaya Dusun Giri Gajah Desa Giri Kecamatan Kebomas 3. Petilasan Giri Kedaton Wisata Budaya Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kebomas 4. Makam Kanjeng Tumenggung Wisata Budaya Desa Gapuro Sukolilo Pusponegoro Kecamatan Gresik 5. Makam Nyi Ageng Pinatih Wisata Budaya Kelurahan Kebungson Kecamatan Gresik 6. Makam Raden Wisata Budaya Desa Bedilan Kecamatan Gresik 7. Makam Sunan Prapen Wisata Budaya Desa Klangonan Kecamatan Kebomas 8. Makam Siti Fatimah Binti Wisata Budaya Desa Leran Kecamatan Manyar Maimun 9. Makam Kanjeng Sepuh Sidayu Wisata Budaya Desa Kecamatan Sidayu 10. Makam Dewi Sekardadu Wisata Budaya Dusun Gunung Anyar Ngargosari Kecamatan Kebomas 11. Makam Putri Cempo Wisata Budaya Dusun Petukangan Keluarahan Gending 12. Bukit Surowiti Wisata Alam Desa surowiti Kecamatan Panceng 13. Pantai Delegan Wisata Alam Desa Delegan Kecamatan Panceng 14. Giri Warna Tirta Wisata Alam Daerah Industri Petrokimia 15. Kawasan Wisata Adenium Wisata Khusus Desa Banyu Urip dan Desa Manunggal Kecamatan Kedamean, Desa Karang Andong Kecamatan Driyorejo, Desa Sooko dan Kesamben Kecamatan Wringinanom. 16. Benteng Lodewijk Wisata Khusus Desa Tanjung Widoro Kecamatan Bungah Pulau Mengare 17. Kampung Kemasan Wisata Khusus Kecamatan Gresik

L A P O R A N A K H I R

18. Sentra dan Rebana Wisata Khusus Desa Bungah Kecamatan Bungah Sumber : Profil Pariwisata Kab. Gresik 2013

4.2 POTENSI DAN DAYA TARIK WISATA

4.2.1 Wisata Budaya A. Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik) Makam Maulana Malik Ibrahim merupakan destinasi wisata yang ada di jantung Kota Gresik. Makam ini berada pada Jalan Malik Ibrahim di Desa Gapuro berjarak 200 m dari Alun- alun Kota Gresik. Bangunan yang ada di Makam Maulana Malik Ibrahim ini memiliki ciri khas yang lebih dibanding dengan objek wisata makam lain yang ada di Kabupaten Gresik. Apabila dilihat dari segi fisik makam maka dapat dilihat bahwa ada tiga makam sentral yang nisan dan jiratnya berasal dari Cambay (Gujarat) dengan bahan marmer. Nisan yang ada di komplek makam ini berbentuk tunas kapal yang merupakan ciri khas dari Gujarat. Demikian pula apabila dilihat dari sisi tulisan. Kondisi makam yang ada di kompleks makam Maulana Malik Ibrahim ini sudah sangat baik kondisinya. Di kompleks ini terdapat lima makam yaitu makam Maulana Malik Ibrahim, istri, anak, dan dua pengikutnya. 1. Sejarah/latar belakang Maulana Malik Ibrahim merupakan sunan gresik atau biasa disebut Syekh Maghribi. Diperkirakan Maulana Malik Ibrahim lahir pada awal abad ke-14. Maulana Malik Ibrahim merupakan wali pertama yang ada di Pulau Jawa. Dalam menyebarkan agama Islam beliau banyak merangkul masyarakat yang berada pada golongan marginal di akhir kekuasaan yaitu pada tahun 1379. Maulana malik Ibrahim merupakan sosok tertua penyebar agama islam di Pulau Jawa atau merupakan wali tertua dari kesembilan wali. Maulana Malik Ibrahim wafat tanggal 12 Rabiul Awal 822 H (1419 M). Banyaknya peziarah yang datang hingga saat ini membuktikan bahwa masih besarnya pengaruh islam yang disebarkan oleh Maulana Malik Ibrahim. Pada Kompleks makam terdapat kantor- kantor pengelola, namun untuk akomodasi parkir dan rumah makan / restoran berada di luar komplek makam. Hal itu disebabkan karena aturan dari pengelola makam agar kompleks makam tetap dalam keadaan yang kondusif. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Dalam kompleks pemakaman akomodasi yang disediakan oleh pengelola ialah toilet, tempatt wudlu, dan masjid yang digunakan untuk beribadah. Toilet yang ada di objek wisata ini hanya 4 buah sehingga pengelola merasa kurang dengan fasilitas seminim itu dan jumlah pengunjung yang begitu banyak. Untuk akomodasi parkir kendaraan

L A P O R A N A K H I R

pengelola tidak menyediakan namun di luar komplek pemakaman banyak masyarakat sekitar yang sudah menyediakan jasa tersebut. Tarif yang dikenakan ialah sebesar Rp 75.00,00 sehingga para wisatawan merasa biaya parkir di lokasi ini cukup mahal.

. Rumah Makan/Restoran Rumah makan atau restoran hanya diperbolehkan dibangun pada luar kompleks makam. Hal tersebut dikarenakan agar kompleks makam tetap dalam keadaan kondusif dan tetap bersih sehingga para peziarah masih merasakan keadaan sakral saat berziarah. . Pusat Perbelanjaan Di Makam Maulana Malik Ibrahim tidak terdapat pusat perbelanjaan. Menurut pengelolaa pusat dari perbelanjaan seperti toko-toko berada pada kampung di sebelah komplek Makam Maulana Malik Ibrahim. . Aksesibilitas Aksesbilitas yang ada di Kawasan Makam Maulana Malik Ibrahim yaitu berupa papan gapura jalan yang ada saat pengunjung memasuki kawasan makam yaitu berada di Jalan Malik Ibrahim. Akses jalan yang ada di objek wisata sudah baik namun untuk menampung jumlah pengunjung yang terlalu banyak tidak memungkinkan. Hal tersebut dikarenakan jalan hanya selebar 8 meter sehingga antrian atau kemacetan terjadi di sepanjang koridor kawasan pemakaman Maulana Malik Ibrahim. Tempat parkir yang kurang juga menyebabkan banyaknya para pengguna kendaraan memarkir di badan jalan sehingga badan jalan terganggu keefektifannya. Di komplek Makam maulana Malik Ibrahim telah terdapat angkutan umum sehingga wisatawan dengan mudah untuk datang ke objek wisata ini. . Listrik Listrik yang digunakan untuk penerangan dan kebutuhan lainnya di Makam Maulana Ibrahim berasal dari Perusahaan Listrik Negara. Biasanya ketersediaan listrik digunakan untuk penerangan area makam, masjid, kebutuhan kantor pengelolan, dan segala kebutuhan yang dibutuhkan untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada di Makam Maulana Malik Ibrahim. . Telekomunikasi Jaringan telekomunikasi di komplek makam Maulana Malik Ibrahim telah ada dengan adanya jaringan telepon di kawasan tersebut. . Air Bersih Air Bersih yang digunakan ialah berasal dari PDAM Kabupaten Gresik. Terdapat kendala dalam pasokan persediaan air bersih karena debit air yang kurang maksimal kurang memenuhi kebutuhan air bersih sebagai akomodasi pengunjung.

L A P O R A N A K H I R

3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Makam Maulana Ibrahim terakhir pada tahun 2013 diakumulasikan sebesar 1.350.000 pengunjung per tahun. Dengan banyaknya wisatawan yang datang maka penambahan bentuk fasilitas mulai dikembangkan oleh pengelola misalnya saja dengan rencana pembangunan masjid, aula, toilet, penginapan, dan pertamanan di komplek wiasata Maulana Malik Ibrahim. Pembangunan penggantian cungkup dari kedua makam utama telah selesai dilakukan namun dua tiang penyangga cungkup sengaja tidak diganti karena kedua tiang tersebut merupakan bagian dari identitas Makam Maulana Malik Ibrahim. Biaya yang digunakan untuk pembangunan dan perawatan bangunan merupakan sodaqoh dan sumbangan yang berasal dari para peziarah karena pada komplek makam telah disediakan beberapa kotak amal yang disediakan oleh pengelola. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang ke Makam Maulana Malik Ibrahim ini biasanya berziarah dan membaca surat yasin secara individu dan rombongan. Wisatawan berasal dari dalam maupun luar negeri. Kebanyakan wisatawan yang datang merupakan anggota pengajian dari daerah-daerah. Para wisatawan yang datang biasanya juga mengambil air dari sumur yang di bangun oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia untuk pengelolaan yang ada di makam Maula Malik Ibrahim ini sudah lengkap dan sudah terbagi atas bidang-bidangnya sendiri. Sehingga segala urusan terjadi keteraturan dalam pengelolaan Makam Maulana Malik Ibrahim. . Kelembagaan Kelembagaan di Makam Maulana Ibrahim telah ada. Hal ini ditunjang dengan adanya kantor pengelola. Pada perencanaan komplek makam di atur oleh badan BP3 (Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala).

L A P O R A N A K H I R

Cungkup Makam Maulana Malik Ibrahim Gapura Kuno di Komplek Makam Maulana Malik Ibrahim

Sumur yang Dibangun Syekh Maulana Malik Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim Ibrahim

Pintu Masuk Komplek Makam Maulana Malik Nisan Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim Ibrahim Gambar 4.1 Dokumentasi Objek Wisata Makam Maulana Malik Ibrahim

B. Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas) Makam Sunan Giri terletak di Bukit Giri yang berada di Jalan Sunan Giri Desa Giri Gajah Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Makam Sunan Giri ini berjarak 4 km dari pusat Kota Gresik. Makam Sunan Giri ini memiliki luas 900 m2 dan

L A P O R A N A K H I R dikelilingi oleh sekitar 30 makam keluarga dan para muridnya. Pada punggung komplek makam dari Sunan giri ini dikelilingi makam-makam masyarakat sekitar pada kala itu. Untuk berziarah ke Makam Sunan Giri pengunjung harus menaiki tangga yang relative tinggi karena makam utama terletak di bukit. Pada samping kiri dan kanan dari makam Sunan Giri terdapat masjid tua yang dibangun oleh Sunan Giri. Pintu gerbang atau gapuro berbentuk naga yang ada merupakan peninggalan pada jaman Sunan Giri namun keadaannya kini sudah sangat memprihatinkan karena bangunan mulai terkikis. Makam Sunan Giri diberi cungkup kayu jati yang terdapat kala makara yang disilir dengan ornament tumbuh-tumbuhan, sedangkan untuk pintu cungkup terdapat kala makara yang distilir ornament tumbuh-tumbuhan. Semua peninggalan yang ada di Makam Sunan Giri menunjukkan bentuk ornament kebudayaan awal- awal islam di Jawa yaitu dengan ornament tanamannya. Banguanan dari makam Sunan Giri dibuat lebih tinggi daripada bangunan yang lain disebabkan karena menurut kepercayaan hindu tempat yang lebih tinggi dari tempat sekitarnya merupakan tempat sacral yang biasanya digunakan untuk mendirikan bangunan suet atau tempat upacara sacral. Para pengunjung harus membungkukkan badan apabila masuk ke dalam makam Sunan Giri. Pada kawasan Makam Sunan Giri dibagi menjadi 3 zona kawasan yaitu zona pertama ialah tempat makam sunan giri, zona kedua ialah makam leluruh dan masyarakat giri pada zaman lampau, dan zona ketiga ialah zona tempat parkir pengunjung. Dinasti Giri memang dikenal sebagai dinasti pendukung aliran Syatariah (aliran terkait islam). 1. Sejarah/latar belakang Sunan Giri atau dengan nama lain Raden Paku atau Joko Samudro lahir di Blambangan pada tahun 1442. Sunan Giri merupakan Murid dari dan merupakan putra dari Syech Maulanan Ishaq dan Dewi Sekardadu yang merupakan putri penguasa wilayah Blambangan. Sunan Giri mendirikan di Gresik yang bernama Giri Kedaton yang terletak di Bukit Giri. Sunan Giri berdakwah dengan menggunakan kesenian seperti permainan anak dan gending. Sunan Giri wafat pada tahun 1428 saka atau 1506 masehi. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Akomodasi yang disediakan kawasan wisata Sunan Giri ini ialah papan penunjuk objek wisata yang berada pada jalan yang menuju ke objek wisata. Gerbang gapura yang menunjukkan keberdaan objek wisata, kantor yayasan yang ada di dalam komplek objek wisata, jalan raya yang relative lebar, jalan setapak untuk menuju objek wisata sudah dalam keadaan baik, papan informasi sudah tersedia untuk melihat denah dan letak dari makam-makam utama, pesantren yang digunakan sebagai penginapan para pengunjung, musholla yang digunakan yang digunakan untuk wisatawan, pos keamanan, dan kamar mandi atau toilet. Pada Kompleks makam sunan Giri kurangnya tempat sehingga para pengunjung membuang sampah sembarangan.

L A P O R A N A K H I R

. Rumah Makan/Restoran Rumah makan dan restoran terdapat pada jalan setapak yang berada pada zona kedua yang berada pada pinggir-pinggir jalan. Sehingga menyebabkan kerumunan orang pada jalan-jalan setapak. . Pusat Perbelanjaan Pusat perbelanjaan berada pada jalan setapak yang ada di zona dua dan juga terdapat pada tangga-tangga yang menuju makam. Sebenarnya pada makam Sunan Giri ini sudah disediakan kompleks pusat pertokoan yang terletak di sebelah Balai Desa Giri namun para pedagang menolak untuk berjualan di area tersebut dengan alasan area tersebut tidak dilewati oleh pengunjung dan menyebabkan penurunan pada pendapatan pedagang. Akibat para pedagang menjual cinderamata, makanan, dan baju ialah mebuat jalan setapak atau tangga menjadi sesak dan ruas jalan menjadi kotor dan tidak indah.

