Zootec Vol. 40 No. 2 : 615 – 625 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

KUALITAS FISIK DAN KIMIA TELUR MENGGUNAKAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) SERTA GARAM NaCl DENGAN KONSENTRASI BERBEDA

Sasmita Nusi, Merri D Rotinsulu*, Moureen Tamasoleng, Rahmawaty Hadju

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk PHYSICAL AND CHEMICAL mengetahui kualitas fisik dan kimia telur QUALITY OF PINDANG EGGS pindang menggunakan daun jambu biji USING GUAVA LEAVES (PSIDIUM (Psidium guajava L) serta garam NaCl GUAJAVA L) AND NACL WITH dengan konsentrasi berbeda. Materi yang DIFFERENT CONCENTRATIONS. digunakan adalah telur ayam ras, daun This study aims to determine the physical jambu biji, garam NaCl. Penelitian ini and chemical quality of pindang eggs using menggunakan Rancangan Acak Lengkap guava leaves and NaCl salt with different (RAL) dengan pola faktorial 3x3 dengan concentrations. The material used was egg, ulangan sebanyak 3 kali. Faktor A terdiri guava leaves, NaCl salt. This research used dari daun jambu biji dengan 3 level yakni complete randomized design (CRD) with a 2,5%, 5%, dan 7,5%. Faktor B terdiri dari factorial of 3x3 with 3 times replicated. garam NaCl dengan 3 level yakni 2,5%, Factor A consists of guava leaves with 3 5%, dan 7,5%. Hasil analisis ragam levels namely 2.5%, 5%, and 7.5%. Factor menunjukkan bahwa pemberian daun B consists of NaCl salt with 3 levels namely jambu biji dan garam NaCl berbeda sangat 2.5%, 5%, and 7.5%. Analysis of the nyata (P<0,01) terhadap selisih berat telur, variance showed that the distribution of kadar air, kekuatan gel, tetapi tidak berbeda guava leaves and NaCl salt was significant nyata (P>0,01) terhadap pH. Berdasarkan (P<0.01) on egg weight, moisture, gel dari hasil penelitian diatas maka forces, and non significant (P>0.01) on pH. disimpulkan bahwa yang terbaik untuk sifat Based on the results of such studies, it can fisik dan kimia telur pindang yaitu be concluded that the best for the physical perlakuan dengan 7,5% daun jambu biji and chemical properties of the pindang egg (Psidium guanjava L) dan 7,5% garam was treatment of 7.5% of guava leaves and NaCl. 7.5% of the NaCl salt.

Keywords: Pindang Eggs, Guava Leaves, Kata Kunci : Telur Pindang, Daun Jambu NaCl Salt, Physical-Chemical Properties Biji, Garam NaCl, Sifat Fisik-Kimia

PENDAHULUAN

Telur merupakan bahan pangan

hasil ternak unggas yang memiliki sumber *korespondensi (corresponding author) protein hewani yang memiliki rasa lezat, Email: [email protected]

