3. KONSEP PERANCANGAN

3.1. Konsep Kreatif 3.1.1. Tujuan Kreatif Menciptakan image sejarah sebagai pelajaran yang menghibur, menarik, layak untuk dimengerti. Menyajikan visual game sejarah yang menarik.

3.1.2. Strategi Kreatif Merancang visual yang menarik bagi remaja dimana secara psikologis sudah dapat menyerap dan menyukai bentuk realistik. Maka dibuatlah visualisasi game yang realistik dan penuh aksi. Sehingga penceritaan sejarahnya dapat dimengerti secara visual dan menghibur. Fakta-fakta sejarah ditampilkan pula berupa gambar-gambar visual development beserta teks keterangannya sehingga dapat dibaca dan dilihat sebagai sumber informasi yang diperlukan dalam mempelajari sejarah. elemen ilustrasi untuk menjelaskan cerita.

3.1.2.1.Target Audience Primer: Remaja kelas 2 SMA yang ingin mempelajari sejarah dengan cara yang tidak konvensional, seperti membaca buku teks di sekolah. Serta suka memainkan video games. Sekunder: Visual development game “History : Nippon Imperialism in ” akan diserahkan ke publisher Indonesia yang sudah biasa dalam menggunakan 3D game engine yaitu PT. Garuda Studio Indonesia sebagai pembiaya pengembangan game ini selanjutnya.

3.1.2.2.Isi dan Tema Cerita Visual Development Ide cerita diambil dari buku pelajaran SMA kelas 2 pada bab kependudukan Jepang di Indonesia. Diambil cerita sejarah secara umum (tidak memfokuskan pada satu kejadian tertentu) sama seperti yang diajarkan pada masa pembelajaran

25 Universitas Kristen Petra dibangku kelas 2 SMA, sesuai kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga tercapai pembentukan karakter yang diharapkan pemerintah Indonesia. Agar dapat mencampurkan antara interaksi gamer dalam game dan cerita sejarah, dibuatlah cerita fiksi di masa depan dimana Indonesia masih belum lepas dari praktek-praktek penjajahan yang halus dan tersembunyi. Indonesia mengalami penurunan dalam bidang ekonomi dan ketahanan negara, diakibatkan moral yang korup, lupa akan pentingnya rasa persatuan serta tidak memiliki rasa rela berkorban demi bangsa dan negara. Pemimpin-pemimpin negara senang menerima suap dari perusahaan asing untuk membuat bangsanya sendiri bekerja keras tanpa memperoleh upah yang layak. Masing-masing saling bersaing demi keuntungan pribadi tanpa peduli saudaranya mengalami kerugian dan menderita. Indonesia, negara yang dijuluki sebagai zamrud khatulistiwa. Kekayan alamnya berlimpah. Namun karena keakayaan alamnya Indonesia menjadi incaran banyak negara lain untuk dijajah dan diambil hasil buminya. Visual diawali di era kemerdekaan, Indonesia masih belum terlepas dari belenggu penjajahan perekonomian semakin merosot, moral bangsa masih korup, pemerintahan masih belum stabil. Untuk meperbaiki semua hal ini pemerintah menemukan bahwa jawabannya ada di dalam sejarah. Pemerintah membentuk sebuah organisasi bernama “Garuda” yang kemudian menciptakan sebuah teknologi yang dapat membawa manusia ke dimensi ruang dan waktu. Teknologi “G.O.A” (Gate of Ancestor) adalah alat yang memungkinkan manusia untuk kembali dan menjelajahi masa lalu namun tak dapat mengubah sejarah karena dapat menyebabkan alat ini menjadi glitch atau rusak. Dipilih para murid sekolah untuk menjalankan misi menjelajahi sejarah dan mendapatkan jawaban pemecahan permasalahan negara. Garuda yakin selain mendapatkan jawaban melalui sejarah, generasi penerus bangsa ini juga perlu untuk dibentuk akal dan moralnya. Para siswa kembali ke masa lampau untuk mempelajari sejarah Indonesia. Spanyol, Portugis, dan kemudian Belanda melakukan kolonialisasinya di Indonesia rakyat pribumi menderita. Hingga pada tanggal 8 maret 1942 menurut penanggalan Masehi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Jenderal Hein ter Poorten menyerah tanpa syarat di Kalijati kepada Jepang yang