. Aksesibilitas Jalan yang relative lebar yang memungkinkan kendaraan masuk dan keluar dengan mudah dan juga area parkir yang cukup luas untuk bis, mobil, maupun sepeda motor. Sedangkan untuk jalan setapak atau tangga menuju makam dipenuhi oleh pedagang dan bahkan orang meminta-minta sehingga para pengunjung kurang nyaman dan leluasa dalam berjalan. Di dalam komplek Makam Sunan Giri juga tidak terdapat pengaturan alur keluar masuk pengunjung sehingga terjadi penumpukkan pengunjung di tangga dan juga menyebabkan para pedagang yang terdapat pada sisi utara makam tidak ada pengunjung. Untuk memasuki kawasan wisata ini juga sudah terdapat angkutan umum, ojek, maupun dokar sehingga para wisatawan tidak perlu khawatir mengenai masalah transportasi. . Listrik Listrik yang digunakan di Kawasan komplek makam Sunan Giri ini merupakan aliran dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Prasarana ini digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan akomodasi pengelola dan pengunjung demi keberlangsungan objek wisata ini. . Telekomunikasi Jaringan telekomunikasi pada daerah ini telah tersedia namun hanya pada zona 3 karena pada zona 1 terletak pada bukit sehingga kurang terlayani. . Air Bersih Pada komplek makan telah terlayani oleh jaringan air bersih namun jumlah tidak seimbang dengan kebutuhan wisatawan yang berkunjung di objek makam Sunan Giri ini. 3. Pasar Wisata

L A P O R A N A K H I R

. Jumlah dan Perkembangan Wisata Jumlah pengunjung pada objek wisata makam sunan giri ini setiap bulannya ialah sekitar 10.000 pengunjung namun pada bulan-bulan islam dapat juga mencapai lebih dari 10.000. Dengan banyaknya para pengunjung maka di dalam objek wisata ini terdapat pesantren yang digunakan pengunjung sebagai penginapan apabila ingin lebih berziarah beberapa hari. Perkembangan objek wisata ini dapat dilihat dengan pembangunan pagar yang ada di bagian depan kompleks makam, pembangunan pusat perbelanjaan, dan juga akan dibangun museum yang ada pada zona dua. . Profil Wisatawan Wisatawan yang berkunjung biasanya berasal dari dalam maupun luar negeri. Hal-hal yang biasanya dilakukan oleh wisatawan ialah berziarah, belanja, dan juga berdoa.

4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Untuk sumber daya manusia dalam pengelolaan dan mempromosikan Kawasan sunan Giri telah memadai. Selain dari yayasan Sunan Giri namun juga berasal dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga. . Kelembagaan Kelembagaan yang ada di Makam Sunan Giri telah ada sejak lama dibuktikan dengan adanya yayasan makam sunan giri yang mengatur segala sarana dan prasarana yang ada di komplek makam sunan giri ini. Ketua pengurus yayasan ini juga berasal dari BP3 (Badan pelestarian peninggalan purbakala) sehingga mampu mengakomodir jalannya pengaturan yang ada di objek wisata.

Gerbang Pintu Masuk Komplek Makam Sunan Gerbang Naga Makam Sunan Giri Giri

L A P O R A N A K H I R

Pertokoan yang tidak Berfungsi Jalan Setapak Menuju Makam Sunan Giri

Lahan yang Digunakan untuk Pembangunan Museum Sunan Giri Gerbang Makam Sunan Giri Zona 1

Pedagang di Kompplek Makam Sunan Giri Masjid Sunan Giri Gambar 4.2 Dokumentasi Objek Wisata Makam Sunan Giri

C. Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro (Kec. Gresik) 1. Sejarah/latar belakang Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro terletak di Jalan Pahlawan Gresik dengan luas area 2000 m2 Dusun Gapura Kelurahan Gapura Kecamatan Gresik. Lokasi ini berada 300 meter di sebelah selatan alun-alun Kota Gresik. Kanjeng Tumenggung Pusponegoro adalah bupati pertama Gresik pada tahun 1617. Komplek makam ini terdapat di Gapuro Sukolilo dan hanya dikhususkan untuk untuk keturunan pusponegoro sendiri. Makam ini berbentuk layaknya bangunan kuno dengan batu putih dan nisan pada makam berbentuk dasar kurawal. Pada komplek pemakaman ini terdapat dua pintu masuk, yaitu Padu Rekso Timur dan Padu Rekso II atau tabir timur. Selain makam Pusponegoro terdapat juga Makam Tumenggung Djojodirejo dan Kyai Tumenggung Soeronegoro. Komplek

L A P O R A N A K H I R

makam Pusponegoro ini bersebelahan dengan komplek wisata religi Maulana Malik Ibrahim. Pada komplek Makam pusponegoro ini terdapat beberapa makam yaitu : a) Pintu masuk atau timur padu rekso b) Depan Padu Rekso II atau Tabir Timur c) Muka (pintu) cungkup pusponegoro atau Padu Rekso d) Batu lingga dan ukiran makam e) Makam Kyai Tumenggung Djojodiredjo f) Makam Kyai Tumenggung Soeronegoro g) Makam Kyai Tumenggung Pusponegoro h) Batu Tabir di Muka Cungkup i) Gapura pintu makam. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Menjangkau Makam Kyai Tumenggung Pusponegoro ini sangat mudah karena papan nama sudah terlihat di gapura. Beberapa fasilitas yang ada di komplek makam ini memang sangat minim yaitu apabila dilihat dari ketiadaan tempat sampah sehingga terkadang wisatawan akan cenderung membuang sampah sembarangan. Sedangkan untuk fasilitas jaringan telepon, jaringan listrik, dan juga jaringan drainase sudah cukup baik. Begitu disayangkan bahwa pengelola makam tidak memiliki kantor sebagai pusat informasi. Pos keamanan dan pos kesehatan pun tidak ada. Akomodasi yang ada di komplek makam pusponegoro ini juga masih memanfaatkan fasilitas yang ada di kawasan makam Maulana Malik Ibrahim sebab lokasi keduanya bersebelahan. . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Pada komplek makam pusponegoro ini kurang memperhatikan lokasi rumah makan/restoran dan pusat perbelanjaan untuk wisatawan. . Aksesibilitas Untuk menjangkau makam kiyai tumenggung pusponegoro ini dapat melewati Jalan Malik Ibrahim maupun jalan yang berada di Taman Makam Pahlawan. Akses angkutan umum juga sangat mudah namun tempat parkir kendaraan sendiri belum disediakan oleh pengelola. . Listrik Listrik pada komplek makam ini telah cukup baik karena sudah memiliki jaringan listrik yang digunakan sebagai penerangan dan kebutuhan pengelola dalam pengembangan kawasan. . Telekomunikasi Telekomunikasi di komplek makam sudah sangat baik karena telah ada fasilitas jaringan telepon.

L A P O R A N A K H I R

. Air Bersih Untuk air bersih sudah memenuhi karena aliran PDAM sudah menjangkau komplek makan Pusponegoro ini. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Pengunjung yang datang ke makam kyai tumenggung pusponegoro ini relative sepi karena tempat yang agak masuk. Pengunjung biasanya datang setelah mengunjungi Makam Maulana Malik Ibrahim. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang ke tempat wisata ini berasal dari luar maupun dalam negeri. Biasanya juga berasal dari perkumpulan pengajian dan jamaah muslimat. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam pengelolaan objek wisata ini sangat kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari keterbatasan petugas kebersihan makam yang hanya dua orang.

. Kelembagaan Pengelolaan dari Makam Pusponegoro ini telah dikoordinir oleh yayasan Makam Pusponegoro. Pengelolaan terkait dengan keuangan dari sumbangan wisatawan demi kelangsungan dan keberlanjutan objek wisata.

Gambar 4.3 Dokumentasi Objek Wisata Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro

D. Makam Raden Santri (Kec. Gresik) Makam raden santri berada pada Desa Bedilan kecamatan gresik tepatnya berada pada Jalan Raden Santri dengan jarak 100 m sebelah utara alun-alun Kota Gresik. 1. Sejarah/latar belakang

L A P O R A N A K H I R

Raden Santri merupakan salah satu penyebar agama islam di Pulau Jawa. Beliau merupakan kakak dari Sunan Ampel dan sepupu dari Maulana Malik Ibrahim. Raden Santri merupakan putra dari Ibrahim Asmorogondy. Nama lain Raden Santri ialah Sayid Murtadho. Raden santri wafat pada tahun 1317 saka atau 1449 M. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Objek wisata makam Raden santri ini sudah bisa dilihat dari gerbang yang menunjukkan objek wisata. Selain itu letaknya yang dekat dengan jalan raya menyebabkan masyarakat tidak sulit untuk menemukan. Papan informasi untuk objek wisata ini belum ada. Di dalam komplek makam terdapat musholla, tempat wudlu, dan halaman yang cukup teduh serta dapat menampung pengunjung sekitar 20 orang. . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Dalam komplek makam ini tidak terdapat pusat perbelanjaan dan rumah makan. . Aksesibilitas Karena letak dari Makam Raden Santri ini dekat dengan alun-alun Kota Gresik maka akses untuk menuju tempat wisata sangat mudah. Hal itu didukung pula oleh keberdaan angkutan umum yang melewati area wisata. Selain itu pintu gerbang ujung juga berhadapan langsung dengan jalan raya. Tidak adanya lahan parkir di lokasi ini menyebabkan wisatawan sulit untuk memarkir kendaraannya. Lokasi ini hanya bisa menampung beberapa sepeda motor saja. . Listrik dan Telekomunikasi Untuk fasilitas listrik dan komunikasi sudah sangat baik karena mengikuti fasilitas dan utilitas yang ada di pusat kota. . Air Bersih Pada area pemakaman ini sangat sulit sekali mendapatkan air bersih. Hal tersebut menyebabkan kurang maksimalnya pelayanan air bersih terhadap wisatawan. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Perkembangan objek wisata Makam Raden santri ini sangat stagnan karena objek wisata hanya berupa area makam dan mushola tanpa adanya atraksi atau kegiatan wisata lainnya. Selain itu area yang sempit tidak memungkinkan adanya pelebaran. Letak makampun tertutupi oleh bangunan lainnya. . Profil Wisatawan Wisatawan yang mengunjungi objek wisata ini biasanya berziarah. Wisatawan berasal dari wilayah local dan regional. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia

L A P O R A N A K H I R

Belum adanya pengelolaan secara maksimal karena kurangnya tenaga dalam merawat lokasi ini. Juru kunci yang hanya berjumlah 1 orang akan kurang dalam menangani pengunjung yang banyak. . Kelembagaan Pada Makam Raden santri ini belum adanya yayasan pengelolaan menyebabkan pengembangan dari objek wisata ini agaknya sulit dikembangkan.

Gerbang Pintu Masuk Makam Raden Santri Makam Raden Santri

Jalan Tempat Wudlu dan Toilet Tempat Wudlu dan Toilet

Gambar 4.4 Dokumentasi Objek Wisata Makam Raden Santri

E. Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik) Makam Nyai Ageng Pinatih berada pada Kelurahan Kebungson yaitu berada 300 meter sebelah utara alun-alun Kota Gresik. 1. Sejarah/latar belakang Nyai Ageng Pinataih merupakan tokoh wanita yang tidak lepas dari penyebaran agama islam di Pulau Jawa terutama di Gresik. Raden paku atau Sunan Giri merupakan anak angkat dari beliau. Pada zaman majapahit, Nyai Ageng pinatih merupakan saudagar kaya dan dihormati oleh raja sehingga diangkat menjadi Syah Bandar Gresik. Dalam penyebaran agama islam Nyai Ageng Pinatih memiliki Rojo Pandito Wunut. Beliau wafat pada tahun 1317 atau 1449 M. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata

L A P O R A N A K H I R

Kantor pengelola sudah ada namun tidak terawat dengan baik. Sudah terdapat mushola namun kondisi tempat wudlu yang kurang layak. Pos kesehatan dan keamanan belum ada serta pusat informasi kurang berfungsi dengan baik. . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Pada komplek makam tidak terdapat rumah makan dan pusat perbelanjaan. . Aksesibilitas Kondisi topografi di daerah Makam Nyai Ageng Pintaih yang landai menyebakan lokasi ini mudah dalam hal transportasi sehingga aksesbilitasnya tinggi. Jalan menuju objek wisata ini sudah dalam keadaan baik karena perkerasan jalan sudah berupa aspal. Memasuki komplek makam kita harus melewati dua pintu gerbang yang keduanya memilik jarak 6 meter. Pintu gerbang di sebelah selatan merupakan pintu masuk utama lama sebelum dibangunnya joglo yang diresinikan pada tahun 2007. Pintu lama tersebut akan membawa pengunjung melalui gang sempit diantara permukiman penduduk sekitar. Dan gerbang sebelah selatan akan membawa pengunjung langsung ke lokasi makam. Lahan parkir yang ada pada komplek makam sangat terbatas. Hanya dapat menampung untuk beberapa sepeda motor. . Listrik Jaringan listrik pada komplek makam telah ada sebagai prasarana penerangan dan kebutuhan pengelola untuk keberlangsungan komplek makam ini. . Telekomunikasi Jaringan telekomunikasi telah ada. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan jaringan telepon. . Air Bersih Jaringan air bersih juga telah ada digunakan sebagai kebutuhan wudlu dan toilet yang ad pada komplek makam. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Demi meningkatkan daya tarik objek wisata maka diadakan renovasi pada komplek makam dan pembangunan joglo sehingga nantinya akan meningkatkan pelayanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung. Potensi yang dimiliki oleh objek wisata ini meliputi : a) Pengembangan komplek makam Nyai Ageng pinatih sebagai pusat informasi sejarah Islam dan pusat dakwah (Puisi Pudak) di Jawa Timur sehingga masyarakat bisa mengetahui sejarah tentang wali-wali yang ada di Gresik. Bangunan yang dijadikan sebagai Puisi Pudak tersebut berbentuk huruf "L" dengan ukuran sekitar 8 X 30 meter. Joglo tersebut posisinya terpisah dari bangunan induk yang terdapat makam Nyai Ageng Pinatih.

L A P O R A N A K H I R

b) Terdapat 7 pigura berukuran 1,5 X 2 meter ditempelkan di bagian dinding gedung tersebut. Isi pigura itu, adalah menerangkan sejarah singkat para wali. Di antaranya, Maulana Malik Ibrahim, Raden Santri , Sunan Giri. Serta silsilah wali-wali Gresik hingga Keturunan Sunan Giri. Para pengunjung bisa mempelajari atau membaca sejarah singkat tentang para penyebar agama Islam ini. c) Pada bagian selatan bangunan joglo yang menghadap ke timur itu, terdapat sebuah tangga menuju ke perpustakaan dan tempat penyimpanan barang-barang peninggalan ibu angkat Sunan Giri. Barang peninggalan Nyai Ageng Pinatih itu di antaranya, lampu, peti (tempat penyimpanan barang berharga), hingga wajan (tempat untuk menggoreng). d) Niakarn-makam yang terdapat di kompleks ini sebagian besar telah dipugar dengan menggunakan bahan-bahan modern, seperti tampak pada jirat-jirat makam yang berbahan porselin, sehingga terlihat lebih terawat. e) Kompleks rnakam dibuka selaina 24 jam, sehingga pengunjung dapat datang ke destinasi wisata ini kapan saja. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang menuju objek wisata ini berasal dari dalam maupun luar negeri. Biasanya para wisatawan selain mengunjungi makam Nyai Ageng Pinatih juga akan mengunjungi wisata-wisata religi lain yang ada di Kabupaten Gresik. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia untuk mengelola makam ini telah ada namun kurang bekerja secara maksimal. . Kelembagaan Pengelolaan Makam Nyai Ageng Pinatih ini bergabung dengan pengelolaan Makam Sunan Giri. Untuk kantor UPTD dari makam ini terletak di area makam Maulana Malik Ibrahim.

