ANALISIS FAKTOR FANATISME SUPPORTER SEPAK BOLA TERHADAP PERILAKU MEMBELI ATRIBUT SUPPORTER SEPAKBOLA
(STUDI PADA SUPPORTER PSMS MEDAN SMeCK HOOLIGAN)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh :
AURO GARRY WILLIAM SIMAMORA 150907012
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR FANATISME SUPPORTER SEPAKBOLA TERHADAP PERILAKU ATRIBUT SUPPORTER SEPAKBOLA (STUDI PADA : SUPPORTER PSMS MEDAN SMeCK HOOLIGAN)
Nama : Auro Garry William Simamora NIM : 150907012 Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si
Dampak fanatisme membuat seseorang supporter memiliki dasar kecintaan terhadp suatu klub sepakbola yang didukunya. Dimana fanatisme seorang supporter sepakbola dapat dilihat dari penggunaan atribut-atribut seperti jaket, kaos, jam tangan. Peran dari fanatisme ini membawa dampak yang sangat baik bagi pengusaha yang membuka usaha atribut sepakbola. Maka dari itu tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana hubungan fanatisme dengan perilaku membeli atribut sepakbola pada PSMS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran suatu gejala tertentu. Teknik pengambilan data primer melalui observasi dan wawancara. Pengambilan data sekunder melalui dokumentasi dan studi kepustakaan. Dan proses analisa data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah fanatisme memiliki peran yang sangat penting bagi pengusaha yang menjual atribut atau barang PSMS karena para konsumen yang memiliki sifat yang fanatik pasti akan rela mengeluarkan biaya yang tidak hanya sedikit untuk membeli produk atribut tersebut tidak hanya satu melainkan bisa lebih dari satu.
Kata Kunci : Fanatisme, Perilaku Membeli, Atribut Supporter.
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
ANALYSIS OF FOOTBALL SUPPORTERS FANATISM AGAINST ATTRIBUTE BEHAVIOR OF FOOTBALL SUPPORTERS (STUDY IN: PSMS MEDAN SMeCK HOOLIGAN SUPPORTER)
Name : Auro Garry William Simamora Student ID Number : 150907012 Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Sciences Lecturer : Drs.Posma Lumban Raja, M.Si
The impact of fanaticism has made supporter have a base of love for the club that they support. This fanaticism can be seen from the use of attributes such as jackets, shirts, watches. The role of fanaticism has a very good impact for entrepreneurs with football's attribute business. So, the purpose of this study is to see the relation between fanaticism and behavior of buying football attributes on PSMS. This study uses a qualitative approach with descriptive research type which aim to provide an overview of certain symptoms. The primary data collection done through the observation and interviews. Retrieving secondary data through documentation and literature study. And the process of data analysis is done by data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results of this study are is the fanaticism has a very important role for entrepreneurs who sell attributes or goods of PSMS because consumers who are fanatical will certainly be willing to spend not only a few cost to buy the product attributes but only more than one.
Keywords: Fanaticism, Buying Behavior, Supporter’s Attributes.
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu, yang saya beri Judul “ANALISIS
FAKTOR FANATISME SUPPORTER SEPAKBOLA TERHADAP PERILAKU
ATRIBUT SUPPORTER SEPAKBOLA STUDI PADA SUPPORTER PSMS
MEDAN SMeCK HOOLIGAN”
Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk bisa menempuh ujian sarjana pendidikan pada Program Studi Ilmu Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Didalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima kasih sedalam- dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Marlon Sihombing, M.A, Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Bapak Drs. Posma Lumban Raja, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing yang
telah membimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan Skripsi ini
hingga selesai.
5. Ibu Feby Aulia Safrin, S.AB, MA, Selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, MSP dan Bapak Ahmad Farid, S.H selaku Staf
Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh Staf Pengajar atau Dosen di Program Studi Ilmu Administrasi
Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
8. Ketua Umum SMeCK HOOLIGAN Abangda Lawren Simorangkir berserta
jajaran Pengurus Pusat SMeCK HOOLIGAN dan seluruh anggota SMeCK
HOOLIGAN telah sudi memberi ijin penelitian kepada penulis hingga
skripsi ini selesai tepat waktu.
9. Papa penulis alm. Bapak Sahat Natiar Simamora dan Mama penulis Ibu
Paodor Q.R Siahaan tersayang dan adik-adik penulis tercinta Audry Calista
A. Simamora dan Aurel Patrick R. Simamora yang telah banyak
memberikan doa dan dukungan kepada penulis secara moril maupun materil
hingga skripsi ini dapat selesai.
10. Kekasih penulis tersayang Devi Yemima yang selalu setia membantu,dan
menemani penulis selama ini.
11. Sahabat dan rekan seperjuangan tercinta Aidil Fadli, Astrid Manurung,
Christy Ardelia, Syafrido Siregar, Kevin Ari, Samuel Rizki, Irsyad Afif,
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Irsyad Permadi, Ilman, Hafidz Baihaqi, Valerie Sitepu, Indriayani Barus,
Gerri Ray, Lulu Panjaitan, Ahmad Rusadi, M. Ramadhan, Rifqy Syauqy,
Nurul Amalina dan Sri Karina yang tiada henti memberi dukungan dan
motivasi kepada penulis.
12. Kawan-kawan Kelas B Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 2015 beserta semua pihak yang
telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa
penulis sebutkan semuanya.
13. Rekan-rekan e Deum Voice yang telah banyak memberi dukungan dan
motivasi kepada penulis.
Medan , 16 April 2019
Penulis Auro Garry W. Simamora
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
HALAMAN
ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... vi DAFTAR TABEL ...... viii DAFTAR GAMBAR ...... ix
BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 6 1.3 Tujuan Penelitian ...... 6 1.4 Manfaat Penelitian ...... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 8 2.1 Fanatisme ...... 8 2.1.1 Pengertian Fanatisme ...... 8 2.1.2 Faktor-Faktor Fanatisme ...... 9 2.1.3 Fanatisme Supporter Sepakbola ...... 11 2.1.4 Faktor-Faktor Fanatisme Supporter Sepakbola ...... 11 2.2 Perilaku Konsumen ...... 12 2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen ...... 12 2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .... 13 2.2.3 Jenis Perilaku Pembeliaan Konsumen ...... 19 2.2.4 Proses Keputusan Pembeliaan Konsumen ...... 21 2.2.5 Langkah-langkah Keputusan Konsumen ...... 23 2.2.6 Struktur Keputusan Membeli ...... 25 2.3 Supporter Sepakbola ...... 27 2.4 Penelitian Terdahulu ...... 29 2.5 Kerangka Bepikir ...... 31
BAB III METODE PENELITIAN ...... 33 3.1 Bentuk Penelitian ...... 33 3.2 Lokasi Penelitian ...... 33 3.2 Subyek dan Obyek Penelitian ...... 34 3.4 Teknik Pengumpulan Data ...... 34 3.5 Informan Penelitian ...... 35 3.5.1 Informan Kunci ...... 36 3.5.2 Informan Utama ...... 36 3.6 Teknik Analisis Data ...... 36
BAB IV PEMBAHASAN ...... 38 4.1 Gambaran Umum SMeCK HOOLIGAN ...... 38 4.1.1 SMeCK HOOLIGAN ...... 38
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.2 Struktur Organisasi ...... 40 4.1.3 Logo SMeCK HOOLIGAN ...... 41 4.1.3 WN MERCHANDISE ...... 41 4.2 Karakteristik Informan Penelitian ...... 43 4.3 Penyajian Data ...... 44 4.4 Pembahasan ...... 56 4.4.1 Pembahasan tentang Fanatisme ...... 56 4.4.2 Pembahasan tentang Perilaku Konsumen ...... 59 4.4.3 Pembahasan tentang Faktor Fanatisme terhadap Perilaku membeli Atribut Supporter ...... 65 BAB V PENUTUP ...... 69 5.1 Kesimpulan ...... 69 5.2 Saran ...... 70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1.1 Laporan Penjualan WN Merchandise Tahun 2018 ...... 6
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN Gambar 1.1 Berita PSMS di media Internasional ...... 4 Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ...... 23 Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...... 32 Gambar 4.1 Logo SMeCK HOOLIGAN ...... 41 Gambar 4.2 Jaket Track Top ...... 42 Gambar 4.3 Kaos SMeCK HOOLIGAN ...... 42 Gambar 4.4 Syal PSMS Medan ...... 43
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sepak bola adalah olahraga permainan yang digemari hampir seluruh
masyarakat dunia. Permaian sepakbola juga dapat dipandang sebagai sarana
hiburan yang sangat menarik bagi masyarakat. Bahkan untuk menonton suatu
pertandingan sepak bola, seseorang rela untuk pergi jauh untuk menonton tim
kebanggannya dengan mengeluarkan biaya yang sangat besar. Sepak bola
sangat diminati orang banyak orang karena penyebarannya sangat meluas dan
berkembang disetiap negara, baik itu mulai dari anak-anak, remaja, dewasa
hingga orang tua baik pria maupun wanita.
Zaman modern sekarang ini semua klub sepak bola meningkatkan
eksistensinya dari segala aspek baik dari manajemen klub, pelatih, pemain
hingga para supporternya. Setiap klub sepak bola memiliki para supporter
yang memiliki tingkat loyalitas yang tinggi. Sepak bola pada saat ini juga
menjadi industri dalam dunia bisnis, sepak bola modern menjadi tak
terpisahkan dengan bisnis. Salah satu pemasukan utama klub-klub besar saat
ini adalah penjualan pernak-pernik klub. Para penggemar suka menunjukkan
kecintaan mereka dengan membeli berbagai pernak-pernik dan juga sejumlah
klub bahkan membuka toko khusus menjual atribut supporter. Didalam suatu
pertandingan jika suatu klub bermain di daerahnya sendiri klub tersebut
menjadi 12 pemain. Tambahan satu pemain dari para supporter klub yang
hadir menyaksikan langsung di stadion. Mereka bernyanyi, meneriakkan yel-
yel, irama drum, terompet dan juga para supporter selalu menggunakan atribut
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2
team seperti : jaket, T-shirt, syal, topi serta bendera ataupun banner. Fanatisme sendiri dapat disebut sebagai orientasi dan sentimen seseorang dalam berbuat sesuatu, berpikir melakukan sesuatu, mempresepsi dan memahami sesuatu.
Fanatisme yang mempengaruhi seorang fans sepakbola berperilaku seidentik mungkin dengan klub kebangaannya. Hal ini menunjukan bahwa fanatisme mendorong seorang fans bola rela mengeluarkan uangnya untuk membeli atribut agar dapat identik dengan klub kesayangannya. Kecintaan yang tumbuh pada para supporter ini yang menyebabkan tingkat fanatisme karena adanya rasa cinta yang berlebihan terhadap suatu klub yang disukai atau di dukungnya.
Fanatisme ini dapat muncul dari suatu kecintaan terhadap suatu klub yang berasal dari daerah dimana supporter ini tinggal atau menetap di daerah tersebut. Supporter sepakbola pada umumnya berusaha menampilkan simbol kedaerahan mereka masing-masing sebagai sebuah keragaman budaya hal ini tentu wajar-wajar saja.
Di Indonesia hampir seluruh klub memiliki supporter yang fanatismenya sangat tinggi, mulai dari kota besar Surabaya dengan sebutan supporter Bonek
Mania, Bandung dengan sebutan supporter Viking, Jakarta dengan sebutan The
Jak Mania dan Medan dengan supporter SMeCK HOOLIGAN bahkan sampai ke kabupaten Indonesia memiliki supporter klub yang tinggi seperti di Malang dengan sebutan supporter Aremania dan Sleman dengan sebutan supporter
Brigata Curva Sud dan setiap daerah yang memiliki klub sepakbola pasti memiliki supporter yang fanatik. Fanatisme yang sangat tinggi ini membuat persaingan antar supporter tak kalah sengitnya dengan persaingan klub-klub yang bertanding pada kompetisi nasional yang berlangsung. Bahkan persaingan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3
antar supporter fanatik berdampak negatif hingga terjadi tawuran antar supporter dan sampai terjatuhnya korban jiwa seperti yang baru saja terjadi pada bulan September 2018 suppoter dari klub Persija meninggal dunia yang hendak menonton pertandingan sepak bola antara Persib melawan Persija di kota
Bandung. Tapi fanatisme tak hanya berdampak negatif juga melainkan mempunyai sisi positif di bidang bisnis. Seperti penjualan jaket, T-shirt, syal dan topi tak lupa juga ada yang menjual mini flag dan giant flag. Tentu persaingan antar supporter di zaman modern ini ingin menunjukan hal-hal kreatif yang dimiliki mereka. Para supporter rela mengeluarkan uang banyak untuk penampilan mereka datang kestadion itu tampak keren. Hingga sekarang menonton sepak bola pergi ke stadion itu menjadi suatu gaya hidup supporter sekarang. Para supporter sekarang jika yang ingin menonton bola ke stadion bahkan jika ingin menonton sepak bola pada layar televisi harus memakai atribut tim yang di dukungnya. Hal itu menjadi penanda atau identitasnya sebagai supporter yang loyalitas. Selain memiliki tingkat loyalitas yang tinggi harus memiliki tingkat royalitas yang tinggi untuk dapat membeli atribut-atribut yang akan di pergunakan pada kehidupan sehari-hari dan menonton sepak bola.