Zootec Vol. 40 No. 2 : 603 – 614 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698 mudah dicerna dan bergizi tinggi. jambu biji dengan peretakan kerabang telur, (Agustina et al., 2013). Berdasarkan data perebusan dengan daun jambu biji dengan statistik, konsumsi telur ayam ras di peretakan kerabang, dan perebusan dengan bertumbuh sebesar 1,61% dalam daun jambu biji tanpa peretakan kerabang. rentang waktu tahun 2009-2013 (BPS, Didapatkan hasil perebusan terbaik 2014). Hal ini karena telur ayam ras diperoleh dari perlakuan perebusan dengan khususnya merupakan komoditas yang daun jambu biji yang kerabang telurnya relatif terjangkau dan memiliki gizi yang diretak. tinggi sehingga diminati oleh masyarakat Pada penelitian Nastiti (2007), (Suharyanto et al., 2016). Di masyarakat pengolahan telur pindang dilakukan dengan telur ayam ras dapat disiapkan dalam cara perebusan menggunakan 3 perlakuan berbagai bentuk olahan, harganya relatif yaitu 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Hasil murah, sangat mudah diperoleh dan selalu perebusan terbaik diperoleh pada perlakuan tersedia setiap saat (Nasikin et al., 2015). perebusan selama 2 jam. Telur mengandung asam amino Pada penelitian Dewi et al. (2013), esensial lengkap sehingga telur dijadikan hasil ekstraksi dan karakterisasi zat warna patokan dalam menentukan mutu protein alami dari daun jambu biji (Psidium berbagai bahan pangan (Richard et al., Guajava L.) menunjukkan bahwa daun 2014). Namun telur mudah mengalami jambu biji mengandung antosianin seperti penurunan kualitas yang disebabkan oleh cyanidin-3- sophoroside dan cyanidin3- kerusakan secara fisik, kimia dan glucoside serta mengandung flavan-3,4- mikrobiologis. Terjadinya kerusakan fisik diols yang tergolong senyawa tannin pada telur selama penyimpanan akan berupa pigmen kuning sampai coklat. mempercepat kontaminasi mikroorganisme Senyawa tersebut berperan penting pada dan terjadinya perubahan kimia. Sehingga pewarnaan daun jambu biji. perlu penganekaragaman olahan telur, Telur pindang merupakan seperti pengolahan tepung telur, abon pengolahan kombinasi penambahan daun telur, telur asin, dan telur pindang. jambu biji (Psidium guajava L), Pengolahan telur yang praktis dan penggaraman dan perebusan. Garam NaCl pengolahannya tidak sulit adalah telur ketersediaan banyak dan mudah didapat pindang. yang berfungsi sebagai pengawet, Menurut Citra (2014) bahwa meningkatkan kualitas organoleptik telur, perebusan telur pindang dibagi menjadi tiga mendenaturasikan protein telur perlakuan, yaitu perebusan tanpa daun (Nuruzzakiah et al., 2016). Selain itu, daun

616

Zootec Vol. 40 No. 2 : 603 – 614 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698 jambu biji berperan dalam pengolahan dan dan garam NaCl terhadap kualitas sifat fisik pengawetan telur pindang (Nastiti, 2007). dan kimia telur pindang. Pada daun jambu biji terdapat senyawa tanin antara 3,25-8,98%. Tanin yang MATERI DAN METODE bersifat menyamak kulit telur dapat PENELITIAN memperpanjang umur simpan telur. Tanin akan menyebabkan protein dipermukaan Waktu dan Tempat Penelitian kulit telur menggumpal dan menutupi pori- Penelitian ini telah dilaksanakan di pori, mencegah terjadinya penguapan, Laboratorium Teknologi Hasil Ternak mencegah hilangnya CO2, dan mencegah Fakultas Peternakan, Universitas Sam masuknya mikroorganisme sehingga telur Ratulangi Manado. menjadi lebih awet (Ernawati et al., 2019). Alat dan Bahan Samaludin et al. (2019) menyatakan bahwa Peralatan yang digunakan dalam daun jambu biji dapat meningkatkan penelitian ini adalah timbangan analitik, kualitas organoleptik telur pindang dan waterbath, thermometer, plastik, pH meter, dapat mendenaturasikan protein telur yang gelas ukur, batang silinder, oven, bisa mempengaruhi kualitas fisik dan kimia Desikator. telur pindang Bahan yang digunakan dalam Proses pembuatan telur pindang penelitian ini adalah telur ayam ras telah banyak dilakukan dengan sebanyak 81 butir dengan berat 63-70 g, menggunakan daun jambu biji, daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang menggunakan garam NaCl, namun belum masih segar, garam NaCl dan aquades. ada penelitian mengenai kombinasi Metode Penelitian keduanya. Berdasarkan latar belakang hal Penelitian ini akan dilaksanakan tersebut, maka dilakukan penelitian melalui suatu percobaan dengan mengenai kualitas fisik telur pindang yaitu menggunakan rancangan acak lengkap selisih berat telur, kekuatan gel, pH dan (RAL) dengan pola faktorial 3 x 3 (Steel kualitas kimia telur pindang yaitu kadar air dan Torrie, 1991) dengan ulangan sebanyak telur pindang, dengan menggunakan 3 kali. kombinasi daun jambu biji serta garam Dalam penelitian ini yang dipakai NaCl dengan konsentrasi yang berbeda sebagai perlakuan ialah konsentrasi daun dengan tujuan untuk mengetahui sejauh jambu biji sebagai faktor A, dan mana pengaruh kombinasi daun jambu biji konsentrasi garam NaCl sebagai faktor B,