Pintu Gerbang Makam Nyai Ageng Pinatih Jalan Menuju Makam Nyai Ageng Pinatih

L A P O R A N A K H I R

Pamflet Informasi mengenai Sejarah Nyai Ageng Pinatih

Pintu menuju Pesarean Nyai Ageng Pinatih

Tempat Wudlu Papan Denah Komplek Makam Nyai Ageng Pinatih

Makam Nyai Ageng Pinatih Makam lain yang ada Di Komplek Makam Nyai ageng Pinatih

Gambar 4.5 Dokumentasi Objek Wisata Makam Nyai Ageng Pinatih

F. Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas) Makam Sunan Prapen terletak di Desa Klangonan Kecamatan Kebomas sekitar 400 meter di sebelah barat makam Sunan Giri. 1. Sejarah/latar belakang Sunan Prapen merupakan generasi keempat dari pemerintah Kerajaan Giri Kedaton (1548-1605) hingga mengalami masa kejayaan sehingga pada saat itu Giri menjadi pusat

L A P O R A N A K H I R

politik religious, ekonomi, dan penyebaran agama islam. Sunan Prapen merupakan anak dari Sunan Dalem penerus Giri yang kedua yaitu Sunan Sedo Margi yang lahir pada tahun 1432 saka atau 1510 Masehi. Sunan Prapen merupakan pembuat keris (empu) dan pujangga besar kitab ASRAR yang kemudian digunakan sebagai dasar menyusun Jongko Joyoboyo. Sunan Prapen wafat pada tahun 1605 M. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Pada saat memasuki komplek wisata kita akan di menjumpai papan nama menuju objek wisata. Lalu kita akan menjumpai gerbang berupa gapura yang menyambut pengunjung. Pada komplek makam sunan prampen juga terdapat mushola, dan tempat sampah. Di komplek makam terdapat toilet namun keadaannya sangat memprihatinkan karena selain kondisi bangunan yang kurang terjaga juga pasokan air yang tidak mencukupi pada saat musim kemarau hal tersebut dikarenakan tidak adanya pipa PDAM yang mengalir di komplek makam. Di lokasi ini tidak terdapat penginapan, pos keamanan, dan pos kesehatan. . Rumah Makan/Restoran Di area makam Sunan Prapen ini tidak ada penjual makanan ataupun cindera mata. Namun pada saat hari-hari besar islam terkadang ada penjual makanan yang sesekali berjualan. . Pusat Perbelanjaan Tidak ada pusat perbelanjaan pada objek wisata ini. . Aksesibilitas Untuk jalan menuju di Makam sunan Prapen ini sudah baik karena jalan sudah berupa paving blok dan jalan sudah lebar sehingga mampu dilalui mobil maupun sepeda motor. Lahan parkir yang disediakan berada di depan masjid yang ada di komplek makan Sunan Prapen. Untuk menuju langsung ke makam utama maka harus melalui undak-undak atau tangga yang pada bagian tengahnya terdapat batu hitam yang biasa disebut masyarakat watu anak. . Listrik Pada komplek makam ini telah ada jaringan listrik yang digunakan sebagai penerangan dan pengelolaan. . Telekomunikasi Pada permukiman sekitar komplek makam telah ada jaringan telepon namun untuk komplek wisata sendiri tidak menggunakan jaringan telepon. . Air Bersih Air bersih yang ada di komplek makam Sunan Prapen tidak mencukupi kebutuhan dari para pengunjung makam. Hal tersebut dikarenakan di lokasi ini hanya terdapat

L A P O R A N A K H I R

penampungan air sementara yang mewadahi hanya saat musim hujan dan apabila musim kemarau air akan sangat kurang. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Jumlah pengunjung objek wisata ini ialah sebanyak 50 orang tiap harinya. Pembuatan pintu gerbang yang ada di sebelah utara bagian pojok berfungsi sebagai pintu keluar masuk apabila objek wisata sedang terdapat event maupun pada hari-hari besar islam yang apabila pengunjung sangat banyak.

. Profil Wisatawan Biasanya pengunjung yang datang pada objek wisata ini berasal dari dalam maupun luar negeri. Seorang wisatawan mengatakan bahwa arsitektural dari makam prapen ini berbeda dengan makam-makam yang ada di luar Pulau Jawa sehingga hal tersebut menjadi kekhasan dari objek isata ini. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang ada di Makam Sunan Prapen ini sebanyak 4 orang yang terdiri dari 3 penjaga dan 1 orang untuk merawat tempat atau lokasi makam. . Kelembagaan Sudah terdapat pengelola Makam terbukti dengan adanya pengelolaan kebersihan, keindahan, dan keamanan yang ada di lokasi makam.

Gang Menuju Makam Sunan Prapen Papan Penunjuk Objek Wisata

L A P O R A N A K H I R

Akses Jalan Menuju Objek Wisata Undak-undak atau Tangga Menuju Objek Wisata

Makam Sunan Prapen Toilet di Komplek Makam Sunan Prapen

Tata Tertib Makam Sunan Prapen Tempat Penyimpanan Pusaka Sunan Prapen

Komplek Makam Sunan Prapen

L A P O R A N A K H I R

Pintu Keluar Alternatif Musholla dan Tempat Parkir Komplek Makam

Gambar 4.6 Dokumentasi Objek Wisata Makam Sunan Prapen

G. Petilasan Giri Kedaton Situs Giri Kedaton berada pada Dusun Kedaton Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Petilasan berada 200 meter dari sebelah selatan Makam Sunan Giri. Bangunan peninggalan sejarah yang dapat dilihat pada petilasan Giri kedaton ini adalah undakan pada puncak bukit yang terbuat dari batu batu yang tersusun rapi. Terdapat pula lubang-lubang yang berbentuk persegi yang konon digunakan sebagai tempat berwudlu. 1. Sejarah/latar belakang Dalam babad Gresik disebutkan bahwa Sunan Giri membangun “Kedaton Tundo Pitu” pada tahun 1487 M yaitu bangunan istana bertingkat tujuh yang terdiri di atas sebuah bukit dan dikenal dengan nama “Giri Kedaton”. Peristiwa pembangunan Giri Kedaton ini ditandai dengan candra sengkala yang berbunyi “Sumedyo Resik Her Wulu” yang menunjukkan angka tahun 1408 (tahun saka) atau 1468 tahun masehi. Sejak saat itu Raden Paku bergelar sebagai Sunan Giri (Raja Bukit). Setahun kemudian Sunan Giri diangkat sebagai Nata (Kepala Pemerintahan) dengan gelar “Perabu Satmata” dan sebagai Mufti (Pemimpin Umat Islam) dengan gelar “Tetunggul Khalifatul Mu’minin” pengangkatan Sunan Giri menjadi Nata dan Mufti ini ditandai candra sangkala yang berbunyi “terusing luhur dadi aji” yang menunjukkan tahun 1409 (Saka) atau tahun 1481 (Masehi). Giri kedaton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat penyebaran agama islam secara menyeluruh. Para santri yang belajar sebagai pusat pemerintahan dan pusat penyebaran agama islam secara menyeluruh. Para santri yang belajar di pesantren Giri adalah berasal dari Pulau Jawa, Madura, Banjarmasin, Ternate, Tidore, Hitu (Philipina), Mataram dan dari nusantara lainnya. Sunan Giri memimpin pemerintah dari 1487-1506 M. Sunan wafat pada tahun 1428 Saka atau 1506 M. Jasad Sunan Giri dimakamkan di sebelah utara 500 meter dari situs Giri Kedaton atau tepatnya Dusun Giri Gajah Desa Giri Kecamatan Kebomas. Sepeninggalan Sunan Giri kepala pemerintahan digantikan oleh keturunan beliau / dinasti Giri antara lain :

L A P O R A N A K H I R

a) Sunan Dalem : 1306 M-1545 M b) Pangeran Sedomargi : 1545 M-1548 M c) Sunan Prapen : 1548 M-1605 M d) Pangeran Kawes Guwo : 1605 M-1616 M e) Panembahan Agung : 1616 M-1636 M f) Panembahan Mas Witono Pemerintahan Giri Kedaton mengalami kemunduran setelah mendapat Amangkurat I dan Amangkurat II dari Mataram Jawa Tengah yang berkoalisi dengan VOC. Giri Kedaton benar-benar mengalami kekalahan tahun 1680 M. Selanjutnya raja-raja Giri Kedaton digantikan oleh orang-orang bukan keturunan Sunan Giri yang ditunjuk oleh Raja Mataram antara lain : a) Pangeran Puspaita : 1660 M-1703 M b) Pangeran Wira : 1703 M-1725 M c) Pangeran Singo Negoro : 1725 M-1743 M d) Pangeran Singosari : 1743 M-1743 M Giri Kedaton Benar-benar runtuh ketika diserang oleh pemerintah Kabupaten Gresik yang ketika itu dipimpin oleh bupati Singo Negoro dan Puspa Negoro yang di bantu oleh tentara Belanda dari Batavia dan tentara Sawunggaling Surabaya. Sedangkan Pangeran Singosari melarikan diri ke Jipang Panolan kemudian meninggal dunia dan dimakamkan disana. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Jalan untuk menuju objek wisata ini sudah baik. Tidak terdapat kantor yang digunakan untuk pusat informasi namun rumah dari pengelola tempat wisata ini berada di bawah objek wisata sehingga informasi dapat diakses secara langsung. Papan informasi mengenai sejarah dan foto-foto yang ada di objek wisata kurang memenuhi karena sudah rusak. Untuk toilet sudah disediakan namun hanya dua sehingga menurut pengelola sangat kurang. Untuk pos keamanan, pos kesehatan, dan penginapan tidak ada. Pertamanan seharusnya juga perlu dilestarikan. . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Pada petilasan Giri Kedaton tidak terdapat rumah makan ataupun restoran karena di komplek petilasan ini memang ada larangan dari pengelola agar tidak berjualan pada area giri kedaton sebab apabila ada banyak pedagang maka kebersihan dan kesakralan dari petilasan Giri Kedaton akan berkurang. . Aksesibilitas Jalan menuju objek wisata telah memadai karena sudah berbentuk aspal dan cukup lebar sehingga kendaraan secara leluasa dapat mengakses tempat. Parkir di objek wisata

L A P O R A N A K H I R

hanya disediakan untuk parkir sepeda motor sedangkan untuk mobil diparkir dipinggir jalan sehingga akan mengganggu lalu lintas masayarakat sekitar. . Listrik Untuk jaringan listrik sudah ada sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan masjid dan pengelolaan objek wisata. . Air Bersih Air bersih pada objek wisata ini telah tersedia untuk berwudlu dan toilet yang ada pada objek wisata. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Menurut pengelola objek wisata jumlah wisatawan yang datang tidak menentu tergantung bulan-bulan islam. Rencana yang diajukan dari pengelola objek wisata ialah pertamanan untuk memberikan suasana asri pada Giri Kedaton ini. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang pada petilasan ini berasal dari seluruh kalangan dan dari berbagai tempat baik dalam maupun luar negeri. Biasanya para wisatan datang ke tempat ini digunakan sebagai bertapa, berziarah, dan beribadah. Para wisatawan juga terkesan dengan pemandangan yang ada pada kawasan ini selain dapat melihat hamparan pemandangan indah dari kawasan sekitar namun juga udara yang sangat sejuk menyebabkan para pengunjung betah untuk berdiam di Giri Kedaton ini. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang mengelola objek wisata ini berasal dari masyarakat sekitar objek wisata.

. Kelembagaan Kelembagaan yang ada pada objek wisata ini telah terbentuk.

Gapura Objek Wisata Giri Kedaton Sumur Tempat Wudlu Pesantren Giri Kedaton

L A P O R A N A K H I R

Ukiran Pesantren Giri Kedaton Papan Informasi Giri Kedaton

Jalan Undak-undak Menuju Giri Kedaton Masjid Giri Kedaton

Gambar 4.7 Dokumentasi Objek Wisata Petilasan Giri Kedaton

H. Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar) Makam Siti Fatimah Binti Maimun terletak di Desa Leran Kecamatan Manyar sekitar 7 km dari sebelah barat laut alun-alun Kota Gresik. Kekhasan yang dimiliki oleh makam Fatimah binti maimun ini adalah cungkup makam yang dinding dan atapnya berbahan batu putih kuno dengan arsitektur mirip bentuk candi. Menurut sejarah cungkup tersecut dibangun oleh Raja Majapahit akibat rasa bersalahnya. Kekhasan lainnya ialah adanya makam panjang sekitar 9 meter. Tanggal 15 Syawal atau 15 hari setelah hari raya ditetapkan sebagai haul Siti Fatimah Binti Maimun.

1. Sejarah/latar belakang Siti Fatimah atau biasa disebut dengan Putri Retno Suwari dilahirkan di Malaka Tahun 1064 Masehi. Beliau merupakan anak dari Maimun / Sultan Mahmud Syah Alam dan Siti Aminah. Siti Fatimah Binti Maimun merupakan keponakan dari Syekh Maulana Malik Ibrahim karena ayahandanya merupakan sepupu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim. Siti Fati Beranjak ke Pulau Jawa saat berusia 17 tahun. Hal tersebut dimaksudkan untuk menyebarkan agama islam melalui jalur perkawinan dengan Raja Majapahit yang beragama Hindu. Siti Fatimah wafat pada 7 Rajab 475 Hijriyah (1802 M). Menurut Arkeolog, makam Fatimah binti maimun ini merupakan makam islam tertua di Asia Tenggara.

L A P O R A N A K H I R

2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Akomodasi wisata pada lokasi ini sudah sangat memadai namun kondisi bangunan yang ada mulai mengalami kerusakan misalnya saja mushola, kantor pengelola, MCK, dan rumah juru kunci. . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Tidak terdapat rumah makan ataupun restoran serta pusat perbelanjaan karena pengunjung yang datang sangat sedikit jumlahnya. . Aksesibilitas Menuju objek wisata makam Fatimah binti maimun wisatawan harus melewati jalan yang sempit dan lahan parkir belum dikelola secara baik. Hal tersebut dikarenakan pada objek wisata belum ada petugas resmi untuk mengatur perparkiran. . Listrik Sudah terdapat penerangan karena sudah dibangunnya tiang listrik sebagai penerangan komplek makam. . Air Bersih Untuk jaringan air bersih sudah ada di areal makam untuk kebutuhan para pengunjung dan pengelolaan tempat wisata Makam Siti Fatimah Binti Maimun ini. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Jumlah wisatawan yang datang pada komplek sangat sedikit. Belum tentu dalam sehari terdapat pengunjung makam. Suasana di komplek makam ini sangat sepi karena sedikitnya pengunjung yang datang. . Profil Wisatawan Peziarah yang datang menuju objek wisata ini tidak hanya berasal dari Pulau Jawa saja namun juga antar Pulau di Indonesia.