Di Kota Medan terdapat salah satu klub sepak bola yang sangat besar di
Indonesia yang berlaga di kompetisi kasta tertinggi yaitu PSMS ( Persatuan
Sepakbola Medan dan Sekitarnya) yang berdiri pada 21 April 1950 dengan diketuai oleh Maja Purba dan Suleiman Siregar sebagai Sekertaris/Pemimpin
Kompetisi. PSMS banyak memiliki Prestasi yang cukup gemilang di tingkat nasional dengan menjuarai 5 kali kompetisi sepak bola Perserikatan pada tahun
1967,1971,1975,1983 dan 1985, juara 3 kali piala Bang Yos pada tahun 2005
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4
(Febuari),2005 (Desember) dan 2006 PSMS ditetapkan sebagai pemilik abadi
Piala Emas Bang Yos dan yang terakhir kali menjuari Piala Kemerdekaan pada tahun 2015. Menurut media internasional yaitu FOX SPORT ASIA satu-satunya klub asal Indonesia yang dapat menjadi peringkat 4 Asia di ajang Piala Asia
1970 yang sekarang disebut AFC CHAMPIONS LEAGUE.
Gambar 1.1 Berita PSMS di media Internasional
.
Sumber: Instagram foxsprortasia
PSMS Medan memiliki julukan Ayam Kinantan dan di juluki The Killer, memiliki slogan seperti Ribak Sude dan dalam bertanding ada suatu filosofi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5
yaitu Spirit of Rap-rap yang artinya permaian PSMS itu adalah keras, tidak ragu dan wajib membantai lawan-lawannya sesuai dengan karakter orang Medan yang keras dan kuat tetapi tetap dalam koridor sportifitas.
Tentu dengan prestasi PSMS yang baik ditingkat nasional dan internasional tentu membuat klub ini memiliki beberapa kelompok supporter yang besar.
Salah satunya yang terbesar adalah SMeCK (Supporter Medan Cinta Kinantan)
Hooligan. 30 September 2003 yang berdiri atas dasar cintanya kepada klub
PSMS Medan. SMeCK HOOLIGAN ini identik dengan atribut berwarna hijau dan menganut kultur hooligans yang berasal dari negara Inggris. Anggota- anggota SMeCK HOOLIGAN menunjukan rasa cintanya terhadap PSMS mempengaruhi perilaku anggota SMeCK HOOLIGAN untuk membeli dan menggunakan atribut yang mendukung klub PSMS Medan. Fanatisme terhadap
PSMS Medan mendorong anggota SMeCK HOOLIGAN untuk berpenampilan menarik dan seidentik mungkin dengan PSMS Medan. Dan SMeCK
HOOLIGAN mempunyai toko untuk menjual segala atribut PSMS untuk para anggota-anggota lebih mudah untuk membeli atribut. Terbukti dengan stadion
Teladan Medan yang menjadi kandang klub PSMS Medan selalu dipenuhi oleh anggota SMeCK HOOLIGAN dengan berbagai atribut yang dengan warna utama hijau ketika bertanding dan juga berdasarkan data penjualan yang diperoleh dari WN Merchandise sebagai penjual resmi atribut dari SMeCK
HOOLIGAN yang telah dijual pada tahun 2018,dengan rincian dapat dilihat pada tabel 1.1.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6
Tabel 1.1. Laporan Penjualan WN Merchandise Tahun 2018
NO ATRIBUT HARGA (Rp) TERJUAL JUMLAH (Rp) 1 T-SHIRT 90.000 500 45.000.000 2 JAKET 210.000 80 16.800.000 3 GIANT FLAG 150.000 45 6.750.000 4 MINI FLAG 100.000 70 7.000.000 5 SYAL 180.000 125 22.500.000 TOTAL 820 98.050.000 Sumber : WN Merchandise
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas peneliti tertarik untuk
melihat bagaimana fenomena fanatisme SMeCK HOOLIGAN terhadap
pembelian atribut supporter sepakbola guna untuk memberi gambaran bagi para
pengusaha atribut sepakbola agar lebih kreatif dan menciptakan hal baru bagi
supporter sepakbola. Untuk itu peneliti melakukkan penelitian yang dituangkan
dalam bentuk skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR FANATISME
SUPPORTER SEPAK BOLA TERHADAP PERILAKU MEMBELI
ATRIBUT SUPPORTER SEPAKBOLA (STUDI PADA SUPPORTER
PSMS MEDAN SMeCK HOOLIGAN)”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan fanatisme terhadap perilaku membeli atribut supporter sepakbola tim PSMS Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor fanatisme supporter
PSMS MEDAN (SMeCK HOOLIGAN) pada pembelian atribut supporter sepakbola.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Sebagai tugas akhir dan skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana administrasi
bisnis serta sabagai wadah untuk mengembangkan wawasan dan sebagai proses
menambah pengetahuan dan pembelajaran dalam praktek nyata perilaku
membeli dan sebagai pengalaman dalam menerapkan teori-teori yang telah
dipelajari pada masa perkuliahan serta sebagai informasi pada penelitian
lanjutan.
2. Bagi pelaku bisnis atribut supporter sepakbola
Menjadi sumbangan praktis agar dapat memajukan dan mengembangkan untuk
lebih kreatif dalam menciptakan atribut supporter sepakbola.
3. Bagi Universitas Sumatera Utara khususnya jurusan Administrasi Bisnis
Dapat menjadi salah satu bahan acuan atau sebagai bahan informasi dalam
mengembangkan penelitian selanjutnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fanatisme 2.1.1 Pengertian Fanatisme
Menurut Agussyafii (2006) dalam Sudharsono (2008:23) Fanatik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu yang positif atau negatif, pandangan mana yang tidak memiliki landasan teori, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. Secara psikologis seorang yang fanatik biasanya tidak mampu memahami segala sesuatu yang ada diluar dirinya, tidak paham terhadap masalah orang atau kelompok lain, dan tidak mengerti paham atau filsafat selain yang mereka yakinin. Tanda-tanda yang jelas dari sikap fanatik adalah ketidak mampuan memahami karakteristik individual orang lain yang berada diluar kelompoknya sebagai sesuatu yang benar atau salah. Sedangkan menurut Yoga
(2012:19) seorang yang fanatik adalah orang yang tidak mampu memahami apa- apa yang ada diluar dirinya, tidak paham atau filsafat selain yang mereka yakini.
Tanda-tanda yang jelas dari sifat fanatik adalah ketidak mampuan memahami karakteristik individual orang lain yang ada diluar kelompoknya, benar atau salah.
Menurut Lucky (2013) Fanatisme merupakan sebuah rasa kecintaan yang lebih hingga akan berdampak luar biasa terhadap sikap hidup seseorang. Segala sesuatu yang di yakini akan memberikan sebuah kecintaan dan semangat hidup yang lebih pada orang tersebut. Dengan rasa cinta itu manusia semakin lekat dengan sebuah kasih sayang dan semangat untuk selalu bertahan, sebaliknya dengan cinta pula manusia menjadi sadis, ambisius, anarkis dan mematik.
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9
Fanatisme merupakan sebuah faham karena dalam ejaan yang disempurnakan, kata yang memiliki akhiran –isme adalah suatu faham. Fanatik dan fanatisme memiliki artian yang berbeda sedikit. Dikatakan bahwa fanatik adalah sifat yang timbul saat seseorang menganut fanatisme sehingga fanatik dan fanatisme seperti memili keterkaitan sebab akibat menurut Putri (2013) dalam
Manaji (2018:14).
2.1.2 Faktor-Faktor Fanatisme
Menurut Ismail (2008) dalam Prakoso (2013:5) faktor-faktor yang menyebabkan fanatisme adalah
1. Antusiasme berlebihan
Maksudnya adalah seseorang yang mempunyai semangat yang berlebihan yang
tidak berdasar pada akal sehat tetapi berdasar pada emosi yang tidak terkendali.
Ketiadaan akal sehat itu mudah membuat orang yang fanatic melakukan hal-
hal yang tidak proporsional, sehingga melakukan hal-hal yang tidak waras yang
cenderung merugikan diri sendiri dan orang lain.
2. Pendidikan
Seseorang yang berpendidikan dan berwawasan luas dapat menimbulkan
benih-benih sikap yang solider atau fanatisme yang positif, begitu juga
sebaliknya indoktrinasi yang kerdil dapat mengakibatkan benih-benih
fanatisme yang cenderung kearah fanatisme negatif. Maksudnya adalah ketika
seseorang memiliki pendidikan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap
pengetahuan yang ada, maka rasa solidaritas yang muncul dalam diri orang
tersebut karena dapat mengerti dan memahami serta dapat menempatkan suatu
hal pada tempatnya. Berbeda dengan orang yang diberi doktrin secara terus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 10
menerus karena tidak diimbangi dengan wawasan, pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki tetapi pembentukan diri yang dipaksakan
berdasarkan doktrin yang diberikan secara terus menerus akan menimbulkan
bibit fanatisme dalam dirinya.
Sedangkan menurut Wolman dalam Prakoso (2013:5) faktor-faktor fanatisme adalah :
1. Rasionalitas Rasionalitas adalah segala sesuatu yang dapat di terima oleh akal sehat dan
pikiran manusia dapat dipahami sesuai kemampuan otak. Sehingga orang-
orang yang mempunyai pikiran yang kurang rasional biasanya tidak dapat
menerima apa dan yang sedang terjadi menimpanya atau disekelilingnya. Hal
tersebut berimbas pada tindakannya pada saat itu, yang lebih mengedepankan
emosi sesaat saja tanpa melihat norma-norma yang berlaku yang sudah baku
dalam masyarakat. Dampaknya sangat merugikan diri sendiridan orang lain,
terlebih bila tindakan tersebut disertai tindakan agresifitas tentu efeknya akan
lebih besar lagi.
2. Pandangan Yang Sempit
Pandangan yang menganggap kelompoknya eksklusif ataupun yang ada dalam
kelompoknya sebagai sesuatu yang oaling benar dari pada kelompok lain.
3. Bersemangat Mencapai Tujuan Tertentu
Adanya tujuan-tujuan yang sangat diinginkan untuk diraih, sehingga dalam
mencapai tujuan tersebut bersifat mengebu-gebu dan sangat bersemangat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 11
2.1.3 Fanatisme Supporter Sepakbola
Menurut Junaedi (2017) para supporter di tribun bebas berteriak apapun.
Mereka bisa bernyanyi apa saja dan bersorak-sorak sekencangnya dan melupakan tekanan sosial dan ekonomi yang sedang mereka hadapi akibat fanatismenya kepada klub yang didukungnya. Fanatisme supporter pada awalnya hadir sebagai semangat dilapangan hijau bisa juga melahirkan kekerasan dan korban dalam beragam bentuk. Sedangkan menurut Satria (2016) dalam Fandom (2018) suporter sepakbola tidak lepas dari soal fanatisme karena militansi dan kecintaan yang begitu masif, klub tidak hanya dipandang sebagai sebuah tim sepakbola, tetapi juga reprenstasi identitas serta simbol, misalnya bagi sebuah kota atau wilayah.
2.1.4 Faktor-Faktor Fanatisme Supporter Sepakbola
Menurut Sudharsono (2008:28) faktor-faktor fanatisme supporter sepakbola adalah :
1. Perasaan para fans sepakbola yang menganggap bahwa klub kesayangan
mereka adalah yang terbaik dalam hal strategi permainan dan kualitas
pemainnya.
2. Perasaan bangga para fans sepakbola dengan apapun prestasi yang diperoleh
klub kesayangan mereka.
3. Dukungan para fans sepakbola walaupun prestasi klub kesayangan mereka
kurang bagus.
4. Keyakinan fans bahwa klub mereka selalu tampil dengan permainan terbaik
dan mampu memenangkan setiap pertandingan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12
5. Kesetiaan para fans sepakbola untuk menyaksikan setiap pertandingan dari
klub kesayangan mereka dan tampil seidentik mungkin dengan klub
kesayangannya.
6. Perasaan benci terhadap fans klub lain dan menjadi anggota komunitas dari
pendukung klub kesayangan mereka.
2.2 Perilaku Konsumen
2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Mangkunegara (2009) Perilaku Konsumen adalah tindakan- tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Sedangkan menurut Setiadi (2015) Perilaku Konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepajang waktu, hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar dan hal tersebut melibatkan pertukaran. Menurut Suparanto & Limakrisna (2011)
Perilaku Konsumen adalah tindakan langsung mendapatkan, menggunakan
(memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Menurut Suryani (2008)
Perilaku Konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengunakan, mengamankan, mengunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampak terhadap konsumen dan masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 13
Menurut Sumarwan (2010) Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakkan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Konsumen individu adalah membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, digunakan anggota keluarga lain/seluruh anggota keluarga lain/seluruh anggota keluarga, atau mungkin untuk hadiah. Konsumen organisasi adalah meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga social, kantor pemerintah dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit) dimana mereka harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar- benar diperhitukan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Setiadi (2015:10) adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor Kebudayaan
Budaya (culture) keseluruhan yang kompleks (complex whole) yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaan dan setiap
kemampuan dan kebiasaan yang di peroleh oleh setiap orang sebagai anggota
masyarakat (Suparanto & Limakrisna,2011:21).
1. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan
dan perilaku seseorang. Bila mahluk-mahluk lainnya bertindak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 14
berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang
anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, presepsi,
prefensi, dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan
keluaraga dan lembaga-lembaga sosial penting lainnya. Seorang anak
dibesarkan di Amerika akan terbuka pada nilai-nilai : prestasi dan
keberhasilan, kegiatan efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenyamanan
dari segi materi, individualisme, kebebasan, kenyamanan diluar,
kemanusiaan dan jiwa muda.
2. Subbudaya
Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya-subbudaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya. Subbudaya pada dasarnya sekelompok orang tertentu dalam
sebuah masyarakat yang sama-sama memiliki makna budaya yang sama
untuk respon afektif dan kognitif (reaksi emosional, kepercayaan, nilai,
pencapaian tujuan), perilaku (kebiasaan/tradisi, sikap & ritual, norma
perilaku) dan faktor lingkungannya (kondisi tempat tinggal, lokasi
geografis, obyek yang penting). Subbudaya dapat dibedakan menjadi
empat jenis : kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras
dan area geofrafis.