617

Zootec Vol. 40 No. 2 : 603 – 614 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698 selanjutnya rumusan perlakuan diatur berdasarkan selisih berat telur awal dengan sebagai berikut: berat akhir penelitian (Titirloloby, 2006). Faktor A=Daun jambu biji dengan Kadar Air. Adapun metode konsentrasi (b/v) : penentuan kadar air dengan pengeringan

A1= 2,5% menurut AOAC (2005) yaitu: Sampel

A2= 5% sebanyak 3-5 g ditimbang dan dimasukan

A3= 7,5% kedalam cawan yang telah dipanaskan dan Faktor B=Garam NaCl dengan konsentrasi diketahui bobotnya. Kemudian sampel dan (b/v) : cawan dipanaskan dalam oven suhu 105oC

B1=2,5% selama 6 jam. Cawan dan sampel

B2=5% didinginkan di dalam desikator dan

B3=7,5% ditimbang, kemudian dipanaskan kembali Prosedur Penelitian sampai diperoleh bobot konstan. Telur ditimbang terlebih dahulu 퐵−퐶 x 100 % untuk mendapatkan berat telur awal. 퐵−퐴

Kemudian semua bahan (telur, daun jambu Dimana : biji) dicuci terlebih dahulu. Telur, daun A = Berat cawan porselin jambu biji 2,5%, 5%, 7,5% b/v, dan garam B = Berat cawan dengan sampel sebelum 2,5%, 5%, 7,5% b/v dimasukkan ke dalam dipanaskan plastik dan ditambahkan air menjadi 1 liter. C = Berat cawan dengan sampel setelah Selanjutnya direbus di dalam waterbath dipanaskan 0 (Suhu ±90 C) selama 10 menit dan Kekuatan Gel. Telur yang sudah peretakan kerabang telur dilakukan, direbus didinginkan, kemudian sampel kemudian direbus kembali selama 1 jam 50 putih telur dengan panjang 3 cm dan lebar menit. Selanjutnya telur pindang diangkat 3 cm diletakan diatas timbangan, dan didinginkan, kemudian dilakukan uji selanjutnya batang silinder ditekan dengan selisih berat telur, kadar air, kekuatan gel tangan diatas permukaan putih telur sampai dan pH. pecah dan beratnya dicatat. Kekuatan gel Variabel yang diteliti adalah berat dibagi dengan luas penampang Variabel yang diamati pada silinder (Umar, 2017) dengan rumus penelitian ini adalah : sebagai berikut: Selisih berat telur. Perhitungan 2 selisih berat telur dapat dihitung Kekuatan Gel (g/cm )

618

Zootec Vol. 40 No. 2 : 603 – 614 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Berat Putih Telur = Berdasarkan hasil uji BNJ untuk ragam Luas Penampang Silinder interaksi menunjukkan bahwa nilai selisih Nilai pH. Pengukuran pH menurut berat telur dengan menggunakan daun AOAC (2005) dalam dilakukan sebagai jambu biji 2,5% + 2,5% garam NaCl berikut: Derajat keasaman telur diukur berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan daun dengan menggunakan pH meter, dan jambu biji 2,5% + 5% garam NaCl dan dikalibrasi dengan larutan buffer dengan daun jambu biji 2,5% + 7,5% garam NaCl. nilai pH 4 dan 7. Sampel disiapkan Kemudian daun jambu biji 2,5% + 5% sebanyak 5 gram. Kemudian ditambah garam NaCl berbeda tidak nyata (P>0,01) aquades 20 ml, Setelah itu sampel di aduk dengan 2,5% daun jambu biji + 7,5% garam selama lima menit, pH-meter dicelupkan ke NaCl. Selanjutnya daun jambu biji 5% + dalam sampel kira-kira 2-4 cm. nilai pH 2,5% garam NaCl berbeda tidak nyata diperoleh dengan membaca skala yang (P>0,01) dengan daun jambu biji 5% + 5% ditunjukan oleh jarum penunjuk. garam NaCl, tetapi berbeda nyata (P<0,01) dengan daun jambu biji 5% + 7,5% garam HASIL DAN PEMBAHASAN NaCl. Lebih lanjut daun jambu biji 7,5% + 2,5% garam NaCl berbeda tidak nyata Selisih Berat Telur (P>0,01) dengan daun jambu biji 7,5% + Hasil analisis sidik ragam 5% garam NaCl. Kemudian daun jambu biji menunjukkan bahwa interaksi daun jambu 7,5% + 5% garam NaCl berbeda tidak nyata biji dan garam NaCl memberikan pengaruh (P>0,01) dengan daun jambu biji 7,5% yang berbeda sangat nyata (P<0,01) +7,5% garam NaCl. terhadap selisih berat telur pindang.