4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sudah terdapat sumber daya manusia yang mengelola yaitu berasal dari pihak desa. . Kelembagaan Sudah terdapat yayasan yang dibuat oleh pihak desa. Yayasan dan pengelola yaitu berfungsi sebagai uang sumbangan untuk pengembangan makam. Namun pengelolaan komplek makam ini belum maksimal.

L A P O R A N A K H I R

Pos Penjagaan Toilet Umum untuk Pengunjung

Tempat Parkir Papan Pemberitahuan

Aula atau Pendopo Kantor Pengelola Makam

Gapura Masuk Makam Gapura Inti dan Cungkup Makam

L A P O R A N A K H I R

Makam Siti Fatimah Binti Maimun

Gambar 4.8 Dokumentasi Objek Wisata Makam Siti Fatimah binti Maimun

I. Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu) Makam Kanjeng Sepuh Sidayu terletak di Desa Kauman Kecamatan Sidayu 4 km sebelah utara Kecamatan Bungah atau berjarak ± 28 km dari Kota Gresik melalui jalur pantura Gresik – Tuban. Usia situs makam ini diperkirakan berusia satu abad. Situs ini dibangun akibat dari perpindahan Kadipaten sedayu menuju jombang oleh penjajah Belanda pada tahun 1910. Selain Makam Kanjeng sepuh sidayu pada komplek makam juga terdapat makam bupati sidayu dan keturunannya. Kekhasan pada komplek makam ini terletak pada bentuk jirat atau nisan makam yang berbentuk segi empat dan ada pula yang berbentuk segi delapan. Cungkup pada makam bupati-bupati juga menggunakan inskripsi bahasa Melayu, Jawa, dan Belanda dengan menggunakan huruf Arab, Jawa, dan Latin. Atam dan nisan pada makam menggunakan motif medolion, makhuta, dan aksara jawa kuno. Unsur-unsur kebudayaan islam terlihat jelas pada atam makam yang bermotif sayap, teratai, kekayon, dan hruruf Arab-Jawa. Sedangkan pada kolom tulis dihiasi oleh ornament suluran (tanaman). Kanjeng sepuh juga meninggalkan Masjid yang dikenal dengan Masjid Agung Kanjeng Sepuh dengan atap dan mimbar masjid yang dihiasi motif dari unsur kebudayaan pra islam. Situs penting lainnya ialah Telaga Rambit dan Sumur Dhahar. Kedua situs tersebut berada pada Desa Purwodadi dan Golokan, Sidayu. Menurut mitos warga setempat air telaga dan sumur tersebut tidak akan habis walaupun dipergunakan secara terus-menerus oleh warga sekitar. 1. Sejarah/latar belakang Kanjeng Sepuh Sidayu merupakan gelar yang diberikan kepada Raden Adipati Suryodiningrat saat penobatan bupati atau adipati sidayu ke-8 pada tahun 1817. Kanjeng sepuh dikenal sebagai ulama yang sakti dan ahli strategi. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Dalam komplek makam kanjeng sepuh Sidayu ini sudah terdapat masjid untuk tempat beribadah wisatawan, tempat parkir yang luas, dan kamar mandi, tempat wudlu,

L A P O R A N A K H I R

perpustakaan, kantor pengelola, dan pos keamanan. Namun selain itu pos keamanan kurang berfungsi sehingga tidak berfungsi secara semestinya. Aula untuk istirahat para wisatawan pun juga tidak ada. . Rumah Makan/Restoran Sejumlah warung makan sudah terdapat disekitar komplek makam ini. Biasanya makanan yang dijual ialah makanan khas jawa timur seperti sego krawu, sego rawon, sego bebek, dll. Pedagang keliling juga banyak berjualan atau biasa disebut dengan pasar tiban disekitar komplek makam. . Pusat Perbelanjaan Pertokoan terletak di sepanjang jalan gapura selamat datang sampai pintu masuk makam. . Aksesibilitas Desa Sidayu dapat dijangkau dengan mudah menggunakan transportasi umum maupun pribadi dengan mengambil jalur Pantura, Gresik-Tuban. Namun pencapaian untuk menuju lokasi dari pusat kota sangatlah jauh karena hanya ada angkutan antar kota. . Listrik Jaringan listrik sudah ada untuk memenuhi kebutuhan penerangan area makam dan digunakan untuk pengelolaan tempat wisata. . Air Bersih Sudah terdapat jaringan air bersih yang digunakan untuk wudlu dan kebutuhan lainnya karena diarea makam ini. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Jumlah wisatawan yang datang pada komplek sangat sedikit. Belum tentu dalam sehari terdapat pengunjung makam. Suasana di komplek makam ini sangat sepi karena sedikitnya pengunjung yang datang.

. Profil Wisatawan Makam Kanjeng Sepuh terjadi lonjakan pengunjung pada hari jumat pahing dan biasanya pengunjung yang datang lebih banyak yang berasal dari luar daerah. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Pengelola makam Kanjeng Sepuh terdiri dari petugas yayasan masjid yang berada dalam satu kawasan dengan area makam. . Kelembagaan Kelembagaan yang ada pada objek wisata ini menjadi satu dengan lembaga pengelola yayasan masjid.

L A P O R A N A K H I R

Pintu Gerbang Komplek Makam Kanjeng Makam Kanjeng Sepuh Sepuh

Makam Abdi Dalem Kanjeng Sepuh Makam Abdi Dalem Kanjeng Sepuh

Makam Abdi Dalem Kanjeng Sepuh Makam Kanjeng Sepuh

Makam Abdi Dalem Kanjeng Sepuh Tempat Wudlu

Gambar 4.9 Dokumentasi Objek Wisata Makam Kanjeng Sepuh

L A P O R A N A K H I R

4.2.2 Wisata Alam A. Danau Kastoba (Kec. Tambak) 1. Sejarah/latar belakang Danau kastoba adalah danau yang terletak diantara dua wilayah , yaitu kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak. Pada sekitar area danau ini terdapat beberapa vegetasi diantaranya tanaman anggrek, selain itu terdapat juga spesies kera ekor panjang yang masih hidup seara liar, danau ini juga masih terawat dengan adanya ikan mujair dan ikan mas yang dapat menjadi objek memancing untuk wisatawan. Lingkungan sekeliling danau yang merupakan area hutan suaka alam memiliki vegetasi hutan yang cukup rapat dengan beragam tumbuhan hutan subtropis. Potensi keindahan danau ini sangat bagus sekali. Udara yang sejuk, dan alami, serta belum tercemar polusi. Namun masih banyak kekurangan apabila ingin mengembangkan Danau Kastoba menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Gresik, khususnya Pulau Bawean. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Akomodasi yang telah tersedia pada objek ini adalah mushalla, MCK, shalter namun kondisinya sudah rusak tidak layak pakai. . Rumah Makan/Restoran Tidak terdapat warung, rumah makan maupun restoran, hal ini di sebabkan karena kawasan danau kastoba merupakan kawasan cagar alam sehingga pengembangan menjadi objek wisata menjadi terhambat. . Pusat Perbelanjaan Belum terdapat pusat-pusat perbelanjaan di sekitar kawasan danau kastoba, sarana perbelanjaan tidak disediakan oleh pihak pengelola, sebagian besar dilayani oleh penjual/pedagang keliling dan warga sekitar. . Aksesibilitas Lokasi ini dapat dicapai melalui jalan raya Tambak-Sangkapura (Jalan Lingkar Bawean) yang masuk melalui Desa Tanjungori. Jalan yang dilalui dari jalan raya terdiri dari jalan aspal sejauh 2 km dan jalan beton sejauh 3 km. Untuk aksesibilitas sudah ada namun terdapat banyak jalan yang rusak, moda transportasi juga terbatas, serta waktu tempuh yang cukup lama. . Listrik Jaringan listrik di Danau Kastoba sudah tersedia namun masih belum memadai . Telekomunikasi Jaringan Telekomunikasi sudah terlayani untuk kawasan Danau Kastoba . Air Bersih

L A P O R A N A K H I R

Air bersih pada objek wisata ini sudah disediakan oleh pengelola namun kondisi dan perawatan masih kurang 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Objek wisata ini sebagian besar dikunjungi oleh wisatawan lokal yang biasanya ramai pada hari-hari libur . Profil Wisatawan Obyek wisata ini sudah dikenal oleh wisatawan lokal maupun wisatawan dari Malaysia dan Singapura. Namun kebanyakan wisatawan yang meengunjungi adalah wisatawan lokal dan warga sekitar pulau bawean. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya pengelola objek wisata ini dalah masyarakat dan pihak desa sekitar namun di kendalikan dan di kelola oleh dinas kehutanan provinsi jawa timur. . Kelembagaan Fungsi kawasan pada objek ini merupakan kawasan cagar alam sehingga pada pengendalian dan pengelola di atur oleh pihak departemen kehutanan sehingga dapat terjaga. Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.10Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Danau Kastoba

B. Pantai Labuhan (Kec. Tambak) 1. Sejarah/latar belakang Pantai Labuhan terletak di sisi utara Pulau Bawean, sehingga wisatawan selain bisa menikmati suasana pantai, berenang dan berjemur dihamparkan pasir pantai yang halus, mereka juga dapat menikmati sun set di tempat ini. Obyek wisata ini sudah dikenal oleh wisatawan manca negara. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Pantai Labuhan termasuk dalam wilayah Desa Tanjungori Kecamatan Tambak dengan jarak 30 km dari Pelabuhan Sangkapura dan berjarak 1,5 km dari lapangan udara Bawean yang kini dalam tahap pembangunan. Keletakan pantai yang berada tepat di sisi jalan lingkar Bawean menyebabkan pantai ini sangat mudah dikunjungi. Sarana penunjang juga masih belum memadai. . Rumah Makan/Restoran Tidk terdapat rumah makan, sarana inidilayani oleh edagang lokal dan warga sendiri dengan berkeliling. . Pusat Perbelanjaan Panati labuhan masih belum dilayani adanya pusat-pusat perbelanjaan. . Aksesibilitas

L A P O R A N A K H I R

Akses menuju pantai ini dari pelabuhan Sangkapura cukup jauh, jalan berupa aspal dan berlobang-lobang akan banyak ditemui sepanjang jalan. Lokasi ini dapat dicapai melalui jalan raya Tambak-Sangkapura (Jalan Lingkar Bawean) yang masuk melalui Desa Tanjungori. Jalan yang dilalui dari jalan raya terdiri dari jalan aspal sejauh 2 km dan jalan beton sejauh 3 km. Sedangkan pada Ujung jalan terdapat jalan tanah berbatu sampai pada desa Candi. Yang pertama adalah aksesibilitas, yaitu banyak jalan yang rusak, moda transportasi juga terbatas, serta waktu tempuh yang cukup lama. . Listrik. Penerangan maasih belum maksimal, jaringan listrik sudah ada namun belum memadai objek wisata ini. . Telekomunikasi Pantai labuhan sudah terjangkau untuk akses jaringan telekomunikasi. . Air Bersih pantai ini sama sekali belum ada pengelola dan fasilitas peninjang apapun. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Wiastawan yang datang ke objek wisata ini berkunjung pada hari libur dan tidak ada pungutan biaya untuk masuk, wisatawan lokal dan warga sekitar mendominasi objek wisata ini. . Profil Wisatawan Obyek wisata ini sudah dikenal, wisatawan berasal dari sekitar daerah Bawean, wisatawan local dan warga sekitar. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya di kelola oleh warga sekitar dan pihak desa . Kelembagaan Pengelola dikendalikan oleh pihak desa Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.11Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Pantai Labuhan

C. Pantai Nyimas (Kec. Tambak) 1. Sejarah dan latar belakang Pantai Nyimas terletak di sisi utara Pulau Bawean, sehingga wisatawan selain bisa menikmati suasana pantai, berenang dan berjemur dihamparan pasir yang lembut, mereka juga dapat menikmati sun set. Pantai Nyimas termasuk dalam wilayah Desa Diponggo Kecamatan Tambak dngan jarak 31 km dari Pelabuhan Sangkapura dan berjarak 2 km dari lapangan udara Bawean yang kini dalam tahap pembangunan.Sejarah/latar belakang 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Pantai ini berada tepat di pinggir jalan lingkar Bawean sehingga mudah untuk dikunjungi. Keletakan lokasi obyek yang hanya berjarak 2 km dari bandar udara Bawean yang kini sedang dibangun sebagai alternatif pintu masuk meuju pulau Bawean menjadikan obyek ini cukup strategis.

. Rumah Makan/Restoran Belum adanya sarana penunjang wisata. . Pusat Perbelanjaan Belum adanya sarana penunjang wisata. Perbelanjaan dan perdagangan di lakukan oleh pihak pedagang secara individu yang berasal dari warga dan masyarakat sekitar pantai. . Aksesibilitas dan transportasi masih belum memadai dan juga belum adanya tempat peristirahatan bagi pengunjung yang ingin bermalam.