26 Universitas Kristen Petra diwakili Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai perjanjian Kalijati. Jepang datang dengan mengatakan dirinya sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu) dan bersimpati kepada bangsa Indonesia. Awalnya tokoh-tokoh Indonesia menyambut baik edatangan Jepang namun lambat laun mulai jelas tujuan sebenarnya kedatangan Jepang adalah menjadikan bangsa Indonesia sebagai alat untuk mendukung industrialisasi Jepang serta melancarkan ambisi imperialisnya, yaitu meraih kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya. Jepang membagi-bagi wilayah Indonesia hingga ketahap rukun tetangga (tonarigumi), membentuk organisasi-organisasi (Keibodan, Heiho, Fujinkai, Jawa Hokokai dll.) dan menyebarkan polisi-polisi rahasia (kempetai) untuk mempermudah melakukan kontrol terhadap bangsa Indonesia kearah mendukung industrialisasi Jepang. Organisasi-organisasi yang tidak mendukung Industrialisasi Jepang dibubarkan dan tokoh-tokoh yang non-kooperatif maupun yang dituduh sebagai mata-mata atau anti-Jepang akan diinterogasi, ditangkap, dan bahkan dihukum mati. Dibidang ekonomi imperialisme Jepang menimbulkan setoran wajib, romusha, merosotnya produksi pangan, dan kelaparan. Tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang semakin terdesak sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan- bahan perang semakin meningkat. Untuk mengatasinya diadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumitai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa, dan hanya 40% menjadi hak pemiliknya. Ditambah lagi dengan kewajiban kerja paksa (Romusha) bagi banyak tenaga kerja usia produktif. Hal ini menyebabkan gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah. Kondisi membuat sebagian rakyat terpaksa makan makanan yang tidak biasa, seperti keladi gatal, bekicot, dan umbi-umbian hutan. Kondisi rakyat banyak terkena penyakit beri-beri dan busung lapar. Kerja paksa (Romusha) dimobilisasi untuk membangun sarana-sarana perang dan diperlakukan dengan kasar. Kaum perempuan awalnya dijanjikan pekerjaan sebagai guru, perawat, dan disekolahkan ke luar negeri dijadikan namun kenyataannya dpekerjakan sebagai penghibur tentara Jepang (Jugun Ianfu).