3. Kelas sosial
Kelas-kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan bertahnan
lama dalam suatu kelompok masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan
yang keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
Menurut Suparanto & Limakrisna (2011) Indentifikasi kelas sosial
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 15
dipengaruhi sangat kuat oleh tingkat pendidikan dan kedudukan seseorang
(occupation) termasuk pendapatan sebagai suatu ukuran keberhasilan
bekerja. Kelas sosial juga dipengaruhi keterampilan sosial aspirasi status,
partisipasi masyarakat, sejarah keluarga / sil-silah, tingkat budaya,
kebiasaan berekreasi, penampilan / penampakan fisik dan penerimaan
sosial oleh suatu kelas khusus. Jadi, kelas sosial terdiri dari banyak atribut
personal dan sosial dari pada hanya karakteristik tunggal seperti
pendapatan atau pendidikan.
2. Faktor-faktor sosial
1. Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Beberapa diantaranya kelompok primer, yang dengan
adanya interaksi yang cukup berkesinambungan seperti keluarga, teman,
tetangga, dan teman sejawat. Kelompok sekunder, yang cenderung lebih
resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan.
Kelompok yang seseorang ingin menjadi anggotanya disebut kelompok
aspirasi, sebuah kelompok diasosiatif (memisahkan diri) adalah sebuah
kelompok yang nilai atau perilakunya tidak disukai oleh individu. Para
pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok referensi dari konsumen
sasaran mereka. Orang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok
referensi mereka pada tiga cara, pertama, kelompok referensi
memperlihatkan pada sesorang perilaku dan gaya hiduo baru. Kedua,
mereka juga memengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang karena orang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 16
tersebut ingin “menyesuaikan diri”. Ketiga, mereka menciptakan tekanan
untuk menyesuaikan diri yang dapat memengaruhi pilihan produk dan
merek seseorang. Kelompok refensi bisa berapa saja banyaknya (dari satu
orang sampai ratusan orang bahkan lebih) dan mungkin bisa terwujud
(tangible) seperti orang sebenarnya (actual people) atau tak terwujud
(intangiable) atau simbolik (kesuksesan pengusaha/pebisnis atau pahlawan
olahraga). Kelompok refensi orang (and a single referent persons) mungkin
berasal dari kelas sosial, subbudaya dan bahkan budaya yang sama atau
lainnya.
2. Keluarga
Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang
pertama ialah: keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang. Dari
orangtualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik,
ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta.
Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga
merupkan organisasi pembeli yang konsumen yang paling penting dalam
suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.
3. Peran dan Status
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok hidupnya keluarga,
klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat
diidentifikasi dalam peran dan status.
3. Faktor Pribadi
a. Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.
Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam
siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami
perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. b. Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang
memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. c. Keadaan Ekonomi
Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan
polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah
dijadikan uang), kemampuan untuk dan sikap terhadap mengeluarkan lawan
menabung. d. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang diekspresikan oleh
kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup lebih menggambarkan
perilaku seseorang, yaitu bagaimana dia hidup, menggunakan uangnya, dan
memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Gaya hidup menggambarkan
“seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan, minat
dan opimi dari seseorang (activities, interests, and opinions). Gaya hidup
seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah. Gaya hidup juga
mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang (Sumarwan, 2010:45).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang
berbeda dan setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan
yang relatif konsisten. Kepribadian merupakan suatu variabel yang sangat
berguna dalam menganalisis perilaku konsumen. Bila jenis-jenis
kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara
jenis-jenis kepribadian tersebut dan berbagai pilihan produk atau merek.
Konsep diri adalah presepsi seseorang terhadap dirinya yang meliputi
kesehatan fisiknya, karakteristik lainnya seperti kekuatan, kejujuran dan
rasa humor dalam kaitannya dengan yang lain, dan bahkan diperluas
meliputi kepemilikian barang-barang tertentu dan hasil karyanya
(Sumarwan, 2010:62).
4. Faktor-faktor Psikologis
a. Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu
keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus, resah dan tidak nyaman.
Adapun kebutuhan lain bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan yang timbul
dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan
harga diri atau kebutuhan diterima. Kebutuhan manusia tersusun dalam
suatu hierarki dan kebutuhan yang paling mendesak hingga yang kurang
mendesak.
b. Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 19
suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi
yang berbeda karena adanya tiga proses prespsi, yaitu : perhatian yang
selektif, gangguan yang selektif, dan mengingat kembali yang selektif.
Berarti bahwa pemasar harus bekerja keras agar pesan yang disampaikan
dapat diterima.
c. Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman.
d. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhap
sesuatu.
2.2.3 Jenis Perilaku Pembelian Konsumen
Pembelian keputusan konsumen bervariasi dengan jenis keputusan pembelian. Menurut Kotler & Susanto (2000) ada empat jenis perilaku pembelian konsumen sebagai berikut :
1. Perilaku Pembelian Kompleks
Konsumen mempunyai perilaku pembelian kompleks ketika sangat terlibat
dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai
merek. Konsumen akan sangat terlibat bila suatu produk mahal, jarang dibeli,
beresiko, dan mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi. Biasanya konsumen
tidak memiliki banyak pengetahuan mengenai kategori produk dan harus
banyak belajar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 20
2. Perilaku Pembelian Mengurangi Ketidaksesuaian
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian tetapi tidak melihat
banyak perbedaan dalam merek. Keterlibatan yang tinggi ini sekali lagi
berdasarkan kenyataan bahwa pembelian tersebut bersifat mahal, jarang, dan
beresiko. Dalam kasus ini pembeli akan keliling untuk mempelajari apa yang
tersedia tetapi akan membeli dengan cukup cepat karena perbedaan merek
tidak nyata. Pembeli mungkin menanggapi hanya menurut harga yang baik atau
menurut kemudahan dalam membeli.
3. Perilaku Pembelian Menurut Kebiasaan
Banyak produk yang dibeli dengan keterlibatan konsumen yang rendah dan
tidak ada perbedaan merek yang signifikan. Terdapat bukti yang kuat bahwa
konsumen mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan barang
yang murah dan sering dibeli. Konsumen tidak secara ekstensif mencari
informasi mengenai merek, mengevaluasi karakteristiknya, dan membuat
keputusan penuh pertimbangan mengenai merek apa yang dibeli. Mereka
merupakan penerima informasi pasif ketika mereka melihat iklan televisi atau
iklan di media cetak. Pengulangan iklan menciptakan keakraban merek, bukan
keyakinan merek. Konsumen tidak membentuk pendirian yang kuat atas suatu
merek tetapi memilihnya karena merek itu terasa akrab. Setelah membeli,
mereka bahkan mungkin tidak mengevaluasi pilihannya karena mereka tidak
terlalu terlibat dengan produk tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 21
4. Perilaku Pembelian Mencari Variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang
rendah tapi perbedaan merek bersifat nyata. Disini konsumen dilihat banyak
melakukan perahlian merek.
2.2.4` Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong dalam Sangadji dan Sopiah (2013 :36), proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yang meliputi :
1. Pengenalan Masalah
Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen mengenali suatu masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan
keadaan yang di inginkan. Pada tahap ini pemasar harus meneliti
konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan
muncul, apa yang memunculkan mereka, dan bagaimana, dengan adanya
masalah tersebut, konsumen akan termotivasi untuk memilih produk
tertentu.
2. Pencarian informasi
Pencarian informasi (information search) merupakan tahap dimana
konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi. Dalam hal
ini, konsumen mungkin hanya akan meningkatkan perhatian atau aktif
mencari informasi.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari sumber manapun, misalnya :
a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 22
b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealer, kemasan,
pajangan
c. Sumber publik : media massa, organisasi penilai pelanggan
d. Sumber pengalaman : menangani, memeriksa, dan menggunakan
produk
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi berbagai alternatif (alternative evaluation) merupakan tahap
dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-
merek alternatif dalam susunan pilihan. Bagaimana konsumen
mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen dan situasi
pembelian tertentu.
4. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Perilaku pasca pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidak puasan yang mereka
rasakan.
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku masalah Informasi alternatif membeli pasca membeli
Sumber : Priansa (2017:89)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 23
2.2.5 Langkah-langkah Keputusan Konsumen
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:126) Keputusan membeli suatu produk akan diawali dengan langkah-langkah berikut :
1. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu
masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan
yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya.
2. Waktu
Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifnya kebutuhan fisiologis
seseorang. Waktu juga akan medorong pengenalan kebutuhan lain yang
diinginkan oleh seorang konsumen.
3. Perubahan Situasi
Perubahaan situsasi akan mengaktifkan kebutuhan. Konsumen yang masih
lajang mungkin akan menghabiskan sebagian besar pengeluarannya untuk
hiburan. Jika sudah menikah akan ada kebutuhan lainnya.
4. Kepemilikan Produk
Kepemilikan produk sering kali mengaktifkan kebutuhan lainnya. Seorang
konsumen yang membeli mobil baru akan menyadari perlunya produk
lain. Dia membutuhkan shampo mobil, lap kanebo, peralatan untuk
membersihkan bahkan orang lain yang bisa membantunya mencuci dan
membersihkan mobil.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 24
5. Konsumsi Produk
Habisnya persediaan makanan yang ada dirumah sering kali mendorong
konsumen untuk menyadari kebutuhannya dan segera membeli makanan
agar bisa tersedia untuk konsumsi berikutnya.
6. Perbedaan Individu
Konsumen membeli mobil baru karena mobil lamanya sering mogok itu
adalah situasi sesungguhnya (actual state), namun ada juga konsumen
yang berbeda membeli mobil bukan karena mobil lamanya rusak
melainkan ingin selalu trendi.
7. Pengaruh Pemasaran
Produk baru muncul hampir setiap hari dan di iklankan atau di
komunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya.
Program pemasaran tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk
menyadari kebutuhannya.
8. Pencarian Informasi
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa
kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi suatu
produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam
ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian
eksterna). Konsumen akan mencari informasi tentang berbagai jenis
barang yang dibutuhkan, banyaknya merek yang ada, harga, tempat
pembelian, dan cara pembayaran yang sesuai.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 25
9. Pencarian Internal
Langkah pertama yang dilakukan konsumen adalah mengingat kembali
semua informasi yang ada didalam ingatan (memori). Informasi yang
dicari meliputi berbagai produk dan merek yang dianggap bisa
memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhannya.
10. Pencarian Eksternal
Konsumen mungkin akan berhenti pada tahap pencarian internal jika apa
yang dicari telah terpenuhi. Namun jika tidak, konsumen akan berlanjut ke
tahap pecarian eksternal. Konsumen mungkin juga mengombinasikan
pencarian internal dan eksternal agar informasi mengenai produk dan
merek yang di perolehnya menjadi sempurna dan meyakinkan. Pencarian
eksternal adalah proses pencarian informasi mengenai beberapa produk
dan merek, pembelian atau konsumsi pada lingkungan konsumen.
Konsumen akan bertanya kepada teman, saudara, atau tenaga penjual.
Konsumen akan membaca kemasan, surat kabar, majalah konsumen,
melihat, dan mendengar berbagai iklan produk.
2.2.6 Struktur Keputusan Membeli
Menurut Sudaryono (2016) setiap keputusan membeli mempunyai struktur yang mencakup beberapa komponen.
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau
menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus
memusatkan perhatian kepada orang-orang yang berminat membeli radio
serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 26
2. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli radio tertentu.
Keputusan tersebut juga menyangkut ukuran, mutu suara, corak dan
sebagainya.
3. Keputusan tentang merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibeli. Setiap merek memiliki kekhususan sendiri. Dalam hal ini
perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih merek.
4. Keputusan tentang penjualan
Konsumen harus mengambil keputusan dimana radio itu akan dibeli,
apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau
toko lain. Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk
yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin
lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan
banyak produk sesuai keingian yang berbeda-beda dari para pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan
pembelian. Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian.
Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan
kegiatan pemasarannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 27
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara
pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau mengansur.
Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan
jumlah pembeliannya.
2.3 Supporter Sepakbola
Menurut Manaji (2018) pertandingan sepakbola tidak lengkap apabila tanpa melibatkan kelompok supporter. Supporter selalu hadir tiap klub sepakbolanya bertanding. Mereka tidak segan-segan untuk melakukan tindakan agar tim favorit meraih kemenangan. Supporter adalah yang menyaksikan pertandingan olahraga yang aktif secara fisik, politik, dan sosial. Supporter membuat pertandingan lebih dinamis bahkan tak jarang keberadaan supporter lebih menarik dibandingkan pertandingan itu sendiri. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008) mendefenisikan supporter adalah orang yang memberikan dukungan atau sokongan dalam pertandingan sepakbola.
Supporter adalah kelompok yang memiliki tanggung jawab terhadap eksistensi dan prestasi klubnya (Hornby,1992). Supporter ingin saling memadupadankan diri, baik secara periaku maupun penampilan. Hal ini dikarenakan perasaan memiliki kepada klub favoritnya tersebut sangat tinggi.
Tidak jarang supporter rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli atribut- atribut, ataupun ikut menonton pertandingan kesebelasan favoritnya. Para supporter melakukan hal tersebut untuk membedakan dirinya dengan penonton lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 28
Jones dalam Wahyudi (2006) mengklarifikasikan supporter sepakbola dalam enam golongan, yaitu:
1. The Daytripper
Sekolompok supporter yang tinggal jauh dari markas klub yang dibelanya.