L A P O R A N A K H I R

. Listrik. Pada objek ini masih belum adanya layanan listrik dan telepon dilokasi dan belum tersedianya lampu penerangan yang berkarakter sesuai dengan obyek. . Telekomunikasi Jaringan telepon masih belum memadai dan kelola . Air Bersih Belum adanya layanan air bersih 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Pengunjung objek wisata ini sebagian besar dari wisatawan lokal yang ingin melihat pemandangan yang indah, pasir pantai yang bersih merupakan daya tarik yang kuat untuk wisatawan. . Profil Wisatawan Obyek wisata ini sudah dikenal oleh wisatawan lokal 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya pengelola pantai nyimas adalah dari desa dan warga sekitar pantai nyimas . Kelembagaan Pengelolaan pantai nyimas di atur oleh departemen pariwisata kabupaten gresik yang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar pantai. Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :

Gambar 4.12Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Pantai Nyimas

L A P O R A N A K H I R

D. Pantai Hutan Lindung (Kec. Sangkapura) 1. Sejarah dan latar belakang Pantai Hutan Lindung berada di Kec. Sangkapura, jalan untuk menuju lokasi sangat sempit dan berkelok sehingga hanya dapatdijangkau dengan kendaraan roda dua dan jalan kaki. Pada pantai ini terdapat hutan bakau seluas kurang lebih 300ha, panati ini juga terkenal keindahan bawah lautnya sehingga wisatawan dapar menyelam untuk melihat keindahan bawah laut pantai hutan lindung. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Objek ini memiliki daya tarik terutama untuk wisata edukasi, namun belum terdapat akomodasi yang memadai dengan tidak adanya saranna dan prasarana pendukung. . Rumah Makan/Restoran Belum adanya sarana penunjang wisata berupa rumah makan dan sarana perdagangan lainnya. . Pusat Perbelanjaan Belum adanya sarana penunjang wisata yaitu pusat-pusat perbelanjaan dan kuliner. . Aksesibilitas Aksesibilitas dan transportasi masih belum memadai dan juga belum adanya tempat peristirahatan bagi pengunjung yang ingin bermalam. . Listrik. Pada objek ini masih belum adanya layanan listrik dan telepon dilokasi dan belum tersedianya lampu penerangan yang berkarakter sesuai dengan obyek. . Telekomunikasi Jaringan telepon masih belum memadai dan kelola . Air Bersih Belum adanya layanan air bersih

3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Pengunjung objek wisata ini sebagian besar dari wisatawan lokal luar daerah yang ingin studi banding mengenai abrasi air laut serta pelestarian hutan bakau. . Profil Wisatawan Obyek wisata ini sudah dikenal oleh wisatawan lokal 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia

L A P O R A N A K H I R

Sumber daya pengelola pantai nyimas adalah dari desa dan warga sekitar pantai nyimas . Kelembagaan Pengelolaan pantai nyimas di atur oleh dinas kehutanan kabupaten gresik yang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar pantai. Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :

Gambar 4.13Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Hutan Lindung

E. Pantai Tinggen (Kec. Sangkapura) 1. Sejarah/latar belakang Pantai Tinggen merupakan pantai dengan panorama keindahan matahari terbit dan matahri terbenam sekaligus karena panati ini berada pada bibir pantai. Pantai ini berada pada sebuah teluk yang diapit oleh dua buah gunung pada kedua sisinya. Panati tinggen terletak di Desa Lebak Kecamatan Sangkapura dengan kondisi jalan cukup sempit dan hanya bisa dilalui oleh satu mobil.

L A P O R A N A K H I R

2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Akomodasi pulau ini masih belum memadai dengan tidak adanya sarana penunjang seperti tempat peristirahatan, toilet, mushalla, perbelanjaan dan penginapan . Rumah Makan/Restoran Masih belum ada sarana perdagangan, kuliner dan restoran . Pusat Perbelanjaan Belum adanya pusat perbelanjaan . Aksesibilitas Akses menuju objek wisata ini masih belum maksimal, jalan sempit dan hanya bisa dilalui satu mobil saja, pantai ini berjarak 2 km dari jalan utama. . Listrik Belum tersedianya lampu penerangan yang memadai serta jaringan listri untuk kepentingan pariwisata di pulau cina. . Telekomunikasi Belum terlayani jaringan telekomunikasi . Air Bersih Belum adanya layanan air bersih 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Destinasi wisata antai tinggen memiliki daya tari terutama untuk menikmati matahari terbit dan terbenam, namun kondisi saat ini terganggu oleh adanya timbunan sampah yang tidak terurus hal itu tentunya dapat mengurangi minat dan jumlah pengunjung. . Profil Wisatawan Pengunjung destinasi pantai tinggen ini dikunjungi di dominasi oeh wisatawan lokal. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya yang ada adalah masyarakat sekitar yang tinggal di daerah pantai tinggen

. Kelembagaan Pengelola destinasi wisata ini dalah pihak desa dan masyarakat sebagai tenaga kerja, sehingga dalam perkembangannya dapat meningkatkan PAD Kab. Gresik.

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.14Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Pantai Tinggen

F. Pantai Dalegan (Kec. Panceng) 1. Sejarah/latar belakang Pantai Delegan terkenal dengan pasir putihnya yang memukau. Pantai ini terletak di Desa Delegan Kecamatan Panceng dari Gresik Kota Berjarak sekitar 40 km dengan luas 2,5 hektar. Objek wisata ini dibuka pada tahun 2003. Dulunya tempat ini hanya digunakan sebagai tempat bermain anak-anak. Pantai delegan dapat dijangkau melalui Kabupaten Lamongan maupun Kota Surabaya mengikuti jalur pantura. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Fasilitas yang disediakan oleh pengelola objek wisata sudah cukup memadai. Hal tersebut dapat dilihat melalui ketersediaan musholla, toilet, kantor informasi, pintu gerbang, loket karcis, dan fasilitas lain yang masih bagus. Namun fasilitas shelter bagi pengunjung kurang bagus karena telah mengakami banyak kerusakan. Selain itu pos

L A P O R A N A K H I R

keamanan dan kesehatan belum ada serta ketersediaan tempat sampah yang masih minim. . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Warung makanan dan minuman berjajar di pinggir pantai. Baiasanya yang dijual ialah es kelapa muda dan berbagai macam ikan. Di area Pantai Delegan juga terdapat took- toko yang menjual cinderamata. Namun penataan warung dan took-toko kurang teratur sehingga merusak pemandangan di area pantai. . Aksesibilitas Akses menuju tempat wisata ini sudah baik. . Listrik Jaringan listrik untuk objek wisata ini telah disediakan oleh pengelola. . Telekomunikasi Sudah terdapat jaringan telekomunikasi pada wilayah pantai delegan ini. . Air Bersih Air Bersih juga telah disediakan oleh pengelola. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Pantai Delegan ini dikenal dengan ombaknya yang tidak terlalu besar sehingga banyak wisatawan yang gemar mengajak keluarga ke objek ini. Pada bulan agustus terdapat atraksi wisata terkait unsur bahari. Selain itu wisatawan juga dapat menikmati lomba perahu dan memancing. Tiket yang dikenakan kepada pengunjung yaitu sebesar Rp. 3.500,00 untu dewasa dan Rp. 2.500,00 untuk anak-anak. Hawa sejuk dan pemandangan yang indah dapat memberikan suasana liburan yang menyenangkan. Pada lokasi ini telah disediakan persewaan perahu, ban karet, dan baju renang yang digunakan oleh wisatawan. Kondisi pantai yang banyak bebatuan harus disediakan petugas untuk membersihkan sehingga menjadi area yang meneyenangkan bagi para wisatawan. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang menuju objek wisat ini tidak hanya dari wilayah gresik sendiri namun juga bersala dari ibukota provinsi maupun wilayah sekitarnya. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya pengelola objek wisata berasal dari pihak desa. . Kelembagaan Semakin lama Pantai Delegan ini banyak dikunjungi oleh wisatawan sehingga lokasi ini dikelola oleh pihak desa agar tetap terga kenyamanan, kelestarian, dan kebersihan objek wisata. Pengelolaan juga dilakukan bersama dengan masyarakat.

L A P O R A N A K H I R

Pantai Delegan

Permainan Anak Tepi Pantai Delegan

Tempat Parkir dan Warung Shelter sebagai Tempat Duduk

Penyewaan Ban Gapura

Shelter Rumah Makan

Gambar 4.15 Dokumentasi Objek Wisata Pantai Delegan

L A P O R A N A K H I R

G. Pulau Noko dan Pulau Gili (Kec. Sangkapura) 1. Sejarah/latar belakang Pulau Gili dan Noko terletak kurang lebih 2 Km disebelah selatan Pulau Selayar. Dapat ditempuh menggunakan perahu nelayan yang ada di kawasan pantai Pulau Gili dan Noko di Desa Sidogedungbatu. Pulau Noko dan pulau gili merupakan pulau kecil yang memiliki keunikan pasir pantai yang luas ,pulau ini akan terlihat ketika terjadi gelombang surut dan terlihat kembali ketika gelombang pasang. DiPulau Gili sudah terdapat penduduk yang bertempat tinggal di pulau ini. pengnjung yang ingin menginap bisa memanfaatkan rumah penduduk atau mendirikan tenda. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Belum adanya sarana penunjang wisata, fasilitas dan saarana penunjang masih minim, akomodasi untuk pengunjung masih berupa perahu nelayan untuk menyebrang ke pulau gili maupun noko. . Rumah Makan/Restoran Di pulau noko dan gili belum terdapat rumah makan dan sarana perdagangan lainnya dikarenakan akses yang masih sulit. . Pusat Perbelanjaan Pusat perbelanjaan masih belum ada tersedia di lokasi wisata . Aksesibilitas Aksesibilitas masih belum memadai, transportasi penyebrangan masih perlu di tingkatkan fasilitas baik perahu danpelabuhan pentebrangannya. . Listrik pada kondisi jaringan utilitas yang ada saat ini hanya jaringan listrik. Namun lampu penerangan di pulau noko dan pulau gili masih belum maksimal, . Telekomunikasi Belum ada jaringan telekomunikasi pada wilayah pantai pulau noko dan pulau gili. . Air Bersih Jaringan utilitas air bersih masih belum ada. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Pengunjung objek wisata ini berasal dari wisatawan lokal, wisata ini juga didukung oleh masyarakat yang menyediakan akomodasi berupa penginapan dan transportasi untuk menjangkau tempat wisata. . Profil Wisatawan Pengunjung destinasi wisatapulau noko dan gili ini dikunjungi hanya dari wisatawan lokal saja

L A P O R A N A K H I R

4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya berasal dari masyarakat sebagai tenaga penggelola yang menyediakan sarana dan prasarana penunjang, namun dari pemerintah masih belum ada. . Kelembagaan Belum adanya pengelola wisata yang terorganisir. Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.16Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Pulau Gili dan Noko

H. Kawasan Pantai Selayar (Kec. Sangkapura) 1. Sejarah/latar belakang Pulau Selayar atau istilah lain Pulau Menuri terletak disebelah selatan Pulau Bawean dan berjarak kurang lebih 24 Km dari Kota Kecamatan Sangkapura. Potensi yang besar di Pulau Selayar adalah batu karang laut yang rnasih asli dan tidak rusak. Keindahan alam bawah taut ini mengundang banyak wisatawan yang menyukai olah raga diving (menyelam) untuk datang menmotret karang lautnya. Destinasi wisata pulau ini dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata internasional oleh masyarakat Pulau Bawean sendiri. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Untuk mencapai pulau ini dapat menggunakan kendaraan roda empat sarnpai di Desa Teluk kemudian dilanjutkan dengan naik perahu (motor tempel) atau berjalan kaki ketika air laut sedang surut. Sarana penunjang lain yaitu belum adana tempat peristirahatan atau penginapan bagi pengunjung yang ingin bermalam, dan juga belum adanya sarana pelengkap wisata lainnya. . Rumah Makan/Restoran Belum ada sarana perdagangan, kuliner dan restoran . Pusat Perbelanjaan Belum adanya pusat perbelanjaan . Aksesibilitas Aksesibilitas masih belum memadai dan membutuhkan waktu yang lama karena harus berpindah transportasi beberapa kali. . Listrik Belum tersedianya lampu penerangan yang memadai dan menunjang wisata pantai selayar. . Telekomunikasi Belum terjangkau jaringan telepon

L A P O R A N A K H I R

. Air Bersih Penyediaan air bersih di pantai ini masih belum terakomodir 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Wisatawan yang sering berkunjung biasanya wisatawan lokal, wisatawan biasanya berkunjung ketika hari libur, namun kondisi saat ini untuk pengunjung wisata pantai selayar cenderung sepi . Profil Wisatawan Pengunjung destinasi wisatapulau noko dan gili ini dikunjungi hanya dari wisatawan lokal saja 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya yang ada adalah dari ihak desa dan masyarakat sekitar pantai . Kelembagaan Organisasi pengelolaan pantai selayar masih belum ada dan terkordinir dengan baik.

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.17Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Kawasan Pantai Selayar

I. Air Terjun Laccar (Kec. Tambak) 1. Sejarah/latar belakang Air terjun Laccar terletak di Desa Balikterus Kecamatan Sangkapura. Untuk mencapai lokasi ini dilakukan perjalanan kurang lebih 10 km dari jalan raya Tambak-Sangkapura. Air terjun laccar mempunyai ketinggian sekitar 25 m. Dimana di sekitar kawasan air terjun laccar ini masih dapat dijumpai kera dan babi hutan. Disekitar kawasan air terjun laccar, cocok digunakan sebagai daerah perkemahan. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Kondisi jalan yang ada merupakan jalan aspal yang kondisinya telah rusak dengan tanjakan yang tajam. Kondisi darana dan prasaran penunjang seperi penginapan,peristirahatan, peribadatan dan utilitas masih belum memadai . Rumah Makan/Restoran Belum ada sarana perdagangan, kuliner dan restoran . Pusat Perbelanjaan Pengunjung belum terlayani dengan adanya pusat perbelanjaan . Aksesibilitas Aksesibilitas masih belum memadai, jalan aspal dengan kondisi rusak dengan medan yang sulit, dan untuk akses ke tempat wisata air terjun masih beruoa bebatuan . Listrik Belum tersedianya lampu penerangan dan jaringan listrik untuk penunjang wisata . Telekomunikasi Masih belum terlayani oleh jaringan telekomunikasi . Air Bersih Pelayanan air bersih untukkeperluan mandi MCK dan kegiatan lainnya masih belum ada

L A P O R A N A K H I R

3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Pengunjung biasanya berwisata untuk kegiatan outbond dan berlibur menikmati air terjun laccar, debit air terjun yang lumayan besar dan tinggi memberikan daya tarik bagi wisatawan bahkan untuk wisata edukasi . Profil Wisatawan Pengunjung destinasi air terjun laccar ini dikunjungi hanya dari wisatawan lokal saja 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya yang ada saat ini adalah pihak desa dan masyarakat sekitar yang berpern sebagai tenaga pengelola . Kelembagaan Belum adanya pengelola wisata yang di himpun oleh pemerintah dan departemenkepariwisataan lainnya, kelembagaan saat ini masih di kelola langsung oleh masyarakat. Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.18Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Air Terjun Laccar

J. Air Terjun Patar Selamat (Kec. Sangkapura) 1. Sejarah/latar belakang Air terjun Patar Selamat terletak di Desa Patar Selamat Kecamatan Sangkapura. Untuk menuju lokasi ini harus melalui jalan aspal yang kondisi jalannya rusak dan medan yang menanjak. Pada tempat ini juga masih terdapat fauna yang masih hidup liar yaitu ayam hutan dan kera yang menjadi daya tarik kawasan wisata air terjun patar selamat. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Kondisi jalan yang ada merupakan jalan aspal yang kondisinya telah rusak dengan menanjak. Kondisi sarana dan prasaran penunjang seperi penginapan,peristirahatan, peribadatan dan utilitas masih belum memadai . Rumah Makan/Restoran Belum ada sarana perdagangan, kuliner dan restoran . Pusat Perbelanjaan Pengunjung belum terlayani dengan adanya pusat perbelanjaan