27 Universitas Kristen Petra

Disekolah pelajar diajarkan slogan Hakko Ichiu dan sistem pembelajaran maupun kurikulumnya ditujukan bagi kepentingan perang. Dalam hal stratifikasi sosial golongan Pribumi di atas golongan Eropa dan golongan Timur Asing, kecuali Jepang. Rakyat dipasksa untuk melakukan kebiasaan seikerei yaitu membungkukkan punggung dalam-dalam kearah matahari terbit maupun bendera Jepang, sebagai simbol penghormatan terhadap kaisar yang dipercaya sebagai keturunan Dewa Matahari. Pemaksaan kebiasaan ini menimbulkan pemberontakan. Pemerintah Jepang juga mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso untuk melancarkan propaganda Jepang. Melalui media massa dan rapat-rapat bersama rakyat Soekarno, Moh. Hatta, , dan K.H. Mas Mansyur memmbangkitkan semangat nasionalisme. Berbagai kesatuan pemuda yang berhasil dibentuk Jepang maupun perjuangan melalui gerakan bawah tanah dari kelompok Soekarni, , Sutan Sjahrir, dan kelompok pemuda juga ikut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Berbagai perlawanan dilakukan mulai dari perlawanan rakyat Indramayu (April 1944) karena penyetoran hasil padi dan pelaksanaan Romusha, namun karena penyerangan yang spontan maka mudah dipatahkan. Perlawanan rakyat desa Sukamanah (25 Februari 1944) di Tasikmalaya yang dilakukan oleh K.H. Zaenal Mustafa bersama para santrinya atas penolakan melakukan seikerei kearah bendera Jepang. 25 Oktober 1944, K.H. Zaenal Mustafa bersama para santrinya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Perlawanan rakyat aceh (10 November 1942) meskipun melalui perundingan namun tidak dihiraukan sehingga timbul perlawanan dibawah pimpinan seorang guru mengaji Tengku Abdul Jalil di Cot Plieng namun ditembak mati bersama pengikutnya saat hendak melarikan diri dari kepungan Jepang (menewaskan 90 tentara Jepang dan 3000 rakyat Cot Plieng). 14 November 1944, perlawanan Peta di Blitar terjadi karena anggota Pembela Tanah Air bentukan Jepang ini sudah tidak tahan melihat penderitaan saudara sebangsanya dan direndahkan oleh pelatih militer Jepang. Dibawah pimpinan seorang komandan peleton perlawanan ini termasuk perlawanan terbesar dalam pemerintah

28 Universitas Kristen Petra pendudukan Jepang, namun dapat dipatahkan, ditangkap, dilucuti, dan kemudian dihukum mati. 1 Maret 1945 Letnan Jenderal Kumakichi Harada panglima tentara Jepang di Jawa mengumumkan dibentuknya Dokuritsu Junbi Coosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, disingkat BPUPKI) sebagai bentuk pemenuhan janji Jepang karena pada saat itu kedudukan Jepang dalam perang Pasifik sangat terdesak. Diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil R.P (Saat itu menjabat sebagai residen di Kedu, Jawa Tengah). Anggota 60 orang (Bumiputera, wakil golongan masyarakat Tionghoa, Arab, peranakan Belanda, serta 7 anggota istimewa dari Jepang). 29 Mei – 1 juni 1945, Sidang pertama BPUPKI menhasilkan 5 rumusan dasar negara yang di ajukan oleh Ir. Soekarno, namun karena masih belum disepakati maka dibentuk “Panitia Sembilan. 22 juni 1945, Panitia Sembilan berhasil menyusun preambul berisi asas dan tujuan Indonesia merdeka yang kemudian diajukan dalam siding kedua BPUPKI. Dalam siding kedua ini juga mengagendakan bentuk negara, batas wilayah negara, dan membentuk tiga panitia (panitia hokum dasar, panitia masalahekonomi, dan panitia masalah bela negara). 14 juli 1945 Ir. Soekarno selaku ketua panitia hukum dasar mengajukan rancangan isi dari hukum dasar, meliputi: pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan Undang-Undang Dasar, batang tubuh undang-undang dasar. Setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya, badan ini kemudian dibubarkan pada 7 agustus 1945 dan digantikan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai. Ditetapkan oleh Marsekal Terauchi, PPKI beranggotakan 21 orang (kemudian ditambah lagi 6 orang tanpa sepengetahuan Jepang), diantaranya Ir. Soekarno (Ketua), Drs. Moh Hatta (Wakil Ketua), Prof. Dr. (Anggota), dan KRT Radjiman Wedyodiningrat (Anggota). 9 agustus 1945, Marsekal Terauchi mengundang Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat untuk datang ke markas besar angkatan bersenjata Jepang di Asia Tenggara di Dalat, Vietnam Selatan. Dalam pertemuan itu, penguasa tertinggi Jepang megatakan akan memberikan bangsa Indonesia kemerdekaan pada tanggal 24 agustus 1945, dengan wilayah meliputi seluruh wilayah bekas Hindia- Belanda. Sehari setelahnya, tanggal 10 Agustus Sutan Sjahrir mendengar dari siaran