Tabel 1. Rataan Selisih Berat (g) Telur Pindang Yang Menggunakan Daun Jambu Biji (Psidium guanjava L) serta Garam NaCl Dengan Konsentrasi

Garam NaCl Perlakuan 2,5% 5% 7,5% 2,5% 0,49d 0,77bc 0,94b Daun Jambu 5% 0,60c 0,65c 1,60a biji 7,5% 0,41d 0,59cd 0,61c Ket: Superskrip yang berbeda pada setiap kombinasi perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,01)

619

Zootec Vol. 40 No. 2 : 603 – 614 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Nilai selisih berat telur yang paling baik berpengaruh pada struktur protein telur yaitu yang menggunakan daun jambu biji (Sukma et al., 2012). 5% + 7,5% garam NaCl (1,60 g) yang ditunjukkan oleh nilai selisih berat telur Kadar Air yang besar. Semakin banyak garam dan Hasil analisis sidik ragam tanin terikat maka semakin besar selisih menunjukkan bahwa interaksi daun jambu berat telur yang didapat. Selisih berat telur biji dan garam NaCl memberikan pengaruh yang besar disebabkan terjadinya yang berbeda sangat nyata (P<0,01) pembentukan koagulasi telur yang lebih terhadap kadar air telur pindang. kuat dan kompak. Komposisi garam 7,5% Berdasarkan hasil uji BNJ untuk dapat membuka struktur protein dari telur ragam interaksi menunjukkan bahwa nilai yang menyebabkan tanin dari daun jambu kadar air dengan menggunakan daun jambu biji sebanyak 5% terikat pada protein biji 2,5% + 2,5% garam NaCl berbeda tersebut selama pemindangan. Samaludin sangat nyata (P<0,01) dengan daun jambu et al. (2019) menyatakan bahwa tanin yang biji 2,5% + 5% garam NaCl. Daun jambu terkandung dalam daun jambu biji biji 2,5% + 5% garam NaCl berbeda tidak menyebabkan protein di permukaan telur nyata (P>0,01) dengan daun jambu biji terkoagulasi (menggumpal) membentuk 2,5% + 7,5% garam NaCl. Kemudian daun senyawa kompleks yang stabil dan jambu biji 5% + 2,5% garam NaCl berbeda mempunyai kemampuan untuk mengikat tidak nyata (P>0,01) dengan 5% daun protein. Sehingga kandungan tanin yang jambu biji + 5% garam NaCl, tetapi berbeda terdapat didalam daun jambu biji terserap sangat nyata (P>0,01) dengan daun jambu kedalam telur selama perebusan. Begitupun biji 5% + 7,5% garam NaCl. Selanjutnya dengan garam, penambahan garam juga

Tabel 2. Rataan Kadar Air (%) Telur Pindang Yang Menggunakan Daun Jambu Biji (Psidium guanjava L) serta Garam NaCl Dengan Konsentrasi

Garam NaCl Perlakuan 2,5% 5% 7,5% 2,5% 75,07c 77,87b 80,47b Daun Jambu 5% 75,05c 77,74bc 85,3a biji 7,5% 68,14d 77,09c 79,80b Ket: Superskrip yang berbeda pada setiap kombinasi perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,01)