Meskipun begitu mereka tetap setia dan selalu hadir dalam suatu
pertandingan.
2. The Armchair Fan
Golongan ini sebagian besar adalah supporter sepakbola luar negeri,
meskipun golongan ini tidak dapat langsung hadir di stadion namun
mereka menjadikan nonton bareng (nobar) sebagai tempat memfasilitasi
rasa fanatisme mereka
3 The Bandwagon
Golongan ini adalah sekelompok orang yang menonton sepakbola hanya
pada event-event tertentu seperti piala dunia atau piala eropa. Golongan
ini biasa disebut sebagai penonton musiman
4 The Tradditional Fan
Golongan ini adalah golongan yang tidak ingin diganggu apabila sedang
menonton klub kesayangannya bertanding.
5 The Corporate
Golongan ini merupakan golongan kelas atas yang biasanya menyaksikan
pertandingan sepak bola dikursi VIP atau VVIP. Golongan the corporate
menjadikan penonton sepak bola di stadion sebagai sarana berekreasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29
6 The Trainsuporter
Golongan ini adalah supporter fanatik yang secara reguler memberikan
dukungan secara langsung baik saat idola menjadi tuan rumah atau ketika
bertanding ke stadion lawan. Mereka yang termasuk golongan ini adalah
supporter yang mendedikasikan hidup bagi klub kesayangannya.
6.2 Penelitan Tedahulu
1. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Yulius Yuwono Sudharsono pada tahun
2008 yang berjudul Pengaruh Fanatisme Fan Sepakbola Terhadap Perilaku
Membeli Aksesoris Sepak Bola. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh fanatisme para fans atau supporter sepak bola terhadap
perilaku membeli aksesoris sepakbola dengan mengambil responden supporter
sepakbola PSS Slemania Wilayah depok berjumlah 100 orang untuk
memperoleh data yang digunakan dalam penelitian penulis menggunakan
kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode statistik Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa tingkat fanatisme fans sepakbola memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap perilaku pembelian aksesoris sepakbola.
2. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Yosep Dwi Yoga tahun 2012 yang
berjudul Analisis Hubungan Antara Fanatisme Supporter Persiba Bantul
Panserbumi dan Keputusan Pembelian Aksesoris Klub. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara fanatisme supporter Persiba Bantul
Panserbumi dan keputusan pembelian aksesoris klub. Dalam penelitian ini
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Pengujian ini menggunakan analisis validitas dan teknik reliabilitas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 30
cronchbach alpha. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah
korelasi sederhana dengan bantuan SPSS. Hasil data menunjukan bahwa
fanatisme berhubungan positif signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Johan Manaji tahun 2018 yang berjudul
Pengaruh Fanatisme Suporter Sepakbola Panserbumi Pada Keputusan
Pembelian Merchandise Klub Persiba Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara fanatisme supporter Persiba Bantul Panserbumi
dan keputusan pembelian aksesoris klub. Subjek penelitian ini adalah 100
anggota Panserbumi metode yang dilakukan adalah analisis Regresi Linier
Sederhana. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat fanatisme fans
sepakbola memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perilaku
pembelian aksesoris sepakbola.
4. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Novie Lucky. A tahun 2013 yang
berjudul Fenomena Perilaku Fanatisme Supporter Sepakbola Studi Kasus
Komunitas Supporter Persebaya Bonek Mania di Surabaya. Penelitian ini
betujuan untuk mendeskripsikan gambaran perilaku fanatisme Bonek Mania
mendukung Persebaya dan menguraikan faktor penyebab timbulnya perilaku
fanatisme. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan desain studi kasus di
wilayah Surabaya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perilaku fanatisme
Bonek yaitu mendukung Persebaya kapanpun dan dimanapun bertanding,
loyalitas tanpa batas, Bonek : lambang keberanian sebagai reprensentatif
perilaku, bagi mu Persebaya & bagi mu Indonesia dan demokrasi ala supporter
Bonek.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 31
5. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Aditya Hangga Supangkat tahun 2017
yang berjudul Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Tas di Intako. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh citra merek, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian
tas di intako. Dimana variabel independen yang terdiri dari citra merek, kualitas
produk, dan harga mempengaruhi keputusan pembelian sebagai variabel
dependennya. Penelitian ini dilakukan di koperasi Intako di Tanggulangin.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang di
isi oleh responden yaitu konsumen dari koperasi Intako yang telah membeli
produk Intako minimal dua kali. Pengambilan sampel sebanyak 100 orang
reponden penelitian ini menggunakan metode accidental sampling. Hasil
pengujian secara parsial menunjukan citra merek, kualitas produk, dan harga
terhadap keputusan pembelian tas di Intako adalah signifikan.
6. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Muhammad Muslich tahun 2017 yang
berjudul Hubungan Antara Fanatisme dengan Perilaku Konsumtif pada
Supporter Lazio di Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan
antara fanatisme dengan perilaku konsumtif pada supporter Lazio di Surabaya.
Koefisien korelasi yang diperoleh 0,313 pada taraf signifikan p=0,000(p>0,05).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis diterima. Ini berarti ada
hubungan yang signifikan antara fanatisme dan perilaku konsumtif pada
supporter Lazio di Surabaya.
6.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah bagan atau alur kerja dalam memecahkan permasalah penelitian. Kerangka berfikir dapat dianalogikan sebagai isi dari apa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 32
yang dipikirkan penulis tentang hal yang diteliti. Kerangka berpikir berfungsi untuk memahami alur pemikiran secara cepat, mudah dan jelas. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Berdasarkan landasan teori dan tinjauan pustaka yang ada SMeCK
Hooligan salah satu Supporter PSMS Medan memiliki perilaku membeli atribut
supporter tim PSMS dipengaruhi oleh faktor Fanatisme untuk membuktikan rasa
cinta dan dukungan seorang supporter terhadap klub PSMS Medan, maka
pemikiran teoritis dan penelitian ini disajikan dalam gambaran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Fanatisme Perilaku Supporter Membeli Sepakbola
Sumber : Penelitian 2019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Adapun bentuk penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subyek penelitian pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi ataupun sebagainya (Widharta, 2005:154). Menurut Moleong (2013:6)
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deproposal dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Sekertariat Pusat SMeCK Hooligan tepatnya dijalan SM. Raja Gg. Angkir No 12 Medan – 20217. Penentuan lokasi penelitian berguna untuk mendapatkan data-data yang digunakan untuk penelitian yang akurat, lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitiannya terutama dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang terjadi dari objek yang di teliti
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 34
3.3 Subyek dan Obyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah SMeCK Hooligan yang merupakan supporter dari klub sepakbola PSMS Medan. Adapun obyek dari penelitian ini adalah faktor fanatistme terhadap perilaku membeli atribut supporter sepakbola
PSMS Medan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk menunjang kelengkapan pembahasan dalam penulisan proposal ini, penulis memperoleh sumber data yang bersumber dari :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitan
langsung yang dilakukan peneliti di lokasi penelitan. Metode-metode yang
dapat dilakukan dalam upaya memperoleh data primer antara lain :
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh
dua pihak, yaitu wawancara yang mengajukan pertanyaan dan narasumber
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2012: 156).
b. Observasi
Menurut Nasution dalam Sugiyono (2012:203) menyatakan bahwa,
observasi merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan
hanya dapat bekerja dari data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang
diperoleh melalui observasi.
c. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 35
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.(Sugiyono, 2012:423).
Saat melakukan triangulasi, peneliti mengumpulkan data yang sekaligus
menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai
teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari mencari sumber data yang
berfungsi sebagai pendukung data primer yang berasal dari literatur, bacaan,
jurnal serta publikasi data baik lembaga terkait maupun swasta lainya.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara :
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah metode dalam memperoleh data yang dilakukan
dengan melihat sumber-sumber refrensi dari buku, jurnal ilmiah, karya
ilmiah dan sejenisnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data berupa surat, catatan harian, arsip
foto, hasil rapat, cinderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data jenis ini
mempunyai sifat utama tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga bisa
dipakai untuk menggali informasi yang terjadi dimasa silam.
3.5 Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Monelong,
2012:97). Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui atau berkaitan dengan permasalahan yang akan di teliti. Dalam penelitian ini terdapat beberapa informan diantaranya :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 36
3.5.1 Informan Kunci
Informan kunci yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan yang di teliti. Adapun yang dimaksud dengan informan kunci dalam penelitian ini adalah Ketua Umum SMeCK Hooligan yang berjumlah 1 orang.
3.5.2 Informan Utama
Informasi utama yaitu orang yang di anggap mengetahui permasalahan yang di teliti yaitu 2 anggota SMeCK Hooligan. Adapun dua anggota tersebut sudah dapat mewakili seluruh anggota SMeCK HOOLIGAN karena adanya satu komando dan aturan pada SMeCK HOOLIGAN.
3.6 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012:428) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data berlangsung secara bersama-sama dengan proses pengumpulan data dengan alur tahapan sebagai berikut :
1. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting bagi
peneliti.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 37
2. Penyajian data
Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phiechard,
pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami
3. Penyimpulan dan Verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan reduksi
dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan sajikan secara sistematis
akan disimpulkan sementara. Karena kesimpulan pada tahap awal biasanya
kurang jelas, maka perlu di verifikasi pada tahap-tahap selanjutnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum SMeCK HOOLIGAN
4.1.1 SMeCK HOOLIGAN
SMeCK adalah singkatan dari Supporter Medan Cinta Kinantan yang berdiri pada 30 September 2003 yang didirikan oleh 8 orang pemuda asal kota
Medan yang mencintai PSMS Medan, yaitu: Tondi Syahputra Lubis, Agam
Hermawan, Husni Mustaqin Hasibuan, Maharuddin Simbolon, Wak Laboe,
Lawren Simorangkir dan Fachrozy.
Pada awalnya kelompok supporter ini bernama SMeCK FC kemudian menjadi SMeCK Mania dan seiring berjalannya waktu berubah kembali menjadi
SMeCK HOOLIGAN. Hooligan merupakan sebuah kultur sepakbola dari negara
Inggris dan SMeCK menganut kultur Hooligan.
SMeCK HOOLIGAN memiliki slogan “Salam Sada Roha” yang artinya salam Satu roh atau jiwa yang artinya seluruh anggota SMeCK HOOLIGAN harus sejiwa dalam mendukung PSMS Medan dan bukan hanya dalam mendukung
PSMS Medan tetapi diluar stadion pun tetap sejiwa untuk saling tolong menolong sesama
Sekertariat Pusat SMeCK HOOLIGAN tepatnya dijalan SM. Raja Gg.
Angkir No 12 Medan – 20217. SMeCK HOOLIGAN memiliki 15.000 anggota dari 132 basis atau cabang di Indonesia dan ada 2 basis luar negeri yaitu Malaysia dan Jepang. Rata-rata anggota SMeCK HOOLIGAN adalah masyarakat Sumatera
Utara dan terdiri dari berbagai suku,budaya dan agama.
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 39
SMeCK HOOLIGAN tak hanya berkegiatan mendukung PSMS Medan tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang berguna untuk masyarakat sekitar seperti gotong royong ke basis-basis, melakukan kegiataan keagamaan seperti Posko Ramadhan,Isra Mi’raj, Qurban serta Peringatan Hari Natal dan juga rutin dalam kegiatan acara ulang tahun SMeCK HOOLIGAN turut juga memberi santunan dan sembako kepada anak-anak yatim piatu. SMeCK HOOLIGAN juga baru menciptkan rekor baru sebagai satu-satunya supporter sepakbola di Indonesia yang melakukan test urine kepada pengurus seluruh pusat dan pengurus basis
SMeCK HOOLIGAN, dengan kegiaatan ini tentu menunjukan bahwa SMeCK
HOOLIGAN adalah suatu wadah kepada para pemuda-pemudi kota Medan bahwa mereka ada pada suatu organisasi yang anti narkoba.
SMeCK HOOLIGAN mempunyai filosofi “Dimana kau berada, disitu kami ada karena SMeCK HOOLIGAN” yang artinnya dimanapun PSMS Medan bertanding para anggota SMeCK HOOLIGAN ada walaupun itu hanya sebatas latihan, pertandingan persahabatan serta pertandingan-pertandingan seperti ke
Makasar hingga Papua walaupun tidak banyak tetapi tetap ada perwakilan untuk mendampingi dan mendukung PSMS Medan bertanding dan itu semua adalah dana pribadi dan patungan-patungan anggota.SMeCK HOOLIGAN memiliki tujuan yaitu menyatukan seluruh pemuda di Indonesia untuk bersatu dan bahu- membahu untuk mendukung PSMS Medan di bawah bendera SMeCK
HOOLIGAN berjuang bersama-sama untuk memperdulikan PSMS Medan walaupun dimanapun kasta PSMS Medan berlaga baik di LIGA 1 maupun LIGA
2 Indonesia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 40
4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Pengurus Pusat SMeCK HOOLIGAN 2017-2020
Ketua Umum : Lawren Simorangkir
Wakil Ketua I : Shandi Wirandana
Wakil Ketua II : Erdian Rizky
Wakil Ketua III : Muhammad Kevin
Sekertaris : Ali Bani Gultom
Wakil Sekertaris : Sihardo Panggabean
Bendahara : Fikri Syali Sembiring
Wakil Bendahara : Ryan Syahputra
Hubungan Masyarakat : 1. Diky Limbong
2. Panji Nasution
3. Nur Imam
Keagamaan : 1. Auro Garry
2. Alamsyah Pasaribu
Peralatan : 1. M. Syafi’i
2. Yudiansyah
3. Agustian
Infomasi dan Komunikasi : 1. Daniel Simamora
2. Lucky
PPA dan Dana Usaha : 1. Ganda Syahputra
2. Muhammad Fajar Tan
Keamanan : 1. Rimbun Pakpahan
2. Anan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 41
3. Imam Al Arif
4. Ade Reza Tarigan
5. Saut Simanjuntak
6. Dodi Marbun
Litbang : Irham Nasution
Panglima Aksi : 1. Rikman Simbolon
2. Haichal Chaniago
4.1.3. Logo SMeCK HOOLIGAN
Gambar 4.1 Logo SMeCK HOOLIGAN
4.1.4. WN MERCHANDISE
WN Merchandise adalah salah satu brand resmi dari atribut SMeCK
HOOLIGAN, yang di buat oleh Prayudi pada tahun 2016. Terinspirasi dari awal sebagai seorang kolektor atribut PSMS Medan terutama di bidang syal hingga pada akhirnya ada ide dari basis klambir v selanjutnya dilanjutkan pembuatan kaos-kaos basis SMeCK HOOLIGAN dan di akhir tahun 2016 mulai membuat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 42
kaos PSMS Medan 1950 sebanyak 12 pcs dengan modal 300 ribu dan hanya memasarkan melalui media sosial facebook. Selanjutnya WN Merchandise hampir di percaya untuk memproduksi kaos seluruh basis atau cabang SMeCK
HOOLIGAN.