29 Universitas Kristen Petra radio British Broadcasting Corporation (BBC) tentang kemungkinan Jepang menyerah kepada Sekutu. 14 agustus 1945, para tokoh kembali dari Dalat mendarat di lapangan terbang kemayoran, Jakarta. Hampir pukul 14.00, Hatta tiba di rumahnya di jalan Syowa Dori (Dipenogoro No. 57 Jakarta Pusat). Sutan Sjahrir sudah menunggunya sekitar setengah jam. Mereka kemudian membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dan rencana Sjahrir untuk menjalankan proklamasi kemerdekaan secepatnya tanpa campur tangan Jepang (PPKI), namun Hatta khawatir Soekarno tidak akan bersedia karena masih menjabat sebagai ketua PPKI. 15 Agustus, Sokearno, Hatta, dan Achmad Soebardjo menuju ke koningsplein yang terletak di Jln. Merdeka Jakarta (kantor Mayjen Moichiro Yamamoto, kepala pemerintahan militer Jepang/Gunseikanbu di Indonesia) untuk memastikan kebenaran berita penyerahan Jepang kepada Sekutu. Karena kantor tersebut kosong ketiga tokoh ini mendatangi kepala angkatan laut Jepang (Bukanfu) di Jakarta, yaitu Laksamana Muda Maeda, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Utara. Maeda membenarkan berita kapitulasi itu dan membuka lampu hijau untuk mempersiapkan kemerdekaan melalui PPKI. Sorenya Soekarno dan Hatta mengumumkan pertemuan PPKI pada tanggal 16 agustus pukul 10.00 di kantor Dewan Sanyo Kaigi (Dewan penasihat Jepang dari kalangan pribumi) di Jalan Pejambon No. 2 Jakarta. Setelah pengumuman Soekarno, Sutan Sjahrir menemui dan memberitahukan rencana perteman itu kepada para pemuda di markas pemuda (Menteng Raya). Kaum muda menyatakan akan memboikot pertemuan itu namun kemudian sadar kalau hal tersebut tidak akan menghentikan sidang. Lagi pula kalaupun rapat PPKI memutuskan proklamasi kemerdekaan dilakukan segera tetap saja itu adalah hasil pemberian Jepang. Atas dasar itu, golongan muda memutuskan untuk sekali lagi mendesak Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan PPKI atas nama pemuda Indonesia. Malam harinya, sekitar pukul 20.00, golongan muda dipimpin Chaerul Saleh menggelar rapat di ruang Laboratorium Mikrologi di Pegangsaan Timur yang menghasilkan 2 keputusan: mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar melepaskan ikatannya dengan Jepang dan harus bermusyawarah dengan pemuda, mendesak Bung Karno dan Bung Hatta