620

Zootec Vol. 40 No. 2 : 603 – 614 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698 daun jambu biji 7,5% + 2,5% garam NaCl, daun jambu biji 7,5% + 5% garam NaCl, Kekuatan Gel daun jambu biji 7,5% + 7,5% garam NaCl Hasil analisis sidik ragam berbeda sangat nyata (P<0,01). Kadar air menunjukkan bahwa interaksi daun jambu yang paling baik yaitu yang menggunkan biji dan garam NaCl memberikan pengaruh daun jambu biji 2,5% + 7,5% garam NaCl yang berbeda sangat nyata (P<0,01) (68,14%). Menurut Wulansari (2020), terhadap kekuatan gel telur pindang. menyatakan bahwa makin rendah kadar air, Berdasarkan hasil uji BNJ untuk makin lambat pertumbuhan ragam interaksi menunjukkan bahwa nilai mikroorganisme berkembang biak, kekuatan gel dengan menggunakan daun sehingga proses pembusukan akan jambu biji 2,5% + 2,5% garam NaCl berlangsung lebih lambat. Garam 2,5% berbeda tidak nyata (P>0,01) dengan daun mampu membuka struktur protein sehingga jambu biji 2,5% + 5% garam NaCl, tetapi tanin terikat dalam protein selama berbeda sangat nyata dengan daun jambu pemindangan. Novia et al. (2011) biji 2,5% + 7,5% garam NaCl. Kemudian menyatakan bahwa garam dalam untuk daun jambu biji 5% + 2,5% garam pengawetan berpengaruh terhadap protein NaCl dan daun jambu biji 5% + 5% garam telur sehingga terjadi interaksi garam dan NaCl, serta daun jambu biji 5% + 7,5% protein yang mengakibatkan protein garam NaCl berbeda sangat nyata (P<0,01). mengalami denaturasi yaitu perubahan Selanjutnya daun jambu biji 7,5% + 2,5% pada struktur sekunder dan tersier. garam NaCl berbeda sangat nyata (P<0,01) Kastaman et al. (2010), menyatakan bahwa dengan daun jambu biji 7,5% + 5% garam tekstur telur asin akan semakin keras NaCl dan daun jambu biji 7,5% + 7,5% dengan berkurangnya kadar air.

Tabel 3. Rataan Kekuatan Gel (g/cm2) Telur Pindang Yang Menggunakan Daun Jambu Biji (Psidium guanjava L) serta Garam NaCl Dengan Konsentrasi

Garam NaCl Perlakuan 2,5% 5% 7,5% 2,5% 19,66f 20,58f 28,18e Daun Jambu 5% 19,59f 41,50d 46,33c biji 7,5% 58,36b 68,06a 70,47a Ket: Superskrip yang berbeda pada setiap kombinasi perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,01)

621

Zootec Vol. 40 No. 2 : 603 – 614 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698 garam NaCl. Lebih lanjut daun jambu biji struktur gel telur. Garam NaCl mengikat air 7,5% + 5% garam NaCl berbeda tidak nyata dan dapat menyebabkan jarak antara (P>0,01) dengan daun jambu biji 7,5% + molekul protein semakin dekat sehingga 7,5% garam NaCl.Dapat disimpulkan hasil interaksi antara molekul protein semakin uji BNJ menunjukkan bahwa nilai kekuatan kuat (Novia et al., 2011). gel paling baik yaitu yang menggunakan daun jambu biji 7,5% + 7,5% garam NaCl pH mendapat nilai 70,47 (g/cm2). Hal ini Hasil analisis sidik ragam karena semakin tinggi nilai kekuatan gel, menunjukkan bahwa daun jambu biji dan maka semakin kenyal telur pindang yang garam NaCl memberikan pengaruh yang dihasilkan sehingga telur pindang yang berbeda sangat nyata (P<0,01), tetapi untuk dihasilkan memiliki kualitas yang terbaik. interaksinya berbeda tidak nyata (P>0,01) Perlakuan garam 7,5% mampu merubah terhadap pH telur pindang. struktur protein menjadi terbuka dan Berdasarkan hasil uji BNJ mengikat air serta tanin yang membentuk menunjukkan bahwa pH telur pindang yang matrik interaksi protein air dan tanin selama menggunakan daun jambu biji sebagai pemindangan. Gel dari protein berbentuk faktor A, pada perlakuan A1 (2,5%) dan A2 padat dan berkarakteristik seperti cairan (5%) tidak berbeda nyata (P>0,01), tetapi yang merupakan agregasi protein di mana berbeda nyata dengan A3 (7,5%). polimer berinteraksi membentuk matriks Dapat disimpulkan data hasil uji tersier. Thohari et al. (2020), menyatakan BNJ, pH dengan daun jambu biji sebagai fraksi protein telur antara lain kompleks faktor A menunjukkan bahwa perlakuan A3 ovomucin-lysozyme dapat membentuk