. Aksesibilitas Aksesibilitas masih belum memadai, jalan aspal dengan kondisi rusak dengan medan yang sulit . Listrik Belum tersedianya lampu penerangan dan jaringan listrik untuk penunjang wisata . Telekomunikasi Masih belum terlayani oleh jaringan telekomunikasi . Air Bersih Pelayanan air bersih untuk keperluan mandi MCK dan kegiatan lainnya masih belum ada 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Wisatawan biasanya berkunjung tidak hanya ingin menikmati keindahan air terjun patar selamat selain tiu ingin melihat fauna yang masih hidup liar yaitu kera dan ayam hutan sehingga menambah daya tarik utama. . Profil Wisatawan Pengunjung destinasi air terjun laccar ini dikunjungi hanya dari wisatawan lokal saja 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia

L A P O R A N A K H I R

Sumber daya yang ada saat ini adalah pihak desa dan masyarakat sekitar yang berperan sebagai tenaga pengelola

. Kelembagaan Belum adanya pengelola wisata yang di himpun secara terorganisir. Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :

Gambar 4.19Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Air Terjun Patar Selamat

K. Air Panas Kebondaya (Kec. Sangkapura) 1. Sejarah danlatar belakang

L A P O R A N A K H I R

Air panas sangkapura terletak di Desa Sawahmulya dan sungai rujing kecamatan sangkapura dengan jarak 2 km dari pelabuhan Sangkapura. Sumber mata air panas tersebut berupa sumber air artetis sisa gunung api purba yang kini sudah tidak aktif. Sumber mata air anas tersebut merupakan fenomena alam yang menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya guna menikmati berendam atau mandi di air panas tersebut. Lokasi sumber mata air panas yang berada di tengah bukit kapur atau onix memberikan pemandangan panorama yang khas dan dapat dikemas menjadi landscape pertamanan atau arena permainan sebagai penunjang obyek utama. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Lokasi Air Panas Sangkapura sangat mudah dicapai karena letaknya dekat dengan pusat kota Sangkapura, namun sarana penunjang masih belum memadai tmpat parkir, mushalla dll baik fasiltas penunjang untuk pengunjung dan pengelolaan . Rumah Makan/Restoran Belum adanya sarana penunjang wisata untuk rumah makan dan sarana perdagnagan lainnya. . Pusat Perbelanjaan Belum adanya sarana penunjang utnuk perbelanjaan dan pusat kuliner . Aksesibilitas Aksesibilitas dan transportasi masih perlu ditingkatkan.Jarak Air Panas Sangkapura dengan jalan raya lingkar bawean hanya sekitar 200 m saja. Namun jalan menuju ke Air Panas Sangkapura ini sangat sempit yaitu 2,5 meter, hanya bisa dilewati 1 mobil saja. . Listrik. Belum adanya layanan listrik dilokasi. Serta belum tersedianya lampu penerangan . Telekomunikasi Belum adanya layanan telepon dilokasi objek wisata, namun untuk jaringsan listrik sudah memadai . Air Bersih Belum adanya layanan air bersih yang memadai pada objek wisata air panas sangkapura.

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.20Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Air Panas Kebondaya

L. Bukit Surowiti (Kec. Panceng) 1. Sejarah/latar belakang Wisata Alam Bukit Surowiti merupakan bukit yang digunakan untuk pertapaan . Letak lokasi ini berada pada bukit-bukit dengan ketinggian 260 dari permukaan laut. Bukit ini terletak di Desa Surowiti, Kecamatan Panceng yang berjarak ± 40 km dari Kota Gresik melalui jalur pantura Gresik – Tuban atau ± 3 km dari jalan raya panceng. Di bukit ini terdapat pertilasan Sunan Kalijaga, Gua Langseh, makam Mpu Supa Mandrangi, dan Makam Raden Bagus Mataram. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Sarana dan Prasarana yanag ada di kawasan bukit Surowiti kian lama kian diperhatikan dengan cara penambahan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan para wisatawan. Akomodasi lainnya ialah sudah terdapat mushola dan masjid. Pada objek wisata ini belum terdapat toilet untuk pengunjung dan tempat duduk yang digunakan wisatawan untuk beristirahat. Kebersihan pada lokasi juga belum terjaga. Hal tersebut disebakan karena belum adanya tempat sampah dan petugas kebersihan sehingga para pengunjung membuang sampah sembarangan. Untuk pusat informasi juga belum tersedia dan juga papan penunjuk objek wisata belum ada sehingga para pengunjung tidak mengetahui destinasi yang ada di objek wisata.

L A P O R A N A K H I R

. Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Pada Bukit Surowiti ini belum terdapat rumah makan maupun pusat perbelanjaan. . Aksesibilitas Untuk mencapai tempat wisata ini bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun menggunakan angkutan umum namun kendaraan umum hanya dapat mengantarkan pengunjung pada jalan utama objek wisata. Menuju objek wisata wisatawan harus melewati 5 km kembali dari jalan utama, namun untuk melawatinya belum tersedianya angkutan yang menjangkau. Perkerasan jalan menuju objek wisata sudah menggunakan perkerasan aspal namun keadaannya kurang baik karena bergelombang dan berlubang. Jalan yang menuju bukit sudah dalam keadaan baik dengan perkerasan paving. . Listrik Untuk listrik hanya mushola pada bukit surowiti yang terjangkau namun untuk wilayah sekitarnya belum terjangkau sehingga tidak ada penerangan. . Air Bersih Pada wilayah bukit surowiti ini sudah terjangkau oleh aur bersih karena untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada mushola dan masjid. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Bukit Surowiti dikenal sebagai tempat dengan panorama yang indah hingga para wisatawan dapat melihat pemandangan seluruh wilayah gresik karena letaknya di perbukitan. Memasuki lokasi wisata para wisatawan diharuskan membayar tiket sebesar Rp. 1.000,00 untuk biaya operasional. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang selain berasal dari wilayah local dan regional melainkan juga banyak dari negara tetangga. Sealain wisata alam namun juga menyadikan wisata budaya. Wisata bukit Surowiti ini memiliki tempat yang luas dan biasanya para wisatawan yang datang untuk training, wall climbing, outbond, perkemahan, refreshing keluarga, dan adapula yang bersemedi untuk membersihkan diri. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya yang mengelola adalah pihak desa atau masyarakat sekitar. . Kelembagaan Pihak-pihak yang mepromosikan objek wisata ini adalah Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Gresik. Untuk pengelolaannya diserahkan kepada pihak desa.

L A P O R A N A K H I R

Bukit Surowiti

Akses menuju Bukit Makam

Papan Informasi Papan Aturan

Akses Jalan Penunjuk Objek Wisata

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.21 Dokumentasi Objek Wisata Bukit Surowiti

M. Penangkaran Rusa Bawean (Kec. Sangkapura) 1. Sejarah dan Latar Belakang Penangkaran Rusa Bawean penangkaran rusa yang bertujuan menyelamatkan hewan endemik yang terancam punah. Objek ini selain sebagai tempat penangkaran dijadikan sebagai objek wisata. Penangkaran rusa ini berada di Desa Pudakit Timur Kecamatan Sangkapura, penangkaran rusa ini Memiliki luas 4 Ha dengan kandang rusa seluas 1 Ha yang berbatasan dengan hutan lindung dengan memiliki tebing batu di Bukit “Gunung” Gaddung dan view alami sehingga bisa dikembangkan sebagai area wisata dengan kelengkapan sarana wisata khususnya yang berbasis adventure dan sekaligus menyelamatkan daerah hutan lindung dari illegal loging. 2. Ketersediaan sarana dan prasarana . Akomodasi Wisata Akses menuju penangkaran rusa cukup sempit dengan kualitas jalan yang masih makadam, kemudaian tidak tersedianya sarana dan fasilitas untuk wisatawan seprti tempat peristirahatan, toilet dan fasilitas lainnya. . Rumah Makan/Restoran Belum ada rumah makan dan restoran . Pusat Perbelanjaan Pengunjung belum terlayani dengan adanya pusat perbelanjaan . Aksesibilitas Aksesibilitas masih belum memadai, jalan yang cukup sempit sehingga memungkinkan untuk sepeda motor saja yang dapat menjangkau, atau hanya cukup untuk satu kendaraan roda empat. . Listrik Belum tersedianya lampu penerangan dan jaringan listrik untuk penunjang berwisata

L A P O R A N A K H I R

. Telekomunikasi Masih belum terlayani oleh jaringan telekomunikasi . Air Bersih Pelayanan air bersih untuk keperluan MCK dan kegiatan lainnya masih belum ada 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Destinaasi wisata ini selain dikunjngi oleh wisatawan untuk melihat rusa juga di manfaatkan untuk keperluan penelitian sehingga dalam perkembangannya dapat diberlakukan konsep untuk wisata sekaligus penelitian dalam bentuk ekowisata. . Profil Wisatawan Pengunjung dwstinasi wisata ini kebanykan dari lembaga-lembaga dan universitas yang melakukan penelitian selain itu destinasi wisata ini sudah dikenal oleh wisatawan lokal maupun wisatawan dari Malaysia dan Singapura. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya yang ada saat ini adalah menyerap tenaga kerja lokal yaitu masyarakat pulau bawean guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bawean. . Kelembagaan Penangkaran rusa Bawean ini di kelola oleh pemerintah Kab. Gresik yang menhimpun masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja. Berikut merupakan beberapa gambar kondisi eksisting :

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.22Kondisi Eksisting Destinasi Wisata Penangkaran Rusa Bawean

N. Giri Wana Tirta (Kec. Gresik) 1. Sejarah/latar belakang Telaga Giri Wana Tirta berada di kawasan industry gresik sekitar 1,5 km kearah barat alun-alun Kota Gresik. Sauasana alam yang asri dan hijau mengalihkan pikiran sejenak mengenai Kabupaten Gresik yang panas. Wisata Giri Wana Tirta ini menyajikan suasana sejuk, tenang, dan nyaman. Pada awalnya Telaga Giri Wana Tirta ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai Telaga Ngipik. Namun diubah menjadi Gini Wana Tirta diapdopsi dari karakteristik lokasi Telaga Ngipik. Diantaranya Giri berarti kebesaran dari Sunan Giri yang makamnya bertempat di Gresik. Wana berate hutan yang mengelilingi telaga. Sedangkan tirta berarti air. Telaga Ngipik sendiri terbentuk akibat penambangan tanah lapang oleh PT Petrokimia Gresik sehingga terbentuklah lubang seluas 20 hektar dalam waktu singkat. Destinasi wisata ini dapat melalui 3 rute perjalanan yaitu arah barat (tuban/lamongan), arah timur (Surabaya), selatan (Mojokerto). 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Segala akomodasi wisata seperti sarana dan prasarana semuanya dibawah kebijakan perusahaan PT. Petrokimia. Mengenai akomodasi seperti sarana dan prasarana memang sedikit kurang mendapat perhatian. Beberapa prasarana seperti permainan anak dan toilet telah mengalami kerusakan. Tempat duduk juga sudah disediakan pengelola yaitu 10 buah dengan kapasitas 50 orang. Namun apabila dilihat dari sisi kebersihan wisata ini sangat kotor walaupun sudah terdapat tempat sampah namun masih banyak para pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Pusat informasi pada objek wisata belum tersedia. . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Warung-warung berada pada pinggiran jalan menuju objek wisata dan sudah disedoiakan oleh pengelola namun karena bangunan tidak terawat maka akan mebuat pemandangan objek wisata berkurang.

L A P O R A N A K H I R

. Aksesibilitas Jalan untuk menuju objek wisata ini sudah dalam kedaan yang memadai. Sarana transportasipun sudah memadai mulai dari angkutan umum ataupun kendaraan pribadi. Untuk pengguna angkutan umum harus berganti kendaraan becak atau ojek karena angkutan umum hanya menurunkan pengunjung pada jalan utama. Jalan kecil menuju telaga memiliki perkerasan paving dengan kondisi baik. . Listrik, Telekomunikasi dan Air Bersih Prasarana listrik, telekomunikasi, dan air bersih sudah disediakan oleh pengelola. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Lama kelamaan wisata ini berkembang demi menjaga pelayanan kepada wisatawan. Pada Telaga Giri Wana Tirta ini sudah terdapat permainan anak, perahu motor yang digunakan untuk mengelilingi telaga dan juga terdapat sepeda air. Selain itu objek wisata ini juga digunakan wisata sebagai tempat memancing. Harga tiket masuk dari objek wiasata ini yaitu sebesar Rp. 2.000,00 per orang. . Profil Wisatawan Wisata Telaga Giri Wana Tirta ramai pada hari sabtu dan minggu. Biasanya aktifitas yang dilakukan pengunjung ialah menikmati pemandangan yang rindang. Telaga ini pernah dijadikan sebagai tempat kejuaraan ski air baik tingkat regional maupun nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang digunakan dalam pengelolaan kawasan wisata ini berasal dari PT. Swabina Citra-Semen Gresik. . Kelembagaan Telaga Giri Wana Tirta dikelola dan dimiliki oleh PT. Swabina Citra-Semen Gresik sehingga dalam pengembangannya tergantung kebijakan perusahaan.