30 Universitas Kristen Petra agar dengan atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia malam itu juga atau paling lambat 16 Agustus 1945. Pada malam itu juga, Darwis dan diutus untuk menyampaikan 2 butir hasil pertemuan itu kepada Bung Karno dan Bung Hatta. Namun karena kecewa ditolak Wikana mengancam apabila Bung Karno tidak mau mengucapkan pengumuman kemerdekaan mala mini juga, besok pagi akan terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah. Mendengar ancaman itu, Soekarno naik darah. Sambil menunjukkan lehernya, Soekarno menyuruh pemuda untuk menyeretnya kepojokan dan menyudahi nyawanya malam itu juga, jangan menunggu besok. Setelah mendapat laporan dari Darwis dan Wikana, golongan muda kembali menggelar rapa di Jalan Cikini 71. Dalam rapat itu diambil keputusan untuk menculik Soekarno dan Hatta keluar kota terlepas dari pengaruh Jepang. Desa Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat, dipilih dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut jauh dari jalan raya sehingga gerak-gerik tentara Jepang mudah dideteksi. 16 Agustus 1945 dini hari, pukul 04.00, sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh memaksa membawa Soekarno dan Hatta ke Rengaasdengklok. Rapat PPKI dijadwalkan pukul 10.00 tanggal 16 Agustus pun tidak jadi dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul Peserta rapat juga tidak tahu tentang peristiwa “penculikan” itu. Sementara Soekarno dan Hatta berdebat dengan golongan muda. Pada waktu yang sama di Jakarta, terjadi kesepakatan antara Wikana yang mewakili golongan muda dan Achmad Soebardjo yang mewakili golongan tua untuk memproklamasikan kemerdekaan paling lambat 17 Agustus. Atas kesepakatan itu Achmad Soebardjo bergegas ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta kembali kerumah masing-masing. Malam harinya Laksamana Maeda mengantar Soekarno dan Hatta ke kediaman Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, namun tidak mau menerima Soekarno-Hatta dan memerintahkan Mayor Jenderal Otoshi Nishimura untuk menerima mereka. Nishimura memberi kabar mengejutkan, bahwa Tokyo tidak mengijinkan proklamasi kemerdekaan Indonesia sebab perjanjian kapitulasi mensyaratkan Jepang menjaga satus quo disemua negara yang didudukinya.

31 Universitas Kristen Petra

Soekarno dan Hatta tidak menghiraukan Nishimura dan bergegas menuju rumah Laksamana Maeda Tadashi di Jalan Imam Bonjol No. 1 guna melakukan rapat menyiapkan teks proklamasi. Turut bersama mereka Achmad Soebardjo, Soekarni, Burhanudin Muhammad Diah (B.M. Diah), Sudiro, dan Sayuti Melik. 17 Agustus 1945, rumah soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi No. 1) sudah dipenuhi dengan sejumlah pemuda. Mereka berbaris dengan tertib menunggu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Para pemimpin bangsa dari golongan tua dan muda berdatangan ke tempat itu. Keamanan lokasi diserahkan kepada anak buah Cudanco Latief Hendradiningrat. Tiang bendera terbuat dari sebatang bambu yang telah disiapkan Cudanco Suhud ditancapkan dihalaman rumah Soekarno dikibarkan bendera merah putih yang dijahit oleh ibu . Pukul 10.00 WIB, Pembacaan Naskah Proklamasi dimulai. Stelah pembacaan teks proklamasi Sudanco Suhud dan Latief Hendradiningrat didaulat untuk mengibarkan bendera merah putih. Saat bendera dikibarkan, semua yang hadir secara spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada hari itu juga tersebar berita proklamasi kemerdekaan Indonesia di radio, surat kabar, pamflet, poster, coret-coretan di gerbong kereta api, dan dinding-dinding kota. Siswa (player) kembali kemasa sekarang dengan tersenyum puas. Para siswa mendapatkan pelajaran hari itu untuk mencontoh hal yang baik dan positif dari orang lain, lebih berhati-hati dengan tidak mudah percaya terhadap kedatangan orang baru yang mengaku bermaksud baik serta berani melawan penindasan, ketidakadilan, dan kesewenang-wenangan. Para siswa tumbuh rasa bangganya terhadap Indonesia sebab bangsanya meperoleh kemerdekaan karena perjuangannya sendiri (Ratna Hapsari dan M.Adil).

3.1.2.3.Jenis Visual Development a. Character Design  DR. Intan Tatanegara (CEO Garuda corporation)  DR. Kihajar Notonegoro (pembimbing kelas)  Ayu indrawati (programer, hacker, asisten )  Pemuda (Garuda)

32 Universitas Kristen Petra

 Ir. Soekarno

Gambar 3.1 Ir. Soekarno Sumber: Vira (2013)  Drs. Moh Hatta

Gambar 3.2 Drs. Moh Hatta Sumber: Arsonal (2010)