Tabel 4. Rataan pH Telur Pindang Yang Menggunakan Daun Jambu Biji (Psidium guanjava L) serta Garam NaCl Dengan Konsentrasi

Garam NaCl Perlakuan Rataan 2,5% 5% 7,5% 2,5% 6,73 6,79 6,95 6.82a Daun Jambu 5% 6,76 6,78 6,90 6,80a biji 7,5% 6,60 6,64 6,88 6,70b Rataan 6,69b 6,73b 6,91a Ket: Superskrip yang berbeda pada antar baris dan antar kolom pada rataan yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,01)

622

Zootec Vol. 40 No. 2 : 603 – 614 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

7,5% yang terbaik menghasilkan pH 6,7, KESIMPULAN karena memiliki pH terendah dan dengan pH yang rendah akan menyebabkan telur Berdasarkan hasil penelitian dan menjadi lebih awet. Wulandari (2002), pembahasan maka disimpulkan bahwa menyatakan bahwa pengawetan atau yang terbaik untuk sifat fisik dan kimia pengolahan telur akan menghasilkan nilai telur pindang yaitu 7,5% daun jambu biji pH yang paling rendah serta peningkatan (Psidium guanjava L) dan 7,5% garam total bakteri yang paling rendah sehingga NaCl. proses pembusukan telur dapat diperlambat. Nilai pH ekstrak daun jambu DAFTAR PUSTAKA biji berkisar diantara 6,11-6,49. hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi daun Agustina, N., T. Imam, dan D. Rosyidi. 2013. Evaluasi sifat putih telur jambu biji bersifat asam. ayam pasteurisasi ditinjau dari pH, Berdasarkan hasil uji BNJ kadar air, sifat emulsi dan daya kembang angel cake. Jurnal Ilmu menunjukkan bahwa pH telur pindang Peternakan 23(2): 6-13 menggunakan garam NaCl sebagai faktor AOAC, 2005. Official Methods of Analysis B, menunjukkan bahwa perlakuan B3 of The Association of Official (7,5%) berbeda nyata (P<0,01) dengan B2 Analytical Chemist. AOAC Inc., Washington. (5%) dan B1 (2,5%). Lebih lanjut B2 (5%) dan B1 (2,5%) tidak berbeda nyata Citra. 2014. Pengaruh Perebusan Telur Dengan Daun Jambu Biji Terhadap (P>0,01). Komposisi Kimia Dan Mikrobia Dapat disimpulkan data hasil uji Telur Pindang. Skripsi. Ilmu dan Industri Peternakan. Universitas BNJ, pH dengan garam NaCl menunjukkan Utara. Medan. bahwa perlakuan yang terbaik yaitu B1 Dewi, S.U., P.Y. Saryana dan Nurjannah, (2,5%) menghasilkan pH yang rendah yaitu R. 2013. Ekstraksi dan zat 6,69. Hal ini disebabkan garam mampu karakterisasi zat warna alami dari daun jambu biji serta uji potensinya mengikat air telur sehingga pHnya jadi sebagai pewarna tekstil. Jurnal F- rendah. Hal ini didukung bahwa garam MIPA UNY. 10(4): 14-15.