Di tahun 2017 WN Merchandise meluncurkan desain desain baru atribut
PSMS Medan walau hanya 3 lusin dan modalnya penjualan terus di putar.
Puncaknya pada tahun 2018 WN Merchandise membuat segala jenis atribut supporter SMeCK HOOLIGAN seperti topi,jaket, kaos, dan syal paling sedikit sebulan bisa membuat 4 sampai 5 desain dengan modal kotor sekitaran 15 juta dan bisa meraup keuntungan sampai dengan 30 juta rupiah. WN Merchandise memiliki akun instagram @wn_merchandise dan sudah memakai handtag, label luar dalam, kantongan plastik serta gratis stiker. WN Merchandise juga membuka peluang kepada para anggota SMeCK HOOLIGAN yang memiliki ide dan karya untuk membuat atribut PSMS Medan semakin menarik dan keuntungan dari penjual akan dibagi dengan pihak WN Merchandise. Sebagai salah satu brand dari
SMeCK HOOLIGAN WN Merchandise akan terus berupaya dan berinovasi untuk menghasilkan desain-desain baru hingga tidak terjadi kebosanan desain yang terjadi pada para anggota.Beberapa produk WN Merchandise ;
Gambar 4.2 Jaket Track Top Gambar 4.3 Syal PSMS Medan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 43
Gambar 4.4 Kaos SMeCK HOOLIGAN
4.2 Karakteristik Informan Penelitian
Karakteristik Informan I
Nama : Lawren Simorangkir
Alamat : Jalan Pelangi Gg. Angkir No 12 Medan.
Jabatan : Ketua Umum SMeCK HOOLIGAN
Pekerjaan : Wiraswasta
Lawren merupakan informan kunci pada penelitian ini. Lawren adalah
pendiri dan ketua umum SMeCK HOOLIGAN. Lawren sangat dituruti
perintahnya dan juga yang membuat peraturan di SMeCK HOOLIGAN.
Karakteristik Informan II
Nama : Fajar Hutagalung
Alamat : Jalan Turi No 23 Medan
Jabatan : Anggota
Pekerjaan : Pegawai BUMD
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 44
Fajar merupakan informan utama pada penelitian ini. Fajar adalah anggota
SMeCK HOOLIGAN yang selalu berpenampilan trendy dengan atribut
PSMS dan SMeCK HOOLIGAN yang terbaru.
Karakteristik Informan III
Nama : Prayudi
Alamaat : Jalan Gelatik No 8
Jabatan : Anggota dan Penjual Atribut
Pekerjaan : Wiraswasta
Prayudi merupakan informan utama pada penelitian ini. Prayudi
merupakan anggota dan juga salah seorang penyedia dan penjual atribut
PSMS dan SMeCK HOOLIGAN kepada anggota SMeCK HOOLIGAN
maupun non anggota. Prayudi juga sebagai owner dari WN Merchandise
penjual atribut supporter terbesar pada SMeCK HOOLIGAN.
4.3 Penyajian Data
Pada tahap ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari lapangan sewaktu melaksanakan penelitian. Berdasarkan metode penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara (interview) terstruktur sesuai dengan teori dan pengamatan langsung (observasi).
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara
(pernyataan), sehingga tetap terstruktur dan terkait pada permasalahan penelitian.
Berikut akan disajikan hasil penelitian (data) yang diperoleh penulis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 45
Fanatisme
Menurut ketua umum dan juga pendiri SMeCK HOOLIGAN yaitu Lawren
Simorangkir dan pengalaman menjadi supporter PSMS Medan selama puluhan tahun. Berdasarkan hasil wawancara Lawren Simorangkir mengatakan Fanatisme merupakan “suatu rasa, pikiran dan hati yang saya taruh kepada sesuatu yang cintai dan akan dukung selama hidup semua itu berasal dari dalam diri sendiri.”
Menjadi supporter PSMS itu dimulai sejak dia kecil, Lawren Simorangkir menyampaikan bahwa “Pada awalnya waktu saya masih kecil diajak oleh orangtua saya ke stadion Teladan. Waktu itu PSMS melawan team China pada
Tournament Marahalim Cup, sehingga kecintaannya terbawa hingga kini.
Sehingga bagi kami para supporter ada istilah from father to son yaitu seorang ayah yang mencintai sepakbola mengajak anaknya sejak dini untuk menonton bahkan untuk pergi keluar daerah untuk menonton PSMS bertanding.” Selain itu
Lawren Simorangkir sebagai salah seorang supporter yang fanatik berdasarkan hasil wawancara menyampaikan bahwa “Jelas saya adalah supporter fanatik, karena sedikit banyaknya setiap PSMS bertanding kita selalu hadir di stadion dimana pun berada untuk mendampingi PSMS berlaga mau di Surabaya atau Bali tak perlu apapun hasilnya yang penting dapat mengawal PSMS Medan tentu ya dengan biaya pribadi sendiri ataupun kita patung-patungan sesama anggota.” Dan
Lawren Simorangkir juga tak ada yang mempengaruhinya sebagai seorang supporter fanatik dengan mengatakan “Tidak ada yang mempengaruhi, itu merupakan panggilan dari diri sendiri karena kecintaan terhadap PSMS”.
Berdasarkan wawancara menurut Lawren Simorangkir fanatik itu bisa ada di karenakan oleh “Atas dasar kecintaan terhadap suatu klub dan kekeluargaan yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 46
kuat sehingga membuat keterikatan batin antara anggota sehingga menjadi seorang supporter yang fanatik.” Berdasarkan hasil wawancara fanatisme SMeCK
HOOLIGAN tak hanya disalurkan melalui menonton pertandingan, Lawren
Simorangkir mengatakan “SMeCK Hooligan tak hanya fanatik sebagai supporter yang bernyanyi, menabuh gendang, menari dan membuat koreografi untuk mendukung PSMS. Tetapi juga seperti mantan kapten PSMS Medan yaitu Wijay yang terkena musibah rumah nya terbakar anggota SMeCK Hooligan juga turut menyisihkan uangnya untuk membantu sang pemain.”
Menurut salah satu anggota SMeCK HOOLIGAN yaitu Fajar Hutagalung berdasarkan hasil wawancara fanatisme merupakan “Fanatik bukan sekedar nonton pertandingan atau datang ke stadion tetapi dia juga harus tau seluk beluk klub serta mengetahui taktik ,sejarah,pemain, pelatih dan manajemen yang dimiliki klub, semua harus dipahami itu lah makna dari fanatisme.” Berdasarkan wawancara Fajar Hutagalung menyukai PSMS Medan “Karena saya adalah orang
Medan dan satu hal lagi adalah karena memang dari hati.” Fajar Hutagalung sebagai salah seorang supporter yang fanatik berdasarkan hasil wawancara menyampaikan bahwa “Pasti fanatik, karena saya selalu berusaha untuk hadir di pertandingan PSMS untuk menonton langsung. Tak peduli apapun divisi dan kasta nya, bahkan di liga kampung-kampung pun saya siap untuk mendukung PSMS
Medan karena rasa cinta saya kepada tim asal kota Medan ini” Dan Fajar
Hutagalung juga tak ada yang mempengaruhinya sebagai seorang supporter fanatik dengan mengatakan “Tidak ada, fanatisme saya murni muncul dari hati.”
Berdasarkan wawancara menurut Fajar Hutagalung fanatisme itu ada karena
“Suatu keyakinan terhadap apa yang dilakukannya itu menjadi kebanggan bagi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 47
diri sendiri dan juga dianggap keren dalam suatu kelompok.” Berdasarkan hasil wawancara fanatisme SMeCK HOOLIGAN tak hanya disalurkan melalui menonton pertandingan,Fajar Hutagalung mengatakan “Banyak sekali kalau itu contohnya yang paling besar itu adalah ketika manajemen PSMS urung memberikan bonus kepada para pemain SMeCK Hooligan juga berinisiatif untuk memberikan bonus dengan cara ketika pertandingan harga tiket di naikkan dengan dua ribu rupiah dan hasilnya langsung diberikan kepada sang kapten yaitu
Legimin Raharjo.”
Menurut Prayudi sebagai anggota SMeCK HOOLIGAN dan juga sebagai owner dari WN Merchandise penjual atribut supporter PSMS Medan fanatisme merupakan “Sebuah motor yang menjadi penggerak dalam membangun semangat para supporter untuk mendukung tim kebanggannya.” Prayudi menyukai PSMS
Medan disebabkan oleh “PSMS bagi saya adalah bentuk mencintai kota Medan dan merupakan panggilan jiwa.” Prayudi sebagai salah seorang supporter yang fanatik berdasarkan hasil wawancara menyampaikan bahwa “Saya adalah supporter fanatik dalam konteks positif. Saya menjiwai dengan cara menjual atribut.” Dan Prayudi juga tak ada yang mempengaruhinya sebagai seorang supporter dengan mengatakan “Tidak ada, seperti yang saya katakan tadi ini adalah panggilan jiwa seperti ada yang mengajak saya menjadi seorang supporter yang fanatik. Mau dibayar ratusan juta pun saya untuk mendukung tim lain saya takkan mau karena rasa cinta saya sudah panggilan jiwa.” Berdasarkan wawancara menurut Prayudi fanatisme itu ada karena “sebuah pride diantara para anggota dan ditengah tengah masyarakat yang membuktikan dia memiliki sebuah pilian dalam kehidupan.” Berdasarkan hasil wawancara fanatisme SMeCK HOOLIGAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 48
tak hanya disalurkan melalui menonton pertandingan, Prayudi mengatakan “Yang baru-baru ini saat PSMS ulang tahun PSMS Medan yang ke 69 SMeCK Hooligan turut melakukan tournament antar basis dan para anggota SMeCK HOOLIGAN patungan mengumpulkan uang sebanyak Rp.6.900 untuk memberi santunan serta sembako kepada anak yatim, kue ulang tahun PSMS, mengundang Ustadz dan merayakan ulang tahun dengan para pemain PSMS Medan.”
Perilaku Membeli
Perilaku membeli SMeCK HOOLIGAN berdasarkan hasil wawancara menurut Lawren Simorangkir mengatakan bahwa “Tentu sangat mengebu-gebu.
Seorang supporter wajib memiliki atribut. Kalau dia tidak memiliki atribut dari mana kita tau dia seorang supporter. Bahkan untuk membeli atribut ada rela memborong semua desain atribut dan selalu menunggu desain barunya.” Untuk
Penampilan indentik para anggota SMeCK HOOLIGAN Lawren menyampaikan bahwa “sangat banyak, melihat apresiasi mereka yang sangat besar dan menunjukkan bentuk penghargaan terhadap pemain. Pemain sudah bekerja keras didalam lapangan, supporter harus bekerja keras di luar lapangan sebagai supporter yang identik.” Peraturan-peraturan yang ada di SMeCK HOOLIGAN
Lawren Simorangkir yang juga berstatus sebagai ketua umum mengatakan bahawa “Kalau peraturan kami lebih menekankan untuk selalu setia menjaga nama baik dan mendukung PSMS dimanapun mereka berada dan bagaimana pun kastanya. Kalau dari aspek atribut kita sangat mengajurkan untuk memakai yang bernuansa warna hijau, putih dan hitam. Hal itu juga mendukung kawan kita yang membuka usaha sebagai supplier atribut. Bukan hanya pada saat menonton pertandingan tetapi setiap kegiatan acara SMeCK HOOLIGAN dan juga rapat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 49
Dan untuk contoh bagaimana tampill fanatik tentu saya bisa menjadi sosok yang dicontoh yang baik sebagai Ketua umum kepada anggota-anggota SMeCK
HOOLIGAN.” Variasi-variasi tren fasion atribut PSMS berdasarkan hasil wawancara Lawren Simorangkir mengatakan “Untuk beberapa jenis atribut kita memang ada mengacu dari tren tertentu, namun secara keseluruhan kita bersifat fleksibel. Artinya lebih terbuka terhadap tren yang ada.” Untuk harga atribut supporter PSMS yang dijual berdasarkan hasil wawancara menurut Lawren
Simorangkir mengatakan “Untuk harga bermacam-macam, namun untuk anggota yang membawa KTA (Kartu Tanda Anggota) akan diberikan diskon sebesar 20-
30 %. Dan mereka biasa tak peduli berapa harga yang dijual karena para teman- teman juga sudah tau harga yang tinggi dibarengin dengan kualitas yang tinggi, ada atribut murah tapi kan kain nya seperti kain partai kita pun sebagai supporter malu memakai yang seperti itu, kalau untuk PSMS Medan yang terbaik lah kita berikan.” Menurut Lawren Simorangkir para anggota SMeCK HOOLIGAN memilki lebih dari satu atribut dengan mengatakan “Sebagai besar pasti iya, seperti yang saya kata kan sebelumnya mereka memborong setiap atribut-atribut disetiap desain barunya.”