33 Universitas Kristen Petra

 Prof. MR. Achmad Soebardjo

Gambar 3.3 Prof. MR. Achmad Soebardjo Sumber: Prof. MR. Achmad Soebardjo (2013)  Chaerul Saleh

Gambar 3.4 Chaerul Saleh Sumber: Davidelit (2009)

34 Universitas Kristen Petra

 Wikana

Gambar 3.5 Wikana Sumber: Masshar2000 (2014)  Laksamana Muda Maeda Tadashi

Gambar 3.6 Laksamana Muda Maeda Tadashi Sumber: 遼東半島 (2013)

35 Universitas Kristen Petra

 Marsekal Terauchi Hisaichi

Gambar 3.7 Marsekal Terauchi Hisaichi Sumber: Dhenok (2014)  Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat

Gambar 3.8 Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat Sumber: Andri.h (2009)

36 Universitas Kristen Petra

 Sutan Sjahrir

Gambar 3.9 Sutan Sjahrir Sumber: Sutan (2011)  Pekerja Romusha

Gambar 3.10 Pekerja Romusha Sumber: Shalvatore Deo (2013)

37 Universitas Kristen Petra

 Tentara Jepang

Gambar 3.11 Tentara Jepang Sumber: Jasmerah (2013)  Prajurit Peta

Gambar 3.12 Prajurit Peta Sumber: Anep Paoji (2012)

38 Universitas Kristen Petra

 K.H. Zaenal Mustafa

Gambar 3.13 K.H. Zaenal Mustafa Sumber: Anep Paoji (2012)  Perdana menteri Jepang Hideki Tojo

Gambar 3.14. Perdana menteri Jepang Hideki Tojo Sumber: Kl833x9~commonswiki (2005)

39 Universitas Kristen Petra

 Rakyat Indonesia

Gambar 3.15. Rakyat Indonesia Sumber: Naga (2014) (telah diolah kembali) b. Environment Design  Garuda Corporation dan kelas Garuda  Pedesaan

Gambar 3.16. Pedesaan Idonesia Sumber: Ruslan (2015)

40 Universitas Kristen Petra

 Jakarta.

Gambar 3.17. Batavia Townhall Sumber: Museum (2010)  Rengasdengklok

Gambar 3.18. Rumah Rengasdengklok Sumber: Donipengalaman9 (2015, p. 5) c. Props/Vehicle Design  G.O.A (Gate of Ancestor) Technology

41 Universitas Kristen Petra

 Kapal Hitam (The Black Ship) Kaiyo Maru Simbol ancaman Amerika Serikat sekaligus kedigdayaan teknologi barat. 1852, Mathew C. Perry dan skuadronnya diutus pemerintah Amerika Serikat berangkat ke Jepang dengan empat kapal uap berwarna hitam (The Black Ship) untuk membuka perjanjian perdagangan. Selajutnya jepang memiliki kapal hitamnya sendiri yang disebut kaiyo maru

Gambar 3.19. Kaiyo Maru Sumber: Makthorpe (2006)  Kapal Nelayan

Gambar 3.20. Kapal Nelayan Indonesia Sumber: Tribunnews.com (2012)

42 Universitas Kristen Petra

 Bambu runcing, golok dan keris

Gambar 3.21. Senjata Tajam Sumber: Satsujinken (2011) (telah diolah kembali)  Samurai dan senapan

Gambar 3.22. Senjata Api Sumber: Senjata (2011) (telah diolah kembali)

43 Universitas Kristen Petra

 Tank

Gambar 3.23. Tank Jepang Sumber: Kasamago (2012, p. 25) d. Key Art Tabel 3.1. Daftar keyart No. Deskripsi key art CEO Garuda Corporation menjelaskan kepada para siswa 1. mengenai keadaan Indonesia kritis dan memerlukan sejarah sebagai pemecahan masalahnya. 2. Siswa di kelas mengenakan teknologi G.O.A 3. Perdana menteri Jepang Hideki Tojo bersalaman dengan Soekarno “Pemuda” melihat rakyat menderita menyetorkan hasil padi dan 4. Romusha Rakyat dan para santri dipaksa melakukan Seikerei kearah bendera 5. Jepang oleh tentara Jepang. 6. “Pemuda” membantu rakyat melawan prajurit jepang “Pemuda” membuntuti Sokearno, Hatta, dan Achmad Soebardjo 7. yang berunding dengan Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara

44 Universitas Kristen Petra

Pertemuan Sutan Sjahrir dengan para pemuda di markas pemuda 8. (Menteng Raya) pada sore hari. Perdebatan antara Soekarano dengan Darwis dan Wikana dirumah 9. Soekarno malam hari. “Pemuda” menjaga lokasi di Rengasdengklok. Tempat dimana 10. Soekarno dan Hatta diculik oleh sejumlah Pemuda. Di ruang tengah dengan meja melingkar di rumah Laksamana 11. Maeda Tadashi Jalan Imam Bonjol No. 1 dilakukan rapat menyiapkan teks proklamasi. Upacara Proklamasi kemerdekaan dihalaman rumah Soekarno 12. Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi No. 1) pukul 10 pagi. Tersebar berita proklamasi di berbagai daerah melalui radio surat 13. kabar, pamphlet, poster, coret-coretan digerbong-gerbong kereta api, dan dinding-dinding kota. Terlihat siswa yang menggunakan teknologi G.O.A tersenyum 14. merasakan peristiwa tonggak sejarah Indonesia yang baik itu.

3.1.2.4.Gaya Visual/Grafis Realis, karena game yang dirancang mengajarkan kejadian sejarah maka akan lebih bijaksana apabila gaya visual yang diangkat adalah sesesuai mungkin dengan kejadian sebenarnya. Terlebih karena di usia remaja sudah dapat menerima dan menyukai visual yang realistik.

3.1.2.5.Teknik Visualisasi Digital 2D dan 3D

3.1.2.6.Gaya Permainan Action-adventure open world stealth video game. a. Action : genre video game yang menekankan tantangan fisik, termasuk koordinasi tangan-mata dan reaksi-waktu. b. Adventure

45 Universitas Kristen Petra

video game di mana pemain diasumsikan sebagai protagonis dalam cerita interaktif didorong oleh eksplorasi dan pemecahkan teka-teki. c. Open World Video game di mana pemain dapat berkeliaran dengan bebas melalui dunia maya dan diberi kebebasan yang cukup besar dalam memilih bagaimana atau kapan harus mendekati tujuan permainan. d. Stealth Genre game yang memungkinkan pemain untuk tetap tidak terdeteksi dengan bersembunyi, menggunakan penyamaran, dan atau menghindari kebisingan.

3.1.3. Program Kreatif 3.1.3.1.Judul Visual Development History : Japanese Imperialism in Indonesia

3.1.3.2.Penjadwalan Tabel 3.2. Penjadwalan Tahun 2015 Jadwal Februari Maret April Mei Juni Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Brief Riset Ideation: Character Environment Props/Vehicle UI Review Artwork

Production Character Environment Props/Vehicle

46 Universitas Kristen Petra

UI CD Cover Key Art Layout

Artbook Teaser Video Revisi dan

Produk Final

3.1.4. Biaya Kreatif a. Biaya Persiapan Riset memerlukan biaya IDR. 200.000.000 (akomodasi, transportasi, tiket museum, royalti wawancara, biaya tour guide) b. Ongkos Cetak Display IDR. 600.000 Artbook :  50 lembar A3 x IDR 19.000 (Total IDR. 950.000)  Hard cover IDR. 45000 + Hot Print IDR 1600 x 10 cm x 15 cm (Total IDR. 435.000) c. Biaya Desain $44.020 per tahun (in house) $148 per hari revisi tambahan dikenakan biaya $14 per jam (freelance)

47 Universitas Kristen Petra