NaCl mampu mengikat air dan dapat Ernawati T., L. Ch. M. Karisoh., R. Hadju, menyebabkan jarak antara molekul protein dan S.E Siswosubroto. 2019. Pengaruh konsentrasi larutan daun semakin dekat sehingga interaksi antara jambu biji (Psidium guanjava L) molekul protein semakin kuat (Novia et al., dan lama perendaman terhadap kualitas telur ayam ras. Jurnal 2011). Zootec 39(2): 241-248.

623

Zootec Vol. 40 No. 2 : 603 – 614 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Kastaman, R., Sudaryanto, dan B. H. Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1991. Nopianto. 2010. Kajian proses Prinsip dan Prosedur Statistika. pengasinan telur metode reverse Diterjemahkan oleh Bambang osmosisi pada berbagai lama Sumantri. PT. Gramedia Pustaka perendaman. Jurnal Teknologi Utama. Jakarta Industri Pertanian. 19(1): 30-39 Suharyanto, N., B. Sulaiman, C. K. N. Nasikin, M., F. J. Nangoy, C. L. K. Sarayar, Zebka, I. I. Arief. 2016. Kualitas dan M. H. M. Kawatu. 2015. fisik, mikrobiologis, dan Pengaruh subtitusi sebagian ransum orgaoleptik telur konsumsi yang dengan tepung tomat (Solanum berbedar di sekitar kampus IPB, Lycopersicum L) terhadap berat Darmaga, Bogor. Jurnal Ilmu telur, berat kuning telur, dan massa Peternakan dan Teknologi Hasil telur ayam ras. Jurnal Zootek. Ternak 4(2): 275-279. 35(2): 225-234. Sukma, A.W., A. Hintono, dan B.E Setiani. Nastiti, D. 2007. Kadar tanin dan kecernaan 2012. Perubahan mutu hedonik in vitro telur pindang dengan lama telur asin sangrai selama perebusan yang berbeda. Skripsi. penyimpanan. Animal Agriculture Fakultas Peternakan. Institut Journal 1(1): 585-598 Pertanian Bogor. Thohari, I., F. Jaya, dan N. A. R. Ajeng. Novia, D., S. Melia, dan N. Z. Ayuza. 2011. 2020. Pengaruh penambahan asam Kajian suhu pengovenan terhadap asetat terhadap sifat fungsional kadar protein dan nilai organoleptik albumen telur itik. Jurnal Teknologi telur asin. Jurnal Peternakan 8(2): Hasil Peternakan, 1(1): 25-35 70-76. Titirloloby, E. 2006. Kualitas Telur Puyuh Nuruzakiah, H. Rahmatan, dan D. Pindang Yang Menggunakan Syafrianti. 2016. Pengaruh Konsentrasi Garam (NaCl) berbeda konsentrasi garam terhadap kadar dan lama penyimpanan pada suhu protein dan kualitas organoleptik kamar. Skripsi. Fakultas telur bebek. Jurnal Peternakan 1(1): Peternakan. Universitas Sam 1-9 Ratulangi.

Richard, S. T., I. K Suada, dan M. D. Umar, R. Z. 2017. Karakteristik fisik dan Rudyanto. 2014. Pengawetan telur fungsional telur konsumsi yang ayam ras dengan pencelupan dalam difermentasi dengan bakteri ekstrak air kulit manggis pada suhu lactobacillus plantarum pada suhu ruang. Jurnal Indonesia Medicus dan lama inkubasi berbeda. Skripsi. Veterinus. 3(4): 310-316. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanudin Makasar. Samaludin, M. Wijaya, dan Kadirman. 2019. Daya terima telur pindang Wulandari, Z. 2002. Sifat Organoleptik, dengan penambahan bubuk daun sifat fisiko-kimia dan total mikroba jambu biji (Psidium guanjava telur itik hasil penggaraman dengan Linn). Jurnal Pendidikan Teknologi tekanan. Tesis. Program Pertanian 5(1): 49-55 Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

624

Zootec Vol. 40 No. 2 : 603 – 614 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Wulansari, S. 2020. Formulasi daun jambu biji (Psidium guanjava L) terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik telur pindang. Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 15(1): 1-4

625