Perilaku membeli SMeCK HOOLIGAN berdasarkan hasil wawancara menurut Fajar Hutagalung mengatakan bahwa “Sangat baik, seluruh anggota
SMeCK HOOLIGAN pasti memiliki lebih dari satu atribut, itu bisa kita lihat distadion para anggota SMeCK HOOLIGAN pasti memakai atribut lebih dari satu. Yang pertama itu wajib baju pasti akan di padukan dengan syal atau topi atau atribut-atribut lainya.” Untuk Penampilan indentik para anggota SMeCK
HOOLIGAN Fajar Hutagalung menyampaikan “Pasti ada, karena di tiap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 50
pertandingan kita akan menemui para supporter yang rela memakai atribut lengkap bahkan hingga mewarnai rambut dan kulit dengan nuansa PSMS.”
Peraturan-peraturan yang ada di SMeCK HOOLIGAN Fajar Hutagalung mengatakan bahawa“Aturan itu pasti ada namun tidak tertulis, semua dilakukan atas dasar kecintaan dan kebanggaan dalam menyatakan diri sebagai seorang anggota SMeCK HOOLIGAN.” Variasi-variasi tren fasion atribut PSMS berdasarkan hasil wawancara Fajar Hutagalung mengatakan “ada, sepertinya menganut kepada casual lokal agar banyak diterima masyarakat luas. Tak hanya itu jika kita berangkat ke suatu daerah misalnya ke kota Tembilahan, Langsa,
Banda Aceh ataupun kota-kota lain mereka melihat kita para anggota SMeCK
HOOLIGAN itu unik dan keren, karena berpenampilan lain karena di daerah mereka belum ada yang seperti kita. Bahkan ada masyarkat yang ingin membeli atribut saya ketika saya menonton diluar kota Medan. Untuk di daerah Sumatera mungkin kita bisa menjadi salah satu contoh bagi supporter-supporter lokal dan jika supporter tamu datang ke medan itu akan menjadi pembanding kita dengan mereka tentu kita tidak mau kalah dengan supporter tim tamu.”Untuk harga atribut supporter PSMS yang dijual berdasarkan hasil wawancara menurut Fajar
Hutagalung mengatakan “Sangat terjangkau karena ini adalah brand local yang di produksi dalam negeri, sehingga lebih terjangkau.” Menurut Fajar Hutagalung para anggota SMeCK HOOLIGAN memilki lebih dari satu atribut dengan mengatakan “Pasti, dari penampilan indetik sudah dipastikan mereka mempunyai lebih dari satu.”
Perilaku membeli SMeCK HOOLIGAN berdasarkan hasil wawancara menurut Prayudi mengatakan bahwa “Sangat antusias untuk membeli, saya juga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 51
sebagai salah seorang supporter yang juga sebagai kolektor atribut dan juga penjual membuat saya merasa bangga jika memiliki banyak atribut PSMS dan juga SMeCK HOOLIGAN. Sebagai penjual saya sangat terasa imbas positifnya yaitu keuntungan besar dari antusiasnya anggota SMeCK HOOLIGAN membeli atribut supporter PSMS ini.” Untuk Penampilan indentik para anggota SMeCK
HOOLIGAN Prayudi menyampaikan “Saya termasuk adalah orang yang tampil identik terhadap PSMS. Seluruh anggota keluarga saya istri dan anak saya wajib mempunyai atribut SMeCK HOOLIGAN dan juga PSMS Medan. Walaupun anak saya masi berumur 3 tahun. Karena diwaktu saya kecil saya diajarkan oleh orang tua saya dan ketika sekarang saya sudah menjadi seorang ayah saya mengajarkan anak saya untuk mendukung dan berpenampilak sefanatik mungkin.” Peraturan- peraturan yang ada di SMeCK HOOLIGAN Prayudi mengatakan bahawa
“Ada,peraturan wajib memakai atribut jika menonton pertandingan distadion jika tidak memakai atribut pasti akan disisihkan dari tribun selatan tempat SMeCK
HOOLIGAN melakukan aksi mendukung PSMS selanjutnya ketika rapat SMeCK
Hooligan wajib jika tidak, tidak diperbolehkan masuk keruang rapat, baru ketika mendapat undangan dari organisasi lain atau supporter tetangga wajib memakai atribut SMeCK. Bahkan jika kita sedang di sekertariat pusat kita memakai atribut minimal baju yang menandakan disini tempatnya para supporter begitu.” Variasi- variasi tren fasion atribut PSMS berdasarkan hasil wawancara Prayudi mengatakan “Atribut PSMS secara keseluruhan mengikuti tren fashion hooligan yaitu gaya casual dari negara inggris namun kita tetap beracu pada budaya lokal dengan menambahkan ornamen daerah seperti ulos. Bahkan sewaktu piala presiden 2019 di kota Solo para anggota SMeCK HOOLIGAN membawa ulos
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 52
masing-masing dipadukan dengan atribut PSMS Medan yang menjadi suatu hal baru dalam dunia supporter dan untuk atribut khusus ketika bertandang ke tim luar kita ada baju dan syall khusus bertemakan away day’s yang sangat diminati ketika akan keluar kota” Untuk harga atribut supporter PSMS yang dijual berdasarkan hasil wawancara menurut Prayudi yang juga sebagai penjual atribut mengatakan
“Menurut saya untuk kualitas yang saya produksi, harga yang saya jual sangat terjangkau.” Menurut Prayudi dari sisi penjual atribut para anggota SMeCK
HOOLIGAN memilki lebih dari satu atribut dengan mengatakan “Sudah jelas, malah saya kewalahan untuk menyangupi keinginan akan desain baru atribut- atribut supporter. Itu ada karena adanya motivasi ingin menjadi supporter yang fanatik. Bahkan seseorang dapat mempunyai semua jenis atribut seperti kaos, syal, topi, bendera, jam tangan dan jaket untuk memenuhi jiwa supporternya”
Fanatisme terhadap Perilaku Membeli
Menurut Lawren Simorangkir perasaan ketika memakai atribut PSMS mengatakan bahwa “Tentunya kita bangga, karena akan terlihat kebanggaan karena tidak hanya pemain yang bisa memakai atribut PSMS tetapi supporter juga dapat memakainya. Hal ini juga dapat menjelaskan kepada masyarakat yang belum mengenal PSMS dan SMeCK HOOLIGAN bahwa ini adalah bentuk kekeluargaan yang terjalin melalui PSMS. Saya juga merasa harga diri saya sebagai masyarakat kota Medan semakin tinggi apalagi ketika saya menonton diluar Medan rasa nya ketika memakai atribut itu sangat bangga dan banyak yang mengajak saya untuk berfoto.” Masalah atribut palsu Lawren Simorangkir menyampaikan “Atribut palsu tentu sangat banyak beredar dipasaran, mengingat brand dari SMeCK HOOLIGAN sendiri sudah cukup besar, namun kalau untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 53
anggota sangat di anjurkan menggunakan atribut resmi karena dalam upaya meningkatkan kesejahteraan organisasi. Yang pasti kalau belinya di sekertariat pusat SMeCK HOOLIGAN 100% produk kita itu asli, karena saya selalu mengawasinya.” Hal-hal yang mendasari Lawren Simorangkir menyukai atribut supporter PSMS adalah “Kembali ke konteks kebanggaan untuk mempertunjukan kecintaan kita pada PSMS.” Upaya-upaya yang dilakukan untuk mendapatkan atribut PSMS Medan Lawren Simorangkir mengatakan “Biasanya kita akan menabung dulu apabila sedang tidak memiliki uang yang cukup. Namun dengan adanya koneksi maka barang yang diinginkan bisa di pesan terlebih dahulu.”
Menurut Fajar Hutagalung perasaan ketika memakai atribut PSMS mengatakan bahwa “Pastinya bangga, kalau setiap PSMS bermain dan kita memakai atributnya maka akan menegaskan bahwa kita berjiwa PSMS dan warga medan sejati.” Masalah atribut palsu Fajar Hutagulung menyampaikan “Ada , bagi saya itu adalah hal wajar. Tetapi harus perhatikan dan anggota juga harus tahu mana produk yang layak dibeli.” Hal-hal yang mendasari Fajar Hutagalung menyukai atribut supporter PSMS adalah “Alasan saya tetap pada kebanggaan dimana atribut supporter PSMS sangat menegaskan kita adalah anak Medan.”
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mendapatkan atribut PSMS Medan Fajar
Hutagalung mengatakan “Kalau itu semua tergantung orangnya dan perekonomiannya. Kalau saya pribadi kebetulan bekerja sehingga tidak perlu menabung asal tidak boros.”
Menurut Prayudi perasaan ketika memakai atribut PSMS mengatakan bahwa “Bangga sekali, atribut ini bagaikan harga diri kita sebagai seorng supporter.” Masalah atribut palsu Prayudi “Menurut saya hal itu tidak dapat di
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 54
hindari, tetapi atribut yang diproduksi oleh saya adalah atribut resmi dari SMeCK
HOOLIGAN. Biarkan kualitas yang menentukan selera suporter.” Hal-hal yang mendasari Prayudi menyukai atribut supporter PSMS adalah “Karena ada kebanggaaan dan rasa keren saya memakai atribut supporter PSMS. Ya intinya itu adalah bangga dan rasa fanatik saya kepada PSMS itu yang mendasari saya menyukai atribut PSMS.” Upaya-upaya yang dilakukan untuk mendapatkan atribut PSMS Medan Prayudi mengatakan “Dulu saya hobi untuk meng koleksi atribut PSMS seperti syal dan hobi saya ini saya menabung terlebih dahulu.
Sekarang melalui hobi ini saya malah dapat memproduksi atribut bagi para supporter PSMS.”
Manfaat Fanatisme terhadap Perilaku Membeli Atribut
Menurut Lawren Simorangkir yang menjabat sebagai ketua umum dan pendiri SMeCK HOOLIGAN mengatakan bahwa manfaat fanatisme terhadap perilaku membeli adalah Tentunya adalah menambah teman, pengalaman, pola pikir semakin berkembang. Intinya adalah tumbuhnya wawasan yang semakin luas antar pecinta sepakbola dan terkhusus pada PSMS sendiri kita dapat mengetahui bagaimana kita menentukan atribut-atribut yang akan kita beli dan pakai seiring berkembangnya zaman.
Menurut Fajar Hutagalung mengatakan bahwa manfaat fanatisme terhadap perilaku membeli adalah “Manfaatnya pasti banyak sepeti pada penjualan atribut akan memperoleh hasil yang besar. Bagi anggota akan membuka peluang untuk semakin meningkatkan dan menunjukkanloyalitas kepada klub.”
Menurut Prayudi yang sebagai owner WN Merchandise penjual resmi atribut SMeCK HOOLIGAN manfaat fanatisme terhadap perilaku membeli
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 55
adalah “Fanatisme merupakan faktor utama dan terpenting sehingga menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya yang menurut saya tidak ternilai harganya sehingga memicu para anggota SMeCK HOOLIGAN untuk membeli dan memakai atribut.”
Pemerintah
Peran pemerintah bagi penjualan atribut supporter Lawren Simorangkin menyampaikan bahwa “Itulah dia, kita sama-sama mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah. Namun hingga saat ini pemerintah belum mengambil peran pasti terhadap peluang ini.” Sedangkan Fajar Hutagalung menyampaikan bahwa “saya kurang tahu karena saya anggota biasa. Sepertinya tidak ada karena usaha atribut supporter PSMS ini merupakan kolektifitas antar anggota SMeCK
HOOLIGAN.” Dan yang terakhir Prayudi menyampaikan bahwa “Saya berharap kedepannya akan ada perhatian dari pemerintah kota Medan. Kondisi ini apabila ditanganin serius akan berpengaruh terhadap pendapatan daerah dari sektor ekonomi kreatif dan seperti dinas UMKM juga bisa memberikan seminar kepada para supporter untuk bisa mengolah lahan bisnis dibidang penjualan atribut ini.”