Pintu Masuk Ski Air

L A P O R A N A K H I R

Tempat Permaianan Anak Tempat Permaianan Anak

Outbond Tempat Pemancingan

Ski Air Rumah Makan Gambar 4.23 Dokumentasi Objek Wisata Giri Wana Tirta

4.2.3 Wisata Minat Khusus A. Kampung Kemasan (Kec. Gresik) Lokasi Kampung kemasan berada di sepanjang Jalan Nyi Ageng Arem-arem III Kota Gresik. Kampung kemasan ini memiliki karakteristik yaitu deretan bangunan kuno yang masih dalam keadaan baik sepanjang 200 meter. Bangunan rumah di kampong kemasan masih terwat dan dimanfaatkan sebagai budidaya Burung Walet. Untuk mencapai kampong kemasan dari alun-alun Kota Gresik hanya berjarak 700 m. Dari terminal bus bunder dapat ditempuh dengan transportasi angkutan umum sejauh 6 km, menuju alun-alun kota atau depan kantor lama PLN Cabang Gresik. Bangunan yang terkenal ialah bangunan yang menjadi Rumah Gaja Mungkur. Disekitarnya juga terdapat bangunan-bangunan kuno dan bersejarah lainnya. Lokasi kampong

L A P O R A N A K H I R kemasan ini dahulunya merupakan permukiman orang-orang kaya dari Eropa dan kaum pribumi. Pada bangunan-bangunan kuno yang berada di sepanjang jalan memiliki arsitektur budaya Eropa dan China. Asal-usul untuk nama kemasan berasal dari status masyarakat tertentu yang konon bermarga kemas. Gaya eropa pada bangunan dapat dilihat pada atap-atap, jendela, dan pintu yang relative besar. Sedangkan gaya china dapat dilihat pada atap dan pemakaian warna serba merah. Kampung kemasan ini sudah didirikan mulai tahun 1909. Bangunan-bangunan yang ada masih dalam keadaan baik dan masih digunakan sebagai rumah tinggal

1. Sejarah/latar belakang Tahun 1853 berdiri perkampungan yang didominasi oleh turunan china. Salah satu yang terkenal ialah Bak Liong. Bak Liong merupakan pengrajin emas pada zamannya. Sepeninggalan Bak Liong kampong ini kampong ini ditinggali oleh orang-orang arab yang terketuk untuk membeli rumah-rumah yang sempat tidak dirawat ini. Oemar Bn Ahmad pada tahun 1855 keturnan arab yang bekerja sebagai pedagang kulit membeli dan mendirikan rumah di daerah ini. Usaha keluarga Oemar mengalami keemasan pada tahun 1896-1916. Selain itu keluarga haji Oemar juga membuat penangkaran burung wallet. Keluarga H. Oemar bin ahmad berhasil mendirikan sederetan rumah yang berhadapan di kampong kemasan. Gaya arsitektur yang ada sangat beranekaragam yaitu ada yang bergaya colonial (Belanda), Otina, Melayu, dan Jawa yang kini usianya sudah mencapai sekitar 100 tahun lebih. Bangunan yang paling menonjol ialah bangunan yang dimiliki oleh H. Djaelani atau biasa dikenal sebagai rumah Gajah Mungkur yang merupakan putra ke-4 H. Oemar Bin Ahmad. Bangunan yang dicatat sebagai cagar budaya yaitu sebanyak 16 dari 23 rumah yang di bangun pada kampong kemasan. Di kampong kemasan ini juga terdapat masjid yang dulunya hanya kecil yang dibangun dengan nuansa islami sangat kental. Rumah yang diberi nama Gajah Mungkur di desain dengan gaya colonial dibangun pada tahun 1896 hingga saat ini masih terawatt keasliannya. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Pusat informasi untuk kawasan kampong kemasan ini sudah tersedia dengan pengelolaan dinas kebudayaan, pariwisata, pemuda, dan olahraga serta paguyupan “Mataseger” (Msayarakat Pecinta sejarah dan budaya Gresik). . Aksesibilitas Akses untuk ke kampong kemasan ini cukup mudah. Angkutan umum telah melewati objek wisata ini sehingga masyarakat tidak perlu kebingungan. Objek wisata ini juga dekat dengan destinasi lainnya. Perkerasan jalan untuk menuju objek wisata sudah

L A P O R A N A K H I R

dengan perkerasan aspal hotmix. Namun jalan yang ada pada kampong ini cenderung sempit karena digunakan 2 arah dan wisatawan parkir secara on-street di pada badan jalan akibat tidak adanya area parkir. Pada jalan di sepanjang kampong kemasan ini drainase kurang berjalan baik dan cenderung kekurangan drainase sehingga air limpasan hujan sering tergenang. . Listrik, dan Telekomunikasi, dan Air Bersih Jaringan listrik, telekomunikasi, dan air bersih sudah ada di komplek kampong kemasan ini. Hal tersebut dikarenakan kampong ini dekat dengan pusat kota sehingga masih terlayani prasarana tersebut.

3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Jumlah pengunjung yang datang tidak menentu. Rumah-rumah yang ada di Kampung Kemasan ini sudah menjadi milik pribadi. Hal tersebut ditakutkan akan mengebah struktur atau keadaan yang ada sekarang. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang menuju objek wisata ini ingin melihat peninggalan arsitektur eropa dan china. Keindahan bangunan sangat menarik minat wisatawan. Pengunjungnya pun berasal dari berbagai daerah. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Sumber daya manuasia berasal dari dinas yang bersangkutan dan juga terdapat paguyupan yang mengontrol. Namun juga dibutuhkan kesadaran masyarakat yang menempati rumah agar tetap melestarikan bangunan. . Kelembagaan Kampung kemasan dikelola oleh Dinas kebudayaan, pariwisata, pemuda, dan olahraga yang bersinergi dengan paguyupan “Mataseger” (Msayarakat Pecinta sejarah dan budaya Gresik).

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.24 Dokumentasi Objek Wisata Kampung Kemasan

B. Kampung Adenium (Kec. Kedamean) 1. Sejarah/latar belakang Kawasan wisata adenium adalah daerah yang berbeda dengan daerah lainnya karena kawasan wisata ini terkenal dengan tanaman langkanya yaitu bunga kamboja atau biasa disebut Mawar Gurun yang berasal dari Benua Eropa. Bunga ini sudah terbudidaya dan dikembangkan menjadi 100 lebih dari 100 jenis bunga adenium baru hasil dari penyilangan yang dilakukan oleh pakar adenium terkenal di berbagai negara. Lokasi tersebut dapat ditemui di tiga kecamatan yaitu : a) Kecamatan Kedamean tepatnya di Desa banyu Urip dan Desa Manunggal yang berjarak ± 35 km dari Kota Gresik. b) Kecamatan Driyorejo tepatnya di Desa Karang Andong yang berjarak ± 30 km dari Kota Gresik. c) Kecamatan Wringinanom tepatnya di Desa Sooko dan Kesamben Kulon ± 39 km dari Kota Gresik. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Pada kawasan wisata ini sudah terdapat aliran listrik, telepon, dan air bersih. Sarana kesehatan dan peribadatan pun sudah terlengkapi. Semua ini disebabkan karena

L A P O R A N A K H I R

kawasan ini merupakan permukiman sehingga membutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang kebutuhan. . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Pada kawasan wisata adenium sudah terdapat warung-warung kecil yang digunakan masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari. . Aksesibilitas Untuk mencapai lokasi wisata adenium ini akses yang harus dilewati wisatawan ialah jalur utama yang menghubungkan Lamongan. Untuk menuju objek wisata ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan maupun bus. Jalan yang ditempuh dalam keadaan kurang baik. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Para wisatawan yang datang ke objek wisata ini biasanya tidak hanya menikmati keindahan bunga adenium saja melainkan ingin membeli bunga tersebut untuk dijual lebih lanjut. Perkembangan objek wisata ini kian hari kian menurun. Hal ini disebabkan karena tanaman adenium kurang diminati lagi oleh masyarakat. Sehingga pembudidayaannya pun kian hari makin dikurangi. Masyarakat juga belum cukup mengenal objek wisata ini karena tidak adanya pusat informasi untuk pengenalan objek wisata ini. Akses yang kurang bagus juga menyebabkan objek wisata ini kurang diminati. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang pada kawasan ini merupakan masyarakat yang berasal dari daerah gresik dan sekitarnya. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia Semua yang mengelola dan memegang usaha dalam wisata adenium ini merupakan penduduk yang menempati objek wisata ini sehingga pengelolaan ditanggung masing- masing pemilik usaha. . Kelembagaan Pada objek wisata ini masing usaha pengembangbiakan dan pengelolaan tanaman di pegang oleh masing-masing pemilik usaha. Tidak terdapat lembaga secara formal maupun non formal sehingga segala usaha yang dilakukan ditanggung oleh pemilik usaha.

L A P O R A N A K H I R

Bunga Adenium Kawasan Sentra Bunga Adenium Gambar 4.25 Dokumentasi Objek Wisata Kampung Adenium

C. Sentra Industri Songkok dan Rebana (Kec. Bungah) 1. Sejarah/latar belakang Sentra songkok dan rebana berada pada Desa Bungah Kecamatan Bungah. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Pada sentra ini wilayahnya merupakan permukima sehingga sudah terdapat akses air bersih, telekomunikasi, dan peribadatan. Sarana dan prasarana yang lain juga telah ada sehingga kenyamanan pengunjung dapat terakomodir. . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Pada kawasan wisata adenium sudah terdapat warung-warung kecil yang digunakan masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari. . Aksesibilitas Dalam menjangkau tempat wisata ini para wisatawan harus menggunakan jalur utama yang menghubungkan gresik menuju lamongan. Dari Kota Gresik sendiri sentra ini berjarak ±27 km yang ditempuh dengan menggunakan berbagai kendaraan termasuk juga bus. Jalan menuju objek wisata ini sudah dalam kondisi baik. Angkutan umum yang menuju objek wisata ini tidaka ad sehingga para wisatawan lebih baik mengguna kendaraan pribadi. Apabila kita telah sampai pada lokasi objek wisata jalan yang dilalui telah menggunakan perkerasan paving sehingga tidak ada hambatan dalam segi aksesbilitas. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Di Sentra Songkok dan rebana ini sudah terdapat 32 pengrajin songkok dan 27 pengrajin rebana. Kondisi sentra wisat ini telah baik. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Kelembagaan

L A P O R A N A K H I R

Pada kawasan ini pengelolaan songkok dan rebana sepenuhnya dikuasai oleh masing- masing produsen karena tiap-tiap industri merupakan kepemilikan pribadi. Namun pemerintah masih memberikan bantuan kepada produsen yang belum memiliki modal untuk usahanya. Desa ini telah memilik kelompok usaha pengrajin songkok dan rebana sebagai wadah pusat informasi objek wisata ini.

Gambar 4.26 Dokumentasi Objek Wisata Sentra Industri Songkok dan Rebana

D. Benteng Lodewijk (Kec. Bungah) 1. Sejarah/latar belakang Menurut sejarah Kabupaten Gresik dahulunya merupakan Kabupaten Surabaya yang menjadi wilayah strategis dan sangat penting bagi perkembangan Kota Surabaya. Letak Gresik yang strategis sudah dikenal Belanda sejak masa colonial Belanda dan ditandai dengan keberadaan Benteng Lodewijk yang dibangun pemerintahan Hindia Belanda pada Tahun 1808. Keberadaan banteng Lodewijk ini terletak pada Desa Tanjung Widoro Pulau Mengare Kecamatan Bungah yang digunakan sebagai pertahanan penghalau musuh bagi yang masuk Kota Surabaya melalui jalur laut. Bangunan benteng ini dibangun diatas tanah rawa namun ternyata kuat terhadap terjangan ombak Selat Madura. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Akomodasi Wisata Akomodasi yang ada sangat minim. Hal tersebut dapat dilihat dari ketersediaan sarana dan prasarana yang tidak ada mulai dari air bersih, telekomunikasi, dan listrik. . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Tidak terdapat rumah makan ataupun pusat perbelanjaan karena kondisi banteng yang terletak di pinggir laut tidak memungkinkan. Untuk menjangkau objek wisata ini pun sulit. . Aksesibilitas Dalam mencapai ke lokasi banteng para wisatawan dapat menggunakan kendaraan kecil menuju jalur pantura lalu menuju perkampungan petambak ikan dan udang yang kondisi perkerasan sudah menggunakan paving. Lalu untuk menuju banteng wisatawan

L A P O R A N A K H I R

bisa menggunakan perahu penduduk dengan system sewa. Debur ombak yang sedikit besar terkadang menyebabkan para wisatawan mabuk laut. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Dalam menuju lokasi dengan menggunakan perahu maka akan di bawa menyisir aliran bengawan solo yang penuh dengan rimbunnya pohon mangrove. Sesampainya di lokasi kita akan melihat kondisi benteng yang terbuat batu karang dan bata merah yang hancur karena terkena abrasi laut Selat Madura dan kondisinya pun sudah tak terurus. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang pada objek wisata ini berasal dari gresik maupun wilayah sekitarnya. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Yang berperan dalam pengembangan kondisi wisata Benteng Lodewijk ini ialah Dinas Pariwisata dan warga sekitar yang menyediakan alat transportasi untuk menjangkau tempat wisata.

4.2.4 Event/ Kegiatan Kepariwisataan A. Rabu Wekasan 1. Sejarah/latar belakang Rabu wekasan merupakan acara budaya yang hanya ada Di Desa Suci Kecamatan Manyar. Kegiatan ini diadakan setiap hari rabu terkahir di bulan jawa sapar setiap tahunnya. Alasan mengapa Rabu Wekasan ini tetap dilakukan oleh masayarakat Kabupaten Gresik ialah karena dahulu pada massa Sunan Giri ditemukan sumber mata air. Rebo wekasan merupakan tasyakuran rasa syukur atas pemberian tuhan yang melimpah tersebut. Rebo wekasan ini sama halnya dengan idul fitri ataupun idul adha yang kegiatan dilakukan dengan silaturahmi keluarga. Rabu wekasan diperingati karena dulunya Sunan Giri berdakwah di daerah barat Gresik yaitu Desa Polaman sebuah bukit kapur tandus dan gersang. Pada suatu hari Desa Polaman ini tertimpa kekeringan yang luar biasa. Sunan Giri mendapat kabar dari Khadam yaitu muridnya sehingga Sunan Giri langsung menuju desa tersebut. Setelah sesampainya di tersebut Sunan Giri mengatakan bahwa beberatus meter

L A P O R A N A K H I R

dari masjid polaman terdapat sumber air yang melimpah. Setelah dicari ternyata benar bahwa terdapat sebuah sumber air yang cukup untuk mamenuhi kebutuhan bersuci dan kebutuhan lainnya. Dalam mempermudah penyaluran air maka dibuatlah sebuah sumur dengan nama Sumur Gede. Karena masyarakat yang menggunakan air sumur tersebut terlalu banyak maka air yang ada pada sumur menyusut. Setelah tersebut khadam menyakan kembali terhadap Sunan Giri tentang hal tersebut. Sunan giri menyuruh khadam untuk mencari kembali sumber air pada lereng bukit. Pada tahun 1403 khadam menemukan sebuah tempat di sebelah utara Kampung Polaman. Tempatya tersebut sangat subur. Khadam menemukan sumber air di bawah rerimbunan pohon. Airnya sangat bersih dan jernih. Akibat kejadian ini Sunan Giri meberi nama Desa Polaman sebagai Desa Suci. Pada tahun 1913 M dan 1932 M semasa penjajahan Belanda dibuatlah water Town atau gedung penampungan air untuk mengalirkan air darah ke daerah sekitarnya. Sekarang sumur tersebut dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gresik. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Acara rabu wekasan ini hampir sama seperti acara pasar malam sehingga banyak orang yang berjualan makanan, pakaian, alat-alat rumah tangga, minuman, dan mainanan anak-anak pada acara tersebut. Namun hadirnya pedagang tersebut mengalihkan fungsi acara rabu wekasan ini hanya sebagai wisata jalan-jalan para masyarakat tanpa mengikuti ritual yang masih dilestarikan di masjid Mamba’ut Tho’at. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Tahun demi tahun rabu wekasan ini sangat di minati di Desa Suci. Para wusatawan datang dari penjuru Kabupaten Gresik bahkan ada yang berasal dari luar jawa. Sekarang Rabu Wekasan ini mengalami kemunduran karena sumber air mulai mongering karena pengalih fungsian lahan. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang ke acara ini bukan hanya warga Kecamatan Manyar saja namun juga berasal dari penjuru Kabupaten Gresik. Pada rabu wekasan masyarakat juga dapat menyaksikan kulit, panggung sandiwara bernafaskan islam, pencak silat, pentas seni, layar tancap, komedi putar, seni hadrah, dan lainya disesuaikan kesepakatan panitia rebo wekasan. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Kelembagaan Sudah terdapat panitian yang mengatur jalannya acara pada rabu wekasan. Panitia menentukan acara yang boleh ada dalam rabu wekasan ini.