Harapan terhadap penjualan atribut supporter
Harapan terhadap penjualan atribut Lawren Simorangkir menyampaikan
“Saya berharap masyarakat kota Medan dan seluruh Sumatera Utara untuk melihat bahwasannya atribut PSMS ini merupakan aset rumah kita sendiri. Harapannya masyarakat mau mendukung penjualan atribut ini dengan turut membeli dan mempromosikan atribut PSMS kepada masyarakat luas dan satu lagi saya berharap kepada manajemen PSMS untuk getol untuk mengurus PSMS,karena jika PSMS berprestasi maka akan berbanding lurus dengan kemajuan SMeCK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 56
HOOLIGAN terutama juga dari sektor penjualan atribut juga semakin naik karena jika PSMS berprestasi orang yang gak pernah dukung PSMS pun akan mengaku mendukung dan menjadi supporter PSMS tapi itu tak apa karena begitu lah menjadi seorang supporter dan kita di SMeCK Hooligan ini.” Sedangkan Fajar
Hutagalung menyampaikan “Saya berharap kepada seluruh anggota SMeCK
HOOLIGAN agar lebih kreatif dan inovatif terhadap kreasi penjualan atribut supporter. Hal ini merupakan sebuah peluang yang sangat baik.” Dan yang terakhir Prayudi menyampaikan bahwa “Yang jelas saya berharap SMeCK
HOOLIGAN ini makin maju kedepannya. Apabila SMeCK HOOLIGAN maju
PSMS tentu akan maju dan usaha penjualan atribut pasti juga akan maju. Jika sekarang saya dapat meraup keuntungan 30 juta pertahun mungkin akan meningkat”
4.4 Pembahasan
4.4.1. Pembahasan tentang Fanatisme
Berdasarkan hasil wawancara, seluruh informan menyebutkan bahwa fanatisme merupakan sebuah panggilan dari diri sendiri dan tidak ada paksaan dari pihak manapun murni dari dalam jiwa dan mencintai PSMS sebab perasaan tersebut sudah mendarah daging. Fanatisme merupakan sebuah motor yang menjadi penggerak dalam membangun semangat para supporter untuk mendukung PSMS Medan dan fanatisme bukan hanya tentang menonton sepak bola tetapi segala seluk beluk tentang PSMS harus tau, baik sejarah, pemain, pelatih dan juga manajemen klub juga harus diketahui. Fanatisme juga salah satu faktor yang mendasari supporter untuk melakukan sesuatu dalam mengambil tindakan. Fanatisme bisa membuat seorang supporter rela mengeluarkan biaya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 57
untuk pergi keluar kota misalnya ke Surabaya atau Bali dengan biaya yang tentu tidak sedikit hanya untuk menonton suatu pertandingan PSMS. Tak peduli hasil pertandingan itu menang, kalah ataupun seri yang penting bisa menonton PSMS
Medan untuk berlaga. Rasa cinta kepada PSMS itu sudah melekat kepada para supporter sejak dia kecil dan rasa cinta kepada suatu kota tempat dimana dia tinggal. Faktor keluarga juga menjadi salah satu terjadi nya fanatisme, ada sebuah slogan dari supporter yaitu “From Father To Son”, yang artinya seorang ayah yang mencintai sepakbola mengajak anaknya sejak dini untuk menonton bahkan untuk pergi keluar daerah untuk menonton PSMS bertanding. Tentu itu menjadi salah satu tumbuhnya rasa fanatisme sejak dini pada seorang supporter.
Hal ini sesuai dengan menurut Satria (2016) dalam Fandom (2018) suporter sepakbola tidak lepas dari soal fanatisme karena militansi dan kecintaan yang begitu masif, klub tidak hanya dipandang sebagai sebuah tim sepakbola, tetapi juga reprenstasi identitas serta simbol, misalnya bagi sebuah kota atau wilayah.
SMeCK Hooligan tak hanya fanatik sebagai supporter yang bernyanyi, menabuh gendang, menari dan membuat koreografi untuk mendukung PSMS.
Tetapi juga seperti mantan kapten PSMS Medan yaitu Wijay yang terkena musibah rumah nya terbakar anggota SMeCK Hooligan juga turut menyisihkan uangnya untuk membantu sang pemain. Tak hanya itu ketika manajemen PSMS urung memberikan bonus kepada para pemain SMeCK Hooligan juga berinisiatif untuk memberikan bonus dengan cara ketika pertandingan harga tiket di naikkan dengan dua ribu rupiah dan hasilnya langsung diberikan kepada sang kapten yaitu
Legimin Raharjo. Dan dalam rangka ulang tahun PSMS Medan yang ke 69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 58
SMeCK Hooligan turut melakukan tournament antar basis dan para anggota
SMeCK HOOLIGAN patungan mengumpulkan uang sebanyak Rp.6.900 untuk memberi santunan serta sembako kepada anak yatim, kue ulang tahun PSMS, mengundang Ustadz dan merayakan ulang tahun dengan para pemain PSMS
Medan. Tentu inisiatif-inisiatif ini adalah bentuk fanatisme positif yang dilakukan oleh para anggota SMeCK HOOLIGAN.
Berdasarkan fanatisme-fanatisme yang dilakukan oleh SMeCK
HOOLIGAN, penulis menemukan bahwa hal ini sesuai dengan teori faktor-faktor fanatisme Lucky (2013) Fanatisme merupakan sebuah rasa kecintaan yang lebih hingga akan berdampak luar biasa terhadap sikap hidup seseorang. Segala sesuatu yang di yakini akan memberikan sebuah kecintaan dan semangat hidup yang lebih pada orang tersebut. Dengan rasa cinta itu manusia semakin lekat dengan sebuah kasih sayang dan semangat untuk selalu bertahan, sebaliknya dengan cinta pula manusia menjadi sadis, ambisius, anarkis dan mematikan.
Fanatisme yang ada pada SMeCK HOOLIGAN juga tak terlepas dari teori faktor- faktor fanatisme Menurut Ismail (2008) dalam Prakoso (2013:5) faktor-faktor yang menyebabkan fanatisme adalah
1. Antusiasme berlebihan
Maksudnya adalah seseorang yang mempunyai semangat yang berlebihan yang
tidak berdasar pada akal sehat tetapi berdasar pada emosi yang tidak terkendali.
Ketiadaan akal sehat itu mudah membuat orang yang fanatic melakukan hal-
hal yang tidak proporsional, sehingga melakukan hal-hal yang tidak waras yang
cenderung merugikan diri sendiri dan orang lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 59
2. Pendidikan
Seseorang yang berpendidikan dan berwawasan luas dapat menimbulkan
benih-benih sikap yang solider atau fanatisme yang positif, begitu juga
sebaliknya indoktrinasi yang kerdil dapat mengakibatkan benih-benih
fanatisme yang cenderung kearah fanatisme negatif. Maksudnya adalah ketika
seseorang memiliki pendidikan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap
pengetahuan yang ada, maka rasa solidaritas yang muncul dalam diri orang
tersebut karena dapat mengerti dan memahami serta dapat menempatkan suatu
hal pada tempatnya. Berbeda dengan orang yang diberi doktrin secara terus
menerus karena tidak diimbangi dengan wawasan, pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki tetapi pembentukan diri yang dipaksakan
berdasarkan doktrin yang diberikan secara terus menerus akan menimbulkan
bibit fanatisme dalam dirinya.
4.4.2. Pembahasan tentang Perilaku Konsumen
Terkait perilaku membeli, hasil wawancara menjelaskan seluruh informan menjelaskan bawah dirinya akan membeli atribut supporter dengan antusias tinggi dan mengebu-gebu dikarenakan anggota SMeCK HOOLIGAN wajib memiliki atribut karena itu akan menjadi identitasnya sebagai seorang supporter.
Bahkan tidak tanggung-tanggung untuk membeli atribut PSMS anggota SMeCK
HOOLIGAN rela memborong semua jenis desain atribut supporter dan ada juga yang menjadi kolektor-kolektor atribut supporter. Menurut salah satu informan tingginya perilaku membeli atribut supporter tampak dari mereka datang ke stadion mereka tak hanya menggunakan satu atribut saja mereka akan memadukan seperti kaos dengan topi atau kaos dengan syal dan sebagainya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 60
Hal ini sesuai dengan teori perilaku konsumen Mangkunegara (2009)
Perilaku Konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Dan juga teori perilaku konsumen dari
Suparanto & Limakrisna (2011) Perilaku Konsumen adalah tindakan langsung mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Semua informan menyebutkan bahwa banyak suppporter berpenampilan indetik dan termasuk dirinya untuk menunjukan kecintaannya dan menunjukan bentuk penghargaan terhadap para pemain yang didalam lapangan. Disetiap pertandingan akan dapat dilihat para supporter menggunakan atribut supporter lengkap bahkan ada yang mewarnai rambut dan badannya bernuansa warna baju
PSMS. Salah satu informan mengatakan seluruh anggota keluarganya wajib memliki atribut PSMS hingga anaknya yang masih berusia 3 tahun juga sudah memliki atribut PSMS untuk dapat tampil identik, hal itu tidak terlepas dari ajaran turun temurun dari sang ayah informan kepada informan dan sang informan menurunkan kepada sang anak dan keluarganya agar dapat berpenampilan seidentik mungkin.
Seluruh Informan juga menjelaskan bahwa ada aturan dari SMeCK
HOOLIGAN untuk memakai atribut pada saat menonton di stadion, rapat SMeCK
HOOLIGAN, undangan-undangan organisasi lain atau supporter tetangga maupun pada saat kegiatan-kegiatan SMeCK HOOLIGAN. Peraturan wajib
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 61
mengunakan atribut bernuasa hijau, putih dan hitam dan wajib memakai atribut saat pertandingan PSMS jika, tidak dapat di sisihkan dari tribun selatan tempat
SMeCK HOOLIGAN beraksi. Begitu juga saat rapat diwajib kan memakai atribut jika tidak memakai atribut maka tidak dapat memasuki ruangan rapat. Tentu dengan adanya peraturan-peraturan ini adalah salah satu faktor mempengaruhi perilaku membeli atribut supporter.
Hal ini sesuai dengan teori faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen faktor-faktor sosial menurut Setiadi (2015:10), yaitu :
1. Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Beberapa diantaranya kelompok primer, yang dengan
adanya interaksi yang cukup berkesinambungan seperti keluarga, teman,
tetangga, dan teman sejawat. Kelompok sekunder, yang cenderung lebih
resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan.
Kelompok yang seseorang ingin menjadi anggotanya disebut kelompok
aspirasi, sebuah kelompok diasosiatif (memisahkan diri) adalah sebuah
kelompok yang nilai atau perilakunya tidak disukai oleh individu. Para
pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok referensi dari konsumen
sasaran mereka. Orang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok
referensi mereka pada tiga cara, pertama, kelompok referensi
memperlihatkan pada sesorang perilaku dan gaya hidup baru. Kedua,
mereka juga memengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang karena orang
tersebut ingin “menyesuaikan diri”. Ketiga, mereka menciptakan tekanan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 62
untuk menyesuaikan diri yang dapat memengaruhi pilihan produk dan
merek seseorang. Kelompok refensi bisa berapa saja banyaknya (dari satu
orang sampai ratusan orang bahkan lebih) dan mungkin bisa terwujud
(tangible) seperti orang sebenarnya (actual people) atau tak terwujud
(intangiable) atau simbolik (kesuksesan pengusaha/pebisnis atau pahlawan
olahraga). Kelompok refensi orang (and a single referent persons) mungkin
berasal dari kelas sosial, subbudaya dan bahkan budaya yang sama atau
lainnya.
2. Keluarga
Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang
pertama ialah: keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang. Dari
orangtualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik,
ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta.
Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga
merupkan organisasi pembeli yang konsumen yang paling penting dalam
suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.
3. Peran dan Status
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok hidupnya keluarga,
klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat
diidentifikasi dalam peran dan status.
Seluruh informan menjelaskan variasi desain-desain juga menentukan perilaku membeli para supporter. Sebagian besar atribut supporter PSMS menganut budaya casual lokal serta tren fashion hooligan yang berasal dari budaya Inggris namun tetap dikombinasikan dengan budaya-budaya lokal seperti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 63
ulos, serta bersifat fleksibel yang artinya lebih terbuka dengan tren-tren yang ada.
Juga ada model tertentu untuk menonton pertandingan diluar medan dengan tema
“away day’s” membuat para anggota untuk memilikinya jika ingin tour nonton pertandingan PSMS dikandang lawan. Budaya dari luar ini tentu juga mempengaruhi perilaku membeli atribut supporter dan datangnya supporter tamu dari luar kota Medan menjadi salah satu faktor perilaku membeli para supporter
SMeCK HOOLIGAN untuk membeli atribut karena adanya pembanding dirinya dengan supporter tamu. Tentu dengan adanya sifat fanatik membuat para anggota
SMeCK HOOLIGAN ini tidak kalah fanatik dengan supporter tamu.
Untuk harga para informan mengatakan anggota tak terlalu memperdulikan berapa harganya, karena atribut yang baik dan bagus tentu dengan harga yang relatif lebih mahal. Ada atribut-atribut yang murah tetapi kualitasnya tak baik dan para anggota SMeCK HOOLIGAN enggan untuk memakai atribut yang seperti itu, bagi mereka berpenampilan baik dan yang harus terbaik buat
PSMS Medan. Kisaran harga sangat terjangkau bahkan ada potongan harga untuk yang memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota) SMeCK HOOLIGAN sebesar 20%-
30% tentu itu membuat perilaku membeli para anggota semakin tinggi. Atribut- atribut supporter PSMS adalah brand lokal yang diproduksi didalam negeri sehingga sangat terjangkau.
Dengan harga yang terjangkau tentu para anggota SMeCK HOOLIGAN memiliki lebih dari satu atribut. Bahkan salah satu informan yang juga sebagai penjual atribut mengakaui kewalahan untuk menyangupi keinginan membeli akan variasi desain baru para anggota SMeCK HOOLIGAN. Perilaku membeli ini timbul karena ingin menjadi supporter yang identik. Bahkan seseorang dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 64
mempunyai semua jenis atribut baik itu t-shirt, syal, topi, bendera, jam tangan dan
jaket untuk memenuhi jiwa supporternya.
Hal ini sesuai dengan teori faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen faktor-faktor kebudayaan menurut Setiadi (2015:10 ), yaitu :
Budaya (culture) keseluruhan yang kompleks (complex whole) yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaan dan setiap kemampuan
dan kebiasaan yang di peroleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat
(Suparanto & Limakrisna,2011:21).
1. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan
perilaku seseorang. Bila mahluk-mahluk lainnya bertindak berdasarkan naluri,
maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang
tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, presepsi, prefensi, dan perilaku
melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluaraga dan lembaga-
lembaga sosial penting lainnya. Seorang anak dibesarkan di Amerika akan
terbuka pada nilai-nilai : prestasi dan keberhasilan, kegiatan efisiensi dan
kepraktisan, kemajuan, kenyamanan dari segi materi, individualisme,
kebebasan, kenyamanan diluar, kemanusiaan dan jiwa muda.