L A P O R A N A K H I R

B. Kolak Ayam Masjid Gumeno 1. Sejarah/latar belakang Pesta Kolak Ayam Masjid Gumeno diadakan pada masjid Gumeno Desa Gumeno Kecamatan Manyar. Acara pesta kolak ini diadakan setiap tanggal 23 Ramadhan atau malem patlikur. Pesta ini berlangsung ratusan tahun sejak tahun 1451 Masehi. Masyarakat Desa Gumeno biasa menyebut pesta ini sebagai sanggring. Tradisi ini bermula ketika penyebar agama islam yaitu Sunan Dalem datang ke Desa Gumeno dengan niat berdakwah. Beliau merintis pendirian sebuah masjid pada tahun1451 Masehi. Masjid tersebut terkenal yaitu masjid jami’ sunan dalem. Setelah bekerja keras mendirikan masjid dan mempersiapkan perkampungan di desa tersebut maka sunan dalem tiba-tiba sakit namun tak kunjung sembuh. Akhirnya ia mendapat ilham yang gaib bahwa sakitnya akan sembuh. Setelah itu Sunan Dalem memerintahkan agar masyarakat berkumpul di masjid dengan membawa ayam jago dan membelih ayam jago tersbut. Para lelaki juga menyiapkan bumbu-bumbu racikan untuk ayam jago tersebut. Sunan dalem mengumumkan kalau beliau tengah membuat resep sanggring atau kolak ayam. Selanjutnya ayam dan bumbu dimasak dalam kuali. Hanya para lelaki yang bola mengolah panganan ini. Tetap tanggal 23 ramdhan sunan dalem memakan masakan ini bersama masyarakat Gumeno dan diikuti hingga saat ini. Setelah memakan kolak ayam tersebut sunan dalem telah sembuh dan sembuhnya berasal dari allah SWT. 2. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Kolak ayam ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kuliner local rasa global. Selain sebagai obat namun juga sebagai kekayaan bangsa. 3. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Kelembagaan Sudah terdapat kepanitiaan dan Masyarakat Pencinta Sejarah dan Budaya Gresik.

Gambar 4.27 Dokumentasi Event Wisata Kolak Ayam Masjid Gumeno

L A P O R A N A K H I R

C. Malem Selawe 1. Sejarah/latar belakang Malam Selawe merupakan puncak dimana orang-orang melalukan itikaf dan memburu lailatul qadar dengan berziarah ke makam sunan giri di Desa Giri Kecamatan Kebomas. Biasanya dimulai pada malam likuran (21). Ratusan pedagang berjajar - jajar sepanjang jalan Sunan Giri hingga Makam Sunan Giri. Sebenarnya para pedagang sudah membuka stan sejak pertengahan ramadhan tapi puncaknya pada malam selawe. Banyak sekali yang ditawarkan para pedagang kagetan mulai makanan, pakaian, celengan dari tanah liat, kopiah , furniture, vas bunga, mainan dan lain-lain. 2. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Acara ini merupakan acara yang ditunggu tunggu oleh warga Gresik khususnya .Biasanya saat malam itu , jalan yang selebar 8 meter itu dipenuhi dengan para pedagang dan para peziarah baik dari Gresik ,luar gresik bahkan luar jawa ,ratusan bahkan ribuan peziarah pun berada disana. Tradisi malam selawe ini telah berlangsung selama ratusan tahun yang lalu ,dan diadakan setiap tahun nya di bulan ramadhan .Seiring dengan banyaknya peziarah yang datang pada malam itu ,maka naluri para pedagang pun juga ikut meramaikan suasana dengan menawarkan barang - barang daganganya .Maka tak heran jika ruas jalan mulai dari per-empatan Kebomas sampai komplek pemakaman Sunan Giri dipadati banyak pedagang dan peziarah . . Profil Wisatawan Ribuan orang berziarah ke makam Sunan Giri. Momentum itu yang lantas dimanfaatkan sejumlah pedagang menawarkan aneka oleh-oleh atau kebutuhan yang lainnya. Tradisi Malam Selawean diwariskan turun temurun sejak zaman Sunan Giri.

D. Pasar Bandeng Kegiatan pasar bandeng biasanya diadakan dua hari sebelum malam takbiraan idul fitri yaitu pada malam 27 hingga 29 di bulan ramadhan. Demi menyambut hari besar ini di pasar Kota Gresik akan dijual banyak ikan bandeng yang masih segar karena baru diambil dari tambak. Pada tahun 2012 lokasi pasar bandeng diubah di Gedung Wahana Kreasi Tlogo Dendo Gresik. Bandeng yang dijual pun bukan bandeng yang biasa namun dengan berat yang mencapai 10 kg dan berharga mahal. 1. Sejarah/latar belakang Pasar bandeng dimulai pada jaman sunan giri. Sunan giri memiliki pesantren di kawasan bukit kedaton yang dihuni oleh santri pondok pesantren di daerah Desa Giri Kecamatan Kebomas. Para santri yang berguru untuk memperdalam ilmu agama islam memiliki kebiasaan mudik pada saat menjelang idul fitri. Sebelum kembali ke kampong

L A P O R A N A K H I R

halaman umumnya santri turun bukit untuk mencari oleh-oleh khas dari Kota Gresik. Oleh-oleh khas tersebut ialah Ikan Bandeng. Sejak itu maka terjadilah lelang ikan bandeng. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Pada kegiatan pasar bandeng tidak hanya menjual ikan bandeng namun juga menjual kebutuhan lainnya yaitu baju, makanan, mainan anak-anak hingga aksesoris. . Aksesibilitas Pada saat ada kegiatan pasar bandeng para wisatawan membanjiri kawasan pasar ini sehingga jalan menuju pasar menjadi macet dan dibutuhkan lahan parkir yang luas. Biasanya masyarakat sekitar menyediakan lahan parkir secara dadakan. 3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Apabila dilihat dari perkembangan kepariwisataan maka pasar bandeng bisa dikatakan sebagai ikon wisata karena mempunyai nilai spesifik produk khas daerah gresik. Selama ini pasar bandeng hanya dipromosikan sebatas pasar regional saja. . Profil Wisatawan Pasar bandeng dalam perkembangannya sudah menjadi sebuah tradisi yang pelaksanaannya tidak hanya dikunjungi oleh warga Gresik namun juga masyarakat luar Gresik bahkan mancanegara.

E. Haul Bungah 1. Sejarah/latar belakang Haul Akbar Bungah adalah ritual untuk memperingati wafatnya para pendiri desa Bungah. Desa Bungah berada di kecamatan Bungah kabupaten gresik. Haul merupakan acara peringatan rutin yang di adakan satu tahun sekali. Maksud acara haul adalah untuk memperingatai kyai atau toko-toko penguasa pendiri desa bungah dan sekaligus untuk menjalin silaturahmi antar warga kecamatan bungah pada khususnya dan masyarakat Gresik pada umumnya. Pelaksanaan Haul Bungah ini di adakan di pusat kecamatan Bungah yaitu di Alon – Alon Bungah dan di pondok pesatren qomaruddin Sampurnan Bungah . Dengan tujuan Silaturahmi maka berkumpulah warga Bungah dan sekitar Gresik lainnya untuk mengunjungi acara inti Haul yang berupa kegiatan keagamaan Islam yang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat Gresik dan sekitarnya. Tujuan dari acara ini adalah untuk mensyukuri dan memanjatkan do’a kedapa Allah Swt. Selain daripada itu dengan berkumpulnya banyak orang dari segala penjuru Gresik memberikan peluang bagi para

L A P O R A N A K H I R

pedagang kaki lima musiman yang ingin mengais rejeki dengan berjualan di sepanjang jalan menuju tempat pelaksanaan inti acara tadi. a) Tahlil bersama yang di pusatkan di Pondok pesantren Qomaruddin Sampurna Bungah gresik b) Ishari yang di lakukan pada malam hari yang di hadiri oleh semua ishari se jawa timur c) pengajian akbar Dengan begitu diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak selain dari tujuan religi, silaturahmi , dan juga dari sisi perekonomian warga yang bisa sedikit terbantu dengan adanya acara Haul Bungah ini. Setiap tahunnya masyarakat Gresik dan sekitarnya dangat antisias untuk dating pada acara Haul Bungah ini, dengan tujuan yang bermacam – macam. Diantaranya hanya sekedar untuk jalan – jalan dan mencari barang – barang murah yang dijual oleh para pedagang yang ada di sepanjang jalan menuju tempat acara inti. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Banyaknya orang yang berkumpul pada suatu tempak itu akan memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar yang berusaha memanfaatkan situasi yang ada untuk mencari rezeki dengan berjualan berbagaimacam aneka makanan atau biasa kita sebut dengan pasar dadakan.

F. Gresik Djaloe 1. Sejarah/latar belakang Festival Gresik Djaman doele merupakan event yang diharapkan dapat merangsang msyarakat lebih peduli pada heritage (warisan pusaka) seperti : a) Pusaka Budaya Ragawi b) Pusaka Budaya Tak Ragawi c) Pusaka Alam d) Pusaka Saujana Pada intinya festival ini sebagai alat kampanye mengenai heritage yang nantinya akan berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi kreatif pada masyarakat dalam bidang kuliner khas, souvenir khas, dan jati diri masyarakat serta wilayah. 2. Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana dan Prasarana . Rumah Makan/Restoran dan Pusat Perbelanjaan Antusiasme masyarakat yang tinggi dapat dilihat dari keterlibatan masyarakat dalam acara tersebut. Masyarakat juga juga menjual makanan dan minuman khas dari gresik di sepanjang jalan tempat digelarnya acara ini. Selain itu masyarakat juga mendirikan stan souvenir sehingga memunculkan karya-karya kekhasan daerah. Juga terdapat stan-

L A P O R A N A K H I R

stan pameran foto gresik jaman dulu sehingga secara komikal masyarakat mudah mencerna maksud dari acara ini.

3. Pasar Wisata . Jumlah dan Perkembangan Wisata Pada event ini acara yang disajikan ialah sosok kota gresik pada jaman dahulu yang diangkat melalui sebuah karya. Disini juga diisi dengan panggung pertunjukan yang mengangkat aksi pengenalan budaya gresik sendiri. . Profil Wisatawan Wisatawan yang datang pada event ini sebagian besar berasal dari Gresik karena mereka ingin mengenang kembali sejarah terbentuknya Kabupaten Gresik, meskipun demikian terdapat pula wisatawan yang berasal dari luar Gresik dengan tujuan untuk mengenal Gresik lebih dalam. 4. Sumber Daya Pengelola Pariwisata . Kelembagaan Pihak yang mengadakan Gresik jaman dulu ini adalah Mataseger yaitu suatu komunitas yang ada Di Kabupaten Gresik.

L A P O R A N A K H I R

Gambar 4.28 Dokumentasi Event Wisata Gresik Djaloe

L A P O R A N A K H I R

4.1 GAMBARAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN GRESIK ...... 1

4.2 POTENSI DAN DAYA TARIK WISATA ...... 3 4.2.1 Wisata Budaya ...... 3 4.2.2 Wisata Alam ...... 30 4.2.3 Wisata Minat Khusus ...... 58 4.2.4 Event/ Kegiatan Kepariwisataan...... 65

TABEL 4.1 OBJEK WISATA KABUPATEN GRESIK ...... 2

GAMBAR 4.1 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM MAULANA MALIK IBRAHIM ...... 6

GAMBAR 4.2 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM SUNAN GIRI ...... 10

GAMBAR 4.3 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM KANJENG TUMENGGUNG PUSPONEGORO ...... 12

GAMBAR 4.4 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM RADEN SANTRI ...... 14

GAMBAR 4.5 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM NYAI AGENG PINATIH ...... 17

GAMBAR 4.6 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM SUNAN PRAPEN ...... 21

GAMBAR 4.7 DOKUMENTASI OBJEK WISATA PETILASAN GIRI KEDATON ...... 24

GAMBAR 4.8 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM SITI FATIMAH BINTI MAIMUN ...... 27

GAMBAR 4.9 DOKUMENTASI OBJEK WISATA MAKAM KANJENG SEPUH...... 29

GAMBAR 4.10 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA DANAU KASTOBA ...... 32

GAMBAR 4.11 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA PANTAI LABUHAN ...... 34

GAMBAR 4.12 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA PANTAI NYIMAS ...... 35

GAMBAR 4.13 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA HUTAN LINDUNG ...... 37

GAMBAR 4.14 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA PANTAI TINGGEN ...... 39

GAMBAR 4.15 DOKUMENTASI OBJEK WISATA PANTAI DELEGAN ...... 41

GAMBAR 4.16 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA PULAU GILI DAN NOKO ...... 44

GAMBAR 4.17 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA KAWASAN PANTAI SELAYAR ...... 46

GAMBAR 4.18 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA AIR TERJUN LACCAR ...... 48

GAMBAR 4.19 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA AIR TERJUN PATAR SELAMAT ...... 49

GAMBAR 4.20 DOKUMENTASI OBJEK WISATA BUKIT SUROWITI ...... 54

GAMBAR 4.21 KONDISI EKSISTING DESTINASI WISATA PENANGKARAN RUSA BAWEAN ...... 56

GAMBAR 4.22 DOKUMENTASI OBJEK WISATA GIRI WANA TIRTA ...... 58

GAMBAR 4.23 DOKUMENTASI OBJEK WISATA KAMPUNG KEMASAN ...... 61

GAMBAR 4.24 DOKUMENTASI OBJEK WISATA KAMPUNG ADENIUM...... 63

GAMBAR 4.25 DOKUMENTASI OBJEK WISATA SENTRA INDUSTRI SONGKOK DAN REBANA ...... 64

GAMBAR 4.26 DOKUMENTASI EVENT WISATA KOLAK AYAM MASJID GUMENO ...... 67

GAMBAR 4.27 DOKUMENTASI EVENT WISATA GRESIK DJALOE ...... 72

L A P O R A N A K H I R