2. Subbudaya
Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya-subbudaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para
anggotanya. Subbudaya pada dasarnya sekelompok orang tertentu dalam
sebuah masyarakat yang sama-sama memiliki makna budaya yang sama untuk
respon afektif dan kognitif (reaksi emosional, kepercayaan, nilai, pencapaian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 65
tujuan), perilaku (kebiasaan/tradisi, sikap & ritual, norma perilaku) dan faktor
lingkungannya (kondisi tempat tinggal, lokasi geografis, obyek yang penting).
Subbudaya dapat dibedakan menjadi empat jenis : kelompok nasionalisme,
kelompok keagamaan, kelompok ras dan area geofrafis.
4.4.3 Pembahasan tentang Faktor Fanatisme Terhadap Perilaku Membeli
Atribut Supporter
SMeCK HOOLIGAN yang merupakan salah satu supporter terbesar di pulau Sumatera ini tentu memiliki anggota-anggota dengan fanatisme tinggi. Hal ini tentu membawa dampak yang besar dan baik bagi penjualan atribut supporter
PSMS. Hasil wawancara menjelaskan bahwa fanatisme sangat berpengaruh kepada perilaku membeli atribut supporter. Para informan menjelaskan ketika memakai atribut supporter PSMS maka dia akan merasa besar dan akan terlihat bangga dapat memakainya. Hal ini juga dapat menjelaskan kepada masyarakat yang belum mengenal PSMS dan SMeCK HOOLIGAN bahwa ini adalah bentuk kekeluargaan yang terjalin melalui PSMS.
Para informan mengatakan bahwa mereka rela menabung untuk membeli atribut-atribut . Bahkan ada yang memiliki hobi untuk mengkoleksi atribut-atribut
PSMS dan SMeCK HOOLIGAN. Fanatisme tentu sebagai bentuk kecintaan terhadap PSMS Medan ditunjukan dengan tampil identik dan wajib memiliki atribut PSMS. Menurut hasil penelitian para peneliti akan merasa berdosa jika tidak memiliki atribut PSMS Medan sebagai salah seorang anggota SMeCK
Hooligan dan mereka sangat bangga memakai atribut baik itu baju, syal, jam tangan, topi, dan jaket. Semakin lengkap mereka mempunyai atribut maka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 66
semakin dirinya akan merasa sebagai seorang supporter yang sejati dan loyal kepada PSMS Medan dan juga kepada SMeCK HOOLIGAN.
Para informan mengatakan manfaat fanatisme terhadap penjualan atribut adalah sebagai faktor utama dan faktor terpenting untuk membeli, memilih serta memakai atribut apa yang akan dipakai serta memadukannya saat menonton pertanding PSMS Medan. Bagi pelaku bisnis menjadi peluang memperoleh hasil keuntungan yang besar. Bagi anggota SMeCK HOOLIGAN yang akan memulai membuka peluang dan sebagai ruang untuk menunjukan bahwa dia adalah seorang supporter yang memiliki fanatisme yang tinggi dan semakin meningkatkan loyalitas kepada klub.
Salah satu informan yang juga merupakan penjual atribut dan juga seorang anggota SMeCK HOOLIGAN mengatakan bahwa dalam setahun dia dapat menjual ratusan atribut dan perkembangaan penjualannya berbanding lurus dengan ke aktifan supporter. Seperti yang dijelaskan oleh Prayudi sebagai owner
WN Merchandise salah satu atribut resmi SMeCK HOOLIGAN dia memiliki keuntungan sebesar 30 juta per tahunnya.
Selain itu fanatisme juga menjadi tren yang baru bagi dunia supporter, dengan adanya gaya casual yang diadopsi dari dari supporter sepakbola di Inggris.
Tentu dengan adanya tren maka akan menjadi patokan untuk para supporter mencontoh gaya dan tren tersebut dan akan melakukan pembelian terhadap tren- tren tersebut. Tentu dengan berkembangnya zaman dan teknologi akan membuat desain-desain baru yang lebih kreatif ,inovatif dan tidak melupakan unsur-unsur daerah kedaerahan Sumatera Utara seperti ulos yang dipadukan dengan atribut
PSMS Medan yang diadopsi dari luar yang akan membuat perilaku membeli
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 67
supporter lebih tinggi untuk menunjukan fanatisme dan kecintaan mereka terhadap PSMS Medan.
Gaya hidup tentu mempengaruhi supporter fanatik berpenampilan trendy, casual, dan harus identik dengan klub PSMS Medan mempengaruhi perilaku membeli bahkan ketika supporter menonton pertandingan PSMS Medan pasti lebih dari satu atribut yang di pakainya seperti dia sudah memakai T-shirt, kemudian dia juga memakai jaket, tak lupa di leher juga ada syal dan dikepala juga ada topi. Hingga dalam satu pertandingan dia sudah memakai T-shirt, jaket, syal dan Topi. Tentu SMeCK HOOLIGAN yang memiliki fanatisme tinggi perilaku membeli untuk gaya hidup sangat berpengaruh positif.
Fanatisme juga ditunjukan dari kaos kaos dengan adanya banyak kata kata seperti keras tetapi tidak anarkis, PSMS sampai Mati, Kinantan Jiwa raga kami, dan banyak lagi yang lainnya. Dengan kata-kata yang dirangkai dengan sedemikian unik dan membakar semangat para supporter dan pemain tentu itu juga menjadi salah satu faktor untuk para supporter untuk membeli atribut dengan kata-kata yang ada dibelakang atau di depan kaos yang menunjukan bahwa dia adalah seorang supporter yang fanatik. Desain-desain yang baru yang menambah rasa fanatik merka membuat para anggota ingin membeli dan menambah koleksi- koleksi atribut PSMS tak hanya dari desain baju tetapi juga desain syal,topi, jaket dan sebagainya. Tentu dengan desain yang kreatif dan juga kualitas atribut yang baik dengan harga yang terjangkau membuat para anggota SMeCK HOOLIGAN berebut untuk membelinya.
Dengan memakai atribut supporter PSMS Medan menurut para Informan para anggota membawa jati dirinya sebagai masyarakat kota Medan serta
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 68
supporter PSMS apalagi sedang pergi ke luar kota untuk mendukung PSMS masyarakat luar menyambut baik dan mengajak para anggota SMeCK
HOOLIGAN untuk berfoto bersama karena dia sebagai salah seorang supporter yang fanatik dengan atribut-atribut PSMS yang lengkap. Suatu hal yang unik dan jarang ditemui, dilihat oleh jika para anggota SMeCK HOOLIGAN pergi keluar kota seperti ke Tembilahan, Langsa, Banda Aceh dan ke daerah yang belum memiliki supporter atribut yang lengkap maka mereka antusias untuk bertanya soal atribut serta bahkan ada yang mau membelinya.
Kedepannya apabila fanatisme ini diberikan arahan atau masukan yang membangun oleh pemerintah, manajemen PSMS, serta bersinergi antara supporter dan kaum intelektual (mahasiswa) akan memberikan peningkatan kreatifitas dan inovasi terhadap penjualan atribut demi mewujudkan ekonomi kreatif dari para supporter sepakbola. Bahkan seperti dinas UMKM harus memberikan seminar kewirausahaan kepada para penggiat bisnis atribut di SMeCK HOOLIGAN.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan analisis data, dalam bab ini menulis menarik kesimpulan mengenai penelitian “ANALISIS FAKTOR FANATISME
SUPPORTER SEPAK BOLA TERHADAP PERILAKU MEMBELI ATRIBUT
SUPPORTER SEPAKBOLA”.dengan studi pada supporter PSMS Medan
SMeCK HOOLIGAN adalah sebagai berikut:
Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis, diketahui bahwa fanatisme sangat berhubungan terhadap perilaku membeli atribut supporter sepakbola dengan bukti semua anggota SMeCK HOOLIGAN pasti mempunyai lebih dari satu atribut. Para supporter memiliki rasa fanatisme yang tinggi ditunjukan dengan membeli atribut PSMS untuk mendukung PSMS Medan dan fanatisme yang ada pada para SMeCK HOOLIGAN adalah fanatisme yang positif karena juga para anggota SMeCK HOOLIGAN ikut turut membantu PSMS dan juga para pemain dan mantan pemain yang sedang dalam kesusahan dalam segi moril dan dana. yang dilakukan penulis terhadap beberapa informan, dapat disimpulkan bahwa semua anggota SMeCK HOOLIGAN memiliki rasa fanatisme dan cinta terhadap
PSMS dari dalam diri sendiri mengeluarkan dana pribadi yang cukup besar untuk membeli atribut dan semua anggota SMeCK HOOLIGAN wajib memiliki atribut
PSMS Medan agar menunjukan bahwa dia adalah seorang supporter yang fanatik.
Pengambilan data serta bertemu langsung dengan ketua umum SMeCK
HOOLIGAN yang juga sebagai pendiri SMeCK HOOLIGAN pada tahun
2003,dan juga bertemu langsung dengan Prayudi penjual atribut supporter dan
69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 70
juga seorang anggota SMeCK HOOLIGAN dapat diketahui bahwa Fanatisme
sangat berpengaruh positif terhadap perilaku membeli memberikan manfaat yang
sangat baik bagi usaha nya, bahkan dia dapat menjual ratusan atribut per tahunnya
dan dapat meraup keuntungan bersih .
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan merumuskan kesimpulan
dari hasil penelitian, penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan
penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan referensi dan bahan pertimbangan
di kemudian hari yang berguna bagi pemanfaatan peluang dari perilaku fanatisme
supporter terhadap perilaku membil khususnya bagi SMeCK HOOLIGAN.
Adapun saran dari penulis yaitu sebagai berikut:
1. Kepada Ketua Umum dan Pengurus Pusat SMeCK HOOLIGAN agar
mengirim anggotanya yang dibidang bisnis atribut untuk studi banding ke kota
Bandung, untuk memperdalam kreasi dan inovasi serta cara mebuat atribut di
produksi langsung oleh SMeCK HOOLIGAN. Atribut supporter ini dapat
menjadi peluang bisnis yang bagus,karena pecinta PSMS Medan sedang ramai
sehingga bagi masyrakat yang memilki keahlian di bidang ini dapat membuka
usaha di sektor yang sama.
2. Kepada Pemerintah Indonesia khususnya Pemerintah Daerah Sumatera Utara
dan kota Medan serta kelembagaan terkait yang menangani industri kreatif dan
juga lebih peduli terhadap PSMS Medan agar lebih memperhatikan penjualan
atribut PSMS Medan dan memberikan sosialisasi melalui seminar-seminar
kewirausahaan kepada anggota SMeCK HOOLIGAN dalam menjual dan
membeli atribut PSMS untuk menjadi sumber pemasukan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 71
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Fandom.2018. Sepakbola 2.0. Yogyakarta: Fandom
Hornby, N. 1992. Fever Pitch: A Fan’s Life. London: Gollanez
Junaedi, Fajar. 2017. Merayakan Sepakbola Fans. Identitas, dan Media. Edisi 1. Yogyakarta : Fandom Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Kotler, Philip dan A.B. Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran Indonesia:Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2009. Perilaku Membeli. Bandung : PT Refika Aditama Moleong. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Priansa, Doni J. 2017. Perilaku Konsumen Dalam Persaingan Bisnis Kotemporer. Bandung: Afabeta Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah .2013 Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai: Himpunan Jurnal Penelitian. Edisi 1. Yogyakarta: ANDI Setiadi, Nugroho J. 2013. Perilaku Konsumen Prespektif Kotemporer Pada Motif, Tujuan dan Keinginan Konsumen. Edisi Revisi. Jakarta : Kencana Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. Edisi 1. Yogyakarta : ANDI Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sumarwan, Ujang. 2015. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. cet.3. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia Suparto, J dan Limakrisna. 2011. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen; Implikasi pada Strategi Pemasaran. Edisi 1. Cetakan pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 72
Wirartha, Made. 2005. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Denpasar : ANDI
Jurnal dan Skripsi
Lucky, Novie. 2013. Fenomena Perilaku Fanatisme Suporter Sepak Bola (Studi Kasus Komunitas Suporter Persebaya Bonek Di Surabaya). Jurnal kajian Moral dan Kewarganegaraan No 1 Vol 1 Tahun 2013 jurnalmahasiswa.unesa.ac.id Manaji, Johan. 2018. Pengaruh Fanatisme Suporter Sepakbola Panserbumi pada Keputusan Pembelian Merchandise klub Persiba Bantul. Yogyakarta Prakoso, Septiyan Adhi.2013. Fanatisme Supporter Sepakbola Ditinjau dari Tingkat Pendidikan. Surakarta Sudharsono, Yulius Yuwono.2008. Pengaruh Fanatisme Fan Sepakbola Terhadap Perilaku Membeli Aksesoris Sepak Bola. Yogyakarta
Yoga, Yosep Dwi Yoga. 2012. Analisis Hubungan Antara Fanatisme Suporter Persiba Bantul Paserbumi dan Keputusan Pembelian Aksesoris Klub. Yogyakarta.
Wahyudi, A. 2006. Karakteristik Supporter PERSID (Penelitian pada Perilaku Supporter Sepakbola Persatuan Sepakbola Indonesia Djember). Jember
Sumber Web https://www.instagram.com/p/Bw6d3KgCsse/?utm_source=ig_embed (diakses pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 16.07) https://suarakinantan.blogspot.com/2018/10/edukasi-pada-pemuda-penggemar- sepakbola.htm (diakses pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 17.30)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA